PENGANTAR PSIKODIAGNOSTIK 1 Endro Puspo Wiroko, M.Psi, Psi. Anindya Dewi Paramita, M.Psi, Psi. Eka Septilla, M.Psi, Psi. September 2018
PENGANTAR PSIKODIAGNOSTIK 1 Endro Puspo Wiroko, M.Psi, Psi.
Anindya Dewi Paramita, M.Psi, Psi.
Eka Septilla, M.Psi, Psi.
September 2018
KONTRAK BELAJAR
Jam masuk kelas ?
Menjaga ketenangan kelas
Izin keluar kelas dengan tertib dan bergantian
RENCANA PEMBELAJARAN
PERTEMUAN POKOK BAHASAN
1 Pengantar Psikodiagnostik
2 Sejarah Perkembangan Tes Psikologi
3 Konsep Dasar Tes Psikologi
4 Administrasi dan Penyelenggaraan Tes Psikologi
5 Teknik Wawancara
6 Tes Individual dan Pengukuran Inteligensi
7 Tes untuk Populasi Khusus
RENCANA PEMBELAJARAN
PERTEMUAN POKOK BAHASAN
8 Tes Kelompok
9 Tes Kepribadian
10 Tes Kepribadian Terstruktur
11 Tes Minat
12 Pengukuran Neuropsikologis, Pelayanan Kesehatan & Aplikasi Lainnya
13 Komputer dan Ilmu Psikologi dalam Pengukuran
14 Isu Legal dan Etika Pengukuran
REFERENSI
Anastasi, Anne & Urbina, Susana. (2006). Tes Psikologi (edisi 7). Jakarta: Indeks
Kaplan, Robert M. & Saccuzzo, Dennis P. (2013). Pengukuran Psikologi: Prinsip, Penerapan dan Isu (edisi 7). Jakarta: Salemba Humanika
BOBOT NILAI
UTS = 30%
UAS = 30%
Tugas Kelompok = 20%
Tugas Individu = 10%
Kuis = 10%
APA ITU PSIKODIAGNOSTIK?
Human mind
Mental process
BEHAVIOR
Identify condition
SYMPTOM(s)
Through evaluation
PSYCHOLOGY
DIAGNOSTIC
science
Human mind
Mental process
BEHAVIOR
Identify condition
SYMPTOM(s)
Through evaluation
PSYCHOLOGY
DIAGNOSTIC
sciene
PSYCHO-
DIAGNOSTIC
PENGGUNAAN ISTILAH
Diagnostic
Eropa
Assessment
Amerika
PENGERTIAN
Psikodiagnostik adalah keseluruhan cara, metode, dan teknik untuk menentukan ciri atau
struktur psikis individu atau kelompok individu (Stern, dalam Marnat, 1999).
→ Tugas psikodiagnostik adalah mengembangkan pengetahuan tentang variasi atau
perbedaan2 psikis serta mengembangkan metode penelitian yang dapat dipercaya.
Psikodiagnostik adalah suatu teknik khusus dalam metode psikologi untuk
mengungkapkan sifat dan luasnya kerusakan psikis (Kisker, 1972)
→ Istilah psikodiagnostik dikaitkan dengan bidang kedokteran: menentukan jenis
gangguan
PENGERTIAN
Psikodiagnostik merupakan kegiatan deskripsi yang bertujuan untuk meletakkan dasar
bagi peramalan tingkah laku pasien dalam berbagai situasi (Levy, 1963)
Istilah psikodiagnostik pertama kali diperkenalkan oleh Hermann Rorschach (1921),
yang diterapkan dalam setting klinis
PILAR PSIKODIAGNOSTIK
Psychodiagnostic
Psychological Assessment
vs
Reccomendation
Perencanaan penanganan
Conclude
DIAGNOSA ; deskripsi
Analyze
Mengaitkan temuan dengan teori
Identify
Mengumpulkan data ttg gejala
PSIKODIAGNOSTIK DALAM PSIKOLOGI DIFERENSIAL
Psikologi diferensial mempelajari perbedaan antar individu dan proses yang dapat menjelaskan perbedaan tersebut
Dalam setiap penjelasan dari prinsip umum dan fungsi psikologis umum seseorang, pasti ada kekhususan dan perbedaan individual yang dapat melampaui penjelasan prinsip umumnya.
Membahas:
• Keturunan dan Lingkungan
• Perbedaan antar kelompok-kelompok
SEJARAH PSIKOLOGI DIFERENSIAL Charcot tipe pemikir dan tipe penutur
Sir Francis Galton (1865)
mengembangkan pengukuran ciri-ciri fisik seseorang untuk menemukan derajat kesamaan secara genetis laboratorium antrhopometric
Raymond Catell (1890)
“tes mental” : pengukuran fungsi intelektual melalui tes pembedaan inderawi dan waktu reaksi (untuk mahasiswa)
Henri Binet (1905)
Pengukuran inteligensi melalui komponen judgement, pemahaman, dan penalaran uji coba pada anak ID dan orang dewasa
Baerwald teori tentang bakat
William Stern (1900, 1911) : Bahwa manusia adalah sebuah kesatuan entitas yang unik
RESEARCH SCHEME “INDIVIDUAL” & “ATTRIBUTES”
Penelitian Variasi Menginvestigasi bagaimana atribut tunggal terdistribusi pada
sejumlah individual dalam suatu populasi
Studi Korelasi [perluasan dari penelitian variasi]
Menginvestigasi ko-variasi dalam mengukur dua atau lebih
atribut antar sejumlah individual dalam suatu populasi
Psikografi Mengukur satu individual dari sejumlah atribut
Penelitian Komparasi [perluasan dari psikografi]
Mengukur persamaan dan perbedaan antara dua atau lebih
individual dari sejumlah atribut
RESEARCH SCHEME “INDIVIDUAL” & “ATTRIBUTES”
Penelitian Variasi Menginvestigasi bagaimana atribut tunggal terdistribusi pada
sejumlah individual dalam suatu populasi
Studi Korelasi [perluasan dari penelitian variasi]
Menginvestigasi ko-variasi dalam mengukur dua atau lebih
atribut antar sejumlah individual dalam suatu populasi
Psikografi Mengukur satu individual dari sejumlah atribut
Penelitian Komparasi [perluasan dari psikografi]
Mengukur persamaan dan perbedaan antara dua atau lebih
individual dari sejumlah atribut
METHODS
Introspektif / Retrospektif
PENGAMATAN DIRI : mengingat kembali apa yang terjadi pada diri sendiri
Pengamatan Primer berlangsung sesaat setelah
terjadinya sesuatu pada seseorang
Pengamatan Sekunder mendeskripsikan
pengalamannya tentang sesuatu yang telah lama terjadi
PENILAIAN DIRI : menilai diri sendiri berkaitan
dengan pengalamannya
METHODS
Ekstrospektif/ Observasi
Mengenali dan mengetahui keadaan psikis orang lain
ANALOGI mengetahui keadaan psikis orang lain yang disimpulkan berdasarkan
analogi dengan keadaan diri sendiri [interindividual]
Analogi Intuitif : Bila terjadi langsung
Analogi Logis : Jika melalui proses penyimpulan
SIMTOMATOLOGI menyimpulkan suatu keadaan di dalam diri seseorang
berdasarkan gejala yang ditampilkan [intraindividual]
Simtom Penghayatan
Simtom Disposisi
METHODS
Eksperimen Pengumpulan Data/Angket
NEXT : SEJARAH PENGUKURAN PSIKOLOGI
PENGANTAR TES PSIKOLOGI
1. KONSEP DASAR
2
“ A test is a standardized procedure
for sampling behavior and describing it with categories or
scores
3
Defining feature of tests:
▷ Standardized procedure
▷ Behavior sample
▷ Scores or categories
▷ Norms or standards
▷ Prediction of nontest behavior
4
Tes Psikologi adalah seperangkat item yang dirancang unuk mengukur karakteristik manusia yang berhubungan dengan perilaku
5
overt
covert
Pengukuran Psikologi
merujuk pada segala bentuk penerapan konsep dasar tes untuk mengevaluasi perbedaan individu atau variasi di antara individu-individu
6
Uses of tests:
▷ Classification Assigning a person to one category than rather : placement,
screening, certification, selection
▷ Diagnosis and treatment planning Determining the nature and source of a person’s abnormal
behavior and classifying the behavior pattern within an accepted diagnostic system
▷ Self-knowledge
▷ Program evaluation
▷ Research
7
v
JENIS TES
Tes Individual
Tes yang hanya dapat diberikan pada satu orang pada satu waktu
Tes Kelompok
Tes yang dapat dilakukan pada lebih dari satu orang pada satu waktu oleh seorang penguji
Tes Kepribadian
Tes yang mengukur kecenderungan alamiah individu
Terstruktur Proyektif
Tes Prestasi (achievement)
Hasil pembelajaran
Tes Bakat (aptitude)
Tes yang mengukur potensi yang dimiliki oleh seseorang untuk mempelajari atau memperoleh suatu keterampilan tertentu
Tes Inteligensi
Tes yang mengukur potensi umum yang dimiliki seseorang untuk menyelesaikan permasalahan, menyesuaikan diri, berpikir abstrak, dan memanfaatkan pengalaman
8
Te
s k
em
am
pu
an
(ab
ility
)
2. PERSPEKTIF SEJARAH
9
Awal Mula
Dunia Barat
Penggunaan tes di
Barat banyak belajar
dari apa yang
dilakukan di Cina pada
saat itu.
Inggris : 1832
Seleksi pekerjaan
Amerika : 1883
Ujian untuk pekerjaan
pemerintahan
Dinasti Han
Program pengujian
seleksi wajib militer di
Cina battery test :
hukum publik, militer,
pertanian, tata
keuangan, geografi
Dinasti Ming
Pengembangan
program tes menjadi
bertahap dan berskala
nasional, dilengkapi
ruang tes khusus
Lokal provinsi
nasional pejabat
negara
10
Perbedaan Individu
James McKeen Catell
Pencetus ide ‘tes
mental’ menilai
kemampuan mental
manusia berdasarkan
respon sensori yang
dihasilkan
Charles Darwin
The Origins of Species
(1859)
Ada perbedaan
karakteristik individu
pada satu spesies yang
sama, yang
berpengaruh terhadap
kemampuan
beradaptasi
Sir Francis Galton
Hereditary Genius
(1869)
Melakukan uji
eksperimental untuk
melihat perbedaan
fungsi sensori dan
motorik
1884 mendirikan
laboratorium
psikometri di London
11
Psikologi Eksperimen dan Pengukuran Psikofisik
Hubert von Grashey
1885 – menguji orang-orang dengan brain injury Dilanjutkan dengan Conrad Rieger yang juga mengembangkan battery test untuk kerusakan otak
Physiognomy, phrenology & psychograph
Pada masa ini, mulai
muncul pemikiran
bahwa karakter
seseorang dapat dinilai
dari penampilan luar
dan dari strutur
tengkorak
12
Psikologi Eksperimen dan Pengukuran Psikofisik
G. T. Fechner
Kekuatan sensasi
berkembang sesuai
dengan logaritma dan
intensitas stimulus
J.E. Herbart
Mengembangkan model matematis dari pikiran sebagai dasar teori pendidikan
E. H. Weber
Menunjukkan adanya
psychological treshold
(batas psikologis) atau
stimulus minimum
yang diperlukan untuk
mengaktifkan sistem
sensoris
13
Psikologi Eksperimen dan Pengukuran Psikofisik
Wilhelm Wundt
Mendirikan laboratorium di University of Leipzig; dinobatkan sebagai pendiri ilmu psikologi
G. Whipple
Meneruskan
pemikiran Wundt
Menyelenggarakan
sebuah seminar yang
dihadiri banyak
psikolog ternama dan
menghasilkan dua
inventori pengukuran
14
Tes Psikologi Modern
▷ Seguin Form Board Test (1866/1907) untuk mengevaluasi orang dengan cacat mental
▷ Kraeplin (1912) mengembangkan berbagai tes untuk orang dengan kecacatan emosi
15
Evolusi Tes Inteligensi dan Tes Prestasi Terstandar
1911 - ada revisi pada
item; pada saat ini ide
tes inteligensi sudah
menyebar ke dunia
1916 - revisi dan
penambahan item-
item baru pada skala
SB dan menjadi versi
yang paling
berkembang pesat di
Amerika
Skala Binet-Simon
Dipublikasikan tahun 1905, terdiri atas 30 item yang memiliki tingkat kesulitan bertingkat Dirancang untuk mengidentifikasi orang dengan kecerdasan di bawah normal Menguji pada sampel terstandar, membuat norma pembanding
1908 – usia mental
seorang anak bisa
diukur;
Menambah jumlah
sampel terstadar
16
Army Beta & Army Alpha
Perang Dunia I butuh pengukuran untuk mengevaluasi rekrutmen dalam jumlah besar, tetapi tes Binet adalah tes individu
17
Evolusi Tes Inteligensi dan Tes Prestasi Terstandar
Army Beta & Army Alpha
Perang Dunia I butuh pengukuran untuk mengevaluasi rekrutmen dalam jumlah besar, tetapi tes Binet adalah tes individu
18
Stanford-Achievement Test
Tes dengan jawaban
pilihan berganda yang
terstandardisasi pada
sampel besar
Memungkinkan untuk
dilakukan dalam
konteks sekolah,
mudah diadministrasi,
tingkat subjektivitas
rendah
Evolusi Tes Inteligensi dan Tes Prestasi Terstandar
Nonverbal test
Howard Knox mengembangkan sebuah tes non verbal untuk memfasilitasi imigran dengan kemampuan bahasa inggris yang terbatas - Visual Comparison
Test - Cube Imitation Test - etc
19
Porteus Maze Test
Dikembangkan oleh
Stanley Porteus
Merupakan
serangkaian mazes
yang mana tester
harus menghindari
jalan buntu ketika
menelusuri jalan dari
awal hingga akhir
Evolusi Tes Inteligensi dan Tes Prestasi Terstandar
Army Beta & Army Alpha
Perang Dunia I butuh pengukuran untuk mengevaluasi rekrutmen dalam jumlah besar, tetapi tes Binet adalah tes individu
20
Skala Wechsler
1930an
- Revisi terhadap skala
Binet dengan
memperbanyak
sampel
- Dikembangkan
WBIS dengan hasil
bukan hanya skor
tunggal melainkan
beberapa skor;
termasuk skor
performa
Stanford-Achievement Test
Tes dengan jawaban
pilihan berganda yang
terstandardisasi pada
sampel besar
Memungkinkan untuk
dilakukan dalam
konteks sekolah,
mudah diadministrasi,
tingkat subjektivitas
rendah
Evolusi Tes Inteligensi dan Tes Prestasi Terstandar
Woodworth Personal Data Sheet
Dikembangkan selama PD I dan dipublikasikan setelah perang tes kelompok, paper & pencil, dan terstruktur Kritik : mengartikan respon benar salah secara eksplisit
21
Thematic Apperception Test
Tes proyeksi yang
lebih terstruktur
Dikembangkan oleh
Henry Murray &
Christina Morgan
(1930)
Rorschach Test
Merupakan tes
proyeksi pertama yang
dipublikasikan (1921)
1932 – mulai
dilanjutkan
penelitiannya oleh Sam
Beck
Tes Kepribadian (1920-1940) Mulai berkembang sesaat sebelum Perang Dunia II, tes yang mengukur karakteristik yang stabil atau trait yang menjadi dasar dari perilaku
Minnesota Multiphasic Personality Inventory
1943 – tes kepribadian terstruktur dalam bentuk inventori; menggunakan metode empiris untuk menentukan makna dari sebuah respon
22
Sixteen Personality Factor Questiinnaire
Akhir 1940-an,
diperkenalkan oleh R.
B. Catell ; berbasis
model analisis faktor
Tes Kepribadian (1920-1940) Mulai berkembang sesaat sebelum Perang Dunia II, tes yang mengukur karakteristik yang stabil atau trait yang menjadi dasar dari perilaku
Perkembangan Tes Psikologi
Pada tahun 1950an-1970an, pengukuran psikologi mengalami penurunan baik dalam penggunaan maupun pengembangannya karena peran psikolog klinis tidak bisa banyak
Selama tahun 1980an sampai sekarang, banyak muncul cabang terapan psikologi yang berkembang sehingga fungsi tes pun kembali hidup
23
Dasar Statistik
Pengukuran
Psikologi
Outline: 1. Norma dan Interpretasi
Skor
2. Reliabilitas
3. Validitas
4. Analisis Butir Item
2
NORMA DAN
INTERPRETASI
SKOR TES
1.
… the meaning of test scores
derives from the frames of
reference we use to interpret
them and from the context in
which the scores are obtained.
4
Norma menggambarkan
performa suatu kelompok
pada tes tertentu
5
RAW SCORE
Adalah angka (x) yang menunjukkan
jumlah atau gambaran beberapa
aspek dari performa seseorang yang
diukur atau diobservasi dalam
sebuah tes psikologi
Istilah Penting
6
Konsep Dasar
▪ Skor-skor pada tes psikologis paling umum
diinterpretasikan dengan acuan pada norma-norma yang
menggambarkan kinerja tes dari sampel terstandarisasi.
▪ Dalam rangka menilai lebih tepat posisi individu yang pasti
dengan mengacu pada sampel standarisasi, skor mentah
diubah menjadi ukuran relatif.
▪ Sasaran pokok metode statistik adalah untuk
mengorganisasi dan merangkum data kuantitatif dalam
rangka memudahkan pemahaman.
7
Konsep Dasar
▪ Contoh: suatu daftar skor tes yang berisi 1000 skor akan
membingungkan karena tidak banyak artinya. Namun daftar
tersebut dapat disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi
(pie chart, histogram, dll). Lalu dapat juga ditampilkan
bentuk kurva normal. Deskripsi statistik lainnya adalah
mean, modus, median, varians, dan standar deviasi.
8
NORMA
Menggunakan performa kelompok
orang tertentu sebagai
informasi/standar dalam
mengartikan skor
Berguna jika ingin membandingkan satu
orang dengan orang lain
KERANGKA ACUAN Interpretasi Skor Tes
KRITERIA PERFORMA
Menggunakan prosedur, indikator
perilaku, dan sejumlah kriteria
lainnya untuk mengartikan skor
Berguna untuk mengetahui tingkat
penguasaan seseorang
9
NORM-REFERENCED TEST INTERPRETATION
10
Developmental Norms
Ordinal Scale
Mental Age Scores
Grade Equivalent Score
Within-Group Norms
Normative Sample
NORMA PERKEMBANGAN
11
Salah satu cara untuk menempelkan arti pada skor-skor tes adalah dengan
mengindikasikan sejauh mana seorang individu telah maju sepanjang jalur perkembangan
yang normal.
▪ Skala Ordinal bisa berdasarkan teori atau tahapan perkembangan
Contoh : pemeriksaan kemampuan motorik bayi usia 6 bulan apakah sudah melewati
angkat kepala–berguling–duduk ? Atau apakah kemampuan kognitif anak
sesuai dengan teori Piaget?
▪ Usia Mental skor yang menunjukkan tingkatan level kemampuan seseorang yang
diterjemahkan ke dalam usia anak yang memiliki kemampuan setara
▪ Ekuivalen Kelas
Contoh : prestasi seorang anak di kelas bisa saja disebut ekuivalen kelas tujuh untuk
membaca, ekuivalen kelas delapan untuk berhitung, dst.
NO
RM
-RE
FE
RE
NC
ED
TE
ST
INT
ER
PR
ET
AT
ION
NORMA KELOMPOK
12
Merupakan cara mengevaluasi performa seseorang dengan cara membandingkannya
dengan performa dari satu atau lebih kelompok yang dijadikan referensi. Kelompok yang
dijadikan pembanding disebut dengan normative sample
▪ Subgroup Norms ketika sampel yang besar dikumpulkan untuk merepresen-
tasikan populasi yang besar, norma dapat dipecah-pecah ke dalam kelompok kecil
atau yang lebih spesifik
▪ Local Norms ketika peneliti ingin mengevaluasi skor berdasarkan kelompok yang
dibentuk dari setting institusional atau letak geografis tertentu
▪ Convinience Norms norma yang dibuat denga nmenggunakan kelompok orang
yang (kebetulan) tersedia pada saat tes dibuat
NO
RM
-RE
FE
RE
NC
ED
TE
ST
INT
ER
PR
ET
AT
ION
NORMA KELOMPOK
13
Ada beberapa cara mengekspresikan skor ketika menerapkan norma kelompok
NO
RM
-RE
FE
RE
NC
ED
TE
ST
INT
ER
PR
ET
AT
ION
Persentil Skor
Standar
IQ Simpangan
Transformasi Nonlinear
Relativitas Norma
14
Perbandingan Antar-Tes
Sampel Normatif
National Anchor Norms
Norma-norma spesifik
Kelompok rujukan tetap
Item Response Theory
Komputer dan Interpretasi Skor Tes
▪ Komputer memiliki dampak yang besar atas setiap fase
testing, mulai dari penyusunan tes sampai pada
administrasi, skoring, pelaporan, dan interpretasi.
▪ Keuntungan: kecepatan analisis.
▪ Kemungkinan bahaya: kesalahan interpretasi.
15
RELIABILITAS
2.
The term ‘reliability’ suggests
trustworthiness. Reliability
is based on the consistency
and precision of the results
of the measurement process
17
Definisi Reliabilitas
▪ Reliabilitas merujuk pada konsistensi skor yang dicapai oleh
orang yang sama ketika mereka diuji-ulang dengan tes
yang sama pada kesempatan yang berbeda, atau dengan
seperangkat butir-butir ekuivalen (equivalent items) yang
berbeda, atau di bawah kondisi pengujian yang berbeda.
18
Standard Error of
Measurement
▪ Setiap orang memiliki skor yang sebenarnya (true score)
yang akan diperoleh bila tidak ada kesalahan dalam
pengukuran (error)
▪ Menggunakan simpangan baku kesalahan sebagai
pengukuran dasar kesalahan (SEM) 19
Standard Error of
Measurement
20
Interpretation of Individual Scores
Interpretation of Score Differences
Interpretasi Skor-
skor Individu
▪ Kesalahan standar pengukuran dan koefisien reliabilitas merupakan cara-cara
alternatif untuk mengungkapkan reliabilitas tes
21
Interpretasi
Perbedaan Skor
▪ Berfungsi sebagai alat periksa terhadap penekanan berlebihan pada perbedaan-
perbedaan kecil antara skor-skor.
▪ Kehati-hatian diperlukan ketika membandingkan skor tes dari orang yang berbeda
dan ketika membandingkan skor individu yang sama dalam kemampuan yang
berbeda.
22
Jenis Reliabilitas
23
Test-Retest Reliability
Alternate-Form
Reliability
Split-half Reliability
Kuder-Richardson Reliability
dan Coefficient
Alpha
Scorer Reliability
Jenis Reliabilitas TEST RETEST
▪ Mengulang tes yang identik
pada kesempatan kedua
▪ Sumber kesalahan : time
sampling ketika hal yang
mau diukur adalah
karakteristik yang tidak
berubah sepanjang waktu
▪ Error varians dapat muncul
karena fluktuasi
kemampuan dari satu tes
ke tes lain; bisa
disebabkan karena kondisi
atau suasana tes yang
tidak terkontrol.
ALTERNATE FORM
▪ Orang yang sama
diberikan tes pada suatu
kesempatan lalu
diberikan tes lain (yang
ekuivalen dengan tes
pertama) pada
kesempatan kedua.
▪ Sumber kesalahan : item
sampling perbedaan
bentuk kedua tes
▪ Mengukur stabilitas dan
konsistensi respon
terhadap item yang
berbeda.
SPLIT HALF
▪ Dari satu tes, mungkin
didapatkan dua skor yang
didapat dari pembelahan
tes menjadi dua bagian
yang ekuivalen.
▪ Terkadang skor dari tes
pertama dan kedua bisa
jadi tidak sama karena
sejumlah faktor seperti
kelelahan, kebosanan, efek
latihan, dan faktor lain
yang bervariasi dari awal
hingga akhir tes.
24
KUDER RICHARDSON DAN
COEFFICIENT ALPHA
▪ Didasarkan atas konsistensi
respon terhadap semua item
dalam tes.
▪ KR20 untuk item dikotomi (skor
1-0); koefisien α untuk item
skala sikap
▪ Cara lain: analisis faktor
membagi item ke dalam
subkelompok, lihat masing-
masing konsistensi internal.
SCORER RELIABILITY
▪ Dapat dicapai dengan
menggunakan dua penguji untuk
menilai tes yang sama
25
Jenis Reliabilitas
26
Test-Retest Reliability
Equivalent-Forms
Reliability
Reliability as
Internal Consistency
Interrater Reliability
Questionnaire 1
Item 1
Item 2
Item 3
t
Questionnaire 1
Item 1
Item 2
Item 3
Questionnaire 2
Item 1
Item 2
Item 3
VALIDITAS
3.
Validity, as applied to a
test, is a judgment or
estimate of how well a test
measures what
it purports to measure in a
particular context
28
Validitas sebuah tes
menyangkut apa yang
diukur tes dan seberapa
baik tes itu bisa mengukur.
29
Alat ukur yang valid
… menunjukkan bahwa alat ukur tersebut dapat (valid)
digunakan untuk populasi tertentu dalam satu waktu tertentu.
Tidak ada tes/pengukuran yang dapat digunakan secara
universal
30
Dua kecenderungan umum dalam usaha validasi tes:
(1) Orientasi teoretis yang makin kuat
(2) Hubungan yang erat antara teori psikologis dan verifikasi
melalui testing hipotesis empiris dan eksperimental
31
Validitas ditentukan berdasarkan tiga
kategori berikut:
32
Content
Criterion
Construct
• Experd Judgement
• Predictive
• Concurrent
• Convergent
• Discriminant
Related
FACE VALIDITY
33
→ Face validity mengukur bagaimana kesan atau penangkapan peneliti terhadap
apakah yang terlihat dapat diukur orang tersebut adalah orang yang paling Ia tertarik
→ Lebih membahas apakah pengukurannya tampak baik/bagus dan sesuai dengan
orang yang mengisi dan sejauh mana relevansinya dengan apa yang diukur
Implikasi :
Masih dapat digunakan meskipun FV buruk
Kurang “menjual” di awal
CO
NT
EN
T V
AL
IDIT
Y
CONTENT VALIDITY
34
▪ Prosedur deskripsi-isi pada dasarnya melibatkan pengujian sistematik atas
isi tes untuk menentukan apakah tes itu mencakup sampel representatif
dari domain perilaku yang harus diukur.
▪ Prosedur validasi seperti ini umumnya digunakan dalam tes-tes yang
dirancang untuk mengukur seberapa baik individu telah menguasai
keterampilan atau bidang studi tertentu.
▪ Validitas isi dibangun dalam tes sejak awal melalui pilihan soal-soal yang
tepat.
▪ Untuk beberapa tes, dalam rangka memastikan tes memiliki konten yang
tepat dapat dilakukan observasi perilaku terlebih dahulu sebelumnya agar
bisa menghasilkan item yang sesuai
CO
NT
EN
T V
AL
IDIT
Y
CONTENT VALIDITY
35
→ Penilaian mengenai sejauh mana ketepatan antara perilaku yang
menggambarkan perilaku populasi yang mau diteliti dengan tesnya itu
sendiri
→ Sebuah tes yang valid adalah tes yang memiliki perbandingan seimbang
antara materi/bahan yang terwakitlkan dalam alat tes dengan keseluruhan
jumlah materi dalam pembahasan (imbagn)
→ Cara : konsultasi dengan ahli (expert judgement)
→ Kuantifikasi : Content Validity Ratio atau Content Validity Index
Intinya menghitung derajat kesetujuan antar penilai
CO
NT
EN
T V
AL
IDIT
Y
CRITERION-RELATED VALIDITY
36
▪ Prosedur validasi prediksi-kriteria menunjukkan efektivitas sebuah tes
untuk memprediksi kinerja seseorang dalam aktivitas-aktivitas tertentu.
Ukuran kriteria yang menjadi tolok ukur validasi skor-skor tes divalidasikan
bisa diperoleh pada saat yang hampir sama dengan pemberi skor tes atau
setelah suatu interval ditetapkan.
▪ Penggunaan validitas ini misalnya ketika sebuah perusahaan ingin
mengevaluasi sebuah tes untuk menyeleksi para pelamar kerja di
perusahaannya atau ketika sebuah perguruan tinggi ingin menentukan
bagaimana sebuah tes bakat akademik dapat memprediksi kinerja mata
kuliah mahasiswa-mahasiswanya
CR
ITE
RIO
N-R
EL
AT
ED
VA
LID
ITY
PREDICTIVE VALIDITY
Derajat kemampuan skor tes memprediksi
kriteria yang diukur
Contoh aplikasi : tes potensi akademik,
sejauh mana dapat memprediksi
keberhasilan belajar di tingkat
pendidikan selanjutnya
CONCURRENT VALIDITY
Derajat kesesuaian skor tes dengan kriteria
yang diukur pada saat itu juga
Contoh aplikasi : psikodiagnostik
(merancang tes dalam rangka
memberikan diagnosis)
37
CR
ITE
RIO
IN-R
EL
AT
ED
VA
LID
ITY
CRITERION-RELATED VALIDITY
CONSTRUCT VALIDITY
38
▪ Validasi konstruk sebuah tes adalah lingkup sejauh mana tes bisa
dikatakan mengukur suatu konstruk atau sifat yang teoretis. Contohnya
konstruk bakat/ kemampuan belajar dan kecemasan.
▪ Konstruk sebuah ide ilmiah yang dikembangkan atau menjadi hipotesis
untuk menjelaskan atau menggambarkan perilaku (contoh : inteligensi
adalah konstruk yang dapat menjelaskan mengapa seseorang memiliki
prestasi yang baik)
▪ Constructs are unobservable, presupposed (underlying) traits that a test
developer may invoke to describe test behavior or criterion performance.
The researcher investigating a test’s construct validity must formulate
hypotheses about the expected behavior of high scorers and low scorers
on the test. These hypotheses give rise to a tentative theory about the
nature of the construct the test was designed to measure
CO
NS
TR
UC
T V
AL
IDIT
Y
CONSTRUCT VALIDITY
39
▪ Dalam suatu analisis atas validasi konstruk, kita harus menunjukkan bukan
hanya bahwa sebuah tes berkorelasi secara signifikan dengan variabel-
variabel lain secara teoretis, tetapi juga bahwa ia tidak berkorelasi secara
signifikan dengan variabel-variabel yang memang berbeda dari tes
tersebut. Hal ini disebut validasi konvergen dan diskriminan.
CO
NS
TR
UC
T V
AL
IDIT
Y
DISCRIMINANT EVIDENCE
Bukti validasi yang diperoleh apabila skor
tes yang dibuat menunjukkan korelasi yang
kecil (statistically insignificant) dengan skor
tes lain atau variabel lain yang secara
teoretis seharusnya tidak berhubungan
dengan konstruk yang sedang divalidasi
Contoh : ketika mengembangkan
Marital Satisfaction Scale dikorelasikan
dengan Marlowe-Crowne Social
Desirebility Scale (1964)
CONVERGENT EVIDENCE
Bukti validasi yang diperoleh apabila skor
tes yang dibuat untuk mengukur suatu
konstruk memiliki korelasi yang baik
dengan skor tes lain yang sudah valid yang
juga mengukur hal yang sama
Contoh : ketika membuat Marital
Satisfaction Scale (1981) dikorelasikan
dengan Marital Adjustment Test (1959)
40
CO
NS
TR
UC
T V
AL
IDIT
Y
CONSTRUCT VALIDITY
Ketika tes mengukur satu konsep
tunggal, isi dari tes tersebut harus
homogen, dengan cara melihat
korelasi item/subtest dengan skor
total
Ketika mengukur konstruk yang
dapat berubah seiring waktu, maka
harusnya skor tesnya juga akan
mengalami perubahan bila
dilakukan tes ulang
Bila setelah mendapatkan
perlakuan tertentu ada perubahan
perilaku, maka korelasi skor
sebelum dan sesudah intervensi
dapat menjadi bukti validasi
Mengujikan tes kepada kelompok
yang diduga memiliki karakteristik
yang berbeda dengan kelompok
yang kita ukur
Sebuah prosedur matematis untuk
mengidentifikasi atribut,
karakteristik atau dimensi yang
menyusun alat ukur yang mungkin
berbeda pada setiap orang 41
CONSTRUCT VALIDITY
Pada dasarnya validasi ini tidak hanya bisa diperoleh dari dua sumber pembuktian
(konvergen-diskriminan), melainkan ada beberapa sumber pembuktian lainnya yang
dapat dijadikan acuan:
42
Face Validity
Content Validity
Convergent Validity Discriminant Validity
Predictive Validity
Concurrent Validity
Measured
Variables
(Self-Report)
Conceptual
Variables
Other
Domain of the
CVs
Future
behaviors
time
Measured
Variables
(Behavioral)
Items-Scales Other Items-Scales Similar Items-Scales
Kondisi-kondisi yang Mempengaruhi Koefisien
Validitas
43
▪ Hakikat kelompok: umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dll.
▪ Heterogenitas sampel: semakin lebar rentang skor, semakin tinggi
korelasinya.
▪ Praseleksi: misal tes kinerja karyawan, seharusnya yang
menjawab tes adalah semua karyawan, namun pada faktanya
yang menjawab adalah para karyawan superior yang sudah
diseleksi sebelumnya.
▪ Bentuk hubungan antara tes dan kriteria.
▪ Heteroscedasticity.
ANALISIS BUTIR
SOAL
4.
ITEM ANALYSIS
▪ Membantu proses evaluasi tes
▪ Dapat dilakukan secara kualitatif [isi dan bentuk] maupun
kuantitatif [ciri statistik]
▪ Validitas dan Reliabilitas suatu alat tes bergantung
pada ciri-ciri butir soal tesnya
45
Item analysis, a general term for a
set of methods used to evaluate
test items, is one of the most
important aspects of test
construction. The basic methods
involve assessment of item
difficulty and item discriminability
46
Kesulitan Butir Soal
47
Persentase Kelulusan
Skala Interval
Skala Absolut
Thurstone
Distribusi Skor Tes
Penyesuaian dengan
Tujuan Tes
Diskriminasi Butir Soal
48
= sejauh mana butir soal mampu mengukur apa yang ingin diukur
Pilihan Kriteria Indeks Statistik Diskriminasi Butir Soal
Penggunaan Kelompok Ekstrem
Analisis Sederhana dengan Kelompok Kecil
Teori Respons Butir Soal
49
Item-Test Regression
Item Response Theory (IRT)
SELESAI!
50
Psikodiagnostik 1 (Pengantar) - 2018
Administrasi dan
Penyelenggaraan Tes
Psikologi
ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts
Cakupan Materi:
Standar pelaksanaan tes psikologi
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan tes psikologi
Skor akhir yang didapat individu
Karakter
tester dan
testee
Situasi tes
Validitas
Reliabilitas
... maka diperlukan Administrasi Tes yang tepat guna mendukung pencapaian tujuan yang maksimal.
The Examiner & The Subject
Hubungan antara Tester dan Testee
Sejauh mana rapport harus dibangun antara tester dan testee?
Sekitar 50 tahun lalu dilakukan penelitian mengukur IQ anak sekolah dengan WISC (Wechsler Intelligence Scale for Children).
Kelompok 1: mendapat perlakukan berupa rapport yang hangat
Kelompok 2: rapport biasa saja
Hasilnya: nilai IQ kelompok 1 cenderung lebih tinggi dibanding kelompok 2 (note: masih di range IQ yang sama)
R a p p o r t
The Examiner & The Subject
Ras dariTester
Ras dari tester diduga berpengaruh terhadap pencapaian skor testee Namun argumen ini belum pernah sepenuhnya terbukti
Sampai saat ini, tetap perlu disadari bahwa perbedaan ras antara tester dan testee tetap berpotensi menjadi bias.
The Examiner & The Subject
Bahasa
Tester
Testee
Alat tes
Penyelenggaraan tes akan lebih mudah apabila contohnya alat tes XYZ sudah diadaptasi dengan baik ke dalam Bahasa Indonesia, dan juga tester dan testee sama-sama berbahasa ibu berupa Bahasa Indonesia
The Examiner & The Subject
Pelatihan untuk Administrator Tes
Administrasi tes biasanya meliputi instruksi, skoring, dan penyajian data (skor hasil tes).
Interpretasi wajib hanya bisa dilakukan oleh Psikolog.
Pelatihan diperlukan guna memastikan akurasi dari:
1) Instruksi yang tepat dari suatu tes
2) Teknik skoring yang tepat dari suatu tes
The Examiner & The Subject
Expectancy Effects atau Rosenthal Effects
Ditemukan oleh Robert Rosenthal
Apabila sebelum tes dimulai semua peserta tes diberikan pengharapan yang tinggi, diduga akan meningkatkan skor tes.
Contoh: di awal tes, tester menyebutkan: “saya yakin peserta di kelas ini pandai dan dapat menyelesaikan tes dengan cepat.” diduga skor tes para peserta tersebut berpotensi naik.
The Examiner & The Subject
Dampak Reinforcement
Apabila di awal tes, peserta diberikan reinforcement, misalnya reinforcement positif berbentuk token atau hadiah, maka nilai tes berpotensi meningkat.
The Examiner & The Subject
Administrasi Tes Berbasis Komputer
Kelebihan:
a) Sangat terstandar
b) Dapat “dijahit” sesuai kebutuhan individu
c) Manajemen waktu yang lebih baik
d) Membuat kita sebagai manusia dapat mengerjakan hal lain
e) Mengurangi bias karena minim perjumpaan antara tester dan testee
f) Menguji fokus dan kesabaran testee
Kelemahan: ???
Behavioral Assessment Methodology
Reactivity Drift
Expectancies Deception
Statistical Control
of Rating Errors
WAWANCARA DAN OBSERVASI DALAM PSIKODIAGNOSTIK
PSIKODIAGNOSTIK I 2018
PROSES PSIKODIAGNOSTIKA
Janis (1969) 2 proses utama dalam psikodiagnostika :
Proses Informal
Menilai orang lain dengan cara praktis yang umum dilakukan dalam kehidupan sehari-hari
Menjadi kurang objektif karena sangat tergantung pada pengalaman dan pengetahuan masing-masing
Proses Formal
Proses asesmen yang sistematis dan terarah dengan kontrol yang ketat
Lebih objektif ; bisa dilakukan melalui pendekatan klinis atau pendekatan objektif
TAHAPAN DALAM PROSES PEMERIKSAAN PSIKOLOGIS
(Groth-Marnat, 1984)
Klarifikasi masalah klien
Pendayagunaan pengetahuan & kemampuan yang berkaitan dengan tujuan pemeriksaan
Pengambilan data
Interpretasi data
1
2
3
4
METODE DALAM PSIKODIAGNOSTIK
Wawancara Observasi
Tes Psikologi Analisis
Dokumen Pribadi
KEDUDUKAN WAWANCARA & OBSERVASI DALAM PSIKODIAGNOSTIK
Tujuan psikodiagnostik : menjawab pertanyaan / permasalahan
Wawancara dan observasi merupakan metode yang sangat penting dalam proses psikodiagnostik utama
Saling melengkapi satu sama lain, dilakukan secara paralel
Hasil dari wawancara dan observasi dielaborasi sebagai satu kesatuan informasi
WAWANCARA DAN OBSERVASI
Sebagai metode psikodiagnostik, wawancara dan observasi memiliki fungsi: Information gathering
Understanding the information
Integration the information
Intervention to solve the problem
METODE OBSERVASI
DEFINISI OBSERVASI
Observasi adalah proses pengamatan dan pencatatan informasi tentang perilaku secara sistematis untuk tujuan membuat keputusan
(Cartwright & Cartwright, 1984)
Observasi adalah mengamati dengan tujuan untuk mendapat data tentang suatu masalah sehingga diperoleh pemahaman sebagai alat untuk membuktikan informasi yang telah diperoleh sebelumnya.
OBSERVASI DALAM PEMERIKSAAN PSIKOLOGIS
Memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut
Tidak hanya dilakukan secara langsung, namun juga pengamatan tidak langsung (melalui kuesioner atau tes)
Sebagai alat untuk mengukur perilaku yang tidak terukur melalui metode lainnya – terutama pada anak-anak
OBSERVASI SEBAGAI METODE ILMIAH
Memiliki tujuan-tujuan yang telah dirumuskan
Direncanakan secara sistematik, bukan terjadi secara tidak teratur
Dicatat dan dihubungkan secara sistematik dengan proporsi-proporsi yang lebih umum, tidak hanya dilakukan untuk memenuhi rasa ingin tahu semata-mata
Dapat dicek dan dikontril validitas, reliabilitas, dan ketelitiannya sebagaimana data ilmiah lainnya
What
Who
When
Where
Why
How
… yang akan diamati
pengamatan dilakukan
… yang diamati
pelaksanaan dan pencatatan
TUJUAN OBSERVASI
Mendeskripsikan setting yang dipelajari
Mendeskripsikan aktivitas-aktivitas yang berlangsung
Menjelaskan orang-orang yang terlibat dalam aktivitas
Makna kejadian dilihat dari perspektif mereka yang terlibat dalam kejadian yang diamati tersebut
- - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Pre-session assessment : dilakukan di awal, di luar ruang pemeriksaan
Pemantauan perkembangan klien
Laporan deskripsi dan informasi status mengenai klien
TARGET OBSERVASI
Penampilan
Reaksi emosi, ekspresi wajah
Cara bicara
Pola respon
Gerak tubuh, gestur
Aktivitas yang dilakukan
LANGKAH-LANGKAH OBSERVASI
Menentukan tujuan umum dan tujuan khusus.
Mengetahui/memperoleh pengetahuan yang akan diobservasi.
Jawab 5W+1H
Membuat tata cara observasi (metode apa, alatnya apa).
Membatasi dengan tegas hal-hal yang akan diobservasi.
Melakukan observasi dengan secermat-cermatnya.
Membuat hasil catatan-catatan/observasi.
Memahami pencatatan dan penggunaan alat.
METODE WAWANCARA
DEFINISI WAWANCARA
An interview is a conversation directed to a definite purpose other than the satisfaction in the conversation itself
(Bingham & Moore, 1959)
An interview is a conversation encounter between two individuals encompassing bith verbal and non verbal interaction
(Pope, 1979)
DEFINISI WAWANCARA
An interview is an interactional communication process between two parties, at least one of whom has a predetermined and serious purpose, and usually involves the asking and answering of question
(Stewart & Cash, 2006)
Elemen :
INTERACTIONAL PROCESS PARTIES PURPOSE QUESTION
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Timing
- Kapan waktu yang tepat untuk melakukan wawancara
- Berapa lama waktu wawancara
Content of interview
- Apa yang akan ditanyakan
Manner of response
- Lihat jenis pertanyaanya, harapan jawabannya sesuai atau tidak dengan jenis pertanyaannya
- Open / closed response
Feedback
- Usaha untuk memperjelas informasi / data yang sudah diperoleh. Salah satu contohnya adalah dengan melakukan paraphrasing dan perception checking
KETERAMPILAN WAWANCARA
Listening
Observing voice and speech
Observing non verbal behavior
Observing personal appearance
Integratif observation
OBSERVASI
JENIS WAWANCARA • orientation, training, briefing Information Giving
• survey, exit interview, research interview, investigation Information Gathering
• screening, placement Selection
• appraisal, counselling, firing Problem of Itee’s Behavior
• receiving complain, receiving suggestion Problem of Iter’s Behavior
• discussing mutually shared problems, receiving suggestion for solution Problem Solving
• selling product and services, recruiting members, fund-raising and development Persuasion
JENIS WAWANCARA BERDASARKAN TUJUAN
Personnel Interview
Clinical Interview
Research Interview
Wawancara untuk aplikasi
organisasi dan industri
Contoh : wawancara seleksi
karyawan
Wawancara untuk aplikasi klinis,
bertujuan untuk menggali
permasalahan
Contoh : wawancara riwayat
keluhan, riwayat hidup
Wawancara untuk aplikasi riset
Contoh : survey
ANAMNESA
Wawancara untuk mendapatkan informasi mengenai proses perkembangan keluhan dan/atau kondisi klien dalam jangka panjang yang terjadi dalam kurun waktu tertentu dalam kehidupannya
Alloanamnesa : mewawancari orang tua, kerabat, atau significant others
Autoanamnesa : mewawancarai klien langsung
Dalam melakukan wawancara klinis, psikolog harus mampu menelusuri tema-tema hidup klien, menelusuri penyebab gangguan/masalah, serta menelusuri dugaan atau prediksi dari masalah
ANAMNESA
Beberapa hal yang dapat digali pada saat melakukan anamnesa antara lain :
1. Mengidentifikasi data diri
2. Alasan menjalani pemeriksaan
3. Kondisi saat ini
4. Masalah lain yang berkaitan (biasanya keluarga)
5. Hal yang berkaitan dengan kehamilan, kehamilan serta perkembangan pada masa bayi
6. Riwayat perkembangan (fisik, kognitif dan bahasa, psikosisosial)
7. Kesehatan
8. Riwayat pendidikan , dll.
STRATEGI MELAKUKAN WAWANCARA
Membangun rapport menunjukkan ketertarikan, mengatasi kecemasan
Memotivasi interviewee
Memfasilitasi komunikasi menggunakan respon natural dari itee, menggunakan kosakata yang tepat, mengklarifikasi istilah2 itee
Memformulasikan pertanyaan yang tepat
Mencatat dan merekam (tape recording)
TES KEMAMPUAN
MENTAL DAN
INTELIGENSI
1 DEFINING INTELLIGENCE
Before we start the
discussion about the
test, we must define it
first
Intelligence is “the tendency to
take and maintain a definite
direction; the
capacity to make adaptations for
the purpose of attaining a
desired end, and the
power of autocriticism”
BINET
Intelligence is “the ability to
educe either relations or
correlates”
SPEARMAN
INTELLIGENCE
▪ Adjustment or
adaptation of the
individual to his
total environment
▪ Ability to learn and
to carry
on abstract thinking
(Freeman)
▪ Ability to plan and
structure one‟s
behavior with an end
in view (Das)
▪ Ability to resolve
genuine problems
or difficulties as
they are encountered
(Gardner)
▪ Mental activities
involved in purposive
adaptation
to, shaping of, and
selection of real-
world environments
relevant to one‟s life
(Sternberg)
2 MENTAL ABILITY TEST
Discussions start here!
ISTILAH YANG HARUS DIKETAHUI
Kemampuan Mental (mental ability)
▪ bisa diartikan sebagai inteligensi
umum dan kemampuan lain atau
‘bakat’ dalam bidang tertentu
(numerik, spasial, dsb)
▪ Yang termasuk ke dalam tes
kemampuan mental adalah tes
inteligensi dan tes bakat khusus
(aptitude)
Pandangan tentang Tes Kemampuan
Mental
1.Spearman (Two Factor Theory)
Kemampuan Mental terdiri dari satu
faktor umum dan sejumlah faktor
khusus yang dependen terhadap
faktor umum
Pandangan tentang Tes Kemampuan
Mental
1.Spearman (Two Factor Theory)
Tes yang sejalan dgn teori Spearman : Tes
PM dan versi pertama dari tes Binet
Variasi :
Teori Catell fluid & crystallized ability
Pandangan tentang Tes Kemampuan
Mental
1.Spearman (Two Factor Theory)
Tes yang sejalan dgn teori Spearman : Tes
PM dan versi pertama dari tes Binet
Variasi :
Teori Catell fluid & crystallized ability
ability to find meaning in confusion and
solve new problems. It is the ability to draw
inferences and understand the relationships
of various concepts, independent of acquired
knowledge
Pandangan tentang Tes Kemampuan
Mental
1.Spearman (Two Factor Theory)
Tes yang sejalan dgn teori Spearman : Tes
PM dan versi pertama dari tes Binet
Variasi :
Teori Catell fluid & crystallized ability
the ability to use skills, knowledge, and
experience. It should not be equated with
memory or knowledge, but it does rely on
accessing information from long-term memory.
Pandangan tentang Tes Kemampuan
Mental
2.Thurstone (Multiple Factor Theory)
▪Menganggap mental ability sebagai kesatuan dari sejumlah faktor yang
independen satu dengan lainnya.
▪Tes yang disusun sejalan dengan teori ini antara lain adalah Diferrential
Aptitude Test dan WBIS (WAIS & WISC)
Pandangan tentang Tes Kemampuan
Mental
3.Hierarchical Factor Theory
▪ Memandang mental ability sebagai sistem
yang bersifat hirarkis dengan G factor
pada hirarki pertama. Pada saat
sekarang ada berbagai versi teori yang
bersifat hirarklits (antara lain
Vernon)
2 BINET’S INTELLIGENCE TEST
PRINSIP DASAR
▪ Disusun dengan pemikiran bahwa
inteligensi tercermin melalui
judgement, attention, dan reasoning
▪ Melibatkan 2 konsep utama yang
sekaligus menjadi prinsip
pengukuran inteligensi yaitu:
▫ PRINSIP AGE DIFFERENTIATION
▫ KONSEP GENERAL MENTAL ABILITY
PRINSIP DASAR
1.AGE DIFFERENTIATION
▪ Anak yang lebih tua bisa dibedakan dari
yang lebih muda karena kemampuan mereka
lebih tinggi
▪ Maka, tugas-tugas tes disusun untuk
kelompok usia
▪ Mental age adalah ukuran kemampuan
menyelesaikan tugas pada kelompok usia
tertentu
PRINSIP DASAR
2.GENERAL MENTAL ABILITY
▪ Dalam menyusun tugas (memilih item)
Binet bertujuan mengukur General Mental
Ability, yaitu total produk dari
berbagai elemen inteligensi yang
bervariasi dan terpisah
▪ Tidak melakukan identifikasi masing-
masing elemen atau aspek inteligensi
KRITIK TERHADAP SBIS
▪ Skala Binet kurang cocok untuk
orang dewasa
▪ Semata-mata bersifat verbal
▪ Lebih menekankan speed sehingga
bisa merupakan hambatan bagi orang
dewasa lanjut
1905
▪ Pengukuran inteligensi
pertama
▪ Tes individu, terdiri
dari 30 item yang disusun
berdasarkan derajat
kesulitan
▪ Menentukan level
kekurangan intelektual
dan batas item yang
menentukan levelnya
▪ Limitasi : norma 50 anak
normal, dokumentasi
validitas, unit
pengukuran
PERKEMBANGAN SKALA BINET
1908
▪ Mempertahankan prinsip
perbedaan usia
▪ Menggunakan format skala
usia kelompok item
berdasarkan level usia
▪ Memperkenalkan konsep
mental age
▪ Limitasi : skala usia
tidak dapat
mendiferensiasi
kemampuan anak dengan
baik, skor tungal yang
punya titik berat pada
area verbal
1916
▪ Dilakukan oleh L.M.
Terman
▪ Mempertahankan 4 konsep
dasar yang ada pada versi
sebelumnya
▪ Memperluas rentang usia
(3-14 tahun + dewasa
normal & superior)
▪ Kalkulasi IQ melalui MA
dan CA
▪ Limitassi :
▫ Max CA= 16 tahun,
▫ Max MA= 19.5 tahun
PERKEMBANGAN SKALA BINET
1937
▪ Menambah rentang usia (2
th-22 th 10 bln)
▪ Ada form alternatif (2
form: L dan M)
▪ Standar skoring &
interpretasi diperbaiki
▪ Mulai ada item
performance
▪ Memperluas penormaan ke
11 negara bagian AS
▪ Masalah :
▫ Reliabilitas
▫ Deviasi IQ
1960
▪ Menggabungkan form L dan
M jadi satu instrumen
▪ Tabel IQ baru
▪ Perkembangan revisi versi
L-M:
▫ 1972 : menambah sampel
norma termasuk kulit
hitam
▫ 1986 : menghapus
format skala usia,
diganti jadi skala
poin
PERKEMBANGAN SKALA BINET
2003 - FIFTH
▪ Mulai menggunakan model
hirarki dengan lima
faktor yang secara
imbang mengukur aspek
verbal dan non verbal
3 WECHSLER’S INTELLIGENCE
TEST
▪ Disusun dengan keyakinan bahwa
faktor non-inteligensi ikut
mempengaruhi hasil tes
▪ Kritik terhadap Binet : hanya bisa
digunakan pada anak-anak, sehingga
dibuatlah tes yang dapat digunakan
pada orang dewasa
▪ Terdiri dari sejumlah sub-scale
untuk mengukur bukan hanya general
intelligence
▪ Memperkenalkan adanya ‟point scale‟
dan „performance scale‟
“Intelligence is the capacity to
act purposefully, think
rationally and deal effectively
with the environment."
David Wechsler
WECHSLER’S INTELLIGENCE TEST
WB WAIS
▪ Mula-mula
(1939)
distandarisasi
dengan sampel
sejumlah 1081
orang
▪ Dikembangkan
menjadi WAIS
pada tahun
1955 dan
direvisi
menjadi WAIS –
R (1981)
WISC
▪ Dipergunakan
pertama kali
tahun 1949
▪ Merupakan
perluasan WB
dewasa untuk
kelompok anak-
anak dan
disusun dengan
konsep yang
sama dengan
WAIS-R
▪ Revisi 1 :
1974 WISC-R
▪ 1991 : WISC
III, (6th-16th
11bl 30 hr)
WPPSI
▪ Mula-mula
(1967) disusun
untuk anak 4-
6,5 tahun
▪ Direvisi tahun
1985 jadi
WPPSI-R dengan
model serupa
dengan WAIS-R
dan WISC III
SKALA WECHSLER
▪ Dibuat untuk orang dewasa
▫ Content validity untuk orang dewasa
▫ Tidak menyulitkan untuk orang yang lebih tua
▫ Mempertimbangkan penurunan kemampuan di usia
lanjut
▪ Berbasiskan point scale
▫ Penilaian dilakukan per item
▫ Item dikelompokkan berdasarkan kesamaan isinya
▫ Menghasilkan multiple score
▪ Mengandung skala performance
▫ Mengukur inteligensi non verbal
SKALA WECHSLER
PERHITUNGAN SKALA WECHSLER
▪ Masing-masing subtes menghasilkan raw
score = total poin jawaban benar
▪ Raw score diubah menjadi standard score
berdasarkan acuan yang ada
▪ Totalkan SS dari masing-masing subtes
dalam kelompok sehingga mendapatkan 4
index score
▪ Full scale IQ (FSIQ) diperoleh dari
menjumlahkan SS dari 4 index skor
kompositnya
TUGAS KELOMPOK :
MENCARI TES KEMAMPUAN MENTAL
SELAIN BINET DAN WECHSLER
TES INTELIGENSI INDONESIA
▪ AJT COGTEST / 2018
▪ Dasar teori : CHC theory
▪ 5-18 tahun
▪ 3 versi :
▫ Brief : 4 subtes
▫ Full : 8 subtes
▫ Comprehensive : 16 subtes
4 OTHER INDIVIDUAL
INTELLIGENCE TESTS
OTHER TEST OF INTELLIGENCE
▪ Detroit Tests of Learning Aptitude-4
▪ The Cognitive Assessment System-II
▪ Kaufman Assessment Battery for Children
(K-ABC)
Kaufman Brief Intelligence Test-2 (KBIT-
2)
▪ Kaufman Adolescent and Adult Intelligence
Test (KAIT)
▪ Differential Ability Scales (DAS)
▪ McCarthy Scales of Children‟s Abilities
(MSCA)
▪ Differential Ability Scales-II (DAS-II)
OTHER TEST OF INTELLIGENCE
▪ Detroit Tests of Learning
Aptitude-4 ▫ 1999, berdasarkan versi 1935
▫ 6-17 tahun
▫ 10 subtes yang menghitung 16
komposit, termasuk general
intelligence (menjumlah 10 SS
subtes), optimal level
(highest 4 SS), dan 14 lainnya
OTHER TEST OF INTELLIGENCE
▪ The Cognitive Assessment
System-II (CAS-II) ▫ 5-17 tahun
▫ Disusun berdasarkan Das‟s PASS
(Planning, Attention,
Simultaneous, Successive) Theory
of Intelligence
▫ 12 subtes, ± 60 menit
▫ Short version : 8 subtes, kurang
direkomendasi
▫ Menghasilkan SS untuk 4 proses
dan full scale
▫ Sudah diujicoba pada anak ADHD
OTHER TEST OF INTELLIGENCE
▪ Kaufman Assessment Battery for Children
(K-ABC-II) ▫ 2004, versi terbaru dari yang pertama :1980an
▫ 3-18 tahun
▫ 18 subtes yang dikelompokkan dalam 5 skala global :
sequential processing, simultaneous processing,
learning, planning, & knowledge
▫ Memungkinkan sebagai alat evaluasi psikoedukasional
pada anak-anak dengan kesulitan belajar untuk
perencanaan & penempatan belajar
OTHER TEST OF INTELLIGENCE
▪ Kaufman Brief Intelligence Test-2 (KBIT-
2) ▫ Dirancang berdasarkan evaluasi durasi penyelesaian
tes inteligensi terdahulu (SB, W, KABC) yang bisa 1-
2 jam dan butuh pelatihan administrasi sebelumnya
▫ 2004 : 4-90 tahun, ± 20 menit administrasi
▫ 2 skala : Verbal/Crystallized Scale (Verbal
Knowledge & Riddle) dan Nonverbal/Fluid Scale
(Matrices) + combined score
▫ Merupakan “screening test” yang berguna untuk
mendeteksi kebutuhan pemeriksaan tambahan yang lebih
komprehensif
OTHER TEST OF INTELLIGENCE
▪ McCarthy Scales of Children‟s Abilities
(MSCA) ▫ Awal 1970an : 2-8 tahun
▫ Total 18 subtes, general cognitive index (GCI)
diperoleh dari kombinasi 15 subtes
▫ GCI merefleksikan sebaik apa anak mampu
mengintegrasikan pengalaman belajar sebelumnya dan
mengaplikasikannya sesuai permintaan setiap skala
▫ Meskipun tesnya belum sempat dipublikasikan, tapi
tes ini tetap terus dirisetkan sampai yang terakhir
tercatat di tahun 2011
OTHER TEST OF INTELLIGENCE
▪ Differential Ability Scales-II (DAS-I ▫ 1990 2007
▫ 3 batteries :
■ Early Years Battery (lower level) : 2.6 – 3.5
■ Early Years Battery (upper level) : 3.6 – 6.11
■ School-Age Battery : 7.0 – 17.11
▫ 10 subtes utama [kemampuan kognitif] dan 10 subtes
diagnostik [kesiapan sekolah dan pemrosesan
informasi] (tidak semua anak diberikan 20 subtes)
▫ Keterbatasan : tidak ada penelitian yang
terpublikasi menggunakan tes ini
5 INDIVIDUAL TEST OF
ACHIEVEMENT
▪ Achievement tests adalah tes yang
dirancang untuk mengetahui apa
saja yang sudah dipelajari
seseorang di sekolah atau melalui
pembelajaran lainnya
▪ Salah satu contoh tesnya adalah
Kaufman Test of Educational
Achievement-II (KTEA-II)
KAUFMAN TEST OF EDUCATIONAL
ACHIEVEMENT-II (KTEA-II)
▪ 4 ½ - 25 tahun
▪ Ada 2 versi :
▫ Brief 3 subtes, bisa digunakan sampai
usia 90+
▫ Comprehensive 8 subtes untuk 4 area :
reading, math, written, oral
▪ Untuk keperluan diagnostik, ada
beberapa subtes suplemen untuk
evaluasi kemampuan membaca scr lbh
detail
WIDELY USED ACHIEVEMENT TEST
▪ Diagnostic Achievement Battery-3 (DAB-
3)/2001 ▫ 6-14 Tahun
▫ 14 subtes – 8 komposit : Listening,
Speaking, Reading, Writing, Mathematics, Spoken
Language, Written Language, and Total Achievement
▫ More comprehensive : ± 2 jam
▪ Mini-Battery of Achievement (MBA)/1994 ▫ 4-90+ tahun
▫ 4 area besar: reading,writing, mathematics, factual
knowledge (± 30 menit)
WIDELY USED ACHIEVEMENT TEST
▪ Peabody Individual Achievement Test-
RevisedNormative Update (PIAT-R/NU)/1997 ▫ 5-22 tahun
▫ 6 subtes : general information, reading recognition,
reading comprehension, mathematics, spelling,
written expression
▫ Dapat diadministrasikan oleh guru kelas yang dilatih
▪ Wechsler Individual Achievement Test-III
(WIAT-III)/2009 ▫ 4-50 tahun
▫ 16 subtes : 7 komposit Oral Language, Total
Reading, Basic Reading, Reading Comprehension and
Fluency, Written Expression, Mathematics, Math
Fluency, +Essay Composition (± 90 menit)
WIDELY USED ACHIEVEMENT TEST
▪ Woodcock-Johnson III Tests of Achievement
(WJ III)/2011 ▫ 2 th – dewasa
▫ Paling lengkap dan komprehensif 5 area : reading,
oral language, math, written language, and academic
knowledge
▪ Wide Range Achievement Test-4 (WRAT-
4)/2006 ▫ 5-94 tahun
▫ Biasa digunakan sebagai instrumen screening
▫ 4 subtes : word reading, sentence comprehension,
spelling, math computation
▫ Brief ± 15-25 menit
6 APTITUDE TEST
▪ Perbedaan mendasar antara
achievement test dan aptitude
test :
▫ Ach fokus pada hasil belajar dari
sumber yang lebih terstruktur
▫ Apt fokus pada pembelajaran informal
dan pengalaman hidup
▪ Aptitude tests also referred to
as prognostic tests make
prediction
▫ Readiness to enter elementary school
▫ Readiness to successfully complete
certain level of school
CONTOH APTITUDE TESTS
▪ The Metropolitan Readiness Tests
(MRTs) ▫ Reading and math skills
▫ Level 1 : early-mid kindergarten, Level 2
: end kindergarten-1st grade
▪ Scholastic Aptitude Test (SAT) ▫ High school & college students
▫ Reasoning (critical reading, math,
writing) & subject test
▪
CONTOH APTITUDE TESTS
▪ The Miller Analogies Test (MAT) ▫ 100 item pilihan ganda
▫ Mengukur kemampuan melihat hubungan antar
ide, juga melihat general intelligence,
vocabulary & academic learning
▪ Seashore Measures of Musical
Talents ▫ Mengukur bakat musik pada seseorang
CONTOH APTITUDE TESTS
▪ Tes E ▫ Mengukur kemampuan/bakat mekanik
▪ Tes Kreativitas Figural dan Verbal ▫ Mengukur kreativitas seseorang pada saat
menghadapi stimulus figural (visual) dan
verbal
▫ Aspek yang dilihat : kelancaran
menghasilkan ide, keluasan ragam ide
TES KELOMPOK PSIKODIAGNOSTIK 1 - 2018
TES INDIVIDU VS KELOMPOK
INDIVIDUAL TEST
• Membutuhkan jumlah pemeriksa
sejumlah subjek
• Pemeriksa mencatat respon subjek
• Pemeriksa bertanggung jawab penuh
untuk memastikan proses pengambilan
data optimal
• (+) Informasi menyeluruh dan mendalam
GROUP TEST
• Satu pemeriksa untuk sejumlah subjek
• Subjek yang mencatat responnya sendiri
• Tidak ada jaminan apakah hasil yang
diperoleh dari pemeriksaan optimal atau
tidak; tidak ada intervensi dari pemeriksa
untuk memastikan hal tersebut
• (+) lebih murah dan efisien
TES KELOMPOK
• Alat yang dibutuhkan :
• kertas/buklet/buku soal
• lembar jawaban
• manual tes
• kunci jawaban dan norma
• alat tulis
• Bisa berbentuk pilihan ganda maupun respon bebas (essay)
CATATAN DALAM PENGGUNAAN TES KELOMPOK
• GUNAKAN HASIL SECARA HATI-HATI
• Skor tes jangan digunakan secara terpisah atau berdiri sendiri. Hindari melakukan interpretasi
berlebihan. Jangan beri atribut berlebihan pada skor tes
• WASPADAI SKOR TES YANG RENDAH
• Skor tes rendah dapat memberikan gambaran salah ttg peserta. Pelaksana tes harus yakin
bahwa peserta tes mengetahui tujuan tes, diperlakukan adil, dan bebas dari masalah emosional.
• TELITI KEMBALI HASIL YANG INKONSISTEN
• Perhatikan dengan jeli bila terdapat hasil yang timpang atau inkonsisten dengan hasil tes yang
lain
• KONSULTASIKAN PADA AHLI JIKA HASIL TES MERAGUKAN
PENGGUNAAN TES KELOMPOK
• Sekolah
• Tes Prestasi (Achievement Test)
SAT prestasi dari TK-12th (bahasa, IPA, IPS, mat)
MAT-8 punya versi alternatif : braille, cetak besar, audio
• Tes Bakat (Aptitude Test)
• Tes Inteligensi
• Tes masuk perguruan tinggi
• Tes masuk militer
CONTOH TES KELOMPOK
• Raven Progressive Matrices
• Ada 3 bentuk : Coloured (5-11), Standard, dan Advanced (Nonverbal)
• Prediktor kecerdasan umum
• Goodenough-Harris Drawing Test (G-HDT)
• Gambar orang dihitung kecerdasan
• The Culture Fair Intelligence Test
• Estimasi kecerdasan : 3 level = 4-8, 8-12, SMA dan dewasa
• Bebas budaya dan cenderung bersahabat dari segi bahasa
TES UNTUK TUJUAN DAN
POPULASI KHUSUS PSIKODIAGNOSTIK 1 – 2018
PERTEMUAN 7
Pengantar
Digunakan untuk
Mengukur kemampuan khusus
Tes bagi individu dengan keterbatasan
Dibagi menjadi tiga kelompok
berdasarkan bentuknya :
Performance Test tugas manipulasi objek
Nonlanguage Test tugas tidak melibatkan
bahasa; pantomom, demonstrasi
Nonreading Test tugas tidak membutuhkan
kemampuan membaca; biasanya bersifat oral
INFANT SCALES
Gesell Developmental Schedules
(GDS)
Nama lain : Gesell Maturity Scale, Gesell Developmental
Observation, Yale Tests of Child Development
1st : 1925, terakhir : 2011 (Pelopor)
2.3 bulan – 6.3 tahun
Hasil akhir : Developmental Quotient (DQ) yang paralel
dengan konsep usia mental
Mengukur 5 area : motorik kasar, motorik halus,
kemampuan adaptif, bahasa, dan personal-sosial
Limitasi : tidak ada bukti validasi dan pengukuran
reliabilitas pada manual, tidak memprediksi inteligensi
Mampu memperkirakan kemungkinan gangguan
perkembangan
INFANT SCALES
Brazelton‟s Neonatal
Behavioral Assessment
Scale (NBAS)
Untuk bayi usia 3 hari sampai 4 minggu (1973, 1984
1994), umumnya diadministrasikan pada minggu pertama
Bisa mendapatkan indeks kompetensi bayi baru lahir
Menghasilkan 47 skor yang mencakup area neurologis,
sosial dan perilaku + kualitas responsiveness
Digunakan sebagai alat diagnostik maupun untuk
penelitian
Evaluasi dampak low birth weight pada bayi prematur
Efek beberapa kondisi prenatal
Studi perbedaan gender dan attachment
Limitasi : tidak ada standar sampel sebagai pembanding
(tidak ada norma), tidak mampu memprediksi inteligensi,
interrater reliability baik tapi test-retest reliability buruk
INFANT SCALES
Cattell Infant Intelligence Scale (CIIS)
Turunan dari Binet, yang bisa digunakan dari usia 2-30an
bulan
Skala format usia : 5 item untuk setiap bulan dari 2-12
bulan dan 5 item untuk setiap 2 bulan dari 12-36 bulan
Sudah sangat jarang digunakan tidak ada perubahan
item yang signifikan selama 60 tahun, indeks psikometri
buruk, apa yang diukur pun tidak „jelas‟
Tergantikan oleh Bayley-II
INFANT SCALES
Bayley Scales of Infant and
Toddler Development– Third Edition
(BSID-III)
Bayley lahir setelah 40 tahun riset : 1969 1994 2003
1-42 bulan
5 area yang diukur : kognitif, bahasa, motorik, sosial-
emosi, dan kemampuan adaptif
Pada Bayley III, fokus utamanya adalah pada area
motorik
Hasil : SS, skor komposit, dan percentile ranks untuk
kelima skala + growth score dan developmental score
untuk skala kognitif, bahasa & motor
Baik dalam memprediksi
gangguan perkembangan,
tetapi tidak memprediksi
inteligensi
INFANT SCALES
Fagan Test of Infant
Intelligence (FTII)
1984
Mengukur visual recognition memory : 10
percobaan
Ditunjukkan sebuah foto wajah
Ditunjukkan gambar baru dengan wajah yang
sebelumnya ditunjukkan dipasangkan dengan
(1) foto wajah lain tetapi mirip atau (2) foto yang
sama tetapi orientasinya berbeda
Durasi yang dibutuhkan bayi dalam
memperhatikan gambar baru diduga
menunjukkan kesadaran perbedaan dengan
gambar aslinya
INFANT SCALES
PRESCHOOL SCREENING
INSTRUMENTS
Developmental Indicators for
the Assessment of Learning-4
(DIAL-4)
Tes individual untuk screening masalah tumbuh kembang
secara cepat dan efisien
2:6 – 5:11 tahun
5 area : motorik (kasar & halus), konsep dasar, bahasa,
mengurus diri sendiri, dan sosial-emosional
Kriteria skoring : sebagian diskret, sebagian subjektif
pemeriksa memungkinkan melihat perbedaan persepsi
orang tua dan pemeriksa terhadap kemampuan anak dan
bisa jadi bahan diskusi
Punya “cut-off score” yang memungkinkan
menggolongkan hasil kemampuan anak ke dalam
kelompok “potential delay” atau “okay”
Riset untuk DIAL-4 belum banyak, meskipun demikian
indeks psikometri DIAL-3 termasuk baik
Denver II
Versi terbaru dari Denver Developmental Screening
Test Revised
1-6 tahun
125 item yang melihat 4 area : personal-social, fine
motor-adaptive, language, gross motor (± 20 menit)
Item disusun berdasarkan usia kronologis dan ditandai
Pass/Fail
Tidak menghasilkan IQ, melainkan menggolongkan
sebagai normal, questionable, abnormal, atau untestable
Penilaian (secara klinis) terhadap kondisi anak dibuat
oleh pemeriksa, sehingga meskipun reliabilitas alat ini
terbukti baik validasinya masih terus berlangsung
The Home Observation for Measurement of the Environment
(HOME)
Berbasis observasi di rumah dan wawancara dengan
pengasuh utama semi terstruktur dan cenderung
santai (± 1 jam)
Tiga versi : Infant and Toddler (0-3 tahun), Early
Childhood (3-6 tahun), & Middle Childhood (6-10 tahun)
45 item yang tersusun dalam 6 subskala : responsivitas
emosional dan verbal orang tua, penerimaan terhadap
perilaku anak, pengelolaan lingkungan, penyediaan
media bermain yang sesuai, keterlibatan orang tua
dengan anak, dan ragam stimulasi
Tujuan : mengukur kualitas dan kuantitas stimulasi dan
dukungan untuk perkembangan kognitif, sosial dan
emosional yang diberikan di rumah
General Individual Ability Tests for
HANDICAPPED and SPECIAL
POPULATIONS
Columbia Mental Maturity
Scale–Third Edition (CMMS)
2000
Bertujuan untuk mengevaluasi ability (kemampuan) pada
individu dengan beragam keterbatasan sensori, fisik atau
bahasa
3-12 tahun
Tidak membutuhkan respon verbal maupun keterampilan
motorik mengukur kemampuan penalaran secara
umum : diskriminasi persamaan dan perbedaan; pilihan
ganda
92 kartu yang dikelompokkan pada 8 level berdasarkan
usia kronologis
Limitasi : rentan terhadap random error (mis: kebetulan)
NONLANGUAGE TESTS
Leiter International Performance
Scale–Revised (LIPS-R)
Hanya mengukur (skala) performance memori hingga
penalaran non verbal
1930an 1997 ; namun masih digunakan untuk riset
(2010)
2 tahun-20 tahun 11 bulan
Paling banyak digunakan untuk setting klinis : PDD, tuna
rungu dan hambatan bahasa
Dapat diadministrasikan tanpa menggunakan bahasa,
dan tidak membutuhkan respon verbal dari respon
20 subtes yang dikelompokkan dalam dua battery :
Visualization & Reasoning
Memory & Attention
Hasil : IQ Nonverbal + SS Subtes
NONLANGUAGE TESTS
Porteus Maze Test (PMT)
Popular tetapi tidak terstandardisasi
Pertama kali dipublikasi : PD 1
Pengukuran aspek nonverbal dari kecerdasan : hanya
maze
Tidak membutuhkan instruksi verbal
NONLANGUAGE TESTS
Hiskey-Nebraska Test
of Learning Aptitude (H-NTLA)
Nonlanguage performance scale bisa
diadministrasikan dengan pantomim dan tidak
membutuhkan respon verbal dari testee
3-17 tahun
12 subtes : bead patterns, memory for color, picture
identification, picture association, paper folding, visual
attention span, block patterns, completion of drawings,
memory for digits, puzzle blocks, picture analogies,
spatial reasoning
Sangat terpakai untuk mengevaluasi anak tuna rungu,
memiliki gangguan bicara, intellectual disability, atau yang
bilingual
NONLANGUAGE TESTS
Human Figure
Drawing Tests
Florence Goodenough (1926) : Draw-A-Man Test
Harris (1963) : Goodenough-Harris Drawing Test
Bisa diadministrasikan individual maupun kelompok,
namun tetap membutuhkan kemampuan verbal testee
untuk memahami instruksi
Tujuan : mengukur kematangan intelektual, bukan
kemampuan artistik
Ada skoring manualnya yang membutuhkan observasi
dan pemikiran kritis pemeriksa
Naglieri (1988) : Draw A Person 5-17 tahun
NONLANGUAGE TESTS
Test of Nonverbal
Intelligence-4 (TONI-4)
Tes bebas bahasa yang mengukur kemampuan kognitif
Singkat, bisa selesai dalam waktu 15-20 menit
Instruksi diberikan melalui pantomim, testee menjawab
dengan memilih satu di antara enam pilihan jawaban
(bagi yang punya hambatan fisik, jawaban bisa
ditanyakan satu persatu oleh pemeriksa dan menunggu
pilihan testee (anggukan, kedipan mata, dll)
Hasil : age equivalent, percentile ranks, dan TONI-4
Quotient
NONLANGUAGE TESTS
Peabody Picture
Vocabulary Test–Fourth
Edition (PPVT-IV)
1981 2007
2-90+ tahun ; ditujukan untuk mengevaluasi individu
dengan hambatan fisik dan bahasa, tidak bisa untuk tuna
rungu karena instruksinya dibacakan secara keras
± 15 menit, tidak butuh kemampuan membaca yang
ingin diketahui adalah pemahaman mengenai suatu kata
Diberikan 4 gambar, lalu dibacakan satu kata. Subjek
diminta untuk memilih gambar yang paling berhubungan
dengan kata yang dibacakan
Menentukan tingkat basal dan ceiling seperti skala Binet
NONREADING TESTS
Testing Persons Visual
Impairment
ADAPTASI SKALA BINET
Awal : Hayes-Binet
1988 : Perkins-Binet
Mempertahankan hampir seluruh item verbal dan
mengadaptasi beberapa item lainnya ke dalam mode
taktis
HAPTIC INTELLIGENCE SCALE FOR THE
ADULT BLIND (HISAB) (1961)
Adaptasi dari skala performance Wechsler
6 subtes, 4 di antaranya menyerupai DS, BD, OA, PC, dan dua
lainnya adalah bead arithmetic (sempoa) dan pattern board
Testing Persons Visual
Impairment
BLIND LEARNING APTITUDE TEST (BLAT)
(1971)
Tes “taktil” untuk anak usia 6-16 tahun
Bentuk/form bas-relief : titik-titik dan garis-garis mirip
Braille
Mengukur area : pengenalan persamaan dan perbedaan,
identifikasi peningkatan, melengkapi gambar, serta
identifikasi bagian yang hilang dalam matriks 2x2 dan 3x3
Adaptasi dari PM (Ravet) dan CFIT (Catell)
INTELLIGENCE TEST FOR VISUALLY
IMPAIRED CHILDREN (ITVIC)
6-15 tahun
Melibatkan tes „haptic‟ (sentuhan)
5 subtes verbal seperti di skala Wechsler dan 7 subtes
nonverbal
Testing Individuals Who
Are Deaf or Hard of Hearing
Bisa menggunakan bahasa isyarat, dengan catatan
kedua belah pihak paham betul dan memiliki kemampuan
yang baik dalam berkomunikasi dalam bahasa isyarat
Menggunakan jasa penerjemah akan rumit dan
kontroversial : khawatir penerjemah tidak mampu
menerjemahkan instruksi sesuai manualnya
Pilihan paling banyak digunakan : Skala Performance
Wechsler
Pengukuran untuk Intellectual dan
Learning Disabilities
Intellectual Disability
Berkembang pesat sejak ditetapkannya Undang-undang
Pendidikan untuk anak cacat (IDFA, 1975)
AAIDD : selain IQ<70-75, diagnosa baru ditegakkan bila
fungsi adaptif terbukti mengalami keterlambatan
Kemampuan konseptual bahasa, pemahaman konsep
dasar, pengarahan diri
Keterampilan sosial interpersonal, tanggung jawab sosial
Kemampuan praktis kehidupan sehari-hari, kesehatan
diri, dsb
Intellectual Disability
VINELAND SOCIAL MATURITY SCALE (VSMS)
Diisi oleh pengasuh bisa, oleh pemeriksa bisa. Menandai
item yang sudah dikuasai dan belum
Mengalami banyak revisi; versi terakhir = Vineland
Adaptive Behavior Scale 2nd edition (VABS-II - 2005)
SCALES OF INDEPENDENT BEHAVIOR-
REVISED (SIB-R)
Pemeriksa membacakan item yang akan dijawab oleh
pengasuh utama atau guru berdasarkan perilaku anak
sehari-hari
14 subtes yang masuk ke dalam empat kelompok besar :
motorik, sosial & komunikasi, kehidupan sehari-hari,
kehidupan dalam kelompok masyarakat
Intellectual Disability
INVENTORY FOR CLIENT AND AGENCY
PLANNING (ICAP)
Bisa digunakan pada anak-anak hingga dewasa
Buklet ; mengukur perilaku adaptif dan maladaptif, serta
kebutuhan dukungan/pendampingan
AAMR ADAPTIVE BEHAVIOR SCALES: 2ND
EDITION
18-80 tahun
Mengukur domain perilaku yang sesuai dan maladaptif
Autism Spectrum Disorder
MODIFIED CHECKLIST FOR AUTISM IN
TODDLERS
(M-CHAT ) - 1999 23 item ceklis
Screening untuk 16-30 bulan
BABY AND INFANT SCREEN FOR CHILDREN
WITH AUTISM TRAITS-PART 1 (BISCUIT-1) -
2007 71 item yang diisi oleh orang tua atau pengasuh utama
17-37 bulan
CHILDHOOD AUTISM RATING SCALE (CARS)
Versi I : 15 item, versi II : lebih komprehensif dan detil
Learning Disabilities
ILLINOIS TEST OF PSYCHOLINGUISTIC
ABILITIES (ITPA-3)
12 subtes yang mengukur kemampuan individu
menerima input visual, auditori atau taktil dan melihat
bagaimana pemrosesannya serta outputnya
2-10 tahun
TORRANCE TESTS OF CREATIVE THINKING
(TTCT)
Dapat menjelaskan kesulitan siswa di kelas, estimasi
kecerdasan
Mengukur 3 aspek : fluency, originality, flexibility
Learning Disabilities
BENTON VISUAL RETENTION TEST–5TH
EDITION (BVRT-V)
Brain damage performa yang buruk pada tugas
tertentu
8 tahun ke atas
Diperlihatkan bentuk geometri lalu dihilangkan, individu
harus menggambar bentuk yang sudah ditunjukkan
berdasarkan ingatannya
BENDER VISUAL MOTOR
GESTALT TEST (BVMGT)
Brain damage
5-8 tahun
9 figur geometri yang harus ditiru
VISIOGRAPHIC TESTS
Learning Disabilities
MEMORY-FOR-DESIGNS (MFD) TEST
Tes menggambar sederhana, koordinasi perseptual-
motor menggambar berdasarkan ingatan (seperti
Benton)
8-60 tahun
VISIOGRAPHIC TESTS
TES KEPRIBADIAN
PSIKODIAGNOSTIK 1 – 2018
Pengukuran Kepribadian adalah pengukuran dan evaluasi terhadap …
Trait
State
Dinamika Motivasi
Gejala distres
Kekuatan Diri
Sikap & Pandangan
Gaya Berpikir atau bertindak
Karakteristik lain yang terkait
Pengukuran Kepribadian Terdiri dari dua kelompok
Subjek diminta untuk merespon pernyataan tertulis yang disusun rapi dan jelas
Subjek diminta untuk merespon stimulus yang ambigu
TES KEPRIBADIAN PROYEKSI
TES KEPRIBADIAN TERSTRUKTUR
Tes Kepribadian Didefinisikan sebagai …
Pengukuran dan evaluasi terhadap trait, state, nilai, minat, sikap, pandangan, akulturasi, identitas personal,
selera humor, gaya berpikir dan bertindak, dan/atau karakteristik individu yang terkait
“ “
(Cohen & Swerdlik, 2009)
Tes Kepribadian
Berstruktur
Tes Kepribadian Berstruktur Didefinisikan sebagai …
Prosedur lapor diri yang menyediakan sejumlah pertanyaan untuk dijawab subjek dengan ‘benar’ atau
‘salah’, atau memilih karakteristik yang paling menggambarkan dari dua atau lebih alternatif
“ “
(…..)
Tes Kepribadian Berstruktur … mengevaluasi …
A B
C D
Pembawaan yang relatif berlangsung lama; kecendrungan untuk berbuat,
berpikir, dan merasa melalui cara tertentu pada situasi tertentu yang
dapat membedakan individu satu dengan individu lainnya
Sifat Kepribadian
Deskripsi umum individu, seperti tipe menghindar, memiliki ketertarikan
sosial yang rendah, dll
Tipe Kepribadian
Aspek lain dari kepribadian seperti konsep diri, dll
Aspek lain Kepribadian
Reaksi emosional yang terjadi pada berbagai situasi.
Situasi Kepribadian
Sejarah Tes Kepribadian Berstruktur
1920 1943 1954 1995 2018 Woodworth Personal
Data Sheet
Isi Logis
Minnesota Multiphasic Personality Inventory
(MMPI)
Kelompok Kriteria
Edwards Personal Preference Schedule
(EPPS)
Teoretis
…
Sixteen Personality Factor Questionnaire
(16PF)
Analisis Faktor
Tes Kepribadian Berstruktur Prosedur umum yang ditanyakan kepada subjek untuk berespon terhadap pernyataan tertulis disebut dengan terstruktur atau objektif Rendahnya ambiguitas Stimulus jelas dan pasti dihadirkan Kebutuhan subjek tampak dan sensitif
Contoh item : Ya/tidak Sesuai/tidak Pilih antara dua pernyataan yang paling sesuai
Konsep Dasar
Strategi Pembuatan Tes Kepribadian Terstruktur
Strategi Empiris
Strategi Kelompok Kriteria
Strategi Analisis Faktor
Strategi Deduktif
Strategi Isi-Logis
Strategi Teoretis
Pengumpulan data & analisis statistik untuk memaknai data
Berangkat dr karakteristik yang sama dari sebuah kelompok
Menggunakan analisis faktor untuk menentukan dimensi dasar kepribadian
Alasan & logika deduktif dalam memaknai jawaban
Alasan & logika deduktif dalam mengembangkan tes
Membuat item sesuai teori dasarnya ada karakteristik apa saja untuk sebuah tipe
kepribadian
Contoh Tes Kepribadian Berstruktur STRATEGI ISI-LOGIS
Tujuan : Identifikasi calon tentara yang mungkin mengalami ‘break down’ saat perang
116 item (“ya”/“tidak”) dari gejala gangguan emosi Kesuksesan tes woodworth adalah dalam memecahkan masalah penyaringan massal, merangsang perkembangan kehadiran tes terstruktur dengan tujuan pengukuran karateristik kepribadian.
WOODWORTH PERSONAL DATA SHEET 01 02 03 04
Wo
od
wo
rth
Per
son
al D
ata
Shee
t
Be
ll A
dju
stm
en
t In
ven
tory
Ber
nre
ute
r P
erso
nal
ity
Inve
nto
ry
Mo
ney
Pro
ble
m C
he
cklis
t …
Contoh Tes Kepribadian Berstruktur STRATEGI ISI-LOGIS
01 02 03 04
Wo
od
wo
rth
Per
son
al D
ata
Shee
t
Be
ll A
dju
stm
en
t In
ven
tory
Ber
nre
ute
r P
erso
nal
ity
Inve
nto
ry
Mo
ney
Pro
ble
m C
he
cklis
t …
Penyesuaian diri dalam berbagai area
BELL ADJUSTMENT INVENTORY
Dapat digunakan bagi subjek sampai usia 13 tahun dan meliputi item yang berhubungan dengan enam kepribadian.
BERNREUTER PERSONALITY INVENTORY
Contoh Tes Kepribadian Berstruktur STRATEGI ISI-LOGIS
01 02 03 04
Wo
od
wo
rth
Per
son
al D
ata
Shee
t
Be
ll A
dju
stm
en
t In
ven
tory
Ber
nre
ute
r P
erso
nal
ity
Inve
nto
ry
Mo
ney
Pro
ble
m C
he
cklis
t …
Terdiri dari deretan masalah yang terjadi berulang kali dalam data sejarah kasus klinis. Tes ini menyerupai Tes Woodworth bahwa subjek yang memberi tanda pada sejumlah besar item yang dianggap mengalami kesulitan. Prosedur intrepetasi utamanya adalah dengan mengansumsikan validitas tampilan dari jawaban tes. Jadi, apabila subjek memberi tanda pada item yang berkaitan dengan keuangan, maka pemberi tes mengansumsikan bahwa orang tersebut memliki kesulitan keuangan.
MONEY PROBLEM CHECKLIST
Contoh Tes Kepribadian Berstruktur STRATEGI KELOMPOK KRITERIA
Minnesota Multiphasic Personality Inventory
MMPI Kuesioner lapor-
diri benar & salah yang berupa
perunjukan diri
Bertujuan membedakan
kelompok normal & abnormal
California Psychological Inventory
CPI Mengevaluasi kepribadian
individu dengan penyesuaian diri yang normal dan
lebih banyak digunakan dalam
lingkungan konseling
Minnesota Multiphasic Personality Inventory-2
MMPI2
Pembaharuan MMPI, perbaikan
item & skala, dengan model
yang sama dengan aslinya
Your Text Here
Strategi kelompok kriteria mengacu pada
karakteristik kelompok/gejala
tertentu sebagai dasar pengembangan alat tes
Contoh Tes Kepribadian Berstruktur
Strategi Teoretis
Berangkat dari Teori Kebutuhan Murray bahwa manusia memiliki 20 kebutuhan Menilai setiap item dari keinginan sosial
Dibuat dalam bentuk forced choice sebagai solusi untuk
masalah bias Tidak ada jawaban benar atau salah
Edwards Personal Preference Schedule (EPPS)
Contoh Tes Kepribadian Berstruktur
Strategi Kombinasi
• Melihat karakteristik positif individu dalam rangka memahami sumber daya yang dianugerahi dan bagaimana anugerah tersebut berpengaruh pada perilaku serta kesejahteraannya
Positive Personality Measurement
• Bertujuan memprediksi minat, perilaku sehat, kesejahteraan psikologis dan gaya coping
• Memiliki 3 domain luas : 1) Neurotisisme 2) Ekstraversi 3) Keterbukaan
NEO Personality Inventory
Pengukuran Sifat Kepribadian Positif
01
02
03
04
Roosenberg Self Esteem Scale
Mengukur perasaan keberhargaan diri dengan 10 pertanyaan dan menggunakan populasi yang luas
General Self Efficacy Scale
Mengukur keyakinan individu terhadap kemampuannya
Ego Reiliancy Scale
Mengukur inteligensi emosional
Dispositional Resilience Scale
Mengukur kemampuan untuk melihat situasi penuh tekanan sebagai situasi yang bermakna
Pengukuran Sifat Kepribadian Positif
05
06
07
08
HOPE Scale
…
Life Orientation Test-Revised
Kecenderungan individu untuk memandang masa depannya secara optimis
Satisfaction with Life Scale
Pengukuran kepuasan hidup sebagai proses pertimbangan kognitif
Positive and Negative Affect Schedule
Mengukur dua dimensi ortogonal dari afek
Pengukuran Sifat Kepribadian Positif
09
10
Coping Intervention for Stressfull Situation
Memahami kepribadian individu yang dilihat dari strategi copingnya
Core Self-Evaluation
Konstruk kepribadian yang terdiri dari harga diri, efikasi, neurotisisme, dan locus of control
Tes Kepribadian
Proyeksi
Hipotesis Proyektif
Interpretasi sebuah stimulus ambigu mencerminkan kebutuhan, perasaan, pengalaman, proses berpikir,
penyebab kondisi, dll dari subjek “ “
Asumsi dasar teknik proyektif adalah agar memperoleh gambaran yang utuh dari seseorang diperlukan adanya
kebebasan untuk mengekspresikan dirinya
Klasifikasi Tes Proyeksi
Subjek menjawab stimulus dengan perkataan, gambar, atau ide yang pertama kali muncul
Associative Technique
Subjek mengkonstruk atau membuat suatu produk (cerita), dan dari cerita itulah keadaan psikologis klien diungkap
Construction Technique
Melengkapi kalimat atau cerita yang sudah ada/disediakan sebelumnya
Completion Task
01
02
03
Mengatur kembali gambar, mencatat referensi atau semacamnya
Choice or Ordering Devices
04
Gambar, cara/metode dalam menyelesaikan sesuatu dievaluasi
Expressive Methods
05
Kelebihan & Kelemahan Tes Proyeksi
KELEBIHAN
KELEMAHAN
Rapport dan keleluasaan penggunaan Teknik proyeksi dapat dijadikan ice breaker atau kegiatan awal untuk membangun hubungan positif bersama klien.
Faking Dapat terhindar dari kecenderungan faking dibandingkan self-report
Variabel tester dan situasi Lemah standardisasi administrasi maupun skoring
Norma dan Reliabilitas Akan berpengaruh pada objektivitas interpretasi ketika data pendahulu kurang lengkap
Thank you Siap lanjut ke materi berikutnya?
TES MINAT
PSIKODIAGNOSTIK 1 – 2018
MINAT Didefinisikan sebagai …
Kesukaan, perhatian, keingintahuan, keterarahan tujuan, motivasi, fokus; menuju pada perhatian, ada keinginan
untuk memperhatikan, ada ketertarikan-rasa suka-kemauan.
“ “
Minat (dan sikap) merupakan aspek penting dari kepribadian yang dapat mempengaruhi prestasi pendidikan & pekerjaan, hubungan antar pribadi,
kesenangan yang didapat dari aktivitas waktu luang, dan fase lainnya dalam kehidupan sehari-hari
Asher dkk (1953) Minat : kondisi psikologis yang ditandai dengan pemusatan perhatian thd masalah/aktivitas tertentu, atau sebagai kecenderungan untuk memahami suatu pengalaman yang akan diulang sebagai suatu rasa senang yang dihasilkan dari adanya perhatian khusus terhadap suatu aktivitas tertentu
Crow & Crow (1973) Minat : kekuatan pendorong yang menyebabkan individu memberikan perhatian terhadap objek
Whiterington (1988) Minat : kesediaan individu terhadap suatu objek, individu, hal atau situasi yang berhubungan dengan dirinya
Doyles Fryer (dalam Nurkencana, 1993) Minat : gejala psikis yang berkaitan dengan objek atau aktivitas yang menstimulasi perasaan senang pada individu
• Minat erat hubungannya dengan kebutuhan • Minat yang timbul dari kebutuhan anak-anak akan menjadi
faktor pendorong bagi anak melaksanakan usahanya
• Faktor terkait munculnya minat :
Faktor Intrinsik
Kejadian yang dialami diri sendiri yang mendorong munculnya minat tehadap
suatu hal
Faktor Emosional
Kecenderungan yang muncul atas dasar perasaan tertentu terhadap sesuatu
Faktor Sosial
Kehadiran orang lain mempengaruhi munculnya ketertarikan pada suatu hal
TES MINAT Didefinisikan sebagai …
Jenis instrumen tes yang disusun atau digunakan dalam melakukan penilaian terhadap minat individu dalam
berbagai jenis kegiatan “ “
(Chaplin, 2000)
Pertanyaan dan kekhawatiran tentang pilihan yang cocok sebagian besar menempati pikiran individu dalam masa transisi dari siswa ke anggota kerja (Collins, 1998; Murphy et al, 2006). Minat pekerjaan pada individu dapat mendorong kinerja yang lebih baik, produktivitas yang lebih besar dan kepuasan kerja yang lebih besar (Cohen & Swerdlik, 2003)
KONSEP DASAR TES MINAT
• Kepuasan hidup dan produktivitas kerja • Menafsir minat individu dalam berbagai bidang pekerjaan • Memberikan analisis minat dalam kurikulum pendidikan atau bidang studi
yang nantinya terkait dengan keputusan karir
TUJUAN
RUANG LINGKUP TES MINAT
A B
C D
Membantu membuka wawasan siswa mengenai bidang pekerjaan yang ada
sebagai upaya memilih jurusan pendidikan tinggi;
Membantu yang putus sekolah untuk menemukan pekerjaan yang tepat/
Konseling Karir
Penempatan siswa pada jurusan atau program studi yang tersedia (IPA/IPS);
Data komplementer dari tes inteligensi dan tes bakat
Penjurusan Siswa
Memastikan konsistensi antara tugas yang telah dijalani dengan pilihan pekerjaan yang disukai; Digunakan untuk meningkatkan efisiensi perusahaan dan kepuasan kerja
Konseling Pekerjaan
Menentukan konten bacaan yang disukai oleh anak dalam upaya meningkatkan prestasi belajar
Perencanaan Bacaan Pendidikan
Ragam Tes Minat
The Strong Interest Inventory
Kuder
Career Assessment Inventory
01
02
03
Self-Directed Search 04
Rothwell-Miller Interest Blank 05
The Strong Interest
Inventory
Tokoh Edward Kellog Strong, Jr.
Tahun 1927
Tujuan Membantu orang mencocokkan minat mereka dengan kegiatan pendidikan, karir dan kegiatan yang potensial
Item 317 item yang dikelompokkan dalam 8 bagian
Keterangan Diturunkan dari model teoretis John Holland ‘General Occupational Themes’
Kuder Preference
Record – Vocational
Tokoh : G. Frederic Kuder
Tahun : 1934-35
Tujuan :
1) Membantu perusahaan menerima karyawan baru
2) Membantu seleksi pekerjaan secara sistematis
3) Mengukur minat berdasarkan sikap dan ide-ide terhadap suatu pekerjaan
Waktu: 40-60 menit
Pelaksanaan : Individual / klasikal
Kuder Preference
Record – Vocational
Tokoh : G. Frederic Kuder
Tahun : 1934-35
Tujuan : 1) Membantu perusahaan menerima karyawan baru
2) Membantu seleksi pekerjaan secara sistematis
3) Mengukur minat berdasarkan sikap dan ide-ide terhadap suatu pekerjaan
Waktu: 40-60 menit
Pelaksanaan : Individual / klasikal
Tes Kuder Tokoh : G. Frederic Kuder
Tahun : 1934-35
Tujuan : 1) Membantu perusahaan menerima karyawan baru
2) Membantu seleksi pekerjaan secara sistematis
3) Mengukur minat berdasarkan sikap dan ide-ide terhadap suatu pekerjaan
Waktu: 40-60 menit
Pelaksanaan : Individual / klasikal
Tes Kuder
Kuder Prerference Record- Vocational
KPR-V 10 kelompok
bidang pekerjaan : outdoor, mekanik, komputasi, ilmiah, persuasif, artistik,
sastra, musik, pelayanan sosial,
klerikal
3 pernyataan yang harus dipilih
salah satunya
Kuder Occupational Interest Survey
KOIS
100 item tentang ragam aktivitas dari yang paling disukai sampai
yang tidak disukai;
Versi terakhirnya terdiri dari 10
kelompok minat
Kuder Gerenal Interest Survey
KGIS
168 item, ditujukan untuk anak usia 6-12 tahun untuk
melihat ragam aktivitas yang
disukai dan tidak
Career Assessment
Inventory
Tokoh : Charles B. Johansson
Tahun : 1975
Tujuan :
Waktu: 40-60 menit
Pelaksanaan : Individual / klasikal
Thank you Siap lanjut ke materi berikutnya?