BAB 2 PENGERTIAN ILMU SOSIAL, METODE ILMIAH, DAN KEBENARAN ILMIAH A.PENGERTIAN ILMU Mungkin tidak berlebihan jika seorang filsuf Oxford University kontemporer Jerome R.Ravert dalam karyanya The Philosophy of science ,sanpai saat ini mungkin mengakui bahwa ilmu merupakan sebuah kisah suksea luar biasa .Kemenanga-kemenangan ilmu melambangkansuatu proses kumulatif peningkatan pengetahuan dan rangkaian kemenangan tehadap kebodohan dan takhayul dan dari ilmulah kemudian mengalir arus penemuan yang yang berguna untuk kemajuan hidup manusia. Di Indonesia menurut The Liang Gie istilah ilmu atau scien merupakan suatu perkatan yang bermakna jamak ,yaitu sebagai berikut: 1.ilmiah yang mengacu pada ilmu umum (science in general)
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB 2
PENGERTIAN ILMU SOSIAL, METODE
ILMIAH, DAN KEBENARAN ILMIAH
A.PENGERTIAN ILMU
Mungkin tidak berlebihan jika seorang filsuf Oxford University
kontemporer Jerome R.Ravert dalam karyanya The Philosophy of
science ,sanpai saat ini mungkin mengakui bahwa ilmu merupakan sebuah kisah
suksea luar biasa .Kemenanga-kemenangan ilmu melambangkansuatu proses
kumulatif peningkatan pengetahuan dan rangkaian kemenangan tehadap
kebodohan dan takhayul dan dari ilmulah kemudian mengalir arus penemuan
yang yang berguna untuk kemajuan hidup manusia.
Di Indonesia menurut The Liang Gie istilah ilmu atau scien merupakan
suatu perkatan yang bermakna jamak ,yaitu sebagai berikut:
1. ilmiah yang mengacu pada ilmu umum (science in general)
2. Pengertian imu yang menunjuk pada salah satu bidang pengetahuan ilmiah
Pengetian ini lebih menekankan bahwa ilmu merupakan pengetahuan yang
sistematis.Ilmu menunjuk pertama-tam a pada kumpulan yang disusun secara
sistematis dari pengetahuan yang dihimpun tentang alam semesta yang selalu
diperoleh melalui teknik-teknik pengamata yang objektif.
Tidak semua pengetahuan adalah ilmu sebab ilmu hanya terbatas pada
pengetahuan yang diperoleh secara sistermatis.
2. Ilmu sebagai Metode Penelitian
1. Pengertian ini mengemukakan penekananya bahwa ilmu itu pada
hakikatnya sebagai metode penelitian.Para ahli yang nengemukakaan hal
tersebut diantaranya:
William J.Goode dalam bukunya Method In Social Research
mengemukakan bahwa ilmu adalah suatu metode pendekatan terhadap
seluruh dunia pengalaman, yakni dunia yang dapat terkena
pengalaman oleh manusia.
Caraghan delangles dalam bukunya’’a guide historical
Method’’mengemukakan bahwa ilmu pada dasarnya suatu metode
untuk menangani masalah.
Harold H.Titus dalam bukunya ‘’Living Issues in
Philosophy’’mengemukakan bahwa ilmu adalah suatu metode untuk
memperoleh pengetahuan yang objektif dan dapat diperiksa
kebenaranya.
3.Ilmu sebagai aktivitas penelitian
Tokoh yang mengatakan ilmu sebagai aktivitas penelitian diantaranya:
I Charles Singer yang yang dikutip dalam bukunya ‘’Critical
Thinking’’mengemukakan bahwa ilmah adalah proses pembuat
pengetahuan .
John Warfield dalam bukunya ‘’Social Sistem’’ mengatakan tetapi
ilmu pun dipandang sebagai proses.Pandangan proses ini paling
berkaitan dengan perhatian terhadap penyelidikan karena
penyelidikan adalah suatu bagian besar dari ilmu sebagai suatu
proses .Dengan demikan jelas bahwa ilmu merupakan aktivitas
penelitian .
Kesimpulan ilmu dipandang sebagai keseluruhan pengetahuan kita saat
ini ,atau sebagai suatu aktivitas penelitian ,atau sebagai suatu metode untuk
memperoleh pengetahuan.
B.PENGERTIAN SOSIAL
Istilah sosial (social dalam bahasa inggris )dalam ilmu sosil memiliki arti
yang berbeda –beda ,misalkan istilah sosial dalam sosialialisme dengan istilah
bepartemen sosial ,jelas keduanya menunjukan makna yang sangat jauh
berbeda.Menurut Soekanto apabila istilah sosial pada ilmu sosial mrnunjuk pada
objeknya,yaiti masyarakat sosialisme adalah suatu ideologi yang pokok pada
prinsip pemilikan umum alat-alat atau produksi dan jasa –jasa bidang
ekonomi .sedangkan istilah sosial pada departemen sosial menunjuk pada
kegiatan –kegiatan di lapangan sosial .Artinya kegiatan –kegiatan yang
ditunjukan untuk mengatasi persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat
dalam bidang kesejahteraan ,sepeti tuna karya,tuna susila,tuna wisma,orang
jompo,anak yatim piatu,dan lain-lain.Selain itu Soekanto mengemukakan bahwa
istilah sosial pun berkenaan dengan prilaku interpersonal,atau yang berkaitan
dengan proses-proses sosial.Secara keilmuan,masyarakat yang menjadi objek
kajian ilmu-ilmu sosial ,dapat dilihat sebagai suatu yang terdiri dari berbagai
segi .Dilihat dari segi ekonomi akan bersangkut paut dengan paktor
produkdi ,distribusi,penggunaan barang-barang serta jasa-jasa .Dari segi politik
antaralain berhubungan dengan penggunaan kekuasan dalam masayarakat.Dari
segi antropologi budaya lebih menekanka pada masyarakat dan
kebudayaanya,dan begitu seterusnya untuk ilmu-ilmu sosial yang lainya,seperti
geografi sosial,sejarah,maupun sosiologi.
Begitupun tentang pengertian masyarakat (societi)banyak sarjana terdahulu
yang mendepinisikan apa itu masyarakat dintaranya:
Menurut Mac Iver dan Page mengemukakan bahwa masyarakat adalah
suatu sistem dari kebiasaan dan tata cara, dari wewenang dan kerjasama
antara berbagai kelompok dan penggolongan, dari pengawasan tingkah
laku serta kebebasan-kebebasan manusia.
Menurut Ralph Linton dalam bukunya yang bejudul “The Study of Man“
mengemukakan bahwa masyarakat merupakan setiap kelompok manusia
uang telah hidup dan bekerja bersama cukup lama sehingga mereka
dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu
kesatuan sosial dengan batas-batas yang di rumuskan dengan jelas.
Menurut Selo Soemarjan Menyatakan bahwa masyarakat adalah orang
yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
Dari pendapat-pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa pengertian
masyarakat terdiri atas beberapa unsur.
a. Manusia yang hidup bersama
b. Bercampur untuk waktu yang lama
c. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama
Sedangkan yang merupakan bentuk umum pada proses-proses sosial adalah
interaksi sosial, bahkan ahli sosiologi berpendapat bahwa interaksi sosial
tersebut merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial.
Berlangsungnya suatu proses interaksi sosial yang di dasarkan pada
berbagai faktor, dan menurut Soekanto di sebabkan melalui :
1. Imitasi
Mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses interaksi
interaksi sosial tersebut. Sebab salah satu peran positifnya adalah bahwa
proses imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah
dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.
2. Sugesti
Berlangsungnya apabila seseorang memberi suatu pandangan atau sikap
yang berasal dari dirinya yang kemudian di terima oleh pihak lain secara
emosi.
3. Identifikasi
Merupakan kecenderungan-kecenderungan ataupun keinginan-keinginan
dalam diri seseorang untuk menjadi identik atau sama dengan orang lain.
4. Simpati
Sebenarnya merupakan suatu proses yang di sebabkan oleh ketertarikan
seseorang oleh pihak lain, baik itu sebatas kerjasama, merasa senang dan tertarik
karena faktor-faktor yang menyebabkan ia patut di kaguminya, maupun karena
merasa adanya keterikatan dengan dirinya.
C. PENGERTIAN, RUANG LINGKUP, DAN PERKEMBANGAN ILMU-
ILMU SOSIAL
Istilah ilmu sosial menurut Ralf Dahrendorf seorang ahli sosiologi Jerman
dan penulis buku “ class and Class Conflict Industrial Society yang di kenal
sebagai pencetus teori konflik Non-Marxis, Merupakan suatu konsef yang
ambisius untuk mendefinisikan seperangkat disiplin akademik yang
memberikan perhatian pada aspek-aspek kemasyarakatan manusia. Bentuk
tunggal ilmu sosial menunjukan sebuah komunitas dan pendekatan yang saat ini
hanya di klaim oleh beberapa orang saja ; sedangkan bentuk jamaknya, ilmu-
ilmu sosial, mungkin istilah tersebut merupakan bentik yang lebih tepat. Ilmu-
ilmu sosial mencakup sosiologi, antropologi, psikologi, ekonomi, geografi
sosial, politik, bahkan sejarah walaupun di satu sisi ia termasuk ilmu humaniora.
Pendapat Bung Hatta mengenai ilmu sosial :
1. Sebagai critical discourse ( wacana kritis ) artinya pada kajian ini membahas
tentang adanya yang keabsahannya tergantung pada kesetiaan pada
persyaratan sistem rasionalitas yang kritis dan pada konvensi akademis yang
berlaku.
2. Sebagai academic interprise memiliki pengertian “ bagiman mestinya “.
3. Sebagai applied science artinya bahwa dalm ilmu sosial itu di perlukan untuk
mendapatkan atau mencapai hal-hal yang praktis dan berguna entah untuk
mewujudkan sesuatu yang di cita-citakan. Contohnya kemakmuran maupun
mengurangi atau meniadakn sesutu yang tidak di inginka contohnya
kemiskinan.
D.METODE ILMIAH
Istilah pendekatan menurut Vernon Van Dyke dalam bukunya yang
berjudul “political science”dikemukakan bahwa suatu pendekatan pada
prinsipnya adalah ukuran –ukuran untuk memilih masalah dan data yang
berkaitan satu sama lain Hal ini diperjelas oleh Kerlinger bahwa pendekata atau
rancangan ilmiah merupakan bentuk sistematis yang khusus dari seluruh
pemikiran .
Suatu pendekata dalam menelaah sesuatu dapat dilakukan berdasarkan
sudut pandang ataupun tinjauan dari berbagai satu kesatuan karakteristik
maupun cabang ilmu seperti sosiologi,Antropologi,geografi ,ekonomi ,politik
dan sebagainya.
Metode merupakan prosedur yang mewujudkan pla-pola dan tata langkah
dalam suatu penelitian ilmiah(the Liang Gie1999)
Teknik adalah suatu cara operasional yang seringkali bersipat
rutin,mekanis,atauj spesipik untuk dan menangani data dalam
penelitian.sebagai contoh,suatu penelitian tentang gjala-gejala kemasyarakatan
dapat menggunakan metode survei.berbagai teknik yang digunakan misalkan
wawancara,observasi,maupun menyebarkan angket .
Secara etimologi metide dari bahasa Yunani “meta”yang berarti sesudah
dan hodos yang berarti jalan Dengan demikian metode merupakan langkah-
langkah yang diambil menurut urutan tertentu ,untuk mencapai pengetahuan
yang telah dirancang dan dipakai dalam proses memperoleh pengetahuan
(Soeprapto 2003:128)
Menurut rumusan “the World Of Science Encyclopedia”(volume
17:181)metode ilmiah diartikan sebagai prosedur yang dipergunakan oleh
ilmuan-ilmuan dalam pencarian sistematis terhadap pengrtahuan baru dan
peninjauan kembali pengetahuan yang ada.
Menurut George Kneller (1978 ;118) dalam karyanya “Science as a Human
Endeavor “mengemukakan bahwa dengan metode ilmiah kami maksudkan
struktur rasional dari penyelidikan ilmiah yang hipotesisnya disusun dan diuji .
Menurut Arturo Rosenblueth (1970 :1)dalam bukunya”Mind and
Brain”mengemukakan bahwa metode ilmiah sebagai proswdur dan ukuran yang
dipakai oleh ilmuwan-ilmuwan dalam penyusunan dan pengembangan cabang
pengetahuan khusus mereka .
Menurut Harold titus metode ilmiah sebagai proses-proses dan langkah-
langkah yang membuat ilmu-ilmu menghasilkan pengetetahuan .
Langkah-langkah metode ilmiah menurut Sheldon J.Lachman diantarnya:
1.Perumusan hipotesis spesipik atau pertanyaan spesifik untuk penyelidikan
2.Perancangan penyelidikan
3.Pengumpulan data
4.penggolongan data dan pengembangan generalisasi
5.pemeriksaan kebenara terhadap hasil-hasil yaitu terhadap data dan
generalisasi-generalisasi
Kaplan kebenaran ilmiah itu beragam rentang penomena yang perlu
dipelajari,ilmu pun begitu luas dan kompleka.Oleh karena itu membutuhkan
strategi penelitian atau inkuiri yang beragam pula antara ilmu-ilmu
sosial ,kealaman maupun humaniora.jadi tidak benar jika kita memutlakan apa
yang disebut metode ilmiah.
Pendapat yang sangat berbeda mengenai metode ilmiah diantaranya:
1.Menurut Gold Stein :sesungguhnya istilah metode ilmiah adalah menyesatkan
2.Menurut Kaplan:Kekhawatiran saya dengan konspsi kesatuan “metode
ilmiah”hal itu terasa oleh saya sesuatu justifikasi progmatis yang sungguh
mengada ada terus menerus analisis logika kita tidak mampu untuk menerima
segalanya secara penuh kedalam catatan .
Sanggahan-sanggahan tersebut mengingatkan kita untuk tidak tergesa-gesa
memutlakan keampuha metode ilmiah sebagaimana dekemukaka sebagian
orang.
E.KEBENARAN ILMIAH
Julie Rord dalam :”Paradigms and Fairy Tales(1975)”mengemukakan
bahwa istilah kebenaran memiliki 4 arti yang berbeda yang ia simbolkan dalam
T1,T2,T3,T4.
1. Kebenaran pertama (T1)adalah kebenaran metafisik,yaitu kebenaran yang
paling mendasar dan puncak dari seluruh kebenaran atau basic ultimate truth
(Supriadi ,1998:5)oleh karena itu harus diterima apa adanya sebagai suatu
given, kebenaran iman dan doktrin-doktrin sbsolut agama.
2. Kebenaran Kedua (T2) adalah kebenaran etik,yaitu yang menunjuk pada
perangkat standar moral atau profesional tentang prilaku yang pantas
dilakukan termasuk kode etik atau”Code of Conduct”
3. Kebenaran ketiga(T3) kebenaran logis.sesuatu dianggap benar apabila secara
ligis atau matematis konsisten dan koheren dengan apa yang telah diakui
sebagai sesuatu yang benar (dalam pengertian T3) atau sesuai dengan apa
yang benar menurut kepercayaan metafisik.
4. Kebenaran keempat(T4)adalah kebenaran empirik ,yang lazimnya dipercayai
ssebagai landasan pekerjaan para ilmuwan dalam melakukan penelitian .
Dalam konteks kebenaran ilmiah yang melibatkan
subjek(manusia ,knower ,dan observer)dan objek
(fakta,realitas,knowen) ,terdapat tiga teori utama kebenaran,yaitu :
1. Teori korespondensi(Correspondence Theory)teori ini beranggapan bahwa
seluruh pernyataan itu benar jika apa yang diungkapkanya itu merupaka
fakta,dalam arti adanya suatu kenyataan yang interaksionaj antara teori
dengan realita (Kattsoff,1998:7)Contoh,Jakarta adalah ibu kota
Indonesia,dan setelah dicocokan dengan realitanya memang Jakarta adalah
ibu kota negara Republik Indonesia.
2. Teori Koherensi(Coherence Theori)yang beranggapan bahwa sesuatu
dianggap benar jika terdapan koherensi atau konsistensi,dalam arti tidak
terjadi kontradiktif pada saat bersaman ,antara dua atau lebih
logika.Contoh,pernyataan”orang yang sederhanakecil kemungkinan untuk
berprilaku swrakah maupun materialistik “.
3. Teori Pragmatis(Pragmatism Theory),yang beranggapan bahwa kebenaran
itu tersimpul pada asfek fungsional secara praktis (Kattsoff,1996:130-131)
BAB 3
STUKTUR DAN PERANAN ILMU
A.PENGERTIAN STRUKTUR ILMU
Menurut Joseph J.Schwab dalam tulisanya “Structur Of The Disciplines
Meaning and Significance”konsep struktur bukanlah konsep yang mudah
dipahami hal itu mengacu pada bagian –bagian dari suatu objek dan tata cara
yang saling berhubungan .Menurutnya suatu disiplin ilmu adalah bentuk
konsepsi yang membatasi pokok masalah yang diselidiki dari suatu disiplin
dan pengawasan atau pengendalian terhadap penelitianya Struktur suatu
disiplin ilmu meliputi dua bagian yaitu subtantive conceptual strukture dan
syntactial strukture.Subtantive conceptual Struktur adalah konsep-konsep
yang menjadi kerangka berfikir dalan meneliti sesuatu .Syntactial Stucture
berhubungsn dengan penelitian yang dilakukan oleh disiplin itu.Syntactial
Structure menyangkut masalh-masalah jalan mana yang akan ditempuh dalam
penelitian?cara mengumpulkan data,cara menguji data, kriteria yang dipakai
dalam menetapkan kualitas data,ukuran untuk menentukan bahwa dat yang
diperoleh relevan atau mungkin tidak relevan .
B.PENGERTIAN DAN PERANAN FAKTA
Menurut Oxford Advanced Learners Dictionary of Current
English(2000:449-450)yang dimaksud dengan fakta adalah:
1. Sesuatu yang digunakan untuk mengacu pada situasi tertentu atau
khusus
2. Kualiatas atau sifat yang aktual atau dibuat atas dasar fakta-fakta
3. Sesuatu hal yang dikenal sebagai yang benar-benar ada dan terjadi
terutama yang dapat dibuktikan oleh bukti yang benar atau dinyatakan
benar-benar terjadi .
4. Hal yang terjadi dapay dibuktikan oleh hal-hal yang benar,bukan oleh
berbagai hal yang telah ditemukan .
5. Suatu penegasan,pernyatan,atau informasi yang berisi atau berartimengandung sesuatu yang memiliki kenyataan objektif,dalam arti luas adalah sesuatu yang ditampilkan dengan benar atau salah karena memiliki realitas objektif.
Menurut Bachtiar fakta merupakan abstraksi dari kenyataan yang diamati,yang sifatnya terbatas dan dapat diuji kebenaranya secara empiris.
Menurut Sjamsudin fakta adalah erat hubunganya dengan jawaban atas apa,siapa,kapan,di mana dan juga dapat berupa benda-benda yang benar-benar ada dan atau peristiwa yang pernah terjadi pada masa lalu(Sjamsudin ,1996:5)
Menurut James A.Bank (977:84)fakta adalah kejadian berbagai hal atau peristawa tertentuyang pada giliranya menjadi data mentah atau pengamatan dari ilmuwan-ilmuwan sosial.
C.PENGERTIAN DAN PERANAN KONSEP1. Menurut Schwab (1969:12-14)konsep ,erupakan abstraksi,kontruksi
logis yang terbentuk dari kesan,tanggapan dan pengalaman kompleks.2. Menurut James Bank konsep adalah suatu kata abstrak atau kata yang
bermanfaat untuk mengklasifikasikan atau menggolongkan suatu kelompok berbagai hal gagasan atau peristiwa.
Jenis-jenis konsep menurut Fraenkel:
1. Konsep konjungtif,yaitu konsep yang berfunhsi untuk menghubungkan dari keberadaan dua atau lebih atribut yang semuanya harus ada(Fraenkel,1980:58)
2. Konsep disjungtif,mencerminkan adanya alternatif-alternatif yang beragam.
3. Konsep relasional,yang memiliki arti mengandung suatu hubungan khusus antara dua atribut maupun lebih yang dinyatakan secara eksplisit dengan bilngan tertentu.
4. Kosep deskriptif,adalah konsep yang menuntut jawaban tentang gambaran suatu benda.
5. Konaep evaluatif,yaitu konssep yang berhubungan dengan pertimbangan baik atau buruk ,salah atau benar,cantik atau jelek.
6. Konsep campuran,yaitu suatu konsep yang tidak hanya memberikan penjelasan tentang suatu karakteristik yang dimiliki oleh benda tersebut,tetapi juga sekaligus memberikan sikap ataupun penilaian terhadap pernyataan tersebut.
Kegunaan konsep bagi kehidupan manusia:1. Konsep berguna untuk melakukan episiensi dan efektivitas bagi manusia.2. Melalui konsep itupun adanya klasifikasi atas beberapa individu.3. Konsep dapat berfungsi untuk mereduksi keperluan yang sering
dikatakan berulang uiang terhadap sesuatu kajian yang serupa dan sudah diketahui .
4. Konsep dapat berfungsi memudahkan kita untuk memecahkan masalah.5. Konsep berguna untuk menjelaskan sesuatu yang dianggap rumit
ataupun memerlukan keterangan yang cukup panjang dan rinci.6. Konsep berguna untuk mengonseptualisasikan sesuatu secara cermat
melalui simbol-simbol.7. Konsep mengandung konotasi negatif dinamakan stereotif8. Konsep berguna sebagai mata rantai penghubung ataupun katalisator
antardisiplin ilmu D.PENGERTIAN DAN PERANA GENERALISASI
Pengertian generalisasi :1. Generalisasi adalah pernyataan hubungan dua konsep atau lebih2. Generalisasi merupakan pernyataan tentang hubungan antara konsep-
konsep dan berfugsi untuk membantu dalam memudahkan pemahaman suatu maksud pernyataan itu
3. Generalisasi adlah kesimpulan yang ditarik secara induktif mengenai dua hubungan fakta-fakta atau lebih yang melahirkan teori
4. Generalisasi merupakan pernyataan yang menjelaskan hubungan antara konsep-konsep yang berfungsi sebagai penbantu berfikir dan memahami
Tingkatan generalisasi:
1. High Order Generalization yaitui generalisasi yang pemakaianya secara universal.
2. Ntermediat Level Generalization yaitu generalisasi yang digunakan dikawasan tertentu dan kebudayaan tertentu
3. Law order Generalization yaitu generalisasi yang digunakan atas data dari dua data atau tiga sampel kecil misalkan tentang kelompok kota pada suatu kawasan tertentuTipe-tipe generalisasi:
1. Generalisasi deskriftip yaitu suatu generalisasi yang hanya mendeskripsikan suatu hubungan yang ada
2. Generalisasi Kausal ,yaitu suatu generalisasi yang menjelaskan hubungan sebab akibat terjadi suatu peristiwa
3. Generalisasi korelatif,yaitu generalisasi yang menunjukan adanya hubungan satu sama lain
4. Generalisasi kondisional,yaitu suatu generalsasi yang menyarankan apa yang akan terjadi jika seandainya suatu khusus dilaksanakan dengan drmikian adanya suatu persyaratan khusus
E.PENGERTIAN DAN PERANAN TEORI Teori adalah suatu suatu preposisi dari masalah yang mengandung
variable,hipotesis,dan saumsi berdasarkan mertode keilmuwan.Unsur-unsur teori menurut Capbell:
1. Definisi,memberitahu kita bagaimana prnulis akan memakai istilah-istilah kuncinya
2. Deskripsi,merupakan sebuah kegiatan yang tanpa ajhir dan selalu belum selesai serta tanpa batas.
3. Penjelasan, harus melampaui makna deskripsi denga mengatakan hal-hal apakah yang dapat memberikan pada kita suatu pemahaman tertentu mengenai mengapa suatu kenyataan seperti itu.Fungsi teori menurut Suppes dan Kerling:
1. Berguna sebagai kerangka kerja untuk melakukan penelitia 2. Teori memberika suatu keragka kerja bagi pengorganisasian butir-butir
informasi tertentu.3. Teori mengemukakan kompleksitas peristiwa-peristiwa yang tamoaknta
sederhana.4. Teori mengorganisasikan kembalio pengalaman –pengalama
sebelumnya.5. Teori berfunhsi untuk melakukan prediksi kontrol.
BAB 4
SOSIOLOGI
A. PENGERTIAN, KARAKTERISTIK, DAN RUANG LINGKUP SOSIOLOGISecara terminologi Sosiologi berasal dari bahasa Yunani, yakni kata
socius dan logos. Socius yang berarti kawan, berkawan, ataupun
bermasyarakat. Sedangkan logos berarti ilmu atau dapat juga berbicara tentang
sesuatu. Dengan demikian, secara harfiah istilah Sosiologi dapat diartikan ilmu
tentang masyarakat (Spencer dan Inkeles, 1982: 4; Abdulsyani, 1987: 1). Di
bawah ini terdapat beberapa definisi Sosiologi menurut beberapa ahli:
1. Pitirim Sorokin (1928: 760 – 761) mengemukakan bahwa Sosiologi
adalah suatu ilmu tentang hubungan dan pengaruh timbal balik antara
aneka macam gejala – gejala sosial, contohnya antara gejala ekonomi
dengan non ekonomi, seperti agama, gejala keluarga dengan moral, hukum
dengan ekonomi, dan sebagainya.
2. William Ogburn dan Meyer F. Nimkoff (1959: 12 – 13) berpendapat
bahwa Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial
dan hasilnya, yaitu organisasi sosial.
3. Roucekj dan Warren (1962: 3) berpendapat bahwa Sosiologi adalah ilmu
tentang hubungan antara manusia dalam kelompok – kelompoknya.
4. J.A.A. van Doom dan C.J. Lammers (1964: 24) mengemukakan bahwa
Sosiologi ilmu tentang struktur – struktur dan proses – proses
kemasyarakatan yang bersifat stabil.
5. Meta Spencer dan Alex Inkeles (1982: 4) mengemukakan bahwa
Sosiologi ilmu tentang kelompok hidup manusia.
6. David Popenoe (1983: 107 – 108) berpendapat bahwa Sosiologi adalah
ilmu tentang interaksi manusia dalam masyarakat sebagai suatu
keseluruhan.
7. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi (1982: 14) menyatakan
bahwa Sosiologi adalah ilmu tentang struktur sosial dan proses –proses
sosial, termasuk perubahan – perubahan sosial. Selanjutnya, menurut
mereka bahwa struktur sosial keseluruhan jalinan antara unsur – unsur
sosial yang pokok, yaitu kaidah – kaidah sosial (norma – norma sosial),
lembaga – lembaga sosial, kelompok – kelompok, serta lapisan sosial.
Sedangkan proses sosial adalah pengaruh timbal balik antara berbagai segi
kehidupan bersama, umpamanya pengaruh timbal balik antara segi
kehidupan ekonomi dengan segi kehidupan politik, kehidupan hukum
dengan agama, dan sebagainya.
Dengan demikian, Sosiologi dapat didefinisikan sebagai disiplin ilmu
tentang interaksi sosial, kelompok sosial, gejala – gejala sosial, organisasi
sosial, struktur sosial, proses sosial, mapun perubahan sosial.
Objek kajian sosiologi adalah masyarakat dan perilaku sosial manusia
dengan meneliti kelompok – kelompoknya. Kelompok tersebut mencakup
keluarga, etnis atau suku bangsa, komunitas pemerintahan, dan berbagai
organisasi sosial, agama, politik, budaya, bisnis, dan organisasi lainnya (Ogburn
dan Nimkoff, 1959: 13; Horton dan Hunt, 1991: 4). Sosiologi pun mempelajari
perilaku dan interaksi kelompok, menelusuri asal usul pertumbuhannya, serta
menganalisis pengaruh kegiatan kelompok terhadap para anggotanya. Dengan
demikian, sebagai objek kajian sosiologi adalah masyarakat manusia yang
dilihat dari sudut hubungan antarmanusia dan proses – proses yang timbul dari
hubungan manusia dalam masyarakat.
Jika ditelaah lebih lanjut, tentang karakteristik sosiologi menurut Soekanto
(1986: 17) mencakup hal – hal berikut.
1. Sosiologi merupakan bagian dari ilmu sosial, bukan merupakan bagian
ilmu pengetahuan alam maupun kerohanian.
2. Sosiologi bukan merupakan disiplin yang normatif, melainkan suatu
disiplin yang bersifat kategoris. Artinya, sosiologi membatasi diri pada apa
yang terjadi saat ini, dan bukan mengenai apa yang semestinya terjadi atau
seharusnya terjadi. Dengan demikian, sosiologi dapat dikategorikan
sebagai ilmu murni (pure science), bukan merupakan ilmu terapan (applied
science). Sebagai ilmu murni sosiologi bukan disiplin yang normatif.
Artinya, sosiologi membatasi diri pada apa yang terjadi pada saat ini, serta
bukan mengenai apa yang terjadi seharusnya terjadi.
3. Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian – pengertian dan pola –
pola umum (nomotetik). Sosiologi mencari apa yang menjadi prinsip –
prinsip atau hukum – hukum umum dari interaksi antarmanusia individu
maupun kelompok dan perihal sifat hakiki, bentuk, isi, struktur, maupun
proses dari masyarakat manusia.
4. Sosiologi merupakan ilmu sosial yang empiris, faktual, dan rasional.
5. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak, bukan tentang ilmu
pengetahuan yang konkret. Artinya, bahan kajian yang diperhatikan dalam
sosiologi adalah bentuk – bentuk dan pola – pola peristiwa dalam
masyarakat, dan bukan wujudnya tentang masyarakat yang konkret.
6. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang menghasilkan pengertian –
pengertian dan pola – pola umum.
Sosiologi sebagai ilmu yang memfokuskan pada kajian pola – pola
interaksi manusia, dalam perkembangannya sering kali lebih banyak
dihubungkan dengan kebangkitan modernitas. Menurut Zygmunt Bauman
(2000: 1023) keterkaitan tersebut didasarkan beberapa alasan.
1. Mungkin satu – satunya denominator umum dari sejumlah besar mazhab
pemikiran dan strategi riset yang mengklaim mengandung sumber
sosiologis adalah fokusnya pada masyarakat.
2. Fenomena modern lainnya yang khas adalah ketegangan konstan
antarmanusia yang muncul dari latar belakang tradisional dan komunal,
yang berubah menjadi individu dan menjadi subjek tindakan otonom, serta
masyarakat sebagai batasan sehari – hari terhadap tindakan dari kegiatan
individu.
Sosiologi merupakan disiplin ilmu yang memiliki cakupan luas dan banyak
cabang yang dipersatukan, meskipun tidak terlalu kuat oleh strategi
hermeneutika dan ambisi untuk mengoreksi kepercayaan umum. Garis batas
bidang tersebut mengikuti divisi fungsional serta lembaga di dalam organisasi
masyarakat yang menjawab tuntutan efektif dari bidang manajemen yang telah
mapan.
Jadi, spesialisasi bentuk pengetahuan terakumulasi dengan fokus pada
penyimpangan dan kebijakan korektif atau hukuman, politik dan institusi
politik, tentara dan perang, ras dan etnis, perkawinan dan keluarga,
pendidikan dan media kultural, teknologi informasi, agama dan institusi
agama, industri dan pekerjaan, kehidupan urban dan persoalan –
persoalannya, serta kesehatan dan kedokteran (Bauman, 2000: 1032).
Secara sistematis, ruang lingkup sosiologi dapat dibedakan menjadi
beberapa subdisiplin sosiologi, seperti sosiologi pedesaan (rural sociology),
sosiologi industri (industrial sociology), sosiologi perkotaan (urban sociology),
sosiologi medis (medical sociology), sosiologi wanita (woman sociology),
sosiologi militer (military sociology), sosiologi keluarga (family sociology),
sosiologi pendidikan (educational sociology), sosiologi medis (medical
sociology), dan sosiologi seni (sociology of art).
1. Sosiologi Pedesaan (Rural Sociology)
Jurusan yang pertama kali mengkhususkan sosiologi pedesaan muncul di
Amerika Serikat tahun 1930-an, kemudian muncul beberapa Akademi Land
Grant yang dibentuk dalam wilayah kewenangan Departemen Pertanian
Amerika Serikat untuk meneliti masalah pedesaan dan melatih ahli sosiologi
serta ekstensionis pedesaan untuk kerjasama lembaga – lembaga pemerintah
beserta organisasi petani (Hightower, 1973). Adapun kerangka yang paling
sering digunakan untuk mengenali berbagai temuan empiris adalah gagasan
tentang suatu “kontinum pedesaan – perkotaan”, yang berusaha menjelaskan
berbagai pendekatan pola sosial dan kultural dengan mengacu kepada tempat
masyarakat tersebut di sepanjang kontinum yang bergerak dari tipe pemukiman
yang paling kota (the most urban) hingga yang paling desa (the most rural).
Salah satu aspek yang paling mengganggu dalam sejarah sosiologi
pedesaan adalah kegagalan ilmu ini mengembangkan analisis sistematis tentang
produksi pertanian, pada tingkat perusahaan maupun struktur agraria(Newby,
1980). Sehingga nasib sosiologi pedesaan saat ini terperangkap dalam sejumlah
kontroversi dan harapan. Sepanjang sejarahnya, sosiologi pedesaan tidak pernah
dapat secara efektif menyatakan statusnya sebagai disiplin ilmu tersendiri yang
memiliki objek penyelidikan dan metode penjelasan yang khusus. Jika tradisi
awal mengasumsikan bahwa ada perbedaan menyolok antarlokasi pedesaan
yang membuat lokasi – lokasi itu memiliki perbedaan dalam hal sosial dan
budaya dibandingkan dengan bentuk – bentuk kehidupan sosial perkotaan.
Namun, akhirnya makin banyak peneliti yang berpandangan bahwa lokasi
pedesaan hanya sekadar entitas empiris atau geografis tempat seseorang bekerja.
Keadaan desa tidak mensyaratkan teori atau implikasi metodologis khusus untuk
penelitian, tetapi sangat tergantung pada jenis masalah teoretis dan metodologis
yang dikandungnya, dan tidak semata – mata didasarkan pada kenyataan yang
sama – sama memiliki pengalaman pedesaan (Long, 2000: 942).
2. Sosiologi Industri (Industrial Sociology)
Kelahiran bidang ini mendapat inspirasi dari pemikiran – pemikiran Karl
Marx, Emile Durkheim, dan Max Weber, walaupun secara formal, sosiologi
industri lahir pada kurun waktu antara Perang Dunia I dan II, serta secara
matang tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an (Grint, 2000: 488).
Dalam perkembangannya, sosiologi industri sejak tahun 1980-an terdapat
empat tema baru yang muncul dari riset – riset sosiologi industri.
a. Sosiologi industri yang hanya menekankan gaya tradisional yang patriarkat,
memberikan peluang munculnya lini baru, yakni feminisme dalam riset.
b. Runtuhnya komunisme di Eropa Timur, adanya globalisasi industri,
pergeseran dari Fordisme (keadaan ekonomi seusai perang) menuju post
Fordisme, perkembangan – perkembangan teknologi pengawasan dan
bangkitnya individualisme tanpa ikatan tahun 1980-an, mengantarkan
bangkitnya minat pada peran norma dan dominasi diri yang sering kali
dikaitkan dengan gagasan – gagasan Foulcault dan tokoh pascamodernis
lainnya (Reed dan Hughes, 1992).
c. Perkembangan teknologi informasi dan aplikasi – aplikasinya di bidang
manufaktur serta perdagangan, telah mendorong bangkitnya kembali minat
untuk menerapkan gagasan – gagasan konstruktivis sosial dari sosiologi ilmu
pengetahuan serta teknologi ke sosiologi kerja dan industri (Grint dan
Woolgar, 1994).
d. Asumsi bahwa pekerjaan dan produksi merupakan kunci identitas sosial
tentang argumen – argumen bahwa pola – pola konsumsi merupakan sumber
identitas individual (Hall, 1992: 114).
3. Sosiologi Medis (Medical Sociology)
Sosiologi medis merupakan bagian dari sosiologi yang kajiannya
memfokuskan pada pelestarian ilmu kedokteran, khususnya pada masyarakat
modern (Amstrong, 2000: 643). Bidang ini berkembang pesat pada sejak tahun
1950-an sampai sekarang. Setidaknya ada dua alasan yang mendorong pesatnya
perkembangan bidang ini.
a. Berhubungan dengan asumsi – asumsi dan kesadaran bahwa masalah yang
terkandung dalam perawatan kesehatan masyarakat modern adalah sebagai
bagian integral masalah – masalah sosial.
b. Meningkatkan minat terhadap pengobatan dalam aspek – aspek sosial dari
kondisi sakit (illness), terutama berkaitan dengan psikiatri (berhubungan
dengan penyakit jiwa), pediatri (kesehatan anak), praktik umum
(pengobatan keluarga), geriatrik (perawatan usia lanjut), dan pengobatan
komunitas (Amstrong, 2000: 643 – 644).
Pada awal kelahirannya yang dominan adalah perspektif medis, psikologi,
dan psikologi sosial. Dalam perspektif medis, terutama pada epidemiologi sosial
yang berusaha mengidentifikasi peran dari faktor – faktor sosial terhadap
berjangkitnya penyakit menular yang dilakukan oleh para ahli medis dan
sosiologi. Hasil kajian awal menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dari struktur
sosial (kelas sosial) terhadap etiologi dari penyakit psikiatris maupun organis
(Amstrong, 2000: 644).
Dalam perkembangan selanjutnya, khususnya tahun 1990-an, minat
terhadap studi detail kehidupan sosial pun dilibatkan yang meneliti ekspresi
dalam pengalaman sakit pasien.
4. Sosiologi Perkotaan (Urban sociology)
Sosiologi urban atau perkotaan adalah studi sosiologi yang menggunakan
berbagai statistik di antara populasi dalam kota – kota besar. Kajiannya terutama
dipusatkan pada studi wilayah perkotaan di mana zona industri, perdagangan,
dan tempat tinggal terpusat.
Sosiologi perkotaan baru dimulai di Eropa, perintisannya sejak tahun 1920-
an dan 1930-an walaupun resminya sejak awal tahun 1970-an yang kemudian
menyebar ke berbagai wilayah khususnya Amerika Serikat. Hal itu pun
memengaruhi studi masyarakat lainnya sampai ke kota – kota besar di Jepang
pada tahun 1970-an. Selama dua puluh tahun sejak pengenalannya dari Barat,
dapat dibagi menjadi tiga tahapan.
a. Periode dari 1977 – 1985, ketika sosiologi urban Prancis, terutama sekali
teori Manuael Castell pernyataannya sangat berpengaruh.
b. Dari 1986 – 1992, memusatkan pada teori pergerakan sosial dan konsep
global di kota besar dalam suatu konteks pembaruan, terutama kota – kota
di Jepang.
c. Dari 1992 sampai sekarang, ditandai oleh suatu perubahan bentuk sosiologi
perkotaan dalam suatu teori ruang kemasyarakatan di bawah globalisasi
yang telah begitu besar memengaruhi pekerjaan David Harvey (Kazutaka
Hashimoto, 2002). Beberapa tema yang relevan dalam kajian sosiologi
urban tersebut, di antaranya populasi, geopolitik, ekonomi, dan lain – lain.
5. Sosiologi Wanita (Woman Sociology)Lahir dan berkembangnya sosiologi wanita, di mana sejarah perintisannya
sejalan dengan perkembangan gerakan feminisme yang dipelopori oleh Mary
Wollstonecraft dalam bukunya A Vindication of The Right of Woman (1779),
kendati akar – akar historisnya dapat dilacak sejak lahirnya sosiologi sebagai
disiplin akademik.
Dilihat dari perspektif pendorong teori sosiologi wanita tersebut, terdiri
atas tiga kelompok kontributor pemikiran sosiologi utama yang terpilih.
a. Kelompok teoretisi positivis atau fungsionalis, menegaskan bahwa tatanan
alamiah dominasi laki – laki sebagai suatu perbedaan terhadap argumen –
argumen mengenai hak – hak kaum wanita.
b. Kelompok para teoretisi konflik, melukiskan sistem – sistem penindasan
yang secara sistematis membatasi kaum wanita.
c. Kelompok altenatif, yakni kelompok aktivis karya sosial dan interaksionis.
6. Sosiologi Militer (Military Sociology)
Bidang kajian ini menyoroti angkatan bersenjata sebagai suatu organisasi
bertipe khusus dengan fungsi sosial spesifik (Bredow, 2000: 664). Fungsi –
fungsi tersebut bertolak dari suatu tujuan organisasi keamanan dan sarana –
sarananya, kekuatan, serta kekerasan. Sebenarnya, masalah – masalah seperti itu
sudah lama didiskusikan oleh para sosiolog, seperti August Comte maupun
Herbert Spencer. Akan tetapi, secara formal studi sosiologi militer tersebut baru
dimulai selama Perang Dunia II. Sosiologi militer tersebut berkembang pesat
khususnya di Amerika Serikat, yang menurut Bredow (2000: 665), terdapat lima
bidang utama kajian sosiologi militer.
a. Problem organisasi internal yang menganalisis proses – proses dalam
kelompok kecil dan ritual militer dengan tujuan untuk mengidentifikasi
problem disiplin dan motivasi, serta menguraikan cara – cara subkultur
militer dibentuk.
b. Problem organisasional internal dalam pertempuran, di mana dalam hal ini
dianalisis termasuk seleksi para petinggi militer, kepangkatan, dan evaluasi
motivasi pertempuran.
c. Angkatan bersenjata dan masyarakat yang mengkaji tentang citra profesi
yang berkaitan dengan dampak perubahan sosial dan teknologi, profil
rekrutmen angkatan bersenjata, problem pelatihan dan pendidikan tentara,
serta peran wanita dalam angkatan bersenjata.
d. Militer dan politik. Dalam hal ini, dianalisis ada suatu perbandingan bahwa
pada demokrasi Barat rriset militer, terfokus pada kontrol politik terhadap
jaringan militer, kepentingan ekonomi, dan administrasi lainnya. Namun,
bagi negara – negara berkembang, memfokuskan berbagai sebab dan
konsekuensi dari kudeta militer yang diperankannya dengan membawa
atribut – atribut pembangunan dan Praetorisme (bentuk yang biasanya
diterapkan oleh militerisme negara berkembang).
e. Angkatan bersenjata dalam sistem internasional. Dalam hal ini, dianalisis
tentang aspek – aspek keamanan nasional dan internasional, disertai
peralatan atau perlengkapan dan pengendaliannya, serta berbagai operasi
pemeliharaan perdmaian internasional.
7. Sosiologi Keluarga (Family Sociology)
Mempelajari pembentukan dan perkembangan keluarga, bentuk keluarga,
fungsi dan struktur keluarga, arah perkembangan keluarga pada masa
mendatang,permasalahanyang dihadapi keluarga serta penyelesaiannya, masalah
penyimpangan hubungan dengan sosialisasi, disorganisasi keluarga, dan
masalah keluarga berencana. Mencakup hubungan keluarga dengan sistemsosial
lainnya, seperti sistem pendidikan, ekonomi, pemerintahan, hubungan keluarga
dengan sistem nilai dan organisasi lainnya, serta implikasinya terhadap anggota
keluarga. Pendekatan sosiologis dalam melihat keluarga, peranan, interaksi,
danfungsi keluargadalamera modernisasi maupun pembangunan (Goode, 2002:
37).
8. Sosiologi Agama
Sosiologi agama merupakan studi sosiologis yang mempelajari studi ilmu
budaya secara empiris, profan, dan positif yang menuju kepada praktik, struktur
sosial, latar belakang historis, pengembangan, tema universal,dan peran agama
dalam masyarakat (Goddijn, 1966: 36). Para ahli sosiologi agama mencoba
untuk menjelaskan efek masyarakat itu pada agama maupun efek agama
terhadap masyarakat. Dengan kata lain, terdapat hubungan yang bersifat
dialektis antara keduanya, dalam kaitannya dengan agama ini terutama tertuju
pada studi praktis, struktur sosial, latar belakang historis, perkembangan, tema
universal, dan peran agama dalam masyarakat (Wikipedia, 2002). Dari definisi
di atas, dapat dikemukakan bahwa sosiologi agama merupakan cabang dari
sosiologi umum yang bertujuan untuk mencari keterangan ilmiah tentang
masyarakat agama khususnya.
9. Sosiologi Pendidikan (Educational Sociology yang Kemudian Menjadi
Sociology of Education)
Merupakan bidang kajian sosiologi yang perintisannya selalu dikaitkan
dengan sosiolog pendidikan bernama Lester Frank Ward pada tahun 1883, yang
menegaskan bahwa untuk memperbaiki masyarakat diperlukan pendidikan
(Ballantine, 1983: 11). Selanjutnya, Ward menegaskan bahwa perbedaan kelas
yang terjadi dalam masyarakat bersumber kepada perbedaan pemilikan
kesempatan, terutama kesempatan dalam memperoleh pendidikan. Sebab
perbedaan pemilikan kesempatan untuk memperoleh pendidikan tersebut
mengarah kepada monopoli pemilikan sumber – sumber sosial maupun
keadilan. Pada abad ke-20, muncul semangat yang kuat untuk mendirikan
sebuah cabang sosiologi yang dinamakan educational sociology (Brookover
dalam Pavalko, 1976: 6). Perkembangan ternyata bidang baru tersebut sangat
pesat, hal ini terlihat pada tahun 1914, khususny di Amerika Serikat telah 14
universitas yang mengadakan program perkuliahan bidang tersebut, di mana
bidang educational sociology mengandalkan pada problem solving sosial
sebagai metodenya (Adiwikarta, 1988: 2).
Timbul ketidakpuasan atas educational sociology tersebut dari sosiolog
lainnya, terutama Robert Angell terhadap nama subdisiplin itu, maupun
terhadap metodenya sehingga pada tahun 1928, muncul istilah baru, yaitu
sociology of education. Bagi Angell, sociology of education, ia tidak perlu
menjanjikan jawaban sosiologis untuk mengatasi permasalahan sosial yang
dihadapi dunia pendidikan. Bidang ini cukup bertugas untuk melakukan
berbagai riset dan menjadikan institusi pendidikan sebagai sumber data ilmiah.
Menurut Brookover, bidang – bidang kajian materi sociology of education
tersebut mencakup
(a) hubungan sistem pendidikan dengan sistem sosial lain;
(b) hubungan sekolah dengan komunitas sekitarnya;
(c) hubungan antarmanusia dalam sistem pendidikan;
(d) pengaruh sekolah terhadap perilaku anak didik
10.Sosiologi Seni
Istilah sosiologi seni (sociology of art) digunakan dari sosiologi berbagai
seni (sociology of art) atau soiologi seni dan literatur (sociology of art and
literature). Sedangkan, sosiologi seni visual relatif jarang dikembangkan
dibandingkan sosiologi literatur, drama, maupun film. Implikasinya, sifat
generik dari bidang kajian ini mau tidak mau menimbulkan kesulitan dalam
analisisnya karena tidak selalu terdapat hubungan linear antara musik dan novel
dengan konteks atau politiknya (Wolff, 2000: 41). Namun demikian, sosiologi
seni dapat dikatakan sebagai wilayah kajian yang cair karena di dalamnya tidak
ada suatu model analisis atau teori yang dominan.
B.PENDEKATAN, METODE, TEKNIK, ILMU BANTU, DAN JENIS
PENELITIAN
1. Pendekatan
Walaupun sosiologi di awal kelahirannya pada abad ke-19 sangat
dipengaruhi oleh pemikiran – pemikiran yang bersifat positivistik, khususnya
bagi pendirinya Auguste Comte, namun dalam pendekatan sosiologi tidaklah
absolut bersifat kuantitatif, melainkan juga dapat menggunakan pendekatan
kualitatif (Soekanto, 1986: 36).
Dalam pendekatan kuantitatif, sosiologi mengutamakan bahan dan
keterangan dengan angka sehingga gejala – gejala yang ditelitinya dapat diukur
dengan mempergunakan skala, indeks, tabel, dan formula yang menggunakan
statistik. Sedangkan dalam pendekatan kualitatif, sosiologi selalu dikaitkan
dengan epistemologi interpretatif dengan penekanan pada makna – makna yang
terkandung di dalamnya atau yang ada di balik kenyataan yang teramati.
2. Metode
Para ahli sosiologi dalam penelitiannya banyak menggunakan beberapa
metode penelitian.
a. Metode Deskriptif
Metode ini sering disebut bagian metode empiris yang menekankan pada
kajian masa kini. Secara sngkat, metode deskriptif ini adalah suatu metode yang
berupaya untuk mengungkap pengejaran atau pelacakan pengetahuan. Metode
tersebut dirancang untuk menemukan apa yang sedang terjadi, tentang siapa, di
mana, dan kapan.
Dengan demikian, dalam metode ini pun termasuk metode survei dengan
jumlah sampel yang begitu banyak untuk mengungkap dan mengukur sikap
sosial maupun politik, seperti yang dirintis George Gallup dalam The Literary
Digest (1936). Dalam metode tersebut, pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan pertanyaan – pertanyaan yang disusun melalui angket (kuesioner)
terhadap responden untuk mengukur pendapat atau tanggapan publik tentang
sesuatu yang diteliti (Bailey, 1982: 110; Spencer dan Inkeles, 1982: 32).
b. Metode Eksplanatori
Metode ini pun merupakan bagian metode empiris. Popenoe (1983: 28)
mengemukakan bahwa jika saja dalam studi deskriptif lebih banyak bertanya
tentang apa, siapa, kapan, dan di mana maka dalam studi eksplanatori lebih
banyak menjawab mengapa dan bagaimana. Oleh karena itu, metode ini bersifat
menjelaskan atas jawaban dari pertanyaan “mengapa” dan “bagaimana”.
c. Metode Historis Komparatif
Metode ini menekankan pada analisis atas peristiwa – peristiwa masa silam
untuk merumuskan prinsip – prinsip umum, yang kemudian digabungkan
dengan metode komparatif, dengan menitikberatkan pada perbandingan antara
berbagai masyarakat beserta bidangnya untuk memperoleh perbedaan dan
persamaan, serta sebab – sebabnya.
d. Metode Fungsionalisme
Metode ini bertujuan untuk meneliti fungsi lembaga – lembaga
kemasyarakatan dan struktur sosial dalam masyarakat.
e. Metode Studi Kasus
Metode studi kasus merupakan suatu penyelidikan mendalam dari suatu
individu, kelompok, atau institusi untuk menentukan variabel itu, dan
hubungannya di antara variabel memengaruhi status atau perilaku yang saat itu
menjadi pokok kajian (Fraenkel dan Wallen, 1993: 548).
f. Metode Survei
Penelitian survei adalah salah satu bentuk dari penelitian yang umum
dalam ilmu – ilmu sosial.
3. Teknik Pengumpulan Data
Beberapa teknik pengumpulan data yang banyak digunakan dalam kajian
sosiologi, di antaranya adalah sosiometri, wawancara, observasi,dan observasi
partisipan.
a. Sosiometri
Dalam sosiometri berusaha meneliti masyarakat secara kuantitatif dengan
menggunakan skala dan angka untuk mempelajari hubungan antarmanusia
dalam suatu masyarakat. Bidang ini merupakan bidang keahlian psikologi yang
mempelajari, mengukur, dan membuat diagram hubungan sosial yang ada pada
kelompok kecil (Horton dan Hunt, 1991: 235).
b. Wawancara atau Interview
Teknik ini adalah situasi peran antarpribadi yang bertemu muka (face to
face) ketika seseorang, yakni pewawancara mengajukan pertanyaan –
pertanyaan yang dirancang untuk memperoleh jawaban yang relevan dengan
masalah penelitian kepada seseorang yang diwawancarai atau responden
(Supardan, 2004:159).
c. Observasi
Observasi adalah pengamatan yang diperoleh secara langsung dan teratur
untuk memperoleh data penelitian.
d. Observasi Partisipan
Bentuk pengamatan yang menyeluruh dari semua jenis metode atau strategi
(Patton, 1980). Dalam hal ini, peneliti turut serta dalam berbagai peristiwa dan
kegiatan sesuai dengan yang dilakukan oleh subjek penelitian.
4. Ilmu Bantu
Beberapa ilmu bantu yang sering digunakan dalam sosiologi, seperti
statistik, psikologi, etnologi, arkeologi, dan antropologi, di samping ilmu – ilmu
sosial lainnya, seperti sejarah, ekonomi, antropologi, politik, hukum, maupun
geografi.
a. Statistik
Statistik sangat diperlukan dalam sosiologi terutama dalam
perhitungan – perhitungan yang menyangkut pendekatan kuantitatif agar
hasil – hasil penelitiannya lebih valid, akurat, dan terukur.
b. Psikologi
Psikologi pun sangat diperlukan dalam kajian sosiologi karena dalam
psikologi dapat diperoleh keterangan, baik latar belakang seseorang
berperilaku maupun proses – proses mentl yang diperlukan keterangan –
keterangannya.
c. Etnologi
Etnologi adalah ilmu tentang adat istiadat suatu bangsa. Ilmu tersebut
sangat diperlukan dalam sosiologi karena menyangkut tradisi – tradisi
yang berkembang pada bangsa tersebut. Oleh karena itu, etnologi sering
disebut juga sosial antropologi (Shadily, 1984: 20).
d. Arkeologi
Arkeologi adalah ilmu tentang peninggalan ataupun kebudayaan
klasik dari suatu bangsa yang telah silam.
e. Antropologi
Antropologi telah memasuki kajian kelompok maupun etnis atau ras
masyarakat kota ataupun yang lebih maju. Maksud dari hasil penelitian
bidang antropologi adalah untuk lebih mudah memahami tentang
beberapa keunikan secara ideografis serta memberikan pengertian yang
mendalam mengenai masyarakat modern yang lebih luas dan kompleks.
5. Jenis Penelitian Sosiologi
Dalam penelitian sosiologi (Shadily, 1984: 50 – 52), setidaknya kita
mengenal tiga macam penelitian sosiologi, yakni penelitian lengkap, penelitian
fact finding, dan penelitian interpretasi kritis.
a. Penelitian Lengkap
b. Penelitian Fact Finding
c. Penelitian Interpretasi Kritis
C.KEGUNAAN SOSIOLOGI
Kegunaan sosiologi secara praktis dapat berfungsi untuk mengetahui,
mengidentifikasi, dan mengatasi problema sosial (Soekanto, 1986: 339 – 340).
Adapun beberapa problema sosial tersebut jika dilihat fokus kajiannya secara
makro dapat dibedakan berdasarkan bidang – bidang keilmuannya. Dari sisi
fokus kajian mikro, sosiologi juga berfungsi dalam memberikan informasi untuk
mengatasi masalah – masalah keluarga, seperti disorganisasi keluarga.
D.SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU YANG NYATA (OBVIOUS)
Banyak orang sering memperdebatkan tentang sifat ilmu sosiologi itu.
Tidak sedikit yang mengemukakan bahwa sosiologi sebagaimana layaknya ilmu
sosial, tidak jauh berbeda dengan ilmu – ilmu sosial lainnya. Akan tetapi, di
balik itu semua tampak juga yang menekankan bahwa jika sosiologi ingin tetap
merupakan sebuah ilmu pengetahuan maka harus merupakan suatu ilmu
pengetahuan yang jelas nyata (Popenoe, 1983: 5).
Sosiologi sebagai science of the obvious hanya dapat dilakukan melalui
kajian – kajian yang penuh kehati – hatian dan objektif, bahwa kita dapat
mengetahui dengan penuh percaya diri dalam menjawab banyak pertanyaan
tentang tingkah laku manusia dan masyarakat kita.
E.SEJARAH PERKEMBANGAN SOSIOLOGI
Sosiologi yang lahir tahun 1839, berasal dari kata Latin socius yang berarti
kawan, dan logos yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti kata atau
berbicara. Dengan demikian, sosiologi berarti berbicara mengenai masyarakat.
Bagi Comte sosiologi merupakan ilmu pengetahuan kemasyarakatan umum
yang merupakan hasil terakhir dari perkembangan ilmu pengetahuan.
Tokoh ahli kemasyarakatan dari Inggris, yaitu Herbert Spencer (1820 –
1830), merupakan tokoh yang pertama – tama menulis tentang masyarakat atas
dasar data empiris yang konkret dan dituangkan dalam bukunya yang berjudul
Principles of Sosiology. Ia mengemukakan bahwa kunci memahami gejala
sosial atau gejala alamiah itu adalah hukum evolusi universal (Spencer, 1967).
Sosiologi berkembang dengan pesatnya pada abad ke-20, khususnya di
Prancis, Jerman, dan Amerika Serikat, walaupun arah perkembangan dari ketiga
negara tersebut berbeda– beda. Untuk perkembangan sosiologi di Inggris,
walaupun dipopulerkan oleh John Stuart Mill dan Herbert Spencer, ternyata
sosiologi kurang berkembang pesat di sana, dan hal ini berbeda dengan di
Prancis, Jerman, dan Amerika Serikat (Soekanto, 1986:4).
Nama – nama,seperti Auguste Comte dan Emile Durkheim (Prancis),
Herbert Spencer (Inggris), Karl Marx, Manheim, Max Weber, Georg Simmel,
wisata, industry, maupun untuk memberikan eksplanasi visual dalam
ranah-ranah abstrak yang perlu dipahami secara mendalam. Apalagi jika
peta itu bentuk dan desainnya lebih bersifat dinamis dan interaktif karena
dibuat dengan teknologi yang kian canggih dan menarik, jelas sangat
diperlukan (Monmonier, 2000: 96).
9. Kota
Banyak hal tentang kontak-kontak sosial diperkotaan sebagai sesuatu yang
bersifat impersonal, supervisal, sementara, dan segmental. Hal ini pula
yang dikhawatirkan oleh beberapa sosiolog yang cenderung pesismis
mengenai kemungkinan terciptanya kehidupan manusiawi di perkotaan
yang dipenuhi industry (Hannerz, 2000: 111).
10. Mortalitas
Terjadinya transisi demografis (demographic transition) yang dikenal
sebagai lingakran siklus demografis, menggambarkan proses perubahan
tingkat mortalitas dan natalitas pada suatu masyarakat dari suatu situasi di
mana keduanya menunjukan angka yang tinggi (Caldwel, 2000: 218).
11. Khatulistiwa/Ekuator
Bagi negara-negara yang dilalaui dengan garis khatulistiwa, tidak ada
alasan untuk merasa takut kekurangan sinar matahari. Hal ini jelas berbeda
dengan daerah-daerah subtropis yang jauh dari garis khatulistiwa, hanya
pada bulan-bulan tertentu mereka dapat menikmati hangatnya sinar
matahari.
12. Demografi
Ledakan demografi dunia, khususnya di Negara-negara berkembang,
memperhatikan kecenderungan yang mencemaskan. Di tahun 1825, saat
Malthus membuat perubahan akhir atas karya aslinya Essay on Population,
kira-kira satu miliyar umat manusia mendiami planet bumi. Akan tetapi,
menjelang itu, industrialisasi dan kedokteran modern memungkinkan
penduduk bertambah dengan laju kecepatan yang makin meningkat. Dalam
seratus tahun berikutnya, penduduk dunia berlipat ganda menjadi dua
miliar, setengah abad berikutnya (dari tahun 1925 ke tahun 1976) berlipat
ganda lagi menjadi 4 miliar, dan menjelang tahun 1990 angka itu melaju
sampai 5,3 miliar (Kennedy, 1995: 28-29).
13. Tanah
Banyak pekerjaan dilaksanakan diatas tanah yang diolah melalui sistem-
sistem hidrologi. Sistem-sistem ini kerap kali menghubungkan tanah
dengan perairan terbuka. Perairan terbuka, sungai, danau, laut, dan
samudera memiliki ekosistem sendiri-sendiri yang juga dapat diteliti dan
dipetakan serta sangat dipengaruhi oleh kegiatan manusia di daratan (Vink,
1986: 199).
14. Transmigrasi
Bagi bangsa Indonesia, program transigrasi bukan sesuatu yang baru. Sejak
pertengahan abad ke-19, Etische Politik telah mempengaruhi parlemen
Belanda untuk mengetuk dan membuat penelitian tentang kemakmuran
rakyat daerah-daerah pedesaan di Jawa (demindere wel vaart onderzoek)
yang akhirnya mencanangkan dan melaksanakan program transmigrasi
(purboadiwidjojo), 1986:9), walaupun pelaksanaanya bukan semata-mata
atas dasar kemanusiaan. Begitupun ketika Indonesia memasuki
pascakemerdekaan, pemerintah segera mencanangkan Program
Transmigrasi, terutama untuk mengatasi ketidakseimbangan demografis
antara Pulau Jawa (termasuk Madura da Bali) yang padat penduduknya
dengan pulau-pulau luar Jawa yang jarang penduduknya (Swasono,
1986:xi; Scholz, 1986: 287).
15. Willayah
Kompleksitas persoalan-persoalan demografis wilayah Asia jauh melebihi
kompleksitas persoalan-persoalan demografis wilayah Australia, baik
melalui natalitas, mortalitas, proyeksi kependudukan, serta kesejahteraan.
H. TEORI-TEORI GEOGRAFI
1. Teori Ledakan Penduduk Thomas Robert Malthusa. Masyarakat manusia akan tetap miskin karena kecendrungan pertambahan
penduduk berjalan lebih cepat daripada persediaan makanan.b. Pertambahan penduduk dapat diibaratkan deret kali atau deret ukur
sehingga pelipatgandaan jumlah penduduk dalam setiap 25 tahun, sedangkan peningkatan sarana-sarana kehidupan berjalan lebih lambat, yakni menurut deret hitung atau deret tambah.
c. melalui tindakan pantang seksual atau pantangan kawin, perang, bahaya, kelaparan, dan bencana alam, jumlah penduduk memang diusahakan sesuai dengan sarana kehidupan yang tersedia. Namun, cara itu tidak cukup untukmeningkatkan kehidupan masyarakat samapai di atas batas minimum.
2. Teori Pengaruh Iklim Terhadap Peradaban Ellsworth HuntingPokok-pokok pikiran Hunting sebagai berikut:a. Peradaban besar yang ada di kawasan Asia Tengah dan Asia Barat Daya
pada zaman kuno, sekarang kondisi dari daerah-daerah tersebut mengerikan, pada awal abad ke-20 diperkirakan terjadinya kemerosotan peradaban yang disebabkan.
b. Mengeringnya wilayah itu saat ini, kelihatannya tidak sesuai posisinya dahulu sebagai pusat kerajaan. Menurutnya, iklim yang dahulu jauh lebih lembap dan pada wilayah itu terjadi suatu proses pengeringan yang terus-menerus dan progresif.
c. Proses semacam ini menjadi bagian dari suatu proses yang lebih besar dari fenomena-fenomena yang lebih umum. Sesuai dengan hal itu, ia terdorong untuk membuat postulat tentang mengeringnya bumi yang terjadi dalam pulsasi ritmik, dengan periode-periodedari udara kering dan basah.
d. Begitu pun cerita pengembaraan bangsa Ibrahim (Yahudi) dalam kitab suci berhubungan dengan titik tengah antara masa kekeringan dan masa kebasahan.
e. Proses pengeringan yang progresif dari bumi mengikuti arah tertentu, umumnya dari timur ke barat.
3. Teori Lokasi Lahan Johann Heinrich von ThunenJohann Heinrich von Thunen dalam Der Isolierte Staat (1826) mengemukakan bahwa pada dasarnya penggunaan lahan dapat dibagi dalam beberapa penggunaan. Dengan mengambil satu pusat kota sebagai satu-satunya tempat memproduksi barang-barang yang dibutuhkan oleh seliruh Negara, ssedangkan daerah-daerah di sekitarnya hanya sebagai pemasok bahan mentah ke kota.1. Lahan pertama berada di pusat kota (pasar), akan di pakai untuk
kegiatan-kegiatan intensif bagi jenis tanaman yang hasilnya cepat rusak.memakan tempat, dan berat dalam kaitannya dengan transportasi.
2. Lahan kedua merupakan daerah hutan. Hal itu dapat dipahami, mengingat pada masa itu kebutuhan hasil hutan untuk kayu dan bahan bakar memiliki sifat yang memakan tempat dan berat sehingga harus ditempatkan dekat dari pusat kota.
3. Lahan ketiga digunakan untuk menanam tanaman sejenis gandum atau padi-padi.
4. Lahan keempat berupa daerah penggembalaan ternak.5. Lahan kelima adalah daerah three field system yang merupakan daerah
ilalang, dan daerah tandus.6. Lahan keenam merupakan daerah perburuan.7. Untuk memudahkan dan efesiensi transportasi, diperlukan sungai yang
membelah kota. Hal itu ternyata dapat menghemat 1/6 tranfortasi darat sehingga lahan pertama akan berkembang sepanjang sungai.
8. Perlu dibuat kombinasi transportasi darat dan sungai sehingga akan sama biaya tranpor darat bagi daerah yang tidak dapat menikmati adanya sungai.
4. Teori Daya Sentrifugal dan Senttripetal Charles O. ColbyAdapun isi pokok teori yang menyebabkan pada mayarakat kota terjadi daya dan sentrifugal sebagai berikut:
a) Terdapat gangguan yang sering berulang, seperti kemacetan lalu lintas serta polusi udara dan bunyi menyebabkan penduduk kota merasa tidak nyaman bertempat tinggal di tempat itu.
b) Dalam pengembangan industry modern dan bessar-besaran, memerlukan lahan relarif luas serta menjamin kelancaran transportasi dan lalu lintas. Hal itu hanya dapat dilakukan di pinggiran kota sebab kondisi kota-kota tua sangat padat.
c) Harga sewa atau harga beli tanah di pinggir atau diluar kota jauh lebih murah daripada di kota.
d) Di kota sudah penuh dengan gedung-gedung bertingkat tinggi, tidak mungkin lagi dapat dibangun baru, kecuali dengan biaya yang sangat tinggi.
e) Kondisi perumahan kota umumnya padat dan sempit, sulit untuk dikembangakan labih lanjut, kecuali dengan biaya yang tinggi. Berbeda dengan pinggir atau luar kota, serba mungkin untuk memperoleh perumahan yang lebih nyaman, segar, dan murah.
f) Hidup di kota terasa sesak, penat, dan berjubel. Sedangkan di pinggir atau diluar kota lebih terasa asri, segar, sunyi, dan nyaman.
Namun sebaliknya, banyak juga penduduk di luar atau di pinggir kota yang justtru senang tinggal di kota. Penyebabnya berkaitan dengan gaya sentripetal.
a) Memiliki tempat-tempat di pusat kota yang strategis, sangat cocok untuk pengembangan industri dan merupakan kemudahan tersendiri dalam operasi industry.
b) Berbagai perusahaan dan bisnis, biasanya lebih menyukai lokasi-lokasi ddekat stasiun kereta api, pelabuhan, terminal bus, maupun pusat-pusat keramaian public lainnya.
c) Dalam dunia bisnis, lebih menyukai dan kecendrungan adanya konsentrasi-konsentrasi penjual jasa, seperti penjahit, tempat praktik para dokter, pengacara, tukang gigi, pemangkas rambut dan kecantikan, biassanya terdapat pada lokasi yang berdekatan.
d) Selain itu, di kota-kota sudah tersusun pusat-pusat perbelanjaan, seperti took-toko.tekstil, elektronik, perhiassan (emas dan perak), pakaian jadi, makanan dan minuman, barang-barang kelontong, mainan anak dan sebagainya.
e) Banyaknya flat-flat atau rumah tersusun untuk masyarakat kecil, setidaknya dapat meringankan harga sewa bagi penduduk kota.
f) Kota pun menyediakan sejumlah tempat hiburan, olahraga, seni budaya, pendidikan, di samping menyediakan pekerjaan.
g) Para pegawai dan pekerja kota lainnya, lebih menyukai tempat tinggal yang tidak berjauhan dengan tempat kerjanya. Artinya, kota tetap diminati sebagai kebutuhan untuk bertempat tinggal karena dekat dengan tempat bekerja.
5. Teori Kota Konsentris BurgessInti teori kota konsentris tersebut sebagai berikut
a. Pada hakikatnya, kota meluas secara seimbang dan merata dari suatu pusat atau inti sehingga muncul zona-zona baru sebagai perluasannya.
b. Dengan demikian, pada setiap saat dapat ditemukan sejumlah zona yang konsentris letaknya sehingga struktur kota menjadi bergelang (melingkar).
c. Di pusat kota terdapat Zona Pertama sebagai Central Bisnis Dictrict (disingkat CBD) jika di Chicago di sebut loop. Fungsi loop sebagai pusat atau jantung kehidupan perdagangan,perekonomian, dan kemasyarakatan. Zona kedua sebgai terdapat Zona Peralihan (transtitional zone) yang merupakan kawasan perindustrian, disertai oleh rumah-rumah pribadi yang kuno, bahkan jika Chicago telah berubah menjadi Chines Town maupun pertokoan dan perkantoran berskala kecil. Zona ketiga, sebagai kawasan perumahan para buruh yang kebanyakan kaum imigran. Zona Keempat, penghuninya kelas menengah, cukup rapi, memiliki jarak sanitasi yang lebih memadai sebagai tempat tinggal yang nyaman dan baik. Zona kelima merupakan Commuters Zone atau tempat orang yang pergi pulang setiap hari untuk bekerja. Kondisi alamnya masih asri, luas, dan mewah serta berfungsi sebagai kota kecil untuk beristirahat dan tidur atau disebut dormitory towns, disebut demikian karena perumahan untuk orang-orang kaya.
6. Teori Konflik Antara Suku Bangsa Nomadik Sedenter Jean Bunhes
Adapun isi pokok teori Jean Bunhes sebagai berikut.
a. Stepa-stepa padang rumput di Asia dengan musim dingin yang kejam, tidak memungkinkan pengolahan alam yang intensif.
b. Tanah secara alami sangat sesuai dengan jenis pastoral (pastoralart) untuk memelihara kawanan ternak dan hewan.
c. Karena dihadapkan dengan suasana keharusan untuk berkeliling untuk mengetahui tentang wilayah perumputan serta sumber-sumber air untuk jarak yang jauh, mereka meperoleh rasa gerakan taktis dan strategi yang menempatkan mereka dalam posisi mendaulat terhadap ruang dan menguasai para tetangga mereka.
d. Beberapa dari penakluk yang paling besar dan apling beerani dalam sejarah, muncul dari stepa-stepa Jengis Khan, Timur Lang, dan Khubilai Kan.
e. Kualitas dan kemampuan yang menjadi alasan bagi kekuasaanya diperoleh dari stepa, dari keterampilan yang dianugerahkan kepada pastoral, dan dari subordinasi geografis pada lingkungannya.
f. Kelompok pengembala ini bukan massa petani-petani kelompok kecil
yang mengerumuni seluruh Asia Selatan Timur yang memimpin
dunia.
BAB 8
ILMU EKONOMI
A. PENGERTIAN EKONOMI
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam
memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya
ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat
pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan tersebut kemudian
menyebabkan timbulnya kelangkaan (Ingg: scarcity).Kata "ekonomi" sendiri
berasal dari kata Yunani οἶκος (oikos) yang berarti "keluarga, rumah tangga"
dan νόμος (nomos), atau "peraturan, aturan, hukum," dan secara garis besar
diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah tangga."
Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang
menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja.
Secara umum, subyek dalam ekonomi dapat dibagi dengan beberapa cara,
yang paling terkenal adalah” mikroekonomi vs makroekonomi”. Selain itu,
subyek ekonomi juga bisa dibagi menjadi positif (deskriptif) vs normatif,”
mainstream vs heterodox”, dan lainnya. Ekonomi juga difungsikan sebagai ilmu
terapan dalam manajemen keluarga, bisnis, dan pemerintah. Teori ekonomi juga
dapat digunakan dalam bidang-bidang selain bidang moneter, seperti misalnya
penelitian perilaku kriminal, penelitian ilmiah, kematian, politik, kesehatan,
pendidikan, keluarga dan lainnya. Hal ini dimungkinkan karena pada dasarnya
ekonomi — seperti yang telah disebutkan di atas — adalah ilmu yang
mempelajari pilihan manusia. Banyak teori yang dipelajari dalam ilmu ekonomi
diantaranya adalah teori pasar bebas, teori lingkaran ekonomi, invisble hand,
informatic economy, daya tahan ekonomi, merkantilisme, briton woods, dan
sebagainya.
Ada sebuah peningkatan trend untuk mengaplikasikan ide dan metode
ekonomi dalam konteks yang lebih luas. Fokus analisa ekonomi adalah
"pembuatan keputusan" dalam berbagai bidang dimana orang dihadapi pada
pilihan-pilihan. misalnya bidang pendidikan, pernikahan, kesehatan, hukum,
kriminal, perang, dan agama. Gary Becker dari University of Chicago adalah
seorang perintis trend ini. Dalam artikel-artikelnya ia menerangkan bahwa
ekonomi seharusnya tidak ditegaskan melalui pokok persoalannya, tetapi
sebaiknya ditegaskan sebagai pendekatan untuk menerangkan perilaku manusia.
Pendapatnya ini kadang-kadang digambarkan sebagai ekonomi imperialis oleh
beberapa kritikus.
Banyak ahli ekonomi” mainstream” merasa bahwa kombinasi antara teori
dengan data yang ada sudah cukup untuk membuat kita mengerti fenomena
yang ada di dunia. Ilmu ekonomi akan mengalami perubahan besar dalam ide,
konsep, dan metodenya; walaupun menurut pendapat kritikus, kadang-kadang
perubahan tersebut malah merusak konsep yang benar sehingga tidak sesuai
dengan kenyataan yang ada. Hal ini menimbulkan pertanyaan "apa seharusnya
dilakukan para ahli ekonomi?" The traditional Chicago School, with its
emphasis on economics being an empirical science aimed at explaining real-
world phenomena, has insisted on the powerfulness of price theory as the tool of
analysis. On the other hand, some economic theorists have formed the view that
a consistent economic theory may be useful even if at present no real world
economy bears out its prediction
B. SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU EKONOMI
Adam Smith sering disebut sebagai yang pertama mengembangkan ilmu
ekonomi pada abad 18 sebagai satu cabang tersendiri dalam ilmu pengetahuan.
Melalui karya besarnya Wealth of Nations, Smith mencoba mencari tahu sejarah
perkembangan negara-negara di Eropa. Sebagai seorang ekonom, Smith tidak
melupakan akar moralitasnya terutama yang tertuang dalam The Theory of
Moral Sentiments. Perkembangan sejarah pemikiran ekonomi kemudian
berlanjut dengan menghasilkan tokoh-tokoh seperti Alfred Marshall, J.M.
Keynes, Karl Marx, hingga peraih hadiah Nobel bidang Ekonomi tahun 2006,
Edmund Phelps.
Secara garis besar, perkembangan aliran pemikiran dalam ilmu ekonomi
diawali oleh apa yang disebut sebagai” aliran klasik”. Aliran yang terutama
dipelopori oleh Adam Smith ini menekankan adanya” invisible hand” dalam
mengatur pembagian sumber daya, dan oleh karenanya peran pemerintah
menjadi sangat dibatasi karena akan mengganggu proses ini. Konsep “invisble
hand” ini kemudian direpresentasikan sebagai mekanisme pasar melalui harga
sebagai instrumen utamanya.
Aliran klasik mengalami kegagalannya setelah terjadi Depresi Besar tahun
1930-an yang menunjukkan bahwa pasar tidak mampu bereaksi terhadap
gejolak di pasar saham. Sebagai penanding aliran klasik, Keynes mengajukan
teori dalam bukunya General Theory of Employment, Interest, and Money yang
menyatakan bahwa pasar tidak selalu mampu menciptakan keseimbangan, dan
karena itu intervensi pemerintah harus dilakukan agar distribusi sumber daya
mencapai sasarannya. Dua aliran ini kemudian saling "bertarung" dalam dunia
ilmu ekonomi dan menghasilkan banyak varian dari keduanya seperti: new
classical, neo klasik, new keynesian, monetarist, dan lain sebagainya.
Namun perkembangan dalam pemikiran ini juga berkembang ke arah lain,
seperti teori pertentangan kelas dari Karl Marx dan Friedrich Engels, serta aliran
institusional yang pertama dikembangkan oleh Thorstein Veblen dkk dan
kemudian oleh peraih nobel Douglass C. North.
C. METODOLOGI
Sering disebut sebagai” The queen of social sciences”, ilmu ekonomi telah
mengembangkan serangkaian metode kuantitatif untuk menganalisis fenomena
ekonomi. Jan Tinbergen pada masa setelah Perang Dunia II merupakan salah
satu pelopor utama ilmu ekonometri, yang mengkombinasikan matematika,
statistik, dan teori ekonomi. Kubu lain dari metode kuantitatif dalam ilmu
ekonomi adalah model General equilibrium (keseimbangan umum), yang
menggunakan konsep aliran uang dalam masyarakat, dari satu agen ekonomi ke
agen yang lain. Dua metode kuantitatif ini kemudian berkembang pesat hingga
hampir semua makalah ekonomi sekarang menggunakan salah satu dari
keduanya dalam analisisnya. Di lain pihak, metode kualitatif juga sama
berkembangnya terutama didorong oleh keterbatasan metode kuantitatif dalam
menjelaskan perilaku agen yang berubah-ubah.
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam
memilih dan menciptakan kemakmuran.
Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan
manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya
terbatas. Permasalahan itu kemudian menyebabkan timbulnya kelangkaan.
Ilmu ekonomi dapat dikatakan memegang peranan penting dalam kehidupan
sosial, terkait dengan kemakmuran. Ilmu ini mengkaji upaya memenuhi
kebutuhan untuk mencapai kemakmuran. Kemakmuranitu sendiri diartikan
sebagai kondisi dimana semua kebutuhan materi dapat terpenuhi dengan baik.
Jika masyarakat sejahtera berarti masyarakat tersebut mengalami
kemakmuran. Masyarakat dikatakan makmur apabila semua kebutuhan materi
dapat dipenuhi dengan sebaik-baiknya, dan tingkat kemakmuran dapat diukur
dari banyaknya barang dan jasa yang dihasilkan serta banyak barang dan jasa
yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Sebelum orang mengenal ilmu ekonomi, raja-raja dan para cerdik pandai
pada jaman dahulu menggunakan ilmu filsafat sebagai dasar untuk mengatur
dan memecahkan persoalan ekonomi.
Dengan semakin pentingnya peranan ekonomi dalam kehidupan, mulailah
banyak ahli yang tertarik untuk memecahkan persoalan ekonomi, karena filsafat
tidak lagi sanggup memecahkan seluruh masalah yang berkembang di
masyarakat.
Adam Smith sering disebut sebagai yang pertama mengembangkan ilmu
ekonomi pada abad 18 sebagai satu cabang tersendiri dalam ilmu pengetahuan.
Melalui karya besarnya Wealth of Nations, Smith mencoba mencari tahu sejarah
perkembangan negara-negara di Eropa.
Sebagai seorang ekonom, Smith tidak melupakan akar moralitasnya
terutama yang tertuang dalam The Theory of Moral Sentiments. Perkembangan
sejarah pemikiran ekonomi kemudian berlanjut dengan menghasilkan tokoh-
tokoh seperti Alfred Marshall, J.M. Keynes, Karl Marx, hingga peraih hadiah
Nobel bidang Ekonomi tahun 2006, Edmund Phelps.
Dalam perkembangannya, ilmu ekonomi kemudian bercabang-cabang
mengikuti perkembangan kehidupan ekonomi itu sendiri. Diantaranya yaitu :
Ilmu ekonomi deskriptif adalah kajian yang memaparkan secara apa adanya
tentang kehidupan ekonomi suatu daerah atau negara pada suatu masa tertentu.
Misalnya:
Ekonomi Indonesia pada tahun 70-an.
Ekonomi Jepang pasca perang dunia II.
Selain itu ilmu ini juga dibahas khusus secara teori yaitu makro ekonomi
dan mikro ekonomi. Ilmu ekonomi teori ini membahas gejala-gejala yang timbul
sebagai akibat perbuatan manusia dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Dalam hal ini makro ekonomi, mengkaji tentang pendapatan nasional,
kesempatan kerja, pengangguran, inflasi, dsb. Mikro ekonomi, hanya
mempelajari bagian-bagian dari teori ekonomi secara lebih mendalam seperti:
pembentukan harga, rumah tangga produksi, konsumen, dsb.
Cabang yang ketiga dari ilmu ini adalah ekonomi terapan. Ilmu ekonomi
terapan merupakan cabang ilmu yang membahas secara khusus tentang
penerapan teori ekonomi dalam suatu rumah tangga produksi, misalnya:
ekonomi perusahaan, ekonomi moneter, ekonomi perbankan, dsb.
Ilmu ekonomi memerlukan beberapa alat analisis untuk menerangkan teori-
teorinya dan untuk menguji kebenaran teori-teori tersebut. Grafik dan kurva
adalah alat analisis yang utama dalam teori ekonomi.
Dalam teori yang lebih mendalam, matematika dan persamaan matematika
memegang peranan yang sangat penting. Di samping itu statistik adalah alat
analisis untuk mengumpulkan fakta dan menguji kebenaran teori ekonomi.
BAB 9
ILMU PSIKOLOGI
A. PENGERTIAN PSIKOLOGI
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia
dalam hubungan dengan lingkungannya.
Menurut asalnya katanya, psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno:
"ψυχή" (Psychē yang berarti jiwa) dan "-λογία" (-logia yang artinya ilmu)
sehingga secara etimologis, psikologi dapat diartikan dengan ilmu yang
mempelajari tentang jiwa.
Ilmu Psikologi adalah ilmu yang tergolong muda (sekitar akhir 1800an.)
Tetapi, manusia di sepanjang sejarah telah memperhatikan masalah psikologi.
Seperti filsuf yunani terutama Plato dan Aristoteles. Setelah itu St.
Augustine (354-430) dianggap tokoh besar dalam psikologi modern karena
perhatiannya pada intropeksi dan keingintahuannya tentang fenomena psikologi.
Descartes (1596-1650) mengajukan teori bahwa hewan adalah mesin yang
dapat dipelajari sebagaimana mesin lainnya. Ia juga memperkenalkan konsep
kerja refleks.
Banyak ahli filsafat terkenal lain dalam abad tujuh belas dan delapan belas-
Leibnits, Hobbes, Locke, Kant, dan Hume-memberikan sumbangan dalam
bidang psikologi. Pada waktu itu psikologi masih berbentuk wacana belum
menjadi ilmu pengetahuan.
B. SEJARAH PSIKOLOGI
Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan, psikologi melalui sebuah perjalanan
panjang. Bahkan sebelum Wundt mendeklarasikan laboratoriumnya tahun 1879,
yang dipandang sebagai kelahiran psikologi sebagai ilmu. pandangan tentang
manusia dapat ditelusuri jauh ke masa Yunani kuno. Dapat dikatakan bahwa
sejarah psikologi sejalan dengan perkembangan intelektual di Eropa, dan
mendapatkan bentuk pragmatisnya di benua Amerika.
C. METODE PSIKOLOGI
Beberapa metodologi dalam psikologi, di antaranya sebagai berikut :
1. Metodologi Eksperimental
Cara ini dilakukan biasanya di dalam laboratorium dengan mengadakan
berbagai eksperimen. Peneliti mempunyai kontrol sepenuhnya terhadap
jalannya suatu eksperimen. Yaitu menentukan akan melakukan apa pada
sesuatu yang akan ditelitinya, kapan akan melakukan penelitian, seberapa
sering melakukan penelitiannya, dan sebagainya.
2. Observasi Ilmiah
Pada observasi ilmiah, suatu hal pada situasi-situasi yang ditimbulkan
tidak dengan sengaja. Melainkan dengan proses ilmiah dan secara
spontan. Observasi alamiah ini dapat diterapkan pula pada tingkah laku
yang lain, misalnya saja : tingkah laku orang-orang yang berada di toko
serba ada, tingkah laku pengendara kendaraan bermotor dijalan raya,
tingkah laku anak yang sedang bermain, perilaku orang dalam bencana
alam, dan sebagainya.
3. Sejarah Kehidupan
Sejarah kehidupan seseorang dapat merupakan sumber data yang penting
untuk lebih mengetahui “jiwa” orang yang bersangkutan, misalnya dari
cerita ibunya, seorang anak yang tidak naik kelas mungkin diketahui
bahwa dia bukannya kurang pandai tetapi minatnya sejak kecil memang
dibidang musik sehingga dia tidak cukup serius untuk mengikuti
pendidikan di sekolahnya.
4. Wawancara
Wawancara merupakan tanya jawab si pemeriksa dan orang yang
diperiksa. Agar orang diperiksa itu dapat menemukan isi hatinya itu
sendiri, pandangan-pandangannya, pendapatnya dan lain-lain sedemikian
rupa sehingga orang yang mewawancarai dapat menggali semua
informasi yang dibutuhkan.
5. Angket
Angket merupakan wawancara dalam bentuk tertulis. Semua pertanyaan
telah di susun secara tertulis pada lembar-lembar pertanyaan itu, dan
orang yang diwawancarai tinggal membaca pertanyaan yang diajukan,
lalu menjawabnya secara tertulis pula. Jawaban-jawabannya akan
dianalisis untuk mengetahui hal-hal yang diselidiki.
6. Pemeriksaan Psikologi
Dalam bahasa populernya pemeriksaan psikologi disebut juga dengan
psikotes Metode ini menggunakan alat-alat psikodiagnostik tertentu yang
hanya dapat digunakan oleh para ahli yang benar-benar sudah terlatih.
alat-alat itu dapat dipergunakan unntuk mengukur dan untuk mengetahui
taraf kecerdasan seseorang, arah minat seseorang, sikap seseorang,
struktur kepribadian seeorang, dan lain-lain dari orang yang diperiksa itu.
D.METODE PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
Pada Metode Psikologi Perkembangan memiliki 2 metode, yaitu metode
umum dan metode khusus. pada metode umum ini pendekatan yang dipakai
dengan pendekatan longitudinal, transversal, dan lintas budaya. Dari pendekatan
ini terlihat adanya data yang diperoleh secara keseluruhan perkembangan atau
hanya beberapa aspek saja dan bisa juga melihat dengan berbagai faktor dari
bawaan dan lingkungan khususnya kebudayaan Sedangkan pada metode khusus
merupakan suatu metode yang akan diselidiki dengan suatu proses alat atau
perhitungan yang cermat dan pasti. Dalam pendekatan ini dapat digunakan
dengan pendekatan eksperimen dan observasi.
Psikologi kontemporer
Diawali pada abad ke 19, dimana saat itu berkembang 2 teori dalam
menjelaskan tingkah laku, yaitu:
1. Psikologi Fakultas
Psikologi fakultas adalah doktrin abad 19 tentang adanya kekuatan mental
bawaan, menurut teori ini, kemampuan psikologi terkotak-kotak dalam
beberapa ‘fakultas’ yang meliputi berpikir, merasa, dan berkeinginan.
Fakultas ini terbagi lagi menjadi beberapa subfakultas. Kita mengingat
melalui subfakultas memori, pembayangan melalui subfakultas imaginer,
dan sebagainya.
2. Psikologi Asosiasi
Bagian dari psikologi kontemporer abad 19 yang mempercayai bahwa
proses psikologi pada dasarnya adalah asosiasi ide yaitu bahwa ide masuk
melalui alat indera dan diasosiasikan berdasarkan prinsip-prinsip tertentu
seperti kemiripan, kontras, dan kedekatan.
Psikologi sebagai ilmu pengetahuan
Walaupun sejak dulu telah ada pemikiran tentang ilmu yang mempelajari
manusia dalam kurun waktu bersamaan dengan adanya pemikiran tentang ilmu
yang mempelajari alam, akan tetapi karena kerumitan dan kedinamisan manusia
untuk dipahami, maka psikologi baru tercipta sebagai ilmu sejak akhir 1800-an
yaitu sewaktu Wilhem Wundt mendirikan laboratorium psikologi pertama
didunia.
Laboratorium Wundt
Pada tahun 1879 Wilhem Wundt mendirikan laboratorium Psikologi
pertama di” University of Leipzig”, Jerman. Ditandai oleh berdirinya
laboratorium ini, maka metode ilmiah untuk lebih mamahami manusia telah
ditemukan walau tidak terlalu memadai. dengan berdirinya laboratorium ini
pula, lengkaplah syarat psikologi untuk menjadi ilmu pengetahuan, sehingga
tahun berdirinya laboratorium Wundt diakui pula sebagai tanggal berdirinya
psikologi sebagai ilmu pengetahuan.
Berdirinya Aliran Psikoanalisa
Semenjak tahun 1890an sampai kematiannya di 1939, dokter berkebangsaan
Austria bernama Sigmund Freud mengembangkan metode psikoterapi yang
dikenal dengan nama psikoanalisis. Pemahaman Freud tentang pikiran
didasarkan pada metode penafsiran, introspeksi, dan pengamatan klinis, serta
terfokus pada menyelesaikan konflik alam bawah sadar, ketegangan mental, dan
gangguan psikis lainnya.
D. FUNGSI PSIKOLOGI SEBAGAI ILMU
Psikologi memiliki tiga fungsi sebagai ilmu yaitu:
Menjelaskan, yaitu mampu menjelaskan apa, bagaimana, dan mengapa
tingkah laku itu terjadi. Hasilnya penjelasan berupa deskripsi atau
bahasan yang bersifat deskriptif
Memprediksikan, Yaitu mampu meramalkan atau memprediksikan apa,
bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasil prediksi berupa
prognosa, prediksi atau estimasi
Pengendalian, Yaitu mengendalikan tingkah laku sesuai dengan yang
diharapkan. Perwujudannya berupa tindakan yang sifatnya preventif atau
pencegahan, intervensi atau treatment serta rehabilitasi atau perawatan.
Pendekatan perilaku
Menurut pendekatan perilaku, pada dasarnya tingkah laku adalah respon atas
stimulus yang datang. Secara sederhana dapat digambarkan dalam model S - R
atau suatu kaitan Stimulus - Respon. Ini berarti tingkah laku itu seperti reflek
tanpa kerja mental sama sekali. Pendekatan ini dipelopori oleh J.B. Watson
kemudian dikembangkan oleh banyak ahli, seperti B.F.Skinner, dan melahirkan
banyak sub-aliran.
Pendekatan kognitif
Pendekatan kognitif menekankan bahwa tingkah laku adalah proses mental,
dimana individu (organisme) aktif dalam menangkap, menilai, membandingkan,
dan menanggapi stimulus sebelum melakukan reaksi. Individu menerima
stimulus lalu melakukan proses mental sebelum memberikan reaksi atas
stimulus yang datang.xx
Pendekatan psikoanalisa
Pendekatan psikoanalisa dikembangkan oleh Sigmund Freud. Ia meyakini
bahwa kehidupan individu sebagian besar dikuasai oleh alam bawah sadar.
Sehingga tingkah laku banyak didasari oleh hal-hal yang tidak disadari, seperti
keinginan, impuls, atau dorongan. Keinginan atau dorongan yang ditekan akan
tetap hidup dalam alam bawah sadar dan sewaktu-waktu akan menuntut untuk
dipuaskan.
Pendekatan fenomenologi
Pendekatan fenomenologi ini lebih memperhatikan pada pengalaman
subyektif individu karena itu tingkah laku sangat dipengaruhi oleh pandangan
individu terhadap diri dan dunianya, konsep tentang dirinya, harga dirinya dan
segala hal yang menyangkut kesadaran atau aktualisasi dirinya. Ini berarti
melihat tingkah laku seseorang selalu dikaitkan dengan fenomena tentang
dirinya.
E. Kajian psikologi
Psikologi adalah ilmu yang luas dan ambisius, dilengkapi oleh biologi dan
ilmu saraf pada perbatasannya dengan ilmu alam dan dilengkapi oleh sosiologi
dan anthropologi pada perbatasannya dengan ilmu sosial. Beberapa kajian ilmu
psikologi diantaranya adalah:
1. Psikologi perkembangan
Adalah bidang studi psikologi yang mempelajari perkembangan manusia
dan faktor-faktor yang membentuk prilaku seseorang sejak lahir sampai lanjut
usia. Psikologi perkembangan berkaitan erat dengan psikologi sosial, karena
sebagian besar perkembangan terjadi dalam konteks adanya interaksi sosial.
Dan juga berkaitan erat dengan psikologi kepribadian, karena perkembangan
individu dapat membentuk kepribadian khas dari individu tersebut
2. Psikologi sosial
Bidang ini mempunyai 3 ruang lingkup, yaitu :
studi tentang pengaruh sosial terhadap proses individu, misalnya : studi
tentang persepsi, motivasi proses belajar, atribusi (sifat)
studi tentang proses-proses individual bersama, seperti bahasa, sikap
sosial, perilaku meniru dan lain-lain
studi tentang interaksi kelompok, misalnya kepemimpinan, komunikasi
hubungan kekuasaan, kerjasama dalam kelompok, dan persaingan.
3. Psikologi kepribadian
Adalah bidang studi psikologi yang mempelajari tingkah laku manusia
dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya, psikologi kepribadian
berkaitan erat dengan psikologi perkembangan dan psikologi sosial, karena
kepribadian adalah hasil dari perkembangan individu sejak masih kecil dan
bagaimana cara individu itu sendiri dalam berinteraksi sosial dengan
lingkungannya.
4. Psikologi kognitif
Adalah bidang studi psikologi yang mempelajari kemampuan kognisi,
seperti: Persepsi, proses belajar, kemampuan memori, atensi, kemampuan
bahasa dan emosi.
F. WILAYAH TERAPAN PSIKOLOGI
Wilayah terapan psikologi adalah wilayah-wilayah dimana kajian psikologi
dapat diterapkan. walaupun demikian, belum terbiasanya orang-orang Indonesia
dengan spesialisasi membuat wilayah terapan ini rancu, misalnya, seorang ahli
psikologi pendidikan mungkin saja bekerja pada HRD sebuah perusahaan, atau
sebaliknya.
1. Psikologi sekolah
Psikologi sekolah berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak
didik dalam mengembangkan kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi.
Yang bertujuan untuk membentuk mind set anak
2. Psikologi industri dan organisasi
Psikologi industri memfokuskan pada menggembangan, mengevaluasi dan
memprediksi kinerja suatu pekerjaan yang dikerjakan oleh individu, sedangkan
psikologi organisasi mempelajari bagaimana suatu organisasi memengaruhi dan
berinteraksi dengan anggota-anggotanya
3. Psikologi kerekayasaan
Penerapan psikologi yang berkaitan dengan interaksi antara manusia dan
mesin untuk meminimalisasikan kesalahan manusia ketika berhubungan dengan
mesin (human error)
4. Psikologi klinis
Adalah bidang studi psikologi dan juga penerapan psikologi dalam
memahami, mencegah dan memulihkan keadaan psikologis individu ke ambang
normal.
BAB 10
ILMU POLITIK
A. PENGERTIAN, KARAKTERISTIK, DAN RUANG LINGKUP POLITIK
Istilah politik sering dikaitkan dengan bermacam- macam kegiatan dalam system politik ataupun Negara yang menyangkut prosespenentuan tujuan sampai dalam melaksanakan tujuan tersebut.
Ilmu politik adalah kajian tentang Negara, tujuan- tujuan Negara, dan lembaga- lembaga yang akan melaksanakan tujuan- tujuan itu ; hubungan antara Negara dengan warga negaranya serta dengan Negara lain.
Ruang lingkup disiplin ilmu politik kontemporer sangat luas. Subbidang utama dari penyelidikan ilmu politik meliputi : pemikiran politik, teori politik, lembaga- lembaga politik, sejarah politik, politik perbandingan, ekonomi politik, administrasi public, teori- teori kenegaraan, hubungan internasional.
1. Pemikiran PolitikSubbidang ini merupakan akumulasi bangunan teks dan tulisanpara
filsuf besar yang membingkai pendidikan intelektual. Bagi mereka, tugas pemikiran politik adalah untuk menemukan makna dan yang asli dari wacana klasik.
2. Teori PolitikPara ahli teori politik biasanya memiliki gaya sendiri- sendiri,
kendati memiliki cirri umum yang bersifat normative dalan orientasi teori politiknya yang telah lama berevolusi.
3. Lembaga- Lembaga PolitikMerupakan kajian terhadap lembaga- lembaga politik, khususnya
peranan konstitusi, eksekutif, birokrasi, yudikatif, partai politik, dan system pemilihan.
Banyak para ahli kontemporer yang menghabiskan waktunya untuk memonitor, mengepaluasi, dan menghipotesiskan tentang asal usul, perkembangan, dan konsekuensi lembaga politik, seperti aturan pluralitas system pemilihan atau organisasi- organisasi pemerintahan yang semu.
4. Sejarah Politik
Banyak para ilmuan politik yang menjelaskan tentang sejarah politik walaupun sering bias terhadap sejarah kontemporer.
Secara garis besar politik cenderung terbagi dua kubu :
a. Hight politicsb. Low politics
5. Politik PerbandinganMerupakan asumsi dari para ilmuan politik bahwa focus
perbandingan memberikan satu- satunya cara untuk menjadi ilmu social murni.
6. Ekonomi PolitikSubidang ini bertolak dari suatu pemikiran bahwa teori perilaku
politik sebagaimana teori perilaku ekonomi, harus bermula dari premis sederhana tentang manusia yang suka membangun prediksi dari perilaku mereka.di sinilah letak hubungan ilmu politik dan ekonomi, dimana manusia tidak pernah puas menggapai kepentingan diri yang rakus tersebut.
7. Administrasi Publik dan Kebijakan UmumKeduanya merupakan cabang empiris dan normative dari ilmu
politik yang tumpang- tindih dengan hukum dan ekonomi.
8. Teori Kenegaraan Teori ini sering diduga merupakan teori politik yang paling padu
dalam memerikan perhatian bagi teori politik kontemporer, pemikiran politik, administrasi politik, dan hubungan internasional.
9. Hubungan InternasionalHubungan antarnegara merupakan hubungan internasional, jelas
istilah tersebut sangat menyesatkan bagi subdisiplin ilmu politik yang
mempokuskan pada hubungan lintas Negara dan internegara dalam diplomasi, transaksi ekonomi, serta perang maupun damai.
Beberapa bidang kajian bidang kajian ilmu politik secara tematis yang berkembang dewasa ini demikian luas dan banyak ragam seperti psikologi politik, pluralisme politik, budaya politik, ekonomi politik, antropologi politik, politik etnik, rekruitmen politik, partai politik, perwakilan politik, dan birokrasi politik.
B. PENDEKATAN, METODE, TEKNIK, DAN ILMU BANTU POLITIK
1. Pendekatan a. pendekatan kuantitatifb. pendekatan kualitatif
2. Metodea. metode deskriftifb. metode analisisc. metode evaluatifd. metode klasifikasie. metode perbandingan
3. TeknikTeknik yang banyak digunakan dalam ilmu politik sebenarnya banyak
ragamnya seperti field work, infestigation, questionare, sampling, interview, opinionnaire, participant observer, schedule, direct observation,case study, dan action research.
4. Ilmu Bantua. Sejarahb. Filsafatc. Antropologid. Sosiologie. Psikologi Sosialf. Ilmu Ekonomig. Ilmu Hukumh. Ilmu Geografi
C. TUJUAN DAN FUNGSI ILMU POLITIKSecara umum terdapat tiga makna tujuan mempelajari ilmu politik
1. Perpektif Intelektual
2. Perspektip Politik3. Perspektip Ilmu Politik
D. SEJARAH PERKEMBANGAN POLITIKIlmu politik lahir sejak abad ke- 19. Apabila ilmu politik merupakan
disiplin ilmu yang bercorak Amerika maka cikal bakalnya adalah eropa klasik.
Singkatnya, dalam paradigma politik waktu itu yang terpenting adalah bagaimana untuk mencari suatu keselarasan atau keseimbangan antara penguasa dan yang dikuasai.
E. HUBUNGAN POLITIK DENGAN ILMU- ILMU SOSIAL LAINNYA
1. Hubungan Sosiologi dengan Politik2. Hubungan Antropologi dengan Politik3. Hubungan sejarah dengan Politik4. Hubungan Geografi dengan Ilmu Politik5. Hubungan Ekonomi dengan Politik6. Hubungan Psikologi dengan Politik
F. MAZHAB- MAZHAB POLITIKDalam pengelompokan mazhab- mazhab ilmu politik terbagi menjadi
5 mazhab, yakni mazhab institusionalisme, behaviorisme, plurarisme, strukturalisme, dan developmentalisme.
G. KONSEP- KONSEP POLITIKAdapun konsep- konsep yang dimaksud seperti, kekuasaan, kedaulatan
kontrak social, Negara, pemerintah, legitimasi, oposisi, system politik, demokrasi, pemilihan umum, partai politik, desentralisasi, persamaan, demonstrasi, HAM dan voting.
H. GENERALISASI- GENERALISASI POLITIKGeneralisasi itu merupakan pernyataan hubungan dua konsep atau
lebih. Dari pernyataan tersebut maka generalisasi- generalisasi dalam ilmu
politik yang sering dikembangkan di tingkat pendidikan menengah berkaitan dengan konsep yang telah dibahas sebelumnya,
I. TEORI- TEORI ILMU POLITIK1. Teori Politik Empiris2. Teori Politik Formal3. Teori Politik Normatif