Top Banner
PENGANTAR ILMU SOSIAL Diskripsi Pemahaman konsep-konsep ilmu sosial, masalah-masalah masyarakat dan penggunaan berbagai pendekatan ilmu pengetahuan sosial sebagai dasar untuk menganalisis masalah kemasyarakatan Buku Sumber Sumaadmodja. Nursid. 1985. Pengantar Ilmu Sosial. Bandung Sumaadmodja. Nursid. 1986. Perspektif Studi Sosial. Bandung Daldjoeni. 1985. Dasar-Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung Supardan, Dadang , Pengantar Ilmu Sosial, Jakarta: Sinar Grafika Offset I. PENGERTIAN ILMU SOSIAL, METODE ILMIAH, DAN KEBENARAN ILMIAH A. Pengertian Ilmu B. Pengertian Sosial C. Pengertian dan Ruang Lingkup Ilmu Sosial D. Metode Ilmiah E. Kebenaran Ilmiah II. STRUKTUR DAN PERANAN ILMU A. Pengertian Struktur Ilmu B. Pengertian dan Peranan Fakta
115

Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

Jul 26, 2015

Download

Documents

Agus Sunaryo
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

PENGANTAR ILMU SOSIAL

Diskripsi

Pemahaman konsep-konsep ilmu sosial, masalah-masalah masyarakat dan penggunaan

berbagai pendekatan ilmu pengetahuan sosial sebagai dasar untuk menganalisis masalah

kemasyarakatan

Buku Sumber

Sumaadmodja. Nursid. 1985. Pengantar Ilmu Sosial. Bandung

Sumaadmodja. Nursid. 1986. Perspektif Studi Sosial. Bandung

Daldjoeni. 1985. Dasar-Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung

Supardan, Dadang , Pengantar Ilmu Sosial, Jakarta: Sinar Grafika Offset

I. PENGERTIAN ILMU SOSIAL, METODE ILMIAH, DAN KEBENARAN ILMIAH

A. Pengertian Ilmu

B. Pengertian Sosial

C. Pengertian dan Ruang Lingkup Ilmu Sosial

D. Metode Ilmiah

E. Kebenaran Ilmiah

II. STRUKTUR DAN PERANAN ILMU

A. Pengertian Struktur Ilmu

B. Pengertian dan Peranan Fakta

C. Pengertian dan Peranan Konsep

D. Pengertian dan Peranan Generalisasi

E. Pengertian dan Peranan Teori

III. SOSIOLOGI

Page 2: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

A. Pengertian, Karakteristik, dan Ruang Lingkup Sosiologi

B. Kegunaan Sosiologi

C. Konsep-konsep Sosiologi

D. Generalisasi-generlisasi Sosiologi

E. Teori-teori Sosiologi

IV. ANTROPOLOGI

A. Pengertian dan Ruang Lingkup Antropologi

B. Tujuan dan Kegunaan Antropologi

C. Konsep-konsep Antropologi

D. Generalisasi-generlisasi Antropologi

E. Teori-teori Antropologi

V. ILMU GEOGRAFI

A. Pengertian dan Ruang Lingkup Geografi

B. Manfaat Terapan Geografi

C. Konsep-konsep Geografi

D. Generalisasi-generlisasi Geografi

E. Teori-teori Geografi

VI. ILMU SEJARAH

A. Pengertian dan Ruang Lingkup Sejarah

B. Tujuan dan Kegunaan Sejarah

C. Konsep-konsep Sejarah

D. Generalisasi-generlisasi Sejarah

E. Teori-teori Sejarah

VII. ILMU EKONOMI

A. Pengertian dan Ruang Lingkup Ekonomi

B. Sejarah Perkembangan Ekonomi

C. Mazhab-mazhab dalam Ekonomi

D. Generalisasi-generlisasi Ekonomi

E. Teori-teori Ekonomi

Page 3: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

VIII. PSIKOLOGI

A. Pengertian dan Ruang Lingkup Psikologi

B. Sejarah Perkembangan Psikologi

C. Mazhab Psikologi

D. Konsep-konsep Psikologi

E. Generalisasi Psikologi

F. Teori Psikologi

IX. ILMU POLITIK

A. Pengertian dan Ruang Lingkup Politik

B. Tujuan dan Kegunaan Politik

C. Sejarah Perkembangan Politik

D. Mazhab Politik

E. Konsep-konsep Politik

F. Generalisasi-generlisasi Politik

G. Teori-teori Ilmu Politik

BAB I

PENGERTIAN ILMU SOSIAL, METODE ILMIAH,

DAN KEBENARAN ILMIAH

A. PENGERTIAN ILMU

Jerome R. Ravert dalam karyanya The Philosophy of science, sampai saat ini

mungkin mengakui bahwa ilmu merupakan sebuah kisah sukses luar biasa.

Kemenangan-kemenangan ilmu melambangkan suatu proses kumulatif peningkatan

pengetahuan dan rangkaian kemenangan tehadap kebodohan dan takhayul dan dari

ilmulah kemudian mengalir arus penemuan yang berguna untuk kemajuan hidup

manusia.

The Liang Gie (1999), ilmu dipandang sebagai kumpulan pengetahuan sistematis,

metode penelitian, aktivitas penelitian.

1. Ilmu sebagai kumpulan pengetahuan sistematis

Page 4: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

Mark Baldwin (1957), mengemukakan: ’pengetahuan; khususnya pengetahuan dalam

arti luhur sebagai hasil dari pelaksanaan proses-proses koqnitif yang terpercaya dan

sistematis’.

Soekanto (1986): ’Ilmu pengetahuan (science) adalah pengetahuan (knowledge) yang

tersusun sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran, pengetahuan selalu

dapat diperiksa dan ditelaah (dikontrol) dengan kritis oleh setiap orang lain yang ingin

mengetahuinya.

Ilmu menunjuk pada kumpulan yang disusun secara sistematis dari pengetahuan

yang dihimpun tentang alam semesta yang selalu diperoleh melalui teknik-teknik

pengamatan yang objektif.

Tidak semua pengetahuan adalah ilmu sebab ilmu hanya terbatas pada

pengetahuan yang diperoleh secara sistermatis.

2. Ilmu sebagai Metode Penelitian

Pengertian ini menekankan bahwa ilmu pada hakikatnya sebagai metode

penelitian. Para ahli yang nengemukakaan hal tersebut diantaranya:

a. William J.Goode dalam bukunya Method In Social Research mengemukakan

bahwa ilmu adalah suatu metode pendekatan terhadap seluruh dunia

pengalaman, yakni dunia yang dapat terkena pengalaman oleh manusia.

b. Caraghan delangles dalam bukunya’’a guide historical

Method’’mengemukakan bahwa ilmu pada dasarnya suatu metode untuk

menangani masalah.

c. Harold H.Titus dalam bukunya ‘’Living Issues in Philosophy’’ mengemukakan

bahwa ilmu adalah suatu metode untuk memperoleh pengetahuan yang

objektif dan dapat diperiksa kebenarannya.

3. Ilmu sebagai aktivitas penelitian

Beberapa tokoh yang berpendapat bahwa ilmu sebagai aktivitas penelitian

diantaranya:

The Liang Gie (1999): ’Ilmu adalah proses membuat pengetahuan’

Jean Ladriere (1975) : ’Ilmu dapat dipandang sebagai keseluruhan

pengetahuan kita saat ini, atau sebagai suatu aktivitas penelitian, atau

sebagai suatu metode untuk memperoleh pengetahuan’.

Page 5: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

I Charles Singer yang yang dikutip dalam bukunya ‘’Critical Thinking’’

mengemukakan bahwa ilmah adalah proses pembuat pengetahuan .

John Warfield dalam bukunya ‘’Social Sistem’’ mengatakan tetapi ilmu

pun dipandang sebagai proses. Pandangan proses ini paling berkaitan

dengan perhatian terhadap penyelidikan karena penyelidikan adalah

suatu bagian besar dari ilmu sebagai suatu proses .Dengan demikan jelas

bahwa ilmu merupakan aktivitas penelitian .

Kesimpulan ilmu dipandang sebagai keseluruhan pengetahuan kita saat ini,

atau sebagai suatu aktivitas penelitian, atau sebagai suatu metode untuk

memperoleh pengetahuan.

B. PENGERTIAN SOSIAL

Istilah sosial (social dalam bahasa inggris )dalam ilmu sosil memiliki arti yang

berbeda–beda, misalkan istilah sosial dalam sosialialisme dengan istilah bepartemen

sosial, jelas keduanya menunjukan makna yang sangat jauh berbeda.Menurut

Soekanto apabila istilah sosial pada ilmu sosial mrnunjuk pada objeknya,yaiti

masyarakat sosialisme adalah suatu ideologi yang pokok pada prinsip pemilikan

umum alat-alat atau produksi dan jasa–jasa bidang ekonomi. Sedangkan istilah

sosial pada departemen sosial menunjuk pada kegiatan–kegiatan di lapangan sosial.

Artinya kegiatan–kegiatan yang ditunjukan untuk mengatasi persoalan-persoalan

yang dihadapi masyarakat dalam bidang kesejahteraan, sepeti tuna karya,tuna

susila,tuna wisma,orang jompo,anak yatim piatu, dan lain-lain. Selain itu Soekanto

mengemukakan bahwa istilah sosial pun berkenaan dengan prilaku

interpersonal,atau yang berkaitan dengan proses-proses sosial.Secara

keilmuan,masyarakat yang menjadi objek kajian ilmu-ilmu sosial ,dapat dilihat

sebagai suatu yang terdiri dari berbagai segi .Dilihat dari segi ekonomi akan

bersangkut paut dengan paktor produkdi ,distribusi,penggunaan barang-barang serta

jasa-jasa .Dari segi politik antaralain berhubungan dengan penggunaan kekuasan

dalam masayarakat.Dari segi antropologi budaya lebih menekanka pada masyarakat

dan kebudayaanya,dan begitu seterusnya untuk ilmu-ilmu sosial yang lainya,seperti

geografi sosial,sejarah,maupun sosiologi.

Begitupun tentang pengertian masyarakat (societi)banyak sarjana terdahulu

yang mendepinisikan apa itu masyarakat dintaranya:

Page 6: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

Menurut Mac Iver dan Page mengemukakan bahwa masyarakat adalah

suatu sistem dari kebiasaan dan tata cara, dari wewenang dan kerjasama

antara berbagai kelompok dan penggolongan, dari pengawasan tingkah laku

serta kebebasan-kebebasan manusia.

Menurut Ralph Linton dalam bukunya yang bejudul “The Study of Man“

mengemukakan bahwa masyarakat merupakan setiap kelompok manusia

uang telah hidup dan bekerja bersama cukup lama sehingga mereka dapat

mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan

sosial dengan batas-batas yang di rumuskan dengan jelas.

Menurut Selo Soemarjan Menyatakan bahwa masyarakat adalah orang

yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.

Dari pendapat-pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa pengertian

masyarakat terdiri atas beberapa unsur.

a. Manusia yang hidup bersama

b. Bercampur untuk waktu yang lama

c. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama

Sedangkan yang merupakan bentuk umum pada proses-proses sosial adalah

interaksi sosial, bahkan ahli sosiologi berpendapat bahwa interaksi sosial tersebut

merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial.

Berlangsungnya suatu proses interaksi sosial yang di dasarkan pada berbagai

faktor, dan menurut Soekanto di sebabkan melalui :

1. Imitasi

Mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses interaksi interaksi

sosial tersebut. Sebab salah satu peran positifnya adalah bahwa proses imitasi

dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang

berlaku di masyarakat.

2. Sugesti

Berlangsungnya apabila seseorang memberi suatu pandangan atau sikap

yang berasal dari dirinya yang kemudian di terima oleh pihak lain secara emosi.

3. Identifikasi

Merupakan kecenderungan-kecenderungan ataupun keinginan-keinginan

dalam diri seseorang untuk menjadi identik atau sama dengan orang lain.

4. Simpati

Page 7: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

Sebenarnya merupakan suatu proses yang di sebabkan oleh ketertarikan

seseorang oleh pihak lain, baik itu sebatas kerjasama, merasa senang dan tertarik

karena faktor-faktor yang menyebabkan ia patut di kaguminya, maupun karena

merasa adanya keterikatan dengan dirinya.

C. PENGERTIAN, RUANG LINGKUP, DAN PERKEMBANGAN ILMU-ILMU

SOSIAL

Istilah ilmu sosial menurut Ralf Dahrendorf seorang ahli sosiologi Jerman dan

penulis buku “ class and Class Conflict Industrial Society yang di kenal sebagai

pencetus teori konflik Non-Marxis, Merupakan suatu konsef yang ambisius untuk

mendefinisikan seperangkat disiplin akademik yang memberikan perhatian pada

aspek-aspek kemasyarakatan manusia. Bentuk tunggal ilmu sosial menunjukan

sebuah komunitas dan pendekatan yang saat ini hanya di klaim oleh beberapa orang

saja ; sedangkan bentuk jamaknya, ilmu-ilmu sosial, mungkin istilah tersebut

merupakan bentik yang lebih tepat. Ilmu-ilmu sosial mencakup sosiologi, antropologi,

psikologi, ekonomi, geografi sosial, politik, bahkan sejarah walaupun di satu sisi ia

termasuk ilmu humaniora.

Pendapat Bung Hatta mengenai ilmu sosial :

1. Sebagai critical discourse ( wacana kritis ) artinya pada kajian ini membahas

tentang adanya yang keabsahannya tergantung pada kesetiaan pada

persyaratan sistem rasionalitas yang kritis dan pada konvensi akademis yang

berlaku.

2. Sebagai academic interprise memiliki pengertian “ bagiman mestinya “.

3. Sebagai applied science artinya bahwa dalm ilmu sosial itu di perlukan untuk

mendapatkan atau mencapai hal-hal yang praktis dan berguna entah untuk

mewujudkan sesuatu yang di cita-citakan. Contohnya kemakmuran maupun

mengurangi atau meniadakn sesutu yang tidak di inginka contohnya kemiskinan.

D.METODE ILMIAH

Istilah pendekatan menurut Vernon Van Dyke dalam bukunya yang berjudul

“political science”dikemukakan bahwa suatu pendekatan pada prinsipnya adalah

ukuran –ukuran untuk memilih masalah dan data yang berkaitan satu sama lain Hal

ini diperjelas oleh Kerlinger bahwa pendekata atau rancangan ilmiah merupakan

bentuk sistematis yang khusus dari seluruh pemikiran .

Page 8: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

Suatu pendekata dalam menelaah sesuatu dapat dilakukan berdasarkan sudut

pandang ataupun tinjauan dari berbagai satu kesatuan karakteristik maupun cabang

ilmu seperti sosiologi,Antropologi,geografi ,ekonomi ,politik dan sebagainya.

Metode merupakan prosedur yang mewujudkan pla-pola dan tata langkah

dalam suatu penelitian ilmiah(the Liang Gie1999)

Teknik adalah suatu cara operasional yang seringkali bersipat

rutin,mekanis,atauj spesipik untuk dan menangani data dalam penelitian.sebagai

contoh,suatu penelitian tentang gjala-gejala kemasyarakatan dapat menggunakan

metode survei.berbagai teknik yang digunakan misalkan

wawancara,observasi,maupun menyebarkan angket .

Secara etimologi metide dari bahasa Yunani “meta”yang berarti sesudah dan

hodos yang berarti jalan Dengan demikian metode merupakan langkah-langkah yang

diambil menurut urutan tertentu ,untuk mencapai pengetahuan yang telah dirancang

dan dipakai dalam proses memperoleh pengetahuan (Soeprapto 2003:128)

Menurut rumusan “the World Of Science Encyclopedia”(volume 17:181)metode

ilmiah diartikan sebagai prosedur yang dipergunakan oleh ilmuan-ilmuan dalam

pencarian sistematis terhadap pengrtahuan baru dan peninjauan kembali

pengetahuan yang ada.

Menurut George Kneller (1978 ;118) dalam karyanya “Science as a Human

Endeavor “mengemukakan bahwa dengan metode ilmiah kami maksudkan struktur

rasional dari penyelidikan ilmiah yang hipotesisnya disusun dan diuji .

Menurut Arturo Rosenblueth (1970 :1)dalam bukunya”Mind and

Brain”mengemukakan bahwa metode ilmiah sebagai proswdur dan ukuran yang

dipakai oleh ilmuwan-ilmuwan dalam penyusunan dan pengembangan cabang

pengetahuan khusus mereka .

Menurut Harold titus metode ilmiah sebagai proses-proses dan langkah-

langkah yang membuat ilmu-ilmu menghasilkan pengetetahuan .

Langkah-langkah metode ilmiah menurut Sheldon J.Lachman diantarnya:

1.Perumusan hipotesis spesipik atau pertanyaan spesifik untuk penyelidikan

2.Perancangan penyelidikan

3.Pengumpulan data

4.penggolongan data dan pengembangan generalisasi

5.pemeriksaan kebenara terhadap hasil-hasil yaitu terhadap data dan generalisasi-

generalisasi

Page 9: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

Kaplan kebenaran ilmiah itu beragam rentang penomena yang perlu

dipelajari,ilmu pun begitu luas dan kompleka.Oleh karena itu membutuhkan strategi

penelitian atau inkuiri yang beragam pula antara ilmu-ilmu sosial ,kealaman maupun

humaniora.jadi tidak benar jika kita memutlakan apa yang disebut metode ilmiah.

Pendapat yang sangat berbeda mengenai metode ilmiah diantaranya:

1.Menurut Gold Stein :sesungguhnya istilah metode ilmiah adalah menyesatkan

2.Menurut Kaplan:Kekhawatiran saya dengan konspsi kesatuan “metode ilmiah”hal

itu terasa oleh saya sesuatu justifikasi progmatis yang sungguh mengada ada terus

menerus analisis logika kita tidak mampu untuk menerima segalanya secara penuh

kedalam catatan .

Sanggahan-sanggahan tersebut mengingatkan kita untuk tidak tergesa-gesa

memutlakan keampuha metode ilmiah sebagaimana dekemukaka sebagian orang.

E.KEBENARAN ILMIAH

Julie Rord dalam :”Paradigms and Fairy Tales(1975)”mengemukakan bahwa

istilah kebenaran memiliki 4 arti yang berbeda yang ia simbolkan dalam T1,T2,T3,T4.

1. Kebenaran pertama (T1)adalah kebenaran metafisik,yaitu kebenaran yang paling

mendasar dan puncak dari seluruh kebenaran atau basic ultimate truth

(Supriadi ,1998:5)oleh karena itu harus diterima apa adanya sebagai suatu given,

kebenaran iman dan doktrin-doktrin sbsolut agama.

2. Kebenaran Kedua (T2) adalah kebenaran etik,yaitu yang menunjuk pada

perangkat standar moral atau profesional tentang prilaku yang pantas dilakukan

termasuk kode etik atau”Code of Conduct”

3. Kebenaran ketiga(T3) kebenaran logis.sesuatu dianggap benar apabila secara

ligis atau matematis konsisten dan koheren dengan apa yang telah diakui sebagai

sesuatu yang benar (dalam pengertian T3) atau sesuai dengan apa yang benar

menurut kepercayaan metafisik.

4. Kebenaran keempat(T4)adalah kebenaran empirik ,yang lazimnya dipercayai

ssebagai landasan pekerjaan para ilmuwan dalam melakukan penelitian .

Dalam konteks kebenaran ilmiah yang melibatkan

subjek(manusia ,knower ,dan observer)dan objek (fakta,realitas,knowen) ,terdapat

tiga teori utama kebenaran,yaitu :

1. Teori korespondensi(Correspondence Theory)teori ini beranggapan bahwa

seluruh pernyataan itu benar jika apa yang diungkapkanya itu merupaka

fakta,dalam arti adanya suatu kenyataan yang interaksionaj antara teori dengan

Page 10: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

realita (Kattsoff,1998:7)Contoh,Jakarta adalah ibu kota Indonesia,dan setelah

dicocokan dengan realitanya memang Jakarta adalah ibu kota negara Republik

Indonesia.

2. Teori Koherensi(Coherence Theori)yang beranggapan bahwa sesuatu

dianggap benar jika terdapan koherensi atau konsistensi,dalam arti tidak terjadi

kontradiktif pada saat bersaman ,antara dua atau lebih

logika.Contoh,pernyataan”orang yang sederhanakecil kemungkinan untuk

berprilaku swrakah maupun materialistik “.

3. Teori Pragmatis(Pragmatism Theory),yang beranggapan bahwa kebenaran itu

tersimpul pada asfek fungsional secara praktis (Kattsoff,1996:130-131)

BAB 3

STUKTUR DAN PERANAN ILMU

A.PENGERTIAN STRUKTUR ILMU

Menurut Joseph J.Schwab dalam tulisanya “Structur Of The Disciplines

Meaning and Significance”konsep struktur bukanlah konsep yang mudah dipahami

hal itu mengacu pada bagian –bagian dari suatu objek dan tata cara yang saling

berhubungan .Menurutnya suatu disiplin ilmu adalah bentuk konsepsi yang

Page 11: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

membatasi pokok masalah yang diselidiki dari suatu disiplin dan pengawasan atau

pengendalian terhadap penelitianya Struktur suatu disiplin ilmu meliputi dua

bagian yaitu subtantive conceptual strukture dan syntactial strukture.Subtantive

conceptual Struktur adalah konsep-konsep yang menjadi kerangka berfikir dalan

meneliti sesuatu .Syntactial Stucture berhubungsn dengan penelitian yang

dilakukan oleh disiplin itu.Syntactial Structure menyangkut masalh-masalah jalan

mana yang akan ditempuh dalam penelitian?cara mengumpulkan data,cara

menguji data, kriteria yang dipakai dalam menetapkan kualitas data,ukuran untuk

menentukan bahwa dat yang diperoleh relevan atau mungkin tidak relevan .

B.PENGERTIAN DAN PERANAN FAKTA

Menurut Oxford Advanced Learners Dictionary of Current

English(2000:449-450)yang dimaksud dengan fakta adalah:

1. Sesuatu yang digunakan untuk mengacu pada situasi tertentu atau khusus

2. Kualiatas atau sifat yang aktual atau dibuat atas dasar fakta-fakta

3. Sesuatu hal yang dikenal sebagai yang benar-benar ada dan terjadi

terutama yang dapat dibuktikan oleh bukti yang benar atau dinyatakan

benar-benar terjadi .

4. Hal yang terjadi dapay dibuktikan oleh hal-hal yang benar,bukan oleh

berbagai hal yang telah ditemukan .

5. Suatu penegasan,pernyatan,atau informasi yang berisi atau

berartimengandung sesuatu yang memiliki kenyataan objektif,dalam arti

luas adalah sesuatu yang ditampilkan dengan benar atau salah karena

memiliki realitas objektif.

Menurut Bachtiar fakta merupakan abstraksi dari kenyataan yang

diamati,yang sifatnya terbatas dan dapat diuji kebenaranya secara empiris.

Menurut Sjamsudin fakta adalah erat hubunganya dengan jawaban atas

apa,siapa,kapan,di mana dan juga dapat berupa benda-benda yang benar-benar

ada dan atau peristiwa yang pernah terjadi pada masa lalu(Sjamsudin ,1996:5)

Menurut James A.Bank (977:84)fakta adalah kejadian berbagai hal atau

peristawa tertentuyang pada giliranya menjadi data mentah atau pengamatan dari

ilmuwan-ilmuwan sosial.

C.PENGERTIAN DAN PERANAN KONSEP

Page 12: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

1. Menurut Schwab (1969:12-14)konsep ,erupakan abstraksi,kontruksi logis

yang terbentuk dari kesan,tanggapan dan pengalaman kompleks.

2. Menurut James Bank konsep adalah suatu kata abstrak atau kata yang

bermanfaat untuk mengklasifikasikan atau menggolongkan suatu kelompok

berbagai hal gagasan atau peristiwa.

Jenis-jenis konsep menurut Fraenkel:

1. Konsep konjungtif,yaitu konsep yang berfunhsi untuk menghubungkan dari

keberadaan dua atau lebih atribut yang semuanya harus

ada(Fraenkel,1980:58)

2. Konsep disjungtif,mencerminkan adanya alternatif-alternatif yang beragam.

3. Konsep relasional,yang memiliki arti mengandung suatu hubungan khusus

antara dua atribut maupun lebih yang dinyatakan secara eksplisit dengan

bilngan tertentu.

4. Kosep deskriptif,adalah konsep yang menuntut jawaban tentang gambaran

suatu benda.

5. Konaep evaluatif,yaitu konssep yang berhubungan dengan pertimbangan

baik atau buruk ,salah atau benar,cantik atau jelek.

6. Konsep campuran,yaitu suatu konsep yang tidak hanya memberikan

penjelasan tentang suatu karakteristik yang dimiliki oleh benda

tersebut,tetapi juga sekaligus memberikan sikap ataupun penilaian terhadap

pernyataan tersebut.

Kegunaan konsep bagi kehidupan manusia:

1. Konsep berguna untuk melakukan episiensi dan efektivitas bagi manusia.

2. Melalui konsep itupun adanya klasifikasi atas beberapa individu.

3. Konsep dapat berfungsi untuk mereduksi keperluan yang sering dikatakan

berulang uiang terhadap sesuatu kajian yang serupa dan sudah diketahui .

4. Konsep dapat berfungsi memudahkan kita untuk memecahkan masalah.

5. Konsep berguna untuk menjelaskan sesuatu yang dianggap rumit ataupun

memerlukan keterangan yang cukup panjang dan rinci.

6. Konsep berguna untuk mengonseptualisasikan sesuatu secara cermat

melalui simbol-simbol.

7. Konsep mengandung konotasi negatif dinamakan stereotif

8. Konsep berguna sebagai mata rantai penghubung ataupun katalisator

antardisiplin ilmu

Page 13: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

D.PENGERTIAN DAN PERANA GENERALISASI

Pengertian generalisasi :

1. Generalisasi adalah pernyataan hubungan dua konsep atau lebih

2. Generalisasi merupakan pernyataan tentang hubungan antara konsep-

konsep dan berfugsi untuk membantu dalam memudahkan pemahaman

suatu maksud pernyataan itu

3. Generalisasi adlah kesimpulan yang ditarik secara induktif mengenai dua

hubungan fakta-fakta atau lebih yang melahirkan teori

4. Generalisasi merupakan pernyataan yang menjelaskan hubungan antara

konsep-konsep yang berfungsi sebagai penbantu berfikir dan memahami

Tingkatan generalisasi:

1. High Order Generalization yaitui generalisasi yang pemakaianya secara

universal.

2. Ntermediat Level Generalization yaitu generalisasi yang digunakan

dikawasan tertentu dan kebudayaan tertentu

3. Law order Generalization yaitu generalisasi yang digunakan atas data dari

dua data atau tiga sampel kecil misalkan tentang kelompok kota pada suatu

kawasan tertentu

Tipe-tipe generalisasi:

1. Generalisasi deskriftip yaitu suatu generalisasi yang hanya mendeskripsikan

suatu hubungan yang ada

2. Generalisasi Kausal ,yaitu suatu generalisasi yang menjelaskan hubungan

sebab akibat terjadi suatu peristiwa

3. Generalisasi korelatif,yaitu generalisasi yang menunjukan adanya hubungan

satu sama lain

4. Generalisasi kondisional,yaitu suatu generalsasi yang menyarankan apa

yang akan terjadi jika seandainya suatu khusus dilaksanakan dengan

drmikian adanya suatu persyaratan khusus

E.PENGERTIAN DAN PERANAN TEORI

Teori adalah suatu suatu preposisi dari masalah yang mengandung

variable,hipotesis,dan saumsi berdasarkan mertode keilmuwan.

Unsur-unsur teori menurut Capbell:

1. Definisi,memberitahu kita bagaimana prnulis akan memakai istilah-istilah

kuncinya

Page 14: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

2. Deskripsi,merupakan sebuah kegiatan yang tanpa ajhir dan selalu belum

selesai serta tanpa batas.

3. Penjelasan, harus melampaui makna deskripsi denga mengatakan hal-hal

apakah yang dapat memberikan pada kita suatu pemahaman tertentu

mengenai mengapa suatu kenyataan seperti itu.

Fungsi teori menurut Suppes dan Kerling:

1. Berguna sebagai kerangka kerja untuk melakukan penelitia

2. Teori memberika suatu keragka kerja bagi pengorganisasian butir-butir

informasi tertentu.

3. Teori mengemukakan kompleksitas peristiwa-peristiwa yang tamoaknta

sederhana.

4. Teori mengorganisasikan kembalio pengalaman –pengalama sebelumnya.

5. Teori berfunhsi untuk melakukan prediksi kontrol.

BAB 4

SOSIOLOGI

A. PENGERTIAN, KARAKTERISTIK, DAN RUANG LINGKUP SOSIOLOGI

Secara terminologi Sosiologi berasal dari bahasa Yunani, yakni kata socius

dan logos. Socius yang berarti kawan, berkawan, ataupun bermasyarakat.

Sedangkan logos berarti ilmu atau dapat juga berbicara tentang sesuatu. Dengan

demikian, secara harfiah istilah Sosiologi dapat diartikan ilmu tentang masyarakat

(Spencer dan Inkeles, 1982: 4; Abdulsyani, 1987: 1). Di bawah ini terdapat

beberapa definisi Sosiologi menurut beberapa ahli:

1. Pitirim Sorokin (1928: 760 – 761) mengemukakan bahwa Sosiologi adalah

suatu ilmu tentang hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam

gejala – gejala sosial, contohnya antara gejala ekonomi dengan non ekonomi,

seperti agama, gejala keluarga dengan moral, hukum dengan ekonomi, dan

sebagainya.

2. William Ogburn dan Meyer F. Nimkoff (1959: 12 – 13) berpendapat bahwa

Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan

hasilnya, yaitu organisasi sosial.

3. Roucekj dan Warren (1962: 3) berpendapat bahwa Sosiologi adalah ilmu

tentang hubungan antara manusia dalam kelompok – kelompoknya.

Page 15: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

4. J.A.A. van Doom dan C.J. Lammers (1964: 24) mengemukakan bahwa

Sosiologi ilmu tentang struktur – struktur dan proses – proses kemasyarakatan

yang bersifat stabil.

5. Meta Spencer dan Alex Inkeles (1982: 4) mengemukakan bahwa Sosiologi

ilmu tentang kelompok hidup manusia.

6. David Popenoe (1983: 107 – 108) berpendapat bahwa Sosiologi adalah ilmu

tentang interaksi manusia dalam masyarakat sebagai suatu keseluruhan.

7. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi (1982: 14) menyatakan bahwa

Sosiologi adalah ilmu tentang struktur sosial dan proses –proses sosial,

termasuk perubahan – perubahan sosial. Selanjutnya, menurut mereka bahwa

struktur sosial keseluruhan jalinan antara unsur – unsur sosial yang pokok,

yaitu kaidah – kaidah sosial (norma – norma sosial), lembaga – lembaga sosial,

kelompok – kelompok, serta lapisan sosial. Sedangkan proses sosial adalah

pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama, umpamanya

pengaruh timbal balik antara segi kehidupan ekonomi dengan segi kehidupan

politik, kehidupan hukum dengan agama, dan sebagainya.

Dengan demikian, Sosiologi dapat didefinisikan sebagai disiplin ilmu tentang

interaksi sosial, kelompok sosial, gejala – gejala sosial, organisasi sosial, struktur

sosial, proses sosial, mapun perubahan sosial.

Objek kajian sosiologi adalah masyarakat dan perilaku sosial manusia dengan

meneliti kelompok – kelompoknya. Kelompok tersebut mencakup keluarga, etnis

atau suku bangsa, komunitas pemerintahan, dan berbagai organisasi sosial, agama,

politik, budaya, bisnis, dan organisasi lainnya (Ogburn dan Nimkoff, 1959: 13; Horton

dan Hunt, 1991: 4). Sosiologi pun mempelajari perilaku dan interaksi kelompok,

menelusuri asal usul pertumbuhannya, serta menganalisis pengaruh kegiatan

kelompok terhadap para anggotanya. Dengan demikian, sebagai objek kajian

sosiologi adalah masyarakat manusia yang dilihat dari sudut hubungan

antarmanusia dan proses – proses yang timbul dari hubungan manusia dalam

masyarakat.

Jika ditelaah lebih lanjut, tentang karakteristik sosiologi menurut Soekanto

(1986: 17) mencakup hal – hal berikut.

1. Sosiologi merupakan bagian dari ilmu sosial, bukan merupakan bagian ilmu

pengetahuan alam maupun kerohanian.

Page 16: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

2. Sosiologi bukan merupakan disiplin yang normatif, melainkan suatu disiplin

yang bersifat kategoris. Artinya, sosiologi membatasi diri pada apa yang terjadi

saat ini, dan bukan mengenai apa yang semestinya terjadi atau seharusnya

terjadi. Dengan demikian, sosiologi dapat dikategorikan sebagai ilmu murni

(pure science), bukan merupakan ilmu terapan (applied science). Sebagai ilmu

murni sosiologi bukan disiplin yang normatif. Artinya, sosiologi membatasi diri

pada apa yang terjadi pada saat ini, serta bukan mengenai apa yang terjadi

seharusnya terjadi.

3. Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian – pengertian dan pola –

pola umum (nomotetik). Sosiologi mencari apa yang menjadi prinsip – prinsip

atau hukum – hukum umum dari interaksi antarmanusia individu maupun

kelompok dan perihal sifat hakiki, bentuk, isi, struktur, maupun proses dari

masyarakat manusia.

4. Sosiologi merupakan ilmu sosial yang empiris, faktual, dan rasional.

5. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak, bukan tentang ilmu

pengetahuan yang konkret. Artinya, bahan kajian yang diperhatikan dalam

sosiologi adalah bentuk – bentuk dan pola – pola peristiwa dalam masyarakat,

dan bukan wujudnya tentang masyarakat yang konkret.

6. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang menghasilkan pengertian –

pengertian dan pola – pola umum.

Sosiologi sebagai ilmu yang memfokuskan pada kajian pola – pola interaksi

manusia, dalam perkembangannya sering kali lebih banyak dihubungkan dengan

kebangkitan modernitas. Menurut Zygmunt Bauman (2000: 1023) keterkaitan

tersebut didasarkan beberapa alasan.

1. Mungkin satu – satunya denominator umum dari sejumlah besar mazhab

pemikiran dan strategi riset yang mengklaim mengandung sumber sosiologis

adalah fokusnya pada masyarakat.

2. Fenomena modern lainnya yang khas adalah ketegangan konstan

antarmanusia yang muncul dari latar belakang tradisional dan komunal, yang

berubah menjadi individu dan menjadi subjek tindakan otonom, serta

masyarakat sebagai batasan sehari – hari terhadap tindakan dari kegiatan

individu.

Sosiologi merupakan disiplin ilmu yang memiliki cakupan luas dan banyak

cabang yang dipersatukan, meskipun tidak terlalu kuat oleh strategi hermeneutika

Page 17: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

dan ambisi untuk mengoreksi kepercayaan umum. Garis batas bidang tersebut

mengikuti divisi fungsional serta lembaga di dalam organisasi masyarakat yang

menjawab tuntutan efektif dari bidang manajemen yang telah mapan.

Jadi, spesialisasi bentuk pengetahuan terakumulasi dengan fokus pada

penyimpangan dan kebijakan korektif atau hukuman, politik dan institusi

politik, tentara dan perang, ras dan etnis, perkawinan dan keluarga,

pendidikan dan media kultural, teknologi informasi, agama dan institusi

agama, industri dan pekerjaan, kehidupan urban dan persoalan –

persoalannya, serta kesehatan dan kedokteran (Bauman, 2000: 1032).

Secara sistematis, ruang lingkup sosiologi dapat dibedakan menjadi beberapa

subdisiplin sosiologi, seperti sosiologi pedesaan (rural sociology), sosiologi industri

(industrial sociology), sosiologi perkotaan (urban sociology), sosiologi medis (medical

sociology), sosiologi wanita (woman sociology), sosiologi militer (military sociology),

sosiologi keluarga (family sociology), sosiologi pendidikan (educational sociology),

sosiologi medis (medical sociology), dan sosiologi seni (sociology of art).

1. Sosiologi Pedesaan (Rural Sociology)

Jurusan yang pertama kali mengkhususkan sosiologi pedesaan muncul di

Amerika Serikat tahun 1930-an, kemudian muncul beberapa Akademi Land Grant

yang dibentuk dalam wilayah kewenangan Departemen Pertanian Amerika Serikat

untuk meneliti masalah pedesaan dan melatih ahli sosiologi serta ekstensionis

pedesaan untuk kerjasama lembaga – lembaga pemerintah beserta organisasi

petani (Hightower, 1973). Adapun kerangka yang paling sering digunakan untuk

mengenali berbagai temuan empiris adalah gagasan tentang suatu “kontinum

pedesaan – perkotaan”, yang berusaha menjelaskan berbagai pendekatan pola

sosial dan kultural dengan mengacu kepada tempat masyarakat tersebut di

sepanjang kontinum yang bergerak dari tipe pemukiman yang paling kota (the most

urban) hingga yang paling desa (the most rural).

Salah satu aspek yang paling mengganggu dalam sejarah sosiologi pedesaan

adalah kegagalan ilmu ini mengembangkan analisis sistematis tentang produksi

pertanian, pada tingkat perusahaan maupun struktur agraria(Newby, 1980).

Sehingga nasib sosiologi pedesaan saat ini terperangkap dalam sejumlah

kontroversi dan harapan. Sepanjang sejarahnya, sosiologi pedesaan tidak pernah

dapat secara efektif menyatakan statusnya sebagai disiplin ilmu tersendiri yang

Page 18: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

memiliki objek penyelidikan dan metode penjelasan yang khusus. Jika tradisi awal

mengasumsikan bahwa ada perbedaan menyolok antarlokasi pedesaan yang

membuat lokasi – lokasi itu memiliki perbedaan dalam hal sosial dan budaya

dibandingkan dengan bentuk – bentuk kehidupan sosial perkotaan. Namun, akhirnya

makin banyak peneliti yang berpandangan bahwa lokasi pedesaan hanya sekadar

entitas empiris atau geografis tempat seseorang bekerja. Keadaan desa tidak

mensyaratkan teori atau implikasi metodologis khusus untuk penelitian, tetapi sangat

tergantung pada jenis masalah teoretis dan metodologis yang dikandungnya, dan

tidak semata – mata didasarkan pada kenyataan yang sama – sama memiliki

pengalaman pedesaan (Long, 2000: 942).

2. Sosiologi Industri (Industrial Sociology)

Kelahiran bidang ini mendapat inspirasi dari pemikiran – pemikiran Karl Marx,

Emile Durkheim, dan Max Weber, walaupun secara formal, sosiologi industri lahir

pada kurun waktu antara Perang Dunia I dan II, serta secara matang tahun 1960-an

dan awal tahun 1970-an (Grint, 2000: 488).

Dalam perkembangannya, sosiologi industri sejak tahun 1980-an terdapat

empat tema baru yang muncul dari riset – riset sosiologi industri.

a. Sosiologi industri yang hanya menekankan gaya tradisional yang patriarkat,

memberikan peluang munculnya lini baru, yakni feminisme dalam riset.

b. Runtuhnya komunisme di Eropa Timur, adanya globalisasi industri, pergeseran

dari Fordisme (keadaan ekonomi seusai perang) menuju post Fordisme,

perkembangan – perkembangan teknologi pengawasan dan bangkitnya

individualisme tanpa ikatan tahun 1980-an, mengantarkan bangkitnya minat pada

peran norma dan dominasi diri yang sering kali dikaitkan dengan gagasan –

gagasan Foulcault dan tokoh pascamodernis lainnya (Reed dan Hughes, 1992).

c. Perkembangan teknologi informasi dan aplikasi – aplikasinya di bidang

manufaktur serta perdagangan, telah mendorong bangkitnya kembali minat untuk

menerapkan gagasan – gagasan konstruktivis sosial dari sosiologi ilmu

pengetahuan serta teknologi ke sosiologi kerja dan industri (Grint dan Woolgar,

1994).

d. Asumsi bahwa pekerjaan dan produksi merupakan kunci identitas sosial tentang

argumen – argumen bahwa pola – pola konsumsi merupakan sumber identitas

individual (Hall, 1992: 114).

3. Sosiologi Medis (Medical Sociology)

Page 19: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

Sosiologi medis merupakan bagian dari sosiologi yang kajiannya memfokuskan

pada pelestarian ilmu kedokteran, khususnya pada masyarakat modern (Amstrong,

2000: 643). Bidang ini berkembang pesat pada sejak tahun 1950-an sampai

sekarang. Setidaknya ada dua alasan yang mendorong pesatnya perkembangan

bidang ini.

a. Berhubungan dengan asumsi – asumsi dan kesadaran bahwa masalah yang

terkandung dalam perawatan kesehatan masyarakat modern adalah sebagai

bagian integral masalah – masalah sosial.

b. Meningkatkan minat terhadap pengobatan dalam aspek – aspek sosial dari

kondisi sakit (illness), terutama berkaitan dengan psikiatri (berhubungan

dengan penyakit jiwa), pediatri (kesehatan anak), praktik umum (pengobatan

keluarga), geriatrik (perawatan usia lanjut), dan pengobatan komunitas

(Amstrong, 2000: 643 – 644).

Pada awal kelahirannya yang dominan adalah perspektif medis, psikologi, dan

psikologi sosial. Dalam perspektif medis, terutama pada epidemiologi sosial yang

berusaha mengidentifikasi peran dari faktor – faktor sosial terhadap berjangkitnya

penyakit menular yang dilakukan oleh para ahli medis dan sosiologi. Hasil kajian

awal menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dari struktur sosial (kelas sosial)

terhadap etiologi dari penyakit psikiatris maupun organis (Amstrong, 2000: 644).

Dalam perkembangan selanjutnya, khususnya tahun 1990-an, minat terhadap

studi detail kehidupan sosial pun dilibatkan yang meneliti ekspresi dalam

pengalaman sakit pasien.

4. Sosiologi Perkotaan (Urban sociology)

Sosiologi urban atau perkotaan adalah studi sosiologi yang menggunakan

berbagai statistik di antara populasi dalam kota – kota besar. Kajiannya terutama

dipusatkan pada studi wilayah perkotaan di mana zona industri, perdagangan, dan

tempat tinggal terpusat.

Sosiologi perkotaan baru dimulai di Eropa, perintisannya sejak tahun 1920-an

dan 1930-an walaupun resminya sejak awal tahun 1970-an yang kemudian

menyebar ke berbagai wilayah khususnya Amerika Serikat. Hal itu pun memengaruhi

studi masyarakat lainnya sampai ke kota – kota besar di Jepang pada tahun 1970-

an. Selama dua puluh tahun sejak pengenalannya dari Barat, dapat dibagi menjadi

tiga tahapan.

Page 20: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

a. Periode dari 1977 – 1985, ketika sosiologi urban Prancis, terutama sekali teori

Manuael Castell pernyataannya sangat berpengaruh.

b. Dari 1986 – 1992, memusatkan pada teori pergerakan sosial dan konsep global

di kota besar dalam suatu konteks pembaruan, terutama kota – kota di Jepang.

c. Dari 1992 sampai sekarang, ditandai oleh suatu perubahan bentuk sosiologi

perkotaan dalam suatu teori ruang kemasyarakatan di bawah globalisasi yang

telah begitu besar memengaruhi pekerjaan David Harvey (Kazutaka

Hashimoto, 2002). Beberapa tema yang relevan dalam kajian sosiologi urban

tersebut, di antaranya populasi, geopolitik, ekonomi, dan lain – lain.

5. Sosiologi Wanita (Woman Sociology)

Lahir dan berkembangnya sosiologi wanita, di mana sejarah perintisannya

sejalan dengan perkembangan gerakan feminisme yang dipelopori oleh Mary

Wollstonecraft dalam bukunya A Vindication of The Right of Woman (1779), kendati

akar – akar historisnya dapat dilacak sejak lahirnya sosiologi sebagai disiplin

akademik.

Dilihat dari perspektif pendorong teori sosiologi wanita tersebut, terdiri atas tiga

kelompok kontributor pemikiran sosiologi utama yang terpilih.

a. Kelompok teoretisi positivis atau fungsionalis, menegaskan bahwa tatanan

alamiah dominasi laki – laki sebagai suatu perbedaan terhadap argumen –

argumen mengenai hak – hak kaum wanita.

b. Kelompok para teoretisi konflik, melukiskan sistem – sistem penindasan yang

secara sistematis membatasi kaum wanita.

c. Kelompok altenatif, yakni kelompok aktivis karya sosial dan interaksionis.

6. Sosiologi Militer (Military Sociology)

Bidang kajian ini menyoroti angkatan bersenjata sebagai suatu organisasi

bertipe khusus dengan fungsi sosial spesifik (Bredow, 2000: 664). Fungsi – fungsi

tersebut bertolak dari suatu tujuan organisasi keamanan dan sarana – sarananya,

kekuatan, serta kekerasan. Sebenarnya, masalah – masalah seperti itu sudah lama

didiskusikan oleh para sosiolog, seperti August Comte maupun Herbert Spencer.

Akan tetapi, secara formal studi sosiologi militer tersebut baru dimulai selama

Perang Dunia II. Sosiologi militer tersebut berkembang pesat khususnya di Amerika

Serikat, yang menurut Bredow (2000: 665), terdapat lima bidang utama kajian

sosiologi militer.

Page 21: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

a. Problem organisasi internal yang menganalisis proses – proses dalam

kelompok kecil dan ritual militer dengan tujuan untuk mengidentifikasi problem

disiplin dan motivasi, serta menguraikan cara – cara subkultur militer dibentuk.

b. Problem organisasional internal dalam pertempuran, di mana dalam hal ini

dianalisis termasuk seleksi para petinggi militer, kepangkatan, dan evaluasi

motivasi pertempuran.

c. Angkatan bersenjata dan masyarakat yang mengkaji tentang citra profesi yang

berkaitan dengan dampak perubahan sosial dan teknologi, profil rekrutmen

angkatan bersenjata, problem pelatihan dan pendidikan tentara, serta peran

wanita dalam angkatan bersenjata.

d. Militer dan politik. Dalam hal ini, dianalisis ada suatu perbandingan bahwa pada

demokrasi Barat rriset militer, terfokus pada kontrol politik terhadap jaringan

militer, kepentingan ekonomi, dan administrasi lainnya. Namun, bagi negara –

negara berkembang, memfokuskan berbagai sebab dan konsekuensi dari

kudeta militer yang diperankannya dengan membawa atribut – atribut

pembangunan dan Praetorisme (bentuk yang biasanya diterapkan oleh

militerisme negara berkembang).

e. Angkatan bersenjata dalam sistem internasional. Dalam hal ini, dianalisis

tentang aspek – aspek keamanan nasional dan internasional, disertai peralatan

atau perlengkapan dan pengendaliannya, serta berbagai operasi pemeliharaan

perdmaian internasional.

7. Sosiologi Keluarga (Family Sociology)

Mempelajari pembentukan dan perkembangan keluarga, bentuk keluarga,

fungsi dan struktur keluarga, arah perkembangan keluarga pada masa

mendatang,permasalahanyang dihadapi keluarga serta penyelesaiannya, masalah

penyimpangan hubungan dengan sosialisasi, disorganisasi keluarga, dan masalah

keluarga berencana. Mencakup hubungan keluarga dengan sistemsosial lainnya,

seperti sistem pendidikan, ekonomi, pemerintahan, hubungan keluarga dengan

sistem nilai dan organisasi lainnya, serta implikasinya terhadap anggota keluarga.

Pendekatan sosiologis dalam melihat keluarga, peranan, interaksi, danfungsi

keluargadalamera modernisasi maupun pembangunan (Goode, 2002: 37).

8. Sosiologi Agama

Sosiologi agama merupakan studi sosiologis yang mempelajari studi ilmu

budaya secara empiris, profan, dan positif yang menuju kepada praktik, struktur

Page 22: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

sosial, latar belakang historis, pengembangan, tema universal,dan peran agama

dalam masyarakat (Goddijn, 1966: 36). Para ahli sosiologi agama mencoba untuk

menjelaskan efek masyarakat itu pada agama maupun efek agama terhadap

masyarakat. Dengan kata lain, terdapat hubungan yang bersifat dialektis antara

keduanya, dalam kaitannya dengan agama ini terutama tertuju pada studi praktis,

struktur sosial, latar belakang historis, perkembangan, tema universal, dan peran

agama dalam masyarakat (Wikipedia, 2002). Dari definisi di atas, dapat

dikemukakan bahwa sosiologi agama merupakan cabang dari sosiologi umum yang

bertujuan untuk mencari keterangan ilmiah tentang masyarakat agama khususnya.

9. Sosiologi Pendidikan (Educational Sociology yang Kemudian Menjadi

Sociology of Education)

Merupakan bidang kajian sosiologi yang perintisannya selalu dikaitkan dengan

sosiolog pendidikan bernama Lester Frank Ward pada tahun 1883, yang

menegaskan bahwa untuk memperbaiki masyarakat diperlukan pendidikan

(Ballantine, 1983: 11). Selanjutnya, Ward menegaskan bahwa perbedaan kelas yang

terjadi dalam masyarakat bersumber kepada perbedaan pemilikan kesempatan,

terutama kesempatan dalam memperoleh pendidikan. Sebab perbedaan pemilikan

kesempatan untuk memperoleh pendidikan tersebut mengarah kepada monopoli

pemilikan sumber – sumber sosial maupun keadilan. Pada abad ke-20, muncul

semangat yang kuat untuk mendirikan sebuah cabang sosiologi yang dinamakan

educational sociology (Brookover dalam Pavalko, 1976: 6). Perkembangan ternyata

bidang baru tersebut sangat pesat, hal ini terlihat pada tahun 1914, khususny di

Amerika Serikat telah 14 universitas yang mengadakan program perkuliahan bidang

tersebut, di mana bidang educational sociology mengandalkan pada problem solving

sosial sebagai metodenya (Adiwikarta, 1988: 2).

Timbul ketidakpuasan atas educational sociology tersebut dari sosiolog lainnya,

terutama Robert Angell terhadap nama subdisiplin itu, maupun terhadap metodenya

sehingga pada tahun 1928, muncul istilah baru, yaitu sociology of education. Bagi

Angell, sociology of education, ia tidak perlu menjanjikan jawaban sosiologis untuk

mengatasi permasalahan sosial yang dihadapi dunia pendidikan. Bidang ini cukup

bertugas untuk melakukan berbagai riset dan menjadikan institusi pendidikan

sebagai sumber data ilmiah. Menurut Brookover, bidang – bidang kajian materi

sociology of education tersebut mencakup

(a) hubungan sistem pendidikan dengan sistem sosial lain;

Page 23: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

(b) hubungan sekolah dengan komunitas sekitarnya;

(c) hubungan antarmanusia dalam sistem pendidikan;

(d) pengaruh sekolah terhadap perilaku anak didik

10.Sosiologi Seni

Istilah sosiologi seni (sociology of art) digunakan dari sosiologi berbagai seni

(sociology of art) atau soiologi seni dan literatur (sociology of art and literature).

Sedangkan, sosiologi seni visual relatif jarang dikembangkan dibandingkan sosiologi

literatur, drama, maupun film. Implikasinya, sifat generik dari bidang kajian ini mau

tidak mau menimbulkan kesulitan dalam analisisnya karena tidak selalu terdapat

hubungan linear antara musik dan novel dengan konteks atau politiknya (Wolff,

2000: 41). Namun demikian, sosiologi seni dapat dikatakan sebagai wilayah kajian

yang cair karena di dalamnya tidak ada suatu model analisis atau teori yang

dominan.

B. PENDEKATAN, METODE, TEKNIK, ILMU BANTU, DAN JENIS PENELITIAN

1. Pendekatan

Walaupun sosiologi di awal kelahirannya pada abad ke-19 sangat dipengaruhi

oleh pemikiran – pemikiran yang bersifat positivistik, khususnya bagi pendirinya

Auguste Comte, namun dalam pendekatan sosiologi tidaklah absolut bersifat

kuantitatif, melainkan juga dapat menggunakan pendekatan kualitatif (Soekanto,

1986: 36).

Dalam pendekatan kuantitatif, sosiologi mengutamakan bahan dan keterangan

dengan angka sehingga gejala – gejala yang ditelitinya dapat diukur dengan

mempergunakan skala, indeks, tabel, dan formula yang menggunakan statistik.

Sedangkan dalam pendekatan kualitatif, sosiologi selalu dikaitkan dengan

epistemologi interpretatif dengan penekanan pada makna – makna yang terkandung

di dalamnya atau yang ada di balik kenyataan yang teramati.

2. Metode

Para ahli sosiologi dalam penelitiannya banyak menggunakan beberapa

metode penelitian.

a. Metode Deskriptif

Metode ini sering disebut bagian metode empiris yang menekankan pada

kajian masa kini. Secara sngkat, metode deskriptif ini adalah suatu metode yang

berupaya untuk mengungkap pengejaran atau pelacakan pengetahuan. Metode

Page 24: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

tersebut dirancang untuk menemukan apa yang sedang terjadi, tentang siapa, di

mana, dan kapan.

Dengan demikian, dalam metode ini pun termasuk metode survei dengan

jumlah sampel yang begitu banyak untuk mengungkap dan mengukur sikap sosial

maupun politik, seperti yang dirintis George Gallup dalam The Literary Digest (1936).

Dalam metode tersebut, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan

pertanyaan – pertanyaan yang disusun melalui angket (kuesioner) terhadap

responden untuk mengukur pendapat atau tanggapan publik tentang sesuatu yang

diteliti (Bailey, 1982: 110; Spencer dan Inkeles, 1982: 32).

b. Metode Eksplanatori

Metode ini pun merupakan bagian metode empiris. Popenoe (1983: 28)

mengemukakan bahwa jika saja dalam studi deskriptif lebih banyak bertanya tentang

apa, siapa, kapan, dan di mana maka dalam studi eksplanatori lebih banyak

menjawab mengapa dan bagaimana. Oleh karena itu, metode ini bersifat

menjelaskan atas jawaban dari pertanyaan “mengapa” dan “bagaimana”.

c. Metode Historis Komparatif

Metode ini menekankan pada analisis atas peristiwa – peristiwa masa silam

untuk merumuskan prinsip – prinsip umum, yang kemudian digabungkan dengan

metode komparatif, dengan menitikberatkan pada perbandingan antara berbagai

masyarakat beserta bidangnya untuk memperoleh perbedaan dan persamaan, serta

sebab – sebabnya.

d. Metode Fungsionalisme

Metode ini bertujuan untuk meneliti fungsi lembaga – lembaga kemasyarakatan

dan struktur sosial dalam masyarakat.

e. Metode Studi Kasus

Metode studi kasus merupakan suatu penyelidikan mendalam dari suatu

individu, kelompok, atau institusi untuk menentukan variabel itu, dan hubungannya di

antara variabel memengaruhi status atau perilaku yang saat itu menjadi pokok kajian

(Fraenkel dan Wallen, 1993: 548).

f. Metode Survei

Penelitian survei adalah salah satu bentuk dari penelitian yang umum dalam

ilmu – ilmu sosial.

3. Teknik Pengumpulan Data

Page 25: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

Beberapa teknik pengumpulan data yang banyak digunakan dalam kajian

sosiologi, di antaranya adalah sosiometri, wawancara, observasi,dan observasi

partisipan.

a. Sosiometri

Dalam sosiometri berusaha meneliti masyarakat secara kuantitatif dengan

menggunakan skala dan angka untuk mempelajari hubungan antarmanusia dalam

suatu masyarakat. Bidang ini merupakan bidang keahlian psikologi yang

mempelajari, mengukur, dan membuat diagram hubungan sosial yang ada pada

kelompok kecil (Horton dan Hunt, 1991: 235).

b. Wawancara atau Interview

Teknik ini adalah situasi peran antarpribadi yang bertemu muka (face to face)

ketika seseorang, yakni pewawancara mengajukan pertanyaan – pertanyaan yang

dirancang untuk memperoleh jawaban yang relevan dengan masalah penelitian

kepada seseorang yang diwawancarai atau responden (Supardan, 2004:159).

c. Observasi

Observasi adalah pengamatan yang diperoleh secara langsung dan teratur

untuk memperoleh data penelitian.

d. Observasi Partisipan

Bentuk pengamatan yang menyeluruh dari semua jenis metode atau strategi

(Patton, 1980). Dalam hal ini, peneliti turut serta dalam berbagai peristiwa dan

kegiatan sesuai dengan yang dilakukan oleh subjek penelitian.

4. Ilmu Bantu

Beberapa ilmu bantu yang sering digunakan dalam sosiologi, seperti statistik,

psikologi, etnologi, arkeologi, dan antropologi, di samping ilmu – ilmu sosial lainnya,

seperti sejarah, ekonomi, antropologi, politik, hukum, maupun geografi.

a. Statistik

Statistik sangat diperlukan dalam sosiologi terutama dalam perhitungan –

perhitungan yang menyangkut pendekatan kuantitatif agar hasil – hasil

penelitiannya lebih valid, akurat, dan terukur.

b. Psikologi

Psikologi pun sangat diperlukan dalam kajian sosiologi karena dalam

psikologi dapat diperoleh keterangan, baik latar belakang seseorang

Page 26: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

berperilaku maupun proses – proses mentl yang diperlukan keterangan –

keterangannya.

c. Etnologi

Etnologi adalah ilmu tentang adat istiadat suatu bangsa. Ilmu tersebut

sangat diperlukan dalam sosiologi karena menyangkut tradisi – tradisi yang

berkembang pada bangsa tersebut. Oleh karena itu, etnologi sering disebut

juga sosial antropologi (Shadily, 1984: 20).

d. Arkeologi

Arkeologi adalah ilmu tentang peninggalan ataupun kebudayaan klasik

dari suatu bangsa yang telah silam.

e. Antropologi

Antropologi telah memasuki kajian kelompok maupun etnis atau ras

masyarakat kota ataupun yang lebih maju. Maksud dari hasil penelitian

bidang antropologi adalah untuk lebih mudah memahami tentang beberapa

keunikan secara ideografis serta memberikan pengertian yang mendalam

mengenai masyarakat modern yang lebih luas dan kompleks.

5. Jenis Penelitian Sosiologi

Dalam penelitian sosiologi (Shadily, 1984: 50 – 52), setidaknya kita mengenal

tiga macam penelitian sosiologi, yakni penelitian lengkap, penelitian fact finding, dan

penelitian interpretasi kritis.

a. Penelitian Lengkap

b. Penelitian Fact Finding

c. Penelitian Interpretasi Kritis

C. KEGUNAAN SOSIOLOGI

Kegunaan sosiologi secara praktis dapat berfungsi untuk mengetahui,

mengidentifikasi, dan mengatasi problema sosial (Soekanto, 1986: 339 – 340).

Adapun beberapa problema sosial tersebut jika dilihat fokus kajiannya secara makro

dapat dibedakan berdasarkan bidang – bidang keilmuannya. Dari sisi fokus kajian

mikro, sosiologi juga berfungsi dalam memberikan informasi untuk mengatasi

masalah – masalah keluarga, seperti disorganisasi keluarga.

D. SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU YANG NYATA (OBVIOUS)

Banyak orang sering memperdebatkan tentang sifat ilmu sosiologi itu. Tidak

sedikit yang mengemukakan bahwa sosiologi sebagaimana layaknya ilmu sosial,

Page 27: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

tidak jauh berbeda dengan ilmu – ilmu sosial lainnya. Akan tetapi, di balik itu semua

tampak juga yang menekankan bahwa jika sosiologi ingin tetap merupakan sebuah

ilmu pengetahuan maka harus merupakan suatu ilmu pengetahuan yang jelas nyata

(Popenoe, 1983: 5).

Sosiologi sebagai science of the obvious hanya dapat dilakukan melalui kajian

– kajian yang penuh kehati – hatian dan objektif, bahwa kita dapat mengetahui

dengan penuh percaya diri dalam menjawab banyak pertanyaan tentang tingkah laku

manusia dan masyarakat kita.

E. SEJARAH PERKEMBANGAN SOSIOLOGI

Sosiologi yang lahir tahun 1839, berasal dari kata Latin socius yang berarti

kawan, dan logos yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti kata atau berbicara.

Dengan demikian, sosiologi berarti berbicara mengenai masyarakat. Bagi Comte

sosiologi merupakan ilmu pengetahuan kemasyarakatan umum yang merupakan

hasil terakhir dari perkembangan ilmu pengetahuan.

Tokoh ahli kemasyarakatan dari Inggris, yaitu Herbert Spencer (1820 – 1830),

merupakan tokoh yang pertama – tama menulis tentang masyarakat atas dasar data

empiris yang konkret dan dituangkan dalam bukunya yang berjudul Principles of

Sosiology. Ia mengemukakan bahwa kunci memahami gejala sosial atau gejala

alamiah itu adalah hukum evolusi universal (Spencer, 1967).

Sosiologi berkembang dengan pesatnya pada abad ke-20, khususnya di

Prancis, Jerman, dan Amerika Serikat, walaupun arah perkembangan dari ketiga

negara tersebut berbeda– beda. Untuk perkembangan sosiologi di Inggris, walaupun

dipopulerkan oleh John Stuart Mill dan Herbert Spencer, ternyata sosiologi kurang

berkembang pesat di sana, dan hal ini berbeda dengan di Prancis, Jerman, dan

Amerika Serikat (Soekanto, 1986:4).

Nama – nama,seperti Auguste Comte dan Emile Durkheim (Prancis), Herbert

Spencer (Inggris), Karl Marx, Manheim, Max Weber, Georg Simmel, Ralf Dahrendorf

(Jerman), Vilfredo Pareto (Italia), Pitirim Sorokin (Rusia), Charles Horton Cooley,

Talcot Parsons, George Herbert Mead, Lester F.Ward, Erving Goffman, Lewis Coser,

Randall Collins (Amerika Serikat), beserta tokoh sosiolog lainnya yang terkemuka

dalam perkembangan sosiologi di Eropa dan Amerika.

Di Indonesia, walaupun secara formal sebelum kemerdekaan belum

berkembang sosiologi sebagai ilmu pengetahuan, namun menurut Selo Soemardjan

banyak diantara para pujangga dan pemimpin – pemimpin kita yang telah

Page 28: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

memasukkan unsur – unsur sosiologi dalam ajaran – ajarannya (1965).

Rechtshogeschool atau Sekolah Tinggi Hukum yang berkedudukan di Jakarta

merupakan lembaga perguruan tinggi di Indonesia yang pertama kali memberikan

kuliah – kuliah sosiologi sebelum meletusnya Perang Dunia !!.begitu pun yang

mengajar bukan sarjana – sarjana sosiologi, tetapi lebih bersifat filsafat sosial dan

teoretis berdasarkan buku – buku karya Alfred Vierkandt, Lepold von Wise

Steinmezt, dan Bierens de Haan (Soemardjan, 1965; Soekanto,1986: 43

HUBUNGAN SOSIOLOGI DENGAN ILMU SOSIAL LAINNYA

1. Hubungan Sosiologi dengan Ilmu Ekonomi

Hubungan antara ekonomi dan sosiologi bahwa ekonomi yang merupakan

basis perilaku sosial yang ikut menentukan tipe dan bentuk interaksi mereka. Para

ahli sosiologi mengakui bahwa ekonomi dan material itu memiliki pengaruh atas

minat serta motivasi kerja pada masyarakat (Popenoe, 1983: 7).

2. Hubungan Sosiologi dengan Ilmu Politik

Ilmu politik memusatkan perhatiannya pada pemerintah dan penggunaan

kekuatan politis. Para akademisi melihat ilmu politik terutama dari gagasan di

belakang sistem pemerintah pada operasi proses politik itu, begitu pun para ahli

sosiologi. Pada sisi lain, para ahli sosiologi menjadi lebih tertarik pada pertanyaan

perilaku politik, seperti alasan orang – orang ikut serta berpolitik bergabung dalam

pergerakan politik atau mendukung isu – isu politik, dan hubungan antara politik dan

institusi sosial lainnya.

3. Hubungan Sosiologi dengan Ilmu Sejarah

Dalam hal ini, ilmu sejarah melihat kita ke belakang untuk menggambarkan

suatu peristiwa, urutan, dan makna tentang peristiwa yang lampau itu. Penyelidikan

sejarah telah bergeser dari laporan tentang orang – orang dan tempat – tempat

untuk menggambarkan kecenderungan sosial yang luas dari waktu ke waktu. Di

dalam putaran mereka, para ahli sosiologi banyak meminjam peranan penyelidikan

historis.

4. Hubungan Sosiologi dengan Psikologi

Psikologi jelas berbeda dengan sosiologi karena dalam kajian psikologi

memusatkan pada pengalaman individu dibandingkan dengan sosiologi yang

Page 29: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

menekankan kelompok sosial. Akan tetapi, psikologi sosial kajiannya dengan cara

memahami kepribadian dan perilaku yang dipengaruhi oleh individu – individu sosial

adalah hubungan erat dengan sosiologi. Hal itu mendukung metode dan disiplin

pengetahuan kedua – duanya.

5. Hubungan Sosiologi dengan Antropologi

Antropologi adalah studi biologi manusia dan kebudayaannya dalam semua

periode dan dalam semua bagian – bagian dari dunia itu. Ilmu antropologi fisik

berkonsentrasi pada dua aspek, yakni evolusi biologi manusia dan perbedaan fisik

antara orang – orang did dunia. Sedangkan ilmu antropologi budaya mengkaji

pengembangan dan kultur yang sebagian besar difokuskan pada masyarakat dan

budaya pramodern, walaupun sekarang objek kajian yang demikian banyak terjadi

pergeseran. Sebagai perbandingan, sosiologi lebih memusatkan pada peradaban

modern yang relatif maju. Para ahli sosiologi banyak yang memunjam konsep –

konsep dan pendekatan antropologi.

F. FOKUS ANALISIS, KLASIFIKASI KENYATAAN SOSIAL, DAN PERSPEKTIF

DOMINAN DALAM SOSIOLOGI

Untuk memudahkan pemahaman fokus kajian dalam sosiologi, menurut

sosiolog Popenoe (1983: 8 – 9) serta Spencer dan Inkeles (1982: 20), cakupannya

dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu sosiologi makro dan sosiologi mikro.

Sosiologi makro menurut Popenoe (1983: 9) sebagai “… the study of the large scale

structures of society and how they relate to one another”. Dengan semikian, jelas

dalam sosiologi makro tersebut struktur kajian masyarakatnya berskala luas dan

mempertanyakan bagaimana mereka berhubungan satu sama lain.

Sanderson mengemukakan bahwa paling tidak terdapat enam strategi teoretis

berkaitan dengan luasnya kajian sosiologi makro.

1) Materialisme, mengasumsikan bahwa kondisi – kondisi material dari eksistensi

manusia.

2) Idealisme, menegaskan signifikasi pikiran manusia dan kreasinya.

3) Fungsionalisme, berusaha menjelaskan ciri – ciri dasar kehidupan manusia

sebagai respons terhadap kebutuhan dan permintaan masyarakat sebagai

sistem sosial yang pernah tetap.

4) Strategi konflik, memandang masyarakat sebagai arena di mana masing –

masing individu dan kelompok bertarung untuk memenuhi berbagai kebutuhan

dan keinginannya.

Page 30: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

5) Strategi evolusioner, memusatkan perhatian kepada upaya mendeskripsikan

dan menjelaskan transformasi sosial jangka panjang, yang diasumsikan akan

memperlihatkan arah transformasi untuk seluruh perubahan dalam masyarakat

manusia.

6) Strategi elektisisme, memberikan toleransi kepada semua sudut pandang yang

ada, yang dalam praktiknya berarti menggunakan bagian – bagian dari setiap

yang ada untuk menjelaskan banyak kehidupan sosial.

Sedangkan untuk kajian sosiologi mikro menurut Popenoe (1983), “… the study

of the individual as social being”, dalam arti lebih memfokuskan pada kajian

individual sebagai makhluk sosial. Sosiologi mikro tersebut menurut Douglas (1980)

sering disebut sebagai the sosiology of everyday life yang bersifat mikro, khususnya

dalam keluarga.

Untuk memudahkan pemahaman dalam mengklasifikasikan berbagai tingkatan

dalam kenyataan sosial, menurut Johnson (1986: 61 – 62) dapat dibedakan menjadi

4 (empat) tingkatan

1. Tingkat Budaya

2. Tingkat Individual

3. Tingkat Interpersonal

4. Tingkat Struktur Sosial

G.OBJEKTIVITAS DALAM SOSIOLOGI

Objektif merupakan sosiologi merupakan hal yang utama jika bukan pertama

dalam keharusan ilmiah. Tidaklah cukup dengan bersedia mengetahui sesuatu

sebagaimana adanya. Kita harus mengetahui dan waspada terhadap penyimpangan

– penyimpangan yang mungkin kita lakukan. Secara sederhana penyimpangan

adalah suatu kecenderungan, biasanya secara tidak sadar, melihat fakta dalam

suatu arah tertentu karena pengaruh kebiasaan, harapan, kepentingan dan nilai –

nilai seseorang.

Dengan demikian, beberapa bahaya umum terhadap objektivitas adalah

kepentingan pribadi, kedapatan, dan penyimpangan. Sebab bagi seorang pengamat

objektivitas tidaklah datang sedemikian mudah, namun hal tersebut dapat dipelajari.

Kita akan dapat lebih objektif apabila kita semakin waspada terhadap preferensi –

preferensi pribadi kita untuk kemudian menyingkirkannya. Melalui latihan yang tepat

dalam metodologi, studi ilmiah di atas kebanyakan eksperimen, serta mencatat

Page 31: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

contoh – contoh penggunaan data, baik secara objektif maupun subjektif, seorang

pengamat pada akhirnya mungkin dapat mengembangkan kemampuannya untuk

menembus berbagai lapisan penipuan diri dan memandang fakta dengan objektivitas

ilmiah pada tingkat yang lebih tinggi. Para ilmuan memiliki juga sekutu yang kuat,

yaitu kritik dari rekan sejawat. Ilmuan menerbitkan hasil penelitiannya sehingga

dengan demikian karya mereka dapat diperiksa oleh para sejawat ilmuan lainnya.

Berkat proses penerbitan dan kritik tersebut, karya yang bermutu rendah akan

segera terlihat dan para ilmuan yang membiarkan preferensinya mengatur

penggunaan data akan mendapt kritik tajam.

H. KONSEP – KONSEP SOSIOLOGI

Herbert Blumer, seorang ahli sosiologi yang terpandang menetapkan bahwa

konsep – konsep yang menjadi kunci dalam sosiologis adalah samar – samar,

ambigu, dan tidak tentu, usaha untuk membuat terminologi yang lebih tepat telah

menjadikan sebagian besarnya tanpa hasil (Quated dalam Gitter dan Manheim,

1947; 2). Zetterberg menuliskan dengan jernih tentang masalah ini sebagai berikut.

Sosiologists have spent much energy in developing technical definitions, but

to date they have not achieved a consensus about them that is

commensurate with their effort. At present there are so many different

competing definitions for key sociological notions such as “status” and “social

role” that these terms are no more valuable than their counterparts …. In

everyday speech” (Zetterberg, 1966: 30).

Sebaliknya, Horton dan Hunt (1991: 48-49) mengemukakan pendapat yang

jauh berbeda. Mereka beranggapan bahwa studi sosiologi yang menggunakan

konsep – konsep tersebut paling tidak ada dua manfaat:

1. Kita memerlukan konsep yang diutarakan dengan teliti untuk melangsungkan

suatu diskusi ilmiiah.

2. Perumusan konser menyebabkan ilmu pengetahuan bertambah.

Adapun konsep – konsep yang terdapat dalam sosiologi tersebut, mencakup

masyarakat, peran, norma, sanksi, interaksi sosial, konflik sosial, perubahan sosial,

permasalahan sosial, penyimpangan, globalisasi, patronase, kelompok, patriarki, dan

hierarki.

1. Masyarakat

Page 32: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

Masyarakat adalah golongan besar atau kecil yang terdiri dari beberapa

manusia yang dengan sendirinya bertalian secara golongan dan merupakan

sistem sosial yang saling memengaruhi satu sama lain (Shadily, 1984:31;

Soekanto, 1993: 466).

2. Peran

Peran adalah satuan keteraturan perilaku yang diharapkan dari individu.

3. Norma

Suatu norma adalah suatu standar atau kode yang memandu perilaku

masyarakat.

4. Sanksi

Sansksi adalah suatu rangsangan untuk melakukan atau tidak melakukan

suatu perbuatan (Soekanto, 1993: 446).

5. Interaksi Sosial

Interaksi sosial adalah proses sosial yang menyangkut hubungan timbala balik

antar pribadi, kelompok, maupun pribadi dengan kelompok (Popenoe, 1983:

104; Soekanto, 1993: 247).

6. Konflik Sosial

Konflik sosial adalah pertentangan sosial yang bertujuan untuk menguasai

atau menghancurkan pihak lain.

7. Perubahan Sosial

Perubahan sosial mengacu pada variasi hubungan antarindividu, kelompok,

organisasi, kultur, dan masyarakat pada waktu tertentu (Ritzer, 1987: 560).

8. Permasalahan Sosial

Istilah permasalahan sosial merujuk kepada suatu kondisi yang tidak

diinginkan, tidak adail berbahaya, ofensif, dan dalam pengertian tertentu

mengancam kehidupan masyarakat. Dalam pendekatannya, studi tentang

permasalahan sosial dapat dibagi menjadi dua kelompok, yakni pendekatan

realis dan objektif dan konstruksionalisme sosial (Pawluch, 2000: 995).

9. Penyimpangan

Istilah penyimpangan atau deviance sebenarnya dalam sosiologi telah lama

ada sejak awal kelahiran ilmu tersebut. Akan tetapi, makna sosiologisnya baru

Page 33: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

muncul belakangan.para sosiolog dan kriminolog mengartikan sebagai

perilaku yang terlarang , perlu dibatasi , disensor, diancam hukuman atau label

lain yang dianggap buruk sehingga istilah tersebut sering di padankan dengan

pelanggaran aturan (Rock, 2000:227-228). Namun demikian, istilah

penyimpangan tersebut tetap lebih luas dari pada kriminalitas karena

menyimpang itu tidak sepenuhnya melanggar secara kriminal.

10.Globalisasi

Istilah globalisasi merujuk pada implikasi tidak berartinya lagi jarak nasional,

regional, maupun teritorial sehingga apapun yang terjadi dan berlangsung di

satu tempat, bukan jaminan bahwa kejadian atau peristiwa tersebut tidak

membawa pengaruh di tempat lain (Ohmae, 2002: 3-30).

11.Patronase

Istilah patronase dalam istilah ilmu – ilmu sosial lebih banyak dikaitkan dengan

bitokrasi sehingga dikenal birokrasi patrimonial. Dalam birokrasi patrimonial ini

serupa dengan lembaga perkawulaan, di mana patron adalah gusti atau

juragan, dan klien adalah kawula. Hubungan antara gusti dan kawula tersebut

bersifat ikatan pribadi, implisit dianggap mengikat seluruh hidup, seumur

hidup, dengan loyalitas primordial sebagai dasar tali perhubungan (Kuntjoro-

Jakti, 1980: 6).

12.Kelompok

Konsep kelompok atau group secara umum dapat didefinisikan sebagai

sekumpulan orang yang disatukan oleh suatu prinsip dengan pola rekrutmen

hak dan kewajiban tertentu (Holy, 2000:421).

13.Patriarki

Secara harfiah patriarki berarti aturan dari pihak ayah. Istilah ini memiliki

penggunaan yang cukup luas, namun umumnya memiliki kecenderungan

untuk mendeskripsikan kondisi superioritas laki – laki atas perempuan

(Cannel, 2000: 734).

14.Hierarki

Konsep hierarki merujuk kepada suatu jenjang, tatanan, peringkat kekuatan,

prestise, atau prioritas. Ditinjau dari historisnya, secara umum konsep hierarki

diserap oleh ilmu – ilmu sosial pada mulanya hanya mengacu kepada gereja,

pemerintahan pendeta, dan biasanya Gereja Katolik Roma. Dalam pengertian

Page 34: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

yang lebih luas, merujuk pada organisasi bertingkat dari para pendeta atau

paderi (Halsey, 2000: 433).

I. TEORI – TEORI SOSIOLOGI

1. Teori Tindakan Sosial dan Sistem Sosial Talcot Parsons

a. Teori Tindakan Sosial

b. Teori Sistem Sosial

2. Teori Evolusi Sosial Herbert Spencer

3. Teori Teknologi dan Ketinggalan Budaya (Cultural Lag) William F. Ogburn

4. Teori Dramaturgi Erving Goffman

5. Teori Strukturasi Anthony Giddens

6. Teori Globalisasi “of Nothing” George Ritzer

BAB 5

ANTROPOLOGI

A. Pengertian dan Ruang Lingkup Antropologi

Istilah antropologi berasal dari bahasa Yunani, asal kata anthropos berarti

maberarti ilmu. Para antropologi sering mengemukakan antropologi merupakan

studi tentang umat manusia dan prilakunya, dan untuk memperolah pengertian

Page 35: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

atupnusia dan logos un pemahaman yang lengkap tentang keanekaragaman

manusia.

Secara khusus ilmu antropologi terbagi kedalam 5 sub ilmu yang mempelajari :

1. Masalah asal dan perkembangan manusia secara biologis

2. Masalah terjadinya aneka ragam ciri fisik manusia

3. Masalah terjadinya perkembangan dan persebaran aneka ragam

kebudayaan manusia

4. Masalah terjadinya perkembangan dan persebaran aneka ragam bahasa

yang diucapkan di seluruh dunia

5. Masalah mengenai asas-asas dari masyarakat dan kebudayaan manusia

dari aneka ragam suku bangsa yang tersebar di seluruh dunia masa kini.

1. Antropologi fisik

Mempelajari manusia sebagai organisme biologis yang melacak perkembangan

manusia menurut evolusinya dan menyelidiki variasi biologisnya dalam

berbagai jenis.

2. Antropologi budaya

Memfokuskan perhatiannya pada kebudayaan manusia ataupun cara hidupnya

dalam masyarakat. Antropolgi budaya lebih menekankan kepada 4 aspek yang

tersusun :

a. Pertimbangan politik

b. Menyangkut hubungan kebudayaan dengan kekuasaan

c. Menyangkut bahasa dalam antropologi budaya

d. Preferensi dan pemikiran individual dimana terjadi hubungan antara jati diri

dan emosi.

Seperti yang telah dikemukakan diatas, cabang antropologi budaya ini dibagi

menjadi 3 bagian, yaitu :

a. Arkeologi

Adalah cabang antropologi kebudayaan yang mempelajari benda-benda

peninggalan lama dengan maksud untuk menggambarkan serta menerangkan

prilaku manusia karena dalam peninggalan-peninggalan lama itulah terpantul

ekspresi kebudayaannya.

Page 36: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

b. Antropologi linguistik

Ernest cassirer mengatakan bahwa manusia adalah mahluk yang paling mahir

dalam menggunakan simbol-simbol sehingga manusia disebut homo

symbolicum. Disinilah antropologilinguistik berperan. Ia merupakan deskripsi

suatu bahasa maupun sejarah bahasa yang digunakan.

c. Etnologi

Pendekatan etnologi adalah etnografi, lebih memusatkan perhatiannya pada

kebudayaan-kebudayaannya zaman sekarang, telaahnya pun terpusat pada

prilku manusia, sebagaimana yang dapat disaksikan langsung, dialami serta

didiskusikan dengan pendukung kebudayaannya.

Hanya dengan mempelajari mekanisme, struktur, serta sarana-sarana diluar

diri manusia, yakni alat yang digunakan manusia untuk mentransformasikan

dirinya sendiri,dapat kita ketahui alasan perbedaan keyakinan, nilai,

prilaku,dan bentuk sosial antara kelompok satu dengan yang lainnya.

Secara keseluruhan, yang termasuk bidang-bidang khusus secara tematis

dalam antropologi lainnya,selain antropologi fisik dan kebudayaan adalah :

1. Antropologi ekonomi

Bidang ini merupakan cara manusia dalam mempertahankan dan

mengekspresikan diri melalui penggunaan barang dan jasa material.

Ruang lingkup antropologi ekonomi tersebut mencakup riset tentang

teknologi,produksi,perdagangan. Konsumsi,serta tinjauan tentang berbagai

bentuk pengaturan sosial dan ideologis manusia untuk mendukung kehidupan

materi manusia.

2. Antropologi medis

Antropologi medis ini banyak membahas hubungan antara penyakit dan

kebudayaan yang tampak mempengaruhi evolusi manusia tertuma

berdasarkan hasi-hasil penemuan paleopatologi. Begitu luasnya ruang lingkup

antropologi medis ini, sampai sekarang tiadak mudah untuk mendefinisikan

subjek kajiannya.

3. Antropologi psikologi

Bidang ini merupakan wilayah antropologi yang mengkaji tentang hubungan

antara individu dengan makna dan nilai dengan kebiasaan sosial dari sistem

budaya yang ada.

4. Antropologi sosial

Page 37: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

Dalam kajiannya, antropologi sosial mendeskripsikan proyek evolusionis yang

bertujuan merekontruksi masyarakat primitif asli dan mencatat

perkembangannya melalui berbagai tingkat peradaban.

B. Pendekatan, Metode, Teknik, Ilmu Bantu, dan Jenis Penelitian Antropologi

Menurut Gopala, sarana dalam ilmu antropologi,sedikitnya ada 4 macam

penelitian komparatif, yaitu

1. Penelitian komparatif dengan tujuan menyusun sejarah kebudayaan manusia

secara inferesial

2. Penelitian komparatif untuk menggambarkan suatu kebudayaan

3. Penelitian komparatif untuk taksonomi kebudayaan

4. Penelitian komparatif untik menguji korelasi-korelasi antar unsur, antar

pranata, dan antar gejala kebudayaan untuk membuat generalisasi-

generalisasi mengenai tingkah laku manusia pada umumnya.

Kemudian jika dilihat dari beberapa ilmu yang merupakan bagian dalam ilmu

antropologi, menurut Koentjaratningrat mencakup 5 disiplin ilmu, yaitu

1. Paleoantropologi

Merupakan ilmu tentang asal usul atau soal terjadinya evolusi makhluk

manusia dengan mempergunakan bahan penelitian melalui sisa-sisa tubuh

yang telah membatu, atau fosil-fosil manusia dari zaman ke zaman yang

tersimpan dalam lapisan bumi dan didapat dengan berbagai penggalian.

2. Antropologi fisik

Merupakan bagian ilmu antropologi yang mempelajari suatu pengertian

tentang sejarah terjadinya aneka warna makhluk manusia jika dipandang dari

sudut ciri-ciri tubuhnya, baik lahir maupun sifat bagian dalam.

3. Etnolinguistik atau antropologi linguistik

Suatu ilmu yang berkaitan erat dengan ilu antropologi, dengan berbagiai

metode analisis kebudayaan yang berupa daftar kata-kata, pelukisan tentang

ciri dan tata bahasa dari beratus-ratus bahasa suku bangsa yang tersebar di

berbagai tempat dimuka bumi ini.

4. Prehistori

Page 38: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

Merupakan ilmu tentang perkembangan dan penyebaran semua kebudayaan

manusia sejak sebelum manusia mengenal tulisan atau huruf

5. etnologi

Merupakan bagian ilmu atropologi tentang asas-asas manusia , mempelajari

kebudayaan-kebudayaan dalam kehidupan masyarakat dari bangsa-bangsa

tertentu yang tersebar dimuka bumi ini pada masa sekarang.

C. Tujuan dan Kegunaan Antropologi

Setiap antropologi yang memulai penelitian lapangan perdana nya, pada

umumnya mencari suatu bangsa atau kelompok yang belum pernah di teliti.

Tujuannya sudah jelas adalah untuk memperluas arena perbandingan di samping

untuk merekam berbagai budaya sebelum budaya-budaya itu lenyap.

Antropologi memang merupakan studi tentang manusia. Ia tidak hanya sebagai

suatu disiplin ilmu yang bersifat akademis tetapi juga merupakan suatu cara hidup

yang berusaha menyampaikan kepada para mahasiswa apa yang telah diketahui

orang.

Antropologi fisik memusatkan perhatiannya pada manusia sebagai organisme

biologis yang tekanannya pada upaya melacak evolusi perkembangan manusia dan

mempelajari pariasi-pariasi biologis dalam spesies manusia. Sedangkan Antropologi

budaya berusaha mempelajari manusia berdasarkan kebudayaan nya.

Selain itu, antropologi bermaksud mempelajari umat manusia secara objektif,

paling tidak mendekati objektif dan sistematis. Sedangkan data yang digunakan ahli

antropologi dapat berupa data dari suatu masyarakat atau studi komparatif diantara

sejumlah besar masyarakat.

D. Hubungan Antropologi dengan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya

1. Hubungan antropologi dengan sosiologi

Objek kajian sosiologi adalah masyarakat manusia terutama dari sudut hubungan

antar manusia dan proses-proses yang timbul dari hubungan manusia dalam

masyarakat.

2. Hubungan antropologi dengan psikologi

Hal itu tampak karena dalam psikologi pada hakikatnya mempelajari prilaku

manusia dan proses-proses mentalnya. Dengan demikian, psikologi membahas

faktor-faktor penyebab prilaku manusia secara internal, seperti motifasi, minat,

Page 39: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

sikap, konsep diri, dan lain-lain. Sedangkan dalam antropologi, khususnya

antropologi budaya lebih bersifat faktor eksternal, yaitu lingkungan fisik,

lingkungan keluarga, dan lingkungan sosial dalam arti luas.

3. Hubungan antroplogi dengan ilmu sejarah

Konsep-konsep tentang kehidupan masyarakat yang di kembangkan oleh

antropologi dan ilmu-ilmu sosial alinnya, akan memberi pengertian banyak kepada

seorang ahli sejarah untuk mengisi latar belakang dari peristiwa polotik dalam

sejarah yang menjadi objek penyelidikannya.

4. Hubungan antropologi dengan ilmu geografi

Antropologi berusaha menyelami keanekaragaman manusia jika dilihat dari ras,

etnis, maupun budayanya.

5. Hubungan antropologi dengan ilmu ekonomi

Seorang ahli ekonomi yang akan membangun ekonomi di negara-negara, tentu

akan memerlukan bahan komparatif mengenai, misalnya sikap terhadap kerja,

sikap terhadap kekayaan, sistem gotongroyong, dan sebagainya yang

menyangkut bahan komparatif tentang berbagai unsur dari sistem

kemasyarakatan di negara-negara. Untuk pengumpulan keterangan komparatif

tersebut, ilmu antropologi memiliki manfaat yang tinggi bagi seorang ekonom.

6. Hubungan antara antropologi dengan ilmu politik

Agar dapat memahami latar belakang dan adat istiadat tradisional dari suku

bangsa itulah maka metode analisis antropologi menjadi penting bagi seorang ahli

ilmu politik untuk mendapat pengertian tentang tingkahlaku dari partai politik yang

di telitinya.

E. Objektifitas Dalam Antropologi

Masalah lama dalam ilmu-ilmu sosial yang belum terpecahkan sampai

sekarang adalah mengenai kesenjangan peneliti. Barangkali soal inilah yang paling

sulit dan menjadi kendala, terutama dalam antropologi karena dalam cara

pengumpulan data dasarnya yang rumit dalam persoalan tersebut. Secara

tradisional menurut David Kapplan dan Albert A Manners, antropologi berkecimplung

selama satu tahun atau lebih dalam kancah suatu budaya yang eksotik yang

dipelajarinya, mengamati lembaga-lembaga, pranata, dan cara hidup.

F. Sejarah Perkembangan Antropologi

Page 40: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

Dalam sejarah lahirnya antropologi, perkembangan ilmu tersebut melalui suatu

tahapan yang panjang. Koentjaraningrat memaparkan bahwa lembaga-lembaga

antropologi etnologi merupakan awal lahirnya antropologi.

Jika disimak tentang perkembangan ilmu-ilmu bagian antropologi, boleh jadi

etnografi merupakan bagian yang paling sukses dalam antropologi sosial dan

budaya. Akan tetapi apa sebenarnya manfaat yang dapat di petik dari studi-studi

etnografi yang umumnya menangani komunitas-komunitas kecil terasing itu ?

menurut Kuper ada 4 jawaban, yaitu:

1. Menurut pemikiran evolusionistis, orang-orang yang di anggap primitif itu

secara kesejarahan dapat memberikan pemahaman tentang cara hidup nenek

moyang manusia.

2. Melihat gambaran ilmu-ilmu sosial, banyak ahli antropologi berpendirian

bahwa penelitian dan perbandingan etnografi akan memudahkan

perkambangan ilmu sosial yang benar-benar universal, menyentuh umat

manusia, dan tidak membatasi diri pada studi-studi tentang masyarakay

modern barat.

3. Sejumlh ahli antropologi yang dipengaruhi oleh etnologi dan kemudian sosio

biologi, meyakini bahwasannya etnografi komparatif akan mengangkat unsur-

unsur kemanusiaan yang universal.

4. Para humanis yang acap kali skeptis terhadap generalisasi-generalisasi

mengenai prilaku manusia, berpendapat bahwa pemahaman terhadap

kehidupan yang asing itu sendiri akan banyak gunanya.

G.Konsep-Konsep Antropologi

Konsep kebudayaan yang paling umum, paling tidak terdapat 7 kelompok

pengertiaan kebudayaan, yaitu :

1. Kelompok kebudayaan sebagai keseluruhan kompleks kehidupan manusia

2. Kelompok kebudayaan sebagai warisan sosial atau tradisi

3. Kelompok kebudayaan sebagai cara dan aturan termasuk cita-cita, nilai-nilai,

dan kelakuan.

4. Kelompok kebudayaan sebagai keterkaitan dalam proses-proses psikologis.

5. Kebudayaan sebagai struktur atau pola-pola kebudayan

6. Kelompok kebudayaan sebagai hasil perbuatan atau kecerdasan manusia

7. Kelompok kebudayaan sebagai sistem simbol.

Adapun yang merupakan contoh konsep antropologi di antaranya,

Page 41: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

1. Kebudayaan

2. Evolusi

3. Culture area

4. Enkulturasi

5. Difusi

6. Akulturasi

7. Etnosentrisme

8. Tradisui

9. Ras dan etnik

10.Stereotip

11.Kekerabatan

12.Magis

13.Tabu

14.Perkawinan

H. Generalisasi-Generalisasi Antropologi

1. Kebudayaan

Dalam mengapresiasi budaya bangsa, setiap kebudayaan di samping

memiliki kelemahan juga memiliki keunggulan.

2. Evolusi

Evolusi tidak terbatas pada bidang biologi saja, melainkan meluas pada

bidang sosial dan kebudayaan

3. Culture area

Pertumbuhan kebudayaan menyebabkan timbulmnya unsur-unsur baru yang

akan mendesak unsur-unsur budaya lama ke arah pinggir, sekeliling daerah

pusat pertumbuhan budaya itu

4. Enkulturasi

Proses enkulturasi seseorang terhadap budaya orang lain itu di perlukan

5. Difusi

Orang dapat saja beranggapan bahwa dengan meluasnya unsur-unsur

budaya menyimpulkan bahwa telah terjadi proses difusi budaya

6. Akulturasi

Perpaduan dua budaya tanpa menghilangkan budaya aslinya.

7. Etnosentrisme

Page 42: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

Penilaian yang baik terhadap sikap-sikap dan pola kebudayaan kelompoknya

sendiri.

8. Tradisi

Aktivitas kebudayaan yang bermaksud untuk memuaskan suatu rangkaian

dari sejumlah kebutuhan naluri makhluk manusia yang berhubungan dengan

seluruh kehidupannya.

9. Ras dan etnik

Ras merupakan suatu konsep biologi yang valid. Sedangkan konsep etnik

lebih merujuk kepada kesatuan-kesatuan sosial dalam sistem sosial.

10.Stereotip

Berkembangnya prasangka dan stereotip antar etnik yang terjadi di indonesia

akan memperlemah rasa persatuan dan kesatuan bangsa indonesia

11.Kekerabatan

Ikatan ibu dan anak dapat diamati dan dinilai secara universal, tetapi peranan

ayah maupun ibu dalam masyarakat tradisional sangatlah bervariasi.

12.Magis

Magis memang kejam, jahat dan mudah disalah gunakan oleh pihak-pihak

yang berkepentingan

13.Tabu

Dalam pandangan kaum fungsionalis, tabu memilki nilai-nilai kegunaan yang

perlu dijaga oleh masyarakat dalam upaya pemenuhan kebutuhan hidupnya.

14.Perkawinan

Untuk mengatur proses pemilihan pasangan dan perkawinan memiliki norma

yang begitu kompleks.

I. Teori-Teori Antropologi

1. Teori orientasi nilai budaya

a. Dalam kaitannya dengan makna hidup manusia.

b. Berkenaan dengan hubungan manusia dengan alam sekitarnya.

c. Dalam kaitannya dengan persepsi manusia dengan waktu.

d. Dalam kaitannya dengan makna dari pekerjaan.

e. Dalam kaitannya dengan hubungan antar sesama manusia.

2. Teori evolusi sosiokultural

a. Evolusi sosiokultural meliputi seluruh sistem sosiokultural maupun

komponen-komponen yang terpisah dari sistem tersebut.

Page 43: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

b. Evolusi sosiokultural bukanlah proses tunggal.

c. Perbedaan tersebut dapat dirinci sebagai evolusi paralelel, evolusi

konvergen, dan evolusi divergen.

d. Evolusi paralel, merupakan evolusi yang terjadi dalam dua atau lebih

sosiobudaya tang berkembang dengan cara yang sama dan dengan

tingkat yang pada dasarnya sama.

e. Evolusi konvergen, terjadi ketika berbagai masyarakat berbeda

perkembangannya, namun akhirnya mengikuti pola yang serupa

kemajuannya.

f. Evolusi divergen, terjadi ketika berbagi masyarakat yang semula mengikuti

banyak persamaan yang serupa, namun akhirnya mencapai tingkat

perkembangan yang jauh berbeda.

3. Teori evolusi kebudayaan

a. Zaman liar tua

b. Zaman liar madya

c. Zaman liar muda

d. Zaman barbar tua

e. Zaman barbar madya

f. Zaman barbar muda

g. Zaman peradaban purba

h. Zaman peradaban masa kini

4. Teori evolusi animisme dan magic

a. Animisme adalah suatu kepercayaan pada semua benda.

b. Asal mula religi adalah kesadaran manusia akan adanya jiwa

c. Manusia memecahkan beberapa persoalan hidupnya selalu dengan akal

dan sisitem pengetahuannya.

d. Ilmu gaib mulanya hanya untuk mengatasi pemecahan masalah hidup

yang berada diluar kemampuan akal dan sistem pengetahuannya.

e. Karena penggunaan magic tidak selalu berhasil maka mulailah diyakini

bahwa alam semesta dihuni oleh makhluk-makhluk halus yang lebih

berkuasa daripada manusia.

f. Antara agama dan magic itu berbeda.

g. Magic memiliki 2 prinsip utama. Pertama magic simpatetis, kedua magic

senggol.

Page 44: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

5. Teori evolusi keluarga

a. Tahap promiskuitas

b. Lambat laun manusia sadar akan hubungan antara ibu dengan anaknya

sebagai suatu kelompok keluarga inti dalam masyarakat.

c. Sistem patriarchate, dimana ayah menjadi kepala keluarga.

d. Perkawinan tidak selalu dari luar kelompok, tetapi dapat juga dari dalam

kelompok yang sama.

6. Teori upacara sesaji

a. Disamping sistem keyakinan dan doktrin sisitem upacara pun merupakan

suatu perwujudan dan religi yang memerlukan studi analisis khusus.

b. Upacara religi tersebut, biasnya dilaksanakan oleh banyak warga

masyarakat dan memiliki fungsi sosial untuk mengintensifkan solidaritas

masyarakat.

c. Pada prinsipnya, upacara sesaji, dimana manusia menyajikan sebagian

dari seekor binatang, terutama darahnya kepada dewa, kemudian

memakan sendiri sisa daging dan darahnya.

Page 45: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

BAB 6

ILMU GEOGRAFI

A. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP GEOGRAFI

Geografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu geo yang berarti bumi dan graphein

yang berarti lukisan atau tulisan. Menurut pengertian yang dikemukakan

Eratosthenes, geografika berarti tulisan tentang bumi. Pengerian bumi dalam

geografi, tidak hanya berkenaan dengan fisik alamiah bumi saja, melainkan juga

meliputi gejala dan prosesnya, baik itu gejala dan proses alamnya, maupun gejala

proses kehidupannya. Gejala diproses kehidupan melibatkan kehidupan tumbuh-

tumbuhan, binatang, dan manusia sebagai penghuni bumi.

Secara sederhana, dapat dikemukakan bahwa cakupan dan peranan geografi

itu setidaknya memiliki 4 hal yang dikemukakan dari hasil penelitian UNESCO (1965:

12-35) maupun Lousbury (1975: 1-6) yaitu:

1. Geografi sebagai suatu sintesis

Artinya, pembahasan geografi itu pada hakikatnya dapat menjawab substansi

pertanyaan-pertanyaaan tentang what, where, when, why, dan how.

2. Geografi sebagai suatu penelaahan gejala dan relasi keruangan

Dalam hal ini geografi berperan sebagai “pisau” analisis terhadap fenomena-

fenomena, baik alamiah maupu insaniah.

3. Geografi sebagai disiplin tata guna lahan

Di sini, titik beratnya pada aspek pemanfaatan atau pendayagunaan ruang

geografi yang harus semakin ditingkatkan. Sebab pertumbuhan penduduk yang

begitu pesat.

4. Geografi sebagai bidang ilmu penelitian

Hal itu dimaksudkan agar dua haldapat tercapai, yaitu sebagai berikut:

a. Meningkatkan pelaksanaan penelitian ilmiah demi disiplin geografi itu sendiri

yang dinamis sesuai dengan kebutuhan pengembangan ilmu yang makin

pesat.

b. Meningkatkan penelitian praktis untuk kepentingan kehidupan dalam

meningkatkan kesejahteraan umat manusia (Sumaatmadja, 1988:41).

Ilmu geografi kontemporer bahwa secara sederhana geografi merupakan

disiplin akademik yang terutama berkaitan dengan penguraian dan pemahaman atas

Page 46: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

perbedaan-perbedaan kewilayahan dalam distribusi lokasi dipermukaan bumi.

Fokusnya adalah sifat dan saling berkaitan antara tiga konsep yaitu, lingkungan, tata

ruang, dan tempat.

1. Lingkungan

Lingkungan alamiah pada suatu wilayah terdiri atas permukaan lahan itu sendiri,

hidrologi permukaan air di wilayah itu, flora dan fauna yang tertinggal

didalamnya. Lapisan tanah yang menutupi permukaan itu, dan atmosfer yang

terdapat di atasnya. Semua unsure itu terjalin dalam suatu sistem lingkungan

yang kompleks.

2. Tata Ruang

Tata ruang merupakan fokus kajian bagi para ahli geografi manusia. Hal ini bukan

semata-mata karena penggunaan lahan oleh manusia selama sekian decade

menjadi topik yang penuh perhatian, tetapi juga esensi dalam berbagai skala

( antara perkotaan dan perdesaan) terdapat hubungan yang erat, selain

dengan lingkungan fisiknya juga sosialnya.

3. Tempat

Tempat merupakan pusat bagi geografi karena peranannya sebagai faktor

pembatas dalam perkembangan manusia, serta mengingat pentingnya tempat

sebagai kontruksi dunia ( Johnston, 2000:408). Sebab mengenal siapa dirinya

dan orang lain, juga didasarkan pada tempat. Identitas fisik dan sosial budaya

dipengaruhi oleh tempat. Tempat merupakan lingkungan pergaulan, diciptakan

oleh manusia dalam konteks persepsi mereka mengenai alam dan sosialnya.

Adapun cabang-cabang dari geografi manusia ( human man geography)

mencakup:

1. Geografi Ekonomi ( Ecnomic Goegraphy)

Geografi ekonomi menguraikan tentang produksi, distribusi, pertukaran atau

perdagangan, serta konsumsi atas berbagai barang dan jasa yang dilakukan

pada tempat-tempat yang saling berjauhan. Geografi ekonomi mulai diakui

sebagai bidang studi tersendiri pada akhir abad ke-19 dan kebangkitannya

bertolak dari kolonialisme Eropa ( Barnes, 2000: 267).

2. Geografi Politik ( Political Geography)

Geografi politik menekankan bahwa teritorial ditafsirkan sebagai hubungan

mendasar antara kedaulatan negara dengan tanah air nasional yang terletak di

jantung legitimasi dan praktik negara modern. Dalam sejaranhya, sejak awal

Page 47: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

terjadinya geografi politik sebagai suatu bangunan pengetahuan yang koheren

pada akhir ke-19, sub disiplin ini telah mengalami empat fase perkembangan

utama, yakni lingkunan,fungional, analisis wilayah, dan pluralistik.

3. Geografi Urban ( Urban Geography)

Geografi urban berkaitan dengan sifat-sifat, tata ruang, kotak kecil dan besar,

dan berbagai cara yang mempengaruhi atau dipengaruhi oleh proses fisik,

demografi, ekonomi, sosial, budaya, politik.

4. Geografi Sejarah (Hystorical Geography)

Geografi sejarah sebagai studi mengenai masa lalu yang mencerminkan

keanekaragaman geografi itu sendiri. Ia tidak hanya mencakup geografi

tradisional yang berhubungan dengan tempat, tata ruang, dan lingkugan,

melainkan juga masalah-masalah modern. Seperti ekologi, lokasi, serta

lansekap.

5. Geografi Populasi ( Population Geography)

Bagian geografi dapat dibedakan tentang karya para ahli yang terfokus pada

penyebaran populasi, dengan karya yang berusaha memahami faktor-Faktor

yang mempengaruhi variasi dalam penyebaran tersebut. Dengan demikian,

bidang ini menempati tempat yang berbeda dan terpisah diantara sub bidang

geografi, bahkan menuntut pentingnya hubungan antara demografi, biologi

manusia, dan ilmu kedokteran dengan ilmu-ilmu sosial lain, terutama dengan

sosiologi serta ilmu ekonomi.

6. Geografi Sosial ( Social Geography)

Geografi sosial merupakan sebuah sub disiplin dari geografi sebagai sebuah

subjek yang mengaitkan ilmu-ilmu sosial dengan ilmu-ilmu alamiah, serta

meliputi topic-topik mulai dari tektonik samapai psikoanalisis( Smith, 2000:

981). Dalam geografi sosial menyetarakan keseluruhan dengan geografi

manusia yaitu dengan kekuatan ilmu-ilmu sosial dari disiplin ilmu tersebut

dalam hubungan manusia ( masyarakat) dengan alam.

7. Sistem Informasi Geografi ( Geograpical Information Sistem)

Sistem informasi geografi adalah sistem komputer yang terintegrasi yang

digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, menambah, memanipulasi,

menganalisis, dan menampilkan semua bentuk informasi mengenai masalah

geogrfis ( Unwin 2000:402). Sistem informasi geografi ini dikembangkan oleh

Page 48: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

para ahli geografi sejak tahun 1960-an, namun penggunaan sistem ini secara

lengkap baru menyebar luas tahun 1980-an ketika biaya pengadaan

komputermenurun tajam dan perangkat komputer sudah menjaadi hal yang

umum. Pada setiap sistem informasi geografi harus menyertakan data,

perangkat keras, dan personil pelaksanaanya.

B. PENDEKATAN, METODE, DAN TEKNIK PENELITIAN GEOGRAFI

1. Pendekatan Gegrafi

Pendekatan ini berkaitan erat dengan kuatifikasi dan keyakinan pada

keteraturan statistic yang merupakan bukti adanya sebaba akibat empiris, seperti

yang disyratkan oleh teorinya.

Beberapa macam pendekatan geografi yang sering digunakan diantaranya:

a. Pendekatan Analisis Keruangan

b. Pendekatan Ekologi

c. Pendekan Kompleks Wilayah

Pedekatan keruangan

Pendekatan ekologi ( ecological approach)

Pendekatan historis ataupun kronologi

Pendekatan sistem (sistem approach)

2. Metode Penelitian Geografi

a. Metode diskriptif

Metode diskriptif banyak digunakan sejk ilmu geografi lahir sebagai disiplin ilmu

yang bersifat akademis. Tujuan metode deskriptif adalah untuk mendeskriptikan atau

menjelaskan peristiwa dan kejadian yang ada pada masa sekarang. Dalam metode

deskriptif terbagi-bagi lagi menjadi metode studi kasus, survey, dan studi

pengembangan.

b. Metode Eksperimen dan Korelasi

Pendekatan ini berkaitan erat dengan kantifikasi, keyakinan pada keteraturan

statistikmerupakan bukti adanya hubungan sebab akibat empiris sseperti yang

disyaratka oleh teorinya.

c.Metode ex Post Facto

Page 49: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

Metode ini untuk melihat dan mengkaji hubungan antara dua variabel atau

lebih, dimana variable yang dikaji telah terjadi sebelumnya atau tidak diberiperlakuan

khusus. Ex Post Facto artinya sesudah fakta karena dalam penelitian ini peneliti

tidak perlu melakuakn manipulasi atau perlakuan terhadap variable bebas.

3. Teknik Penelitian Geografi

Teknik penelitian yang banyak digunakan dalam ilmu geografi, misalnya

observasi lapangan, wawancara, kuesioner, studi dokumentasi, dan studi literatur.

a. Observasi Lapangan (Field Observation)

Observasi lapangan merupakan teknik pengumpulan data dalam ilmugeografi

yang berusaha melihat langsung tentang gejala dan masalah geografis.

Teknik ini banyak sekali digunakan untuk penlitia-penelitian geografis, bahkan

merupakan teknik pengumpulan data yang paling dominan ( Sumaatmadja,

1988:105).

b. Wawancara (Interview)

Wawwancara merupakan teknik pengumpulan data dalam ilmu geografi yang

dilakukan oleh peneliti(interviewer) terhadap respon (interviewee) untuk

memperoleh keterangan yang lebih jauh dari sekedar observasi. Teknik ini

dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan langsung terhadap

responden secara verbal, baik formal maupun informal.

c. Kuesioner atau Angket

Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data dengan

menyebarkan sejumlah pertanyaan-pertanyaan,baik yang bersifat terbuka

maupun tertutup dan dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan tertulis.

Tujuannya hampir sama dengan wawancara, yaitu untuk mengkontruksi

mengenai orang, kejadian, kegiatan organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan,

kepedulian dan lain-lain. (Fraenkel dan Wallen.1993:112-113).

d. Studi Dokumentar

Studi dokumentar merupakan teknik pengumpulan data yang merupakan

upaya untuk mengkaji setiap bahan tertulis, film, serta catatan (record)

dokumen dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu dokumen pribadi dan

dokumen resmi. Sifat dokumen adalah tidak reaktif sehinga tidak sukar

diperoleh dengan teknik kajian isi. (Moleong. 1998: 161).

e. Studi Kepustakaan

Page 50: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

Studi kepustakaan merupakan teknik pengumpulan data dengan megkaji

berbagai teori, prinsip, konsep, dan hokum-hukum yang berlaku dalam ilmu

geografi. Semuanya ini diperlukan sebagai data teritik yang releven dengan

kebutuhan kajian atau penelitian. Oleh karena itu, sustu penelitian geografi

musthail dilakukan tanpa disertai kajian kepustakaan (Sumaatmadja. 1988:

110).

C. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ILMU GEOGRAFI

Seperti halnya ilmu-ilmu sosial lainnya, pada mulanya disiplin geografi tidak

tersusun secara sistematis seperti sekarang ini.pada zaman Homeros dan Hesiodos.

Pada abad ke-9 sampai ke-8 sebelum Masehi, sebagian orang menganggap

pengetahuan tentang bumi masih sangat dipengaruhi oleh mitologi, terutama mitos

kosmogonis ( keterangan tentang asal usul serta sifat kejadian-kejadian dalam alam

semesta) (Bertens, 1999: 19). Selain itu, pengetahuan mengenai suatu wilayah yang

meliputi aspek-aspek alamiah dan insaniah, pada mulanya hanya dalam bentuk

cerita yang disampaikan oleh seseorang kepada yang lainnya.

Pada zaman Thales (640-548 SM), masih beranggapan bahwa bumi berbentuk

silinder yang terapung di atas air dengan separuh bola hampa diatasnya. Pendapat

itu hilang seabad kemudian setelah Parmenides (515-455 SM) mengemukakan

pendapatnya bahwa bumi memiliki bentuk bulat. Lambat laun pengaruh mitologi itu

semakin berkurang dengan berkembangnya pengaruh ilmu alam sejak abad ke-6

SM, sehingga corak pengetahuan tentang bumi tersebut mulai memiliki dasar ilmu

pasti/ alam yang lebih baik. Kemudian terdorong oleh kebutuhan untuk

mempermudah perjalanan berikutnya, secara sederhana pengalaman perjalan itu

dilukiskan kedalam bentuk peta. Sejak itu, penyelidikan tentang bumi dilakukan

dengan memakai logika. Dengan demikian, logos (akal budi dan rasio) mengganti

mitos (Bintarto dan Hadisumarno, 1979:2).

Bagi kepentingan perjalanan, perdagangan, peperangan, dan pertahanan, peta

tersebut sangat membantu dalam memvisualisasikan suatu objek telaahan. Pada

zaman Yunani kuno, pandangan paham geografi sangat dipengaruhi oleh

pandangan filsafat spekulatif maupun sejarawan yang berusaha memadukan ilmu

pengetahuan geografi dengan sejarah. Tidak sedikit uraian geografi bersifat sejarah,

atau sebaliknya uraian sejarah bersifat geografi.

Page 51: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

D. MANFAAT TERAPAN GEOGRAFI

Sebagai disiplin akademis yang memiliki potensi terapan untuk memahami

mengenai dunia, terdapat beberapa pendapat, seberapa perlunya segi terapan ini

karena beragamnya tuntutan yang dikemukakan kepada disiplin ini maupun kepada

akademisinya secara umum.

Makin meningkatnya minat pada isu-isu lingkungan, baik tingkat lokal, regional,

nasional,maupun global, telah menjadi perhatian para ahli geografi. Banyak karya

mereka menekankan kedua sisi, yakni proses yang terjadi dalam lingkungan fisik

dan dampak aktivitas manusia terhadap proses tersebut serta hasilnya. Hal ini

tampak dalam usaha penaksiran dampak lingkungan.

E. KONSEP-KONSEP GEOGRAFI

1. Tempat

Konsep tempat (place) merujuk kepada suatu wilayah di mana orang hidup

berada. Dalam analisis geografi, konsep tempat memiliki peran penting karena

kedudukan dan konstribusi tempat member banyak arti dan makna bagi

manusia serta bagi organisasi lainnya.

2. Sensus Penduduk

Sensus penduduk merupakan suatu konsep geografi sosial yang jika dilihat dari

sejarah aktivitasnya, merupakan salah satu kegiatan statistik tertua dan terluas

yang dilakukan oleh pemerintah di seluruh dunia, dahulunya lebih berorientasi

untuk taksiran kekuatan militer dan perpajakan. Sensus pu dikembangkan

untuk mengumpulkan informasi mengenai perumahan, sektor manufaktur,

pertanian industry pertambangan, dan dunia bisnis (Taeuber, 2000: 99).

3. Iklim

Iklim menurut Ensiklopedia Indonesia (1984: 1376-1377) adalah keadaaan

rata-rata dari cuaca di suatu daerah dalam periode tertentu, keadaan variasinya

dari tahun ke tahun dan keadaan ekstremnya. Unsure-unsur yang

menggambarkan keadaan cuaca atau iklim meliputi suhu udara kelembaban

udara, angin, curah hujaan dan penyinaran matahari. Biasanya, untuk

Page 52: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

menggambarkan keadaan iklim, dibuat klafikasi iklim. Klafikasi iklim memiliki

tujuan yang berbeda-beda. Ada yang bertujuan untuk digunakan dalam bidang

pertanian, perdagangan maupun perindustrian.

4. Laut

Laut dalam Ensiklopedia Indonesia (1984: 1974-1975) diartikan sebagai

keseluruhan massa air yang saling berhubungan, mengelilingi semua sisi

daratan di bumi. Laut yang besar dinyatakan sebagai samudera (lautan). Dari

pantai ke laut dalam, pertama-tama terdapat suatu jalur dasar laut yang datar,

yakni dataran kontinental yang merupakan lanjutan tanah daratan di bawah

permukaan laut. Dari kedalaman lebih kurang 180 meter, kemiringan itu

menjadi lebih besar berupa lereng kontinental, yaitu lanjutan lereng daratan di

bawah permukaan laut. Pada kedalaman 3.000-6.000 meter baru terdapat

dasar laut yang dalam, dalam mentuk cekungan besar yang dipisahkan oleh

punggung-punggung dibawah permukaan laut.

5. Lingkungan

Linkungan dalam ensiklopedia Indonesia (1984: 2021) didefinisikan sebagai

segala sesuatu yang ada di luar suatu organism, meliputi lingkungan benda

mati (abiotk) dan lingkungan hidup (biotik). Lingkungan benda mati atau fisik

adalah lingkungan di luar suatu organisme yang terdiri atas benda atau faktor

alam yang tidak hidup, seperti bahan kimia, suhu, cahaya, gravitasi, atmosfer,

dan lain-lain. Lingkungan hidup (biaotik) adalah lingkungan di luar suatu

organisme yang terdiri atas organism hidup, seperti tumbuh-tumbuhan,

hewwan, dan manusia.

6. Benua

Istilah benua dalam Ensiklopedia Indonesia (1984:449)merujuk pada suatu

daratan yang begitu luas sehingga bagian tengah daratan yang luas tersebut

tidak mendapat pengaruh angin laut sama sekali. Dalam sejarah, dikenal 5

benua yang dihuni manusia, yaitu Asia, Eropa, Amerika. Afrika, dan Australia.

Sedangkan secara geografis, pembagian benua tersebut terbagi atas 3 benua,

yakni Erasia, Afrika, dan Australia. Secara keseluruhan, luas benua tersebut

Page 53: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

mencapai lebih kurang 29% dari seluruh permukaan bumi, dan sisannya (71%)

adalah luas samudera

7. Urbanisasi

Konsep urbanisasi memiliki dua pengertian. Pertama, para ahli demografi lebih

banyak menggunakan istilah ini untuk menunjukan redistribusi penduduk

ataupun perpindahan dari wilayah-wilayah pedesaan ke perkotaan,

memberikan makna yang oaling spesifik pada tingkat konseptua. Kedua, dalam

beberapa ilmu sosial lainnya, terutama ekonomi, geografi, dan sosiologi,

urbanisasi merujuk kepada struktur morfologik yang sedang berubah dari

berbagai pemusatan (agglomeration) perkotaan dan perkembangannya (Sly,

2000: 1116). Pada kajian ini, tentu saja lebih didasarkan pada kajian yang

pertama. Jika terdapat aspek-aspek kajian kedua, hanyalah sebagai

supplement karena satu sama lainnya berkaitan.

8. Peta

Peta adalah pola permukaan bumi yang dilukiskan pada bidang datar

(Esiklopedia Indonesia, 1984: 2698-2699). Gambar itu dapat menyatakan

keadaan fisik bumi, keadaan budaya, ekonomi bahkan politik sekalipun.

Biasanya, tiap titik peta itu menunjukan kedudukan geografis menurut skala

dan proyeksiyang telah ditentukan.

9. Kota

Konsep kota sebenarnya merujuk kepada fenomena yang sangat bervariasi

sesuai dengan perbedaan sejarah dan wilayahnya. Namun, secara umum

istilah kota adalah tempat di wilayah tertentu yang dihuni oleh cukup banyak

banyak orang dengan tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi. Studi

tentang masyarakat kota tidak hanya terbatas menelaah masyarakat secara

luas, namun juga karakterisik-karakteristik tertentu dikehidupan internalnya

(Hannerz, 2000:110).

10. Mortalitas

Konsep mortalitas merujuk kepada rangkuman tingkat kematian kotor rata-rata

(crude death rate di singkat CDR) penduduk, yaitu jumlah kematian per tahun

Page 54: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

per seribu penduduk ( Ewbank, 2000:684). Rangkuman yang sederhana

tersebut mengukur efek mortalitas pada laju pertumbuhan penduduk. Mortalitas

atau CDR dipengaruhi oleh distribusi umum dari populasi. Oleh karena itu tidak

akan banyak berguna membandingkan mortalitas pada masyarakat yang

memiliki tingkat fertilitas yang berbeda atau pada masyarakat yang terpengaruh

oleh migrasi.

11. Khatulistiwa (Ekuator)

Khatulistiwa atau ekuator adalah sebuah konsep yang merujuk kepada garis

khayal yang melingkari bola bumi dan membelahnya menjadi dua bagian yang

sama besar, masing-masing 180 derajat. Garis ekuator inilah yang sering

disebut garis khatulistiwa atau garis lintang nol derajat (Shadily, 1984:905). Dari

garis lintang nol derajat tersebut, untuk kearah utara disebut gris lintang utara,

dan kearah selatan disebut garis lintang selatan. Beberapa yang dilalui garis

khatulistiwa tersebut adalah Indonesia, Ekuador, Colombia, Brazilia, Kenya,

Uganda, Zaire, Kongo, dan Gabon. Di Indonesia, garis ekuator melintasi kota

Pontianak (Kalimantan Barat), Sasak (Sumatera Barat), Teluk Gorontalo,

Kalimantan Timur, Bagian Selatan Pulau Halmahera, serta pesisir utara Pulau

Waigeo di Papua Barat.

12. Demografi

Konsep demografi merujuk kepada analisis terhadap berbagai variabel

kependudukan. Di dalamnya mencakup berbagai metode perhitungan dan hasil

substantif dalam riset mengenai angka kematian (mortalitas), angka kelahiran

(natalitas) migrasi, dan jumlah serta komposisi penduduk atau populasi

(Keyfitz, 2000: 219).

13. Tanah

Istilah tanah merujuk kepada suatu wilayah permukaan bumi dengan ciri khas

mencakup segala sifat yang sepatutnya stabil atau diperkirakan selalu terulang

kembali dari lingkungan hidup yang lurus, di atas atau di bawah wilayah

tersebut. Dengan demikian, ia mencakup udara di atasnya, bumi dan geologi

yang melandasinya, hirologi, tumbuhan, dan hewan yang ada akibat kegiatan

manusia di masa lalu dan masa kini, sejauh semua hal tersebutm menimbulkan

Page 55: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

pengaruh yang berarti atas penggunaan tanah tersebut oleh manusia, kini dan

kelak kemudian hari (Vink, 1986: 194).

14. Transmigrasi

Transmigrasi adalah suatu sistem pembangunan terpadu, upaya untuk

mencapai keseimbangan penyebaran penduduk, juga dimaksudkan untuk

menciptakan perluasan kesempatan kerja sehingga dapat meningkatkan

produktivitas dan pendapatan melalui perpindahan penduduk dari darah yang

padat ( jawa, Madura, dan Bali) ke daerah-daerah yang jarang penduduknya

(Martono, 1986: 180).

15. Wilayah

Konsep wilayah merujuk pada suatu area di permukaan bumi yang relatif

homogen dan berbeda dengan sekelilingnya berdasarkan beberapa kritera

tertentu (Johnston, 2000: 910). Jadi, kunci dalam geografi kawasan adalah

kawasan yang dibangun di atas sebuah unit spasial yang homoddden. Konsep

itu tampil sebagai kajian tentang bagaimana bagian-bagian bumi begitu

beragam akibat distribusi yang tidak merata dari fenomena alam dan

manusianya (termasuk interkasi keduanya). Berbagai jenis kumpulan fenomena

berada dalam berbagai wilayah, menciptakan kawasan-kawassan sehingga

kajian kawasan menyoroti tentang pembentukan kumpulan-kumpulan tersebut

dan menguraikan cirri-ciri khas berbagai bagian dunia.

D. GENERALISASI-GENERALISAI GEOGRAFI

1. Tempat

Nilai penting karakteristik suatu tempat dalam masa lalu, sekarang maupun

masa sepan terhadap suatu tempat-tempat yang strategis secara ekonomi,

selalu memiliki daya tarik tersendiri bagi pengembangan politik-ekonomi. Hal itu

disebabkan makin meningkatnya mobilitas ddan faktor utama produksi, yaitu

modal dan tenaga kerja. Suatu tempat harus memiliki daya tarik bagi investasi

dan pekerja, mereka yang terlibat dalam manajemennya harus bekerja dengan

tujuan tersebut. Hal itu telah menimbulkan ketertarikan untuk menciptakan dan

menjual tempat kepada berbagai kelompok bisnis.

Page 56: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

2. Sensus Penduduk

Sensus penduduk memiliki makna multidimensi, karena darihasil tersebut dapat

memberikan informasi tentang penduduk, angkatan kerja prouktif, perumahan

sector manufaktor, pertanian, perindustrian, pertambangan, dunia bisnis, dan

lain-lain. Dalam praktiknya, sensus penduduk dapat dilakukan secara de facto

maupun de jure (di mana ia dihitung walaupu tidak ada ketika sensus

berlangsung) (Taeuber, 2000:100).

3. Iklim

Masalah-masalah yang sering muncul dalam pembangunan pertanian di

daerah tropis dari segi iklim adalah tanah di daerah tropis beriklim lembab.

Sepanjang tahun mungkin dapat digunakan untuk pertanian, tetapi sebagian

tanah tanah itu tidak cocok untuk didayagunakan menurut pola pertanianmodrn

yang mengandalkan penggunakan teknologi mutakhir karena tidak dapat

dipupuk secara efektif dengan pupuk mineral (Weischet, 1986: 1).

4. Laut

Sebagai Negara bahari, bangsa Indonesia belum optimal dalam melakukan

peberdayaan kelautan atau apa yang dinamakan Revolusi biru masih jalan

ditempat.

5. Lingkungan

Dalam setiap proyek pembangunan, sebelumnya perlu dilakukan analisis

menyeluruh tentang dampak lingkungan yang ditimbulkannya. Hal itu bukan

hanya kepada perisahaan-perusahaan pemerintah, tetapi juga perusahaan-

perusahaan swasta, terutama sanagat berperan dalam memperoleh izin resmi

usaha tersebut, khususnya bagi kegiatan-kegiatan yang dianggap peka

lingkungan. (O’ Riodan, 2000: 299).

6. Benua

Sebagai penduduk dari benua yang paling banyak dan padat penduduknya,

bangsa asia lebih kompleks menghadapi tantangan kehidupan mendatang

Page 57: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

disbanding ddenga bangsa Australia yang lebih sedikit dan rendah tingkat

kepadatan penduduknya.

7. Urbanisasi

Urbanisasi merupakan salah satu proses perubahan sosial yang tercepat,

khususnya di negara-negara berkembang bahkan dunia. Tranformasi-

transformasi sosial dan demografis yang tumbuh bersamaan dengan

tumbuhnya penduduknya kota di Negara-negara berkembang tersebut, telah

menunjukan pelipat gandaan pertumbuhan demografis yang memprihatinkan.

(Evers, 1995:49).

8. Peta

Para birokrat pemerintah, kaum profesional, maupun intelektual, pada

hakikatnya memerlukan peta. Dsri keperluan untuk pembangunan ekonomi,

pertahanan nasional, perlindungan lingkungan, ekonomi, bisnis, wisata,

industry, maupun untuk memberikan eksplanasi visual dalam ranah-ranah

abstrak yang perlu dipahami secara mendalam. Apalagi jika peta itu bentuk dan

desainnya lebih bersifat dinamis dan interaktif karena dibuat dengan teknologi

yang kian canggih dan menarik, jelas sangat diperlukan (Monmonier, 2000: 96).

9. Kota

Banyak hal tentang kontak-kontak sosial diperkotaan sebagai sesuatu yang

bersifat impersonal, supervisal, sementara, dan segmental. Hal ini pula yang

dikhawatirkan oleh beberapa sosiolog yang cenderung pesismis mengenai

kemungkinan terciptanya kehidupan manusiawi di perkotaan yang dipenuhi

industry (Hannerz, 2000: 111).

10. Mortalitas

Terjadinya transisi demografis (demographic transition) yang dikenal sebagai

lingakran siklus demografis, menggambarkan proses perubahan tingkat

mortalitas dan natalitas pada suatu masyarakat dari suatu situasi di mana

keduanya menunjukan angka yang tinggi (Caldwel, 2000: 218).

11. Khatulistiwa/Ekuator

Page 58: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

Bagi negara-negara yang dilalaui dengan garis khatulistiwa, tidak ada alasan

untuk merasa takut kekurangan sinar matahari. Hal ini jelas berbeda dengan

daerah-daerah subtropis yang jauh dari garis khatulistiwa, hanya pada bulan-

bulan tertentu mereka dapat menikmati hangatnya sinar matahari.

12. Demografi

Ledakan demografi dunia, khususnya di Negara-negara berkembang,

memperhatikan kecenderungan yang mencemaskan. Di tahun 1825, saat

Malthus membuat perubahan akhir atas karya aslinya Essay on Population,

kira-kira satu miliyar umat manusia mendiami planet bumi. Akan tetapi,

menjelang itu, industrialisasi dan kedokteran modern memungkinkan penduduk

bertambah dengan laju kecepatan yang makin meningkat. Dalam seratus tahun

berikutnya, penduduk dunia berlipat ganda menjadi dua miliar, setengah abad

berikutnya (dari tahun 1925 ke tahun 1976) berlipat ganda lagi menjadi 4 miliar,

dan menjelang tahun 1990 angka itu melaju sampai 5,3 miliar (Kennedy, 1995:

28-29).

13. Tanah

Banyak pekerjaan dilaksanakan diatas tanah yang diolah melalui sistem-sistem

hidrologi. Sistem-sistem ini kerap kali menghubungkan tanah dengan perairan

terbuka. Perairan terbuka, sungai, danau, laut, dan samudera memiliki

ekosistem sendiri-sendiri yang juga dapat diteliti dan dipetakan serta sangat

dipengaruhi oleh kegiatan manusia di daratan (Vink, 1986: 199).

14. Transmigrasi

Bagi bangsa Indonesia, program transigrasi bukan sesuatu yang baru. Sejak

pertengahan abad ke-19, Etische Politik telah mempengaruhi parlemen

Belanda untuk mengetuk dan membuat penelitian tentang kemakmuran rakyat

daerah-daerah pedesaan di Jawa (demindere wel vaart onderzoek) yang

akhirnya mencanangkan dan melaksanakan program transmigrasi

(purboadiwidjojo), 1986:9), walaupun pelaksanaanya bukan semata-mata atas

dasar kemanusiaan. Begitupun ketika Indonesia memasuki

pascakemerdekaan, pemerintah segera mencanangkan Program Transmigrasi,

terutama untuk mengatasi ketidakseimbangan demografis antara Pulau Jawa

Page 59: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

(termasuk Madura da Bali) yang padat penduduknya dengan pulau-pulau luar

Jawa yang jarang penduduknya (Swasono, 1986:xi; Scholz, 1986: 287).

15. Willayah

Kompleksitas persoalan-persoalan demografis wilayah Asia jauh melebihi

kompleksitas persoalan-persoalan demografis wilayah Australia, baik melalui

natalitas, mortalitas, proyeksi kependudukan, serta kesejahteraan.

H. TEORI-TEORI GEOGRAFI

1. Teori Ledakan Penduduk Thomas Robert Malthus

a. Masyarakat manusia akan tetap miskin karena kecendrungan pertambahan

penduduk berjalan lebih cepat daripada persediaan makanan.

b. Pertambahan penduduk dapat diibaratkan deret kali atau deret ukur sehingga

pelipatgandaan jumlah penduduk dalam setiap 25 tahun, sedangkan

peningkatan sarana-sarana kehidupan berjalan lebih lambat, yakni menurut

deret hitung atau deret tambah.

c. melalui tindakan pantang seksual atau pantangan kawin, perang, bahaya,

kelaparan, dan bencana alam, jumlah penduduk memang diusahakan sesuai

dengan sarana kehidupan yang tersedia. Namun, cara itu tidak cukup

untukmeningkatkan kehidupan masyarakat samapai di atas batas minimum.

2. Teori Pengaruh Iklim Terhadap Peradaban Ellsworth Hunting

Pokok-pokok pikiran Hunting sebagai berikut:

a. Peradaban besar yang ada di kawasan Asia Tengah dan Asia Barat Daya

pada zaman kuno, sekarang kondisi dari daerah-daerah tersebut

mengerikan, pada awal abad ke-20 diperkirakan terjadinya kemerosotan

peradaban yang disebabkan.

b. Mengeringnya wilayah itu saat ini, kelihatannya tidak sesuai posisinya dahulu

sebagai pusat kerajaan. Menurutnya, iklim yang dahulu jauh lebih lembap

dan pada wilayah itu terjadi suatu proses pengeringan yang terus-menerus

dan progresif.

Page 60: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

c. Proses semacam ini menjadi bagian dari suatu proses yang lebih besar dari

fenomena-fenomena yang lebih umum. Sesuai dengan hal itu, ia terdorong

untuk membuat postulat tentang mengeringnya bumi yang terjadi dalam

pulsasi ritmik, dengan periode-periodedari udara kering dan basah.

d. Begitu pun cerita pengembaraan bangsa Ibrahim (Yahudi) dalam kitab suci

berhubungan dengan titik tengah antara masa kekeringan dan masa

kebasahan.

e. Proses pengeringan yang progresif dari bumi mengikuti arah tertentu,

umumnya dari timur ke barat.

3. Teori Lokasi Lahan Johann Heinrich von Thunen

Johann Heinrich von Thunen dalam Der Isolierte Staat (1826)

mengemukakan bahwa pada dasarnya penggunaan lahan dapat dibagi dalam

beberapa penggunaan. Dengan mengambil satu pusat kota sebagai satu-

satunya tempat memproduksi barang-barang yang dibutuhkan oleh seliruh

Negara, ssedangkan daerah-daerah di sekitarnya hanya sebagai pemasok

bahan mentah ke kota.

1. Lahan pertama berada di pusat kota (pasar), akan di pakai untuk kegiatan-

kegiatan intensif bagi jenis tanaman yang hasilnya cepat rusak.memakan

tempat, dan berat dalam kaitannya dengan transportasi.

2. Lahan kedua merupakan daerah hutan. Hal itu dapat dipahami, mengingat

pada masa itu kebutuhan hasil hutan untuk kayu dan bahan bakar memiliki

sifat yang memakan tempat dan berat sehingga harus ditempatkan dekat

dari pusat kota.

3. Lahan ketiga digunakan untuk menanam tanaman sejenis gandum atau

padi-padi.

4. Lahan keempat berupa daerah penggembalaan ternak.

5. Lahan kelima adalah daerah three field system yang merupakan daerah

ilalang, dan daerah tandus.

6. Lahan keenam merupakan daerah perburuan.

7. Untuk memudahkan dan efesiensi transportasi, diperlukan sungai yang

membelah kota. Hal itu ternyata dapat menghemat 1/6 tranfortasi darat

sehingga lahan pertama akan berkembang sepanjang sungai.

Page 61: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

8. Perlu dibuat kombinasi transportasi darat dan sungai sehingga akan sama

biaya tranpor darat bagi daerah yang tidak dapat menikmati adanya

sungai.

4. Teori Daya Sentrifugal dan Senttripetal Charles O. Colby

Adapun isi pokok teori yang menyebabkan pada mayarakat kota terjadi daya

dan sentrifugal sebagai berikut:

a) Terdapat gangguan yang sering berulang, seperti kemacetan lalu lintas

serta polusi udara dan bunyi menyebabkan penduduk kota merasa tidak

nyaman bertempat tinggal di tempat itu.

b) Dalam pengembangan industry modern dan bessar-besaran, memerlukan

lahan relarif luas serta menjamin kelancaran transportasi dan lalu lintas.

Hal itu hanya dapat dilakukan di pinggiran kota sebab kondisi kota-kota tua

sangat padat.

c) Harga sewa atau harga beli tanah di pinggir atau diluar kota jauh lebih

murah daripada di kota.

d) Di kota sudah penuh dengan gedung-gedung bertingkat tinggi, tidak

mungkin lagi dapat dibangun baru, kecuali dengan biaya yang sangat

tinggi.

e) Kondisi perumahan kota umumnya padat dan sempit, sulit untuk

dikembangakan labih lanjut, kecuali dengan biaya yang tinggi. Berbeda

dengan pinggir atau luar kota, serba mungkin untuk memperoleh

perumahan yang lebih nyaman, segar, dan murah.

f) Hidup di kota terasa sesak, penat, dan berjubel. Sedangkan di pinggir atau

diluar kota lebih terasa asri, segar, sunyi, dan nyaman.

Namun sebaliknya, banyak juga penduduk di luar atau di pinggir kota yang

justtru senang tinggal di kota. Penyebabnya berkaitan dengan gaya sentripetal.

a) Memiliki tempat-tempat di pusat kota yang strategis, sangat cocok untuk

pengembangan industri dan merupakan kemudahan tersendiri dalam

operasi industry.

b) Berbagai perusahaan dan bisnis, biasanya lebih menyukai lokasi-lokasi

ddekat stasiun kereta api, pelabuhan, terminal bus, maupun pusat-pusat

keramaian public lainnya.

Page 62: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

c) Dalam dunia bisnis, lebih menyukai dan kecendrungan adanya konsentrasi-

konsentrasi penjual jasa, seperti penjahit, tempat praktik para dokter,

pengacara, tukang gigi, pemangkas rambut dan kecantikan, biassanya

terdapat pada lokasi yang berdekatan.

d) Selain itu, di kota-kota sudah tersusun pusat-pusat perbelanjaan, seperti

took-toko.tekstil, elektronik, perhiassan (emas dan perak), pakaian jadi,

makanan dan minuman, barang-barang kelontong, mainan anak dan

sebagainya.

e) Banyaknya flat-flat atau rumah tersusun untuk masyarakat kecil, setidaknya

dapat meringankan harga sewa bagi penduduk kota.

f) Kota pun menyediakan sejumlah tempat hiburan, olahraga, seni budaya,

pendidikan, di samping menyediakan pekerjaan.

g) Para pegawai dan pekerja kota lainnya, lebih menyukai tempat tinggal yang

tidak berjauhan dengan tempat kerjanya. Artinya, kota tetap diminati

sebagai kebutuhan untuk bertempat tinggal karena dekat dengan tempat

bekerja.

5. Teori Kota Konsentris Burgess

Inti teori kota konsentris tersebut sebagai berikut

a. Pada hakikatnya, kota meluas secara seimbang dan merata dari suatu

pusat atau inti sehingga muncul zona-zona baru sebagai perluasannya.

b. Dengan demikian, pada setiap saat dapat ditemukan sejumlah zona yang

konsentris letaknya sehingga struktur kota menjadi bergelang (melingkar).

c. Di pusat kota terdapat Zona Pertama sebagai Central Bisnis Dictrict

(disingkat CBD) jika di Chicago di sebut loop. Fungsi loop sebagai pusat

atau jantung kehidupan perdagangan,perekonomian, dan kemasyarakatan.

Zona kedua sebgai terdapat Zona Peralihan (transtitional zone) yang

merupakan kawasan perindustrian, disertai oleh rumah-rumah pribadi yang

kuno, bahkan jika Chicago telah berubah menjadi Chines Town maupun

pertokoan dan perkantoran berskala kecil. Zona ketiga, sebagai kawasan

perumahan para buruh yang kebanyakan kaum imigran. Zona Keempat,

penghuninya kelas menengah, cukup rapi, memiliki jarak sanitasi yang

lebih memadai sebagai tempat tinggal yang nyaman dan baik. Zona kelima

merupakan Commuters Zone atau tempat orang yang pergi pulang setiap

Page 63: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

hari untuk bekerja. Kondisi alamnya masih asri, luas, dan mewah serta

berfungsi sebagai kota kecil untuk beristirahat dan tidur atau disebut

dormitory towns, disebut demikian karena perumahan untuk orang-orang

kaya.

6. Teori Konflik Antara Suku Bangsa Nomadik Sedenter Jean Bunhes

Adapun isi pokok teori Jean Bunhes sebagai berikut.

a. Stepa-stepa padang rumput di Asia dengan musim dingin yang kejam,

tidak memungkinkan pengolahan alam yang intensif.

b. Tanah secara alami sangat sesuai dengan jenis pastoral (pastoralart)

untuk memelihara kawanan ternak dan hewan.

c. Karena dihadapkan dengan suasana keharusan untuk berkeliling untuk

mengetahui tentang wilayah perumputan serta sumber-sumber air untuk

jarak yang jauh, mereka meperoleh rasa gerakan taktis dan strategi

yang menempatkan mereka dalam posisi mendaulat terhadap ruang

dan menguasai para tetangga mereka.

d. Beberapa dari penakluk yang paling besar dan apling beerani dalam

sejarah, muncul dari stepa-stepa Jengis Khan, Timur Lang, dan Khubilai

Kan.

e. Kualitas dan kemampuan yang menjadi alasan bagi kekuasaanya

diperoleh dari stepa, dari keterampilan yang dianugerahkan kepada

pastoral, dan dari subordinasi geografis pada lingkungannya.

f. Kelompok pengembala ini bukan massa petani-petani kelompok kecil yang

mengerumuni seluruh Asia Selatan Timur yang memimpin dunia.

BAB 8

ILMU EKONOMI

A. PENGERTIAN EKONOMI

Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih

dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya

ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat

pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan tersebut kemudian

menyebabkan timbulnya kelangkaan (Ingg: scarcity).Kata "ekonomi" sendiri berasal

dari kata Yunani οἶκος (oikos) yang berarti "keluarga, rumah tangga" dan νόμος

Page 64: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

(nomos), atau "peraturan, aturan, hukum," dan secara garis besar diartikan sebagai

"aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah tangga." Sementara yang dimaksud

dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan

data dalam bekerja.

Secara umum, subyek dalam ekonomi dapat dibagi dengan beberapa cara, yang

paling terkenal adalah” mikroekonomi vs makroekonomi”. Selain itu, subyek ekonomi

juga bisa dibagi menjadi positif (deskriptif) vs normatif,” mainstream vs heterodox”,

dan lainnya. Ekonomi juga difungsikan sebagai ilmu terapan dalam manajemen

keluarga, bisnis, dan pemerintah. Teori ekonomi juga dapat digunakan dalam

bidang-bidang selain bidang moneter, seperti misalnya penelitian perilaku kriminal,

penelitian ilmiah, kematian, politik, kesehatan, pendidikan, keluarga dan lainnya. Hal

ini dimungkinkan karena pada dasarnya ekonomi — seperti yang telah disebutkan di

atas — adalah ilmu yang mempelajari pilihan manusia. Banyak teori yang dipelajari

dalam ilmu ekonomi diantaranya adalah teori pasar bebas, teori lingkaran ekonomi,

invisble hand, informatic economy, daya tahan ekonomi, merkantilisme, briton

woods, dan sebagainya.

Ada sebuah peningkatan trend untuk mengaplikasikan ide dan metode ekonomi

dalam konteks yang lebih luas. Fokus analisa ekonomi adalah "pembuatan

keputusan" dalam berbagai bidang dimana orang dihadapi pada pilihan-pilihan.

misalnya bidang pendidikan, pernikahan, kesehatan, hukum, kriminal, perang, dan

agama. Gary Becker dari University of Chicago adalah seorang perintis trend ini.

Dalam artikel-artikelnya ia menerangkan bahwa ekonomi seharusnya tidak

ditegaskan melalui pokok persoalannya, tetapi sebaiknya ditegaskan sebagai

pendekatan untuk menerangkan perilaku manusia. Pendapatnya ini kadang-kadang

digambarkan sebagai ekonomi imperialis oleh beberapa kritikus.

Banyak ahli ekonomi” mainstream” merasa bahwa kombinasi antara teori

dengan data yang ada sudah cukup untuk membuat kita mengerti fenomena yang

ada di dunia. Ilmu ekonomi akan mengalami perubahan besar dalam ide, konsep,

dan metodenya; walaupun menurut pendapat kritikus, kadang-kadang perubahan

tersebut malah merusak konsep yang benar sehingga tidak sesuai dengan

kenyataan yang ada. Hal ini menimbulkan pertanyaan "apa seharusnya dilakukan

para ahli ekonomi?" The traditional Chicago School, with its emphasis on economics

being an empirical science aimed at explaining real-world phenomena, has insisted

on the powerfulness of price theory as the tool of analysis. On the other hand, some

Page 65: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

economic theorists have formed the view that a consistent economic theory may be

useful even if at present no real world economy bears out its prediction

B. SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU EKONOMI

Adam Smith sering disebut sebagai yang pertama mengembangkan ilmu

ekonomi pada abad 18 sebagai satu cabang tersendiri dalam ilmu pengetahuan.

Melalui karya besarnya Wealth of Nations, Smith mencoba mencari tahu sejarah

perkembangan negara-negara di Eropa. Sebagai seorang ekonom, Smith tidak

melupakan akar moralitasnya terutama yang tertuang dalam The Theory of Moral

Sentiments. Perkembangan sejarah pemikiran ekonomi kemudian berlanjut dengan

menghasilkan tokoh-tokoh seperti Alfred Marshall, J.M. Keynes, Karl Marx, hingga

peraih hadiah Nobel bidang Ekonomi tahun 2006, Edmund Phelps.

Secara garis besar, perkembangan aliran pemikiran dalam ilmu ekonomi diawali

oleh apa yang disebut sebagai” aliran klasik”. Aliran yang terutama dipelopori oleh

Adam Smith ini menekankan adanya” invisible hand” dalam mengatur pembagian

sumber daya, dan oleh karenanya peran pemerintah menjadi sangat dibatasi karena

akan mengganggu proses ini. Konsep “invisble hand” ini kemudian direpresentasikan

sebagai mekanisme pasar melalui harga sebagai instrumen utamanya.

Aliran klasik mengalami kegagalannya setelah terjadi Depresi Besar tahun 1930-

an yang menunjukkan bahwa pasar tidak mampu bereaksi terhadap gejolak di pasar

saham. Sebagai penanding aliran klasik, Keynes mengajukan teori dalam bukunya

General Theory of Employment, Interest, and Money yang menyatakan bahwa pasar

tidak selalu mampu menciptakan keseimbangan, dan karena itu intervensi

pemerintah harus dilakukan agar distribusi sumber daya mencapai sasarannya. Dua

aliran ini kemudian saling "bertarung" dalam dunia ilmu ekonomi dan menghasilkan

banyak varian dari keduanya seperti: new classical, neo klasik, new keynesian,

monetarist, dan lain sebagainya.

Namun perkembangan dalam pemikiran ini juga berkembang ke arah lain,

seperti teori pertentangan kelas dari Karl Marx dan Friedrich Engels, serta aliran

institusional yang pertama dikembangkan oleh Thorstein Veblen dkk dan kemudian

oleh peraih nobel Douglass C. North.

C. METODOLOGI

Sering disebut sebagai” The queen of social sciences”, ilmu ekonomi telah

mengembangkan serangkaian metode kuantitatif untuk menganalisis fenomena

ekonomi. Jan Tinbergen pada masa setelah Perang Dunia II merupakan salah satu

Page 66: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

pelopor utama ilmu ekonometri, yang mengkombinasikan matematika, statistik, dan

teori ekonomi. Kubu lain dari metode kuantitatif dalam ilmu ekonomi adalah model

General equilibrium (keseimbangan umum), yang menggunakan konsep aliran uang

dalam masyarakat, dari satu agen ekonomi ke agen yang lain. Dua metode

kuantitatif ini kemudian berkembang pesat hingga hampir semua makalah ekonomi

sekarang menggunakan salah satu dari keduanya dalam analisisnya. Di lain pihak,

metode kualitatif juga sama berkembangnya terutama didorong oleh keterbatasan

metode kuantitatif dalam menjelaskan perilaku agen yang berubah-ubah.

Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih

dan menciptakan kemakmuran.

Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan

manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya

terbatas. Permasalahan itu kemudian menyebabkan timbulnya kelangkaan.

Ilmu ekonomi dapat dikatakan memegang peranan penting dalam kehidupan

sosial, terkait dengan kemakmuran. Ilmu ini mengkaji upaya memenuhi kebutuhan

untuk mencapai kemakmuran. Kemakmuranitu sendiri diartikan sebagai kondisi

dimana semua kebutuhan materi dapat terpenuhi dengan baik.

Jika masyarakat sejahtera berarti masyarakat tersebut mengalami kemakmuran.

Masyarakat dikatakan makmur apabila semua kebutuhan materi dapat dipenuhi

dengan sebaik-baiknya, dan tingkat kemakmuran dapat diukur dari banyaknya

barang dan jasa yang dihasilkan serta banyak barang dan jasa yang digunakan

untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Sebelum orang mengenal ilmu ekonomi, raja-raja dan para cerdik pandai pada

jaman dahulu menggunakan ilmu filsafat sebagai dasar untuk mengatur dan

memecahkan persoalan ekonomi.

Dengan semakin pentingnya peranan ekonomi dalam kehidupan, mulailah

banyak ahli yang tertarik untuk memecahkan persoalan ekonomi, karena filsafat

tidak lagi sanggup memecahkan seluruh masalah yang berkembang di masyarakat.

Adam Smith sering disebut sebagai yang pertama mengembangkan ilmu

ekonomi pada abad 18 sebagai satu cabang tersendiri dalam ilmu pengetahuan.

Melalui karya besarnya Wealth of Nations, Smith mencoba mencari tahu sejarah

perkembangan negara-negara di Eropa.

Sebagai seorang ekonom, Smith tidak melupakan akar moralitasnya terutama

yang tertuang dalam The Theory of Moral Sentiments. Perkembangan sejarah

Page 67: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

pemikiran ekonomi kemudian berlanjut dengan menghasilkan tokoh-tokoh seperti

Alfred Marshall, J.M. Keynes, Karl Marx, hingga peraih hadiah Nobel bidang

Ekonomi tahun 2006, Edmund Phelps.

Dalam perkembangannya, ilmu ekonomi kemudian bercabang-cabang mengikuti

perkembangan kehidupan ekonomi itu sendiri. Diantaranya yaitu :

Ilmu ekonomi deskriptif adalah kajian yang memaparkan secara apa adanya

tentang kehidupan ekonomi suatu daerah atau negara pada suatu masa tertentu.

Misalnya:

Ekonomi Indonesia pada tahun 70-an.

Ekonomi Jepang pasca perang dunia II.

Selain itu ilmu ini juga dibahas khusus secara teori yaitu makro ekonomi dan

mikro ekonomi. Ilmu ekonomi teori ini membahas gejala-gejala yang timbul sebagai

akibat perbuatan manusia dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan

masyarakat.

Dalam hal ini makro ekonomi, mengkaji tentang pendapatan nasional,

kesempatan kerja, pengangguran, inflasi, dsb. Mikro ekonomi, hanya mempelajari

bagian-bagian dari teori ekonomi secara lebih mendalam seperti: pembentukan

harga, rumah tangga produksi, konsumen, dsb.

Cabang yang ketiga dari ilmu ini adalah ekonomi terapan. Ilmu ekonomi terapan

merupakan cabang ilmu yang membahas secara khusus tentang penerapan teori

ekonomi dalam suatu rumah tangga produksi, misalnya: ekonomi perusahaan,

ekonomi moneter, ekonomi perbankan, dsb.

Ilmu ekonomi memerlukan beberapa alat analisis untuk menerangkan teori-

teorinya dan untuk menguji kebenaran teori-teori tersebut. Grafik dan kurva adalah

alat analisis yang utama dalam teori ekonomi.

Dalam teori yang lebih mendalam, matematika dan persamaan matematika

memegang peranan yang sangat penting. Di samping itu statistik adalah alat analisis

untuk mengumpulkan fakta dan menguji kebenaran teori ekonomi.

BAB 9

ILMU PSIKOLOGI

A. PENGERTIAN PSIKOLOGI

Page 68: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dalam

hubungan dengan lingkungannya.

Menurut asalnya katanya, psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno: "ψυχή"

(Psychē yang berarti jiwa) dan "-λογία" (-logia yang artinya ilmu) sehingga secara

etimologis, psikologi dapat diartikan dengan ilmu yang mempelajari tentang jiwa.

Ilmu Psikologi adalah ilmu yang tergolong muda (sekitar akhir 1800an.) Tetapi,

manusia di sepanjang sejarah telah memperhatikan masalah psikologi.

Seperti filsuf yunani terutama Plato dan Aristoteles. Setelah itu St. Augustine

(354-430) dianggap tokoh besar dalam psikologi modern karena perhatiannya pada

intropeksi dan keingintahuannya tentang fenomena psikologi.

Descartes (1596-1650) mengajukan teori bahwa hewan adalah mesin yang

dapat dipelajari sebagaimana mesin lainnya. Ia juga memperkenalkan konsep kerja

refleks.

Banyak ahli filsafat terkenal lain dalam abad tujuh belas dan delapan belas-

Leibnits, Hobbes, Locke, Kant, dan Hume-memberikan sumbangan dalam bidang

psikologi. Pada waktu itu psikologi masih berbentuk wacana belum menjadi ilmu

pengetahuan.

B. SEJARAH PSIKOLOGI

Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan, psikologi melalui sebuah perjalanan

panjang. Bahkan sebelum Wundt mendeklarasikan laboratoriumnya tahun 1879,

yang dipandang sebagai kelahiran psikologi sebagai ilmu. pandangan tentang

manusia dapat ditelusuri jauh ke masa Yunani kuno. Dapat dikatakan bahwa sejarah

psikologi sejalan dengan perkembangan intelektual di Eropa, dan mendapatkan

bentuk pragmatisnya di benua Amerika.

C. METODE PSIKOLOGI

Beberapa metodologi dalam psikologi, di antaranya sebagai berikut :

1. Metodologi Eksperimental

Cara ini dilakukan biasanya di dalam laboratorium dengan mengadakan

berbagai eksperimen. Peneliti mempunyai kontrol sepenuhnya terhadap

jalannya suatu eksperimen. Yaitu menentukan akan melakukan apa pada

sesuatu yang akan ditelitinya, kapan akan melakukan penelitian, seberapa

sering melakukan penelitiannya, dan sebagainya.

2. Observasi Ilmiah

Page 69: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

Pada observasi ilmiah, suatu hal pada situasi-situasi yang ditimbulkan tidak

dengan sengaja. Melainkan dengan proses ilmiah dan secara spontan.

Observasi alamiah ini dapat diterapkan pula pada tingkah laku yang lain,

misalnya saja : tingkah laku orang-orang yang berada di toko serba ada,

tingkah laku pengendara kendaraan bermotor dijalan raya, tingkah laku anak

yang sedang bermain, perilaku orang dalam bencana alam, dan sebagainya.

3. Sejarah Kehidupan

Sejarah kehidupan seseorang dapat merupakan sumber data yang penting

untuk lebih mengetahui “jiwa” orang yang bersangkutan, misalnya dari cerita

ibunya, seorang anak yang tidak naik kelas mungkin diketahui bahwa dia

bukannya kurang pandai tetapi minatnya sejak kecil memang dibidang musik

sehingga dia tidak cukup serius untuk mengikuti pendidikan di sekolahnya.

4. Wawancara

Wawancara merupakan tanya jawab si pemeriksa dan orang yang diperiksa.

Agar orang diperiksa itu dapat menemukan isi hatinya itu sendiri, pandangan-

pandangannya, pendapatnya dan lain-lain sedemikian rupa sehingga orang

yang mewawancarai dapat menggali semua informasi yang dibutuhkan.

5. Angket

Angket merupakan wawancara dalam bentuk tertulis. Semua pertanyaan telah

di susun secara tertulis pada lembar-lembar pertanyaan itu, dan orang yang

diwawancarai tinggal membaca pertanyaan yang diajukan, lalu menjawabnya

secara tertulis pula. Jawaban-jawabannya akan dianalisis untuk mengetahui

hal-hal yang diselidiki.

6. Pemeriksaan Psikologi

Dalam bahasa populernya pemeriksaan psikologi disebut juga dengan

psikotes Metode ini menggunakan alat-alat psikodiagnostik tertentu yang

hanya dapat digunakan oleh para ahli yang benar-benar sudah terlatih. alat-

alat itu dapat dipergunakan unntuk mengukur dan untuk mengetahui taraf

kecerdasan seseorang, arah minat seseorang, sikap seseorang, struktur

kepribadian seeorang, dan lain-lain dari orang yang diperiksa itu.

D.METODE PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

Pada Metode Psikologi Perkembangan memiliki 2 metode, yaitu metode umum

dan metode khusus. pada metode umum ini pendekatan yang dipakai dengan

Page 70: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

pendekatan longitudinal, transversal, dan lintas budaya. Dari pendekatan ini terlihat

adanya data yang diperoleh secara keseluruhan perkembangan atau hanya

beberapa aspek saja dan bisa juga melihat dengan berbagai faktor dari bawaan dan

lingkungan khususnya kebudayaan Sedangkan pada metode khusus merupakan

suatu metode yang akan diselidiki dengan suatu proses alat atau perhitungan yang

cermat dan pasti. Dalam pendekatan ini dapat digunakan dengan pendekatan

eksperimen dan observasi.

Psikologi kontemporer

Diawali pada abad ke 19, dimana saat itu berkembang 2 teori dalam

menjelaskan tingkah laku, yaitu:

1. Psikologi Fakultas 

Psikologi fakultas adalah doktrin abad 19 tentang adanya kekuatan mental

bawaan, menurut teori ini, kemampuan psikologi terkotak-kotak dalam beberapa

‘fakultas’ yang meliputi berpikir, merasa, dan berkeinginan. Fakultas ini terbagi

lagi menjadi beberapa subfakultas. Kita mengingat melalui subfakultas memori,

pembayangan melalui subfakultas imaginer, dan sebagainya.

2. Psikologi Asosiasi 

Bagian dari psikologi kontemporer abad 19 yang mempercayai bahwa proses

psikologi pada dasarnya adalah asosiasi ide yaitu bahwa ide masuk melalui alat

indera dan diasosiasikan berdasarkan prinsip-prinsip tertentu seperti kemiripan,

kontras, dan kedekatan.

Psikologi sebagai ilmu pengetahuan

Walaupun sejak dulu telah ada pemikiran tentang ilmu yang mempelajari

manusia dalam kurun waktu bersamaan dengan adanya pemikiran tentang ilmu yang

mempelajari alam, akan tetapi karena kerumitan dan kedinamisan manusia untuk

dipahami, maka psikologi baru tercipta sebagai ilmu sejak akhir 1800-an yaitu

sewaktu Wilhem Wundt mendirikan laboratorium psikologi pertama didunia.

Laboratorium Wundt

Pada tahun 1879 Wilhem Wundt mendirikan laboratorium Psikologi pertama di”

University of Leipzig”, Jerman. Ditandai oleh berdirinya laboratorium ini, maka

metode ilmiah untuk lebih mamahami manusia telah ditemukan walau tidak terlalu

memadai. dengan berdirinya laboratorium ini pula, lengkaplah syarat psikologi untuk

menjadi ilmu pengetahuan, sehingga tahun berdirinya laboratorium Wundt diakui

pula sebagai tanggal berdirinya psikologi sebagai ilmu pengetahuan.

Page 71: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

Berdirinya Aliran Psikoanalisa

Semenjak tahun 1890an sampai kematiannya di 1939, dokter berkebangsaan

Austria bernama Sigmund Freud mengembangkan metode psikoterapi yang dikenal

dengan nama psikoanalisis. Pemahaman Freud tentang pikiran didasarkan pada

metode penafsiran, introspeksi, dan pengamatan klinis, serta terfokus pada

menyelesaikan konflik alam bawah sadar, ketegangan mental, dan gangguan psikis

lainnya.

D. FUNGSI PSIKOLOGI SEBAGAI ILMU

Psikologi memiliki tiga fungsi sebagai ilmu yaitu:

Menjelaskan, yaitu mampu menjelaskan apa, bagaimana, dan mengapa

tingkah laku itu terjadi. Hasilnya penjelasan berupa deskripsi atau bahasan

yang bersifat deskriptif

Memprediksikan, Yaitu mampu meramalkan atau memprediksikan apa,

bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasil prediksi berupa

prognosa, prediksi atau estimasi

Pengendalian, Yaitu mengendalikan tingkah laku sesuai dengan yang

diharapkan. Perwujudannya berupa tindakan yang sifatnya preventif atau

pencegahan, intervensi atau treatment serta rehabilitasi atau perawatan.

Pendekatan perilaku

Menurut pendekatan perilaku, pada dasarnya tingkah laku adalah respon atas

stimulus yang datang. Secara sederhana dapat digambarkan dalam model S - R

atau suatu kaitan Stimulus - Respon. Ini berarti tingkah laku itu seperti reflek tanpa

kerja mental sama sekali. Pendekatan ini dipelopori oleh J.B. Watson kemudian

dikembangkan oleh banyak ahli, seperti B.F.Skinner, dan melahirkan banyak sub-

aliran.

Pendekatan kognitif

Pendekatan kognitif menekankan bahwa tingkah laku adalah proses mental,

dimana individu (organisme) aktif dalam menangkap, menilai, membandingkan, dan

menanggapi stimulus sebelum melakukan reaksi. Individu menerima stimulus lalu

melakukan proses mental sebelum memberikan reaksi atas stimulus yang datang.xx

Pendekatan psikoanalisa

Pendekatan psikoanalisa dikembangkan oleh Sigmund Freud. Ia meyakini

bahwa kehidupan individu sebagian besar dikuasai oleh alam bawah sadar.

Sehingga tingkah laku banyak didasari oleh hal-hal yang tidak disadari, seperti

Page 72: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

keinginan, impuls, atau dorongan. Keinginan atau dorongan yang ditekan akan tetap

hidup dalam alam bawah sadar dan sewaktu-waktu akan menuntut untuk dipuaskan.

Pendekatan fenomenologi

Pendekatan fenomenologi ini lebih memperhatikan pada pengalaman subyektif

individu karena itu tingkah laku sangat dipengaruhi oleh pandangan individu

terhadap diri dan dunianya, konsep tentang dirinya, harga dirinya dan segala hal

yang menyangkut kesadaran atau aktualisasi dirinya. Ini berarti melihat tingkah laku

seseorang selalu dikaitkan dengan fenomena tentang dirinya.

E. Kajian psikologi

Psikologi adalah ilmu yang luas dan ambisius, dilengkapi oleh biologi dan ilmu

saraf pada perbatasannya dengan ilmu alam dan dilengkapi oleh sosiologi dan

anthropologi pada perbatasannya dengan ilmu sosial. Beberapa kajian ilmu psikologi

diantaranya adalah:

1. Psikologi perkembangan

Adalah bidang studi psikologi yang mempelajari perkembangan manusia dan

faktor-faktor yang membentuk prilaku seseorang sejak lahir sampai lanjut usia.

Psikologi perkembangan berkaitan erat dengan psikologi sosial, karena sebagian

besar perkembangan terjadi dalam konteks adanya interaksi sosial. Dan juga

berkaitan erat dengan psikologi kepribadian, karena perkembangan individu dapat

membentuk kepribadian khas dari individu tersebut

2. Psikologi sosial

Bidang ini mempunyai 3 ruang lingkup, yaitu :

studi tentang pengaruh sosial terhadap proses individu, misalnya : studi

tentang persepsi, motivasi proses belajar, atribusi (sifat)

studi tentang proses-proses individual bersama, seperti bahasa, sikap sosial,

perilaku meniru dan lain-lain

studi tentang interaksi kelompok, misalnya kepemimpinan, komunikasi

hubungan kekuasaan, kerjasama dalam kelompok, dan persaingan.

3. Psikologi kepribadian

Adalah bidang studi psikologi yang mempelajari tingkah laku manusia dalam

menyesuaikan diri dengan lingkungannya, psikologi kepribadian berkaitan erat

dengan psikologi perkembangan dan psikologi sosial, karena kepribadian adalah

hasil dari perkembangan individu sejak masih kecil dan bagaimana cara individu itu

sendiri dalam berinteraksi sosial dengan lingkungannya.

Page 73: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

4. Psikologi kognitif

Adalah bidang studi psikologi yang mempelajari kemampuan kognisi, seperti:

Persepsi, proses belajar, kemampuan memori, atensi, kemampuan bahasa dan

emosi.

F. WILAYAH TERAPAN PSIKOLOGI

Wilayah terapan psikologi adalah wilayah-wilayah dimana kajian psikologi dapat

diterapkan. walaupun demikian, belum terbiasanya orang-orang Indonesia dengan

spesialisasi membuat wilayah terapan ini rancu, misalnya, seorang ahli psikologi

pendidikan mungkin saja bekerja pada HRD sebuah perusahaan, atau sebaliknya.

1. Psikologi sekolah

Psikologi sekolah berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak

didik dalam mengembangkan kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi. Yang

bertujuan untuk membentuk mind set anak

2. Psikologi industri dan organisasi

Psikologi industri memfokuskan pada menggembangan, mengevaluasi dan

memprediksi kinerja suatu pekerjaan yang dikerjakan oleh individu, sedangkan

psikologi organisasi mempelajari bagaimana suatu organisasi memengaruhi dan

berinteraksi dengan anggota-anggotanya

3. Psikologi kerekayasaan

Penerapan psikologi yang berkaitan dengan interaksi antara manusia dan mesin

untuk meminimalisasikan kesalahan manusia ketika berhubungan dengan mesin

(human error)

4. Psikologi klinis

Adalah bidang studi psikologi dan juga penerapan psikologi dalam memahami,

mencegah dan memulihkan keadaan psikologis individu ke ambang normal.

BAB 10

ILMU POLITIK

Page 74: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

A. PENGERTIAN, KARAKTERISTIK, DAN RUANG LINGKUP POLITIK

Istilah politik sering dikaitkan dengan bermacam- macam kegiatan dalam

system politik ataupun Negara yang menyangkut prosespenentuan tujuan sampai

dalam melaksanakan tujuan tersebut.

Ilmu politik adalah kajian tentang Negara, tujuan- tujuan Negara, dan

lembaga- lembaga yang akan melaksanakan tujuan- tujuan itu ; hubungan antara

Negara dengan warga negaranya serta dengan Negara lain.

Ruang lingkup disiplin ilmu politik kontemporer sangat luas. Subbidang

utama dari penyelidikan ilmu politik meliputi : pemikiran politik, teori politik,

lembaga- lembaga politik, sejarah politik, politik perbandingan, ekonomi politik,

administrasi public, teori- teori kenegaraan, hubungan internasional.

1. Pemikiran Politik

Subbidang ini merupakan akumulasi bangunan teks dan tulisanpara filsuf

besar yang membingkai pendidikan intelektual. Bagi mereka, tugas pemikiran

politik adalah untuk menemukan makna dan yang asli dari wacana klasik.

2. Teori Politik

Para ahli teori politik biasanya memiliki gaya sendiri- sendiri, kendati

memiliki cirri umum yang bersifat normative dalan orientasi teori politiknya yang

telah lama berevolusi.

3. Lembaga- Lembaga Politik

Merupakan kajian terhadap lembaga- lembaga politik, khususnya

peranan konstitusi, eksekutif, birokrasi, yudikatif, partai politik, dan system

pemilihan.

Banyak para ahli kontemporer yang menghabiskan waktunya untuk

memonitor, mengepaluasi, dan menghipotesiskan tentang asal usul,

perkembangan, dan konsekuensi lembaga politik, seperti aturan pluralitas system

pemilihan atau organisasi- organisasi pemerintahan yang semu.

4. Sejarah Politik

Banyak para ilmuan politik yang menjelaskan tentang sejarah politik

walaupun sering bias terhadap sejarah kontemporer.

Page 75: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

Secara garis besar politik cenderung terbagi dua kubu :

a. Hight politics

b. Low politics

5. Politik Perbandingan

Merupakan asumsi dari para ilmuan politik bahwa focus perbandingan

memberikan satu- satunya cara untuk menjadi ilmu social murni.

6. Ekonomi Politik

Subidang ini bertolak dari suatu pemikiran bahwa teori perilaku politik

sebagaimana teori perilaku ekonomi, harus bermula dari premis sederhana

tentang manusia yang suka membangun prediksi dari perilaku mereka.di sinilah

letak hubungan ilmu politik dan ekonomi, dimana manusia tidak pernah puas

menggapai kepentingan diri yang rakus tersebut.

7. Administrasi Publik dan Kebijakan Umum

Keduanya merupakan cabang empiris dan normative dari ilmu politik

yang tumpang- tindih dengan hukum dan ekonomi.

8. Teori Kenegaraan

Teori ini sering diduga merupakan teori politik yang paling padu dalam

memerikan perhatian bagi teori politik kontemporer, pemikiran politik, administrasi

politik, dan hubungan internasional.

9. Hubungan Internasional

Hubungan antarnegara merupakan hubungan internasional, jelas istilah

tersebut sangat menyesatkan bagi subdisiplin ilmu politik yang mempokuskan

pada hubungan lintas Negara dan internegara dalam diplomasi, transaksi

ekonomi, serta perang maupun damai.

Beberapa bidang kajian bidang kajian ilmu politik secara tematis yang

berkembang dewasa ini demikian luas dan banyak ragam seperti psikologi politik,

pluralisme politik, budaya politik, ekonomi politik, antropologi politik, politik etnik,

rekruitmen politik, partai politik, perwakilan politik, dan birokrasi politik.

Page 76: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

B. PENDEKATAN, METODE, TEKNIK, DAN ILMU BANTU POLITIK

1. Pendekatan

a. pendekatan kuantitatif

b. pendekatan kualitatif

2. Metode

a. metode deskriftif

b. metode analisis

c. metode evaluatif

d. metode klasifikasi

e. metode perbandingan

3. Teknik

Teknik yang banyak digunakan dalam ilmu politik sebenarnya banyak

ragamnya seperti field work, infestigation, questionare, sampling, interview,

opinionnaire, participant observer, schedule, direct observation,case study, dan

action research.

4. Ilmu Bantu

a. Sejarah

b. Filsafat

c. Antropologi

d. Sosiologi

e. Psikologi Sosial

f. Ilmu Ekonomi

g. Ilmu Hukum

h. Ilmu Geografi

C. TUJUAN DAN FUNGSI ILMU POLITIK

Secara umum terdapat tiga makna tujuan mempelajari ilmu politik

1. Perpektif Intelektual

2. Perspektip Politik

3. Perspektip Ilmu Politik

D. SEJARAH PERKEMBANGAN POLITIK

Page 77: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

Ilmu politik lahir sejak abad ke- 19. Apabila ilmu politik merupakan disiplin

ilmu yang bercorak Amerika maka cikal bakalnya adalah eropa klasik.

Singkatnya, dalam paradigma politik waktu itu yang terpenting adalah

bagaimana untuk mencari suatu keselarasan atau keseimbangan antara

penguasa dan yang dikuasai.

E. HUBUNGAN POLITIK DENGAN ILMU- ILMU SOSIAL LAINNYA

1. Hubungan Sosiologi dengan Politik

2. Hubungan Antropologi dengan Politik

3. Hubungan sejarah dengan Politik

4. Hubungan Geografi dengan Ilmu Politik

5. Hubungan Ekonomi dengan Politik

6. Hubungan Psikologi dengan Politik

F. MAZHAB- MAZHAB POLITIK

Dalam pengelompokan mazhab- mazhab ilmu politik terbagi menjadi 5

mazhab, yakni mazhab institusionalisme, behaviorisme, plurarisme,

strukturalisme, dan developmentalisme.

G. KONSEP- KONSEP POLITIK

Adapun konsep- konsep yang dimaksud seperti, kekuasaan, kedaulatan

kontrak social, Negara, pemerintah, legitimasi, oposisi, system politik, demokrasi,

pemilihan umum, partai politik, desentralisasi, persamaan, demonstrasi, HAM dan

voting.

H. GENERALISASI- GENERALISASI POLITIK

Generalisasi itu merupakan pernyataan hubungan dua konsep atau lebih.

Dari pernyataan tersebut maka generalisasi- generalisasi dalam ilmu politik yang

sering dikembangkan di tingkat pendidikan menengah berkaitan dengan konsep

yang telah dibahas sebelumnya,

I. TEORI- TEORI ILMU POLITIK

1. Teori Politik Empiris

2. Teori Politik Formal

Page 78: Pengantar Ilmu Sosial (Fix)

3. Teori Politik Normatif