Putusan nomor : 295/PDT/2016/PT.MDN. Hal. 1. P U T U S A N Nomor : 295/PDT/2016/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara- perkara perdata dalam peradilan tingkat banding, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara antara : Pengugat., beralamat di Jl.Medan Selayang, Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara, Indonesia, selanjutnya disebut sebagai Pembanding semula Tergugat; Lawan : Tergugat,, lahir di Ngawi, tanggal 21 Juli 1980, di. Jl. Setia Budi, Medan Selayang, Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara, dan alamat tinggal sekarang di. Jl. Abadi Kompleks Abadi Palace Medan, Kecamatan Sunggal, Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara, Indonesia. Untuk dalam hal ini diwakili oleh Kuasa hukumnya STP, SH., MH.,,dkk masing-masing Advokat/Pengacara-Konsultan Hukum/Penasehat Hukum yang berkantor di Jalan Jend. Gatot Subroto Medan- Indonesia, Kode Pos 20112, Berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 09 Juni 2015, selanjutnya disebut sebagai Terbanding semula Penggugat; Pengadilan Tinggi tersebut; Telah membaca berkas perkara dan surat-surat yang berhubungan dengan perkara tersebut; TENTANG DUDUK PERKARA; Menimbang, bahwa Penggugat dalam surat gugatannya tertanggal Medan, 22 Juni 2015, yang telah terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Medan, dibawah register perkara nomor 324/Pdt.G/2015/PN.Mdn tertanggal 22 Juni 2015, telah mengemukakan hal-al sebagai berikut : 1. Bahwa PENGGUGAT dan TERGUGAT adalah suami istri yang sah yang telah melangsungkan perkawinan secara Agama Kristen Protestan di PENGADILAN TINGGI ME
24
Embed
PENGADILAN TINGGI MEDAN - pt-medan.go.id fileitu tidak mendapatkan izin cuti dari Perusahaan Penggugat bekerja. Atas dasar hal ini, Tergugat diduga berperilaku kasar dan sampai dengan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Putusan nomor : 295/PDT/2016/PT.MDN. Hal. 1.
P U T U S A N Nomor : 295/PDT/2016/PT-MDN
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara-
perkara perdata dalam peradilan tingkat banding, telah menjatuhkan putusan
sebagai berikut dalam perkara antara :
Pengugat., beralamat di Jl.Medan Selayang, Kota Medan, Propinsi Sumatera
Utara, Indonesia, selanjutnya disebut sebagai Pembanding
semula Tergugat;
Lawan :
Tergugat,, lahir di Ngawi, tanggal 21 Juli 1980, di. Jl. Setia Budi, Medan
Selayang, Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara, dan
alamat tinggal sekarang di. Jl. Abadi Kompleks Abadi
Palace Medan, Kecamatan Sunggal, Kota Medan, Propinsi
Sumatera Utara, Indonesia. Untuk dalam hal ini diwakili
oleh Kuasa hukumnya STP, SH., MH.,,dkk masing-masing
Advokat/Pengacara-Konsultan Hukum/Penasehat Hukum
yang berkantor di Jalan Jend. Gatot Subroto Medan-
Indonesia, Kode Pos 20112, Berdasarkan Surat Kuasa
Khusus tertanggal 09 Juni 2015, selanjutnya disebut
sebagai Terbanding semula Penggugat;
Pengadilan Tinggi tersebut;
Telah membaca berkas perkara dan surat-surat yang berhubungan
dengan perkara tersebut;
TENTANG DUDUK PERKARA;
Menimbang, bahwa Penggugat dalam surat gugatannya tertanggal
Medan, 22 Juni 2015, yang telah terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Medan, dibawah register perkara nomor 324/Pdt.G/2015/PN.Mdn tertanggal 22
Juni 2015, telah mengemukakan hal-al sebagai berikut :
1. Bahwa PENGGUGAT dan TERGUGAT adalah suami istri yang sah yang
telah melangsungkan perkawinan secara Agama Kristen Protestan di
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Putusan nomor : 295/PDT/2016/PT.MDN. Hal. 2.
Gereja GBKP Setia Budi Klasis Medan-Kampung Lalang yang
dilangsungkan di hadapan pemuka agama yang bernama Pdt. Fajar Alam
Kaban, MTH, pada tanggal 17 Juni 2009. Selanjutnya perkawinan tersebut
telah pula didaftarkan dan dicatatkan di Kantor Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Kota Medan sesuai dengan kutipan Akta Perkawinan
berdasarkan Akta Perkawinan Nomor: U/MDN/2009, Kutipan Akta
Perkawinan tersebut dikeluarkan di Medan pada tanggal 01 Juli 2009;
2. Bahwa dari hasil perkawinan antara Penggugat dan Tergugat dikaruniai 3
(tiga) orang anak, yakni:
- Anak.I, Jenis Kelamin: Perempuan, Lahir di Medan, Tanggal 23
Desember 2009;
- Anak.II, Jenis Kelamin: Laki-laki, Lahir di Medan, Tanggal 04 Desember
2010;
- Anak-III, Jenis Kelamin: Perempuan, Lahir di Medan, Tanggal 14 Maret
2013.
3. Bahwa awal setelah terlaksananya perkawinan Penggugat dengan Tergugat,
rumah tangga dalam keadaan harmonis dan rukun serta damai sejahtera.
Kemudian Penggugat dengan Tergugat hidup serumah di rumah orang tua
Tergugat yang berlamat di Jl. Setia Budi Gg. Kenanga I, No.: 00, Kelurahan:
Tanjung Sari, Kecamatan: Medan Selayang, Kota Medan, Propinsi Sumatera
Utara, Indonesia;
4. Bahwa sebelum dilaksanakannya acara Perkawinan antara Penggugat dan
Tergugat; Penggugat sudah dalam keadaan hamil 3 (tiga) bulan. Disamping
itu juga, sebelum Penggugat menikah dengan Tergugat, Penggugat bekerja
di salah satu perusahaan PT. Dermato Medica Laboratories (PT.SDM) sejak
tanggal 04 Januaro 2004 dan berhenti bekerja sebagai karyawan PT.SDM
sejak tanggal 24 Mei 2013 dibuktikan dengan Surat Keterangan Kerja
Nomor: 039/NSM/V/13, yang diterbitkan oleh PT.SDM, tertanggal 27 Mei
2013;
5. Bahwa selama menjalani kehidupan rumah tangga, Penggugat dengan
Tergugat sering terjadi Percekcokan/Pertengkaran, dimana Tergugat
memiliki sifat buruk, yakni: berperilaku kasar terhadap Penggugat dan anak-
anak; mengancam Penggugat; pernah memukul Penggugat; serta Tergugat
selalu pulang kerumah larut malam ataupun dipagi hari tanpa alasan yang
jelas;
6. Bahwa disekitar antara bulan Juni sampai dengan bulan desember 2009
disaat Penggugat dalam keadaan hamil anak pertama, Tergugat pernah
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Putusan nomor : 295/PDT/2016/PT.MDN. Hal. 3.
melakukan kekerasan pisik dengan dugaan menendang Pengugat, akan
tetapi Penggugat mengelak dari tendangan tersebut;
7. Bahwa disekitar tahun 2010 dengan bulan yang tidak diingat lagi disaat
Penggugat hamil anak kedua. Penggugat dengan Tergugat pernah
bertengkar, disebabkan disaat ada acara adat pemakaman orang meninggal
dari keluarga Tergugat, Penggugat tidak bisa ikut karena Penggugat waktu
itu tidak mendapatkan izin cuti dari Perusahaan Penggugat bekerja. Atas
dasar hal ini, Tergugat diduga berperilaku kasar dan sampai dengan
mengusir Penggugat dari rumah orang tua Tergugat, kemudian Tergugat
menyuruh Pengggat agar pulang kerumah orang tua Penggugat di Binjai,
akan tetapi Penggugat waktu itu malu percekcokan/pertengkeran tersebut
diketahui orang tua Penggugat, maka Penggugat memutuskan untuk tidak
ke rumah orang tua Penggugat disamping saat itu sudah keadaan dimalam
hari dan selanjutnya Penggugat bersama anak-anak menginap dihotel
bersama dengan pembantu;
8. Bahwa disekitar akhir tahun 2010, Penggugat dan Tergugat membeli 1 (satu)
unit rumah yang terletak di Jl. Abadi Komp. Perum. Setia Budi Abadi Palacea
Kel.: Tanjung Rejo, Kec.: Medan Sunggal, Kota Medan dengan pembelian
rumah tersebut dilakukan secara fasilitas kredit dari PT. Bank Negara
Indonesia dengan jangka waktu 240 (dua ratus empat puluh) bulan sejak
tanggal 21 Desember 2010. Dan dana awal dalam pembelian rumah
tersebut adalah uang milik dari Penggugat sendiri yang merupakan
tabungannya dari masa gadisnya sejumlah Rp. 100.000.000,- (seratus juta
rupiah); Disamping itu juga, selama fasilitas kredit sampai dengan sekarang
ini, Penghasilan penggugatlah yang menutupi pembayaran kredit bulanan
tersebut;
9. Bahwa disekitar tahun 2011 antara Penggugat dengan Tergugat terjadi
percekcokan/pertengkaran tentang menjaga anak, karena posisi Penggugat
yang bekerja sebagai karyawan dan posisi Tergugat lebih banyak waktu
luang tidak bekerja. Oleh karena itu, Pengugat sering meminta tolong sama
Tergugat agar anak-anak dijaga Tergugat disaat Penggugat bekerja, akan
tetapi Tergugat tidak bersedia dalam menjaga anak. Dengan hal tersebut,
anak-anak sering dibawa Penggugat kekantor tempat Penggugat bekerja
dan Penggugat pernah meminta tolong kepada orang tua Penggugat dan
adek Penggugat bernama Agustinus untuk datang kerumah membantu
Penggugat dalam menjaga anak disaat Penggugat bekerja;
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Putusan nomor : 295/PDT/2016/PT.MDN. Hal. 4.
10. Bahwa disekitar bulan Juni 2012, Penggugat dimutasikan ke daerah Propinsi
Aceh oleh Perusahaan tempat kerja Penggugat, hal ini disebabkan
Perusahaan menilai kinerja Penggugat sangat buruk karena tidak disiplin
yang penyebabnya sering membawa anak ke kantor. Faktor penyebab
Penggugat sering membawa anak ke tempat kerja Penggugat, karena anak
tidak ada yang menjaga, walaupun Penggugat selalu meminta sama
Tergugat untuk menjaga anak selama Penggugat bekerja, karena Tergugat
lebih banyak waktunya tidak bekerja. Disamping itu juga, selama menjalani
rumah tangga Penggugat dan Tergugat, Penggugatlah yang menjadi tulang
punggung mencari nafkah dalam membiyai kehidupan sehari-hari keluarga
Penggugat dan Tergugat; Pada saat Penggugat bekerja di Aceh, anak-anak
dan barang-barang dari rumah yang di Jl. Abadi di pindahkan ke rumah
orang tua Tergugat;
11. Bahwa disekitar bulan Februari 2013 disaat Penggugat dalam keadaan hamil
anak ke-3 (tiga), Penggugat Pulang ke Medan karena ada cuti kerja selama
3 (tiga) bulan dan pada saat pulang kemedan, Penggugat memilih tinggal di
hotel selama 1 (satu) bulan, karena orang tua Tergugat tidak
memperbolehkan Penggugat datang kerumah. Dan disamping itu, karena
Penggugat menunggu rumah yang di Jl, Abadi dibersihkan serta menunggu
semua barang-barang milik Penggugat dan Tergugat dibawa dari rumah
orang tua Tergugat kembali ke rumah yag di Jl. Abadi;
12. Bahwa untuk menjaga kedamaian agar tidak terjadi
percekcokan/pertengkeran dalam rumah tangga Penggugat dengan
Tergugat dan demi memenuhi keinginan dari Tergugat. Sekitar bulan Mei
2013 Penggugat memutuskan untuk mengundurkan diri bekerja dari
Perusahaan PT.SDM tersebut. Selama kurang lebih 1 (satu) tahun Pengugat
menjalankan kewajibannya sebagai ibu rumah tangga, disamping itu
Tergugat tidak memilik perkerjaan yang tidak jelas, pulang dengan suka-
suka, kadang pulang pagi-pagi dan pulang dimalam hari. Dan Tergugat
selalu mengatakan Tegrugat bekerja dan rutin memberikan uang, akan tetapi
diketahui belakangan dengan mengecek uang tabungan sudah berkurang;
Semenjak Pengugat berhenti bekerja seluruh ATM milik Penggugat
dipegang sendiri oleh Tergugat;
13. Bahwa disekitar bulan Mei 2013 tersebut juga, juga terjadi
percekcokan/pertengkaran, dimana Tergugat sering cakap-cakap kotor
hanya karena perbedaan pendapat dalam urusan rumah tangga, Tergugat
sering tidak pulang kerumah. Hal ini membuat Penggugat protes kepada
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Putusan nomor : 295/PDT/2016/PT.MDN. Hal. 5.
Tergugat disamping Tergugat tidak pernah memberikan nafkah hidup anak-
anak. Atas dasar itu, Tergugat langsung marah-marah dan mau melakukan
melemparkan barang-barang, mengucapkan kata-kata kotor, hal ini sering
dilakukan didepan anak-anak sehingga pernah anak-anak mengucapkan
kata-kata “bapak jahat”. Walaupun demikian, Penggugat tetap sabar
menghadapi Tergugat;
14. Bahwa meskipun Tergugat pernah bekerja, namun sebagian besar
penghasilannya dipergunakan tidak untuk kepentingan nafkah anak dan
Tergugat. Disamping itu juga, Tergugat pernah memberikan biaya nafkah
hidup disekitar bulan Agustus 2014 sampai dengan Nopember 2014 yang
pemberiannya diberikan disertai dengan memakai tanda terima kwitansi; dan
setelah itu Tergugat sampai sekarang ini tidak pernah memberikan nafkah
kebutuhan rumah tangga;
15. Bahwa Penggugat selalu sabar dan memberikan nasehat kepada Tergugat
dengan perilaku sifat kebiasaan buruk dari Tergugat, akan tetapi Tergugat
bukannya tersadar serta mengubah kebiasaan buruknya namun melakukan
pemukulan terhadap Penggugat di depan anak-anak Penggugat/Tergugat
yang masih kecil-kecil;
16. Bahwa dengan sulitnya ekonomi kebutuhan rumah tangga, dikarenakan
Penggugat tidak lagi bekerja sejak tanggal 24 Mei 2013. Dalam menjalani
rumah tangga yang sering terjadi percekcokan/pertengkaran, Penggugat
berinisiatif dan mengusulkan kepada Tergugat membuka usaha penjualan
obat-obat dan alat-alat kesehatan hal ini didasarkan pada pengalaman
penggugat dalam menjalankan usaha penjualan obat-obat/alat-alat
kesehatan tersebut, karena Penggugat berpendapat bisnis tersebut sangat
menjanjikan dan hasil usaha akan cukup membutuhi kebutuhan hidup rumah
tangga;
17. Bahwa berjalannya usaha bisnis tersebut yang sampai sekarang ini
dikerjakan Penggugat dan dari hasil keuntungan bisnis tersebutlah Pengggat
membiayai seluruh kebutuhan rumah tangga Penggugat dengan Tergugat
terkhusus dalam biaya-biaya hidup anak-anak sehari-hari; Selama
menajalani dan menekuni bisnis usaha tersebut, Tergugat sama sekali tidak
memberikan dukungan baik dalam membantu Penggugat pengurusan usaha
tersebut, hal ini dibuktikan dengan Tergugat sampai dengan sekarang ini
tidak bersedia membantu dalam meberikan persetujuan pengadministrasian
permohonan pengajuan pinjaman kredit ke PT. Bank Negara Indonesia (BNI)
sebagai modal dalam memajukan usaha tersebut;
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Putusan nomor : 295/PDT/2016/PT.MDN. Hal. 6.
18. Bahwa disetiap terjadi percekcokan/pertengkaran Penggugat dengan
Tergugat, Tergugat langsung meninggalkan Penggugat dan anak-anak dan
Tergugat berada dirumah orang tuanya. Paling ironisnya, Tergugat pernah
meningalkan Penggugat dalam keadaan terutang dan hal ini menjadi puncak
percekcokan/pertengkeran, dimana pada saat itu, dirumah tidak ada lagi
beras untuk membuat bubur makanan anak-anak yang pada akhirnya
Penggugat meminjam dari tetangga. Disaat Penggugat mempertanyakan
kepada Tergugat tentang uang untuk belanja, Tergugat selalu menjawab
tidak ada uang. Padahal ada hasil usaha yang dijalankan dalam tabungan
yang dipegang Tergugat. Sehingga Penggugat sangat curiga dan menurut
Penggugat dari hasil usaha tersebut keuntungan yang diperoleh cukup untuk
membutuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Karena kecurigaan
tersebut, Penggugat membuka isi dompet Tergugat saat Tergugat keadaan
tertidur dan pada saat itu ada uang cash sebanyak Rp. 250.000,- (dua ratus
lima puluh ribu rupiah), kemudian Pengugat mengambil uang tersebut dan
mengambil ATM Penggugat dengan diam-diam. Setelah Tergugat terbangun
langsung pergi dari rumah dan tiba-tiba Tergugat marah-marah sambil
memaki-maki, melemparkan dompet kearah Penggugat sambil mengatakan
malu Tergugat diluar disaat mau bayar makanan uangku tidak ada didompet,
selanjutnya Tergugat menghempaskan pintu rumah dan pada saat itu
Penggugat memprotes mengatakan sampai hati makan sendiri diluar
sementara dirumah satu butir beraspun tidak ada untuk dimasak;
19. Bahwa oleh karena, Tergugat sering tidak dirumah dan Tergugat diketahui
berada dirumah orang tua Tergugat. Penggugat memikirkan kepentingan
anak-anak, disekitar awal tahun 2015. Penggugat berinisiatif membawa
anak-anak kerumah orang tua Tergugat dengan tujuan membujuk Tergugat
agar kembali ke rumah dan atas atas dasar itu, Penggugat membilangkan ke
anak-anak agar meminta Tergugat pulang dan meminta juga ke nenek
(orang tua Tergugat) anak-anak, akhirnya orang tua Tergugat menyuruh
Tergugat pulang bersama anak-anak kerumah Penggugat dan Tergugat;
20. Bahwa disekitar bulan Maret 2015 tejadi percekcokan/pertengkaran antara
Penggugat dan Tergugat dimana Tergugat marah-marah, Tergugat tidak
dikasih Penggugat masuk ke dalam kamar, hal ini disebabkan karena
Tergugat suka-sukanya pulang kerumah disamping Tergugat tidak
memberikan nafkah biaya hidup rumah tangga. Atas dasar itu, Tergugat
memaki-maki dan paling ironisnya Tergugat pernah mematikan lampu rumah
dari luar rumah sehingga tiba-tiba anak-anak terbangun akibat merasakan
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Putusan nomor : 295/PDT/2016/PT.MDN. Hal. 7.
kepanasan dan anak-anak menangis. Dengan rasa ketakutan, Pengugat
meminta tolong sama satpam melalui by phone untuk menghidupkan stop
kontak lampu rumah dari luar rumah dan kejadian mematikan listrik dari luar
rumah sudah terjadi dua (2) kali. Disaat Penggugat minta tolong lagi sama
satpam perumahan, satpam perumahan tersebut tidak mau lagi dan
menyerah dengan alasan satpam perumahan jadi kena marah sama
Tergugat;
21. Bahwa walaupun demikian perbuatan Tergugat yang sering meinggalkan
rumah, dan tidak adanya dukungan untuk membantu Penggugat dalam
menjalankan usaha yang dijalankan, Penggugat tetap sabar dalam
menjalankan usaha tersebut demi menafkahi biaya-biaya kebutuhan rumah
tangga terkhusus membiayai anak-anak yang masih kecil-kecil. Yang
faktanya disaat Penggugat dalam menjalankan usaha tersebut dalam hal
pengiriman barang-barang orderan konsumen dan penjemputan barang-
barang orderan dari supliyer, Penggugat selalu berusaha menyetir sendiri
mobil dan membawa anak-anak didalam mobil. Disamping itu juga, disaat
Penggugat merekruitmen seorang karyawan dalam posisi driver untuk
membantu pengiriman barang-barang usaha kepada konsumen, driver
tersebut tidak bisa bertahan lama karena selalu ada pengamcaman
dilakukan Tergugat sehingga orang yang akan dipekerjakan pun tidak
menjadi betah. Penggugat pernah meminta Tegugat untuk membantu
Penggugat dalam menjalankan usaha tersebut, akan tetapi Tergugat tidak
pernah mau bersedia dalam membantu dengan alasan bekerja diluar rumah;
walaupun secara fakta Tergugat jarang memberikan biaya-biaya nafkah
kehidupan rumah tangga;
22. Bahwa disekitar tahun 2012, karena ketidakmampuan dari Penggugat
menghadapi Tergugat. Penggugat pernah berniat untuk mengajukan
gugatan cerai kepada Tergugat, karena keseringan Tergugat memberikan
ancaman dan seolah-olah Tergugat tidak mendukung Penggugat bekerja,
padahal apabila Penggugat tidak bekerja tidak akan ada membiayai
kebutuhan rumah tangga, akan tetapi niat di tahun 2012 untuk mengajukan
gugatan cerai tersebut diurungkan Penggugat, karena Penggugat melihat
kepentingan anak-anak. Ketidak mampuan Penggugat ini menjadi
penyiksaan bathin bagi diri Penggugat dan kadang Penggugat dalam
kesendiriannya menangis;
23. Bahwa dengan fakta-fakta diatas, Penggugat tidak ada jalan lain dalam
memperbaiki keutuhan rumah tangga Penggugat dengan Tergugat walaupun
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Putusan nomor : 295/PDT/2016/PT.MDN. Hal. 8.
sudah berusaha Penggugat dalam memperbaiki keutuhan rumah tangga
tersebut. Oleh karena itu, dimohonkan kepada Majelis Hakim agar
menyatakan Perkawinan antara PENGGUGAT dengan TERGUGAT yang
telah dilangsungkan menurut Agama Kristen Protestan di Gereja GBKP
Setia Budi Klasis Medan-Kampung Lalang yang dilangsungkan di hadapan
pemuka agama yang bernama Pdt. Fajar Alam Kaban, MTH, pada tanggal
17 Juni 2009. Selanjutnya perkawinan tersebut telah pula didaftarkan dan
dicatatkan di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan
sesuai dengan kutipan Akta Perkawinan berdasarkan Akta Perkawinan
Nomor:/U/MDN/2009, Kutipan Akta Perkawinan tersebut dikeluarkan di
Medan pada tanggal 01 Juli 2009, Putus Karena Perceraian;
24. Bahwa mengingat perilaku dari TERGUGAT sebagaimana telah diuraikan
dalam fakta-fakta hukum diatas serta tidak menunjukkan sebagai Suami
yang baik dan akan dapat mempengaruhi watak dan perilaku anak hasil
perkawinan maka sudah selakyaknya PENGGUGAT diangkat sebagai Wali
Pengasuh untuk mengasuh dan memelihara anak-anak dari hasil
perkawinan antara PENGGUGAT dengan TERGUGAT;
Hal ini didasarkan pada dasar hukum, sebagai berikut:
a. Pasal 41 huruf (a) Undang-Undang No.: 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan, yang menyatakan: “Baik Ibu atau Bapak tetap berkewajiban
memelihara dan mendidik anak-anaknya, semata-mata berdasarkan
kepentingan anak bilamana ada perselisihan mengenai penguasaan
anak-anak pengadilan memberi keputusan”;
b. Yurisprudensi Mahkamah Agung R.I., No.: 239 K/SIP/1968, Tanggal 15
Maret 1969, dimana pertimbangan/kaedah hukumnya menyatakan:
“bahwa berhubung kedua anak dari kedua pihak tersebut masih kecil dan
masih membutuhkan kasih syanag dan perawatan seorang ibu, maka
pihak ibu lah yang patut diangkat menjadi wali atas anak-anak tersebut”;
c. Yurisprudensi Mahkamah Agung R.I. No. 392 K/SIP/1969, dimana