PENERJEMAHAN DI INDONESIA : Peta dan Klasifikasi Buku-buku Terjemahan Arab-Indonesia 1970-2000 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sastra (SS) Oleh SYAMSUDDIN NIM: 103024027565 PROGRAM STDDI TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1428 H./2007. M
210
Embed
PENERJEMAHAN DI INDONESIA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12677/1/SYAMSUDDIN-FAH.pdf · Peta dan Klasifikasi Buku-buku Terjcmahan Arab-Indonesia
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENERJEMAHAN DI INDONESIA :
Peta dan Klasifikasi
Buku-buku Terjemahan Arab-Indonesia
1970-2000
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sastra (SS)
Oleh
SYAMSUDDIN
NIM: 103024027565
PROGRAM STDDI TARJAMAH
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1428 H./2007. M
PENERJEMAHAN DI INDON:ID:SJ[A:
Peta dm1 Klasiiikasi
Buku-bu!m Terjenmlmn Arab-Indonesia
1970-2000
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora
untuk Memenuhi Persyaratan Memperokh
Gelar Sarjana Sastra (SS)
Pembimll>i11g,
Karlina Helma11ita, M. A
NW: 150 286 392
PROGRAM STUDI TARJAMAH
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1428 H./2007. M
Pengesahan Panitia Ujian
Skripsi yang berjudul "PENERJEMAHAN DI INDONESIA: Peta dan
Klasifikasi Bulrn-bulrn Terjemahan Arab Indonesia 1970-2000". Telah diujikan
dalam sidang Munaqosyah Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tanggal 21 Juni 2007. Skripsi ini telah di terima
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (SI)
pada Jurusan Tarjamah.
Sidang Mmmqosyah
Ketua Merangkap Anggota
~ NIP. 150 268 589
Anggot Penguji
Drs C:lullah M.A . NIP. 150 262 446
Pembimbing
-=--~--~ Karlina Helmanita, M. Ag. NIP. 150 286 392
Jakarta, 22 Juni 2007 M
KATA PENGANTAR
r--)1 ,y--)1 ..1i1 r
Peneliti mengucapkan syukur al-hamdulillah Robbi! A'lamin, dari lubuk hati
yang paling dalam, dengan rasa keikhlasan dan iringan kesucian jiwa yang bersih,
serta sujud dan tunduk dengan segala kelemahan seraya bersyukur atas ni'mat-Nya
yang telah diberikan kepada peneliti, sehingga dengan hidayah serta ma'unah-Nyalah
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Namun di samping dari pada itu semua,
peneliti mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada beberapa pihak
yang telah membantu dan ikut serta dalam penyelesaian karya ilmiah ini terutama
kepada:
I. Bapak Dr. H. Abdul Chair selaku Dekan Fakultas Adah dan Humaniora yang
telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk belajar menimba ilmu
selama 4 tahun, sampai berkesempatan menulis skripsi ini.
2. Bapak Ors. lkhwan Azizi dan Ors. H. Syaekhuddin selaku Ketua dan Sekretaris
Jurusan Tarjamah Fakultas Adab dan Humaniora yang juga turut memberikan
kemudahan kepada peneliti dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
3. Terima kasih peneliti ucapkan kepada kepala dan staf Perpustakaan Nasional
Republik Indonesia yang telah memberikan izin kepada peneliti dalam mengakses
data-data dalam katalog dan indeks terjemahan Perpustakaan Nasional Republik
Indonesia.
3. Terimakasih peneliti haturkan yang sedalam-dalamnya kepada Bunda tercinta !bu
Karlina Helmanita, M.A selaku dosen dalam mata kuliah seminar skripsi dan
dosen pembimbing srkripsi ini. Selama proses penelitian berlangsung, masukan
dan analisisnya yang kontributif turut memberi warna dalam setiap proses
penulisan. Darinya peneliti dapat menimba pengetahuan dan pengalaman
terutama ketika pertama kali belajar menghunting data yang tidak mudah dari
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Bimbingannya yang tanpa mengenal
rasa lelah meskipun dalam keadaan sakit, namun dengan rasa kasih dan tanggung
jawabnya yang tinggi, bunda tetap memberikan motivasi dan waktu untuk
memeriksa dan mengedit skripsi ini dengan tajam dan penuh kecermatan.
Terimakasih bunda semoga amal ibadah bunda dibalas oleh yang Maha Kuasa.
Amin.
4. Ayahanda dan ibunda tercinta (Pain. H.R dan Fatimah) yang senantiasa
memberikan dukungan dan doanya untuk kesuksesan studi peneliti. Kakak
peneliti Muhammad, Edi Abidin, Junaidi Abdillah, Lilis, Emah, adikku Fitriyati,
dan kedua keponakanku Adzka Habibatul Khairah dan Fiildza Abriliannisa yang
telah ikut membantu dan senantiasa memberikan semangat kepada peneliti tanpa
henti.
5. Al-Mukarram KH. Sundusi Ma'mun dan Umi serta keluarga yang tidak kalah
andil dalam mendukung dan memberikan motivasi kepada peneliti, agar terns
bersemangat dalam belajar pantang menyerah. Kepada santri-santriku yang dalam
beberapa waktu ini jarang bertatap muka. Namun mereka tetap memberi inspirasi,
sehingga tanpa pengertian mereka, skripsi ini tidak dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Waiau demikian, kasih sayang peneliti tidak dapat mereduksi
pengabdian peneliti kepada mereka.
6. Sahabatku Jamilludin Ali yang selalu memberi masukan dan kritikannya selama
proses penulisan skripsi ini berlangsung. Bahkan menjelang finalisasi penulisan,
la bahkan meluangkan waktunya untuk membantu pengeditan spelling klasifikasi
buku pada bagian lampiran. Selama proses bimbingan dengan pembimbing yang
sama itulah kemudian, peneliti memperoleh semangat dan motivasi darinya, atas
segala apresiasinya peneliti ucapkan terima kasih yang sebesar-besamya.
7. Kepada temanku Sarfai yang telah memberikan pinjaman note book kepada
peneliti dalam penulisan skripsi ini mulai dari awal hingga akhir penulisan,
sehingga dengan bantuannya tersebut skripsi ini dapat di selesaikan.
8. Kepada semua teman-temanku, Jurusan Tarjamah angkatan 2003 yang telah
memberi dukungan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas canda,
solidaritas dan kebersamaan kalian dalam suka dan duka kita belajar di Fakultas
Adab tercinta ini. Pada akhimya peneliti haturkan terimakasih dan salam
persahabatan yang abadi.
Wassalam,-
Jakarta, Juni 2007 M
Syamsuddin
ABSTRAK
SYAMSUDDIN
PENERJEMAHAN DI INDONESIA Peta dan Klasifikasi Buku-buku Terjcmahan Arab-Indonesia 1970-2000
Pemetaan buku-buku terjemahan Bahasa Arab di Indonesia masih sangat terbatas.
Bukti ini ditunjukkan bahwa dalam rentang 30 tahun (1970-200.0) hanya sebanyak 367
judul buku Bahasa Arab yang berhasil diterjemahkan clan diterbitkan oleh sejumlah
penerbit di Indonesia. Bila dihitung rata-rata, maka penerbit di Indonesia baru berhasil
memproduksi 1 buku terjemahan Bahasa Arab, dalam setiap bulan per tahun. Tentu saja
jumlah ini jauh dari angka ideal. Padahal jumlah populasi masyarakat Islam Indonesia
yang besar memiliki ketergantungan pada sumber-sumber keislarnan dari sumber ajaran
Islam secara langsung, di mana buku-buku Bahasa Arab masih dipercayai sebagai
literatur primer dalam memahami Islam
Berdasarka11 dari data yang peneliti dapatkan bahwa perkembangan penerjemahan
begitu pesat terutama pada masa khalifah Bani Abbas. Karemmya peneliti membuat
pemetaan dilihat dari tahun, pengarang, penerjemah, kota terbit clan penerbit yang ada
dalam indeks terjemahan clan katalog pengarang yang di teliti sejak tahun 1970-2000.
Fakta membutikan bahwa perkembangan penerjemahan di Indonesia banyak berkembang
di Indonesia, terutama pada tahun 1990. Data ini berdasarkan dari buku-buku terjemahan
Arab-Indonesia yang yang terdaftar dalam indeks terjemahan Perpustakaan Nasional
Republik Indonesia.
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Data-data Penerbit Buku-buku Bahasa Arab 1970-2000 .................. 51
Tabel 2 Tema Buku-buku Terjemahn 1970-1980 ..................................... 65
Table 3 Data Pengarang 19770-1980 ................................................... 68
Tabel 4 Data Penerjemah Arab 1970-1980 ............................................. 73
Tabel 5 Data Penerbit Buku-buku Terjemahan Arab 1970-1980 ................... 77
Tabel 6 Tema Buku-buku Terjemahan Arab 1981-1990 ............................. 80
Tabel 7 Data Pengarang Buku-buku Terjemahan Arab 1981-1990 ................. 82
Tabel 8 Data Penerjemah Buku-buku Terjemahan Arab 1981··l990 .... : .......... 86
Tabel 9 Data Penerbit Buku-buku Terjemahan Arab 1981-1990 ................... 94
Tabel 10 Tema Buku-buku Terjemal1an 1991-2000 .................................. 100
Tabel 11 Data Pengarang Buku-buku Terjemahan 1991-2000 .................... 103
Tabel 12 Data Penerjemah Buku-buku Terjemahan Arab 1991-2000 ............ 114
Tabel 13 Data Penerbit Buku-buku Terjemahan Arab 1991-2000 ................. 122
DAFTARISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFT ART ABEL ......................................................................... .iv
DAFT AR ISi ................................................................................. v
PEDOMAN TRANSLITERASI. ..................................................... viii
BABIPENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ I
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................. 3
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... .4
D. Metodologi Pembahasan .......................................................... .4
E. Sistematika Penulisan ............................................................... 6
BAB II SEKILAS TENT ANG PENERJEMAHAN
A. Definisi Penerjemahan ............................................................ 8
B. Syarat-syarat Penerjemahan ..................................................... 12
C. Jenis-jenis Penerjemahan ......................................................... 17
D. Urgensi Penerjemahan di Dunia Arab .......................................... 24
BAB III PERTUMBUHAN PENERJEMAHAN ISLAM
A. Periode Awai Penerjemahan ...................................................... 27
B. Perkembangan Penerjemahan Islam ............................................. 28
C. Kebangkitan Intelektual Buku-Buku Terjemahan Bahasa Arab ............ 34
BAB IV POTRET DAN KLASIFIKASI BUKU-BUKU TERJEMAHAN
ARAB-INDONESIA
A. Peta Bumi Buku Terjemahan di Indonesia ................................... 50
B. Indikasi Pertumbuhan Buku-buku Penerjemahan Bahasa Arab
di Indonesia .............................................................................................. 60
C. Karakteristik Penerjemahan Buku-buku Bahasa Arab di Indonesia ......... 62
D. Klasifikasi Buku-buku Terjemahan Arab di Indonesia ....................... 64
1. Buku-buku Terjemahan Bahasa Arab-Indonesia 1970-1980 ............ 64
a. Terna ........................................................................................... 64
b. Pengarang ................................................................................... 67
c. Penerjemah ................................................................................... 72
d. Penerbit. .................................................................................... 76
2. Buku-buku Terjernahan Bahasa Arab-Indonesia 1981-1990 ............ 79
a. Terna ......................................................................................... 79
b. Pengarang ................................................................................. 81
c. Penerjernah ..................................................... "' ......................... 86
d. Penerbit. ..................................................................................... 94
3. Buku-buku Terjernahan Bahasa Arab-Indonesia 1991-2000 ............. 97
a. Terna ........................................................................................... 97
b. Pengarang .................................................................................. I 02
c. Penerjernah ................................................................................ 113
d. Penerbit ..................................................................................... 121
BAB V PENUTUP
A. Kesirnpulan ............................................................................................... 127
B. Rekornendasi ........................................................................................... 130
DAFT AR PUST AKA ......................................................................................... 132
penerjemahan, dan urgensi penerjemahan Arab-Indonesia
BAB III: Pertumbuhan penerjemahan Islam, meliputi periode awal
penerjemahan, perkembangan pene1jemahan Islam, dan
kebangkitan intelektual buku-buku terjemahan bahasa Arab.
6
BAB IV : Potret dan klasifikasi buku-buku terjemahan Arab-Indonesia,
meliputi peta bumi buku-buku terjemahan di Indonesia,
indikasi pertumbuhan penerjemahan buku-buku Bahasa Arab
di Indonesia, karakteristik pene1jemahan buku Bahasa Arab
di Indonesia, dan klasifikasi buku-buku terjemahan Arab di
Indonesia.
BABY : Bab ini adalah bab penutup yang berisi kesimpulan dari basil
penelitian. Diakhiri dengan rekomendasi yang dapat
ditawarkan untuk peneliti selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
7
BAB II
SEKILAS TENT ANG PENERJEMAIJ[AN
A. Definisi Penerjemahan
Banyak sekali definisi tentang terjemah yang dikemukakan oleh para ahli.
Sehingga apapun definisi yang digunakan, sebaiknya dipertimbangkan prinsip
akomodatif-operasional. Akomodatif dalam arti, mempertimbangkan definisi-
definisi tentang te1jemah yang pemah dikemukakan oleh para pengkaji pendahulu.
lni dimaksudkan sebagai sikap apresiatif (ta 'dzim, menghargai) terhadap hal-hal
yang dihasilkan oleh pengkaji sebelumnya.3
Sedangkan prinsip operasional memiliki maksud, bahwa definisi yang di-
gunakan sekalipun akomodatif terhadap hasil-hasil sebelumnya harus tetap
berpijak pada pertimbangan; Apakah definisi tersebut dapat dioperasionalkan pada
tahapan yang lebih praktis atau tidak.
lbnu Burdah berpendapat bahwa terjemahan adalah usaha memindahkan
pesan dari teks bahasa Arab (teks sumber) dengan padanannya ke dalam bahasa
Indonesia (bahasa sasaran).4
3 Pembahasan panjang tentang hal ini, lihat misalnya dalam Roger T Bell, Translation and Ttrans/ating:Theory and Practice, (London dan New York : Longman 1997), h. 1-32.
4 !bnu Burdah, Menjadi Penerjemah, (Yogyakarta: Tiara Wacana,. 2004), h. 9.
Translation atau pene1jemahan, selama ini didefinisikan melalui berbagai
cara dengan latar belakang teori dan pendekatan yang berbeda. Meskipun sangat
tidak mewakili keseluruhan definisi yang ada dalam dunia penerjemahan dewasa
ini, di sini akan disoroti enam definisi saja sebagai landasan pijakan memasuki
bab selanjutnya.
Catford sebagaimana yang dikutip Rochayah Mac:hali menggunakan
pendekatan kebahasaan dalam melihat kegiatan penerjemahan dan ia
mendefinisikannya sebagai "the replacemant of textual material in one language
(SL) by equivalent textual material in another language (TL)" (mengganti bahasa
teks dalam bahasa sumber dengan bahan teks yang sepadan dengan bahasa
sasaran).5
Newmark seperti yang dikutip pula oleh Rochayah Machali juga
memberikan definisi yang serupa, namun lebih jelas lagi : "rendering the meaning
of a text into another language in the way that the author in tended the text "
(menerjemahkan makna suatu teks kedalam bahasa lain sesuai dengan yang di
maksudkan oleh pengarang).
Definisi penerjemahan dalam arti yang luas adalah semua kegiatan
manusia dalam mengalihkan makna atau pesan, baik verbal maupun non-verbal
5 Rochayah Machali, Pedoman Bagi Peneljemahan, (Jakarta: PT Grasindo 2000), hat. 4-5.
9
dari suatu bentuk ke bentuk yang lainnya.6 Misalnya, seorang teknisi yang sedang
memasang instrumen tertentu seperti apa yang tertera di dalam kemasan
pemasangannya. Sedangkan definisi penerjemahan dalam arti yang sempit adalah
suatu proses pengalihan pesan yang terdapat di dalam teks bahasa sumber dengan
padanannya di dalam bahasa sasaran.7
Eugene A. Nida seperti yang telah dikutip oleh Maurust Simatupang
menyebutkan bahwa seorang penerjemah yang telah berhasil mendapatkan
reputasi intemasional dalam bidang linguistik (kebahasaan) mengatakan bahwa:
penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan isi pesan yang terdapat dalam bahasa
sumber (Bsu) ke dalam bahasa sasaran (Bsa) sedemikian rupa, sehingga orang
yang membaca atau mendengar pesan itu dalam bahasa sasaran (Bsa)
mendapatkan pesan yang sama dengan pesan orang yang membaca atau
mend en gar pesan itu dalam bahasa sumber (Bsu ). 8
Sedangkan definisi penerjemahan menurut Juliana House sebagaimana
yang dikutip oleh Nurachman Hanafi, dalam disertasinya menyatakan bahwa
6 Suhendra Yusuf, Teori Teljemah (Pengantar ke arah Pendekatan Linguistik dan Sosiolinguistik), (Bandung : PT. Mandar Maju, l 994), eel. ke-l, h. 8.
7 Jbid,h. 9. 8 Maurust Simatupang, Enam Maka/ah Tentang Peneljemahan, (Jakarta: PT. UKI, l 993),
eel. ke-3, h. 3.
10
11
penerjemahan adalah penggantian kembali naskah bahasa sasaran yang secara
semantik dan pragmatik sepadan.9
Pada hakikatnya, esensi terjemahan itu terletak pacla makna dari dua
bahasa yang berbeda struktumya dalam bahasa sumber (Bsu) dan bahasa sasaran
(Bsa). Oleh karena itu, House pun menjelaskan bahwa makna beraspek semantik
erat kaitannya dengan makna denotatif, yaitu makna yang terdapat dalam kamus
(makna leksikal) dan makna beraspek pragmatik bertaulan dengan makna
konotatif, yaitu yang berarti kiasan. 10
Dengan melihat definisi di atas, baik definisi penerjemahan dalam arti luas
sebagaimana yang telah di katakan oleh Catford maupun sempit menurut
Newmark, Eugene A. Nida secara tinjauan semantik maupun linguistik, sekilas
masing-masing definisi tersebut menurut peneliti nampak berbeda-beda, yang
sebenamya mempunyai muatan yang sama, yaitu adanya persamaan dan
penyesuaian pesan yang disampaikan oleh penulis naskah dengan pesan yang
diterima pembaca.
9 Nurachman Hanafi, Teori dan Seni Meneijemahkan, (Kupang : F'f. Nusa Indah, 1986), cet. ke-1, h. 26.
10 Ibid., h. 27.
B. Syarat-syarat Penerjemahan
I. Menguasai Bsu, baik lisan maupun tulisan dengan kemampuan 95 % pada
tingkat reseptif dan 85 % - 90 % pada tingkat produktif.
2. Menguasai Bsa sepenuhnya, baik lisan maupun tulisan, pada kemampuan
reseptif95 % maupun produktif85 %-90 %.
3. Menguasai bidang ilmu, pengetahuan ataupun kiat yang akan di
terjemahkan, setidak-tidaknya konsep - konsep dasarnya.
4. Mengetahui latar belakang sosial - budaya Bsu yang akan diterjemahkan.
5. Memiliki keluwesan kebahasaan sehingga ia mudah b(:radaptasi ke dalam
kondisi bahasa sumber dan bahasa sasaran, tanpa dilandasi prasangka baik
atau prasangka buruk.
6. Memiliki keluwesan kultural, sehingga ia mudah beradaptasi dalam kondisi
sosial budaya bahasa sumber dan bahasa sasaran, tanpa dilandasi prasangka
baik atau prasangka buruk.
Kedua kemampuan terakhir tersebut penting agar dalam menerjemahkan
teks bahasa sumber penerjemah dapat tetap mengusahakan terjemahan yang
sebaik-baiknya tanpa ingin mengubah teks bahasa sumber ataupun bahasa sasaran
menurut kehendaknya sendiri.
12
Penerjemah dengan segala keterbatasan terpaksa hams bergantung pada
naskah yang akan diterjemahkannya. Ia tidak boleh semaunya rnelepaskan diri dari
keterikatan itu, terutama dalam hal ini harus sesuai sebagairnana yang terdapat
pada naskah aslinya. Seringkali penulis naskah menggunakan kalimat yang
panjang dengan bermacam-macam anak kalimat, yang kesemuanya dirasa amat
berat bagi penerjemah untuk mengikutinya. Oleh karena itu, ada beberapa
perangkat intelektual yang perlu diperhatikan oleh para penerjemah di samping ia
harus memiliki syarat-syarat yang ada di atas, yaitu :
a. Menguasai sosial budaya penulis .
Unsur yang penting dalam mencari padanan atau acuan sebagai landasan
menerjemahkan adalah pengetahuan penerjemah yang mendalam mengenai kaidah
atau tata bahasa yang ada dalam bahasa sumber. Penguasaan bahasa sumber berarti
bahwa seseorang mempunyai pengetahuan yang mendalam tentang tata bahasa
tersebut yang berkaitan dengan struktur, arti kata-kata, sejarah, sosial budaya, dan
nuansa-nuansa bahasa itu sendiri.
13
Seorang penerjemah harus mampu berpindah-pindah dalam waktu yang
relatif singkat dari suatu budaya terhadap kebudayaan lainnya, karena pada suatu
saat membaca kalimat dalam bahasa sumber, namun beberapa. detik kemudian dia
harus pindah ke budaya bahasa sasaran untuk diterjemahkan. Dengan demikian,
kebudayaan suatu bangsa dalam suatu bahasa yang akan diterjemahkan itu sangat
dipengaruhi oleh penguasaan bahasa sumber tersebut.
b. Menguasai latar belakang pengarang.
14
Seluk-beluk bahasa sasaran atau bahasa ibu harus sebaik mungkin dikuasai
oleh seorang penerjemah sehingga pembaca tidak merasa sedm1g membaca karya
terjemahan karena bahasanya yang bagus, enak dibaca, lancar dan misi yang
hendak dibawa pengarang asli terwakili dan maksudnya pun jelas. Tetapi
sebaiknya, adakalanya kita membaca karya terjemahan yang begitu memikat
bahasanya dan kita pun menduga bahwa ini adalah karya asli bukan terjemahan
karena sepertinya ia lebih baik dari karya aslinya dan mcmang tidak jarang
terkadang penerjemah itu lebih dikenal daripada penulis aslinya karena hasil
terjemahannya itu memang benar-benar memikat pembaca. 11 Namun yang perlu
diperhatikan dan patut untuk dicurigai kalau-kalau itu semakin jauh menyimpang
dari karya aslinya.
Selain itu, kemampuan penerjemah dalam mengungkapkan pesan
seharusnya mendapatkan perhatian penuh. Penerjemah harus benar-benar
menguasai bahasanya sendiri dan mengikuti perkembangannya, karena jika
perkembangan itu tidak diikutinya bisa jadi dalam menerjemahkan ia akan
11 Ibid., h. 28-29.
cenderung menggunakan kata-kata yang ketinggalan zaman sehingga
mengakibatkan produk terjemahan yang kurang menarik.
Kebanyakan penerjemah kita saat ini mempunyai anggapan yang salah,
baik terhadap bahasa sumber maupun terhadap bahasa sasaran. Berbagai
kelemahan yang terdapat dalam terjemahan mereka adalah berdasarkan andaian,
dan tak jarang melakukan penerjemahan bebas, sehingga terkadang pesan bahasa
sumber tidak sampai pada pembaca.
Sebenamya tiap-tiap bahasa mempunyai keistimewaan dan kelemahan
masing-masing, umpamanya dari segi pembinaan kata, ciri-cirii unik susunan, cara
menghubungkan klausa dengan kalimat, petunjuk karangan, puisi, pribahasa dan
lain-lain.
c. Menguasai bahasa asli yang hendak diterjemahkan dan latar belakang
pengarang.
Hal yang penting untuk dilakukan oleh seorang penerjemah, terlebih
dahulu ia membaca teks keseluruhan untuk mendapatkan makna seluru isi sebuah
alinea atau sebuah buku. Adakalanya penerjemah juga harus membuka ensiklopedi
untuk mendapatkan kedalaman pengertian mengenai latar belakang suatu teks
yang akan di terjemahkan.
15
Seorang penerjemah yang baik setidak-tidaknya mengetahui latar belakang
penulis naskah asli yang meliputi sejarah hidup, kebangsaan, perjuangan, aliran
falsafah, budaya, dan maksud yang terkandung di dalam naskah aslinya secara
baik. Hal ini penting untuk penerjemah karya-karya sastra. Tetapi ini tidak begitu
penting untuk penerjemah buku-buku atau naskah-naskah sains.
Menyukai dan mengetahui penulis naskah asli merupakan ha! yang wajar.
Menyukai pengarangnya berarti mengajak kita untuk mendeteksi apa yang
disukainya. Kita pun dapat memindahkan unsur-unsur gaya dan nada emosi
sejelas-jelasnya. Oleh karena itu nada emosi dalam produk penerjemahan
hendaknya setepat nada emosi dalam naskah aslinya dan kalau itu bisa dilakukan,
berarti unsur-unsur lainya yang tercakup dalam naskah itu bisa tercermin.
16
d. Kreatif
Terjemahan sebagai produk pikiran asli yang dilakuk:an oleh penerjemah
memberi daya tarik tersendiri bagi penerjemahnya, yang berbt:da dari apa yang di
miliki si pengarang, karena produk terjemahan itu milik penerjemah, bukan
penulis naskah, maka reproduksi ini memberikan penerjemah suatu otonomi dalam
penerjemahan.
Otonomi itu semula lahir dari adanya beberapa altem.atif yang ada dalam
naskah aslinya, dimana penerjemah harus menimbang apa y.ang patut dilakukan
baginya terhadap tiap kata atau kalimat agar supaya sepadan. Dengan adanya
altematif semacam ini penerjemah dihadapkan pada satu tanggung jawab dan
kesempatan untuk memilih apa yang dapat diungkapkan dengan segala kemudahan
dan kesempatan untuk memilih apa yang bisa diungkapkan dengan segala
kemudahan.
Dengan demikian, seorang penerjemah harus benar-benar. Selain ketiga
faktor di atas, penerjemah sebaiknya dapat menentukan bidang tertentu yang lebih
dikuasai dan menjadi pilihannya. Kalau bidang tertentu itu yang lebih dikuasainya,
sebaiknya ia lebih mengkhususkan diri menjadi penerjemah naskah-naskah
tersebut.
C. Jenis-jenis Penerjemaban
Terjemahan dapat dikatagorikan dalam berbagai jenis dengan melihat
tujuan terjemahan, hasil akhir terjemahan, materi yang dite~jemahkan, dan cara
penerjemahan.
Apabila dilihat dari tujuan terjemahan, sesuai dengan apa yang dikutip oleh
Zuchridin Suryawinata, Brislin meminjam cara pembagian oleh Casagrande
(1954) yang membagi penerjemahan menurut tujuannya: pertama dalam
penerjemahan pragmatis, yaitu penerjemahan yang mem<:ntingkan ketepatan
(accuracy) misalnya penerjemahan dokumen-dokumen teknik: jenis yang kedua
adalah penerjemahan estetis-puitis yang mengutamakan emosi, perasaan dan
17
dampak afektif seperti misalnya penerjemahan puisi. Jenis yang ketiga adalah
penerjemahan etnografis yang mengutamakan ekuivalensi kebahasaan dalam
bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran.
Terjemahan dapat dilihat dari hasil akhir penerjemahannya yaitu derajat
kesetiaannya terhadap teks aslinya dalam bahasa sumber. Dalam kelompok ini
terdapat penerjemahan harfiah yaitu penerjemahan yang mengutamakan kesetiaan
kata demi kata dalam teks aslinya. 12
Dilihat dari metode yang digunakan dan hasil yang diperoleh, karya
terjemahan, oleh sebagian pihak, seringkali dikelompokkan pada dua kategori
18
yang sating berlawanan, yakni terjemah harfiyah dan ter:.iemah bi tasharruf
('bebas').
Terjemah harfiyah (literer). Kategori ini melingkupi terjemahan-
terjemahan yang sangat setia terhadap teks sumber. Kesetiaan biasanya
digambarkan oleh ketaatan penerjemah terhadap aspek tata bahasa teks sumber,
seperti urutan-urutan bahasa, bentuk frase, bentuk kalimat dan sebagainya.
Akibat yang sering muncul dari terjemah kategori ini ialah, hasil
terjemahannya menjadi saklek dan kaku karena penerjemah rnemaksakan aturan-
aturan tata bahasa Arab kedalam bahasa Indonesia. Padahal, keduanya memiliki
12 Zuchrudin Suryawinata, Teljemahan: Pengantar teori dan praAtek, (Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1989), hal. 3-4.
perbedaan yang mendasar. Hasilnya dapat dengan mudah di bayangkan, yakni
bahasa Indonesia yang bergramatika bahasa Arab, sehingga sangat aneh untuk
dibaca penutur bahasa sasaran (bahasa Indonesia).
Terjemah bi tasharruf (tafsiriyah atau 'bebas'). Kategori ini menunjuk
pada terjemahan-terjemahan yang tidak mempedulikan aturan tata bahasa dari
bahasa sumber. Orientrasi yang di tonjolkan adalah pemindahan makna.13
Adanya pembedaan dua kategori tersebut hanya ada pada dataran
konseptual. Pada kenyataannya, tidak ada satu terjemahan pun yang benar-benar
mumi haifiyah atau tafsiriyah. Penerjemah yang sak/ek sekalipun, tentu akan
memperhitungkan hasil terjemahnnya agar lugas dibaca ol.eh penutur bahasa
sasaran. Demikian pula sebaliknya, penerjemah yang "sebebas" apapun, tetap akan
memijakkan terjemahannya kepada aturan-aturan kabahasaan teks bahasa sumber.
Pendek kata, dua kategori di atas belum cukup memadai untuk memotret
dunia nyata dari hasi terjemahan. Yang ada dalam kenyatan adalah, terjemahan
selalu berada di tengah, di antara dua titik ekstrim tersebut. Wajar bila kemudian
muncul dua istilah lain, yakni "terjamah semi-haifiyah" dan terjemah "semi
tafsiriyah". Penerjemah semi-harfiyah, atau berarti "cenderung literal", lebih
mungkin terjadi pada terjemahan di antara dua bahasa yang memiliki kekerabatan
yang sangat dekat. Kekerabatan ini umumya dicerminkan oleh kedekatan tata
13 lbnu Burdah, Menjadi Peneljemah, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2004), h. 16.
19
bahasa di antara keduanya. Sedangkan penerjemahan "semi-tafsiriyah'', atau
"cenderung bebas", 14 biasanya dianut atau dituntut pada penerjemahan di antara
dua bahasa yang memiliki perbedaan tata bahasa yang cukup signifikan.
Masih dari aspek metode, terjemah sering pula dikelompokkan dalam
kategori yang lain, yakni kategori "terjemah langsung" dan kategori 'terjemah
tidak langsung'.
20
Terjemah Langsung. Yang biasa diandaikan dari rnakna terjemah ini
adalah terjemahan yang di lakukan secara langsung atau tanpa suatu persiapan,
meskipun sesungguhnya terjemahan yang umumnya di ungkapkan secara lisan ini
juga memerlukan persiapan, yakni sebelum pelaksanaan terjemahan. Jika demikian
halnya, makna yang lebih tepat dari kategori ini adalah 'terjemahan yang
dihadirkan secara langsung begitu teks sumber selesai di ucapkan ataupun
dituliskan. Dalam arti yang demikian, maka terjemah kategori ini tidak hanya
mencakup terjemah lisan (dalam acara-acara yang dihadiri oleh warga negara yang
beragam, semacam konferensi intemasional, atau terjemah dari para pemandu
turis, dan semacamnya), namun perlu pula mencakup pene~jemahan yang bertugas
menulis, misalnya dalam layar yang disiapkan sebagai alat bantu untuk pertemuan
pertemuan tersebut.
14 Ibid., h. 17.
Terjemah tidak langsung. Model ini sering pula disebut sebagai terjemah
biasa atau tidak langsung. Artinya, terjemahan yang dilakukan dengan persiapan
terlebih dahulu. Begitu teks sumber dihadirkan, maka tidak secara spontan teks
terjemahan dapat dihadirkan. Terjemahan yang paling banyak dilakukan ini
biasanya terjadi pada penerjemahan naskah-naskah tulisan terutama buku.
21
Newmark seperti yang telah di kutip oleh Rochayah Machali mengajukan
dua kelompok metode penerjemahan, yaitu: (I) metode yang memberikan
penekanan terhadap bahasa sumber (Bsu ), (2) metode yang memberikan
penekanan terhadap bahasa sasaran (Bsa). Dalam metode jenis yang pertama,
penerjemah berupaya mewujudkan kembali dengan setepat-tepatnya makna
konstektual, meskipun dijumpai hambatan sintaktis dan semantis yakni pada
bentuk dan makna. Dalam metode kedua, penerjemah berupaya menghasilkan
dampak yang relatif sama dengan yang diharapkan oleh penulis asli terhadap
pembaca versi Bsu.15
Jadi, metode penerjemahan dewasa ini bukan lagi sekedar mengenai
perdebatan antara penerjemahan harfiyah dan penerjemahan bebas seperti yang
selama ini mendominasi pembahasan tentang metode penerjemahan. Persoalan
persoalan luar teks seperti itu sepatutnya diberi perhatian dalam pemilihan metode
Pedoman Ilmu Jaya, Daya Sarana, Rohani Press, Patoman Ilmu Djaya, Garuda
Buana Indah, Mitra Pustaka, Remaja Rosdakarya, Litera Antara Nusa, Akademika
53 Ibid.
31
Pressindo. Maria Putra Pressindo, Risalah Gusti, Pustaka Firdaus, Darul Falah,
al-Bayan. 54
TABEL I
Data-data penerbit Buku-buku Bahasa Arab 1970.-2000
Berdasarkan Katalog dan Indeks Terjemahan Perpustakaan Nasional Republik
Indonesia
NO Nama Penerbit Kota penerbit Jumlah Buku
I Bulan Bintang Jakarta 59
2 Pustaka Al-Kautsar Jakarta 21
3 Granada Nadia Jakarta 8
4 Pustaka Firdaus Jakarta 7
5 Pustaka Mantia Solo 12
6 Hiiri Solo 3
7 Rhamadani Solo 6
8 Pustaka Azam Jakarta 5
9 Remaia Rosdakarva Bandung 4
10 Darul Hao Jakarta 3
I I Raia Grafindo Persada Jakarta 3
12 Risalah Gusti Surabaya 3
13 DinoneQoro BandunQ 7
14 Al-Bavan Bandung 2
15 Ban2kul Indah Surabava 2
16 Fikahati Aneka Jakarta 2
"' Nama-nama penerbit tersebut, diperoleh dari data katalog dan data indeks terjemah. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, tanggal 24 April 2007.
52
17 Pedoman Ilmu Java Jakarta 2
18 Darul Falah Jakarta 2 ·--
19 Era lntremedia Solo 2
20 Era Intremedia Surabaya I
21 Mitra Pustaka Yol!Yakmta I
22 Lentera Basritama Jakarta 2
23 Akafa Press Jakarta 2
24 Al-Kautsar Jakarta 2 i
25 Mizan Jakmta I 2 L 26 Gema Insani Press Jakarta
! 70
27 Gununl! Mulia Jakarta l
28 Ama'arif Bandung 11
29 Bina Ilmu Surabaya 9
30 Patoman Ilmu Djaya Jakarta I
31 Toha Putra Semarang 2
32 Islamiya Medan 3
33 Pustaka Amani Jakarta 3
34 Pustaka Bandunl! 5
35 Pustaka Jaya Jakarta I
36 Pustaka Anwar Bandung I
37 Pustaka Progresif Surabaya I
38 Waspada Medan I
39 Husaini Bandung 7
40 Lentera Jakarta I
41 Litera Antar Nusa Bol!or l
42 Mizan Jakarta 2
43 Mizan Bandun11 5
53
44 Kota Wali Demak I
45 Riora Cipta Jakarta I
46 Kota Kembang Y o!!vakarta I
47 Faizan Semarang I
48 RajaMurah Pekalongan I
49 Navila Y o!!vakarta I
50 Sastra Hudaya Jakarta I
51 Darul Kutubil Islamiya Jakarta l
52 Abdillah Putra Kendal 1
53 Al-Hidavah Jakarta 1
54 Y avasan Wisma Damai Jakarta 1
55 Garoeda Buana lndah Pasuruan 1
56 Aries Lima Jakarta I
57 Sinar Baru Bandung I
58 MM Press Semarang 1
59 LKPSM Y o!!vakarta 1
60 Logos Jakarta 1
61 Hadi Press Jakarta l
62 Batu Hitam Yogyakarta I
63 Hasvim Press Surabaya I
64 Darul Ulum Press Jakarta 1
65 Al-lzzah Bangil I Bag.Proyek Pengkajian Kebud.
66 Melayu Pekan Baru 1
67 Wicaksana Semarang 1
68 Pustaka Nasional Singapore I
69 Mujahidin Semarang 1
70 Sienttarama Jakarta 1
54
71 Al-lslamv Press Jakarta I
72 Ind ah Surabava I
73 Rohan i Press Jakarta I
74 Maria Putra Pressindo Jakarta I
75 Al-Isiah Press Jakarta 2
76 DayaSarana Jakarta I
77 Pustaka Panjimas Jakarta 3
78 Mutiara Ilmu Surabaya I I
79 Pustaka Tarikhul Izzah Deook I I
80 Al-Tibvan Solo I
81 BPFE Y o<>vakarta I
82 NurCahava Y o<>vakarta I
83 Media Dakwah Jakarta 2
84 Sinar Baru Bandung I
85 Sinar Baru Jakarta I
86 Granada Nadia Jakarta 8
87 Mitra Pustaka Jakarta 2
88 Al-Kautsar Jakarta 2
89 Dunia Ilmu Jakarta I
90 Aneka Jakarta 3
91 Al-Gesindo Jakarta I
92 Akademika Press Jakarta I
93 Wiiava Jakarta I
94 Bandung Bandung I
95 Dioonegoro Jakarta 4
96 Galia Indonesia Jakarta I
97 Bina Ilmu Jakarta I
98 Dunia Pustaka Jaya Jakarta l I
99 Risalah Bandune I
100 Pustaka Khas Jakarta I
I 01 Rosdakarva Jakarta 2
102 Ramadhani Jakarta I
103 Firdaus Jakarta I
JUMLAH TOTAL 367
Dari tabel di atas, jumlah data buku terjemahan yang berhasil dihimpun
dari indeks terjemah dan katalog Perpustakaan Nasional Republik Indonesia tahun
1970-2000, baru sebanyak 367 judul buku. Di antara jumlah judul buku tersebut
terdapat sebuah terbitan buku terjemahan tahun 1917 karya Muhammad Said
dengan judul buku Bagaimana Membagi Pusaka (a/-Fardid)., dan 4 judul yang
tidak diketahui dengan jelas tahun penerbitannya.
Dengan demikian, dalam perkembangannya penerjcmahan buku-buku
bahasa Arab di Indonesia agaknya tersendat-sendat. Hal ini terlihat dari
penerjemahan buku-buku bahasa Arab sebelum tahun 1970 (awal dan
pertengahan abad ke-20), terhitung masih sedikit. Apalagi, bila menelusuri abad
ke-19, tidak satu bukupun yang peneliti temukan dalam katalog dan indeks
terjemahan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia tersebut.
Nampaknya salah satu hambatan bagi perkembangan buku-buku
terjemahan Arab-Indonesia tersebut antara lain karena, persoalan kualitas
penerjemahan. Permasalahan ini menjadi fokus pembicaraan dalam seminar
55
sehari tentang kualitas penerjemahan buku oleh Badan Pertimbangan
Pengembangan Buku Nasional (BPPBN) dalam rangka mengkaji persoalan
kualitas penerjemahan di Indonesia pada tanggal 20 Agustus 1991.
Ringkasnya, acara seminar ini dimaksudkan sebagai bagian dari upaya
BPPBN dalam meningkatkan kualitas penerjemahan buku, dan didasarkan pada
kenyataan bahwa kegiatan penerjemahan itu bukan pekerjaan yang mudah.
Upaya ini didasarkan atas pertimbangan bahwa buku terjemahan akan
semakin mengambil peran penting dalam khasanah perbukuan di Indonesia,
khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang
dengan pesatnya.55
Seminar tersebut menghasilkan rumusan, salah satunya menyebutkan
bahwa kendala utama bagi peningkatan mutu terjemahan adalah langkanya
penerjemah yang bermutu. Setidak-tidaknya ada tiga hal yang harus dipenuhi
guna menanggulangi masalah ini:
I. Harus ada kerjasama antara penerbit, pakar dan penerjemah.
2. Harus ada kelompok penerjemah professional.
3. Harus ada imbalan yang layak. Dalam hal ini, dipersoalkan sejauh
mana imbalan ini diberikan dan ditentukan oleh pasar, termasuk bila
perlu melibatkan intervensi pemerintah.
"Hasan Basri., Op. Cit., h. 6-7.
56
Ringkasnya, penerbit maupun penerjemah dituntut untuk aktif
memperbaiki mutu penerjemahan, baik dalam meningkatkan kualitas dan
kuantitas penerbitan buku-buku terjemahan bahasa Arab.
Secara nyata disadari bahwa penerjemahan naskah asing sangat diperlukan
dalam rangka menyerap gagasan-gagasan positif dari luar. Buiku-buku terjemahan
terutama diperlukan sebagai wahana penyampaian informasi, sehingga pada
akhirnya sasaran alih pengetahuan dan teknologi dapat lebih mudah dicapai.
lntervensi pemerintah dalam pengembangan penerjemahan di Indonesia
nampaknya diperlukan agar bisa memberi andil berikut:56
I. Pemerintah melakukan intervensi bila terjadi kegagalan pasar.
2. Pemerintah menciptakan atau menggantikan fungsi pasar.
3. Pemerintah menyempurnakan atau menguatkan pasar.
Dalam percaturan dunia ekonomi dan perdagangan dan bermacam-macam
produk sampingannya, kita menyaksikan kesempatan kompetisi Indonesia terbuka
lebar. Sayang kemudahan itu tidak dibarengi dengan kemampuan untuk memupuk
kemampuan mempelajari dan memupuk gagasan serta wawasan bangsa-bangsa
lain.
Akibatnya kita saksikan antara lain munculnya sikap dan wawasan yang
sempit serta kurang peka terhadap pergeseran-pergeseran pendapat, terutama bagi
56 Ibid., h. 7.
57
mereka yang tidak sempat memperoleh akses pengetahuan melalui buku-buku
asing.
Dilema yang dihadapi penerbit-penerbit di Indonesia dalam masalah
menerbitkan buku-buku terjemahan cukup banyak, dari menemukan penerjemah
yang berkualitas, menentukan buku-buku yang aktual dan cocok untuk pangsa
pasar, biaya yang tinggi dan lambatnya pemasaran buku. Padahal tiras penjualan
buku terjemah Arab pada umumnya tidak pemah tinggi, yaitu dli antara 1.000.000-
5.000 kopi. Hal ini terjadi, baik di Perguruan Tinggi, SL TA, SL TP, buku-buku
terjemahan bahasa Arab hanya terjual 12%. (BPS, Survei Penduduk Antara
Sensus 1985 seri SUP AS no. 5). 57
Bandingkan dengan Uni Soviet dengan kegiatan bidang perbukuan.
Dengan populasi penduduk sebesar 280 juta, tiras buku fiksi 100.000-3.000.000;
buku anak 2.000.000-3.000.000: ilmu dan teknologi (umum) 100.000; ilmu dan
teknologi (bidang terbatas) 3.000-10.000; majalah sastra memuat terjemahan
penulis-penulis asing dengan tiras 1.000.000; umpamanya buku terjemahan Gone
With the Wind diterbitkan 1980 dengan tiras 150.000, habis dalam waktu setengah
tahun.58
Sebaliknya seri-seri terjemahan prakarsa KITLV (pada umumnya
terjemahan buku-buku Belanda dalam bidang ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan,
51 Ibid., h, 8.
58
58 Badan Pertimbangan Pengembangan Buku Nasional, Peneljemahan Buku: Hasi/ Seminar Sehari, (Jakarta: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, 1992), h. 2.
hukum, sejarah, ekonomi, rata-rata dicetak dengan tiras 3.000-5.000 kopi, masih
lamban laku. Seri-seri terjemahan KITL V tadi banyak manfaatnya, khususnya
untuk peneliti dan masyarakat perguruan tinggi yang perlu rnengikuti karya-karya
Belanda tentang Indonesia dalam bidang-bidang tersebut di atas melalui
terjemahan.
Namun di sini pula dilaporkan buku-buku yang telah diterjemahkan juga
terhambat, karena kurang laris (tidak diminati). Padahal banyak di antara buku
buku terjemahan itu menjadi buku bacaan wajib di masyarakat perguruan tinggi.
Selain itu buku-buku baik secara umum, maupun secara spesifik buku-buku
terjemahan memiliki kendala seperti:
Pertama: Masalah akses buku terjemahan tidak merupakan masalah yang berdiri
sendiri, tetapi erat berkaitan dengan kemauan politis pemerintah serta sikap dan
wawasan masyarakat memandang buku sebagai wahana komunikasi.
Kedua: Dukungan sponsor pemerintah maupun non-pemerintah masih diperlukan
untuk mengatasi kelesuan kegiatan terjemahan buku-buku yang sukar di
pasarkan atau terbatas peminatnya.
Ketiga: Akses lnformasi akan sangat dipengaruhi oleh tradisi mengulas buku
buku terjemahan terkait dengan mutu luaran, dan pemasaran buku terjemahan.
59
Keempat: Program kursus-kursus dan kajian akademis penerjemahan masih
sangat terbatas, karena standarisasi penerjemahan Arab relatife memiliki patokan
dan kualitas yang beragam.
B. Indikllsi Pertumbuhan Buku-Buku Penerjemahau Bahasa Arab di
Indonesia.
Pertumbuhan penerjemahan di Indonesia, bila dilacak dari katalog dan
indeks terjemah yang berada di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia baru
meningkat, pada tahun 1970-1980. Beberapa indikasinya terlihat pada beberapa
hal berikut:59
I. Banyaknya penerbit buku-buku terjemahan bahasa Arab ke dalam bahasa
Indonesia yang dihasilkan oleh sejumlah penerbit adalah sepe1ti: Bulan Bintang,
Bina Ilmu, Gema Insani Press, Pustaka Mantiq, Pustaka Firdaus, Al-Ma'arif,
Pustaka al-Kautsar, Diponegoro, Ghalia Indonesia, lslamiyah, dan lain-
lainnya.60 Lihat tabel halaman 58.
2. Dari hasil penerjemahan itu, perkembangan pemikiran Islam di Indonesia
pada rentang 1970-1980 banyak dipengaruhi oleh pemikiran Timur Tengah. Hal
ini terlihat dari banyak buku-buku terjemahan para pengarang seperti Abbas
Mahmoud al-Akkad, Imam al-Ghazali, Syekh Makmoud Syaltout, Sayyid Sabiq,
Aisyah Abdurahman Bintu Syathi, Syekh Muhammad al-Naquid al-Attas, Hasan
59 Nama-nama penerbit tersebut, diperoleh dari data katalog dan data indeks terjemah. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, tanggal 26 April 2007.
60 Ibid., tanggal 27 April 2007.
60
al-Banna, dan Imam As-Sayyid Al-Banna dengan Ikhwanul Musliminnya yang
didirikan pada tahun 1324-1368 H/ I 906-1949 M di Mesir yang dibawa oleh
pelajar Indonesia yang belajar dari Timur Tengah. Buku-buku bahasa Arab karya
mereka yang mulai diterjemahkan antara rentang waktu 1970-2000 bisa jadi
memberi pengaruh pada perkembangan pemikiran Islam di Indonesia pada waktu
itu. Bahkan pengaruh pemikiran Sayyid Quthub dan Hasan al-Banna masih
sangat kuat sampai tahun I 980. Barulah pada dekade 1990-2000 dominasi
terjemahan buku-buku Arab karya YusufQardhawi diterjemahkan.
3. Selama rentang I 970-1980, geliat penerjemahan buku-huku bahasa Arab
telah dibidik oleh penerbit-penerbit di Indonesia. Utamanya penerbit Islam.
Nampaknya, di samping karena alasan untuk memberi transfer informasi dan
pengetahuan, terdapat misi dakwah yang ditonjolkan para penerbit dengan
spesifikasinya masing-masing. Hal ini ditandai bahwa dari rentang waktu itu
buku-buku terjemahan bahasa Arab umumnya memiliki tema-tema Akhlaq,
Fiqih, Kalam, Biografi Rasul dan para sahabat dan lain-lain.
Dari rentang tahun 1980-2000, penerjemahan buku-buku bahasa Arab
mengalami pasang surut. Berdasarkan !catalog dan indeks terjemahan
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, tahun I 970-1980 merupakan babak
baru dan merupakan fase dimulainya kebangkitan penerjemahan buku-buku
bahasa Arab di Indonesia. Penerjemahan buku-buku bahasa Arab pada saat itu
61
berjumlah 90 judul buku. Tahun 1981-1990 penerjemahan buku-buku bahasa
Arab mengalami sedikit penurunan. Penerjemahan buku-buku bahasa Arab pada
saat itu berjumlah 76 judul buku. Barulah pada tahun 1991-2000 buku-buku
terjemahan bahasa Arab mengalami perkembangan cukup pe:sat. Terdapat 195
judul buku yang diterjemahkan pada fase ini.
Sekalipun demikian, peneliti melihat bahwa buku yang diterjemahkan
tersebut memiliki keutamaan pada bidang keagarnaan seperti Ilmu Fiqih, llmu
Tauhid, Sejarah dan Pendidikan Islam.
62
C. Karakteristik Penerjemahan Buku-Buku Bahasa Arab Di Indonesia
Karakteristik buku-buku penerjemahan Arab-lndon<!sia. dari tahun 1970-2000
belum terfokus terhadap salah satu bidang keilmuan tertentu. Buku-buku bahasa Arab
yang banyak diterjemahkan meliputi bidang :
I. Ilmu Fiqih 6. Pendidikan
2. Ilmu Tauhid 7. Biografi Rasul, Umul Mu'minin dan Sahabat
3. Akhlaq 8. Politik Islam
4. Tafsir 9. Sastra
5. Sejarah Islam 10. Ekonomi
63
Buku-buku terjemahan bahasa Arab tersebut, dalam beragam karakteristiknya
itu memberikan transfer informasi kepada masyarakat khususnya muslim di
Indonesia. Bahkan dampak yang diberikan dapat mengubah perilaku, sikap, maupun
kristalisasi pemikiran para pembacanya.
Tanpa disadari, penerjemah dapat berperan menjadi mediator bahkan
katalisator bagi pembaca. Sebab tugas utama penerjemah yang paling penting ialah,
mentransformasikan apa yang disampaikan oleh orang lain dalam bahasa asing (BSu),
baik yang berbentuk ilmu pengetahuan, kebudayaan, adat-istiadat, atau yang lainnya
ke dalam bahasa sasaran (BSa).
Begitu pula yang terjadi di dunia Arab. Sejak penerjemahan pertama kali
dikembangkan, fungsinya tidak sekedar sebagai perantara ilmu pengetahuan, tetapi
turut membentuk pola pikir kehidupan masyarakat. Selain berfongsi sebagai perantara
ilmu penerjemahan dan peradaban, bagi penerjemah sendiri tugasnya itu juga dapat
memberi dampak individual, misalnya sebagai nafkah hidup untuk meningkatkan
tarap perekonomiannya.
Dalam beberapa tahun terakhir, penerjemahan di Indonesia semakin
meningkat kegunaannya. Apalagi penerjemahan saat ini telah mencapai kedudukan
tertinggi dalam organisasi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), sebab ia berfungsi
sebagai alat perhubungan di dunia intemasional.
D. Klasifikasi Buku-buku Terjemahan Arab di Indonesia.
1. Buku-Buku Terjemahau Bahasa Arab-Indonesia 1970·-1980
a. Terna
Terna buku terjemahan bahasa Arab pada periode 1970-1980 mayoritas
adalah mengenai tema sejarah keislaman dan keagamaan. Hal ini sesuai dengan
data yang peneliti dapatkan dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.
Berdasarkan panduan lndeks terjemahan dan katalog pengarang pada tahun 1970-
1980 terdata bahwa tema pada periode ini meliputi: Pengetahuan Agama, Ilmu
Fiqih, Sejarah Islam, Ilmu Pendidikan, Hukum, Ilmu Aqidah, llmu Qur'an, Ilmu
Tafsir, Ilmu Akhlaq, dan Ilmu Ekonomi.
64
Di antara 90 buku yang diterjemahkan pada periode ini 26 buku di
antaranya membahas masalah Sejarah Islam, 18 buku di antaranya tentang
keagamaan, 7 buku tentang Ilmu Pendidikan, I buku tentang llmu Ekonomi,
5 buku tentang llmu Aqidah/ Akhlaq, 20 buku tentang Ilmu Pengetahuan Umum, 4
buku tentang Ilmu al-Qur'an, 2 buku tentang llmu Tafsir, 3 buku tentang Ilmu
Hukum. Sedangkan tema yang membahas mengenai perempuan terdapat I 0 judul
buku. Lihat tabel:
TABEL 2
Terna Buku-buku Terjernahan 1970-1980
Berdasarkan Katalog dan lndeks Terjernahan Perpustakaan Nasional Republik
Indonesia
NO BID ANG JUMLAH .JUDUL
l Sejarah Islam 26
2 Ilrnu Pengetahuan Urnurn 20
3 Keagarnaan 18
4 Ilrnu Pendidikan 7
5 Ekonorni l
6 Aqidah/ Akhlaq 5
7 Ilrnu al-Qur' an 4
8 Ilrnu Tafsir 2
9 Ilmu Hukum 3
10 Fiqih
4
.JUMLAH 90
65
Agaknya tema buku-buku terjemahan pada tabel di atas memiliki
kecenderungan yang berbeda bila dibandingkan dengan buku-buku terjemahan
yang dikembangkan pada masa Abasiyyah. Pada masa Abbasiyah buku-buku
terjemahan yang banyak dikembangkan meliputi bidang: Astronomi, Kedokteran,
Matematika, Filsafat, dan Budaya yang meliputi kebudayaan Mesir kuno,
Babilonia, Y ahudi, Yunani bahkan Eropa. Sedangkan pemetaan tema buku di
Indonesia masih membahas prinsip-prinsip dasar keagamaan.
66
Contoh karya yang diterjemahkan pada rentang periode ini adalah karya:
pertama karya Imam al-Ghazali. Pada tahun 1972 buku Ihya Ulumuddin nya
diterjemahkan oleh Muhammad Said dalam bahasa Indonesiia, dan diberi judul
Falsafah Akhlaq. Kedua Syekh Salthout Mahmoud dengan karangan bukunya
yang berjudul Muqoranatul Madzhahib fii Fiqhi pada tahun 1973 lalu
diterjemahkan oleh Ismuha dengan terjemahannya dalam bahasa Indonesia
menjadi Perbandingan Madzhab dalam Masalah Fiqhi yang diterbitkan oleh
penerbit Bulan Bintang di Jakarta.
Menyusul pada tahun 1974 (Sabbiq Sayyid), dengan buku karyanya
sebanyak 4 buah judul buku. Di antaranya dalam bidang ilmu fiqih yang berjudul
al-Fiqh wa Sunnah dengan terjemahannya menjadi Fiqih Sunnah oleh Mahyuddin
Syaff yang diterbitkan oleh al-Ma 'arif di Bandung.
67
b. Pengarang
Pada periode ini pengarang yang sangat berp1~ran aktif dalam
perkembangan penerjemahan cukup banyak. Terbukti deng.an banyaknya para
pengarang dari buku-buku bahasa Arab yang memiliki peran penting dalam
perkembangan penerjemahan tahun 1970-1980. Pengarang yang berkontribusi
pada periode di antaranya adalah: Imam al-Ghazali, Syekh al-Zazariry Thahir bin
Shaleh, Syekh Muhammad al-Naquib Al-Attas, Pascha Ali Aibdurraziq, Al-Barry
Zakaria Ahmad, al-Asal Ahmad Muhammad, Hasan Al-Banna, Amin Ahmad,