Penerapan Turap Sebagai Dinding Penahan Tanah
Pengertian TurapSebagian besar pekerjaan pembuatan pondasi suatu
bangunan meliputi pekerjaan penggalian. Bangunan sementara yang
dibuat untuk mencegah kelongsoran tanah di sekitar daerah
penggalian maupun terjadinya perembesan air, adalah turap atau bisa
juga disebut bendungan elak sementara. Karena bangunan ini bersifat
sementara, maka biayanya harus tidak boleh mahal, mudah dipasang
dan dipindah-pindahkan.Yang dimaksud dengan turap adalah konstruksi
yang dapat menahan tanah disekelilingnya, mencegah terjadinya
kelongsoran, dan biasanya terdiri dari dinding turap dan
penyangganya, seperti yang diperlihatkan Gambar 1.1. turap yang
banyak dipakai adalah turap dengan tiang tegak, papan turap, serta
turap yang terdiri dari jajaran tiang-tiang, dan kadang-kadang
dipakai turap beton yang dicor di tempat (Cast-in-place) seperti
pada konstruksi tembok menerus di bawah tanah.Macam Turap Berhubung
adanya berbagai cara untuk memasang turap atau bendungan elak
sementara, maka perlu dipilih caraa yang paling tepat, yaitu
ditinjau dari mutu tanah pondasi, tinggi muka air atau tinggi muka
air tanah, keamanan atau manfaat ekonomis yang diperlukan.
Konstruksi turap dapat digolongkan berdasarkan jenis dinding
turapnya sebagai berikut :1. Turap dengan tiang tegak dan papan
turap.2. Turap yang terdiri dari deretan tiang-tiang.3. Turap dari
beton yang dicor di tempat, sehingga merupakan tembok dibawah
tanah.Turap jenis 1 adalah turap yang menahan tekanan tanah dengan
jalan memasang papan turap secara mendatar, diletakan diantara
tiang tegak dan profil H dengan jarak yang sama.Turap semacam ini
dalam bentuk sederhana, umumnya berupa pagar kayu. Turap yang
terbuat dari deretan tiang-tiang merupakan suatu cara di mana
deretan tiang kayu, beton maupun tiang baja. Ditinjau dari
kenyataan bahwa dinding yang terbuat dari deretan tiang baja sangat
menonjol dalam sifat rapat airnya, juga kekuatannya, maka tiang
baja sering dipakai untuk pekerjaan penggalian yang besar-besar.
Turap dari beton yang dicor ditempat, sehingga merupakan tembok di
bawah tanah, adalah suatu cara di mana dinding turap dibuat dari
tiang beton yang dicor di tempat. Untuk membangun tembok di bawah
tanah, ada dua macam cara, yang pertama adalah dengan membuat
tembok menerus, dan yang kedua adalah dengan membuat dinding dari
deretan kolom di bawah tanah. Pada tiang beton yang dicor ditempat,
sehingga merupakan tembok di bawah tanah, turap ini tidak dapat
usah dibongkar setelah pekerjaan selesai, dan dimanfaatkan sebagai
bagian dari konstruksi itu sendiri.Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan
Dalam Memilih Metode Karena adanya berbagai cara pemasangan turap,
maka sebelum melakukan perencanaan, keadaan lapangan harus
benar-benar diperiksa dan diselidiki. Ciri-ciri topografi, kondisi
geologi, susunan tanah dilapangan, keadaan bangunan-bangunan yang
telah ada, serta besarnya gaya luar seperti tekanan air, juga
berpengaruh besar dalam memilih cara yang dipakai, bersama-sama
dengan ukuran dan jenis konstruksi, serta syarat-syarat
konstruksinya. Hal-hal tambahan yang perlu diperhatikan adalah :1.
Stabilitas terhadap gaya luar, misalnya tekanan tanah atau tekanan
air.2. Ketahanan dinding halang (cut-off).3. Ruang yang cukup untuk
pembangunan konstruksi yang besar (penggunaan balok penopang yang
secukupnya).4. Kesulitan relatif dalam pembangunan.5. Kesulitan
relatif dalam pemindahan pekerjaan.6. Pengaruh terhadap daerah
sekelilingnya (surutnya muka air tanah, turunnya tanah pondasi).7.
Syarat-syarat pekerjaan pembangunan yang diijinkan.8. Biaya
pekerjaan.Pada waktu melakukan perencanaan dan pembangunannya,
penting sekaliuntuk mengetahui keadaan tanahnya, ditinjau dari segi
mekanika tanah, dan menjamin kestabilan dalam menahan gaya luar
yang berkerja padanya. Untuk keperluan tersebut, berikut ini akan
diberikan penjelasannya.1. Ciri-ciri topografis di lapangan :
Dengan mengadakan penyelidikan yang menyeluruh atas ciri-ciri
topografis di sekitar lokasi, maka tinggi rendah dan dalamnya dasar
sungai atau dasar laut harus dapat diketahui benar-benar.
Selanjutnya, cara dan jalur pengankutan alat-alat penggali atau
bahan-bahannya ke lokasi, juga dipelajari.2. Tanah Pondasi : Perlu
ditekankan di sini bahawa dalam melakukan penyelidikan geologi dan
penyelidikan tanah untuk bangunan utama yang didirikan, titik berat
penyelidikannya sedikit berbeda antara bangunan utama atau bagunan
sementara, misalnya untuk turap dan sebagainya. Keterangan tentang
tekstur tanah juga perlu diperoleh, dan contoh-contoh tentang
konstruksi yang telah ada pada tanah pondasi yang sejenis, juga
harus dipelajari.a) Lapisan jelek : Lapisan yang jelek harus cukup
aman terhadap kelongsoran selama penggalian dilakukan. Ditinjau
dari segi keamanannya, galian yang dangkal pada tanah pondasi yang
kohesif dan lunak, adalah sama artinya dengan galian yang dalam
pada tanah pondasi yang kohesif dan keras. Dalamnya galian tak
mungkin melampaui kekuatan kohesi tanah yang diijinkan. Sebagai
pendekatan pertama, syarat berikut ini harus dipenuhi. Di sini, :
Kekuatan geser unconfined dari tanah kohesif (t/ ) : Berat total
tanah dan air yang lebih tinggi dari dasar galian b) Tanah pondasi
yang berbatu besar : Pada tanah pondasi yang berbatu-batu besar,
atau bila didekat permukaan tanah terdapat batuan dasar, maka usaha
pemancangan turap akan sia-sia belaka.c) Tanah pondasi yang tidak
kedap air : Bila lubang galian diperkirakan akan digenangi air
cukup banyak, maka perlu dipancangkan suatu turap penahan yang
dapat mencegah air memasuki lapisan yang tembus air. Bila ujung
turap tidak dapat mencapai tanah yang kedap air karena panjang
tiang pancang tidak mencukupi, maka timbulnya gejala-gejala bahaya
akibat rembesan air harus diamati sebelumnya dan cara
penanggulangan kejadian ini harus dipelajari
sebaik-baiknya.Prosedur Perencanaan Pada waktu merencanakan turap,
mula-mula harus ditentukan syarat-syarat perencanaannya berdasarkan
data survei di lokasi proyek, misalnya dengan mengadakan
penyelidikan tanah kemudian baru dipilih jenis konstruksi yang
cocok.Setelah itu berturut-turut dihitung beban yang bekerja,
diselidiki dalamnya pemancangan, diperiksa daya heaving (pemuaian)
dan tegangan-tegangan pada bagian konstruksi harus dihitung
pula.Beban Yang Dipakai Untuk Perencanaan Beban yang dipakai untuk
perencanaan dinding turap, secara umum aadalah tekanan air, tekanan
tanah dan pengaruh perubahan temperatur.sebagai tambahan, beban
mati dan beban hidup lain- lainnya, bila perlu juga dihitungkan
pada waktu melakukan perencanaan bagian-bagian konstruksi.
Sehubungan dengan pertanyaan mengapa tekanan tanah atau tekanan air
sebaiknya ikut diperhitungkan pada waktu melakukan perencanaan
dinding turap, sampai saat ini masih banyak masalah yang harus
dipecahkan. Ada berbagai saran, misalnya dari Terzaghi dan Peck,
atau Tschebotarioff, dan saran dari Asosiasi Jalan Raya Jepang atau
Institut Arsitektur Jepang. Setiap saran ini membahas tekanan tanah
rencana bagi setiap tanah yang sesuai dengan jenis tanah tersebut.
Pada saran yang disebutkan diatas, ada suatu cara dimana tekanan
tanah dan tekanan air dijumlahkan, setelah dicari secara terpisah,
berdasarkan prinsip tegangan efektif, dan suatu cara dimana kedua
tekanan tersebut dihitungkan sebagai tekanan total. Dengan
mempertimbangkan beban yang dipakai untuk perencanaan, dan
sifat-sifat pendekatan dari dinding turap atau keadaan lokasi
proyek, sulit sekali untuk menentukan mana yang benar dari semua
saran-saran diatas. Saran dari Asosiasi Jalan Raya Jepang merupakan
suatu saran dimana tekanan tanah dan tekanan air dihitung sendiri,
sedang Institut Arsitektur Jepang menganut cara dimana kedua
tekanan tersebut dihitung sebagai tekanan total. Disini mula-mula
akan diuraikan menurut Asosiasi Jalan Raya Jepang, dan kemudian
akan diuraikan pula cara yang dianut oleh Institut Arsitektur
Jepang.a) Tekanan Tanah. Ini adalah pedoman dari Asosiasi Jalan
Raya Jepang, dan sebagai refrensi, tekanan tanah rencana yang
didasarkan pada kriteria perencanaan struktur pondasi arsitektural
yang diajukan oleh Institut Arsitektur Jepang akan diperlihatkan
pula disini. Menurut kriteria tersebut, tekanan tanah yang berkerja
pada dinding turap, tanpa mengindahkan tekstur tanah, dianggap akan
menambah kedalaman tanah dan koeffisien tekanan lateral dianggap
sesuai, sehubungan dengan tekstur tanah dan tinggi muka air tanah.
Selanjutnya, kriteria mengenai tekanan tanah dapat diganti dengan
tekanan tanah seperti yang diperlihatkan dalam Gambar 1.4 bila
menghitung penampang tiang hasil-hasil yang diukur dari tekanan sel
tanah yang dipasang pada semacam dinding turap yang kekuatan dan
kekakuannya menyerupai dinding beton. Penyebaran tekanan tanah
seperti yang menunjukan bagaimana distribusi tekanan tanah yang
diperoleh berdasarkan tekanan tanah menurut Terzaghi dan Peck
(Terzaghi dan Peck : Soil Mechanism in Engineering Practice 1960)
dan dengan menyesuaikannya dengan-hasil-hasil di Jepang.Dengan
memperhatikan perbedaan antara tanah pondasi yang berpasir dan
tanah pondasi yang kohesif, maka sulit membuat perbedaan yang jelas
antara kedua jenis tanah tersebut. Ada beberapa kriteria untuk
menentukannya. Salah satu kriteria tersebut menyebutkan, bila
indeks plastis sebesar 10, maka tanah pondasi dianggap kohesif, dan
bila lebih kecil dari batas indeks, dianggap sebagaitanah berpasir.
Suatu kriteria lainnya menetapkan, bila jumlah fraksi tanah liat
dan lanau dari pondasi, menurut hasil mekanika tanah adalah lebih
besar dari 40%, maka tanah pondasi dianggap sebagai lempung, dan
bila lebih kecil dari 20%, dianggap sebagai tanah berpasir, dan
bila hasilnya menunjukan harga pertengahan antara kedua hal
tersebut, dan kurang begitu jelas, maka penentuan jenis tanah
pondasi diambil berdasarkan keadaan lapangan. Biasanya tanah
pondasi memperlihatkan kondisi tanah berlapis-lapis yang rumit, dan
jarang sekali ditemukan lapisan tanah yang serbasama (uniform).
Biasanya lapisan tanah berpasir dan lapisan tanah kohesif tersusun
berselang-seling. Kemudian, hasil-hasil penyelidikan tanah
dilapangan harus diperiksa secara mendetail untuk mendapatkan
kesimpulan yang tepat, dan tekanan tanahyang dipakai untuk
perencanaan harus benar-benar diperiksa agar hasilnya tidak terlalu
kecil. Tegangan Satuan Bahan Yang Dijinkan Tegangan satuan baja
biasa, SS 41 yang dipakai untuk turap, ditinjau dari fakta yang
mengabaikan regangan atau tekanan bagian konstruksi sementara,
menimbulkan kelemahan penampangdan terdapat faktor-faktor yang
tidak diketahui untuk gaya luar sehingga tegangan leleh yang
diberikan = 2400 tidak dapat dipakai, dan diganti dengan harga 1200
. Untuk turap baja, tegangan baja yang diijinkan dalam pemakaian
harus dikurangi menurut nilai yang sama seperti baja yang
disebutkan diatas. Tegangan ijin ini diperkirakan atas sebesar 2700
. Perhitungan Panjang Pemancangan(a.) Turap : Pertama-tama akan
dibahas turap dengan tiang tegak dan papan turap. Bagian tiang yang
dipancangkan, ditekan ke tempat galian, berbareng dengan waktu
galian dilakukan. Supaya keadaan ini dapat dicapai, panjang
pemancangan tiang harus cukup supaya tekanan tanah pasif dapat
berkerja. Untuk mendapatkan panjang yang diperlukan, perhitungan
stabilitas berikut ini harus dilakukan. Perhitungan ini disebut
Cara Kesetimbangan Batas, dimana pemancangan dapat diperoleh dengan
menyelidiki keseimbangan antara momen akibat tekanan tanah aktif
dan akibat tekanan tanah pasif , diukur dari penopang yang paling
bawah pada kedalaman tertentu. keseimbangan diperoleh pada
kedalaman dari dasar penggalian sampai ke kedudukan di mana sama
besarnya dengan Perhitungan dalamnya keseimbangan harus dilakukan
sebelum penopang yang terbawah dipasang, dan setelah penggalian
selesai, kemudian dari kedua hal ini dipilih kedalaman yang
terbesar. Panjang pemancangan turap diperkirakan sekitar 1,2 kali
dalamnya keseimbangan. Tekanan tanah yang dipakai untuk mendapatkan
dalamnya keseimbangan diperoleh dari persamaan diatas. Dibawah
dasar galian, lebar kerja dari tekanan tanah ke tiang diperkirakan
selebar tiang, baik untuk tekanan tanah aktif maupun tekanan pasif,
dan tahan dinding akibat tanah yang kohesif juga harus ditambahkan
pada arah tekanan pasif. Panjang pemancangan ini minimum 1,5 meter,
juga walaupun tanahnya cukup baik.(b.) Perhitungan yang sama
seperti di atas, juga berlaku untuk turap baja. Karena turap baja
dengan tiang tegak dan papan turap bersifat tidak kedap air, maka
biasanya tekanan air tidak bekerja, tetapi untuk turap baja, akibat
tekanan air harus diperhitungkan. Berat volume tanah pada persamaan
yang dipakai untuk memperkirakan besarnya tekanan tanah, bila muka
air rencana lebih rendah, dipakai berat basah, sedang bila
sebaliknya, dipakai berat dengan memperhitungkan daya
apungnya.Dalamnya pemancangan untuk turap baja diperkirakan sebesar
1,2 kali dalamnya keseimbangan, tetapi panjang pemancangan
sebaiknya lebih dari 3 meter. Selanjutnya, bila pemancangan turap
baja menjadi lebih dalam dari 1,8 kali dalamnya galian, lebih baik
dipilih tipe struktur yang lain.7 Perhitungan Penampanga. Tiang
Turap : Penampang tiang direncanakan sedemikian rupa sehingga aman
terhadap lenturan akibat tekanan tanah. Perhitungan penampang ini
tidak berkaitan langsung dengan perhitungan stabilitas sebelumnya,
yang dipakai untuk menentukan dalamnya pemancangan.Hal-hal yang
penting dalam perhitungan penampang tiang turap ini dapat diringkas
sebagai berikut :Panjang bentang untuk momen lentur dianggap
sebagai jarak antara penopang terbawah setelah penggalian selesai,
atau penopang terbawah tepat sebelum pemasangan dilakukan, dan
merupakan titik perkiraan belaka untuk setiap keadaan.Perhitungan
momen lentur dalam beberapa hal juga dapat dilakukan untuk setiap
tahap pelaksanaan, tetapi momen lentur dengan kondisi seperti yang
disebutkan diatas merupakan harga maksimum pada umumnya. Bila jarak
penopang sangat besar, panjang bentang sebaiknya juga diperiksa.
Tiang dianggap tertumpu biasa pada kedua tumpuannya, dan titik
tumpuan perkiraan ini dianggap sebagai titik kerja gaya resultante
tekanan tanah pasip. Tahanan dinding tiang pada bagian tekanan
tanah pasip bekerja bila dalamnya keseimbangan telah diperoleh dari
perhitungan stabilitas untuk menentukan panjang pemancangan tiang.
Dalam hal ini beban adalah tekanan tanah yang dipakai untuk
menghitung stabilitas seperti yang telah diuraikan di muka.Titik
tumpuan yang diperkirakan, akibat adanya tanah yang baik sehingga
pemancangan tidak menjadi terlalu dalam, dianggap sebesar setengah
dari panjang pemancangan, yakni 75 cm di bawah galian, karena dalam
galian minimum untuk diperkirakan sebesar 1,5 meter.b. Turap Baja :
Perhitungan penampang turap baja prinsipnya sama dengan perhitungan
untuk papan turap seperti yang diuraikan diatas.Perbedaannya dengan
turap dengan tiang tegak dan papan turap adalah bahwa tekanan air
bekerja sebagai beban. Tekanan tanah yang bekerja pada bagian turap
baja yang terpancang di dalam tanah, tidak boleh diabaikan, karena
tekanan ini sangat besar. Juga dalam arah tekanan tanah aktif,
tekanan tanah ini, termasuk pada bagian bawah galian, bekerja
sebagai tekanan tanah pada bagian yang terpancang. Untuk arah
tekanan tanah pasip, tekanan tanah seperti yang telah diuraikan
dengan persamaan pada (a) Tekanan Tanah, dianggap bekerja.Kedudukan
di mana penampang turap baja ditentukan, adalah sama dengan keadaan
untuk turap biasa, dan kedua-duanya sesuai dengan kenyataan bahwa
titik tumpuan yang diperkirakan merupakan kedudukan kerja dari
tekanan tanap pasip bila dalamnya keseimbangan telah didapat,
asalkan titik tumpuan yang diperkirakan yang dipakai untuk
menghitung penampang turap baja ini adalah 5 meter di bawah dasar
galian maksimum, walaupun kedudukan keseimbangan yang diperkirakan
sebenarnya lebih dalam.Momen inersia luas dan modulus penampang
yang dipakai untuk menghitung tegangan dan lendutan turap baja
diperkirakan sebesar 60 % dari harga per meter lebar, dengan
mempertimbangkan kekakuan turap.Sebagai tambahan, bila ukuran
penampang turap baja sudah dianggap benar, namun harus diperiksa
lagi berdasarkan besarnya pergeseran akibat galian, sebab ada suatu
batas besarnya pergeseran untuk mencegah terjadinya longsoran tanah
di depan dan di belakang turap baja, walaupun tegangan turap baja
ini sudah memenuhi syarat.Cara perhitungan tidak diuraikan di sini,
tetapi disarankan bila pergeseran menjadi terlalu besar, tanah
pondasi seyogyanya diperbaiki mutunya, atau dipakai turap baja
dengan kekakuan yang lebih besar.Pemeriksaan BoilingBoiling juga
dinamakan quicksand atau pasir apung, yang mungkin terjadi pada
penggalian tanah yang berpasir.Misalkan ada suatu keadaan dimana
turap baja telah selesai dipancangkan, dan galian telah dibuat.
Begitu penggalian berjalan, aliran air ke atas dari seepage
perlahan-lahan mulai bekerja. Kemudian, setelah tekanan aliran air
yang bekerja pada pasir ini sama beratnya dengan berat pasir di
dalam air, butir-butir pasir mulai bergerak dengan hebatnya dan
mengaduk lapisan pasir. Gejala ini disebut boiling.Agar boiling ini
tidak terjadi, gradien hidrolisnya tidak boleh melebihi gradien
hidrolis kritis. Dengan perkataan lain : i < icDisini, i :
Gradien hidrolis ic : Gradien-hidrolis kritisDalam praktek,
dalamnya pemancangan turap baja ditentukan sedemikian rupa sehingga
dengan mengambil faktor keamanan tertentu Fs, syarat di atas dapat
terpenuhi.Walaupun dalamnya pemancangan turap baja diperoleh dari
analisa stabilitas seperti yang diuraikan di depan, namun dalam
yang sesungguhnya adalah harga terbesar dari kedua harga yang
diperoleh bila dibandingkan dengan hasil pengamatan terhadap gejala
boiling pula.9 Pemeriksaan Gaya ke Atas (Heaving)Heaving adalah
gejala yang terjadi pada dasar galian yang mengembang akibat berat
tanah di sekeliling tanah pondasi, atau akibat seepage dan
lain-lain, bila penggalian dilakukan pada lapisan tanah yang
lembek.Karena heaving cenderung menimbulkan bencana besar, maka
bila timbul pertanyaan tentang stabilitas heaving ini, dapat
dilakukan perhitungan ulang dengan jalan memperbesar kekuatan tanah
pondasi, yaitu dengan mempertinggi mutu tanah tersebut.Disamping
itu, perlu diperhatikan pula adanya gejala yang menyerupai heaving,
yaitu bila terdapat suatu lapisan tanah yang kedap air. Tekanan
hidrostatis yang ada sebelum diadakan penggalian, kini menekan ke
atas lapisan berlempung yang menjadi dasar galian. Umumnya
penggalian pada tanah kohensip mudah dilakukan, namun bila hal ini
dilakukan secara sembarangan, dapat terjadi heaving ataupun naiknya
air ke permukaan (piping), dan air akan memancar bersama pasir yang
dapat menimbulkan kecelakaan. Untuk tanah seperti ini, ujung turap
baja harus benar-benar terpancang sampai ke lapisan kedap air
(impermeable) di bawah lapisan permeable, atau tekanan air pada
lapisan permeable dapat dikurangi dengan membuat sumur yang dalam,
dan sebagainya.10 Perhitungan Waling dan PenopangUntuk menghitung
waling dan penopang, dipakai tekanan tanah dan tekanan air. Gaya
yang bekerja pada waling dan penopang dianggap sebagai beban yang
bekerja di antara penopang dengan penopang di bawahnya, yang
dihitung dengan cara pembagian gaya dalam arah ke bawah. Pendekatan
ini berdasarkan hasil pengamatan, yang bilamana penopang dibawah
telah dipasang, maka gaya yang bekerja pada penopang di atasnya
hampir-hampir tidak berubah.a. Wailing : Perhitungan penampang
waling biasanya berdasarkan anggapan bahwa tekanan tanah per unit
panjang yang diperoleh dari cara pembagian gaya dalam arah ke
bawah, bekerja sebagai beban terbagi rata di atas gelegar yang
tertumpu pada penopang.Bila terdapat penguat sudut, maka panjang
(l1 + l2) dianggap sebagai bentangnya. Stabilitas waling diperiksa
dari momen lentur dan gaya geser. Persamaan untuk momen lentur dan
gaya geser waling yang terbuat dari gelegar dengan flens lebar
(gelegar H).Jarak antara dua buah waling dianggap sebesar 6 meter
atau lebih, dan jarak vertikalnya sekitar 3 meter. Pada prinsipnya,
waling yang teratas harus dipasang dalam jarak 1 meter dari bagian
atas dinding turap. Penopang : Gaya aksial yang bekerja pada
penopang, merupakan beban yang bekerja pada waling dan sebagian
lebar penopangJarak penopang biasanya diambil 5 meter atau kurang
untuk arah mendatar dan sekitar 3 meter untuk arah vertikal.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, akibat perubahan
temperatur dapat ditambahkan gaya aksial sekitar 15 ton pada
penopang ini.Bila penggalian dilakukan secara besar-besaran, maka
perlu dipasang tiang-tiang antara untuk mencegah penopang menjadi
tertekuk. Tiang-tiang antara ini juga berfungsi sebagai pemikul
beban dalam arah sepanjang batangnya. Dalam hal ini, perencanaan
harus memperhitungkan gaya aksial vertikal sesuai dengan beban yang
disebutkan di atas.Dinding turap ataupun tiang antara yang tertanam
pada lapisan yang jelek, atau turap dan bendungan elak sementara
yang dibangun di bawah air akan mengalami penurunan (settlement)
yang besar, juga pergeseran tempat (displacement). Pada prinsipnya,
tiang antara untuk mencegah tertekuknya penopang, tidak menahan
beban vertikal. Bila panjang pemancangannya cukup dan aman terhadap
penurunan, maka hal ini dapat digabungkan untuk kedua keperluan
tersebut, tentunya setelah diperhitungkan dengan teliti.