PENERAPAN SISTEM PENGANGGARAN BERBASIS KINERJA DALAM PENGELOLAAN
KEUANGAN DAERAH (STUDI PADA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GRESIK)
Nurul Hidayati S1 Ilmu Administrasi Negara, FIS, UNESA
([email protected]) M. Farid Maruf, S.AP., M.AP. Abstrak
Analisispenerapanpenganggaranberbasiskinerjadalampengelolaankeuangandaerahakan
memberikangambaranpelaksanaanpenganggaranberbasiskinerjadiPemerintahanDaerahyangakan
berdampakbagiperbaikansistempenganggarandalampengelolaankeuangandaerah.SalahsatuPemerintah
DaerahyangsudahmenerapkanpenganggaranberbasiskinerjaadalahPemerintahKabupatenGresikyang
dimulaisejaktahun2009.PenerapanpenganggaranberbasiskinerjainididasariolehUUNo17Tahun2003
tentang Keuangan Negaran dan Permendagri No 16 Tahun 2006 yang
diperbaharui dengan permendagri No 21
Tahun2011tentangpengelolaankeuangandaerah.DidalamUUdanpermendagritersebut,dijelaskan
bahwasanyapenyusunananggaranharusberbasiskinerja.Sehinggatujuandalampenelitianiniadalahuntuk
melihatpenerapanpenganggaranberbasiskinerjasertakendalanyayangditemukandalampengelolaan
keuangandaerahdiKabupatenGresik.Materidalampembahasandisajikankedalamproses-proses
penganggaranyakniperencanaan,implementasi,pengukurandanevaluasikinerjasertapelaporan.Disamping
itujugadigambarkankendala-kendalayangdihadapidalamprosespenganggaranmelaluianalisisterhadap
faktor keberhasilan penerapan penganggaran berbasis kinerja.
Olehkarenaitujenispenelitianyangdigunakanadalahdeskriptifkualitatif.Teknikpengambilan
sumberdatadalampenelitianinimenggunakanteknikpurposive.Pengumpulandatadilakukandengan
observasi,wawancaradanstudidokumentasi.Sementaraitu,fokuspenelitianiniadalahpenerapan
penganggaranberbasiskinerjadankendalayangditemukanpadapengelolaankeuangandaerahkabupaten
Gresikyangdilihatdarilimateoriyangdigunakanpenulisuntukmelihatpenerapanpenganggaranberbasisis
kinerjayaknirencanastrategis,rencanakerja,indikatorkinerja,analisisstandartbiayadanevaluasikinerja.
Sedangkanuntukmelihatkendalayangmenjadipenyebabkurangmaksimalnyapelaksanaananggaran
menggunakanlimafaktorpenyebabkeberhasilanpenerapanpenganggaranberbasiskinerjayakniKepemimpinandanKomitmen,PenyempurnaanAdministrasi,SumberDaya,SistemPenghargaandanSangsi
dan Keinginan yang kuat untuk berhasil. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa secaraumum Penganggaran Berbasis Kinerja yang
ideal belum tercapai,meskipun parapimpinan danAparat SipilNegara,
DPRD, SKPDdanLSMmemahamimakna
PenganggaranBerbasisKinerja.MasihadakekuranganpenerapanPBKdalamdimensiIndikatorKinerja,
PelaksanaanRenjadanRenstra,PedomanStandartBiayayangjelasdanEvaluasiKinerjayangakuratdan
menyeluruhdisetiapprogramnya.LimafaktorpenyebabkeberhasilanpenerapanPBKjugamasihbelum
dilaksanakan dengan baik, sehingga menjadi kendala penerapan PBK
yang belum maksimal.
Katakunci:PenganggaranBerbasisKinerja(PBK),PengelolaanKeuanganDaerah,Penerapandan
Kendala dalam penerapan PBK. THE APPLICATION OF PERFORMANCE-BASED
BUDGETING SYSTEM IN FINANCIAL MANAGEMENT AREAS (STUDY ON THE
REGIONAL GOVERNMENT OF GRESIK REGENCY) Nurul Hidayati S1 Ilmu
Administrasi Negara, FIS, UNESA ([email protected]) M. Farid
Maruf, S.AP., M.AP. Abstract Analysis of the application of
performance based budgeting in financial management areas will give
an overview
oftheimplementationofperformance-basedbudgetingintheGovernmentareasthatwillhaveanimpactfor
repairsystemofbudgetinginfinancialmanagementareas.Oneofthelocalgovernmentsarealready
implementingperformance-basedbudgetingistheGovernmentofGresikRegencybeginningin2009.The
applicationofperformance-basedbudgetingisbasedonActNo.17of2003abouttheFinancialNegaranand
PermendagriNo.16of2006thatupdatedwithpermendagriNo.21in2011aboutthefinancialmanagement
area.IntheActandthat,explainedthatpermendagridraftingbudgetsshouldbeperformance-based.Sothe
purpose of this research is to look at the application of
performance-based budgeting and the barriers are found
inthefinancialmanagementareainGresikRegency.Thematerialinthediscussionpresentedintobudgeting
processes i.e., planning, implementation, measurement and
performance evaluation as well as reporting. Beside
thatalsodescribedtheconstraintsfacedintheprocessofbudgetingthroughtheanalysisofsuccessfactors
implementation of performance-based budgeting. Therefore this type
of research is qualitative, descriptive. The technique of
retrieving the source data in this study
usingapurposivetechnique.Datacollectionisdonebyobservation,interviewanddocumentationstudy.
Meanwhile, the focus of this research is the application of
performance-based budgeting and the obstacles found
inthefinancialmanagementareaofGresikRegencyseenfromfiveauthorsusedthetheorytolookatthe
applicationofbudgetingberbasisisperformancei.e.,strategicplan,businessplan,performanceindicators,
analysisofstandardcostandperformanceevaluation.Asforseeingobstaclestocauselessmaximum
implementationusingfivefactorscausethesuccessofperformance-basedbudgetingimplementationi.e.,
leadership and commitment, the refinement of administration,
resources, a system of rewards and Sanctions and a strong desire to
succeed.
TheresultofthisresearchshowsthatingeneraltheidealperformancebasedBudgetingisnotreached,even
thoughthePresidentandthecountry'sCivilianAuthorities,legislators,theunitofWorkDevicesandregional
nongovernmental organizations already understand the meaning of
performance-based Budgeting. because there is still a shortage of
the implementation of the PBB in dimension performance indicators,
implementation of the
StrategicPlanandworkplan,theStandardCostguidelinesforclearandaccurateperformanceevaluationand
thorough in every program. The five factors the causes of the
success of the implementation of the PBB are still not yet
implemented properly, so that it becomes the obstacle of the
application of the PBB that has not been the maximum. Keywords:
performance-based Budgeting (PBB), financialmanagement areas,
theapplicabilityand Constraints in the implementation of the PBB
I.PENDAHULUAN A.Latar Belakang
Penerapanprinsipdesentralisasifiskaldalam
otonomidaerahmemberikankesempatankepada
pemerintahdaerahuntukdapatmerencanakandan
menggunakananggarandaerahsecaralebihleluasa.
DesentralisasiFiskalmenurutUndang-UndangNo.
32Tahun2004dapatdidefinisikansebagai
penyerahansebagiantanggungjawabfiskalatau
keuangannegaradaripemerintahpusatkepada
jenjangpemerintahdibawahnya(provinsi,kabupaten
ataukota).Desentralisasifiskaldimaksudkanuntuk
mempermudahpemerintahdalammengelola
keuangandaerahdanmembawapemerintahuntuk
lebihmemahamikeinginanmasyarakat,sehingga
pemerintahakanmampumelaksanakanotonomi daerah yang bertanggung
jawab. Penyelenggaraan desentralisasi fiskal tentu akan
memberikankontribusisertamanfaatyangbesar
dalammenyukseskanotonomidaerah.Desentralisasi Fiskal
sangateratkaitannyadengan penyelenggaraan
otonomidaerahdanpengelolaankeuangandaerah.
Denganberlakunyaotonomidaerahyang
berkonsekuensipadadesentralisasifiskal
menimbulkanreaksiyangberbeda-bedabagidaerah.
Pemerintahdaerahmemilikisumberkekayaanatau
pendapatanyangharusdikelolauntukmensukseskan
otonomidaerah.makadariitu,PemerintahDaerah dapat mengatur
pengelolaan keuangan daerah dengan
harapanterjadinyakeseimbanganyanglebih
transparandanakuntabeldalammewujudkan
pelaksanaanotonomidaerahsecaraoptimalsesuai
dinamikadantuntutanaspirasimasyarakatyang berkembang (Adisasmita;
2011: 88). Pengelolaankeuangandaerahmerupakan
serangkaiankegiatanmanajemenyangdilakukan
untukmemanajemenkeuanganyangadadidaerah
dalamrangkapenyelenggaraanpemerintahandaerah.Pengelolaankeuangandaerahdieraotonomidan
reformasianggaranberdasarkanPermendagriNo.13
Tahun2006sudahmenggunakanSistemAnggaran
BerbasisKinerjasehinggadalammenyusun
AnggaranDaerahdalamPengelolaanKeuangan
DaerahharusmenggunakansistemPenganggaran
BerbasisKinerja.Anggarandaerahmerupakanalat dalam pengelolaan
keuangan daerah, yang digunakan untukmenentukanbesaranpendapatandan
pengeluaran,membantudalampengambilan
keputusandanperencanaanpembangunan.Dengan
beberapapenjelasanmengenaianggarandaerah
diatas,haltersebutmenjelaskanbahwasannyaperan anggaran daerah dalam
pengelolaan keuangan daerah sangatlah penting. Sehingga jika sistem
penganggaran yangdilaksanakanitubaik,makapengelolaan keuangan
daerah juga pasti baik. Sistem penganggaran yang baik sesuai
reformasi anggarandanPermendagriNo.13Tahun2006 Tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah adalah sistem
penganggaranyangberbasiskinerja.Karena
penganggaranBerbasisKinerjamenjadikansistem
anggaranyangdulunyabersifatline-itemdan
incrementalism(anggaranyanghanyamendasarkan
padabesaranrealisasianggarantahunsebelumnya)
menjadibersifatperformancebudgeting(anggaran
daerahyangberorientasipadapencapaianhasilatau
kinerja).Bastian(2006:170-171)juga
mengungkapkanbahwasannyaPenganggaran Berbasis Kinerja pada dasarnya
adalah sebuah sistem penganggaranyangberorientasipadaoutput
organisasidanberkaitaneratdenganvisi,misidan
rencanastrategisorganisasi.Penganggaranberbasis
kinerjabertujuanuntukmenunjukkanketerkaitan
antarapendanaandengankinerjayangakandicapai,
meningkatkanefisiensidantransparansidalam
penganggaran,meningkatkanfleksibilitasdan
akuntabilitasunitdalammelaksanakantugasdan pengelolaan anggaran.
Salahsatudaerahyangmenerapkan
PenganggaranBerbasisKinerjaadalahKabupaten Gresik. Kabupaten
Gresikmerupakansalahsatukota industriyangsudahmandiri,artinyasudah
menjalankandaerahnyadenganasasOtonomi
Daerah.Sehinggadiperlukanpengelolaankeuangan
daerahyangbaik,agardapatmenjalankanotomi
daerahsecaraefektifdanefisien.Penganggaran
BerbasisKinerjamenjadikanpengelolaankeuangan
daerahlebihbermanfaat,karenadanayang dikeluarkan lebih jelas
penggunaannya melalui output dan outcome yang dihasilkan.
Mengingatbahwapenerapanpenganggarn
berbasiskinerjamemangsangatpenting,maka
KabupatenGresiktelahmenerapakanpenganggaran
berbasisikinerja.KabupatenGresiksudahmulai
menerapakanpenganggaranberbasiskinerjasejak tahun 2009. Hal ini
juga disampaikan oleh Sekretaris
TimAnggaranPemerintahanDaerahKabupaten
GresikbahwaKabupatenGresiksaatinisudah
menerapkanPenganggaranBerbasisKinerjanamun
masihbelummaksimal,karenaperubahansistemitu
tidakmudahsehinggamembutuhkanwaktuuntuk
perubahanyangmaksimal.Halsenadajuga
diungkapkanolehpihakWakilBadanAnggaran
DPRDKabupatenGresik,bahwasannyaKabupaten
GresiksudahmulaimenerapkanPenganggaran Berbasis Kinerja sejak tahun
2009 namun sampai saat ini masih kurang maksimal pelaksanaanya.
Berdasarkanhasilwawancaradanobservasi
awalpeneliti,menurutLSMPrakarsaJawaTimur Kabupaten Gresik masih
menggunakan penganggaran
yangincremental,yakniberdasarkanpadabesarnya
anggaran.Karenaitulahdiperlukanpemahaman
terhadappenerapanyangsudahdilakukanserta
mengidentifikasikendalayangmunculdalam
penerapansistempenganggarandiPemerintah
DaerahKabupatenGresik,agarnantinya
penganggaranberbasiskinerjadapatdilaksanakan
secaramaksimal.Untukituberdasarkanlatar belakang
diatas,makapenelitianyang ingin diangkat
penulisberjudul:PENERAPANSISTEM PENGANGGARANBERBASI SKI NERJ A
DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (Studi pada Pemerintah Daerah
Kabupaten Gresik). Penelitianinidiharapkanakanmenjawab
permasalahandanisuyangberkembangmengenai
penerapanpenganggaranyangkurangmaksimaldan
menemukankendalaapasajayangmenyebabkan
kurangmaksimalnyapenerapanpenganggaran
berbasisiskinerjadiKabupatenGresik.Sehingga
penelitidapatmemberikanhasilpenelitian,
memberikangambaransertamenjabarkanpenerapan
sistempenganggaranberbasiskinerjasertakendala-kendalayangmunculdalampenerapanSistem
PenganggaranBerbasisKinerjadalamPengelolaan
KeuanganDaerahyangadadiPemerintahDaerah Kabupaten Gresik. B.Rumusan
Masalah Sesuaidenganlatarbelakangmasalahdiatas,
makayangmenjadipokokpermasalahandalam pembahasan penelitian ini
adalah: 1.BagaimanaPenerapanPenganggaranBerbasis
KinerjadalamPengelolaanKeuanganDaerahdi Pemerintah Daerah Kabupaten
Gresik? 2.ApaKendalayangdihadapipadapenerapan
PenganggaranBerbasisKinerjadalam
PengelolaanKeuanganDaerahdiPemerintah Daerah Kabupaten Gresik?
C.Tujuan Penelitian Adapuntujuanpenelitianyangdilakukan
penelitiadalahUntukmendapatkangambaran
mengenaiPencapaianPenerapansistem Penganggaran Berbasis Kinerja
(performance based budgeting)dalamPengelolaanKeuangandi
PemerintahDaerahKabupatenGresik.DanUntuk
Menggambarkandanmenjelaskanberbagaikendala dan hambatan dalam
penerapan sistem penganggaran
berbasiskinerja(performancebasedbudgeting)
dalamPengelolaanKeuanganDaerahdiPemerintah Daerah Kabupaten Gresik.
D.Manfaat Penelitian Manfaatpenelitianinidiharapkandapat
memberikanmasukan,baikteoritismaupunpraktis
terhadappermasalahanyangbekaitandengan penelitian.
Adapunmanfaatyangingindicapaiantaralain:
ManfaatTeoritis;Penelitianinidiharapkanmampu
memberikankontribusipositifterhadap
perkembanganteoridalambidangIlmuAdministrasi
Negarapadaumumnya,dandalampengembangan
TeoriAdministrasiKeuanganNegarasertaOtonomi
Daerahpadakhususnya.DanManfaatPraktis;Bagi
PemerintahDaerahKabupatenGresikdanDPRD
Kabupaten:Hasilpenelitianinidiharapkandapat
digunakansebagaimasukanbagiPemerintahDaerah
KabupatenGresikdanDPRDKabupatenGresik
dalammeningkatkankinerjasertamemaksimalkan
penerapanpenganggaranberbasiskinerjadalam pengelolaan keuangan
daerah di Kabupaten Gresik. BagiMahasiswa:Denganmelakukanpenelitian
ini,diharapkandapatmemberikanmanfaatdan
pelajaranyangbergunabagipenelitidanmahasiswa
lainnyauntukmengatahuisecaramenyeluruh
mengenaipenerapandankendaladalampenerapan
penganggaranberbasiskinerjayangtelahdilakukan
olehpemerintahdaerahkhususnyaPemerintah
DaerahKabupatenGresik.BagiUniversitasNegeri
Surabaya:Melaluipenelitianinidiharapkandapat
memberimasukanberupahasilataulaporan
penelitian.Laporanpenelitianinidapatdigunakan
sebagaireferensiatauliteraturuntukUniversitas
NegeriSurabayayangmungkindalamtemadan pembahasan masih baru.
II.KAJIAN PUSTAKA A.Desentralisasi Fiskal 1.Pengertian
Desentralisasi Fiskal IstilahDesentralisasidalamKamusBesar
BahasaIndonesiadijelaskanbahwasistem
pemerintahanyanglebihbanyakmemberikan
kekuasaankepadapemerintahdaerahataupada
pengertiankeduadijelaskanbahwa desentralisasi merupakan pelimpahan
wewenang pimpinankepadabawahan(ataupusatkepada
cabang).Desentralisasisangatberkaitanerat
dengankekuasaanatauwewenangyang diberikandalampemerintahansehingga
desentralisasiseringdigunakandalamurusan pemerintahan. Urusan
pemerintahan yang paling Vitaladalahmasalahkeuangannegarayang
biasadisebutdengankatafiskal.Sehingga
desentralisasipadakeuangandikenaldengan
istilahdesentralisasifiskal.Istilahfiskalberasal
daribahasainggrisfiscalyangberarti
perbendaharaannegara.KataFiskaldalam
KamusBesarBahasaIndonesiadiartikan sebagai urusan pajak atau
pendapatan negara. DesentralisasiFiskalmenurutUndang-Undang No. 32
Tahun 2004 dapat didefinisikan
sebagaipenyerahansebagiantanggungjawab
fiskalataukeuangannegaradaripemerintah
pusatkepadajenjangpemerintahdibawahnya
(provinsi,kabupatenataukota).Desentralisasi
fiskaldimaksudkanuntukmempermudah
pemerintahdalammengelolakeuangandaerah
danmembawapemerintahuntuklebih memahamikeinginanmasyarakat,sehingga
pemerintah akan mampu melaksanakan otonomi daerah yang bertanggung
jawab. Senada dengan halitu,Kajatmiko(dalamHalim;2007:193)
mengemukakanbahwadesentralisasifiskal mengandungmaknauntukmendukung
penyelenggaraanotonomiyangluas,nyatadan bertanggung jawab kepada
daerah. 2.Manfaat Desentralisasi Fiskal
Penyelenggaraandesentralisasifiskaltentu akan memberikan kontribusi
serta manfaat yang besardalammenyukseskanotonomidaerah.
Otonomidaerahsecarautuhdilaksanakansejak
januari2001,berdasarkanUndang-UndangNo.
22Tahun1999danUndang-UndangNo.25
Tahun1999yangsekarangdirevisimenjadi Undang-Undang No. 32 dan No.
33 Tahun 2004 menjadiawalberjalannyaotonomidaerahatau
yangbiasakitadengardenganreformasi
pemerintahandaerahdanreformasipengelolaan
keuangandaerah.MisiutamakeduaUndang-Undang tersebut adalah
desentralisasi fiskal. MenurutAdisasmita,(2011:87)
DesentralisasifiskalyangmenjadiMisiutama
Undang-UndangtentangPemerintahanDaerah
danPerimbanganKeuanganantaraPusatdan Daerahinidiharapkanakanmampu
menghasilkan manfaat nyata, yaitu: 1.Mendorong peningkatan
partisipasi, prakarsa dankreativitasmasyarakatdalam
pembangunan,sertamendorongpemerataan
hasil-hasilpembangunandiseluruhdaerah di Indonesia.
2.Memperbaikialokasisumberdayaproduktif
melaluipergeseranperanpengambil
keputusanketingkatpemerintahyanglebih rendah. B.Pengelolaan
Keuangan Daerah Sesuaipadapembahasansebelumnya,
DesentralisasiFiskalsangateratkaitannyadengan
penyelenggaraanotonomidaerahdanpengelolaan keuangan daerah. Dengan
berlakunya otonomi daerah
yangberkonsekuensipadadesentralisasifiskal
menimbulkanreaksiyangberbeda-bedabagidaerah.
Pemerintahdaerahmemilikisumberkekayaanatau
pendapatanyangharusdikelolauntukmensukseskan
otonomidaerah.Terkaitdenganpenyelenggaraan
pengelolaankeuangandidaerah,makaberdasarkan
PP105Tahun2000,PemerintahDaerahdapat
mengaturpengelolaankeuangandaerahdengan
harapanterjadinyakeseimbanganyanglebih
transparandanakuntabeldalammewujudkan
pelaksanaanotonomidaerahsecaraoptimalsesuai
dinamikadantuntutanaspirasimasyarakatyang berkembang (Adisasmita;
2011: 88). 1.Pengertian Pengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaanmerupakanistilahyangdipakai
dalamilmumanajemensecaraetimologi
pengelolaanberasaldarikatakelola(to manage)danyangmerujukpadaproses
mengurusataumenanganisesuatuuntuk
mencapaitujuan.Sejalandenganpendapat
Balderton(dalamWestra;1983:14(dalam
Adisasmita;2011:21))yangmengemukakan
bahwaistilahpengelolaansamadengan manajemenyaitumenggerakkan,
mengorganisasikan,danmengarahkanusaha
manusiauntukmemanfaatkansecaraefektif
materialdanfasilitasuntukmencapaisuatu
tujuan.Sedangkanistilahkeuangandaerah
merupakansemuahakdankewajibandalam
rangkapenyelenggaraanpemerintahandaerah
yangdapatdinilaidenganuangdansegala bentuk kekayaan yang
berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah (adisasmita; 2011: 34).
Makapengertianpengelolaankeuangan
daerahyangdijelaskandalamPermendagriNo.
13Tahun2006tentangPedomanPengelolaan
KeuanganDaerahadalahkeseluruhankegiatan
yangmeliputiperencanaan,pelaksanaan,
penatausahaan,pelaporan,pertanggungjawaban,
danpengawasandalamkeuangandaerah.Yang
dimaksuddengankeuangandaerahadalah
sepertiyangtelahdidefinisikanpadaparagraf
sebelumnyayangmerupakansegalabentuk
kekayaandanyangdapatdinilaidenganuang
berdasarkanhakdankewajibandaerahdalam penyelenggaraan pemerintahan
daerah. sehingga dapat disimpulkan bahwa pengelolaan keuangan
daerahmerupakanserangkaiankegiatan manajemenyangdilakukanuntuk
memanajemenkeuanganyangadadidaerah
dalamrangkapenyelenggaraanpemerintahan daerah.
2.PrinsipPrinsipPengelolaanKeuangan Daerah
Prinsip-prinsipyangmendasaripengelolaan
keuangandaerahdieraotonomidanreformasi
anggaranberdasarkanPermendagriNo.13 Tahun2006sudahmenggunakanSistem
AnggaranBerbasisKinerja.Prinsipdalam
pengelolaankeuangantersebut,terdiridari:
Transparansi,AkuntabilitasdanValuefor
Money.Penjelasanterhadapketigaprinsip
tersebutmenurutAdisasmita(2011:29)dapat diuraikan pada uraian
berikut: Transparansianggaranberarti keterbukaandalamsetiapproses
penganggaranmulaidariperencanaan, penyusunan,pelaksanaananggaran
daerah,sehinggamasyarakatmemiliki hakdanaksesyangsamauntuk
mengetahuiprosespenganggaran daerah karena menyangkut kepentingan,
aspirasidanupayapemecahan permasalahanyangmerekahadapi untuk
memenuhi kebutuhanya. SedangkanAkuntabilitasadalah
(1)usahainstansipemerintahdalam memperolehkepercayaandariwarga
denganmemperlihatkanumpanbalik sebagaiwujudpelayananatas
penghasilanyangdiberikanwarga, (2)prinsiptanggungjawabdalam
pengelolaankeuangandaerah,dimana pengelolaankeuangannegaradapat
dipertanggungjawabkankepada masyarakat(publik)sesuaidengan
prinsip-prinsipakuntansidan perundang-undangan yang berlaku.
DanValueforMoneyberarti diterapkannyatigaprinsipdalam
penganggaranyakniekonomi,efisiensi danefektifitas.Adapaunekonomi
berkaitandenganpemilihandan penggunaan sumber dayadalam jumlah
dankualitastertentupadahargayang palingmurah.Efisiensiberartibahwa
penggunaandanamasyarakattersebut dapatmenghasilkanoutputyang
maksimal(berdayaguna).Sedangkan efektivitasberartibahwapenggunaan
anggarantersebutharusmencapai target-targetatautujuankepentingan
publik. Sehinggadenganketigaprinsipdiatas,kita
akanmemahamibagaimanapelaksanaan
pengelolaankeuangandaerahyangseharusnya
terjadipadasuatudaerahyangtelah menggunakaneraotonomidanreformasi
anggaran. 3.TahapanKegiatandalamPengelolaan keuangan dan
Penganggaran Daerah Pengelolaankeuangandaerahmerupakan
serangkaiankegiatanyangutuhdansaling
berkaitandantidakdapatdipisahkan.Sehingga
tahapankegiatandalampengelolaankeuangan
daerahharusdilaksanakansecarakeseluruhan.
Adisasmita(2011:35)mengatakanbahwa
kegiatanpengelolaankeuangandaerahmeliputi
perencanaan,pelaksanaan,penatausahaan,
pelaporan,pertanggungjawabandan pengawasan.Kegiatan-kegiatandalam
pengelolaan keuangan daerah merupakan bagian terbesar dari anggaran
daerah.Anggarandaerahmerupakanalatdalam
pengelolaankeuangandaerah,yangdigunakan
untukmenentukanbesaranpendapatandan
pengeluaran,membantudalampengambilan
keputusandanperencanaanpembangunan.
SamadenganpendapatChalit,1976(dalam Adisasmita; 2011: 50)
menyatakan bahwa dalam anggarandaerahdibuatlahbentukkongkrit
rencanakerjakeuangandaerahyang
komprehensifyangmengaitkanpenerimaandan pengeluaran pemerintah
daerah yang dinyatakan dalambentukuanguntukmencapaitujuanatau
targetyangdirencanakandalamjangkawaktu
tertentudalamsatutahunanggaran.Dengan
beberapapenjelasanmengenaianggarandaerah
diatas,haltersebutmenjelaskanbahwasannya
perananggarandaerahdalampengelolaan
keuangandaerahsangatlahpenting.Sehingga
jikasistempenganggaranyangdilaksanakanitu
baik,makapengelolaankeuangandaerahjuga pasti baik. C.Penganggaran
Berbasis Kinerja Sepertipadapembahasanpadapoin
sebelumnya,pengelolaankeuangandaerahdiera
otonomisaatiniharussudahmenerapkan
penganggaranberbasiskinerja.Dalampeelaksanaan
otonomidandesentralisasi,memberipeluangkepada kabupaten/kota untuk
melakukan pembaharuan dalam
sistempengelolaankeuangandaerahdananggaran
daerahdalambentukreformasianggaran.Aspek utama dari reformasi
anggaran adalah perubahan dari
traditionalbudgedkeperformancebudged.
Traditionalbudgeddidominasiolehpenyusunan anggaranyang bersifat
line-item dan incrementalism,
yaituprosespenyusunananggaranyanghanya
mendasarkanpadabesaranrealisasianggarantahun
sebelumnya.Sedangkansistempenganggaran performance
budgetingyaknisistem penyusunan dan
pengelolaananggarandaerahyangberorientasipada pencapaian hasil atau
kinerja (Adisasmita; 2011: 29). 1.Pengertian Penganggaran Berbasis
Kinerja PerformancebudgetatauPenganggaran kinerja pada dasarnya
adalah sistem penyusunan danpengelolaananggarandaerahyang
berorientasipadapencapaianhasilataukinerja.
Kinerjatersebutmencerminkanefisiensidan
efektivitaspelayananpublik,yangberarti
berorientasipadakepentinganpublik (Mardiasmo,2002:105).Senadadengan
pendapatPutri(dalamadisasmita;2011:27)
yangmenyatakanbahwapenganggarankinerja
adalahanggaranyangmenghubungkan pengeluaran dan hasil yang
diinginkan. LebihlanjutmengenaiPengertian
PenganggaranBerbasisKinerja,Bastian(2006:
170-171)jugamengungkapkanbahwasannya
PenganggaranBerbasisKinerjapadadasarnya
adalahsebuahsistempenganggaranyang
berorientasipadaoutputorganisasidan
berkaitaneratdenganvisi,misidanrencana
strategisorganisasi.Sistempenganggaranyang berbasis kinerja
(Performance Based Budgeting) merupakansistemyangsaatiniberkembang
pesatdanbanyakdipakaiolehnegara-negara
majudiduniasebagaipenggantisistem
penganggaranlamayaitusistemLineItem Budgeting.
Dengandemikianberdasarkanpemahaman pengertian Penganggaran Berbasis
Kinerjayang telahdikemukakandiatas,makadapatditarik
kesimpulanbahwaPenganggaranBerbasis
Kinerjamerupakanperbaikandarisistem
anggaranyangberorientasipadabesarnya anggaran, yang kini menjadi
penganggaran yang berorientasipadahasildantargetsertamelihat
inputyangmasuk,sehinggaanggarandan
keuangandaerahdapatdikelolasecaraefektif dan efisien. 2.Penerapan
Penganggaran Berbasis Kinerja PerformanceBudgetingdiperkenalkan
pertamakalidiAmerikaSerikatpadatahun
1949,tetapipraktiknyamengalamikegagalan
(Schiavo-CampodanTommasi,1999(dalam
Bastian;2006:171)).Namun,padareformasi
anggarantahun1990-an,beberapakarakteristik
pentingdariperformancebudgetingdianggap sangat bermanfaat dan
kemudian dikembangkan bersamadalamkonteksreformasiadministrasi
publik.SehinggaPenganggaranBerbasis
Kinerjamenjadipentingdanbanyakditerapkan di berbagai negara.
Dalampenerapanpenganggaranberbasis
kinerjatentumemilikitujuan-tujuansehingga
hinggasaatinimasihdigunakandalamsistem
penganggarandiIndonesia.Pendekatan
anggaranberbasiskinerjadisusununtuk
mengatasiberbagaikelemahanyangterdapat
dalamanggarantradisional,khususnya
kelemahanyangdisebabakanolehtidakadanya
tolakukuryangdapatdigunakanuntuk
mengukurkinerjadalampencapaiantujuandan
sasaranpelayananpublik.Berbedadenganhal diatas, tujuan penerapan
Penganggaran Berbasis KinerjaMenurutRobinsonandLast(2009:2)
bahwasanyaperformancebasedbudgeting
bertujuanuntukmeningkatkanefisiensidan
efektifitaspengeluaranpublikdengan
mengaitkanpendanaanorganisasisektorpublik
denganhasilyangdicapaidenganpenggunaan informasi kinerja secara
sistematik. Terkaitpenerapanpenganggaranberbasis
kinerja,pemerintahIndonesiajuga mengeluarkanBukuPedomanPenyusunan
PenganggaranBerbasisKinerja,yang dikeluarkanmelalui Deputi
Pengawasan Bidang PenyelenggaraanKeuanganDaerahDirektorat
Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah
(2008:8)DalamrangkapenerapanAnggaran
BerbasisKinerja,,terdapatelemen-elemen
utamayangharusharusditetapkanterlebih
dahuludalampenganggaranberbasiskinerja yaitu: 1.Renstra merupakan
analisis dan pengambilan keputusanstratejiktentangmasadepan
organisasiuntukmenempatkandirinyapada
masayangakandatang.Terdapatbeberapa langkahyanglazimdalammelakukan
perencanaan stratejik yaitu merumuskan: visi
danmisisertatujuandansasaran.Rencana Kinerja
2.Perencanaankinerja(Renja)merupakan komponen kunci untuk lebih
mengefektifkan danmengefisienkanpemerintahdaerah.
karenaperencanaankinerjamembantu pemerintahuntukmencapaitujuanyang
sudahdiidentifikasikandalamrencana stratejik
Padakeduahalyangtelahdijelaskan sebelumnya terkait program dan
kegiatan dalam Renja,programdankegiatanmerupakan
langkahyangsistematisdanterpaduguna
mencapaitujuandansasaran,makadalam
penyusunannyaharusmenggunakanbeberapa
komponenyangperluditerapkandalam penyusunan penganggaran berbasis
kinerja. Tigakomponenuntukmasingmasingprogramdan
kegiatansebagaimanauraianPasal7ayat(2) Peraturan Pemerintah No. 21
tahun 2004 tentang PenyusunanRencanaKerjadanAnggaran
KementrianNegara/Lembaga(dalamPedoman PBK; 2009: 14), yakni terdiri
dari:Indikator Kinerja 1.Indikatorkinerjamerupakanalatukuruntuk
menilaikeberhasilansuatuprogramatau
kegiatan.Indikatorkinerjayangdigunakan terdiri dari Key Performance
Indicator (KPI) diterjemahkansebagaiIndikatorKinerja
UtamaProgram(IKUProgram)untuk
menilaikinerjaprogram,IndikatorKinerja
Kegiatan(IKKegiatan)untukmenilai
kinerjakegiatan,danIndikatorKeluaran untuk menilai kinerja
subkegiatan (tingkatan dibawah kegiatan).
2.ASB(analisisstandartbelanja)danStandar
biayayangdigunakanmerupakanstandar biaya masukan pada awal tahap
perencanaan anggaranberbasiskinerja,dannantinya
menjadistandarbiayakeluaran.Pengertian tersebut diterjemahkan
berupa Standar Biaya Umum(SBU)danStandarBiayaKhusus
(SBK).SBUdigunakanlintaskementrian
negara/lembagadan/ataulintaswilayah,
sedangkanSBKdigunakanolehkementrian
negara/lembagatertentudan/atauwilayah tertentu.
3.Evaluasikinerjadimulaidaripengukuran
kinerja.Secaraumum,kinerjamerupakan
prestasiyangdicapaiolehorganisasidalam
periodetertentu,dimanadalammengukur
keberhasilan/kegagalansuatuorganisasi,
seluruhaktifitasorganisasitersebutharus
dapatdicatatdandiukur.Evaluasikinerja merupakanprosespenilaiandan
pengungkapanmasalahimplementasi kebijakanuntukmemberikanumpanbalik
bagipeningkatankualitaskinerja,baikdari
sisiefisiensidanefektivitasdarisuatu program/ kegiatan.
Daribeberapaelemendankomponenyang
diperlukandalampenerapanpenganggaran
berbasiskinerjadiatas,penelitimenarik kesimpulanbahwadalampenerapan
penganggaranpenganggaranberbasiskinerja diperlukan: Rencana
Stratejik, Rencana Kinerja,
IndikatorKinerja,StandarBiayadanEvaluasi
Kinerjaagarpenerapanpenganggaranberbasis
kinerjadapatberjalanmaksimal.Sehingga
penelitimenggunakangabungankomponendan elemen diatasmenjadi
indikator penelitianyang diperlukandalampenelitianpenerapan
penganggaranberbasiskinerja.Indikatoryang
digunakanpeneliti,disajikanpadatabel2.1 dibawah ini: III.METODE
PENELITIAN Jenispenelitianyangdigunakandalam
penelitianiniadalahdeskriptifdenganmenggunakan
pendekatankualitatif.Lokasiyangmenjaditempat
dalammenggaliinformasidalampenelitianiniyaitu
diPemerintahDaerahKabupatenGresik.Adapun teknik pengambilan sumber
datadalam penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling.
Sementara itu,fokuspenelitianiniadalahpenerapanserta
kendaladalampenerapanpenganggaranberbasis
kinerjadalampengelolaankeuangandaerahdi
PemerintahKabupatenGresikyangdilihatdarilima
penerapanelemenpenganggaranberbasiskinerja
menurutpedomandandiolahberdasarkanpemikiran penulis yakni terdiri
dari; Rencana Stratejik, Rencana
Kerja,Indikatorkinerja,ASBdanStandartBiaya,
EvaluasiKinerja.Teknikpengumpulandatadalam
penelitianiniadalahwawancara,dokumentasi,studi
literaturdanpenelusurandataonline.Teknikanalisis
datadalampenelitianinimenggunakananalisisdata model interaktif dari
Miles dan Hubberman. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.HASIL PENELITIAN
Gambaran Umum Pemerintah Daerah Kabupaten Gresik
KabupatenGresikdikenalsebagaisalahsatu
kawasanindustriutamadiProvinsiJawaTimur. Beberapa industri di
Gresik antara lain Semen Gresik,
petrokimiaGresik,NipponPaint,BHS-Tex,industri
PerkayuanPlywooddanMaspion.Gresikjuga
merupakanpenghasilperikananyangcukup
signifikan,baikperikananlaut,tambak,maupun
perikanandarat.DiKabupatenGresikjugaterdapat
sebuahPembangkitListrikTenagaGasdanUap berkapasitas 2.200 MW.
Antara Gresik dan Surabaya
dihubungkanolehsebuahjalanTolSurabaya-Manyar,yangjugaterhubungdenganjalanTol
SurabayaGempol.Selainituperekonomian
masyarakatGresikjugabanyakditopangdarisektor
wiraswasta.SalahsatunyayaituindustriSongkok,
PengrajinTas,PengrajinperhiasanEmasdanPerak, dan industri Garmen
(konveksi). Di utara kota Gresik
tepatnyakotaSidayu,merupakanpenghasilsarang burung walet terbesar
di Indonesia. KondisiperekonomianKabupatenGresikpada
tahun2012dilihatdariJumlahProdukDomestik
RegionalBrutoAtasDasarHargaKonstansebesar
Rp19.409.867.960.000,-sedangkanJumlahProduk Domestik Regional Bruto
Atas Harga Berlaku sebesar Rp50.976.371.490 ribu rupiah.
AdapunStrukturEkonomiKabupatenGresik
tahun2012berdasarkanProdukDomestikRegional
BrutoatasHargaKonstantahun2000didominasi
olehSektorIndustriPengolahandengankontribusi
sebesar49,52%,SektorPerdagangan,Hoteldan
Restoransebesar22,82%,danSektorPertanian
sebesar7,83%.DemikianpulaberdasarkanProduk
DomestikRegionalBrutoatasHargaBerlakujuga
didominasiolehSektorIndustriPengolahandengan
kontribusisebesar49,31%,SektorPerdagangan,
HoteldanRestoransebesar24,44%,danSektor Pertanian sebesar 8,61%.
Dengan demikian gambaran ekonomiKabupatenGresikadalahDaerahIndustri
danPerdagangandengandidukungPertanianyang mantap.
Tahun2012ditargetkanpendapatandaerah
sebesarRp1.556.273.473.722,33danterealisasi
sebesarRp1.650.603.336.995,55atau106,06%. Pencapaian pendapatan
daerah tersebut telah melebihi
proyeksipendapatandaerahdalamRPJMD2011-2015padatahun2012yaitusebesar
Rp1.331.991.080.000,-bahkantelahmelampaui
proyeksipendapatandaerahdalamRPJMD2011-2015.padatahun2014yaitusebesar
Rp1.574.186.023.000,-. RPJMDmerupakanRencanaPembangunan
JangkaMenengahDaerah.Untukmenjalankan
pemerintahanmelaluiRPJMD,KabupatenGresik
memiliki34SKPD.SKPD(SatuanKerjaPerangkat
Daerah)inimembawahiwilayahKabupatenGresik
denganadministrasipemerintahan,yangterdiridari
18kecamatan,330Desadan26Kelurahan.Dan
UntukmenjalankanPemerintahannya,Kabupaten Gresik memiliki Motto :
Gresik Bisa Lebih Baik. B.PEMBAHASAN
Sesuaipadapemaparansebelumnyabahwa
PenerapanPenganggaranBerbasisKinerja
merupakanpenganggaranyangmelihathasildan
capaianpenggunaananggaran,bukanbesarnyasuatu
anggaran.Halinitentusangatpentingbagi
pengelolaanKeuanganDaerahdiKabupatenGresik,
agarAnggaranyangdikeluarkanselalubermanfaat dan memberikan hasil
untuk masyarakat. UntukmelihatpenerapanPenganggaran Berbasis
Kinerja pada Pemerintah Daerah Kabupaten Gresik
ini,penelitimenggunakan teori elemenutama
yangharusditetapakndalampenganggaranberbasis
kinerjamenurutPedomanReformasiPerencanaan
danPenganggaran(2009)dan3komponendalam
penyusunananggaranberbasiskinerjamenurutPP No. 21 Tahun 2004.
Sehingga ada lima dimensi untuk
melihatpenerapanPenganggaranBerbasisKinerja,
yakniRenstra,Renja,IndikatorKinerja,SABdan
EvaluasiKinerja.Yangkemudianlimadimensiini,
penelitisajikandanjabarkandalampembahasan, yakni sebagai berikut:
a.Rencana Stratejik (Renstra) Perencanaankinerjaadalahsuatuproses
mempersiapkansecarasistematiskegiatanyang
akandilakukanuntukmencapaisuatutujuan.
Dalammenerapkanpenganggaranberbasis
kinerjadalampengelolaankeuangandaerahdi
PemerintahDaerahKabupatenGresik,dalam
tahapperencanaankinerjapenerapan
penganggaranberbasiskinerjadilihatpada
pelaksanaanRencanaStratejikdanRencana Kerja yang berbasis kinerja.
Renstra(RencanaStratejik)merupakan
analisisdanpengambilankeputusanstratejik
tentangmasadepanorganisasiuntuk menempatkandirinyapadamasayangakan
datang, dalam jangka waktu lima tahun. Renstra
yangdimaksuddalamtingkatPemerintah Daerah adalah dokumen Renstrada
atau RPJMD (RencanaPembangunanJangkaMenengah
Daerah).SedangkanRenstraditingkatSKPD
(SatuanKerjaPerangkatDaerah)adalah Rencana Stratejik SKPD.
KonsepRenstrayangbaikadalahrenstra yang terdiri dari Visi, Misi,
Tujuan dan Sasaran. Visimengacukepadahalyangingindicapai
dalamjangkapanjangsedangkanmisiadalah
kerangkayangmenggambarkanbagaimanavisi
akandicapai.Tujuanmerupakanpenjabaran lebih lanjut dari visi dan
misi. Tujuan tergambar dalamRencanaPembangunanJangka
Menengahyangmenunjukkantahapantahapan
yangharusdilaluidalamrangkamencapaivisi
danmisiyangtelahditetapkan.Sedangkan
Sasaranmenggambarkanlangkah-langkahyang
spesifikdanterukuruntukmencapaitujuan tersebut. (Pedoman PBK: 2008:
8). Berdasarkanhasilpemaparansebelumnya
terkaitRenstra,memangsudahcukupbaik
karenasudahterdapatunsur-unsurutamadalam
Renstradadankeempatunsuryangterdiridari
Visi,Misi,TujuandanSasaransesuaipada
konsepdiatassudahterdapatpadaRenstrada/
RPJMDPemerintahDaerahKabupatenGresik.
(Renstrada).Namunhalpentingyang
seharusnyaadatergambarjelasdiRenstrada
yakniIndikatorKinerjayangmerupakan
penjabaransasaranprogrammasihkurang
akuratdantidakberorientasipadacapaianyang terukur kedepan.
Sehinggadapatdisimpulkanbahwadalam
RencanaStratejik,penerapanpenganggaran
berbasiskinerjadalampengelolaankeuangan
daerahdiKabupatenGresiksudahcukupbaik,
karenasudahsesuaikonsepdansalingterkait.
NamunsasaranyangterdapatpadaRenstrada
belummemilikiindikatoryangjelas,kurang akurat dan ukuran capainya
pun masih abstrak. b.Rencana Kerja (Renja) Rencana Kerja
(Renja)merupakan komponen kunciuntuklebihmengefektifkandan
mengefisienkanpemerintahdaerah.karena
perencanaankerjamembantupemerintahuntuk
mencapaitujuanyangsudahdiidentifikasikan
dalamrencanastraenejik.Rencanakerja
diaplikasikanpadaprogramdankegiatanyang
disusuntiapsatutahunanggaran.Bentuk dokumen Renja pada tingkat
Pemerintah Daerah adalahRKPD(RencanaKerjaPemerintah Daerah).
MenurutAdisasmita(2011:79)juga dikatakanbahwatujuantahunanmenurut
pedomanyangdigariskandalamkemendagri
29/2002,padadasarnyamerupakanpenjabaran
darirencanastrategidaerahyangdivalidasi
denganpenjaringanaspirasimasyarakatdan
denganmempertimbangkanhasilevaluasi
kinerjasebelumnya.SehinggaRenstraharus
salingterkaitdenganrenjakarenarenjaadalah penjabaran dari renstra.
Berdasarkanhasilpemaparan sebelumnyasecaraadministratifRenjaseluruh
SKPDdiKabupatenGresiksudahadacapaian
program/indikatorkinerjanya.NamunRenja
daerah(RKPD)yangterdiridarirenja-renja
SKPDmasihbelumbaikdalampelaksanaan
penganggaranberbasiskinerja,karenabelum semuaSKPDdiKabupatenGresik
mencantumkanindikatorkinerjayangjelas, indikatornya juga banyak
yang abstrak sehingga sulitterukurdanmasihterdapatrenjayang
pembuatannya dari copy-paste renja sebelumnya bukan hasil update
usulan masyarakat. c.Indikator Kinerja
Pengukurankinerjaadalahmetodeuntuk menilaikemajuanyangtelahdicapai
dibandingkandengantujuanyangtelah
ditetapkan(Adisasmita:2011:75).Untuk
mengukurkinerjakeuanganpemerintahdaerah,
PPNo.105/2000dalam(Adisasmita:2011:77) menyatakan, bahwa perlunya
pemerintah daerah untukmengembangkan:(1)StandarAnalisa
Belanja(SAB)yaitupenilaiankewajaranbeban
kerjadanbiayaterhadapsuatukegiatan;
(2)Tolakukurkinerja(indikatorkinerja)yaitu
ukurankeberhasilanyangdicapaipadasetiap
setiapunitorganisasiperangkatdaerah;dan
(3)Standarbiayayaituhargasatuanunitbiaya yang berlaku bagi
masing-masing daerah. Sedangkanterkaittolakukurkinerja
(indikatorkinerja)yangjugadigunakandalam
pengukurankinerja,berdasarkanhasil wawancarapadapemaparansebelumnya
memangsudahada,beberapaSKPDsudah
mencantumkanindikatorkinerjasebagaitolak
ukurkinerjadisetiapprogramkerjanyapada
dokumenRenjaSKPDdanRKPD.Namun masihbelumsempurnakarenasemuaSKPD
belummencantumkanindikatornya,target
capaianyajugamasihsebataskuantitatifsaja sehingga kurang tepat dan
jelas. SehinggadapatdisimpulkanbahwaSecara umum penerapan
penganggaran berbasis kinerja dalampengelolaankeuangandaerahdi
Kabupatengresikdalamtahappengukuran
kinerjamasihkurangbaik,karenapatokan-patokanindikatorkinerjamemangsudahada
dalambentukIKU(IndikatorKinerjaUmum)
untukmengukurpenganggaranternyatamasih
belumjelasukurannya,bersifatkuantitatif,
bukankualitatifsehinggasulitdilakanakan dengan baik. Halini
jugadibutuhkankomitmen dariperencanaanggaransendiriagarsemua
benchmarking(patokan)anggarandapatdibuat dengan tepat dan terukur
dan dapat dilaksanakan untuk pengukuran kinerja. d.Standar Biaya
Penerapanpenganggaranberbasiskinerja
dalampengelolaankeuangandaerahdi
PemerintahDaerahKabupatenGresik,dalam
tahappelaksanaananggaranyangberbasis
kinerjadilihatpadaadanyaStandarAnalisa Belanja, Tolak Ukur Kinerja,
dan Standar Biaya. Terkaitstandartanalisabelanjadanstandart
biayaseharusnyasudahdimilikidanditerapkan di Pemerintah Daerah
Kabupaten Gresik, karena indikatorpenerapanpenganggaranberbasis
kinerjaadalahmenggunakanASBdanstandart
biayauntukmengukurkewajaranbebankerja
terhadapsuatukegiatandanhargayangberlaku
dalamsuatudaerahsehinggaakanberdampak
padapelaksanaananggaranyangtepatkarena
sudahterukurdansesuaikewajarandan
meminimalisirpenyelewengananggarandalam pengelolaan keuangan
daerah. Berdasarkanhasilobservasidanwawancara
penelititerkaitadanyaStandartBiayayang
digunakandalampenganggarandiPemerintah
DaerahKabupatenGresiksudahadaaturandan
dokumenperbubnya,namunmasihbelum
benar-benaradadandipergunakan.Karena
Standartbiayayangdipergunakanbelum
terbuktidandipahamiolehseluruhstaff
anggaran..namunterdapatpulapendapatyang
mengatakanbahwaStandartBiayamasih berpedoman pada pengalaman pada
tahun-tahun sebelumnya,bukanpadapatokankhususuntuk menentukan
standart biaya. SehinggadapatdisimpulkanbahwaStandar
Biayasudahadadansesuaikonsep bahwasannya(StandarBiayaUmum)SBU
digunakanlintaskementriannegara/lembaga
dan/ataulintaswilayah,sedangkanSBK
(StandarBiayaKhusus)digunakanoleh
kementriannegara/lembagatertentudan/atau
wilayahtertentu.Kementriannegara/lembaga
diharuskanuntukmerumuskankeluaran kegiatan beserta alokasi
anggarannya. Dan yang digunakanolehPemerintahDaerahKabupaten
GresikadalahStandarBiayaKhususdansudah
diaturpadaPeraturanbupatinomor32tahun 2012.e.Evaluasi Kinerja
Evaluasikinerjakegiatanmerupakanproses
penilaianterhadaptujuandanpengungkapan
kendala,baikpadasaatpenyusunanmaupun
padasaatimplementasikebijakanuntuk
memberikanumpanbalikbagipeningkatan kualitaskinerjakebijakan.
Menurut Widyantoro (2009:64),untukmelakukanevaluasikinerja
yangbaikperludilakukandengancarasebagai
berikut:;(a)Membandingkanrencanadan
realisasi;(b)Membandingkanrealisasitahunini
dengantahunlalu;(c)Membandingkandengan
organisasilain(benchmarking);dan
(d)Membandingkanrealisasidenganstandar-nya.
Dalampelaksanaantahapevaluasikinerja
padapenerapanpenganggaranberbasiskinerja
diPemerintahDaerahKabupatenGresikdalam
pengelolaankeuangandaerah,evaluasiyang
dilakukanmeliputievaluasidengan
membandingkanrencanadanrealisasi,dan
evaluasimembandingkanrealisasitahunini dengan tahun lalu.
Berdasarkanhasilwawancaradan
pemaparansebelumnyaterkaitevaluasikinerja
yangdilaksanakanpadapemerintahdaerah kabupatengresikdalampenerapan
penganggaranberbasiskinerja,masihkurang
bagusmeskipunsecarakeseluruhansetiap
selesaipenganggaranselaluadaevaluasi.
Karenapelaksanaanevaluasiinternalmelalui
banwasdaneksternalmelauiDPRDsajabelum
maksimal.EvaluasiinternaldenganMonitoring
khususuntuksetiapkegiatandilakukanhanya
adapersoalansaja,jadijarangdilakukan evaluasi khusus adanyahanya
evaluasi standart. Sedangkanuntukevaluasieksternalhanya
dilakukansecarasamplingkepadaSKPD tertentu secara acak bukan secara
keseluruhan. Tentunyaevaluasidenganmembandingkan rencana dan
evaluasi bisa dibilang tidak berjalan
denganbaikkarenaburuknyapelaksanaan
evaluasitersebut.Dantentusajatidakdapat
dibilangevaluasitahuninidantahunlalu
dibandingkandandigunakansebagaiperbaikan
tahundepansebagaiperbaikanuntukkinerja
berikutnyakarenapelaksnaanevaluasinyasaja belum baik dan perlu
dimaksimalkan. Berdasarkanhasilwawancaradan
pemaparandaribeberapaindikatoryang
digunakanpenilaiandalamtahapanevaluasi
kinerjaini,makadapatdisimpulkanbahwa
terkaitevaluasikinerjapadapenerapan
penganggaranberbasiskinerjadalam
pengelolaankeuangandaerahdiPemerintah Daerah Kabupaten Gresik ini
masih kurang baik danbelummaksimalpelaksanaanya,sehingga
masihmembutuhkanperbaikan-perbaikanlagi
agarevaluasikinerjanyabisalebihbaikdan inovatif, mengingat bahwa
evaluasi kinerja juga bagian terpenting dalam penganggaran.
SedangkanDalampenerapanPenganggaran
BerbasisKinerjadalamPengelolaanKeuangan
daerahpadaPemerintahKabupatenGresikyang
belumsesuaiharapandisebabkanolehberbagai
Prakondisisiyangbelumterpenuhi.Beberapa
prakondisiinilahyangdigunakanpenelitisebagai
acuandalamfaktoryangseharusnyaterdapatpada
penerapanpenganggaranberbasiskinerjadan
menunjangkeberhasilanpelaksanaanpenganggaran berbasis kinerja.
Beberapaprakondisiinidibuktikan
keberadaanyadalampenerapanpenganggaran
berbasiskinerjayangtelahdibahaspadapoin
sebelumnyayangterdapatpadahasilpenelitian.
Sehinggauntukpembahasanlebihdetailmengenai
keberadaanyadalampenerapanpenganggaran
berbasiskinerjadankendalayangmunculdalam penerapan penganggaran
berbasis kinerja, dilihat dari prakondisikeberhasilandalampenerapan
penganggaranberbasiskinerjaakandijelaskanpada pembahasan pada
setiap prakondisi berikut ini: a.Kepemimpinan dan Komitmen
Kepemimpinanmerupakanperanserta seorangpemimpindalampenerapan
penganggaranberbasiskinerja.Sedangkan
komitmenadalahsebuahbentukkesetiaan
seluruhanggotaorganisasidalammenjalankan tugas sesuai prosedur yang
telah ditetapkan. Berdasarkanhasilwawancaradan
pemaparansebelumnya,kondisikepemimpinan
dankomitmenpadapenerapanpenganggaran
berbasiskinerjadalampengelolaankeuangan daerah di Kabupaten
Gresikmasihkurang baik, karenaterkaitkurangmaksimalnyaperan
pemimpinuntuk:memperbaikipedoman
penganggaran,memaksimalkanpelatihanSDM
(perencanaanggaran),transparansidan
perbaruanperdamaupunperbub,penegasan
rewarddanpunishment,sertakurangnya
komitmenyangdimilikiolehparaperencana anggaran.
Sehinggadapatdisimpulkanbahwasanya
kondisikepemimpinandankomitmenyang
kuranginijugamenjadisalahsatukendala
dalampenerapanpenganggaranberbasiskinerja
dalampengelolaankeuangandaerahdi
KabupatenGresik.Karenaburuknyaperan
kepemimpinandamkomitmenSDMnyaakan mempengaruhi kinerjanya.
b.Penyempurnaan administrasi Penyempurnaanadministrasimerupakan
perbaikanadministrasisecaraterusmenerus
gunamemperbaikipenerapanpenganggaran
berbasiskinerja.Keberadaanpenyempurnaan
Administrasiyangdilakukanterus-menerus
dalamsebuahpemerintahanakanmemberikan
keberhasilanpenerapanpenganggaranberbasis kinerja.
Berdasarkanhasilwawancaradan pemaparansebelumnya,kegiatan
penyempurnaanadministrasisudahbaik.
Terbuktidenganadanyaperbaikanadministrasi yang dilakukan secara
terus-menerus dan dinilai BadanAnggaranbahwapenyempurnaan
administrasi di Pemerintah Daerah di Kabupaten
Gresikmencapai90%.AntaradokumenLKPJ
tahun2013dengantahun2014jugamengalami
perubahanperbaikanpenyempurnaan administrasi yang bagus.
Sehinggadapat disimpulkanbahwakegiatan
penyempurnaanadministrasiyangsudahcukup baik ini sudah tidak lagi
menjadi kendala dalam penerapanpenganggaranberbasiskinerjadalam
pengelolaankeuangandaerahdiPemerintah
KabupatenGresik,jikaselaludipertahankan pelaksanaanya. c.Sumber
Daya KomponenSumberDayameliputijumlah
staff,keahliandariparapelaksana,informasi
yangrelevandancukupuntukmenerapkan
kebijakankebijakandanpemenuhansumber-sumberterkaitdalampelaksanaanprogram,
adanyakewenanganyangmenjaminbahwa
programdapatdiarahkansebagaimanayang
diharapkan,sertaadanyafasilitas-fasilitaspendukungyangdapatdipakaiuntuk
melakukankegiatanprogramsepertidanadan saranaprasarana.
Berdasarkanhasilwawancaradan pemaparansebelumnyakondisiSumberDaya
padapenerapanpenganggaranberbasiskinerja
dalampengelolaankeuangandaerahdi
KabupatenGresikdilihatdaritigahalyakni
waktu,uangdanmanusia.Dariketigahalyang
dianalisispenelitisumberdayayangmasih
kurangadalahSumberDayaManusianya.
Dimana,SDMmerupakanSumberDayautama
yangaktifkarenaperannyasangatdibutuhkan untuk keberhasilan sebuah
kegiatan. Dari TAPD danSKPDjugamengungkapkanbahwaSDM
masihmembutuhkankmampuanuntuk memahami sistem penganggaran yang
baru, dan KualitasSDMnyajugamasihkurang
memenuhi.SedangkanmenurutBadan AnggaranjumlahSDMtidakkurang,namun
kualitasnyamasihkurang,banyakpemimpin
SKPDyangtidaksesuaibidangnya,serta
banyakSDMyangetoskerjanyamasihburuk. sehingga dapat dikatakan bahwa
Kendala utama yang ditemukan dalam penerapan penganggaran
berbasiskinerjadiKabupatenGresikiniadalah
keadaanSDMyangkurangberkualitasdan kurang etos kerjanya.
Sehinggadapatdisimpulkanbahwakondisi
SumberDayayangmenjadikendaladalam
penerapanpenganggaranberbasiskinerjadalam
pengelolaankeuangandaerahdiPemerintah
DaerahKabupatenGresikadalahSumberDaya
Manusianya.Berdarkanhasilanalisiskeadaan
SumberDayaManusianyamasihkurang berkualitas dan memiliki etos kerja
yang kurang. d.SistemPenghargaan(reward)danSangsi (punishment)
Penghargaan(reward)merupakanbentuk
penghargaanyangdiberikankepadaASN
karenakinerjanyayangbagus,sehinggaakan
tetapmempertahankankinerjanyayangbagus
tersebut.Sedangkansangsi(punishment)
merupakankebalikandarirewardkarenaini bentuknya sebuah peringatan
dan hukuman yang diberikankepadaASNkarenakesalahanyang
dilakukan,agarmemberikansebuah pembelajarandanefekjerakepadaASNyang
melakukan kesalahan tersebut. Berdasarkanhasilwawancaradan
pemaparansebelumnyaterkaitkegiatan pemberianrewarddanpunishmentpada
penerapanpenganggaranberbasiskinerjadalam
pengelolaankeuangandaerahdiKabupaten
Gresikmasihkurangbaik,karenarewarddan
punishmentmemangbelumjelaskeberadaanya.
BanggardanSKPDmengatakansudahada rewarddalambentukpemberianhonordan
punishmentdalambentukmutasi,namun
pelaksanaanyapunkurangtepatdanmasih sangat lemah dan jarang.
Sehinggadapatdisimpulkanbahwakondisi
rewarddanpunishmentyangmasihburukdan sangat lemah ini juga menjadi
salah satu kendala dalampenerapanpenganggaranberbasiskinerja
dalampengelolaankeuangandaerahdi KabupatenGresik.Karenarewarddan
punishmentmemangsudahseharusnya
dijadikanhalwajibuntukdilaksanakandalam
melaksanakansebuahkegiatanagarSDMyang
terlibatakanmelaksanakankegiatanlebih
maksimaljikaadarewardsebagaiapresiasi
kerjanyayangbaikdanpunishmentsebagai
peringatanagardilakukanperbaikanataskerja yang buruk. e.Keinginan
yang kuat untuk berhasil Keinginanyangkuatuntukberhasil
merupakansebuahvisidanmisiutamayang
tertanamdalamsetiapSumberDayaManusia
yangterlibatdalamkesuksesandanberhasilnya penerapan Anggaran
Berbasis Kinerja. Berdasarkanhasilwawancaradan
pemaparansebelumnyaterkaitkeinginanyang
kuatuntukberhasilyangwajibdimilikioleh
semuapihakpadapenerapanpenganggaran
berbasiskinerjadalampengelolaankeuangan
daerahdiKabupatenGresiksudahcukupbaik.
Haliniterbuktidenganbanyaknyaupaya
penyempurnaanadministrasiyangdilakukan
secaraterusmenerus,dilakukanpendampingan
TAPDuntuksetiapSKPDagarmemahami
penerapanpenganggaranberbasiskinerja. Namun memang masih ada
hal-halyang kurang maksimalsepertikurangnyakomitmen
perencanaanggarannya, dankurangnyagerakan untuk menjalankan
perbaikan. Sehinggadapatdisimpulkanbahwa
keinginanyangkuatuntukberhasilmemang
sudahadadancukupbaiknamunmasihperlu ditambah dengan adanya komitmen
dan gerakan perbaikan,jadi bukan hanyaada keinginan saja
untukberhasil.Halinijugamenjadisalahsatu
kendaladalampenerapanpenganggaran
berbasiskinerjadalampengelolaankeuangan daerah di Kabupaten Gresik
karena masih belum bisadikatakankalausudahterdapatkeinginan
yangkuatuntukberhasilpadaseluruhelemen
yangterkaitdalampenerapanpenganggaran
berbasiskinerjadiPemerintahDaerah Kabupaten Gresik tersebut.
IV.PENUTUP A.Simpulan Berdasarkanuraiandarihasilanalisismengenai
penerapanpenganggaranberbasiskinerjadalam
pengelolaankeuangandaerahdiKabupatenGresik
yangsudahpenulispaparkansebelumnya,maka
dapatdisimpulkanbahwasecaraumumelemenyang
terlibatdalamsuksesnyapenerapanpenganggaran berbasis kinerja di
kabupaten gresik sudah memahami
maknapenganggaranberbasiskinerja,yakni
penganggaranyangberorientasipadaoutputkinerja yang dihasilkan.
Meskipunsudahmemahamimakna penganggaranberbasiskinerja,penerapan
penganggaranberbasiskinerjadalampengelolaan
keuangandaerahdiKabupatenGresik,masih
dikatakankurangbaik.Karenadalampenerapannya masih kurang maksimal,
sehingga masih memerlukan
perbaikansecaraterus-menerus.Halinidilihatdari
duaelemendantigakomponenteoripenerapan
penganggaranberbasiskinerjayangterdiridari
Renstra,Renja,IndikatorKinerja,AnalisisStandart
BiayadanEvaluasiKinerjayangkemudiankelima
teoritersebutdisajikansebagaiberikut:(1)Rencana
Stratejik,penerapanPBKsudahbaik,namunbelum sempurna, karena
indikator kinerja didalamnya belum
tepat,terukurdanakurat;(2)RencanaKerja,
penerapanPBKbelumberjalandenganbaikkarena
BanyakSKPDyangbelummencantumkanindikator
yangjelasdalamrenjanya.terdapatrenjayang
pembuatannyadaricopy-pasteRenjasebelumnya
bukanhasilupdateusulanmasyarakat;(3)Indikator
kinerja,penerapanPBKjugamasihkurangbaik
karenaIndikatorKinerjayangdigunakankurang
lengkapdankurangjelascapaiannyadan
benchmarkingnya.Sehinggapelaksanaanyapun
belumterkaitdanterlaksanamaksimal.;(4)Standar
Biaya,sudahadaStandarBiayadansudahterdapat dalam Peraturan Bupati,
namun pelaksanaanyamasih kurang baik karena pedoman Standar Biaya
yang ada belumsepenuhnyadilaksanakan;dan(5)Evaluasi
Kinerja,dalampenerapanPBKSudahterdapat
evaluasi,namuntidakmaksimalpelaksanaannya
karenaevaluasiuntukkeseluruhantiapselesaitahun
anggaranbukantiapprogramnya,sehingga
evaluasinyaterlaluumumdanluasdantidakmampu menjawab persoalan.
Sedangkankendalayangditemukandalam
penerapanPenganggaranBerbasisKinerjadalam
PengelolaanKeuanganDaerahdiKabupatenGresik
dilihatdarihasilanalisisterhadaplimafaktor
pendukungkeberhasilanPenerapanpenganggaran
berbasiskinerjadalampengelolaankeuangandaerah
diKabupatenGresik,terdapatbeberapatemuan
berikut:(1)KepemimpinandanKomitmen,kondisi
kepemimpinandankomitmenyangkuranginijuga
menjadisalahsatukendaladalampenerapan
penganggaranberbasiskinerjadalampengelolaan
keuangandaerahdiKabupatenGresik.Karena
buruknyaperankepemimpinandamkomitmenSDM
nyaakanmempengaruhikinerjanya;(2)Sumber Daya, keadaan Sumber Daya
yang utama dan menjadi kendalaadalahSumberDayaManusianyakarena
masihbanyakSDMyangbelumberkualitasdan kurang memiliki etos kerja
yang baik; dan (3) Sistem RewarddanPunishment,memangpelaksanaanya
masih buruk dan sangat lemah karena itulah tidak ada
ukuranbalasan/imbalanyangakandiberikanuntuk
kinerjaSDMyangterlibat,sehinggamempengaruhi baik atau buruknya
kinerja dan etos kerja SDM dalam
menyelesaikantugasnya.Untukfaktorperbaikan administrasi secara
terus menerus dan keinginan yang
kuatuntukberhasilbukanmenjadisebuahtemuan
karenakeduahaltersebutcukupbaikpelaksanaanya,
hanyasajakeduahaltersebutperludilakukansecara bersamaan dan
diperkuat oleh komitmen sumber daya manusia. B.Saran
Berdasarkanuraianhasilpenelitiandiatas, penelitimemiliki
beberapasaran (rekomendasi)yang
dapatdiajukansebagaihasilpenelitiandalamrangka
memberhasilkandanmemaksimalkanpelaksanaan
PenganggaranBerbasisKinerjadalamPengelolaan
KeuangandaerahdiPemerintahDaerahKabupaten Gresik. Saran tersebut
adalah sebagai berikut: 1.Terkaitmasihkurangjelasnyapatokanyang
digunakandalampenerapanpenganggaran
berbasiskinerjadalamIndikatorKinerjadan
StandartBiayamakaperlupembuatanpedoman/
acuanyangrincimengenaipelaksanaan
PenganggaranBerbasisKinerja.Agarpenerapan
penganggaranberbasiskinerjadiKabupaten Gresik bisa lebih baik dan
maksimal lagi. 2.Terkaitevaluasidanpelaporankinerja,harus
salingterkaitsehinggaakanadaperbaikanyang
senantiasaberjalandenganbaikuntuk
pelaksanaanpenganggaranberbasiskinerja.Dan jika evaluasi bisa
dilakukan tepat, dan menyeluruh
makaakanmampumengurangipenyimpangan-penyimpanganrencanakerjayangdilaksanakan.
Dansebaiknyaadaevaluasikinerjadisetiap program, agar
program/kegiatan bisa dilaksanakan secara maksimal.
3.Terkaitketegasanpimpinanyangmasihkurang,
makaPerluadanyakomitmendanarahandari
pimpinandisemualeveluntukmelaksanakan
sistemPenganggaranBerbasisKinerjaini.
Sehinggahallainjugaakanmengikutiuntuk
keberhasilanpenerapanpnganggaranBerbasis
KinerjadiKabupatenGresikinijikapara
pemimpinandapatmemaksimalkanpelaksanaan penganggaran berbasis
kinerja. 4.Perlunyamenerapkansistempemberianreward
(penghargaan)/punihment(sanksi)atas
pencapaiankinerjadalampelaksanaananggaan.
Sehinggaorang-orangyangterlibatdalam penerapan anggaran bisa lebih
bersemangat dalam mengerjakantugasnya,memacuprestasinyadan
menghasilkan pekerjaan yang maksimal.
5.Perludukungankomputerisasiataudatabasedan
pelatihansebagaipenunjangkeberhasilan
penerapanpenganggaranberbasiskinerja.
Sehinggaparaperencanaanggarandanpihak
yangterlibatdalampelaksanaanpenganggaran
berbasiskinerjaagarmampumemaksimalkan
kinerja,etoskerjadankomitmennyadalam bekerja.
6.Perbaikanadministrasisecaraterusmenerus
memangsudahbaik,namunakanlebihbaiklagi
jikaperbaikandilakukanbersamadengan
keinginanyangkuatuntukberhasil.Sehingga
akanadakomitmendangerakanperbaikanyang
akanmemaksimalkanperbaikansecaraterus menerus. DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita,Rahardjo. 2011.Pengelolaan Pendapatan dan Anggaran
Daerah. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Anggraini,Yunita;Puranto,Hendra.2010.Anggaran
Berbasiskinerja:PenyusunanAPBDSecara Komprehensif. Yogyakarta : UPP
STIM YKPN. BadanPengawasanKeuangandanPembangunan
(BPKP).2008.PedomanPenyusunanAnggaran
BerbasisKinerja(Revisi).Jakarta:Direktorat
PengawasanPenyelenggaraanKeuangan Daerah. Bastian, Indra. 2006.
Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Jakarta: Penerbit
Erlangga. Bird,RichardM.&FrancoisVaillancourt.
DesentralisasiFiskalDiNegara-Negara
Berkembang,terjemahanAlimizanUlfa, Gramedia, Jakarta, 2000.
BukuPedomanReformasiPerencanaandan Penganggaran,2009,Badan
PerencanaanPembangunanNasionaldan Departemen Keuangan RI.
Carlin,TyroneM.2004.OutputBased-Budgeting
andtheManagementofPerformance.MGSM
WorkingPapersinManagement.Macquarie Graduate School of Management.
Sydney. Cipta,Hendra.2011.Tesis:AnalisisPenerapan
PenganggaranBerbasisKinerja(Performance
BasedBudgeting)PadaPemerintahDaerah
(StudiEksploratifPadaPemerintahKabupaten Tanah Datar). Padang:
Universitas Andalas. Moleong,LexyJ.2011.MetodologiPenelitian
Kualitatif. Bandung: PT. Rosda Karya.
Natsir,Yurnadi.2008.EvaluasiAnggaranBerbasis Kinerja. Modus Aceh.
Parhah,Siti.2002.KontribusiDesentralisasiFiskal Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. Robinson, Marc and D. Last. 2009.
A Basic Model of Performance-Based Budgeting. TechnicalNotes
andManuals.InternationalMonetaryFund. Washington. Shah, Anwar and
Chunli Shen. 2007. Citizen-Centric
PerformanceBudgetingattheLocalLevel. PublicSectorandGovernanceand
AccountabilitySeries:LocalBudgeting.World Bank.
Simanjuntak,Robert.A.OtonomiDaerahdan
DesentralisasiFiskal,KajianHubungan
KeuanganPusat-DaerahPascaOrdeBaru,
disampaikansebagaibahanSeminar&Dialog
NasionalPlatformUntukMasaDepan Ekonomi Indonesia. Diselenggarakan
ISEI Cbg PadangdenganIRISUniv.Marrylandserta USAID. Padang, 15-16
April 1999. Sugiyono.2012.MetodePenelitianAdministrasidan R&D.
Bandung: ALFABETA. Sugiyono.2011.MetodePenelitianKuantitatif
Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA.
Widyantoro,AriEko.2009.TESIS: IMPLEMENTASIPERFORMANCEBASED
BUDGETING:SEBUAHKAJIAN FENOMENOLOGIS(StudiKasuspada Universitas
Diponegoro). Semarang: Universitas Diponegoro. PERATURAN
PERUNDANGAN PemerintahDaerahKabupatenGresik.2013.Gresik
DalamAngka2013.Gresik:BPSKabupaten Gresik.
RepublikIndonesia.2003.KeputusanLembaga
AdministrasiNegaraNomor:239/IX/6/8/2003
tentangPedomanPenyusunanPelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah. RepublikIndonesia.2003.UndangUndangNo.17 tahun 2003
tentang Keuangan Negara.
RepublikIndonesia.2005.PeraturanPemerintahRI
Nomor58Tahun2005tentangPengelolaan Keuangan Daerah.
RepublikIndonesia.2006.PeraturanMenteriDalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
RepublikIndonesia.2007.PeraturanMenteriDalam
NegeriNomor59Tahun2007tentang PerubahanAtasPeraturanMenteriDalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah. RepublikIndonesia.2008.PeraturanMenteri
KeuanganRINo.102/2008tentangPetunjuk
PenyusunandanPenelaahanRencanaKerjadan
AnggaranKementrianNegara/Lembaga (RKAKL)sertaPenyusunan,Penelaahan,
PengesahandanPelaksanaanDaftar IsianPelaksanaan Anggaran
(DIPA).