PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI CARUL KECAMATAN BUMIJAWA KABUPATEN TEGAL TAHUN AJARAN 2009 / 2010 LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS OLEH : TOLIB NIM : X2707029 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
60
Embed
PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …...Subyek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri Carul Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal.Siswa kelas IV terdiri dari 19 siswa laki-laki
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SD
NEGERI CARUL KECAMATAN BUMIJAWA KABUPATEN TEGAL
TAHUN AJARAN 2009 / 2010
LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
OLEH :
TOLIB NIM : X2707029
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUANOPERASI HITUNG PECAHAN PADA
SISWA KELAS IV SD NEGERI CARUL KECAMATAN BUMIJAWA
KABUPATEN TEGAL TAHUN AJARAN 2009-2010
Oleh :
TOLIB
NIM:X2707029
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu
Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
PERSETUJUAN
Laporan Penelitian tindakan kelas ini telah disetujui untuk dipertahankan
dihadapan Tim Penguji Laporan Penelitian Tindakan Kelas Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Laporan Penelitian tindakan kelas ini telah dipertahankan di hadapan tim
penguji Laporan Penelitian tindakan kelas (PTK) Fakultas keguruan dan ilmu
pendidikan Universitas Sebelas Maret surakart6a dan diterima untuk memenuhi
persyaratan mendapatkan gelar Sarjana pendidikan.
Hari : Kamis
Tanggal : 24 Juni 2010
Tim Penguji Laporan PTK
Nama terang tanda tangan
Ketua : Drs.Kartono,M.Pd. ……………………
Sekretaris : Drs.H.Hadimulyono,M.Pd. ……………………
Anggota I : Drs.A. Dakir,M.Pd ……………………
Anggota II : Drs.Chumdori,M.Pd …………………..
Disahkan oleh
Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan ,
Prof. Dr. H.M. Furgon Hidayatullah,M.Pd. NIP : 196007271987021001
ABSTRAK
Tolib, NIM : X 2707029 . PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PECAHAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI CARUL KECAMATAN BUMIJAWA KABUPATEN TEGAL TAHUN AJARAN 2009/2010.
Penelitian Tindakan Kelas,Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta,Juni 2010.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kemampuan operasi hitung pecahan dalam pembelajaran matematika pada siswa dan untukmengetahui kendala-kendala yang dihadapi guru dan siswa dalam pelaksanaan penerapan pendekatan kontekstual pada siswa kelas IV SD.
Penelitian ini disusun dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas. model siklus melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleks Subyek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri Carul Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal.Siswa kelas IV terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan.Teknik pengumpulan data kuantitatif hasil belajar menggunakan tes tertulis,data kualitatif proses pembelajaran melalui observasi angket dan wawancara.
Setelah dilakukan analisis data hasil penelitian diperoleh simpulan pada kondisi awal,nilai rerata kelas 55. Dengan pendekatan kontekstual pada siklus I nilai rerata kelas menjadi 65.Pada siklus II nilai rerata kelas menjadi 78 .Dari keseluruhan siklus yang dilakukan ,dapat disimpulkan bahwa guru telah mampu meningkatkan kemampuan operasi hitung pecahan dalam pemelajaran matematika.Setiap siklus membawa dampak positif kearah peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Carul kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2009/2010.
Kata Kunci :
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian
dan menyusun laporan penelitian tindakan kelas .Dengan segala kerendahan hati
penulis juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya
kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan baik moril maupun material
sehingga laporan penelitian tindakan kelas ini dapat terselesaikan. Dengan rasa
penuh hormat ucapan terima kasih ini dihaturkan kepada :
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Prof. Dr. Rernat Sajidan, M.Si selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd, selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan UNS.
4. Drs.A.Dakir,M.Pd. selaku pembimbing yang telah memberi bimbingan, sehingga
penelitian tindakan kelas ini dapat selesai tepat waktu.
5. Drs. Chumdori, M.Pd, selaku pembimbing yang telah sabar memberi bimbingan,
sehingga penelitian ini dapat selesai.
6. Bahrun S.Pd, selaku Kepala Sekolah SD Negeri Carul dan dewan guru yang telah
membantu atas kelancaran pelaksanaan PTK ini..
7. Y.Budi Sulistiyo ,S.Pd. sebagai supervisor .
8. Siswa siswi kelas IV SD Negeri Carul yang telah membantu kelancaranya
penelitian tindakan kelas ini.
Atas segala bantuan yang telah diberikan, hanya doa yang dapat penulis
panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa semoga memberikan balasan dan menjadikan
amal ibadah yang mulia.
Selanjutnya sebagai manusia biasa yang tidak lepas dari segala kekurangan,
untuk itu penulis mohon maaf yang setulus-tulusnya. Segala kritik dan saran yang
membangun akan sangat membantu penulis dalam penyempurnaan penyusunan
langkah pembelajaran, alat dan sumber pembelajaran dan
penilaian.Adapun langkah-langkah pembelajaran adalah :
- Guru menjelaskan materi pembelajaran operasi hitung pecahan.
- Secara berkelompok siswa mengejakan lembar kerja dengan
berdiskusi .
- Tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan
kelas kelompok lain menanggapi.
- Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran dengan bimbingan guru.
- Secara individu siswa mengerjakan tes fomatif/evaluasi
2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung
Fasilitas yang dipersiapkan untuk pelaksanaan pelajaran adalah.
a) Ruang Belajar
Ruang belajar adalah ruang kelas IV. Guru menata terlebih dahulu
tempat duduk siswa, menyiapkan kapur , penggaris dan
sebagainya.
b) Buku Pelajaran
Buku Pelajaran Ayo Belajar Matematika kelas IV Penerbit Pusat
Perbukuan DEPDIKNAS tahun 2005 ,Halaman : 172 – 175.
c) Alat Peraga
Alat peraga yang dipersiapkan alat peraga konkrit (kertas lipat
,buah ) dan kartu bilangan pecahan.
3) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Guru menyiapkan materi yang diajarkan dan menyiapkan materi
diskusi.
4) Menyiapkan Lembar Tes/Evaluasi
Guru menyiapkan soal-soal evaluasi untuk siswa
5) Menyiapkan lembar observasi untuk teman sejawat
Teman sejawat melakukan observasi terhadap proses pembelajaran
yang dilakukan yang hasilnya akan ditulis dalam lembar observasi.
b Pelaksanaan
1) Kegiatan Awal
· Apersepsi : Bertanya jawab tentang materi pada pertemuan yang
lalu .atau yang mengarah pada materi yang akan dibahas.
· Memotivasi siswa agar semangat dalam belajar .
· Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dibahas.
2) Kegiatan Inti
· Guru bersama siswa mengadakan Tanya jawab tentang operasi
penjumlahan dan pengurangan pecahan dan manfaatnya dalam
kehidupan sehari-hari.
· Guru menjelaskan materi pelajaran tentang penjumlahan dan
pengurangan dengan peragaan langsung.,dan mengaitkan dengan
permasalahan /pengalaman siswa.
· Guru menunjukkan /mendemontrasikan cara menjumlahkan
dan mengurangkan pecahan dengan alat peraga langsung.
· Secara bergantian siswa menerjakan latihan maju kedepan kelas
dengan bimbingan guru.
· Siswa mengerjakan tugas /lembar kerja secara berkelompok dan
mendiskusikannya dengan anggota kelompok.
· Siswa menyimpulkan hasil diskusi dengan bimbingan guru .
· Siswa secara individu mengerjakan tes atau evaluasi.
3) Kegiatan Penutup
· Siswa merangkum materi pembelajaran tentang operasi hitung
pecahan.
· Tindak lanjut pertemuan 1 dan 2 siswa diberi tugas rumah /PR .
· Tindak lanjut pertemuan 3 ,bagi siswa hasil nilainya mencapai
tingkat ketuntasan minimal (SKBM : 65 ),diberi tugas pengayaan
.Siswa yang hasil nilainya belum tuntas ,diberi tugas perbaikan .
c Pengamatan / Observasi
Seperti pada siklus I, di siklus II observasi juga dilakukan oleh teman
sejawat. Adapun hal-hal yang akan dinilai dalam pengamatan meliputi :
5) Pra pembelajaran
6) Kegiatan Membuka Pelajaran
7) Kegiatan Inti Pembelajaran
a) Pelaksanaan materi pelajaran
b) Strategi pola pembelajaran
c) Pemanfaatan media pembelajaran
d) Penilaian proses dan hasil belajar
e) Penggunaan bahasa
8) Penutup
Adapun hal-hal yang diobservasi tentang kegiatan siswa dalam proses belajar
mengajar meliputi :
a) Banyaknya siswa yang bertanya / tunjuk jari untuk bertanya .
b) Banyaknya siswa yang menjawab pertanyaan
c) Banyaknya siswa yang ingin maju ke depan kelas.
d) Banyaknya siswa yang mengerjakan tugas
e) Banyaknya siswa yang melamun
f) Banyaknya siswa yang mengerjakan tugas lain
g) Banyaknya siswa yang mengganggu teman
h) Banyaknya siswa yang keluyuran di luar kelas
Untuk lebih jelasnya, bentuk format lembar observasi dapat dilihat pada
bagian hasil penelitian dan lampiran.
d Refleksi
Refleksi adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk meninjau
kembali pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan dasar hasil
observasi teman sejawat. Ini berguna untuk mengetahui kekurangan-
kekurangan dalam proses pembelajaran dari kegiatan awal sampai akhir yang
bertujuan untuk memperbaiki dan penyempurnaan pembelajaran.
B. Pembahasan
1. Pembahasan Siklus I
penjelasan, demonstrasi, tanya jawab, dan penugasan.
Data untuk perencanaan telah tertuang dalam RPP, yang dapat dilihat
pada lampiran laporan ini. Sedangkan data pelaksanaan, berupa nilai evaluasi
siswa tugas dan hasil pengamatan siswa adalah sebagai berikut :
Tabel 1 : Persentase Ketuntasan Belajar Tes Tertulis siklus I
Tuntas
Belum Tuntas
NO
Jumlah siswa
jumlah
%
jumlah
%
1.
27
18
67 %
9
33 %
Pada siklus I tingkat ketuntasan hasil tes tertulis mata pelajaran
matematika adalah seperti terlihat dalam tabel 1 : di atas . Siswa yang tuntas
belajar 18 anak atau 67 % . Siswa yang belum tuntas belajar 9 anak atau 33 %
. Untuk lebih jelasnya lihat tabel ,lampiran halaman : 52.
0
10
20
30
40
50
60
70
Persentase ketuntasan siklus I
Tuntas
Belum
Diagram 1 ; Persentase ketuntasan belajar siklus I
Jadi kemampuan operasi hitung pecahan pada siswa ada peningkatan dari pra
siklus yang tuntas 10 anak atau 37 % menjadi 67 %. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada diagram 1 .
Dari tabel 2 : data pengelompokan nilai tes tertulis siklus I dapat disimpulkan
bahwa, anak yang memperoleh nilai 90 ke atas sebanyak 1 anak, nilai antara 70-
79 sebanyak 7 anak, sedangkan yang memperoleh nilai kurang dari 70 sebanyak
13 anak .Ada 6 anak,dengan nilai kurang dari 60 . Nilai tes tertulis siklus I rata-
rata 65.
Tabel 2: Pengelompokan Penilaian Tes Tertulis Siklus I
Rentang Nilai Kategori deskripsi jumlah Persen tase
≥ 90 A AmatBaik 1 3,7 70 – 79 B Baik 7 26 60 – 69 C Cukup Baik 13 48,1 50 – 59 D kurang 6 22,2 ≤ 49 E Amat kurang 0 -
Dari analisis hasil tes tertulis siklus I dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
siswa meningkat Tingkat ketuntasan siklus I dari 37 % pada pra siklus
menjadi 67 % pada siklus I Untuk tingkat ketuntasan belajar minmal adalah
63.Nilai rerata kelas naik dari 55 meningkat menjadi 65 pada siklus I. Pada
siklus I juga tidak ada anak yang memperole nilai sangat kurang atau
dibawah 50.Untuk lebih memahami dapat dilihat pda diagram 2,seperti
dibawah ini dan pada lampiran halaman : 52.
0
5
10
15
Jumlah siswa
Amat memuaskan
Memuaskan
Cukup
kurang
Sangat kurang
Diagram 2 : Pengelompokan Nilai Tes Fomatif Siklus I
Untuk hasil nilai gabungan dari tes fomatif ,nilai tugas kelompok dan nilai keaktifan siswa juga mengalami peningkatan .
Tabel 3 : Pengelompokan Penilaian Gabungan Siklus I
Rentang Nilai
Kategori deskripsi jumlah Persentase
≥ 80 A AmatBaik 7 27% 70 – 79 B Baik 10 38% 60 – 69 C Cukup Baik 9 33 % 50 – 59 D kurang 1 2 % ≤ 49 E Amat kurang - -
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa siswa yang sangat baik
menguasai materi ada 7 anak, siswa yang baik menguasai materi ada 10 anak,
yang cukup baik menguasai materi ada 9 anak dan yang kurang menguasai
materi ada 1 anak dengan nilai rata-rata 73 ,lihat lampiran halaman : 52 .
Guru dalam mengelola proses pembelajaran secara umum sudah baik
dan berhasil,ini dapat dilihat pada tabel 4 hasil pengamatan implementasi RPP
oleh teman sejawat/observer. Guru dalam mengelola pembelajaran sudah
berhasil meskipun masih ada anak yang belum tuntas sekitar 10 anak atau 33
% .
Tabel 4: Hasil observasi implementasi RPP siklus I .
NO Aspek yang diamati Hasil 1 Pra pembelajaran Baik 2 Kegiatan membuka pelajaran Baik 3 Kegiatan inti pelajaran - A.Pelaksanaan materi pelajaran Sedang B.Strategi belajar Sedang C.pemanfaatan media pembelajaran Baik D.Penilaian proses dan hasil belajar Baik E.Penggunaan bahasa Baik 4 Penutup Baik
Untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa dalam pembelajaran
dapat dilihat pada tabel 5 . Untuk lebih lengkap dan jelas dapat dilihat pada lampiran halaman : 110 .
Tabel 5 : Hasil pengamatan keaktifan siswa pada siklus I
NO Keterangan Jumlah
anak
Persen
tase
1 Siswa yang bertanya 10 37 %
2 Siswa yang menjawab 14 52 %
3 Siswa yang maju kedepan 24 89 %
4 Siswa yang mengerjakan tugas 27 100 %
5 Siswa yang melamun 2 7 %
6 Siswa yang mengerjakan tugas lain 4 14 %
7 Siswa yang berbicara tidak relevan 4 14%
8 Siswa yang mengganggu teman 4 14%
9 Siswa yang keluyuran diluar kelas 2 7%
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa kolom nomor 1 anak yang ingin
bertanya 10 anak, kolom nomor 2 banyak anak menjawab 14 anak, kolom
nom27 anak, kolom nomor 5 siswa yang melamun 2, kolom nomor 6 siswa
yang mangerjakan tugas lain 4 anak , kolom nomor 7 siswa yang berbicara
tidak relevan 4 siswa , kolom nomor 8 siswa mengganggu teman 4 anak ,
kolom nomor 9 keluyuran keluar kelas 2 anak. Supaya lebih jelas dalam
mendeskrisikan tingkat keaktifan siswa disajikan diagram 3 dan lampiran
halaman : 57.
0
10
2030
4050
60
7080
90100
Persentase
1014142724442
Diagram 3 : Keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika siklus I
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa kolom nomor 1 anak yang ingin
bertanya 10 anak, kolom nomor 2 banyak anak menjawab 14 anak, kolom
nomor 4 adalah 27 anak, kolom nomor 5 siswa yang melamun 2, kolom
nomor 6 siswa yang mangerjakan tugas lain 4 anak , kolom nomor 7 siswa
yang berbicara tidak relevan 4 siswa , kolom nomor 8 siswa mengganggu
teman 4 anak , kolom nomor 9 keluyuran keluar kelas 2 anak.
Adapun hasil dari refleksi yang dilakukan oleh peneliti dan teman
sejawat, diperoleh data sebagai berikut :
a. Keberhasilan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran sudah
berhasil meningkatkan motivasi siswa.
b. Dalam proses pembelajaran siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar
mengajar.
c. Siswa dapat belajar dengan perasaan senang tidak ada ketakutan / tekanan.
d. Siswa dalam mengikuti pembelajaran dapat bekerjasama dalam kelompok.
e. Hasil evaluasi belajar juga mengalami peningkatan walaupun masih ada
yang belum tuntas.
Kendala / hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran siklus I
Berdasarkan hasil analisis proses dan hasil pembelajaran yang meliputi hasil
evaluasi, angket yang diedarkan pada siswa, nilai tugas , dan hasil
pengamatan observer selama pembelajaran berlangsung ,serta refleksi ,maka
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang berlangsung pada siklus I
terdapat kendala atau hambatan antara lain:
a. Ada beberapa siswa yang lamban belajar.
b. Jumlah media dan alat peraga yang terbatas.
c. Siswa kurang terlatih dalam menggunakan alat peraga.
d. Ada beberapa siswa yang kurang aktif selama pembelajaran.
e. Siswa kurang terbiasa mengajukan pertanyaan dan pendapat selama
diskusi.
f. Siswa kurang menguasai kemampuan operasi hitung dasar .
Semua kendala dan masalah yang telah diidentifikasi menjadi acuan bagi
peneliti untuk menyusun strategi penyelesaian masalah antara lain sebagai
berikut :
a. Anak yang lamban belajar diberi bimbingan khusus.
b. Menambah jumlah alat peraga agar setiap kelompok dapat memperagakan
operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan menggunakan benda
c. Memotivasi siswa untuk berani bertanya dan mengemukakan pendapat.
d. Siswa diberi latihan-latihan hitung dasar ( menjumlah, mengurangi,
mengalikan dan membagi).
2. Pembahasan siklus II
Siklus II dilaksanakan tiga kali pertemuan dengan mengikut
sertakan27 siswa kelas IV. Materi pokok yang diajarkan sama dengan siklus I,
dimana siklus II ini adalah tidak lanjut dari siklus I selain memberikan penjelasan
guru mengoptimalkan penggunaan alat peraga, dan dalam kerja kelompok guru
mengemas dengan permainan mencari pasangan kelompok operasi hitung
pecahan dan mengerjakan soal-soal latihan.
Data untuk perencanaan pada siklus II ini juga telah tertuang dalam
RPP, dapat dilihat pada lampiran laporan ini sedangkan data dari hasil
pelaksanaan berupa nilai hasil evaluasi siswa pada siklus II dapat dilihat pada
tabel 5 .
Tabel 6 : Pengelompokan nilai formatif siklus II
Rentang Nilai Kategori deskripsi jumlah Persentase
≥ 80 A Sangat Baik 9 33 %
70 – 79 B Baik 15 55 %
60 – 69 C Cukup Baik 3 12 %
50 – 59 D kurang - -
≤ 49 E Sangat kurang - -
Dengan melihat data hasil tes fomatif yang telah dikelompokkan maka dapat
dianalisis ,kemajuan belajar siswa . Pada siklus II hasil belajar siswa mengalami
peningkatan . Siswa yang memperole nilai 80 ke atas ada 9 atau 33 % anak yang
memperoleh nilai70 ke atas ada 15 anak atau 55 % ,yang memperoleh nilai 60 ke atas
ada 3 anak atau 12 % .Sedangkan siswa yang memperole nilai kurang dari 60 tidak
ada. Untuk lebih jelasnya lihat grafik 3., dan tabel halaman ; 54 .
0
10
20
30
40
50
60
Persentase
9
15
3
0
0
Diagram 3 : Kemajuan hasil pembelajaran siklus II
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa, anak yang memperolehnilai 80 ke atas
sebanyak 9 anak, nilai antara 70-79 sebanyak 15 anak, sedangkan yang memperoleh
nilai kurang dari 70 sebanyak 3 anak,dengan nilai rata-rata 78. Hal ini dapat dilihat
dalam tabel 5 dan grafik 3 di atas.Dari data tersebut di simpulkan bahwa anak yang
memperoleh nilai 80 ke atas 9 anak,nilai antara 70-79 sebanyak 15 anak,sedangkan
yang memperoleh nulai kurang dari 70 sebanyak 3 anak dengan nilai rata-rata 78 Dari
grafik di atas dapat di ketahui bahwa siswa yang sangat baik menguasai materi adalah
9 anak,yang baik menguasai materi 15 anak, siswa yang cukup baik menguasai
materi 3 anak dan siswa yang kurang menguasai materi tidak ada.
Unuk tingkat ketuntasan belajar siklus II ada peningkatan yang cukup tajam dari
67 % pada siklus I menjadi 89 % pada siklus II. siswa yang belum tuntas ada 3 anak
atau 11 %. Seperti yang tertera pada tabel 6 dan grafik 4.
Tabel 7: Analisis ketuntasan hasil tes formatif siklus II .
Tuntas Belum tuntas No.
Jumlah siswa jumlah % Jumlah %
1.
27
24 89% 3 11 %
Dari diagram 4 dapat diketahui tingkat ketuntasan belajar siswa dari 37 % pada pembelajaran pra siklus menjadi 67 % pada siklus I dan menungkat lagi menjadi89% pada siklus II
0
20
40
60
80
100
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Tuntas
Belum tuntas
Diagram 4 : Perbandingan Ketuntasan belajar pra siklus,siklus I dan siklus II.
Dari observasi implementasi RPP pada siklus II guru dalam megelola pembelajaran
di kelas mengalami kemajuan yang semakin meningkat. Dengan penilaian rata-rata
Baik .
Tabel 8 : Hasil observasi implementasi RPP siklus II
NO Aspek yang di amati Hasil
1 Pra pembelajaran Baik
2 Kegiatan membuka pelajaran Baik
3 Kegiatan inti pelajaran Baik
a. Pelaksanaan materi pembelajaran Baik
b. Strategi belajar Baik
c. Pemanfaatan media pembelajaran Baik
d. Penilaian proses dan hasil belajar Baik
e. Penggunaan bahasa Baik
4 Penutup Baik
Ini juga terlihat dengan keaktifan siswa yang terus meningkat dari siklus ke siklus
Kemampuan belajar siswa juga rata- rata mengalami peningkatan . Terbukti dengan
nilai tes fomatif ,tugas dan keatifan serta motivasi terhadap pembelajaran matematika
semakin meningkat.
Tabel 9 :Data hasil pengamatan keaktifan siswa pada siklus II .
NO
KETERANGAN
JUMLAH
ANAK
PRESENTASE
1 Siswa yang bertanya 12 44 %
2 Siswa yang menjawab 18 67 %
3 Siswa yang maju kedepan 26 97 %
4 Siswa yangb mengerjakan tugas 27 100 %
5 Siswa yang melamun 0 0 %
6 Siswa yang mengerjakan tugas lain 1 4 %
7 Siswa yang berbicara tidak relevan 3 11 %
8 Siswa yang mengganggu teman 1 4 %
9 Siswa yang keluyuran diluar 0 0 %
Dari data diatas disimpulkan bahwa kolom nomor 1 banyak siswa yang
bertanya 12 anak, kolom nomor 2 siswa yang menjawab 18 anak, kolom nomor 3
banyak siswa yang mau maju 26 kolom nomor 4 banyak siswa yang mengerjakan
tugas 27 anak, kolom nomor 5 banyak siswa yang melamun 0 anak, kolom nomor 6
Siswa yang mengerjakan tugas lain 1, kolom 7 siswa yang berbicara tidak relevan 2
anak, kolom nomor 8 siswa yang mengganggu teman 1 siswa.Kolom 9 siswa yang
keluyuran 0 atau tidak ada .Atau lebih jelasnya lihat lampiran halaman 60 dan grafik
4.
0
20
40
60
80
100
Persentase
12
18
26
27
0
1
3
1
0
Grafik 4 : Hasil observasi keaktifan siswa siklus II
Hasil refleksi antara peneliti dan observer ,diperoleh data sebagai berikut :
a. Guru dalam menyampaikan materi pembelajaran sudah berhasil meningkatkan
kemampuan dan motivasi belajar siswa
b. Dalam proses pembelajaran siswa aktif dan kreatif .
c. Siswa belajar dengan senang karena dikaitkan dengan pengalaman siswa
sehari-hari.
d. Pembelajaran menjadi efektif ,karena anak dapat langsung melihat benda
tiruan.
e. Hasil evaluasi meningkat dengan rata-rata 81 artinya siswa mampu
memahami materi yang diajarkan dengan baik .
Kelemahan dalam pelaksanaan pembelajaran siklus II hampir tidak
ada , hanya sekitar 11 % (3 anak) belum menguasai materi operasi hitung
pecahan. Tngkat ketuntasan belajar meningkat dari 67 % menjadi
89 % pada siklus II Untuk itu guru harus memberi bibingan khusus pada anak
yang lamban belajar dan mengoptimalkan penggunaan alat peraga.
3. Pembahasan tiap siklus
Berdasarkan hasil penelitian yangt telah dilaksanakan yang terdiri dari dua
siklus. Terdapat peningkatan dalam kegiatan belajar mengajar dari pra siklus
,siklusI ke II, seperti yang terlihat dalam rata-rata hasil belajar dan lembar
observasi.
Dalam kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual
terbukti dapat meningkatkan kemampuan menguasai materi operasi hitung
pecahan pada siswa. Motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran matematika
meningkat. Hal tersebut dapat terlihat dalam kegiatan pembelajaran dengan
bimbingan guru, dan penggunaan media /alat peraga dapat membuat siswa aktif
dalam belajar sehingga siswa mampu dan terampil dalam operasi hitung pecahan.
a. Pembahasan Siklus 1
Dari penelitian pada siklus I ternyata hasil yang didapat kurang
memuaskan . Dari hasil pembelajaran siswa pada tabel 1 lampiran.dapat
dilihat bahwa masih ada siswa yang belum menguasai materi. Walaupun nilai
rata-rata kelas sudah 73 ini dirasa masih belum maksimal , karena masih ada
perbedaan nilai yang mencolok antara siswa yang memiliki nilai rata-rata 9
dan siswa yang memiliki nilai rata-rata 5.
Untuk hasil observasi implementasi RPP oleh teman sejawat dapat
dilihat dalam table 4, dan untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran
laporan ini.
Adapun hasil pengamatan motivasi siswa juga kurang memuaskan
dapat dilihat dalam tabel 4 banyak siswa yang ingin bertanya hanya 37%,
masih ada anak yang melamun , mengerjakan tugas lain , mengganggu teman
dan keluyuran di luar kelas.
Dari hasil pembelajaran siklus 1 kurang berhasil , maka perlu adanya langkah
– langkah perbaikan yang harus dilakukan.
Guru harus dapat menggunakan strategi yang tepat dalam
pembelajaran agar anak lebih memahami tentang operasi hitung pecahan.
Guru juga harus memperhtikan materi-materi yang sulit dipahami anak.
Siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran guru harus tetap memberi
bimbingan. Serta perlu adanya perbaikan terhadap pembelajaran siklus
berikut.
b. Pembahasan siklus II(kedua).
Pada siklus II,pembelajarannya sudah berhasil ,baik kerhasilan proses
maupun hasil pembelajaran. Semua siswa telah mampu memahami konsep
operasi hitung pecahan ,hal tersebut terlihat dari nilai rata-rata siswa tidak ada
lagi nilai 50. Walaupun ada 3 anak yang nilai rata-ratanya antara 60-70. Hal
ini dapat pada tabel 7 nilai rata-rata kelaspun juga meningkat dari 73-78.
Semua aspek yang dijadikan observasi teman sejawatpun hasilnya
lebih baik. Ini tidak terlepas dari perbaikan yang dilakukan pada siklus II.
Adapun yang diperbaiki yaitu penerapan pendekatan kontekstual yang lebih
menekankan pembelajaran yang lebih bermakna, sehingga siswa dapat
memahami konsep operasi hitung pecahan. Guru juga memberi penekanan
khusus pada materi yang sulit dipahami siswa. Pelaksanaan pembelajaran
juga sudah berhasil, siswa sudah lebih tertarik pada pelajaran matematika
terutama materi operasi hitung pecahan.
Guru juga mengemas cara kerja kelompok dengan cara permainan
yaitu mencari pasangan kartu operasi hitung pecahan. Hal ini membuat anak
merasa dalam belajar matematika,sehingga anak yang biasanya malas kerja
kelompok dengan senang mengikuti.
Adapun dari hasil pangamatan motivasi siswa juga meningkat,hal ini
dapat dilihat dalam tabel 10,banyak siswa yang ingin bertanya 67%. Siswa
yang ingin menjawab 26 anak, semua anak mengerjakan tugas sampai selesai,
walau masih ada anak yang berbicara tidak relevan,mengganggu teman, tapi
jumlahnya menurun sedang yang keluyuran diluar kelas tidak ada.
Dengan demikian siklus II sudah memuaskan dan terlaksana
pembelajaran yang disukai oleh siswa,maka pembelajaran tersebut membekas
dibenak siswa dan akan teringat lama dipikiran mereka (dapat dilihat dari
hasil angka pada lampiran).
4. Pembahasan antar siklus.
Pada siklus 1 hasil belajar yang dicapai siswa belum memuaskan. Tindakan-
tindakan yang dilakukan belum optimal. Tindakan-tindakan yang belum
berhasil tersebut,antara lain:
a. Pemanfaatan waktu belum efektif,karena siswa belum mempersiapkan
diri dengan baik.
b. Penggunaan alat peraga belum efektif, siswa belum puas dalam
pemanfaatan.
c. Pengelolaan kelas kurang,karena masih ada anak yang bertindak atau
menghambat kegiatan belajar mengajar.
Tabel 10 : Analisis hasil belajar siswa siklus I dan II .
Siklus I Siklus II Rentang
nilai
Kate
gori
deskripsi
jumlah % jumlah %
≥ 80 A Amat baik 7 27% 9 33 %
70 – 79 B Baik 10 38% 15 55 %
60- 69 C Cukup baik 9 33 % 3 12 %
50 – 59 D Kurang 1 2 % - -
≤49 E A. kurang - - - -
jumlah - 27 100 % 27 100 %
Dari tabel di atas terlihat bahwa ada peningkatan kemampuan pemahaman
siswa terhadap mata pelajaran matematika khususnya pada materi operasi hitung
pecahan.
Hal ini dapat kita lihat pada siklus I nilai rata rata siswa yang lebih dari 80
berjumlah 7 anak yang memperoleh nilai rata-rata antara 70-79ada 10,yang mendapat
nilai rata-rata 60-69 ada 9 dan yang mendapat nilai rata-rata <60 satu anak. Ini
menunjukkan siswa masih kurang memahami materi.
Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata >80 ada 9 anak,nilai rata-rata 70-79
ada 15 anak, nilai rata-rata 60-69 I 73,sedang siklus II 78 .Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa perbaikan pembelajaran berhasil dengan baik.
Tabel 11: Hasil analisis keaktifan siswa siklus I dan II.
Siklus I Siklus II NO Pernyataan
Jumlah % Jumla
h
%
1 Siswa yang bertanya 10 37 % 12 44 %
2 Siswa yang menjawab 14 52 % 18 67 %
3 Siswa yang maju ke depan 24 89 % 26 97 %
4 Siswa yang mengerjakan tugas 27 100 % 27 100 %
5 Siswa yang mengerjakan tugas lain 2 7 % 0 0 %
6 Siswa yang berbicara tidak relevan 4 14 % 1 4 %
7 Siswa yang menganggu teman 4 14% 3 11 %
8 Siswa yang melamun 4 14% 1 4 %
9 Siswa yang keluyuran di luar kelas 2 7% 0 0 %
Dari tabel di atas dapat dilihat ada peningkatan pada tindakan anak yang
positif. Ada penurunan tindakan anak yang negatif. Dengan demikian dapat di
katakan bahwa motivasi siswa meningkat,sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.
0
5
10
15
20
25
30
Siklus I Siklus II
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Diagram 5: Perbandingan hasil observasi siklus I dan siklus II
Untuk lebih jelasnya bisa melihat diagram 5.Ada peningkatan pada tindakan
anak yang positif. Ada penurunan tindakan anak yang negatif. Dari siklus ke siklus
secara keseluruhan implementasi tindakan selalu ada peningkatan
Ini dapat dilihat hasil tes tetulis mengalami peningkatan dari pra siklus tingkat
ketuntasan 37 % menjadi 67 % pada siklus I. Pelaksanaan siklus II juga natingkat
ketuntasan naik dari 67 % pada siklus I menjadi 89 % pada siklus II.Nilai rerata kelas
naik dari 55 menjadi 65 pada siklus I dan 79 pada siklus II.
Target keberhasilan hasil pembelajaran siswa 70 % sudah tercapai,bahkan
melampau taget yang ditetapkan. Kriteria ketuntasan belajar siswa tercapai dari
siklus I 67 % ,siklus II 89 % .Kriteria ketuntasan belajar minimal mata pelajaran
matematika kelas IV SD Negeri Carul adalah 63%, lihat lampiran halaman : 54.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari pembahasan laporan hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas
dapat diambil simpulan yang merupakan hasil dari pelasanaan tindakan perbaikan
dari kondisi awal , siklus satu dan siklus dua Maka dapat di tarik kesimpulan
sebagai berikut:
1 Penerapan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran dapat
meningkatkan kemampuan operasi hitung pecahan pada siswa dan
meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika.
2 Penerapan pendekatan kontekstual akan lebih menarik bila guru
mengemasnya sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa .Sehingga
pembelajaran akan lebih bermakna ,karena dikaitkan dengan pengalman
siswa sehari-hari.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas,beberapa hal yang sebaiknya di lakukan
dalam meningkatkan kualitas pembelajaran untuk memperoleh hasil yang
memuaskan, peneliti menyarankan kepada :
1. Guru/teman sejawat
a. Perlu mengadakan evaluasi dalam setiap pembelajaran matematika
Sehingga guru mengetahui kekurangan-kekurangan untuk di perbaiki dan
keberhasilan-keberhasilan yang di capai untuk di pertahankan.
b. Guru hendaknya memiliki kemampuan yang baik dalam menganalisa
permasalahan yang terjadi dalam suatu pembelajara matematika
c. Guru harus pandai menumbuhkan minat ,motivasi dan daya tarik siswa
terhadap mata pelajaran matematika khususnya materi operasi hitung
pecahan
d. Guru harus dapat memberi kesempatan pada siswa untuk berperan aktif
dalam proses pembelajaran.
e. Perlu melakukan penelitian tindakan kelas unntuk memperbaiki proses dan
hasil pembelajaran .
2. Bagi siswa : siswa harus lebih aktif belajardan kreatif agar lebih menguasai
materi pelajaran yang dpelajari.
3. Bagi sekolah : pihak sekolah harus meyediakan sarana dan prasarana
pembelajaran yang diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA
Cholis sa’dijah.(1998 ) . ”Pendidikan Matematika II ”Jakarta,Depdikbud
Ditjen Dikti.
Degeng. I. N. (1989). Ilmu Pengajaran Taksonomi dan Variabel, Jakarta : Depdikbud, Dirjendikti, Proyek Pengembangan LPTK
Depdiknas. (2007) “Penelitian Tindakan Kelas” dalam Materi Pelatihan Teritegrasi,
Jakarta : Dirjendikdasmen Hudoyo. H. (1988). Mengajar Belajar Matematik. Jakarta. Depdikbud Dikti. Proyek
Pengembangan LPTK Karso, dkk. (1999). Pendidikan Matematika I . Jakarta. UT Muktar A. Karim.(2007) Pendidikan Matematika II, Jakarta, UT Nurhadi, (2004). Kurikulum 2004, Jakarta, PT. Gramedia Widiaswara. Indonesia
diterjemahkan oleh Setiawan. Bandung
Pitajeng (2006). Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan, Jakarta. Depdiknas Resnick. LB & Ford, WW. (1981). The Psyichology of Matemathics for
Inhention,Hill Shade, Nj. Lawrence Elbown Associates, PT Ruseffendi, ET. (1992). Materi Pokok Pendidikan Matematika 3. Jakarta.,Dep