Top Banner
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SDN 7 PONJALAE ANTI RAHMAWATI 1601414083 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO 2020
92

penerapan model pembelajaran think pair share

Mar 27, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: penerapan model pembelajaran think pair share

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

(TPS) DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL

BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA

KELAS V SDN 7 PONJALAE

ANTI RAHMAWATI

1601414083

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO

2020

Page 2: penerapan model pembelajaran think pair share

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

(TPS) DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL

BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

IPA KELAS V SDN 7 PONJALAE

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Cokroaminoto Palopo

ANTI RAHMAWATI

1601414083

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO

2020

Page 3: penerapan model pembelajaran think pair share
Page 4: penerapan model pembelajaran think pair share

SURAT PERNYATAAN

KEASLIAN NASKAH SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ANTI RAHMAWATI

NIM : 1601414083

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas : FKIP

Menyatakan bahwa naskah Skripsi Saya dengan

Judul : Penerapan Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS)

dalam Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa

Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN 7 Ponjalae.

Adalah benar merupakan karya asli saya yang dibuat berdasarkan serangkaian

gagasan, rumusan, metode, dan penelitian yang telah saya laksanakan sendiri.

Sumber informasi dalam karya ini telah dituliskan sesuai dengan kaidah

pengutipan yang berlaku dan telah dicantumkan dalam daftar pustaka dan belum

pernah dipublikasikan.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebaik-baiknya tanpa ada paksaan dari

pihak manapun dan apabila dikemudian hari ditemukan keterangan yang tidak

benar maka saya bertanggung jawab atas segala akibat yang ditimbulkan.

Palopo, 9 November 2020

Yang Membuat Pernyataan

ANTI RAHMAWATI

1601414083

Page 5: penerapan model pembelajaran think pair share
Page 6: penerapan model pembelajaran think pair share

v

ABSTRAK

ANTI RAHMAWATI, 2020. Penerapan model pembelajaran Think Pair Share

(TPS) dalam meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

IPA kelas V SDN 7 Ponjalae Kecamatan Wara Kota Palopo (dibimbing oleh

Muhammad Ilyas dan Rosmalah Yanti).

Penelitian ini merupakan upaya dalam meningkatkan keaktifan dan hasil

belajar siswa kelas V SDN 7 Ponjalae Kecamatan Wara Kota Palopo. Jenis

penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Model penelitian yang digunakan

yaitu Kurt Lewin dengan menggunakan dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan

dalam tiga kali pertemuan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN

7 Ponjalae Kecamatan Wara Kota Palopo yang berjumlah 22 siswa yang terdiri

dari 5 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Metode pengumpulan data yang

digunakan meliputi observasi, tes dan dan dokumentasi. Teknik analisis data

dilakukan secara deskriptif kualitatif. Indikator keberhasilan siswa ditandai

dengan meningkatnya keaktifan dan hasil belajar dengan ketuntasan siswa

mencapai 80%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan model

pembelajaran Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan keaktifan dan hasil

belajar mata pelajaran IPA kelas V SDN 7 Ponjalae. Berdasarkan data yang

diperoleh, dapat dilihat hasil meningkat dari siklus I ke siklus II. pada siklus I

nilai rata-rata hasil belajar siswa 72 atau 50% dan meningkat pada siklus II

menjadi 84,72 atau 86% siswa tuntas. Pada keaktifan belajar siswa juga

mengalami peningkatan. Pada siklus I sebesar 50% dan meningkat pada siklus II

menjadi 80 %. Berdasarkan hasil belajar tersebut dapat disimpulkan bahwa

melalui model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan

keaktifan dan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SDN 7 Ponjalae Kecamatan

Wara Kota Palopo.

Kata kunci: Keaktifan belajar dan Hasil Belajar, Think Pair Share (TPS).

Page 7: penerapan model pembelajaran think pair share

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah Swt atas segala

limpahan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi

yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) dalam

meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas V

SD Negeri 7 Ponjalae Kecamatan Wara Kota Palopo Tahun Pelajaran 2019-2020”

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna melakukan penelitian tindakan

kelas.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa selama dalam penyusunan skripsi ini,

penulis banyak menghadapi hambatan, namun berkat bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. Secara khusus kedua

orang tua penulis yang sepenuh hati telah mendidik, membiayai, dan atas doa

restu sehingga penulis mampu melanjutkan studi. Penulis juga tak lupa

menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Hanafie Mahtika, MS. Rektor Universitas Cokroaminoto

Palopo.

2. Ibu Dr. Rusdiana Junaid, M.Hum., M.A. Dekan FKIP Universitas

Cokroaminoto Palopo.

3. Bapak Dr. Sehe Madeamin., M.Pd. ketua prodi Pendidikan Guru Sekolah

Dasar.

4. Bapak Dr. Muhammad Ilyas, M.Pd. dosen pembimbing I yang telah

meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis

sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

5. Ibu Rosmalah Yanti, S,Pd., M.Pd. pembimbing II yang telah meluangkan

waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis sehingga

penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan.

6. Bapak Ardhy Subraba, S,Pd., M.Hum. Dosen penasehat akademik yang

telah memberikan masukan dan saran dalam penyusunan skripsi penulis.

7. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan motivasi dan

dukungan dalam penyusunan skripsi penulis.

Page 8: penerapan model pembelajaran think pair share

vii

8. Pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan, atas bantuan dan doa

serta dukungannya yang berhubungan dengan skripsi ini, semoga bantuan

dan dukungan yang telah diberikan mendapat pahala dan hikmah dari

Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis menyadari bahwa keterbatasan dan kemampuan yang ada pada pada

penulis baik bentuk penulisan maupun isi dalam penyusunan skripsi ini masih

jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis

mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak

bertujuan untuk menyempurnakan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini

dapat bermanfaat sebagaimana mestinya

Palopo September 2020

Anti Rahmawati

Page 9: penerapan model pembelajaran think pair share

viii

RIWAYAT HIDUP

ANTI RAHMAWATI, lahir pada tanggal 23 juli

1998. Penulis merupakan anak pertama dari 4 bersaudara

dari pasangan Bapak Jurmin dan ibu Haniati. Pada tahun

2004 penulis memulai mengikuti pendidikan formal di

SDN 587 Mataluntun dan tamat pada tahun 2010.

Kemudian pada tahun yang sama, penulis melanjutkan

pendidikan di SMP Negeri SATAP Mataluntun dan tamat pada tahun 2013.

Kemudian pada tahun yang sama, Penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri

Bosso dan tamat pada tahun 2016. Pada tahun 2016 penulis melanjutkan studi di

perguruan tinggi Universitas Cokroaminoto Palopo dan terdaftar sebagai

mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Akhirnya penulis

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Think Pair

Share (TPS) dalam meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran IPA kelas V SD Negeri 7 Ponjalae Kecamatan Wara Kota Palopo”

Page 10: penerapan model pembelajaran think pair share

ix

DARTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN NASKAH SKRIPSI .............................. iii

HALAMAN KETERANGAN UJI SIMILIRATY .............................................. iv

ABSTRAK ........................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................ viii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 4

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 4

1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori ........................................................................................ 6

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................ 20

2.3 Kerangka Pikir .................................................................................... 22

2.4 Hipotesis Penelitian ............................................................................ 23

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 24

3.2 Subjek Penelitian ................................................................................. 24

3.3 Jenis dan Desain Penelitian ................................................................. 24

3.4 Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 28

3.5 Instrumen Penelitian ............................................................................ 29

3.6 Teknik Analisis Data ........................................................................... 31

3.7 Indikator Keberhasilan ........................................................................ 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Page 11: penerapan model pembelajaran think pair share

x

4.1 Hasil Penelitian ................................................................................... 34

4.2 Pembahasan ......................................................................................... 50

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ............................................................................................. 52

5.2 Saran .................................................................................................... 52

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 54

LAMPIRAN ......................................................................................................... 57

Page 12: penerapan model pembelajaran think pair share

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Tabel kriteria hasil belajar dan kategorinya ............................................... 32

2. Tabel Kriteria keterlaksanaan pembelajaran ............................................... 32

3. Tabel Kualifikasi hasil presentase skor lembar keaktifan belajar .............. 33

4. Statistik deskripsi nilai peningkatan hasil belajar siklus I ......................... 38

5. Persentase kategori peningkatan hasil belajar siklus I ............................... 38

6. Hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran menggunakan model

pembelajaran Think Pair Share (TPS) siklus 1 .......................................... 39

7. Presentase nilai observasi keterlaksanaan pembelajaran siklus I ............... 40

8. Hasil observasi keaktifan siswa pada siklus I ............................................ 40

9. Daftar observasi keaktifan belajar siswa siklus I ....................................... 40

10. Statistik deskripsi nilai peningkatan hasil belajar siklus II ...................... 44

11. Persentase kategori peningkatan hasil belajar siklus II ........................... 45

12. Rekapitulasi hasil tes belajar siklus I dan siklus II ................................... 45

13. Hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran menggunakan model

pembelajaran Think Pair Share (TPS) siklus II ....................................... 46

14. Presentase nilai observasi keterlaksanaan pembelajaran siklus II ........... 46

15. Hasil observasi keaktifan siswa pada siklus II ......................................... 47

16. Daftar observasi keaktifan belajar siswa siklus II ..................................... 47

17. Hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran siklus I dan siklus II ........ 48

18. Hasil observasi keaktifan belajar siswa siklus I dan siklus II .................. 48

19. Hasil belajar siswa siklus I dan siklus II ................................................... 49

Page 13: penerapan model pembelajaran think pair share

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Gambar Bagan Kerangka Pikir .................................................................... 35

2. Gambar Desain Penelitian Tindakan Kelas .................................................. 37

Page 14: penerapan model pembelajaran think pair share

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus I – siklus II .................................. 58

2. Nilai siklus I, siklus II ..................................................................................... 66

3. Nilai observasi keterlaksanaan pembelajaran menggunakan model

pembelajaran Think Pair Share (TPS) siklus I dan siklus II .......................... 68

4. Nilai keaktifan siswa pada siklus I, siklus II .................................................. 70

5. Dokumentasi Mengajar ................................................................................... 72

6. Hasil Tes Belajar Siswa Pada Sikus I ............................................................. 74

7. Hasil Tes Belajar Siswa Pada Sikus II ............................................................ 75

8. Persuratan ....................................................................................................... 76

Page 15: penerapan model pembelajaran think pair share

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan segala situasi hidup yang mempengaruhi

pertumbuhan individu sebagai pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala

lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidika

yang mampu mengantarkan siswa mencapai fungsi dan tujuan pendidikan. Piaget

dalam bukunya Sagala ( 2013: 1) menyatakan bahwa pendidikan adalah sebagai

penghubung dua sisi, di satu sisi individu yang sedang tumbuh dan di sisi lain

nilai sosial, intelektual, dan moral yang menjadi tanggungjawab untuk mendorong

individu tersebut.

Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem

pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa

secara aktif mengembangkan potensi dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

Berangkat dari pengertian di atas, dapat dipahami bahwa pendidikan merupakan

aktivitas sadar yang dilakukan oleh manusia guna membangun pribadi individu,

masyarakat,bangsa, dan negaranya menjadi lebih baik.

Badan Standar Nasional Pendidikan (2010) pembelajaran merupakan

kegiatan yang mempunyai tujuan, yaitu membelajarkan siswa untuk mencapai

kompetensi yang diinginkan. Pembelajaran merupakan suatu hal yang sangat

kompleks yang dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain guru, siswa, sarana,

media, serta lingkungan. Pembelajaran berlangsung efektif, guru memiliki peran

yang sangat penting. Guru tidak hanya berfungsi sebagai sumber ilmu, tetapi juga

harus berperan sebagai motivator dan fasilitator dalam pengembangan minat siswa

dalam mencari ilmu pengetahuan secara mandiri. Kepiawaian guru dalam

menumbuhkan keaktifan siswa untuk menggali ilmu secara mandiri ini sangat

penting dibanding transfer ilmu yang diperoleh siswa dari guru secara langsung.

Bentuk-bentuk pendidikan partisipatif dengan menerapkan metode belajar aktif

(active learning) dan belajar bersama (cooperative learning) sangat diperlukan.

Page 16: penerapan model pembelajaran think pair share

2

IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar.

Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat

membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih tentang alam sekitar.

Menurut Wahyudi (dalam Gusti, 2014: 432) pembelajaran IPA diharapkan dapat

menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan harus

mengantarkan siswa menguasai konsep-konsep IPA dan keterkaitannya untuk

dapat memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan

sikap IPA. Siswa diharapkan tidak hanya sekedar tahu, (knowing) dan hafal

(memorizing) tentang konsep-konsep IPA, tetapi harus mengerti dan paham (to

understand) terhadap konsep-konsep tersebut dan menghubungkan keterkaitan

suatu konsep dengan konsep lain.

Salah satu aspek afektif adalah keaktifan siswa. Siswa diharapkan dapat

aktif di dalam pembelajaran. Menurut Sardiman, (2011: 96), siswa memiliki

kemampuan untuk berkembang sendiri, membentuk sendiri sedangkan guru akan

berperan sebagai pembimbing dan mengamati bagaimana perkembangan

siswanya. Mengacu pada pendapat di atas, maka dapat dikatakan bahwa dalam

pembelajaran akan berjalan dengan baik apabila ada aktivitas siswa yang

mendukung dalam pembelajaran, seperti aktif bertanya maupun mengemukakan

pendapat. Guru sebagai pembimbing juga berperan aktif dalam pembelajaran.

Apabila siswa dan guru aktif maka diharapkan pembelajaran akan menjadi baik.

Hal ini tidak sesuai dengan kenyataan yang ada dilapangan. Mata pelajaran

IPA dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit oleh sebagaian besar siswa

sehingga keaktifan dan hasil belajar siswa rendah. Berdasarkan observasi awal

yang dilakukan oleh penulis pada tanggal 5 November 2019 di SDN 7 Ponjalae

dalam pembelajaran IPA kelas VA, menunjukkan bahwa dalam pembelajaran IPA

yang mendominasi pembelajaran adalah guru atau pembelajaran masih berpusat

pada guru saja. Kegiatan pembelajaran yang di lakukan oleh guru masih sering

menggunakan metode konvensional atau disebut juga dengan metode ceramah,

itu, bisa diketahui ketika penulis melakukan observasi awal menurut beberapa

siswa yang sempat penulis wawancara, sehingga berakibat pada kurang

termotivasinya siswa dalam proses belajar mengajar dan siswa kurang

Page 17: penerapan model pembelajaran think pair share

3

mendapatkan kesempatan untuk berfikir, cenderung diam, serta malu untuk

menyampaikan pendapatnya.

Keterlibatan siswa dalam pembelajaran masih kurang, siswa cenderung pasif, hal

ini terlihat ketika banyak siswa yang belum paham tentang materi yang diajarkan

tetapi siswa hanya diam, malu, dan takut untuk bertanya kepada guru. Mereka

justru cenderung aktif ke dalam hal-hal yang tidak berkaitan dengan proses

pembelajaran dan sering ditemui beberapa siswa lebih senang bermain sendiri

dengan temannya, keluar masuk daripada mengikuti pembelajaran. Guru juga

kurang menyadari bahwa gaya belajar siswa berbeda-beda. Seorang guru lebih

cenderung mengajar dengan cara belajar yang disukainya tanpa memperhatikan

gaya pemahaman siswa yang berbeda, hanya seputar pemberian tugas dan

mengumpulkan tugas. Proses pembelajaran yang seperti itu akan membuat siswa

cepat bosan dalam mengikuti pembelajaran karena kurangnya interaksi antara

guru dan siswa sehingga berdampak pada keaktifan dan hasil belajar siswa yang

rendah dengan nilai rata-rata 66 di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

yang ditetapkan yaitu 75. Siswa yang tidak memenuhi KKM ada 15 siswa

sedangkan yang memenuhi KKM ada 7 siswa.

Masalah yang telah dikemukakan diatas ialah dengan melakukan perubahan

proses pembelajaran dari teacher centered atau bisa dibilang pengajaran terpaku

pada guru menjadi student centered diharapkan dapat meningkatkan keaktifan

siswa selama proses pembelajaran sehingga tidak hanya diam mendengarkan

ceramah dari guru, penggunaan model yang variatif diharapkan dapat

meningkatkan sikap aktif siswa sehingga proses pembelajaran menjadi lebih baik.

Salah satu model pembelajaran yang dapat menjadikan siswa aktif yaitu dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif Think Pair Share (TPS). Model

pembelajaran ini dirancang agar mengaktifkan siswa sehingga dapat

meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.

Menurut Huda (2011: 132) Model pembelajaran Think Pair Share (TPS)

adalah metode yang sederhana, namun sangat bermanfaat dikembangkan pertama

kali oleh Frank Lyman dari University of Maryland. Pertama-tama siswa diminta

untuk duduk berpasangan, guru mengajukan suatu pertanyaan /masalah kepada

mereka. Setiap siswa diminta untuk berfikir sendiri-sendiri terlebih dahulu tentang

Page 18: penerapan model pembelajaran think pair share

4

jawaban atas pertanyaan itu, kemudian mendiskusikan hasil pemikiran dengan

pasangan disebelahnya untuk memperoleh satu konsensus yang sekiranya dapat

mewakili jawaban setiap pasangan dan kemudian menjelaskan jawaban yang telah

disepakati kepada siswa-siswa yang lain diruang kelas. Model ini

memperkenalkan ide atau waktu berfikir, waktu tunggu yang menjadi faktor kuat

dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam merespon pertanyaan.

Pembelajaran kooperatif ini melatih siswa untuk berani berpendapat dan

menghargai pendapat teman. Think Pair Share (TPS) memiliki prosedur yang

secara eksplisit memberi siswa waktu untuk berfikir, menjawab, saling membantu

satu sama lain, dengan demikian diharapkan siswa mampu bekerja sama, saling

membutuhkan, dan saling bergantung pada kelompok lebih kecil secara

kooperatif.

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran dengan

judul “Penerapan Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) dalam

Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas

V SDN 7 Ponjalae.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana cara menerapkan model pembelajaran Think Pair Share (TPS)

dalam meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA

kelas V ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan keaktifan dan hasil

belajar siswa pada model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dalam

pembelajaran IPA kelas V.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Model Think Pair Share (TPS) sebagai salah satu alternatife untuk

meningkatkan keaktifan dan hasil belajar. Sebagai salah satu alternatife untuk

Page 19: penerapan model pembelajaran think pair share

5

mengembangkan penelitian selanjutnya yang di gunakan model Think Pair Share

(TPS)

2. Secara praktis

a. Bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan peneliti dalam

mengembangkan ilmu yang telah diperoleh selama perkuliahan, berfikir objektif

,ilmiah, dan kritis dalam memecahkan permasalahan di lapangan, serta

memberikan pengalaman bagi peneliti sehingga peneliti menyadari pentingnya

pembelajaran yang efektif dan efesien dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.

b. Bagi siswa

Penelitian ini di harapkan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar

siswa dalam proses pembelajaran IPA. Model pembelajaran Think Pair Share

(TPS) memberi kesempatan kepada siswa untuk dapat belajar aktif, inovatif,

kreatif, efektif, dan menyenangkan.

c. Bagi Guru

Penelitian ini di harapkan dapat memberikan masukan dan menambah cara

pengajaran baru dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair Share

(TPS).

d. Bagi sekolah

Dapat menambah wawasan dan informasi dengan menggunakan model

pembelajaran Think Pair Share (TPS).

Page 20: penerapan model pembelajaran think pair share

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

1. Model Pembelajaran

a. Pengertian Model Pembelajaran

Menurut Rusman (2012:132) model pembelajaran adalah suatu kegiatan

pembelajaran yang harus di kerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran

dapat dicapai secara efektif dan efisien. Senada dengan pendapat Kem, Dick and

Carey ( Rusman, 2012:132) juga menyebutkan bahwa model pembelajaran adalah

suatu perangkat materi dan prosedur pembelajaran yang di gunakan secara

bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar siswa.

Joyce dan Weil (dalam Rusman, 2012: 133) berpendapat bahwa model

pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat di gunakan untuk

membentuk kurikulum ( rencana pembelajaran jangka panjang), merancang

bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau lainya.

Model pembelajaran dapat di jadikan pola pilihan, artinya para guru boleh

memilih model pembelajaran yang sesuai dan efesien untuk mencapai

pendidikannya.

Beberapa hal yang harus dipertimbangkan guru dalam memilih model

pembelajaran (Rusman, 2012: 134) yaitu p ertimbangan terhadap tujuan yang

hendak di capai;

1. Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran;

2. Pertimbangan dari sudut siswa;

3. Bertimbangan yang bersifat nonteknis.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran merupakan alur keseluruhan urutan langkah yang pada umumnya

diikuti oleh serangkaian kegiatan pembelajaran, sintaks model pembelajaran

menunjukkan dengan jelas urutan kegiatan dan tugas serta langkah-langkah

khusus yang perlu dilakukan oleh guru dan siswa.

Page 21: penerapan model pembelajaran think pair share

7

b. Model pembelajaran think pair share

Think pair share atau berfikir berpasangan berbagai merupakan jenis

pembelajaran kooperatif yang di rancang untuk mempengaruhi pola interaksi

siswa. Think pair share menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam

kelompok kecil ( Djumingin,2011:148). Model think pair share menurut Trianto

(dalam safitri 2012:3) adalah model pembelajaran yang terdiri dari 3 tahapan,

yaitu think (berfikir), pair (berpasangan), dan share (berbagai) yang dapat di

gunakan untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Model pembelajaran think

pair share pertama kali dikembangkan oleh Frang Lyman di Universitas

Maryland.

Menurut Majid (dalam khoerul,2018:21) model pembelajaran think pair

share memiliki prosedur yang di terapkan secara eksplisit untuk memberi waktu

lebih banyak kepada siswa untuk berfikir, menjawab, dan saling membantu satu

sama lain. Shoimin (dalam Khoerul, 2018:21) perpendapat bahwa model

pembelajaran think pair share ialah suatu model pembelajaran kooperatif yang

memberi siswa waktu untuk berfikir dan merespon serta saling bantu satu sama

lain.

Menurut Arrends (dalam Meri, 2018:12) model pembelajaran think pair

share atau berfikir, berpasangan, berbagai adalah jenis pembelajaran kooperatif

yang dirancang untuk mempengaruhi pola interakasi siswa. Proses yang

digunakan dalam think pair share ini dapat membantu siswa lebih banyak berfikir

untuk merespon dan saling membantu. Guru hanya menyajikan secara singkat

atau siswa membaca tugas sekaligus kemudian mereka lebih banyak menjelaskan

hal yang mereka pikirkan dan alami. Model pembelajaran ini tergolong tipe

kooperatif dengan sintaks: guru menyajikan materi klasikal, berikan persolan

kepada siswa dan siswa bekerja kelompok dengan cara berpasangan sebangku

(think pair), presentasi kelompok (share), kuis individual, buat skor

perkembangan tiap siswa, umumkan hasil kuis dan berikan reward Meri

(2018:12).

Model pembelajaran think pair share di gunakan untuk menciptakan

interaksi yang dapat mendorong rasa ingin tahu, ingin mencoba, bersikap mandiri,

Page 22: penerapan model pembelajaran think pair share

8

dan ingi maju. Guru memberi informasi, hanya informasi yang mendasar saja,

sebagai dasar pijakan bagi siswa dalam mencari dan menemukan sendiri informasi

lainnya. Guru menjelaskan materi dengan mengaitkannya dengan pengalaman

atau pengetahuan siswa sehingga memudahkan mereka menanggapi dan

memahami pengalaman yang baru bahkan membuat siswa mudah memusatkan

perhatian. Guru sangat perlu memperhatikan pengalaman dan pengetahuan siswa

yang didapatinya dalam kehidupan sehari-hari.

Penerapan model pembelajaran think pair share di harapkan siswa dapat

mengembangkan keterampilan berfikir dan menjawab dalam komunikasi antara

satu dengan yang lain,serta bekerja saling membantu dalam kelompok kecil. Hal

ini sesuai dengan pengertian dari model pembelajaran think pair share itu sendiri.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Savitri (2012:3) bahwa, think pair share

ialah pembelajaran yang memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri dan

bekerjasama dengan orang lain. Hal ini, guru sangat berperan penting untuk

membimbing siswa melakukan diskusi, sehingga terciptanya suasana belajar yang

lebih hidup, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Model pembelajaran Think

Pair Share (TPS) siswa diberikan waktu untuk berpikir (think) secara individu.

Setelah berpikir secara individu, siswa dapat mendiskusikan bagian yang tidak

dipahami bersama pasangannya (pair). Berdasarkan diskusi siswa diperoleh

bahwa setelah berpasangan siswa dapat menyelesaikan soal latihan bersama

pasangannya. Setelah soal selesai dikerjakan, siswa bersama pasangannya

mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas (share). Pada saat share

siswa dapat menanyakan bagian yang tidak dipahami, mengoreksi bagian yang

keliru dan mengeluarkan pendapatnya terhadap jawaban pasangan yang

presentasi, dengan demikian siswa lebih aktif dalam pembelajaran.

Berdasarkan pendapat ahli-ahli di atas,peneliti menyimpulkan bahwa model

think pair share memberi waktu lebih banyak kepada siswa untuk berfikir sendiri

dalam memecahkan masalah yang diberikan guru serta memberi kesempatan

untuk bekerja sama didalam kelompok dan saling membantu satu sama lain.

c. Langkah- langkah model pembelajaran Think Pair Share (TPS

Langkah-langkah dalam pembelajaran think pair share menurut Ibrahim

(dalam Marlaena, 2015: 311) seperti berikut ini:

Page 23: penerapan model pembelajaran think pair share

9

1) Tahap 1: Think (berfikir)

Tahap ini guru mengawali dengan menyampaikan inti atau tujuan

pembelajaran. Guru mengajukan pertanyaan atau soal yang berhubungan

dengan pelajaran. Selanjutnya siswa diminta untuk memikirkan jawaban dari

pertanyaan atau soal tersebut secara mandiri untuk beberapa saat. Tahap

berfikir menuntut siswa untuk lebih tekun dalam belajar dan aktif mencari

refrensi agar lebih mudah dalam memecahkan masalah atau soal yang

diberikan guru.

2) Tahap 2: pair (berpasangan)

Guru meminta siswa berpasangan dengan siswa yang lain untuk

mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada tahap pertama. Interaksi

pada tahap ini diharapkan dapat berbagi jawaban atau ide. Biasanya guru

memberi waktu 5-10 menit untuk berpasangan. Tahap diskusi merupakan

tahap menyatukan pendapat masing-masing siswa guna memperdalam

pengetahuan mereka. Diskusi dapat mendorong siswa untuk aktif

menyampaikan pendapat dan mendengarkan pendapat orang lain dalam

kelompok serta mampu bekerja sama dengan orang lain.

3) Tahap 3: share (berbagi)

Pada tahap akhir ini, guru meminta kepada pasangan siswa yang ada diminta

untuk berbagi hasil pemikiran yang telah dibicarakan bersama pasangannya

masing-masing kepada seluruh kelas. Tahap berbagi menuntut siswa untuk

mampu mengungkapkan pendapatnya secara bertanggung jawab, serta

mampu memepertahankan pendapat setelah disampaikannya.

Berdasarkan langkah-langkah diatas, proses pembelajaran dikelas dengan

model Think Pair Share (TPS) langkah pelaksanaannya:

1) Pendahuluan

Guru melakukan apersepsi, Guru menjelaskan pembelajaran Think Pair Share

(TPS), Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, Guru memberikan

motivasi.

2) Kegiatan Inti

Page 24: penerapan model pembelajaran think pair share

10

a) Fase Pelaksanaan pembelajaran tipe Think Pair Share (TPS), Guru

menyampaikan pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang akan

disampaikan, Siswa memper-hatikan dan mendengarkan dengan aktif

penjelasan dan pertanyaan dari guru,

b) Berpikir : siswa diberikan waktu untuk berpikir secara individual, Guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk memikirkan jawaban dari

permasalahan yang disampaikan oleh guru. Pada tahap ini guru dapat

meminta kepada masing-masing siswa untuk menuliskan hasil pemikiran

mereka.

c) Berpasangan : tahap di mana siswa berpasangan dengan teman sebangku dan

diminta untuk saling menyampaikan hasil pemikiran dan mendiskusikannya,

Guru mengorganisasikan siswa untuk berpasangan dan memberikan waktu

untuk mendikusikan pemikiran mereka masing-masing, selain itu guru juga

memotivasi siswa untuk aktif dalam kegiatan kelompok. Selain berdiskusi

mengenai pemikiran masing-masing, di tahap ini setiap kelompok diberikan

LKS yang berisikan soal latihan yang harus dikerjakan secara bersama

pasangan dalam kelompok.

d) Berbagi : beberapa kelompok dipersilahkan untuk maju didepan kelas

menyampaikan jawaban hasil diskusi kelompok mereka masing-masing,

Kelompok yang maju diberikan waktu untuk mempresentasikan hasil diskusi

dan kelompok yang lain diberikan kesempatan untuk bertanya maupun

memberikan pendapat dari hasil diskusi yang disampaikan oleh kelompok

yang maju, Guru dalam tahap ini membantu siswa untuk merefleksi hasil dari

pemecahan masalah yang telah mereka diskusikan. Selain itu guru juga

memberikan pujian bagi kelompok yang berhasil menjawab dengan benar dan

memberikan motivasi bagi kelompok yang masih belum tepat dalam

menjawab.

3) Penutup

a) Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dari materi yang telah

didiskusikan.

b) Guru memberikan evaluasi yaitu berupa latihan soal yang harus dikerjakan

mandiri (individual).

Page 25: penerapan model pembelajaran think pair share

11

c) Guru memberikan PR kepada siswa dan harus dikerjakan untuk dibahas pada

pertemuan mendatang.

2. Keaktifan belajar

a. Pengertian keaktifan belajar

Keaktifan belajar merupakan unsur dasar yang penting bagi keberhasilan

dalam pembelajaran. Menurut kamus bahasa indonesi, keaktifan berasal dari kata

aktif yang berarti giat, sibuk, mendapat awalan ke- dan –an sehingga menjadi

kata keaktifan yang artinya kegiatan atau kesibukan. Keaktifan belajar merupakan

suatu proses kegiatan belajar mengajar yang subjek didiknya terlibat secara

intelektual dan emosional sehingga siswa betul-betul berperan dan berpartisipasi

aktif dalam melakukan kegiatan belajar ( Sudjana, 2010), sehingga keaktifan

belajar siswa adalah suatu proses kegiatan belajar mengajar yang menutut siswa

terlibat aktif dan berpartisipasi dalam proses pembelajaran sehingga mampu

mengubah tingkah laku siswa. Keaktifan belajar siswa dapat di amati dalam

aktivitas siswa ketika proses pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa keaktifan

merupakan kegiatan atau kesibukan yang terlibat secara intelektual dan emosional

sehingga siswa betul-betul berperan dan berpartispasi aktif dalam proses

pembelajaran secara terus-menerus guna terjadinya suatu perubahan dan mampu

mengubah tingkah laku siswa.

Menurut Sardiman (2011:100), keaktifan belajar merupakan kegiatan fisik

ataupun mental dalam berfikir dan berbuat dalam suatu rangkaian yang tidak

dapat dipisahkan. Menurut Maharani & Kristin (2017:4), keaktifan belajar

merupakan usaha yang dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran, dimana

siswa ikut serta berperan aktif dalam pembelajaran dikelas, sehingga siswa

tersebut memperoleh pengalaman, pengetahuan, pemahaman dan aspek-aspek

lainya tentang apa yang telah dilakukan.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulkan bahwa keaktifan

belajar siswa merupakan suatu proses pembelajaran yang membuat siswa aktif

dalam kegiatan pembelajaran. Jadi, mereka tidak hanya sebagai penerima tentang

apa yang diberikan guru saja, namun juga ikut berpartisipasi baik itu secara fisik

ataupun mental.

Page 26: penerapan model pembelajaran think pair share

12

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar

Belajar merupakan aktifitas yang berlangsung melalui proses, tentunya tidak

terlepas dari pengaruh baik dalam individu yang mengalaminya. Keaktifan belajar

siswa dalam proses pembelajaran kadang-kadang berjalan lancer, kadang-kadang

tidak, kadang-kadang dapat cepat menangkap apa yang dipelajari yang di pelajari,

dan kadang-kadang terasa amat sulit. Berjalannya proses belajar mengajar tersebut

di pengaruhi oleh beberapa faktor yang sangat berpengaruh terhadap keaktifan

belajar siswa.

Syah (2012:146) mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi keaktifan

belajar siswa dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu faktor internal (faktor

dari dalam siswa), faktor eksternal (faktor dari luar siswa), dan faktor pendekatan

belajar (approach to learning). Secara sederhana faktor-faktor yang

mempengaruhi keaktifan belajar siswa tersebut dapat di uraikan sebagai berikut:

1) Faktor internal siswa, merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu

sendiri, yang meliputi:

a) Aspek fisiologis, yaitu kondisi umum jasmaniah dan tonus (tegangan otot)

yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya,

dapat mempengaruhi semangat dan intensitas peserta didik dalam mengikuti

pelajaran.

b) Aspek psikologis, belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis. Oleh

karena itu, semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi

belajar seseorang.

2) Faktor eksternal siswa, merupakan faktor dari luar siswa yakni kondisi

lingkungan sekitar siswa. Adapun yang termasuk dari faktor eksternal

diantaranya adalah sebagai berikut:

a) Lingkungan sosial, yang meliputi: para guru, para staf administrasi, dan

teman-teman sekelas.

b) Lingkungan non sosial, yang meliputi: gedung sekolah dan letaknya, rumah

tempat tinggal keluarga siswa dan letakny, alat-alat belajar, keadaan cuaca

dan waktu belajar yang digunakan siswa.

Page 27: penerapan model pembelajaran think pair share

13

3) Faktor pendekatan belajar, merupakan segala atau strategi yang digunakan

siswa dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses pembelajaran materi

tertentu.

c. Indikator Keaktifan Belajar

Keaktifan belajar siswa dapat diamati melalui kegiatan-kegiatan yang

dilakukan oleh siswa. Menurut Nana Sudjana (2010 : 61) keaktifan belajar dapat

dilihat dari:

1) Siswa turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya.

2) Siswa terlibat dalam pemecahan masalah.

3) Siswa bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami

persoalan yang dihadapinya.

4) Siswa aktif mencari informasi yang berhubungan dengan pemecahan

masalah.

5) Siswa melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru.

6) Siswa dapat menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya.

7) Siswa melatih diri dalam mengerjakan soal.

8) Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperolehnya

dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa indikator keaktifan

dalam proses belajar mengajar merupakan bagian penting dari strategi mengajar,

yakni usaha siswa agar terlibat xdalam pemecahan masalah, aktif bertanya pada

guru atau siswa lainnya.

3. Hasil belajar

a. Pengertian hasil belajar

Abdurrahman (2009) menjelaskan bahwa hasil belajar ialah kemampuan

yang di peroleh anak setelah melalui kegiatan belajar . menurutnya juga siswa

yang berhasil dalam belajar ialah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan

pembelajaran atau tujuan intruksional. Lebih luas lagi Subroto (2010)

mendefinisikan belajar ialah “(1) membawa kepada perubahan, (2) bahwa

perubahan itu pada pokoknya adalah di dapatkannya kecakapan baru, (3) bahwa

perubahan itu terjadi karena ada usaha”.

Page 28: penerapan model pembelajaran think pair share

14

Berdasarkan definisi di atas, terlihat para ahli menggunakan istilah

“perubahan” yang berarti setelah seseorang belajar akan mengalami perubahan.

Untuk lebih jelas Mardianto (2012) memberikan kesimpulan tentang pengertian

belajar.

1) Belajar adalah usaha, yang berarti perubahan yang di lakukan secara

sungguh-sungguh, sistematis, dengan mendayagunakan semua potensi yang

di miliki, baik fisik maupun mental.

2) Belajar bertujuan untuk mengadakan perubahan di dalam diri antara lain,

perubahan tingkah laku di harapkan kearah positif dan ke depan.

3) Belajar juga bertujuan untuk mengadakan perubahan sikap, dari sikap negatif

menjadi positif, dari sikap tidak terhormat menjadi terhormat dan lain

sebagainya.

4) Belajar juga bertujuan mengadakan perubahan kebiasaan dari kebiasaan

buruk, menjadi kebiasaan baik. Kebiasaan buruk yang dirubah tersebut untuk

menjadi bekal hidup seseorang agar ia dapat membedakan mana yang

dianggap baik di tengah-tengah masyarakat untuk dihindari dan mana yang

harus dipelihara.

5) Belajar bertujuan mengadakan perubahan pengetahuan tentang berbagai

bidang ilmu, misalnya tidak tahu membaca menjadi tahu membaca, tidak tahu

menulis jadi tahu menulis, tidak tahu berhitung menjadi tahu berhitung, dan

lain sebagainya.

6) Belajar dapat mengadakan perubahan dalam hal keterampilan, misalnya

keterampilan bidang olah raga, bidang kesenian, bidang tekhnik dan

sebagainya.

Menurut bloom (dalam Suprijono, 2014: 6) mendefenisikan hasil belajar

mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif

adalah knowledge (pengetahuan dan ingatan), comprehension (pemahaman,

menjelaskan, meringkas, dan contoh), application (menerapkan), analysis

(menguraikan dan menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan dan

membentuk hubungan baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah

receiving (sikap menerima), responding (memberikan respon),valuing (nilai),

organization (organisasi ), characterization (karakterisasi),. Domain psikomotor

Page 29: penerapan model pembelajaran think pair share

15

meliputi initiatory, pre-routine dan routinzed. Psikomotorik juga mencakup

keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual. Harus

diingat, hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya

salah satu aspek potensi kemanusian saja. Artinya, hasil belajar yang

dikategorikan oleh pakar pendidikan sebagaimana tersebut diatas tidak dilihat

secara fragmentaris atau terpisah, melainkan komprehensif .

Berdasarkan uraian diatas, peneliti menyimpulkan bahwa hasil belajar ialah

sebuah perubahan perilaku secara pasif serta kemampuan yang dimiliki siswa dari

suatu interaksi tindak belajar dan mengajar yang berupa hasil belajar intelektual,

strategi kognitif, sikap dan nilai, inovasi verbal, dan hasil belajar motorik.

Perubahan tersebut dapat terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih

baik dibanding dengan sebelumnya.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Hasil belajar yang dicapai oleh siswa merupakan hasil interkasi antara

berbagai faktor yang mempengaruhi. Berhasil atau tidaknya seseorang dalam

belajar di sebabkan oleh beberapa faktor, yaitu yang berasal dari dalam siswa

(faktor internal ) dan ada pula yang berasal dari luar siswa (faktor eksternal) Sabri

(2010):

1) Faktor internal (berasal dari diri siswa).

a) Faktor fisiologis siswa, seperti kondisi kesehatan dan kebugaran fisik, serta

kondisi panca inderanya terutama penglihatan dan pendengaran.

b) Faktor psikologis siswa, seperti minat, bakat, intelegensi, motivasi, dan

kemampuan-kemampuan kognitif seperti kemampuan persepsi, ingatan,

berfikir dan kemampuan dasar pengetahuan yang dimiliki.

2) Faktor eksternal (berasal dari luar diri siswa)

a) Keluarga

Keadaaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, keluarga yang

morat-marit keadaan ekonominya, pertengkaran suami istri, perhatian orang

tua yang kurang terhadap anaknya, serta kebiasaan sehari-hari berperilaku

yang kurang baik.

b) Sekolah

Page 30: penerapan model pembelajaran think pair share

16

Keadaan sekolah atau tempat belajar turut mempengaruhi tingkat

keberhasilan belajar. Kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian

kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas atau perlengkapan di

sekolah, dan sebagainya semua itu turut mempengaruhi keberhasilan belajar

anak.

c) Masyarakat

Keadaan masyarakat juga menentukan hasil belajar. Bila di sekitar tempat

tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari orang-orang yang berpendidikan

terutama anak-anaknya rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini

akan mendorong anak lebih giat belajar. Tetapi sebaliknya, apabila tinggal di

lingkungan banyak anak-anak yang nakal, tidak bersekolah dan pengangguran

maka hal ini akan mengurangi semangat belajar atau dapat dikatakan tidak

menunjang sehingga motivasi belajar berkurang.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa yang menjadi

faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar terdiri dari faktor internal berupa

jasmaniah, psikologis, kesehatan dan faktor eksternal beruupa lingkungan,

keluarga, sekolah dan masyarakat termasuk di dalamnya model pembelajaran.

c. Ciri-ciri hasil belajar terhadap siswa

Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar mengajar yang

optimal cenderung menunjukkan hasil yang sebagaimana dikemukakan oleh

Sudjana (2010 :33- 34) sebagai berikut:

1) Kepuasaan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar

instrinsik pada diri siswa. Motivasi instrinsik adalah semangat juang untuk

belajar yang tumbuh dari dalam diri siswa itu sendiri.

2) Menambahkan kenyakinan akan kemampuan dirinya. Artinya, ia tahu

kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia punya potensi yang tidak kalah

dari orang lain apabila ia berusaha sebagaimana seharusnya

3) Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya seperti akan tahan lama

diingatnya, membentuk perilakunya, bermanfaat untuk mempelajari aspek

lain.

Page 31: penerapan model pembelajaran think pair share

17

4) Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komperhensif), yakni

mencakup ranah kognitif, psikomotorik dan sikap.

5) Kemampuan siswa mengontrol atau menilai dan mengendalikan dirinya

terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan

mengendalikan proses usaha belajarnya.

4. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD

Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran pokok

dalam kurikulum pendidikan Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah dasar.

Ilmu pengetahuan alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang

tersusun secara sistematis. Trianto (2010: 136) berpendapat bahwa IPA

merupakan bagian dari ilmu pengetahuan atau sains yang berasal dari bahasa

Inggris yaitu Science. Kata Science berasal dari bahasa latin Scientia yang berarti

saya tahu. Menurut Bundu (2011: 9), sains berasal dari kata natural science.

Natural artinya alamiah, berhubungan dengan alam. Science artinya ilmu

pengetahuan. IPA Secara harafiah dapat disebut sebagai bidang studi yang

mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi dialam dapat menjadi salah satu

sarana untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan, sikap, dan

keterampilan siswa baik secara konsep maupun aplikasinya dalam kehidupan

sehari-hari. Hal ini para guru, khusunya yang mengajar IPA disekolah dasar

diharapkan dapat mengetahui dan mengerti hakikat pembelajaran.

Menurut Fowler (dalam Trianto, 2010: 136), IPA adalah pengetahuan yang

sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan

dan didasarkan terutama atas pengamatan dan deduksi yang terususun secara

sistematis dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala

alam. Seiring dengan pendapat tersebut, Trianto (2010: 137) berpendapat bahwa

IPA merupakan suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum

pada gejala-gejala alam, lahir, dan berkembang melalui metode ilmiah seperti rasa

ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya.

Pembelajaran IPA tidak bisa dengan cara menghafal atau pasif

mendengarkan guru menjelaskan konsep namun siswa sendiri yang harus

Page 32: penerapan model pembelajaran think pair share

18

melakukan pembelajaran melalui percobaan, pengamatan maupun bereksperimen

secara aktif yang pada akhirnya akan terbentuk kreativitas dan kesadaran untuk

menjaga dan memperbaiki gejala-gejala alam yang terjadi untuk membentuk sikap

ilmiah untuk menjaga kestabilan alam ini secara baik dan lestari. Oleh karena itu

dalam pembelajaran guru harus menyiapkan kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan media, strategi, maupun model yang tepat dan sesuai dengan apa

yang akan diajarkan sehingga ketuntasan belajar dapat tercapai dan dan siswa

memeperoleh pengalaman belajar.

Berdasarkan defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan

pengetahuan manusia tentang berbagai fenomena yang terjadi di alam yang

diperoleh melalui langkah-langkah sistematis, ilmiah, dan terkontrol. IPA bukan

hanya sekedar teori tapi IPA lebih menekankan proses dimana kita harus

menemukan konsep dan menghubungkan dengan pengalaman yang sudah kita

alami sehingga dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

b. Karakteristik IPA

Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik tersendiri. Karakteristik sangat

dipengaruhi oleh sifat keilmuan yang terkandungpada masing-masing mata

pelajaran. Perbedaan karakteristik pada berbagai mata pelajaran akan

menimbulkan perbedaan cara mengajar dan cara siswa belajar antar mata

pelajaran satu dengan mata pelajaran lain. Menurut Djojosoediro (2012: 5), IPA

memiliki karakteristik yang membedakannya dengan bidang ilmu lain, yakni:

1) IPA mempunyai nilai ilmiah artinya kebenaran dalam IPA dapat dibuktikan

lagi oleh semua orang dengan menggunakan metode ilmiah dan prosedur

seperti yang dilakukan terdahulu oleh penemuannya.

2) IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis

dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.

3) IPA merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara

yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi,

penyimpulan, penyusunan teori, dan demikian seterusnya kait mengait antara

cara yang satu dengan cara yang lain untuk membuktikan bahwa teori

tersebut benar.

Page 33: penerapan model pembelajaran think pair share

19

4) IPA merupakan suatu rangkaian konsep yang saling berkaitan dengan bagan-

bagan konsep yang telah berkembang sebagai suatu hasil eksperimen dan

observasi, yang bermanfaat untuk eksperimentasi dan observasi lebih lanjut.

Berdasarkan paparan tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa karakteristik

IPA merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, penerapannya

terbatas pada gejala-gejala alam, lahir, dan berkembang melalui metode ilmiah,

dan mempunyai nilai ilmiah artinya kebenaran dalam IPA dapat dibuktikan

kembali oleh semua orang dengan menggunakan metode ilmiah dan prosedur

seperti yang dilakukan oleh penemu terdahulu.

c. Tujuan Pembelajaran IPA di SD

IPA sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah memiliki

tujuan pembelajaran. Tujuan mata pelajaran IPA di sekolah dasar adalah agar

siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:

1) Memperoleh kenyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya

hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan

masyarakat.

4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah, dan membuat keputusan.

5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga,

dan melestaraikan lingkungan alam.

6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya

sebagai salah satu ciptaan tuhan.

7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar

untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

Secara rinci tujuan pembelajaran IPA disekolah dasar menurut Dediknas

(dalam Trianto, 2010: 143) sebagai berikut:

Page 34: penerapan model pembelajaran think pair share

20

1) Kesadaran akan keindahan dan keteraturan alam unruk meningkatkan

kenyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

2) Pengetahuan, yaitu pengetahuan tentang dasar dari prinsip dan konsep, fakta

yang ada di alam, hubungan saling ketergantungan, dan hubungan anatara

sains dan teknologi.

3) Keterampilan dan kemampuan untuk menangani peralatan, memecahkan

masalah, dan melakukan observasi.

4) Sikap ilmiah, antara lain skeptis, kritis, sensitive, objektif, jujur, terbuka,

benar, dan dapat bekerjasama.

5) Kebiasaan mengembangkan kemampuan berfikir analitis induktif dan

deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip sains untuk menjelaskan

berbagai peristiwa alam.

6) Apresiatif terhadap sains dengan menikmati dan menyadari keindahan

keteraturan perilaku alam semesta penerapannya dalam teknologi.

Berdasarkan paparan tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa tujuan

pembelajaran IPA ialah memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan

keterampilan proses dan melatih siswa untuk dapat berfikir serta bertindak secara

rasional dan kritis terhadap persoalan yang bersifat ilmiah yang ada

dilingkungannya. Keterampilan-keterampilan yang diberikan kepada siswa sebisa

mungkin disesuaikan dengan tingkat perkembangan usia dan karakteristik siswa

sekolah dasar, sehingga siswa dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan

Dalam menyusun penelitian ini, penulis menggunakan beberapa penelitian

yang relevan yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan

tentang implementasi atau penerapan model pembelajaran Think Pair Share (TPS)

dalam kelas, adapun penelitian tersebut sebagai berikut:

1. Raditya (2015), yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran kooperatif

Tipe Think Pair Share (TPS) terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD Gugus

Letda Made Putra Kecematan Denpasar Utara Tahun Ajaran 2014/2015”

menunjukkan hasil belajar yang meningkat dibandingkan menggunakan

metode Konvensional. Persamaan penelitian dengan skripsi penulis yaitu,

Page 35: penerapan model pembelajaran think pair share

21

menerapkan model pembelajaran think pair share dan mengaktifkan siswa

melaui diskusi (bertukar fikiran) serta mengukur hasil belajarnya. Perbedaan

penelitian tidak membandingkan penerapan model pembelajaran think pair

share dengan model pembelajaran konvensional.

2. Rahmatul Laila Qodriyah (2016) yang berjudul “Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) untuk Meningkatkan

Hasil Belajar IPA siswa kelas IV di MI Podorejo sumber gempol tulung

agung tahun ajaran 2012/2013”. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah

pembelajaran dengan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe

Think Pair Share (TPS), dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran IPA. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dilihat dari siklus I

ke siklus II yaitu hasil post test siklus I yaitu 63,33% menjadi 90% pada silus

II.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Nur Laili Rahmawati (2015) yang berjudul

“Implementasi Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Untuk

Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Pada Pembelajaran Akuntansi Kelas

X AK 2 SMK Negeri 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015”. Hasil

penelitian menunjukkan untuk keaktifan belajar siswa secara umum

mengalami peningkatan 6,39 yaitu dari 88,33 % pada siklus I menjadi 94,72

% pada siklus II. Setiap indikator keaktifan belajar siswa mengalami

peningkatan. Pada indikator siswa mengeksplorasi kemampuannya sendiri

(think), mengalami peningkatan sebesar 5,6 % dari 94,4 % pada siklus I

menjadi 100 % pada siklus II. Siswa membahas tugas 30 dengan pasangannya

(pair) mengalami peningkatan 6,7 % yakni dari 91,1 % pada siklus I menjadi

97,8 % pada siklus II. Tidak ada peningkatan pada indikator siswa

menyelesaikan tugas dengan pasangannya karena sudah mencapai 100 %

pada kedua siklus. Siswa menyampaikan hasil diskusi kelompoknya (share)

mengalami peningkatan sebesar 3,3 % dari 86,7 % pada siklus I menjadi 90

% pada siklus II. Siswa mengajukan pertanyaan atau pendapat kepada guru

atau teman mengalami peningkatan sebanyak 14,5 % dari 73,3 % pada siklus

I menjadi 87,8 % pada siklus II. Siswa mencatat materi yang dipelajari

mengalami peningkatan 8,9 % yakni dari 90 % pada siklus I menjadi 98,9 %

Page 36: penerapan model pembelajaran think pair share

22

pada siklus II. Pada indikator siswa memperhatikan penjelasan pasangan lain

atau guru mengalami peningkatan sebesar 3,4 %, pada siklus I dari 93,3 %

menjadi 96,7 % pada siklus II. Siswa menjawab pertanyaan guru atau teman

juga mengalami peningkatan 8,9 %, yaitu dari 77,8 % pada siklus I menjadi

86,7 % pada siklus II. Persamaan penelitian yang dilakukan Nur Laili

Rahmawati dengan penelitian ini terletak pada penerapan model

pembelajaran kooperatif yaitu tipe Think Pair Share (TPS) untuk

meningkatkan Keaktifan Belajar.

2.3 Kerangka Pikir

Pada kondisi awal sebelum menerapkan model pembelajaran Think Pair

Share (TPS), pembelajaran IPA di SDN 7 Ponjalae yang mendominasi

pembelajaran adalah guru atau pembelajaran masih berpusat pada guru saja.

Kegiatan pembelajaran yang di lakukan oleh guru masih sering menggunakan

metode konvensional atau disebut juga dengan metode ceramah, sehingga

berakibat pada kurang termotivasinya siswa dalam proses belajar mengajar dan

siswa kurang mendapatkan kesempatan untuk berfikir, cenderung diam, serta

malu untuk menyampaikan pendapatnya dan takut untuk bertanya kepada guru

ketika belum paham tentang materi yang diajarkan. Proses pembelajaran yang

seperti itu akan membuat siswa cepat bosan dalam mengikuti pembelajaran

sehingga berdampak pada keaktifan dan hasil belajar siswa yang rendah.

Dalam upaya mengatasi masalah tersebut dalam penelitian ini, ialah dengan

melakukan perubahan proses pembelajaran dari teacher centered menjadi student

centered diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa selama proses

pembelajaran sehingga tidak hanya diam mendengarkan ceramah dari guru. .

Salah satu model pembelajaran yang dapat menjadikan siswa aktif yaitu dengan

menggunakan model pembelajaran Think Pair Share (TPS). Model pembelajaran

think pair share ialah Pertama-tama siswa diminta untuk duduk berpasangan, guru

mengajukan suatu pertanyaan /masalah kepada mereka. Setiap siswa diminta

untuk berfikir sendiri-sendiri terlebih dahulu tentang jawaban atas pertanyaan itu,

kemudian mendiskusikan hasil pemikiran dengan pasangan disebelahnya untuk

Page 37: penerapan model pembelajaran think pair share

23

memperoleh satu konsensus yang sekiranya dapat mewakili jawaban setiap

pasangan dan kemudian menjelaskan jawaban yang telah disepakati kepada siswa-

siswa yang lain diruang kelas.Model ini memperkenalkan ide atau waktu berfikir

waktu tunggu yang menjadi faktor kuat dalam meningkatkan kemampuan siswa

dalam merespon pertanyaan. Pembelajaran kooperatif ini melatih siswa untuk

berani berpendapat dan menghargai pendapat teman.

Adapun alur pikir penelitian tindakan kelas digambarkan bagan berikut ini:

Gambar I. Bagan kerangka pikir

2.4 Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah penerapan model

pembelajaran Think Pair Share ( TPS) dapat meningkatkan keaktifan dan hasil

belajar IPA Siswa kelas V SD Negeri 7 Ponjalae.

Berdasarkan Observasi awal di SDN 7 Ponjalae:

1. Keaktifan dan hasil belajar siswa masih sangat rendah

2. Guru masih menggunakan metode konvensional

Penerapan model pembelajaran Think Pair

Share (TPS)

Peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa

Page 38: penerapan model pembelajaran think pair share

24

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di SD Negeri 7 Ponjalae, Kecamatan Wara

kota Palopo.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanaan pada tanggal 11 Februari 2020 sampai

dengan 18 maret 2020.

3.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 7 Ponjalae, yang berjumlah

22 siswa. Siswa berjenis kelamin laki-laki berjumlah 5 orang sedangkan siswa

berjenis kelamin perempuan berjumlah 17 orang.

3.3 Jenis dan Desain Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

Action Research) yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil

pembelajaran dikelas yang di lakukan secara bersiklus. Menurut Kusuma dan

Dwitagama (2012: 9) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang

dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan,

dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan

memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar meningkat.

Peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) karena beberapa

alasan yaitu karena penelitian tindakan kelas di laksanakan dikelas, penelitian

tindakan kelas dilakukan oleh guru dan peneliti adalah calon guru. Seorang guru

penting untuk melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kinerja

guru. Guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang

mendalam, dengan alasan itulah mengapa penelti memilih menggunakan

penelitian tindakan kelas sebagai jenis penelitian sebagai bekal bagi peneliti untuk

menjadi guru.

Page 39: penerapan model pembelajaran think pair share

25

2. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau

Classroom Action Research. Model penelitian ini mengacu pada teori kurt Lewin

(Kusuma dan Dwitagama, 2012:20) yang setiap siklusnya terdiri dari empat

komponen tindakan yaitu perencanaan, pelaksanakan tindakan, observasi dan

refleksi dalam suatu spiral yang saling terkait. Hubungan keempat komponen

tersebut dipandang sebagai siklus yang dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2. Desain penelitian tindakan kelas menurut Kurt Lewin

Penelitian ini di laksanakan dalam betuk siklus dan dalam setiap siklusnya

terdiri dari empat komponen. Secara detail, prosedur penelitian yang digunkan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tahap prapenelitian

Prapenelitian merupakan refleksi awal, yaitu sebelum penelitian tindakan

siklus dilaksanakan, di lakukan kegiatan sebagai berikut:

a. Melakukan kunjungan dan meminta izin dengan kepala sekolah dalam hal

penelitian.

b. Observasi pelaksanaan pembelajaran dari perilaku siswa didalam dan diluar

kelas. Hal ini diperlukan untuk untuk memberi gambaran awal bagi peneliti.

c. Wawancara dengan wali kelas VA tentang kendala-kendala dalam

melaksankan pembelajaran IPA

d. Menyusun langkah dan jadwal kegiatan

Page 40: penerapan model pembelajaran think pair share

26

2. Tahap siklus

a. Siklus I

1) Tahap perencanaan

Tahap perencanaan dilakukan untuk menyusun perangkat pembelajaran

yang akan dilaksankan meliputi komponen sebagai berikut:

a) Silabus mata pelajaran IPA

b) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Kompetensi Inti (KI), Kompetensi

Dasar (KD), indikator, tujuan pembelajaran, materi ajar, langkah-langkah

pembelajaran, dan penilaian.

c) Lembar bahan ajar, pada lembar bahan ajar mendeskripsikan secara singkat

materi ajar.

d) Menyusun alat evaluasi

e) Menyusun lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dan lembar

observasi keaktifan siswa.

2) Tahap pelaksanaan tindakan

Tahap pelaksanaan tindakan di lakukan untuk peneliti melaksankan

pembelajaran atau penelitian dengan menggunakan perangkat pembelajaran

sesuai skenario pembelajaran dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) melalui tahapan kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Tahap pelaksanaan tindakan ini peneliti menggunakan model pembelajaran

kooperatif think par share dalam pembelajaran. Langkah-langkah tahap

pelaksanaan tindakan yaitu:

a) Kegiatan awal

(1) Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan mengajak semua siswa

berdoa sesuai dengan kepercayaan masing-masing untuk mengawali

pelajaran.

(2) Mengecek kesiapan belajar siswa

(3) Menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia

(4) Memberikan apresiasi

(5) Menyampaikan tujuan pembelajaran

b) Kegiatan inti

(1) Menyimak penjelasan tentang materi yang di sampaikan

Page 41: penerapan model pembelajaran think pair share

27

(2) Memberikan penjelasan tentang tata cara model pembelajaran think pair share

(3) Membagi siswa kedalam kelompok-kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 2

anggota /siswa.

(4) Siswa di berikan tugas didalam kelompok dan masing-masing siswa

memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri-sendiri terlebih dahulu.

(5) Berkeliling kelas untuk mengamati sambil memberikan bimbingan kepada

siswa yang menemukan masalah.

(6) Siswa berpasangan dalam kelompok. Setiap pasangan mendiskusikan hasil

pengerjaan individunya.

(7) Kedua pasangan lalu bertemu kembali dalam kelompoknya masing-masing

untuk membagikan hasil diskusinya.

(8) Memberikan apresiasi kepada siswa.

c) Kegiatan penutup

(1) Bersama siswa melakukan refleksi kegiatan pembelajaran

(2) Memberikan penguatan dan kesimpulan tentang pembelajaran hari ini

(3) Mengakhiri pembelajaran

3) Tahap observasi

Observasi dilakukan oleh observer. Kegiatan yang dilakukan pada tahap

observasi ini yaitu mengamati seluruh proses pelaksanaan tindakan dengan

menggunakan lembar observasi yang telah siapkan oleh peneliti.

4) Tahap refleksi

Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data penelitian dari mulai siklus

pertama tahap pertama dengan tahap terakhir. Data di peroleh dari tes hasil

belajar siswa dan lembar observasi. Kemudian seluruh data yang sudah

terkumpul dikonsultasikan dengan dosen pembimbing untuk mendapatkan

masukan tentang hal-hal yang sudah dilakukan oleh peneliti. Refleksi

bertujuan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan maupun kelebihan-

kelebihan yang terjadi selama pembelajaran. Apabila telah di ketahui letak

keberhasilan dan hambatan pada siklus pertama maka, dapat ditentukan

rencana yang akan dilakukan nantinya pada siklus berikutnya.

Page 42: penerapan model pembelajaran think pair share

28

b. Tahap Siklus II

Kegiatan yang lakukan pada siklus II ini merupakan tindak lanjut dari siklus

I setelah peneliti melakukan perbaikan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

1) Perencanaan tindakan

Perencanaan tindakan pada siklus kedua ini disusun berdasarkan refleksi pada

siklus pertama. Siklus kedua ini merupakan penyempurnaan siklus pertama.

Bahan kajian yang akan diajarkan masih melanjutkan materi siklus pertama

yaitu KD selanjutnya. Perencanaan tindakan pada siklus kedua tidak jauh

berbeda dengan siklus pertama seperti menyusun perangkat pembelajaran,

bahan ajar, alat evaluasi, dan media pembelajaran.

2) Tahap pelaksanaan tindakan

Tahap pelaksanaan tindakan dilaksanakan berdasarkan rencana pelaksanaan

pembelajaran. Kekurangan yang ada dalam pelaksanaan tindakan pada siklus

pertama dapat diperbaiki pada siklus kedua.

3) Tahap observasi

Tahap observasi pada siklus kedua ini meliputi pengamatan terhadap

pelaksanaan tindakan.

4) Tahap refleksi dilakukan untuk menganalisa tindakan siklus kedua dan

menyimpulkan data yang telah dikumpulkan selama penelitian. Hasil dari

refleksi siklus kedua ini dijadikan dasar dalam penyusunan laporan hasil

penelitian. Refleksi siklus kedua digunakan peneliti sebagai bahan

pertimbangan apakah kriteria yang ditetapkan sudah tercapai atau belum. Jika

indikator-indikator telah tercapai maka tindakan berhenti pada siklus kedua.

Secara umum langkah-langkah penelitian tindakan pada siklus pertama sama

dengan yang kedua. Siklus pertama dan kedua yang membedakan adalah

kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus

pertama diadakan perbaikan untuk dilaksanakan pada siklus kedua.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

penelitian, karena tujuan uatama dari penelitian adalah memperoleh data. Teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Page 43: penerapan model pembelajaran think pair share

29

a. Tes

Menurut Basuki dan Hariyanto (2014: 22) tes adalah alat penilaian atau

metode penelitian yang sistematis, sah, dapat dipercaya dan objektif untuk

menentukan kecakapan, keterampilan, dan tingkat pegetahuan siswa terhadap

bahan ajar, berupa suatu tugas atau persoalan yang harus diselesaikan oleh

seorang siswa atau sekelompok siswa. Teknik tes dirancang untuk mendapatkan

data hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Tes pada awal penelitian

(pretest) diberikan untuk mengetahui pemahaman awal siswa terhadap materi

yang akan disampaikan dan tes yang berupa soal uraian pada setiap akhir siklus

diberikan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa melalui model

pembelajaran think pair share. Berdasarkan soal tes yang dikerjakan siswa

tersebut, diperoleh data berupa hasil belajar siswa.

b. Observasi

Pengamatan atau observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara

mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Teknik

observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan

pada objek penelitian. Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah pengamatan secara langsung selama pembelajaran. Observasi dalam

penelitian ini dilakukan oleh teman sejawat sebagai pen gamat.

c. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk melihat secara langsung gambaran mengenai

kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa kelas VA selama proses

pembelajaran IPA berlangsung.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang dapat digunakan untuk

mengumpulkan data penelitian. Instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk

mengetahui seberapa besar penggunaan model pembelajaran think pair share

dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA siswa kelas V A SDN 7

Ponjalae. Instrumen (alat) penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini

seperti:

1. Tes Hasil Belajar

Page 44: penerapan model pembelajaran think pair share

30

Instrumen tes hasil belajar yang digunakan pada penelitian ini yaitu tes

tertulis berupa soal-soal yang berbentuk PG dan essay dengan berjumlah 15 soal

yang digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas V

SDN 7 Ponjalae.

2. Lembar Observasi

Fungsi lembar observasi ini yaitu untuk mengetahui kesesuaian tindakan

dengan rencana yang telah disusun terinci sehingga pengamat tinggal memberikan

tanda pada kode-kode yang disepakati. Pengamatan dilakukan sejak awal kegiatan

hingga akhir kegiatan.

a. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran

Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran think pair share terhadap hasil belajar IPA siswa digunakan untuk

mengamati keterlaksanaan pembelajaran. Lembar observasi bertujuan untuk

mengetahui seberapa baik keterlaksanaan model pembelajaran yang digunakan

pada saat pembelajaran berlangsung. Indikator yang diamati antara lain sebagai

berikut:

1) Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan mengajak semua siswa

berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing untuk

mengawali pelajaran.

2) Mengecek kesiapan belajar siswa

3) Menyampaikan KD, materi pelajaran dan tujuan pembelajaran

4) Menyampaikan model pembelajaran yang digunakan

5) Memotifasi siswa agar aktif terlibat dalam kegiatan belajar mengajar.

6) Memberikan stimulasi kepada siswa tentang materi sebelumnya serta

pentingnya mempelajari materi yang dibahas.

7) Menjelaskan sebagian materi.

8) Membagi siswa dalam tim-tim belajar yang terdiri dari 2 orang untuk

melakukan diskusi.

9) Membagikan bahan ajar berupa buku paket LKS kepada masing-masing tim-

tim belajar serta mengamati proses diskusi kelompok.

10) Mengintruksikan siswa untuk mempersentasekan hasil diskusi kedepan.

Page 45: penerapan model pembelajaran think pair share

31

11) Siswa diminta untuk member tanggapan, pertanyaan kepada siswa yang

tampil.

12) Memberikan apresiasi terhadap hasil presentasi siswa.

13) Melakukan refleksi sebagai umpan balik.

b. Lembar Observasi Keaktifan Belajar Siswa

Lembar observasi keaktifan belajar siswa digunakan untuk melihat dan

mengukur keaktifan belajar siswa selama proses pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran think pair share. Indikator yang diamati antara

lain sebagai berikut:

1) Perhatian

2) Keaktifan bertanya

3) Kemampuan mengemukakan pendapat

4) Kerja sama dalam kelompok

3. Dokumentasi

Selama proses belajar berlangsung peneliti akan mengabadikan berbagai

peristiwa yang dianggap penting dan mendukung hasil penelitian. Dokumentasi

dilakukan dengan cara mengambil gambar selama kegiatan penelitian berlangsung

dan dokumen-dokumen siswa yang berkaitan dengan penelitian.

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif

kualitatif. Analisis data dilakukan setelah pengumpulan data. Data yang diperoleh

pada setiap siklus dapat dianalisis. Data yang dianalisis terdiri dari hasil observasi

keterlaksanaan pembelajaran, keaktifan belajar siswa dan hasil tes belajar siswa

dalam hubungannya dalam penguasaan materi yang diajarkan melalui model

pembelajaran think pair share. Data yang telah dikumpulkan masing-masing

dianalisis sebagai berikut:

1. Analisis Data Hasil Belajar Siswa

Data hasil belajar siswa diperoleh melalui tes yang diberikan kepada siswa

kemudian dinilai secara individu. Tes diberikan pada setiap akhir siklus tindakan.

Hasil belajar individu siswa dikatakan tuntas apabila mencapai ≥75 sesuai KKM

Page 46: penerapan model pembelajaran think pair share

32

yang telah ditetapkan di SDN 7 Ponjalae yaitu 75. Ketuntasan secara individu

dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Nilai ═ skor yang diperoleh × 100

Skor maksimal

Tabel 1. Kriteria hasil belajar dan kategorinya

Tingkat Penguasaan (%) Skor Kategori

90-100 90-100 Sangat Baik

80-89 80-89 Baik

65-79 65-79 Sedang

55-64 55-64 Rendah

0-54 0-54 Sangat Rendah

Sumber : Nurkancana (dalam Ilyas, 2015: 163)

2. Analisis Data Keterlaksanaan Pembelajaran

Data aktivitas keterlaksanaan pembelajaran diperoleh dari hasil observasi

yang dilakukan. Analisis data keterlaksanaan pembelajaran bertujuan untuk

mendeskripsikan keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif think pair share pada kelas VA SDN 7 Ponjalae.

Data observasi keterlakasanaan pembelajaran selama proses pembelajaran

berlangsung dianalisis dengan melihat rata-rata aktivitas hasil pengamatan yang

dilakukan observer. Kegiatan pengambilan data keterlaksanaan pembelajaran ini

dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung.

Keterlaksanaan pembelajaran dihitung dengan menggunakan rumus:

%keterlaksanaan ═ Jumlah aspek pembelajaran yang terlaksana × 100%

Jumlah Seluruh aspek pembelajaran

Tabel 2. Kriteria keterlaksanaan pembelajaran

Interval Skor kategori

0-54 Tidak baik

55-64 Kurang baik

65-79 Cukup

80-89 Baik

90-100 Sangat Baik

Sumber: Mawaddah (2018)

Page 47: penerapan model pembelajaran think pair share

33

3. Analisis lembar observasi keaktifan belajar siswa

Analisis lembar observasi keaktifan belajar siswa dilakukan secara

kuantitatif deskriptif dengan cara :

a. Menghitung banyaknya siswa yang melakukan aktivitas sesuai indikator

yang diamati.

b. Mencari besar persentase skor aktivitas belajar siswa setiap indikator

yang diamati pada setiap siklus dengan cara:

Persentase = jumlah skor yang diperoleh x 100%

Banyaknya seluruh siswa

c. Menghitung rata-rata persentase keaktifan belajar siswa pada setiap

indikator yang diamati pada setiap siklus.

d. Mengkategorikan rata-rata keaktifan belajar siswa pada setiap indikator

yang diamati pada setiap siklus, sesuai dengan kategori yang telah

ditentukan untuk membuat simpulan mengenai aktivitas belajar siswa.

Tabel 3. Kualifikasi Hasil Persentase Skor Lembar Observasi

Aktivitas Belajar.

Presentase Skor Yang Diperoleh Kategori

80%-100% Sangat aktif

60%-79% Aktif

40%-59 Cukup Aktif

20%-39% Kurang aktif

0%-19% Tidak aktif

Sumber. Dimyanti & Mudjono (dalam Indriani, 2013:32)

3.7 Indikator Keberhasilan

Pelaksanaan pembelajaran dikatakan berhasil apabila hasil belajar siswa

telah mencapai nilai minimal 75 sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal

(KKM) yang telah ditentukan dalam pembelajaran IPA kelas V SD Negeri 7

Ponjalae. Kelas tersebut disebut telah tuntas belajar jika paling sedikit 80% dari

jumlah siswa mendapatkan nilai 75. Indikator proses pembelajaran dalam

penelitian ini akan dilihat dari presentase keberhasilan tindakan yang didasarkan

pada data skor yang diperoleh dari hasil observasi peneliti dan siswa.

Page 48: penerapan model pembelajaran think pair share

34

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian

tindakan kelas (PTK), dimana dalam penelitian ini ada dua siklus yang dilakukan

untuk memperoleh data tentang keaktifan dan hasil belajar siswa kelas V

khususnya mata pelajaran IPA. Masing-masing siklus dilaksanakan dengan

menggunakan model pembelajaran Think Pair Share (TPS). Pelaksanaan tindakan

pada setiap siklus disertai dengan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan

refleksi.

1. Deskripsi Hasil Pengamatan Awal

Langkah awal yang dilakukan oleh peneliti yaitu bertemu langsung dengan

kepala sekolah SDN 7 Ponjalae untuk menyampaikan maksud kedatangan peneliti

yaitu meminta izin untuk mengadakan penelitian di SDN 7 Ponjalae. Selanjutnya

peneliti menemui guru kelas V untuk menyampaikan rencana penelitian telah

mendapat izin dari kepala sekolah dan menyampaikan bahwa peneliti akan

bertindak sebagai pelaksana tindakan, dan teman sejawat akan bertindak sebagai

pengamat (observer).

2. Deskripsi Tindakan Pada Siklus 1

Setiap siklus dilengkapi dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

sebagai perangkat dalam proses belajar mengajar. Tindakan siklus 1 di susun

dalam 3 kali pertemuan.

Pelaksanaan pembelajaran siklus I terdiri atas empat tahap yaitu

perencanaan, pelaksanaan (tindakan), hasil pengamatan (observasi), dan refleksi.

Keempat tahapan tersebut dipaparkan sebagai berikut:

a. Perencanaan siklus I

Perencanaan tindakan dilakukan dengan mengadakan pertemuan antara

peneliti dan guru kelas. Pertemuan tersebut mendiskusikan tentang rencana

kegiatan pada siklus I. Rencana tindakan siklus 1 terdiri atas beberapa kegiatan

yaitu sebagai berikut:

Page 49: penerapan model pembelajaran think pair share

35

1) Melakukan analisis kurikulum dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi

Dasar (KD) yang disesuaikan denga pelajaran yang disampaikan.

2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi ajar

yang sesuai dengan materi.

3) Menyiapkan lembar tes soal PG dan essay.

4) Menyiapkan lembar observasi keaktifan siswa

5) Menyiapkan lembar observasi guru

b. Pelaksanaan siklus I

Pelaksanaan tindakan dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan. Setiap

pertemuan alokasi waktunya yaitu 2x35 menit.materi yang diajarkan kepada siswa

yaitu perpindahan kalor di sekitar kita dengan menggunakan model pembelajaran

Think Pair Share (TPS). Adapun pelaksanaan tindakan siklus I sebagai berikut:

1) Pertemuan pertama siklus I

Pelaksanaan pembelajaran siklus I ini dilaksanakan pada hari selasa 11

Februari 2020 yang dilaksanakan di ruang kelas V dengan kegiatan sebagai

berikut:

a) Kegiatan pendahuluan

Kegiatan awal berlangsung selama 10 menit di awali dengan guru

memberikan salam dan mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan

keyakinan masing-masing, menanyakan kabar, mengabsen siswa. Kemudian guru

menanyakan kesiapan siswa dalam memulai pembelajaran. Guru

menginformasikan tema yang akan berikan yaitu “Panas dan Perpindahannya”.

b) Kegiatan inti

Kegiatan ini merupakan kegiatan pokok dalam suatu pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 50 menit. Kegiatan pertama yang

dilakukan yaitu guru memperkenalkan model pembelajaran Think Pair Share

(TPS) yang akan di gunakan selama proses penelitian. Kedua guru membentuk

siswa kedalam beberapa kelompok yang terdiri atas 1-2 siswa untuk melakukan

diskusi. Ketiga guru mengajukan pertanyaan dan memberikan permasalahan

terlebih dahulu, terkait dengan materi perpindahan kalor di sekitar kita. Keempat

Page 50: penerapan model pembelajaran think pair share

36

guru menyuruh siswa mencari jawaban atas pertanyaan atau permasalahan

tersebut.

c) Kegiatan penutup

Kegiatan akhir berlangsung selama 10 menit, guru memberi kesempatan

kepada siswa untuk membuat kesimpulan dari materi yang telah di diskusikan.

Setelah itu guru menyampaikan materi yang akan diajarkan pada pertemuan

berikutnya, lalu memberikan arahan kepada siswa untuk mempelajari materi yang

akan di ajarkan pada pertemuan berikutnya dan mengajak semua siswa berdoa

menurut agama dan kepercayaan masing-masing (untuk mengakhiri kegiatan

pembelajaran).

2) Pertemuan kedua siklus I

Kegiatan pelaksanaan pertemuan kedua dilakukan diruang kelas V kegiatan

dilakukan pada hari senin 17 Februari 2020 dengan kegiatan sebagai berikut:

a) Kegiatan pendahuluan

Kegiatan awal berlangsung selama 10 menit di awali dengan guru

memberikan salam dan mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan

keyakinan masing-masing, menanyakan kabar, mengabsen siswa. Kemudian guru

menanyakan kesiapan siswa dalam memulai pembelajaran. Setelah itu guru

melakukan apresiasi dengan menanyakan materi yang lalu yaitu meminta siswa

untuk menyampaikan kembali materi tentang perpindahan kalor disekitar kita.

b) Kegiatan inti

Kegiatan inti pertemuan kedua hampir sama dengan pertemuan pertama.

Kegiatan pembelajaran ini berlangsung selama 50 menit. Kegitan pertama guru

menjelaskan tentang materi perpindahan kalor di sekitar kita. Kedua guru

mengajukan pertanyaan dan memberikan permasalahan terlebih dahulu, terkait

dengan perpindahan kalor secara konduksi dan secara konveksi. Ketiga guru

menyuruh siswa mencari jawaban atas pertanyaan atau permasalahan. Keempat

Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok yang terdiri atas 1-2 siswa untuk

melakukan diskusi. Kemudian guru membagikan LKS kepada setiap kelompok

untuk dikerjakan masing-masing, kemudian siswa menuliskan hasil diskusinya

tentang contoh peristiwa perpindahan panas secara konduksi berdasarkan bacaan

dalam buku siswa. Setiap perwakilan kelompok mempresentasekan hasil

Page 51: penerapan model pembelajaran think pair share

37

diskusinya didepan kelas. Kemudian guru memberi kesempatan kepada setiap

kelompok mengajukan pertanyaan, menambahkan maupun memberikan saran.

c) Kegiatan penutup

Kegiatan akhir berlangsung selama 10 menit, guru memberi kesempatan

kepada siswa untuk membuat kesimpulan dari materi yang telah di diskusikan.

Setelah itu guru menyampaikan materi yang akan diajarkan pada pertemuan

berikutnya, lalu memberikan arahan kepada siswa untuk mempelajari materi yang

akan di ajarkan pada pertemuan berikutnya dan mengajak semua siswa berdoa

menurut agama dan kepercayaan masing-masing (untuk mengakhiri kegiatan

pembelajaran).

d) Pertemuan ketiga siklus 1

Kegiatan pelaksanaan pertemuan ketiga dilakukan di ruang kelas V.

kegiatan dilakukan pada hari senin 24 Februari 2020 dengan kegiatan sebagai

berikut:

a) Kegiatan pendahuluan

Kegiatan awal berlangsung selama 10 menit di awali dengan guru

memberikan salam dan mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan

keyakinan masing-masing, menanyakan kabar, mengabsen siswa. Kemudian guru

menanyakan kesiapan siswa dalam memulai pembelajaran. Setelah itu guru

melakukan apresiasi dengan menanyakan materi pada pertemuan sebelumnya

guna mengetahui sejauh mana pemahaman siswa tentang materi yang telah di

ajarkan.

b) Kegiatan inti

Kegiatan inti pertemuan ketiga berlangsung selama 50 menit. Kegiatan

pertama yang dilakukan yaitu guru mengatur kesiapan siswa untuk mengikuti

pembelajaran. Kedua guru memulai pembelajaran dengan menanyakan pada siswa

yang belum tampil pada pertemuan kedua. Ketiga guru menyuruh perwakilan

kelompok maju kedepan kelas untuk mempresentasekan hasil diskusinya.

Kemudian guru memberi kesempatan kepada setiap kelompok mengajukan

pertanyaan, menambahkan maupun memberikan saran.

c) Kegiatan penutup

Page 52: penerapan model pembelajaran think pair share

38

Pada kegiatan evaluasi, guru memberikan lembar tes untuk dikerjakan

secara individu. Lembar tes tersebut berupa soal pilihan PG dan essay. Mengajak

semua siswa berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing (untuk

mengakhiri kegiatan pembelajaran).

Tabel 4. Daftar nilai peningkatan hasil belajar siklus I

Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bagaimana hasil belajar siswa kelas V

SDN 7 Ponajale Kecematan Wara Kota Palopo pada siklus I yang dapat di

simpulkan pada tabel statistik deskripsi sebagai berikut:

Tabel 4. Statistik deskripsi nilai peningkatan hasil belajar siklus I

Statistik Nilai statistik deskriptif

Subjek

Nilai tertinggi

Nilai terendah

Nilai rata-rata

KKM

Jumlah siswa yang telah memenuhi KKM

Jumlah siswa yang belum memenuhi KKM

22

93

48

72

75

11

11

Sumber: Data primer, setelah diolah (2020)

Berdasarkan tabel 4 jumlah siswa kelas V SDN 7 Ponjalae Kecematan Wara

Kota Palopo berjumlah 22 orang, nilai tertinggi perolehan siswa 93, nilai terendah

perolehan siswa 48, nilai rata-rata siklus I perolehan siswa 72, KKM yanag

ditetapkan pada mata pelajaran IPA yaitu 75, siswa yang memperoleh nilai diatas

KKM sebanyak 11 siswa, dan siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM

sebanyak 11 siswa. Pemaparan ini dilakukan untuk mempermudah membaca

melihat nilai yang diperoleh siswa hasil belajar melalui penerapan model

pembelajaran Think Pair Share (TPS) .

Berikut pemaparan perolehan nilai berdasarkan kategori yang peneliti gunakan.

Tabel 5. Persentase kategori peningkatan hasil belajar siklus I

Kategori Skor Frekuensi Persentase (%)

Sangat baik

Baik

Sedang

Rendah

Sangat rendah

90-100

80-89

65-79

55-64

0-54

4

4

7

3

4

18%

18%

32%

14%

18%

Jumlah 22 100%

Sumber: Data primer, setelah diolah (2020)

Page 53: penerapan model pembelajaran think pair share

39

Tabel 5 menunjukkan terdapat 4 ( 18%) siswa yang masuk dalam kategori

sangat baik, terdapat 4 (18%) siswa yang masuk dalam ketegori baik, terdapat 7

(32%) siswa yang masuk dalam kategori sedang, terdapat 3 (14%) siswa yang

masuk dalam kategori rendah, terdapat 4 (18%) siswa yang masuk dalam kategori

sangat rendah.

Hasil pencapaian KKM siswa dalam penerapan model pembelajaran Think

Pair Sh are (TPS) untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas V

SDN 7 Ponjalae Kecematan Wara Kota Palopo siklus I, siswa yang memperoleh

nilai 75 keatas sebanyak 11 siswa (0,5) dengan kategori tuntas dan siswa yang

memperoleh nilai 74 kebawah sebanyak 11 siswa (0,5) dengan kategori tidak

tuntas. Berdasarkan data diatas dapat dikatakan bahwa siswa kelas V SDN 7

Ponjalae Kecematan Wara Kota Palopo siklus I belum berhasil apabila

dikonfirmasikan dengan nilai KKM sekolah pada mata pelajaran IPA, yaitu siswa

dinyatakan berhasil apabila mencapai angka 80% yang memperoleh nilai 75 ke

atas.

c. Observasi tindakan siklus I

Pengamatan atau observasi dilakukan oleh observer selama proses

pembelajaran berlangsung. Peneliti memandu kegiatan pembelajaran sampai akhir

proses pembelajaran. Pengamatan dilakukan pada saat proses pembelajaran

menggunakan lembar observasi yang telah peneliti siapkan. Berikut ini hasil

observasi siklus I.

1) Hasil observasi keterlaksanaan terhadap guru selama proses pembelajaran

berlangsung.

Tabel 6. Hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran menggunakan model

pembelajaran Think Pair Share (TPS) siklus I.

perkelas.

Tabel 7. Presentase nilai observasi keterlaksanaan pembelajaran siklus I

Pertemuan Jumlah nilai Persentase% Kategori

1 8 50 Tidak baik

2 10 62,5 Kurang baik

3 11 68,75 Cukup baik

Rata-rata 60 Kurag baik

Sumber: Data primer setelah diolah (2020)

Page 54: penerapan model pembelajaran think pair share

40

Tabel 7. Menunjukkan bahwa siklus I observasi keterlaksanaan

pembelajaran pada pertemuan pertama jumlah keterlaksanaan pembelajaran ada 8

aspek dengan persentase sebesar 50% dan termasuk dalam kategori (tidak baik),

pertemuan kedua ada 10 aspek dengan persentase sebesar 62,5% dan termasuk

dalam kategori (kurang baik), pertemuan ketiga ada 11 aspek dengan persentase

sebesar 68,75 dan termasuk dalam kategori (cukup baik).

2) Hasil pengamatan terhadap keaktifan siswa selama proses pembelajaran

siklus I

Tabel 8. Hasil observasi keaktifan siswa pada siklus I

Tabel 8 menunjukkan bahwa dari 22 siswa SDN 7 Ponjalae yang menjadi

subjek pada penelitian. Hasil keaktifan siswa pada siklus I dari pertemuan 1-3

siswa yang dikategorikan kurang aktif 2 orang siswa (27%), cukup aktif 2 orang

siswa (40%), siswa yang dikategorikan aktif 3 orang siswa(63%) dan (0%) siswa

yang dikategorikan sangat aktif.

Tabel 9. Daftar observasi keaktifan belajar siswa siklus 1

Pertemuan Jumlah nilai Persentase% Kategori

1 6 27 Sangat tidak aktif

2 9 40 Sangat tidak aktif

3 4 63 Cukup aktif

Rata-rata 43 Tidak aktif

Sumber: Data primer setelah diolah 2020

Tabel 9 menunjukkan bahwa pada siklus I nilai keaktifan siswa selama

kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan dengan jumlah nilai akhir.

Pertemuan pertama nilai 6 dengan persentase 27% kategori sangat tidak aktif,

pertemu an kedua nilai 9 dengan persentase 40% kategori sangat tidak aktif, dan

pertemuan ketiga nilai 4 dengan persenta se 63% kategori cukup aktif.

1. Refleksi

Refleksi dilakukan untuk mengetahui kekurangan penerapan model

pembelajaran Think Pair Share (TPS) pada siklus I dan menemukan tindak lanjut

kesiklus II. Berdasarkan pengamatan hasil evaluasi dan hasil diskusi dengan guru

kelas, masih ada kekurangan seperti masih ada sebagian siswa malu-malu untuk

menyampaikan pendapatnya dan malu untuk bertanya kepada guru. Refleksi

dilakukan agar didalam penerapan model pembelajaran Think Pair Share (TPS)

Page 55: penerapan model pembelajaran think pair share

41

SDN 7 Ponjalae Kecematan Wara Kota Palopo dapat lebih meningkat. Hasil tes

menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang dicapai siswa yaitu 72 dengan kategori

rendah dan belum mencapai KKM 75.

3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

a. Perencanaan tindakan siklus II

Tahap perencanaan tindakan pada siklus II tidak jauh berbeda dengan siklus I

yaitu sebagai berikut :

1) Melakukan analisis kurikulum dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi

Dasar (KD) yang disesuaikan denga pelajaran yang disampaikan.

2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi ajar

yang sesuai dengan materi.

3) Menyiapkan lembar observasi keaktifan siswa dan lembar observasi guru

yang akan digunakan untuk memperoleh data selama proses pembelajaran

berlangsung

4) Menyiapkan lembar tes soal PG dan essay.

b. Pelaksanaan tindakan siklus II

Tahapan selanjutnya setelah perencanaan dan persiapan yaitu tahap

pelaksanaan tindakan penerapan model pembelajaran Think Pair Share (TPS).

Peneliti sebagai guru pada tahap ini, melaksanakan keseluruhan perencanaan yang

telah dibuat sebelumnya sesuai dengan Rencana Pembelajaran (RPP) siklus II.

Adapun pelaksanaan pada siklus II yaitu, sebagai berikut:

1) Pertemuan pertama tindakan siklus II

Siklus II dilaksanakan tiga kali pertemuan. Pelaksanaan tindakan pada

pertemuan pertama di lakukan di ruang kelas V pada hari senin, 2 Maret 2020.

Langkah –langkah pelaksanaan sebagai berikut:

a) Kegiatan pendahuluan

Guru memberikan salam dan mengajak semua siswa berdo’a menurut

agama dan keyakinan masing-masing, menanyakan kabar, mengabsen siswa,dan

menyanyikan lagu “Indonesia Raya”. Kemudian guru menanyakan kesiapan siswa

dalam memulai pembelajaran.

b) Kegiatan inti

Page 56: penerapan model pembelajaran think pair share

42

Kegiatan inti merupakan kegiatan pokok dalam pembelajaran. Kegiatan

yang dilakukan dimulai guru menanyakan kepada siswa apakah siswa senang

belajar, dan semuanya mengataakan senang. Guru menjelaskan materi tentang

pengaruh kalor terhadap kehidupan yang disajikan pada buku siswa untuk

membuka kegiatan pembelajaran. guru mengajukan pertanyaan dan memberikan

permasalahan terlebih dahulu, terkait dengan materi yang sudah dijelaskan

sebelumnya. Kemudian guru menyuruh siswa mencari jawaban atas pertanyaan

atau permasalahan tersebut.

c) Kegiatan akhir

Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk membuat kesimpulan dari

materi yang telah di diskusikan. Setelah itu guru menyampaikan materi yang akan

diajarkan pada pertemuan berikutnya, lalu memberikan arahan kepada siswa

untuk mempelajari materi yang akan di ajarkan pada pertemuan berikutnya dan

mengajak semua siswa berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing

(untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran).

2) Pertemuan kedua siklus II

Pelaksanaan tindakan pada pertemuan kedua dilakukan diruang kelas V

pada hari Selasa, 10 maret 2020. Langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut:

a) Kegiatan pendahuluan

Pembelajaran pada hari ini dimulai dengan mengucapkan salam dan

berdoa bersama, dilanjutkan dengan melakukan presensi kehadiran siswa. Siswa

terlihat sangat antusias saat namanya dipanggil. Guru dan siswa menyanyikan

lagu “Indonesia Raya”.

b) Kegiatan inti

Guru bertanya kembali kepada siswa terkait dengan pertanyaan atau

permasalahan yang diberikan sebelumnya, siswapun menjawabnya. Kemudian

guru membagikan LKS kepada setiap kelompok untuk dikerjakan masing-masing,

kemudian siswa menuliskan hasil diskusinya. Setiap perwakilan kelompok

mempresentasekan hasil diskusinya didepan kelas. Kemudian guru memberi

kesempatan kepada setiap kelompok mengajukan pertanyaan, menambahkan

maupun memberikan saran.

c) Kegiatan penutup

Page 57: penerapan model pembelajaran think pair share

43

Guru memberikan kesimpulan dengan melakukan tanya jawab dengan

siswa seputar materi yang telah disampaikan guru, mengajak semua siswa berdoa

menurut agama dan kepercayaan masing-masing (untuk mengakhiri kegiatan

pembelajaran).

3) Pertemuan ketiga siklus II

Pelaksanaan tindakan pada pertemuan kedua dilakukan diruang kelas V

pada hari Rabu 18 maret 2020. Langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut:

a) Kegiatan pendahuluan

Pembelajaran pada hari ini dimulai dengan mengucapkan salam dan

berdoa bersama, dilanjutkan dengan melakukan presensi kehadiran siswa. Siswa

terlihat sangat antusias saat namanya dipanggil. Guru dan siswa menyanyikan

lagu “Indonesia Raya”.

b) Kegiatan inti

Kegiatan inti pertemuan ketiga siklus II diawali dengan games agar siswa

tidak bosan dalam mengikuti pembelajaran. Kegiatan selanjutnya guru kembali

menanyakan seputar materi tentang pengaruh kalor terhadap kehidupan. Lalu

siswa dengan senang hati menjawab iya masi ingat bu. Kemudian guru

membagikan soal PG dan Essay kepada siswa, dan siswa mengerjakan dengan

baik. Kemudian guru menanyakan bagaimana perasaan siswa selama kegiatan

penelitian berlangsung, dan siswa mengaku senang.

c) Kegiatan penutup

Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk membuat kesimpulan .

dan mengajak semua siswa berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-

masing (untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran).

Pada kegiatan evaluasi, guru memberikan lembar tes untuk dikerjakan

secara individu. Lembar tes tersebut berupa soal pilihan PG dan essay. Berikut

merupakan hasil pembelajaran siswa kelas V SDN 7 Ponjalae siklus II.

Tabel 11. Daftar nilai peningkatan siklus II

Tabel 11 menunjukkkan bahwa dari 22 siswa, jumlah siswa yang tuntas

sebanyak 19 siswa yang nilainya berada diatas KKM, sedangkan 3 siswa nilainya

tidak mencapai standar KKM. Nilai masing-masing siswa yang telah dirangkum

pada tabel 12 untuk memudahkan mengetahui perolehan nilai secara keseluruhan

Page 58: penerapan model pembelajaran think pair share

44

siklus II. Uraian diatas dapat dilihat bagaimana hasil atau keberhasilan siswa

dapat disimpulkan pada tabel statistik deskripsi hasil pembelajaran melalui model

pembelajaran think pair share pada siswa kelas V SDN 7 Ponjalae Kecematan

Wara Kota Palopo, sebagai berikut:

Tabel 10 Statistik deskripsi nilai peningkatan hasil belajar siklus II

Statistik Nilai statistik deskriptif

Subjek

Nilai tertinggi

Nilai terendah

Nilai rata-rata

KKM

Jumlah siswa yang telah memenuhi KKM

Jumlah siswa yang belum memenuhi KKM

22

100

60

84,72

75

19

3

Sumber: Data primer, setelah diolah (2020)

Tabel 10 menunjukkan jumlah siswa kelas V SDN 7 Ponjalae Kecematan

Wara Kota Palopo berjumlah 22 siswa orang, nilai tertinggi perolehan siswa 100,

nilai terendah siswa 60, nilai rata-rata siklus II perolehan siswa 84,72, KKM yang

ditetapkan pada mata pelajaran IPA yaitu 75, siswa yang memperoleh nilai diatas

KKM sebanayak 19 siswa, dan siswa yang memperoleh nilai dibawa KKM

sebanyak 3 siswa. Pemaparan ini dilakukan untuk mempermudah membaca

melihat nilai yang diperoleh hasil belajar siswa melalui penerapan model

pembelajaran think pair share. Berikut pemaparan perolehan nilai berdasarkan

kategori yang peneliti gunakan.

Tabel 11. Persentase kategori peningkatan hasil belajar siklus II

Kategori Skor Frekuensi Persentase (%)

Sangat baik

Baik

Sedang

Rendah

Sangat rendah

90-100

80-89

65-79

55-64

0-54

10

6

5

1

0

45

27

23

5

0

Jumlah 22 100%

Sumber: Data primer, setelah diolah (2020)

Tabel 11 menunjukkan terdapat 10 siswa atau 45% yang masuk dalam

kategori sangat baik, terdapat 6 siswa atau 27% yang masuk dalam kategori baik,

terdapat 5 siswa atau 22% yang masuk dalam kategori sedang, terdapat 1 siswa

Page 59: penerapan model pembelajaran think pair share

45

4,5% yang masuk dalam kategori rendah, dan tidak terdapat siswa yang masuk

dalam kategori sangat rendah.

Hasil pencapaian KKM siswa dalam penerapan model pembelajaran Think

Pair Share (TPS) untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas V

SDN 7 Ponjalae Kecematan Wara Kota Palopo siklus II, siswa yang memperoleh

nilai 75 keatas sebanyak 19 siswa (86%) dengan kategori tuntas dan siswa yang

memperoleh nilai 74 kebawah sebanyak 3 siswa (13%) dengan kategori tidak

tuntas. Proses pembelajaran siswa kelas V SDN 7 Ponjalae Kecematan Wara Kota

Palopo pada siklus II dapat dikatakan telah berhasil. Meningkatnya hasil belajar

melalui model pembelajaran Think Pair Share (TPS) pada siswa kelas V SDN 7

Ponjalae Kecematan Wara Kota Palopo siklus II apabila dikonfirmasikan dengan

nilai KKM sekolah pada mata pelajaran IPA, yaitu siswa dinyatakan berhasil

apabila mencapai angka 80% yang memperoleh nilai 75 keatas.

Berikut di bawah ini akan disajikan hasil rekapitulasi hasil belajar melalui

penerapan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) pada siswa kelas V SDN

7 Ponjalae Kecematan Wara Kota Palopo.

Tabel 12 . Rekapitulasi hasil tes belajar siklus I dan siklus II

Siklus Nilai Ketuntasan

Tertinggi Terendah Rata-rata Tidak tuntas % Tuntas %

I 100 40 72 11 50 11 50

II 100 60 84,72 3 13 19 86

Sumber: Data primer, setelah diolah (2020)

Tabel 12 menunjukkan bahwa adanya perbedaan peningkatan yang

segnifikan peningkatan hasil belajar melaui penerapan model pembelajaran Think

Pair Share (TPS) pada siswa kelas V SDN 7 Ponjalae Kecematan Wara Kota

Palopo, mulai dari siklus I ke siklus II yaitu dari nilai ketuntasan 50% menjadi

86%

c. Observasi tindakan siklus II

Pengamatan dilakukan observer ketika proses pembelajaran berlangsung.

Data diperoleh dari lembar observasi yang telah peneliti siapkan. Aspek yang

dinilai adalah aktivitas guru dan keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran

berlangsung.

Page 60: penerapan model pembelajaran think pair share

46

1) Hasil observasi keterlaksanaan terhadap guru selama proses pembelajaran

berlangsung

Tabel 13. Hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran menggunakan model

pembelajaran Think Pair Share (TPS) siklus II

Tabel 13 menunjukkan bahwa pada siklus II pertemuan pertama ada 13

(81,25%) aspek yang terlaksana dan ada 3 ( 18%) aspek yang tidak terlaksana.

Pertemuan kedua ada 14 (87,5%) aspek yang terlaksana dan ada 2 (12,5%) aspek

yang tidak terlaksaana. Pertemuan ketiga ada 15 (93%) aspek yang terlaksana dan

ada 1 (6,25%) aspek yang tidak terlaksana. Berikut ini akan disajikan tabel 18

persentase nilai observasi keterlaksanaan pembelajaran, sebagai berikut:

Tabel 14. Presentase nilai observasi keterlaksanaan pembelajaran siklus II

Pertemuan Jumlah nilai Persentase% Kategori

1 13 81,25 Baik

2 14 87,5 Baik

3 15 93 Sangat baik

Rata-rata 87 Baik

Sumber: Data primer setelah diolah (2020)

Tabel 14 menunjukkan bahwa pada siklus II adanya peningkatan

keterlaksanaan pembelajaran. Pertemuan pertama ada 13 (81,25%) aspek yang

terlaksana dan termasuk dalam kategori baik. Pertemuan kedua ada 14 (87,5%)

aspek yang terlaksana dan termasuk dalam kategori baik. Pertemuan ketiga ada 15

(93%) aspek yang terlaksana dan termasuk dalam kategori sangat baik.

2) Hasil pengamatan terhadap keaktifan siswa selama proses pembelajaran

siklus II

Tabel 15. Hasil observasi keaktifan siswa pada siklus II

Tabel 15 menunjukkan bahwa dari 22 siswa SDN 7 Ponjalae yang

menjadi subjek pada penelitian. Hasil keaktifan siswa pada siklus II dari

pertemuan 1-3 siswa yang dikategorikan kurang aktif (0%) orang siswa cukup

aktif 0 orang siswa , siswa yang dikategorikan aktif 2 orang siswa(81%) dan

tidak ada siswa yang dikategorikan sangat tidak aktif.

Page 61: penerapan model pembelajaran think pair share

47

Tabel 16. Daftar observasi keaktifan belajar siswa siklus II

Pertemuan Jumlah nilai Persentase% Kategori

1 5 81 Aktif

2 6 86 Sangat aktif

3 7 86 Sangat aktif

Rata-rata 84 Aktif

Sumber: Data primer setelah diolah 2020

Tabel 16 menunjukkan bahwa adanya peningkatan keaktifan belajar siswa

selama kegiatan belajar mengajar berlangsung pada siklus II dengan jumlah nilai

akhir. Pertemuan pertama nilai 5 dengan persentase 81% kategori (aktif),

pertemuan kedua nilai 6 dengan persentase 86% kategori (sangat aktif), dan

pertemuan ketiga nilai 7 dengan persentase 86% kategori (sangat aktif).

Terlihat bahwa observasi siswa selama pelaksanaan pembelajaran siklus II

keaktifan belajar siswa meningkat dalam mengikuti proses pembelajaran melalui

model pembelajaran Think Pair Share (TPS), baik dari segi keaktifan bertanya,

keseriusan dalam belajar, dan telah memperhatikan guru dalam menyampaikan

materi. Hal ini didasarkan pada jumlah siswa yang masuk dalam kategori tuntas

sudah meningkat pada siklus II dibandingkan dengan siklus I.

Berdasarkan analisis data hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran

setiap siklus, maka diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 17. Hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran siklus I dan siklus II

Pelaksanaan

Jumlah ketelaksanaan

Pertemuan 1 Persentase Pertemuan 2 persentase Pertemuan 3 persentase

Siklus I

Siklus II

8 50% 10 62,5% 11 68,75%

13 81,25% 14 87,5% 15 93%

Sumber: Data primer, setelah diolah (2020)

Tabel 17 menunjukkan adanya peningkatan dari setiap siklus,pada

pertemuan pertama siklus I ada 8 (50%) aspek yang terlaksana, pertemuan kedua

siklus I ada 10 (62,5%) aspek yang terlaksana dan pertemuan ketiga siklus I ada

11 (68,75%) aspek yang terlaksana. Siklus II pada pertemuan pertama ada 13

(81,25%) aspek yang terlaksana, pertemuan kedua siklus II ada 14 (87,5%) aspek

yang terlaksana dan pertemuan ketiga siklus II ada 15(93%) aspek yang

terlaksana.

Page 62: penerapan model pembelajaran think pair share

48

Berdasarkan analisis data hasil observasi keaktifan belajar siswa selama

mengikuti proses pembelajaran setiap siklus, maka diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 18. Hasil observasi keaktifan belajar siswa siklus I dan siklus II

Siklus

Keaktifan belajar

Tinggi Rendah Rata-rata kategori

I 4 2 43% Tidak aktif

II 4 3 84% Aktif

Sumber: Data primer, setelah diolah (2020)

Tabel 18 menunjukkan nilai perolehan keaktifan belajar siswa dari setiap

siklus, pada siklus I nilai tertinggi yaitu 4, nilai terendah yaitu 2 dan nilai rata-rata

keaktifan belajar siswa pada siklus I yaitu 50% dengan kategori tidak aktif. Siklus

II nilai perolehan keaktifan belajar tertinggi adalah 4, nilai terendah adalah 3 dan

nilai rata-rata keaktifan belajar siswa pada siklus II yaitu 80% dan termasuk dalam

kategori aktif.

Berdasarkan analisis data hasil belajar siswa selama mengikuti proses

pembelajaran setiap siklus, maka diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 19. Hasil belajar siswa siklus I dan siklus II

Siklus

Nilai

Maksimum Minimum Rata-rata ketuntasan (%)

I 93 48 72 50

II 100 60 84,72 86

Sumber: Data primer,setelah diolah (2020)

Tabel 19 menunjukkan nilai perolehan hasil belajar siswa dari setiap

siklus, pada siklus I nilai tertinggi adalah 93, nilai terendah adalah 48,dan nilai

rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I yaitu 72 dan nilai ketuntasan secara

klasikal yaitu 50% dengan kategori rendah. Nilai hasil belajar tertinggi pada siklus

II adalah 100, nilai terendah adalah 60, dan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada

siklus II adalah 84,72 dan nilai ketuntasan secara klasikal adalah 86% dengan

kategori tinggi.

1. Refleksi siklus II

Pelaksanaan pembelajaran siklus II merupakan perbaikan dari siklus I.

Pelaksanaan pada siklus II melalui model pembelajaran Think Pair Share (TPS)

Page 63: penerapan model pembelajaran think pair share

49

dapat diikuti dengan baik oleh siswa. Hal ini disebabkan karena siswa sudah

terrbiasa dengan penerapan model pembelajaran Think Pair Share (TPS).

Berdasarkan hasil tes di akhir siklus II menunjukkan peningkatan dari siklus I.

Nilai rata-rata hasil belajar melalui model pembelajaran Think Pair Share (TPS)

pada siklus II mencapai 84,72% dan mengalami peningkatan sebesar 19.11% dari

siklus I.

Ketuntasan siswa berdasarkan KKM mulai dari siklus I ke siklus II adalah

dari nilai ketuntasan 50% menjadi 86%. Terlihat bahwa siklus II telah berhasil.

Berdasarkan hasil observasi selama proses pembelajaran pada siklus II, tingkah

laku siswa yang bersifat negatif telah berkurang. Melalui siklus II siswa mulai

menunjukkan adanya keseriusan untuk mengikuti pembelajaran. Siswa dengan

senang mengikuti pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Keadaan ini sebagai

bukti adanya perubahan perilaku positif. Rasa percaya diri siswa semakin

meningkat hal itu dibuktikan dari meningkatnya jumlah siswa yang aktif dalam

proses pembelajaran dan tidak merasa malu,canggung, takut, bahkan siswa merasa

bersemangat mengikuti proses pembelajaran, sehinggga pembelajaran melalui

model pembelajaran think pair share sudah berhasil diterapkan dengan baik pada

siklus II, maka peneliti berhenti pada siklus II.

4.2 Pembahasan

Hasil penelitian yang diuraikan pada bagian ini, menyajikan hasil temuan

yang diperoleh melalui penelitian. Berdasarkan hasil analisis diatas menunjukkan

bahwa setelah pemberian tindakan selama dua siklus nilai rata-rata peningkatan

keaktifan dan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran think

pair share pada siswa kelas V SDN 7 Ponjalae mengalami peningkatan.

Pelaksanaan pembelajaran penerapan model pembelajaran Think Pair

Share (TPS) untuk meningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa. Jumlah

keterlaksanaan tertinggi adalah 11 aspek yang terlaksana dengan nilai persentase

sebesar 68,75% pada siklus I dan meningkat menjadi 15 aspek yang terlaksana

dengan nilai persentase sebesar 93% pada siklus II. Nilai rata-rata pada aspek

keaktifan siswa pada siklus I adalah 50 dan termasuk dalam kategori tidak aktif,

dan pada siklus II nilai rata-rata perolehan siswa yaitu 80 dan termasuk dalam

Page 64: penerapan model pembelajaran think pair share

50

kategori aktif. Aspek hasil belajar siswa pada siklus I adalah 72 dan mengalami

peningkatan pada siklus II sebesar 84,72%.

Ketuntasan siklus I, siswa memperoleh nilai ≥ 75 sebanyak 11 siswa atau

(50%) dengan kategori tuntas dan siswa yang memperoleh nilai ≤75 sebanyak 11

siswa atau (50%) dengan kategori tidak tuntas dan belum berhasil apabila

dikonfirmasikan dengan nilai KKM sekolah, yaitu siswa dinyatakan tuntas apabila

mencapai 80% yang memperoleh nilai ≥75. Sehingga, hasil ketuntasan siklus I

menjadi acuan peneliti untuk lebih ditingkatkan atau diperbaiki pada siklus II.

Ketuntasan pada siklus II, siswa yang memperoleh nilai ≥75 sebanyak 19

siswa atau (86%) dengan kategori tuntas dan siswa yang memperoleh nilai ≤75

sebanyak 3 siswa atau (13%) dengan kategori tidak tuntas. Sehingga demikian,

siswa dikatakan tidak tuntas atau belum berhasil apabila dikonfirmasikan dengan

nilai KKM sekolah, yaitu siswa dinyatakan tuntas apabila mencapai 80% yang

memperoleh nilai ≤75. Sehingga, penerapan model pembelajaran Think Pair Share

(TPS) pada siklus II telah meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas V

SDN 7 Ponjalae Kecematan Wara Kota Palopo, hasil ketuntasan pada siklus II

menjadi acuan peneliti untuk tidak melanjutkan pada siklus berikutnya.

Secara umum dari pelaksanaan pembelajaran, keaktifan siswa, dan hasil

belajar dikatakan tuntas karena sudah sesuai dengan indikator keberhasilan. Hasil

ini memperlihatkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair

Share (TPS) dapat memberikan hasil yang lebih baik. Shoinim, (2014:208) model

pembelajaran ini lebih memberikan banyak waktu kepada siswa untuk berdiskusi

bersama dengan satu temannya maupun bersama dengan beberapa teman lainnya,

pembelajaran ini lebih memudahkan siswa dalam menemukan dan memahami

konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya

Page 65: penerapan model pembelajaran think pair share

51

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar siswa kelas V SDN 7 Ponjalae Kecematan Wara Kota Palopo telah

meningkat dengan adanya penerapan model pembelajaran Think Pair Share (TPS)

dalam proses pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan pada

hasil tes siklus I dan siklus II. Skor rata-rata yang diperoleh pada siklus I

menghasilkan nilai rata-rata 72 secara individu dengan persentase ketuntasan

klasikal sebesar 50% dan siklus II menghasilkan nilai rata-rata 84,72 secara

individu dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 86%. Secara klasikal

pembelajaran telah mencapai ketuntasan belajar sesuai dengan target yang telah

diharapkan.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai penerapan model pembelajaran

Think Pair Share (TPS) pada siswa kelas V SDN 7 Ponjalae Kecematan Wara

Kota Palopo tahun pelajaran 2020, maka saran-saran yang dapat peneliti

berikanadalah sebagai berikut:

1. Bagi sekolah

Hendaknya sekolah mengupayakan pendidikan dan pelatihan mengenai

model-model yang cocok digunakan dalam proses pembelajaran untuk menunjang

pelaksanaan pembelajaran agar dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

2. Bagi guru

Guru hendaknya menggunakan model pembelajaran yang menunjang

kegiatan pembelajaran khusunya dalam aspek keaktifan. Penggunaan model

pembelajaran think pair share dimaksudkan agar pembelajaran tidak terasa

membosankan dan membantu siswa dalam meningkatkan keaktifan berbicaranya.

3. Bagi siswa

Page 66: penerapan model pembelajaran think pair share

52

Siswa hendaknya lebih mengembangkan inisiatif dan keberanian dalam

menyampaikan pendapatnya dan tidak terlalu kaku apabila menemukan model

pembelajaran yang baru digunakan oleh guru.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi penelitian

selanjutnya yang terkait dengan meningkatkan keaktifan dan hasil belajar pada

siswa kelas V Sekolah Dasar.

Page 67: penerapan model pembelajaran think pair share

53

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Rineka Cipta.

Jakarta.

Basuki, S, Hariyanto. 2014. Asesmen Pembelajaran. PT Remaja Rosdakarya.

Bandung.

BSNP, 2010. Paradigma Pendidikan Nasional Abad XXI. Jakarta: Badan Standar

Pendidikan Nasional.

Bundu, P. 2011. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah. Departemen

Pendidikan Nasional. Jakarta.

Desta Tri Maharani, O., & Kristin, F. (2017). Peningkatan Keaktifan dan Hasil

Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match.

Wacana Akademika: Majalah Ilmiah Kependidikan, 1(1).

Djojosoediro, W. 2012. [Modul] Hakikat IPA dan Pembelajaran IPA SD. Diakses

Melalui. URL: http: // pjjpgsd. unesa. ac. id/ dok/1. Modul-1 Hakikat IPA

dan Pembelajaran IPA. pdf. Tanggal akses 15 November 2019.

Djumingin. 2011. Strategi dan Aplikasi Model Pembelajaran Inovatif Bahasa dan

Sastra. Universitas Negeri Makassar. Pres Makassar.

Gusti, I. A. T. A. 2014. Konsep Dasar IPA. Yogyakarta . Penerbit Ombak.

Yogyakarta.

Huda. M. 2011. Cooperatif Learning Metode. Teknik. Struktur. dan Model

Penerapan. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Ilyas, M. 2015. Metodologi Penelitian Pendidikan Matematika. Pustaka Bandung.

Indriani, F. 2013. Penerapan Strategi Inkuiri Terbimbing Dengan Model

Kooperatif TGT Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa

Pada Materi Gaya Pesawat Sederhana Kelas VMI Mambaul Ulum Malang

Tesis. Tidak Diterbitkan: Program Pascasarjana Universitas Negeri

Malang.

Khoerul, M. 2018. Skipsi Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Model

Pembelajaran Kooperatif think pair share pada Siswa Kelas X.1 Jurusan

Analisis Kesehatan Tangerang Selatan. Jakarta. Skripsi. Tidak diterbitkan.

Program Sarjana Universitas Islam Negeri Hidayatulla Jakarta.

Kusuma, W., Dwitagama, D. 2012. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. PT.

Indeks. Jakarta.

Mardianto. 2012. Psikologi Pendidikan. Citapustaka Media. Bandung.

Marlaena, Novi. 2015. Penerapan Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar dan Respon Mahasiswa Pada Materi Konsep

Page 68: penerapan model pembelajaran think pair share

54

Diri Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian. Makalah disajikan dalam

Prosiding Seminar Nasional, Universitas Negeri Surabaya. Surabaya.

Mawaddah, dkk., 2018. Model Pembelajaran Discovery Learning dengan

Pendekatan Metakognitif Untuk Meningkatkan Metakognisi dan

Kemampuan Berfikir Kreatif Matematis, Unnes Journal Of Mathematies

Education Research 4(1) : 1-8.

Meri. 2018. Keefektifan Model Think Pair Share (TPS) terhadap Keterampilan

Berbicara Siswa Kelas VIII SMPN 3 Sukamaju Luwu Utara. Skripsi. Tidak

diterbitkan. Program Sarjana Universitas Cokroaminoto Palopo.

Nur Laili Rahmawati. 2015. Implementasi Pembelajaran Kooperatif Tipe Think

Pair Share ( TPS) Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Pada

Pembelajaran Akuntansi Kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Yogyakarta Tahun

Ajaran 2014/2015. Skripsi. Yogyakarta.

Raditya, I. W., Kristiantari, M.R., d Suara, I. M. 2015. Pengaruh Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil

Belajar IPA Siswa Kelas VI SD Gugus Letda Made Putra Kecematan

Denpasar Utara Tahun Ajaran 2014/2015. mimbar PGSD Undiksha. 3(1):

27-30.

Rahmatul Laila Qodriyah.2016 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Think Pair Share untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA siswa kelas IV di

MI Podorejo sumber gempol tulungagung, (Tulungagung: Skripsi tidak

Diterbitkan)

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Aluddin Press, Makassar.

Sabri. 2010. Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching. Ciputat Press. Jakarta.

Sagala, S. 2013. Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Memecahkan

Problematika Belajar dan Mengajar.Alfabeta. Bandung.

Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali.

Savitri, Radia. 2012. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Think Pair Share (TPS). Makalah disajikan dalam Seminar Nasional.

STKIP, PGRI Sumatra Barat. Sumatra barat.

Subroto. 2010. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Rineka Cipta. Jakarta

Sudjana,N. (2010). Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar.

Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Syah. 2012. Dwi Faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar Siswa. Skripsi.

Semarang: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas

Negeri Semarang.

Suprijono, A. 2014. Cooperatif learning. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Page 69: penerapan model pembelajaran think pair share

55

Shonim, A 2014. Model Pembelajaran Inofatif Dalam Kurikulum 2013.

Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.

Trianto 2011. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi, Konstruktivisme.

Jakarta:prestasi pustaka publisher.

Trianto. 2010. Metode Pembelajaran Terpadu. Jakarta. Bumi Aksara

Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun. 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional. 2006. Jakarta. Depdiknas.

Page 70: penerapan model pembelajaran think pair share

56

LAMPIRAN

Page 71: penerapan model pembelajaran think pair share

57

Lampiran 1: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus I – siklus II

(SIKLUS I)

Sekolah : SD Negeri 7 Ponjalae

Kelas /Semester : V/2 (dua )

Tema 6 : Panas dan Perpindahannya

Sub tema 2 : Perpindahan Kalor di Sekitar kita

Pembelajaran ke- : 1

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. KOMPETENSI INTI (KI)

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya

diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga.

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,

melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,

makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya

di rumah dan di sekolah.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan

logis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak

sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan

berakhlak mulia.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

Muatan : IPA

Kompetensi Dasar Indikator

3.6 Menerapkan konsep

perpindahan kalor

dalam kehidupan

sehari-hari

3.6.1 Mengidentifikasikan konsep perpindahan

kalor dalam kehidupan sehari

3.6.2 Mengetahui benda-benda sekitar yang dapat

menghantarkan panas

4.6 Melaporkan hasil

pengamatan tentang

perpindahan kalor.

4.6.1 Memaparkan hasil pengamatan

perpindahan kalor

C. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menjelaskan cara-cara perpindahan kalor dalam kehidupan

sehari-hari secara tepat.

D. Materi Ajar

1. Kalor dan Perpindahannya dalam kehidupan sehari-hari,

Page 72: penerapan model pembelajaran think pair share

58

2. perpindahan kalor secara konduksi

E. Model Pembelajaran

Pendekatan Pembelajaran : Saintifik.

Model Pembelajaran : Think Pair Share (TPS)

F. Alat dan Sumber Belajar

1. Spidol

2. Buku Guru dan Buku Siswa Kelas V, Tema 6: Panas dan Perpindahannya.

Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 (Revisi 2017). Jakarta:

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan Kelas dibuka dengan salam,

menanyakan kabar, dan mengecek

kehadiran siswa.

Kelas dilanjutkan dengan doa dipimpin

oleh salah seorang siswa.

Siswa difasilitasi untuk bertanya jawab

pentingnya mengawali setiap kegiatan

dengan doa. Selain berdoa, guru dapat

memberikan penguatan tentang sikap

syukur.

Guru menanyakan kesiapan siswa

dalam memulai pembelajaran.

Guru melakukan apersepsi,

menjelaskan pembelajaran Think Pair

Share (TPS), menyampaikan tujuan

pembelajaran, memberikan motivasi

terhadap siswa agar aktif dalam

pembelajaran.

10 Menit

Inti Tahap berfikir (Think)

Tahap ini guru mengawali dengan

menyampaikan inti atau tujuan

pembelajaran.

Guru mengajukan pertanyaan dan

memberikan permasalahan terkait

dengan materi perpindahan kalor di

sekitar kita.

Meminta siswa untuk mencari jawaban

Page 73: penerapan model pembelajaran think pair share

59

atas pertanyaan atau permasalahan

yang di berikan selama 5 menit.

Mempersilahkan siswa untuk

mengajukan pertanyaan mengenai

materi yang diajarkan.

Tahap berpasangan (Pair)

Guru membagi siswa kedalam

kelompok berpasangan secara

heterogen dari segi jenis kelamin,

kemampun dengan memperhatikan

siswa visual, auditorial dan kinsetik

untuk mendiskusikan apa yang telah

mereka peroleh dari pembahasan

permasalahan sebelumnya.

Guru membagikan LKS kepada setiap

kelompok untuk dikerjakan masing-

masing tiap siswa menegerjakan soal

kemudian menjelaskan kepada

pasangannya dan begitu begitu pun

sebaliknya.

Berbagi (Share)

Guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk menyampaikan hasil

pemikiran yang telah dibicarakan

bersama pasangannya didepan kelas.

Meminta siswa untuk mampu

mengungkapkan pendapatnya secara

bertanggung jawab, serta mampu

mempertahankan pendapat setelah

disampaikannya.

Guru memberikan kesempatan kepada

kelompok /siswa lain untuk

80 Menit

Page 74: penerapan model pembelajaran think pair share

60

mengajukan pertanyaan, sanggahan,

menambahkan maupun memberikan

saran.

Guru memberikan apresiasi/

penghargaan atas partisipasi siswa.

Siswa melakukan perbaikan

berdasarkan hasil yang didapatkan.

Penutup Guru membimbing siswa untuk

membuat kesimpulan dari materi yang

telah didiskusikan.

Guru menyampaikan materi yang akan

diajarkan pada pertemuan berikutnya.

Siswa diharapkan dapat mempelajari

materi yang akan diajarkan pada

pertemuan berikutnya.

Doa dan Salam.

10 Menit

H. PENILAIAN

1. Lembar observasi guru

2. Lembar observasi siswa

3. Tes PG dan essay secara individu

Mengetahui

Guru Kelas V Peneliti

Herlina Hendra, S.Pd.SD Anti Rahmawati

NIP. 19861025 201001 2030

Page 75: penerapan model pembelajaran think pair share

61

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP) SIKLUS II

Sekolah : SD Negeri 7 Ponjalae

Kelas /Semester : V/2 (dua )

Tema 6 : Panas dan Perpindahannya

Sub tema 3 : Perpindahan Kalor di Sekitar kita

Pembelajaran ke- : 1

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. KOMPETENSI INTI (KI)

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya

diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga.

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,

melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,

makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya

di rumah dan di sekolah.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan

logis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak

sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan

berakhlak mulia.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

Muatan : IPA

Kompetensi Dasar Indikator

3.7 Menerapkan konsep

perpindahan kalor

dalam kehidupan

sehari-hari

3.7.1 Mengidentifikasikan konsep perpindahan

kalor dalam kehidupan sehari

3.7.2 Mengetahui benda-benda sekitar yang dapat

menghantarkan panas

3.8 Melaporkan hasil

pengamatan tentang

perpindahan kalor.

3.8.1 Memaparkan hasil pengamatan

perpindahan kalor

C. Tujuan Pembelajaran

2. Siswa dapat menjelaskan benda-benda yang dapat menghantarkan panas

D. Materi Ajar

3. Perpindahan kalor

Page 76: penerapan model pembelajaran think pair share

62

E. Model Pembelajaran

Pendekatan Pembelajaran : Saintifik.

Model Pembelajaran : Think Pair Share (TPS)

F. Alat dan Sumber Belajar

3. Spidol

4. Buku Guru dan Buku Siswa Kelas V, Tema 6: Panas dan Perpindahannya.

Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 (Revisi 2017). Jakarta:

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan Kelas dibuka dengan salam,

menanyakan kabar, dan mengecek

kehadiran siswa.

Kelas dilanjutkan dengan doa dipimpin

oleh salah seorang siswa.

Siswa difasilitasi untuk bertanya jawab

pentingnya mengawali setiap kegiatan

dengan doa. Selain berdoa, guru dapat

memberikan penguatan tentang sikap

syukur.

Guru menanyakan kesiapan siswa

dalam memulai pembelajaran.

Guru melakukan apersepsi,

menjelaskan pembelajaran Think Pair

Share (TPS), menyampaikan tujuan

pembelajaran, memberikan motivasi

terhadap siswa agar aktif dalam

pembelajaran.

10 Menit

Inti Tahap berfikir (Think)

Tahap ini guru mengawali dengan

menyampaikan inti atau tujuan

pembelajaran.

Guru mengajukan pertanyaan dan

memberikan permasalahan terkait

dengan materi perpindahan kalor di

sekitar kita.

Meminta siswa untuk mencari jawaban

atas pertanyaan atau permasalahan

yang di berikan selama 5 menit.

Page 77: penerapan model pembelajaran think pair share

63

Mempersilahkan siswa untuk

mengajukan pertanyaan mengenai

materi yang diajarkan.

Tahap berpasangan (Pair)

Guru membagi siswa kedalam

kelompok berpasangan secara

heterogen dari segi jenis kelamin,

kemampun dengan memperhatikan

siswa visual, auditorial dan kinsetik

untuk mendiskusikan apa yang telah

mereka peroleh dari pembahasan

permasalahan sebelumnya.

Guru membagikan LKS kepada setiap

kelompok untuk dikerjakan masing-

masing tiap siswa menegerjakan soal

kemudian menjelaskan kepada

pasangannya dan begitu begitu pun

sebaliknya.

Berbagi (Share)

Guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk menyampaikan hasil

pemikiran yang telah dibicarakan

bersama pasangannya didepan kelas.

Meminta siswa untuk mampu

mengungkapkan pendapatnya secara

bertanggung jawab, serta mampu

mempertahankan pendapat setelah

disampaikannya.

Guru memberikan kesempatan kepada

kelompok /siswa lain untuk

mengajukan pertanyaan, sanggahan,

menambahkan maupun memberikan

80 Menit

Page 78: penerapan model pembelajaran think pair share

64

saran.

Guru memberikan apresiasi/

penghargaan atas partisipasi siswa.

Siswa melakukan perbaikan

berdasarkan hasil yang didapatkan.

Penutup 4 Guru membimbing siswa untuk

membuat kesimpulan dari materi yang

telah didiskusikan.

5 Guru menyampaikan materi yang akan

diajarkan pada pertemuan berikutnya.

6 Siswa diharapkan dapat mempelajari

materi yang akan diajarkan pada

pertemuan berikutnya.

7 Doa dan Salam.

10 Menit

H. PENILAIAN

1. Lembar observasi guru

2. Lembar observasi siswa

3. Tes PG dan essay secara individu

Mengetahui

Guru Kelas V Peneliti

Herlina Hendra, S.Pd.SD Anti Rahmawati

NIP. 19861025 201001 2030

Page 79: penerapan model pembelajaran think pair share

65

Lampiran 2: Nilai siklus I, siklus II

SIKLUS I

No Kode Sampel Nilai

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

001

002

003

004

005

006

007

008

009

010

011

012

013

014

015

016

017

018

019

020

021

022

88

71

88

67

48

59

51

76

74

71

59

79

40

76

50

93

82

93

91

80

90

60

Jumlah 1.586

Page 80: penerapan model pembelajaran think pair share

66

SIKLUS II

No Kode Sampel Nilai

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

001

002

003

004

005

006

007

008

009

010

011

012

013

014

015

016

017

018

019

020

021

022

80

90

80

100

88

74

90

73

93

100

90

95

75

76

60

90

100

90

80

77

80

83

Jumlah 1,864

Page 81: penerapan model pembelajaran think pair share

67

Lampiran 3: Nilai observasi keterlaksanaan pembelajaran menggunakan

model pembelajaran Think Pair Share (TPS) siklus I dan siklus II

SIKLUS I

Aspek Yang dinilai

Siklus I

P1 P2 P3

Y T Y T Y T

Kegiatan awal

Membuka pelajaran dengan mengucapkan

salam dan mengajak semua siswa berdoa

sesuai dengan agama dan kepercayaan

masing-masing untuk mengawali pelajaran

√ √ √

Mengecek kesiapan belajar siswa √ Menyampaikan KD, materi pelajaran dan

tujuan pembelajaran

√ √ √

Kegiatan Inti

Menyampaikan model pembelajaran yang

digunakan

√ √ √

Memotivasi siswa agar aktif terlibat dalam

kegiatan belajar mengajar √

Memberikan stimulasi kepada siswa tentang

materi sebelumnya serta pentingnya materi

yang akan dibahas

Menjelaskan sebagan materi √ √ √ Membagi siswa dalam tim-tim belajar yang

terdiri dari dua orang untuk melakukan

diskusi

√ √ √

Membagikan bahan ajar berupa buku paket

dan LKS, kepada masing-masing tim-tim

belajar serta mengamati proses diskusi

kelompok.

√ √ √

Mengintruksikan siswa untuk

mempresentasekan hasil diskusinya

kedepan

√ √

Siswa diminta untk meberikan tanggapan ,

pertanyaan, kepada siswa yang tampil

Memberikan apresiasi terhadap hasil

presentasi siswa

Melakukan refleksi sebagai umpan balik √ √ Kegiatan Akhir

Guru dan siswa memberikan kesimpulan

terhadap materi

√ √

Memberikan penguatan dan kesimpulan

tentang pembelajaran hari ini √ √

Menutup pelajaran dengan doa dan salam √ √

Page 82: penerapan model pembelajaran think pair share

68

Sumber : Data primer, setelah diolah (2020)

SIKLUS II

Jumlah 8 8 10 6 11 5

Persentase % 50 50 62,5 37.5 68,75 31,25

No

Aspek Yang dinilai

Siklus II

P1 P2 P3

Y T Y T Y T

Kegiatan awal

1 Membuka pelajaran dengan

mengucapkan salam dan mengajak

semua siswa berdoa sesuai dengan

agama dan kepercayaan masing-

masing untuk mengawali pelajaran

√ √ √

2 Mengecek kesiapan belajar siswa √ √ √ 3 Menyampaikan KD, materi pelajaran

dan tujuan pembelajaran

√ √ √

Kegiatan Inti

4 Menyampaikan model pembelajaran

yang digunakan

√ √ √

5 Memotivasi siswa agar aktif terlibat

dalam kegiatan belajar mengajar

√ √ √

6 Memberikan stimulasi kepada siswa

tentang materi sebelumnya serta

pentingnya materi yang akan dibahas

√ √ √

7 Menjelaskan sebagan materi √ √ √ 8 Membagi siswa dalam tim-tim belajar

yang terdiri dari dua orang untuk

melakukan diskusi

√ √ √

9 Membagikan bahan ajar berupa buku

paket dan LKS, kepada masing-

masing tim-tim belajar serta

mengamati proses diskusi kelompok.

√ √ √

10 Mengintruksikan siswa untuk

mempresentasekan hasil diskusinya

kedepan

√ √ √

11 Siswa diminta untk meberikan

tanggapan , pertanyaan, kepada siswa

yang tampil

√ √ √

12 Memberikan apresiasi terhadap hasil

presentasi siswa √

13 Melakukan refleksi sebagai umpan

balik

√ √ √

Kegiatan Akhir

14 Guru dan siswa memberikan

kesimpulan terhadap materi √

15 Memberikan penguatan dan

kesimpulan tentang pembelajaran hari

ini

Page 83: penerapan model pembelajaran think pair share

69

Lampiran 4: Nilai keaktifan siswa pada siklus I, siklus II

Nama Siswa Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Jumlah Persentase

NS 3 4 5 12 54

MJ 4 6 4 14 63

S 3 3 3 9 40

M 5 4 5 14 63

M 2 2 6 10 45

A 5 5 5 15 68

KH 3 4 3 10 45

A 4 3 2 9 40

F 5 5 5 15 68

A 5 6 4 15 68

HI 3 3 4 10 45

FI 2 4 2 8 36

A 5 4 5 14 63

AI 4 2 6 12 54

AS 3 3 5 11 50

SH 5 5 3 13 59

H 4 5 2 11 50

TJ 3 4 4 6 27

KM 2 2 2 6 27

AM 3 5 2 10 45

A 5 5 5 15 68

KH 4 6 4 14 63

Sumber: Data primer setelah diolah (2020)

Aspek yang diamati:

1. Perhatian siswa

2. Keaktifan bertanya

3. Kemampuan mengemukakan pendapat

4. Kerja sama dalam kelompok

16 Menutup pelajaran dengan doa dan

salam

√ √ √

Jumlah 13 3 14 2 15 1

Persentase % 81,25 18 87,5 12,5 93 6,25

Page 84: penerapan model pembelajaran think pair share

70

SIKLUS II

Kode Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Jumlah Persentase

NS 5 6 8 19 86

MJ 6 6 8 20 90

S 5 7 7 19 86

M 5 6 7 18 81

M 6 5 8 19 86

A 7 5 8 20 90

KH 7 7 7 21 95

A 6 8 8 22 100

F 5 6 9 20 90

A 5 7 8 20 90

HI 6 7 7 20 90

FI 5 6 7 20 90

A 5 6 8 19 86

AI 7 7 7 21 95

AS 7 6 7 20 90

SH 5 5 8 18 81

H 6 8 7 21 95

TJ 6 6 9 21 95

KM 7 6 7 20 90

AM 3 9 7 19 86

A 5 8 8 21 95

KH 6 7 9 22 100

Sumber: Data primer setelah diolah (2020)

Aspek yang diamati:

1. Perhatian siswa

2. Keaktifan bertanya

3. Kemampuan mengemukakan pendapat

4. Kerja sama dalam kelompok

Page 85: penerapan model pembelajaran think pair share

71

Lampiran 5: Dokumentasi Mengajar

1.

2.

Page 86: penerapan model pembelajaran think pair share

72

3.

4.

Page 87: penerapan model pembelajaran think pair share

73

Lampiran 6: Hasil Tes Belajar Siswa Pada Sikus I

Page 88: penerapan model pembelajaran think pair share

74

Lampiran 7: Hasil Tes Belajar Siswa Pada Sikus II

Page 89: penerapan model pembelajaran think pair share

75

Lampiran 8 : Persuratan

Page 90: penerapan model pembelajaran think pair share

76

Page 91: penerapan model pembelajaran think pair share

77

Page 92: penerapan model pembelajaran think pair share

78