Top Banner
Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Think Pair Share Berbantuan Facebook Dalam Pelajaran TIK (Studi Kasus : Siswa Kelas IX SMP N 7 Salatiga) ARTIKEL ILMIAH Diajukan Kepada Fakultas Teknologi Informasi Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer Peneliti: C.V Basaho (702010098) Mila C. Paseleng, S.Si, M.Pd. George J.L. Nikijuluw S.Pd PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA APRIL 2015
27

Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Think Pair …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13893/2/T1... · 2018-03-08 · Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Think

Mar 17, 2019

Download

Documents

lytram
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Think Pair …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13893/2/T1... · 2018-03-08 · Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Think

Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Think Pair

Share Berbantuan Facebook Dalam Pelajaran TIK (Studi Kasus : Siswa Kelas IX SMP N 7 Salatiga)

ARTIKEL ILMIAH Diajukan Kepada

Fakultas Teknologi Informasi

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Peneliti:

C.V Basaho (702010098)

Mila C. Paseleng, S.Si, M.Pd.

George J.L. Nikijuluw S.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN

KOMPUTER

FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

APRIL 2015

Page 2: Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Think Pair …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13893/2/T1... · 2018-03-08 · Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Think

2

Page 3: Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Think Pair …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13893/2/T1... · 2018-03-08 · Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Think

3

Page 4: Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Think Pair …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13893/2/T1... · 2018-03-08 · Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Think

4

Page 5: Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Think Pair …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13893/2/T1... · 2018-03-08 · Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Think

5

Page 6: Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Think Pair …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13893/2/T1... · 2018-03-08 · Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Think

6

Page 7: Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Think Pair …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13893/2/T1... · 2018-03-08 · Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Think

7

Page 8: Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Think Pair …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13893/2/T1... · 2018-03-08 · Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Think

8

Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Think Pair Share

Berbantuan Facebook Dalam Pelajaran TIK

Pada Siswa Kelas IX SMP N 7 Salatiga

1)

Catryo Vincent Basaho 2)

Mila C. Paseleng 3)

George J.L Nikijuluw

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52 – 60, Salatiga 50711, Indonesia

Email: 1)

[email protected] 2)

[email protected] 3)

[email protected]

Abstract

Using of the conventional learning models performed by teachers results in lower

student learning outcomes. Based on these issues, the research carried out by

applying a model of type Cooperative Think, Pair, Share, and utilize Facebook as

a medium for sharing. The objective of using Facebook is that the students are

interested in the material presented by knowing what they like. From interviews

can be concluded that this study received a positive response. It is also shown on

the students' learning activities, especially activities of discussion, summarizing

opinions, and use Facebook in learning. Study results also showed a highly

significant difference between the experimental class and the control class.

Therefore we can conclude the application of model Think Pair Share with

Facebook media can help improve the activity and student learning outcomes

Keyword : Cooperative Learning Think Pair and Share, Facebook, Learning

Outcomes.

Abstrak

Penggunaan model pembelajaran konvensional yang dilakukan oleh guru

mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa. Berdasarkan dari masalah tersebut,

maka dilakukan penelitian dengan menerapkan model Kooperatif Tipe Think,

Pair, Share, dan memanfaatkan Facebook sebagai media sharing. Tujuan

penggunaan Facebook adalah agar siswa tertarik dengan materi yang disampaikan

dengan mengetahui apa yang mereka suka. Dari hasil wawancara dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran ini mendapat respon positif. Hal ini juga

ditunjukan dari aktifitas belajar siswa terutama kegiatan berdiskusi, merangkum

pendapat, dan menggunakan Facebook dalam pembelajaran. Hasil belajar juga

menunjukan perbedaan yang sangat signifikan, antara kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Sehingga dapat disimpulkan penerapan model Think Pair Share dengan

bantuan media Facebook dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa.

Kata kunci : Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share, Facebook, Hasil belajar.

1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer,

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. 2) Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. 3) Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

Page 9: Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Think Pair …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13893/2/T1... · 2018-03-08 · Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Think

9

1. Pendahuluan

Salah satu unsur yang sering dikaji berhubungan dengan hasil belajar

adalah model pembelajaran yang digunakan guru dalam proses belajar

mengajar di sekolah dan kurangnya kreativitas guru dalam melakukan

pembelajaran. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh banyak guru saat ini

cenderung pada pencapaian target materi kurikulum dan lebih mementingkan

pada penghafalan konsep bukan pada pemahaman [1]. Hal ini dapat dilihat

dari kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang selalu berpusat pada guru dan

tidak menggunakan media pembelajaran yang kreatif. Dalam penyampaian

materi, biasanya guru menggunakan ceramah saja, yang dalam

pelaksanaannya siswa hanya duduk, mencatat, dan mendengarkan apa yang

disampaikan guru dan sedikit peluang bagi siswa untuk bertanya. Dengan

demikian, suasana pembelajaran menjadi tidak kondusif sehingga siswa

menjadi bosan (pasif) [2]. Dan oleh karena hal tersebut, maka jika digunakan

pada pelajaran TIK tidak lah efektif, karena dalam tujuan utama nya adalah

menyiapkan siswa agar dapat terlibat pada perubahan yang pesat dalam dunia

kerja maupun kegiatan lainnya. Terutama dalam variasi penggunaan

teknologi, yang berhubungan langsung dengan informasi dan komunikasi serta

menambah kemampuan siswa untuk masa depan [3]. Dari hasil observasi yang

dilakukan, hal ini tidak jauh berbeda dengan keadaan di SMP N 7 Salatiga,

dalam pembelajaran TIK siswa cenderung pasif. Hal ini disebabkan oleh

pemanfaatan media pengajaran yang kurang menarik, sehingga siswa akan

merasa bosan ketika melaksanakan kegiatan pembelajaran. Selain media yang

kurang menarik, dari hasil observasi yang dilakukan pembelajaran juga

cenderung berpusat pada guru, sehingga dengan demikian siswa menjadi

kurang aktif, pasif dan kurang dalam interaksi, baik dengan guru maupun

dengan teman sekelasnya.

Salah satu cara untuk mengatasi masalah di atas adalah dengan

menerapkan Think, Pair, Share, karena dapat membuat siswa terlibat secara

langsung dan lebih aktif dalam pembelajaran [4]. Model pembelajaran Think-

Pair-Share(TPS) adalah salah satu model pembelajaran yang memberi

kesempatan kepada setiap siswa untuk menunjukkan partisipasi kepada orang

lain, sehingga siswa masing – masing diharapkan lebih kreatif dalam

menyampaikan dan melaksanakan tahapan pembelajaran. Anita Lie

menjelaskan bahwa pembelajaraan Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS)

memberi kesempatan sedikitnya delapan kali lebih banyak kepada siswa untuk

dikenali dan menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain. Dalam

penerapan nya, TPS juga memiliki kekurangan, antara lain adalah alokasi

waktu yang lama dalam pembelajarannya [5]. Pada tahap Share satu per satu

kelompok membagikan hasil diskusinya dalam kelas. Jika jumlah kelompok

besar, maka waktu yang dibutuhkan tidak sedikit, belum lagi ditambah dengan

kesempatan yang diberikan untuk menanggapi pendapat kelompok lain,

tentunya hal ini akan sangat lama. Untuk mengatasi hal ini adalah dengan

memanfaatkan teknologi berupa aplikasi – aplikasi TIK yang tentunya

memiliki fasilitas untuk saling berbagi informasi secara online. Salah satunya

adalah Facebook, Facebook merupakan layanan jejaring sosial yang sudah

Page 10: Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Think Pair …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13893/2/T1... · 2018-03-08 · Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Think

10

sangat populer dikalangan masyarakat Indonesia yang memiliki 33 juta

pengguna Facebook, dan mendapat peringkat kedua dunia[6]. Selain sudah

populer dikalangan masyarakat, dalam Facebook juga terdapat beberapa fitur

yang dapat digunakan sebagai tempat untuk berdiskusi, salah satu nya adalah

Facebook Group dalam hal ini setiap pengguna Facebook dapat

menggunakan, membuat dan bergabung pada sebuah group, yang bisa

digunakan untuk, Sharing, Study Club serta komunitas peserta didik [6].

Berdasarkan permaslahan yang ada, maka akan dilaksanakan penelitian ini

untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran

Think, Pair, Share dengan berbantuan Facebook terhadap hasil belajar siswa

kelas IX pada pelajaran TIK.

2. Tinjauan Pustaka Dalam penelitan yang dilakukan Joko Susilo tentang upaya meningkatkan

hasil belajar bahasa Indonesia melalui model think pair share dengan

menggunakan jenis penelitian tindakan kelas. Berdasarkan hasil penelitian

yang dilakukan sebelumnya menunjukan bahwa hasil belajar siswa meningkat.

Hasil tersebut diperkuat dengan porsentase dari ketuntasan belajar pada siklus

I dan siklus II. Dari hasil analisis diketahui bahwa data awal sebelum

mendapatkan tindakan atau perlakuan adalah 67% tidak tuntas dan 33%

tuntas. Hasil setelah mendapatkan tindakan atau perlakuan hasil yang dicapai

pada siklus I adalah 83% siswa tuntas dan 17% siswa belum tuntas. Penelitian

dilanjutkan pada siklus II. Pada siklus II persentase hasil belajar siswa

meningkat lagi menjadi 100% tuntas[7].

Kemudian penelitian yang telah dilakukan oleh Imelda dengan judul

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share dengan

Media Autograph untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dan

pemahaman matematika siswa. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Imelda,

menunjukan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar. Hal ini dijelaskan oleh

hail penelitian pada siklus I dan siklus II, dari hasil siklus I ditemukan bahwa

75% siswa memahami matematik dan hasil komunikasi siswa pada matematik

adalah 75%. Dan perbedaan terjadi pada siklus II dimana terjadi peningkatan

pada aktivitas pemahaman matematik adalah 92,5% dan hasil aktivitas

komunikasi adalah 90%[8].

Pada penelitian yang telah dilakukan oleh Endar Sudrajat dengan judul

Meningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran PPKn dengan

menggunakan media Facebook. Menunjukan peningkatan dalam motivasi

belajar siswa, dan menunjukan bahwa motivasi hubungan positif dan

signifikan dengan hasil belajar, hal ini ditunjukkan oleh adanya perbaikan

hasil pembelajaran PPKn, melalui perbaikan media pembelajaran, baik pada

saat menggunakan media audio dan gambar secara offline melalui tayangan

office power point pada siklus 1 mau pun setelah dilakukan beberapa

perbaikan pada siklus 2, terutama setelah menggunakan media sosial online

Facebook ternyata melalui media tersebut mampu meningkatkan gairah,

semangat dan motivasi belajar PPKn siswa, sehingga hasil belajar pada akhir

siklus 2 mencapai rata-rata nilai 77,92. Melalui pemanfaatan media Facebook

Page 11: Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Think Pair …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13893/2/T1... · 2018-03-08 · Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Think

11

intensitas partisipasi-motivasi belajar siswa meningkat berawal dari angka

partisipasi 63,67 % kemudian pada akhir siklus 2 angka partisipasi ini menjadi

78.83%, artinya telah terjadi intensitas angka partisipasi belajar siswa sebesar

15,16%[9].

Berdasarkan penelitian sebelumnya menunjukan bahwa model

pembelajaran Think, Pair dan Share dapat menciptakan suasana belajar yang

baru dan secara langsung berpengaruh kepada peningkatan aktifitas dan hasil

belajar siswa. Selanjutnya hasil penelitian yang dilakukan oleh Endar Sudrajat

dan Imelda menunjukan bahwa media pembelajaran yang digunakan

mempengaruhi hasil belajar siswa secara langsung. Hal ini dapat dilihat dari

hasil penelitian yang dilakukan Endar Sudrajat, dalam beberapa perbaikan

media pembelajaran terdapat peningkatan dalam hasil belajar terutama setelah

menggunakan Facebook. Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan utama dari

penggunaan media pembelajaran ini adalah supaya peserta didik tertarik

dengan materi pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran yang

peserta didik sukai. Pemanfaatan Facebook sebagai media dan sumber belajar

juga efektif memberikan banyak manfaat dan kemudahan, serta melatih guru

dan siswa menjadi lebih aktif dalam membagikan dan memperoleh segala

informasi yang berguna dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Penelitian

ini akan dilakukan penerapan model pembelajaran Think, Pair dan Share akan

menggunakan eksperimen kuasi dengan desain Non-Equivalent Control

Group Design berselaras dengan bantuan Facebook dengan harapan dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

Pada penelitian dengan pemanfaatan Facebook dengan menerapkan model

cooperative learning tipe Think Pair and Share ini mempunyai tujuan untuk

mengetahui dan membantu meningkatkan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran TIK, namun sebelum dilakukan pelaksanaan penerapan metode

pembelajaran diperlukan landasan teori yang akan digunakan sebagai acuan

dalam penerapan metode pembelajaran antara lain adalah pengertian dan

langkah - langkah pembelajaran kooperatif tipe Think Pair dan Share,

pengertian Facebook, dan pengertian hasil belajar, landasan teori tersebut

dapat dilihat pada paragraf – paragraf selanjutnya.

Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) adalah model

pembelajaran yang dapat mengaktifkan seluruh kelas karena siswa diberi

kesempatan bekerja sendiri dan bekerja sama dengan orang lain dalam

kelompok kecil. Siswa diharapkan untuk menghargai dan menghormati orang

lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala

perbedaan. Siswa dapat mengembangkan kemampuan untuk menguji ide dan

pemahamannya sendiri dan menerima umpan balik berdasarkan

pemahamannya sendiri [10]. Adapun langkah – langkah pembelajaran

kooperatif Think, Pair dan Share adalah sebagai berikut [11]. (a) Think. Pada

tahap ini siswa dituntut berfikir secara individual. Siswa diharapkan

menuliskan hasil pemikiran mereka masing – masing mengenai permasalahan

yang disampaikan sebelumnya dengan menggunakan gaya mereka masing –

masing. (b) Pair. Tahap ini siswa siswa dituntut untuk berbagi ide atau

gagasan mengenai pendapat mereka yang telah ditulis sebelumnya. Setelah

Page 12: Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Think Pair …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13893/2/T1... · 2018-03-08 · Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Think

12

melaksanakan diskusi dengan pasangannya, siswa diharapkan mampu

merangkum pendapat mereka masing – masing menjadi satu. (c) Share. Pada

tahap ini diharapkan siswa mampu mengkomunikasikan hasil pendapat

mereka dengan cara masing – masing namun harus tetap jelas dan benar. Pada

tahap ini siswa diharapkan memberikan tanggapan mereka masing – masing

mengenai hasil diskusi kelompok lain. Adapun kelebihan model Think, Pair,

dan Share adalah sebagai berikut, (1) Akan meningkatkan pertisipasi siswa,

(2) Interaksi akan lebih mudah. Selain memiliki sejumlah kelebihan, tentu

model ini juga memiliki kekurangan, yang antara lain adalah (1) Lebih sedikit

ide yang muncul, (2) Tidak ada penengah (3) Alokasi waktu yang lama[5].

Pada sisi kekurangan terakhir ini maka akan digunakan media sosial

Facebook, yang berguna sebagai wadah untuk melaksanakan tahap Share.

Facebook adalah sebuah layanan jejaring sosial dan situs web yang

diluncurkan pada tanggal 4 februari 2004. Pendiri nya adalah Mark

Zuckerberg, seorang mahasiswa Harvard University. Pada awalnya Facebook

dimaksudkan hanya untuk mahasiswa untuk universitas tersebut namun

sekarang Facebook sudah banyak digunkan oleh masyarakat luas. Banyak

yang menggunakan Facebook karena beberapa Fitur yang menjadi daya Tarik

masyarakat pengguna. Adapun fitur –fitur tersebut adalah sebagai berikut [12]

: (a) Fitur Group, Layanan situs jejaring sosial Facebook dalam bentuk fitur

group ini memudahkan dalam mengelompokkan sebuah kelas atau mata

pelajaran tertentu. Kelompok yang sudah ada dalam satu group dapat dengan

mudah berdiskusi karena kesamaan tujuan, (b) Fitur update status dan

comment wall-to-wall, Fitur ini merupakan interaksi asynchronous, yaitu

interaksi dua arah secara tidak langsung dimana komunikasi ini akan

terdokumentasi berdasar topik bahasan dan terurut secara waktu, (c) Fitur note

atau docs pada group, Fitur ini sangat memudahkan guru dalam membuat

dokumen baru pada Facebook, baik berupa resume mengenai materi yang

sedang dipelajari atau menyampaikan informasi dengan lebih terstruktur dan

rapi tanpa perlu membuka link baru, (d) Fitur share link/photo/video, Tujuan

dari fitur ini adalah memudahkan user dalam berbagi informasi. Guru dapat

dengan mudah berbagi link/photo/video yang memuat content mengenai

pelajaran yang diampunya, (e) Fitur Group Chatting, Aktivitas yang dilakukan

pada fitur ini merupakan interaksi dua arah secara langsung atau yang disebut

dengan synchronous yang terjadi pada sebuah group.

Untuk mendukung pembelajaran dengan model Think, Pair, Share

program yang digunakan tentunya harus memiliki fitur yang mendukung

dalam penerapan model ini. Dalam Facebook terdapat beberapa fitur yang

dapat digunakan sebagai media untuk melaksanakan tahap pembelajaran

dengan model TPS salah satunya adalah fitur Group. Fitur ini merupakan

layanan yang paling memudahkan proses diskusi maupun bertukar informasi

dengan cepat karena anggota group dapat berinteraksi secara langsung dengan

sesama anggota group tersebut yang sedang online. Penggunaan group ini

diharapkan dapat menutupi kekurangan dari model TPS, terutama dalam tahap

Share yang memakan banyak waktu. Dalam tahapan share ini, siswa

membagikan hasil diskusi kelompok mereka, tentunya hal ini akan

Page 13: Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Think Pair …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13893/2/T1... · 2018-03-08 · Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Think

13

menggunakan waktu yang cukup lama. Untuk meningkatkan efisiensi waktu

pertemuan, maka group Facebook akan sangat membantu. Jika dalam model

TPS konvensional, kegiatan share dilakukan dengan mempresentasikan hasil

diskusi secara langsung didalam kelas, maka penggunaan model ini kegiatan

share akan dilaksanakan dalam Group Facebook. Diharapkan pemanfaatan

Group ini akan mempersingkat waktu yang digunakan untuk melaksanakan

kegiatan share, karena setiap kelompok dapat memberikan pendapat mereka

secara bersamaan.

Alur pemanfaatan Facebook sebagai media pembelajaran dapat dilihat

dibawah ini.

1. Pembuatan grup diskusi. Pada tahap ini guru membuat grup sebagai

tempat diskusi. Guru menentukan peraturan yang harus ditaati ketika

menuliskan dan menyampaikan hasil diskusi.

2. Pemanfaatan sebagai tempat siswa berbagi hasil diskusi. Pada tahap ini

siswa memberikan hasil diskusi dengan kelompoknya yang dilaksanakan

dalam kelas. Dalam tahap ini, siswa juga diharapkan dapat memberikan

tanggapan berupa pendapat, atau menambahkan komentar.

3. Evaluasi. Guru yang bertindak sebagai administrator dalam Facebook,

memberikan penilaian mengenai hasil diskusi siswa, pendapat maupun

jumlah siswa yang membaca hasil diskusi kelompok lain.

3. Metode Penelitian Berdasarkan tujuan utama dari penelitian ini untuk mengetahui dan

membantu mengembangkan metode pembelajaran dengan menereapkan

model pembelajaran kooperatif tipe Think, Pair and Share dengan

memanfaatkan media facebook untuk meningkatkan hasil belajar TIK pada

siswa kelas IX SMP, penelitian menggunakan quasi eksperimen design dan

jenis yang digunakan adalah non equivalent control group design. Penelitian

eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh

perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

Artinya penelitian eksperimen ini merupakan kegiatan penelitian yang

mempunyai tujuan untuk menilai pengaruh suatu perlakuan/treatment

terhadap hasil belajar dan menguji hipotesis tentang ada tidaknya pengaruh

perlakuan/treatment tersebut bila dibandingkan dengan tindakan lain.

Perlakuan dalam hal ini yakni pemanfaatan facebook dengan menerapkan

pembelajaran kooperatif Tipe Think, Pair dan Share.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP N 1 Salatiga.

Sampel yang digunakan adalah kelas IXA sebagai kelas Eksperimen dan IXC

sebagai kelas Kontrol. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive

sampling, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan tujuan tertentu.

Gambar 1 desain penelitian

Keterangan :

O1 dan O3 : Pretest yang diberikan untuk mengetahui keadaaan awal

antara kelompok Eksperimen dan Kontrol.

Page 14: Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Think Pair …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13893/2/T1... · 2018-03-08 · Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Think

14

O2 : Hasil Belajar kelas eksperimen yang menggunakan Model TPS.

O4 : Hasil Belajar kelas Kontrol yang tidak menggunakan Model TPS.

X : Perlakuan. Yaitu dengan menggunakan model TPS.

Gambar 2 Langkah – langkah penelitian

Langkah awal penelitian ini dilakukan identifikasi masalah yang terjadi

dengan melaksanakan observasi dan wawancara pada guru pelajaran TIK dan

siswa kelas IX. Adapun hal yang diobservasi adalah mengenai model

pembelajaran yang digunakan, penggunaan media pembelajaran dan

tanggapan siswa mengenai pembelajaran tersebut. Langkah berikutnya adalah

studi literatur terhadap permasalahan yang terjadi. Studi literatur berguna

untuk mencari dan mempelajari konsep – konsep yang mendukung penelitian

ini. Setelah mendapatkan konsep yang berhubungan dengan penelitian ini,

maka dilaksanakan tahap persiapan. Tahap persiapan ini meliputi merancang,

menyusun model pembelajaran Think, Pair dan Share, Group Facebook,

menentukan desain pembelajaran serta populasi dan sampel.

Tabel 1 Think Pair Share dan Facebook dalam pembelajaran

Tahap Guru Siswa

Think a. Menyampaikan

tujuan pembelajaran,

model dan motivasi.

b. Menyampaikan garis

besar materi.

c. Memberikan waktu

untuk bertanya.

d. Memberikan tugas.

e. Mengatur tempat

duduk siswa.

a. Mendengar penjelasan materi dari

guru.

b. Bertanya, jika ada hal yang masih

kurang jelas.

c. Mencatat hal penting.

d. Mengerjakan tugas sendiri –

sendiri.

e. Mencari informasi dari berbagai

sumber (Buku, Internet, Dll).

f. Siswa menuliskan hasil pemikiran

dalam buku.

Pair f. Menginstruksikan

kepada siswa untuk

g. Siswa bertukar lembar tugas.

h. Bertanya jawab dengan pasangan

Persiapan

Pelaksanaan

Analisis data

Kesimpulan

Identifikasi masalah

Page 15: Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Think Pair …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13893/2/T1... · 2018-03-08 · Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Think

15

Penerapan dan penggunaan model TPS dengan Facebook, terdapat

beberapa pertimbangan untuk melaksanakan penelitian ini. Beberapa hal yang

menjadi pertimbangan adalah terdapat tahapan utama yang tidak bisa

dilaksanakan tanpa pengawasan dan bimbingan dari guru. Tahapan 1 adalah

tahapan Think, dalam tahap ini, semua siswa memang dituntut mampu

memberikan hasil pendapat sesuai dengan pemahaman mereka. Dalam tahap

ini, memang guru harus mendampingi dan membantu siswa membangun

pendapat agar sesuai dengan permasalahan yang ada. Oleh karena itu dapat

dikatakan bahwa tahap Think, tidak efektif jika dilaksanakan diluar kelas.

Kemudian tahap 2 Pair, siswa melaksanakan diskusi dalam tahap ini. Salah

satu kekurangan dalam tahap ini adalah ide yang dapat dirangkum hanya

sedikit, karena hanya terdapat 2 orang siswa yang melaksanakan diskusi.

Selain ide yang sedikit, dalam melaksanakan diskusi kekurangan lain adalah

tidak adanya penengah dalam melaksanakan diskusi. Guru dituntut mampu

berdiskusi.

g. Memantau setiap

kegiatan siswa.

h. Memimpin kegiatan

diskusi dalam kelas.

mengenai hasil pengerjaan.

i. Siswa merangkum dan menyatukan

hasil diskusi kemudian

menuliskannya kembali dalam

buku.

Share i. Memeriksa hasil

diskusi dalam Group

Facebook.

j. Memberikan

kesempatan kepada

siswa untuk

mempresentasikan

hasil diskusi.

k. Memberi penjelasan

jika masih ada hal

yang kurang

dipahami.

l. Membimbing siswa

untuk menganalisis

dan membuat

kesimpulan dengan

memberikan waktu

untuk tanya jawab

(Baik dalam

kelompok atau

individu).

m. Memberi

penguatan/pengharg

aan terhadap hasil

diskusi.

j. Membagikan hasil diskusi, dengan

menuliskan nya dalam Facebook.

k. Memberikan pendapat mengenai

hasil diskusi kelompok lain dalam

Facebook dengan menulis

tanggapan dalam kolom Comment

Facebook.

l. Menyimpulkan hasil diskusi.

m. Bertanya jika ada hal yang masih

belum jelas, baik dengan guru

maupun dengan sesama siswa.

Page 16: Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Think Pair …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13893/2/T1... · 2018-03-08 · Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Think

16

untuk mendampingi dan memberikan dukungan untuk setiap kelompok.

Berdasarkan beberapa pertimbangan tersebut, maka pelaksanaan pembelajaran

dengan model TPS, terdapat beberapa tahapan yang dilakukan dalam kelas,

yaitu tahap Think dan Pair, kemudian tahapan Share yang dilaksanakan dalam

Facebook.

Selanjutnya membuat instrumen yang akan digunakan dengan bimbingan

guru mata pelajaran. Hal ini dilakukan agar penelitian ini sesuai dengan

keadaan dan persiapan siswa. Tahap selanjutnya adalah pelaksanaan, yang

pertama – tama dilakukan adalah memberikan pretest kepada masing – masing

kelas. Selanjutnya melaksanakan pembelajaran atau memberikan perlakuan

(treatment) yang berjumlah dua kali pertemuan. Selama proses pembelajaran

dilaksanakan, dilakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dengan

menggunakan lembar observasi oleh guru mata pelajaran. Pada akhir

pembelajaran diberikan posttest dan wawancara. Adapun data yang

dikumpulkan adalah data dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif. Setelah

mendapatkan seluruh data yang dibutuhkan, maka tahap selanjutnya adalah

melakukan analisis dan olah data, dilanjutkan dengan membuat kesimpulan

dan menyusun laporan hasil penelitian.

Data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi hasil belajar siswa, dan

tingkat aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Teknik

dan instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data terdiri dari 2 jenis,

yaitu (1) soal tes, (2) lembar observasi dan (3) wawancara. Adapun acuan dan

kisi – kisi pembuatan soal adalah seperti dalam tabel 2.

Page 17: Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Think Pair …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13893/2/T1... · 2018-03-08 · Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Think

17

Tabel 2 kisi – kisi soal

Selain melaksanakan tes tertulis, pengumpulan data dilakukan juga

melalui Observasi, yang dilakukan untuk mengetahui aktivitas peserta didik

saat pembelajaran menggunakan model cooperative learning tipe think pair

and share dengan memanfaatkan facebook pada mata pelajaran TIK.

Penilaian observasi menggunakan skoring dengan skor maksimal 3 dan skor

terendah adalah 1 untuk setiap pengamatan. Adapun kisi – kisi observasi

dapat dilihat dalam tabel 3.

Tabel 3 Kisi – kisi observasi

No Tahap Indikator Aktifitas yang diamati

1. Think

Berfikir dan mencari

pemecahan masalah.

1. Menjawab pertanyaan.

2. Mencari informasi dari

berbagai sumber.

3. Menanyakan jika ada yang

kurang jelas.

2.

Pair

Melaksanakan

diskusi.

4. Menyelesaikan tugas dengan

tepat waktu.

5. Memberikan pendapat.

6. Menuliskan hasil diskusi.

7. Merangkum hasil diskusi.

Standar

kompetensi

Kompet

ensi

dasar

Materi Indikator

Memaham

i dasar-

dasar

pengguna

an

Internet/in

tranet.

Menjela

skan

pengerti

an dasar

Internet/

intranet

Sejarah Internet

Aplikasi –

aplikasi dalam

internet.

Manfaat

internet dalam

kehidupan

sehari– hari.

Menyebutkan

sejarah

perkembangan

internet.

Menyebutkan

macam – macam

aplikasi internet

serta fungsi –

fungsi nya.

Menyebutkan

dampak negative

dan positif internet

dalam berbagai

bidang kehidupan

sehari – hari.

Page 18: Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Think Pair …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13893/2/T1... · 2018-03-08 · Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Think

18

3. Share Mengkomunikasikan

hasil diskusi.

8. Menyampaikan hasil diskusi

dalam Facebook.

9. Menanggapi pendapat

kelompok lain dalam

Facebook.

10. Melihat dan membaca hasil

diskusi teman di Facebook.

Kriteria penilaian yang digunakan pada lembar observasi dihitung

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Skor perolehan= Nilai Maksimum x Jumlah Soal x Jumlah Responden

Setelah dilakukan perhitungan skor kriteria [13], hasil skor kemudian

diubah ke dalam bentuk persentase untuk menentukan kriteria hasil

pengukuran. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Persentase skor (%) = (

)

Tabel 4 Kriteria penilaian observasi

Skor Kriteria

≥ 87% Sangat baik

70% – 86% Baik

52% – 69% Cukup

35% – 51% Kurang

≤ 34% Sangat kurang

Keberhasilan penerapan model Think, Pair, Share juga dapat dilihat dari

data hasil belajar siswa. Data hasil belajar yang telah terkumpul pertama –

tama akan di uji dengan uji normalitas, Uji normalitas bertujuan untuk

mengetahui apakah data terdistribusi secara normal atau tidak, uji normalitas

perlu di lakukan karena jika data tersebut normal maka data akan lebih mudah

di bandingkan,dihubungkan,dan diramalkan. Syarat suatu data dikatakan

berdistribusi normal jika signifikan atau nilai ρ > 0,05.

Pengujian selanjutnya adalah uji homogenitas untuk mengetahui apakah

kelompok eksperimen (treatment) dan kelompok kontrol mempunyai tingkat

kemampuan yang sama atau tidak. Apabila hasil uji homogenitas ditunjukan

bahwa tingkat singnifikansi atau nilai probabilitas di atas 0,05 maka dapat

dikatakan bahwa varians yang di miliki oleh sampel-sampel yang

bersangkutan tidak jauh berbeda, maka sampel-sampel tersebut cukup

homogen. Uji normalitas, homogenitas ini perlu dilaksanakan karena syarat

untuk melakukan uji t adalah data harus terdistribusi normal dan varian yang

homogen.

Page 19: Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Think Pair …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13893/2/T1... · 2018-03-08 · Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Think

19

Selain melakukan observasi dan memberikan tes terhadap siswa, data juga

dikumpulkan dari hasil wawancara. Meski wawancara ini menggunakan

wawancara tidak terstruktur, yaitu wawancara yang dilaksanakan tidak secara

sistematis dan pedoman nya hanyalah garis – garis besar permasalahan yang

akan ditanyakan[13]. Adapun tujuan wawancara ini adalah untuk mengetahui

respon dari siswa dan guru mengenai model dan media yang diterapkan.

4. Hasil dan pembahasan Dalam pelaksanaan nya kelas kontrol memakai model pembelajaran

konvensional dan kelas eksperimen menggunakan model Think, Pair, Share

dengan memanfaatkan media Facebook. Kemudian dilaksanakan

penyampaian materi untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari semua

kegiatan ini dipantau dan diobservasi oleh guru baik dalam kelas Grup

Facebook. Dalam kelas guru menjelaskan materi mengenai sejarah internet

dan perkembangan internet, media pembelajaran yang digunakan adalah

buku, powerpoint dan internet sebagai sumber materi.

Gambar 3 Guru menjelaskan model dan menyampaikan materi dengan

powerpoint.

Setelah menyampaikan materi, siswa diberi tugas pemecahan masalah dan

menuliskan hasil pemikiran mereka masing – masing (Think). Kemudian

setelah itu siswa diinstruksikan untuk berdiskusi dengan kelompok mereka

masing – masing. Pada tahap ini siswa diberikan kesempatan untuk bertukar

pendapat dengan teman kelompoknya dengan menuliskan hasil diskusi

kelompok mereka dalam laptop (Pair).

Gambar 4 siswa melaksanakan tahap Think

Page 20: Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Think Pair …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13893/2/T1... · 2018-03-08 · Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Think

20

Setelah mendapatkan hasil diskusi yang sudah mereka rangkum, siswa

mengupload hasilnya dalam grup Facebook yang telah dibuat oleh guru

(Share). Sebenarnya pelakasanaan Share tidak hanya sekedar menuliskan

hasil diskusi mereka digrup Facebook, dalam kesempatan ini siswa

diharapkan dapat menanggapi hasil diskusi kelompok lain dengan

memberikan pendapat baik berupa sanggahan maupun kritik. Namun karena

perangkat laptop yang kurang, maka tahap Share hanya dilaksanakan dalam

bentuk menuliskan hasil diskusi mereka saja. Sedangkan dalam kegiatan

menanggapi pendapat dilaksanakan diluar jam sekolah. Dan untuk seluruh

siswa diharuskan untuk membaca dan memberikan tanggapan mengenai

hasil diskusi kelompok lain.

Gambar 5 siswa melaksanakan tahap Pair.

Pada pertemuan 2, guru membimbing siswa untuk memberikan

kesimpulan dan menganalisis setiap jawaban yang telah mereka tuliskan di

grup Facebook.

Gambar 6 hasil diskusi (Share) siswa dalam Facebook

Pada akhir proses pembelajaran, setelah siswa untuk menganalisis dan

menyimpulkan hasil diskusi yang telah mereka lakukan. Selanjutnya guru

memberikan posttest untuk mengetahui kemampuan akhir siswa yang telah

belajar dengan menggunakan model pembelajaran Think, Pair, Share dengan

memanfaatkan media Facebook.

Berdasarkan data yang dikumpulkan dari lembar observasi aktivitas siswa

terlihat bahwa saat pembelajaran dengan pemanfaatan facebook pada mata

pelajaran tik dengan menerapkan model cooperative learning tipe Think, Pair,

Page 21: Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Think Pair …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13893/2/T1... · 2018-03-08 · Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Think

21

Share mendapatkan respon yang sangat baik dari peserta didik itu terlihat dari

aktivitas mereka dalam mengikuti pembelajaran. Adapun penjabaran hasil

nya adalah sebagai berikut.

Tabel 5 penjabaran hasil observasi

Tabel 4 dapat dilihat hasil perolehan siswa berdasarkan aktifitas yang

dilakukan siswa. Dalam penerapannya dilapangan, skor tertinggi terdapat

pada aspek Pair dan Share dalam aktifitas menyelesaikan, merangkum,

menyampaikan, dan melihat hasil diskusi dengan nilai 95% dengan rata – rata

nilai adalah 91%. Hal ini menunjukan bahwa siswa tidak sekedar mampu

memberikan pendapat berdasarkan hasil pemikiran mereka masing – masing,

siswa juga mampu merangkum hasil pendapat mereka masing – masing

menjadi satu. Nilai ini diikuti dengan rata – rata yang tidak jauh berbeda

dalam aktivitas menyampaikan hasil diskusi, hasil observasi menunjukan

bahwa siswa mampu menyampaikan hasil diskusi, dan masuk dalam kategori

sangat baik dengan nilai 92%. Nilai terendah adalah 33%, terdapat pada aspek

Share dalam aktifitas menanggapi pendapat kelompok lain. Hal ini karena

dari hasil diskusi yang terdapat di Facebook, semua siswa kelas treatment

hanya sekedar melihat hasil diskusi saja, dan tidak memberikan tanggapan

Indikator Aktifitas yang diamati Nilai

Nilai per

aspek

Think Berfikir dan

mencari

pemecahan

masalah.

1. Menjawab pertanyaan. 86%

84% 2. Mencari informasi dari

berbagai sumber. 86%

3. Bertanya jika ada yang

kurang jelas. 78%

Pair

Melaksanakan

diskusi.

4. Menyelesaikan tugas

dengan tepat waktu. 95%

91%

5. Memberikan pendapat. 86%

6. Menuliskan hasil

diskusi. 91%

7. Merangkum hasil

diskusi. 92%

Share Mengkomunik

asikan hasil

diskusi.

8. Menyampaikan hasil

diskusi dalam

Facebook.

92%

73% 9. Menanggapi pendapat

kelompok lain di

Facebook.

33%

10. Melihat dan membaca

hasil diskusi teman di

Facebook.

93%

Page 22: Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Think Pair …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13893/2/T1... · 2018-03-08 · Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Think

22

sama sekali. Dari hasil nilai ini dapat disimpulkan bahwa siswa masih belum

maksimal dalam menggunakan Facebook, hal ini menunjukan bahwa

kegiatan ini masih dilaksanakan diluar jam sekolah sehingga pengawasan

tidak dapat dilakukan. Namun meski tidak memberikan tanggapan, siswa

masih membaca dan melihat hasil diskusi kelompok lain, sehingga dapat

disimpulkan bahwa siswa tidak hanya sekedar menggunakan Facebook

sebagai media sosial biasa saja, namun siswa juga tetap melaksanakan

kegiatan pembelajaran.

Seperti yang terlihat pada table 4 dapat dijelaskan bahwa rata – rata tingkat

aktifitas aspek 1 mencapai 84% pada kelompok eksperimen masuk pada

kategori aktif, sehingga dapat kita simpulkan bahwa kelas eksperimen baik

dalam aspek berfikir dan mencari pemecahan masalah (Think). Pada aspek 2

yaitu melaksanakan diskusi (Pair) kelas eksperimen mendapat nilai 91% dan

dapat dikatakan skor kelas eksperimen terletak dalam kategori sangat aktif.

Dari perolehan nilai dapat disimpulkan siswa tidak hanya sekedar melakukan

tukar pendapat saja, melainkan mereka juga mampu menerima, merangkum,

dan menambahkan pendapat masing – masing. Pada aspek selanjut nya,

berbagi hasil diskusi (Share) tingkat aktivitas peserta didik dalam kelas

eksperimen terletak dalam skor aktif, dimana nilai yang dicapai adalah 73%

yang menandakan bahwa aktivitas siswa pada dikategorikan aktif. Dari nilai

ini dapat disimpulkan bahwa dalam menggunakan facebook, kegiatan siswa

masih kurang memuaskan, mengingat bahwa kegiatan share merupakan

kegiatan yang harusnya memiliki nilai tertinggi. Dari hasil observasi

menunjukan bahwa kegiatan menanggapi pendapat kelompok lain mendapat

nilai terendah. Nilai rendah ini tidak lepas dari bagaimana kegiatan ini

dilakukan. Beberapa hal yang menjadi penyebabnya adalah kegiatan ini

dilakukan dirumah, hal ini menunjukan bahwa pengawasan guru masih sangat

dibutuhkan, sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru mata

pelajaran TIK. Dilihat dari nilai perolehan per aspek, tahapan pair mendapat

nilai tertinggi dan dapat disimpulkan bahwa siswa dapat melaksanakan

tahapan ini dengan sangat baik karena mendapat nilai tertinggi diantara

semua aspek yang diobservasi.

Perbandingan persentase tingkat aktivitas setiap kelompok dari aspek

yang diamati dalam kelas eksperimen dapat kita lihat dari dalam grafik diatas.

Dan jika dibuat rata – rata tingkat aktivitas dari semua aspek yang diamati

dalam kelas eksperimen mencapai persentase 83% dan terletak dalam

kategori aktif hal tersebut menunjukan bahwa peserta didik dalam kelas

eksperimen aktif dalam melaksanakan tugas belajar yang sesuai dengan

tahapan model Think, Pair, Share. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat

disimpulkan bahwa peserta didik kelas eksperimen yang diajarkan dengan

pemanfaatan Facebook pada mata pelajaran tik dengan menerapkan model

cooperative learning tipe Think, Pair dan Share mempunyai tingkat aktivitas

yang baik.

Melalui hasil wawancara dengan guru, maupun dengan sejumlah siswa,

model yang digunakan mendapatkan respon positif dari siswa maupun guru

mata pelajaran TIK. Secara umum mungkin model ini memang masih

Page 23: Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Think Pair …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13893/2/T1... · 2018-03-08 · Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Think

23

cenderung jarang didengar, mengingat masih sangat jarang digunakan

disekolah. Tetapi bukan berarti model ini tidak memiliki keuntungan, salah

satu keuntungan nya adalah model ini memiliki sistem dimana peserta didik

diharapkan mampu mengeluarkan ide, dan pendapat mereka. Guru

menyebutkan salah satu keuntungannya adalah jika mengemukakan pendapat,

berarti mereka menggunakan kemampuan berfikir mereka. Selain itu,

pembelajaran ini menekankan bahwa mereka harus menerima pendapat orang

lain, dan tentu hal ini akan membuat siswa lebih bisa untuk bersosialisasi

dengan teman nya didalam kelas. Saat ini teknologi yang ada di masyarakat,

perkembangan nya sangat pesat, dan hal ini tentu nya mempengaruhi sistem

pendidikan yang ada. Guru diharapkan mampu mengikuti perkembangan

teknologi dengan lebih kreatif dalam menyampaikan materi dan media yang

digunakan, salah satu nya adalah dengan Facebook ini. Sehingga dengan

menggunakan media yang sudah sangat populer ini, penerimaan,

penyampaian materi tentu nya kan lebih mudah, menarik dan memberikan

kesempatan waktu belajar yang lebih banyak jika dibandingkan dengan

pertemuan disekolah. Dan tentunya hal lain yang dapat diperoleh adalah

mereka menggunakan Facebook tidak hanya sebagai madia sosial saja,

namun mereka juga menggunakannya sebagai media pembelajaran mereka.

Dalam penerapan untuk pembelajaran, di sekolah atau di rumah bisa saja

dilakukan, namun dari jika di sekolah tentu nya akan lebih efektif, karena

pemantauan dan arahan untuk setiap kegiatan siswa dapat dilakukan setiap

saat. Memanfaatkan media Facebook tentu memiliki keuntungan dan

kerugian, salah satu nya jika belajar di sekolah, waktu, fasilitas komputer,

internet, dan media lainnya harus mencukupi. Dan jika tidak, tentu model ini

tidak akan berjalan sebagaimana mestinya. Jika dirumah atau luar jam

sekolah, mereka bisa mengerjakannya dimana saja, warnet, dll. Namun di

rumah juga memiliki kekurangan, salah satunya memantau aktivitas kegiatan

siswa.

Data hasil belajar siswa diperoleh dari kegiatan pretest dan posttest.

Berikut adalah hasil dari kemampuan siswa baik dari pretest dan posttest :

Tabel 6 deskripsi hasil belajar siswa dalam pretest dan posttest.

Hasil Kelas Nilai

Tertinggi

Nilai

Terendah

Rata –

rata

Pretest Eksperimen

(IXA)

80 65 73,27

Kontrol (IXC) 85 70 73,65

Posttest Eksperimen

(IXA)

90 75 81,92

Kontrol (IXC) 85 60 75,00

Dalam tabel diatas dijelaskan bahwa dalam kegiatan pretest, hasil belajar

siswa memiliki nilai rata – rata yang hampir sama yaitu 73,27 untuk kelas

eksperimen dan 73,65 untuk kelas kontrol. Dari rata – rata ini dapat

Page 24: Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Think Pair …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13893/2/T1... · 2018-03-08 · Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Think

24

disimpulkan bahwa rata – rata nilai siswa telah mencapai nilai KKM yang

telah ditetapkan yaitu sebesar 70. Hampir semua siswa mampu mencapai

KKM dan hanya terdapat 1 siswa yang tidak mencapai KKm dalam kelas

eksperimen, dengan nilai 65. Sedangkan dalam kegiatan posttest hasil belajar

siswa kelas eksperimen mendapat nilai rata – rata 81,92 dan kelas kontrol

75,00. Dan jika dibandingkan perbedaan nya sebanyak (81,92 – 75,00) 6,92.

Dalam kelas kontrol terdapat 3 orang siswa yang tidak mencapai KKM yaitu

dengan masing – masing nilai 2 orang siswa dengan nilai 65 dan 1 orang

siswa dengan nilai 60.

H0: Hasil belajar siswa yang menerapkan model pembelajaran Think,

Pair dan share dengan menggunakan media Facebook sama atau tidak

lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang menggunakan metode

konvensional.

H1: Hasil belajar siswa yang menerapkan model pembelajaran Think,

Pair dan share dengan menggunakan media Facebook lebih tinggi

dibandingkan dengan kelas yang menggunakan metode konvensional.

Untuk membuktikan, bahwa terdapat perbedaan atau tidaknya nilai hasil

belajar antara siswa kelas ekperimen dan kelas kontrol maka dilaksanakan uji

t. Dalam melaksanakan uji t, data harus terdistribusi normal dan memiliki

varian yang sama. Sehingga untuk membuktikan bahwa dat terdistribusi

normal dan memiliki varian maka dilaksanakan uji normalitas untuk

mengetahui kenormalan distribusi data dan uji homogenitas untuk

mengetahui data memiliki varian yang sama atau tidak, semua uji ini

memiliki taraf signifikansi atau nilai alpha (α) 0,05. Dibawah ini adalah

deskripsi hasil uji normalitas.

Dari uji normalitas hasil belajar pretest kelas eksperimen dan kontrol

didapat hasil sebagai berikut : dapat diketahui bahwa nilai signifikansi untuk

kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 0,067 dan 0,042. Dan pada hasil

posttest taraf signifikansi adalah 0,130 untuk kelas eksperimen dan 0,125

untuk kelas kontrol. Karena signifikansi lebih besar dari 0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa nilai kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi

normal.

Dari uji Homogenitas diperoleh nilai signifikasi 0,138 > 0,05 dalam

kegiatan pretest dan 0,559 > 0,05 dalam kegiatan posttest, maka dapat

disimpukan kedua kelas memiliki varian yang sama karena Sig > α.

Berdasarkan hasil uji normalitas dan uji homogenitas diperoleh bahwa

data berdistribusi normal dan varian homogen, sehingga dapat dilanjutkan uji

kesamaan rata-rata dengan menggunakan uji t satu pihak melalui program

SPSS 20.0 for Windows menggunakan Independent Sample T-Test dengan

asumsi kedua varians homogen (equal varians assumed) dengan taraf

signifikansi 0,05.

Page 25: Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Think Pair …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13893/2/T1... · 2018-03-08 · Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Think

25

Tabel 7 Hasil uji t pretest dan posttest

Hasil Kelas Sig. t df Sig.(2-

tailed)

α

Pretest

Eksperimen

(IXA) 0,705 -,352 50 0,726

0,05 Kontrol (IXC)

Posttest

Eksperimen

(IXA) 0,926 4,551 50 0,000

Kontrol (IXC)

Dalam uji t pada hasil pretest, nilai signifikansi dalam uji f adalah 0,705

maka dapat disimpulkan bahwa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol

memiliki varian yang sama. Namun dalam t hitung memiliki nilai signifikansi

uji 2 sisi ( Sig.(2-tailed) ) 0,726 lebih besar dari nilai 0,05 (α) (0,726 > 0,05),

maka Ho diterima, dan dapat disimpulkan bahwa dalam hasil uji t pretest

antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak terdapat perbedaan hasil

belajar yang signifikan.

Hasil uji t untuk posttest memiliki nilai signifikansi pada uji F adalah

0,926 lebih besar dari 0,05, jadi dapat disimpulkan bahwa kedua varian sama

(varian kelompok kelas eksperimen dan kontrol adalah sama). Dengan ini

penggunaan uji t menggunakan equal variances assumed ( diasumsikan

kedua varian sama ). Untuk itu dibandingkan t hitung dengan t tabel dan

probabilitas. Oleh karena t hitung > t tabel (4,551 > 2,008) dan signifikansi

(0,000 < 0,05), maka Ho ditolak, artinya bahwa ada perbedaan antara rata-

rata nilai kelas eksperimen dengan rata-rata nilai kelas kontrol. Pada tabel

group statistics terlihat rata-rata (mean) untuk kelas eksperimen adalah 81,92

dan untuk kelas kontrol 75,00, artinya bahwa rata-rata nilai kelas eksperimen

lebih tinggi daripada kelas kontrol. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan

bahwa model Think, Pair, Share dengan bantuan Facebook untuk media

pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar yang signifikan.

Dalam penerapan model pembelajaran Think, Pair dan Share

menggunakan media Facebook ini, terdapat kekurangan baik secara teknis

maupun non teknis pada saat pelaksanaannya. Hambatan yang ditemui

meliputi kurang maksimalnya persiapan siswa untuk melengkapi perangkat

laptop dan modem yang digunakan pada saat proses pembelajaran, dan

penerangan dalam ruang kelas yang kurang. Selain itu ada sebagian siswa

yang masih belum terbiasa dengan model pembelajaran yang baru sehingga

langkah-langkah yang telah dirancang tidak berjalan sepenuhnya dan menyita

banyak waktu dari yang sudah ditetapkan, hal ini sebagian besar terjadi pada

pertemuan pertama. Meskipun demikian, penerapan model pembelajaran

Think, Pair dan Share menggunakan media Facebook pada mata pelajaran

TIK ini mendapatkan respon positif dari siswa dan guru pengampu mata

pelajaran TIK, hal ini terlihat dari antusias siswa mengikuti proses

pembelajaran pada saat pertemuan kedua dan diperkuat oleh hasil pada

lembar observasi, wawancara dan hasil posttest.

Page 26: Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Think Pair …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13893/2/T1... · 2018-03-08 · Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Think

26

5. Simpulan dan saran Dalam penerapannya, siswa dan guru menunjukan respon yang positif

mengenai penerapan model TPS dan media Facebook ini. (1) Dari hasil

penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas yang

menggunakan model TPS meningkat dengan signifikan. (2) Hasil observasi

juga menunjukan bahwa siswa aktif dalam melakukan kegiatan pembelajaran,

terutama dalam tahapan Pair. Dalam tahap menunjukan bahwa siswa mampu

memberikan pendapat serta merangkum hasil diskusi dengan kelompoknya.

Pembelajaran dengan model TPS mampu meningkatkan aktifitas belajar

siswa, karena memang model pembelajaran ini menuntut siswa untuk lebih

giat dalam mencari informasi sebagai sumber belajar. (3) Media pembelajaran

berpengaruh dalam aktifitas siswa yang akan berdampak dalam hasil belajar.

Saran untuk kedepannya baik bagi sekolah maupun guru, perlunya

persiapan yang matang dalam menyusun strategi dan desain pembelajaran

menggunakan model pembelajaran TPS sehingga penerapannya dapat

berjalan secara maksimal. Kemudian diharapkan untuk melengkapi media

maupun perangkat yang menunjang kegiatan proses pembelajaran didalam

kelas dengan Model Pembelajaran tipe TPS (Think, Pair, Share) dan

memanfaatkan media Facebook ini. Terutama yang dalam pemanfaatannya

menggunakan media pembelajaran lain yang berhubungan dengan komputer

serta jaringan komputer global yang sekarang ini telah berkembang dengan

pesat, yang berguna untuk mempermudah pencarian materi dan interaksi

antara sesama siswa, maupun siswa dengan guru nya. Selain menggunakan

model pembelajaran TPS atau penggunaan media Facebook dapat

dikombinasi dengan model pembelajaran dan media lainnya pada jenjang

pendidikan dan mata pelajaran yang berbeda

Page 27: Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Think Pair …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13893/2/T1... · 2018-03-08 · Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Think

27

6. Daftar Pustaka [1] Kurniati, Anita dan Bambang Saeful Hadi. 2012. Peningkatan

kualitas pembelajaran geografi melalui penerapan model

pembelajaran kooperatif dengan teknik teams games tournaments di

sma negeri 1 pleret, bantul. Yogyakarta : Universitas Negeri

Yogyakarta.

[2] Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi

Edukatif, Jakarta : PT Rineka Cipta.

[3] Inansyah, 2009. Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran TIK,

Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Padang. Padang : Balai

Pendidikan dan Keagamaan Padang.

[4] Susilo, Joko. 2013. Upaya meningkatkan hasil belajar bahasa

Indonesia melalui model think pair share (TPS) pada siswa kelas III

SDN Tleter semester II tahun ajaran 2012/2013. Salatiga :

Universitas Kristen Satya Wacana.

[5] Hartina. 2008. Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe tps

terhadap hasil belajar kimia siswa kelas IX ipa SMA negeri 5

makassar. Makassar : Universitas Negeri Makassar.

[6] Patria, Lintang, dan Kristianus Yulianto, 2010. Pemanfaaatan

Facebook Untuk Menunjang Kegiatan Belajar Mengajar Secara

Mandiri. Banten : Jurnal Universitas Terbuka. Vol. 1 No.1 (2010).

[7] Susilo, Joko. 2013. Upaya meningkatkan hasil belajar bahasa

Indonesia melalui model think pair share (TPS) pada siswa kelas III

SDN Tleter semester II tahun ajaran 2012/2013. Salatiga :

Universitas Kristen Satya Wacana.

[8] Imelda, 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Think-Pair-Share dengan Media Autograph untuk meningkatkan

kemampuan komunikasi dan pemahaman matematika siswa. Medan :

Jurnal Universitas Negeri Medan (2012).

[9] Sudrajat, Endar. 2014. Meningkatkan motivasi belajar siswa pada

pembelajaran PKn dengan menggunakan media Facebook guna

memahami sejarah dan semangat komitmen para pendiri negara

dalam merumuskan dan menetapkan Pancasila sebagai dasar negara.

Banten : Universitas Terbuka.

[10] Lie, Anita. 2002. Coopertive Learning. Jakarta: Grasindo.

[11] Herjunanto, Dhimas Luthfi. 2012, Jurnal, Efektifitas penggunaan

model pembelajaran kooperatif tipe think pair share terhadap hasil

belajar IPS siswa kelas V SD Negeri Genuksuran,

Purwodadi,Grobogan. Salatiga : Universitas Kristen Satya Wacana.

[12] Suyitno, Ade. 2012. Media Pembelajaran Kraetif Facebook sebagai

Media Kreatif E-Learning untuk Pembelajaran di Era Global.

Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

[13] Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Bandung. Alfabeta.