Top Banner
70 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN REMEDIAL MELALUI TUTOR SEBAYA UNTUK MENCAPAI KETUNTASAN BELAJAR SISWA Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang, Surabaya SMA Negeri 1 Kraksaan, Probolinggo ABSTRACT This research is aimed to know the implementation of direct learning by remedial trough the peer teaching to the teacher activity, student activity, learning comprehensiveness The subject of this research is the XI Social 1 class in SMA Negeri 1 Kraksaan year 2011/2012. This study applies the class action research that done in two cycles. The study shows that the teacher activity is increased based on the acquired average score which is increased form the first cycle to the second cycle, that is 3,6 (fair); and 4,23 (good). Whereas the student activity shows 3,38 (fair) and 4,00 (good) in the second cycle. The classical comprehensiveness result in the first cycle is 93,94% and 100% in the second cycle. In other words, the classical comprehensiveness is reached and increased. The student’s positively response the model, it is proved by the number of agreed student dealt with the method applied is 84,84%. Key words: direct Instruction model, remedial peer teaching, learning comprehensiveness. Nisaul Lifty Wardani dan Kasron
14

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN REMEDIAL MELALUI TUTOR SEBAYA UNTUK MENCAPAI KETUNTASAN BELAJAR SISWA

Jan 01, 2016

Download

Documents

Alim Sumarno

Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : Nisaul Lifty Wardani,
http://ejournal.unesa.ac.id/
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN REMEDIAL MELALUI TUTOR SEBAYA UNTUK MENCAPAI KETUNTASAN BELAJAR SISWA

70

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN REMEDIAL

MELALUI TUTOR SEBAYA UNTUK MENCAPAI KETUNTASAN BELAJAR

SISWA

Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang, Surabaya

SMA Negeri 1 Kraksaan, Probolinggo

ABSTRACT

This research is aimed to know the implementation of direct learning by remedial

trough the peer teaching to the teacher activity, student activity, learning

comprehensiveness The subject of this research is the XI Social 1 class in SMA Negeri

1 Kraksaan year 2011/2012. This study applies the class action research that done in

two cycles.

The study shows that the teacher activity is increased based on the acquired average

score which is increased form the first cycle to the second cycle, that is 3,6 (fair); and

4,23 (good). Whereas the student activity shows 3,38 (fair) and 4,00 (good) in the

second cycle. The classical comprehensiveness result in the first cycle is 93,94% and

100% in the second cycle. In other words, the classical comprehensiveness is reached

and increased. The student’s positively response the model, it is proved by the number

of agreed student dealt with the method applied is 84,84%.

Key words: direct Instruction model, remedial peer teaching, learning

comprehensiveness.

Nisaul Lifty Wardani dan Kasron

Page 2: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN REMEDIAL MELALUI TUTOR SEBAYA UNTUK MENCAPAI KETUNTASAN BELAJAR SISWA

71

Perkembangan zaman yang

semakin modern menyebabkan perubahan

berbagai aspek kehidupan yang senantiasa

menuntut kualitas sumber daya manusia

yang tinggi. Penguasaan ilmu

pengetahuan, memiliki moral yang

tangguh dan kokoh untuk mempersiapkan

sumber daya manusia sangat diperlukan

dalam proses pembangunan masyarakat,

bangsa, dan negara. Upaya peningkatan

kualitas sumber daya manusia

dilaksanakan melalui jalur pendidikan.

Pendidikan tidak lepas dari proses

belajar-mengajar. Dalam proses belajar-

mengajar diperlukan peranan aktif guru

yang memungkinkan siswa dapat belajar

secara aktif dan efisien, sehingga proses

belajar-mengajar dapat berhasil sesuai

dengan tujuan pembelajaran yang

diharapkan. Salah satu cara untuk untuk

mengetahui ketercapaian tujuan

pembelajran yaitu dengan melihat hasil

belajar, jika hasil belajar tersebut telah

menunjukkan hasil yang baik maka tujuan

dari pembelajaran diharapkan dapat

mencapai ketuntasan belajar.

Namun dalam kenyataannya setiap

siswa mempunyai kemampuan yang

berbeda-beda. Materi pelajaran lebih

mudah dipahami oleh siswa yang memiliki

kemampuan tinggi, tetapi siswa yang

memiliki kemampuan rendah akan

membutuhkan waktu yang lebih lama

dalam memahami materi pelajaran. Siswa

yang lambat belajar umumnya mengalami

kesulitan belajar dan mendapatkan nilai

dibawah rata-rata setelah diadakan suatu

tes atau ulangan.

Hasil wawancara dengan guru mata

pelajaran akuntansi SMA Negeri 1

Kraksaan diperoleh data bahwa tingkat

ketuntasan belajar siswa kelas XI IPS 1

masih rendah, Hal ini terlihat dari hasil

ulangan kelas XI IPS 1 yang mencapai

ketuntasan belajar sebesar 69,70%.

Berdasarkan teori tuntas belajar

keberhasilan kelas dapat dilihat dari

jumlah siswa yang tuntas sekurang-

kurangnya sebesar 85% dari jumlah siswa

yang ada di kelas tersebut (Trianto: 2009:

241).

Sejalan dengan keyataan tersebut

diperlukan usaha-usaha untuk

meningkatkan hasil belajar agar tercapai

ketuntasan belajar yang telah ditentukan.

Oleh karena itu salah satu solusi yang

dapat dilakukan guru adalah dengan

memilih model pembelajaran yang tepat

sehingga dapat membantu kesulitan siswa

serta mencapai ketuntasan belajar yang

diharapkan. Salah satunya adalah model

pembelajaran langsung.

Model pembelajaran langsung

dipilih karena dalam pelajaran akuntansi

materinya berupa suatu proses yang

berkelanjutan dan sulit dimengerti oleh

siswa sehingga perlu dipelajari secara

bertahap (selangkah demi selangkah).

Arends (dalam Trianto,2009:41) yang

menyebutkan bahwa Model pembelajaran

langsung adalah salah satu pendekatan

mengajar yang dirancang khusus untuk

menunjang proses belajar siswa yang

berkaitan dengan pengetahuan deklaratif

dan pengetahuan prosedural yang

terstruktur dengan baik yang dapat

diajarkan dengan pola kegiatan yang

bertahap, selangkah demi selangkah.

Selain menggunakan model

pembelajaran yang inovatif, untuk

mencapai ketuntasan belajar siswa, guru

juga harus mengadakan perbaikan

(kegiatan remedial). Kegiatan remedial

adalah usaha pemberian bantuan kepada

siswa yang mengalami kesulitan belajar

untuk mendapatkan hasil belajar yang

lebih baik atau mencapai ketuntasan

belajar. Ada beberapa metode yang biasa

digunakan dalam kegiatan remedial salah

satunya adalah metode tutor sebaya.

Metode tutor sebaya merupakan

metode penyajian pelajaran dimana siswa

yang ditunjuk sebagai tutor membantu

siswa yang mengalami kesulitan belajar.

Siswa yang memiliki prestasi baik, punya

hubungan sosial baik dan cukup disenangi

oleh temannya sebagai tutornya untuk

membantu temannya yang mengalami

kesulitan belajar, dengan kegiatan tutor

Page 3: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN REMEDIAL MELALUI TUTOR SEBAYA UNTUK MENCAPAI KETUNTASAN BELAJAR SISWA

72

sebaya dapat terjalin hubungan yang lebih

dekat dan akrab antar siswa sehingga

tercipta lingkungan belajar yang kondusif.

Dengan menerapkan Model

Pembelajaran Langsung diharapkan siswa

dapat mencapai ketuntasan belajar. Selain

itu dengan remedial melalui tutor sebaya

diharapkan siswa dapat lebih mudah

memahami materi akuntansi.

Berdasarkan latar belakang diatas

perlu dilakukan penelitian ”Penerapan

Model Pembelajaran Langsung Dengan

Remedial Melalui Tutor Sebaya Untuk

Mencapai ketuntasan Belajar Siswa

Kelas XI IPS 1 Di SMA Negeri 1

Kraksaan”. Rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah: (1) Bagaimana aktivitas guru

selama menerapkan Model Pembelajaran

Langsung dengan remedial melalui tutor

sebaya pada kompetensi menyusun

laporan keuangan kelas XI IPS 1 di SMA

Negeri 1 Kraksaan?.(2) Bagaimana

aktivitas siswa selama Penerapan Model

Pembelajaran Langsung dengan remedial

melalui tutor sebaya pada kompetensi

meyusun laporan keuangan kelas XI IPS 1

di SMA Negeri 1 Kraksaan?. (3)

Bagaimana ketuntasan belajar siswa

setelah diterapkan Model Pembelajaran

Langsung dengan remedial melaui tutor

sebaya pada kompetensi menyusun

laporan keuangan kelas XI IPS 1 di SMA

Negeri 1 Kraksaan?. (4) Bagaimana

Respon siswa terhadap Model

Pembelajaran Langsung dengan remedial

melalui tutor sebaya pada kompetensi

menyusun laporan keuangan kelas XI IPS

1 di SMA Negeri 1 Kraksaan?

KAJIAN PUSTAKA

Menurut Slameto (2003:2),“Belajar

adalah suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang secara

keseluruhan sebagai hasil pengalaman

sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.”

Muhibbin Syah (2006:122)

mengemukakan jenis-jenis belajar sebagai

berikut : (1) belajar abstrak, yaitu belajar

yang menggunakan cara-cara berpikir

abstrak. Tujuannya adalah untuk

memperoleh pemahaman dan pemecahan

masalah-masalah yang tidak nyata, (2)

belajar keterampilan, yaitu belajar dengan

menggunakan gerakan-gerakan motorik

yakni berhubungan dengan urat-urat syaraf

dan otot-otot/neoromuscular. Tujuannya

adalah memperoleh dan menguasai

keterampilan jasmaniah tertentu, (3)

belajar sosial, pada dasarnya adalah belajar

memahami masalah-masalah dan teknik-

teknik untuk memecahkan masalah

tersebut. Tujuannya adalah untuk

menguasai pemahaman dan kecakapan

dalam memecahkan masalah-masalah

sosial seperti masalah keluarga, masalah

persahabatan, masalah kelompok, dan

masalah-masalah lain yang bersifat

kemasyarakatan, (4) belajar pemecahan

masalah, pada dasarnya adalah belajar

menggunakan metode-metode ilmiah atau

berpikir secara sistematis, logis, teratur

dan teliti. Tujuannya ialah untuk

memperoleh kemampuan dan kecakapan

kognitif untuk memecahkan masalah

secara rasional, lugas, dan tuntas, (5)

belajar rasional ialah belajar dengan

menggunakan kemampuan berpikir secara

logis dan rasional (sesuai dengan akal

sehat). Tujuannya ialah untuk memperoleh

aneka ragam kecakapan menggunakan

prinsip-prinsip dan konsep-konsep, (6)

belajar kebiasaan adalah proses

pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru

atau perbaikan kebiasaan-kepbiasaan yang

telah ada. Tujuannya agar siswa

memperoleh sikap-sikap dan kebiasaan-

kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat

dan positif dalam arti selaras dengan

kebutuhan ruang dan waktu (konstektual),

(7) belajar apresiasi, adalah belajar

mempertimbangkan (judgment) arti

penting atau nilai suatu objek. Tujuannya

adalah agar siswa memperoleh dan

mengembangkan kecakapan ranah rasa

(affective skills) yang dalam hal ini

kemampuan menghargai secara tepat

terhadap nilai objek tertentu misalnya

Page 4: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN REMEDIAL MELALUI TUTOR SEBAYA UNTUK MENCAPAI KETUNTASAN BELAJAR SISWA

73

apresiasi sastra, apresiasi musik dan

sebagainya, (8) belajar pengetahuan (studi)

ialah belajar dengan cara melakukan

penyelidikan mendalam terhadap objek

pengetahuan tertentu. Tujuan belajar

pengetahuan ialah agar siswa memperoleh

atau menambah informasi dan pemahaman

terhadap pengetahuan tertentu yang

biasanya lebih rumit dan memerlukan kiat

khusus dalam mempelajarinya, misalnya

dengan menggunakan alat-alat

laboraturium dan penelitian lapangan.

Menurut Syah (2006:132), faktor-

faktor yang mempengaruhi belajar adalah

pertama Faktor Internal Faktor Internal

adalah faktor yang berasal dari dalam diri

siswa sendiri, meliputi dua aspek, yaitu

aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah)

dimana kondisi umum jasmani dan tonus

(tegangan otot) yang menandai tingkat

kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-

sendinya, dapat mempengaruhi semangat

dan intensitas siswa dalam mengikuti

pelajaran dan aspek psikologis (yang

bersifat rohaniah). Faktor-faktor rohaniah

siswa yang pada umumnya dipandang

lebih esensial adalah Tingkat

kecerdasan/intelegensi siswa, sikap siswa,

bakat siswa, minat siswa dan motivasi

siswa.

Kedua faktor eksternal adalah

faktor dari luar siswa, meliputi dua macam

yaitu: (1) faktor lingkungan sosial, dimana

lingkungan sosial sekolah seperti para

guru, para staf administrasi, dan teman-

teman sekelas dapat mempengaruhi

semangat belajar seorang siswa.

Sedangkan lingkungan sosial siswa adalah

masyarakat, tetangga juga teman-teman

sepermainan disekitar perkampungan

siswa tersebut. Disamping faktor sosial

ada juga faktor lingkungan nonsosial,

faktor-faktor yang termasuk lingkungan

nonsosial seperti gedung sekolah dan

letaknya, alat-alat belajar dan keadaaan

cuaca dan waktu belajar yang digunakan

siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut

menentukan tingkat keberhasilan belajar

siswa.

Ketiga faktor pendekatan belajar,

dimana pendekatan belajar adalah segala

cara atau strategi yang digunakan siswa

dalam menunjang efektifitas dan efisiensi

proses pembelajaran materi tertentu.

Strategi dalam hal ini berarti seperangkat

langkah operasional yang direkayasa

sedemikian rupa untuk memecahkan

masalah atau mencapai tujuan belajar

tertentu.

Model pembelajaran langsung

adalah salah satu pendekatan mengajar

yang dirancang khusus untuk menunjang

proses belajar siswa yang berkaitan dengan

pengetahuan deklaratif dan pengatahuan

prosedural yang terstruktur dengan baik

yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan

bertahap, selangkah demi selangkah.

Ciri-ciri model pembelajaran langsung

(dalam Kardi & Nur, 2000:3) adalah

sebagai berikut : (1) adanya tujuan

pembelajaran dan pengaruh model pada

siswa termasuk prosedur penilaian belajar,

(2) sintaks atau pola keseluruhan dan alur

kegiatan pembelajaran

Sintaks model pembelajaran

langsung disajikan dalam 5 (lima) tahap,

seperti ditunjukkan pada tabel berikut ini:

Tabel 2.1

Sintaks Pembelajaran Langsung

Fase Peran Guru

Fase 1

Meyampaikan

tujuan dan

mempersiapkan

siswa

Guru menjelaskan

TPK, informasi

latar belakang

pelajaran,

pentingnya

pelajaran,

mempersiapkan

siswa untuk belajar

Fase 2

Mendemonstrasika

n pengetahuan dan

keterampilan

Guru

mendemonstrasika

n keterampilan

dengan benar, atau

menyajikan

Page 5: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN REMEDIAL MELALUI TUTOR SEBAYA UNTUK MENCAPAI KETUNTASAN BELAJAR SISWA

74

Fase Peran Guru

informasi tahap

demi tahap

Fase 3

Membimbing

pelatihan

Guru

merencanakan dan

memberi

bimbingan

pelatihan awal

Fase 4

Mengecek

pemahaman dan

memberikan umpan

balik

Mengecek apakah

siswa berhasil

melakukan tugas

dengan baik,

memberi umpan

balik

Fase 5

Memberikan

kesempatan untuk

pelatihan lanjutan

dan penerapan

Guru

mempersiapkan

kesempatan

melakukan

pelatihan lanjutan,

dengan perhatian

khusus pada

penerapan kepada

situasi lebih

kompleks dan

kehidupan sehari-

hari

Selanjutnya menurut Kardi dan Nur

(2000:27-43), langkah-langkah

pembelajaran langsung meliputi tahapan

berikut ini : (1) menyampaikan tujuan dan

menyiapkan siswa, tujuan langkah awal ini

untuk menarik dan memusatkan perhatian

siswa, serta memotivasi mereka untuk

berperan serta dalam pelajaran itu. (2)

menyampaikan tujuan, siswa perlu

mengetahui dengan jelas, mengapa mereka

berpartisipasi dalam suatu pelajaran

tertentu, dan mereka perlu mengetahui apa

yang dapat mereka lakukan setelah selesai

berperan serta dalam pelajaran itu. (3)

menyiapkan siswa, kegiatan ini bertujuan

untuk menarik perhatian siswa,

memusatkan perhatian siswa pada pokok

pembicaraan, dan mengingatkan kembali

pada hasil belajar yang telah dimilikinya,

yang relevan dengan pokok pembicaraan

yang akan dipelajari. (4) presentasi dan

demonstrasi, kunci untuk berhasil ialah

mempresentasikan informasi sejelas

mungkin dan mengikuti langkah-langkah

demonstrasi yang efektif. (5) mencapai

kejelasan, hasil-hasil penelitian secara

konsisten menunjukkan bahwa

kemampuan guru untuk memberikan

informasi yang jelas dan spesifik kepada

siswa mempunyai dampak yang positif

terhadap proses belajar siswa. (6)

melakukan demonstrasi, agar dapat

mendemostrasikan suatu konsep atau

keterampilan dengan berhasil, guru perlu

dengan sepenuhnya menguasai konsep

atau keterampilan yang akan

didemonstrasikan, dan berlatih melakukan

demonstrasi untuk menguasai komponen-

komponennya. (7) mencapai pemahaman

dan penguasaan, untuk menjamin agar

siswa akan mengamati tingkah laku yang

benar, guru perlu benar-benar

memperhatikan apa yang terjadi pada

setiap tahap demonstrasi ini, bahwa jika

guru menghendaki agar siswa-siswanya

dapat melakukan sesuatu yang benar, guru

berupaya agar segala sesuatu yang

didemonstrasikan juga benar. (8) Berlatih,

agar dapat mendemonstrasikan sesuatu

dengan benar diperlukan latihan yang

intensif, dan memperhatikan aspek-aspek

penting dari keterampilan atau konsep

yang didemonstrasikan. (9) memberikan

latihan terbimbing, salah satu tahap

penting dalam pembelajaran langsung

ialah cara guru mempersiapkan dan

melaksanakan “pelatihan terbimbing.”

Keterlibatan siswa secara aktif dalam

pelatihan dapat meningkatkan retensi,

membuat belajar berlangsung dengan

lancar, dan memungkinkan siswa

menerapkan konsep/keterampilan pada

situasi yang baru. (10) mengecek

pemahaman dan memberikan umpan balik,

tahap ini kadang-kadang disebut juga

dengan tahap resitasi, yaitu guru

memberikan beberapa pertanyaan lisan

atau tertulis kepada siswa dan guru

memberikan respons terhadap jawaban

siswa. Kegiatan ini merupakan aspek

Page 6: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN REMEDIAL MELALUI TUTOR SEBAYA UNTUK MENCAPAI KETUNTASAN BELAJAR SISWA

75

penting dalam pembelajaran langsung,

karena tanpa mengetahui hasilnya, latihan

tidak banyak manfaatnya bagi siswa. Guru

dapat menggunakan berbagai cara untuk

memberikan umpan balik, contoh: umpan

balik secara lisan, tes, dan komentar

tertulis. Tanpa umpan balik spesifik, siswa

tidak mungkin dapat memperbaiki

kekurangannya, dan tidak dapat mencapai

tingkat penguasaan keterampilan yang

mantap. (11) memberikan kesempatan

latihan mandiri, pada tahap ini, guru

memberikan tugas kepada siswa untuk

menerapkan keterampilan yang baru saja

diperoleh secara mandiri. Kegiatan ini

dilakukan oleh siswa secara pribadi yang

dilakukan di rumah atau di luar jam

pelajaran.

Menurut Fakihuddin (2007:12),

”Pembelajaran remedial adalah suatu

bentuk pembelajaran (sebagai upaya guru)

yang bersifat

menyembuhkan,membetulkan,membuat

menjadi lebih baik sistem pembelajaran

agar tercapai tujuan pembelajaran yang

optimal sebagaiman diharapkan.”

Menurut Djamarah dan Zain

(2006:108) menjelaskan kegiatan-kegiatan

yang terdapat dalam pembelajaran

remedial yaitu: (1) mengulang pokok

bahasan berikutnya, (2) mengulang bagian

dari pokok bahasan yang hendak dikuasai,

(3) memecahkan masalah atau

menyelesaikan soal-soal bersama-sama,

(4) memberikan tugas-tugas khusus.

Menurut Abu ahmadi (2004 :154)

tujuan kegiatan remedial adalah (1) agar

siswa dapat memahami dirinya,khususnya

prestasi belajarnya. (2) dapat

memperbaiki/mengubah cara belajar siswa

ke arah yang lebih baik. (3) dapat memilih

materi dan fasilitas belajar secara tepat. (4)

dapat mengembangkan sikap dan

kebiasaan yang dapat mendorong

tercapainya hasil belajar yang jauh lebih

baik. (5) dapat melaksanakan tugas-tugas

belajar yang diberikan kepada siswa

Menurut Ahmadi (2004:184) Tutor

adalah siswa yang sebaya yang

ditunjuk/ditugaskan membantu temannya

yang mengalami kesulitan belajar, karena

hubungan antar teman umumnya lebih

dekat dibandingkan hubungan guru siswa.

Menurut Ahmadi (2004:184),

“Pemilihan tutor ini didasarkan atas

prestasi, punya hubungan sosial baik dan

cukup disenangi oleh teman-temannya”.

Dengan tutor ada kebaikannya, yaitu: (1)

adanya hubungan yang lebih dekat dan

akrab, (2) tutor sendiri kegiatannya

merupakan pengayaan dan menambah

motivasi belajar, (3) dapat meningkatkan

rasa tanggung jawab dan kepercayaan diri

Menurut Mustaqim dan abdul

wahib (2003:113) menjelaskan ”Belajar

tuntas berarti bahwa setiap anak dalam

kelas yang anda hadapi akan secara tuntas

menguasai pelajaran yang disajikan

terlebih dahulu barulah dapat berpindah

pada pelajaran berikutnya .”

Caroll (Fakihuddin,2007: 53)

menjelaskan bahwa ketuntasan belajar

siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor

yaitu: (1) waktu yang tersedia untuk

menyelesaikan suatu bahan (scope) yang

telah ditentukan, misalnya satu semester,

(2) usaha yang dilakukan individu untuk

menguasai bahan tersebut, (3) bakat

seseorang yang sifatnya sangat indidual,

(4) kualitas pembelajaran/pembelajaran

atau tingkat kejelasan pembelajaran,

misalnya: strategi, penjelasan yang

diterima, pengaturan waktu dan materi

pembelajaran, (5) kemampuan siswa untuk

mendapatkan manfaat yang optimal dari

keseluruhan proses belajar mengajar yang

dihadapainya.

Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian terdahulu dari

jurnal yang relevan dengan penelitian ini

adalah :

Titik nur afifah (2010) dalam

penelitiannya berjudul Penerapan Model

Pembelajaran Direct Instruction dengan

Media LCD Proyektor Dalam Upaya

meningkatkatkan Hasil Belajar Siswa

Mata pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS 1

Di SMA Negeri Rengel Tuban. Penelitian

ini menyimpulkan bahwa Kegiatan belajar

Page 7: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN REMEDIAL MELALUI TUTOR SEBAYA UNTUK MENCAPAI KETUNTASAN BELAJAR SISWA

76

mengajar untuk model pembelajaran

langsung dikatakan berhasil, sehingga

dapat dijadikan acuan untuk kegiatan

belajar mengajar selanjutnya dengan

menerapkan model pembelajaran

langsung. (2009)

Penelitian oleh Alfiyatul khasanah

yang berjudul Pelaksanaan remedial

melalui Tutor sebaya ntuk Meningkatkan

Ketuntasan belajar Siswa Mata pelajaran

Ekonomi Pada Siswa kelas XI IPS 1

SMAN 1 Taman. Penelitian ini

menyimpulkan bahwa Melalui tutor

sebaya dapat mencapai ketuntasan belajar

siswa.

Kerangka Berfikir

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini merupakan

penelitian tindakan kelas (Classroom

Action Research). Menurut Wina sanjaya

(2009:26), “Penelitian Tindakan Kelas

diartikan sebagai proses pengkajian

masalah pembelajaran di dalam kelas

melalui refleksi diri dalam upaya untuk

memeecahkan masalah tersebut dengan

cara melakukan berbagai tindakan yang

terencana dalam situasi nyata serta

menganalisis setiap pengaruh dari

perlakuan tersebut”. Penelitian ini akan

meneliti tentang Penerapan Model

Pembelajaran Langsung dengan remedial

melalui tutor sebaya untuk mencapai

ketuntasan belajar siswa pada kompetensi

menyusun laporan keuangan kelas XI IPS

1 Di SMA Negeri 1 Kraksaan.

Lokasi yang digunakan untuk

melakukan penelitian adalah di SMA

Negeri 1 Kraksaan, yang terletak di Jl

Imam Bonjol no 13, Kraksaan. Penelitian

ini dilaksanakan pada semester genap

tahun ajaran 2011/2012 di kelas XI IPS 1

Mata Pelajaran Akuntansi tahun ajaran

2011/2012. Fokus penelitian ini di kelas

XI IPS 1 dengan jumlah peserta didik 33

siswa dengan siswa laki-laki berjumlah 19

dan siswa perempuan berjumlah 14 siswa.

Subjek penelitian ini adalah siswa

kelas XI IPS tahun ajaran 2011-2012 di

SMA Negeri 1 Kraksaan yang terdiri atas

2 kelas yaitu kelas XI IPS 1 dan IPS 2

yang masing-masing kelas terdiri dari 33

siswa. Dipilihnya subjek penelitian ini

karena kelas tersebut tingkat ketuntasan

belajarnya masih rendah.

Objek penelitian adalah

pembelajaran akuntansi dan ketuntasan

belajar akuntansi.

Penelitian ini dilakukan sebanyak

dua kali putaran karena untuk menambah

tingkat kepercayaan bahwa penerapan

Model Pembelajaran Langsung dengan

remedial melalui tutor sebaya dapat

menuntaskan hasil belajar siswa

khususnya pada kompetensi menyusun

laporan keuangan. Dalam hal ini peneliti

bertindak sebagai guru dan pengamatan

dilakukan oleh guru mata pelajaran

akuntansi kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1

Kraksaan dan mahasiswa Kanjuruan

Malang jurusan pendidikan akuntansi

2008.

Rancangan penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini dijelaskan

pada gambar berikut ini:

Perencanaan

SIKLUS I

Tindakan Refleksi

Pengamatan

n Perencanaan

Refleksi SIKLUS II

Tindakan

Pengamatan

Fakta :

ketuntasan belajar

siswa dalam mata

pelajaran akuntansi

rendah

Harapan:

Siswa lebih mudah

memahami materi

pembelajaran sehingga

aktivitas dan ketuntasan

belajar tercapai

Masalah :

Ketuntasan belajar

siswa kelas XI IPS1 di

SMA Negeri 1

Kraksaan masih rendah

Solusi :

penerapan pembelajaran yang cocok (model

pembelajaran langsung dengan remedial melalui

tutor sebaya)

Ketuntasan belajar akuntansi

siswa tercapai

Page 8: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN REMEDIAL MELALUI TUTOR SEBAYA UNTUK MENCAPAI KETUNTASAN BELAJAR SISWA

77

Gambar 3.1: Alur Penelitian Tindakan

Kelas

Sumber: Arikunto, Suharsimi (2009 : 16)

Gambar diatas menjelaskan bahwa

dalam tiap siklus terdapat empat tahap,

yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan, dan refleksi serta revisi. Hasil

revisi yang berupa evaluasi merupakan

acuan untuk pelaksanaan pada putaran

berikutnya. Tahapannya dapat dijelaaskan

sebagai berikut:

Tahap perencanan

Tahap ini peneliti menentukan dan

merencanakan hal-hal yang nantinya akan

digunakan dalam kegiatan pembelajaran

yang berupa perangkat pembelajaran yaitu

silabus dan rencana pelaksanaan

pembelajaran. Pada tahap ini juga

disiapkan instrument penelitian berupa

lembar pengamatan,tes dan angket respon

siswa terhadap penerapan Model

Pembelajaran Langsung dengan remedial

melalui tutor sebaya.

Pelaksanaan

Tahap ini peneliti melaksanakan

kegiatan atau tindakan pokok dalam

siklus Penelitian Tindakan Kelas sebagai

upaya perubahan menuju arah perbaikan.

Guru menerapkan model pembelajaran

langsung dengan dilakukan pengamatan

dampak dari pembelajaran tersebut, serta

diakhir pelajaran guru memberikan tes

tertulis berupa post test.

Pengamatan

Tahap pengamatan ini dilakukan

analisis data untuk mengevaluasi

kegiatan pembelajaran yang telah

dilaksanakan. Pada tahap ini dilakukan

pengamatan sehingga diketahui

kekurangan dan kelebihan yang terjadi

selama proses pembelajaran berlangsung

yang dilakukan oleh dua pengamat. Data

diperoleh dari lembar aktivitas guru,

lembar pengamatan aktivitas siswa, data

yang berupa tes hasil belajar dan data

respon siswa dari angket.

Refleksi

Berdasarkan hasil refleksi

pembelajaran, peneliti melakukan

refleksi rancangan untuk tindakan

perbaikan untuk dilaksanakan pada

putaran berikutnya.

Posedur penelitian dilakukan

dengan langkah langkah berupa

perencanan, pelaksanaan, pengamatan dan

refleksi pada siklus I dan siklus II. Berikut

ini adalah prosedur penelitian yang

digunakan pada tiap siklusnya: Tahap

perencanaan pada siklus I, peneliti

menyusun instrument pembelajaran terdiri

dari RPP, silabus dan instrument penelitian

yang terdiri dari lembar pengamatan

aktivitas guru, lembar pengamatan

aktivitas siswa, dan soal post test I.

Sedangkan tahap perencanaan pada siklus

II, peneliti menyusun instrument

pembelajaran terdiri dari RPP, silabus dan

instrument penelitian yang terdiri dari

lembar pengamatan aktivitas guru, lembar

pengamatan aktivitas siswa, dan soal post

test II dan angket respon siswa.

Selanjutnya yaitu tahap pelaksanaan pada

siklus I, peneliti melakukan kegiatan

belajar mengajar dikelas melalui

penerapan model pembelajaran langsung

dengan remedial melalui tutor sebaya pada

kompetensi menyusun laporan keuangan

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Kegiatan Awal

Salam pembuka dan mengecek kehadiran

siswa

Memotivasi siswa dengan bertanya

“menurut kalian apakah yang dimaksud

laporan keuangan? (Fase -1 MPL)

Menyampaikan kompetensi dan indicator

yang hendak dicapai serta tujuan

pembelajaran. (Fase-1 MPL)

Kegiatan inti

Guru mendemonstrasikan pengetahuan

dan keterampilan dengan menjelasakan

tentang pengertian laporan keuangan,

macam-macam laporan keuangan,fungsi

dan tujuan laporan keuangan, pengertian

laporan laba rugi, isi laporan laba rugi,

bentuk laporan laba rugi dan menyusun

laporan laba rugi. (Fase-2 MPL)

Guru memberikan latihan soal kepada

siswa (Fase-3 MPL)

Page 9: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN REMEDIAL MELALUI TUTOR SEBAYA UNTUK MENCAPAI KETUNTASAN BELAJAR SISWA

78

Guru membimbing siswa mengerjakan

latihan soal (Fase-3 MPL)

Guru mengecek pemahaman siswa

dengan cara memberikan soal post test

dan memberikan umpan balik (Fase-4

MPL)

Guru memberikan soal kepada siswa

yang belum mencapai ketuntasan

belajar sebagai media belajar dengan

bimbingan tutor sebaya (Fase-5)

Guru memberikan soal remedi kepada

siswa yang belum mencapai ketuntasan

belajar (Fase-5)

Kegiatan Akhir

Guru memberikan kesimpulan kegiatan

pembelajaran

Guru menyampaikan bahan ajar untuk

materi berikutnya.

Tahap pelaksanaan pada siklus II

yaitu:

Kegiatan Awal

Salam pembuka dan mengecek

kehadiran siswa

Memotivasi siswa dengan bertanya

“menurut kalian apakah yang

dimaksud laporan perubahan modal?

(Fase -1 MPL)

Menyampaikan kompetensi dan

indikator yang hendak dicapai serta

tujuan pembelajaran. (Fase-1 MPL)

Kegiatan inti

Guru mendemonstrasikan pengetahuan

dan keterampilan dengan menjelasakan

tentang pengertian laporan perubahan

modal, isi laporan perubahan modal,

menyusun laporan perubahan modal,

menjelaskan pengertian laporan

neraca, isi laporan neraca,bentuk

laporan neraca dan menyusun laporan

neraca. (Fase-2 MPL)

Guru memberikan latihan soal kepada

siswa (Fase-3 MPL)

Guru membimbing siswa mengerjakan

latihan soal (Fase-3 MPL)

Guru mengecek pemahaman siswa

dengan cara memberikan soal post test

dan memberikan umpan balik (Fase-4

MPL)

Guru memberikan soal kepada siswa

yang belum mencapai ketuntasan

belajar sebagai media belajar dengan

bimbingan tutor sebaya (Fase-5)

Guru memberikan soal remedi kepada

siswa yang belum mencapai ketuntasan

belajar (Fase-5)

Kegiatan Akhir

Guru memberikan kesimpulan kegiatan

pembelajaran

Guru menyampaikan bahan ajar untuk

materi berikutnya.

Selanjutnya adalah tahap

pengamatan pada siklus I dan II yang

dibantu oleh guru mata pelajaran akuntansi

dan rekan mahasiswa universitas

kanjuruan malang sebagai pengamat untuk

mengisi lembar pengamatan aktivitas guru

dan lembar aktivitas siswa. Tahap

selanjutnya adalah refleksi, refleksi

merupakan ulasan dari hasil tindakan dan

observasi, dari refleksi di ungkapkan

kelebihan dan kekurangan yang terjadi

selama kegiatan belajar mengajar.

Kekurangan yang terjadi selama kegiatan

belajar mengajar akan menjadi acuan

untuk melaksanakan kegiatan belajar

mengajar pada putaran selanjutnya.

Instrumen pembelajaran dalam

penelitian ini digunakan untuk membantu

dan memudahkan kegiatan belajar dan

memberikan variasi pengalaman belajar

kepada siswa dalam rangka mencapai

tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

instrument pembelajaran yang terdiri dari

silabus dan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP).

Silabus

Rencana pembelajaran pada suatu

kelompok mata pelajaran yang mencakup

standard kompetensi, kompetensi dasar,

materi pokok atau pembelajaran kegiatan

pembelajaran, indikator pencapaian

kompetensi untuk penilaian, alokasi waktu

dan sumber belajar.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP)

merupakan pedoman dalam

pelaksanaan pembelajaran yang digunakan

oleh guru setiap kali pertemuan atau tatap

muka

Page 10: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN REMEDIAL MELALUI TUTOR SEBAYA UNTUK MENCAPAI KETUNTASAN BELAJAR SISWA

79

Instrumen pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah:

Lembar Observasi aktivitas guru

Lembar observasi ini digunakan

untuk mengetahui aktivitas guru dalam

penerapan model pembelajaran langsung

dengan remedial melalui tutor sebaya yaitu

berupa lembar pengamatan yang di isi oleh

dua pengamat (Guru akuntansi sebagai

pengamat 1 dan rekan mahasiswa

universitas kanjuruan malang sebagai

pengamat 2).

Lembar observasi aktivitas siswa

Lembar observasi ini digunakan

untuk mengetahui aktivitas siswa dalam

penerapan model pembelajaran langsung

dengan remedial melalui tutor sebaya yaitu

berupa lembar pengamatan yang di isi oleh

dua pengamat (Guru akuntansi sebagai

pengamat 1 dan rekan mahasiswa

universitas kanjuruan malang sebagai

pengamat 2).

Lembar angket respon siswa

Lembar angket respon siswa

berupa sejumlah pertanyaan tertulus untuk

memperoleh informasi atau tanggapan

siswa terhadap penerapan model

pembelajaran langsung melalui tutor

sebaya.

Soal post test

Alat yang digunakan untuk

mengukur kemampuan siswa dalam

penelitian ini adalah tes. Tes dilaksanakan

setelah kegiatan belajar mengajar

berlangsung untuk mengadakan evaluasi

hasil belajar siswa, sehingga dapat

mengetahui sejauh mana ketuntasan

belajar siswa dapat dicapai.

Soal tes ini disusun dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

Tahap Penyusunan Tes

Bentuk tes hasil belajar adalah tes

obyektif

Tahap Uji Coba Tes

Uji coba tes hasil belajar dilakukan oleh

siswa

Tahap Analisis Butir Soal.

Tujuan analisis butir soal adalah untuk

memperoleh informasi tentang validitas,

daya pembeda, tinkat kesukaran,dan

reliabilitas.

Metode pengumpulan data dalam

penelitian ini terdiri dari metode observasi

untuk mengetahui aktivitas guru dan

aktivitas siswa pada saat proses

pembelajaran dalam penerapan model

pembelajaran langsung dengan remedial

melalui tutor sebaya. Pengamat aktivitas

guru dan siswa terdiri dari 2 orang yaitu

guru mata pelajaran akuntansi dan

mahasiswa akuntansi Universitas

kanjuruan Malang dengan mengisi lembar

pengamatan, metode tes untuk mengetahui

hasil ketuntasan belajar siswa kelas XI IPS

1 SMA Negeri 1 Kraksaandan metode

angket untuk mengetahui hasil respon

siswa terhadap pelaksanaan penerapan

model pembelajaran langsung dengan

remedial melalui tutor sebaya yang

diberikan pada siswa kelas XI IPS 1 SMA

Negeri 1 Kraksaan. Dari hasil respon siswa

dapat diperoleh gambaran tentang berhasil

atau tidaknya penerapan model

pembelajaran langsung. Dengan remedial

melalui tutor sebaya.

Teknik analisis data dalam

penelitian ini menggunakan analisis

aktivitas guru dan aktivitas siswa pada

penerapan model pembelajaran langsung

dengan remedial melalui tutor sebaya.

Digunakan ketentuan sebagai berikut:

1 = Buruk Sekali

2 = Buruk

3 = Sedang

4 = Baik

5 = Baik Sekali

(Riduwan, 2010:13)

Analisis ketuntasan belajar siswa

dihitung dengan cara sebagai berikut: (a)

Untuk menilai ulangan atau tes formatif,

Peneliti melakukan penjumlahan nilai

yang diperoleh siswa yang berasal dari

perolehan nilai secara individual,

berdasarkan skor yang telah ditetapkan.

Untuk memperoleh rata-rata kelas diambil

dari penjumlahan nilai seluruh siswa yang

selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa

yang ada dikelas tersebut sehingga

Page 11: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN REMEDIAL MELALUI TUTOR SEBAYA UNTUK MENCAPAI KETUNTASAN BELAJAR SISWA

80

diperoleh rata-rata tes formatif yang dapat

dirumuskan sebagai berikut :

Dengan :

: Nilai rata-rata

: Jumlah semua nilai

siswa

: Jumlah siswa

(b) Untuk ketuntasan belajar,

Ada dua kategori ketuntasan belajar, yaitu

secara perorangan dan secara

kasikal.Siswa dikatakan tuntas belajarnya

(ketuntasan Individu) jika proporsi

jawaban benar siswa ≥ 65 %, dan suatu

kelas dikatakan tuntas belajarnya

(ketuntasan klasikal) jika dalam kelas

tersebut terdapat ≥ 85% siswa yang telah

tuntas belajarnya (Trianto,2009:241).

Sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) mata pelajaran Akuntansi di SMA

Negeri 1 Kraksaan siswa dikatakan tuntas

belajar apabila telah mencapai skor

minimal 76%. Hal ini merupakan

ketentuan Kurikulum di SMA Negeri 1

Kraksaan

Untuk menghitung persentase

ketuntasan belajar digunakan rumus

sebagai berikut:

(1) Ketuntasan Individu

(Trianto, 2009:241)

Dimana:

KB = Ketuntasan belajar

T = jumlah skor yang diperoleh

siswa

Tt = jumlah skor total

(2) Ketuntasan klasikal

%Ketuntasan = banyak siswa

tuntas

Klasikal Jumlah siswa

Analisis respon siswa

Untuk mengetahui respon siswa

terhadap penerapan kegiatan remedial

dengan metode tutor sebaya pada

kompetensi menyusun laporan keuangan,

maka data yang diperoleh dianalisis secara

deskriptif kuantitatif. Perhitungan

persentase jawaban responden atas

pernyataan dalam angket digunakan rumus

sebagai berikut:

Persentase Respon Siswa = x

100 %

(Trianto, 2009:243)

Keterangan :

A : Proporsi siswa yang memilih

B : Jumlah siswa (responden)

Kriteria persentase respon

siswa adalah sebagai berikut :

0% - 20% : buruk

sekali

21% - 40% : Buruk

41% - 60% : sedang

61% - 80% : baik

81% - 100% : baik sekali

PEMBAHASAN

Aktivitas Guru

Hasil analisis lembar pengamatan

aktivitas guru selama menerapkan model

pembelajaran langsung dengan remedial

melalui tutor sebaya yang telah di isi oleh

2 pengamat yaitu Tasron, S.Pd. M.Pd.

selaku guru akuntansi dan Narjus salam

rekan mahasiswa jurusan akuntansi

universitas kanjuruan malang selama 2

siklus. Hasil penilaian aktivitas guru dapat

disajikan sebagai berikut:

Gambar Diagram 4.1

Rata-rata Penilaian Aktivitas

Guru Tiap Siklus

Page 12: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN REMEDIAL MELALUI TUTOR SEBAYA UNTUK MENCAPAI KETUNTASAN BELAJAR SISWA

81

Berdasarkan diagram 4.1 diatas,

dapat diketahui bahwa hasilpengamatan

aktivitas guru selama modelpembelajaran

langsung dengan remedial melalui tutor

sebaya pada tiap siklus mengalami

peningkatan. Pada siklus I aktivitas guru

mendapat nilai rata-rata sebesar 3,6

dengan kriteria sedang. Sedangkan pada

kegiatan pembelajaran siklus II aktivitas

guru mendapatkan nilai rata-rata sebesar

4,23 dengan kriteria baik. Hal ini

menunjukkan bahwa guru telah melakukan

perbaikan atas kekurangan-kekurangan

pada siklus I.

Aktivitas Siswa

Hasil Penilaian aktivitas siswa

dapat disajikan sebagai berikut:

Gambar Diagram 4.2

Rata-rata Penilaian Aktivitas Siswa

Tiap Siklus

Berdasarkan diagram 4.2 diatas,

dapat diketahui bahwa aktivitas siswa

selama penerapan model pembelajaran

langsung dengan remedial melalui tutor

sebaya padatiap siklus mengalami

peningkatan. Pada siklus I aktivitas siswa

mendapat rata-rata nilai sebesar 3,38 yang

termasuk dalam criteria sedang.

Sedangkan pada siklus II aktivitas siswa

mendapata rata-rata nilai sebesar 4 yang

termasuk dalam criteria baik. Hal ini

menunjukkan bahwa setelah guru lebih

memperhatikan aktivitasnya, yaitu dengan

lebih meningkatkan untuk memotivasi

sisawa, siswa yang semula malu menjadi

lebih aktif bertanya.

Ketuntasan Belajar Siswa

Pada tiap siklus dapat diketahui

bahwa siswa kelas XI IPS 1 di SMA

Negeri 1 Kraksaan telah mencapai

ketuntasan belajar setelah diterapkan

model pembelajaran langsung dengan

remedial melalui tutor sebaya dan

mengalami peningkatan dimana pada

siklus I rata rata nilai sebesar 79,54 dan

pada siklus II mengalami peningkatan dari

siklus I menjadi 83,48. Hal ini

menunjukkan penerapan model

pembelajaran langsung dengan remedial

melaui tutor sebaya efektif dapat mencapai

ketuntasan belajar siswa. Selanjutnya

dapat diketahui bahwa ketuntasan klasikal

mengalami peningkatan pada tiap

siklusnya. Hal ini terlihat pada siklus I

ketuntasan klasikal sebesar 93,94%,

sedangkan pada siklus II ketuntasan

klasikal mengalami peningkatan menjadi

100%. Dari keseluruhan nilai yang

diperoleh dapat diketahui bahwa pada tiap

siklus siswa mampu mencapai ketuntasan

belajar.

Respon siswa

Dapat diketahui bahwa respon

siswa terhadap penerapan model

pembelajaran langsung dengan remedial

melaui tutor sebaya diperoleh dari

instrument angket sebesar 84,84%.

Sebagian besar siswa setuju bahwa dengan

menggunakan model pembelajaran

langsung dengan remedial melalui tutor

sebaya dapat membantu siswa mencapai

ketuntasan belajar. Pertanyaan tersebut

Page 13: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN REMEDIAL MELALUI TUTOR SEBAYA UNTUK MENCAPAI KETUNTASAN BELAJAR SISWA

82

mendapat persentase sebesar 84,84%.

Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa

penerapan model pembelajaran langsung

dengan remedial melalui tutor sebaya pada

kompetensi menyusun laporan keuangan

mendapatkan respon positif dari siswa

kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Kraksaan.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan penyajian data dan

pembahasan tentang penerapan model

pembelajaran langsung dengan

remedialmelalui tutor sebaya pada

kompetensi dasar menyusun laporan

keuangan, maka dapat disimpulkan bahwa:

(1) Aktivitas guru selama menerapkan

model pembelajaran langsung dengan

remedial melalui tutor sebaya pada setiap

siklus mengalami peningkatan. Pada siklus

I aktivitas guru mendapatkan nilai rata-rata

3,6 dengan kriteria sedang, sedangkan

pada kegiatan pembelajaran siklus II

aktivitas guru mendapatkan nilai rata-rata

4,23 dengan kriteria baik. (2) Aktivitas

siswa selama penerapan model

pembelajaran langsung dengan remedial

melalui tutor sebaya pada setiap siklus

mengalami peningkatan. Pada siklus I

aktivitas siswa mendapatkan nilai rata-rata

3,38 dengan kriteria sedang, sedangkan

pada kegiatan pembelajaran siklus II

aktivitas siswa mendapatkan nilai rata-rata

4 dengan kriteria baik. (3) Penerapan

model pembelajaran langsung dengan

remedial melalui tutor sebaya dapat

meningkakan ketuntasan belahjar siswa.

Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya

ketuntasan belajar siswa. Pada siklus I

ketuntasan klasikal sebesar 93,94%

sedangkan pada siklus II ketuntasan

klasikal mengalami peningkatan yaitu

sebesar 100%, (4) Penerapan model

pembelajaran langsung dengan remedial

melalui tutor sebaya mendapatkan respon

yang positif dari siswa kelas XI IPS 1 di

SMA Negeri 1 Kraksaan. Untuk respon

yang terbesar menjawab setuju yaitu pada

butir pertanyaan no.8 yaitu sebagian besar

siswa setuju bahwa dengan menggunakan

model pembelajaran langsung dapat

membantu siswa mencapai ketuntasan

belajar dengan persentase sebesar 84,84%.

Saran

Dari hasil penelitian yang telah

dilakukan terdapat saran dari peneliti,

antara lain sebagai berikut : (1) Penerapan

model pembelajaran langsung dengan

remedial melalui tutor sebaya hendaknya

dijadikan salah satu alternatif yang dapat

digunakan dalam kegiatan pembelajaran

akuntansi pada kompetensi dasar yang

lainnya. (2) Siswa diharapkan

mempersiapkan terlebih dahulu segala

sesuatunya sebelum pelaksanaan kegiatan

belajar di kelas, sehingga akan

memudahkan guru dalam memulai

pelajaran dan pembelajaran dapat

terlaksana sesuai dengan yang diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-Dasar

Evaluasi Pendidikan. Jakarta:

Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan

Praktek. Jakarta: PT Asdi

Mahasatya.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain.

2006. Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Syah, Muhibbin. 2006. Psikologi

Pendidikan Dengan Pendekatan

Baru. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono.

2004.Psikologi Belajar. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor

yang mempengaruhi. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Trianto. 2010. Mendesain Model

Pembelajaran Inovatif Pogresif,

Page 14: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN REMEDIAL MELALUI TUTOR SEBAYA UNTUK MENCAPAI KETUNTASAN BELAJAR SISWA

83

Konsep, Landasan dan

Implementasinya Pada kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan.

Jakarta: Kharisma putra utama.

Fakihuddin. 2007. Pembelajaran Remedial

dan Pengayaan. Malang:

Bayumedia Publishing

Mustaqim dan Abdul wahid. 2003.

Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Nur afifah, Titik. 2010. Penerapan Model

Pembelajaran Direct Instruction

dengan Media LCD Proyektor

Dalam Upaya meningkatkatkan

Hasil Belajar Siswa Mata

pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS 1

Di SMA Negeri Rengel Tuban.

Surabaya: UNESA

Chasanah, Alfiyaul. 2009. Pelaksanaan

Remedial Melalui tutor sebaya

Untuk Meningkatkan Ketuntasan

Belajar Mata Pelajaran Ekonomi

Pada Siswa Kelas XI IPS 1 SMAN

1Taman. Surabaya: UNESA

Sanjaya, Wina. 2009. Penelitian Tindakan

Kelas. Jakarata: Kencana prenada

media group.

Riduwan. 2010. Skala Pengukuran

Variabel-Variabel Penelitian.

Bandung: Alfabeta.