i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) DALAM MATERI POKOK LOGARITMA GUNA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X A MAN SEMARANG 2 SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2009–2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidkan Islam Dalam Ilmu Pendidikan Matematika Disusun Oleh : ATIK LIULIN NUHA 3105020 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2009
167
Embed
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) DALAM MATERI
POKOK LOGARITMA GUNA MENINGKATKAN MOTIVASI
BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK
KELAS X A MAN SEMARANG 2 SEMESTER GASAL
TAHUN PELAJARAN 2009–2010
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidkan Islam
Dalam Ilmu Pendidikan Matematika
Disusun Oleh :
ATIK LIULIN NUHA
3105020
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2009
ii
ABSTRAK
Atik Liulin Nuha (NIM: 3105020). Penerapan model Penerapan Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) dalam Materi Pokok Logaritma guna Meningkatkan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Peserta didik Kelas X A MAN Semarang 2 Semester Gasal Tahun Pelajaran 2009-2010. Skripsi Semarang: Program Strata 1 Jurusan Tadris Matematika IAIN Walisongo, 2009.
Penelitian ini bertujuan: (1) untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dalam materi pokok logaritma (2) untuk meningkatkan hasil belajar peserta didikmelalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dalam materi pokok logaritma kelas X A MAN Semarang 2 tahun pelajaran 2009-2010.
Penelitian ini menggunakan studi tindakan (action research) pada peserta didik kelas X A MAN Semarang 2. Obyek penelitian ini adalah di MAN Semarang 2. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan satu kelas untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) yaitu kelas X A yang jumlahnya ada 45 peserta didik yang terdiri dari 17 putra dan 28 putri. Pengumpulan data menggunakan angket motivasi belajar dan soal kuis dan tes evaluasi.
Data yang terkumpul dianalisis deskriptif sederhana. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu tahap prasiklus, siklus I dan siklus II. Pada tahap prasiklus, motivasi belajar peserta didik mempunyai prosentase 47% dan rata-rata hasil belajar 59.23 dengan ketuntasan klasikal 48,5%. Pada siklus I setelah dilaksanakan tindakan motivasi belajar peserta didik meningkat menjadi 62.96% dan rata-rata hasil belajar 74.29 dengan ketuntasan klasikal 71.1%. Sedangkan pada siklus II motivasi belajar peserta didik mengalami peningkatan yaitu dapat diprosentasekan menjadi 77, 77% dan rata-rata hasil belajar peserta didik adalah 79.64 dengan ketuntasan klasikal 93.3%. Dari tiga tahap tersebut jelas bahwa ada peningkatan setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dengan sebelumnya.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti membuktikan bahwa ada peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament). Hasil penelitian tersebut diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada semua pihak (peserta didik, guru, orang tua) di MAN Semarang 2 untuk dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika dan dapat memberikan dorongan atau motivasi belajar kepada peserta didik untuk senantiasa meningkatkan motivasi belajar untuk bisa berprestasi dan berkompetisi dengan sehat.
iii
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab peneliti menyatakan bahwa skripsi
ini tidak berisi materi yang pernah ditulis orang lain atau diterbitkan. Demikian
juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi
yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 8 Desember 2009 Deklarator,
Atik Liulin Nuha NIM. 3105020
iv
MOTTO
.....
Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan1
1 Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al Qur’an, Al Qur’an Al Karim dan Terjemahnya,
(Semarang: Karya Toha Putra, 1995), hlm. 946.
v
PERSEMBAHAN Dengan segala kerendahan dan kebanggaan hati, kupersembahkan karya tulis
sederhana ini yang telah memberi arti dalam hidupku kepada:
Bapak dan umy tercinta (Bpk Abdul Aziz dan Umy Sumiati), hanya ini yang
baru bisa ku persembahkan. Terima kasih atas lantunan doa, motivasi,
keikhlasan, pengorbanan, kesabaran, dan ridho yang selalu mengiringi
langkahku hingga akhirnya aku dapat menyelesaikan kuliah. Terima kasih
juga karena telah menjadi orang tua sekaligus sahabat terbaik bagiku.
Keluarga Masku (M. Luthfi Hakim dan mbak Ni’matul Arifah) tersayang,
terima kasih atas doa dan motivasi dari kalian. Semoga jadi keluarga sakinah,
mawaddah warrahmah dan penuh berkah.
Adikku tercinta (Azza Nur Fitria), terima kasih atas motivasi dan doa serta
telah jadi sahabat serta saudari terbaik yang pernah ku miliki. Salam sukses
selalu...
Keluarga BANI AHMAD KHUSEIN terima kasih atas doa dan motivasi dari
kalian sehingga menghantarkan aku menuju gerbang kesuksesan.
Alby (Mas Misbah), terima kasih atas cinta, kasih sayang, motivasi, dan doa
darimu yang selalu mengiringi setiap langkahku dan setia selalu menemaniku
meniti masa depan. Yakinlah semua akan indah pada waktunya. Jadi jangan
menyerah dan terus berjuang.
Sahabat–sahabat terbaik dan terindahku farida, lina, sabik, siwi, slamy, kiki,
(Alm.) Azhar Aniq yang selalu memberi motivasi dan selalu ada saat suka
maupun dukaku (kau adalah tempatku berbagi kisah) dan teman-temanku anak
Tadris Matematika khususnya Angkatan 2005 yang tidak bisa aku sebut satu
per satu, terima kasih telah mengukir warna dalam kehidupanku.
Semua pihak yang pernah ada atau hanya melintas, terimakasih telah ikut
mengukir, mewarnai, menghiasi hidupku dan membantuku dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Allah SWT membalas budi baikmu, amin ….
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayahnya kepada penulis, sehingga
dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa kita
curahkan kehadirat beliau junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW,
keluarga, para sahabat dan pengikutnya, dengan harapan semoga kita
mendapatkan syafaatnya di hari akhir nanti.
Dengan kerendahan hati dan kesadaran penuh, penulis sampaikan bahwa
skripsi ini tidak akan mungkin terlesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan
dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang
telah membantu. Adapun ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan
kepada:
1. Prof. DR. H. Ibnu Hajar, M.Ed., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang yang merestui pembahasan skripsi ini dan selaku Wali
Studi yang telah bersedia memberikan pengarahan selama penulis menjadi
mahasiswa.
2. Hj. Minhayati Shaleh, S.Si M.Sc., Saminanto, S.Pd M.Sc dan H. Mursid,
M.Ag., selaku pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan
pikirannya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyusun
skripsi ini.
3. Segenap civitas akademik IAIN Walisongo Semarang yang telah memberikan
kesempatan untuk menambah ilmu.
4. Drs. Muhammad Sholeh, M.Ag selaku Kepala MAN Semarang 2, Jamaluddin
M.Ag selaku WAKA Kurikulum, Isti’anah S.Pd. dan Rus Hamidah, M.Pd
selaku guru pamong beserta stafnya yang telah memberikan kesempatan untuk
melakukan penelitian serta membantu mengarahkan dan memberikan saran
yang berharga dalam penelitian skripsi ini.
5. Ayahanda dan Ibunda serta keluarga dengan doa dan motivasimu sehingga
penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
vii
6. Sahabat, teman-teman dan keluarga besar Tadris Matematika yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Tidak ada yang penulis kepada mereka selain untaian rasa terima kasih dan
iringan doa semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan
sebaik-baiknya. Amin.
Pada akhirnya penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa penulisan
skripsi ini belum mencapai kesempurnaan dalam arti yang sebenarnya. Namun
penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
para pembaca pada umumnya.
Semarang, 8 Desember 2009 Penulis,
Atik Liulin Nuha NIM. 3105020
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan yang semakin penuh dengan tantangan dan kompetisi
seperti sekarang ini, pendidikan dianggap penting mengambil peran dalam
kehidupan. Karena pendidikan merupakan suatu hal penting untuk
menentukan maju mundurnya suatu bangsa, maka untuk menghasilkan sumber
daya manusia sebagai subjek dalam pembangunan yang baik, diperlukan
modal dari hasil pendidikan itu sendiri. Salah satu prinsip dalam
melaksanakan pendidikan adalah peserta didik secara aktif mengambil bagian
dalam kegiatan pendidikan yang dilaksanakan. Untuk dapat terlaksana dan
suksesnya suatu kegiatan, pertama harus ada dorongan atau motivasi untuk
melaksanakan kegiatan tersebut, karena motivasi akan nenyebabkan terjadinya
suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut
dengan persoalan gejala kejiwaan, perasan dan juga emosi, untuk kemudian
bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan,
kebutuhan atau keinginan.1Dengan kata lain untuk dapat melakukan sesuatu
harus ada motivasi. Begitu juga dalam proses pembelajaran atau pendidikan,
peserta didik harus mempunyai motivasi untuk mengikuti kegiatan belajar atau
pendidikan yang sedang berlangsung.
Kegiatan belajar bersama (kelompok) dapat membantu memacu belajar
aktif. Dengan berkelompok peserta didik dapat berdiskusi dan mengajarkan
kepada temannya sehingga peserta didik memperoleh pemahaman dan
penguasaan materi pelajaran.2 Hal ini terjadi karena peserta didik merasa lebih
santai dan senang bila belajar dan berdiskusi dengan teman sendiri. Apabila
sudah mempunyai motivasi yang kuat dan merasa senang, peserta didik dapat
aktif sehingga menunjukkan minat, aktivitas dan partisipasinya dalam
1 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 1992), hlm. 72.
2 Melvin L. Silberman, Active Learning 101 cara belajar siswa aktif , (Bandung: Penerbit Nusamedia kerjasama Penerbit Nuansa, 2004), hlm.25.
1
2
mengikuti kegiatan belajar atau pendidikan yang sedang dilaksanakan. Begitu
juga pada pembelajaran matematika, bila peserta didik memiliki motivasi yang
kuat dan dapat aktif maka matematika tidak akan menjadi pelajaran yang
paling menakutkan lagi.
Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berfikir.3
Matematika merupakan sebuah ilmu yang memberikan kerangka berfikir logis
universal pada manusia. Disamping itu, matematika merupakan satu alat bantu
yang urgen bagi perkembangan berbagai disiplin ilmu lainnya. Oleh karena
itu, tidak berlebihan kalau matematika ditempatkan sebagai Mathematics Is
King as Well as Good Servant. Namun dalam praktek pembelajarannya,
matematika dianggap sebagai sesuatu yang abstrak, menakutkan dan tidaklah
menarik dimata peserta didik. Sehingga hal ini berakibat pada rendahnya
output peserta didik dalam menguasai materi matematika.4 Salah satu materi
matematika yang membutuhkan pemahaman konsep, penalaran dan ketelitian
adalah logaritma karena dalam materi tersebut terdapat variasi soal yang
sangat unik dan perkembangan rumus sehingga peserta didik harus pandai
menganalisanya.
Dengan karakteristik matematika yang abstrak tersebut, apabila guru
masih menggunakan paradigma lama dalam mengajar yaitu guru lebih
mendominasi proses pembelajaran dimana pembelajaran yang dilaksanakan
masih menggunakan metode konvensional dengan peserta didik hanya datang,
duduk, mendengarkan, mencatat materi setelah itu pulang, maka hal itu akan
mengakibatkan suatu pembelajaran monoton yang akhirnya akan membuat
peserta didik merasa jenuh, tersiksa, pasif dan peserta didik tidak lagi merasa
butuh malah cenderung menyepelekan padahal timbulnya kebutuhan dapat
menimbulkan motivasi yang mendasari tingkah laku tertentu atau mencapai
tujuan tertentu pula.5 Dengan tidak memiliki motivasi belajar maka sering kali
3 Herman Hudojo, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, (Malang:
UNM, 2003), hlm. 40. 4 Mutadi, Pendekatan Efektif Dalam Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Pusdiklat Tenaga
Teknis Keagamaan –Depag bekerjsama dengan ditbina Widyaiswara, Lan-RI, 2007), hlm.1. 5 Oemar Hamalik, Dasar – dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2008), hlm. 119.
3
hasil belajar dari peserta didik masih rendah dan kurang dari Kreteria
Ketuntasan Minimal (KKM).
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika kelas X MAN
Semarang 2 tahun pelajaran 2008-2009 yaitu ibu Istianah S.Pd pada tanggal
28 Maret 2009, didapatkan informasi bahwa proses pembelajaran pada mata
pelajaran matematika di MAN Semarang 2 masih dirasakan jauh dari
kenyataan yang diharapkan, hal ini disebabkan pada waktu guru menjelaskan
materi, peserta didik tidak mendengarkan malah cenderung bercanda dengan
teman dan ketika peserta didik diberi tugas, peserta didik hanya mencontek
tanpa mau memahami langkah-langkah mengerjakannya. Motivasi belajar
peserta didik juga sangat rendah untuk mempelajari matematika. Mereka
merasa jenuh karena bagi mereka matematika itu merupakan momok apalagi
dalam materi logaritma yang didalamnya berisi rumus-rumus sehingga
sebelum mengotak-atik soal, mereka sudah menyerah dahulu dan
mengandalkan teman yang pandai tanpa berusaha untuk bisa mengerjakan
sendiri. Hal ini juga ditunjukkan dari nilai harian kelas X A dalam materi
pokok logaritma pada tahun pelajaran sebelumnya selalu dibawah hasil
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan yaitu 70.
Berdasarkan data nilai dari ibu Istianah S.Pd, nilai harian kelas X A
tahun pelajaran 2008-2009 nilai rata-rata peserta didik untuk materi pokok
logaritma masih rendah yaitu 57. sedangkan nilai rata-rata peserta didik kelas
X A tahun pelajaran 2007-2008 yaitu 58.6 Salah satu faktor penyebabnya
adalah rendahnya kinerja guru terutama dalam pengelolaan pengajaran yang
relatif monoton, kurang variatif, tidak terencana dengan baik, yang pada
akhirnya proses pembelajaran bersifat konvensional, monoton dan terkesan
guru hanya “asal menjalankan tugas” saja dan kurangnya inovasi guru dalam
pengelolaan pembelajarannya guna meningkatkan motivasi belajar dan hasil
belajar peserta didik dalam pelajaran matematika.
Oleh karena itu dalam pembelajaran matematika guru harus memilih
dari berbagai variasi pendekatan, strategi, model yang sesuai dengan situasi
6 Wawancara dengan ibu Isti’anah pada tanggal 28 Maret 2009
4
sehingga tujuan dari suatu pembelajaran yang direncanakan dapat dicapai
karena membangkitkan motivasi peserta didik merupakan salah satu peran dan
tugas tugas guru dalam setiap proses pembelajaran.7 Perlu diketahui, bahwa
baik atau tidaknya suatu pemilihan model pembelajaran akan tergantung pada
tujuan pembelajarannya, kesesuaian dengan materi yang disampaikan, tingkat
perkembangan peserta didik, kemampuan guru dalam mengelola proses
pembelajaran serta mengoptimalkan sumber-sumber belajar yang ada. Model
pembelajaran juga dirasakan mempunyai peran strategis dalam upaya
mendongkrak keberhasilan proses belajar mengajar. Karena model
pembelajaran bergerak dengan melihat kondisi kebutuhan peserta didik
sehingga guru diharapkan mampu menyampaikan materi dengan tepat tanpa
mengakibatkan peserta didik bosan.
Mengingat pentingnya variasi pembelajaran di kelas yang akan
berimplikasi dengan motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik, maka
penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang salah satu model
pembelajaran kooperatif yaitu pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams
Games Tournament). Model pembelajaran kooperatif tipe TGT merupakan
model pembelajaran kooperatif yang mengandung unsur kerjasama antar
peserta didik dalam kelompok, tanggung jawab kelompok dalam pembelajaran
individu dan penambahan skor dilakuakn setelah kuis, dan antar kelompok
dipertandingkan dalam permainan yang edukatif. Jsdi, setiap anggota harus
memahami materi lebih dulu sebelum mengikuti kuis dan game. Model
pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil
belajar peserta didik dalam mempelajari matematika sehingga peserta didik
dapat mengoptimalkan kemampuannya dalam menyerap informasi ilmiah dan
dapat memotivasi peserta didik agar berperan aktif dalam pembelajaran di
kelas serta dapat meningkatkan hasil belajar dan melatih kemampuan peserta
didik dalam bekerjasama sekaligus menjelaskan kepada teman sekelompok
yang tidak paham. Dengan demikian peserta didik tidak akan merasa bosan
7 Wina Sanjaya, Stategi pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Prenada Media, 2007), hlm. 135.
5
dan memperoleh manfaat yang maksimal baik dari motivasi belajar maupun
hasil belajarnya. Peneliti memilih model pembelajaran kooperatf tipe TGT
karena pembelajaran kooperatif tipe TGT merupakan pembelajaran yang
menyenangkan dan melibatkan peserta didik secara aktif. Oleh karena itu,
peneliti mencoba menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk
meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik kelas XA MAN
Semarang 2 pada materi pokok logaritma.
Peneliti memilih materi pokok logaritma karena sebagian besar peserta
didik masih kebingungan dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan
variasi soal yang unik pada sifat–sifat logaritma. Dalam hal ini penulis
mengambil judul “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) DALAM
MATERI POKOK LOGARITMA GUNA MENINGKATKAN
MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK
KELAS XA MAN SEMARANG 2 SEMESTER GASAL TAHUN
PELAJARAN 2009 – 2010”.
B. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami judul diatas
dan demi menghindarkan dari bermacam-macam penafsiran, maka penulis
memberikan penjelasan tentang pengertian beberapa kata yang tercantum
dalam judul sehingga diketahui arti dan makna dalam pembelajaran yang
diadakan. Beberapa istilah yang terdapat dalam judul diatas adalah sebagai
berikut:
1. Penerapan
Penerapan yaitu kemampuan untuk menggunakan atau menerapkan
teori, prinsip, peraturan atau informasi ke dalam situasi yang baru.
2. Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu pola atau langkah–langkah
pembelajaran tertentu yang diterapkan agar tujuan atau kompetensi dari
6
hasil belajar yang diharapkan akan cepat dapat dicapai dengan lebih efektif
dan efisien.8
3. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah sebuah grup kecil yang
bekerjasama sebagai sebuah tim untuk memecahkan masalah (solve a
problem), melengkapi latihan (complete a task), atau untuk mencapai
tujuan tertentu (accomplish a common goal).9
4. Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament)
Model pembelajaran ini menggabungkan kelompok belajar dan
kompetisi tim, dan bisa digunakan untuk meningkatkan pembelajaran
beragam fakta, konsep, dan ketrampilan.10
5. Logaritma
Logaritma adalah invers dari perpangkatan, yaitu mencari pangkat
dari suatu bilangan pokok sehingga hasilnya sesuai dengan yang telah
diketahui.11 Logaritma merupakan materi pembelajaran dari mata
pelajaran matematika yang diberikan di kelas X semester gasal tingkat
Sekolah Menengah Atas (SMA) sesuai kurikulum yang berlaku sekarang.
6. Motivasi belajar
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling
mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif
permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau
penguatan (reinforced practice) yang dilandasi tujuan untuk mencapai
tujuan tertentu. Sedangkan motivasi belajar dapat timbul karena faktor
intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan
belajar, harapan akan cita–cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah
adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan
belajar yang menarik. Tetapi harus diingat, kedua faktor tersebut
8 Amin Suyitno, Pemilihan Model – Model Pembelajaran dan Penerapannya di SMP,
(Semarang: UNNES, 2007), hlm. 1. 9 Mutadi, op.cit., hlm.35. 10 Melvin L. Silberman, op.cit., hlm. 181. 11 Sartono Wirodikromo, Matematika Untuk SMA Kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2006), hlm.
28.
7
disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan
untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat.12
Meningkatkan motivasi belajar peserta didik menurut peneliti adalah
adanya peningkatan motivasi peserta didik yang diperoleh dari angket
yang diberikan oleh guru kepada peserta didik setelah evaluasi dilakukan
pada setiap siklus.
7. Hasil belajar
Penilaian atau evaluasi pada dasarnya adalah memberikan
pertimbangan atau harga atau nilai berdasarkan tertentu. Hasil yang
diperoleh dari penilaian dinyatakan dalam bentuk hasil belajar.13
Peningkatan hasil belajar peserta didik menurut peneliti adalah adanya
peningkatan nilai peserta didik yang diperoleh dari kuis dan tes evaluasi
diakhir pertemuan siklus.
8. Peserta didik kelas X A
Peserta didik kelas X A MAN Semarang 2 adalah anggota
masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi dirinya melalui proses
pembelajaran dan masih terdaftar sebagai peserta didik MAN Semarang 2.
9. MAN Semarang 2 merupakan salah satu lembaga pendidikan setara SMA
yang berlatar belakang Agama Islam yang bertempat di Semarang.
C. Pembatasan Masalah
Tepat atau tidak penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
(Teams Games Tournament) pada materti pokok logaritma untuk
meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik kelas X A MAN
Semarang 2.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan yang
dirumuskan peneliti adalah sebagai berikut:
12 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008),
hlm. 23. 13 Nana Sudjana, Dasar – Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Sinar Baru
Algensindo, 2000), hlm. 111, Cet.5.
8
1. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
(Teams Games Tournament) dalam materi pokok logaritma dapat
meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik kelas X A
MAN Semarang 2?
2. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams
Games Tournament) dalam materi pokok logaritma dapat meningkatkan
motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik kelas X A MAN Semarang
2?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan ini, memiliki tujuan
sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan motivasi belajar paserta didik kelas X A MAN
Semarang 2 dalam materi pokok logaritma melalui model pembelajaran
kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament).
2. Untuk meningkatkan hasil belajar paserta didik kelas XA MAN Semarang
2 dalam materi pokok logaritma melalui model pembelajaran kooperatif
tipe TGT (Teams Games Tournament).
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan setelah menyelesaikan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Manfaat bagi peserta didik MAN Semarang 2:
a. Hasil belajar peserta didik MAN Semarang 2 dalam mata pelajaran
matematika khususnya pada materi pokok logaritma dapat
meningkat.
b. Kompetensi peserta didik di bidang matematika khususnya pada
materi pokok logaritma dapat meningkat.
c. Motivasi dan daya tarik peserta didik terhadap mata pelajaran
matematika dapat meningkat.
9
d. Terjalin sikap gotong-royong dan kerjasama yang baik antar peserta
didik.
e. Terciptanya persaingan yang sehat dalam berprestasi di kelas.
2. Manfaat bagi guru MAN Semarang 2:
a. Adanya inovasi model pembelajaran matematika dari dan oleh guru
yang menitikberatkan pada penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) yang diharapkan
dapat dipakai seterusnya di MAN Semarang 2.
b. Adanya penelitian ini diharapkan akan mewujudkan kesepakatan
dari para guru untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe TGT (Teams Games Tournament) pada proses pembelajaran
khususnya pelajaran matematika di MAN Semarang 2.
c. Memberikan sumbangan yang positif dalam pengembangan cara
berfikir.
d. Memberikan dorongan dan dukungan akan pentingnya bertekad
untuk terus memperbaiki diri.
3. Bagi pihak sekolah
a. Mendapatkan panduan tentang model pembelajaran kooperatif tipe
TGT (Teams Games Tournament).
b. Melalui peningkatan kualitas pembelajaran maka diharapkan dapat
meningkatkan peringkat MAN Semarang 2.
c. Dengan meningkatnya hasil belajar peserta didik maka diharapkan
akan dapat mengurangi jumlah peserta didik yang tidak lulus UAN
karena pelajaran matematika.
d. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang
bermanfaat bagi sekolah sehingga dapat dijadikan sebagai bahan
kajian bersama untuk rujukan pembelajaran MAN Semarang 2.
10
4. Manfaat bagi peneliti :
a. Memberikan wawasan baru kepada peneliti tentang model
pembelajaran yang efektif dari penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament).
b. Mendapatkan pengalaman langsung pelaksanaan pembelajaran
kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament), sekaligus sebagai
contoh yang dapat dilaksanakan dan dikembangkan kelak di
lapangan.
c. Memberi bekal agar peneliti sebagai calon guru matematika siap
melaksanakan berbagai model pembelajaran di lapangan, sesuai
kebutuhan lapangan agar dapat meningkatkan motivasi belajar dan
hasil belajar.
G. Kajian Pustaka
Pada dasarnya urgensi kajian penelitian adalah sebagai bahan auto
kritik terhadap penelitian yang ada, mengenai kelebihan maupun
kekurangannya, sekaligus sebagai bahan perbandingan terhadap kajian yang
terdahulu. Dan untuk menghindari terjadinya pengulangan hasil temuan yang
membahas permasalahan yang sama dan hampir sama dari seseorang, baik
dalam bentuk skripsi, buku dan dalam bentuk tulisan lainnya maka penulis
akan memaparkan beberapa bentuk tulisan yang suda ada. Ada beberapa
bentuk tulisan penelitian yang akan penulis paparkan.
Penulis berpendapat bahwa beberapa bentuk tulisan yang penulis
temukan, masing-masing menunjukkan perbedaan dari segi pembahasannya
dengan skripsi yang akan penulis susun.
Beberapa penelitian yang sudah teruji keshahihannya diantaranya
meliputi: skripsi yang ditulis mahasiswi UNNES, Rosa Civiliani Widyastuti
(4101404082) tahun 2008 yang berjudul “ Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
Peserta didik Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games
Tournament) Pada Peserta didik Kelas VIII di SMP Negeri 37 Semarang ”.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 37 Semarang yang
11
terletak di kelurahan Sompok 43 Semarang ini menjelaskan bahwa pendekatan
pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dapat
menumbuhkan semangat peserta didik memberi peluang yang cukup untuk
mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki dalam menyerap informasi ilmiah
dan dapat memotivasi peserta didik agar berperan aktif dan bekerja sama
dengan baik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Hal ini juga
ditunjukkan dari hasil observasi dimana rata – rata hasil belajar peserta didik
pada siklus I sebesar 75,26% dengan kriteria sangat tinggi sedangkan pada
siklus II sebesar 86,24% dengan kriteria sangat tinggi.14
Selain itu Zainab Aminatun (3104307) mahasiswi Pendidikan Agama
Islam Fakultas Tarbiyah tahun 2009 dalam skripsinya yang berjudul “
Peningkatan hasil belajar mata pelajaran bab haji melalui metode Teams
Games Tournament (TGT) siswa kelas VIII di MTs Al-Khoiriyyah Semarang
tahun ajaran 2008-2009” penelitian yang dilakukan di MTs Al-Khoiriyyah
Semarang yang terletak di Jl. Bulustalan IIIA/253 Semarang menjelaskan
bahwa dengan metode Teams Games Tournament (TGT) peserta didik dapat
aktif dalam pembelajarannya. Dengan kerja kelompok peserta didikpun bisa
saling tukar pendapat dengan peserta didik yang lain. Hal ini menyebabkan
rata–rata hasil belajar peserta didik pada siklus I sebesar 70,25% dengan
kriteria sangat sedang adapun pada siklus II sebesar 95,54% dengan kriteria
sangat tinggi.15 Hj. Rusmawati telah memaparkan penelitiannya dalam judul
“Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Peserta didik Kelas VIII MTs NIPI
RAKHA AMUNTAI dengan Model Pembelajaran Koperatif Tipe TGT
(Teams Games Tournament)”. Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya
hasil belajar peserta didik terhadap mata pelajaran matematika. Indikatornya
14 Rosa Civiliani Widyastuti, ”Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Peserta didik Melalui
Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) Pada Peserta didik Kelas VIII di SMP Negeri 37 Semarang”, Skripsi UNNES, (Semarang: Perpustakaan UNNES, 2008), hlm. 93, t.d.
15 Zainab Aminatun, ”Peningkatan hasil belajar mata pelajaran bab haji melalui metode Teams Games Tournament (TGT) siswa kelas VIII di MTs Al-Khoiriyyah Semarang tahun ajaran 2008-2009”, Skripsi IAIN Walisongo Semarang, (Semarang: Perpustakaan IAIN Walisongo, 2009), hlm. 78, t.d.
12
dapat dilihat dari observasi penguasaan peserta didik terhadap materi bangun
datar di lapangan. Hasil ini mungkin disebabkan karena pembelajaran yang
dilakukan masih terpusat pada guru sehingga peserta didik dalam
pembelajaran menjadi pasif dalam memahami dan menguasai
pengertian/konsep. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model kooperatif tipe
TGT (Teams Games Tournament) dapat memacu semangat peserta didik
saling membantu dalam mengkontruksi konsep dan prinsip dalam matematika
dan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VIIIA MTs NIPI
Rakha Amuntai.16
Menurut analisa penulis, dari berbagai kajian yang telah penulis
sebutkan di atas belum ada yang membahas tentang peningkatan motivasi
belajar dan hasil belajar melalui penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe TGT(Teams Games Tournament) pada materi pokok logaritma. Oleh
karena itu layak kiranya jika penulis mengangkat judul tersebut sebagai bahan
kajian yang akan disusun dalam bentuk skripsi, yang nantinya diharapkan
dapat memberikan sumbangsih kekayaan wacana dalam dunia pendidikan dan
melalui penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti diharapkan
menjadi salah satu alternatif dalam pemecahan masalah khususnya pada
pelajaran matematika.
16 Rusnawati, ”Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Peserta Didik Kelas
VIII MTs NIPI RAKHA AMUNTAI dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament)”, http://ironerozanie.wordpress.com/2009/02/07/meningkatkan-hasil-belajar-matematika-siswa-kelas-viii-mts-nipi-rakha-amuntai-dengan-model-pembelajaran-kooperatif-tipe-tgt-teams-games-tournament/hlm. 29.
13
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Landasan Teori
1. Belajar
a. Pengertian Belajar
Beberapa pengertian mengenai belajar:
Menurut kamus Oxford Learner’s Pocket : Learning is
knowledge gained by study. (belajar adalah pengetahuan yang didapat
dari belajar).1
Menurut Clifford T. Morgan:
“Learning is relatively permanent change in behavior that is a result of past experience”, (belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang merupakan hasil pengalaman yang lalu).2
Writing dalam bukunya psychology of learning mendefinisikan
belajar sebagai berikut:
Any relatively permanent change in an organism’s behavioral repertoire that accursas as result of experience. (belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam / keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai pengalaman).3
برةلخا طريق عن ك السلو أوتعديلفى فىاألداء تغير بأنه التعلم يعرف
4والمران
Menurut Sardiman, belajar adalah suatu usaha penguasaan
materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju
1 Oxford Learner’s Pocket Dictionary, (New York: Oxford University Press, 2003), hlm.
244. 2 Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hlm. 33-34. 3 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja
Rusdakarya, 2005), hlm. 90, Cet. 11. 4 Jabir Abdul Hamid Jabir, Sikulujiyah at Ta’allum, (Mesir: Darun Nahzoh al Arabiyah,
1978), hlm. 8.
13
14
terbentuknya kepribadian seutuhnya.5 Sedangkan menurut Slameto,
belajar yaitu suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya.6 Batasan-batasan diatas secara umum bisa disimpulkan,
belajar adalah perubahan tingkah laku yang secara relatif tetap yang
terjadi karena latihan dan pengalaman.
Sebagimana sabda Rosulullah SAW:
:قال ,وسلم عليه اهللا صلى اهللا رسول ان, عنه اهللا رضي, هريرة أىب وعن
))اجلنة اىل طريقا به له اهللا سهل .علما فيه يلتمس طريقا سلك ومن ((
)مسلم رواه(
“Dari Hurairah RA, sesungguhnya Rosulullah SAW bersabda: Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu maka, maka Allah akan memudahkan baginya menuju surga. (HR. Muslim)”78
b. Prinsip – prinsip Belajar
Diantara prinsip belajar universal yang dirumuskan UNESCO
melalui 4 pilar pendidikan (1996) yaitu:
1) Learning to know adalah prinsip belajar tidak hanya berorientasi
kepada produk/hasil belajar, akan tetapi harus berorientasi kepada
proses belajar.
2) Learning to do adalah prinsip belajar tidak hanya sekedar
mendengar dan melihat dengan tujuan akumulasi pengetahuan,
5 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: CV. Rajawali, 1992), hlm.
22. 6 Slameto, Belajar dan Faktor – faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
1995), hlm. 2. 7 Imam Abu Zakaria Yahya bin Syaraf AnNawawi, Riyadhus Shalihin, (Libanon : Darul
Kutub Al Ilmiah, 676 Hijriyah), hlm. 370. 8 Mustofa Muhammad ‘Amarat, Jawahirul Bukhori, (Libanon: Darul Kitabul Islami, 1940),
hlm. 58.
15
akan tetapi belajar untuk berbuat dengan tujuan akhir penguasaan
kompetensi.
3) Learning to live together adalah belajar untuk kerjasama.
4) Learning to be, mengandung pengertian bahwa belajar adalah
membentuk manusia yang “menjadi dirinya sendiri” dengan kata
lain belajar untuk mengaktualisasikan dirinya sendiri sebagai
individu dengan kepribadian yang memiliki tanggungjawab
sebagai manusia. 9
2. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar
Istilah motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti
“menggerakkan”. Berdasarkan pengertian ini makna motivasi menjadi
berkembang. Wlodkowski menjelaskan motivasi sebagai suatu kondisi
yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan yang
memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut.
Motivasi juga dapat dijelaskan sebagai “tujuan yang ingin dicapai
melalui perilaku tertentu”.10
Menurut oemar hamalik dalam bukunya proses belajar
mengajar menerangkan bahwa motivasi adalah perubahan energi
dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya
perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.11
Sedangkan martinis yamin dalam bukunya strategi
pembelajaran berbasis kompetensi menjelaskan motivasi belajar
merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk
dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah ketrampilan dan
pengalaman. Motivasi mendorong dan mengarah minat belajar untuk
9 Wina Sanjaya, Buku Materi Pokok : Kajian Kurikulum Dan Pembelajaran, (Bandung:
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia, 2007), hlm. 335. 10 Prasetya Irawan et. al., Teori Belajar, Motivasi, dan Ketampilan Mengajar, (Jakarta:
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi DEPDIKNAS, 1996), hlm. 41-42. 11 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Bumi Aksara, 2001), hlm.158.
16
tercapainya suatu tujuan.12 Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan
yang memungkinkan peserta didik untuk bertindak atau melakukan
sesuatu. Dorongan itu hanya mungkin muncul dalam diri peserta didik
manakala peserta didik merasa membutuhkan (need). Peserta didik
yang merasa butuh akan bergerak dengan sendirinya untuk memenuhi
kebutuhannya.13
b. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Setidak – tidaknya terdapat enam faktor yang didukung oleh
sejumlah teori psikologi dan penelitian terkait yang memiliki dampak
subtansial terhadap motivasi belajar peserta didik. Keenam faktor yang
dimaksud yaitu (1) Sikap, (2) Kebutuhan, (3) Rangsangan, (4) Afeksi,
(5) Kompetensi, (6) Penguatan.
Berikut disajikan secara ringkas untuk memperhatikan
bagaimana masing–masing faktor motivasi memiliki pengaruh kuat
terhadap perilaku dan belajar peserta didik dan juga bagaimana faktor–
faktor tersebut dapat dikombinasikan ketika guru merancang strategi
motivasi dalam pembelajaran.
1) Sikap
Sikap memiliki pengaruh kuat terhadap perilaku dan belajar
peserta didik karena sikap itu membantu peserta didik dalam
merasakan dunianya dan memberikan pedoman kepada perilaku
yang dapat membantu dalam menjelaskan dunianya. Sikap
merupakan produk dari kegiatan belajar. Sikap diperoleh melalui
proses seperti pengalaman, pembelajaran, identifikasi, perilaku
peran (guru-murid, orang tua–anak, dan sebagainya). Karena sikap
itu dipelajari, sikap juga dapat dimodifikasi atau diubah. Seorang
12 Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung Persada
Press, 2006), hlm. 80. 13 Wina Sanjaya, Stategi pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Prenada Media, 2007), hlm. 135.
17
guru harus meyakini sikapnya akan memiliki pengaruh aktif
terhadap motivasi belajar anak pada saat awal pembelajaran.
2) Kebutuhan
Kebutuhan merupakan kondisi yang dialami individu
sebagai sesuatu kekuatan internal yang memandu peserta didik
untuk mencapai tujuan. Semakin kuat seseorang merasakan
kebutuhan, semakin besar perasaan yang menekan dalam
memenuhi kebutuhannya. Keinginan biasanya mengarahkan pada
kepuasan atau kenikmatan. Apabila peserta didik membutuhkan
atau menginginkan sesuatu untuk dipelajari, mereka cenderung
sangat termotivasi. Guru menumbuhkan motivasi belajar
berdasarkan pada kebutuhan yang dirasakan oleh peserta didik.
3) Rangsangan
Rangsangan merupakan perubahan didalam persepsi atau
pengalaman dengan lingkungan yang membuat seseorang bersifat
aktif. Rangsangan secara langsung membantu memenuhi
kebutuhan belajar peserta didik apabila peserta didik tidak
memperhatikan pembelajaran, maka sedikit sekali belajar akan
terjadi pada peserta didik tersebut. Proses pembelajaran dan materi
yang terkait dapat membuat sekumpulan kegiatan belajar. Setiap
peserta didik memiliki keinginan untuk mempelajari sesuatu dan
memiliki sikap positif terhadap materi pembelajaran. Namun
apabila mereka tidak menemukan proses yang merangsang, maka
perhatiannya akan menurun. Pembelajaran yang tidak merangsang
mengakibatkan peserta didik yang pada mulanya termotivasi untuk
belajar pada akhirnya menjadi bosan terlibat dalam pembelajaran.
4) Afeksi
Konsep afeksi berkaitan dengan pengalaman emosional
(kecemasan, kepedulian dan kepemilikan) dari individu atau
kelompok pada waktu belajar. Peserta didik merasakan sesuatu saat
belajar, dan emosi peserta didik tersebut dapat memotivasi
18
perilakunya kepada tujuan. Guru hendaknya memahami bahwa
emosi peserta didik bukan saja mempengaruhi perilaku melainkan
juga mempengaruhi cara berfikirnya. Afeksi dapat menjadi
motivator intrinsik. Apabila emosi bersifat positif pada waktu
kegiatan belajar berlangsung, maka emosi mampu mendorong
peserta didik bekerja keras. Integritas emosi dan berfikir peserta
didik itu dapat mempengaruhi motivasi belajar dan menjadi
kekuatan terpadu yang positif, sehingga akan menimbulkan
kegiatan belajar yang efektif.
5) Kompetensi
Manusia pada dasarnya memiliki keinginan untuk
memperoleh kompetensi dari lingkungannya. Teori kompetensi
mengasumsikan bahwa peserta didik secara alamiah bekerja keras
untuk berinteraksi dengan lingkungannya secara afektif. Di dalam
pembelajaran, rasa kompetensi pada peserta didik itu akan timbul
apabila menyadari bahwa pengetahuan atau yang diperoleh telah
memenuhi standar yang telah ditentukan. Apabila peserta didik
mengetahui bahwa dia merasa mampu terhadap apa yang telah
dipelajari, dia akan merasa percaya diri. Hal ini datang dari
kesadaran peserta didik bahwa dia secara intensional telah
menguasai apa yang telah dipelajari berdasarkan pada kemampuan
dan usahanya sendiri.
Hubungan antara kompetensi dan kepercayaan diri adalah
saling melengkapi. Kompetensi memberikan peluang pada
kepercayaan diri untuk berkembang, dan memberikan dukungan
emosional terhadap usaha tertentu dalam menguasai ketrampilan
dan pengetahuan baru. Perolehan kompeten dari belajar baru itu
selanjutnya menunjang kepercayaan diri, yang selanjutnya dapat
menjadi faktor pendukung dan motivasi belajar yang lebih luas.
19
6) Penguatan
Salah satu hukum psikologi paling fundamental adalah
prinsip penguatan (reinforcement). Penguatan merupakan peristiwa
yang mempertahankan atau meningkatkan kemungkinan respon.
Para pakar psikologi telah menemukan bahwa perilaku seseorang
dapat dibentuk kurang lebih sama melalui penerapan penguatan
positif atau negatif. Penggunaan penguatan yang efektif, seperti
penghargaan terhadap hasil karya peserta didik, pujian,
penghargaan sosial, dan perhatian, dinyatakan sebagai variabel
penting didalam perancangan pembelajaran. 14
c. Jenis–Jenis Motivasi Belajar
Adapun jenis–jenis motivasi menurut martinis yamin dibedakan
menjadi dua jenis, masing–masing adalah:
1) Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik merupakan kegiatan belajar yang
tumbuh dari dorongan dan kebutuhan seseorang tidak secara
mutlak berhubungan dengan kegiatan belajarnya sendiri.15
Beberapa bentuk motivasi belajar diantaranya adalah ; (1) Belajar
demi memenuhi kewajiban; (2) Belajar demi mnghindari hukuman
yang diancamkan; (3) Belajar demi memperoleh hadiah material
yang disajikan; (4) Belajar demi meningkatkan gengsi; (5) Belajar
demi memperoleh pujian dari orang yang penting seperti orang tua
dan guru; (6) Belajar demi tuntutan jabatan yang ingin dipegang
atau demi memenuhi persyaratan kenaikan pangkat/ golongan
administratif.16
14 Catharina Tri Anni, Psikologi Belajar, (Semarang: UPT UNNES, 2006), hlm. 158-165,
baik. Lebih–lebih lagi, suatu kelompok kecil membuat anak–anak yang
berbeda sifat dan kemampuannya saling berinteraksi (misalnya, para
sahabat, anak yang suka menyendiri, anak yang pandai berbicara,
pecinta mesin, suaatu gabungan berbagai kemampuan).39 Dengan kata
lain dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap peserta didik
anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu
satu sama lain.
Seperti firman Allah SWT:
....
⌧
“Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebijakan dan taqwa dan janganlah tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran dan bertaqwalah kamu kepada Allah sesungguhnya Allah amat berat siksanya”. (Q.S. Al-Maidah: 2).40
Pendekatan kelompok memang suatu waktu diperlukan dan
digunakan untuk membina dan mengembangkan sikap sosial anak
didik. Hal ini disadari, bahwa anak didik adalah sejenis makhluk homo
socius, yakni makhluk yang berkecenderungan untuk hidup bersama.
Dengan pendekatan kelompok diharapkan dapat ditumbuhkan dan
39 J. Drost. SJ, Proses Pembelajaran Sebagai Proses Pendidikan, (Jakarta: PT.Gramedia, 1999), hlm.91.
40 Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al Qur’an, Al Qur’an Al Karim dan Terjemahnya, (Semarang: Karya Toha Putra, 1995), hlm. 142.
33
dikembangkan rasa sosial yang tinggi pada diri setiap anak didik.
Mereka dibina untuk mengendalikan rasa egoisme dalam diri mereka
masing-masing, sehingga terbina sikap kesetiakawanan sosial di kelas.
Anak didik yang dibiasakan hidup bersama, bekerja sama dalam
kelompok akan menyadari bahwa dirinya ada kekurangan dan
kelebihan.41
Berdasarkan kelompok belajar dalam pembelajaran kooperatif
biasanya terdiri dari dua sampai enam anak. Ada beberapa faktor yang
perlu dipertimbangkan dalam menentukakn besarnya kelompok
belajar, yaitu (1) kemampuan anak, (2) ketersediaan bahan, (3)
ketersediaan waktu. Kelompok belajar hendaknya sekecil mungkin
agar semua anak aktif menyelesaikan tugas–tugas mereka.42
b. Ciri – ciri Pembelajaran Kooperatif
Ada beberapa teknik pembelajaran kooperatif yang berbeda,
tetapi semuanya memiliki ciri-ciri dasar yang sama. Salah satu ciri
dasar yang dimaksud adalah bahwa ketika peserta didik melakukan
pekerjaan dalam grupnya, mereka lakukan dengan saling bekerjasama
(they work cooperative).
Ciri-ciri dasar lainnya adalah:
1) Setiap anggota dalam sebuah grup harus menerima bahwa mereka
adalah bagian dari sebuah tim yang mempunyai tujuan tertentu.
2) Setiap anggota dalam grup harus menyadari bahwa permasalahan
yang mereka pecahkan adalah permasalahan grup.
3) Untuk menyelesaikan/melengkapi tugas kelompoknya, setiap
peserta didik harus berbicara satu dengan yang lain terlibat aktif
dalam mendiskusikan setiap permasalahan.
41 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif Suatu
Pendekatan Teoritis Psikologis, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 7. 42 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2003), 125.
34
4) Yang perlu dijelaskan pada semua orang adalah bahwa hasil
pekerjaan setiap anggota memiliki andil yang besar dalam
sukses/tidaknya sebuah grup.43
Sistem pengajaran kooperatif bisa didefinisikan sebagai sistem
kerja/belajar kelompok yang terstruktur yang termasuk di dalam
struktur ini adalah lima pokok (johnson & johnson, 1993), yaitu:
1) Ketergantungan Positif
Keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha
setiap anggotanya. Penilaian juga dilakukan dengan cara yang
unik. Setiap peserta didik mendapat nilainya sendiri dan nilai
kelompok. Nilai kelompok dibentuk dari “sumbangan” setiap
anggota. Untuk menjagaa keadilan, setiap anggota
menyumbangkan poin diatas nilai rata-rata mereka. Beberapa
peserta didik yang kurang mampu tidak akan minder terhadap
rekan-rekan mereka karena mereka juga memberikan sumbangan.
Malah mereka akan terpacu untuk meningkatkan usaha mereka dan
demikian menaikkan nilai mereka. Sebaliknya, peserta didik yang
lebih pandai juga tidak akan merasa dirugikan karena rekannya
yang kurang mampu juga telah memberikan bagian sumbangan
mereka. 44
Untuk terciptanya kelompok yang efektif, setiap anggota
kelompok masing-masing perlu membagi tugas sesuai dengan
tujuan kelompoknya. Tugas tersebut tentu saja disesuaikan dengan
kemampuan setiap anggota kelompok. Inilah hakikat
ketergantungan positif, artinya tugas kelompok tidak mungkin bisa
diselesaikan manakala ada anggota yang tidak bisa menyelesaikan
tugasnya, dan semua ini memerlukan kerjasama yang baik dari
masing-masing anggota kelompok. Anggota kelompok diharapkan
43 Mutadi, Pendekatan Efektif Dalam Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Pusdiklat Tenaga
2 Djunaidy Ghony, Penelitian Tindakan Kelas, (Malang: UIN Malang Press, 2008), hlm. 8. 3 Wahidmurni dan Nur Ali, Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Agama dan Umum Dari
Teori Menuju Praktik Disertai Contoh Hasil Penelitian, (Malang: UIN Malang Press, 2008), hlm. 15, Cet. 2.
49
50
1. Model Penelitian
PTK merupakan proses pengkajian melalui sistem berdaur dari
berbagai kegiatan pembelajaran. Secara garis besar prosedur penelitian
tindakan mencakup empat daur: perencanaan (planning), tindakan
(acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Secara lebih
rinci prosedur pelaksanaan PTK dapat digambarkan sebagai berikut:4
4 Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Bagi Mahasiswa IAIN Walisongo
(Semarang: -----,2008), hlm.7.
51
Belum Terselesaikan
Gambar.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas
Pencana Tindakan I (Alternatif Pemecahan)
(Rencana tindakan II) Penerapan model pembelajaran kooperatiftipe (TGT) dalam pembelajaran matematika materi logaritma
Pelaksanaan Tindakan IIGuru mengadakan proses pembelajaran materi pokok logaritma sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe (TGT).
Refleksi II Jika belum berhasil, refleksi siklus II digunakan untuk acuan perbaikan pada pelaksanaan siklus selanjutnya.
Analisis Data II: Menganalisis hasil tes belajar dan hasil observasi kinerja peserta didik dalam kelompok.
Pengamatan II Mengobservasi kinerja peserta didik dalam kelompok, memberikan tes hasil belajar matematika materi pokok logaritma, dan memberi angket..
Berhenti pada siklus ini! Masalah terselesaikan?
Refleksi I Hasil refleksi siklus 1 digunakan untuk acuan perbaikan pada pelaksanaan siklus II
Analisis Data I: Menganalisis hasil tes belajar dan hasil observasi kinerja peserta didik dalam kelompok.
Pengamatan I Mengobservasi kinerja peserta didik dalam kelompok, memberikan tes hasil belajar matematika materi logaritma dan memberi angket.
Permasalahan Hasil belajar dan motivasi belajar peserta didik pada materi pokok logaritma masih rendah,peserta didik kurang aktif dalam pembelajaran
Pencana Tindakan I (Alternatif Pemecahan)
(Rencana tindakan I) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe (TGT) dalam pembelajaran matematika materi logaritma
Pelaksanaan Tindakan I
Guru mengadakan proses pembelajaran materi pokok logaritma sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe (TGT).
52
Prosedur penelitian tindakan kelas ini adalah terdiri dari 4 tahap,
secara rinci sebagai berikut:
a. Perencanaan
1). Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran dan indikator
keberhasilan penelitian.
2). Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di
kelas.
3). Mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis
proses dan hasil tindakan.
b. Pelaksanaan
Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah
melaksanakan tindakan penerapan pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament)
pada materi pokok logaritma dalam meningkatkan motivasi belajar dan
hasil belajar peserta didik yang telah direncanakan.
c. Pengamatan
Dalam tahap ini dilaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan
tindakan. Peneliti melihat kondisi pembelajaran dan mencatat peserta
didik dan kelompok yang aktif dalam pembelajaran.
d. Refleksi
Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan,
dianalisis dan didiskusikan dengan kolaborator yaitu guru pelajaran
matematika dan dicari solusi dari permasalahan pembelajaran yang
telah berlangsung guna perbaikan pada siklus berikutnya.
2. Rancangan Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas, peneliti memakai 2 siklus yaitu
siklus I dan siklus II. Sebelum peneliti melaksanakan siklus, terlebih
dahulu diadakan pre tes yaitu untuk mengetahui sejauhmana kemampuan
peserta didik dalam memahami materi yang telah diajarkan sebelumnya
(pengertian logaritma). Nilai dari kuis akan digunakan sebagai skor awal
53
dalam menentukan poin bagi kemajuan tim dalam game. Sedangkan untuk
tiap – tiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu: perencanaan, tindakan,
pengamatan, dan refleksi.
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara kolaborasi partisipasif
antara guru mata pelajaran matematika kelas X A MAN Semarang 2
dengan peneliti.
a Pra siklus
Dalam pra siklus ini peneliti belum memberikan metode yang
akan ditawarkan pada guru pelajaran sehingga pengajaran yang di
gunakan masih murni belum tercampur oleh peneliti. Model
pembelajaran yang dipakai oleh guru kelas adalah model pembelajaran
yang masih bersifat konvensional dan kurang menarik minat peserta
didik untuk belajar matematika sehingga proses pembelajaran
matematika materi pokok logaritma pada dua tahun sebelumnya belum
memperoleh hasil yang memenuhi KKM, yaitu 70. Perolehan ini perlu
ditingkatkan menjadi 70 sesuai KKM. Informasi tersebut diperoleh
dari Ibu Isti’anah, S.Pd selaku guru matematika tahun ajaran 2008-
2009 dan 2007-2008 di MAN Semarang 2 pada tanggal 28 Maret
2009.
b Siklus I
Pada siklus I, topik yang akan dibahas adalah sifat – sifat
logaritma yang berkaitan dengan logaritma pembegian, perkalian, dan
bilangan berpangkat.
1) Perencanaan
a) Peneliti mengidentifikasi kesulitan peserta didik pada materi
pokok logaritma kemudian peneliti mencari apa penyebab
peserta didik kurang aktif saat pembelajaran matematika
berlangsung.
b) Peneliti menyiapkan Recana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
materi pokok logaritma sub bab sifat – sifat logaritma.
54
c) Peneliti menyiapkan lembar kegiatan pada materi pokok
logaritma beserta kunci jawabannya.
d) Peneliti menyiapkan soal untuk kuis.
e) Peneliti menyiapkan soal – soal game.
f) Peneliti menyiapkan soal evaluasi.
g) Peneliti menyiapkan tugas rumah.
h) Peneliti merencanakan pembentukan kelompok
i) Peneliti membuat lembar pengamatan pembelajaran kooperatif
untuk peserta didik.
j) Peneliti menyiapkan lembar angket untuk mengetahui motivasi
peserta didik.
k) Peneliti menyiapkan hadiah bagi peserta didik yang
memperoleh nilai tertinggi.
2) Tindakan
Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah
melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan,
yaitu sebagai berikut:
a) Memberikan informasi tentang tujuan pembelajaran yang akan
dilakukan dan memberikan motivasi belajar.
b) Membagi peserta didik ke dalam kelompok yang terdiri dari
peserta didik yang memiliki kemampuan heterogen.
c) Menyampaikan apersepsi dan menyampaikan indikator tentang
sifat – sifat logaritma.
d) Menyampaikan materi secara singkat.
e) Membagi lembar kegiatan untuk membantu peserta didik
memahami materi yang akan diajarkan.
55
f) Memberikan bimbingan pada kelompok tertentu apabila
diperlukan.
g) Bila ada peserta didik yang tidak dapat mengerjakan lembar
kegiatan, teman satu tim atau kelompok bertanggungjawab
untuk menjelaskan kepada temannya.
h) Berikan kunci lembar kegiatan agar kelompok dapat mengecek
pekerjaannya sendiri.
i) Memberikan kuis secara individu untuk mengetahui seberapa
besar pemahaman peserta didik tentang materi yang telah
diberikan.
j) Memberikan soal game yang dikerjakan oleh tiap – tiap
kelompok.
k) Guru mengocok kartu soal.
l) Dengan cara rebutan anggota kelompok mengerjakan soal
game didepan kelas.
m) Mengawasi jalannya turnamen dan mencatat skor yang
dihasilkan oleh individu maupun kelompok.
n) Bersama peserta didik mengevaluasi dan menyimpulkan hasil
belajar.
o) Memberikan tes evaluasi dan pekerjaan rumah.
p) Memberikan lembar angket motivasi.
q) Memberikan penghargaan kepada kelompok dan memberikan
hadiah kepada peserta didik yang mendapatkan nilai tertinggi.
56
3) Pengamatan
a) Peneliti mengawasi aktivitas peserta didik ketika diskusi
kelompok dan keberhasilan peserta didik dalam melaksanakan
tugas.
b) Mengamati aktivitas peserta didik saat mengisi lembar
kegiatan.
c) Mengamati dan mencatat peserta didik yang aktif, berani
bertanya kepada guru, atau berani menjawab pertanyaan dari
teman yang belum paham dan berani mengerjakan tugas di
papan tulis.
d) Pengamatan pada guru kelas dalam menjalankan RPP.
4) Refleksi
a) Menganalisis hasil pengamatan untuk memberikan simpulan
sementara terhadap pelaksanaan pengajaran pada siklus I.
b) Mendiskusikan hasil analisis untuk tindakan perbaikan pada
pelaksnaan kegiatan penelitian dalam siklus II.
c Siklus II
Pada siklus II, topik yang dibahas adalah sifat – sifat logaritma
berikutnya. Pada prinsipnya, semua kegiatan sklus II mirip dengan
kegiatan siklus I,. Siklus II merupakan perbaikan dari siklus I,
terutama didasarkan atas hasil refleksi pada siklus I.
1) Tahapannya tetap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan
refleksi.
2) Materi pelajaran berkelanjutan.
3) Diharapkan, kerjasama kelompok semakin meningkat.
Data hasil belajar diambil dari hasil kuis dan nilai evaluasi akhir
pada tiap siklus. Data tentang proses belajar mengajar pada saat
dilaksanakan penelitian tindakan kelas diambil dengan lembar
observasi. Data tentang refleksi dan perubahan – perubahan yang
57
terjadi di kelas diambil dari jurnal, angket, dan hasil tes akhir
pembelajaran.
Nilai hasil belajar dikatakan meningkat apabila nilai rata – rata
kuis ditambah dengan evaluasi akhir pada siklus II lebih besar dari
siklus I. Motivasi belajar dikatakan meningkat apabila nilai rata – rata
angket semua peserta didik pada siklus II lebih tinggi daripada siklus I.
3. Sumber Data dan Jenis Data
a. Sumber data adalah subyek penelitian itu sendiri. Subyek yang akan
diteliti adalah peserta didik pada kelas X A yang berjumlah 45 peserta
didik yang terdiri dari 17 putra dan 28 putri.5 Tabel. 1 Daftar Nama Peserta Didik Kelas X A MAN Semarang 2
No. NIS NAMA 1 09003 AGUS NURYONO 2 09004 AHMAD ADZLAN 3 09005 AIDA FITRIA KURNIAWATI 4 09006 AKHLIS NUR SOFI 5 09007 ARI SETIAWAN 6 09008 BAHAR MARIO NOR SANDI 7 09009 DEDY SANTOSO 8 09010 DHEANIRA INTAN RISKY SAFITRY 9 09011 DIAH FITRIYANI 10 09012 DWI ARIFIANI 11 09013 EKA OKTAVIA PUSPITASARI 12 09014 GALIH AFRIZAL TANJUNG 13 09015 INDAH YULIANTI 14 09016 KHISNUL ULUM 15 09017 KHOLIFATUL HASANAH 16 09018 LAILATUR RAICHAH 17 09019 LIA FUADA ZUHRIA 18 09020 LILIS SETIYOWATI 19 09021 LIYYA MUFLIKHATUNNISA 20 090222 LUCYANA 21 09023 M. KHAFIDHUL MUFID 22 09024 M. KHARIS FUADI 23 09025 MIFTAHUL CHOIR 24 09026 MIFTAHUL ROHMAH 25 09027 MINA KUSANIA
Untuk pra siklus, peneliti mengumpulkan data awal berupa nilai
harian materi pokok logaritma (sifat-sifat logairtma) peserta didik kelas X
A tahun pelajaran 2007-2008 dan 2008-2009. Peneliti juga meminta guru
untuk mengisi angket motivasi peserta didik untuk data pra siklus.Nilai
rata-rata kelas X A tahun pelajaran 2007-2008 adalah 59.54 dengan
ketuntasan kasikal 57% sedangkan untuk tahun pelajaran 2008-2009
adalah 58.92 dengan ketuntasan kasikal 40%. Dari kedua tahun pelajaran
tersebut didapat nilai rata-rata 59.23 dengan ketuntasan kasikal
48.5%.Sedangkan untuk motivasi belajar peserta didik diperoleh 47%.
Tabel 5. Perolehan Hasil belajar, Ketuntasan klasikal, dan motivasi belajar
pada pra siklus.
Nilai Pra siklus
Hasil belajar 59.23
Ketuntasan klasikal 48.5%
Motivasi belajar 47%
Selebihnya lihat lampiran 28 dan 29.
88
2. Siklus I
Pelaksanaan siklus I adalah 2 hari pada hari 25 dan 26 Agustus
2009. Pada hari pertama adalah guru menyampaikan materi secara singkat
tentang sifat logaritma perkalian dua bilangan, sifat logaritma pembagian
dua bilangan dan sifat logaritma dari perpangkatan, setelah itu peserta
didik mengelompok sesuai kelompok yang telah ditentukan sebelumnya
guna membahas lembar kegiatan secara kelompok, dan yang terakhir
pelaksanaan kuis yang dikerjakan secara individu ditempat duduk semula.
Pertemuan kedua yaitu guru meminta peserta didik mengelompok
sesuai kelompok sebelumnya guna pelaksanaan game. Guru mengocok
kartu soal dan secara berebutan peserta didik mengacungkan jari dan guru
akan memilih peserta didik yang akan maju. Setelah pelaksanaan game
selesai guru meminta peserta didik kembali ditempat duduk asalnya untuk
mengerjakan tes evaluasi yang dikerjakan secara individu, kegiatan
terakhir adalah pengisian angket motivasi belajar.
Dari data-data yang diperoleh didapat nilai rata-rata hasil belajar
peserta didik 74.29 dengan prosentase ketuntasan klasikal 71.1%
sedangkan motivasi belajar peserta didik pada siklus I kurang optimal. Ini
terlihat dari pengamatan dan diperkuat dengan hasil angket motivasi
belajar yang telah diisi pada siklus I. Indikator motivasi belajar yang
masuk kategori kurang dengan prosentase 5%, indikator motivasi belajar
yang masuk kategori cukup dengan prosentase 42%, dan indikator
motivasi belajar yang masuk kategori sedang dengan prosentase 53%
dengan rata – rata motivasi belajar pada siklus I sebesar 56.67 dan
mencapai prosentase 62.96%(lampiran 20).
89
Tabel 6. Prosentase Hasil Motivasi Belajar Pada Siklus I
Indikator Siklus I
Tinggi -
Sedang 53%
Cukup 42%
Kurang 5%
Dari nilai rata-rata hasil belajar dan hasil angket motivasi belajar
peserta didik pada siklus I tersebut maka indikator keberhasilan dari
peneliti belum tercapai yaitu nilai rata – rata hasil belajar ≥ 70 dan
ketuntasan klasikal ≥ 85%, sehingga perlu diadakan siklus II.
Selengkapnya bisa dilihat pada tabel berikut:
Tabel 7. Perbandingan Perolehan Nilai Pada Pra Siklus dan Siklus I
Nilai Pra siklus Siklus I
Motivasi belajar 47% 62.96%
Hasil belajar 59.23 74.29
Ketuntasan klasikal 48.5% 71.1%
3. Siklus II
Pelaksanaan siklus II adalah 2 hari pada hari 1 dan 2 September
2009. Pada hari pertama adalah guru mengumumkan keompok yang
memperoleh predikat super dan peserta didik yang mendapatkan hadiah,
setelah itu menyampaikan materi secara singkat tentang mengubah
bilangan pokok logaritma dan perpangkatan dengan logaritma, setelah itu
peserta didik mengelompok sesuai kelompok yang telah ditentukan
sebelumnya guna membahas lembar kegiatan secara kelompok, dan yang
terakhir pelaksanaan kuis yang dikerjakan secara individu ditempat duduk
semula.
Pertemuan kedua yaitu guru meminta peserta didik
mengelompok sesuai kelompok sebelumnya guna pelaksanaan game. Guru
mengocok kartu soal dan secara berebutan peserta didik mengacungkan
90
jari dan guru akan memilih peserta didik yang akan maju. Setelah
pelaksanaan game selesai guru meminta peserta didik kembali ditempat
duduk asalnya untuk mengerjakan tes evaluasi yang dikerjakan secara
individu, kegiatan terakhir adalah pengisian angket motivasi belajar.
Pelaksanaan pada siklus II sudah berlangsung optimal. Ini bisa
dilihat dari peningkatan perolehan nilai rata-rata yaitu sebesar 79.64
dengan ketuntasan klasikal sebesar 93.3% dan peningkatan prosentase
motivasi belajar peserta didik yang telah mencapai. Indikator motivasi
belajar yang masuk kategori cukup dengan prosentase 20%, indikator
motivasi belajar yang masuk kategori sedang dengan prosentase 58%, dan
indikator motivasi belajar yang masuk kategori tinggi dengan prosentase
22% dengan rata–rata motivasi belajar pada siklus II sebesar 70 dan
mencapai prosentase 77.78%(lampiran 21).
Tabel 8. Perbandingan Prosentase nilai motivasi belajar
peserta didik kelas X A
Indikator Siklus I Siklus II
Tinggi - 22%
Sedang 53% 58%
Cukup 42% 20%
Kurang 5% -
Adapun untuk perbandingan perolehan nilai antar pra siklus,
siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 9. Perbandingan Perolehan Nilai Pada Pra Siklus, Siklus I, dan
Siklus II.
Nilai Pra siklus Siklus I Siklus II
Motivasi belajar 47% 62.96 % 77.78%
Hasil belajar 59.23 74.29 79.64
Ketuntasan klasikal 48.5% 71.1% 93.3%
91
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa hasil belajar dan motivasi
belajar peserta didik meningkat dan sudah mencapai indikator
keberhasilan yang ditetapkan oleh peneliti yaitu motivasi belajar ≥ 65%,
nilai rata–rata hasil belajar ≥ 70 dan ketuntasan klasikal ≥ 85% sehingga
siklus II dipandang sudah cukup. Dan ternyata dengan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dapat
meningkatkan hasil belajar dan motivasi belajar peserta didik kelas X A
MAN Semarang 2 tahun pelajaran 2009-2010.
92
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan deskripsi data dan analisis penelitian tentang penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dalam
materi pokok logaritma guna meningkatkan motivasi belajar dan hsil belajar
peserta didik kelas X A MAN Semarang 2 semester gasal tahun pelajaran
2009-2010 dari bab I sampai bab V, maka pada akhir skripsi ini dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Penerapan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
(Teams Games Tournament) dalam materi pokok logaritma di kelas X A
MAN Semarang 2 adalah langkah-langkah pembelajaran yang operasional
yang sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games
Tournament) yang sudah diterapkan di dalam skenario pembelajaran.
2. Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams
Games Tournament) dalam pembelajaran matematika ternyata dapat
meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik kelas X A
MAN Semarang 2. Hal ini ditunjukan pada peninggkatan hasil akhir tiap
siklus yaitu pada pra siklus rata-rata motivasi belajar peserta didik 47%
dan rata-rata hasil belajar sebesar 59.23 dengan ketuntasan belajar 48.5%,
pada siklus I motivasi belajar peserta didik sudah meningkat dari pada
sebelumnya yaitu 62.96% dan nilai rata–rata peserta didik mencapai 74.29
dengan ketuntasan klasikal 71.1%, pada siklus II terjadi peningkatan
motivasi belajar menjadi 77.78% dan nilai rata – rata peserta didik
mencapai 79.64 dengan ketuntasan klasikal 93.3%.
92
93
B. Saran – saran
Berdasarkan pengamatan peneliti dan hasil penelitian yang diperoleh
selama melaksanakan penelitian tindakan kelas di kelas X A MAN Semarang
2 semester gasal peneliti menyajikan saran sebagai berikut:
1. Dalam proses kegiatan pembelajaran guru dituntut untuk lebih kreatif
dalam menerapkan model pembelajaran yang kini telah menjamur
sehingga peserta didik tidak akan merasa bosan lagi ketika pelaksanaan
proses belajar mengajar berlangsung.
2. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament)
sangat perlu diterapkan oleh guru kelas X A MAN Semarang 2 pada
khususnya dan guru kelas X disekolah lain pada umumnya, karena model
pembelajaran ini dapat memacu semangat/motivasi belajar peserta didik
dan mereka dapat melatih sosialisasi dengan teman serta dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik.
C. Penutup
Untaian syukur penulis persembahkan kepada Allah SWT dengan
kalimat hamdalah “Alhamdulillahirobbil’alamin” karena hanya dengan
keajaiban tangan–tangan-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi
ini diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi sysrat guna memperoleh
gelar sarjana Strata Satu (S-1) dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan Tadris
MAtematika IAIN Walisongo Semarang.
Akhirnya penulis memohon kepada Allah SWT, semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin… Amin…. Amin…. Allahumma
Amin…Sekian dari penulis dan rasa terima kasih selalu tercurah pada semua
insan Illahi.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Hamid Jabir, Sikulujiyah at Ta’allum, Mesir: Darun Nahzoh al Arabiyah, 1978.
Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2003.
Abu, Zakaria Yahya Imam bin Syaraf AnNawawi, Riyadhus Shalihin, Libanon : Darul Kutub Al Ilmiah, 676 Hijriyah.
Aminatun, Zainab, Peningkatan hasil belajar mata pelajaran bab haji melalui metode Teams Games Tournament (TGT) siswa kelas VIII di MTs Al-Khoiriyyah Semarang tahun ajaran 2008-2009, Semarang: Perpustakaan IAIN Walisongo, 2009.
________________, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
Astuti, Griya, Model Penilaian Kelas, Jakarta: Puslitbang, 2006.
Bahri, Syaiful Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis, Jakarta: Rineka Cipta, 2000.
Civiliani, Widyastuti Rosa, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Peserta didik Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) Pada Peserta didik Kelas VIII di SMP Negeri 37 Semarang, (Semarang: Perpustakaan UNNES, 2008.
Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al Qur’an, Al Qur’an Al Karim dan Terjemahnya, Semarang: Karya Toha Putra, 1995.
Drost. J. SJ, Proses Pembelajaran Sebagai Proses Pendidikan, Jakarta: PT.Gramedia, 1999.
Ghony, Djunaidy, Penelitian Tindakan Kelas, Malang: UIN Malang Press, 2008.
Hamalik, Oemar, Dasar – dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008.
__________, Proses Belajar Mengajar, Bandung, PT. Bumi Aksara, 2001. Hudojo, Herman, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika,
Malang:UNM, 2003.
Irawan, Prasetya dkk, Teori Belajar, Motivasi, dan Ketampilan Mengajar, Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi DEPDIKNAS, 1996.
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008.
Lie, Anita, Cooperative Learning (Mempraktikan Cooperative Learning Diruang-Ruang Kelas), Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2002.
Mulyasa E., Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.
Mutadi, Pendekatan Efektif Dalam Pembelajaran Matematika, Jakarta: Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan –Depag bekerjsama dengan ditbina Widyaiswara, Lan-RI, 2007.
Nur Ali, Wahidmurni, Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Agama dan Umum Dari Teori Menuju Praktik Disertai Contoh Hasil Penelitian, Malang: UIN Malang Press, 2008.
Oxford Learner’s Pocket Dictionary, New York: Oxvord University Press, 2003.
Rusnawati, Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Peserta Didik Kelas VIII MTs NIPI RAKHA AMUNTAI dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament), http://ironerozanie.wordpress.com/2009/02/07/meningkatkan-hasil-belajar-matematika-siswa-kelas-viii-mts-nipi-rakha-amuntai-dengan-model-pembelajaran-kooperatif-tipe-tgt-teams-games-tournament/
Sanjaya, Wina, Buku Materi Pokok : Kajian Kurikulum Dan Pembelajaran, Bandung: Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia, 2007.
___________, Stategi pembelajaran Berorientasi Proses Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media, 2007), hlm. 135.Uno Hamzah B., Teori Motivasi dan Pengukurannya, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008.
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: CV. Rajawali, 1992.
Sembiring, Suwah dkk, Pelajaran Matematika Untuk SMA/MA Kelas X Semester 1 dan 2, Bandung: CV. Yrama Widya, 2007.
Silberman, Melvin L., Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif , terj. Raisul Muttaqien, Bandung: Penerbit Nusamedia kerjasama Penerbit Nuansa, 2004.
Slameto, Belajar dan Faktor – faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 195.
Slavin, Robert E., Cooperative Learning: Theory, research, and practice, Nedam Heights: Allyn & Bacon, 1995.
__________, Cooperative Learning; (Teori, Riset Dan Praktik), terj. Nurulita, Bandung: Nusa Media, 2008.
Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia Kontatasi Keadaan Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan, Jakarta: Depdiknas, 2000.
Sudjana, Nana, Dasar–Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Sinar Baru Algensindo, 2000, Cet.5
_______, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2009, Cet. 13.
________, Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2007.
Suherman, Erman dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, Malang: UPI,2003.
Sugandi, Achmad, Teori Pembelajaran, Semarang, UPT MKK UNNES, 2006, Cet.4.
Satuan Pendidikan : MAN Semarang 2 Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : X/Gasal Materi Pokok : Logaritma Sub Materi Pokok : Sifat – sifat Logaritma Alokasi Waktu : 4x 25 menit Standar Kompetensi : Memecahkan masalah yang berkaitan dengan pangkat,
akar dan logaritma. Kompetensi Dasar : 1.1 Menggunakan aturan pangkat, akar dan logaritma. Indikator : 1.1.1. Membuktikan dan mendiskusikan sifat – sifat logaritma.
1.1.2. Menggunakan sifat – sifat logaritma dalam melakukan penjumlahan, pengurangan, dan perkalian logaritma.
I. Tujuan Pembelajaran.
1. Peserta didik dapat membuktikan dan mendiskusikan sifat – sifat logaritma
2. Peserta didik dapat menggunakan sifat – sifat logaritma dalam melakukan penjumlahan, pengurangan, dan perkalian logaritma.
II. Materi Pembelajaran: Sifat – sifat logaritma. Kerjasama kelompok dalam memahami materi sifat – sifat logaritma dan
contoh soal, pemahaman anggota kelompok merupakan tanggungjawab bersama.
Sifat – sifat logaritma dapat digunakan untuk mengubah bentuk – bentuk logaritma kedalam bentuk – bentuk yang diinginkan. Sifat – sifat tersebut adalah:
1) Sifat 1 Jika a, b, dan c positif serta g > 0, g ≠ 1, maka: a. Logaritma perkalian dua bilangan sama dengan jumlah logaritma
dari masing–masing bilangan tadi, ditulis:
b. Logaritma pembagian dua bilangan sama dengan selisih logaritma dari masing–masing bilangan itu, ditulis:
baaxb ggg loglog)log( +=
baba ggg logloglog −=⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
c. Logaritma suatu bilangan berpangkat sama dengan pangkat dikalikan dengan logaritma bilangan itu, ditulis:
III. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Ceramah, diskusi, tanya jawab.
IV. Langkah Pembelajaran:
No Kegiatan Pembelajaran
Pengorganisasian
Peserta
didik Waktu
1.
2.
3.
Pendahuluan :
Guru memberikan informasi tentang tujuan
pembelajaran yang akan dilakukan dan memberikan
motivasi belajar.
Guru membagi peserta didik ke dalam kelompok yang
terdiri dari peserta didik yang memiliki kemampuan
heterogen.
Guru menyampaikan apersepsi dan menyampaikan
indikator tentang sifat – sifat logaritma.
K
K
K
3 menit
5 menit
3 menit
4.
5.
6.
7.
8.
Kegiatan Inti :
Guru menyampaikan materi secara singkat.
Peserta didik mengelompok sesuai nama
kelompoknya.
Guru membagi lembar kegiatan untuk membantu
kelompok memahami materi yang akan diajarkan.
Peserta didik memahami lembar kegiatan dan guru
memberikan bimbingan pada kelompok tertentu
apabila diperlukan.
Guru memberikan kunci lembar kegiatan agar
K
G
G
G
G
5 menit
3 menit
3 menit
10 menit
5 menit
anxa gng loglog =
9.
10.
11.
12.
13.
14.
kelompok dapat mengecek pekerjaannya sendiri.
Guru memberikan kuis secara individu untuk
mengetahui seberapa besar pemahaman peserta didik
tentang materi yang telah diberikan.
Guru memberikan soal game yang dikerjakan oleh
tiap–tiap kelompok.
Guru mengocok kartu soal.
Dengan cara rebutan, anggota kelompok mengerjakan
soal game didepan kelas.
Guru mengawasi jalannya turnamen dan mencatat
skor yang dihasilkan oleh individu maupun kelompok.
Guru memberikan tes evaluasi individu
I
G
K
G
K
I
13 menit
2 menit
5 menit
25 menit
2 menit
8 menit
15.
16.
17.
18.
Penutup :
Guru membimbing peserta didik untuk menarik
kesimpulan.
Guru memberikan tugas rumah sebagai pendalaman
materi yang telah disampaikan.
Guru memberi hadiah kepada kelompok dan individu
yang memperoleh nilai tertinggi.
Peserta didik mengisi angket motivasi.
K
K
K
I
2 menit
3 menit
1 menit
2 menit
Keterangan: I = individu; G = group; K = klasikal. V. Media, Sarana dan Sumber Belajar.
1. Media Belajar : a. Lembar kegiatan. b. Kuis c. Game
2. Sarana Belajar : Spidol, kartu bernomor, penghapus dan papan tulis. 3. Sumber Belajar :
a. Sartono Wirodikromo, Matematika Untuk SMA Kelas X, Jakarta: Erlangga, 2006.
b. Suwah Sembiring dkk, Pelajaran Matematika Untuk SMA/MA Kelas X Semester 1 dan 2, Bandung: CV. Yrama Widya, 2007, Cet.1.
VI. Penilaian :
1. Prosedur Tes: a. Tes Awal : Ada b. Tes Proses : Ada c. Tes Akhir : Ada
2. Jenis Tes: a. Tes Awal : Ada b. Tes Proses : Ada c. Tes Akhir : Ada
3. Alat Tes: Terlampir
Semarang, 25 dan 26 Agustus 2009
Guru Mapel Matematika Peneliti
(Dra. Rus Hamidah M.Pd) Atik Liulin Nuha NIM. 3105020
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Siklus II
Satuan Pendidikan : MAN Semarang 2 Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : X/Gasal Materi Pokok : Logaritma Sub Materi Pokok : Sifat – sifat Logaritma Alokasi Waktu : 4x 25 menit Standar Kompetensi : Memecahkan masalah yang berkaitan dengan pangkat,
akar dan logaritma. Kompetensi Dasar : 1.1 Menggunakan aturan pangkat, akar dan logaritma. Indikator : 1.1.1. Mengubah bilangan pokok logaritma.
1.1.2. Menggunakan sifat – sifat logaritma dalam memecahkan masalah.
I. Tujuan Pembelajaran.
1. Peserta didik dapat mengubah bilangan pokok logaritma. 2. Peserta didik dapat menggunakan sifat – sifat logaritma dalam
memecahkan masalah. II. Materi Pembelajaran: Sifat – sifat logaritma.
Kerjasama kelompok dalam memahami materi sifat – sifat logaritma dan
contoh soal, pemahaman anggota kelompok merupakan tanggungjawab
bersama.
Sifat – sifat logaritma dapat digunakan untuk mengubah bentuk –
bentuk logaritma kedalam bentuk – bentuk yang diinginkan. Sifat – sifat
tersebut adalah:
2) Sifat 2 (mengubah bilangan pokok logaritma) Jika a > 0, a ≠ 1, b > 0, dan b ≠ 1, maka:
Bukti: Misalkan pa abpb =⇔=log
maka bpaap
aa
ab a
x
x
x
px
x
x
logloglog
loglog
loglog
====
,log1
logloglog
aabb bx
xa == x > 0 dan x≠ 1
Selanjutnya )(log1
loglog1
logloglog terbukti
abaa
bb b
x
xx
xa ===
3) Sifat 3 Sifat 3 merupakan perluasan dari sifat – sifat yang terdahulu:
4) Sifat 4 Jika a > 0, a≠ 1, dan b > 0, maka:
Bukti: Misalkan baxb xa =⇔=log
xb aaa
=log ba ba
=log (terbukti)
III. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
Ceramah, diskusi, tanya jawab.
IV. Langkah Pembelajaran:
No Kegiatan Pembelajaran
Pengorganisasian
Peserta
didik Waktu
1.
2.
Pendahuluan :
Guru memberikan informasi tentang tujuan
pembelajaran yang akan dilakukan dan memberikan
motivasi belajar.
Guru menyampaikan apersepsi dengan memancing
peserta didik mengingat kembali tentang sifat – sifat
logaritma dalam penjumlahan, pengurangan, dan
K
K
3 menit
4 menit
a. bbax gag logloglog =
b. anma gmg n
loglog =
c. aa gng n
loglog =
ba ba
=log
perkalian logaritma dan menyampaikan indikator
tentang sifat – sifat logaritma.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Kegiatan Inti :
Guru menyampaikan materi secara singkat.
Peserta didik mengelompok sesuai kelompok
sebelumnya.
Guru membagi lembar kegiatan untuk membantu
kelompok memahami materi yang akan diajarkan.
Peserta didik memahami lembar kegiatan dan guru
memberikan bimbingan pada kelompok tertentu
apabila diperlukan.
Guru memberikan kunci lembar kegiatan agar
kelompok dapat mengecek pekerjaannya sendiri.
Guru memberikan kuis secara individu untuk
mengetahui seberapa besar pemahaman peserta didik
tentang materi yang telah diberikan.
Guru memberikan soal game yang dikerjakan oleh
tiap–tiap kelompok.
Guru mengocok kartu soal.
Dengan cara rebutan, anggota kelompok mengerjakan
soal game didepan kelas.
Guru mengawasi jalannya turnamen dan mencatat
skor yang dihasilkan oleh individu maupun kelompok.
Guru memberikan tes evaluasi individu
K
G
G
G
G
I
G
K
G
K
I
10 menit
3 menit
3 menit
10 menit
5 menit
12 menit
2 menit
5 menit
25 menit
2 menit
8 menit
14.
15.
Penutup :
Guru membimbing peserta didik untuk menarik
kesimpulan.
Guru memberikan tugas rumah sebagai pendalaman
K
K
2 menit
3 menit
Keterangan: I = individu; G = group; K = klasikal.
V. Media, Sarana dan Sumber Belajar.
2. Media Belajar :
a. Lembar kegiatan.
b. Kuis
c. Game
2. Sarana Belajar : Spidol, kartu bernomor, penghapus dan papan tulis.
3. Sumber Belajar :
c. Sartono Wirodikromo, Matematika Untuk SMA Kelas X,
Jakarta: Erlangga, 2006.
d. Suwah Sembiring dkk, Pelajaran Matematika Untuk SMA/MA
Kelas X Semester 1 dan 2, Bandung: CV. Yrama Widya, 2007,
Cet.1.
VI. Penilaian :
4. Prosedur Tes:
d. Tes Awal : Ada
e. Tes Proses : Ada
f. Tes Akhir : Ada
5. Jenis Tes:
d. Tes Awal : Ada
e. Tes Proses : Ada
f. Tes Akhir : Ada
6. Alat Tes: Terlampir
16.
17.
materi yang telah disampaikan.
Guru memberi hadiah kepada kelompok dan individu
yang memperoleh nilai tertinggi.
Peserta didik mengisi angket motivasi.
K
I
1 menit
2 menit
Semarang, 1 dan 2 September 2009
Guru Mapel Matematika Peneliti
(Dra. Rus Hamidah M.Pd) Atik Liulin Nuha
NIM. 3105020
Lampiran 4 LEMBAR KEGIATAN SIKLUS I
SIFAT – SIFAT LOGARITMA
1) Sifat 1
Jika a, b, dan c positif serta g ≠ 1, a > o, b > 0 maka:
a. Logaritma perkalian dua bilangan sama dengan jumlah logaritma
dari masing–masing bilangan tadi, ditulis:
b. Logaritma pembagian dua bilangan sama dengan selisih logaritma
dari masing–masing bilangan itu, ditulis:
c. Logaritma suatu bilangan berpangkat sama dengan pangkat dikalikan
dengan logaritma bilangan itu, ditulis:
Bukti :
Misalkan qa
pa
acqcabpb
=⇔=
=⇔=
loglog
(i) ).log()log( qpaa aabc =
= qpa a +log
=p+q
= cb aa loglog + (terbukti)
(ii) q
paa
aa
cb loglog =
= qpa a −log
= p-q
baaxb ggg loglog)log( +=
baba ggg logloglog −=⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
anxa gng loglog =
= cb aa loglog − (terbukti)
(iii) npana ab )log(log =
= npa alog
= np
=n ba log (terbukti)
Contoh :
A. Jabarkanlah bentuk – bentuk logaritma berikut :
1. )log(2 xy
2. qplog5
Pembahasan:
1. )log(2 xy = yx loglog 22 +
2. qplog5 = qp loglog 55 −
Untuk menjabarkan bentuk suatu logaritma, kadang – kadang
kita menggunakan lebih dari satu rumus logaritma.
B. Sederhanakan:
1. 8log4log 22 +
2. 31log217log 77 −
Pembahasan:
1. 8log4log 22 + = )84log(2 x
= 532log2 =
2. 31log217log 77 − = ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
31217log7
= 7log7
= 1
Soal:
1. Jabarkanlah bentuk – bentuk logaritma berikut :
a. 54 log x
b. 3log xa
2. Sederhanakan: 20log5log325log2 +−
Jawaban Lembar kegiatan 1. Jabarkanlah bentuk – bentuk logaritma berikut :
4. ( )( )625log9log 95 = 4)1(45log45log625log 5455 ==== Misalkan diketahui .5log3log 22 qpdan == Nyatakan tiap bentuk berikut ini dalam p dan q. ;2log3log3log2 pp =⇔= 2log5log5log2 qq =⇔=
5. 50log6 =
pq
pq
++
=+
+=
++
=1
122log2log
2log)2log(23log2log2log5log2
6log50log
6. 20log18 =pq
pq
312
)2log(312log)1(2
3log32log5log2log2
18log20log
++
=+
+=
++
=
Diketahui ,3log8 a= nyatakan tiap bentuk berikut ini dalam a.
7. 3log2 = aaaa 3
318log
31
8log2log3log
831
88
8
====
8. 3log4 =2
3
328log
32
8log4log3log
832
88
8 aaaa====
9. ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
31log32 =
38
43
2
8log43
3log2
8log
3log32log3log
8
8
43
8
28
8
18 aa====
−
Lampiran 14
Soal Tes Akhir Siklus I Jabarkanlah bentuk – bentuk logaritma dibawah ini:
1. )log( 32 zyx
2. 35 log
xy
Hitunglah hasil dari:
3. 9log4log 66 +
4. 2log54log 33 −
Lampiran 15
Soal Tes Akhir Siklus II
1. Jika == makaxx ,85log 225 2. ( ) ( ) =25log49log 75 x 3. == 49log,7log 82 makaaJika
SIKLUS I Nama Sekolah : MAN Semarang 2 Mata Pelajaran : Matematika Materi Pelajaran : Logaritma Kelas / Semester : X A / Gasal Tahun Pelajaran : 2009 – 2010
Keterangan : T : Tuntas TT : Tidak Tuntas Nilai Hasil Akhir = Nilai Kuis + Nilai Evaluasi Dengan Kriteria : Jawaban benar sepenuhnya : nilai 10 Jawaban benar kurang sedikit : nilai 8 Jawaban mendekati benar : nilai 5 Jawaban salah : nilai 3 Tidak diisi : nilai 0 Nilai rata – rata = 74.29 Jumlah peserta didik yang tuntas belajar = 32 Ketuntasan Klasikal = 71.1 Ketuntasan dapat dilihat dari peserta didik yang mampu menyelesaikan / mencapai nilai minimal 70.
Guru Mapel Matematika
(Dra. Rus Hamidah M.Pd)
Lampiran 18
TABEL HASIL BELAJAR KELAS X A SIKLUS II
Nama Sekolah : MAN Semarang 2 Mata Pelajaran : Matematika Materi Pelajaran : Logaritma Kelas / Semester : X A / Gasal Tahun Pelajaran : 2009 – 2010
No. Nama Nilai Yang Diperoleh
Nilai Ket Kuis Evaluasi 1 2 1 2 3
1 Agus Nuryono 20 20 12 8 8 68 TT 2 Ahmd Adzlan 20 20 20 20 8 88 T 3 Aida Fitria K. 20 20 20 20 12 92 T 4 Akhlis Nur Sofi 20 12 12 8 8 60 TT 5 Ari Setiawan 20 12 20 8 12 72 T 6 Bahar Mario NS 20 12 20 20 12 84 T 7 Dedy Santoso 20 12 20 8 12 72 T 8 Dheanira IRS 20 20 12 8 12 72 T 9 Diah Fitriyani 20 20 20 20 12 92 T 10 Dwi Arifiani 20 20 20 20 20 100 T 11 Eka Oktavia P 20 12 20 12 12 76 T 12 Galih Afrizal T 20 12 20 8 20 80 T 13 Indah Yulianti 20 20 12 12 8 72 T 14 Khisnul Ulum 20 12 20 20 8 80 T 15 Kholifatul H 20 12 20 8 12 72 T 16 Lailatur R 20 12 20 8 12 72 T 17 Lia Fuada Z 20 20 12 12 12 76 T 18 Lilis Setiyowati 20 20 20 8 20 88 T 19 Liyya MN 20 20 12 8 12 72 T 20 Lucyana 20 12 20 8 12 72 T 21 M. Khafidhul M 20 12 12 8 12 64 TT 22 M. Kharis Fuadi 20 20 20 20 12 92 T 23 Miftahul Choir 20 12 20 12 12 76 T 24 Miftahul R 20 20 20 8 12 80 T 25 Mina Kusania 20 12 20 8 12 72 T 26 M. Idham K 20 20 20 20 20 100 T 27 M. Zulfikar 20 20 20 8 8 76 T 28 Mundakiroh 20 20 12 20 8 80 T 29 Nadhifah 20 12 20 20 12 84 T 30 Ninik Wijayanti 20 12 20 8 12 72 T 31 Nur Inayatul L 20 20 20 8 8 76 T 32 Nur Santi H 20 12 20 20 8 80 T
33 Nurul Khasanah 20 20 20 8 12 80 T 34 Riska Dita V 20 20 20 8 12 80 T 35 Rizqi Nur Laela 20 20 20 12 12 84 T 36 Sani Nur H 20 20 20 20 12 92 T 37 Sellinda A 20 20 20 20 20 100 T 38 Sigit Prayogo 20 20 20 8 8 76 T 39 Siti Kodriyah 20 20 20 20 12 92 T 40 Ulil Amri 20 12 12 20 12 76 T 41 Wahyu Setiono 20 12 12 20 12 76 T 42 Widarti 20 20 20 8 12 80 T 43 Yasinta MS 20 20 20 8 12 80 T 44 Yoga Ari S 20 20 20 8 12 80 T 45 Zainul Wafa 20 20 20 8 8 76 T
JUMLAH 3584 RATA - RATA 79.64
Keterangan : T : Tuntas TT : Tidak Tuntas Nilai Hasil Akhir = Nilai Kuis + Nilai Evaluasi Dengan Kriteria : Jawaban benar sepenuhnya : nilai 20 Jawaban benar kurang sedikit : nilai 12 Jawaban salah : nilai 8 Tidak diisi : nilai 0 Nilai rata – rata = 79.64 Jumlah peserta didik yang tuntas belajar = 42 Ketuntasan Klasikal = 93.3 % Ketuntasan dapat dilihat dari peserta didik yang mampu menyelesaikan / mencapai nilai minimal 70.
Guru Mapel Matematika
(Dra. Rus Hamidah M.Pd)
Lampiran 19 DAFTAR NAMA ANGGOTA KELOMPOK
Sunan Gunung Jati Sunan Muria Sunan Kalijaga 1. Miftahul Choir 2. M. Kharis Fuadi 3. Yasinta
Maulidsari 4. Miftahul
rohmah 5. Lucyana
1. Akhlis Nur Sofi 2. Dwi Arifiani 3. Eka Oktavia P 4. Ari Setiawan 5. Indah Yulianti
R S 3. Aida Fitria K 4. Ahmad Adzlan 5. Diah Fitriyani
1. Sigit Prayogo 2. Nur Inayatul
Laili 3. Ulil Amri 4. Nur Santi
Hidayah 5. Ninik
Wijayanti Sunan Bonang Sunan Kudus Sunan Giri
1. Wahyu Setiono 2. Sani Nur
Hidayah 3. Widarti 4. St Kodriyah 5. Selinda A
1. M. Zulfikar 2. Mundakiroh 3. Nadhifah 4. Mina Kusania 5. M. Idham
Kholid
1. Riska Ditaviviani
2. Nurul Khasanah
3. Rizqi Nur Laela
4. Zainul Wafa 5. Yoga Ari
Setiawan
Lampiran 20 ANGKET PENILAIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
UNTUK MENGETAHUI MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA SIKLUS I
Bacalah petunjuk terlebih dahulu. Petunjuk :
1. Jawablah pertanyaan ini dengan baik dan sungguh – sungguh 2. Beri tanda (√) pada jawaban yang anda anggap benar.
Keterangan : SS : Sangat Setuju S : Setuju TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
Kisi – kisi Indikator Pertanyaan SS S 1.Perhatian peserta didik terhadap pelajaran matematika menggunakan model pembelajaran TGT
Kehadiran saat pelajaran
1.Saya sedih jika tertinggal mata pelajaran matematika.
2.Saya sangat bersemangat jika mengikuti mata pelajaran matematika.
3.Saya sangat sedih jika tidak masuk sekolah.
Persiapan Pelajaran
4.Saya belajar malam hari jiak besoknya ada pelajaran matematika.
5. Saya selalu membawa buku catatan untuk mata pelajaran matematika.
Usaha mendalami pelajaran
6.Saya selalu mengulang pelajaran matematika dirumah.
7. Saya selalu mengaplikasikan konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Partisipasi Mendengarkan 8.Saya selalu
peserta didik dalam belajar mengajar menggunakan model pembelajaran TGT
pelajaran mendengarkan penjelasan guru bila pelajaran matematika berlangsung.
9.Saya selalu memperhatikan jika guru sedang menerangkan pelajaran matematika.
Kemampuan untuk bertanya
10.Bila ada materi yang tidak saya pahami, saya akan bertanya kepada guru/teman sekelompok.
Kemampuan mengikuti game dan kuis
11.Saya sangat senang mengikuti game dan kuis.
12.Saya bersemangat mengerjakan soal dalam game dan kuis.
Kemampuan menjawab dalam kuis dan game
13.Saya menjawab dengan benar soal kuis dan game.
14.Saya mewakili kelompok menulis dipapan tulis.
Kemauan untuk mencatat pelajaran
15.Saya mencatat apa yang diterangkan oleh guru.
16.Saya mencata apa yang ditulis dipapan tulis.
Kemampuan menjelaskan
17.Saya selalu menjelaskan kepada teman sekelompok bila diantara mereka ada yang belum paham.
Penilaian peserta didik terhadap pelajaran
Tanggapan tentang pelajaran
18.Menurut saya pelajaran matematika merupakan pelajaran yang mudah.
19.Saya merasa senang saat mengerjakan
soal-soal matematika.
Tanggapan tentang diskusi
20.Saya lebih leluasa bila berdiskusi dengan teman.
21.Berdiskusi dengan teamn tentang materi dan soal matematika membuat saya tambah paham.
Sikap peserta didik terhadap tugas dari guru
Kemauan untuk mengerjakan
22.Bila ada soal yang sulit saya akan berusaha sampai saya bias menyelesaikannya.
23.Saya hanya mengerjakan soal yang bisa saya kerjakan.
Kemauan mengumpulkan tugas
24.Saya berusaha mengumpulkan tugas dengan tepat waktu meskipun ada beberapa soal yang belum selesai.
25.Saya akan mengumpulkan tugas setelah semua sudah selesai saya kerjakan.
Sikap peserta didik terhadap kelompoknya
Kemauan meningkatkan skor
26.Dengan usaha keras saya akan berusaha meningkatkans kor tim.
27.Saya mengerjakan kuis dengan sungguh-sungguh tanpa menyontek teman.
Kemauan kerjasama
28.Saya selalu bekerjasama dengan baik dengan teman-teman sekelompok.
29.Kelompok saya selalu saling
menyemangati dalam belajar dan mengerjakan soal.
Sikap peserta didik terhadap model pembelajaran TGT
30.Saya sangat senang jika guru menggunakan model pempbelajaran TGT.
Kriteria penilaian untuk tiap 1 pertanyaan adalah sebagai berikut:
a. Skor 3 untuk peserta didik yang sangat setuju dengan pertanyaan . b. Skor 2 untuk peserta didik yang setuju dengan pertanyaan. c. Skor 1 untuk peserta didik yang tidak setuju dengan pertanyaan. d. Skor 0 untuk peserta didik yang sangat tidak setuju dengan pertanyaan.
Indikator motivasi belajar peserta didik adalah sebagai berikut: Skor %85≥ : motivasi belajar peserta didik tinggi. 65% ≤ Skor ≤ 84% : motivasi belajar peserta didik sedang. 45% ≤ Skor ≤ 64% : motivasi belajar peserta didik cukup. Skor ≤ 44% : motivasi belajar peserta didik kurang.
Adapun rumus yang digunakan untuk rata – rata skor motivasi belajar semua peserta didik adalah:
PX
x ∑=
Keterangan: x = Rata – rata skor motivasi peserta didik ∑X = Jumlah seluruh skor P = Jumlah peserta didik
Lampiran 21 ANGKET PENILAIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
UNTUK MENGETAHUI MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA SIKLUS II
Bacalah petunjuk terlebih dahulu. Petunjuk :
1. Jawablah pertanyaan ini dengan baik dan sungguh – sungguh 2. Beri tanda (√) pada jawaban yang anda anggap benar.
Keterangan : SS : Sangat Setuju S : Setuju TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
Kisi – kisi Indikator Pertanyaan SS S TS STS1.Perhatian peserta didik terhadap pelajaran matematika menggunakan model pembelajaran TGT
Kehadiran saat pelajaran
1.Saya sedih jika tertinggal mata pelajaran matematika.
2.Saya sangat bersemangat jika mengikuti mata pelajaran matematika.
3.Saya sangat sedih jika tidak masuk sekolah.
Persiapan Pelajaran
4.Saya belajar malam hari jiak besoknya ada pelajaran matematika.
5. Saya selalu membawa buku catatan untuk mata pelajaran matematika.
Usaha mendalami pelajaran
6.Saya selalu mengulang pelajaran matematika dirumah.
7. Saya selalu mengaplikasikan konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Partisipasi peserta didik
Mendengarkan pelajaran
8.Saya selalu mendengarkan
dalam belajar mengajar menggunakan model pembelajaran TGT
penjelasan guru bila pelajaran matematika berlangsung.
9.Saya selalu memperhatikan jika guru sedang menerangkan pelajaran matematika.
Kemampuan untuk bertanya
10.Bila ada materi yang tidak saya pahami, saya akan bertanya kepada guru/teman sekelompok.
Kemampuan mengikuti game dan kuis
11.Saya sangat senang mengikuti game dan kuis.
12.Saya bersemangat mengerjakan soal dalam game dan kuis.
Kemampuan menjawab dalam kuis dan game
13.Saya menjawab dengan benar soal kuis dan game.
14.Saya mewakili kelompok menulis dipapan tulis.
Kemauan untuk mencatat pelajaran
15.Saya mencatat apa yang diterangkan oleh guru.
16.Saya mencata apa yang ditulis dipapan tulis.
Kemampuan menjelaskan
17.Saya selalu menjelaskan kepada teman sekelompok bila diantara mereka ada yang belum paham.
Penilaian peserta didik terhadap pelajaran
Tanggapan tentang pelajaran
18.Menurut saya pelajaran matematika merupakan pelajaran yang mudah.
19.Saya merasa senang saat mengerjakan
soal-soal matematika.
Tanggapan tentang diskusi
20.Saya lebih leluasa bila berdiskusi dengan teman.
21.Berdiskusi dengan teamn tentang materi dan soal matematika membuat saya tambah paham.
Sikap peserta didik terhadap tugas dari guru
Kemauan untuk mengerjakan
22.Bila ada soal yang sulit saya akan berusaha sampai saya bias menyelesaikannya.
23.Saya hanya mengerjakan soal yang bisa saya kerjakan.
Kemauan mengumpulkan tugas
24.Saya berusaha mengumpulkan tugas dengan tepat waktu meskipun ada beberapa soal yang belum selesai.
25.Saya akan mengumpulkan tugas setelah semua sudah selesai saya kerjakan.
Sikap peserta didik terhadap kelompoknya
Kemauan meningkatkan skor
26.Dengan usaha keras saya akan berusaha meningkatkans kor tim.
27.Saya mengerjakan kuis dengan sungguh-sungguh tanpa menyontek teman.
Kemauan kerjasama
28.Saya selalu bekerjasama dengan baik dengan teman-teman sekelompok.
29.Kelompok saya selalu saling
menyemangati dalam belajar dan mengerjakan soal.
Sikap peserta didik terhadap model pembelajaran TGT
30.Saya sangat senang jika guru menggunakan model pempbelajaran TGT.
Kriteria penilaian untuk tiap 1 pertanyaan adalah sebagai berikut:
e. Skor 3 untuk peserta didik yang sangat setuju dengan pertanyaan . f. Skor 2 untuk peserta didik yang setuju dengan pertanyaan. g. Skor 1 untuk peserta didik yang tidak setuju dengan pertanyaan. h. Skor 0 untuk peserta didik yang sangat tidak setuju dengan pertanyaan.
Indikator motivasi belajar peserta didik adalah sebagai berikut: Skor %85≥ : motivasi belajar peserta didik tinggi. 65% ≤ Skor ≤ 84% : motivasi belajar peserta didik sedang. 45% ≤ Skor ≤ 64% : motivasi belajar peserta didik cukup. Skor ≤ 44% : motivasi belajar peserta didik kurang.
Adapun rumus yang digunakan untuk rata – rata skor motivasi belajar semua peserta didik adalah:
PX
x ∑=
Keterangan: x = Rata – rata skor motivasi peserta didik ∑X = Jumlah seluruh skor P = Jumlah peserta didik
Lampiran 22 Hasil Angket Motivasi Belajar Peserta Didik
Keterangan : NA : Nomor Absen J : Jumlah Skor P : Prosentase K : Keterangan Keterangan Penilaian: T : Tinggi S : Sedang C : Cukup K : Kurang Indikator motivasi belajar peserta didik adalah sebagai berikut:
Skor %85≥ : motivasi belajar peserta didik tinggi.
Jumlah Skor Keseluruhan : 3013 Rata – rata : 70 Prosentase : 77.78%
Keterangan : NA : Nomor Absen J : Jumlah Skor P : Prosentase K : Keterangan Keterangan Penilaian: T : Tinggi S : Sedang C : Cukup K : Kurang Indikator motivasi belajar peserta didik adalah sebagai berikut:
Skor %85≥ : motivasi belajar peserta didik tinggi.
Nilai Kelompok : 9.8No. Nama SD NG Kelompok 1 Kholifatul Hasanah 32
2
Sunan Drajat
2 Lailatur Raichah 32 3 Dedy Santoso 32 4 Khisnul Ulum 32 5 Bahar Mario Nor Hadi 32
Jumlah Rata – rata
160 2 TIM HEBAT 8
Nilai Kelompok : 10No. Nama SD NG Kelompok 1 Galih Afrizal Tanjung 32
2
Sunan
Kalijaga 2 Lia Fuada Zuhria 40 3 M. Khafidhul Mufid 32 4 Lilis Setiyowati 40
5 Liyya Muflikhatun N 40 Jumlah
Rata – rata 184 2 TIM
HEBAT 9.2 Nilai Kelompok : 11.2
No. Nama SD NG Kelompok 1 Agus Nuryono 40
2
Sunan Ampel
2 Dheanira Intan Risky S 40 3 Aida Fitria K 40 4 Ahmad Adzlan 40 5 Diah Fitriyani 40
Jumlah Rata – rata
200 2 TIM SUPER 10
Nilai Kelompok : 12 No. Nama SD NG Kelompok 1 Sigit Prayogo 40
1
Sunan Gresik
2 Nur Inayatul Laili 40 3 Ulil Amri 32 4 Nur Santi Hidayah 32 5 Ninik Wijayanti 32
Jumlah Rata – rata
176 1 TIM KURANG 8.8
Nilai Kelompok : 8.8 No. Nama SD NG Kelompok 1 M. Zulfikar 40
1,1
Sunan Kudus
2 Mundakiroh 40 3 Nadhifah 32 4 Mina Kusania 32 5 M. Idham Kholid 40
Jumlah Rata – rata
184 2 TIM HEBAT 9.2
Nilai Kelompok : 11.2 No. Nama SD NG Kelompok
1 Wahyu Setiono 32
2,2
Sunan
Bonang 2 Sani Nur Hidayah 40 3 Widarti 40 4 St Kodriyah 40 5 Selinda A 40
Jumlah Rata – rata
192 4 TIM SUPER 9.6
Nilai Kelompok : 13.6 Keterangan : SD : Skor Dasar (Kuis) NG : Nilai Game
Lampiran 27 NILAI ULANGAN HARIAN MATERI POKOK AKAR PANGKAT
KELAS X A TAHUN PELAJARAN 2009-2010
No. Nama Nilai 1 Agus Nuryono 60 2 Ahmd Adzlan 40 3 Aida Fitria K. 55 4 Akhlis Nur Sofi 45 5 Ari Setiawan 55 6 Bahar Mario NS 50 7 Dedy Santoso 60 8 Dheanira IRS 60 9 Diah Fitriyani 45 10 Dwi Arifiani 40 11 Eka Oktavia P 30 12 Galih Afrizal T 65 13 Indah Yulianti 4514 Khisnul Ulum 60 15 Kholifatul H 65 16 Lailatur R 55 17 Lia Fuada Z 40 18 Lilis Setiyowati 35 19 Liyya MN 55 20 Lucyana 40 21 M. Khafidhul M 40 22 M. Kharis Fuadi 55 23 Miftahul Choir 30 24 Miftahul R 60 25 Mina Kusania 50 26 M. Idham K 60 27 M. Zulfikar 40 28 Mundakiroh 45 29 Nadhifah 35 30 Ninik Wijayanti 40 31 Nur Inayatul L 60 32 Nur Santi H 65 33 Nurul Khasanah 55 34 Riska Dita V 40 35 Rizqi Nur Laela 35 36 Sani Nur H 45 37 Sellinda A 55 38 Sigit Prayogo 30 39 Siti Kodriyah 35
40 Ulil Amri 50 41 Wahyu Setiono 60 42 Widarti 45 43 Yasinta MS 60 44 Yoga Ari S 55 45 Zainul Wafa 40
JUMLAH 2185 RATA - RATA 48.55
Lampiran 28
Nilai sub materi sifat-sifat logaritma kelas X A pada tahun pelajaran 2008-2009
No. Nama Nilai Ket. 1 Agustina 55 TT 2 Ahmad Bashori 72 T 3 Ahmad Khamid Fajar 75 T 4 Ahmad Nasrullah 40 TT 5 Anggreini Kumala Sari 75 T 6 Askhabul Falaq 50 TT 7 Ayu Diah Rahmatika Wijayanti 53 TT 8 Choirun Nisa’ 54 TT 9 Dwi Bachtiar 71 T 10 Eka Werdiawati 63 TT 11 Eni Haryanti 43 TT 12 Fonny Ayu Susiyanti 54 TT 13 Halimatussa’diyah 35 TT 14 Ika Atiul Wijayanti 50 TT 15 Imron Amirullah 52 TT 16 Lutfhi Hakim 75 T 17 M Khoirul Umam 80 T 18 M Agung Wibowo 35 TT 19 M Bysri 72 T 20 M Khoirul Imam 54 TT 21 M Nur Aziz 42 TT 22 Musa’adah 59 TT 23 Nanang Sugiyo Setono 53 TT 24 Ngatini 75 T 25 Nur Kholik 56 TT 26 Nurul Annisa 75 T 27 Rifki Sahab 73 T 28 Roro Ayuninghati 72 T 29 Samsul Ma’arif 53 TT 30 Siti Khoiriyah 71 T 31 Siti Nur Aliyah 40 TT 32 Siti Zulaikhah 75 T 33 Siti Istiqomah 51 TT 34 Sunarti 71 T 35 Susi Setiyowati 42 TT 36 Umy Kulsum 43 TT 37 Miftahul Janan 71 T Jumlah 2180
Nilai Rata-rata 58.92
Ketuntasan Klasikal 40%
Nilai sub materi sifat-sifat logaritma kelas X A pada tahun pelajaran 2007-2008
No. Nama Nilai Ket. 1 Aji Saifullah 34 TT 2 Anik Listiati 28 TT 3 Ari Dwi Antono 71 T 4 Aris Cristianto 78 T 5 Ahmad Habib 23 TT 6 Asikin 77 T 7 Andi Bawi Ginanjar 35 TT 8 Anis Inaroh 79 T 9 Catur Wahyu Setioningsih 71 T 10 Dwi surya setianingsih 78 T 11 Dian Agustina 75 T 12 Fitriyanti 71 T 13 Hisyam Ali 73 T 14 Ifrokhah 46 TT 15 Koko Amianto 43 TT 16 Joko Nugroho 75 T 17 Jum’atir Rofiah 34 TT 18 Masadah 51 TT 19 Maria Ulfa 74 T 20 M Hatta 72 T 21 M Munir Amin 42 TT 22 M Abdul Kholis 76 T 23 Munirotul Hasanah 41 TT 24 Nena Nur Khamidah 73 T 25 Nur Janah 74 T 26 Nur Afiah 50 TT 27 Nurrohmah 75 T 28 Rochayanah 80 T 29 Rudi Pamungkas 74 T 30 Siti Anisah 45 TT 31 Siti Nur Janah 73 T 32 Siti Nur Antia 36 TT 33 Suro Wibowo 53 TT 34 Tantri Adi Ningsih 32 TT 35 Umu Mukarumah 71 T Jumlah 2154
Nilai Rata-rata 59.54 Ketuntasan Klasikal 57%
Dari data 2 tahun pelajaran berturut-turut didapat :
Nilai rata-rata pra siklus : 23.592
46.1182
54.5992.582
==+
=+ NBNA
Jadi untuk pra siklus nilai rata-ratanya adalah 59.23
Ketuntasan Klasikal pra siklus : %5.482%97
2%57%40
2==
+=
+ KKBKKA
Jadi untuk pra siklus ketuntasan klasikalnya adalah 48.5%
Keterangan:
Ket. : Keterangan
T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
NA : Nilai rata-rata tahun pelajaran 2008-2009
NB : Nilai rata-rata tahun pelajaran 2007-2008
KKA : Ketuntasan Klasikal tahun pelajaran 2008-2009
KKB : Ketuntasan Klasikal tahun pelajaran 2007-2008
Guru Mata Pelajaran Matematika Tahun Pelajaran 2008-2009 dan 2007-2008
(Isti’anah S.Pd.)
Lampiran 29
ANGKET DIISI GURU Bacalah petunjuk terlebih dahulu. Petunjuk :
1. Jawablah pertanyaan ini dengan baik dan sungguh – sungguh 2. Beri tanda (√) pada jawaban yang anda anggap benar.
Keterangan : SS : Sangat Setuju S : Setuju TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
Kisi – kisi Indikator Pertanyaan SS S TS STS Perhatian peserta didik terhadap pelajaran matematika
Kehadiran saat pelajaran
1.Peserta didik sedih jika tertinggal mata pelajaran matematika.
√
2. Peserta didik sangat bersemangat jika mengikuti mata pelajaran matematika.
√
3. Peserta didik sangat sedih jika tidak masuk sekolah.
√
Persiapan Pelajaran
4. Peserta didik selalu membawa buku catatan untuk mata pelajaran matematika.
√
Partisipasi peserta didik dalam belajar mengajar
Mendengarkan pelajaran
5. Peserta didik selalu mendengarkan penjelasan guru bila pelajaran matematika berlangsung.
√
6.Peserta didik selalu memperhatikan jika guru sedang menerangkan pelajaran matematika.
√
Kemampuan untuk bertanya
7. Bila ada materi yang tidak peserta didik pahami, peserta didik akan bertanya kepada guru/teman.
√
Kemauan untuk mencatat pelajaran
8. Peserta didik mencatat apa yang diterangkan oleh guru.
√
9. Peserta didik mencatat apa yang ditulis dipapan tulis.
√
Kemampuan menjelaskan
10.Peserta didik selalu menjelaskan kepada teman bila diantara mereka ada yang belum paham.
√
Penilaian peserta didik terhadap pelajaran
Tanggapan tentang pelajaran
11.Menurut peserta didik pelajaran matematika merupakan pelajaran yang mudah.
√
12.Peserta didik merasa senang saat mengerjakan soal-soal matematika.
√
Sikap peserta didik terhadap tugas dari guru
Kemauan untuk mengerjakan
13.Bila ada soal yang sulit peserta didik akan berusaha sampai peserta didik bisa menyelesaikannya.
√
14.Peserta didik hanya mengerjakan soal yang bisa peserta didik kerjakan.
√
Kemauan mengumpulkan tugas
15.Peserta didik berusaha mengumpulkan tugas dengan tepat waktu meskipun ada beberapa soal yang belum selesai.
√
16.Peserta didik akan mengumpulkan tugas setelah semua sudah selesai peserta didik kerjakan.
√
Sikap peserta didik terhadap model konvensional
17.Peserta didik sangat senang jika guru menggunakan model model konvensional.
√
Motivasi belajar :
%47%1005124
=x
Dari angket yang diisi oleh guru pada tahun pelajaran sebelumnya
didapat bahwa motivasi peserta didik masih rendah yaitu 47%.
Guru Mata Pelajaran Matematika Tahun Pelajaran 2008-2009 dan 2007-2008
(Isti’anah S.Pd.)
Lampiran 30
DOKUMENTASI SELAMA PENELITIAN
Peserta didik memperhatikan ketika guru menjelaskan materi
Guru sedang mengocok kartu bernomor
Guru sedang memperlihatkan kartu bernomor
Peserta didik sedang mengerjakan evaluasi
Peserta didik sedang berdiskusi kelompok membahas lembar kegiatan
Perwakilan kelompok sunan ampel mengerjakan soal game dipapan tulis
Perwakilan dari kelompok sunan bonang mengerjakan soal game
Kelompok sunan bonang sedang mengerjakan soal game
Guru memberikan penghargaan kepada Sani Nur Hidayah