Top Banner

of 17

Penerapan Konsep Nilai Waktu Uang Pada Suatu Perusahaan

Jul 18, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

PENERAPAN KONSEP NILAI WAKTU UANG PADA SUATU PERUSAHAAN

Disusun Oleh: VIRKA LIRAWATY RUFAIDA41 MMSI-2

Dosen : Dr. LANA SULARTO, SE, MMSI

MANAJEMEN SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012

Konsep Nilai Waktu dari UangNilai waktu dari uang merupakan konsep sentral dalam manajemen keuangan. Pemahaman nilai waktu uang sangat penting dalam studi manajemen keuangan. Banyak keputusan dan teknik dalam manajemen keuangan yang memerlukan pemahaman nilai waktu uang. Biaya modal, analisis keputusan investasi (penganggaran modal), analisis alternatif dana, penilaian surat berharga, merupakan contoh-contoh teknik dan analisis yang memerlukan pemahaman konsep nilai waktu uang. Time value of money atau dalam bahasa Indonesia disebut nilai waktu uang adalah merupakan suatu konsep yang menyatakan bahwa nilai uang sekarang akan lebih berharga dari pada nilai uang masa yang akan datang atau suatu konsep yang mengacu pada perbedaan nilai uang yang disebabkan karena perbedaaan waktu. Dalam memperhitungkan, baik nilai sekarang maupun nilai yang akan datang maka kita harus mengikutkan panjangnya waktu dan tingkat pengembalian maka konsep time value of money sangat penting dalam masalah keuangan baik untuk perusahaan, lembaga maupun individu. Dalam perhitungan uang, nilai Rp. 1.000 yang diterima saat ini akan lebih bernilai atau lebih tinggi dibandingkan dengan Rp. 1.000 yang akan diterima dimasa akan datang. Hal tersebut sangat mendasar karena nilai uang akan berubah menurut waktu yang disebabkan banyak factor yang mempengaruhinya seperti.adanya inflasi, perubahan suku bunga, kebijakan pemerintah dalam hal pajak, suasana politik, dll. Konsep nilai waktu uang sebenarnya ingin mengatakan bahwa jika kita punya uang sebaiknya -bahkan seharusnya- diinvestasikan sehingga nilai uang itu tidak menyusut dimakan waktu. Sebab, jika uang itu didiamkan, ditaruh di bawah bantal, brankas, atau lemari besi maka uang itu tidak bekerja dan karenanya nilainya semakin lama semaki turun.

Konsep Nilai Waktu Uang Investasi pada umumnya memerlukan jangka waktu yang panjang, untuk itu perlu dinilai apakah investasi tersebut dapat memberikan seberapa besar kelayakannya. Untuk itu perlu konsep nilai waktu uang time value of money dan beberapa metode penilaiannya .Nilai waktu uang pada dasarnya membahas tentang bunga interest menurut Riggs dkk yang dikutip Robert J.K. (1997) ada dua macam bunga, yaitu bunga biasa simple interest dan bunga majemuk compount interest . 1. Bunga Biasa

Bunga biasa adalah perhitungan bunga yang sederhana dengan menggunakan formula sebagai berikut. Rumus: I=pin

Keterangan :

P = jumlah atau nilai sekarang F = jumlah atau nilai yang akan datang i = tingkat bunga pada suatu periode n = waktu Contoh : Bila seseorang meminjam sejumlah uang P dengan bunga i maka uang yang harus dikembalikan adalah F (harga yang akan datang) = P + i = P + P i n P(1+in)

2. Bunga Majemuk Bunga yang didapat pada suatu periode dibungakan lagi sehingga berlipat (majemuk). Bila dilihat dengan rumus menjadi Tahun pertama = F1 = P ( 1 + i ) Tahun kedua = F2 = F1 ( 1 + i ) = P (1+i)(1+i) = P (1+i)2 Tahun ketiga = F3 = F2 ( 1 + i ) = P (1+i)3 .. Tahun ke-n = Fn = P (1+i)n

Nilai Sekarang Nilai sekarang present value menunjukkan berapa nilai uang pada saat ini untuk nilai tertentu di masa yang akan datang. Apabila sejumlah uang yang diinginkan A pada waktu 1 tahun lagi dan PV menunjukkan jumlah uang yang ditabung serta i merupakan tingkat bunga, maka:

Rumus: A = PV ( 1 + i ) PV = A : (1+i)

TEKNIK ANALISIS INVESTASI Pada umumnya di dalam menganalisis suatu investasi dikenal ada 7(tujuh) model, di antaranya : 1. Intuisi Seringkali keputusan investasi yang dibuat oleh manajer didasarkan atas intuisi. Sikap seperti ini sering dilakukan oleh perusahaan yang relatif masih kecil. Banyak sekali manajer yang menyadari evaluasi subjektif mengenai berbagai alternatif dari pada membuat analisis keputusan kuantitatif yang terperinci. Faktor kunci keputusan mereka adalah derajat kepentingan atau kemampuan untuk menangguhkan proyek investasi. Tidak sedikit dari para manajer ini datang kepada para dukun atau paranormal ataupun para kiai. Dalam perusahaan yang menengah dan besar maka sangat sulit menerapkan konsep intuisi ini dan merupakan metode yang sulit untuk dibenarkan. 2. Metode periode pengembalian (payback period). Ini merupakan metode yang paling sederhana dan paling banyak dipakai dalam mengukur tingkat kewajaran atau kelayakan suatu proyek investasi. Metode ini tidak memasukkan unsur nilai waktu uang di dalam perhitungannya. Periode pengembalian didefinisikan sebagai banyaknya periode (tahun) yang diperlukan untuk menutup pengeluaran investasi yang dilakukan. Manakala usulan investasi diharapkan menghasilkan aliran kas yang jumlah setiap tahunnya sama maka metode ini dapat ditetapkan secara sederhana dengan cara membagi pengeluaran investasi awal dibagi jumlah aliran kas masuk. Metode periode pengembalian mempunyai keuntungan tertentu, diantara-nya mudah menghitung dan mudah dimengerti. Metode ini sangat tepat digunakan oleh proyek investasi yang mempunyai masa manfaat relatif pendek. Jika perekonomian suatu negara dalam situasi dan kondisi penerapan kebijaksanaan uang ketat, maka

proyek yang tingkat periode pengembaliannya yang terpendeklah yang dipilih sebab akan menghasilkan tingkat kembali investasi yang lebih besar meskipun sangat terkait sekali dengan kesediaan dana. Dari uraian di atas telah disebutkan, sementara metode periode pengembalian mempunyai keuntungan akan tetapi juga kelemahan yaitu : a. Metode ini mengabaikan nilai waktu dari uang (time value of money), di mana ini menyamakan uang yang akan diterima di masa yang akan datang uang pada saat ini, dalam hal ini tidak sesuai dengan prinsipyang sudah diakui oleh umum, yang menyatakan bahwa uang sekarang lebih jauh lebih berharga dan bermanfaat dari uang di masa yang akan datang (future value). b. Sulitnya menerapkan periode pengembalian yang diinginkan. c. Metode ini mengabaikan seluruh arus kas yang akan diterima setelah periode pengembalian telah sesuai dengan dana yang telah dikeluarkan dengan demikian dianggap gagal mempertimbangkan kondisi perekonomian usulan investasi. 3. Metode rata-rata tingkat pengembalian akuntansi (average annual accounting rate of return). 4. Metode nilai bersih sekarang (net present value). Jika pada 3 (tiga) metode pertama tidak memperhitungkan pengaruh waktu terhadap nilai uang maka pada pembahasan NPV ini dan selanjutnya pengaruh waktu terhadap nilai uang sudah dimasukkan ke dalam perhitungan. Dua metode yang paling banyak dipakai di dalam mengevaluasi manfaat ekonomis suatu usulan proyek investasi adalah metode periode pengembalian dan metode rata-rata tahunan tingkat kembali akuntansi, akan tetapi sayang mempunyai beberapa kelemahan dan kesukaran seringkali muncul ketika dihadapkan kepada proyek investasi yang dilematis. Untuk memberikan jalan keluar dari kelemahan dari dua metode tersebut di atas maka diperkenalknlah metode nilai bersih sekarang (net present value method) dan tingkat kembali internal (internal rate of return) suatu perusahaan. Untuk menerapkan metode nilai bersih sekarang dan metode tingkat kembali internal maka diperlukan beberapa langkah, yaitu: 1. Langkah pertama. Menetapkan tarif bunga (diskonto) yang tepat. Menetapkan tarif bunga (diskonto) yang tepat kelihatannya mudah akan tetapi sebetulnya

melalui proses perenungan dan pemikiran yang cukup panjang. Kesalahan di dalam menentukan tarif bunga (diskonto) akan berakibat cukup serius terhadap diterima atau ditolaknya suatu usulan proyek investasi yang akan kita lakukan. Diperlukan perses penjaringan dan pembandingan yang hati-hati, kira-kira berapa prosen suatu tarif bunga (diskonto) atau tarif diskonto itu dianggap layak dan wajar. Penetapan tarif bunga (diskonto) yang terlalu besar akan menyebabkan ditolaknya suatu usulan proyek padahal pihak lain menerimanya dan mengoperasionalkannya secara berhasil. Sedangkan menetapkan tarif bunga (diskonto) yang terlalu rendah akan menyebabkan suatu usulan proyek investasi diterima padahal pihak lain menolaknya. Tarif bunga (diskonto) akan menggambarkan tingkat kembali minimal yang akan diterima.

Meskipun demikian, tarif bunga (diskonto) yang tepat sangat tergantung, kepada derajat ketidakpastian suatu proyek investasi serta tingkat inflasi yang sedang melanda suatu negeri. Karena farif bunga (diskonto) merupakan titik tolak diterima atau ditolaknya suatu proyek investasi maka penetapan tarif bunga (diskonto) ini merupakan proses pengambilan keputusan yang paling rumit. 2. Langkah kedua.Menghitung nilai sekarang dari aliran kas masuk bersih yang merupakan hasil diharapkan dari diterimanya suatu proyek investasi. 3. Langkah ketiga. Menghitung nilai sekarang dari pengeluaran proyek investasi. Pengeluaran proyek Investasi yang dikeluarkan perusahaan seringkali tidak satu kali melainkan beberapa kali selama periode tertentu, misal selama satu tahun. Karena pengeluaran kas seringkali beberapa kali maka perlu ditarik ke awal periode, sehingga analisis akan dimulai dari titik awal yang sama, dan 4. Langkah keempat. Mengurangkan nilai sekarang dari pengeluaran proyek investasi dari nilai sekarang aliran kas masuk bersih. Perbedaan atau selisih ini disebut dengan istilah nilai sekarang bersih (net present value), yang secara matematis dapat ditulis dengan rumus sebagai berikut: CF1 CF2 CFn NPV = + + . . . + Io (1+k)1 (1+k)2 (1+k)n n CFt

NPV = Io t=1 (1+k)n Dimana : NPV = Net Present Value ( Nilai Bersih sekarang) CFt = Arus kas pada tahun ke-t Io K n t = Pengeluaran awal = biaya modal = umur proyek = 1,2,3,4 dst

Pada metode NPV (nilai bersih sekarang) ini tolok ukur yang digunakan adalah sebagai berikut : Jika NPV 0, maka proyek diterima Jika NPV < 0, maka proyek ditolak 5. Indek provitabilitas (provitability index). 6. Metode tingkat kembalian internal (INTERNAL RATE OF RETURN) Diantara semua analisis investasi yang ada, analisis inilah yang paling sulit, akan tetapi untuk perusahaan menengah ke atas, justru analisis inilah yang paling banyak digunakan. Tingkat kembali internal (internal rate of return) didefinisikan sebagai tingkat diskonto riil yang terjadi karena adanya serangkaian aliran kas masuk terhadap pengeluaran awal investasi. Dengan kata lain, tingkat kembali internal adalah tingkat bunga (diskonto) yang akan menyebabkan nilai sekarang bersih sama dengan 0 (nol) sebab jika nilai sekarang bersih sama dengan nol, maka nilai sekarang aliran kas masuk akan, sama dengan nilai sekarang pengeluaran awal investasi. Jika pada metode nilai sekarang bersih (net present valtie) tingkat bunga (diskonto) ditetapkan terlebih dahulu, maka pada metode tingkat kembali investasi ini; dengan adanya serangkaian aliran kas masuk dan pengeluaran investasi awal akan diketahui tingkat bunga (diskonto) riilnya.

Keputusan mengenai diterima atau ditolaknya proyek investasi tergantung kepada berapa tingkat bunga (diskonto) yang diinginkan. Jika terdapat berbagai proyek eksklusif satu sama lain maka yang akan diterima adalah proyek investasi yang mempunyai tingkat bunga (diskonto) yang tertinggi. Biasanya tingkat kembali investasi (IRR) diperbandingan dengan beban modal (BM = cost of capital), yang dipilih. Sehingga suatu proyek investasi diterima manakala IRR> COC, akan ditolak manakala IRR < COC. Rumus yang digunakan sama dengan nilai sekarang bersih (NSB), bedanya dalam metode tingkat kembali investai. (IRR), nilai i (bunga) tidak diketahui dan harus dicari. Persamaan untuk menghitung IRR adalah sebagai berikut : CF1 CF2 CFn + + . . . + Io = 0 (+IRR)1 (1+IRR)2 (1+IRR)n n CFt Io = 0 t=1 (1+k)n Maka Nilai IRR ini dapat diperkirakan dengan formula sebagai berikut: NPV1 IRR = i1 + - . (i2 - i1) 7. MIRR

KONSEP-KONSEP PENILAIANPerlu memahami nilai waktu dari uang karena, investasi perusahaan adalah jangka panjang. 1. Nilai Waktu dari uang. Orang senang uang sekarang dari pada nanti. Analisis keuangan umumnya dilakukan terhadap data keuangan yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi. Pada situasi inflasi yang tidak serius, umumnya digunakan Historical Cost untuk pencatatan transaksi keuangan. a. Bunga Berganda (Compound Interest)

-

Pada bunga berganda, bunga dari pokok pinjaman (simpanan) dikenai bunga akan dikenakan bunga pada periode selanjutnya, begitu seterusnya.

Contoh: Uang Rp. 10.000,- dibungagandakan dengan tingkat bunga 10 % atau r = 0,10 maka uang pada akhir tahun pertama menjadi : V1 = Rp. 10.000 (100 % + 10 %) = Rp. 10.000 (1 + 0,10) = Rp. 11.000,-

Maka pada akhir tahun ke 2 uang tersebut akan menjadi : V2 = Rp. 11.000 (1 + 0,10) = Rp.10.000 (1 + 0,10) (1 + 0,10) = Rp. 10,000 (1 + 0,10)2 = Rp. 12.100,- . dan seterusnya.

b. Bunga digandakan lebih dari 1 kali dalam 1 tahun. - Jika bunga dihitung 2 kali dalam 1 tahun , maka nilai uang pada akhir semester 1 akan menjadi : V1/2 = Rp. 10.000 {1 + (0,10/2)} = Rp. 10.500,Setelah akhir tahun pertama uang menjadi : V1 = Rp. 10.000 {1 + (0,10/2)}2 = Rp. Rp. 11.025,Jadi pada akhir tahun pertama terdapat selisih, yaitu : Rp. 11.025,- - Rp. 11.000,- = Rp. 25,Rumus umum : Vn = Vo {1 + (r/m)}m.n

Dimana : m : frekuensi bunga diperhitungkan dalam 1 periode. Jika m mendekati tak terbatas (infinity), maka rumus umumnya menjadi : Vn = Vo er.n Dimana : e = 2,71828. Jadi pada contoh nilai uang pada akhir tahun ke 2 akan menjadi : V2 = Rp. 10.000 (2,71828)(0,10)(2) = Rp. 12.214,c. Nilai Sekarang (Present Value) Konsep present value (PV) ini merupakan kebalikan dari konsep terminal value (Future Value = FV). Contoh : Berapa nilai sekarang (Present Value) dari uang Rp. 10.000,- yang akan diterima pada 1 tahun yang akan datang, jika bunga yang relevan adalah 18% PV = Rp. 10.000 / (1 + 0,18) = Rp. 8.475,Sedangkan nilai uang pada 2 tahun yang akan datang adalah : PV = Rp. 10.000 / (1 + 0,18)2 = Rp. 7.181,Rumus umum : PV = Vn / (1 + r)n Dimana : Vn : nilai arus kas pada waktu ke n. PV : nilai sekarang. R : tingkat bunga. Jika bunga setiap tahunnya tidak sama. Misalnya tahun pertama bunganya 18 % dan tahun kedua 15 %, maka PV arus kas nya adalah : PV = 10.000 / {(1 + 0,18)(1 + 0,15)} = Rp. 7.369,-

Jika setiap tahun kita akan menerima (atau membayar) sejumlah uang tertentu (tidak harus sama) dan penerimaan (atau pembayaran) tersebut akan terjadi selama n tahun maka PV arus kas tersebut dapat dirumuskansebagai berikut :

Untuk perhitungan PV sudah tersedia Tabel discount factor. Angka discount factor = {1 / (1 + r)} Contoh : Misalnya kita ingin menghitung nilai sekarang (PV) dari uang Rp. 100.000 yang akan kita terima 3 tahun yang akan datang dan tingkat bunga yang relevan adalah 20 %. Maka kita bisa membuka tabel discount factor pada r = 20 % dan n = 3 di tabel akan ketemu angka 0,579. Jadi nilai uang sekarang yang kita cari adalah : PV = 1000.000 x 0,579 = RP. 57.900,- (dibulatkan).

d. Anuitas (Annuity) Anuitas adalah suatu seri penerimaan atau pembayaran kas yang jumlahnya sama setiap kali penerimaan atau pembayaran. Misal kita membeli barang dengan angsuran sama setiap bukan selama sekian bulan.

Contoh : Perusahaan membeli bahan baku secara angsuran Rp 400.000 perbulan selama 6 bulan. Maka jika dihitung PV pembayaran tersebut jika tingkat bunga yang relevan 2 %, akan akan diperoleh :

-

Artinya bahan baku yang dibeli tersebut nilainya sama dengan Rp. 2.240.400,- jika dibayar tunai sekarang.

-

Angka 5,601 disebut angka discount factor annuitas yang merupakan discount factor kumulatif dari discount factor PV dari Rp. 1,-

-

Present Value jika tingkat bunga dibungagandakan lebih dari 1 kali dalam 1 tahun maka rumusnya menjadi :

Dimana : m : berapa kali bunga dihitung dalam 1 tahun. e. Perpetuity Adalah merupakan seri penerimaan (atau pembayaran) dengan pola tertentu dan berjangka waktu selamanya. Misalkan kita membeli suatu sekuritas yang akan memberikan penghasilan sebesar A setiap tahunnya selamanya (t mendekati tak terhingga), jika bunga yang relevan setiap tahunnya adalah r maka PV dari seri penerimaan (atau pembayaran) tersebut adalah :

PV = A / r Jika penerimaan (atau pembayaran) meningkat dengan tingkat pertumbuhan sebesar g maka : PV = A1 / (r g)

Dimana : A : penerimaan (atau pembayaran tahun pertama). r : tingkat bunga yang dianggap relevan. g : tingkat pertumbuhan dari penerimaan (atau pembayaran) per tahun.

f. -

Internal Rate of Return (IRR) IRR adalah tingkat bunga yang menyamakan present value dari arus kas keluar dan present value dari arus kas masuk.

Dimana : At : arus kas (keluar atau masuk) pada periode t yang sudah didiscountedkan (atau dipresent valuekan). i : IRR (tingkat bunga).

Contoh : Suatu investasi sebesar Rp. 500 juta dikeluarkan pada tahun ke 0. Diharapkan akan memberikan kas masuk bersih setiap tahun Rp. 250 juta selama 3 tahun. Berapa IRR dari investasi tersebut ?

besarnya i itulah yang disebut dengan besarnya IRR.

Jadi angka yang ada di dalam kurung kurawal nilainya adalah harus 2. Angka 2 tersebut adalah nilai discount factor anuitas pada saat n = 3. Pada tabel PV anuitas, nilai discount factor 2 terletak diantara i (tingkat bunga) 23% dan 24 %. Untuk meperoleh angka i yang tepat, digunakan cara interpolasi sebagai berikut : Tingkat bunga Discount factor Arus kas PV arus kas. Jika 23 % 2,0114 250 juta 502,850 juta 24% 1,9813 250 juta 495,325 juta selisih 1 % 7,525 juta Jadi I yang dicari nilainya adalah :

Contoh lain : Suatu perusahaan menghadapi 2 pilihan jika akan membeli sebuah mobil, yaitu dengan cara tunai ataukah angsuran. Ada penawaran, jika dibayar tunai harganya Rp. 40 juta. Jika dibayar angsuran caranya denga DP sebesar Rp. 6 juta, dan angsuran Rp. 2 juta per bulan selama 24 bulan. Berapa bunga yang harus ditanggung perusahaan jika diputuskan membeli secara angsuran ?

g. Net Present Value (NPV) Net Present Value atau nilai sekarang bersih merupakan kombinasi pengertian present value penerimaan dengan present value pengeluaran kas.

Contoh : Suatu pengembang merencanakan membangun ruko pada sebidang tanah senilai Rp. 2.000 juta. Biaya pembangunan ruko diperkirakan sebesar Rp. 5.000 juta. Lama pembangunan sekitar 1 tahun. Setelah selesai dibangun diperkirakan akan laku terjual sebesar Rp. 9.000 juta. Jika bunga yang relevan adalah 18 %, berapakah besarnya NPV ? Rp. 9.000 juta akan diterima setelah 1 tahun, jadi nilai PV nya adalah : PV penerimaan = 9.000 / (1 + 0,18) = Rp. 7.627 juta sedangkan pengeluaran (investasi) terjadi pada awal tahun (tahun ke 0).

PV pengeluaran = (2.000 + 5.000) / (1 + 18 %)0 = Rp. 7.000 juta Maka NPV = PV penerimaan - PV pengeluaran = 7.627 - 7.000 atau = - (PV pengeluaran) + PV penerimaan = - 7.000 + 7.627 = Rp. 627 juta.

Contoh : Perusahaan akan meminjam uang ke bank untuk membiayai proyek investasi sebesar Rp.10.000.000,00 dengan bunga 15% per tahun dalam waktu 4 tahun dan diangsur 4 kali. Maka bunga yang harus dibayar. Maka bunga yang harus di bayar seperti tersebut dalam tabel.

Jadi besarnya bunga pada setiap tahun, mula tahun kedua tidak mendasarkan pada sisa pinjamannya. Apabila di formulasikan: I = P.n.i Dimana: I = Besarnya keseluruhan bunga P = Besarnya pinjaman n = Jumlah tahun/bulan

i = Tingkat bunga Sedangkan jumlah yang harus dibayarkan : FV = P + I = P + P.n.i = P (1 + n.i) Dengan contoh tersebut bila tanpa menggunakan tabel, maka bunga yang harus dibayarkan selama 4 tahun. I=P.n.i = Rp. 10.000.000,00 . 4 . 15% I = Rp 6.000.000,00 Oleh karena itu pemohon harus mengembalikan utangnya.

Laporan Keuangan dan Analisis KeuanganSebelum pengambilan keputusan sebaiknya manajemen perlu memahami kondisi keuangan perusahaan. Salah satu ciri keuangan perusahaan adalah penggunaan laporan yang disusun berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi. Laporan keuangan dapat digunakan sebagai sumber informasi yang dapat dipakai untuk melakukan analisis keuangan perusahaan. Misalnya : - Kebutuhan dana akan dibiayai oleh siapa, pinjaman atau yang lain. - Apa dampaknya terhadap struktur permodalan perusahaan. - Apakah struktur permodalan tersebut masih dinilai aman. - Berapa lama jangka waktu kredit. - Berapa tingkat bunga yang masih dapat ditanggung perusahaan, dll. 1. Laporan Keuangan - Laporan keuangan yang pokok : 1. Neraca 2. Laporan Rugi Laba Neraca Neraca adalah laporan keuangan yang melaporkan jumlah kekayaan, kewajiban keuangan dan modal sendiri suatu perusahaan, pada waktu tertentu.

Jumlah kekayaan ada di sisi aktiva. Kewajiban keuangan dan modal sendiri ada di sisi pasiva. Jadi : Kekayaan persh = kewajiban finansial + modal sendiri Persamaan ini dinamakan acconting identity. Contoh : Neraca PT X pada 31 Desember 2004 (dalam jutaan rupiah)