PENERAPAN FATWA DSN NO: 17/DSN-MUI/IX/2000 PADA AKAD PEMBIAYAAN MURABḤAH DALAM PERSPEKTIF MAQĀŞID SYARĪ’AH DI PT.BPR SYARIAH BANGUN DRAJAT WARGA YOGYAKARTA Oleh: Afifuddin Kadir NIM.: 15913170 TESIS Diajukan Kepada PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA Untuk memenuhi salah satu syarat guna Memperoleh Gelar Magister Ekonomi YOGYAKARTA 2018
23
Embed
PENERAPAN FATWA DSN NO: 17/DSN-MUI/IX/2000 PADA AKAD ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENERAPAN FATWA DSN NO: 17/DSN-MUI/IX/2000
PADA AKAD PEMBIAYAAN MURABḤAH
DALAM PERSPEKTIF MAQĀŞID SYARĪ’AH
DI PT.BPR SYARIAH BANGUN DRAJAT
WARGA YOGYAKARTA
Oleh:
Afifuddin Kadir
NIM.: 15913170
TESIS
Diajukan Kepada
PROGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Untuk memenuhi salah satu syarat guna
Memperoleh Gelar Magister Ekonomi
YOGYAKARTA
2018
i
PENERAPAN FATWA DSN NO: 17/DSN-MUI/IX/2000
PADA AKAD PEMBIAYAAN MURABAḤAH
DALAM PERSPEKTIF MAQĀŞID SYARĪ’AH
DI PT. PBR SYARIAH BANGUN DRAJAT
WARGA YOGYAKARTA
Oleh:
Afifuddin Kadir
NIM.: 15913170
Pembimbing :
Dr. Rahmani Timorita Y., M.Ag
TESIS
Diajukan Kepada
PROGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Untuk memenuhi salah satu syarat guna
Memperoleh Gelar Magister Ekonomi
YOGYAKARTA
2018
ii
iii
iv
v
vi
vii
PERSEMBAHAN
Ibu dan Ayah :
Semoga mereka terus dalam lindungan dan ridha Allah
Serta senantiasa diberkahi hari-harinya
viii
MOTTO
مطل ا لغني ظلم
Menunda-nunda Pembayaran Yang Dilakukan Oleh Orang Yang Mampu Adalah
Suatu Kezaliman1
1 Hadis Riwayat (Bukhari, No 2287 dari Abu Hurairah, Muslim No 1564 dari Abu Hurairah)
dalam Kitab Subulus Salam oleh Muhammad bin Ismail Al-Amir Ash- Sha‟ani, (Jakarta: Darus Sunnah
Press, 2008), hlm. 465
ix
PEDOMAN TRANSLITERASI
ARAB-LATIN
Sesuai dengan SKB Menteri Agama RI, Menteri
Pendidikan dan Menteri Kebudayaan RI No. 158/1987 dan No. 0543b/U/1987
Tertanggal 22 Januari 1988.
I. Konsonan Tunggal
Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama
Alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan ا
- Bā‟ B ة
- Tā T ت
Sā ثŚ s (dengan titik di atas)
- Jīm J ج
Hā‟ ḥa’ h (dengan titik di ح
bawah)
- Khā‟ Kh خ
- Dāl D د
Zāl Ż z (dengan titik di atas) ذ
- Rā‟ R ر
- Zā‟ Z ز
- Sīn S ش
- Syīn Sy ش
Sād ṣ صs (dengan titik di
bawah)
Dād ḍ ضd (dengan titik di
bawah)
Tā‟ ṭ t (dengan titik di ط
x
bawah)
Zā‟ ẓ ظz (dengan titik di
bawah)
Aīn ‘ koma terbalik ke atas„ ع
- Gaīn G غ
- Fā‟ F ف
- Qāf Q ق
- Kāf K ك
- Lām L ل
- Mīm M و
Nūn N -
- Wāwu W و
Hā‟ H -
Hamzah ‘ Apostrof ء
Yā‟ Y -
II. Konsonan Rangkap karena Syaddah ditulis rangkap
Ditulis muta’addidah يتعددة
Ditulis ‘iddah عدة
III. Ta’ Marbūtah di akhir kata
a. Bila dimatikan tulis
Ditulis ḥikmah حكة
xi
Ditulis Jizyah جسية
(Ketentuan ini tidak diperlukan, bila kata-kata arab yang sudah terserap ke
dalam bahasa Indonesia, seperti zakat, salat dan sebagainya, kecuali bila
dikehendaki lafal aslinya)
b. Bila ta’ marbūtah diikuti dengan kata sandang “al” serta bacaan kedua itu
terpisah, maka ditulis dengan h
’Ditulis karāmah al-auliyā كراية الأونيبء
c. Bila ta’ marbūtah hidup atau dengan harakat, fathah, kasrah dan dammah
ditulis t
Ditulis zakāt al-fiṭr زكبة انفطر
IV. Vokal Pendek
------- - faṭḥah Ditulis A
- ------- Kasrah Ditulis I
------- - ḍammah Ditulis U
V. Vokal Panjang
1. Faṭhah + alif Ditulis Ā
Ditulis jāhiliyah جبههية
2. Faṭḥah + ya’ mati Ditulis Ā
Ditulis Tansā تـسي
xii
3. Kasrah + ya’ mati Ditulis Ī
Ditulis Karīm كـر يى
4. ḍammah + wawu mati Ditulis Ū
Ditulis Furūd فروض
VI. Vokal Rangkap
1. Faṭḥah + ya’ mati Ditulis Ai
Ditulis bainakum بيكى
2. Faṭḥah + wawu mati Ditulis Au
Aul قول Ditulis
VII. Vokal Pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan apostrof
Ditulis a’antum أأتى
Ditulis u’iddat أعدت
Ditulis la’in syakartum نئ شكـرتى
VIII. Kata Sandang Alif + Lam
a. Bila diikuti huruf Qamariyyah
Ditulis al-Qur’ān انقرآ
Ditulis al-Qiyās انقيبش
b. Bila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis dengan menggunakan huruf
Syamsiyyah yang mengikutinya, serta menghilangkan huruf l (el)-nya.
’Ditulis as-Samā انسبء
Ditulis asy-Syams انشص
xiii
IX. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat
Ditulis menurut bunyi atau pengucapannya.
Ditulis zawi al-furūd ذوى انفروض
Ditulis ahl as-Sunnah أهم انسة
xiv
ABSTRAK
PENERAPAN FATWA DSN NO: 17/DSN-MUI/IX/2000 PADA AKAD
PEMBIAYAAN MURABAḤAH DALAM PERSPEKTIF
MAQĀŞID SYARĪ’AH DI PT. PBR SYARIAH BANGUN
DRAJAT WARGA YOGYAKARTA
Afifuddin Kadir
NIM. 15913170
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis tentang
Penerapan fatwa dsn no:17/DSN-MUI/IX/2000 pada akad pembiayaan murabaḥah
dalam perspektif maqāşid syarī’ah studi kasus pada PT. BPR Syariah Bangun Drajat
Warga Yogyakarta. Penelitian ini adalah penelitian lapangan bersifat deskriptif
analisis. Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara,
observasi, dan dokumentasi.
Penelitian ini memperoleh hasil sebagai berikut: pertama, Perlakuan BDW
terhadap nasabah yang menunda-nunda pembayaran adalah bedasarkan prinsip ta’zir
sebagaimana yang tertuang dalam fatwa DSN No. 17 Tahun 2000. Yakni apabila
nasabah telat membayar kewajibannya maka bank akan melakukan pendampingan
kepada nasabah bedasarkan prinsip musyawarah. Bank akan melihat problem yang
dihadapi oleh nasabah, kenapa nasabah menunggak atau sengaja menunda-nunda
pembayaran, ketika problem nasabah diakibatkan karena keuangan nasabah lagi
merosot, maka pihak BDW akan memberikan solusi agar nasabah tersebut dapat
menunaikan kewajibannya lagi ke bank. Asalkan nasabah memiliki itikad yang baik
dan siap untuk memenuhi kewajibannya. Yang kedua, implementasi fatwa terkait
sanksi yang diberikan kepada nasabah yang menunda-nunda pembayaran, jika
ditinjau dari maqāşid syarī’ah maka, pihak yang mampu membayar utangnya tetapi
menunda-nunda dalam menunaikan kewajibannya kepada pihak bank maka, akan
menyebabkan pihak bank dirugikan dengan penundaan tersebut. Oleh karenanya
perbuatan tersebut dilarang sesuai hadis yang menyatakan bahwa menunda-nunda
pembayaran bagi orang yang mampu adalah suatu kezaliman. Dan bagi mereka
berhak diberi sanksi.
Kata Kunci: fatwa, sanksi, nasabah, pembiayaan, murabaḥah, maqāsid
xv
ABSTRACT
APLICATION OF FATWA DSN NO: 17/DSN-MUI/IX/2000 ON AKAD OF
MURABAHAH FINANCING FROM MAQASID AL SHARIAH
PERSPECTIVE (A CASE STUDY ON PT BPR SYARIAH
BANGUN DRAJAT WARGA YOGYAKARTA)
Afifuddin Kadir
Student Number. 15913170
This study aimed to describe and analyze the application of fatwa dsn no:
17/dsn-mui/ix/2000 on the akad of murabahah financing seen from the perspective of
maqasid al-shariah with a case study on PT. BPR Syariah Bangun Drajat Warga
Yogyakarta. This was a descriptive-analysis field research. The data were collected
through interview, observation, and documentation. The results of this research are as follows: first, BDW handles customers who
delay payment according to the principle of ta'zir as mentioned in fatwa DSN No. 17 of
2000. That is, if a customer pays his/her obligations late, the bank will provide assistance
to the customer based on the principle of deliberation. The bank will analyze the
problems faced by the customer, why he/she delay payment either deliberately or not.
When the delayed payment is caused by the customer's financial bad condition, then
BDW will offer solutions so that he/she can fulfill the obligations to the bank, provided
the customer has good intention and is willing to fulfill his/her obligations. Second,
regarding the application of fatwa related to sanctions given to bank customers who delay
payment, seen from maqashid al-shariah, it can be seen that the party who has the ability
to repay debt but delay the payment to the bank will make the bank face loss. Therefore
such conduct is prohibited according to a hadith stating that, in spite of being capable,
people who delay payment have committed oppression. Sanctions are allowed to be given