Top Banner
7/21/2019 Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-toksikologi-kuantitatifdoc 1/21 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Uji toksisitas diperlukan untuk penelitian obat baru selain uji farmakokinetik dan uji farmakodinamik. Uji farmakokinetik dilakukan melalui  penelitian kondisi obat di dalam tubuh, menyangkut absorbsi, distribusi, redistribusi, biotransformasi, dan ekskresi obat. Sedangkan uji farmakodinamik dilakukan untuk mengetahui efek biokimia, fisiologi obat, serta mekanisme kerja obat. Uji toksisitas suatu senyawa dibagi menjadi dua golongan yaitu uji toksisitas umum dan uji toksisitas khusus. Uji toksisitas umum meliputi berbagai pengujian yang dirancang untuk mengevaluasi keseluruhan efek umum suatu senyawa pada hewan uji. Pengujian toksisitas umum meliputi: pengujian toksisitas akut, sub-akut, dan kronik. Pengujian toksisitas khusus meliputi uji potensiasi, uji kekarsinogenikan, uji kemutagenikan, uji keteratogenikan, uji reproduksi, kulit dan mata, serta perilaku !oomis, "#$%&. 1
21

Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc

Mar 05, 2016

Download

Documents

FrellyValentino
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc

7/21/2019 Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-toksikologi-kuantitatifdoc 1/21

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Uji toksisitas diperlukan untuk penelitian obat baru selain uji

farmakokinetik dan uji farmakodinamik. Uji farmakokinetik dilakukan melalui

 penelitian kondisi obat di dalam tubuh, menyangkut absorbsi, distribusi,

redistribusi, biotransformasi, dan ekskresi obat. Sedangkan uji farmakodinamik 

dilakukan untuk mengetahui efek biokimia, fisiologi obat, serta mekanisme kerja

obat. Uji toksisitas suatu senyawa dibagi menjadi dua golongan yaitu uji toksisitas

umum dan uji toksisitas khusus.

Uji toksisitas umum meliputi berbagai pengujian yang dirancang untuk 

mengevaluasi keseluruhan efek umum suatu senyawa pada hewan uji. Pengujian

toksisitas umum meliputi: pengujian toksisitas akut, sub-akut, dan kronik.

Pengujian toksisitas khusus meliputi uji potensiasi, uji kekarsinogenikan, uji

kemutagenikan, uji keteratogenikan, uji reproduksi, kulit dan mata, serta perilaku

!oomis, "#$%&.

1

Page 2: Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc

7/21/2019 Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-toksikologi-kuantitatifdoc 2/21

BAB II

ISI

Pengertian Uji Toksisitas

Uji toksisitas merupakan salah satu uji untuk menentukan 'osis

!ethal !'()&, dimana !'() didefinisikan sebagai dosis tunggal suatu *at

yang secara statistik diharapkan akan membunuh () + hewan percobaan. Uji

toksisitas ini dilakukan dengan memberikan *at kimia yang sedang diuji

sebanyak satu kali selama masa pengujian dan diamati dalam jangka waktu

minimal jam atau lebih $-" hari&. akaran dosis yang dianjurkan paling

tidak empat peringkat dosis, berkisar dari dosis terendah yang tidak atau

hampir tidak mematikan seluruh hewan uji sampai dengan dosis tertinggi

yang dapat mematikan seluruh atau hampir seluruh hewan uji. /iasanya

 pengamatan dilakukan selama jam, kecuali pada kasus tertentu selama $-

" hari. Pengamatan tersebut meliputi: gejala-gejala klinis seperti nafsu

makan, bobot badan, keadaan mata dan bulu, tingkah laku, jumlah hewan

yang mati, serta histopatologi organ !oomis, "#$%&.

0enurut !aurence dan /ennet "##(&, dari uji toksisitas akut dapat

diperoleh gambaran kerugian yang terjadi akibat peningkatan dosis tunggal

dan bagaimana kematian dapat terjadi. Uji toksisitas dapat memberikan

gambaran tentang gejala-gejala ketoksikan terhadap fungsi penting seperti

gerak, tingkah laku, dan pernafasan yang dapat menyebabkan kematian.

!'() dapat dihubungkan dengan 1fektif 'osis () 1'()& yaitu dosis yang

secara terapeutik efektif terhadap () + dari sekelompok hewan percobaan.

2

Page 3: Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc

7/21/2019 Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-toksikologi-kuantitatifdoc 3/21

2ubungan tersebut dapat berupa perbandingan antara !'() dengan 1'()

dan disebut 3ndeks erapeutik 3&, yaitu perbandingan antara dosis obat yang

memberikan efek terapi yang samar dengan dosis obat yang menyebabkan

efek toksik yang nyata. 0akin besar indeks terapeutik suatu obat makin aman

obat tersebut.

4aktor-faktor yang berpengaruh pada !'() sangat bervariasi antara

 jenis yang satu dengan jenis yang lain dan antara individu satu dengan

individu yang lain dalam satu jenis. /eberapa faktor tersebut antara lain:

• Spesies, Strain dan 5eragaman 3ndividu

Setiap spesies dan strain yang berbeda memiliki sistem metabolisme

dan detoksikasi yang berbeda. Setiap spesies mempunyai perbedaan

kemampuan bioaktivasi dan toksikasi suatu *at Siswandono dan

/ambang, "##(&. Semakin tinggi tingkat keragaman suatu spesies

dapat menyebabkan perbedaan nilai !'(). 6ariasi strain hewan

 percobaan menunjukkan perbedaan yang nyata dalam pengujian !'()

!a*arovici dan 2aya, ))&.

• Perbedaan 7enis 5elamin

Perbedaan jenis kelamin mempengaruhi toksisitas yang disebabkan

oleh pengaruh langsung dari kelenjar endokrin. 2ewan betina

mempunyai sistem hormonal yang berbeda dengan hewan jantan

sehingga menyebabkan perbedaan kepekaan terhadap suatu toksikan

!a*arovici dan 2aya, ))&. 2ewan jantan dan betina yang sama dari

strain dan spesies yang sama biasanya bereaksi terhadap toksikan

3

Page 4: Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc

7/21/2019 Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-toksikologi-kuantitatifdoc 4/21

dengan cara yang sama, tetapi ada perbedaan kuantitatif yang

menonjol dalam kerentanan terutama pada tikus !u, "##(&.

• Umur 

2ewan-hewan yang lebih muda memiliki kepekaan yang lebih tinggi

terhadap obat karena en*im untuk biotransformasi masih kurang dan

fungsi ginjal belum sempurna 8anong, ))9&. Perbedaan aktivitas

 biotransformasi akibat suatu *at menyebabkan perbedaan reaksi dalam

metabolisme 0utschler, "##"&. Sedangkan pada hewan tua kepekaan

individu meningkat karena fungsi biotransformasi dan ekskresi sudah

menurun.

• /erat /adan

Penentuan dosis dalam pengujian toksisitas dapat didasarkan pada

 berat badan. Pada spesies yang sama, berat badan yang berbeda dapat

memberikan nilai !'() yang berbeda pula. Semakin besar berat

 badan maka jumlah dosis yang diberikan semakin besar 0utschler,

"##"&.

• ara Pemberian

!ethal dosis dipengaruhi pula oleh cara pemberian. Pemberian obat

melalui suatu cara yang berbeda pada spesies yang sama akan

memberikan hasil yang berbeda. 0enurut Siswandono dan /ambang

"##(&, pemberian obat peroral tidak langsung didistribusikan ke

seluruh tubuh. Pemberian obat atau toksikan peroral didistribusikan ke

seluruh tubuh setelah terjadi penyerapan di saluran cerna sehingga

4

Page 5: Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc

7/21/2019 Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-toksikologi-kuantitatifdoc 5/21

mempengaruhi kecepatan metabolisme suatu *at di dalam tubuh

0utschler, "##"&.

• 4aktor !ingkungan

/eberapa faktor lingkungan yang mempengaruhi toksisitas antara lain

temperatur, kelembaban, iklim, perbedaan siang dan malam.

Perbedaan temperatur suatu tempat akan mempengaruhi keadaan

fisiologis suatu hewan.

• 5esehatan hewan

Status hewan dapat memberikan respon yang berbeda terhadap suatu

toksikan. 5esehatan hewan sangat dipengaruhi oleh kondisi hewan

dan lingkungan. 2ewan yang tidak sehat dapat memberikan nilai

!'() yang berbeda dibandingkan dengan nilai !'() yang didapatkan

dari hewan sehat Siswandono dan /ambang, "##(&.

• 'iet

5omposisi makanan hewan percobaan dapat mempengaruhi nilai

!'(). 5omposisi makanan akan mempengaruhi status kesehatan

hewan percobaan. 'efisiensi *at makanan tertentu dapat

mempengaruhi nilai !'() /alls et al ., "##"&.

5eracunan dihasilkan dari jumlah racun yang relatif besar memasuki

tubuh dihitung dengan periode menit, jam, atau beberapa hari. 1valuasi tidak 

hanya mengenai !'(), tetapi juga terhadap kelainan tingkah laku, stimulasi,

aktivitas motorik, dan pernapasan mencit atau hewan percobaan lainnya

untuk mendapatkan gambaran tentang sebab kematian 'armansjah, "##(&.

5

Page 6: Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc

7/21/2019 Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-toksikologi-kuantitatifdoc 6/21

abel ;ilai !'() untuk ypermethrin pada /erbagai 2ewan Uji

Hewan Uji LD50 (mg/kg

ikus /esar <at& ("

ikus %

2amster Siria ))

2amster ina )9

=nak Sapi ())

5ambing %9-(%>

Tingkatan Uji Toksisitas

Uji toksisitas dapat dibagi ke dalam tiga kelompok menjadi i& uji akut

atau uji tingkat 3, ii& uji subkronis atau uji tingkat 33, dan iii& uji kronis atau

uji tingkat 333. Penyebutan uji level 3, 33, dan 333 menjadi relevan, karena

dalam tahun pertama juga sudah dilakukan uji kronis seperti karsinogenisiti,

namun pada bakteri. 0aksud uji tahun pertama ditujukan pada cara handling

material ?enobiotic. Uji toksisitas level 33, dilakukan dalam ,( tahun

 berikutnya dengan maksud mengkarakterisasi toksisitas ?enobiotiknya. Uji

toksisitas level 333 atau level terakhir biasanya dilakukan untuk menilai

kemungkinan dampak pada manusia.

Uji Tingkat I

Uji tingkat pertama terdiri atas beberapa uji, yakni :

• Uji dosis respons untuk mencari !'@! dan kemungkinan berbagai

kerusakan organ

• Uji iritasi mata dan kulit

6

Page 7: Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc

7/21/2019 Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-toksikologi-kuantitatifdoc 7/21

• Skrining pertama terhadap mutagenisiti

Uji dosis dan respons untuk mencari !'@! dilakukan sesuai sifat

kimawi dan fisika ?enobiotik serta pemilihan organisme uji derajat rendah&

yang paling relevan digunakan dipandang dari segi portal entri. Uji dapat

dilakukan terhadap organisme akuatik atau terrestrial, tergantung relevansi.

'osis uji divariasikan dengan perkiraan konsentrasi ?enobiotik yang ada

dalam media, dan standar yang berlaku bagi ?enobiotic dalam lingkungan. Uji

dilaksanakan dalam waktu -#> jam. <espons tentunya kematian atau bila

organisme sangat kecil, hanya imobilisasi. Uji dilakukan dalam dua tahap

 biasanya. ahap pertama untuk perkiraan rentang dosis kasar letak !'@!

()@")) yang dicari. Uji dilakukan dalam duplikat atau triplikat. Penentuan

!'@! dilakukan dengan metode probit. Program perhitungan dengan kedua

cara bisa dibuat atau dibeli, sehingga perhitungan tidak perlu dilakukan secara

manual lagi.

Uji Tingkat II

Uji tingkat 33 mewakili uji subkronis. Aaktu esei biasanya dilakukan

selama 9) hari untuk aplikasi pada kulit, dan 9)-#) hari untuk studi inhalasi

dan #) hari untuk uji oral. ujuannya adalah untuk memperoleh nilai ;B1!.

'osis yang diujikan divariasi menjadi 9- variasC diharapkan bahwa dosis

tinggi akan menyebabkan kematian, sedangkan ringan akan menunjukkan

 ;B1!. 2ewa uji biasanya tikus, anjing atau keraC dilakukan pada kedua jenis

kelamin. Pada setiap level dosis digunakan sekitar ")-) ekor jantan dan ")-

) ekor betina. 'alam uji seperti ini perlu diperhatikan faktor lingkungan

7

Page 8: Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc

7/21/2019 Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-toksikologi-kuantitatifdoc 8/21

 pengganggu dan perlu sangat hati-hati. Bbservasi harus sering, karena ingin

melihat banyak kelainan.

Uji Tingkat III

Uji tingkat 333 atau uji kronis, dilakukan dalam jangka panjang,

melebihi separuh usia hidup hewan percobaan, bahkan lebih dari satu

generasi. 1fek suatu *at disebut kronis, apabila dosis yang masuk masih dalam

unit mg@kg //@h. efeknya dapat bervariasi dari yang sangat ringan sampai

sangat berat@fatal. Dang penting dilihat adalah rentang dosis yang

menyebabkan efek ringan dan berat. /ila rentang itu sempit, maka *at tadi

 berbahaya, sebaliknya dengan rentang yang lebar.

Uji terpenting disini adalah karsinogenitas, teratogenitas, dan reproduksi.

5esemuanya ini untuk menguji :

• 0utagenisiti pada mamalia

• 5arsinogenisiti terhadap tikus selama dua tahun

• 4armakokinetik pada manusia, bila relevan

• 5linis pada manusia

• 'ata epidemiologis untuk efek terhadap eksposur akut dan kronis

• Pengujian suatu *at, tergantung pada penggunaannya dan kemungkinan

eksposur dapat diterima manusia@masyarakat.

Peng!jian Toksisitas "a#a Hewan #an Tanaman

Pengujian toksisitas pada hewan dan tanaman bergantung pada trofik suatu

tingkat pendekatan menggunakan perwakilan dari setiap tingkat trofik dalam

toksisitas spesifik tes. es berkonsentrasi pada ekosistem perairan air tawar.

 ;amun, tes individu pada organisme darat dan laut sering dilakukan untuk 

8

Page 9: Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc

7/21/2019 Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-toksikologi-kuantitatifdoc 9/21

memberikan indikasi yang lebih baik dari dampak lingkungan yang lebih luas

dari tes kimia. 

". ropik !evel 3

=lga Selenastrium capricornatum, Scendesmus subspicatus dan Chlorella

vulgaris  adalah alga yang sering digunakan utuk mewakili level tropik 

karena mereka cepat tumbuh dan mudah untuk dikembangbiakkan, uji

 produksi biomassa pada setelah hari itu meningkat uji kimia.

es ini sangat mudah, alga diinokulasi kedalam kultur dan inkubasi

 pertumbuhan ganggang ditentukan dengan menyaring ganggang

menggunakan filter sebelum ditimbang, menimbang kembali filter 

ditambah ganggang dan sebagainya menentukan biomassa dari alga yang

dihasilkan selama periode kultur. /iomassa alga diplot terhadap

konsentrasi uji kimia dan konsentrasi di mana biomassa adalah () persen

dari nilai kontrol ditentukan, ini adalah 1(). ;ilai 1() sangat berguna

karena memungkinkan toksikologi lingkungan menilai konsentrasi bahan

kimia tes yang akan memiliki efek yang merugikan pada lingkungan.

. ropik !evel 33

Untuk ekosistem perairan air tawar kutu air 'aphnia magna& hampir 

selalu digunakan dan untuk sistem laut ,udang air asin =rtemia salina&

sering digunakan. 5edua spesies ini mudah dibudidayakan di

laboratorium. =rtemia sangat menarik dan cocok untuk kultur 

laboratorium karena telur-telurnya akan mudah dikeringkan dan

9

Page 10: Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc

7/21/2019 Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-toksikologi-kuantitatifdoc 10/21

 penyimpanan untuk jangka waktu yang lama. 5etika telur kering yang

ditaburi ke air laut dan diinkubasi pada sekitar 9E menetas dalam satu

atau dua hari dan siap untuk digunakan dalam pengujian kadar racun

lingkungan. es ini dilakukan dalam banyak cara yang sama seperti tingkat

trofik " tes, sebuah 1() adalah hasil. 'i tingkat trofik tes parameter 

yang diukur bukan pertumbuhan yaitu biomassa&, melainkan efek dari uji

kimia pada hewan uji individu.

5ultur Pembuluh gelas yang berisi air tawar aerasi untuk 'aphnia atau air 

laut untuk =rtemia& disusun dengan medium kultur yang mengandung

konsentrasi meningkat bahan tes kimia ditambah kontrol tanpa bahan

kimia test&. 0ereka diinkubasi dalam terang untuk waktu tertentu. Pada

akhir masa inkubasi jumlah organisme dihentikan dan ditentukan.

Sekarang sulit untuk memutuskan apakah  Daphnia  atau  Artemia  mati

itulah sebabnya penghentian digunakan sebagai titik akhir. es ini biasanya

dilakukan dalam rangkap tiga karena jumlah organisme uji yang kecil

digunakan per konsentrasi uji kimia, yang memungkinkan untuk variasi

statistik dalam penghentian diperhitungkan.

9. ropik !evel 333

Perwakilan dari trofik level 9 tidak termasuk dalam cara pengujian

toksisitas lingkungan. 2al ini karena biokimia dan fisiologi mungkin

 beranggapan terhadap tropik level 9 bahan kimia beracun mirip dengan

hewan dari tingkat trofik . 3ni adalah pernyataan menyapu karena

keragaman spesies dalam trofik level 9 seperti dalam semua tingkat

trofik& sangat besar, tetapi jika hewan tertentu dari trofik level 9

10

Page 11: Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc

7/21/2019 Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-toksikologi-kuantitatifdoc 11/21

dibandingkan dengan spesies serupa dari tingkat trofik titik dibuat. akan

serupa respon mereka terhadap bahan kimia beracun.

. ropik !evel 36

es ini dilakukan baik dengan pemberian tes kimia untuk burung-burung

di diet atau dengan menyuntikkan ke mereka biasanya intraperitoneal,

yaitu ke dalam perut rongga &. =da dua cara untuk melanjutkan. Dang

 pertama adalah dengan menggunakan kematian sebagai titik akhir untuk 

menentukan !'(). Dang kedua dan lebih manusiawi& adalah dengan

menggunakan end point  yang ke uji kimia yang telah memiliki efek pada

 burung, baik fisiologis misalnya efek pada tingkat pertumbuhan & atau

 biokimia misalnya efek pada en*im darah&. /aik ;B1! dan !'()

menandakan dosis di mana uji kimia memiliki efek merusak pada burung

uji dan penting dalam penilaian dampak lingkungan.

Tata $ara Pelaksanaan Uji Toksisitas

'alam tata cara pelaksanaan uji toksisitas, terdapat beberapa

indikator yang diamati, yaitu :

•   Pemilihan Spesies 2ewan

Pada dasarnya tidak ada satu hewan pun yang sempurna untuk uji

toksisitas akut yang nantinya akan digunakan oleh manusia. Aalaupun

tidak ada aturan tetap yang mengatur pemilihan spesies hewan coba,

yang la*im digunakan pada uji toksisitas akut adalah tikus, mencit,

marmut, kelinci, babi, anjing, monyet. Pada awalnya, pertimbangan

dalam memilih hewan coba hanya berdasarkan avaibilitas, harga, dan

kemudahan dalam perawatan. ;amun, seiring perkembangan *aman tipe

metabolisme, farmakokinetik, dan perbandingan catatan atau sejarah

avaibilitas juga ikut dipertimbangkan. 2ewan yang paling sering dipakai

11

Page 12: Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc

7/21/2019 Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-toksikologi-kuantitatifdoc 12/21

adalah mencit dengan mempertimbangkan faktor ukuran, kemudahan

 perawatan, harga, dan hasil yang cukup konsisten dan relevan.

Secara umum, dalam penentuan !'() digunakan tikus dan mencit.

2ewan ini dipilih karena murah, mudah didapat, dan mudah ditangani.

Selain itu, terdapat banyak data toksikologi tentang jenis hewan ini, suatu

fakta yang mempermudah perbandingan toksisitas *at-*at kimia.

5adang kala, dipakai spesies yang bukan tikus. 2al ini, terutama

dilakukan bila !'() pada tikus dan mencit sangatlah berbeda, atau bila

 pola maupun laju bitransformasi pada manusia sangat berbeda dari tikus

atau mencit. Penentuan !'() sebaiknya dilakukan pada kedua jenis

kelamin, juga pada hewan dewasa dan yang masih muda, karena

kerentanannya mungkin berbeda.

•   Perlakuan 2ewan Percobaan

2ewan coba dikarantina terlebih dahulu selama $ F " hari.

 pengkarantinaan ini bertujuan untuk menghilangkan stres akibat

transportasi. Serta untuk mengkondisikan hewan dengan suasana lab.

Pada waktu pengkarantinaan, temperatur dan kelembaban harus

diperhatikan. emperatur yang cocok untuk karantina adalah temperatur 

kamar serta kelembapan yang sesuai antara ) F >)+. Pemberian

senyawa pada hewan coba mencit& memiliki dosis maksimum yaitu

()))mg@5g// dan juga mempunyai batas maksimum volume cairan

yang boleh diberikan pada hewan uji. 'osis yang diberikan dapat

diperhitungkan dengan beberapa cara, yaitu:

". /erdasarkan 1'() senyawa uji dari hasil uji farmakologi dengan

hewan uji dengan jalur pemberian yang sama.

12

Page 13: Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc

7/21/2019 Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-toksikologi-kuantitatifdoc 13/21

. /erdasarkan harga !'() senyawa uji pada hewan uji yang sama ( F 

")+ !'() intra vena&.

9. /erdasarkan kelipatan dosis yang disarankan untuk digunakan pada

manusia.

. /erdasarkan tabel konversi perhitungan dosis anta-jenis hewan,

 berdasarkan nisbah ratio luas permukaan badan mereka&.

•   ara Pemberian

Secara umum, toksikan harus diberikan melalui jalur yang biasa

digunakan pada manusia. 7alur oral paling sering digunakan. /ila akan

diberikan per oral, *at tersebu harus diberikan dengan sonde.

7alur dermal dan inhalasi kini makin sering digunakan, bukan hanya

untuk *at yang digunakan manusia lewat jalur tersebut, tetapi juga untuk 

menilai bahayanya bagi kesehatan para peneliti yang menangani *at

kimia tersebut.

7alur pareteral terutama dipakai untuk menilai toksisitas akut obat

 parenteral. 'isamping itu, injeksi intrafena dan intraperitoneal biasanya

segera diikuti dengan penyerapan yang lengkap atau hampir lengkapC

karenanya jenis pemberian ini juga dipakai bersamaan dengan !'() oral

dan dermal untuk menilai laju dan luasnya penyerapan lewat jalur oral

dan dermal.

•   'osis dan 7umlah 2ewan

Untuk menentukan !'() secara tepat perlu dipilih suatu dosis yang akan

membunuh sekitar separuh jumlah hewan-hewan itu, dosis lain yang

akan membunuh lebih dari separuh kalau bias kurang dari #)+&, dan

dosis ketiga yang akan membunuh kurang dari separuh kalau bias lebih

dari ")+& dari heawn-hewan itu. Sering digunakan empat dosis atau

13

Page 14: Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc

7/21/2019 Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-toksikologi-kuantitatifdoc 14/21

lebih dengan harapan bahwa sekurang-kurangnya tiga diantaranya akan

 berada dalam rentang dosis yang dikehendaki.

Secara umum, !'() akan lebih tepat bila digunakan lebih banyak hewan

untuk tiap dosis dan bila rasio antara dosis yang berurutan lebih kecil.

/anyak peneliti menggunakan )-() hewan per !'() dan memilih rasio

",-",(. ;amun, peneliti lain menyarankan penggunaan hewan untuk 

tiap dosis dan rasio sebesar ,) antara dosis yang berurutan. /elakangan

ini diajukan uji sederhana yang lain yang menggunakan hanya enam

sampai Sembilan hewan untuk setiap uji.'ilain pihak, kadang kala diperlukan penentuan !'() yang lebih tepat,

maka rasio antara dosis-dosis yang berturutan harus lebih kecil.

0isalnya, rasio ", dipergunakan !u dkk., "#>(&. Untuk menunjukan

tiadanya variasi harian yang berarti dan tiadanya perbedaan yang besar 

dalam toksisitas antar adonan batch&. 'negan menggunakan malation

dengan adonan yang sama, tetapi dengan rasio antar dosis berurutan

sebesar , pada ")) kali penentuan !'(), tidak dapat ditemukan

 perbedaan antar adonan karena besarnya confidence off limits. 'alam

menentukan !'() pada hewan besar misalnya anjing, umunya

digunakan jauh lebih sedikit hewan.

•   Pengamatan dan Pemeriksaan

Setelah toksikan diberikan, jumlah hewan yang mati dan waktu

kematiannya harus diamati untuk memperkirakan !'() . 2al yang lebih

 penting lagi, tanda-tanda toksisitanya harus dicatat. abel "

mencantumkan daftar organ dan sistem yang mungkin dipengaruhi

 beserta tanda-tanda khusus toksisitasnya 7angka waktu pengamatan harus

cukup panjang sehingga efek yang muncul lambat, termasuk kematian,

14

Page 15: Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc

7/21/2019 Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-toksikologi-kuantitatifdoc 15/21

tidak luput dari pengamatan. 7angka waktu itu biasanya $-" hari tetapi

dapat jauh lebih lama. 2al ini bertujuan untuk mengetahui perubahan

gejala yang terjadi setelah diberi perlakuan dengan membandingkan

gejala atau perilaku sebelum perlakuan.

=utopsi kasar harus dilakukan pada semua hewan yang mati dan pada

 beberapa hewan yang hidup, terutama hewan yang tampak sakit pada

akhir percobaan. =utopsy dapat memberikan informasi yang berharga

tentang sasaran, terutama bila kematian tidak terjadi segera setelah

 pemberian *at kimia. 0ungkin juga diperlukan pemeriksaan

histopatologik organ tubuh dan jaringan tertentu. 5riteria Pengamatan

meliputi:

". Pengamatan terhadap gejala F gejala klinis.

. Perubahan berat badan.

9. 7umlah hewan yang mati pada masing F masing kelompok uji.

. 2istopatologi organ.

abel anda oksik pada Brgan atau Sistem

Sistem Tan#a Toksik  

=utonomik 

0embran niktitans melemas, eksoftalmos,

hipersekresi hidung, saliva, diare, keluar air 

seni, piloereksi

Perilaku

Sedasi, gelisah, posisi duduk kepala ke atas,

 pandangan lurus ke depan, kepala terduduk,

depresi berat, sering menjilat-jilat tubuh

Sensorik 

Peka terhadap nyeri, righting refle?, refleks

kornea, refleks labirin, penempatan dan

tulang belakang, peka terhadap bunyi dan

sentuhan, fonasi

 ;euromuskuler 

=ktivitas meningkat atau berkurang,

fasikulasi, tremor, konvulsi, ataksia, lemas

15

Page 16: Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc

7/21/2019 Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-toksikologi-kuantitatifdoc 16/21

5ardiovaskuler 

'enyut jantung meningkat atau berkurang,

sianosis, vasokontriksi, vasodilatasi

Pernafasana dan 0ata

2ipopnea, dispnea, terengah-engah,

midriasis, miosis, lakrimasi, ptosis

8astrointestinal,

gastrourinary

Salivasi, berdahak, diare, ingusan, berak 

atau kencing berdarah, konstipasi

5ulit

Piloereksi, menggigil, eritema, edema,

nekrosis, bengkak 

Analisis Hasil #an E%al!asi

'ata gejala-gejala klinis yang didapat dari fungsi vital, dapat dipakai

sebagai pengevaluasi mekanisme penyebab kematian secara kualitatif. 'ata

hasil pemeriksaan histopatologi digunakan untuk mengevaluasi spektrum efek 

toksik. 'ata jumlah hewan yang mati digunakan untuk menentukan nilai

!'(). 7ika pada batas dosis maksimum tercapai, namun belum diketahui

!'()-nya, maka hasil yang didapat tertulis G!'() lebih dari

()))mg@5g//H. "( 'an jika sampai pada batas volume maksimum yang

 boleh diberikan pada hewan uji, namun belum menimbulkan kematian, maka

dosis tertinggi tersebut dinyatakan sebagai !'() semu !')&.

•   2ubungan 'osis-<espon

/ila frekuensi atau efek lain dihubungkan terhadap dosis dalam skala

logaritmik, dieproleh suatu kurva berbentuk S. /agian tengan kuva itu

antara ">+ dan %+ respon& cukup lurus untuk memperkirakan !'()

atau 1'(). =kan tetapi, banyak bagian kurva dapat diluruskan denga

menggambarkan titik-titik tersebut berdasarkan nilai basis probit.

Prosedur ini terutama bergunan untuk memperhitunkan, misalnya !'(

atau !'#(, dengan menggunakan ujung-ujung ekstrem dari kurva.

16

Page 17: Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc

7/21/2019 Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-toksikologi-kuantitatifdoc 17/21

Unit probitsesuia dengan deviasi normal di sekitar nilai rata-rata mean&.

 ;amun untuk menghindari angka negatif, unit-unit probit diperoleh

dengan menambahkan ( pada deviasi-deviasi itu.•   Potensi <elatif

Potensi suatu toksikan sangat beragam. =gar nilai !'() lebih ada artinya

dianjurkan juga untuk menentukan simpang bakunya atau confidence

limit& dan kemiringan slope& pada kurva dosisi-respon. 7ika confidence

limit dari dua !'() tumpang tindih, *at yang !'()-nya lebih kecil

mungkin itdak lebih toksik daripada *at lainnya. 5emiringan kurva

 penting untuk membandingkan dua *at yang !')-nya hampir sama. Iat

yang membentuk kurva yang lebih datar akan menyebabkan lebih banyak 

kematian daripada *at lainnya pada dosis yang lebih kecil daripada

!'().

1fek toksik diperoleh dari pengamatan dengan menghitung +

kematian mortalitas& hewan uji pada tiap konsentrasi. 7umlah hewan uji yang

mati dalam tiap vial selama jam dihitung. Persen kematian diperoleh dari

hasil perkalian rasio dengan "))+ yaitu hewan uji yang mati dibagi jumlah

hewan uji awal dikali "))+ untuk tiap replikasi. !alu dibandingkan dengan

control dan dilakukan analisis hasil sehingga diperoleh !'().

'ari persen kematian, dicari angka@nilai probit tiap kelompok hewan

uji melalui table, menentukan log dosis tiap-tiap kelompok kemudian dibuat

grafik dengan persamaan garis lurus hubungan antara nilai probit vs log

konsentrasi y J b? K a. 'i mana y : angka probit dan ? : log konsentrasi,

kemudian ditarik garis dari harga probit ( J()+ kematian& menuju sumbu L,

sehingga akan didapatkan log konsentrasi. !og konsentrasi diantilogkan

17

Page 18: Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc

7/21/2019 Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-toksikologi-kuantitatifdoc 18/21

untuk mendapatkan harga !'() atau !'() dapat juga dihitung dari

 persamaan garis lurus tersebut dengan memasukkan nilai probit dari ()+

kematian hewan coba& sebagai y sehingga dihasilkan ? sebagai nilai log

konsentrasi. !'() dihitung dan diperoleh dari antilog nilai ? tersebut.

0etode analisis dapat dilakukan dengan metode manual dan metode

 program analisis probit. 0etode analisis probit manual menggunakan table

 probit untuk menaksir nilai probit dengan mengkonversi nilai persen

kematian hewan uji pada tiap konsentrasi ke nilai probit dalam table dengan

mata, lalu regresi dihitung dengan cara manual menggunakan kalkulator,

kemudian sebagai pembanding nilai !'() dihitung menggunakan program

analisis probit untuk memperkirakan regresi linear dan mengkoversi persen

respon kematian keprobit secara otomatis, selanjutnya rata-rata nilai !'()

yang diperoleh melalui manual dan program analisis probit dibandingkan

apakah berbeda signifikan atau tidak menggunakan uji dua sampel tidak 

 berhubungan@uji t 3ndependent Samples est&. Uji t ini dilakukan untuk 

mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok 

sampel yang tidak berhubungan.

Let&al Dose50

!ethal 'ose () adalah suatu besaran yang diturunkan secara

statistik, guna menyatakan dosis tunggal sesuatu senyawa yang diperkirakan

dapat mematikan atau menimbulkan efek toksik yang berarti pada ()+

hewan coba setelah perlakuan. !'() merupakan tolak ukur kuantitatif yang

sering digunakan untuk menyatakan kisaran dosis letal. /eberapa pendapat

menyatakan tidak setuju, bahwa !'() masih dapat digunakan untuk uji

18

Page 19: Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc

7/21/2019 Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-toksikologi-kuantitatifdoc 19/21

toksisitas akut. ;amun demikian, ada juga beberapa kalangan yang masih

setuju, bahwa !'() masih dapat digunakan untuk uji toksisitas akut dengan

 pertimbangan antara lain :

•   7ika lakukan dengan baik, uji toksisitas akut tidak hanya mengukur 

!'(), tetapi juga memberikan informasi tentang waktu kematian,

 penyebab kematian, gejala-gejala sebelum kematian, organ yang terkena

efek, dan kemampuan pemulihan dari efek nonlethal.

•   2asil uji ini dapat digunakan untuk pertimbangan pemilihan design

 penelitian subakut.

•   2asil uji ini dapat langsung digunakan sebagai perkiraan risiko suatu

senyawa terhadap konsumen atau pasien.

•   Uji !'() tidak membutuhkan waktu yang lama.

2asil dari uji !'() yang harus dilaporkan selain jumlah hewan yang

mati, juga harus disebutkan durasi pengamatan. /ila pengamatan dilakukan

dalam jam setelah perlakuan, maka hasilnya tertulis G!'() jamH.

 ;amun seiring perkembangan, hal ini sudah tidak diperhatikan lagi, karena

 pada umumnya tes !'() dilakukan dalam jam pertama sehingga

 penulisan hasil tes G!'()H saja sudah cukup untuk mewakili tes !'() yang

diamati dalam jam. /ila dibutuhkan, tes ini dapat dilakukan lebih dari "

hari. ontohnya, pada tricresyl phosphat , akan memberikan pengaruh secara

neurogik pada hari ") F ", sehingga bila diamati pada jam pertama tidak 

akan menemukan hasil yang berarti. 'an apabila demikian maka penulisan

hasil harus disertai dengan durasi pengamatan. Pada umumnya, semakin kecil

nilai !'(), semakin toksik senyawa tersebut. 'emikian juga sebaliknya,

semakin besar nilai !'(), semakin rendah toksisitasnya. Potensi ketoksikan

19

Page 20: Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc

7/21/2019 Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-toksikologi-kuantitatifdoc 20/21

akut senyawa pada hewan coba dibagi menjadi beberapa kelas, adalah sebagai

 berikut :

/eberapa hal yang dapat mempengaruhi nilai !'() antara lain

spesies, strain, jenis kelamin, umur, berat badan, gender, kesehatan nutrisi,

dan isi perut hewan coba. eknis pemberian juga mempengaruhi hasil, yaitu

meliputi waktu pemberian, suhu lingkungan, kelembaban dan sirkulasi udara.

Selain itu, kesalahan manusia juga dapat mempengaruhi hasil ini. Bleh karena

itu, sebelum melakukan penelitian, kita harus memperhatikan faktor F faktor 

yang mempengaruhi hasil ini.

BAB III

20

Page 21: Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc

7/21/2019 Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-toksikologi-kuantitatifdoc 21/21

PENUTUP

'ESIPULAN

0eskipun uji toksisitas telah diusahakan, masih banyak sekali racun di dalam

lingkungan yg belum diketahui efeknya

SA)AN

Perlu dilakukan pemantauan yang kontinyu baik pemanfaatan ?enobiotik di

industri maupun dalam lingkungan masyarakat

21