Page 1
7/21/2019 Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-toksikologi-kuantitatifdoc 1/21
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Uji toksisitas diperlukan untuk penelitian obat baru selain uji
farmakokinetik dan uji farmakodinamik. Uji farmakokinetik dilakukan melalui
penelitian kondisi obat di dalam tubuh, menyangkut absorbsi, distribusi,
redistribusi, biotransformasi, dan ekskresi obat. Sedangkan uji farmakodinamik
dilakukan untuk mengetahui efek biokimia, fisiologi obat, serta mekanisme kerja
obat. Uji toksisitas suatu senyawa dibagi menjadi dua golongan yaitu uji toksisitas
umum dan uji toksisitas khusus.
Uji toksisitas umum meliputi berbagai pengujian yang dirancang untuk
mengevaluasi keseluruhan efek umum suatu senyawa pada hewan uji. Pengujian
toksisitas umum meliputi: pengujian toksisitas akut, sub-akut, dan kronik.
Pengujian toksisitas khusus meliputi uji potensiasi, uji kekarsinogenikan, uji
kemutagenikan, uji keteratogenikan, uji reproduksi, kulit dan mata, serta perilaku
!oomis, "#$%&.
1
Page 2
7/21/2019 Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-toksikologi-kuantitatifdoc 2/21
BAB II
ISI
Pengertian Uji Toksisitas
Uji toksisitas merupakan salah satu uji untuk menentukan 'osis
!ethal !'()&, dimana !'() didefinisikan sebagai dosis tunggal suatu *at
yang secara statistik diharapkan akan membunuh () + hewan percobaan. Uji
toksisitas ini dilakukan dengan memberikan *at kimia yang sedang diuji
sebanyak satu kali selama masa pengujian dan diamati dalam jangka waktu
minimal jam atau lebih $-" hari&. akaran dosis yang dianjurkan paling
tidak empat peringkat dosis, berkisar dari dosis terendah yang tidak atau
hampir tidak mematikan seluruh hewan uji sampai dengan dosis tertinggi
yang dapat mematikan seluruh atau hampir seluruh hewan uji. /iasanya
pengamatan dilakukan selama jam, kecuali pada kasus tertentu selama $-
" hari. Pengamatan tersebut meliputi: gejala-gejala klinis seperti nafsu
makan, bobot badan, keadaan mata dan bulu, tingkah laku, jumlah hewan
yang mati, serta histopatologi organ !oomis, "#$%&.
0enurut !aurence dan /ennet "##(&, dari uji toksisitas akut dapat
diperoleh gambaran kerugian yang terjadi akibat peningkatan dosis tunggal
dan bagaimana kematian dapat terjadi. Uji toksisitas dapat memberikan
gambaran tentang gejala-gejala ketoksikan terhadap fungsi penting seperti
gerak, tingkah laku, dan pernafasan yang dapat menyebabkan kematian.
!'() dapat dihubungkan dengan 1fektif 'osis () 1'()& yaitu dosis yang
secara terapeutik efektif terhadap () + dari sekelompok hewan percobaan.
2
Page 3
7/21/2019 Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-toksikologi-kuantitatifdoc 3/21
2ubungan tersebut dapat berupa perbandingan antara !'() dengan 1'()
dan disebut 3ndeks erapeutik 3&, yaitu perbandingan antara dosis obat yang
memberikan efek terapi yang samar dengan dosis obat yang menyebabkan
efek toksik yang nyata. 0akin besar indeks terapeutik suatu obat makin aman
obat tersebut.
4aktor-faktor yang berpengaruh pada !'() sangat bervariasi antara
jenis yang satu dengan jenis yang lain dan antara individu satu dengan
individu yang lain dalam satu jenis. /eberapa faktor tersebut antara lain:
• Spesies, Strain dan 5eragaman 3ndividu
Setiap spesies dan strain yang berbeda memiliki sistem metabolisme
dan detoksikasi yang berbeda. Setiap spesies mempunyai perbedaan
kemampuan bioaktivasi dan toksikasi suatu *at Siswandono dan
/ambang, "##(&. Semakin tinggi tingkat keragaman suatu spesies
dapat menyebabkan perbedaan nilai !'(). 6ariasi strain hewan
percobaan menunjukkan perbedaan yang nyata dalam pengujian !'()
!a*arovici dan 2aya, ))&.
• Perbedaan 7enis 5elamin
Perbedaan jenis kelamin mempengaruhi toksisitas yang disebabkan
oleh pengaruh langsung dari kelenjar endokrin. 2ewan betina
mempunyai sistem hormonal yang berbeda dengan hewan jantan
sehingga menyebabkan perbedaan kepekaan terhadap suatu toksikan
!a*arovici dan 2aya, ))&. 2ewan jantan dan betina yang sama dari
strain dan spesies yang sama biasanya bereaksi terhadap toksikan
3
Page 4
7/21/2019 Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-toksikologi-kuantitatifdoc 4/21
dengan cara yang sama, tetapi ada perbedaan kuantitatif yang
menonjol dalam kerentanan terutama pada tikus !u, "##(&.
• Umur
2ewan-hewan yang lebih muda memiliki kepekaan yang lebih tinggi
terhadap obat karena en*im untuk biotransformasi masih kurang dan
fungsi ginjal belum sempurna 8anong, ))9&. Perbedaan aktivitas
biotransformasi akibat suatu *at menyebabkan perbedaan reaksi dalam
metabolisme 0utschler, "##"&. Sedangkan pada hewan tua kepekaan
individu meningkat karena fungsi biotransformasi dan ekskresi sudah
menurun.
• /erat /adan
Penentuan dosis dalam pengujian toksisitas dapat didasarkan pada
berat badan. Pada spesies yang sama, berat badan yang berbeda dapat
memberikan nilai !'() yang berbeda pula. Semakin besar berat
badan maka jumlah dosis yang diberikan semakin besar 0utschler,
"##"&.
• ara Pemberian
!ethal dosis dipengaruhi pula oleh cara pemberian. Pemberian obat
melalui suatu cara yang berbeda pada spesies yang sama akan
memberikan hasil yang berbeda. 0enurut Siswandono dan /ambang
"##(&, pemberian obat peroral tidak langsung didistribusikan ke
seluruh tubuh. Pemberian obat atau toksikan peroral didistribusikan ke
seluruh tubuh setelah terjadi penyerapan di saluran cerna sehingga
4
Page 5
7/21/2019 Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-toksikologi-kuantitatifdoc 5/21
mempengaruhi kecepatan metabolisme suatu *at di dalam tubuh
0utschler, "##"&.
• 4aktor !ingkungan
/eberapa faktor lingkungan yang mempengaruhi toksisitas antara lain
temperatur, kelembaban, iklim, perbedaan siang dan malam.
Perbedaan temperatur suatu tempat akan mempengaruhi keadaan
fisiologis suatu hewan.
• 5esehatan hewan
Status hewan dapat memberikan respon yang berbeda terhadap suatu
toksikan. 5esehatan hewan sangat dipengaruhi oleh kondisi hewan
dan lingkungan. 2ewan yang tidak sehat dapat memberikan nilai
!'() yang berbeda dibandingkan dengan nilai !'() yang didapatkan
dari hewan sehat Siswandono dan /ambang, "##(&.
• 'iet
5omposisi makanan hewan percobaan dapat mempengaruhi nilai
!'(). 5omposisi makanan akan mempengaruhi status kesehatan
hewan percobaan. 'efisiensi *at makanan tertentu dapat
mempengaruhi nilai !'() /alls et al ., "##"&.
5eracunan dihasilkan dari jumlah racun yang relatif besar memasuki
tubuh dihitung dengan periode menit, jam, atau beberapa hari. 1valuasi tidak
hanya mengenai !'(), tetapi juga terhadap kelainan tingkah laku, stimulasi,
aktivitas motorik, dan pernapasan mencit atau hewan percobaan lainnya
untuk mendapatkan gambaran tentang sebab kematian 'armansjah, "##(&.
5
Page 6
7/21/2019 Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-toksikologi-kuantitatifdoc 6/21
abel ;ilai !'() untuk ypermethrin pada /erbagai 2ewan Uji
Hewan Uji LD50 (mg/kg
ikus /esar <at& ("
ikus %
2amster Siria ))
2amster ina )9
=nak Sapi ())
5ambing %9-(%>
Tingkatan Uji Toksisitas
Uji toksisitas dapat dibagi ke dalam tiga kelompok menjadi i& uji akut
atau uji tingkat 3, ii& uji subkronis atau uji tingkat 33, dan iii& uji kronis atau
uji tingkat 333. Penyebutan uji level 3, 33, dan 333 menjadi relevan, karena
dalam tahun pertama juga sudah dilakukan uji kronis seperti karsinogenisiti,
namun pada bakteri. 0aksud uji tahun pertama ditujukan pada cara handling
material ?enobiotic. Uji toksisitas level 33, dilakukan dalam ,( tahun
berikutnya dengan maksud mengkarakterisasi toksisitas ?enobiotiknya. Uji
toksisitas level 333 atau level terakhir biasanya dilakukan untuk menilai
kemungkinan dampak pada manusia.
Uji Tingkat I
Uji tingkat pertama terdiri atas beberapa uji, yakni :
• Uji dosis respons untuk mencari !'@! dan kemungkinan berbagai
kerusakan organ
• Uji iritasi mata dan kulit
6
Page 7
7/21/2019 Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-toksikologi-kuantitatifdoc 7/21
• Skrining pertama terhadap mutagenisiti
Uji dosis dan respons untuk mencari !'@! dilakukan sesuai sifat
kimawi dan fisika ?enobiotik serta pemilihan organisme uji derajat rendah&
yang paling relevan digunakan dipandang dari segi portal entri. Uji dapat
dilakukan terhadap organisme akuatik atau terrestrial, tergantung relevansi.
'osis uji divariasikan dengan perkiraan konsentrasi ?enobiotik yang ada
dalam media, dan standar yang berlaku bagi ?enobiotic dalam lingkungan. Uji
dilaksanakan dalam waktu -#> jam. <espons tentunya kematian atau bila
organisme sangat kecil, hanya imobilisasi. Uji dilakukan dalam dua tahap
biasanya. ahap pertama untuk perkiraan rentang dosis kasar letak !'@!
()@")) yang dicari. Uji dilakukan dalam duplikat atau triplikat. Penentuan
!'@! dilakukan dengan metode probit. Program perhitungan dengan kedua
cara bisa dibuat atau dibeli, sehingga perhitungan tidak perlu dilakukan secara
manual lagi.
Uji Tingkat II
Uji tingkat 33 mewakili uji subkronis. Aaktu esei biasanya dilakukan
selama 9) hari untuk aplikasi pada kulit, dan 9)-#) hari untuk studi inhalasi
dan #) hari untuk uji oral. ujuannya adalah untuk memperoleh nilai ;B1!.
'osis yang diujikan divariasi menjadi 9- variasC diharapkan bahwa dosis
tinggi akan menyebabkan kematian, sedangkan ringan akan menunjukkan
;B1!. 2ewa uji biasanya tikus, anjing atau keraC dilakukan pada kedua jenis
kelamin. Pada setiap level dosis digunakan sekitar ")-) ekor jantan dan ")-
) ekor betina. 'alam uji seperti ini perlu diperhatikan faktor lingkungan
7
Page 8
7/21/2019 Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-toksikologi-kuantitatifdoc 8/21
pengganggu dan perlu sangat hati-hati. Bbservasi harus sering, karena ingin
melihat banyak kelainan.
Uji Tingkat III
Uji tingkat 333 atau uji kronis, dilakukan dalam jangka panjang,
melebihi separuh usia hidup hewan percobaan, bahkan lebih dari satu
generasi. 1fek suatu *at disebut kronis, apabila dosis yang masuk masih dalam
unit mg@kg //@h. efeknya dapat bervariasi dari yang sangat ringan sampai
sangat berat@fatal. Dang penting dilihat adalah rentang dosis yang
menyebabkan efek ringan dan berat. /ila rentang itu sempit, maka *at tadi
berbahaya, sebaliknya dengan rentang yang lebar.
Uji terpenting disini adalah karsinogenitas, teratogenitas, dan reproduksi.
5esemuanya ini untuk menguji :
• 0utagenisiti pada mamalia
• 5arsinogenisiti terhadap tikus selama dua tahun
• 4armakokinetik pada manusia, bila relevan
• 5linis pada manusia
• 'ata epidemiologis untuk efek terhadap eksposur akut dan kronis
• Pengujian suatu *at, tergantung pada penggunaannya dan kemungkinan
eksposur dapat diterima manusia@masyarakat.
Peng!jian Toksisitas "a#a Hewan #an Tanaman
Pengujian toksisitas pada hewan dan tanaman bergantung pada trofik suatu
tingkat pendekatan menggunakan perwakilan dari setiap tingkat trofik dalam
toksisitas spesifik tes. es berkonsentrasi pada ekosistem perairan air tawar.
;amun, tes individu pada organisme darat dan laut sering dilakukan untuk
8
Page 9
7/21/2019 Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-toksikologi-kuantitatifdoc 9/21
memberikan indikasi yang lebih baik dari dampak lingkungan yang lebih luas
dari tes kimia.
". ropik !evel 3
=lga Selenastrium capricornatum, Scendesmus subspicatus dan Chlorella
vulgaris adalah alga yang sering digunakan utuk mewakili level tropik
karena mereka cepat tumbuh dan mudah untuk dikembangbiakkan, uji
produksi biomassa pada setelah hari itu meningkat uji kimia.
es ini sangat mudah, alga diinokulasi kedalam kultur dan inkubasi
pertumbuhan ganggang ditentukan dengan menyaring ganggang
menggunakan filter sebelum ditimbang, menimbang kembali filter
ditambah ganggang dan sebagainya menentukan biomassa dari alga yang
dihasilkan selama periode kultur. /iomassa alga diplot terhadap
konsentrasi uji kimia dan konsentrasi di mana biomassa adalah () persen
dari nilai kontrol ditentukan, ini adalah 1(). ;ilai 1() sangat berguna
karena memungkinkan toksikologi lingkungan menilai konsentrasi bahan
kimia tes yang akan memiliki efek yang merugikan pada lingkungan.
. ropik !evel 33
Untuk ekosistem perairan air tawar kutu air 'aphnia magna& hampir
selalu digunakan dan untuk sistem laut ,udang air asin =rtemia salina&
sering digunakan. 5edua spesies ini mudah dibudidayakan di
laboratorium. =rtemia sangat menarik dan cocok untuk kultur
laboratorium karena telur-telurnya akan mudah dikeringkan dan
9
Page 10
7/21/2019 Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-toksikologi-kuantitatifdoc 10/21
penyimpanan untuk jangka waktu yang lama. 5etika telur kering yang
ditaburi ke air laut dan diinkubasi pada sekitar 9E menetas dalam satu
atau dua hari dan siap untuk digunakan dalam pengujian kadar racun
lingkungan. es ini dilakukan dalam banyak cara yang sama seperti tingkat
trofik " tes, sebuah 1() adalah hasil. 'i tingkat trofik tes parameter
yang diukur bukan pertumbuhan yaitu biomassa&, melainkan efek dari uji
kimia pada hewan uji individu.
5ultur Pembuluh gelas yang berisi air tawar aerasi untuk 'aphnia atau air
laut untuk =rtemia& disusun dengan medium kultur yang mengandung
konsentrasi meningkat bahan tes kimia ditambah kontrol tanpa bahan
kimia test&. 0ereka diinkubasi dalam terang untuk waktu tertentu. Pada
akhir masa inkubasi jumlah organisme dihentikan dan ditentukan.
Sekarang sulit untuk memutuskan apakah Daphnia atau Artemia mati
itulah sebabnya penghentian digunakan sebagai titik akhir. es ini biasanya
dilakukan dalam rangkap tiga karena jumlah organisme uji yang kecil
digunakan per konsentrasi uji kimia, yang memungkinkan untuk variasi
statistik dalam penghentian diperhitungkan.
9. ropik !evel 333
Perwakilan dari trofik level 9 tidak termasuk dalam cara pengujian
toksisitas lingkungan. 2al ini karena biokimia dan fisiologi mungkin
beranggapan terhadap tropik level 9 bahan kimia beracun mirip dengan
hewan dari tingkat trofik . 3ni adalah pernyataan menyapu karena
keragaman spesies dalam trofik level 9 seperti dalam semua tingkat
trofik& sangat besar, tetapi jika hewan tertentu dari trofik level 9
10
Page 11
7/21/2019 Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-toksikologi-kuantitatifdoc 11/21
dibandingkan dengan spesies serupa dari tingkat trofik titik dibuat. akan
serupa respon mereka terhadap bahan kimia beracun.
. ropik !evel 36
es ini dilakukan baik dengan pemberian tes kimia untuk burung-burung
di diet atau dengan menyuntikkan ke mereka biasanya intraperitoneal,
yaitu ke dalam perut rongga &. =da dua cara untuk melanjutkan. Dang
pertama adalah dengan menggunakan kematian sebagai titik akhir untuk
menentukan !'(). Dang kedua dan lebih manusiawi& adalah dengan
menggunakan end point yang ke uji kimia yang telah memiliki efek pada
burung, baik fisiologis misalnya efek pada tingkat pertumbuhan & atau
biokimia misalnya efek pada en*im darah&. /aik ;B1! dan !'()
menandakan dosis di mana uji kimia memiliki efek merusak pada burung
uji dan penting dalam penilaian dampak lingkungan.
Tata $ara Pelaksanaan Uji Toksisitas
'alam tata cara pelaksanaan uji toksisitas, terdapat beberapa
indikator yang diamati, yaitu :
• Pemilihan Spesies 2ewan
Pada dasarnya tidak ada satu hewan pun yang sempurna untuk uji
toksisitas akut yang nantinya akan digunakan oleh manusia. Aalaupun
tidak ada aturan tetap yang mengatur pemilihan spesies hewan coba,
yang la*im digunakan pada uji toksisitas akut adalah tikus, mencit,
marmut, kelinci, babi, anjing, monyet. Pada awalnya, pertimbangan
dalam memilih hewan coba hanya berdasarkan avaibilitas, harga, dan
kemudahan dalam perawatan. ;amun, seiring perkembangan *aman tipe
metabolisme, farmakokinetik, dan perbandingan catatan atau sejarah
avaibilitas juga ikut dipertimbangkan. 2ewan yang paling sering dipakai
11
Page 12
7/21/2019 Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-toksikologi-kuantitatifdoc 12/21
adalah mencit dengan mempertimbangkan faktor ukuran, kemudahan
perawatan, harga, dan hasil yang cukup konsisten dan relevan.
Secara umum, dalam penentuan !'() digunakan tikus dan mencit.
2ewan ini dipilih karena murah, mudah didapat, dan mudah ditangani.
Selain itu, terdapat banyak data toksikologi tentang jenis hewan ini, suatu
fakta yang mempermudah perbandingan toksisitas *at-*at kimia.
5adang kala, dipakai spesies yang bukan tikus. 2al ini, terutama
dilakukan bila !'() pada tikus dan mencit sangatlah berbeda, atau bila
pola maupun laju bitransformasi pada manusia sangat berbeda dari tikus
atau mencit. Penentuan !'() sebaiknya dilakukan pada kedua jenis
kelamin, juga pada hewan dewasa dan yang masih muda, karena
kerentanannya mungkin berbeda.
• Perlakuan 2ewan Percobaan
2ewan coba dikarantina terlebih dahulu selama $ F " hari.
pengkarantinaan ini bertujuan untuk menghilangkan stres akibat
transportasi. Serta untuk mengkondisikan hewan dengan suasana lab.
Pada waktu pengkarantinaan, temperatur dan kelembaban harus
diperhatikan. emperatur yang cocok untuk karantina adalah temperatur
kamar serta kelembapan yang sesuai antara ) F >)+. Pemberian
senyawa pada hewan coba mencit& memiliki dosis maksimum yaitu
()))mg@5g// dan juga mempunyai batas maksimum volume cairan
yang boleh diberikan pada hewan uji. 'osis yang diberikan dapat
diperhitungkan dengan beberapa cara, yaitu:
". /erdasarkan 1'() senyawa uji dari hasil uji farmakologi dengan
hewan uji dengan jalur pemberian yang sama.
12
Page 13
7/21/2019 Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-toksikologi-kuantitatifdoc 13/21
. /erdasarkan harga !'() senyawa uji pada hewan uji yang sama ( F
")+ !'() intra vena&.
9. /erdasarkan kelipatan dosis yang disarankan untuk digunakan pada
manusia.
. /erdasarkan tabel konversi perhitungan dosis anta-jenis hewan,
berdasarkan nisbah ratio luas permukaan badan mereka&.
• ara Pemberian
Secara umum, toksikan harus diberikan melalui jalur yang biasa
digunakan pada manusia. 7alur oral paling sering digunakan. /ila akan
diberikan per oral, *at tersebu harus diberikan dengan sonde.
7alur dermal dan inhalasi kini makin sering digunakan, bukan hanya
untuk *at yang digunakan manusia lewat jalur tersebut, tetapi juga untuk
menilai bahayanya bagi kesehatan para peneliti yang menangani *at
kimia tersebut.
7alur pareteral terutama dipakai untuk menilai toksisitas akut obat
parenteral. 'isamping itu, injeksi intrafena dan intraperitoneal biasanya
segera diikuti dengan penyerapan yang lengkap atau hampir lengkapC
karenanya jenis pemberian ini juga dipakai bersamaan dengan !'() oral
dan dermal untuk menilai laju dan luasnya penyerapan lewat jalur oral
dan dermal.
• 'osis dan 7umlah 2ewan
Untuk menentukan !'() secara tepat perlu dipilih suatu dosis yang akan
membunuh sekitar separuh jumlah hewan-hewan itu, dosis lain yang
akan membunuh lebih dari separuh kalau bias kurang dari #)+&, dan
dosis ketiga yang akan membunuh kurang dari separuh kalau bias lebih
dari ")+& dari heawn-hewan itu. Sering digunakan empat dosis atau
13
Page 14
7/21/2019 Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-toksikologi-kuantitatifdoc 14/21
lebih dengan harapan bahwa sekurang-kurangnya tiga diantaranya akan
berada dalam rentang dosis yang dikehendaki.
Secara umum, !'() akan lebih tepat bila digunakan lebih banyak hewan
untuk tiap dosis dan bila rasio antara dosis yang berurutan lebih kecil.
/anyak peneliti menggunakan )-() hewan per !'() dan memilih rasio
",-",(. ;amun, peneliti lain menyarankan penggunaan hewan untuk
tiap dosis dan rasio sebesar ,) antara dosis yang berurutan. /elakangan
ini diajukan uji sederhana yang lain yang menggunakan hanya enam
sampai Sembilan hewan untuk setiap uji.'ilain pihak, kadang kala diperlukan penentuan !'() yang lebih tepat,
maka rasio antara dosis-dosis yang berturutan harus lebih kecil.
0isalnya, rasio ", dipergunakan !u dkk., "#>(&. Untuk menunjukan
tiadanya variasi harian yang berarti dan tiadanya perbedaan yang besar
dalam toksisitas antar adonan batch&. 'negan menggunakan malation
dengan adonan yang sama, tetapi dengan rasio antar dosis berurutan
sebesar , pada ")) kali penentuan !'(), tidak dapat ditemukan
perbedaan antar adonan karena besarnya confidence off limits. 'alam
menentukan !'() pada hewan besar misalnya anjing, umunya
digunakan jauh lebih sedikit hewan.
• Pengamatan dan Pemeriksaan
Setelah toksikan diberikan, jumlah hewan yang mati dan waktu
kematiannya harus diamati untuk memperkirakan !'() . 2al yang lebih
penting lagi, tanda-tanda toksisitanya harus dicatat. abel "
mencantumkan daftar organ dan sistem yang mungkin dipengaruhi
beserta tanda-tanda khusus toksisitasnya 7angka waktu pengamatan harus
cukup panjang sehingga efek yang muncul lambat, termasuk kematian,
14
Page 15
7/21/2019 Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-toksikologi-kuantitatifdoc 15/21
tidak luput dari pengamatan. 7angka waktu itu biasanya $-" hari tetapi
dapat jauh lebih lama. 2al ini bertujuan untuk mengetahui perubahan
gejala yang terjadi setelah diberi perlakuan dengan membandingkan
gejala atau perilaku sebelum perlakuan.
=utopsi kasar harus dilakukan pada semua hewan yang mati dan pada
beberapa hewan yang hidup, terutama hewan yang tampak sakit pada
akhir percobaan. =utopsy dapat memberikan informasi yang berharga
tentang sasaran, terutama bila kematian tidak terjadi segera setelah
pemberian *at kimia. 0ungkin juga diperlukan pemeriksaan
histopatologik organ tubuh dan jaringan tertentu. 5riteria Pengamatan
meliputi:
". Pengamatan terhadap gejala F gejala klinis.
. Perubahan berat badan.
9. 7umlah hewan yang mati pada masing F masing kelompok uji.
. 2istopatologi organ.
abel anda oksik pada Brgan atau Sistem
Sistem Tan#a Toksik
=utonomik
0embran niktitans melemas, eksoftalmos,
hipersekresi hidung, saliva, diare, keluar air
seni, piloereksi
Perilaku
Sedasi, gelisah, posisi duduk kepala ke atas,
pandangan lurus ke depan, kepala terduduk,
depresi berat, sering menjilat-jilat tubuh
Sensorik
Peka terhadap nyeri, righting refle?, refleks
kornea, refleks labirin, penempatan dan
tulang belakang, peka terhadap bunyi dan
sentuhan, fonasi
;euromuskuler
=ktivitas meningkat atau berkurang,
fasikulasi, tremor, konvulsi, ataksia, lemas
15
Page 16
7/21/2019 Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-toksikologi-kuantitatifdoc 16/21
5ardiovaskuler
'enyut jantung meningkat atau berkurang,
sianosis, vasokontriksi, vasodilatasi
Pernafasana dan 0ata
2ipopnea, dispnea, terengah-engah,
midriasis, miosis, lakrimasi, ptosis
8astrointestinal,
gastrourinary
Salivasi, berdahak, diare, ingusan, berak
atau kencing berdarah, konstipasi
5ulit
Piloereksi, menggigil, eritema, edema,
nekrosis, bengkak
Analisis Hasil #an E%al!asi
'ata gejala-gejala klinis yang didapat dari fungsi vital, dapat dipakai
sebagai pengevaluasi mekanisme penyebab kematian secara kualitatif. 'ata
hasil pemeriksaan histopatologi digunakan untuk mengevaluasi spektrum efek
toksik. 'ata jumlah hewan yang mati digunakan untuk menentukan nilai
!'(). 7ika pada batas dosis maksimum tercapai, namun belum diketahui
!'()-nya, maka hasil yang didapat tertulis G!'() lebih dari
()))mg@5g//H. "( 'an jika sampai pada batas volume maksimum yang
boleh diberikan pada hewan uji, namun belum menimbulkan kematian, maka
dosis tertinggi tersebut dinyatakan sebagai !'() semu !')&.
• 2ubungan 'osis-<espon
/ila frekuensi atau efek lain dihubungkan terhadap dosis dalam skala
logaritmik, dieproleh suatu kurva berbentuk S. /agian tengan kuva itu
antara ">+ dan %+ respon& cukup lurus untuk memperkirakan !'()
atau 1'(). =kan tetapi, banyak bagian kurva dapat diluruskan denga
menggambarkan titik-titik tersebut berdasarkan nilai basis probit.
Prosedur ini terutama bergunan untuk memperhitunkan, misalnya !'(
atau !'#(, dengan menggunakan ujung-ujung ekstrem dari kurva.
16
Page 17
7/21/2019 Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-toksikologi-kuantitatifdoc 17/21
Unit probitsesuia dengan deviasi normal di sekitar nilai rata-rata mean&.
;amun untuk menghindari angka negatif, unit-unit probit diperoleh
dengan menambahkan ( pada deviasi-deviasi itu.• Potensi <elatif
Potensi suatu toksikan sangat beragam. =gar nilai !'() lebih ada artinya
dianjurkan juga untuk menentukan simpang bakunya atau confidence
limit& dan kemiringan slope& pada kurva dosisi-respon. 7ika confidence
limit dari dua !'() tumpang tindih, *at yang !'()-nya lebih kecil
mungkin itdak lebih toksik daripada *at lainnya. 5emiringan kurva
penting untuk membandingkan dua *at yang !')-nya hampir sama. Iat
yang membentuk kurva yang lebih datar akan menyebabkan lebih banyak
kematian daripada *at lainnya pada dosis yang lebih kecil daripada
!'().
1fek toksik diperoleh dari pengamatan dengan menghitung +
kematian mortalitas& hewan uji pada tiap konsentrasi. 7umlah hewan uji yang
mati dalam tiap vial selama jam dihitung. Persen kematian diperoleh dari
hasil perkalian rasio dengan "))+ yaitu hewan uji yang mati dibagi jumlah
hewan uji awal dikali "))+ untuk tiap replikasi. !alu dibandingkan dengan
control dan dilakukan analisis hasil sehingga diperoleh !'().
'ari persen kematian, dicari angka@nilai probit tiap kelompok hewan
uji melalui table, menentukan log dosis tiap-tiap kelompok kemudian dibuat
grafik dengan persamaan garis lurus hubungan antara nilai probit vs log
konsentrasi y J b? K a. 'i mana y : angka probit dan ? : log konsentrasi,
kemudian ditarik garis dari harga probit ( J()+ kematian& menuju sumbu L,
sehingga akan didapatkan log konsentrasi. !og konsentrasi diantilogkan
17
Page 18
7/21/2019 Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-toksikologi-kuantitatifdoc 18/21
untuk mendapatkan harga !'() atau !'() dapat juga dihitung dari
persamaan garis lurus tersebut dengan memasukkan nilai probit dari ()+
kematian hewan coba& sebagai y sehingga dihasilkan ? sebagai nilai log
konsentrasi. !'() dihitung dan diperoleh dari antilog nilai ? tersebut.
0etode analisis dapat dilakukan dengan metode manual dan metode
program analisis probit. 0etode analisis probit manual menggunakan table
probit untuk menaksir nilai probit dengan mengkonversi nilai persen
kematian hewan uji pada tiap konsentrasi ke nilai probit dalam table dengan
mata, lalu regresi dihitung dengan cara manual menggunakan kalkulator,
kemudian sebagai pembanding nilai !'() dihitung menggunakan program
analisis probit untuk memperkirakan regresi linear dan mengkoversi persen
respon kematian keprobit secara otomatis, selanjutnya rata-rata nilai !'()
yang diperoleh melalui manual dan program analisis probit dibandingkan
apakah berbeda signifikan atau tidak menggunakan uji dua sampel tidak
berhubungan@uji t 3ndependent Samples est&. Uji t ini dilakukan untuk
mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok
sampel yang tidak berhubungan.
Let&al Dose50
!ethal 'ose () adalah suatu besaran yang diturunkan secara
statistik, guna menyatakan dosis tunggal sesuatu senyawa yang diperkirakan
dapat mematikan atau menimbulkan efek toksik yang berarti pada ()+
hewan coba setelah perlakuan. !'() merupakan tolak ukur kuantitatif yang
sering digunakan untuk menyatakan kisaran dosis letal. /eberapa pendapat
menyatakan tidak setuju, bahwa !'() masih dapat digunakan untuk uji
18
Page 19
7/21/2019 Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-toksikologi-kuantitatifdoc 19/21
toksisitas akut. ;amun demikian, ada juga beberapa kalangan yang masih
setuju, bahwa !'() masih dapat digunakan untuk uji toksisitas akut dengan
pertimbangan antara lain :
• 7ika lakukan dengan baik, uji toksisitas akut tidak hanya mengukur
!'(), tetapi juga memberikan informasi tentang waktu kematian,
penyebab kematian, gejala-gejala sebelum kematian, organ yang terkena
efek, dan kemampuan pemulihan dari efek nonlethal.
• 2asil uji ini dapat digunakan untuk pertimbangan pemilihan design
penelitian subakut.
• 2asil uji ini dapat langsung digunakan sebagai perkiraan risiko suatu
senyawa terhadap konsumen atau pasien.
• Uji !'() tidak membutuhkan waktu yang lama.
2asil dari uji !'() yang harus dilaporkan selain jumlah hewan yang
mati, juga harus disebutkan durasi pengamatan. /ila pengamatan dilakukan
dalam jam setelah perlakuan, maka hasilnya tertulis G!'() jamH.
;amun seiring perkembangan, hal ini sudah tidak diperhatikan lagi, karena
pada umumnya tes !'() dilakukan dalam jam pertama sehingga
penulisan hasil tes G!'()H saja sudah cukup untuk mewakili tes !'() yang
diamati dalam jam. /ila dibutuhkan, tes ini dapat dilakukan lebih dari "
hari. ontohnya, pada tricresyl phosphat , akan memberikan pengaruh secara
neurogik pada hari ") F ", sehingga bila diamati pada jam pertama tidak
akan menemukan hasil yang berarti. 'an apabila demikian maka penulisan
hasil harus disertai dengan durasi pengamatan. Pada umumnya, semakin kecil
nilai !'(), semakin toksik senyawa tersebut. 'emikian juga sebaliknya,
semakin besar nilai !'(), semakin rendah toksisitasnya. Potensi ketoksikan
19
Page 20
7/21/2019 Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-toksikologi-kuantitatifdoc 20/21
akut senyawa pada hewan coba dibagi menjadi beberapa kelas, adalah sebagai
berikut :
/eberapa hal yang dapat mempengaruhi nilai !'() antara lain
spesies, strain, jenis kelamin, umur, berat badan, gender, kesehatan nutrisi,
dan isi perut hewan coba. eknis pemberian juga mempengaruhi hasil, yaitu
meliputi waktu pemberian, suhu lingkungan, kelembaban dan sirkulasi udara.
Selain itu, kesalahan manusia juga dapat mempengaruhi hasil ini. Bleh karena
itu, sebelum melakukan penelitian, kita harus memperhatikan faktor F faktor
yang mempengaruhi hasil ini.
BAB III
20
Page 21
7/21/2019 Penelitian Toksikologi Kuantitatif.doc
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-toksikologi-kuantitatifdoc 21/21
PENUTUP
'ESIPULAN
0eskipun uji toksisitas telah diusahakan, masih banyak sekali racun di dalam
lingkungan yg belum diketahui efeknya
SA)AN
Perlu dilakukan pemantauan yang kontinyu baik pemanfaatan ?enobiotik di
industri maupun dalam lingkungan masyarakat
21