Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada tahun 2013, pemerintah membuat terobosan baru yakni dengan memberlakukan kurikulum baru yang diberi nama kurikulum 2013 sebagai lanjutan dari kurikulum sebelumnya (KTSP). Alasan diberlakukanya kurikulum ini salah satunya adalah diharapkan adanya perubahan proses pembelajaran (dari peserta didik diberi tahu menjadi peserta didik mencari tahu) dan proses penilaian (dari berbasis output menjadi berbasis proses dan output). Oleh karena itu, guru dan peserta didik diharapkan dapat mengimplementasikan dari kurikulum baru ini. Pada kurikulum 2013 khususnya pada pelajaran matematika tingkat SMP dan sederajat, pemerintah sudah menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yakni 67 atau 2,66. SMP Negeri 03 Batu juga sudah menerapkan kurikulum 2013 yang dikhususkan pada peserta didik kelas VII, sedangkan peserta didik kelas VIII dan IX menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Diterapkanya kurikulum 2013 ini diharapkan bisa meningkatkan kualitas peserta didik maupun guru di SMPN 03 Batu, baik dilihat dari proses pembelajaran maupun dari hasil belajar. Adapun Kriteria Ketuntasan Minimal 1
43

Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Apr 07, 2023

Download

Documents

Alfa Utama
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada tahun 2013, pemerintah membuat terobosan baru

yakni dengan memberlakukan kurikulum baru yang diberi

nama kurikulum 2013 sebagai lanjutan dari kurikulum

sebelumnya (KTSP). Alasan diberlakukanya kurikulum ini

salah satunya adalah diharapkan adanya perubahan proses

pembelajaran (dari peserta didik diberi tahu menjadi

peserta didik mencari tahu) dan proses penilaian (dari

berbasis output menjadi berbasis proses dan output).

Oleh karena itu, guru dan peserta didik diharapkan

dapat mengimplementasikan dari kurikulum baru ini. Pada

kurikulum 2013 khususnya pada pelajaran matematika

tingkat SMP dan sederajat, pemerintah sudah menetapkan

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yakni 67 atau 2,66.

SMP Negeri 03 Batu juga sudah menerapkan kurikulum

2013 yang dikhususkan pada peserta didik kelas VII,

sedangkan peserta didik kelas VIII dan IX menggunakan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Diterapkanya kurikulum 2013 ini diharapkan bisa

meningkatkan kualitas peserta didik maupun guru di SMPN

03 Batu, baik dilihat dari proses pembelajaran maupun

dari hasil belajar. Adapun Kriteria Ketuntasan Minimal

1

Page 2: Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

(KKM) yang digunakan oleh SMPN 03 Batu untuk pelajaran

matematika sesuai dengan yang ditentukan oleh

pemerintah yakni 75 atau 3,00. Di dalam proses

pembelajaran, guru memiliki peran yang sangat penting

dalam menentukan kuantitas dan kualitas pembelajaran.

Karena guru dalam proses pembelajaran diibaratkan

sebagai sutradara yang mana mengatur semua jalanya

proses pembelajaran. Oleh sebab itu, guru harus membuat

perencanaan pembelajaran untuk meningkatkan kesempatan

belajar bagi peserta didik dan memperbaiki kualitas

mengajarnya serta menciptakan suasana belajar yang

menyenangkan.

Dari hasil pre-tes tentang pengetahuan awal peserta

didik mangenai materi konsep dasar PLSV yang dilakukan

pada tanggal 12 Maret 2014 didapatkan hasil belajar

peserta didik kelas VII-I semester genap tahun

pelajaran 2013-2014 di SMPN 03 Batu masih rendah yakni

13 dari 27 peserta didik yang nilainya memenuhi KKM.

Diperoleh presentasi ketuntasan klasikal sebesar 48,15

%, sehingga dapat dianalisisi bahwa ketuntasan klasikal

masih tergolong rendah. Menurut peneliti, nilai

tersebut masih tergolong rendah dan faktor penyebabnya

adalah minat belajar peserta didik kurang dan cenderung

malas belajar sehingga hasil yang dicapai kurang

maksimal, serta kurang adanya inovasi guru dalam proses

2

Page 3: Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

belajar mengajar sehingga peserta didik merasa jenuh,

bosan dan kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran.

Dihimbau untuk para pendidik agar menciptakan suasana

belajar yang lebih menarik supaya peserta didik lebih

nyaman dalam mengikuti proses belajar mengajar dan

memahami materi yang sedang disampaikan oleh guru.

Strategi TS-TS (Two-Stay Two-Stray) pertamakali

dikembangkan oleh Speaker Kagan (dalam Miftahul, 2013)

dengan sintaks, peserta didik dibentuk kelompok dengan

beranggotakan empat orang setelah itu diberikan

permasalahan yang harus dipecahkan bersama dengan

kelompoknya, setelah selesai dua orang dari masing-

masing kelompok bertamu ke kelompok lain dan dua orang

lainya menjaga di kelompoknya, setelah selesai

berkunjung kembali ke kelompok masing-masing dan

melaporkan temuan mereka. Berdasarkan uraian di atas,

menurut peneliti strategi TS-TS sangat cocok untuk

mengatasi masalah tersebut, dikarenakan tersebut

merupakan sistem pembelajaran kelompok dengan tujuan

agar peserta didik dapat saling bekerja sama,

bertanggung jawab, saling membantu memecahkan masalah,

dan saling mendorong satu sama lain untuk berprestasi.

Sehingga peneliti berkeingin untuk melakukan penelitian

tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Hasil belajar Pada

Materi Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV) Menggunakan Strategi TS-

3

Page 4: Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

TS (Two-Stay Two-Stray) Pada Peserta Didik Kelas VII-I Tahun Ajaran 2013-

2014 Di SMPN 03 Batu”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka

permasalahan yang dapat dirumuskan adalah bagaimana

penerapan strategi pembelajaran TS-TS (Two-Stay Two-Stray) 

dalam upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik di

SMP Negeri 03 Batu kelas VII-I tahun ajaran 2013-2014

pada materi persamaan linear satu variabel ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada permasalahan di atas, maka tujuan

yang diharapkan dalam mengadakan penelitian tindakan

kelas ini adalah untuk mendiskripsikan penerapan

strategi pembelajaran kooperatif tipe TS-TS (Two-Stay Two-

Stray) dalam upaya meningkatkan hasil belajar peserta

didik di SMP Negeri 03 Batu kelas VII-I tahun ajaran

2013-2014 pada materi persamaan linear satu variabel.

1.4 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian

tindakan kelas ini hanya akan membahas masalah dalam

ruang lingkup:

4

Page 5: Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

1. Peserta didik kelas VII-I di SMP Negeri 03 Batu

semester genap tahun ajaran 2013-2014.

2. Materi pokok yang dibahas dalam penelitian

tindakan kelas ini pada persamaan linear satu

variabel.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu

kontribusi yang berarti dalam upaya meningkatkan hasil

belajar peserta didik kelas VII-I di SMP Negeri 03

Batu, khususnya terhadap kegiatan pembelajaran

matematika. Adapun manfaat penelitian tindakan kelas

ini adalah:

1. Bagi Peserta didik

Mempermudah peserta didik dalam mempelajari dan

memahami materi yang disampaikan oleh guru, serta

untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.

2. Bagi Guru

Lebih mudah dalam menyampaikan materi, serta mampu

memberikan inovasi-inovasi baru bagi guru dalam

proses belajar mengajar.

3. Bagi Sekolah

Sebagai rujukan dalam meningkatkan mutu pendidikan di

sekolah khususnya di SMPN 03 Batu.

5

Page 6: Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

6

Page 7: Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Definisi Belajar

Menurut Datyanto (dalam Chandra, 2013) belajar

adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang

untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamanya sendiri

dalam interaksi dengan lingkunganya. Sedangkan menurut

Syah (dalam Chandra, 2013) belajar adalah tahapan

perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif

menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Dari

beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa

definisi belajar adalah proses perubahan tingkah laku

seseorang secara keseluruhan sebagai hasil dari

pengalaman dan interaksi lingkungan yang melibatkan

aspek kognitif.

Smith dan Ragan (dalam Chandra, 2013) mengemukakan

beberapa indikator yang dapat digunakan untuk

menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Faktor-

faktor tersebut adalah efektif, efisien, dan menarik,

sedangkan kriterianya, yakni.

1) Peran aktif peserta didik (active participation)

7

Page 8: Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Proses belajar akan berlangsung efektif jika peserta

didik terlibat secara aktif dalam tugas-tugas yang

bermakna, dan berinteraksi dengan materi pelajaran

secara intensif.

2) Latihan (practice)

Latihan yang dilakukan dalam berbagai konteks dapat

memperbaiki tingkat daya ingat atau retensi.

3) Perbedaan individual (individual differences)

Dalam hal ini, tugas guru atau instruktur adalah

mengembangkan potensi yang dimiliki oleh individu

seoptimal mungkin melalui proses pembelajaran yang

berkualitas.

4) Interaksi sosial (social interaction)

Interaksi sosial sangat diperlukan oleh peserta didik

agar dapat memperoleh dukungan sosial dalam belajar.

Interaksi yang berkesinambungan dengan sejawat atau

sesama peserta didik akan memungkinkan peserta didik

untuk melakukan konfirmasi terhadap pengetahuan dan

keterampilan yang sedang dipelajari.

2.2 Pembelajaran Kooperatif

Menurut Slavin (2005) menyatakan, “in cooperative

learning method, student work together in four memver tean to master

materian initially presented by the teacher”. Pernyataan tersebut

menunjukkan bahwa didalam pembelajaran kooperatif

8

Page 9: Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

peserta didik bekerja bersama-sama dalam kelompok untuk

membahas materi yang sudah disampaikan oleh guru.

Model pembelajaran koopeatif memiliki ciri-ciri

sebagai berikut.

a. Peserta didik bekerja dalam kelompok secara

kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya.

b. Kelompok dibentuk dari peserta didik dengan

kemampuan heterogen, yaitu peserta didik yang

memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.

c. Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras,

budaya, suku, jenis kelamin yang berbeda-beda.

d. Penghargaan lebih berorientasi kelompok daripada

individu.

Unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif

adalah sebagai berikut.

a. Para peserta didik harus memiliki persepsi bahwa

mereka “tenggelam atau berenang bersama.”

b. Para peserta didik harus memiliki tanggungjawab

terhadap peserta didik atau peserta didik lain dalam

kelompoknya, selain tanggungjawab terhadap diri

sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi.

c. Para peserta didik harus berpandangan bahwa mereka

semua memiliki tujuan yang sama.

d. Para peserta didik membagi tugas dan berbagi

tanggungjawab di antara para anggota kelompok.

9

Page 10: Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

e. Para peserta didik diberikan satu evaluasi atau

penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap

evaluasi kelompok.

f. Para peserta didik berbagi kepemimpinan sementara

mereka memperoleh keterampilan bekerja sama selama

belajar.

g. Setiap peserta didik akan diminta mempertanggung

jawabkan secara individual materi yang ditangani

dalam kelompok kooperatif.

Pada pembelajaran kooperatif diajarkan

keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerja

sama dengan baik di dalam kelompoknya, seperti menjadi

pendengar yang baik, peserta didik diberi lembar

kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas yang

direncanakan untuk diajarkan. Selama kerja kelompok,

tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan

(Slavin, 2005).

2.3 Pembelajaran Kooperatif Tipe TS-TS (Two-Stay Two-

Stray)

Model pemelajaran kooperatif tipe TS-TS (Two-Stay

Two-Stray) dikembangkan oleh Spencer Kagan (dalam

Miftahul, 2013). Metode ini bisa digunakan dalam semua

mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia peseta

didik. Metode TS-TS (Two-Stay Two-Stray) merupakan sistem

10

Page 11: Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

pembelajaran kelompok dengan tujuan agar peserta didik

dapat saling bekerja sama, bertanggung jawab, saling

membantu memecahkan masalah, dan saling mendorong satu

sama lain untuk berprestasi. Metode ini juga melatih

peserta didik untuk bersosialisasi dengan baik.

2.3.1 Sintaks metode TS-TS (Two-Stay Two-Stray)

Berikut adalah rincian tahap-tahap strategi

pembelajaran TS-TS :

1) Guru membagi peserta didik dalam beberapa

kelompok yang setiap kelompok terdiri dari

empat peserta didik. Kelompok yang dibentuk

pun merupakan kelompok heterogen, misalnya

satu kelompok terdiri dari 1 peserta didik

berkemampuan tinggi, 2 peserta didik

berkemampuan sedang, dan 1 peserta didik

berkemampuan rendah. Hal ini dilakukan karena

pembelajaran kooperatif tipe TS-TS (Two-Stay

Two-Stray) bertujuan untuk memberikan kesempatan

pada peserta didik untuk saling membelajarkan

(Peer Tutoring) dan saling mendukung.

2) Guru memberikan subpokok bahasan bersama-sama

dengan kelomppok masing-masing.

3) Peserta didik bekerja sama dalam kelompok

yang beranggotakan empat orang. Hel ini

bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada

11

Page 12: Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

peserta didik untuk terlibat secara aktif

dalam proses berfikir.

4) Setelah selesai, dua orang dari masing-masing

kelompok meninggalkan kelompoknya untuk

bertamu ke kelompok lainya.

5) Dua orang yang tinggal dalam kelompok

bertugas membagikan hasil kerja dan informasi

mereka kepada temu dari kelompok lain.

6) Tamu mohon diri dan kembali ke kelompoknya

masing-masing untuk melaporkan temuan meraka

dari kelompok lain.

7) Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil

kerja mereka.

2.3.2 Kelebihan dan kekurangan strategi

pembelajaran TS-TS (Two-Stay Two-Stray)

Kelebihan strategi pembelajaran TS-TS (Two-Stay

Two-Stray).

1) Dapat diterapkan pada semua

kelas/tingkatan.

2) Lebih berorientasi pada keaktifan dan

kreativitas peserta didik.

3) Diharapkan peserta didik akan berani

menggungkapkan pendapatnya.

4) Menambah kekompakan, kreatifitasa dan

rasa percaya diri peserta didik.

12

Page 13: Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

5) Peserta didik dapat melakukan diskusi dengan

sungguh-sungguh.

6) Peserta didik yang pandai dapat mengajari

peserta didik yang kurang pandai.

7) Peserta didik dapat saling membantu satu sama

lain dan saling mendorong untuk berprestasi.

Kekurangan strategi pembelajaran TS-TS (Two-Stay

Two-Stray).

1) Membutuhkan waktu yang lama.

2) Peserta didik cenderung tidak mau belajar

dalam kelompok.

3) Bagi guru, membutuhkan banyak peersiapan

(materi, dana dan tenaga).

4) Guru cenderung kesulitan dalam mengelolah

kelas.

2.4 Hasil belajar peserta didik

Kegiatan belajar tidak dapat dipisahkan dengan

hasil belajar, kegiatan belajar merupakan proses dan

hasil belajar merupakan hasil belajar. Menurut

Purwanto (dalam Yulia, 2012) hasil belajar adalah

perubahan perilaku pesert didik akibat belajar.

Perubahan perilaku disebabkan karena dia mencapai

penguasaaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam

proses belajar mengajar. Menurut Sudjana (2012),

13

Page 14: Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai

terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai peserta

didik dengan kriteria tertentu. Pengolahan hasil

penilaian melalui nilai rata-rata, melalui rapor hasil

belajar peserta didik selama periode tertentu dapat

diketahui perkembanganya. Mereka yang memiliki hasil

belajar yang tinggi nilai rapornya selalu di atas rata-

rata, serta menunjukkan adanya peningkatan prestasi.

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli, maka dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan

seseorang dalam menerima ilmu dan ditunjukkan dengan

adanya ketercapaian pada indikator yang telah

ditetapkan.

Penilaian hasil belajar dan proses belajar saling

berkaitan satu sama lain sebab hasil belajar merupakan

akibar dari proses. Penilaian proses belajar adalah

upaya memberi nilai tehadap kegiatan belajar mengajar

yang dilakukan oleh peserta didik dan guru dalam

mencapai tujuan-tujuan guruan. Pada penilaian ini

dilihat sejauh mana keefektifan dan efisiennya dalam

mencapai tujuan guruan atau perubahan tingkah laku

peserta didik.

Adapun fungsi dari penilaian adalah :

1) Untuk mengetahui tercapai-tidaknya tujuan

instruksional.

14

Page 15: Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

2) Umpan balik bagi perbaikan prosses belajar-mengajar.

3) Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar

peserta didik kepada orang tua.

Adapunfaktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

menurut Slameto (2010) dapat dibagi menjadi dua macam

yaitu faktor yang berasal dari diri peserta didik

(intern) dan fakfor yang berasal dari luar diri peserta

didik (ekstern).

1) Faktor Internal

a. Faktor jasmani, seperti: kesahatan, cacat tubuh.

b. Faktor psikologi, seperti: intelegensi,

perhatian, minat, bakat, motif, kematangan,

kesiapan, dan cara belajar.

c. Faktor kelelahan, seperti: kelelahan jasmani dan

rohani.

2) Faktor Eksternal

a. Faktor keluarga, seperti: cara mendidik anak,

relasi antara keluarga, keadaan ekonomi keluarga.

b. Faktor sekolah, seperti: metode mengajar,

kurikulum, relasi guru dengan peserta didik,

relasi peserta didik dengan peserta didik,

disiplin sekolah, waku sekolah, standart

pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, tugas

rumah.

15

Page 16: Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

c. Faktor masyarakat, seperti: kegiatan peserta

didik dalam masyarakat, mass media (bioskop,

radio, TV, dll), teman bergaul, bentuk kehidupan

masyarakat.

2.5 Materi Pembelajaran

1. Kalimat Tertutup

Kalimat tertutup adalah kalimat berita yang dapat

dinyatakan nilai kebenarannya, bernilai benar atau

salah, dan tidak keduanya.

Contoh:

a) Palembang adalah ibukota Propinsi Sumatera

Selatan. (Benar)

b) Pencipta lagu Indonesia Raya adalah Kusbini.

(Salah)

c) Siapa pencipta lagu Indonesia Raya ? (tidak

keduanya)

2. Kalimat Terbuka

Kalimat terbuka adalah kalimat yang belum dapat

ditentukan nialai kebenarannya.

Contoh:

a) Ibu kota negara Indonesia adalah xb) b+20=34

3. Persamaan Linier Satu Variable (PLSV)

16

Page 17: Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

PLSV adalah kalimat terbuka yang dihubungkan oleh

tanda sama dengan (=) dan hanya mempunyai satu

variable berpangkat satu.

Contoh:

a) x+7=9

Fakta-fakta dari kalimat terbuka di atas:

- Memiliki satu variable, yaitu x- Dihubungkan dengan relasi sama dengan (¿)

- Pangkat tertinggi x adalah 1- Jika x diganti menjadi 2, maka 2 + 7 = 9

merupakan pernyataan yang bernilai benar.

- Jika x diganti menjadi 3, maka 3 + 7 = 9

merupakan pernyataan yang bernilai salah.

4. Menentukan Penyelesaian PLSV

Menyelesaikan PLSV dapat dilakukan dengan menambah,

mengurangi, mengalikan dan membagi kedua ruas

persamaan dengan bilangan yang sama.

Contoh:

a) Tentukan penyelesaian persamaan 3y−2=13, jika yvariable pada bilangan bulat.

Jawab:

3y−2=13

3y−2+2=13+2 (kedua ruas ditambah 2)

3y=15

17

Page 18: Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

13×3y=

13×13 (kedua ruas dikalikan 13)

atau 3y3=15

3 (kedua ruas dibagi 3)

y=5

Jadi himpunan penyelesaiannya adalah {5}

5. Persamaan yang ekuivalen/ Setara

Dua atau lebih persamaan linier dikatakan setara

atau ekuivlen jika himpunan penyelesaian persamaan

itu tetapi bentuk persamaannya berbeda, dilambangkan

dengan

Contoh:

3y−2=13 dengan 2y−2=8, memiliki himpunan

penyelesaian yang sama yaitu {5}. Dengan demikian

kedua persamaan diatas bisa dikatakan setara atau

ekuivalen. Ditulis dengan lambang sebagai berikut :

x−4=8x−5=7.

18

Page 19: Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) karena merupakan pengkajian terhadap

masalah praktis dalam kelas dengan tujuan menentukan

tindakan yang tepat dalam mengatasi permasalahan di

kelas. Penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam

penelitian ini adalah penelitian partisipan, yaitu

peneliti terlibat secara penuh dan langsung dalam

proses penelitian mulai dari awal sampai akhir dengan

tujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik

pada mata pelajaran matematika.

3.2 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah

peserta didik kelas VII-I semester genap tahun

pelajaran 2013-2014 di SMP Negeri 03 Batu yang terdiri

dari 27 peserta didik dengan 11 laki-laki dan 16

perempuan.

3.3 Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMPN

03 Batu yang beralamatkan di Jalan Raya Beji No. 08

Telp. / Fax. (0341) 592084 Junrejo Batu. Website :

19

Page 20: Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

www.smp3batu.net dan Email : [email protected].

Proses penelitian dan pengambilan data dilaksanakan

pada pembelajaran Semester Genap Tahun Pelajaran 2013-

2014 dan disesuaikan dengan proses pembelajaran yang

sedang berlangsung di kelas VII-I SMP Negeri 03 Batu.

3.4 Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan melalui 4

(empat) tahap yaitu: perencanaan (planning), tindakan

(acting), observasi (observating) dan refleksi (reflecting).

Untuk mengatasi suatu permasalahan di kelas, peneliti

memerlukan lebih dari satu siklus. Siklus-siklus

tersebut saling berkaitan dan berkelanjutan. Apabila

pada siklus pertama masih ada hal-hal yang kurang maka

dilaksanakan siklus kedua, dan begitu juga pada siklus-

siklus berikutnya. Tahapan dalam siklus ini adalah

sebagai berikut.

20

Page 21: Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Gambar 3.1 Tahapan Siklus PTK (buku pandual PPL, 2013)

Berikut ini adalah penjelasan dari tahapan gambar

siklus di atas.

1) Perencanaan (Planning)

Pada tahap ini, kegiatan yang harus dilakukan adalah:

(a)Melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui

kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada

peserta didik dengan menggunakan stategi TS-TS (Two-

Stay Two-Stray). 

(b)Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

dengan menggunakan stategi TS-TS (Two-Stay Two-Stray).

(c)Membuat lembar kerja peserta didik (LKS).

21

Page 22: Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

(d)Membuat instrumen yang digunakan dalam siklus

penelitian tindakan kelas.

(e)Menyusun alat evaluasi pembelajaran.

2) Pelaksanaan (Acting)

Pada tahap ini, kegiatan yang harus dilakukan adalah:

(a)Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

(b)Guru menyampaikan materi pelajaran mengenai materi

persamaan linear satu variabel (PLSV).

(c)Peserta didik dibagi kelompok.

(d)Guru memberikan tugas dalam bentuk LKS dan masing-

masing kelompok mengerjakannya.

(e)Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan

memastikan tiap anggota kelompok dapat

mengerjakannya/ mengetahui jawabannya.

(f)Hasil diskusi kelompok di tempel pada mading

masing-masing kelompok.

(g)Dua orang dari masing-masing kelompok berkunjung

ke mading dari kelompok lain dan memberikan

komentar mereka mengenai materi yang sedang

dibahas. Dua orang lainya menjaga di kelompoknya.

(h)Setelah berkunjung, dua orang dari masing-masing

kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing dan

mendiskusikan hasil yang diperoleh.

(i)Guru dan peserta didik membahas materi yang kurang

dimengerti, serta menyimpulkan.

22

Page 23: Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

(j)Guru memberi evaluasi.

(k)Penutup.

3) Pengamatan (Observating)

Pada tahap ini, kegiatan yang harus dilakukan adalah:

(a)Mengamati situasi kegiatan pembelajaran di kelas.

(b)Mengamati keaktifan dan sikap peserta didik dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran.

(c)Mengamati kemampuan peserta didik dalam kegiatan

diskusi kelompok.

(d)Memantau hasil belajar peserta didik terhadap

penguasaan materi pembelajaran.

4) Refleksi (Reflecting)

Pada tahap ini, kegiatan yang harus dilakukan adalah:

(a)Mancatat hasil observasi.

(b)Mengevaluasi hasil observasi.

(c)Menganalisis hasil pembelajaran

(d)Mencatat hal-hal yang masih kurang untuk dijadikan

perbaikan pada siklus berikutnya.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam

penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

1)Silabus

23

Page 24: Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan

mengenai kegiatan pembelajaran, pengolahan kelas, dan

penilaian hasil belajar.

2)Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan

seperangkat pembelajaran yang digunakan sebagai

pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk setiap

pertemuan. Masing-masing RPP berisi kompetensi inti,

kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar,

tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, kegiatan

belajar mengajar di kelas dan penilaian.

3)Lembar Kegiatan Peserta didik (LKS)

Lembar Kegiatan Peserta didik (LKS) digunakan untuk

membantu proses pengumpulan data hasil penelitian.

4)Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan oleh observer untuk

menilai proses pembelajaran guru di kelas. Proses

penilaianya yakni untuk mengetahui pembelajaran yang

dilaksanakan sudah sesuai atau tidak dengan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah disusun dan

untuk mengetahui pembelajaran yang dilaksanakan

sudah berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

5)Tes Hasil Belajar

Tes digunakan untuk melihat tingkat penguasan peserta

didik dalam pembelajaran matematika dengan

24

Page 25: Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

menggunakan stategi TS-TS (Two-Stay Two-Stray). Tes hasil

belajar ini dilakukan dalam bentuk kuis individu yang

diberikan setelah pembelajaran berlangsung.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan teknik

tes yang dilakukan untuk memperkuat hasil pengamatan

terhadap hasil belajar peserta didik selama proses

pembelajaran berlangsung.

1) Kuis

Kuis yang digunakan berbentuk tes tulis dan digunakan

untuk mengetahui pemahaman peserta didik terhadap

materi yang dipelajari. Selain itu, kuis juga

digunakan untuk mengetahui keberhasilan dari stategi

TS-TS (Two-Stay Two-Stray) yang telah dilaksanakan, sehingga

hasil yang diperoleh dapat digunakan untuk evaluasi

pembelajaran selanjutnya.

2) Observasi

Observasi dilaksanakan agar penggunaan stategi TS-

TS (Two-Stay Two-Stray) yang dilaksanakan sesuai dengan

rancanagan pelaksanaan pembelajaran yang telah

disusun. Selain itu, observasi juga digunakan sebagai

evaluasi guru dalam pembelajaran, sehingga dalam

penilaiannya diisi oleh observer atau guru matematika

25

Page 26: Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

lainnya. Berikut adalah tabel lempar penelitian

observer (buku panduan PPL, 2013).

Tabel 3.1 Bentuk Lembar Penilaian Observer

26

NO INDIKATOR / ASPEK YANG DIAMATI SKORA. Pembuka Pelajaran

1. Mengecek kehadiran peserta didik 1 2 3 4 52. Memeriksa kesiapan peserta didik

dalam proses pembelajaran 1 2 3 4 5

3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai 1 2 3 4 5

4. Melakukan kegiatan apersepsi dan motivasi 1 2 3 4 5

B. Kegiatan Inti Pembelajaran1. Mengkaitkan materi dengan

pengetahuan peserta didik 1 2 3 4 5

2. Menyampaikan konsep materi pokok dengan jelas 1 2 3 4 5

3. Menguasai kelas dengan strategi TS-TS 1 2 3 4 5

4. Melaksanakan pembelajaran sesuai alokasi waktu 1 2 3 4 5

5. Menumbuhkan keceriaan dan antusias peserta didik dalam belajar 1 2 3 4 5

6. Melakukan penilaian selama proses pembelajaran sesuai kompetensi 1 2 3 4 5

7. Menggunakan bahasa lisan dan tulisandengan baik dan benar 1 2 3 4 5

C. Penutup1. Membuat kesimpulan materi bersama

peserta didik 1 2 3 4 5

2. Memberikan arahan dan tugas sebagai bagian remidi, pengayaan, serta memberikan penguatan

1 2 3 4 5

Total Skor

Page 27: Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Keterangan : 1 = sangat tidak baik 3 = kurang baik 5

= sangat baik

2 = baik 4 = baik

3) Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan catatan yang dibuat

oleh peneliti setelah proses pembelajaran berakhir.

Catatan ini digunakan sebagai bahan pertimbangan

pembelajaran selanjutnya yang berisi mengenai hal-hal

yang ditemukan selama proses pembelajaran menggunakan

stategi TS-TS (Two-Stay Two-Stray). Berikut adalah bentuk

catatan lapang.

Petunjuk!

Tuliskan segala sesuatu yang sesuai dengan pengamatan

anda selama kegiatan berlangsung

3.7 Teknik Analisis Data

27

Hari/Tanggal :

Jam :

..................................................

..................................................

..................................................

..................................................

..................................................

..................................................

..................................................

Page 28: Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Analisis data digunakan untuk menentukan ada

tidaknya peningkatan hasil belajar peserta didik pada

setiap siklus, skor tes dari setiap siklus dibandingkan

dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) perseorangan

dan klasikal. Skor yang diperoleh peserta didik setiap

akhir siklus selanjutnya dinyatakan dalam bentuk

presentase yang menyatakan ketuntasan belajar secara

klasikal.

1. Secara perseorangan peserta didik telah tuntas

belajar apabila kriteria ketuntasan minimal mencapai

skor tes minimal 75 untuk mengetahui ketuntasan

belajar secara individual digunakan rumus sebagai

berikut.

Nilai=SkoryangDiperoleh

SkorMaksimal×100

2. Secara klasikal dianggap tuntas belajar apabila

telah mencapai 80% dari jumlah peserta didik yang

telah mengikuti tes yang mendapatkan nilai yang

memenuhi KKM. Ketuntasan belajar klasikal peserta

didik dapat dihitung menggunakan rumus sebagai

berikut ini.

Persentaseketuntasanklasikal=jumlahsiswayangtuntasjumlahsiswaseluruhnya

×100%

Tabel 3.2 Kriteria Keberhasilan Penelitian

28

Page 29: Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Persentase

Keberhasilan (%)

Kriteria

91 – 100 Sangat Baik81 – 90 Baik65 – 80 Cukup50 – 64 Kurang25 – 49 Rendah0 – 24 Gagal

(Arikunto, 2003)

29

Page 30: Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Pra-siklus

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan

berdasarkan hasil observasi dan pengumpulan data dari

kondisi awal kelas VII-I semester genap tahun ajara

2013-2014 di SMP Negeri 03 Batu. Observasi ini

dilaksanakan sesuai dengan kondisi kelas tersebut,

sehingga pelaksanaan stategi TS-TS (Two-Stay Two-Stray) yang

dilakukan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Observasi ini dilakukan pada materi Persamaan Linear

Satu Variabel (PLSV). Pada tahap observasi yang

dilaksanakan pada tanggal 12 Maret 2014 didapat nilai

matematika peserta didik kelas VII-I semester genap

tahun ajara 2013-2014 di SMP Negeri 03 Batu hanya 13

dari 27 peserta didik yang nilainya memenuhi KKM.

Diperoleh presentasi ketuntasan klasikal sebesar 48,15

%, sehingga dapat dianalisisi bahwa ketuntasan klasikal

masih tergolong rendah. Melihat dari Dari data

tersebut, maka peneliti akan menerapkan stategi

peembelajaran TS-TS (Two-Stay Two-Stray) untuk meningkatkan

hasil belajar peserta didik.

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini terdiri

dari dua siklus yaitu siklus I yang dilaksanakan pada

30

Page 31: Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

tanggal 12 Maret 2014 dengan alokasi waktu 3x 40 menit

dan siklus II dilaksanakan pada tanggal 17 dan 19 Maret

2014 dengan alokasi waktu 5 x 40 menit.

4.2 Deskripsi Siklus I

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus I

dilaksanakan satu kali pertemuan dengan dua jam

pelajaran. Tepatnya pada hari Rabu tanggal 12 Maret

2014 pada jam ke 3-4 (08.20-09.40). Berikut adalah

tahapan pelaksanaan pada siklus I.

1) Perencanaan (Planning)

Pada tahap perencanaan siklus I, kegiatan yang

dilakukan peneliti adalah membuat rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) tentang menentukan konsep PLSV.

Adapun kompetensi dasarnya yaitu 1. menyelesaikan

persamaan dan pertaksamaan linear satu variable. 2.

membuat dan menyelesaikan model matematika dari masalah

nyata yang berkaitan dengan persamaan dan

pertidaksamaan linear satu variabel. Sedangkan

indikator pembelajarya yakni menemukan konsep kalimat

tertutup, kalimat terbuka, serta mengenal PLSV dalam

berbagai bentuk dan variable. Materi yang disampaikan

adalah kalimat tertutup, kalimat terbuka, dan persamaan

linear satu variabel. Waktu yang diperlukan adalah 2

jam pelajaran yakni pada jam ke 3-4 (08.20-09.40).

31

Page 32: Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Membuat lembar kerja siswa (LKS) berupa soal uraian

dengan jumlah soal lima butir soal (Lampiran 10).

Lembar kerja siswa (LKS) dikerjakan secara berkelompok

dengan satu kelompok terdiri dari empat peserta didik.

Alokasi waktu yang digunakan untuk berdiskusi

menyelesaikan LKS 25 menit.

Menyusun tes hasil belajar, yakni guru memberikan

pengarahan kepada setiap kelompok dalam menyelesaiakan

masalah. Selain itu, guru juga membimbing kelompok yang

mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah yang

telah diberikan. Hasil belajar peserta didik diambil

dari nilai tes yang diberikan oleh guru setelah proses

pembelajaran berlangsung. Pada siklus I ini, jumlah

soal tes sebanyak 4 soal pilihan ganda dan 3 soal

uraian. Alokasi waktu yang dibutuhkan untuk tes adalah

10 menit.

Menyusun pedoman observasi mengenai hasil belajar

peserta didik yang diisi oleh observer atau guru

matematika yang lain (Lampiran 3). Penilainya mulai

dari pembukaan pembelajaran, kegiatan inti pembelajran,

dan penutup. Observer yang menilai pada proses

pembelajaaran sebanyak 1 orang observer.

2) Pelaksanaan (Acting)

Pada tahap pelaksanaan siklus I dilaksanakan pada

hari Rabu tanggal 12 Maret 2014. Waktu yang diperlukan

32

Page 33: Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

adalah 2 jam pelajaran yakni pada jam ke 3-4 (08.20-

09.40). Materi yang disampaikan adalah kalimat

tertutup, kalimat terbuka, dan persamaan linear satu

variabel (PLSV). Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I

adalah guru membuka pelajaran dengan dan memeriksa

kehadiran peserta didik serta membacakan tujuan

pembelajaran. Selanjutnya masuk ke kegiatan inti, yakni

guru menyampikan materi setelah selesai guru membagi

peserta didik menjadi 7 kelompok dengan satu kelompok

terdiri dari empat peserta didik yang memiliki

kemampuan randome. Peserta didik berdiskusi bersama

dengan kelomoknya dengan alokasi waktu 25 menit,

setelah itu hasil diskusi masing-massing kelompok di

tempel pada mading kelompoknya masing-masing. Dua orang

dari masing-masing kelompok berkunjung ke mading dari

kelompok lain dan memberikan komentar mereka mengenai

materi yang sedang dibahas. Dua orang lainya menjaga di

kelompoknya. Setelah berkunjung, dua orang dari masing-

masing kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing

dan mendiskusikan hasil yang diperoleh. Guru dan

peserta didik membahas materi yang kurang dimengerti,

serta menyimpulkan, setelah itu guru membagikan soal

tes pada peserta didik. Masuk ke kegiatan penutup yakni

guru memberikan evaluasi tentang materi yang sudah

33

Page 34: Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

disampaikan dan menyuruh peserta didik untuk

mempelajari materi untuk pertemuan selanjutnya.

3) Pengamatan (Observating)

Pada tahap pengamatan siklus I, guru memberikan

pengarahan kepada setiap kelompok dalam menyelesaiakan

masalah. Selain itu, guru juga membimbing kelompok yang

mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah yang

telah diberikan. Pada pembelajaran ini kebanyakan

peserta didik kesulitan dalam menentukan koefisien,

variabel, dan konstant pada Persamaan Linear Satu

Variabel (PLSV), serta ketika peserta didik diskusi

kelompok (menyelesaikan LKS) memerlukan waktu lebih

lama dari yang sudah ditentukan sebelumnya.

Hasil dari tes yang sudah dilakukan oleh peserta

didik menunjukkan bahwa 19 dari 27 peserta didik yang

nilainya memenuhi KKM. Kebanyakan kesalahan peserta

didik dalam menjawab terletak pada soal pilihan ganda

no 2 dan 4, yakni tentang fakta-fakta dari PLSV dan

menentukan koefisien, variabel, dan konstant padaPLSV.

Sedangkan pada soal uraian dia atas 80% jawaban peserta

didik sudah benar.

4) Refleksi (Reflecting)

Pada tahap refleksi, tes hasil belajar siklus I

didapatkan hasil nilai peserta didik kelas VII-I adalah

19 dari 27 peserta didik yang nilainya memenuhi KKM.

34

Page 35: Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Diperoleh presentasi ketuntasan klasikal sebesar 70,37%

, sehingga dapat dianalisisi bahwa ketuntasan klasikal

sudah termasuk dalam kriteria cukup. Dengan melihat

kelemahan peserta didik di atas, maka dibutuhkan

penjelasan yang mendasar pada peserta didik yang

mengalami hambatan tersebut dengan cara diskusi antar

teman dalam kelompoknya dan melakukan kunjungan antar

kelompok, serta guru harus bisa memperkirakan waktu

yang tepat untuk peserta didik berdiskusi supaya tidak

melebihi waktu yang sudah diperkirakan.

4.3 Deskripsi Siklus II

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus

II dilaksanakan dua kali pertemuan dengan lima jam

pelajaran. Tepatnya pada hari Senin tanggal 17 Maret

2014 pada jam ke 1-3 (08.00-10.00) dan hari Rabu

tanggal 19 Maret 2014 pada jam ke 3-4 (08.20-09.40) .

Berikut adalah tahapan pelaksanaan pada siklus II.

1) Perencanaan (Planning)

Pada tahap perencanaan siklus II, kegiatan yang

dilakukan peneliti adalah membuat rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) tentang menentukan konsep PLSV.

Adapun kompetensi dasarnya yaitu 1. menyelesaikan

persamaan dan pertaksamaan linear satu variable. 2.

membuat dan menyelesaikan model matematika dari masalah

35

Page 36: Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

nyata yang berkaitan dengan persamaan dan

pertidaksamaan linear satu variabel. Sedangkan

indikator pembelajarya yakni menenentukan penyelesaian

dan bentuk setara atau ekuivalen dari PLSV dengan cara

kedua ruas ditambah, dikurangi, dikalikan atau dibagi

dengan bilangan yang sama. Materi yang disampaikan

adalah penyelesaan PLSV dan bentuk setara atau

ekuivalen PLSV. Pada siklus II ini membutuhkan 2 kali

pertemuan dengan alokasi waktu yang diperlukan adalah 5

jam pelajaran yani hari Senin tanggal 17 Maret 2014 jam

ke 1-3 (08.00-10.00).dan hari Rabu 19 Mater 2014 jam ke

3-4 (08.20-09.40).

Menyusun tes hasil belajar, yakni guru memberikan

pengarahan kepada setiap kelompok dalam menyelesaiakan

masalah. Selain itu, guru juga membimbing kelompok yang

mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah yang

telah diberikan. Hasil belajar peserta didik diambil

dari nilai tes yang diberikan oleh guru setelah proses

pembelajaran berlangsung. Pada siklus I ini, jumlah

soal tes sebanyak 2 soal uraian. Alokasi waktu yang

dibutuhkan untuk tes adalah 15 menit.

Menyusun pedoman observasi mengenai hasil belajar

peserta didik yang diisi oleh observer atau guru

matematika yang lain (Lampiran 6). Penilainya mulai

dari pembukaan pembelajaran, kegiatan inti pembelajran,

36

Page 37: Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

dan penutup. Observer yang menilai pada proses

pembelajaaran sebanyak 1 orang observer.

2) Pelaksanaan (Acting)

Pada tahap pelaksanaan siklus II dilaksanakan pada

hari Senin tanggal 17 Maret 2014 dan hari Rabu 19 Mater

2014 dengan waktu yang diperlukan adalah 5 jam

pelajaran. Pada pertemuan ke-1 hari Senin 17 Maret

2014 jam ke 1-3 (08.00-10.00) materi yang disampaikan

adalah menentukan penyelesaian PLSV. Pertemuan ke-2

hari Rabu 19 Maret 2014 jam ke 3-4 (08.20-09.40) materi

yang disampaikan adalah menentukan bentuk setara atau

ekuivalen PLSV.

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II pada

pertemuan ke-1 adalah guru membuka pelajaran dengan dan

memeriksa kehadiran peserta didik serta membacakan

tujuan pembelajaran. Selanjutnya masuk ke kegiatan

inti, yakni guru menyampikan materi setelah selesai

guru menyuruh peserta didik untuk berkumpul dengan

kelompoknya masing-masing. Peserta didik berdiskusi

bersama dengan kelomoknya untuk menyelesaikan Uji

Kometensi 6.2 no 1 dan 3 dengan alokasi waktu 30 menit,

setelah itu hasil diskusi masing-massing kelompok di

tempel pada mading kelompoknya masing-masing. Dua orang

dari masing-masing kelompok berkunjung ke mading dari

kelompok lain dan memberikan komentar mereka mengenai

37

Page 38: Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

materi yang sedang dibahas. Dua orang lainya menjaga di

kelompoknya. Setelah berkunjung, dua orang dari masing-

masing kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing

dan mendiskusikan hasil yang diperoleh. Guru dan

peserta didik membahas materi yang kurang dimengerti,

serta menyimpulkan. Masuk ke kegiatan penutup yakni

guru memberikan evaluasi tentang materi yang sudah

disampaikan dan menyuruh peserta didik untuk

mempelajari materi untuk pertemuan selanjutnya.

Pelaksanaan pembelajaran pertemuan ke-2 adalah guru

membuka pelajaran dengan dan memeriksa kehadiran

peserta didik serta membacakan tujuan pembelajaran.

Selanjutnya masuk ke kegiatan inti, yakni guru

menyampikan materi setelah selesai guru menyuruh

peserta didik untuk berkumpul dengan kelompoknya

masing-masing. Peserta didik berdiskusi bersama dengan

kelomoknya untuk mencari 6 persamaan linear satu

variabel yang setara tau ekuivalen dengan alokasi waktu

25 menit, setelah itu hasil diskusi masing-massing

kelompok di tempel pada mading kelompoknya masing-

masing. Dua orang dari masing-masing kelompok

berkunjung ke mading dari kelompok lain dan memberikan

komentar mereka mengenai materi yang sedang dibahas.

Dua orang lainya menjaga di kelompoknya. Setelah

berkunjung, dua orang dari masing-masing kelompok

38

Page 39: Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

kembali ke kelompoknya masing-masing dan mendiskusikan

hasil yang diperoleh. Guru dan peserta didik membahas

materi yang kurang dimengerti, serta menyimpulkan,

setelah itu guru membagikan soal tes pada peserta

didik. Masuk ke kegiatan penutup yakni guru memberikan

evaluasi tentang materi yang sudah disampaikan dan

menyuruh peserta didik untuk mempelajari materi untuk

pertemuan selanjutnya.

3) Pengamatan (Observating)

Pada tahap pengamatan siklus II, terlihat bahwa

peserta didik sangat antusias dalam berdiskusi

menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Dari hasil

diskusi kelompok yang telah dilakukan, setiap peserta

didik dipastikan dapat mengerjakan/mengetahui

jawabannya kemudian guru memulai proses berkunjung dari

masing-masing kelompok dan tugas guru yaitu memantau

jalanya proses berkunjung antar kelompok. Dari hasil

pengamatan diperoleh sebagian kecil peserta didik masih

kurang memahami cara penyelesaian PLSV.

Hasil dari tes yang sudah dilakukan oleh peserta

didik menunjukkan bahwa 23 dari 27 peserta didik yang

nilainya memenuhi KKM. Peserta didik sudah memahami

materi yang telah disampaikan sehinngga nilai yang

diperoleh sudah bagus dan tergolong baik. Tetapi dalam

mengerjakan soal masih ada yang peserta didik kurang

39

Page 40: Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

teliti dalam menghitung sehingga hasil yang diperoleh

salah.

4) Refleksi (Reflecting)

Pada tahap refleksi, tes hasil belajar siklus II

didapatkan nilai peserta didik kelas VII-I adalah 23

dari 27 peserta didik yang nilainya memenuhi KKM.

Terlihat adanya peningkatan peserta didik yang nilainya

di atas KKM yakni 3 orang peserta didik. Dari nilai

hasil tes individu diperoleh presentasi ketuntasan

klasikal sebesar 85,19%, sehingga dapat dianalisisi

bahwa ketuntasan klasikal sudah termasuk dalam kriteria

baik. Melihat dari hasil tes peserta didik yang

menunjukkan indikasi kurang telitinya peserta didik

dalam mengerjakan soal, maka guru menyuruh pesarta

didik untuk melakukan banyak latihan soal dan

memerikasa jawaban sebelum dikumpulkan pada guru.

4.4 Pembahasan

Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan mulai dari

pengamatan awal sampai pelaksanaan tindakan pada siklus

II didapat gambaran sebagai berikut:

Diagram 4.1 Nilai Hasil Belajar Peserta Didik

40

Jumlah Pesarta Didik

Page 41: Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Pra-siklus Siklus I Siklus II0

5

10

15

20

25

TuntasTidak Tuntas

Berdasarkan diagran 4.1 terlihat adanya peningkatan

hasil belajar peserta didik setelah menggunakan

strategi TS-TS (Two-Stay Two-Stray) yakni 13 peserta didik

yang nilianya memenuhi KKM pada Pra-siklus, sedangkan

pada siklus I ada 20 peserta didik dan siklus II ada 23

peserta didik. Jika dibentuk dalam prosentase

ketuntasan klasikla diperoleh pra-siklus 48,15%, siklus

I sebesar 70,37% dan siklus II 85,19%. Sedangkan

peningkatan hasil belajar pesarta didik antar siklus,

yakni pra-siklus ke siklus I mengalami peningkatan

sebesar 22,22% sedangkan dari siklus I ke siklus II

mengalami peningkatan sebesar 14,82%. Sehingga terbukti

adanya peningkatan hasil belajar peserta didik setelah

menggunakan strategi TS-TS.

41

Siklu

Page 42: Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Strategi TS-TS (Two-Stay Two-Stray) denga sintaks

pembelajarannya yakni peserta didik dibentuk kelompok

dengan beranggotakan empat orang setelah itu diberikan

permasalahan yang harus dipecahkan bersama dengan

kelompoknya, setelah selesai dua orang dari masing-

masing kelompok bertamu ke kelompok lain dan dua orang

lainya menjaga di kelompoknya, setelah selesai

berkunjung kembali ke kelompok masing-masing dan

melaporkan temuan mereka. Strategi TS-TS ternyata mampu

meningkatkan hasil belajar peserta didik dari siklus I

ke siklus II sebesar 14,82%.

5.2 Saran

Melihat dari kekurangan yang ada pada siklus I dan

siklus II maka penulis menyarankan pada peneliti

selanjutnya dalam menyampaikan materi supaya mengguakan

media pembelajaran serta contoh dalam kehidupan sehari-

hari supaya peserta didik lebih cepat dalam memahami

materi yang disampaikan, serta guru harus bisa mengatur

pembagian waktu ketika anak diskusi dan berkunjung

antar kelompok.

42

Page 43: Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:

Bumi Aksara.

Chandra. 2013. Pengertian Hasil Belajar, (Online),

(http://misterchand89.blogspot.com, diakses pada

27 maret 2014).

Lembaga PPL. 2013. Panduan Praktik Pengalaman Lapangan di

Sekolah. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.

Miftahul Huda. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran.

Yogyakarta: Puataka Pelajar.

Yulia. 2012. Hasil Belajar, (Online),

(http://eprints.uny.ac.id, diakses pada 27 maret

2014).

Slavin, R. 2005. Cooperative Learning Theory, Recearch and

Pracice. New Batson: Allyn and Bacon.

Sudjana, D. N. 2012. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.

Bandung: PT.Remadja Rosdakarya.

43