Top Banner
LAPORAN PENELITIAN POLA HUBUNGAN ELITE-MASSA DESA MEJAYAN KAPUBATEN MADIUN OLEH: VIVI SULISTIYANA 071013052 NITA TRI ASTUTIK 071013066 ANIS MARYUNI ARDI 071013002 REVOL AFKAR 071013003 DIO RAMADAN N. 071013005 HENDRO FADLI SARI 071013008 INDAH NUR LAELI 071013011 CINTATYA CINDY B. 071013021 M. SYAH RIZAL 071013051 ARKIAL YOSWIARTO 071013054 CHANDRA DWI H.N. 071013071 M. BUDI SANTOSA 071013085 DANU RAMDHANA 071013089 DEPARTEMEN ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS AIRLANGGA 2012 1
105

Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

Aug 07, 2015

Download

Documents

Indah Nurlaeli
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

LAPORAN PENELITIAN

POLA HUBUNGAN ELITE-MASSA DESA MEJAYAN KAPUBATEN

MADIUN

OLEH:

VIVI SULISTIYANA 071013052

NITA TRI ASTUTIK 071013066

ANIS MARYUNI ARDI 071013002

REVOL AFKAR 071013003

DIO RAMADAN N. 071013005

HENDRO FADLI SARI 071013008

INDAH NUR LAELI 071013011

CINTATYA CINDY B. 071013021

M. SYAH RIZAL 071013051

ARKIAL YOSWIARTO 071013054

CHANDRA DWI H.N. 071013071

M. BUDI SANTOSA 071013085

DANU RAMDHANA 071013089

DEPARTEMEN ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2012

 

Page 2: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

 

ABSTRAK

Desa Mejayan, Madiun, Jawa tengah merupakan wujud transisi desa

tradisional menjadi desa modern. Begitu pula jika dikaitkan dengan fenomena

politik di desa tersebut. Pola hubungan Elite-Massa yang ditemukan di desa

tersebut terdapat dua jenis. Pertama merupakan Patron-Client Relationship yang

berkaitan dengan hubungan yang saling menguntungkan antar kedua belah pihak.

Patron-Client Relationship merupakan pola hubungan yang melibatkan kedua

belah pihak yang sama-sama saling cari keuntungan. Pola hubungan seperti ini

bersifat relatif, yaitu salah satu pihak dapat berkhianat dengan meninggalkan

pihak lainnya apabila salah satu pihak merasa dirugikan. Sebab seperti yang sudah

dijelaskan, dalam pola hubungan seperti ini memang mengutamakan hubungan

yang saling menguntungkan antara patron dan client. Client dapat mencari patron

yang lain apabila client tidak mendapatkan keuntungan melainkan kerugian.

Yang kedua adalah pola hubungan Traditional Authoritary Relationship dimana

hubungan ini bersifat ortodoks (kepatuhan) namun tidak didasarkan pada

rasionalitas. Traditional Authority Relationship didasarkan pada tradisi dan

budaya yang telah ada sejak dahulu sehingga memang harus dipertahankan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif

deskriptif. Kami menggunakan metode analisis kualitatif deskriptif dengan tujuan

untuk menggali lebih luas dan mendalam mengenai pola hubungan elite-massa

dalam perpolitikan desa di Mejayan. Kemudian dalam penelitian ini kami

berusaha mendeskripsikan pola hubungan elite-massa dalam dua kategori yaitu

Patron-Client Relationship dan Traditional Authority Relationship.

Tujuan dari penelitian ini pada awalnya adalah menuntaskan tugas politik

di desa, selain itu kami mencoba untuk menganalisis dan menginterpretasikan

fenomena politik di desa. Setelah berhasil menginterpretasikan fenomena politik

di desa kami juga mencari pola hubungan elite-massa yang ada di Mejayan.

Kemudian mencari peran serta elite-massa dan pengaruhnya dalam membuat

keputusan di tingkat desa.

Page 3: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

 

Di desa Mejayan terdapat dua pola hubungan Elite-Massa yang sebetulnya

sangat menarik sekali untuk diteliti. Namun yang paling banyak ditemukan adalah

Patron-Client Relationship karena modernitas mulai berkembang melalui

hubungan sosial masyarakat Mejayan, Sedangkan Traditional Authoritarity

Relationship lebih minoritas.

Page 4: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

 

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan

kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun pikiran

kepada penulis untuk menyelesaikan penelitian dan penulisan laporan tugas akhir

ini. Penulis menyadari bahwa banyak hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi

dalam rangka menyelesaikan tugas akhir ini. Namun, atas bantuan dan dukungan

yang diberikan berbagai pihak, penulis mampu melewati hambatan dan kesulitan

tersebut. Oleh karena itu ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya tak lupa

penulis ucapkan kepada:

1. Bapak Wisnu Pramutanto P., Drs., M.Si, selaku dosen pembimbing tugas

mata kuliah politik di desa penulis, atas bimbingan, pengarahan, saran, dan

kemudahan yang telah diberikan kepada penulis dalam pengerjaan tugas

ini;

2. Bapak Fahrul Muzaqqi, SIP, selaku team dosen mata kuliah politik di desa

3. Ibu Titik Handayani, selaku kepala desa Mejayan yang telah menerima

dan membantu penulis mendapatkan data dan informasi untuk

menyelesaikan tugas politik di desa ini;

4. Ibu Sumiati selaku pemilik rumah yang ditempati oleh penulis dalam

menjalankan penelitian di desa Mejayan yang telah membantu penulis

mendapatkan informasi dan member kemudahan dalam hal hidup di desa

Mejayan;

5. Seluruh masyarakat desa Mejayan yang telah menerima dan membantu

penulis mendapatkan data dan informasi untuk menyelesaikan tugas

politik di desa.

6. Seluruh teman-teman prodi Ilmu Politik yang telah memberikan dukungan

dan semangat.

7. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, terimakasih

atas seluruh dukungan dan bantuannya.

Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan pada penyusunan laporan

tugas politik di desa ini. Maka dari itu, saran dan kritik yang membangun

Page 5: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

 

sangat penulis harapkan dari pembaca sekalian. Penulis berharap semoga

laporan ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Surabaya, Juni 2012

Penulis

Page 6: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

DAFTAR ISI

Abstrak i Kata Pengantar ii Daftar isi iii Daftar Tabel Peta iv BAB I Pendahuluan Latar Belakang Masalah 1 Rumusan Masalah 4 Tujuan Penelitian 4 Manfaat Penelitian 5 Kerangka Konsep 5 Metode Penelitian 12 BAB II Gambaran Umum Desa Sejarah Singkat Desa 16 Keadaan Dan Perkembangan Penduduk 18 Data Jumlah Penduduk dan Tahapan Miskin 18 Jumlah Keluarga 22 Agama 22 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan 24 Keadaan dan Perkembangan Ekonomi Desa Mejayan 25 Usia Produktif 25 Kesejahteraan 26 Mata Pencaharian Penduduk 27 Keadaan dan Perkembangan Politik Desa Mejayan 31 Partisipasi Politik 31 Pemilihan Kepala Daerah 32 Pemilihan Umum 2009 33 Susunan Kepengurusan Badan Permusyawarhan Desa (BPD)

34

Struktur Pemerintahan Desa Mejayan 35 Peta Desa 36 BAB III Temuan dan Analisis Data Pola Hubungan Elite-Massa di Desa Mejayan 37 Pola Hub Patron-Client 37 Pola Hub Traditional Authority Relationship 46 Representasi Pola Hub Elite-Massa di dalam Pemerintahan Desa Mejayan

52

Pola Hub Elite-Massa dalam Proses Pembuatan dan Pelaksanaan Keputusan Desa Mejayan

60

Program-program Kesejahteraan Masyarakat 60 Proses Pembuatan dan Pelaksanaan Keputusan di Desa Mejayan

65

Pola Hub Elite-Massa dalam mempengaruhi Proses Pembuatan dan Pelaksanaan Keputusan Desa

67

BAB IV Penutup Kesimpulan dan Saran 71 Daftar Pustaka 72 Lampiran 73

 

Page 7: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

 

DAFTAR TABEL DAN BAGAN

Tabel 1.1 hal 17-18

Tabel 1.2 hal 21

Tabel 1.3 hal 21-22

Tabel 1.4 hal 23

Tabel 1.5 hal 24

Tabel 1.6 hal 25

Tabel 1.7 hal 26-27

Tabel 1.8 hal 29

Tabel 1.9 hal 30

Tabel 1.10 hal 31

Tabel 1.11 hal 32

Tabel 1.12 hal 33

Tabel 2.1 hal 38

Bagan 1.1 hal 52

Bagan 1.2 hal 67

Page 8: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dinamika politik di desa menghadirkan berbagai fenomena yang

diantaranya banyak mengarah pada hubungan elite-massa. Hubungan elite-massa

merupakan suatu hal yang sangat menarik untuk diteliti, terlebih kaitannya dengan

pemerintahan desa. Sebab desa merupakan suatu unit pemerintahan terkecil yang

dinamika perpolitikannya masih bertalian erat dengan nilai-nilai dan norma-norma

kemasyarakatan. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa hubungan elite-massa di

pedesaan jauh berbeda dengan yang ada di kota atau pusat. Desa dengan berbagai

modal sosial yang khas meliputi hubungan patron-client, sistem kekerabatan,

maupun ikatan keagamaan menyebabkan hubungan elite-massa di desa lebih

bervariasi.

Dari beberapa peritiwa yang kita temukan, variasi hubungan elite-massa di

desa dapat diklasifikasikan menjadi dua fenomena. Fenomena yang pertama

menggambarkan keadaan elite yang mendapatkan legitimasi dari masyarakat,

dikarenakan elite memiliki kualitas pribadi yang baik, dan dikuatkan dengan

adanya prestasi yang diukir dalam kepemimpinannya. Fenomena pertama ini

dapat diilustrasikan dengan berbagai peristiwa berikut: (1) Program Kepala Desa

Situ Udik yang menginstruksi warganya untuk mengumpulkan uang 100 rupiah

guna membangun ratusan Rutilahu, (2) Kepala Desa Mandiring Toraja yang di

percaya warganya guna melanjutkan jabatan Kepala Desa, dikarenakan dia

memiliki kapabilitas yang baik dalam memimpin warganya.

Sedangkan fenomena kedua, menggambarkan keadaan elite yang

mendapatkan legitimasi dari masyarakat dikarenakan adanya hubungan yang

saling menguntugkan antara elite dan massa. Fenomena kedua dapat diilustrasikan

dengan perisiwa berikut: (1) Kemenangan pasangan Suyoto-Setyo dalam Pilkada

Kabupaten Bojonegoro yang disebabkan oleh janji-janji mereka dalam

mengalokasikan dana anggaran yang diharapakan berpihak pada masyarakat (2)

Page 9: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

 

                                                           

Turut sertanya pemilik modal dalam proses pembuatan dan keputusan di

kabupaten Banyumas.

Berbagai peristiwa diatas menunjukkan keberagaman pola hubungan

antara elite dan massa dalam mempengaruhi proses pembuatan dan keputusan di

desa. Pola hubungan yang pertama disebakan karena elite menggunakan kualitas

pribadinya guna mendapatkan legitimasi dari massa. Pola hubungan kedua

menunjukkan bahwa elite dan massa mempunyai hubungan yang saling

menguntungkan.

Pertama, pola hubungan elite yang menggunakan kualitas pribadinya guna

mendapatkan legitimasi. Pola hubungan ini dapat dibuktikan dengan adanya

peristiwa yang dialami oleh kepala desa Cibubulang yang menginstruksikan

kepada warganya agar mengumpulkan uang 100 rupiah, guna membangun

ratusan unit rumah yang kurang layak huni atau biasa disebut dengan

rutilahu.1Dengan adanya progam tersebut, warga yakin bahwa kepala desa yang

terdahulu masih pantas untuk memimpin desa Cibubulang. Peristiwa yang

terangkum dalam fenomena tersebut juga terjadi kepada pemilihan kepala desa

yang terjadi di desa Mandiring, Toraja. Kepala desa di desa tersebut merupakan

pemeluk agama islam, dan islam merupakan agama yang minoritas di desa

tersebut. Jumlah umat Islam sekitar 10 persen. Mereka adalah penduduk asli

Toraja. Meski minoritas, namun mereka memiliki posisi yang cukup penting di

desa tersebut.Buktinya, kepala desanya (Kades), Ahmad Dahlan adalah seorang

Muslim. Bahkan, sudah beberapa periode ia dipercaya sebagai kepala desa.

Kepala desa tersebut pernah tidak mencalonkan diri tapi masyarakat memaksa.

Memang sejak kepemimpinan pria yang selalu menang telak dalam setiap

pemilihan ini, desa tersebut banyak mengalami kemajuan. Banyak jalan yang

dibuka. Bantuan-bantuanpun bisa sampai ke tangan warga tanpa disunat. Umat

Islam sendiri banyak merasakan kemudahan di bawah kepemimpinannya. Hal

tersebut tidak menjadi hambatan dalam periode kepemimpinannya.

 1  http://www.kabarpublik.com/2012/05/kades-situ-udik-dengan-rp-100-mampu-membangun-120-

unit-rutilahu-rumah-tidak-layak-huni/ (diakses pada tanggal 26 April 2012)

Page 10: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

10 

 

                                                           

Adanya kualitas pribadi dan program yang dijalankan tidak memihak

kelompok-kelompok masyarakat yang ada dalam desa tersebut. Program yang

berkualitas dan dianggap telah mengakomodir warganya, merupakan alasan untuk

terpilihnya lagi kepala desa tersebut. 2 Dari peristiwa tersebut keberadaan

pemimpin diakui karena kualitas dirinya untuk memimpin warganya, dengan

adanya pola hubungan ini menyebabkan warga yang dipimpin seringkali

mengganggap bahwa ketundukkan kepada pemimpin merupakan kewajiban.

Walaupun kepemimpinan tersebut tidak ada unsur paksaan dan otiter dalam

kepemimpinannya. Juga karena masyarakat percaya dan juga melihat kualitas

program yang dijalankan. Tanpa melihat apakah dasar dari kepemimpinan

tersebut. Walaupun dipimpin oleh minoritas tetapi tetap ada hubungan yang

terjalin. Hubungan antara yang berkuasa dan yang dikuasai bersifat subyektif

sehingga tidak memerlukan rasionalitas, kepatuhan massa terhadap elite

merupakan keharusan bahkan tanpa imbalan.

Kedua, pola hubungan yang saling menguntungkan antara elite dan massa.

Pola hubungan ini dapat dibuktikan dengan adanya peristiwa kemenangan yang

diperoleh pasangan Suyoto-Setyo dalam Pilkada Kabupaten Bojonegoro yang

disebabkan oleh janji-janji mereka dalam mengalokasikan dana anggaran yang

diharapakan berpihak pada masyarakat. Pasangan ini mendapatkan kemenangan

dikarenakan adanya pemenuhan yang diperlukan oleh para pendukung atas

terpilihnya Suyoto-Setyo. Dalam kampanyenya mereka menyebutkan bahwa

pengalokasian anggaran seluruhnya untuk kepentingan mayarakat. Oleh sebab itu,

masyarakat tidak memiliki rasa enggan dalam memilih pasangan Sutoyo-Setyo.3

Peristiwa dalam bingkai fenomena kedua, juga terjadi di kabupaten Banyumas.

Dalam proses pembuatan dan keputusan di Kabupaten Banyumas, dijelaskan

bahwa pemerntah tidak sendiri menjalankannya. Dalam ranah tersebut dijelaskan

bahwa adanya campur tangan pemilik modal yang berupa tanah atau yang sering

 2 Ahmad Rifa’i/Suara Hidayatullah APRIL 2008

 3 Alisahab09-fisip.web.unair.ac.id (diunduh tanggal 14 mei 2012 pukul 07.10 wib)

Page 11: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

11 

 

                                                           

disebut dengan bondo desa.4 Dari peristiwa tersebut dapat diketahui, pentingnya

pemenuhan kebutuhan oleh pemerintah kepada yang diperintah guna mendukung

fungsi kekuasaan si pemerintah.

Adanya fenomena yang beragam dalam konteks kekuasaan melalui

hubungan elite-massa di pedesaan, menjadi satu hal yang pantas untuk dikaji.

Dalam politik desa dengan struktur pemerintahan yang masih sederhana, dengan

mengedepankan nilai-nilai tradisional dan kekerabatan, hubungan elite massa

menciptakan dinamisasi yang signifikan bagi jalannya pemerintahan di desa.

Dengan adanya hubungan yang dialogal dan konstruktif antara elite dan massa

yang terimplementasi dalam fenomena-fenomena yang ditemukan.

Berangkat dari variasi fenomena diatas, kami mencoba mengorek

fenomena yang mungkin dapat kami temukan dalam penelitian ini sehingga dapat

memastikan fenomena apa yang terjadi di desa yang akan diteliti, tentunya dengan

pendekatan hubungan elite-massa. Dengan memperhatikan kekhasan dan corak

kharakteristik yang dimiliki oleh masing-masing desa, kami dapat mengetahui

bahwa hubungan elite-massa juga dipengaruhi oleh norma-norma dan nilai-nilai

yang dipegang oleh masyarakat tersebut selain dinamika politik kekinian.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pola hubungan elite-massa yang ada di Desa Mejayan?

2. Apakah pola hubungan elite-massa terepresentasikan di dalam pemerintah

Desa Mejayan?

3. Bagaimana pola patron-client dalam proses pembuatan dan pelaksanaan

keputusan di Desa Mejayan?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pola hubungan elite-massa di desa

 

4 http://mega.subhanagung.net/?p=613

Page 12: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

12 

 

                                                           

2. Mengetahui pola elite-massa yang terepresentasikan di dalam

pemerintahan desa

3. Mengetahui peran serta elite-massa dalam proses pembuatan dan

pelaksanaan keputusan di tingkat desa.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi peniliti dapat dijadikan sebagai salah satu bahan penelitian

hubungan elite-massa di desa

2. Dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang

berminat melakukan penelitian di bidang pendekatan hubungan elite-

massa

3. Bagi peneliti dapat dijadikan sebagai media latihan untuk

mengaplikasikan kembali teori-teori yang pernah dipelajari selama

mengikuti perkuliahan.

1.5 Kerangka Konsep

A. Definisi Konsep

- Konsep Elite-Massa

Elite merupakan kelas yang memerintah, yang terdiri dari sedikit orang,

melaksanakan fungsi politik, memonopoli kekuasaan, dan menikmati

keuntungan-keuntungan yang ditimbulkan dengan kekuasaan. Sedangkan

massa adalah kelas yang diperintah, yang berjumlah lebih banyak, diarahkan

dan dikendalikan oleh penguasa dengan cara-cara yang kurang lebih

berdasarkan hukum, semaunya dan paksaan.5 Pola hubungan antara elit dan

massa didistribusikan kekuasaan-kekuasaan di pedesaan dalam masyarakat

transisional diantaranya adalah Traditional Authority Relationship dan Patron-

Client Relationship.

- Konsep Patron-klien

 5 Ramlan Surbakti. Memahami Ilmu Politik. (Jakarta:Grasindo 2010).hlm. 94

Page 13: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

13 

 

                                                           

Patron merupakan pihak dengan status sosial ekonomi yang lebih tinggi

yang menggunakan pengaruh dan sumber daya untuk memberikan

perlindungan dan keuntungan kepada client. Client merupakan pihak yang

memiliki status lebih rendah dibandingkan dengan patron dan menerima

perlindungan dan/atau keuntungan dari patron yang pada gilirannya membalas

pemberian tersebut dengan dukungan dan bantuan, termasuk jasa pribadi

kepada patron. James Scott mendeteksi bahwa arus patron klien berkaitan

dengan kehidupan petani yaitu penghidupan subsistensi dasar meliputi

pemberian pekerjaantetap atau tanah untuk bercocok tanam, jaminan krisis

susbsistensi, patron menjamin dasar subsistensi bagi kliennya dengan

menyerap kerugian-kerugian yang ditimbulkan oleh permasalahan pertanian

(paceklik dan lain sebagainya) yang akan mengganggu kehidupan kliennya.

Perlindungan terhadap tekanan dari luar, makelar dan pengaruh. Patron selain

menggunakan kekuatannya untuk melindungi clientnya, ia juga menggunakan

kekuatannya untuk menarik keuntungan atau hadiah sebagai imabalan atas

perlindungannya.6

Patron-client merupakan pola hubungan yang saling menguntungkan

(dialogal). Client (yang dikuasai) mendukung sepenuhnya kemauan penguasa

apabila patron mampu memenuhi kebutuhan client. Apabila patron tidak dapat

memenuhi kebutuhan client maka client akan sangat mudah berpindah mencari

patron client lain. Sehingga hubungan patron-client cenderung opportunis.

Syarat-syarat terjadinya Patron-client menurut Keith R. Legg diantaranya

adalah; (1) penguasaan sumber daya yang timpang dan tidak dapat

diperbandingkan (non-comparable resources), (2) terjadinya hubungan yang

mempribadi, (3) pertukaran didasarkan pada mutual benefit dan reciprocity, (3)

terjadi masyarakat transisional yang sudah berinteraksi dengan dunia luar desa.

- Konsep Pemerintah Desa

Pemerintah Desa menurut Dra. Sumber Saparin dalam bukunya “Tata

Pemerintahan dan Administrasi Pemerintahan Desa” menyatakan bahwa:  

6 Safrudin Bustam layn. Dinamika Ikatan Patron klien: Suatu Tinjauan Sosiologis. (FISIP Unpatti: Populis 2008). hlm. 44

Page 14: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

14 

 

                                                           

“Pemerintah Desa ialah merupakan simbol formal daripada kesatuan

masyarakat desa. Pemerintah desa diselengarakan di bawah pimpinan seorang

kepala desa beserta para pembantunya (Prangkat Desa), mewakili masyarakat

desa guna hubungan ke luar maupun ke dalam masyarakat yang

bersangkutan”. 7 Pemerintah Desa mempunyai tugas membina kehidupan

masyarakat desa, membina perekonomian desa, memelihara ketentraman dan

ketertiban masyarakat desa, mendamaikan perselisihan masyarakat di desa,

mengajukan rancangan peraturan desa dan menetapkannya sebagai peraturan

desa bersama dengan BPD. Sedangkan menurut Peraturan Daerah Nomor 7

tentang Kedudukan Keuangan Kepala Desa dan Perangkat Desa, pasal 1

nomor 7 yang dimaksud dengan Kepala Desa adalah pimpinan dari

Pemerintahan Desa. sedangkan menurut pasal 1 nomor 8 yang dimaksud

dengan Perangkat Desa adalah unsur staf yang melaksanakan teknis pelayanan

dan atau membantu Kepala Desa dalam melaksanakan tugas dan

kewajibannya.

Kepala Desa merupakan pimpinan penyelenggaraan pemerintahan desa

berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama Badan Permusyawaratan Desa

(BPD). Masa jabatan Kepala Desa adalah 6 tahun, dan dapat diperpanjang lagi

untuk satu kali masa jabatan. Kepala Desa juga memiliki wewenang

menetapkan Peraturan Desa yang telah mendapat persetujuan bersama BPD.

Kepala Desa dipilih langsung melalui Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) oleh

penduduk desa setempat. Perangkat Desa bertugas membantu Kepala Desa

dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya. Perangkat Desa terdiri dari

Sekretaris Desa dan Perangkat Desa Lainnya. Salah satu perangkat desa

adalah Sekretaris Desa, yang diisi dari Pegawai Negeri Sipil. Sekretaris Desa

diangkat oleh Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota atas nama Bupati/Walikota.8

Perangkat Desa lainnya diangkat oleh Kepala Desa dari penduduk desa,

yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa. perangkat desa juga

 7 Sumber Saparin. Tata Pemerintahan dan Administrasi Pemerintahan Desa. (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1979) 8 id.wikipedia.org/wiki/desa (diakses pada tanggal 21 Mei 2012)

Page 15: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

15 

 

                                                           

mempunyai tugas untuk mengayomi kepentingan masyarakatnya. Badan

Permusyawaratan Desa (BPD) merupakan lembaga perwujudan demokrasi

dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. Anggota BPD adalah wakil dari

penduduk desa bersangkutan berdasarkan keterwakilan wilayah. Anggota

BPD terdiri dari Ketua Rukun Warga, pemangku adat, golongan profesi,

pemuka agama dan tokoh atau pemuka masyarakat lainnya. Masa jabatan

anggota BPD adalah 6 tahun dan dapat diangkat/diusulkan kembali untuk 1

kali masa jabatan berikutnya. Pimpinan dan Anggota BPD tidak

diperbolehkan merangkap jabatan sebagai Kepala Desa dan Perangkat Desa.

BPD berfungsi menetapkan Peraturan Desa bersama Kepala Desa,

menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat.

- Konsep Program Bantuan Sosial

Program Bantuan Sosial merupakan salah satu komponen Program

Jaminan Sosial yang menjadi bentuk pengejawantahan atau ekspresi tanggung

jawab pemerintah pusat atau pemerintah daerah yang sangat peduli terhadap

kondisi masyarakat yang miskin dan terlantar di aras akar rumput (grass root

level). Program ini merupakan implementasi Undang-Undang Dasar 1945

Pasal 34 ayat (1) yang menyatakan bahwa fakir miskin dipelihara oleh

Negara. Program Bantuan Sosial bersifat hibah atau kompensasi dengan

memanfaatkan sumber dana yang didapat dari individu, kelompok anggota

masyarakat dan atau pemerintah. Dengan perkembangan sosial ekonomi suatu

Negara, Program bantuan sosial yang semula hanya berbentuk hibah saja

berubah orientasinya menjadi program yang lebih memberikan manfaat

berkelanjutan melalui bantuan pemberdayaan dan atau stimulan agar sasaran

program bantuan bisa menjadi mandiri kecuali bagi sasaran program yang

memang sudah tidak potensial sama sekali seperti lanjut usia yang jompo,

miskin terlantar dan lain-lain.9

 9 SDT Kebijakan Kependudukan 2011. www.Sudarto.staff.fisip.uns.ac.id;. (diakses pada tanggal

22 Mei 2012)

Page 16: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

16 

 

                                                           

B. Pola Hubungan Elite – Massa

- Traditional Authority Relationship

Karl D. Jackson mendefinisikan kewibawaan tradisional sebagai

penggunaan kekuasaan personalitas yang dihimpun melalui peranan masa

lampau dan masa kini dari yang mempengaruhi sebagai penyedia, pelindung,

pendidik, sumber nilai-nilai dan status unggul dari mereka yang punya

hubungan ketergantungan yang mapan dengannya. Sekali telah mapan, tokoh

kewibawaan tradisional tak perlu mengancam, menawarkan imbalan benda

atau yang bersifat lambang, mencoba menganjurkan atau mengacu kepada

aturan yang mengatur peranan-peranan. Perintah-perintahnya diterima semata-

mata atas dasar siapa dia dan hubungan tertentu yang tersebar dan bersifat

pribadi, yang telah dipeliharanya dengan setiap pengikutnya. Tennyson

mengamati bahwa “kepatuhan adalah ketakziman yang patut diberikan kepada

raja-raja.” Dalam suasana kepatuhan yang hampir bertaklid itulah kewibawaan

tradisional menemukan dinamikanya. Sekali kewibawaan tradisional ada, satu-

satunya reaksi normal terhadap perintah adalah mengabulkan. 10 Dalam

kewibawaan tradisional, perilaku patut tidaklah didasarkan atas persetujuan

dengan pendirian ideologi si pemimpin. Para pengikut taat kepada pendirian si

pemimpin tanpa memandang liku-liku ideologi yang penuh pertentangan yang

mungkin diambilnya.11

Dalam kewibawaan tradisional ada penyebab-penyebab mengapa setiap

orang mempunyai penasihat-penasihat yang dipercayai pada setiap orang.

Penyebab pertama, karena penasihat tersebut adalah seorang bapak atau

sesepuh. Setiap orang mengira, bahwa inilah segala-galanya penjelasan yang di

kehendaki, merupakan hal yang wajar saja bahwa setiap orang mengunjungi

penasihat tersebut untuk menunjukkan penghormatan mereka dan memperoleh

kearifannya. Yang kedua, disebabkan karena kedudukan resmi yang jelas

merupaikan alasan penting untuk dimintai nasihat. Penyebab ketiga, karena

penasihat berpengetahuan nisbi unggul, entah pengetahuan tentang agama atau

 10 Karl D. Jackson. Kewibawaan Tradisional, Islam, Dan Pemberontakan kasus darul Islam Jawa Barat. (Jakarta. Grafiti 1990). hlm 201. 11 Ibid. hlm 202.

Page 17: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

17 

 

                                                           

pengetahuan tentang dunia di luar desa. Penyebab keempat, karena penasihat

sebatas teman sedesa.12

- Patron-Client Relationship

Menurut Keith R. Legg, hubungan yang tidak terjalin diantara dua pihak

tidak mungkin merupakan tautan tuan-hamba, namun tidak setiap bentuk

hubungan yang terdiri dari dua pihak merupakan hubungan tuan-hamba.

Hubungan tuan hamba timbul bila syarat-syarat berikut ini terpenuhi

diantaranya adalah; (1) hubungan di antara para pelaku atau perangkat para

pelaku yang menguasai sumber daya yang tidak sama, (2) hubungan yang

bersifat khusus (particularistic), hubungan pribadi dan sedikit banyak

mengandung kemesraan (affectivity), dan (3) hubungan yang berdsarkan asas

saling menguntungkan dan saling memberi dan menerima. 13 Lemarchand

menyatakan bahwa “Setiap tautan tuan-hamba selalu melekat hubungan timbal

balik antara perorangan (atau kelompok perorangan) dimana pengaruh

ditentukan oleh kemampuannya memberikan pelayanan, barang atau sesuatu

yang bernilai yang diinginkan oleh pihak lain sehingga pihak yang lain itu pun

terimbas untuk membalas kebaikan tersebut dalam bentuk perhatian, pelayanan,

barang atau sesuatu yang bernilai”.14

Asas yang menyatakan bahwa, hubungan-hubungan tuan hamba hanya

terjadi diantara para pelaku yang tidak sama, baik kekayaan maupun

kedudukannya, dengan kata lain, hubungan tersebut timpang, diterima tanpa

dipersoalkan lebih lanjut. Uraian mengenai motivasi terjadinya hubungan tuan-

hamba sering bertitik berat pada kebutuhan pihak hamba. Namun, urain-uraian

khusus, terutama mengenai tautan tuan hamba di bidang politik, menunjukkan

bahwa pihak tuanlah yang sering menjadi pemrakarsa. Pihak hamba, setelah

menikmati prestasi yang diberikan oleh pihak tuan, baru berkewajiban

membalasnya. Dalam tukar menukar itu, pihak hamba berkedudukan

 12 Ibid. hlm 226-227. 13 Keith R. Legg. Tuan, Hamba, dan Politisi. (Jakarta.Sinar Harapan 1983). hlm 10. 14 Ibid. hlm 18.

Page 18: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

18 

 

                                                           

sebagai ”lumbung nilai” tempat pihak tuan menyimpan kredit sosial yang dapat

diambil kembali diwaktu yang akan datang demi keuntungan dirinya.15

- Persamaan dan Perbedaan antara Kewibawaan Tradisional dan Patronase

Kewibawaan tradisional dan patronase (atau hubungan patron-klien) jelas-

jelas berbagi banyak kualitas. Untuk memulai dengan kesamaan-kesamaan,

kedua jenis hubungan ini merupakan hubungan vertikal, dwitunggal dan

asimetris. Patron atau tokoh kewibawaan tradisional yang berjaya adalah

seseorang yang memantapkan dirinya sebagai perantara yang mutlak

diperlukan antara sekelompok yang memiliki beraneka-ragam ketrampilan

yang salaing melengkapi. Baik para patron maupun para tokoh kewibawaan

tradisional berhubungan dengan para pengikut mereka melalui pertukaran yang

asimetris. Jadi si pengikut yang tertekan keras secara ekonomi akan

memperoleh nafkah dari si pemimpin, tetapi sebagai imbalan ia secara sukarela

memberikan tenaganya, hak suaranya, dan dalam beberapa kasus, bahkan

nyawanya sekalipun.16

Kualitas asimetris hal-hal yang akan dipertukarkan sampai batas tertentu

menjadi penyebab mengapa hubungan patron-klien dan kewibawaan

tradisional merupakan persatuan hal-halyang saling berlawanan, yang

mempersatukan “kaum berpunya” dengan “kaum tak berpunya”, kaum yang

berpengetahuan dengan kaum yang tak berpengetahuan dan si berkuasa dengan

si tak berdaya politik. Hubungan kewibawaan tradisional telah diberkati

dengan kualitas yang amat efektif. Sekali hubungan itu telah dimantapkan

dengan kokoh, maka si pengikut akan terikat untuk patuh tanpa memandang isi

keperluan keuangan permintaan si pemimpin yang segera. Sebaliknya, dalam

patronase neraca antara ikatan-ikatan afektif dan yang bersifat membantu

secara pasti miring kepada keuntungan yang belakangan.17

Hubungan patron klien dalam afiliasi partai di desa merupakan hasil

hubungan uang yang terus-terang. Dimana kaum tani miskin semata-mata

 15 Ibid. hal 11. 16 Ibid. hal 204. 17 Ibid. hal 205-206

Page 19: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

19 

 

bergabung dengan partai yang menawarkan harga tertinggi untuk padi mereka.

Suatu dalil untuk memperkirakan bahwa afiliasi politik hanya tetap mantap

selama pasaran terus dikuasai oleh penawar yang sama. Sang patron hanya

mengendalikan klien selama patron yang lebih kaya tidak mencoba

mengajukan tawaran yang lebih tinggi ketimbang patron pertama. 18

Kewibawaan tradisional cenderung untuk diwariskan dari generasi ke generasi,

sedangkan patron dipilih terutama karena pencapaian-pencapaianya telah

menandainya sebagai seseorang kepada siapa orang yang ingin menempel.19

Jika seorang secara patut memanfaatkan martabatnya, memelihara

kedudukannya sebagai gudang pengetahuan khusus dan terlebih-lebih lagi

memenuhi etiket kedudukannya sebagai “bapak”, maka ia akan dipercaya dan

diikuti.20

1.6 Metode dan Prosedur Penelitian

I .6.1 Fokus Penelitian

Penelitian ini merupakan usaha memahami hubungan Elite-Massa

dalam konteks politik desa yang akan kita lakukan dalam penelitian ini.

Hubungan Patron Klien ini terbagi menjadi 2 terminologi konsep, yaitu

Traditional Authority Relationship dan Patront Client Relationship. Pada saat

yang sama, penelitian ini akan lebih luas daripada hanya tentang hubungan

elite Massa, namun merupakan representasi konsep tersebut dalam

penerapannya diranah pemerintahan desa. Kemudian peran serta elite dalam

pembuatan keputusan dan kebijakan di desa tersebut juga termasuk dalam

fokus penelitian kami.

1.6.2 Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang dipakai dalam penelitian hubungan elite – massa

ini adalah deskriptif – kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif bertujuan

untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau

                                                            18 Ibid. hal 246. 19 Ibid. hal 208. 20 Ibid. hal 251. 

Page 20: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

20 

 

berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek

penelitian, dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai suatu ciri,

karakter, sifat, model, tanda, atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun

fenomena tertentu.21 Dengan demikian format deskriptif kualitatif sangat tepat

untuk digunakan dalam meniliti hubungan elite – massa di desa Mejayan

kecamatan Mejayan Caruban.

1.6.3 Subyek Penelitian

Subyek penelitian dalam meneliti hubungan Elite massa dalam

pemerintahan desa di Mejayan, kecamatan Mejayan, Kota Madiun Jawa

Timur adalah :

1. Elite desa Mejayan, secara politis dan birokrasi yaitu, kepala desa,

sesepuh desa, perangkat pemerintahan daerah (BPD) yang

memiliki pengaruh (influence). Sebagai subyek yang mewakili elite

desa juga akan melakukan wawancara secara Informal.

2. Sebagai informan yang mewakili massa, wawancara kita

menggunakan beberapa warga desa yang akan diwakili oleh

perwakilan dari setiap dusun yang representatif dan mengetahui

banyak tentang pengaruh hubungan elite desa tersebut. Demi

memperoleh validitas informasi.

1.6.4 Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui observasi, dokumentasi

dan wawancara mendalam. Observasi merupakan suatu metode yang

digunakan untuk membuat deskripsi kualitatif tentang perilaku atau kultur dari

kelompok tertentu, atau komunitas tertentu. Kami memilih menggunakan

metode observasi sebab metode ini memiliki beberapa keunggulan yang sesuai

dengan kebutuhan penelitian kami, diantaranya adalah sebagai berikut; (1) arti

penting konteks dapat dikaji, (2) riset observasi dapat membantu kita

                                                            21 Burhan Bungin. Penelitian Kualitatif. (Jakarta: Kencana 2007). Hlm. 68 

Page 21: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

21 

 

                                                           

memahami cara pembuatan keputusan, (3) membantu kita memahami proses

dan praktik, dan (4) berguna untuk menganalisis perilaku.22

Dokumentasi dalam penelitian ini merupakan teknik pengumpulan data

dengan menggunakan data-data sekunder yang telah ada sebagai sumber acuan

dalam penelitian. Dokumen yang dimaksud diantaranya adalah meliputi data-

data kependudukan setempat, data-data partisipasi politik warga setempat

dalam pemilu, data-data kepemilikan sumber daya setempat, dan hal lain

sebagainya yang bisa didapat melalui lembaga serempat seperti Kantor Kepala

Desa maupun instansi-instansi terkait. Kemudian apabila data yang

dibutuhkan tidak tersedia, peneliti dapat menggunakan kuesioner sebagai alat

untuk memperoleh data sekunder yang akan dibagikan kepada pihak-pihak

terkait dan warga sekitar pada umumnya.

Pada proses untuk memperoleh data kualitatif, dilakukan wawancara

mendalam terhadap beberapa pihak yang dianggap menguasai masalah

penelitian ini. Wawancara merupakan cara/teknik pengumpulan data dengan

mengadakan wawancara langsung secara mendalam dengan pihak-pihak yang

terkait.23 Wawancara dipilih sebagai teknik pengumpulan data disini sebab

memiliki beberapa keunggulan diantaranya adalah wawancara dapat dijadikan

sebagai jembatan informasi apabila akses kepada dokumen sangat dibatasi,

selain itu kaitannya dengan pendekatan hubungan elite-massa yang akan kita

teliti dalam penelitian ini, wawancara sangat berguna dalam melengkapi

dokumen mengenai rekonstruksi peran tokoh, dan hubungannya dengan tokoh

lain.24

1.6.5 Teknik Analisis Data

Penelitian ini merupakan kajian sosiologis mikro dengan mengamati elite

dan massa lokal pada tipologi kawasan pedesaan. Data yang terkumpul

dianalisis secara kualitatif. Analisis kualitatif berbeda dengan kuantitatif yang

 22 Lisa Harrison. Metodologi Penelitian Politik.(Jakarta:Kencana 2007). hlm.93-94 23 Burhan Bungin, op.cit, hlm. 331 24 Lisa Harrison, op.cit, hlm. 108

Page 22: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

22 

 

                                                           

dijelaskan oleh Aliran positivis, yang pada pengukuran amat menekankan

pada pengukuran konsep. Sedangkan analisis kualitatif sendiri beraliran

konstruktivis dan menggunakan metode wawancara yang amat berguna karena

dengan cara ini orang bisa bebas dan menyajikan pandangannya sesuai dengan

term mereka sendiri. 25 Kemudian untuk data kualitatif, digunakan metode

deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan verstehen untuk

menganalisa pola hubungan elite-massa di desa tersebut. Pendekatan

verstehen merupakan pendekatan yang menekankan pada makna dan

pemahaman dari dalam. Dalam melakukan verstehen, seorang peneliti harus

masuk dalam pikiran informan. Oleh karena itu, fenomenologi harus

menggunakan metode kualitatif dengan melakukan pengamatan partisipan,

wawancara yang intensif agar mampu menyibak orientasi subyek atau dunia

kehidupannya.26

 25 Ibid., hlm. 87 26 Basrowi, Muhammad. Teori Sosial dalam Tiga Paradigma. (Surabaya: Kampusina 2004) . hlm. 59 

Page 23: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

23 

 

BAB II

GAMBARAN UMUM DESA

2.1 Sejarah Singkat Desa

Desa Mejayan merupakan bagian dari kerajaan Mataram. Asal muasal

wilayah ini bermula dari perkelanaan Raden Ngabei Prawiro Dipuro selaku anak

dari pejabat di kraton mataram yaitu, Raden Mangku Prawiro Dipuro. Babat alas

yang dilakukan sang Raden menuai hasil yang nyata, hal ini dibuktikan dengan

penduduk desa yang semakin ramai. Kearifan dan kebijaksanaan yang membuat

masyarakat menyegani keberadaan Raden Ngabei Prawiro Dipuro. Padang bulan

menjadi salah satu momen yang paling ditunggu oleh bocah-bocah di desa

tersebut. Permainan-permainan tradisional dimainkan untuk mengisi momentum

tersebut.

Di suatu saat ketika datang padang bulan, bocah-bocah yang bermain tiba-

tiba nggeblak. Warga desa pun bingung dengan keadaan tersebut.akhirnya salah

satu dari mereka melaporkan kejadian tersebut kepada sang Raden, dengan

sigapnya Raden segera melihat keadaan warganya. Raden Ngabei Prawiro Dipuro

merasa heran akan perihal tersebut, lantas ia segera memeriksa apa penyebabnya.

Dengan bantuan perot dan ayu akhirnya Raden Ngabei Prawiro Dipuro berhasil

menemukan penyebab peristiwa yang terjadi. Perot dan Ayu merupakan jin yang

senantiasa mengabdi kepada sang Raden. Perot dan Ayu pun segera melaporkan

asal muasal kejadian tersebut, ternyata peristiwa tersebut disebabkan oleh jin dan

dedemit. Raden marah besar ketika mengetahui hal tersebut, segera ia memerangi

sekumpulan jin tersebut. Peperangan tersebut membuahkan kemenangan Raden

Ngabei Prawiro Dipuro, dan kekalahan jin. Jin pun meminta maaf kepada sang

raden, tetapi sang Raden malah memberikan syarat bahwa para jin harus

memerangi bala tentaranya sendiri.

Akhirnya para jin menyanggupi syarat tersebut, dan pada akhirnya

masyarakat dapat menjalani aktifitas seperti biasa tanpa ada gangguan dari para

jin. Dari cerita itulah muncul kata mejayan yang berarti orang yang jaya, bagi

Page 24: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

24 

 

warga desa kejayaan di desa ini berasal dari pertarungan antara jin dan sang raden

yang dapat menyembuhkan penyakit warga desa yang disebabkan oleh para jin.

Kejayaan itupun berangsur-angsur datang dengan sumber daya alam melimpah

yang dihasilkan oleh sawah-sawah di desa tersebut. Tidak hanya sebuah nama

yang dihasilkan dari pertarungan tersebut, ritual dongkrek pun menjadi hasil cipta

karya dari sebuah cerita berdirinya desa ini.

Pada tahun 1867 ritual tersebut dilahirkan, dongkrek yang berarti Dongane

Kawulo Rakyat Liggalino Kasarasan atau dalam bahasa Indonesia berarti doa

seluruh masyarakat desa. Ritual ini merupakan ritual yang dijalankan setiap

malam satu suro, jumat pahing, dan jumat legi. Ritual ini ditujukan kepada para

leluhur desa yang senantiasa membantu Raden Prawiro Dipuro, seperti Mbah

Singo, Mbah Palang, ayahanda dari sang Raden yaitu Raden Mangku Dipuro.

Arak-arakan berkeliling desa dan bersih desa tak terkecuali punden-punden yang

dipercaya memiliki kekuatan ghaib juga turut menjadi sasaran ritual tahunan ini.

Banyak warga yang turut hadir mengikuti acara ritual yang dulunya dipimpin oleh

Kepala Desa Mejayan yaitu Mbah Dul, beliau dianggap warga sebagai salah satu

leluhur desa Mejayan bahkan seluruh warga Caruban sendiri. Saat ini ritual ini

sudah diturunkan kepada menantunya yaitu suami Ibu Sumiyati putri dari Mbah

Dulrahi

Page 25: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

2. 2 Keadaan Dan Perkembangan Penduduk

DESA MEJAYAN

BULAN : FEBRUARI 2012

NO RT NAMA KK JUMLAH KK

JUMLAH

KELUARGA TAMBAH BERKURANG JUMLAH

TAHAPAN

MISKIN

P L L P L P L P JML HM M SM

1 1 Yunus 52 74 83 0 0 0 0 74 83 157 0 0 0

2 2 Parno 84 127 141 0 0 0 0 127 141 268 0 0 0

3 3 Suyono 64 86 94 0 0 0 0 86 94 180 0 0 0

4 4 Hariyanto 54 94 85 0 0 0 0 94 85 179 0 0 0

5 5 Purno Sugandi 89 131 143 0 0 0 0 131 143 274 0 0 0

6 6 Sukadi 55 73 88 0 0 0 0 73 88 161 0 0 0

7 7 R. Hartono 61 80 92 0 0 0 0 80 92 172 0 0 0

8 8 Wartadi 86 143 134 0 0 0 0 143 134 277 0 0 0

9 9 Hari Martanto 109 163 173 0 0 0 0 163 173 336 0 0 0

10 10 Soetomo 88 122 147 0 0 0 0 122 147 269 0 0 0

11 11 Jono 57 94 106 0 0 0 0 94 106 200 0 0 0

12 12 Bandriyo Hartuko 47 72 76 0 0 0 0 72 76 148 0 0 0

13 13 Sungkono 67 116 124 0 0 0 0 116 124 240 0 0 0

14 14 Suparman 51 89 88 0 0 0 0 89 88 177 0 0 0

15 15 Yuli 84 129 127 0 0 0 0 129 127 256 0 0 0

16 16 Sujono 98 167 134 0 0 0 0 167 134 301 0 0 0

25 

 

Page 26: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

26 

 

17 17 Sasang 54 85 79 0 0 0 0 85 79 164 0 0 0

18 18 Wawan Pujiono 78 158 133 0 0 0 0 158 133 291 0 0 0

19 19 Joko P 124 227 206 0 0 0 0 227 206 433 0 0 0

20 20 Suparno, Spd 88 144 144 0 0 0 0 144 144 288 0 0 0

21 21 Mikun HS 77 132 116 0 0 0 0 132 116 248 0 0 0

JUMLAH 1567 2506 2513 0 0 0 0 2506 2513 5019 0 0 0

Tabel 1.1 Data Jumlah Penduduk dan Tahapan Miskin

Sumber: Data Sekretaris Desa Mejayan

Page 27: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

27 

 

Data diatas adalah data jumlah penduduk desa Mejayan, kecamatan

Mejayan, Kabupaten Madiun pada bulan Februari tahun 2012. Dimana ada enam

dusun di desa Mejayan yaitu dusun Sumber suko, dusun Gendoman, dusun

Mejayan, dusun Porong,dusun Kronggahan,dusun Sangrahan-Robahan. Dan ada

dua puluh satu RT di desa mejayan. Dusun SumberSuko terdiri dari RT 01, RT 02,

RT 03, RT 04. Dusun Gendoman terdiri dari RT 05, RT 06, RT 07. Dusun

Mejayan RT 08, RT 09, RT 10. Dusun Porong RT 11, RT 12, RT 13, RT 14.

Dusun Kronggahan RT 15, RT 16, RT 18. Dusun Robahan-Sanggrahan RT 19,

RT 20, RT 21. Pada RT 01 berjumlah Kepala Keluarga lima puluh dua, jumlah

warga laki-lakinya pada RT ini berjumlah tujuh puluh empat kepala dan jumlah

warga perempuan berjumlah delapan puluh tiga kepala.

Pada RT 02 berjumlah Kepala Keluarga delapan puluh empat, jumlah

warga laki-lakinya pada RT ini berjumlah seratus duapuluh tujuh kepala dan

jumlah warga perempuan berjumlah seratus empatpuluh satu. RT 03 berjumlah

Kepala Keluarga enampuluh empat, jumlah warga laki-lakinya pada RT ini

berjumlah delapan puluh enam kepala dan jumlah warga perempuan berjumlah

sembilanpuluh empat. RT 04 berjumlah Kepala Keluarga limapuluh empat,

jumlah warga laki-lakinya pada RT ini berjumlah sembilan puluh empat kepala

dan jumlah warga perempuan berjumlah delapan puluh lima kepala. RT 05

berjumlah Kepala Keluarga delapan puluh sembilan, jumlah warga laki-lakinya

pada RT ini berjumlah seratus tigapuluh satu kepala dan jumlah warga perempuan

berjumlah seratus empatpuluh tiga kepala. RT 06 berjumlah Kepala Keluarga lima

puluh lima, jumlah warga laki-lakinya pada RT ini berjumlah tujuh puluh tiga

kepala dan jumlah warga perempuan berjumlah delapan puluh delapan kepala.

RT 07 berjumlah Kepala Keluarga enam puluh satu, jumlah warga laki-

lakinya pada RT ini berjumlah delapan puluh kepala dan jumlah warga

perempuan berjumlah sembilan puluh dua kepala. RT 08 berjumlah Kepala

Keluarga delapan puluh enam, jumlah warga laki-lakinya pada RT ini berjumlah

seratus empatpuluh tiga kepala dan jumlah warga perempuan berjumlah seratus

tigapuluh empat kepala. RT 09 berjumlah Kepala Keluarga seratus sembilan,

jumlah warga laki-lakinya pada RT ini berjumlah seratus enampuluh tiga kepala

Page 28: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

28 

 

dan jumlah warga perempuan berjumlah seratus tujuhpuluh tiga kepala. RT 10

berjumlah Kepala Keluarga delapanpuluh delapan, jumlah warga laki-lakinya

pada RT ini berjumlah seratus duapuluh dua kepala dan jumlah warga perempuan

berjumlah seratus empat puluh tujuh kepala. RT 11 berjumlah Kepala Keluarga

lima puluh tujuh, jumlah warga laki-lakinya pada RT ini berjumlah sembilan

puluh empat kepala dan jumlah warga perempuan berjumlah seratus enam kepala.

RT 12 berjumlah Kepala Keluarga empat puluh tujuh, jumlah warga laki-

lakinya pada RT ini berjumlah tujuh puluh dua kepala dan jumlah warga

perempuan berjumlah tujuh puluh enam kepala. RT 13 berjumlah Kepala

Keluarga enam puluh tujuh, jumlah warga laki-lakinya pada RT ini berjumlah

seratus enambelas kepala dan jumlah warga perempuan berjumlah seratus

duapuluh empat kepala. RT 14 berjumlah Kepala Keluarga lima puluh satu,

jumlah warga laki-lakinya pada RT ini berjumlah delapanpuluh sembilan kepala

dan jumlah warga perempuan berjumlah delapan puluh delapan kepala. RT 15

berjumlah Kepala Keluarga delapanpuluh empat, jumlah warga laki-lakinya pada

RT ini berjumlah seratus duapuluh sembilan kepala dan jumlah warga perempuan

berjumlah seratus tigapuluh empat kepala. RT 17 berjumlah Kepala Keluarga lima

puluh empat, jumlah warga laki-lakinya pada RT ini berjumlah delapan puluh

lima kepala dan jumlah warga perempuan berjumlah tujuhpuluh sembilan kepala.

RT 18 berjumlah Kepala Keluarga tujuhpuluh delapan, jumlah warga laki-lakinya

pada RT ini berjumlah seratus limapuluh delapan kepala dan jumlah warga

perempuan berjumlah seratus tigapuluh tiga kepala.

RT 19 berjumlah Kepala Keluarga seratus duapuluh empat, jumlah warga

laki-lakinya pada RT ini berjumlah dua ratus duapuluh tujuh kepala dan jumlah

warga perempuan berjumlah dua ratus enam kepala. RT 20 berjumlah Kepala

Keluarga delapan puluh delapan, jumlah warga laki-lakinya pada RT ini

berjumlah seratus empatpuluh empat kepala dan jumlah warga perempuan

berjumlah seratus empatpuluh empat kepala. RT 21 berjumlah Kepala Keluarga

tujuh puluh tujuh, jumlah warga laki-lakinya pada RT ini berjumlah seratus

tigapuluh dua kepala dan jumlah warga perempuan berjumlah seratus enambelas

kepala.

Page 29: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

29 

 

A. Jumlah Keluarga

NO JUMLAH

KK LAKI-

LAKI

KK

PEREMPUAN

JUMLAH

TOTAL

1

JUMLAH KEPALA KELUARGA TAHUN

2011 1149 KK 148 KK 1425 KK

2

JUMLAH KEPALA KELUARGA TAHUN

2010 1146 KK 171 KK 1313KK

3 PRESENTASE PERKEMBANGAN -33,30% 4,30% -28%

Tabel 1.2 Jumlah Keluarga Desa Mejayan 2010-2011

Sumber: Data Kependudukan Desa Mejayan

Tabel diatas menjelaskan tentang perkembangan penduduk tahun dari

2010 hingga 2011. Dimana ada jumlah kepala keluarga tahun 2010 yang KK laki-

laki seribu seratus empatpuluh enam kepala. Dan KK perempuan seratus

tujuhpuluh satu. Dan jumlah totalnya seribu tigaratus tigabelas. Pada tahun 2011

KK laki-laki jumlah seribu seratus empatpuluh sembilan. KK perempuan seratus

empatpuluh delapan. Jumlah total seribu empat ratus duapuluh lima.

Dari tahun 2010 hingga 2011 mengalami banyak sekali penurunan jumlah

KK pada laki-laki dan perempuan. Dengan jumlah presentase KK laki-laki -

33,30% dan KK perempuan 4,30%. Jumlah presentase dari dua tahun tersebut

adalah -28%. Karena banyak penurunan maka presentase juga menurun yaitu -

28%. Karena data diatas tidak menggambarkan peningkatan tetapi penurunan.

B. Agama

NO AGAMA LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1 ISLAM 2488 ORANG 2444 ORANG 4932 ORANG

2 KRISTEN 81 ORANG 87 ORANG 168 ORANG

3 KHATOLIK 16 ORANG 20 ORANG 36 ORANG

4 HINDU ...ORANG ...ORANG ...ORANG

5 BUDHA ...ORANG ...ORANG ...ORANG

6 KONGHUCU ...ORANG ...ORANG ...ORANG

7 KEPERCAYAAN KEPADA TUHAN YME ...ORANG ...ORANG ...ORANG

Page 30: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

30 

 

8 ALIRAN KEPERCAYAAN LAINNYA ...ORANG ...ORANG ...ORANG

JUMLAH 2585 ORANG 2551 ORANG 5136 ORANG

JUMLAH TOTAL 5136 ORANG

Tabel 1.3 Jumlah Penganut Agama Desa Mejayan

Sumber: Data kependudukan Desa Mejayan

Tabel diatas data tentang agama yang dianut oleh penduduk Desa Mejayan,

kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun. Penganut agama Islam yang laki-laki

berjumlah duaribu empatratus delapanpuluh delapan. Perempuan berjumlah

duaribu empatratus empatpuluh empat. Dengan jumlah keseluruhan penganut

agama Islam empatribu sembilanratus tigapuluh dua. Dan penganut agama Kristen

yang laki-laki delapanpuluh satu. Perempuan berjumlah delapanpuluh tujuh.

Dengan jumlah keseluruhan penganut agama Kristen seratus enampuluh delapan.

Penganut agama Katolik yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah enambelas

orang. Dan yang perempuan duapuluh orang. Dengan jumlah semua yang

menganut agama Katolik berjumlah tigapuluh enam. Jumlah penganut agama

hindu berjenis kelamin laki-laki adalah nol orang. Dan yang berjenis kelamin

perempuan berjumlah nol. Maka tidak ada jumlah penganut agama Hindu. Jumlah

penganut agama Budha berjenis kelamin laki-laki adalah nol orang. Dan yang

berjenis kelamin perempuan berjumlah nol. Maka tidak ada jumlah penganut

agama Budha. Jumlah penganut agama Konghucu berjenis kelamin laki-laki

adalah nol orang. Dan yang berjenis kelamin perempuan berjumlah nol. Maka

tidak ada jumlah penganut agama Konghucu.

Jumlah penganut agama Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa berjenis

kelamin laki-laki adalah nol orang. Dan yang berjenis kelamin perempuan

berjumlah nol. Maka tidak ada jumlah penganut agama Kepercayaan Kepada

Tuhan Yang Maha Esa. Jumlah penganut agama Aliran kepercayaan berjenis

kelamin laki-laki adalah nol orang. Dan yang berjenis kelamin perempuan

berjumlah nol. Maka tidak ada jumlah penganut agama Aliran Kepercayaan

Lainnya. Total jumlah penganut agama yang berjenis kelamin laki-laki ada

duaribu lima ratus delapanpuluh lima. Dan jumlah penganut agama yang berjenis

kelamin perempuan totalnya duaribu limaratus limapuluh lima. Dan jumlah

Page 31: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

31 

 

keseluruhan limaribu seratus tigapuluh enam. Maka mayoritas penduduk Desa

Mejayan adalah beragama Islam, kemudian agama Kristen dan terakhir agama

Katolik.

C. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

No

LULUSAN PENDIDIKAN

UMUM JML (Orang) KHUSUS

JML (Orang)

1 TK - Pondok Pesantren 6 2 SD 22 Madrasah 10 3 SLTP 781 Pend. Keagamaan - 4 SLTA 972 SLB -

5 AKADEMI D1-D3 224 Kursus Ketrampilan 17

6 SARJANA S1-S3 291

Tabel 1.4 Jumlah Penduduk dan Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Mejayan

Sumber: Data Kependudukan Desa Mejayan

Data diatas adalah data jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan

warga Desa Mejayan. Dimana yang data diatas adalah data pendidikan yang

ditempuh oleh warga Mejayan. Jumlah warga dengan pendidikan terakhir tingkat

TK ada nol penduduk. Kemudia pendidikan terakhir SD adalah dua puluh dua

orang. Kemudian pendidikan terakhir pada tingkat SLTP adalah tujuh ratus

delapan puluh satu orang. Dan Sembilan ratus delapan puluh satu orang

menempuh pendidikan terakhir pada tingkat SLTA. Dan yang menempuh tingkat

pendidikan terakhir Sarjana sebanyak dua ratus Sembilan puluh satu.

Kemudian data diatas juga mencantumkan pendidikan khusus yang yang

ditempuh oleh warga Mejayan. Pada pendidikan terakhir menempuh pesantren

berjumlah enam orang. Kemudian Madrasah pada pendidikan terakhirnya

berjumlah sepuluh orang. Kemudian tingkat pendidikan terakhir yang menempuh

pendidikan keagamaan berjumlah nol orang. Dan yang pendidikan terakhir SLB

berjumlah nol orang. Dan juga pendidikan terakhir kursus/Ketrampilan berjumlah

tujuhbelas orang.

Page 32: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

32 

 

2.3 Keadaan dan Perkembangan Ekonomi Desa Mejayan

2.3.1 Usia Produktif

NO URAIAN KET

1 Jumlah angkatan kerja (penduduk usia 18-56 tahun) 1917 orang

2 Jumlah penduduk usia 18-56 tahun yang masih sekolah dan tidak

bekerja .... orang

3 Jumlah penduduk usia 18-56 tahun yang menjadi ibu rumah tangga .... orang

4 Jumlah penduduk usia 18-56 tahun yang bekerja penuh .... orang

5 Jumlah penduduk usia 18-56 tahun yang bekerja tidak tentu .... orang

6 Jumlah penduduk usia 18-56 tahun yang cacat dan tidak bekerja 2 orang

7 Jumlah penduduk usia 18-56 tahun yang cacat dan bekerja 5 orang

Tabel 1.5 Tabel Usia Produktif Penduduk Desa Mejayan

Sumber: Data Kependudukan Desa Mejayan

Dari data diatas, dapat dijelaskan bahwa angkatan kerja usia 18-56 tahun

yang menganggur sebesar Seribu sembilan ratus tujuhbelas, jumlah penduduk 18-

56 tahun yang masih sekolah dan tidak bekerja adalah nol orang. Kemudian

jumlah penduduk 18-56 tahun yang menjadi ibu rumah tangga adalah nol orang.

Untuk kategori jumah penduduk usia 18-56 tahun yang bekerja penuh adalah

sebanyak nol orang. Untuk kategori jumlah penduduk usia 18-56 tahun yang

bekerja tidak tentu adalah sebanyak nol orang. Pada Pada kategori jumlah

penduduk usia 18-56 tahun yang cacat dan tidak bekerja adalah sebanyak dua

orang dari seribu sembilan ratus tujuh belas orang. Sedangkan pada kategori

jumlah penduduk usia 18-56 tahun yang cacat dan bekerja adalah sebanyak lima

orang dari seribu sembilan ratus tujuh belas orang. Dapat disimpulkan bahwa

jumlah angkatan kerja (penduduk usia 18-56 tahun) sebanyak seribu sembilan ratus

tujuh belas orang.

Page 33: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

33 

 

2.3.2 Kesejahteraan

NO URAIAN KET

1 jumlah kepala keluarga prasejahtera 153 kepala keluarga

2 jumlah kepala keluarga sejahtera 1 445 kepala keluarga

3 jumlah kepala keluarga sejahtera 2 199 kepala keluarga

4 jumlah kepala keluarga sejahtera 3 127 kepala keluarga

5 jumlah kepala keluarga sejahtera 3 plus 73 kepala keluarga

6 total jumlah kepala keluarga 1267 kepala keluarga

Tabel 1.6 Tingkat Kesejahteraan Penduduk Desa Mejayan

Sumber: Data Kependudukan Desa Mejayan

Dari data tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa kategori jumlah kepala

keluarga prasejahtera adalah sebanyak seratus lima puluh tiga kepala keluarga dari

seribu dua ratus enam puluh tujuh kepala keluarga. Pada kategori jumlah kepala

keluarga sejahtera 1 adalah sebanyak empat ratus empat puluh lima kepala

keluarga dari seribu dua ratus enam puluh tujuh kepala keluarga. Untuk kategori

jumlah kepala kerja sejahtera 2 terdapat sejumlah seratus sembilan puluh sembilan

kepala keluarga dari seribu dua ratus enam puluh tujuh kepala keluarga.

Kemudian untuk kategori 3 sebanyak seratus dua puluh tujuh kepala keluarga dari

seribu dua ratus enam puluh tujuh kepala keluarga. Sedangkan pada kategori

jumlah kepala keluarga sejahtera 3 plus adalah sebanyak tujuh puluh tiga kepala

keluarga dari seribu dua ratus enam puluh tujuh kepala keluarga.

Dapat disimpulkan bahwa di desa mejayan mayoritas kepala keluarga

adalah kategori jumlah kepala keluarga sejahtera 1 dengan jumlah empat ratus

empat puluh lima kepala kelurga, kemudian kepala keluarga sejahtera 2 dengan

jumlah seratus sembilan puluh sembilan kepala keluarga, kepala keluarga pra

sejahtera dengan jumlah seratus lima puluh tiga kepala keluarga, kepala keluarga

sejahtera 3 dengan jumlah seratus dua puluh tujuh kepala keluarga, dan yang

terakhir adalah kepala keluarga sejahtera 3 plus dengan jumlah tujuh puluh tiga

kepala keluarga.

Page 34: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

34 

 

2.3.3 Mata Pencaharian Pokok

NO JENIS PEKERJAAN LAKI-LAKI PEREMPUAN

1 Petani 255 orang -

2 Buruh Tani 221 orang 205 orang

3 Buruh migran perempuan 57 orang -

4 Buruh migran laki-laki 21 orang -

5 Pegawai Negeri Sipil 18 orang 17 orang

6 Pengrajin industri rumah tangga 3 orang 11 orang

7 Pedagang keliling 10 orang 1 orang

8 Peternak - -

9 Nelayan - -

10 Montir 11 orang -

11 Dokter swasta - 3 orang

12 Bidan swasta - 5 orang

13 Perawat swasta - 6 orang

14 Pembantu rumah tangga - -

15 TNI 19 orang -

16 POLRI 3 orang -

17 Pensiunan PNS/TNI/POLRI 8 orang 9 orang

18 Penguasa kecil dan menengah - -

19 Pengecara 1 -

20 Notaris - -

21 Dukun Kampung Terlatih - -

22 Jasa pengobatan alternatif 1 -

23 Dosen swasta - -

24 Pengusaha besar - -

25 Arsitektur - -

26 Seniman/Artis - -

Page 35: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

35 

 

27 Karyawan perusahaan swasta 17 orang 14 orang

28 Karyawan perusahaan pemerintah 2 orang 5 orang

29 Makelar/broker/mediator 6 orang 1 orang

30 Sopir 10 orang -

31 Tukang becak 36 orang -

32 Tukang Ojek 1 orang -

33 Tukang Cukur 6 orang -

34 Tukang Batu/kayu 47 orang -

35 Kusir Dokar - -

36 ........................ - -

37 ........................ - -

Jumlah Jenis Mata Pencaharian

Jumlah Total Jenis Mata Pencaharian

Tabel 1.7 Mata Pencaharian Penduduk Desa Mejayan

Sumber: Data Kependudukan Desa Mejayan

Dari data diatas dapat dijelaskan bahwa jenis pekerjaan petani terdapat

sejumlah dua ratus lima puluh lima orang penduduk laki-laki dan nol penduduk

prempuan. Untuk jenis pekerjaan buruh tani terdapat sejumlah dua ratus dua puluh

satu penduduk laki-laki dan dua ratus lima penduduk perempuan. Untuk kategori

buruh migran perempuan adalah sejumlah lima puluh tujuh orang. Untuk kategori

buruh migran laki-laki adalah sebanyak dua puluh satu orang. Kategori jenis

pekerjaan pegawai negeri sipil di desa majayan adalah sebanyak delapan belas

orang penduduk laki-laki dan tujuh belas penduduk perempuan. Kategori jenis

pekerjaan pengrajin industri rumah tangga adalah sebanyak tiga orang penduduk

laki-laki dan sebelas orang penduduk perempuan. Untuk kategori jenis pekerjaan

pedagang keliling adalah sebanyak sepuluh orang penduduk laki-laki dan satu

orang penduduk perempuan. Untuk kategori peternak di desa majayan terdapat

nol penduduk laki-laki dan nol penduduk perempuan. Untuk kategori jenis

pekerjaan nelayan terdapat nol penduduk laki-laki dan nol penduduk perempuan.

Page 36: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

36 

 

Untuk kategori jenis pekerjaan montir adalah sebanyak sebelas penduduk laki-laki

dan nol penduduk permpuan.

Untuk kategori jenis pekerjaan dokter swasta terdapat nol penduduk laki-

laki dan tigga orang penduduk perempuan. Kategori jenis pekerjaan bidan swasta

terdapat nol penduduk laki-laki dan lima penduduk perempuan. Kategori jenis

pekerjaan perawat swasta terdapat nol penduduk laki-laki dan enam orang

perempuan. Untuk kategori jenis pekerjaan pembantu rumah tangga sebanyak nol

penduduk laki-laki dan nol penduduk perempuan. Untuk kategori jenis pekerjaan

TNI terdapat Sembilan belas penduduk laki-laki dan nol penduduk perempuan.

Untuk kategori jenis pekerjaan POLRI terdapat tiga penduduk laki-laki dan nol

penduduk perempuan. Untuk kategori jenis pekerjaan pensiunan PNS/TNI/POLRI

terdapat delapan orang penduduk laki-laki dan Sembilan penduduk perempuan.

Untuk kategori jenis pekerjaan pengusaha kecil dan menengah terdapat nol

penduduk laki-laki dan nol penduduk perempuan. Untuk kategori jenis pekerjaan

pengacara terdapat satu penduduk laki-laki dan nol penduduk perempuan. Untuk

kategori jenis pekerjaan notaries terdapat nol penduduk laki-laki dan nol

penduduk perempuan. Untuk kategori jenis pekerjaan dukun kampong terlatih

terdapat nol penduduk laki-laki dan nol penduduk perempuan. Untuk kategori

jenis pekerjaan jasa pengobatan alternative terdapat satu penduduk laki-laki dan

nol penduduk perempuan.

Untuk kategori jenis pekerjaan dosen swasta terdapat nol penduduk laki-

laki dan nol penduduk perempuan. Untuk kategori jenis pekerjaan pengusaha

besar terdapat nol prnduduk laki-laki dan nol penduduk perempuan. Untuk

kategori jenis pekerjaan arsitektur terdapat nol penduduk laki-laki dan nol

penduduk perempuan. Untuk kategori jenis pekerjaan seniman/artis terdapat nol

penduduk laki-laki dan nol penduduk perempuan. Untuk kategori jenis pekerjaan

karyawan perusahaan swasta terdapat tujuh belas penduduk laki-laki dan empat

belas penduduk perempuan. Untuk kategori jenis pekerjaan karyawan perusahaan

pemerintah terdapat dua penduduk laki-laki dan lima penduduk perempuan. Untuk

kategori jenis pekerjaan makelar/broker/mediator terdapat enam penduduk laki-

laki dan satu penduduk perempuan. Untuk kategori jenis pekerjaan sopir terdapat

Page 37: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

37 

 

sepuluh penduduk laki-laki dan nol penduduk perempuan. Untuk kategori jenis

pekerjaan tukang becak terdapat tiga puluh enam penduduk laki-laki dan nol

penduduk perempuan. Untuk kategori jenis pekerjaan tukang ojek terdapat satu

penduduk laki-laki dan nol penduduk perempuan. Untuk kategori jenis pekerjaan

tukang cukur terdapat enam penduduk laki-laki dan nol penduduk perempuan.

Untuk kategori jenis pekerjaan tukang batu/kayu terdapat empat puluh tujuh

penduduk laki-laki dan nol penduduk perempuan. Untuk kategori jenis pekerjaan

kursi dokar terdapat nol penduduk laki-laki dan nol penduduk perempuan.

Page 38: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

38 

 

2.4 Keadaan dan Perkembangan Politik Desa Mejayan

2.4.1 Partisipasi Politik

NO URAIAN KET

1 jumlah penduduk yang memiliki hak pilih 3613 orang

2 jumlah penduduk yang menggunakan hak pilih pada pemilu legislatif

yang lalu 2830 orang

3 jumlah perempuan dari penduduk desa ini yang aktif dipartai 1 orang

4 jumlah partai politik yang memilki pengurus sampai di desa ini 1 orang

5 jumlah partai politik yang mempunyai kantor di wilayah di desa ini .... orang

6 jumlah penduduk yang menjadi pengurus partai politik dari desa .... orang

7 jumlah penduduk yang dipilih dalam pemilu legislatif yang lalu 8 orang

8 jumlah pemilih yang menggunakan hak pilih dalam pemilihan

presiden/wakil 2850 orang

Tabel 1.8 Partisipasi Politik Penduduk Desa Mejayan

Sumber: Data Kependudukan Desa Mejayan

Dari data pada tabel diatas dapat dijelaskan bahwa jumlah penduduk yang

memiliki hak pilih terdapat tiga ribu enam ratus tiga belas orang. Sedangkan

jumlah penduduk yang menggunakan hak pilih pada pemilu legislatif yang lalu

terdapat dua ribu delapan ratus tiga puluh orang. Untuk kategori jumlah

perempuan dari penduduk desa ini yang aktif dipartai adalah sebanyak satu orang.

Untuk kategori jumlah partai politik yang memilki pengurus sampai di desa ini

adalah sebanyak satu orang. Untuk kategori jumlah partai politik yang

mempunyai kantor di wilayah di desa ini dan jumlah penduduk yang menjadi

pengurus partai politik dari desa juga sebanyak nol orang. Untuk kategori jumlah

penduduk yang dipilih dalam pemilu legislatif yang lalu terdapat delapan orang.

Sedangkan jumlah pemilih yang menggunakan hak pilih dalam pemilihan

presiden/wakil adalah sebanyak dua ribu delapan ratus lima puluh orang.

Page 39: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

39 

 

2.4.2 Pemilihan Kepala Daerah

NO URAIAN KET

1 jumlah penduduk yang mempunyai hak pilih pada pemilu

Bupati/Walikota lalu 3990 orang

2 jumlah penduduk yang mempunyai hak pilih pada pemilu

Gubernur lalu 3497 orang

3

jumlah pemilih yang menggunakan hak pilih dalam pemilu

Bupati/Walikota lalu 2653 orang

4 jumlah pemilih yang menggunakan hak pilih dalam pemilu

Gubernur yang lalu 2289 orang

Tabel 1.9 Tabel Jumlah Partisipasi Penduduk Desa Mejayan dalam Pemilu

Sumber: Data Kependudukan Desa Mejayan

Dari data pada table diatas, dapat dijelaskan bahwa jumlah penduduk yang

memiliki hak pilih dalam pemilu Bupati/Walikota lalu terdapat tiga ribu sembilan

ratus Sembilan puluh orang. Untuk kategori jumlah penduduk yang mempunyai

hak pilih pada pemilu Gubernur lalu terdapat tiga ribu empat ratus Sembilan puluh

tujuh orang. Sedangkan untuk kategori jumlah pemilih yang menggunakan hak

pilih dalam pemilu Bupati/Walikota lalu terdapat dua ribu enam ratus lima puluh

tiga orang. Dan untuk kategori jumlah pemilih yang menggunakan hak pilih

dalam pemilu Gubernur yang lalu terdapat sebanyak dua ribu dua ratus delapan

puluh Sembilan orang.

Page 40: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

2.4.3 Hasil Pemilihan Umum 2009

NO HASIL PEMILU JUMLAH(ORANG, SUARA/BUAH) 1 PEMILIH 4076 2 TPS 8 3 HASIL PEMILU

PDIP 119 GOLKAR 796 PKB 421 DEMOKRAT 364 PKS 117 HANURA 79

Data diatas adalah hasil pemilu umum tahun 2009 yang diikuti oleh

empat ribu tujuh puluh enam pemilih pada Desa Mejayan. Dan juga terdapat

data tentang partai politik yang banyak dipilih oleh warga Desa Mejayan pada

tahun 2009. Dalam pemilu 2009 ini, terdapat delapan Tempat Pemungutan

Suara yang biasa kita sebut sebagai TPS yang tersebar di berbagai penjuru

Desa Mejayan. Adapun hasil pemilu 2009 tersebut yang memperoleh suara

terbanyak diduduki oleh partai Golkar dengan perolehan suara sebanyak tujuh

ratus Sembilan puluh enam suara sah. Pada posisi suara terbanya kedua

diduduki oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan perolehan suara

sebanyak empat ratus dua puluh satu suara sah. Pada posisi suara terbanyak

ketiga diduduki oleh Partai Demokrat sebanyak tiga ratus enam puluh empat

suara sah. Pada posisi suara terbanyak keempat diduduki oleh Partai

Demokrasi Indonesia Perjuangan dengan perolehan suara sebanyak seratus

Sembilan belas suara. Pada posisi suara terbanyak kelima diduduki oleh Partai

Keadilan Sejahtera (PKS) yang selisih dua perolehan suara yang didapat oleh

Partai Demokrasi Indonesia Perjungan (PDI) dengan perolehan suara

sebanyak seratus tujuh belas perolehan suara sah. Sedangkan perolehan suara

terakhir diduduki oleh Partai Hanura dengan perolehan suara sebanya tujuh

puluh sembilan suara sah.

40 

 

Page 41: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

2.4.4 SUSUNAN KEPENGURUSAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DESA MEJAYAN

KECAMATAN MEJAYAN KABUPATEN MADIUN

NO NAMA JABATAN PEKERJAAN PENDIDIKAN KETERANGAN 1 ADRIANTO SE.MM KETUA PNS S2 TOKOH MASYARAKAT 2 SUNYOTO WAKIL KETUA SWASTA SLTA TOKOH PEMUDA 3 ANIK SULISDYANINGRUM SE SEKRETARIS SWASTA S1 TOKOH MASYARAKAT 4 SUNARTO. SPd BENDAHARA GURU S1 TOKOH MASYARAKAT 5 SUYONO ANGGOTA SWASTA SLTA TOKOH MASYARAKAT 6 TRI BUDIYONO ANGGOTA SWASTA SLTA TOKOH PEMUDA 7 Drs.PURYONO ANGGOTA SWASTA S1 TOKOH PROFESI 8 DARMANTO. SpdI ANGGOTA GURU S1 TOKOH AGAMA 9 SURYANTO.SPd ANGGOTA GURU S1 TOKOH MASYARAKAT

10 KARYONO H. SUBROTO ANGGOTA SWASTA S1 TOKOH MASYARAKAT 11 NGALIYEM. SPd SD ANGGOTA GURU S1 TOKOH WANITA

41 

 

Page 42: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

2.5 Struktur Pemerintahan Desa Mejayan

no  Nama   Jabatan   Tempat‐Tanggal Lahir   Pendidikan  Tanggal dan No SK  Luas Bengkok 1  Titik Handayani  Kepala Desa  Madiun 01‐05‐1956  SMP  188.45/722/KPTS/402.013/2008  4 ha 2  Drs. Suparman  Seketaris Desa  G.Kidul 04‐06‐1962  Sarjana  15/6/85 no.141/46/432.11/SK/85  2.5 ha 3  Suyana  Kasun Mejayan.Gendoman  Nganjuk 14‐10‐1982  SLTA  141/01/402.305.11/SK/2011  1 ha 4  Dodi Satria Nugroho  Kasun SumberSoko  Madiun 29‐12‐1968  SMA   15/6/85 no.141/46/432.11/SK/85  1 ha 5  Suratmin  Kasun Porong  Madiun 19‐12‐1959  STM  15/6/85 no.141/46/432.11/SK/86  1 ha 6  sukidi   Kasun Kronggahan  Madiun 10‐07‐1953  STN  15/6/85 no.141/46/432.11/SK/87  1 ha 

7  widia Tri Rahayu Kasun  Sanggrahan Robahan  Madiun 19‐06‐1988  SLTA  141/01/402.305.11/SK/2011  1 ha 

8  Santoso  Staf UR Pemerintahan  Madiun 25‐04‐1968  STM  15/6/85 no.141/46/432.11/SK/85  1 ha 9  Lilik Suwarno  Staf UR Kesra  Madiun 05‐05‐1951  SMP  29/09/84.no.141/10/414.12/SK/84  1 ha 

10  Sumiati  Staf UR Keuangan  Madiun 19‐05‐1960  SMEA  15/6/85 no.141/46/432.11/SK/84  1 ha 11  Saji  Staf UR UMUM  Madiun 05‐06‐1962  STN  15/6/85 no.141/46/432.11/SK/85  1 ha 12  Mahanani Mei   Staf UR Pembangunan  Surabaya 01‐05‐1977  Sarjana  141/01/402.305.11/SK/2011  1 ha 13  Suyud  PEMB.Staf UR Pemer  Ngawi 04‐11‐1959  SMP  15/6/85 no.141/46/432.11/SK/85  1 ha 

42 

 

Page 43: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

2.6 Peta Desa

43 

 

Page 44: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

BAB III

TEMUAN DAN ANALISIS DATA

3.1 POLA HUBUNGAN ELITE-MASSA DI DESA MEJAYAN

3.1.1 Pola Hubungan Patron-Client

Desa Mejayan memiliki lima dusun yaitu dusun Sumbersuko, dusun

Gendoman Mejayan, dusun Porong, dusun Kronggahan, dan dusun Sanggrahan

Robahan. Penyusun melihat interaksi sosial yang ada di dusun Porong guna

mendapatkan informasi tentang hubungan patron client yang ada di dusun porong

tersebut. Dalam penelitian yang penyusun lakukan menemukan bahwa pola

hubungan patron-client telah ditemukan ditengah kehidupan masyarakat Mejayan

di dusun Porong. Kondisi perekonomian masyarakat Mejayan khususnya dusun

Porong memang sangat menarik untuk diteliti.

Yang penyusun temukan di lapangan, bahwa di dusun Porong pola hubungan

interaksi sosial nya masih terjalin sangat kuat. Di dusun Porong, hubungan antara

warga satu dengan yang lain terjalin seperti keluarga. Salah satu bentuk

interaksinya seperti pada saat ada warga yang memiliki hajatan, warga yang lain

saling membantu, ada yang membantu dengan tenaga seperti membantu

mempersiapkan acara dan ada juga yang membantu dana jika si pemilik hajatan

lokasinya jauh.

“ya kalo hajatan saya undang lah mbak, namanya juga hidup bermasyarakat,

kalo butuh ya saya bantu.”(lampiran 3)

Selain itu, jika di dusun Porong ada warganya yang meninggal tanpa ada

pengumuman, warga sekitar langsung mengetahui berita tersebut, dan langsung

melayat atau takziah di rumah duka, tentu saja dengan berbagai sumbangan dan

44 

 

Page 45: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

atribut serangkaian tradisi yang ada di desa Mejayan. Di dusun Porong juga terdapat

perkumpulan ibu-ibu pengajian yang rutin melakukan pengajian setiap selesai sholat

maghrib, atau yang dilakukan rutin selama 2 minggu. di dalam perkumpulan

pengajian tersebut juga terdapat struktur kepengurusan seperti ketua, sekertaris dan

bendahara. Itu adalah contoh bentuk ketereratan hubungan yang ada di dusun porong

tersebut. Untuk mendapatkan informasi tentang hubungan patron client yang ada di

dusun Porong, penyusun mempertanyakan tentang perekonomian yang ada di dusun

Porong.

Melalui beberapa wawancara yang telah penyusun lakukan dapat dilihat pola

hubungan patron-client yang ada di desa Mejayan. Di desa ini beberapa patronnya

ada di dusun Porong, dalam proses menemukan realita yang ada dapat ditemukan

fenomena bahwa yang pertama: Di desa mejayan terutama di dusun Porong banyak

terdapat pemilik sawah, yang sawahnya kebanyakan terletak di luar desa Mejayan,

walaupun masih ada beberapa yang sawahnya masih berada di desa Mejayan. Areal

persawahan yang dimiliki oleh patron yang berada di dusun Porong sebagian besar

dikelola oleh warga desa lain di luar desa Mejayan.

“O, pekerja saya itu semua dari luar desa Mejayan Mas, dari Desa Ngepeh

mas yang paling banyak, jadi penduduk desa mejayan ini hampir tidak ada

yang jadi pekerja sawah, kebanyakan yang punya sawah, tapi sawahnya

banyak yang diluar desa, kalo di desa ini ya sekitar porong dan Robahan

Mas.”(lampiran 3)

Di dusun Porong juga terdapat perangkat desa yang mempunyai kepemilikan

Bengkok. Kemudian bengkok tersebut dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan

pekerja (client) dalam melaksanakan penggarapan sawahnya. Perangkat desa yang

memiliki bengkok di dusun porong bernama pak Lilik Suwarno dan pak Saji. Setelah

penyusun mewawancarai perangkat desa yang memiliki bengkok di dusun porong,

penyusun mendapat informasi bahwa seluruh pekerja yang melakukan penggarapan

di sawah bengkok tersebut semuanya berasal dari luar desa mejayan. Oleh karena itu

45 

 

Page 46: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

penyusun tidak melanjutkan pertanyaan lebih mendalam kepada informan disebabkan

hubungan patron client tersebut berada diluar desa Mejayan.

Selain perangkat desa yang memiliki sawah, di dusun porong juga terdapat

warga yang memiliki sawah pribadi, yaitu bernama Pak Sartono. Dalam pengelolaan

sawah tersebut pak Sartono memiliki banyak pekerja, dengan luas sawah sebesar 1

hektar yang memiliki pekerja sekitar 6 orang dan satu mandor.

“nah jelas saya mempekerjakan orang lain, Mas. Saya tidak terjun langsung

dalam pengelolaannya. Saya punya kenalan orang yang mencari pekerja-

pekerja saya tersebut.”“kira kira ya 5-6 orang, orang saya itu ya kalo saya

manggilnya pak Marmin, mbak”.(lampiran 3)

Kemudian sistem kepemilikan sawah ini menjadi suatu sumber kekuasaan

sebagai patron, Pemilik sawah yang berada di dusun porong tersebut memberikan

upah atau gaji kepada pekerja dengan cara memberi upah perhari sebesar 30 ribu dan

ditambah dengan makan 2 kali, kopi, rokok dan kue. Ini merupakan cara penggajian

yang biasanya dilakukan oleh pemilik sawah, dari cara penggajian yang seperti ini

dapat meningkatkan sense of belonging dalam keterikatan hubungan Patron dan

Client.

“biasanya sehari 30 ribu, ditambah makan pagi, siang dan sore itu minum

kopi, kue dan Rokok, jadi kira kira 40. ribu mas.” (lampiran 3)

Namun dalam pengelolaan sawah, pemilik memiliki orang kepercayaan

bernama pak marmin yang mempunyai tugas mencari pekerja untuk mengelola sawah

tersebut. sehingga bisa dilihat sebagai struktur alur koordinasi dalam pemberdayaan

pekerja. Karena sebagian besar pekerja berasal dari luar desa dan penggunaan pekerja

tersebut tidak selamanya selalu digunakan. Fungsi mandor tersebut salah satunya

mengenai Sistem pemberian upah. awalnya dilakukan melalui mandor, kemudian

baru didistribusikan ke pekerja, jelas mandor mempunyai lebih banyak proporsi

dalam penggajian. kemudian intensitas interaksi sosial sangat mendalam baik dalam

46 

 

Page 47: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

hal tradisi seperti hajatan dan slametan, maupun kepedulian sosial. Kemudian yang

kedua, Di Desa Mejayan ini terutama di dusun Porong sebagai pusat pabrik roti

rumahan (home Industri) yang sudah menjalani usaha selama 25 tahun.

“wah sudah lama mas . sudah 25 tahun kurang lebihnya. ini ya kita kelola

bersama dengan bapak, dan yang bantu ya teman teman. Kita bikin kue donat,

bakpau, golang galing, dan molen.” (lampiran 4)

Dalam pengelolaannya memang sudah menunjukkan hubungan Patron-client yang

sangat kuat, dalam pengelolaannya banyak pekerja yang dipekerjakan di industri

rumahan ini, namun sebagian besar pekerjanya (client) berasal dari luar wilayah

Mejayan, bahkan melalui wawancara yang mendalam, sebagian besar berada di luar

kabupaten Madiun.

“kebanyakan dari desa Talok dan Mejayan mbak, tapi kebanyakan desa

Talok, yang Mejayan sekarang sudah kerja sendiri membuat industri roti

rumahan” (lampiran 4)

jika tidak mempekerjakan orang luar daerah, pemilik industri juga dibantu oleh

kerabat (keluarga) yang sudah masuk menjadi angkatan kerja.

Namun karena perekonomian masyarakat mejayan adalah pemilik lahan

pertanian, pedagang, PNS, dan pemilik home industry. Patron yang ada di Desa

mejayan dalam perekonomian, lebih banyak memiliki client dari luar wilayah

Mejayan. Sebagai Patron, para pengusaha dan pemilik sawah, hubungan dengan

pekerjanya (client) memiliki sifat kekeluargaan, masih menjunjung tinggi sikap

gotong royong yang cukup mendalam, hal ini terbukti dengan intensitas interaksi dan

keterikatan emosional yang ada di desa tersebut, namun dalam konteks kegiatan

ekonomi masih bersifat transaksional, hal ini dipengaruhi oleh majunya kegiatan

ekonomi desa melalui usaha industri rumahan yang ada di desa Mejayan, terutama

wilayah Patron salah satunya di dusun Porong.

47 

 

Page 48: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

Pekerjaan Utama * Kegiatan Pemilihan Crosstabulation

Kegiatan Pemilihan

Total

Pemilihan

ketua RT

Pemilihan

Ketua RW

Pemilihan

Kepala Dusun

Pemilihan

kepala Desa

Pekerjaan

Utama

petani tanah sendiri 2 1 1 3 7

buruh tani 0 2 1 6 9

Pertukangan 0 0 0 4 4

pemborong bangunan 1 0 0 0 1

Wirausaha 2 1 3 34 40

PNS 2 1 0 1 4

Perangkat desa 0 0 0 1 1

Perusahaan Sendiri 0 0 0 1 1

Karyawan Swasta 0 0 0 4 4

Lain-lain 5 0 1 23 29

Total 12 5 6 77 100

48 

 

Page 49: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

49 

 

Tabel 1 Pengaruh Pekerjaan Terhadap Kegiatan Pemilihan Umum Desa

Sumber: Data Peneliti

Tabel diatas menjelaskan tentang hubungan antara pekerjaan utama dengan

partisipasi para pemilih didalam pemilihan yang terjadi di Desa Mejayan. Kami

mengamati bahwa pekerjaan mempengaruhi atas partisipasi memilih, dari tingkat RT,

RW, kepala dusun hingga tingkat desa. Bisa dilihat dari tabel diatas bahwa partisipasi

tertinggi terletak pada golongan wirausaha, kemudian kriteria menengah pada

golongan selain pekerjaan yang diatas, seperti pengangguran dan ibu rumah tangga.

Sedangkan tingkat partisipasi yang tergolong rendah pada PNS, Perangkat desa dan

Perusahaan sendiri.

Tabel diatas juga termasuk konsep Patron Client Relationship. Dengan alasan

bahwa PNS tidak lagi diwajibkan dalam pemilu ataupun ada unsur paksaan lagi.

Dimana PNS, perusahaan sendiri, Perangkat desa sudah sadar akan Hak dan

kewajibannya. atasannya tidak lagi memiliki hak untuk mengatur ataupun menekan

dalam konteks pemilu. Bagi golongan menengah penyusun menyimpulkan bahwa

partisipasi mereka didorong oleh faktor uang yang dibagikan saat kampanye

menjelang pemilihan. Implementasi realitas tersebut termasuk kemampuan influence

yang sangat mendalam.

Akan tetapi sangat berbalik dengan golongan wirausaha yang notabennya

menengah kebawah. Bahwa dia memiliki kepentingan supaya ada kebijakan yang

dapat menguntungkan usahanya agar tetap berjalan dengan normal. Dimana para

calon pasti memberikan janji-janji kepada para wirausahawan akan mengeluarkan

kebijakan yang akan menguntungkan usahanya. Contohnya pengadaan UKM yang

awalnya sebagai pedangan kaki lima kemudian diberi fasilitas berupa tempat

(warung) yang berasal dari sebuah kebijakan penguasa desa.

Page 50: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

Sedangkan hubungan patron-client yang emosional ini ditunjukkan secara

intens ketika ada momen-momen istimewa, misalnya hajatan, atau slametan, patron

akan lebih banyak memberikan barang, bantuan atau uang lebih dibandingkan dengan

warga lainnya. Sedangkan dalam konteks mempekerjakan keluarga dalam hubungan

Patron Client, dalam pengamatan kami akan muncul jika keluarga atau kerabat

menginginkan untuk menjadi client, namun karena rata-rata perekonomian di Desa

Mejayan ini termasuk mandiri, dengan usaha seperti pedagang atau PNS, ataupun

pemilik sawah maka hal tersebut tidak begitu kentara dalam hubungan sosial

ekonomi.

“iya mas, dulu juga ada ponakan yang nyambi disini, tapi sudah berkeluarga,

jadi sudah ga kerja lagi, kalo ada yang mau kerja ya saya bantu.”(lampiran

4)

Pekerja dari salah satu pemilik usaha roti yang sempat penyusun wawancarai

juga menunjukkan hal yang positif terhadap hubungannya dengan patron, seperti

yang dialami oleh bu Sarmi, sebagai subyek penelitian kami. Ibu Sarmi, yang bekerja

di rumah produksi roti milik Ibu Lamisri dan Ibu mariatun, merasakan banyak

manfaat dan keuntungan, selain gaji, juga mendapatkan ilmu dalam pembuatan roti,

serta pemasaran.

“ya saya selain dapat gaji saya juga mendapatkan ilmu bisnis dan cara

membuat roti, jadi saya memutuskan untuk buat usaha sendiri, mbak. Ya

hitung hitung untuk membuat penghasilan keluarga lebih banyak

mbak.”( lampiran 5)

Sebagai contoh manfaat ilmu yang diperoleh Bu Sarmi, adalah menggoreng dan

membuat adonan pada saat bekerja di rumah Patron.

50 

 

Page 51: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

“Ya kalo di rumah Ibu Lamisri, saya dapat bagian menggoreng roti-roti, kalo di bu

Mariyatun saya tukang bikin adonan mbak.”(lampiran 5)

Dalam konteks hubungan sosial, pekerja juga sering diundang dalam acara

tertentu oleh patron, hal ini menunjukkan eratnya interaksi diantara keduanya sesuai

dengan syarat ketiga dari hubungan patron-client yaitu kemesraan diantara keduanya.

Sehingga hubungan patron-client sangat dekat sekali karena hubungan saling

ketergantungan mulai mengakar sampai grassroot, bukan sekedar transaksi ekonomi.

Kepedulian sosial sangat erat sekali, patron selalu setia membantu ketika clientnya

membutuhkan bantuan karena ada keterikatan berdasarkan hubungan tetangga.

“kira-kira saya kerja di bu lamisri dan bu mariyatun sekitar dua tahunan

lebih mas”

“iya mbak, kalo disini memang saling membantu, kita kan juga tetangga, kita

pokoknya saling bantu membantu mbak” (lampiran 5).

Jika dianalisis lebih jauh kedalam, sebagai pekerja yang tidak mempunyai

hubungan kekerabatan dengan para pemilik usaha, tingkat interaksi sosial yang ada di

desa Mejayan tergolong sangat mendalam. Persaudaraan muncul salah satunya

dengan cara mempererat hubungan interaksional dengan lingkup hubungan patron-

client. Dapat disimpulkan bahwa pola hubungan patron client yang ada di desa

Mejayan bukan hubungan yang transaksional melainkan cenderung pada hubungan

yang mendalam dan emosional.

Dalam buku tuan, hamba dan politisi Menurut Keith R. Legg Asas yang

menyatakan bahwa, hubungan-hubungan tuan hamba hanya terjadi diantara para

pelaku yang tidak sama, baik kekayaan maupun kedudukannya, dengan kata lain,

hubungan tersebut timpang, diterima tanpa dipersoalkan lebih lanjut. Uraian

mengenai motivasi terjadinya hubungan tuan-hamba sering bertitik berat pada

51 

 

Page 52: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

52 

 

kebutuhan pihak hamba. Namun, urain-uraian khusus, terutama mengenai tautan tuan

hamba di bidang politik, menunjukkan bahwa pihak tuanlah yang sering menjadi

pemrakarsa. Pihak hamba, setelah menikmati prestasi yang diberikan oleh pihak tuan,

baru berkewajiban membalasnya. Dalam tukar menukar itu, pihak hamba

berkedudukan sebagai ”lumbung nilai” tempat pihak tuan menyimpan kredit sosial

yang dapat diambil kembali diwaktu yang akan datang demi keuntungan dirinya.

Hubungan tuan hamba atau Patron-client timbul bila syarat-syarat berikut ini

terpenuhi diantaranya adalah (1) hubungan di antara para pelaku atau perangkat para

pelaku yang menguasai sumber daya yang tidak sama, dalam kepemilikan kekayaan

misalnya sebagai pemilik Home Industry Roti, patron mempunyai alat produksi dan

modal yang lebih banyak dari warga lain sebagai pekerja.

(2) Hubungan yang bersifat khusus (particularistic), hubungan pribadi dan

sedikit banyak mengandung kemesraan (affectivity), hubungan ini sangat terlihat

sekali, apalagi dalam kehidupan desa yang cenderung intensif, intim dan mendalam,

hal ini sangat terlihat ketika sang patron mengadakan kegiatan syukuran dan pesta,

kemudian acara berkabung dan kegiatan yang lebih serius dan mendalam.

Dan (3) hubungan yang berdasarkan asas saling menguntungkan dan saling

memberi dan menerima. Untuk syarat ketiga ini memang menjadi sebuah keniscayaan

dan menjadi syarat melalui hubungan yang memiliki hubungan yang saling

memberikan keuntungan simbolis dan strukturalis.

Simbol tersebut terlihat ketika dikaitkan dengan peran dan status, kemudian

secara strukturalis adalah hubungan kerja yang fungsional. Lemarchand menyatakan

bahwa “Setiap tautan tuan-hamba selalu melekat hubungan timbal balik antara

perorangan (atau kelompok perorangan) dimana pengaruh ditentukan oleh

kemampuannya memberikan pelayanan, barang atau sesuatu yang bernilai yang

diinginkan oleh pihak lain sehingga pihak yang lain itu pun terimbas untuk membalas

Page 53: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

53 

 

                                                           

kebaikan tersebut dalam bentuk perhatian, pelayanan, barang atau sesuatu yang

bernilai”.

Realitas hubungan Patron-client di dusun Porong, sangat bersesuaian dengan

konsep diatas. Hubungan patron client sangat terasa dalam pengkondisian dimensi

ekonomi melalui “home Industry” Roti.

Dialog interaksi antar patron dan client dapat terinterpretasikan dalam

hubungannya sehari-hari. Konstruksi pengaruh patron terhadap pekerja sangat terlihat

bahkan dalam hubungan emosi sangat mendalam, hal ini dikarenakan terdapat

pengaruh yang multidimensional, artinya tidak hanya ekonomi saja, namun status dan

peran dari client sangat ditentukan oleh patron. Namun yang lebih sangat terlihat

dalam fenomena patron client tersebut adalah hubungan sosial dan kemesraan sosial

antara patron dan client.

3.1.2 Pola Hubungan Traditional Authority

Desa Mejayan merupakan desa yang letak geografisnya sangat strategis

karena berada di wilayah kota Kecamatan Mejayan Kabupaten Madiun dan menjadi

jantung dari perekonomian kecamatan ini. Hal ini dapat ditunjukkan dengan

banyaknya sendi-sendi perekonomian dan usaha-usaha besar yang terletak di desa

ini. 27 Dengan melihat kondisi semacam ini desa Mejayan dapat diklasifikasikan

kedalam desa swasembada. Hal ini dikarenakan kehidupan di desa Mejayan sudah

mirip kota modern dengan adanya mata pencaharian yang beraneka ragam serta

sarana dan prasarana yang cukup lengkap untuk menunjang kehidupan masyarakat

pedesaan maju.28

Sebagai desa yang terkategori dalam desa swasembada, seyogyanya

desa ini pola hubungan elit-massanya adalah pola hubungan patron klien.  

27 Keterangan mengenai sendi‐sendi perekonomian kecamatan yang ada di desa Mejayan dapat dilihat di Bab Gambaran umum desa hlm. 28 Butuh buku sosiologi pedesaan. 

Page 54: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

Sebab pola hubungan patron-klien terjadi apabila timbul fenomena hubungan

antar masyarakat yang berlandaskan kebutuhan ekonomi. Melihat kondisi

desa Mejayan yang terdapat banyak jenis usaha yang dimiliki oleh beberapa

warga desa tersebut maka peluang terjadinya pola hubungan patron klien di

desa ini cukup tinggi. Keberadaan usaha-usaha tersebut pastinya

membutuhkan tenaga kerja yang tidak sedikit. Ketergantungan ekonomi dari

pekerja kepada pemilik usaha begitupun sebaliknya yakni kebutuhan tenaga

kerja oleh pemilik usaha kepada pekerja menyebabkan timbulnya pola

hubungan patron klien.

Meskipun desa Mejayan merupakan desa swasembada, nilai-nilai

tradisional tidak sepenuhnya terkikis oleh modernitas. Hal itu terbukti dengan

adanya seni tradisional dongkrek yang masih dilestarikan oleh seorang tokoh

desa yang bernama mbah Dulrohim bersama masyarakat yang berpartisipasi.

Ketokohan warga tersebutlah yang dapat menyatu padukan masyarakat untuk

melestarikan kesenian yang menjadi cikal bakal desa Mejayan. Kesenian tradisional

inilah yang menjadi sumber legitimasi dari tokoh masyarakat tersebut. Sehingga,

meskipun ia sudah tidak lagi menjabat sebagai kepala desa namun kedudukannya

sebagai orang terpandang di desa masih akan tetap bertahan selama kesenian ini tetap

dipertahankan.

54 

 

‘’iya nak, saya menjadi lurah selama dua peiode. Sejak tahun 1975

sampai 2000. Awalnya itu saya ditunjuk oleh KOREM daerah sekitar

untuk memimpin desa Mejayan.’’(lampiran 1) 

“oh iya nak, ada namanya dongkrek. Dongkrek disini bukan

hanya sebagai kesenian tetapi juga sebagai pusaka bagi warga

Mejayan. Hal ini dikarenakan dongkrak merupakan hasil dari

runtutan asal mula caruban ini, yang di tokohi oleh Perot dan ayu

selaku pendamping dari Raden Prawiro Dipuro.’’ (lampiran 1)

Page 55: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

Di tambah lagi statusnya sebagai salah satu keturunan dari pembabat

alas yang menjadi cikal bakal terbentuknya desa Mejayan merupakan sumber

legitimasi yang abadi.

55 

 

“Kesenian Dongkrek itu langsung dipimpin oleh saya. Tapi mas, sekarang

saya sudah ndak mimpin lagi, dan yang mimpin sekarang menantu saya,

mengingat saya sudah tua.” (lampiran 1)

Fakta diatas menghantarkan kita pada kenyataan bahwa desa ini tidak hanya

memiliki pola hubungan patron-klien saja. Pola hubungan traditional authority

terbentuk dan menguat dalam pola kehidupan masyarakat desa Mejayan.

Konsep dari pola hubungan traditional authority menyatakan bahwa pola

hubungan ini dapat terjadi disebabkan kuatnya legitimasi dan kewenangan

yang dimiliki oleh seorang pemimpin.

“Selanjutnya atas restu warga desa akhirnya saya yang terpilih. Oh iya

nak, yang penting itu kalau jadi kepala desa perlu dibutuhkan jiwa

nasionalis dan jiwa sosialis yang tinggi, sehingga nantinya dapat

menjadi pemimpin yang arif dan bijaksana.” (lampiran 1) 

Legitimasi itu sendiri dapat berasal dari tradisi yang berasal dari

kepercayaan masyarakat dan yang dipelihara secara turun-menurun.

Sedangkan kewenangan dalam traditional authority, berupa kualitas pribadi

dari pemimpin. Kualitas pribadi dari pemimpin tersebut dapat ditunjukkan

Page 56: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

dalam jiwa nasionalis dan jiwa sosialis yang tinggi dalam memimpin

masyarakat desa.

Hal yang menunjukkan terjadinya pola hubungan traditional authority

di desa Mejayan adalah pertama, adanya kualitas pribadi dari sang pemimpin,

yaitu mbah Dulrohim dimana ia telah dapat memimpin desa Mejayan selama

25 tahun yakni dari tahun 1975-2000. Dalam hal ini, Mbah Dulrohim

merupakan sesepuh desa yang sangat disegani warga desa karena telah

dianggap berjiwa sosialis dan juga telah dapat menjaga tradisi dan kesenian

desa mejayan. Hal tersebut terlihat dalam pemilihan pertama dan kedua, yang

mana dari pemilihan tersebut mbah dulrohim dapat terpilih secara berturut-

turut.

“iya nak, saya menjadi lurah selama dua peiode. Sejak tahun 1975 sampai

2000. Awalnya itu saya ditunjuk oleh KOREM daerah sekitar untuk

memimpin desa Mejayan. Tujuannya pertama itu menyadarkan warga

sekitar yang eks PKI, dan tentang permasalahan KTP Merah yang dimiliki

oleh mantan PKI. Saya merasa kasihan dengan warga yang seperti itu,

karena mereka dipersulit untuk ngurus surat-surat.” (lampiran 1)

Menurut Karl D. Jackson, kewibawaan tradisional dapat dikatakan

sebagai penggunaan kekuasaan personalitas yang dihimpun melalui peranan

masa lampau dan masa kini dari yang mempengaruhi sebagai penyedia,

pelindung, pendidik, sumber nilai-nilai dan status unggul dari mereka yang

punya hubungan ketergantungan yang mapan dengannya. Kedua, adanya

legitimasi yang berasal dari tradisi seperti dalam kesenian dongkrek yang

merupakan ciri khas dari Caruban, dimana untuk memimpin kesenian tersebut

harus berdasarkan keturunan sebelumya. Dalam hal ini, setiap malam satu

suro terkadang jumat pahing atau juga jumat legi, kesenian Dongkrek

dipimpin langsung oleh mbah Dulrohim. Namun, saat ini kesenian dongkrek

56 

 

Page 57: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

dipimpin oleh menantunya karena usia dari mbah dulrohim sudah terlalu senja.

Oleh karena itu, dari kedua fenomena yang ada diatas tadi dapat disimpulkan

bahwa di dalam desa Mejayan terdapat pola hubungan traditional authority.

Traditional authority tidak hanya mengandaikan seorang tuan yang

berkuasa, sang tuan memiliki hamba yang senantiasa mendukung, sehingga

ada hubungan Tradisional Authority Relationship. Dengan gambaran bahwa

ibu Paniyem ini sangat mendapatkan kepercayaan dari ibu Sumiati dengan

membawa buku Arisan yang dipasrahkan. Juga bu Paniyem ini sangat dekat

hingga seperti saudara walaupun tidak memiliki garis saudara langsung.

Kemudian Bu Sumiati ikut membantu sedikit kehidupan ibu paniyem dengan

memberikan uang saku kepada anaknya, walaupun tidak setiap hari tetapi

sering sekali. Juga ibu paniyem ini ada kesulitan maka ibu Sumiati juga ikut

membantu. Jadi Ibu Paniyem mengabdi juga kepada ibu Sumiati. Bu Paniyem

ini tidak terlalu mengandalkan gaji bulanan yang dari Bu Sumiati. Karena Bu

Paniyem mendapat bantuan tidak hanya uang saja tetapi bantuan-bantuan

secara tidak langsung oleh Bu Sumiati. Gaji bulanannya juga dalam bentuk

arisan sembako yang memang Bu Paniyem sengaja diikutkan Arisan sembako

setiap bulannya oleh Bu Sumiati. Jadi ini bentuk Tradisional Authority

Relationship yang ada di Desa Mejayan Ini.

57 

 

‘’ya bisa dibilang saya dengan bu Sumiati ya seperti keluarga, walaupun

saya tidak ada hubungan saudara sama sekali dengan ibu. Tapi ibu sangat

baik kepada saya juga keluarga saya, dimana saya banyak dibantu oleh

keluarga saya dengan keluarga ibu. Pak dar suami bu sumiarti juga

membantu suami teman saya yang bekerja sama ibu menjdi PNS.’’ (lampiran

2) 

Kewibawabaan tradisional berbeda dengan bentuk ketiga kekuasaan

yang disebut sebagai imbalan atau perampasan (reward/deprivation). Tidak

Page 58: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

58 

 

seperti imbalan/perampasan, kewibawaan tradisional tidak melibatkan hitung-

menghitung keuntungan-keuntungan pribadi yang segara oleh si pengikut.

Tidak pula si pengikut menganggapnya sebagai perjajian di mana ia

menyediakan pelayanan tertentu sebagai tukaran bagi tingkat ganti rugi yang

telah ditetapkan lebih dahulu. Sekalipun sipemimpin mungkin telah

melakukan banyak hal bagi para pengikutnya pada waktu yang lalu. Dan

sekalipun ia mungkin berkewajiban untuk terus membagikan kebaikan masa

hati yang dimasa datang, namun pola kekuasaan bukanlah suatu pola yang

mempertukarkan imabalan bagi jasa. Konsep si pengikut menetapkan apakah

mendukung atau tidak mendukung pemimpinnya secara politik atas dasar

perhitungan cermat berlebihnya keuntungan di atas biaya merupakan hal yang

asing pada sistem kewibawaan tradisional.

Bahwa legitimasi yang dimiliki oleh patron berlangsung secara lama

dan juga secara turun temurun. Jadi legitimasinya diwariskan dari generasi ke

generasi. Jadi apabila kepatuhan yang lebih dari dua puluh lima tahun dan

diwariskan dari ayahnya kepada anaknya. Kewibawaan tradisional ini bukan

hanya dipandang hanya sekedar ikatan kesempatan dan kenyamanan tetapi

melainkan dipandang sebagai ikatan yang mempertautkan baik pemimpin

maupun pengikut kepada generasi-generasi terlebih dahulu. Kemudian

tradisional menyiratkan bahwa kepemimpinan agaknya lebih berpindah

kepada bahu mereka tetapi martabat warisan (Inherited status) ketimbang

martabat hasil dari pencapaian (achieved status). Misalnya para pemegang

kekuasaan sering diserahkan kepada keluarga dan kerabatnya yang menjabat

secara tradisional. Atau berpindah kepada orang lain yang memiliki

pengetahuan agama atau pengetahuan istimewa yang juga sudah sejak lama.

Kewibawaan tradisional dan patronase (atau hubungan patron klien) jelas

berbagi banyak kualitas.

Page 59: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

59 

 

Kepercayaan warga desa kepada keluarga Mbah Dulrohim menjadi

salah satu faktor pembuktian, bahwasanya konsep traditional authority juga

berlaku di desa ini. Terbukti dengan adanya jabatan selama 27 tahun yang di

amanatkan kepada Mbah Dulrohim selaku Kepala Desa. Tak terhenti di sini

saja, representasi keluarga Dulrohim juga berlanjut di anaknya yaitu Ibu

Sumiyati, yang sekarang menjabat sebagai bendahara desa. Pembuktian

representasi elite dalam hal ini keluarga Mbah Dul, menjadi tolak ukur

terbuktinya konsep Traditional Authority yang berada di desa Mejayan.

Tidak hanya di desa mejayan juga

Kedua jenis hubungan ini bersifat asimetris dan juga vertikal juga

dwitunggal. Ikatan ini adalah hubungan pribadi, tatap muka antara pemimpin

dan pengikut. Pertalian horizontal ini bersifat kuat antara mereka yang

bermanfaat, bahkan diantara individu-individu yang memiliki kesetian

kepada pemimpin yang sama. Patron atau tokoh-tokoh adalah seorang yang

sebagai perantara yang mutlak yang diperlukan antara kelompok yang

beraneka ragam.

3.2 REPRESENTASI POLA HUBUNGAN ELITE-MASSA DI DALAM

PEMERINTAHAN DESA MEJAYAN

3.2.1 Struktur Pemerintahaan Desa Mejayan

Pemerintahan desa Mejayan saat ini dikepalai oleh seorang

warga dusun Gendoman yang bernama Titik Handayani. Titik

Handayani selain merupakan seorang kepala desa, ia juga sedang

menekuni bisnis yang sudah dimulainya sejak lama bahkan sebelum ia

menjabat sebagai kepala desa yakni mendistribusikan kebutuhan

material bangunan. Kepala desa yang menjabat saat ini merupakan

kontraktor sukses yang juga memiliki berbagai usaha yang

Page 60: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

kebanyakan berdiri di luar daerah. Kesuksesan bisnisnya juga diiringi

oleh kesuksesan politiknya di desa Mejayan. Hal tersebut dapat

dibuktikan dengan adanya fakta yang menunjukkan bahwa

kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahannya cukup tinggi.

Berikut adalah keterangan seorang warga yang kami wawancarai

berkaitan dengan pemerintahan bu Titik.

“Bu Titik itu orangnya baik mbak. Dia nggak beda-bedain mana orang

kaya mana orang miskin. Semuanya dirangkul, disapa, diperhatiin.

Selama jadi lurah juga dia banyak mbangun desa. Itu kantor kepala

desa itu dari dulu sampai sekarang nggak pernah libur tukangnya, ada

saja yang dibangun. Bu Titik kan sudah kaya ya mbak, jadi nggak

bakal dia doyan makan uang rakyatnya. Kalau yang lain saya nggak

tau lagi mbak. Tapi kalau ada pemilihan lagi saya pilih bi Titik lagi

deh”. (hasil wawancara kuisioner)

Elite pemerintahan desa selain Kepala desa ada Sekretaris desa

yang bernama bapak Suparman. Bapak Suparman ini merupakan

seorang sarjana, yang dengan gelarnya ini menurut pengakuan bu Titik

beliau sering kali dijadikan bahan rujukan oleh perangkat-perangkat

desa yang lain melebihi bu Titik. Secara politis dapat dikatakan bahwa

Sekretaris desa ini merupakan oposisi bu Titik, namun hal itu

berlangsung diawal masa pemerintahan bu Titik dimana saingan

politiknya yakni pak Rudi Hartono masih berada di Mejayan.29 Saat

ini menurut pengakuan bu Titik sudah tidak ada lagi perangkat yang

60 

 

                                                            29 Rudi Hartono adalah saingan bu Titik Handayani dalam Pilkades tahun 2004 lalu. Rudi Hartono mendapat banyak dukungan dari elite desa sewaktu itu, namun Titik Handayani berhasil meraih kemenangan telak dengan perolehan suara 1632 suara, sedangkan Rudi Hartono hanya 581 suara dan kandidat lainnya yakni Sudarto juga 581 suara. Saat ini Rudi Hartono telah berpindah ke luar daerah akibat mengalami kebangkrutan dalam usaha di desa Mejayan.

Page 61: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

berpihak ke orang lain dan lebih fokus untuk bekerja demi kemajuan

desa.

“Pak Sekdes itu orang pintar mbak. Pendidikannya tinggi tidak

seperti saya yang hanya lulusan SMP. Karena itulah beberapa

perangkat desa banyak yang lebih percaya dia kalau ada masalah-

masalah gitu. Tapi saya harus tegas mbak, lawong saya yang mimpin

kan. Saya tegur saja mereka yang tidak menghargai saya sebagai

pemimpin desa. Saya ingatkan lagi kepada mereka: Lurahmu inu

aku, lak urusan ngene iki lapore yo kudu nang aku. “(lampiran 7)

 

Bagan 1.1 Struktur Kepemerintahan Desa Mejayan

Selain Sekdes, perangkat desa yang cukup memiliki kekuasaan yang

tinggi adalah Bendahara desa yakni bu Sumiati. Bu Sumiati merupakan putri

dari tokoh masyarakat terpandang yang sekaligus mantan kepala desa Mbah

Dulrahim. Bu Sumiati menjabat menjadi Bendahara desa lebih dari dua puluh

tahun. Ia menjadi Bendahara desa sewaktu bapaknya memerintah, kemudian

61 

 

Page 62: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

62 

 

saat kakaknya yakni Joko Purnomo menggantikan bapaknya ia juga

menduduki jabatan yang sama. Hingga saat ini meskipun kepala desanya sama

sekali tidak memiliki hubungan kekerabatan dengannya namun ia tetap

dipercaya sebagai Bendahara desa. Dari fakta ini dapat dinyatakan bahwa

Bendahara desa merupakan jabatan yang melegitimasi dalam dirinya dan lebih

kepada jabatan sosial daripada jabatan politis.

3.2.2 Representasi Pola Hubungan Patron-client didalam Pemerintahan Desa

Mejayan

Dalam penelitian yang penyusun lakukan menemukan bahwa pola

hubungan patron-client telah ditemukan ditengah kehidupan masyarakat

Mejayan di dusun Porong. Patron-client merupakan pola hubungan yang

saling menguntungkan (dialogal). Client (yang dikuasai) mendukung

sepenuhnya kemauan penguasa apabila patron mampu memenuhi kebutuhan

client. Apabila patron tidak dapat memenuhi kebutuhan client maka client

akan sangat mudah berpindah mencari patron client lain. Sehingga hubungan

patron-client cenderung opportunis.

Berdasarkan struktur pemerintahan diatas dan pemaparan tentang pola

hubungan elit massa yakni hubungan patron client yang terjadi di Dusun

Porong Desa Mejayan telah terbukti bahwa pola hubungan patron client

tersebut terepresentasikan di dalam pemerintahan Desa Mejayan yakni Bapak

Lilik Suwarno yang menjabat sebagai Staff UR Kesra ternyata juga menjadi

seorang patron di dusun Porong meskipun beliau mengatakan para client atau

pekerja sawahnya berada dari luar desa lain. Hubungan patron client yang

terjadi di Desa Mejayan memang tidak sekompleks teori yang digambarkan

oleh Keith Legg yakni harus ada hubungan timbal balik dan mencari

keuntungan sehingga hubungan antara patron dan client terutama patron yang

menjadi perangkat desa tidak seberapa terungkap atau jelas karena client dari

Pak Lilik Suwarno berasal dari desa lain. Sebagai seorang perangkat desa Pak

Page 63: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

63 

 

Lilik Suwarno mendapatkan sawah bengkok seluas 1 Hektar dan yang

menjadi para pekerjanya adalah dari desa lain.

Selain patron diatas kami juga menemukan patron lain yang bernama

Pak Saji. Beliau adalah Staff Urusan Umum yang tergabung dalam struktur

pemerintah desa Mejayan sehingga mendapatkan sawah bengkok seluas 1

Hektar dan mempekerjakan orang dari desa lain sehingga kami tidak dapat

menelusuri para pekerja tersebut karena diluar area penelitian yang telah

ditentukan. Selain sebagai patron Pak Saji juga sebagai client yang

memrepresentasikan hubungan itu dengan mengerjakan sawah bengkok milik

Bu Sumiati. Pak Saji sangat setia kepada bu Sumiati yang merupakan anak

dari mbah Dulrohim sesepuh dari Desa Mejayan. Kesetiaan tersebut

dibuktikan dengan mengerjakan sawah bengkok milik Bu Sumiati dengan

bayaran sukarela. Dengan kepercayaan Bu Sumiati terhadap Pak Saji tersebut

membuktikan bahwa Pak Saji memang setia ke Bu Sumiati.

3.2.3 Representasi Pola Hubungan Traditional Authority didalam

Pemerintahan Desa Mejayan

Selain hubungan patron client yang terepresentasikan dalam struktur

pemerintah desa Mejayan ternyata pola hubungan Traditional Authority

Relationship juga terepresentasikan dalam struktur pemerintah desa. Karl D.

Jackson mendefinisikan kewibawaan tradisional atau Traditional Authority

Relationship sebagai penggunaan kekuasaan personalitas yang dihimpun

melalui peranan masa lampau dan masa kini dari yang mempengaruhi sebagai

penyedia, pelindung, pendidik, sumber nilai-nilai dan status unggul dari

mereka yang punya hubungan ketergantungan yang mapan dengannya. Sekali

telah mapan, tokoh kewibawaan tradisional tak perlu mengancam,

menawarkan imbalan benda atau yang bersifat lambang, mencoba

menganjurkan atau mengacu kepada aturan yang mengatur peranan-peranan.

Page 64: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

Hubungan yang terepresentasikan adalah Bu Sumiati yang merupakan

anak dari mbah dulrohim sesepuh Desa Mejayan. Pernyataan tersebut telah

menguatkan betapa terbuktinya politik dinasti atau yang sering kita dengar

dengan politik kekeluargaan. Posisi yang diraih oleh Bu Sumiati seakan

menggambarkan bahwasanya dia tidak akan pernah menjabat sebagai

bendahara desa, jika dia bukan merupakan anak dari sesepuh desa yaitu Mbah

Dulrohim. Determinan tersebut terjadi akibat konsep traditional authority

yang dimunculkan dari kekuatan kharismatik dan jiwa pengayom seorang

Dulrohim yang menjabat sebagai Kepala Desa selama dua periode berturut-

turut. Bu Sumiati bekerja sebagai salah satu perangkat desa Mejayan yakni

sebagai Staff Urusan Keuangan atau yang lazim disebut Bendahara Desa

selama lebih dari dua puluh tahun.

Bu Sumiati atau yang oleh masyarakat dipanggil dengan nama

familiarnya mbak Ti memiliki relasi khusus dengan perangkat-perangkat desa

yang ada. Ia memiliki relasi khusus dengan pak Saji staff bagian Umum desa.

Menurut pengakuannya, ia telah mempercayakan bengkoknya kepada pak Saji.

Relasi yang terbentuk lebih berpola Traditional Authority, karena rupanya pak

Saji tidak berlandaskan keuntungan ekonomi dalam membantu menguruskan

bengkok bu Sumiati akan tetapi lebih berdasar pada pengabdian kepada

keluarga mbah Dulrahim.

“Saya dapat bengkok satu hektar mbak. Bengkok saya diurus sama pak

Saji. Saya tidak mengurusi bengkok karena sudah percaya dengan pak

Saji yang sudah lama membantu keluarga saya. Pokoknya nanti waktu

panen saya terima hasilnya saja dan pembagiannya itu nanti terserah

pak Saji. Pak Saji sendiri kan juga punya bengkok, jadi sekalian saya

nunut pekerjanya dia. Sama-sama nggarap sawah kalau diatur

bebarengan lak tambah echo toh mbak.”(lampiran 9)

64 

 

Page 65: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

65 

 

Selain itu, pola hubungan Traditional Authority juga terdapat pada

hubungan diantara Bu Sumiati dengan ketua RT III Dusun Sumber Suko.

Ketua RT III RW I tersebut beristrikan Bu Paniyem yang mengabdi kepada

keluarga mbah Dulrahim. Bu Paniyem sangat setia kepada Bu Sumiati.

Kesetiaan tersebut dibuktikan dengan tidak mengeluhnya Bu Paniyem hanya

digaji kurang dari UMR tetapi Bu Paniyem tetap bekerja dengan Bu Sumiati

dan tidak mau berpindah ke orang lain. Bu Paniyem juga dipercaya oleh Bu

Sumiati untuk membawa uang arisan dari 2 RT sekaligus. Dengan

kepercayaan Bu Sumiati terhadap Bu Paniyem tersebut membuktikan bahwa

Bu Paniyem memang setia ke Bu Sumiati sehingga menyebabkan beliau

mempercayakan uang arisan ke Bu Paniyem. Tidak hanya itu, mbah Dulrohim

yang saat itu tidak lagi menjabat sebagai kepala desa masih memegang

peranan dalam pengambilan keputusan desa maupun kabupaten. Hal ini

dikuatkan dengan adanya keterlibatan Mbah Dulrohim dalam setiap rapat

pertemuan elite desa.

Dari beberapa penuturan warga desa mejayan, mereka mengakui

kewibawaan dan kharismatik seorang mbah Dulrohim, hal ini terbukti dengan

dipercayanya mbah Dulrohim menjadi sebagai pemecah konflik maupun

sebagai penengah (mediator) apabila terjadi sebuah konflik dalam masyarakat

desa Meejayan tersebut walaupun mbah Dulrohim sudah tidak menjabat

sebagai Kepala Desa lagi. Disini dapat dijelaskan bahwa hubungan

masyarakat desa Mejayan dengan Mbah Dulrohim ini masih relative

tradisional relationship karena beliau masih cenderung menjadi panutan

hingga masih disegani oleh masyarakat Desa Mejayan.

Hingga saat ini, keterlibatan mbah Dulrohim dalam pembuatan

kebijakan desa maupun dalam setiap rapat pertemuan elit-elit yang ada di desa

Mejayan. Kualitas pemimpin sosok mbah Dulrohim sudah tidak bisa

dipertanyakan lagi, beliau menjadi lurah selama dua peiode. Sejak tahun 1975

Page 66: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

66 

 

sampai 2000. Tentunya bukan merupakan suatu pekerjaan yang mudah

menjabat suatu jabatan Kepala Desa dalam dua periode sejak tahun 1975

sampai pada tahun 2000. Pada awal jabatannya itu beliau mula-mula ditunjuk

oleh KOREM yang ada di daerah sekitar dalam rangka untuk memimpin desa

Mejayan. Tentu saja KOREM memerintah mbah Dulrohim bukan tanpa ada

tujuan, tujuannya yang pertama itu adalah untuk menyadarkan warga sekitar

yang eks PKI tentunya, dan tentang permasalahan KTP Merah yang dimiliki

oleh mantan PKI.Ketika wawancara saat itu, beliau secara terang-terangan

menuturkan bahwa beliau merasa kasihan dengan warga sekitar yang eks PKI,

karena mereka dipersulit untuk ngurus surat-surat misalkan saja dalam

pembuatan surat-surat penting mereka sangat sulit untuk proses mengakses

hingga mendapatkannya, bahkan ada juga yang tidak bisa mengakses maupun

mendapatkannya.

Selama 30 tahun mbah Dulrohim memimpin mejayan, sudah dua kali

terjadi pemiliha kepala desa, yang pertama pada tahun 1975 dimana terdapat

lima calon yang bersaing untuk menjadi kepala desa. Namun, mbah Dulrohim

kembali dipercaya untuk memimpin mejayan oleh warganya. Sedangkan pada

tahun 1982 pemilihan terjadi melibatkan dua kandidat, salah satunya mbah

Dulrohim. Namun, tetap saja Dulrohim yang kembali menjadi kepala desa.

Dulrohim kembali dipercaya menjadi kepala desa karena warga memang

masih percaya terhadap beliau. Dulrohim dianggap pantas untuk memimpin

Mejayan karena catatan historisnya selama menjadi kepala desa Mejayan

sangat baik. Ini menunjukkan bahwa Traditional Authoritarian Relationship

memang terjadi di Mejayan. Selain Traditional Authoritarian Relationship,

terdapat pula pola hubungan Patron-Client Relationship. Ini dapat ditunjukkan

dari bentuk usaha yang dilakukan para warga Mejayan yang mayoritas

memang merupakan berbentuk pertanian. Bentuk usaha tani yang terjadi di

Mejayan juga berupa pola antara tuan tanah dan buruh yang merupakan ciri

dari Patron-Client Relationship.

Page 67: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

67 

 

                                                           

3.3 POLA HUBUNGAN ELITE-MASSA DALAM PROSES PEMBUATAN DAN PELAKSANAAN KEPUTUSAN DI DESA MEJAYAN

3.3.1 Program-Program Kesejahteraan Masyarakat

Program kesejahteraan masyarakat atau program bantuan sosial

merupakan pengejewantahan dari Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 34 ayat

(1) yang menyatakan bahwa fakir miskin dipelihara oleh Negara. Program

Bantuan Sosial bersifat hibah atau kompensasi dengan memanfaatkan sumber

dana yang didapat dari individu, kelompok anggota masyarakat dan atau

pemerintah. Dengan perkembangan sosial ekonomi suatu Negara, Program

bantuan sosial yang semula hanya berbentuk hibah saja berubah orientasinya

menjadi program yang lebih memberikan manfaat berkelanjutan melalui

bantuan pemberdayaan dan atau stimulan agar sasaran program bantuan bisa

menjadi mandiri kecuali bagi sasaran program yang memang sudah tidak

potensial sama sekali seperti lanjut usia yang jompo, miskin terlantar dan lain-

lain.30

Desa Mejayan merupakan desa yang sedang mengalami transisi dari

kehidupan tradisional pedesaan menuju masyarakat modern. Nilai-nilai

tradisional yang kuat 31 dihadapkan dengan masuknya nilai-nilai modern

bertepatan dengan lokasi strategis desa yang juga merupakan kota Kecamatan.

Berdasarkan keterangan yang kami dapat dari wawancara bersama Kepala

Desa pada tanggal 24 Mei 2012 lalu, kita mendapatkan informasi bahwa desa

Mejayan sering menjadi desa percontohan bagi desa-desa lainnya dalam hal

pelaksanaan program-program dari pemerintah baik itu pusat, tingkat I

 30 SDT Kebijakan Kependudukan 2011. www.Sudarto.staff.fisip.uns.ac.id;. (diakses pada tanggal 22 Mei 2012)

31 Nilai-nilai tradisional yang kuat ini dapat ditunjukkan dengan eksistensi kesenian tradisional yang bernama ‘Dongkrek’ yang mana dilestarikan oleh salah satu tokoh masyarakat di desa Mejayan dan diikuti oleh berbagai kalangan masyarakat utamanya kaum muda-mudi di desa Mejayan.

Page 68: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

mapupun tingkat II. Desa ini juga telah menerapkan prosedur administratif

yang cukup rapi mulai dari proses sosialisasi sampai pelaksanaan program-

programnya.

Dari wawancara dengan kepala desa ibu Titik Handayani kita

mendapatkan informasi bahwa program-program pemerintah yang telah

masuk desa diantaranya adalah: (1) PNPM Mandiri dari pemerintah pusat, (2)

BKD (Bantuan Keuangan Desa) dari pemerintah provinsi, dan (3) Bantuan

RTLH (Rumah Tidak Layak Huni) yang bersumber dari ADD (Alokasi Dana

Desa) beserta swadaya masyarakat. 32 Bantuan RTLH ditujukan kepada

masyarakat yang huniannya masih kurang layak untuk ditempati. Bantuan ini

merata disemua RT yang memutuskan juga ketua RT masing-masing melalui

musyawarah di masing-masing RT.

68 

 

                                                           

“Program-program yang masuk didesa ini bisa dibilang paling banyak mbak.

Bahkan desa ini sering dijadikan percontohan oleh pemerintah bagi desa-desa

lainnya. Meskipun kita juga terkadang kesulitan untuk meloloskan pengajuan

proposal kita karena mereka menganggap desa ini sudah lumayan maju

pembangunannya tetapi saya selalu mengupayakannya demi kesejahteraan

masyarakat Mejayan. Jadi bantuan yang sudah sampai didesa ini kira-kira

ada yang namanya PNPM Mandiri terus BKD, selain itu juga ada raskin.

PNPM Mandiri itu diwujudkan dengan berdirinya TK disebelah itu mbak,

namanya TK Mardi Siwi. Juga pembangunan parit di dusun Kronggahan.

Terus BKD itu diwujudkan dengan adanya pinjaman-pinjaman masyarakat

melalui koperasi. Semua kebijakan ini dimusyawarahkan oleh masing-masing

RT nya. Desa nanti tinggal menindak lanjuti keputusan yang sudah di gedok

dalam rapat RT. (lampiran 9)

 32 Swadaya masyarakat biasanya berbentuk sumbangan tenaga, material bangunan, uang, maupun makanan bagi pekerja.

Page 69: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

69 

 

                                                           

A. Bantuan Pemerintah Pusat

PNPM Mandiri Perdesaan merupakan program untuk mempercepat

penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan. Pendekatan

PNPM Mandiri Perdesaan merupakan pengembangan dari Program

Pengembangan Kecamatan (PPK), yang selama ini dinilai berhasil. Beberapa

keberhasilan PPK adalah berupa penyediaan lapangan kerja dan pendapatan

bagi kelompok rakyat miskin, efisiensi dan efektivitas kegiatan, serta

berhasil menumbuhkan kebersamaan dan partisipasi masyarakat. 33

Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan berada di bawah binaan Direktorat

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD), Departemen Dalam Negeri.

Program ini didukung dengan pembiayaan yang berasal dari alokasi

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), alokasi Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), dana hibah dari sejumlah lembaga

pemberi bantuan dibawah koordinasi Bank Dunia.34

PNPM Mandiri di desa Mejayan menurut keterangan ibu Kepala Desa

terealisasikan dengan berdirinya TK Mardi Siwi yang bertempat berjajar

dengan kantor Kepala Desa, selain itu juga pembangunan parit di dusun

Kronggahan dan juga di dusun Porong yang saat peneliti terjun ke lapangan

pembangunan parit sedang dalam proses pengerjaan. Dari kepala dusun

Sumber Suko bapak Dodik, kami mendapatkan informasi bahwasanya

PNPM Mandiri ini diantaranya diwujudkan dengan adanya Lembaga Simpan

Pinjam. Lembaga ini memberikan pinjaman usaha bagi sekelompok warga

yang terdiri dari masing-masing per-kelompok sepuluh orang.

 33 http://jdih.bpk.go.id/wp‐content/uploads/2011/03/PTO‐PNPM‐Perdesaan2008tm.pdf (diakses pada tanggal 05 Juni 2012 pukul 18.12 WIB) 34 http://id.wikipedia.org/wiki/PNPM_Mandiri_Pedesaan (diakses pada tanggal 05 Juni 2012 pukul 18.14 WIB)

Page 70: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

“ PNPM di dusun Sumber Suko kita wujudkan dengan berdirinya

lembaga peminjaman modal usaha yang diketuai bu Fransiska Tinuk.

Jadi prosedurnya yang boleh mengajukan peminjaman adalah

mereka yang tergabung dalam satu kelompok yang terdiri dari

sepuluh orang.”(lampiran 8)

Program ini salah satunya memang memiliki tujuan untuk

membangkitkan minat usaha yang berbasiskan gotong royong antar warga

masyarakat. Namun kenyataannya meskipun telah dibentuk berkelompok

rupanya dalam mengimplementasikannya masyarakat menjalankan usahanya

secara terpisah. Mereka berkelompok hanya sebagai kolektivitas untuk

mendapatkan uang. Setelahnya usaha yang mayoritas berbentuk produksi

tempe dan pendirian kios-kios kecil ini dijalankan secara individu dan tidak

ada tindak lanjut kelompok.

70 

 

“Usaha yang dijalankan oleh ibu-ibu yang mendapat modal usaha itu

disini mayoritas berbentuk produksi tempe Karena ya mbak, Sumber

Suko ini dusun yang banyak usaha pembuatan tempenya, tempe

Sumber Suko terkenal yang paling enak di desa Mejayan, bahkan

didesa lain juga. Terus juga banyak diantara mereka yang

mendirikan kios dengan modal usaha itu.”(lampiran 8)

B. Bantuan Pemerintah Provinsi

Pemerintah Provinsi Jawa Timur memberikan hibah kepada desa

yang dikenal dengan sebutan Program BKD. Menurut Bendahara Desa ibu

Page 71: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

Sumiati, BKD diwujudkan dengan didirikannya organisasi baru yang

bernama KOPWAN (Koperasi Wanita) yang berperan dalam merangsang

semangat berwira usaha masyarakat. KOPWAN diantaranya menghasilkan

berbagai macam usaha seperti konveksi, pertanian dan industri-industri

rumah tangga seperti produksi tempe, tahu, makanan tradisional, roti dan

lain sebagainya. Selain itu BKD juga diwujudkan dengan adanya

pembangunan jalan di dusun Robahan.

“KOPWAN itu bersumber dari BKD mbak. Provinsi menghibahkan

uang dua puluh lima juta untuk kemudian dikelola dalam lembaga

KOPWAN. Masyarakat bisa meminjam modal usaha melalui KOPWAN

dan selama ini kira-kira sudah banyak usaha konveksi yang dimodali

oleh KOPWAN. Meskipun statusnya Koperasi wanita, kami juga

meminjamkan modal usaha bagi pertanian.” (lampiran 9)

C. Bantuan Pemerintah Kabupaten

Melalui Dinas Pekerjaan Umum, Pemerintah Kabupaten memberikan

bantuan kepada masyarakat desa Mejayan berupa Program RTLH. Program

bantuan perbaikan RTLH ini dilaksanakan oleh dinas Pekerjaan Umum

kabupaten Caruban. Dinas PU bersama dengan masyarakat berswadaya

memperbaiki rumah-rumah yang kurang layak.

D. Bantuan Pemerintah Desa

ADD yang bersumber dari pemerintah Kabupaten diantaranya

diwujudkan dengan adanya bantuan perbaikan rumah warga yang tidak layak

atau yang dikenal sebagai program perbaikan RTLH. Selain itu ADD di

dusun Sumber Suko juga diwujudkan dengan adanya pembangunan

infrastruktur berbentuk jalan setapak di wilayah RT 3 dan RT 4. Beliau

menyatakan bahwa dana yang diterima masing-masing dusun termasuk

71 

 

Page 72: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

Sumber Suko tidak mencukupi terselenggaranya program ini. Namun

kemudian Kepala Dusun dan RT setempat menghimpun masyarakat untuk

saling bergotong royong membantu kesuksesan program ini dengan cara

menyumbang tenaga, material bangunan, dana, dan juga makanan. Menurut

beliau program-program bantuan masyarakat seperti ini sesungguhnya hanya

berperan sebagai perangsang bagi bangkitnya swadaya masyarakat sekaligus

melestarikan budaya gotong royong di desa-desa.

“ADD kalau di dusun Sumber Suko diwujudkan dengan pembangunan

jalan setapak di wilayah RT 3 dan RT 4 mbak. Masing-masing RT

kebagian dana sebesar satu juta dua ratus lima puluh ribu. Itu kalau di

itung-itung sebenarnya gak nyukupi mbak, tapi ya kita mengakalinya

dengan cara menghimpun swadaya masyarakat sekitar. Hampir

seluruhnya turut serta dalam pembangunan itu. Ada yang urun material,

duit, tenaga dan juga makanan buat yang kerja. Ya itu kan berarti

gotong royong di desa ini masih berjalan, bantuan-bantuan itu sifatnya

hanya sebagai perangsang tumbuhnya sikap gotong royong dan

kerukunan warga toh mbak.” (lampiran 8)

3.3.2 PROSES PEMBUATAN DAN PELAKSANAAN KEPUTUSAN DI

DESA MEJAYAN

Kepala desa saat kita wawancarai berkaitan dengan proses pembuatan

dan pelaksanaan keputusan di desa Mejayan menyatakan bahwa

pemerintahannya telah melaksanakan segala sesuatunya sesuai dengan

ketentuan yang berlaku. Beliau memang mengaku bahwasanya dirinya selaku

kepala desa banyak mempengaruhi pemerintah diatasnya agar desa Mejayan

lolos sebagai penerima bantuan. Beliau secara eksplisit memaparkan kepada

kami bagaimana kronologi tembusnya bantuan PNPM Mandiri di desa

Mejayan. Beliau mengaku bahwa ia banyak melakukan proses lobbying

kepada petugas yang bertugas mensurvey desa Mejayan sebagai calon

72 

 

Page 73: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

penerima bantuan. Rupanya petugas tersebut mempersulit desa Mejayan untuk

menerima bantuan dengan alasan desa Mejayan sudah cukup bisa mandiri

pembangunannya. Pada akhirnya dengan pengalaman sebagai kontraktor yang

sudah lihai dalam memenagkan tender proyek, beliau kemudian langsung

melaju kepada Pemerintah Kabupaten dan melobby petugas-petugas terkait

untuk meloloskan desa Mejayan sebagai penerima bantuan.

Kemudian berkaitan dengan pembuatan dan pelaksanaan keputusan

desa dalam merealisasikan program-program ini beliau menyatakan bahwa

semua tahap dilaksanakan secara prosedural. Kepala desa menyampaikan

program-program yang diterima desa kepada pihak yang terkait diantaranya

ketua RT ataupun kepala dusun. Merekalah yang akan menentukan siapa saja

yang berhak menerima bantuan tersebut melalui rapat-rapat yang mereka

selenggarakan di wilayah masing-masing. Program yang berjenis

pembangunan infrastruktur desa juga dirapatkan bersama segenap perangkat

desa bersama dengan kepala wilayah masing-masing.

“Program-program yang masuk didesa ini bisa dibilang paling banyak

mbak. Bahkan desa ini sering dijadikan percontohan oleh pemerintah bagi

desa-desa lainnya. Meskipun kita juga terkadang kesulitan untuk meloloskan

pengajuan proposal kita karena mereka menganggap desa ini sudah

lumayan maju pembangunannya tetapi saya selalu mengupayakannya demi

kesejahteraan masyarakat Mejayan. Jadi bantuan yang sudah sampai didesa

ini kira-kira ada yang namanya PNPM Mandiri terus BKD, selain itu juga

ada raskin. PNPM Mandiri itu diwujudkan dengan berdirinya TK disebelah

itu mbak, namanya TK Mardi Siwi. Juga pembangunan parit di dusun

Kronggahan. Terus BKD itu diwujudkan dengan adanya pinjaman-pinjaman

masyarakat melalui koperasi. Semua kebijakan ini dimusyawarahkan oleh

masing-masing RT nya. Desa nanti tinggal menindak lanjuti keputusan yang

sudah di gedok dalam rapat RT.” (lampiran 7)

73 

 

Page 74: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

Hampir keseluruhan warga yang kami wawancarai menyampaikan

bahwa proses pelaksanaan program-program pemerintah dilaksanakan dengan

tahapan yang prosedural. Mereka mendapatkan informasi mengenai program

tersebut dari RT/RW mereka. Dari salah satu ketua RT di desa ini, tepatnya

ketua RT IV RW I Dusun Sumber Suko bapak Hariyanto kami mendapatkan

informasi bahwa program-program pemerintah yang masuk ke desa Mejayan

disampaikan kepada beliau bersama ketua RT lainnya oleh Kepala desa dan

perangkat desa terkait, untuk kemudian di sosialisasikan kepada warganya.

Dari musyawarah di masing-masing wilayah RT tersebutlah kemudian

ditentukan siapa yang akan menerima program-program tersebut. Hal yang

senada juga disampaikan oleh para kepala dusun.

“Rapat RT kita selenggarakan setiap tanggal 15 mbak. Disitu nanti kita

akan ngomong masalah-masalah seputar lingkungan RT, semisal ada

orang yang arep nduwe gawe terus mau minta bantuan warga buat dadi

sinom atau juga mau minjem peralatan rumah tangga yang dimiliki oleh RT

kita. Selain itu nanti di sana juga akan dibahas usulan-usulan warga

berkaitan dengan pembangunan di lingkungan RT. Sosialisasi program

dari pemerintah juga disosialisasikan lewat kumpulan ini mbak. Jadi

disana itu saya sebagai ketua RT menyampaikan perihal program yang kita

dapatkan terus nanti ada yang usul siapa atau daerah mana di RT ini yang

akan kebagian program itu. Setelah itu nanti langsung saya laporkan

kepada desa dan langsung ditindaklanjuti sebagaimana mestinya.”(hasil

wawancara kuisioner)

3.3.3 POLA HUBUNGAN ELITE-MASSA DALAM MEMPENGARUHI

PROSES PEMBUATAN DAN PELAKSANAAN KEPUTUSAN DESA

74 

 

Page 75: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

75 

 

                                                           

A. Pola Hubungan Patron-klien dalam Proses Pembuatan dan Pelaksanaan

Keputusan di Desa Mejayan

Patron di desa Mejayan yang kami contohkan sebelumnya

merupakan seorang pengusaha home industry roti yang sama sekali tidak

memiliki relasi khusus dengan para perangkat desa.35 Beliau merupakan

penduduk yang tidak mengikuti satupun kegiatan kemasyarakatan karena

sibuk mengurusi bisnisnya. Keputusan desa yang dikeluarkan oleh

pemerintah desa selalu ditanggapinya dengan apresiasi yang baik selama

ini. Menurutnya apapun yang diputuskan oleh pemerintah desa, selama

itu tidak merugikan bagi usahanya beliau akan senantiasa mendukungnya.

Program dari pemerintah pusat berupa PNPM Mandiri yang jatuh di

desa Mejayan salah satunya terwujud dengan adanya pembuatan parit di

dusun Porong. Kami melihat pembangunan ini juga melewati depan

rumah bu Lamisri. Beliau menyatakan bahwa program ini sangat

bermanfaat baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat sekitar dusun

Porong pada umumnya. Pembuatan parit sudah lama dinanti-nantikan

oleh warga dan sebagian wilayah di dusun Porong yang telah dijanjikan

untuk dibangunkan parit terus menagih janji tersebut ke pemerintah desa.

Pembuatan parit memang termasuk program yang dijanjikan oleh

kepala desa sewaktu kampanye dulu. Selain pembangunan parit, kepala

desa rupanya juga menjanjikan pembangunan-pembangunan lainnya

seperti pelebaran mupun perbaikan jalan raya juga pendirian TK Mardi

Siwi. Masyarakat telah menilai bahwa sebagian besar janji-janji kepala

desa telah ditepati. Namun beberapa seperti pembuatan parit di wilayah

RT 11 dusun Porong dan pembangunan jalan setapak di RT 4 dusun

Sumbersuko belum terselenggara.

Dari keterangan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pola

hubungan patron-klien tidak mempengaruhi proses pembuatan dan

 35 Pola hubungan patron‐klien 

Page 76: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

pelaksanaan keputusan di desa Mejayan. Akan tetapi melihat fakta bahwa

program-program yang dibuat merupakan bagian dari kontrak sosial

kepala desa kepada warga masyarakat ketika kampanye pemilihan kepala

desa, maka dapat dikatakan bahwa proses pembuatan dan pelaksanaan

keputusan di desa Mejayan dipengaruhi oleh tekanan dari masyarakat

yang menagih janji-janji kepala desa sewaktu itu. Namun tetap saja

kekuatan masyarakat tidak cukup kuat untuk mempengaruhi keputusan

pemerintah desa sebab kekuatan mereka untuk mempengaruhi kebijakan

desa tidak terepresentasikan dalam pemerintahan desa.

B. Pola Hubungan Traditional Authority dalam Proses Pembuatan dan

Pelaksanaan Keputusan di Desa Mejayan

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa di desa

Mejayan terdapat pola hubungan traditional authority yang melibatkan

keluarga seorang tokoh masyarakat mantan elit pemerintahan desa.

Keluarga mbah Dulrahim merupakan ‘dinasti’ penguasa desa Mejayan

karena berturut-turut keluarganya memimpin desa. Baru kali ini keluarga

mbah Dulrahim tidak menduduki posisi sebagai pemimpin desa. Namun

tetap saja anak perempuannya yang bernama bu Sumiati dapat menduduki

posisi sebagai bendahara desa. Hal ini dapat diilustrasikan sebagai

berikut:

76 

 

Mbah Dulrahim

Kepala Desa Mejayan

Tahun 1975-2000

Sumiati Joko Purnomo

Bendahara Desa Mejayan

Tahun 1982-sekarang

Kepala Desa Mejayan

Tahun 2000-2009

Page 77: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

77 

 

Bagan 1.1 Silsilah Dinasti Keluarga Dulrahim

Sumber: Data peneliti

Dinasti keluarga Dulrahim menduduki kekuasaan desa selama

beberapa generasi. Oleh karena itu relasi yang dapat dibangun oleh keluarga

ini meluas dari penduduk biasa sampai para elite pemerintahan desa. Elite

pemerintahan desa yang memiliki relasi yang cukup erat dengan keluarga

Dulrahim diantaranya adalah pak saji bagian urusan umum desa Mejayan

yang dipercaya mengurusi jatah bengkok bu Sumiati, Kepala dusun Sumber

Suko bapak Dodik, ketua RT I RW IV bapak Hariyanto yang istrinya

mengabdi di rumah keluarga Dulrahim.

Meskipun demikian, relasi yang sedemikian ini tidak mempengaruhi

kebijakan yang ada di desa, kecuali bahwa mbah Dulrahim seringkali

mempengaruhi kebijakan desa dengan pendapat-pendapatnya. Perangkat desa

kadang kala masih membutuhkan nasihat dari mbah Dulrahim apabila

pemerintahan desa akan mengeluarkan kebijakan yang berkaitan dengan

kesejarahan desa.

Page 78: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

78 

 

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Jadi berdasarkan hasil penelitian kelompok kami, di desa Mejayan terdapat

dua pola hubungan elit massa. Pertama adalah pola hubungan Patron Client

Relationship dan yang kedua adalah pola hubungan Traditional Authority

Relationship. Menurut data yang kami temukan di lapangan desa Mejayan lebih

berpola Patron Client Relationship karena penduduk desa Mejayan sudah mulai

banyak berdatangan penduduk dari luar desa dan juga pendidikan penduduk desa

Mejayan yang mayoritas pada jenjang Menengah atau lulusan SMP dan SMA

sehingga penduduknya lebih berpikir rasional dan hubungannya berdasarkan timbal

balik atau atas dasar keuntungan.

Sedangkan untuk pola hubungan Traditional Authority Relationship lebih

minoritas karena hanya beberapa penduduk saja yang masih menjalankan pola

hubungan seperti ini. Seperti penduduk asli yang sudah berumur tua atau diatas 60

tahun karena masih menokohkan mbah dul selaku sesepuh desa Mejayan.

Saran untuk peneliti selanjutnya agar mengerti wilayah yang akan diteliti agar

lebih mudah dan mempersingkat waktu dalam pengumpulan informasi. Dan peneliti

selanjutnya lebih proporsional dalam pembagian tugas dengan anggota kelompoknya

agar terjadi ke efektifan dalam pekerjaan penelitian.

Page 79: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

79 

 

DAFTAR PUSTAKA

Burhan Bungin. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana, 2007

Harrison, Lisa. Metodologi Penelitian Politik. Jakarta: Kencana, 2007

http://mega.subhanagung.net/?p=613 (diakses pada tanggal 26 April 2012)

http://www.id.wikipedia.org/wiki/desa (diakses pada tanggal 21 Mei 2012)

http://www.kabarpublik.com/2012/05/kades-situ-udik-dengan-rp-100-mampu-

membangun-120-unit-rutilahu-rumah-tidak-layak-huni/ (diakses pada tanggal 26

April 2012)

http://www.Sudarto.staff.fisip.uns.ac.id (diakses pada tanggal 22 Mei 2012)

Jackson, Karl D. Kewibawaan Tradisional, Islam, dan Pemberontakan Kasus Darul

Islam Jawa Barat. Jakarta: , 1990

Leeg, Keith R. Tuan, Hamba, dan Politisi. Jakarta: Sinar Harapan, 1983

Layn, Safrudin Bustam. Dinamika Ikatan Patron Klien. Populis, Volume 3 No 1,

September 2008

Muhammad, Basrowi. Teori Sosial dalam Tiga Paradigma. Surabaya: Kampusina,

2004

Sumber Saparin. Tata Pemerintahan dan Administrasi Pemerintahan Desa. Jakarta:

Ghalia Indonesia, 1979.

Surbakti, Ramlan. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Grasindo, 2010

Page 80: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

LAMPIRAN

Lampiran 1

80 

 

Mbah Dul : ya macem-macem, yang saya tahu itu genderuwo dan sejenis jin. dedemit itu

dulu diperangi oleh Raden Prawiro Dipuro karena sudah nyerang desa.

Awalnya saat padang bulan, ketika banyak anak-anak bermain tiba-tiba

banyak anak yang nggeblak. Setelah kejadian itu Raden Prawiro Dipuro

diminta untuk berkeliling desa untuk melihat keadaan warga desa. Pas muteri

desa, raden itu didampingi dengan perot dan ayu. Mereka itu semacam jin

yang selalu membantu Raden. Dengan kesaktiannya, Raden Prawiro Dipuro

mendiasadani (disembuhkan) warga desa, sehingga jin yang mengganggu

warga desa sudah tidak berani datang lagi karena sudah kalah dengan Raden

Prawiro Dipuro.

Mbah Dul : iya nak, boleh-boleh saja. Silahkan duduk! ngene, sejarahe desa mejayan ini

merupakan bagian dari kerajaan Mataram. Selain itu di desa mejayan ini ada

suatu perjuangan keras antara Raden Praworo Dipuro dan dedemit yang ada di

desa ini. Kemudian arti dari nama mejayan adalah orang yang jaya atau

digdaya.

Danu : dedemit seperti apa mbah?

Sejarah Desa Mejayan

Danu : permisi pak, boleh saya bertanya tentang sejarah dan arti nama desa mejayan

ini ?

Waktu wawancara : Jum’at, 25 Mei 2012 / 14:12 sampai 16:10 WIB

Nara Sumber : Mbah Dulrahim (Tokoh Masyarakat)

Pewawancara : Danu Ramdhana & Indah Nurlaeli

Transkrip Wawancara I

Page 81: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

81 

 Indah : ohh, berarti mbah jadi KADES karena ditunjuk oleh KOREM?

Pola Hubungan Traditional Authority

Danu : memangnya sudah umur berapa mbah?

Mbah Dul : umur saya sudah 84 tahun

Danu : sejak kapan mbah berada di desa ini ?

Mbah Dul : saya berada disini sejak pensiun dari keanggotaan TNI tahun 1964

Danu : saya denger berita dari warga sekitar kalau mbah pernah menjadi lurah?

Mbah Dul : iya nak, saya menjadi lurah selama dua peiode. Sejak tahun 1975 sampai

2000. Awalnya itu saya ditunjuk oleh KOREM daerah sekitar untuk

memimpin desa Mejayan. Tujuannya pertama itu menyadarkan warga sekitar

yang eks PKI, dan tentang permasalahan KTP Merah yang dimiliki oleh

mantan PKI. Saya merasa kasihan dengan warga yang seperti itu, karena

mereka dipersulit untuk ngurus surat-surat

Mbah Dul : oh iya nak, ada namanya dongkrek. Dongkrek disini bukan hanya sebagai

kesenian tetapi juga sebagai pusaka bagi warga Mejayan. Hal ini dikarenakan

dongkrak merupakan hasil dari runtutan asal mula caruban ini, yang di tokohi

oleh Perot dan ayu selaku pendamping dari Raden Prawiro Dipuro.

Danu : mbah apa arti dari nama kesenian dongkrek?

Mbah Dul : Dongengin kawulo rakyat inggilmo kasarasan

Danu : kapan kesenian Dongkrek itu dipertunjukkan?

Mbah Dul : biasanya setiap malam satu suro kadang jumat pahing, kadang juga jumat

legi. Kesenian Dongkrek itu langsung dipimpin oleh saya. Tapi mas, sekarang

saya sudah ndak mimpin lagi, dan yang mimpin sekarang menantu saya,

mengingat saya sudah tua

Page 82: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

82 

 

Mbah Dul : gini nak, KOREM itu hanya menunjuk saya untuk ikut dalam Pemilihan

Kepala Desa selanjutnya atas restu warga desa akhirnya saya yang terpilih. Oh

iya nak, yang penting itu kalau jadi kepala desa perlu dibutuhkan jiwa

nasionalis dan jiwa sosialis yang tinggi, sehingga nantinya dapat menjadi

pemimpin yang arif dan bijaksana.

Indah : memangnya ketika menjadi Lurah selama 25 tahun, sudah ada berapa kali

pemilihan ya mbah?

Mbah Dul : sudah ada dua kali pemilihan nak. Yang pertama tahun 1975 dan yang kedua

1982

Indah : di pemilihan pertama dan kedua ada berapa calon ya mbah?

Mbah Dul : yang pertama itu ada lima dan yang pemilihan kedua ada dua. Tapi semua

kalah kalau mbah nyalon, hahaha. Ya mungkin karena memang mbah sudah

dipercaya dengan masyarakat sini, karena sudah ngemong mereka secara sosial

dan menjaga tradisi Mejayan

Indah : oh ya, ketika mbah dulu menjabat sebagai lurah, apakah usaha yang banyak

dijalankan oleh warga desa Mejayan?

Mbah Dul : usaha pertanian nak yang paling banyak dijalankan oleh warga desa.

Indah : oh ya mbah, sawah yang digunakan oleh warga desa itu milik sendiri atau

milik orang lain ya?

Mbah Dul : sawah yang dijalankan warga desa itu milik sendiri karena lahannya ini

didapatkan secara turun menurun nak. Dulu mbah juga dapet tanah bengkok

desa lalu mbah jual untuk pembangunan desa. Ya mungkin salah satunya

seperti itu yang bisa dijadikan warga untuk ngamanati saya jadi lurah

Indah : oh, seperti itu ya mbah. Terimakasih banyak mbah atas ceritanya.

Page 83: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

Lampiran 2

83 

 

Transkrip Wawancara II

Nara Sumber : Bu Suyono (Istri RT. III RW. IV)

Pewawancara : Cintatya CB, Chandra DH, M. Budi S

Waktu Wawancara : Jum’at, 25 Mei 2012 / 15:06 sampai 16:02 WIB

Cinta : selama ini Ibu Suyono bekerja di rumah Ibu sumiyati sudah berapa lama ?

Ibu Suyono : saya ini bekerja dengan Ibu sumiyati sudah sejak anak saya masih kecil

hingga sekarang sudah masuk SD kelas dua. Jadi kalau dikira-kira sudah

selama tiga tahun ini.

Chandra : Biasanya, yang ibu kerjakan apa saja sehari-hari bu Sumiati ?

Ibu Suyono : biasanya saya bekerja dirumah Bu Sumiati mengerjakan pekerjaan sehari-

hari dari pagi hingga bu Sumiati pulang kantor. Tetapi pada saat ini saja saya

bekerja membantu membawakan makanan kepada kalian. Saya bekerja dari

pagi hingga siang. Tetapi saat ini saya bekerja hingga sore.

Budi : Bagaimana Penggajian kepada ibu selama ini ? Apakah Perhari,perminggu

atau perbulan bu?

Ibu Suyono : Saya digaji setiap bulannya sebesar Rp. 250.000 , tetapi saya juga diikutkan

oleh bu Sumiyati Arisan yang mendapatkan Sembako dan biasanya dikocok

setiap bulan.

Cinta : selain itu apakah Bu Sumiati membantu kehidupan keluarga ibu ?

Ibu Suyono : iya ibu Sumiati juga membantu anak saya, biasanya memberikan uang saku

kepada anak saya yang kecil walaupun tidak setiap hari tetapi sering

memberikan. Juga jika ada Hajatan saya juga sering sekali dibantu oleh ibu

sumiati. Biasanya membantu kebutuhan yang dibutuhkan saat hajatan

misalnya jajan. Tidak hanya itu saja, jika keluarga saya ada apa-apa bilang ke

ibu Sumiati maka ibu juga akan membantu.

Page 84: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

Ibu Suyono : ya bisa dibilang saya dengan bu Sumiati ya seperti keluarga, walaupun saya

tidak ada hubungan saudara sama sekali dengan ibu. Tapi ibu sangat baik

kepada saya juga keluarga saya, dimana saya banyak dibantu oleh keluarga

saya dengan keluarga ibu. Pak dar suami bu sumiarti juga membantu suami

teman saya yang bekerja sama ibu menjdi PNS.

Candra : selama ibu bekerja di rumah ibu sumiarti, apakah ibu dipasrahi oleh ibu

sumiati? jika iya, seperti apa bu?

Ibu Suyono : ya, saya juga dipasrahi membawakan buku Arisannya, saya juga membawa

dua buku arisan dua RT yang ada disekitar saya.

Budi : Apakah hubungan ibu sangat dekat sekali dengan Ibu Sumiati ?

84 

 

Page 85: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

Lampiran 3

85 

 

Transkrip Wawancara III

Nara Sumber : Pak Sartono (Pemilik sawah terluas di Porong)

Pewawancara : M. Syah Rizal & Anis Maryuni Ardi

Waktu wawancara : Jum’at, 25 Mei 2012 / 14:04 sampai 14:57 WIB

Ical: assalamualaikum pak, kita mau tanya tanya tentang kehidupan sosial dan usaha

apa aja yang biasanya ditekuni oleh warga mejayan, nah kita ingin mengetahui

dan belajar mengenai usaha pak Sartono, Kalo boleh tahu bapak punya usaha

apa Pak?

Pak Sartono : Waalaikumsalam, ia silahkan, saya Ini punya sawah mas.. di Dusun porong,

Anis : O, begitu nggih pak, Kemudian proses pengelolaan Sawahnya bagaimana ya

Pak?

Pak Sartono: jadi mbak, pertama itu diairi, dibuatkan pematang baru, kemudian dibajak

setelah 3-4 hari, sambil membuat persemaian bibit, dua minggu dipupuk.

Pokoknya kurang lebih seperti itu mas.

Ical: nah bapak dalam mengelola sawah itu dikerjakan sendiri atau mempekerjakan

orang lain pak?

Pak Sartono: nah jelas saya mempekerjakan orang lain,Mas. Saya tidak terjun langsung

dalam pengelolaannya. Saya punya kenalan orang yang mencari pekerja-

pekerja saya tersebut.

Ical: pekerjanya itu dari desa lain atau orang porong sendiri pak? Kemudian

kenalannya bapak tadi itu tinggal di Porong atau di desa lain?

Pak Sartono: O, pekerja saya itu semua dari luar desa Mejayan Mas, dari Desa Ngepeh mas

yang paling banyak, jadi penduduk desa mejayan ini hampir tidak ada yang

jadi pekerja sawah, kebanyakan yang punya sawah, tapi sawahnya banyak

yang diluar desa, kalo di desa ini ya sekitar porong dan Robahan Mas.

Page 86: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

Pak Sartono: Iya pokoknya orang-orang itu aja mbak.

Ical: oiya pak, sehari gitu biasanya pekerja bapak dapat gaji berapa pak?

Pak Sartono: biasanya sehari 30 ribu, ditambah makan pagi, siang dan sore itu minum kopi,

kue dan Rokok, jadi kira kira 40. ribu mas.

Anis: Pak kalo ada hajatan dan acara biasanya pekerja bapak itu diundang ga pak?

Pak Sartono: ya saya undang lah mbak, namanya juga hidup bermasyarakat, kalo butuh ya

saya bantu.

Ical: o begitu ya pak,oo iya, berarti di mejayan itu yang jadi pekerja dari desa lain.

Baik pak terimakasih. Maaf merepotkan,

Anis: terimakasih ya pak, Assalamualaikum

Pak Sartono: waalaikum salam, hati hati ya.. iya sama sama.

 

Anis: bapak orang kepercayaan bapak itu siapa ya pak, kemudian rata rata

mempekerjaan berapa orang pak dalam semusim sampe panen gitu?

Pak Sartono: kira kira ya 3-4 orang, orang saya itu ya kalo saya manggilnya pak Marmin,

mbak.

Anis: biasanya kalo pekerjanya bagian nyiram dan panen itu sama ga pak?

86 

 

Page 87: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

Lampiran 4

87 

 

Transkrip Wawancara IV

Nara Sumber : Lamisri (Pemilik Home Industry Roti – Porong)

Pewawancara : M. Syah Rizal & Anis Maryuni Ardi

Waktu Wawancara : Jum’at, 25 Mei 2012 /15:14 sampai 15:56

Anis: Dengan Ibu Siapa?

Lamisri: Ibu Lamisri

Ical: sudah berapa lama bu, industri roti ini?

Lamisri: wah sudah lama mas . sudah 25 tahun kurang lebihnya.

Anis: o, ini bisnis keluarga ya buk?

Lamisri: Iya, ini bisnis keluarga, mbak.

Ical: pengelolaannya bagaimana buk ?

Lamisri: ini ya kita kelola bersama dengan bapak, dan yang bantu ya teman teman.

Kita bikin kue donat, bakpau, golang galing, dan molen.

Anis: yang dari mejayan namanya siapa buk? Rumahnya dimana?

Lamisri: o, rumahnya di belakang sana, namanya bu sarmi.

Ical: o berarti sekarang yang kerja disini banyak yang dari desa lain ya buk?

Ical: pemasarannya dimana buk?

Lamisri: dipasar sayur ya saya punya langganan, yang ngambil roti saya ya temen

temen pedagang dari mana-mana mas.

Ical: buk, pekerjanya dari desa Mejayan atau luar desa buk?

Lamisri: kebanyakan dari desa Talok dan Mejayan mbak, tapi kebanyakan desa Talok,

yang Mejayan sekarang sudah kerja sendiri membuat industri roti rumahan.

Page 88: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

Lamisri: iya mas, dulu juga ada ponakan yang nyambi disini, tapi sudah berkeluarga,

jadi sudah ga kerja lagi, kalo ada yang mau kerja ya saya bantu.

Anis: upahnya pekerja berapa bu?

Lamisri: kira kira 600-700 ribu per bulan,

Ical: kalo ada acara atau hajatan ibu mengundang para pekerja ibu?

Lamisri: iya jelas saya mengundang, kita seperti keluarga, kalo sakit ya saya jenguk,

pokoknya akrab lah mas.

Ical: O begitu ya buk, terimakasih banyak, wah kita dapat banyak pengalaman

banyak ini buk.

Lamisri: o ia sama sama,.. monggo disambi mas?

Anis: O, inggih buk, maturnuwun

88 

 

Page 89: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

Lampiran 5

89 

 

Nara Sumber : Bu Sarmi (Pekerja bu Lamisri dan bu Mariyatun)

Pewawancara : M. Syah Rizal & Anis Maryuni Ardi

Waktu Wawancara : Jum’at, 25 Mei 2012 / 16:14 sampai 16:48

Anis : Assalamualaikum bu Sarmi…

Sarmi: waalaikumsalam, silahkan duduk mbak mas

Anis: kita mau belajar tentang usaha nya ibu, karena kebetulan di dusun

porong ini banyak industri roti rumahan.

Sarmi: oh iya silahkan, mau tanya apa ?

Ical: sudah berapa lama bu menekuni usaha roti ini ?

Sarmi: sudah lama mas, sekitar 16 tahun an.

Anis: disini proses pembuatan nya bagaimana bu ?

Sarmi: oh kalau disini masih manual mbak, belum ada mesin nya.

Ical: sudah berapa lama bu dulu bekerja di bu lamisri dan bu mariyatun?

Sarmi: kira-kira saya kerja di bu lamisri dan bu mariyatun sekitar dua

tahunan lebih mas

Ical: ini bisnis nya roti apa ya bu ?

Sarmi: oh saya bisnis roti golang galing mas, loh sampean kok ngerti mas

kalau saya buka usaha roti ?

Anis: oh kita tadi kerumah nya bu lamisri, kita dapet info dari beliau kalau

ibu dulu pernah kerja di sana dan membuka usaha sendiri sekarang.

Sarmi: oh iyaa, dulu saya pernah kerja disitu, saya dulu juga pernah kerja di

bu mariyatun bantu-bantu buat kue juga.

Transkrip Wawancara V

Page 90: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

Anis: dulu waktu bekerja di rumah bu Lamisri Ibu dapat manfaat apa aja

bu?

Sarmi: ya saya selain dapat gaji saya juga mendapatkn ilmu bisnis dan cara

membuat roti, jadi saya memutuskan untuk buat usaha sendiri, mbak.

Ya hitung hitung untuk membuat penghasilan keluarga lebih banyak

mbak.

Anis : Waktu kerja di bu Lamisri dan bu Mariyatun dapat bagian apa Bu?

Sarmi: Ya kalo di rumah Ibu Lamisri, saya dapat bagian menggoreng roti-

roti, kalo di bu Mariyatun saya tukang bikin adonan mbak.

Ical: biasanya ibu masih sering diajak hajatan atau kegiatan yang lain ga

buk, misalnya bu Lamisri atau bu Mariyatun mengadakan?

Sarmi: Iya, jelas mbak, kita itu tetangga, ya saya sering diundang, kita sering

saling membantu, kalo bu lamisri dan bu Mariyatun butuh bantuan

buat roti, saya masih sering diajak, mbak.

Anis: ibu sering mendapatkan bantuan dari Ibu Lamisri dan Ibu Mariyatun

ga bu?

Sarmi: iya mbak, kalo disini memang saling membantu, kita kan juga

tetangga, kita pokoknya saling bantu membantu mbak.

Ical: o begitu ya buk, wah terimakasih ya buk, kita bisa mendapatkan

banyak pelajaran dari ibuk, terimakasih ya buk, maaf sudah

merepotkan, makasih sudah membantu bu,

Assalamualaikum.

Sarmi: O iya mbak, mas, sama sama, Waalaikumsalam..

90 

 

Page 91: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

Lampiran 6

91 

 

Transkrip Wawancara VI

Nara Sumber : Mariyatun (pemilik Home Industry roti ke-2)

Pewawancara : M. Syah Rizal & Vivi Sulistiyana

Waktu Wawancara : Kamis, 24 Mei 2012 / 14:22 sampai 15:07 WIB

Ical : assalamualaikum bu mariyatun..

Mariyatun: waalaikumsalam, ada apa ya ?

Ical: saya mau belajar tentang kehidupan di desa ini, dari sektor kebudayaan,

ekonomi dll

Mariyatun: oh iya silahkan mas..

Ical: saya dengar ibu punya usaha produksi roti ya bu, kalau boleh tau membuat

roti apa saja bu ? bagaimana cara menjualnya ?

Mariyatun: oh saya buat roti isi pisang mas, cara penjualanyaa langsung di jual ke pasar.

Ical: kalau boleh tahu memproduksinya di lakukan sendiri atau memekerjakan

orang bu ?

Mariyatun: oh sendiri mas , saya yang membuat sendiri lalu saya jual sendiri di pasar,

tetapi kalau lagi banyak permintaan saya meminta bantuan tetangga untuk

membantu saya.

Ical: oh begitu ya buk, kalau boleh tahu tetangga ibu yang membantu ibu itu siapa

ya ?

Mariyatun: oh biasanya saya meminta bantuan dari bu sarmi mas. Biasanya saya

mempekerjakan tetangga, itung itung bantu ekonomi mas, kasihan.

Ical: kalau boleh tahu berapa bu penghasilannya sehari ?

Mariyatun: nggak tentu mas, tapi rata-rata 20ribu-50ribu perhari mas

Page 92: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

Ical: oh begitu ya bu, terimakasih banyak bu kami sudah dapat pengalaman

banyak dari ibu tentang perekonomian di sini. Mohon maaf jika ada kata-kata

saya yang menyinggung perasaan.

Mariyatun: oh nggak apa-apa mas sama-sama, monggo mas ini roti pisang nya di makan

(sambil menyodorkan roti pisang)

Ical: oh nggak usah repot-repot bu (sambil mengambil roti pisang)

92 

 

Page 93: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

Lampiran 7

93 

 

Waktu Wawancara : Jum’at 25 Mei 2012 / 10:09 sampai 11:15 WIB

Program-program pemerintah untuk desa Mejayan

Nita : Apa saja buk program pemerintah yang masuk desa Mejayan?. Mulai dari

pemerintah pusat sampai pemerintah desa.

Titik : Program-program yang masuk didesa ini bisa dibilang paling banyak mbak. Bahkan

desa ini sering dijadikan percontohan oleh pemerintah bagi desa-desa lainnya.

Meskipun kita juga terkadang kesulitan untuk meloloskan pengajuan proposal kita

karena mereka menganggap desa ini sudah lumayan maju pembangunannya tetapi

saya selalu mengupayakannya demi kesejahteraan masyarakat Mejayan. Jadi bantuan

yang sudah sampai didesa ini kira-kira ada yang namanya PNPM Mandiri terus BKD,

selain itu juga ada raskin. PNPM Mandiri itu diwujudkan dengan berdirinya TK

disebelah itu mbak, namanya TK Mardi Siwi. Juga pembangunan parit di dusun

Kronggahan. Terus BKD itu diwujudkan dengan adanya pinjaman-pinjaman

masyarakat melalui koperasi. Semua kebijakan ini dimusyawarahkan oleh masing-

masing RT nya. Desa nanti tinggal menindak lanjuti keputusan yang sudah di gedok

dalam rapat RT.

Struktur Pemerintahan Desa

Nita : Dengar-dengar waktu Pilkades dulu itu ibuk menang telak ya buk?

Titik : Ya begitulah mbak. Meskipun saya cumin lulusan SMP tetap dipercaya rakyat.

Rakyat itu selalu berdasarkan hati nurani mbak. Lain lagi dengan pejabat-pejabat.

Perangkat disini saja ini lho banyak dulu yang mempermasalahkan status saya sebagai

lulusan SMP. Mereka bahkan banyak yang lebih nurut ke pak Sekdes yang Sarjana…

Transkrip Wawancara VII

Nara Sumber : Titik Handayani (Kepala Desa Mejayan)

Pewawancara : Nita Tri Astutik & Vivi Sulistiyana

Page 94: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

Nita : Yang lain lagi buk, ada yang punya usaha besar lagi?

Titik : Kalau usaha ada pemilik hotel disini mbak. Tapi itu diluar wilayah desa Mejayan

mbak, masih wilayah kecamatan Mejayan tapi.

Vivi : Kalau orang paling terpandang buk?, kecuali ibuk tentunya yang bu kades.. hehehe..

Titik : Ya mbah Dul itu, bapaknya bu Sumiati. Terus anggota DPRD pak… itu mbak.

Titik : Lha iya tho mbak. Lawong pak Sekdes itu orang pintar mbak. Pendidikannya tinggi

tidak seperti saya yang hanya lulusan SMP. Karena itulah beberapa perangkat desa

banyak yang lebih percaya dia kalau ada masalah-masalah gitu. Tapi saya harus tegas

mbak, lawong saya yang mimpin kan. Saya tegur saja mereka yang tidak menghargai

saya sebagai pemimpin desa. Saya ingatkan lagi kepada mereka: Lurahmu iku aku,

lak urusan ngene iki lapore yo kudu nang aku.

Pemilik sumber daya terbesar di desa Mejayan

Vivi : Terus itu buk, kira-kira siapa saja ya yang punya usaha yang paling besar atau sawah

yang paling luas di desa ini?

Titik : Ohh.. kalau sawah relatif rata mbak. Tapi ya ada beberapa yang cukup banyak besar

usahanya. Pak Saji di Porong itu sawahnya lebar, terus ada pengusaha roti juga disana

yang cukup sukses mbak.

Vivi : Kok bisa gitu buk?

94 

 

Page 95: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

Lampiran 8

95 

 

Nara sumber : Dodik Satriyo Nugroho (Kepala Dusun Sumber Suko)

Pewawancara : Nita Tri Astutik

Waktu Wawancara : Sabtu, 26 Mei 2012 / 10.11 sampai 10.30 WIB

Nita : Program pemerintah apa saja yang diterima warga sumbersuko pak?

Dodik : Ya itu mbak PNPM, terus ADD, terus PU

Nita : PNPM di Sumber Suko diwujudkan dalam bentuk apa pak?

Dodik :PNPM di dusun Sumber Suko kita wujudkan dengan berdirinya lembaga

peminjaman modal usaha yang diketuai bu Fransiska Tinuk. Jadi prosedurnya yang

boleh mengajukan peminjaman adalah mereka yang tergabung dalam satu kelompok

yang terdiri dari sepuluh orang.

Nita : Mereka bikin usaha apa aja pak?

Dodik : Usaha yang dijalankan oleh ibu-ibu yang mendapat modal usaha itu disini mayoritas

berbentuk produksi tempe Karena ya mbak, Sumber Suko ini dusun yang banyak

usaha pembuatan tempenya, tempe Sumber Suko terkenal yang paling enak di desa

Mejayan, bahkan didesa lain juga. Terus juga banyak diantara mereka yang

mendirikan kios dengan modal usaha itu.

Nita : Kalau ADD tadi itu programnya apa pak?

Dodik : ADD kalau di dusun Sumber Suko diwujudkan dengan pembangunan jalan setapak

di wilayah RT 3 dan RT 4 mbak. Masing-masing RT kebagian dana sebesar satu juta

dua ratus lima puluh ribu. Itu kalau di itung-itung sebenarnya gak nyukupi mbak, tapi

ya kita mengakalinya dengan cara menghimpun swadaya masyarakat sekitar. Hampir

seluruhnya turut serta dalam pembangunan itu. Ada yang urun material, duit, tenaga

dan juga makanan buat yang kerja. Ya itu kan berarti gotong royong di desa ini masih

berjalan, bantuan-bantuan itu sifatnya hanya sebagai perangsang tumbuhnya sikap

gotong royong dan kerukunan warga toh mbak

Transkrip wawancara VIII

Page 96: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

Lampiran 9

Waktu wawancara : Sabtu, 26 Mei 2012 / 10.30 sampai 11.14 WIB

Nita : Sudah berapa lama ibuk jadi bendahara

Sumiati: Wah sudah lama sekali mbak, lebih dari dua puluh tahun. Sejak mbah Dul menjabat

sampai sekarang

Nita : Sebagai Bendahara ibuk mendapat hak apa nih?

Sumiati: Saya dapat bengkok satu hektar mbak. Bengkok saya diurus sama pak Saji. Saya

tidak mengurusi bengkok karena sudah percaya dengan pak Saji yang sudah lama membantu

keluarga saya. Pokoknya nanti waktu panen saya terima hasilnya saja dan pembagiannya itu

nanti terserah pak Saji. Pak Saji sendiri kan juga punya bengkok, jadi sekalian saya nunut

pekerjanya dia. Sama-sama nggarap sawah kalau diatur bebarengan lak tambah echo toh mbak

Nita : Sepengetahuan ibuk program pemerintah apa saja yang sudah masuk desa?

Sumiati: Ya itu mbak, PNPM, RTLH, KOPWAN, banyak pokoknya

Nita : Apa itu KOPWAN buk?

Sumiati: KOPWAN itu bersumber dari BKD mbak. Provinsi menghibahkan uang dua puluh

lima juta untuk kemudian dikelola dalam lembaga KOPWAN. Masyarakat bisa meminjam

modal usaha melalui KOPWAN dan selama ini kira-kira sudah banyak usaha konveksi yang

dimodali oleh KOPWAN. Meskipun statusnya Koperasi wanita, kami juga meminjamkan

modal usaha bagi pertanian.

Trasnkrip Wawancara IX

Nara Sumber : Sumiati (Bendahara Desa Mejayan)

Pewawancara : Nita Tri Astutik

96 

 

Page 97: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

97 

 

Lampiran 10 

Pertanyaan Untuk Key informan : 

1. Siapa saja yang memiliki sawah dan usaha yang ada di desa ini ? (memperoleh informasi tentang subyek penelitian) 

2. Dimana tempat tinggal pemilik sawah dan usaha tersebut?   

Pedoman Wawancara 

Bagaimana  pola  hubungan  elite‐massa 

yang ada di desa ? 

 

 

a. Pertanyaan Untuk Patron 

1 Usaha apa? Bagaimana cara mengelola usaha bapak? 

2  siapa  saja  yang  (menunjukkan  tahapan)  membantu 

proses menjalankan usaha  tersebut?  (mengetahui  jumlah 

dan siapa kliennya.) 

3. Darimana asal  (tempat  tinggal) para pekerja bapak/ibu 

(desa/dusun lain atau setempat)? 

4. Mengingat  jumlah  pekerja  yang  sebanyak  itu,  berapa 

luas sawah atau besar usaha yang bapak miliki? 

5. Bagaimana cara membayar jasa pekerja bapak? 

6.  Pada  kegiatan  apa  saja  biasanya  bapak  mengundang 

pekerja bapak? 

7. Dalam hal apa saja bapak membantu keperluan pekerja 

bapak? 

8.  apakah  dalam  mempekerjakan  warga,  apa  ada 

pertimbangan kerabat atau saudara? 

 

Page 98: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

98 

 

b. Pertanyaan Untuk Client 

1. Sudah berapa lama bapak atau ibu bekerja ? 

2. Apa saja yang bapak kerjakan dalam pekerjaan itu? 

3.bapak memperoleh  apa saja dari pekerjaan tersebut? 

4. dalam  kegiatan  apa  saja bapak dilibatkan oleh pemilik 

usaha tersebut? 

5. dalam hal  apa  saja dibantu  keperluannya oleh pemilik 

usaha bapak? 

6.  apakah  bapak  mempunyai  hubungan  kerabat  dengan 

pemilik usaha tersebut? 

 

 

Apakah  pola  hubungan  elite‐massa 

terepresentasikan di dalam pemerintah 

desa ? 

Data sekunder mencari dikelurahan dan aparat desa. 

Bagaimana  pola  patron‐client  dalam 

proses  pembuatan  dan  pelaksanaan 

keputusan di Desa?  

a. Pertanyaan Untuk key Informan 1. program‐program apa  saja yang masuk di 

desa  ini  ?  (nasional,  propinsi,  kabupaten (alokasi dana desa))  

2. siapa  saja  yang  mengelola  program  itu pak? 

3. bagaimana  proses  pembuatan  program tersebut? 

4. bagaimana  proses  pelaksanaan  program itu  pak? 

5.   siapa saja yang mendapatkan manfaat dari  

program tersebut. 

Page 99: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

99 

 

 

Ketika pak kades tidak tahu: 

a. siapa yang mengelola program?  

 

 

 

 

 

 

  

Page 100: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

Lampiran 11

Box Hail Analisis Kuesioner

Box Identitas 1: Proses Acara Atau Tahapan Pernikahan Yang Berlangsung

Varian yang dapat kita

lihat dari diagram diatas

adalah variasi pernikahan

dengan tahapan ringkas,

semi ringkas, dan lengkap.

Dari diagram diatas dapat

dilihat bahwasanya acara

atau tahapan pernikahan

yang berlangsung pada

saat responden

melaksanakan pernikahan

lebih banyak menggunakan tahapan semi ringkas. Yang dimaksudkan tahapan semi

ringkas merupakan tahapan yang meliputi proses lamaran, akad nikah di KUA, dan

terakhir resepsi sederhana seperti alakadarnya masyarakat Jawa. Sedangkan tahapan

pernikahan dengan format yang lengkap merupakan tahapan yang menjalani

berbagai format, seperti prosesi lamaran, dipingit, akad nikah, dan proses resepsi

dengan adat Jawa. Tahapan ringkas merupakan tahapan yang meliputi proses lamaran

dan akad nikah. 

100 

 

Box Sosbud 1: Ciri-Ciri

Organisasi Yang Paling Utama

Diikuti

Page 101: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

101 

 

ambar berdasarkan hasil polling kuisioner

kan aspek kerasionalan. Dimana masih menerima

aat Memberikan Penghormatan Atau Peringatan Bagi Orang Yang

Meninggal

G

Sebelum kami mengintrepetasikan data diatas, kami telah membuat klasifikasi atas

temuan-temuan yang kami dapatkan di lapangan. Diantaranya organisasi yang

bercirikan tradisional dan organisasi yang bercirikan rasional. Organisasi yang

bercirikan tradisional merupakan organisasi yang mekanisme pemilihan, perekrutan,

tujuan, dan manfaat masih diilustrasikan dengan cara-cara konvensional. Dimana

pemilihannya masih ditunjuk oleh seseorang yang ditokohkan atau disegani di

lingkup organisasi tersebut. Hal ini berbeda dengan model organisasi yang becirikan

dengan kerasionalan, organisasi ini cenderung lebih terbuka terhadap modernitas.

Seperti contoh pemilihan struktur organisasi, yang dilakukan dengan cara pemilihan

langsung atau yang sering kita sebut dengan voting dan dengan cara lain yaitu

musyawarah yang tentunya berlandaskan Pancasila. Dari temuan lapangan dapat kita

ambil kesimpulan, bahwasanya masyarakat di Desa Mejayan cenderung lebih dirikan

oleh organisasi yang mengguna

adanya voting dan musyawarah.

Box Sosbud2: Prosesi Atau Tahapan Pemakaman Jenazah Dan Upacara Yang

Dilakukan S

Intepretasi data diatas dapat

dilihat, bahwasanya

masyarakat di Desa Mejayan

cenderung lebih

menggunakan cara tradisional

saat mengadakan prosesi

penghormatan terakhir bila

ada sanak saudara yang

Gambar berdasarkan hasil polling kuisioner

Page 102: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

meninggal. Prosesi secara tradisional ini meliputi, blusuk’an atau dalam bahasa

Indonesia adalah menerobos dibawah peti orang meninggal tersebut, jika orang yang

meninggal tersebut belum menikah harus ada kembang mayang dan pager bagus atau

pengiring wanita dan laki-laki. Tidak hanya itu saja setelah jezah dimakamkan, masih

ada prosesi yang tidak kalah penting yaitu tahlilan atau mendoakan jenzah hingga

waktu yag ditentukan. Seperti tahlilan selama tujuh hari berturut-turut, seratus ha

102 

 

ri,

pendak pisan

tahlilan pun tidak berturut-turut seperti halnya

Box Sosek 1: Alasan Melakukan Pekerjaan Sambilan Selain Pekerjaan Utama.

u

tidak dilakukan dengan susah payah.

atau dalam istilah jawa disebut .

Sedangkan proses penghormatan jenazah secara modern, cenderung lebih dicirikan

dengan keringkasan prosesi. Proses ini hanya meliputi proses pemakaman dan

tahlilan setelah jenazah dimakamkan,

proses pemakaman secara tradisional.

Intepretasi data diatas

dapat dilihat, bahwasanya

masyarakat di Desa

Mejayan cenderung lebih

memiliki achivement

biasa dalam melakukan

pekerjaan sambilan selain

pekerjaan utama. Dalam

hal ini, achivement biasa

dapat dikatakan sebagai

sebuah bentuk usaha yang

dilakukan secara biasa-biasa saja ataGambar berdasarkan hasil polling kuisioner

Page 103: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

103 

 

Ga r berdasarkan hasil polling kuisioner

kukan dengan susah payah. Dalam

mpingan dan sumber yang lain, berapa

musim/ satu proses produksi.

Warga desa mejayan lebih cenderung memiliki achivement biasa dikarenakan

penghasilan dari pekerjaan utama dinilai sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan

hidup sehari-hari. Sedangkan achivement tinggi dapat dikatakan sebagai bentuk usaha

yang dilakukan secara sungguh-sungguh atau dila

hal ini, warga desa mejayan sedikit yang melakukan pekerjaan sambilan dengan

achivement tinggi dikarenakan penghasilan dari .

Box Sosek 2: Dari pekerjaan utama, sa

penghasilan rata-rata perbulan/ se

Pendidikan

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Perce

mba

nt

Valid Dasar 4 4.0 4.0 4.0

Menegah 86 86.0 86.0 90.0

Tinggi 10 10.0 10.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Intepretasi data diatas dapat dilihat, bahwasanya masyarakat di Desa Mejayan

cenderung lebih memiliki penghasilan rendah dari pekerjaan utama, sampingan, dan

sumber yang lain. Dalam hal ini, penghasilan rendah dapat dikatakan memiliki

penghasilan antara 500.000- 900.000. Sementara itu, penghasilan sedang dikatakan

Page 104: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

memiliki penghasilan antara 900.000-1.500.000. Penghasilan tinggi dapat dikatakan

memiliki penghasilan di atas 1.500.000. Dalam hal ini, warga Desa Mejayan

cenderung tidak memiliki penghasilan tinggi dim

negah atau

SLTP atau SLTA.

saha Desa

box Sosek 3 ini, tidak ditemukan ad

warga Desa Mejayan.

Box Part 1 : Tahapan Mengusulkan Pembangunan

104 

 

ungkinan karena mayoritas

dalam hal ini dikategorikan lulusan

anya usaha desa yang dikerjakan oleh

mengusulkan pembangunan dengan

musyawarah melewati tokoh

masyarakat atau yang disegani atau

warganya masih berpendidikan me

Box Sosek 3 : Format U

Dalam

Dalam box ini dijelaskan

bahwasanya proses

mengusulkan pembangunan

desa di Desa Mejayan

cenderung lebih kepada proses

modern, dimana proses ini

merupakan proses gabungan

antara proses transisional dan

lembaga. Proses transisional

merupakan proses

Gambar berdasarkan hasil polling kuisioner

Page 105: Penelitian Politik Desa Mejayan Madiun

105 

 

gkan alur mengusulkan pembangunan

ra langsung. Seperti biasanya proses pemilihan

cara langsung ini melewati pengambilan suara melalui pencoblosan calon Kepala

Desa. Adapun daftar nama dan hasil perolehan suara dapat dilihat di Bab II mengenai

keadaan politik di Desa Mejayan.

juga bisa disebut dengan sesepuh desa. Sedan

desa dengan proses lembaga yaitu melewati struktur aparat desa, seperti RT/RW dan

Kepala Desa.

Box Part 2: Proses Pemilihan Kepala Desa

Dari data yang kami dapatkan, proses pemilihan di Desa Mejayan ini menggunakan

voting atau pengambilan suara seca

se