AGRESIVITAS ANAK DALAM MENONTON FILM LAGA DI TELEVISI Oleh : Lailly Sofiana Psikologi Kepribadian Laporan Penelitian
AGRESIVITAS ANAK DALAM MENONTON FILM LAGA
DI TELEVISI
Oleh :Lailly Sofiana
Psikologi KepribadianLaporan Penelitian
BAB IPENDAHULUAN
A.Latar BelakangPenggunaan televisi sebagai media
hiburan bagi anak-anak mengalami peningkatan. Salah satu penyebab peningkatan ini adalah kesibukan orangtua terhadap aktivitas masing-masing, sehingga anak-anak cenderung menggunakan waktunya untuk mencari hiburan melalui televisi.
Albert Bandura menjelaskan dengan teori belajar sosialnya yaitu, orang cenderung meniru sikap dan prilaku yang diamatinya, stimuli menjadi teladan untuk prilakunya.Tahun-tahun yang lalu kita disuguhi kenyataan adanya perilaku agresif anak –anak yang merenggut nyawa. Pada tahun 2006, masyarakat dikejutkan denga berita meninggalnya bocah berusia 9 tahun yag bernama Reza Ikhsan Fadillah dan Ade Septian Hunga (7) akibat meniru tayangan smackdown.Selain itu adanya tayangan yang terlalu mengekspose adegan percintaan, yang menjadikan anak memiliki konsep berpikir dan berdandan layaknya sinetron yang menjadi acuannya.
Lanjutan ..
Tidak dapat disangkal bahwa sedikit banyak adegan-adegan kekerasan dalam tayangan di televisi telah ikut meningkatkan kekerasan dan berdampak langsung bagi sikap agresi khususnya bagi anak-anak. Dalam kaitan ini dapat diketahui bahwa tayangan televisi berpengaruh terhadap sikap agresi anak. Oleh karena itu, kejadian ini menjadi menarik diteliti untuk mengetahui seberapa besar hubungan intensitas menonton film laga dengan sikap agresi anak.
Lanjutan ..
B. Rumusan MasalahAdapun rumusan masalah yang diajukan sebagai fokus kegiatan penelitian ini adalah : 1. Apakah terdapat pengaruh antara intensitas menonton film laga
dengan sikap agresi anak?2. Apakah penyebab anak-anak lebih menggunakan media televisi
sebagai sarana hiburan?
C. Tujuan PenelitianTujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui adanya korelasi antara intensitas menonton
film laga terhadap sikap agresi anak2) Untuk mengetahui penyebab anak-anak lebih menggunakan media
televisi sebagai sarana hiburan
A. Landasan TeoriTelevisi sebagai salah satu media massa, memiliki tiga fungsi utama yaitu sebagai media informasi (information), sebagai media pendidikan (education) dan sebagai media hiburan (entertainment). Sesuai dengan fungsinya televisi sangat memungkinkan untuk dimanfaatkan sebagai media pendidikan, karena dalam berbagai hal televisi dapat memberikan : rangsangan, membawa serta, memicu, membangkitkan, mempengaruhi seseorang untuk melakukan sesuatu, memberikan saran-saran, memberikan warna, mengajar, menghibur, memperkuat, menggiatkan, menyampaikan pengaruh dari orang lain, memperkenalkan berbagai identitas (ciri) sesuatu, memberikan contoh, proses internalisasi tingkah laku, berbagai bentuk partisipasi serta penyesuaian diri dan lain-lain. (www.pustekkom.go.id)
BAB IIKAJIAN PUSTAKA
Persaingan di antara stasiun televisi semakin ketat. Mereka bersaing menyajikan acara-acara yang digemari penonton, bahkan tanpa memperhatikan dampak negatif dari tayangan tersebut seperti contohnya tayangan yang menyuguhkan adegan kekerasan.. Acara-acara yang menampilkan adegan kekerasan hampir setiap saat dapat ditemui dalam tontonan yang disajikan di televisi mulai dari film kartun, sinetron, sampai film laga.
Agresivitas secara bahasa adalah bersifat menyerang, kecenderungan yang dibiasakan untuk memamerkan
permusuhan. Agresivitas disini bisa didefinisikan sebagai segala tindakan yang bertujuan menyakiti atau melukai
orang lain, atau maksud untuk menyakiti orang lain. Jika seseorang mencoba melukai Orang lain, biasanya
disebut agresif, jika dia tidak mencoba menimbulkan bahaya, dia tidak
dikatakan agresif.
Agresi Sebagai Efek Tayangan TelevisiAgresi Sebagai Efek Tayangan
Televisi
Dari berbagai hasil penelitian tentang efek adegan kekerasan dalam film atau televisi dapat disimpulkan dalam tiga tahap : 1) Penonton mempelajari metode agresi setelah melihat contoh (observational learning) 2) Kemudian, kemampuan penonton untuk mengendalikan dirinya berkurang (disinhibition) 3) Akhirnya, mereka tidak lagi tersentuh oleh orang yang menjadi korban agresi (desensitiziation)
Agresi Sebagai Efek Tayangan Televisi
Albert Bandura mengemukakan bahwa tanggapan agresif
dipelajari dengan dua cara yang agak
berbeda.
Perilaku baru dapat dimulai dari belajar
melalui pengamatan (modelling)
keterkaitan dengan kemungkinan adanya reward yang
mengikuti tindak agresi
BAB IIIMETODE PENELITIAN
A.Jenis PenelitianPenelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif , sebagaimana yang dikatakan bogdan dan taylor yang dirujuk oleh lexy J. Moleong, bahwasanya metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (moelong, 2005:3).
B. Lokasi dan Waktu PenelitianPenelitian ini mengambil lokasi di rumah subjek. Dan penelitian dilakukan pada tanggal 20 Oktober di setiap malam hari , setelah subjek diberi kesempatan oleh orang tua untuk menonoton televisi seusai belajar, adapun penelitian ini di lakukan pada malam hari dikarenakan kebanyakan dari film laga tayang di malam hari.
Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini digunakan teknik
pengumpulan data yaitu :• Wawancara mendalam. Wawancara ini merupakan
metode pengumpulan data dengan jalan tanya-jawab. Dalam penelitian ini wawancara merupakan alat utama dalam menggali
informasi.• Metode non-eksperimental, yakni peneliti
mencari atau menunggu sampai dijumpai keadaan atau situasi yag ingin diteliti, jadi mencari situasi yag ada dalam keadaan
wajar (natural)
Dari hasil penelitian, subjek lebih suka menonton film laga asal luar
negeri. Seperti contoh : Transfomers, Kungfu Hustle, The Karate Kids, The Legend Of Zorro,
New Police Story, S.W.A.T, Bad Boys, dll.
Meski tidak begitu mengerti tentang bahasa asing, akan tetapi subjek
lebih memperhatikan aksi-aksi dari pemain.
DESKRIPSI DATA PENELITIAN
DESKRIPSI DATA PENELITIAN
Akan tetapi dari tayangan yang subjek tonton, secara sengaja maupun tidak di sengaja subjek
menerapkan perilaku agresivitas ke dunia nyata.Subyek mengaku perilaku agresi atau sikap
menyerang terkadang ia terapkan dengan teman. Dan dari penelitian, subyek terkadang
memperagakan penyerangan dengan benda-benda yang menjadi tokoh, dan dia yang memainkan.
Akan tetapi, subjek masih memegang teguh nilai, etika, dan moral yang diajarkan orang tua,
sehingga dari kejadian ini, subyek melakukannya tidak dengan unsur kekerasan yang berlebihan. Subyek melakukan itu semata-mata hanya ingin meniru tokoh di film laga yang
menjadi idolanya.Dan sebagai hiburan semata.
DESKRIPSI DATA PENELITIAN
DESKRIPSI DATA PENELITIAN
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka kesimpulan penelitian adalah bahwa, terdapat pengaruh perilaku setiap apa yang ditayangkan di televisi, terutama yag menjadi tontonan seorang anak.Apalagi acara-acara yang menampilkan adegan kekerasan hampir setiap saat dapat ditemui dalam tontonan yang disajikan di televisi mulai dari film kartun, sinetron, sampai film laga.
SARAN
SARANSaran yang dapat disampaikan peneliti yakni Anak-anak perlu mendapatkan perlindungan dari berbagai tayangan media televisi, karena tidak semua program televisi layak disaksikan oleh anak-anak. Serta peran orang tua sangatlah penting untuk menjadi panutan akan tumbuh kembang seorang anak dalam menyikapi lingkungannya.