Top Banner
PENDEKATAN ANDRAGOGIDALAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT Moh. Abu Suhud* Abstract Rapid developments in various aspects of human life such as science, technology, art, and so forth have brought positive impacts for human life changes and progress in one hand. In other hand, however, they also results in human backwardness and marginality from their own life progress. Many people do not have access to the life progress since they are not ready in some aspects such as mentality, attitude and skills. Such reality leads people to develop their selves if they are to have deep insight, mentality for development, positive attitudes, and adequate skills. Community development is a process or action conducted to enhance human dignity and human resources quality. Andragogy approach in community development offers the necessity of learning approach to enhance people's insight, attitudes and skills. The activity is performed by: firstly, using assumption about changes that: (a) Only people them selves can change their selves, (b) People's consciousness of needs and positive self-concept is a potential or milestone for their development, (c) Community development is a gladden activity. Secondly, adult learning principle: (a) Developer-community relationship as an accompanying development, (b) Using community's potentials and experience in the content and the whole development processes, (c) The methods applied are appropriate with the purposes to be achieved, (d) Centered on the community's crucial problems, (e) Involving community's active participation in the activity. Pendekatan Andragogi dalam Pengembangan Masyarakat (Moh. Abu Suhud)
13

Pendekatan Andragogi dalam pengembangan Masyarakat - digilib

Jan 14, 2017

Download

Documents

ngonhu
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Pendekatan Andragogi dalam pengembangan Masyarakat - digilib

PENDEKATAN ANDRAGOGIDALAMPENGEMBANGAN MASYARAKAT

Moh. Abu Suhud*

Abstract

Rapid developments in various aspects of human life such asscience, technology, art, and so forth have brought positiveimpacts for human life changes and progress in one hand. Inother hand, however, they also results in human backwardnessand marginality from their own life progress. Many people donot have access to the life progress since they are not ready insome aspects such as mentality, attitude and skills. Such realityleads people to develop their selves if they are to have deepinsight, mentality for development, positive attitudes, andadequate skills.Community development is a process or action conducted toenhance human dignity and human resources quality.Andragogy approach in community development offers thenecessity of learning approach to enhance people's insight,attitudes and skills. The activity is performed by: firstly, usingassumption about changes that: (a) Only people them selves canchange their selves, (b) People's consciousness of needs andpositive self-concept is a potential or milestone for theirdevelopment, (c) Community development is a gladden activity.Secondly, adult learning principle: (a) Developer-communityrelationship as an accompanying development, (b) Usingcommunity's potentials and experience in the content and thewhole development processes, (c) The methods applied areappropriate with the purposes to be achieved, (d) Centered onthe community's crucial problems, (e) Involving community'sactive participation in the activity.

Pendekatan Andragogi dalam Pengembangan Masyarakat (Moh. Abu Suhud)

Page 2: Pendekatan Andragogi dalam pengembangan Masyarakat - digilib

I. FendahuluanEra global yang ditandai oleh pesatnya perkembangan ilmu pengetahu-

an, teknologi dan seni, dari satu sisi membawa dampak positif berupakemudahan-kemudahan dalam berbagai aspek kehidupan manusia.Namun, di sisi lain era global membawa dampak negatif, di antaranyaseperti ketertinggalan dan marginalisasi sebagian manusia, sehingga tidakdapat menikmati kemudahan dalam kehidupan. Hal demikian itu disebab-kan oleh mentalitas, sikap dan skill yang tidak siap terjun ke arena kompetisikeras dalam dunia global.

Realitas yang demikian itu menuntut masyarakat untuk bekerja kerasmembina dan mengembangkan diri agar memiliki mentalitas, sikap danskill yang dinamis, kreatif dan handal dalam menghadapi dan mengantisi-pasi gerak kemajuan zaman yang melaju cepat.

Berbagai upaya dan pendekatan dilakukan oleh berbagai pihak untukmengejar ketertinggalan tersebut, namun demikian hasilnya masih belumoptimal. Keberhasilan suatu program pengembangan masyarakat ditentu-kan oleh banyak faktor atau variabel, di antaranya adalah: Pertama,semangat yang tinggi dan mentalitas aparat pelaksana di lapangan yangseakan tidak mengenal lelah. Kedua, mentalitas masyarakat sendiri yangmemiliki kecenderungan untuk berkembang atau bangkit dari permasalah-an yang melilitnya. Ketiga, ketersediaan anggaran atau pendanaan programpengembangan masyarakat yang sering dipandang (dianggap) sebagaifaktor utama keberhasilan. Keempat, kebijakan pemerintah atau institusiterkait yang berpihak (menguntungkan) kepada masyarakat sasaran, danyang tidak kalah pentingnya adalah kelima, pendekatan yang digunakanoleh pihak pengembang masyarakat tidak keliru, dan sebagainya.

Berbicara tentang pendekatan pengembangan masyarakat, banyak teoriyang telah ditulis oleh para ahli dan telah pula diujicobakan oleh banyakpihak baik oleh pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, organisasi-organisasi sosial keagamaan, individu-individu yang bergerak dalam bidangpengembangan masyarakat, maupun dan juga oleh perguruan tinggimelalui dharma pengabdiannya. Namun demikian, untuk meningkatkankeberhasilan di berbagai aspek kehidupan, upaya pengembangan masya-rakat perlu dilakukan pendekatan-pendekatan yang lebih menekankanpandangannya bahwa sesungguhnya masyarakat desa memiliki berbagaipotensi yang bisa dijadikan sebagai titik pijak dalam melakukanpengembangan. Andragogi sebagai konsep pembelajaran dapat digunakandalam upaya pendekatan pengembangan masyarakat. Permasalahannya

Aplikasia, Jurnal Aplikasi llmu-ilmu Agama, Vol. VI, No. 1 Juni 2005:1-13

Page 3: Pendekatan Andragogi dalam pengembangan Masyarakat - digilib

adalah bagaimana andragogi menawarkan pendekatannya sebagai upayamemperkaya acuan dalam proses pengembangan masyarakat.

II. Pengembangan MasyarakatSebelum memahami makna dari pengembangan masyarakat, perlu di

sampaikan bahwa sesungguhnya ada beberapa istilah yang berbeda akantetapi memiliki makna yang senada, yaitu istilah pembinaan masyarakat,pengembangan masyarakat, pembelajaran masyarakat dan pembangunanmasyarakat, meskipun yang terakhir ini cakupannya sangat luas. Dalammakalah ini, istilah pengembangan, pembinaan dan pembelajaran masya-rakat digunakan dalam arti yang sama. Menurut Hall dan Kidd, pembinaanmasyarakat adalah kegiatan yang sangat erat kaitannya (paralel) denganpembelajaran masyarakat.1 Konsep pengembangan masyarakat muncul,sebagaimana ditulis oleh H. Wuradji, dengan dilatarbelakangi olehpengalaman kegagalan pelaksanaan pembangunan masyarakat di negara-negara berkembang yang menerapkan pendekatan "top down approach",dengan latar belakang asumsi bahwa masyarakat dianggap tidak ataubelum memiliki kemampuan yang diperlukan untuk meminij dirinya sertamemobilisasikan sumberdaya yang dimiliki untuk dimanfaatkan dalampembangunan.2 Di lain pihak, menurut Wuradji, para ahli sosiologi danpendidikan lebih mengarahkan gerakan pembangunan dengan meng-gunakan asumsi bahwa pada dasarnya masyarakat memiliki kemampuanuntuk merencanakan dan melaksanakan pembangunan dan sekaligusmereka memiliki kebutuhan-kebutuhan sebagai titik pijak pembangunan.Cara memobilisasikan pembangunan dengan menggunakan kemampuanmasyarakat setempat untuk mengorganisir dirinya dalam rangkamendapatkan pendapatan dan kesejahteraannya. Gerakan ini dikenaldengan pendekatan "community based approach", dengan social action modelsebagai model pembangunan yang dipilih. Gerakan ini dikenal sebagaipembangunan dengan pendekatan pendidikan yang selanjutnya dikenaldengan istilah pengembangan masyarakat.

Menurut Sudjana, pengembangan masyarakat mengandung artisebagai upaya yang terencana dan sistimatis yang dilakukan oleh, untuk,

1 Hall, B.L. and Kidd, J.R., Adult Learning: A Design for Action, (London: Pergamon PressLtd, 1978), p. 20.

2 Wur&dji,M.S.,Pengembangan Masyarakat: Sasaran, Arah dan Tujuannya (makalahdisampaikan dalam seminar Nasional pengembangan masyarakat Islam yang diadakan olehJurusan PMI Fakultas Dakwah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, tahun 2000).

Pendekatan Andragogi dalam Pengembangan Masyarakat (Mod. Abu Suhud)

Page 4: Pendekatan Andragogi dalam pengembangan Masyarakat - digilib

dan dalam masy arakat guna meningkatkan kualitas hidup penduduk dalamsemua aspek kehidupannya di dalam suatu kesatuan wilayah.3 Upaya yangdemikian itu, mengandung makna bahwa pengembangan masyarakatdilaksanakan dengan berwawasan lingkungan, baik lingkungan alam, sosialmaupun budaya.

Pengembangan masyarakat diarahkan untuk meningkatkan harkat danmartabat serta kualitas sumberdaya manusia (masyarakat), yaitu manusiayang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak muli a,memiliki pengetahuan, sikap nilai-nilai dan keterampilan yang diperlukanbagi pengembangan diri dan masyarakatnya. Sedangkan tujuannya adalahterwujudnya masyarakat mandiri, maju yang dapat memenuhi kebutuhanhidupnya sehingga menjadi masyarakat yang sejahtera lahir dan bahagiabatin. Dengan melihat arah dan tujuan dari pengembangan masyarakat,maka sasaran pengembangan masyarakat adalah individu, kelompok danlingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial.

Sekurang-kurangnya terdapat tiga komponen yang selalu terlibatdalam perencanaan dan pembinaan atau pengembangan masyarakat, yaitu:perencana (policy makers), agents dan masyarakat yang dijadikan sasaran(adoptes).4 Perencana adalah mereka yang secara teoritis mengembangkankonsep, strategi dan metodologi, yang dipandang dapat diandalkan dalamupaya mencapai tujuan pembinaan masyarakat. Agents adalah petugasyang berusaha menerjernahkan ide dan pikiran para perencana itu kepadamasyarakat yang dijadikan sasaran. Sedangkan masyarakat sasaranpengembangan adalah unsur penerima gagasan (adoptes). Pada umumnyamereka menunggu dan sering kali bersifat pasip. Ketiga unsur tersebut salingterkait dalam program yang dirancang.

Dalam pengembangan masyarakat, secara teoritis, paling tidak dapatdikategorikan menjadi "tiga macam pendekatan, yaitu: Pertama, mobUisasi,partisipasi dan akulturasi" .5 Pengembangan yang menekankan padamobilisasi pada dasarnya berangkat dari model pengembangan top down.Masyarakat yang menjadi sasaran tidak mempunyai andil apapun dalam

3 Sudjana, Pendidikan Luar Sekolah: Wawasan, Sejarah Perkembangan, Falsa/ah dan TeoriPendukung Azas, (Bandung: Nusanlara Press, 1996), p. 204.

4 Rogers, Everett M, Diffusion if Innovations (fourth edition), (New York: Trie Free Press), p.75.

5 Syafri Sairin, Pembinaan masyarakat desa: teberapa altematifpendekatan (Makalah disampaihmpada lokakarya "Pelaksanaan Pengembangan Pola Dasar Pengabdian pada Masyarakat IAINseluruh Indonesia 10-15 Agustus, 1992, Yogyakarta), p.4.

Aplikasia, Jurnal Aplikasi llmu-ilmu Agama, Vol. VI, No. 1 Juni 2005:1-13

Page 5: Pendekatan Andragogi dalam pengembangan Masyarakat - digilib

merencanakan pengembangan. Pendekatan ini telah terbukti banyakmembawa dampak negatif dalam masyarakat yang menjadi sasaranpengembangan.

Kedua, pendekatan partisipatif. Perencana, agents dan masyarakat yangdijadikan sasaran pengembangan bersama-sama merancang danmemikirkan pengembangan yang diperlukan masyarakat. KusnakaAdimihardja menyebutkan dengan pendekatan yang terintegrasi antarasistem top down (yang terseleksi) dengan bottom up dengan memper-timbangkan nilai-nilai budaya masyarakat dan mengikutsertakan merekapada tahap perencanaan dan implementasinya.6 Moeljarto mengutippendapat Cohen dan Uphofft dalam Prijono dan Pranaka mengatakanbahwa pembangunan (pengembangan masyarakat) partisipatif adalahmelihat pentingnya manusia yang dikembangkan untuk diikut-sertakandalam segala proses pengembangan, mulai dari tahap perencanaan,pembuatan keputusan, penerapan keputusan, penikmatan hasil danevaluasi.7 Dengan partisipasi, masyarakat yang dikembangkan akan sadarterhadap situasi dan masalah yang mereka hadapi serta berupaya mencarijalan keluar yang dapat dipakai untuk mengatasi masalah mereka.Kelemahan utama dari pendekatan partisipatif ini adalah pembinaan tidakdapat berjalan dalam waktu jangka lama. Hal ini terutama berkaitan denganketerbatasan modal kerja yang tersedia, curahan waktu para perencanadan agents yang juga sangat terbatas. Kelemahan lain dari pendekatanpartisipatif atau pendekatan pemberdayaan masyarakat adalah dalampenerapannya membutuhkan input awal yang relatif besar. Namun,kelebihannya ketika pendekatan ini telah diterima dan proses penyebar-luasan telah dimulai, maka input akan menurun.8

Ketiga, pendekatan akulturatif. Dalam pendekatan ini perencanaumumnya memulai proyek pengembangan masyarakat pada hal-hal yangkonkrit, yang berkaitan erat dengan kebutuhan hidup manusia padaumumnya lebih dahulu. Kemudian setelah anggota masyarakat dapatmerasakan manfaat yang didapat dari proyek itu, lalu secara berangsur-angsur diperkenalkan pula hal-hal yang lebih bersifat abstrak, seperti ajaranagama dan sistim kepercayaan. Umumnya pendekatan akulturatif itubanyak mendapatkan kesuksesan dalam pelaksanaannya. Namun demikian

6 http://www.geocities.com/enrik/aai.htmtfa7 Prijono, Ony S. dan Pranaka, A.M.W. (Eds), Pemberdayaan : Konsep Kebijaksanaan dan

Implementasi, (Jakarta: CSIS, 1996), p. 96.8 http://www.deliveri.org/guidelines/implementation/ig-2/ig-2-summary-htm.

Pendekatan Andragogi dalam Pengembangan Masyarakat (Moh. Abu Suhud)

Page 6: Pendekatan Andragogi dalam pengembangan Masyarakat - digilib

pendekatan ini juga memiliki kelemahan, yaitu memerlukan modal yangbesar untuk melaksanakannya, karena menyangkut biaya pendirian proyekdan biaya pemeliharaannya. Selain itu, hasil proyek melalui pendekatanini tidak dapat segera dinikmati dalam waktu singkat. Untuk sampai kepadatarget yang ingin dicapai dibutuhkan waktu yang relatif lama.

Dalam upaya pengembangan masyarakat, ada prinsip-prinsip yangharus dijadikan pedoman, yaitu: Pertama, harus dilakukan secara integral,meliputi kegiatan mental spiritual-material dalam segala aspek kehidupan.Kedua, harus merupakan swadaya dan kegotong-royongan masyarakatsendiri, dengan bantuan minimal dari luar. Ketiga, dilaksanakan atas dasartimbal balik antara rakyat dengan pemerintah. Keempat, merupakan usahayang terus menerus dan meningkat. Kelima, didasarkan atas kebutuhanterasa masyarakat. Keenam, dilaksanakan dengan kaderisasi.' Pendapatsenada disampaikan oleh Jim Ife yang mengatakan bahwa prinsip-prinsippembangunan -di antaranya- adalah sebagai berikut: Pertama, terintegrasiantara sosial, ekonomi, politik, budaya dan spiritual (agama) (integrateddevelopment). Kedua, merupakan kegiatan pemberdayaan (empowerment).Ketiga, merupakan usaha yang berkelanjutan (sustainability)."'

Kegiatan pengembangan masyarakat dilaksanakan dengan mengikutitahapan-tahapan tertentu secara sistimatis. Menurut Sudjana, tahapanpengembangan masyarakat tersebut adalah sebagai berikut; Pertama,melakukan identifikasi kebutuhan atau keinginan yang dirasakan.Identifikasi ini meliputi kebutuhan perorangan, masyarakat, lembaga danpemerintah. Kedua, Mendiskusikan tujuan yang ingin dicapai serta berbagaiprogram atau kegiatan yang mungkin dilaksanakan dalam mencapai tujuanitu. Ketiga, Mendiskusikan penyusunan rancangan program yangdiprioritaskan. Keempat, pelaksanaan program (yang didalamnya adakegiatan motivasi, pengendalian, bimbingan dan supervisi). Kelima, penilaianatau evaluasi terhadap proses, hasil, dan pengaruh program pengembanganmasyarakat.11

9 Suryadi, A., Dakwah Islam dan Pembangunan Masyarakat Desa, (Bandung: CV. MandarMaju), p. 75.

10 Jim Ife, Community Development (Creating Community Alternatives Vision, Analisis andPractice), (Sidney: Longman), p. 80

11 Sudjana, Pendidikan Luar Sekolah, p. 206.

Aplikasia, Jurnal Aplikasi llmu-ilmu Agama, Vol. VI, No. 1 Juni 2005:1-13

Page 7: Pendekatan Andragogi dalam pengembangan Masyarakat - digilib

B. Pendekatan Andragogi

Istilah andragogi adalah suatu teori mengenai cara mengajar orangdewasa. Istilah tersebut berasal dari bahasa Yunani yaitu andr yang berartiorang dewasa dan agogos berarti memimpin dan membimbing. Makadengan demikian andragogi dirumuskan sebagai suatu ilmu dan seni dalammembantu orang dewasa belajar.12 Dalam perkembangan makna selanjut-nya, andragogi difahami dalam cakupan yang lebih luas, yaitu sebagaisebuah pendekatan pembelajaran yang memandang warga belajar sebagaiorang dewasa dengan segala konsekuensinya (kaya pengalaman, memilikicitra diri tertentu, kesiapan tertentu untuk belajar, dsb). Berbicara mengenaipembelajaran atau pendidikan orang dewasa, masalahnya adalah luas hdakhanya sekedar mengajarkan orang dewasa pandai membaca dan menulis.

Menurut batasan yang direkomendasikan UNESCO sebagaimanadikutip oleh A.G.Lunandi dapat diterjemahkan sebagai berikut: "IstilahPendidikan Orang Dewasa berarti keseluruhan proses pendidikan yangdiorganisasikan, apa pun isi, tingkatan dan metodenya, baik formal maupuntidak, yang melanjutkan maupun menggantikan pendidikan semula disekolah, kolese dan universitas serta latihan kerja, yang membuat orangyang dianggap dewasa oleh masyarakat mengembangkan kemampuannya,memperkaya pengetahuannya, meningkatkan kualifikasi tektis atauprofesionalnya, dan mengakibatkan perubahan pada sikap dan perilakunyadalam perspektif rangkap perkembangan pribadi secara utuh dan partisi-pasi dalam perkembangan sosial, ekonomi dan budaya yang seimbang danbebas".13

Pendekatan pembelajaran orang dewasa (pendekatan andragogi)dibangun di atas beberapa asumsi, yaitu : Pertama, Orang dewasa memilikikonsep diri sebagai pribadi yang mandiri, artinya bahwa dia memandangdirinya sudah mampu untuk sepenuhnya mengatur dirinya sendiri. Kedua,Orang dewasa memiliki banyak (kaya) pengalaman yang cenderungberbeda sebagai akibat dari latar belakang kehidupannya. Ketiga, Orangdewasa memiliki kesiapan tertentu (sesuai dengan peran sosialnya) untukbelajar. Keempat, Orang dewasa cenderung untuk mempunyai perspektifuntuk secepatnya mengaplikasikan apa yang mereka pelajari. Kelima, bagiorang dewasa belajar adalah suatu proses dari dalam (bukan ditentukan

12 Zainudin Arif, Andragogi, (Bandung: Angkasa), p. 2.13 A.G. Lunandi, Pendidikan Orang Dewasa: Sebuah Uraian Praktis untuk Petnbimbing, Penalar,

Pelatih dan Penyuluh Lapangan, (Jakarta: FT Gramedia), p.l.

Pendekatan Andragogi dalam Pengembangan Masyarakat (Moh. Abu Suhud)

Page 8: Pendekatan Andragogi dalam pengembangan Masyarakat - digilib

kekuatan-kekuatan dari luar). Semua asumsi tersebut membawa implikasitertentu yang sangat penting untuk diperhatikan dalam upaya pembelajaranorang dewasa.

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam segala proses kegiatanpeningkatan kualitas sumber daya manusia orang dewasa entah proses itudisebut dengan pembinaan, pengembangan, pembangunan, pembelajaran,pemberdayaan atau sebutan lainnya, maka mutlak diperlukan pemahamandan penerapan prinsip-prinsip belajar orang dewasa. Prinsip-prinsip belajarbagi orang dewasa memiliki karakteristik tersendiri dan berbeda denganprinsip-prinsip dalam belajar pada anak-anak atau orang yang belumdewasa. Banyak pendapat para ahli tentang prinsip belajar pada orangdewasa antara lain dikemukakan oleh Mansour Fakih bahwa orang dewasabelajar dengan baik apabila: (1) Dia secara penuh arnbil bagian dalamkegiatan-kegiatan. (2) Menyangkut mana yang menarik bagi dia dan adakaitan dengan kehidupannya sehari-hari. (3) Apa yang ia pelajaribermanfaat dan praktis. (4) la mempunyai kesempatan untuk memanraat-kan secara penuh pengetahuannya, kemampuannya, dan ketrampilannya,dalam waktu yang cukup. (5) Terjadi saling pengertian yang baik diantarasesama mereka." Uraian lain tentang prinsip-prinsip belajar orang dewasaadalah sebagai berikut, orang dewasa akan belajar dengan baik jika: (1)Tidak terjadi penyeragaman pembelajaran, karena masing-masing berbedadalam pengalaman, pemikiran, konsep, dan afinnasi (pengakuan) terhadapkenyataan. (2) Situasi saling mempercayai, bekerja sama dan salingmenghormati. (3) Materi yang diberikan berhubungan dengan keadaan(kebutuhannya). (4) Mereka merumuskan sendiri tujuan belajar yanghendak mereka capai. (5) Situasi belajar dialogis. (6) Pengalaman merekadijadikan sebagai sumber belajar.15

Senada dengan uraian di atas mengetengahkan bahwa menurut teoribelajar orang dewasa terdapat kecenderungan, bahwa orang dewasa dalambelajar menuntut perlakuan yang berbeda dengan anak-anak. Oleh karenaitu, metodologi pembelajaran seperti yang digunakan pendidikan formalbagi anak-anak, yang banyak digunakan di sekolah-sekolah sudah tidaksesuai lagi dengan pembelajaran orang dewasa.16

Mengingat bahwa orang dewasa memiliki perbedaan yang prinsipildalam belajar dengan anak-anak, dan mereka memiliki prinsip-prinsip

14 Mansour Fakih, dkk., Belajar dari Pengalaman: Pandwm Latihtm Pemandu Pendidikan OrangDewasa untuk Pengembang Masyarakat, (Jakarta: P3M, 1990), p. 75.

15 Zainudin Arif, Andragogi, p. 2-5.16 Sidiq. A. Kuntoro, Pengembangan masyarakat belajar dalam kerangka pembangunan, Jumal

cakrawala pendidikan No. 1 tahun XVI Februari 1997.

Aplikasia, Jumal Aplikasi llmu-ilmu Agama, Vol. VI, No. 1 Juni 2005:1-13

Page 9: Pendekatan Andragogi dalam pengembangan Masyarakat - digilib

belajar yang khas, maka dalam kerangka mewujudkan kegiatan pembinaanatau pengembangan masyarakat yang efektif, efisien dalam arti berdayaguna dan berhasil guna bagi masyarakat yang notabenenya adalah orang-orang dewasa, maka tidak diragukan lagi pentingnya menerapkan prinsip-prinsip belajar orang dewasa dalam kegiatan pengembangan masyarakat.

III. Pendekatan Andragogi dalam Pengembangan MasyarakatApabila tujuan pengembangan masyarakat adalah tercapainya

peningkatan kualitas manusia (bukan sekedar pemenuhan materi yangmenjadi kebutuhannya, maka perubahan yang diharapkan terjadi dalamkegiatan pengembangan masyarakat adalah perubahan kualitas. Untukmencapai tujuan itu maka proses pengembangan masyarakat harus dapatmenyentuh aspek kualitas manusia, seperti berkembangnya kemampuanintelektual, sikap positif, kemandirian dan juga kreatifitas. Untuk men-jangkau perubahan kualitas manusia tersebut maka pendekatan pengem-bangan masyarakat harus menggunakan pendekatan pembelajaranmasyarakat (andragogi).

Sebagai sebuah proses pembelajaran (andragogi) maka pengembang-an masyarakat penting untuk meletakkan asumsi-asumsi perubahan yangsyarat dengan muatan nilai-nilai pendidikan atau pembelajaran, yaitusebagai berikut: Pertama, kita tidak dapat merubah masyarakat secaralangsung, akan tetapi kita hanya dapat membantu masyarakat untuk me-rubah diri mereka sendiri. Kedua, perubahan menggunakan konsep diri yangpositif yaitu suatu kepercayaan diri bahwa dirinya berkeinginan melakukanperubahan dan mampu melakukan perubahan. Ketiga, orang akantermotivasi untuk melibatkan diri dalam kegiatan pengembangan (belajar)apabila kegiatan pengembangan itu dapat memenuhi kebutuhan danminatnya. Keempat, setiap orang dewasa mengharapkan agar mereka dapatmengarahkan perubahan diri sesuai dengan apa yang mereka harapkan.Kelima, kegiatan pengembangan masyarakat hendaknya merupakankegiatan yang menggembirakan, bukan hanya melibatkan tenaga fisik saja,tetapi juga melibatkan fikiran, perasaan, emosi, dan intuisi secara ke-seluruhan.

Prinsip-prinsip belajar orang dewasa yang perlu diperhatikan dalampelaksanaan pengembangan masyarakat adalah menyangkut tentang:Pertama, hubungan antara subyek pengembang dengan masyarakat yangdikembangkan. Agar tujuan pengembangan dapat mencapai hasil yangdiinginkan, maka dalam kegiatan pengembangan, subyek yang mengem-

Pendekatan Andragogi dalam Pengembangan Masyarakat (Moh. Abu Suhud)

Page 10: Pendekatan Andragogi dalam pengembangan Masyarakat - digilib

bangkan seharusnya tidak bertindak sebagai guru yang mengajarkan matapelajaran tertentu kepada murid yang dalam hal ini adalah masyarakat.Akan tetapi lebih baik berperan sebagai pembimbing dan memberikanbantuan kepada subyek yang dikembangkan dalam memecahkan masalah-masalah krusial yang sedang dihadapi.

Kedua, pengorganisasian materi pengembangan. Dalam pengorgani-sasian materi pengembangan masyarakat, subyek yang mengembangkanhendaklah memanfaatkan pengalaman subyek (masyarakat) yangdikembangkan dan mengikutsertakan mereka dalam merumuskan tujuandan bentuk kegiatan pengembangan. Dengan memanfaatkan semaksimalmungkin pengalaman mereka, maka subyek yang dikembangkan akandapat saling membelajarkan satu sama lain dalam sebuah dialog banyakarah. Keikutsertaan mereka dalam perumusan tujuan pengembangan,diharapkan dapat menumbuhkan rasa tanggungjawab masyarakat akankegiatan pengembangan. Hal yang demikian, pada akhirnya, diharapkanmembuahkan hasil yang memuaskan secara bersama-sama. Denganmelibatkan subyek yang dikembangkan dalam perumusan bentuk kegiatanpengembangan, maka akan meningkatkan prestasi dan kebersamaan. Rasapuas, senang, bahagia akan dengan sendirinya dirasakan pada saat men-capai keberhasilan dalam kegiatan pengembangan. Kata pakar psikologiAbraham Maslow dalam herarkhi keburuhan manusia mengatakan bahwa;aktualisasi diri merupakan puncak kebahagiaan manusia.

Ketiga, pemilihan dan penggunaan metode pengembangan. Banyakmacarn metode yang dapat diterapkan dalam kegiatan pengembanganmasyarakat. Namun yang paling penting untuk diperhatikan adalahbagaimana memilih metode yang paling tepat untuk menyampaikan materipengembangan masyarakat agar mencapai tujuan yang diharapkan.Metode apapun yang digunakan oleh subyek pengembang, yang perlu sekaliditerapkan ialah bahwa kegiatan itu harus: (1) Berpusat pada masalah yangsedang dihadapi masyarakat. Pengembangan masyarakat yang berangkatdari real needs (kebutuhan rill) masyarakat hasilnya akan segera dapatdinikmati oleh masyarakat. Bukankah masyarakat yang dikembangkanadalah masyarakat yang nota bene adalah mengalami ketertinggalankarena kurang dapat akses terhadap berbagai kemajuan, oleh karena itukesegeraan teratasi masalahnya merupakan suatu yang diharapkan mereka.(2) Menunrut dan mendorong masyarakat yang dikembangkan berperanaktif. Untuk memungkinkan hal ini bisa terjadi atau terkondisikan makaperlu diupayakan penciptaan iklim yang kondusip untuk terjadinya prosespembelajaran dalam kegiatan pengembangan masyarakat, seperti

10 Aplikasia, Jurnal Aplikasi llmu-ilmu Agama, Vol. VI, No. 1 Juni 2005:1-13

Page 11: Pendekatan Andragogi dalam pengembangan Masyarakat - digilib

ditumbuhkannya rasa ingin tahu masyarakat, dimilikinya suatu keyakinanbahwa hanya dengan belajarlah masyarakat akan berubah atau berkembangkearah kehidupan yang lebih baik. Sebagai mana diajarkan dalam ajaranAgama bahwa; Tuhan tidak akan merubah nasib suatu kaum sehinggakaum itu sendiri merubah apa yang ada dalam diri mereka (sikap mentalmereka). Sebuah kegiatan pengembangan adalah merupakan kegiatantimbal balik, mengajar sambil belajar dari peserta dan para peserta belajarjuga dimungkinkan memberi kontribusi (mengajar) kepada guru. Dengandemikian peran aktif masyarakat dalam kegiatan pengembanganmasyarakat adalah kebutuhan bersama. (3) Mendorong masyarakat sebagaisubyek yang dikembangkan berani mengemukakan pengalaman-pengalaman mereka, meski pengalaman pahit sekalipun. Rasa aman bagimasyarakat dalam menyampaikan pengalaman-pengalamannya, peng-hargaan terhadap kehadiran dan berbagai pendapat mereka, kebebasanuntuk bersikap, berekspresi dan menggunakan bahasa dan kata-kata perludiberikan oleh semua pihak seluas-luasnya. (4) Menimbulkan kerja-samasesama mereka sebagai subyek yang sedang dikembangkan maupun antaramereka dengan subyek yang mengembangkan. Kerja sama ini akanterwujud jika semua pihak menyadari bahwa masalah yang sedang dicarijalan keluarnya adalah kebutuhan bersama, bukan kebutuhan pengem-bangan dan kebutuhan segelintir atau beberapa orang dari mereka. Perlunyaditanamkan bahwa hanya dengan melakukan kerja sama penyelesaianmasalah akan menjadi ringan, kerja akan menjadi bergairah, menunjukkanbahwa semua orang adalah penting, tidak ada yang dianggap tidak berguna,dan lain sebagainya. Kerja sama dalam sebuah pengembangan masyarakatdengan pendekatan andragogi dapat dilakukan dalam keseluruhantahapan-tahapan pengembangan yang meliputi: Menemukan masalahdalam masyarakat, menyusun perencanaan, merumuskan tujuanpengembangan masyarakat, melaksanakan kegiatan pengembangan,mengevaluasi hasil (pemenuhan minat, kebutuhan, dan pencapaian nilai-nilai). (5) Lebih bersifat pemberian dan atau penataan pengalaman mereka.Jika yang disampaikan dalam proses pengembangan tersebut adalah kegiat-an praktek, maka subyek yang lakukan pengembangan hendaknya memilihmetode yang menekankan pada perbaikan kualitas dan semangat kerja,peningkatan produktivitas kerja, ketepatan penggunaan alat danpengembangan ketrampilan baru.

Pendekatan Andragogi dalam Pengembangan Masyarakat (Moh. Abti Suhud)

Page 12: Pendekatan Andragogi dalam pengembangan Masyarakat - digilib

IV. SimpulanPengembangan masyarakat merupakan suatu proses atau tindakan

yang dilakukan untuk meningkatkan harkat dan martabat serta kualitassumberdaya manusia (masyarakat). Pendekatan andragogi dalampengembangan masyarakat menawarkan perlunya pendekatan pembelajar-an dengan upaya pencapaian berupa peningkatan wawasan, sikap danskill masyarakat. Kegiatan tersebut dilakukan dengan: Pertama, mengguna-kan asumsi tentang perubahan bahwa hanya masyarakatlah yang mampumerubah diri mereka, kesadaran akan kebutuhan dan konsep diri yangpositif masyarakat merupakan potensi atau titik pijak bagi perkembanganmereka. Pengembangan masyarakat merupakan kegiatan yang meng-gembirakan. Kedua, Prinsip belajar oarng dewasa adalah hubunganpengembang, sebagai pendamping pengembangan, dengan masyarakat,memanfaatkan potensi dan pengalaman masyarakat dalam isi dankeseluruhan tahapan pengembangan. Metode yang diterapkan sesuaidengan tujuan pencapaian yang berpusat pada masalah krusial masyarakat,dan melibatkan peran aktif masyarakat dalam pelaksanaannya.

DAFTAR PUSTAKA

A.G. Lunandi, 1986, Pendidikan Orang Dewasa, Jakarta: PT. Gramedia.A. Suryadi, 1989, Dakwah Islam dan Pembangunan Masyarakat Desa,

Bandung: CV Mandar Maju.Esrom, dkk., 2001, Pendampingan Komunitas Pedesaan, Jakarta: Sekretaris

Desa Bina.Jim Ife, 1996, Community Development (Creating Community Alternatives

Vision, Analisis and Practice), Sydney: Longman.Khairudin, 1992, Pembangunan Masyarakat, Yogyakarta: Liberty.Knowles, 1979, Modern Practice of Adult Education Prom Paedagogy to

Andragogy, Chicago: Fiolet Publishing Company.Mansour Fakih, dkk., 2001, Pendidikan Popular: Membangun Kesadaran Kritis,

Yogyakarta: INSIST.M. Shaleh, Marzuki, 1984, Bagaimana Orang Dewasa Belajar, Malang: FIP

IKIP Negeri.Sodiq, A. Kuntoro, 1994, "Pengembangan Metodologi Pembelajaran Orang

Dewasa; Pokok-pokok Hasil Uji Coba IKIP Yogyakarta",Cakrawala Pendidikan, Nomor 1, tahun XII.

12 Aplikasia, Jurnal Aplikasi llmu-ilmu Agama, Vol. VI, No. 1 Juni 2005:1-13

Page 13: Pendekatan Andragogi dalam pengembangan Masyarakat - digilib

, 2001, Pengembangan taboratorium PLS di Luar Kampus SebagaiWahana Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Masyarakat (paperdisampaikan dalam seminar dari Project DUE-Like ProgramStudi PLS di Kec. Pajangan antul, 2 November).

Sjafri Sairin, 1992, "Pembinaan Masyarakat Desa: Beberapa Alternatif Pen-dekatan" (Makalah disampaikan pada lokakarya "Pelaksanaanpengembangan pola dasar pengabdian pada masyarakat IAINSeluruh Indonesia 10 s/d 15 Agustus 1992), Yogyakarta.

Wuradji, 2003, "Pengembangan Masyarakat, Sasaran, Arah, danTujuannya" (Makalah disampaikan pada seminar tentang:Pengembangan Masyarakat yang diadakan oleh Jurusan PMIFak. Dakwah tanggal 10 -12 Oktober 2003, di Wisma JogloYogyakarta).

* Penults adalah dosen Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Pendekatan Andragogi dalam Pengembangan Masyarakat (Moh. Abu Suhud) 13