Top Banner
1
32

PENDEKATAN ANALISIS REGISTER DAN WACANA (SEBUAH …

May 12, 2022

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENDEKATAN ANALISIS REGISTER DAN WACANA (SEBUAH …

�1

Page 2: PENDEKATAN ANALISIS REGISTER DAN WACANA (SEBUAH …

�2

Page 3: PENDEKATAN ANALISIS REGISTER DAN WACANA (SEBUAH …

�3

PENDEKATAN ANALISIS REGISTER DAN WACANA

(SEBUAH KAJIAN TEORITIS TERJEMAHAN)

!

OLEH: MADE DETRIASMITA SAIENTISNA, S.S., M.Hum.

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

JANUARI 2019

Page 4: PENDEKATAN ANALISIS REGISTER DAN WACANA (SEBUAH …

�4

Page 5: PENDEKATAN ANALISIS REGISTER DAN WACANA (SEBUAH …

�5

DAFTAR ISI

Hal.

HALAMAN SAMPUL 1

HALAMAN PENGESAHAN 2

DAFTAR ISI 3

PRAKATA 4

BAB I. PENDAHULUAN 5

BAB II. MODEL BAHASA DAN TEKS HALLIDAYAN 5

BAB III. MODEL RUMAH PENILAIAN KUALITAS TERJEMAHAN 8

BAB IV. ANALISA TINGKAT TEKS DAN PRAKTIK BAKER: BUKU

PEDOMAN UNTUK TERJEMAHAN

12

4.1 Struktur Tematik dan Informasi 13

3.2 Kohesi 15

3.3 Pragmatik dan Terjemahan 16

BAB V. HATIM DAN MASON: THE SEMIOTIC LEVEL AND

DSICOURSE

19

BAB VI. KRITISME PENDEKATAN DISCOURSE DAN REGISTER

ANALYSIS TERHADAP TERJEMAHAN

22

BAB VII. STUDI KASUS 24

7.1 Studi Kasus 1 24

7.2 Studi Kasus 2 27

7.3 Diskusi Studi Kasus 28

BAB VIII. KESIMPULAN DAN SARAN 29

DAFTAR PUSTAKA 30

Page 6: PENDEKATAN ANALISIS REGISTER DAN WACANA (SEBUAH …

�6

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat

dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir Penelitian ini dengan judul

“Pendekatan Analisis Wacana dan Register (Sebuah Kajian Teoritis Terjemahan)” tepat pada wak-

tunya.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada kolega Program Studi Ekonomi Pembangunan

yang telah memberikan bantuan berupa hasil penelitian lain dan masukan yang sangat berguna

dalam penyelesaian penelitian ini.

Semoga penelitian ini dapat memberikan masukan baru terhadap pengajaran Bahasa Inggris

di Universitas Udayana. Penulis menyadari bahwa penelitian ini mempunyai kekurangan-kekurang-

an, oleh karena itu masukan-masukan untuk pengembangan tulisan ini sangat penulis harapkan.

Denpasar, 10 Januari 2019

Penulis

Page 7: PENDEKATAN ANALISIS REGISTER DAN WACANA (SEBUAH …

�7

I. Pemdahuluan Pada tahun 1990-an, analisa wacana menjadi terkenal dalam studi

penerjemahan. Sementara analisa teks biasanya berkonsentrasi pada

menggambarkan cara teks diorganisasi (sturuktur califat, kohesi dll), analisa

wacana meşihat pada cara bahasa berkomunikasi makna dan hubungan

sosial dan kekuasaan. Kajian wacana membahsa bagaiman pemakai bahasa

mencerna apa yang ditulis oley para penulis dalam buku-buku teks, mema-

hami apa yang disampaikan mitra tutur secara lisan dalam percakapan, dan

mengenal wacana yang koheren dan yang tidak koheren (Jascolt, 2002:

162). Dalam hal ini tentu saja penerjemah mempunyai peranan penting

dalam kajian analisa wacana, penerjamah harus bisa menghasilkan terjema-

han yang sesuai dengan budaya wacana pembaca sararan, bukan hanya

memahami dan mengalihkan pesen dari teks sumber.

Model analisa wacana yang memiliki pengaruh terbesar adalah

model fungsional sistemik Halliday. Mk Halliday (1976:1) menyatakan

bahwa: A text is a unit of language in use. It is not a grammatical unit, like a

clause or sentence: and it is not defined by its size. A text is sometimes en-

visaged to be some kind of super-sentence, a grammatical unit that is larger

than a sentence but it is related to a sentence in the same way that a sen-

tence is related to a clause, a clause to a group and so on.

Tulisan ini mereview beberapa karya yang menggunakan model

fungsional Sistemik Halliday sebagai kinci model tentang kajian wacana

dan terjemahan, antara lain: Juliane House (1997) Translation Quality As-

sessment: A Model Revisited; Mona Bakar’s (1992) In Other Words; dan

due karma bleh Basil hakim dan Ian Mason: Wacana dan Penerjemah (1990)

dan The Translator as Communicator (1997). Hatim dan Mason melampaui

análisis daftar untuk mempertimbangkan dimensi pragmatis dan semiotik

terjemahan dan implikasi sosiolinguistik dan semiotik dari wacana dan ko-

munitas wacana.

II. Model Bahasa dan Teks Hallidayan

Page 8: PENDEKATAN ANALISIS REGISTER DAN WACANA (SEBUAH …

�8

Model análisis pacana Halliday, berdasarkan pada apa yang dia

sebut sebagai tata bahasa fungsional sistemik, diarahkan untuk mempelajari

bahasa sebagai komunikasi, melihat makna dalam pilihan linguistik penulis

dan secara sistemas meaghubungkan pilihan-pilihan ini dengan kerangka

kerja sosial budaya yang lebih luas. Dalam model Halliday, ada keterkaitan

kapat antara realisasi tingkat permutan dari fungai linguistik dan kerangka

kerb sosiokultural. Ini data dilihat pada bagan 2.1, anak panah dalam gam-

bar menunjukkan aran pengaruh. Dengan demikian, genre (jenis teks kon-

vensional yang dikaitkan dengan fungsi komunikatif tertentu, mislanya surat

bisnis) dikondisikan oleh lingkungan sosiokultural dan itu sendiri menen-

tukan elemen lain dalam kerangka sistemik. Yang pertama adalah daftar

yang terdiri dari tiga elemen variabel:

Gambar 6.1 Hubungan genre dan mendaftar ke bahasa

1) Bidang: apa yang sedan ditulis, misalnya pengiriman barang;

2) Tenor: siapa yang berkomunikasi dan kepada siapa, misalnya

perwakilan penjualan kepada pelanggan;

3) Mode: bentuk komunikasi, misalnya tertulis.

Lingkungan sosiokultural ||

Aliran ||

Daftar (diajukan, tenor, mode)

|| Semantik wacana

(interpersonal dimensional, tekstual) ||

Lexicogrammar (transitivitas, modalitas, tema-rhme / kohesi)

Page 9: PENDEKATAN ANALISIS REGISTER DAN WACANA (SEBUAH …

�9

Masing-masing variabel register dikaitkan dengan untaian makta,

Helai-helai ini yang bersama-sama mebentuk wacana semantik teks, adalah

tiga metafungsi; idensioanl, interpersonal dan tekstual. Metaafungsi diban-

gun tau direalisasikan ole lexicogrammar, yaitu pilihan sturuktur kata dan

sintaksis. Tautannya secara luas adalah sebagai berikut (Eggins 2004: 78):

• Bidang teks dikaitkan dengan makna idensioanl, yang diwujudkan

melalui pola transitivas (jenis kata kerja, struktur aktif /pasif, peseta

dalam proses, dll).

• Tenor teks dikaitkan dengan mana interpersonal, yang diwujudkan

melalui pola-pola modalitas (kata kerb modal dan keterangan seperti

semoga, mungkin dan lexis evaluative seperti Indah, mengerikan).

• Mode teks dikaitkan dengan mana tekstual, yang diwujudkan

melalui stgruktur tematik dan informasi (terutama urutan dan pe-

nataan elemen dalam klause) dan kodesi (cara teks menggantung

bersama secara leksikal, termasuk penggunaan kata ganti, elipsis,

kolokasi, pengulangan, dll).

Analysis metafungsi memiliki tempt utama dalam model ini.

Hubungan erat antara pola grammatiks leksika dan metafungsi berarti bah

analysis pola transitivitas,, modalitas, struktur tematik dan kohesi dalam se-

buah teks mengungkapkan bagaimana metafungsi berfungsi dan bagaiman

teks ‘berarti’ (Eggins, 2004: 84). Misalnya, bagian-bagian dari novel oleh

Ernest Hemingway da menemukan bahwa sturjtur transitivitas dominan ter-

diri dari proses material transitif, yang menekankan karakter altijd protago-

nis, Nick.

Namun, tata bahasa halliday sangat kompleks dan itulah se-

babnya, sama pengan karya-karya yang diuraikan dalam bagian berikut,

penelitian ini telah memilih untuk memilih dan menyederhanakan elemen-

elemen yang memiliki relevansi husus untuk terjemahan. Dalam kasus mod-

el pertama, Juliane House, konsep utamanya adalah analisis daftar.

Page 10: PENDEKATAN ANALISIS REGISTER DAN WACANA (SEBUAH …

�10

III. Model Rumah Penilaian Kualitas Terjemahan Meskipun ada beberapa kesamaan antara, di satu sisi, kategori

dan analisis teks dari model House dan disisi lain, analisis fungsional yang

diterangkan diatas, ada perkembangan-perkembangan utama. House sendiri

menolak gagasan yang lebih berorientasi pada target audiens tentan kesesua-

ian penerjemahan sebagai kesalahpahaman mendasar dan untuk alasan ini

mendasarkan modelnya pada analisis ST-TT kooperatif yang mengarah pada

penilaian kualitas terjemahan, menyoroti ‘ketidaksesuain’ atau ‘kesalahan’.

Model asli House (1977) menarik kritik yang dia tangani dalam revisi nanti

(101-4). Beberapa kritik ini menggemankan diskus dari dua bab sebelum-

nya; ini menyangkut sift, kompleksitas dan terminologi dari katagori analitis

yang digunakan dan tidak adana teks-teks estetik estetik dalam studi kasus

House.

Pada bagian ini, kami memusatkan perhatian pada model “di-

revisian” di House yang menggabungkan beberapa katagori sebelumnya ke

dalam analisis daftar, tenor dan mode hallidayan secara terbuka. Model ini

melibatkan perbandungan ini ditunjukan pada table 3.1. Model komperatif

mengacy pada berbagai taksonomi dan kadang-kadang rumit tetepi ini data

direduksi emnjadi analysis daftar ST dan TT sesuai dengan raalisasinya

melalui leksikal, sintaksis dan tekstual. Secara tekstual merujuk ke:

1. Tema-dinamika: struktur tematik dan kohesi;

2. Hubungan Klaus additiv 9dan sebagai tambahan), adverversitif (tetepi,

bagaimanapun), dll;

3. Hubungan iconic; parallelism struktur.

Seperti yang disarankan pada Tabel 3.1 dalam register model

House mencakup berbagai elemen diantaranya merupakan tambahan untuk

yang dinyatakan secara tegas olles Halliday. Bidang mengacu pada subjek

dan tindakan sosial dan mencakup spesifisitas barang leksikal. Tenor men-

cakup ‘asalnya dari sei temporal, geografis dan sosial, setta intelektial, emo-

sional tau afektifnya. Sikap sosial mengacu pada gaya forma;, konsultatif

atau informal.

Page 11: PENDEKATAN ANALISIS REGISTER DAN WACANA (SEBUAH …

�11

Page 12: PENDEKATAN ANALISIS REGISTER DAN WACANA (SEBUAH …

�12

Ada elemen individualitas untuk ini, arena ada pikap. Akhirnya,

mode hubungan dengen ‘saluran’ (lisan / tulisan, dll). Dan tingat partisipasi

antara pengirim dan penerima (monolog, dialog, dll). Model ini beroperasi

sebagai berikut:

1. Profil dihasilkan dari ST register.

2. Model ini ditambahkan deskripsi genre ST yang direalisasikan oleh reg-

ister.

3. Bersama-sama, ini memungkinkan ‘pernyataan fungsi’ yang akan debut

untuk ST, termasuk komponen ideasional dan interpersonal dari funis

itu denna kata lain informasi apa yang sedan disampaikan dan apa

hubungan antara pengirim dan penerima.

4. Proses deskriptif yang sama kemudian dilakukan untuk TT.

5. Profil TT dibandingkan dengan profil ST dan pernyataan ‘ketidaksesua-

ian’ tau kesalahan dihasilkan, dikatagorikan menurut genre dan dimensi

situasional register dan genre; kesalahan dimensi ini disebut sebgai ‘ke-

salahan yang salah tersamar’, untuk mebedakannya dari ‘kesalahan

yang keliru jelas’ , yang merupakan ketidakcocokan denotatif atau ke-

salahan sistem target.

6. Pernyataan kualitas kemudian dibuat dari terjemahan.

7. Akhrinya, terjemahan dapat dikatagorikan ke dalam salah satu dari dua

jenis terjemahan terbuka tau terjemahan rahasia.

Terjemahan terbuka adalah TT yang tidak dimaksudkan sebagai

asli. Definisi House yang atak membingungkan, terjemahan terbuka adalah

salah satu mana penerima teks terjemahan cukup ‘terbuka’ tidak secara

langsung ditujukan oleh Winston Churchill yang terkait dengang budaya

summer tertentu, maktu dan korteks historis dan dengen terjemahan karya

Page 13: PENDEKATAN ANALISIS REGISTER DAN WACANA (SEBUAH …

�13

sastra, yang terkait dengan sumbernya, budaya. Dengan terjemhan semacam

itu, House yakni bahwa kesetaraan harus dicari pada tingkat bahasa/teks,

daftar dan genre. Fungsi teks individu tidak dapat, bagaimanapun, sama un-

tuk TT dan ST karena dunia wacana dimana mereka beroperasi berbeda.

Untuk alasan ini, House menyarankan ‘kesetaraan fungsional tingkat kedua’

harus dicaro, dengan TT memungkinkan akses ke fungsi ST, memungkinkan

penerima TT untuk ‘menguping’ pada ST. Sebagai contoh, pembaca Inggris

Thomas Mann data menggunkan bahasa Inggris TT dari The Magic Moun-

tain untuk mendaptkan akses ke ST Die Zauberberg, tetepi mereka tabu

membaca terjemahan dan fungsai individual dari dua teks tidak bisa sama.

Terjemahan terselubung adalah terjemahan yang menikmati

status teks sombre asli dalam budaya target. ST tidak terkait terutama den-

gan budaya atau penonton ST; ST dan TT masing-masing alamat peneri-

maan mereka secara langsung. Contoh yang diberikan oleh House adalah

buklet informasi turis, surat dari Ketut perusahaan kepada pemegang saham

dan artikel di unesco Courier. Fungsi Terjemahan terselubung adalah untuk

membuat ulang , mereproduksi atau mewakili dalam teks diterjemahkan

fungsi yang dimiliki oleh orijinal dalam kerangka linguakultural dan dunia

wacana’. Ia melakukan ini tanpa mengambil pembaca TT kedalam dunia

wacana ST. Ia melakukan ini tanpa mengambil pembaca TT ke dalam dunia

wacana ST. Oleh arena itu, kesetaraan diperlukan pada tingkat genre dan

fungi teks individu, têteau apa yang House debut sebagai ‘filter budaya’ per-

lu diterapkan oleh penerjemah, memodifikasi elemen budaya dan dengen

demikian çemberi kesin bahsa TT adalah sebuah asli. Ini mungkin meli-

batkan perubahan pasa tingkat bahasa/teks dan daftar. House membahsa

manna filter budaya dalam korteks studi pragmatik komparatif Jerman-Ing-

gris yang telah ia lakkan dan memberikan conto praktik yang berbeda dalam

dua budaya yang perlu direfleksikan dalam penerjemahan. Misalnya, ia

menemukan bahwa bahasa Jerman cenderung lebih menyukai fokus konten

langsung, sedangkan bahasa Inggris lebih bersifat interpersonal. Hal ini per-

lu direfleksikan dalam terjemahan rahasia, surat dari ketua perusahaan men-

jadi lebih interpersonal dalam bahasa Inggris, misalnya.

Page 14: PENDEKATAN ANALISIS REGISTER DAN WACANA (SEBUAH …

�14

House bersusah pay untuk menunjukkan fakta bahwa perbedaan

terjmahan ‘terang-terangan’ ‘rahasia’ adalah sebuah kemerosotan daripada

sepasang biner berlawanan. Selanjutnya, dalam kasus di mana kesetaraan

fungsional yang diam-diam diinginkan terapi di mana genre ST tidak ada

dalam budaya target, tujuannya seharusnya adalah menghasilkan versi raha-

sia daripada terjemahan terselubung, versi ini juga merupakan istilah yang

digunakan untuk mendeskripsikan perubahan-perubahan genre yang tam-

paknya tidak memaksa.

House menerapkan model ini ke sejumlah teks, termasuk kutipan

dari teks sejarah polemik tentan keterlibatan warga sipil Jerman dalam

holoocaust (ST English, TT Jerman). Suatu pola perbedaan diidentifikasi

dalam dimesi lapangan dan tenor. Di lapangan, pengulangan kata Jerman di

ST, yang berfungsi untuk menyoroti tanggung jawab sipil Jerman dalam

acara, kuran sering terjadi di TT. Dalam tenor, ada pengurangan intensifieer,

superlatif dan lexis motif lainnya. Hal ini membuat sikap penalise kurang

jelas dalam TT dan House başkan menyatakan bahwa itu memiliki etek pada

realisasi genre. Sedangkan ST adalah buku sejarah populer yang kontrover-

sial, TT adalah risalah akademis yang lebih formal. House melanjutkan den-

gan memberikan alasan yang mungkin untuk perubahan ini, terutama

tekanan dari penerbit Jerman untuk alasan politik dan pemasaran. Keterkai-

tan anatar analisis linguistik dengan kondisi terjemahan dunia nyata adaah

gerakan yang berating pada teori tindakan penerjemahan.

IV. Analisa Tingkat Teks dan Praktik Baker: Buku Pedoman Untuk Ter-jemahan

Buku House yang terbit pada 1977 mungkin adalah karya ter-

jemahan pertama yang paling panting untuk menggunkan model Halliday

yang semarang populer. Yang lain yang kemudian memiliki pengaruh besar

pada pelatihan penerjemahan dan akibatnya pada studi terjemahan adalah

kata-kata dalam bahasa lain dalam buku Mona Baker: A Coursebook on

Page 15: PENDEKATAN ANALISIS REGISTER DAN WACANA (SEBUAH …

�15

Translation (1992). Baker melihat kesetraan di serangkauan tingkat: pada

kata, kata di atas, tata Bahasa struktur tematik, kohesi dan tingkat pragmatis.

Yang menarik dalam subbab ini adalah penerapan pendekatan sistemik ter-

hadap struktur tematik dan kohesi dan penggabungan tingkat pragmatis,

‘cara capan dignaban dalam situasi komunikatif (Bake, 1992: 217).

4.1 Struktur tematik dan informasi Baker adalah typikal dari banyak sarjana terjemahan yang

membuat penggunaan rinci dari terminologi tata bahasa fungsional

dan analysais wacana dalam yang ia curahkan sejauh yang paling

memperhatikan fungi tekstual. Analysis eksplisit dari fungsi idea-

sional dan interpersonal lebih sedikit. Baker lebih berfokus pada

pertimbangan tematik, membandingkan nominaslisasi dan bentuk

verbal dalam polisi tema dalam laporan ilmiah dalam bahasa Por-

tugis Brasil dan Inggris (1992: 169-71). jadi, misalnya ST dimulai

denna bentuk verbal pronominal (penekanan saya):

Analisou-se relacaes da dopamina cerebral com funções mo-

toras. (Menganalisis adalah hubungan dopamin dengan

fungsi motor).

Terjemahan bahasa Inggris yang ditertibkan di bawah ini

menyajikan urutan kata yang dinormalisasi dengan bentuk verbal

pasif di polisi akhir (penekanan saya). Hubungan antara fungsi

dopamin dan motorik dianalisis.

Namun, Bakar merekomendasikan struktur tematik yang

berbeda untuk memenuhi konvensi genre abstrak bahasa inggris.

Ini melibatkan penggunaan analisis formulis yang dinominasikan,

yang dipertahankan dalam polisi tematik (penekanan saya), dan

peynambahan bentuk pasif yang berbeda (dilakukan):

Analysis dilakukan dari hubungan antara fungsi dopamin

dan motorik. Masala yang melerat dalam studi semacam ini adalah

struktur tematik diwujudkan secara berbeda dalam bahasa yang

Page 16: PENDEKATAN ANALISIS REGISTER DAN WACANA (SEBUAH …

�16

berbeda. Baker memberikan sejumlah contoh dari bahasa seperti

Portugis, Spanyol dan Arab. Ini adalah bahasa yang diindeks oleh

kata kerb yang sering menempatkan kata kerb di posais pertama

atau ;tema’, seperti dalam contoh Portugis Brasil diatas.

Pengecua;ian akibat dari kata anti subject juga pasti menciptkan

pola tematik yang berbeda. Denna demikian, klimat berikat dari

piado ke perlemen Eropa menghasilkan struktur tematik yang

berbeda dalam bahasa yang berbeda. Struktur ST bahasa Inggris

adalah:

Saya | mendikusikan hal ini di Washington.

Tema | rheme.

Sementara análisis tematis versi Portugis memberikan:

Discuti | este assunto em Washington.

Tema | rheme.

Menggunakan análisis hallidayan, bentuk kata kerja infleksi

diskuti adalah tematik daripada kata anti subject, sedangkan dalam

bahasa Inggris kata kerja yang dibahas adalah bagian dari rheme.

Fakta bahwa model analysis tematik Hallidayan berorientasi

pada bahasa Inggris harus menimbulkan keraguan akan keabsa-

hannya untuk diterjemahkan. Baker (160 - 167) menerima ini dan

juga menguraikan model perspektif talimat fungsional alternatif

struktur tematik yang arena memperhitungkan ‘dinamisme komu-

nikatif’ serva urutan kata, mungkin lebih cocok untuk bahasa den-

gan urutan VS. Meskipun demikian, Baker (140) menyimpulkan

bahwa keuntungan penting dari pendekatan fungsional sistemik

adalah bahwa hal itu jauh lebih mudah untuk diterapkan; tema be-

rada di posisi pertama, apapun yang terjadi.

Poin yang paling pentane untuk analysis tematik ST adalah

bahwa penerjemah harus menyadari tanda relatif dari struktur tem-

Page 17: PENDEKATAN ANALISIS REGISTER DAN WACANA (SEBUAH …

�17

atik dan informasi. Baker menunjukkan bahwa ini data membantu

meningkatkan kesadaran kita tentang pilihan yang berarti yang

dibuat oleh pembicara dan penulis dalam perjalanan komunikasi

dan oleh karena itu membantu memutuskan apakah pantas untuk

menerjemahkan menggunakan formulis yang ditandai. Sekali lagi,

apa yang ditandai bervariasi antar bahasa. Masalah dalam

menyalin pola ST ke TT diberikan oleh Vazquez-Ayora (1997:

217) dan Gerzymisch-Arbogast (1986), antara lain: (1)

menekankan bahwa menggulingkan urutan kata Inggris yang kaku

ketika menerjemahkan ke dalam bahasa menggulingkan urutan

kata Inggris yang kaku ketika menerjemahkan ke dalam bahasa VS

sepeti Spanyol akan menghasilkan terjemahan yang monoton.

Yang terakhir dalam studinya yang mendetail. Tentang bahasa

Jerman dan Inggris, menganggap kekejaman Jerman dari kalimat-

kalimat celah Inggris, misalnya apa yang menyenangkan publik

adalah, yang saya maksud adalah, menjadi kaku. Ini mengilus-

trasikan dilema yang ditunjukkan oleh Enkvist (1978) tentan

penyeimbangan perhatian untuk dinamika infromasi dengan

kekhawatiran yang terkadang tidak sesuai untuk bidang lain seperti

pola sintaksis dasar.

Bahwa itu adalah fungsi tekstual dan terutama struktur tem-

atik yang paling sering dibahas dalam karya-karya pada teori ter-

jemahan mungkin arena perhatian yang diberikan kepada fungsi

ini oleh karya monolingual yang berpengaruh dalam teks lingusi-

tik, terutama Enkvist dan Beaurgrande dan Dressler, yang telah

memberikan pengaruh besar pada ali teori terjemahan. Kohesi el-

emen lain dari metafungsi tekstual juga telah menjadi subject se-

jumlah studi.

4.2 Kohesi Penelitian terkenal Blum-Kulka ‘Pergeseran kohesi dan

koherensi dalam penerjemahan’ enhipotesakan bahwa peningkatan

eksplisitasi ikatan kohesif dapat menjadi strategi umum yang di-

Page 18: PENDEKATAN ANALISIS REGISTER DAN WACANA (SEBUAH …

�18

adopsi oleh semua penerjemah. Dia Menunjukan bagaimana pe-

rubahan dalam kodesi dalam penerjemahan. Dia menunjukkan

fungsional dalam teks, memberikan contoh terjemahan bahsa

Ibrani dari sebuah adegas dari Pinter’s Old Times (Blum-Kulka:

295-295), mau tidak mau, karena infleksi kata sift, TT bahasa

Ibrani harus membuat eksplisit rujukan gender pernyataan ST ter-

buka yang misterius, ‘Gendut atau kurus?’ Bahasa Ibrani dan ba-

hasa lainnya perlu menyatkan apakah karakter yang dimaskud

adalah neorang lelaki atau wanita. Demikian pula, terjemahan sas-

tra dari bahsa-bahasa yang diterjemahkan ke bahasa inggris perlu

menjelaskan secara eksplisit apa yang kadang-kadang merupakan

subjekt tata bahsa yang ambigu. Baris pertama novel klasik Julio

Cortazer, Rayuela dimulai tengan pertanyaan ‘Encontraris a la

Maga?’ Dalam bahasa inggris ini bisa menjadi ‘Apakah saya/dia/

anda akan menemukan Magus perempuan itu?’.

Seperti halnya struktur tematik dalam banyak hal kepadatan

dan perkembangan ikatan kohesif di seluruh teks yang penting.

Jaringan hubungan ini munchkin harus berbeda antara ST dan TT,

karena jeringan kohesi leksikal tidak akan identik lintas bahasa

(1992: 206). Sebagai ilustrasi, Baker (185-186) mengedepankan

gagasan yang didukung oleh ekstrak pendek dan terjemhannya

bahwa Portugis lebih memilih pengulangan leksikal untuk peng-

gunaan kata anti dan bahwa bahasa Arab lebih menyukai pengu-

langan leksikal terhadap variasi. TT juga harus koheran, dengan

kata lain haris digantung secara logis dalam pikiran penerima TT.

Ini ada hubungannya dengan pragmatik, subjek bab terkahir dari

Baker.

4.3 Pragmatik dan terjemahan

Baker menggap berbagai aspek kesetaraan pragmatisch

dalam terjemahan, menerapkan konser linguistik yang relevan un-

tuk transfer interlinguistik. Definisi pragmatik Baker adalah seba-

gai berikut:

Page 19: PENDEKATAN ANALISIS REGISTER DAN WACANA (SEBUAH …

�19

Pragmatik adalah studi tentano bahasa yang digunakan. Ini adalah studi tentang makna, bukan yang dihasilkan oleh sistem linguistik tetapi seperti yang disampaikan dan dimanipulasi oleh peserta dalam situasi komunikatif. (Baker: 217)

Dalam bagian ini, kita secara singkat mempertimbangkan

tiga konsep pragmatis utama: koherensi, presuposisi dan imp-

likatur. Koherensi teks terkait dengan kohesi ‘tergantung pada

harapan atau pengalaman pendlingar atau penerima dunia’ (Baker ;

219). Delas ini munchkin tidak sama untuk pembaca ST dan TT.

Baker memberikan contoh tentang sebuah bagian tentang toko ser-

ba ada di London, Harrods. Untuk memahami bagian itu, pembaca

perlu tahu bahwa Harrods andalah deskripsi lain dari toko

Knightsbridge yang Indah adalah sinonim. Pembaca TT dalam bu-

daya lain mungkin tidak mengetahui hal ini. Oleh karena itu, ter-

jemahan bahasa Arab membuat tautan eksplisit dengan penamba-

han nama gloss yang menyertakan pengulangan kata store (toko

utama harrods).

Wilayah presuposisi erat kaitanna dengan koherensi. Ini

didefinisikan oleh Baker sebagai kesimpulan pragmatis, meskipun

mungkin mengejutkan, ia Hanna membahasnya secara singkat.

Presuposisi berkaitan dengan pengetahuan linguistik dan ekstra-

linguistik pengirim menerima penerima untuk memiliki atau yang

diperlukan untuk mengambil pesan pengirim. Jadi, di Parlemen

Europa pada tahun 1999, frasa Komisaris Sir Leaon Brittan mem-

biarkan saya sekarang beralih ke pisang akan mengaindaikan bah-

wa pemerima tahu tentang perselisihan perdaganagn antara Uni

Eropa dan Amerika Serikat atas impor pisang atau setidaknya data

mengaktes informasi ini dari konteks linguistik dan ektra-linguis-

tik. Ini tidak munchkin intake penerima segera karena mereka

adalah anggota Parlemen Eropa dan menyadari masalah ini.

Demikian pula frase yang saya diskusiskan dalam masalar ini di

Page 20: PENDEKATAN ANALISIS REGISTER DAN WACANA (SEBUAH …

�20

Wangshington mengandaikan pengetahuan bahwa Washington

dalam korteks ini mengacu pada pusat pemerintah Amerika Serikat

dan tempat untuk pembicaraan Britain. Maşlah untuk penerjemah

terjadi, tentu saja, ketika penerima TT tidak dapat diasumsikan

memiliki latar belakang pengetahuan yang sama pengan penerima

ST baik karena perbedaan budaya dan / atau karena teks sedang

diterjemahkan setelah jeda waktu ketika informasi asli tidak lagi

diaktifkan oleh referensi.

Baker lebih memperhatikan implikatur, bentuk lain dari in-

ferneis pragmatis yang ia definiskan sebagai ‘apa yang dimaskud

pembicara atau menyiratkan daripada apa yang dikatakannya’.

Konsep implikatur dikembangkan oleh Paul Grice (1975) yang

menggambarkan seperangkat ‘aturan’ atau ‘maksim’ yang berop-

erasi dalam percakapan kooperatif normal ini adalah:

1. Kuantitas: berikan jumlah infromasi ayang diperlukan, jangan

memberi terlalu bnayak atau terlalu sedikit.

2. Kualitas: katakan hanya apa yang anda ketahui benar atau apa

yang data anda dukung.

3. Relevant: apa yang anda katakan harus relevan tengan per-

cakapan.

4. cara; katakan apa yang perlu anda katakan dengan cara yang

sesuai dengan pesan yang inginanda sampaikan dan yang bi-

asanya akan dipahami penerima. Selain itu, beberapa ahli teori

menambahkan pepetah kesantunan, bersikap sopan dalam ko-

mentar anda.

Peserta dalam percakapan mengasumsikan orang yang

mereka ajar bicara (tanpa sacar) mengikuti prinsip-prinsip ini dan

mereka sendiri bekerja sama pengan mencoba memahami apa yang

sedan dibicarakan. Pada gilirannya, mereka juga cenderung menaj-

di kooperatif dalam apa yang mereka katakan dan cara mereka

mengatakannya. jelas, konteks lingusitik dan budaya juga penting

dalam mebatasi berbagai implikatur. Maksim ini juga mungkin

sengaja dilanggar, kadang-kadang untuk efek lucu. Seperti keca-

Page 21: PENDEKATAN ANALISIS REGISTER DAN WACANA (SEBUAH …

�21

man dari pepatah relevansi mungkin telah terjadi, misalnya memi-

liki Sir Leon Brittan, di atas, mulas membahsa nilai makan pisang

untuk caravan. Masalah-masalah khsus diajukan untuk penerjemah

ketika TL bekerja dengan berbagai maksim. Sebuah contoh yang

diberikan oleh baker (235) adalah terjemahan dari bahasa Inggris

ke Bahasa Arab dari sebuah buku tentang humor politik Arab, di

mana lelucon vulgar tentang Tuhan dihilangkan dalam TT bahasa

Arab agar tidak mengganggu kepekaan lokal. Ini menunjukkan

perbedaan dalam operasi maksim cara dan kesopanan dalam dua

budaya. Ini juga merupakan contoh yang terjadi selama negosiasi

antara AS dan Jepang pada tahun 1970. Pihak Premier Jepanf men-

jawab kekhawatiran Amerika tentang ekspor tekstil pengan men-

gatakan zensho shimasi (saya akan menanganinya sebaik yang saya

bisa). Hal ini dipahami oleh Presiden AS sebagai janji harfiah un-

tuk menyelesaikan masalah (yaitu mematuhi kualitas budaya

Amerika dan relevansi Maksim), sedangakan frase bahasa Jepang

bener-benar formula yang sopan untuk mengakhri percakapan

(yaitu emmatuhi Jepang maksim budaya kesopanan). Seperti

catatan Baker, ini jelas menunjukan bahwa penerjemah perlu

menyadari sepenuhnya prinsip-prinsip koperasi yang berbeda

dalam operasi bahasa dan budaya masing-masing.

V. Hatim dan Mason: The Semiotic Levels and Discourse

Dua karya lain yang dikembangkan dari model bahasa Halliday

sangat berpengaruh untuk studi terjemahan pada 1990-an; Basil hatim

dan ian Mason: Penerjemah sebagai Communicator (1997). Kedua pe-

nalise didasarkan pada Pusat Penerjemahan dan Menerjemahkan Studi

di Univeritas Heriot-Watt, Edinburg. Mereka members perhatian ekstra

pada realizais penerjemah fungsi ideasional dan interpersonal (bukan

Hanna fungsi tekstual) dan memasukkan ke dalam model mereka sustu

tingkat wacana semiotika.

Sebum contoh análisis fungsi Hatim dan Mason adalah pemerik-

saaan mereka (1997; 7-10) dari sebuah bagian kunci novel L’etranger

Page 22: PENDEKATAN ANALISIS REGISTER DAN WACANA (SEBUAH …

�22

milik Albert Camus dimana tokoh utama, Meursault, membunuh seo-

rang Arab di pantai. Perubahan dalam striktur transitivitas dalam ter-

jemahan bahasa inggris terlihat menyebabkan pergeseran fungsi idea-

sional teks. Bagian dalam French ST mengandung delapan keta kerja

proses material, empty diantaranya adalah proses tindakan niat. Ini

adalah: ‘j’ai renyah ma utama’, ‘j’ai touche le ventre poli de la crosse’,

‘j’ai tire’. ‘j’ai frappais sur la porte du malheur’ yang terjemahan

harfiahnya adalah ‘aku mengepalkan tangaku’, ‘aku menyentuh perut

yang dipoles dari pantat’, ‘aku menembak’, ‘aku mencolok di pintu ke-

sialan’. Sedangkan dalam terjemahan yang sesuai, ini menjadi

‘genggaman saya tertutup’, ‘perut halus dari pantat yang berlari di tela-

pak tangon saya’, ‘saya menembak’, ‘rap yang eras dan naas laiinya di

pintu kehancuran saya’ (semua penekanan saya). Tengan kata lain, ter-

jemahan menjadi tiga proses peristiwa dan tanya satu proses tindakan

neat (saya dipecat).

Kesimpulan Hatim dan mason adalah bahwa pola pergeseran

dalam TT telah membuat Meursault lebih pasif daripada di ST,

meskipun mereka juga menyatakan bahwa alasan untuk these kind of

shift may be the translator’s overall reading of the novel in which Meur-

salult’s passivity is a key feature of his character.

Hatim dan Mason juga mempertimbangkan pergesaran dalam

modalitas (fungsi interpersonal) dengan contog (hal. 73-76) maalah

penerjemahan peseta pelagiaan dennen pengauan dan terjemahan dari

tuduhan bersyarat Perancis atau desas-desus dalam debat Parlemen

Eropa. Frase yang dipertanyakan - ‘rencana tidak de restrukturisasi qui

aurait ete prepare par les administrateurs judiciaires’, panggilan untuk

indikasi modalitas kemungkinan dalam bahasa inggris, seprti ‘rencana

penyelamatan yang mungkin disiapkan oleh penerima’ atau ‘rencana

penyelamatan yang dikabarkan disiapkan oleh penerima’. Mayoritas

penerjemah peseta pelatihan di Hatim dan sampel Mason salah mener-

jemahkan frase tersebut tengan pernyataan factual seperti ;telah disiap-

kan’, memberikan pesan yang slash di TT. Hatim dan Mason ‘fondasi

model untuk menganalisa teks’ (1997; 14-35) menggabungkan dan

Page 23: PENDEKATAN ANALISIS REGISTER DAN WACANA (SEBUAH …

�23

melampui analysais daftar rumah dan analysis pragmatis Baker. Mereka

menggabungkan jenis analisis daftar rumah dan analysis pragmatisch

Baker. Mereka menggabungkan jenis análisis bottom-up dari tingkat

semitik teks embat bahasa dan teks dianggap sebagai realisasi pesan so-

ciocultural dan hubungan kekuasaan. Mereka mewakili wacana dalam

arti yang lebih luas, didefiniskan sebagai:

cara barbicana dan menulisa yang melibatkan kelompok sosial dalam mengadopsi sikap tertentu terhadap bidang kegiatan sosiokul-tural (misalnya wacana rasis, byråkrat, dll.) (1997: 216)

Salah satu contoh yang mereka berikan tentang pengaruh wa-

cana penerjemah adalah TT bahasa inggris dari ST Spanyol tentang se-

jarah penduduk asli Amerika sebelum kedatangan orang-orang spantol

di Meksiko. Hatim dan Mason menunjukkan bagaimana pilihan leksikal

seperti pra-Kolombia dan India di TT memaksakan pandangan Eurocen-

tric pada ST yang telah ditulis dari perspektif pribumi. Penerjemah

Eropa memaksakan ideologi dan wacana pro-barat tentang perhitungan

ulang sejarah Amerika.

Fungsi semiotik juga dilakukan olehbideiolect dan dialek. Hatim

dan mason (hal. 99-110) menganggao ideolect dalam analisis tenor dan

mendaftar, memerikas dialek Cockney karakter dalam bermain Pyg-

malion George Bernard Shaw. Ciri-ciri sintaksis, leksikal dan fonetik

dialek diakui oleh khalayak Inggris dan terkait dengan cara barbicana

dan nilai-nilai karakter London yang tidak berpendidikan dalam drama.

Kekambuhan systematis dari fitur yang bertujuan fungsional dari pidato

karakter tertentu diidentifikasi oleh Hatim dan Mason sebagai ‘objek

perhatian penerjemah’ yang patut diperhatikan. Kekhasan dan konotasi

dialek tidak mungkin direplikasi dengan mudah dalam budaya TT mana

pun. Selanjutnya, konvensi genre sastra dapat campur tangan. Seorang

penerjemah ke bahasa Arab, misalnya mungkin didorong untuk men-

gadopsi gaya klasik formal arena itu adalah satu-satunya gaya yang di-

anggep cocok untuk sastra dalam budaya Arab.

Page 24: PENDEKATAN ANALISIS REGISTER DAN WACANA (SEBUAH …

�24

Meskipun Hatim dan Mason mengusulkan ‘fondasi’ untuk mod-

el menganalisis teks, mereka berurusan dengan sejumlah besar konsep.

Tidak jelas bahwa pendekatan mereka merupakan model yang dapat

diterapkan dalam pengertian konvensional dari istilah tersebut. Atau,

proposal penalise dapat diambil sebagai daftar elemen yang harus diper-

timbangkan ketika memeriksa terjemahan. Secara husus, mereka

berkonsentrasi untuk mengidentifikasi elemen ‘dinamis’ dan ‘stabil’

dalam sebuah teks. Ini disajikan sebagai continuum dan terkait dengan

startegi penerjemhan, ST yang lebih stabil mungkin memerlukan pen-

dekatan yang cukup harfiah, sementara tengan ST yang lebih dynamis,

penerjemhan dihadapkan dengan tantangan yang lebih menarik dan ter-

jemahan harfiah mungkin tidak lagi menjadi pilihan (hal. 30-31).

VI. Kritisme Pendekatan Discourse dan Register terhadap Terjemehan

Model analysis wacana teal menjadi sangat popular di kalangan

ahli teori terjemahan linguistik dan berfungsi sebagai cara yang berguna

untuk mengatasi struktur lingvistik dan nakna teks. Namun, model Hall-

idayan telah terkenal diserang oleh Stanley Fish karena terlalu rumit

dalam pengkatagorian tata bahasa dan karena pencocokan struktur dan

nakna satu ke satu yang tampaknya ridak fleksibel. Ini dapat menye-

babkan perjuangan untuk mengatasi berbagai kemungkinan penafsiran

literatir, khususnya literatur eksperimental. Beberapa aplikasi untuk lit-

eratir, misalnya Fowler dan Simpson, telah mengadopsi pendekatan

toolkit yang lebih fleksibel menggunakan elemen-elemen yang tampak

paling berguna sementara juga memasukkan isu-isu kritik sastra.

Sejauh menyangkut model House, Gutt (2000; 47-54) menulis

dari perspektif teori relevansi, memunculkan pertanyaan apakah

mungkin untuk memulihkan niat authorial dan fungsi ST dari analises

daftar. Bahkan jika mungkin, dasar dari model House adalah untuk

menemukan ‘ketidaksesuain’ antara ST dan TT. namun, sementara keti-

dakcocokan dapat menunjukkan kesalahan terjemahan, mereka mungkin

juga disebabkan oleh startegi penerjemahan lain seperti expliciatation

Page 25: PENDEKATAN ANALISIS REGISTER DAN WACANA (SEBUAH …

�25

atau kompensasi, tidak jelas bagaimana model House dapat menafsirkan

ini.

Kerangka analitik para ahli teori terjemahan yang dibahasa

dalam tulisan ini berorientasi pada bahasa inggris. Ini menjadi

bermasalah dengan bahasa lain, terutama dalam analisis struktur tematik

dan informasi. Bahasa Eropa degna sususnan kata yang lebih fleksibel

dan bentuk-bentuk kata kerja yang dipengaruhi subject, seperti bahasa

Portugis dan Spanyol, perlu dianalisis secara berbeda. Jenis masalah ini

menjadi lebhi serius jika upaya dilakukan untuk memaksakan analisis

wacana kontras pada bahasa non Eropa yang struktur konseptualnya

mungkin berbeda secara krusial. Perbedaan linguistic tentu saja meru-

pakan indikasi perbedaan budaya dan Venutti (1998: 21) adalah salah

satu kritikus yang melihat pendekatan linguistik yang berorientasi seba-

gai memproyeksi ‘model terjemahan konservatif yang akan terlalu

membatasi peran terjemahan dalam inovasi dan perubahan budaya’. Se-

bagai contoh, Venutti membahas prinsip-prinsip Grice dan mengkritik

mereka karena cara mereka mendukung strategi penerjemahan yang

fasih dan ‘mendomestikasi’. Venutti mempertimbangkan maksim yang

tanya cocok untuk penerjemahan dalam bidang yang didefinisikan den-

gen jelas, sepeti dokuman teknis atau hukum. Baker sendiri sadder akan

bias budaya dari prinsip-prinsip tersebut. Grice maksim tampaknya

mencerminkan gagagsan langsung yang dikenal dihargai di dunia

berbahasa Inggris, misalnya ketulusan, keringkasan dan relevansi.

Hatim dan Mason yang melakukan upaya lebih besar untuk

memasukkan gagasan Halliday tentang budaya dan ideologi ke dalam

analisis terjemahan mereka dan mereka mengabdikan satu bab untuk

ideologi dalam The Translator as Communicator. Temuan mereka

mencerahkan, tetapi meskipun mereka menganalisa berbagai jenis teks

(tertulis dan lisan), fokus mereka sering lebih berpusat pada linguistik,

baik dalam terminologi dan dalam fenomena yang diselidiki (pilihan

leksikal, kohesi, transitivitas, pergeseran daya, mediasi penerjemah, dll).

Page 26: PENDEKATAN ANALISIS REGISTER DAN WACANA (SEBUAH …

�26

VII.Studi Kasus

1. Studi kasus 1

Studi kasus ini meneliti film Jerman Werner Herzog, The

Enigma of Kaspar Hauser. Film ini dimulai dengan pengantar ter-

tulis yang menggulung layar pada tabel 7.1. Kemungkinan pener-

jemah kembali dalam bahasa inggris diberikan dalam tabel 7.2. Ter-

jemahan bahasa inggris yang sebenarnya yang munch dua baris

sekaligus menempati bagian bawah layar, ini diberikan pada kotak

7.3.

Tabel 7.1 Pengantar tertulis kepada Kasper Hauser

1. Am Pfingstsonntag des Jahres 1828 wurde in der Stadt N. Ein

verwahrloster Penemuan aufgegriffen, den man später Kasper

Hauser nannte.

2. Er konnte kaum gehen und sprach nur einen einzigen Satz.

3. Spater, als er sprechen lernte, berichtete er, er sei zeit seines

Lebens in einem dunklen Kellerloch eingesperrt gewesen, er

habe keinerlei Begriff von der Welt gehabt und nicht gewusst,

das es auber ihm noch andere Menschen gäbe, weil men ihm

das Essen hereinschob, wahrend er schlief.

4. Er habe nicht gewubt, eim Haus, ein baum, Sprache sei.

5. Erst ganz zuletzt sei ein Mann zu ihm hereingekommen.

6. Das Ratsel seiner Herkunft ist bis heute nicht gelost

Page 27: PENDEKATAN ANALISIS REGISTER DAN WACANA (SEBUAH …

�27

Tabel 7.2 Terjemahan kembali

1. Pada Whit Sunday pada tahun 1828 di kota N, seorang anak

yang compang-camping dijemput yang kemudian disebut

Kasper Hauser.

2. Dia hampir tidak bisa berjalan dan berbicara satu kalimat.

3. Kemudian, ketika dia belajar berbicara dia melaporkan bah-

wa dia telah terkurung seumur hidupnya di ruang bawah

tanah yang gelap, dia tidak memiliki kontak sama sekli den-

gen dunia dan tidak yahu bahwa dilaur ada orang lain karena

satu menyendok makanan ke dia sementara dia tidur.

4. Dia tidak athu apa itu rumah, pohon, bahasa apa.

5. Tanya pada akhirnya seorang pria mengunjunginya.

6. Enigma dari asalnya sampai hari ini belum terpecahkan.

Tabel 7.3 Versi Terjemahan

1. Suatu hari Minggu pada tahun 1928, seorang anak laki-laki

yang compang-camping ditemukan ditinggalkan di kota N.

2. Dia hampir tidak bisa berjalan dan berbicara satu kalimat

pun.

3. Kemudian dia diberitahu tentang dikurung di ruang bawah

tanah yang gela sejak dahir.

4. Dia belum pernah melihat manusia lain, pohon, rumah se-

belumnya.

5. Sampai ,hari ini tidak ada yang Tahu dari mana dia berasal,

atau siapa yang membebaskannya.

Page 28: PENDEKATAN ANALISIS REGISTER DAN WACANA (SEBUAH …

�28

Model penilaian kualitas rumah akan menunjukkan bahwa

untuk ST dan TT, bidangnya serupa; keduanya mengaitkan kisah

bocah miskin yang ditemukan di kota N. Namun demikian, ada

ketidakcocokan dalam jumlah informasi yang diberikan dalam versi

terjemahan yaitu: kami tidak diberi tahu nama bocah itu, bahwa dia

belajar berbicara, bahwa makanan biasanya dimasukkan keruang

bawah tanah ketika dia tidur atau, tepatnya, bahwa “teka teki asal-

nya” tidak terpecahkan.

Ada cerita serupa sejauh menyangkut modus, dalam kedua

kasus teks ditulis untuk dibaca, tetapi modus penyajianya berbeda.

Bahasa Inggris ditumpangkan diatas bagian jerman. Dua garis pada

suatu waktu. Untk mengakomodasi kendala visual yang krusial ini,

kalimat kalimat itu dipersingkat. Kalimat 3 di Jerman mengandung

kompleks klausa bawahan yang dilaporkan, dan panjangnya mem-

berikan rasa formalitas yang sesuai dengan materi pelajaran dan

pola pidato awal abad kesembilan belas dari film tersebut. Kalimat

ini sebagian besar dihilangkan dalam TT. Kalimat bahasa inggris

oleh karena itu kurang bervariasi secara sintaksis, meskipun profil

kalimat jerman 1, 3 dan 5, dimana waktu tambahan adverbia berada

pada posisi pertama. Secara efektif dicerminkan dalam bahasa ing-

gris. Beberapa kohesi dalam bahasa Inggris hilang ketika diterje-

mahkan langsung, penghilangan nama Kaspar Hauser tidak mung-

kin menjadi penting karena orang akan membayangkan bahwa

bahwa pembaca TT akan dapat mengambilnya dengan mudah dari

judul atau awal adegan.Juga penggunaan Ratzel dalam kalimat

bahasa Jerman 6 hilang dalam tetrjemahan Namun kata enigma

muncul dalam judul bahasa inggris dari film tersebut. Kalimat TT

adalah apalagi jauh informal.

Ada ketidaksesuaian tenor yang timbul dari ketidakberja-

mahan subjungtif Jerman dalam pidato yang dilaporkan berichete er

(ia menceritakan tentang..)Jerman Hebe, Gabe dan sebagainya dihi-

langkn atau diterjemahkan oleh kalimat deklaratif. Disisi lain dari

Page 29: PENDEKATAN ANALISIS REGISTER DAN WACANA (SEBUAH …

�29

sudut pandang lain ada fitur interpesona yang lebih kuat pada kali-

mat terakhir di TT bahasa inggris dengan dua interogatif dan negatif

tidak ada. Namun dari sudut pandang lain ini bisa menjadi contoh di

bagian penerjemahan dari strategi kompensasi yang terkenal dengan

kalimat TT menambahakan elemen dari modalitas yang disediakan

oelh subjungtive dalam Jerman. Konsep ketidakcocokan tidak benar

benar memungkinkan kompensasi.

Hasil analisis menunjukkan bahwaTT adalah apa yang House

sebut sebagai terjemahan over. Subtitle sebenernya adalah contoh

nyata dari terjemahan terbuka karena setiap saat film pembaca TT

diingatkan secara visual dari kata – kata yang diterjemahkan. Na-

mun karena cara ST tertulis singkat diatas telah dikerjakan ulang.

Mungkin lebih tepat mengatakan bahwa ini adalah ringkasan atau

versi.

2. Studi kasus 2

Studi kasus 2 meneliti terjemahan bahasa inggris dari film

perancis pemenang penghargaan Matthew Kossovis La Haine (Hate)

(1995). Ini adalah kisah gamblang tentang 3 pemuda yan tinggal di-

daerah miskin di paris serta kekerasan dan agresi yang menjadi ciri

dan menembus lingkungan mereka. Kebodohan mereka (atau sosia-

lisasi terutama pidatoo berbasis kelas) menunjukan kelas dan identi-

tas mereka bangun untuk diri sendiri, itu agresif, penuh dengan

slang, kata kata kotor, dan seri g dengan sedikit Kohesi. Ini men-

cerminkan kemiskinan lingkungan mereka dan masa muda mereka..

dengan demikian sosioleklah yang memiliki fungsi semiotik yang

bertujuan dalam film. Kekambuhan sistematisnya diantara ketiga

teman juga memenuhi kriteria yang disajikan oelh hatim dan mason

(1997:103) untuk wacana yang membutuhkan perhatian cermat da-

lam penerjemahan.

Formalitas ekstar dari subtitle tertulis cenderung mendikte

terhadap reproduksi pola bicara yang informal. Namun demikian,

para penerjemah berusaha untuk mereproduksi beberapa efek fitur

Page 30: PENDEKATAN ANALISIS REGISTER DAN WACANA (SEBUAH …

�30

leksicogramatical, termasuk bentuk evaluasi babi dan bajingan (un-

tuk polisi) dickhead dan banci ( untuk idiot). Namun ada kecendrun-

gan untuk TT untuk menormalkan pola grammaticaldalam TT, yang

menghasilakn peningkatan Kohesi dan pola tematik konvensional.

Dengan demikian , ST je lui aurais salah Une balle....BAAAAAP!

(saya akan menaruh peluru padanya) .ZAAAAAAP! menjadi for-

maldan tata bahasa kompleks “jika Hubert tidak ada disana, saya

akan menembaknya. Sulit juga membayangkan bahasa inggris ber-

bicara muda menggunakan perintah sopan “berbicara dengan baik!

Untuk Tu ne parles pas come ca! (anda tidak nerbicara seperti itu)

atau negatif secara sintaksis seperti ia tidak melakukan apa-apa (da-

ripada dia tidak melakukan apa-apa/ muffin/now).

Unsur dinamis bahasa yang dicatat oleh Hatimdan mason dikurangi oleh

subtitler. Peniingkatan Kohesi TT dan pengurangan beberapa item lek-

sikal evaluatif dan interpersonal berarti bahwa identitas yang dibangun

oleh St sociolect kurang koheren. Juga fungsi yang dimainkanya untuk

mengikat 3 karakter utama terhadap dunia luar menjadi kabur.

3. Diskusi kasus

Studi kasus ini telah menyarankan bagaimana wacana dan

analisis daftar dapat mulai menjelaskan teks membangun makna.

Model rumah mungkin dirancang lebih untuk mengungkap “kesa-

lahandalam TT etrtulis resmi : analisi contoh Kasper Hauser menun-

jukkan banyak ketidaksesuaianseperti itu tetapi belum tentu alasan

untuk pengerjaan ulang. Alasanya mungkin untuk dilakukan dengan

kendala pada layar (lihat bab1) seperti jumlah kata yang dapat di-

tampung dilayar, kebutuhan untuk menyimpan kata TT ynang ter-

baca ketika ditumpangkan pada teks jerman dan mungkin komisi

pandangan tentang apa yang dapat diterima audience TT. Investigasi

ke komisi terjemahan spesifik untuk teks iini dapat mengungkap

beberaap masalah yang menarik.

Studi kasus singkat La haine menunjukkan potensi pendeka-

tan Hatim da Mason yang fleksibel untuk analiss. Analisis Leksiko-

Page 31: PENDEKATAN ANALISIS REGISTER DAN WACANA (SEBUAH …

�31

grammar dan semantik wacana dari uajaran karakter dapat menje-

laskan konstruksi sosiolek mereka. Temuan awal mengenai pener-

jemahan pola taata bahasa informaldalam film ini tampaknya men-

guatkan komentar Hatim dan Mason tentang kesuliatan yang diaju-

kan para penerjemha oleh elemen komunikasi dinamis. Karakter

sociolect agresif karakter jelas mnecerminkan lingkungan sosio-

kultural mereka namun ini mengalami pergeseran dalam TT Namun

dalam banyak kesempatan kekerasan pidato dikomunikasikan da-

lam nada dan tingkat suara pada soundtrack, bahkan jika penerima

TT tidak dapat memahami kata. Ini merupakan indikasi sifat kom-

pleks dari terjemahan film dengan input audio dan visualnya yang-

mana analisis wacana berbasis teks mungkin sulit untuk dijelaskan.

VIII. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Karya

Baker (1992) da Hatim dan Mason (1990, 1997) menyatukan ide dari

pragmatik dan sociolinguistik yang relevan untuk penerjemahan dan

analisis terjemahan . Analisis Baker sangat berguna dalam mem-

fokuskan pada struktur tematik dan kohesi dari sebuah teks. Hatim dan

Mason juga bekerja dalam model Hallidayan, bergerak diluar analisis

daftar rumah dan mulai mempertimbangkan cara hubungan , sosial dan

kekuasaan dinegosiasikan dan dikomunikasikan dalam penerjemahan.

Tingkat ideologis ini dikembangkan lebih lanjut dalam teroi berorien-

tasi budaya dan teori teori lain yang memncoba menempatkan dalam

konteks sosiokulturalnya.

Page 32: PENDEKATAN ANALISIS REGISTER DAN WACANA (SEBUAH …

�32

DAFTAR PUSTAKA

Baker, M, 1992. In Other Words: A Coursebook on Translation. London and New York.

Blum-Kulka, S. 1986. Shifts of Cohesion and Coherence in Translation, tin Venutti (ed) (2004) , hal 290-203.

Feweett, P. 1997. Translation and Language: Linguistic Approaches Ex-plained. Manchester: St. Jerome, Bab 7- 11.

Hatim, B and I. Mason. 1990. Discourse and the Translation. London and New York: Longman.

Hatim, B and I. Mason. 1997. The Translator as Communicator. London and New York. Routledge

House, J. 1997. Translation Quality Assessment; A Model Revisited. Tub-ing Niemeyer