MODUL PERKULIAHAN Perencanaan Keuangan Jangka Panjang dan Pertumbuhan Perusahaan Perencanaan keuangan beserta model- modelnya seperti model pendekatan persentase penjualan dan model lainnya, pendanaan yang bersumber dari intern atau ekstern, dan pertumbuhan perusa-haan. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi Manajemen 04 84008 Nurhasan Wiradjegha, S.E.,M.Ak Abstract Kompetensi
38
Embed
Pendahuluan · Web viewPerencanaan keuangan terdiri dari rencana investasi perusahaan dan rencana pendanaan. Segera sesudah kita mengetahui rencana investasi perusahaan, kita perlu
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
MODUL PERKULIAHAN
Perencanaan Keuangan Jangka Panjang dan Pertumbuhan Perusahaan
Perencanaan keuangan beserta model-modelnya seperti model pendekatan persentase penjualan dan model lainnya, pendanaan yang bersumber dari intern atau ekstern, dan pertumbuhan perusa-haan.
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun OlehEkonomi Manajemen 04 84008 Nurhasan Wiradjegha, S.E.,M.Ak
Abstract KompetensiMembahas tentang perencanaan keuangan jangka panjang dalam rangka meningkatkan pertumbuhan perusaan, disertai dengan metode-metode yang yang bisa digunakan seperti petode persentase penjualan.
Agar mahasiswa dapat memahami merancang keuangan jangaka panjang, Menghitung pertumbuhan perusahaan dengan metode-metode yang biasa digunakan.
PendahuluanKurangnya jangka panjang yang efektif adalah alasan yang paling sering dikemukakan atas
kegagalan dan kerugian keuangan. Seperti yang akan kita bahas dalam bab ini,
perencanaan jangka panjang adalah salah satu cara memikirkan masa depan secara
sistematis dan mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan masalah sebelum masalah itu
terjadi.
Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen, berhasil atau gagalnya pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan bergantung pada perencanaan. Perencanaan keuangan yang
dibuat dengan baik dan selaras dengan strategi yang telah ditetapkan akan dapat
mengarahkan perusahaan dalam pencapaian tujuannya secara efektif dan efisien.
Perencanaan keuangan merupakan salah satu bagian dari proses perencanaan organisasi
(corporate planning). Dari perencanaan diharapkan perusahaan dapat menghindari
kesalahan-kesalahan, menghasilkan keputusan yang terbaik yang pada akhirnya mampu
meningkatkan kinerja dari suatu perusahaan.
Perencanaan keuangan memberikan panduan bagi perubahan dan pertumbuhan yang
terjadi di dalam perusahaan. Memang salah satu tujuan perencanaan keuangan untuk
memberikan arah perubahan dan perkembangan perusahaan secara berkelanjutan. Jika
suatu perusahaan berkeinginan untuk menciptakan perubahan yang bersifat berkelanjutan
maka artinya perencanaan keuangan bersifat jangka panjang. Namun jika ingin mengejar
profit jangka pendek maka perencanaan perusahaan bersifat jangka pendek. Namun harus
diingat perencanaan yang baik adalah perencanaan yang bersifat jangka panjang.
Sebelum menyusun rencana keuangan, maka ada beberapa hal yang harus dipahami dalam
suatu perusahaan. Salah satu hal penting yang harus dianalisis adalah arus kas suatu
perusahaan. Arus dana yang terjadi di dalam suatu perusahaan sering juga dikatakan
sebagai perputaran modal kerja. Arus dana adalah cerminan bagaimana sistem aliran dana
yang terjadi dalam suatu perusahaan. Sehingga dengan diketahui aliran dana ini, maka bagi
pihak pengambil keputusan akan dapat menentukan dalam menetapkan kebutuhan dana
perusahaan, darimana akan dibiayai serta bagaimana penggunaannya.
Perencanaan KeuanganUntuk mengembangkan suatu rencana keuangan yang eksplisit, manajer harus menentukan
beberapa unsur-unsur dasar dari kebijakan keuangan perusahaan:
1. Perusahaan membutuhkan investasi pada aset-aset baru
2. Tingkay pengungkitan keuangan yang yang dipilih untuk dipergunakan perusahaan
‘14 2 Manajemen Keuangan
Pusat Bahan Ajar dan eLearningNurhasan Wiradjegha, S.E.,M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
3. Jumlah kas yang dirasakan perusahaan perlu dan layak untuk dibayarkan kepada
para pemegang saham
4. Jumlah likuiditas dan modal kerja yang dibutuhkan perusahaan dalam operasi
sehari-hari
Keputusan yang diambil oleh sebuah perusahaan dalam keempat area ini akan secara
langsung memengaruhi profitabilitas, kebutuhan akan pendanaan eksternal, dan peluang
pertumbuhan perusahaan dimasa depan (Ross, Westerfield, Jordan Edisi 8).
Perencanaan keuangan mengalokasikan sumber daya perusahaan dalam rangka mencapai
tujuan investasi. Perencanaan keuangan mempunyai arti penting dikarenakan beberapa
alasan yaitu:
1. Perencanaan keuangan membantu manajemen mengetahui dampak dari berbagai
strategi terhadap posisi keuangan perusahaan, arus kas perusahaan, pendapatan,
dan tingkat kebutuhan dana eksternal.
2. Dengan merumuskan perencanaan keuangan, manajemen perusahaan berada pada
posisi lebih baik untuk bereaksi terhadap segala perubahan yang terjadi di pasar,
seperti penjualan yang lebih rendah dibandingkan proyeksi penjualan, atau masalah
yang tidak terduga seperti pengurangan pasokan bahan baku. Dengan merancang
sebuah rencana keuangan, manajer menjadi lebih terbiasa dengan perubahan
sekecil apapun terhadap arus kas perusahaan dan tingkat dana yang dibutuhkan
untuk merubah tingkat penjualan atau faktor faktor lain.
3. Membuat rencana keuangan membantu manajer dalam memahami pertukaran yang
melekat antara rencana investasi dan rencana pendanaan. Contoh, dengan
merancang sebuah rencana keuangan, manajer keuangan akan lebih mampu
memahami pertukaran yang timbul antara mempunyai persediaan yang cukup untuk
memuaskan permintaan konsumen dengan kebutuhan keuangan untuk berinvestasi
pada persediaan. (Fabozzi dan peterson 2003:938).
Perencanaan keuangan terdiri dari rencana investasi perusahaan dan rencana pendanaan.
Segera sesudah kita mengetahui rencana investasi perusahaan, kita perlu mengetahui
kapan pendanaan dibutuhkan dan darimana dana tersebut berasal. Manajer melakukannya
dengan membuat anggaran (budget), yang berarti rencana investasi dan rencana
pendanaan yang di wujudkan dalam bentuk mata uang. Budget atau anggaran dapat
menampilkan rencana investasi dan rencana pendanaan secara rinci seperti apa yang
dilakukan terhadap kas yang melebihi kebutuhan kas minimum harian perusahaan, atau
dapat merefleksikan secara luas pernyataan tentang strategi bisnis perusahaan selama
beberapa dekade berikutnya. (Fabozzi dan peterson 2003:938).
‘14 3 Manajemen Keuangan
Pusat Bahan Ajar dan eLearningNurhasan Wiradjegha, S.E.,M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Menurut Arthur, J. Keown, David F. Scott Jr, Jhon D. Martin, J. William Petty (2001:678)
setiap usulan pengeluaran modal (capital expenditure) selalu mengandung dua macam arus
kas, yaitu:
a. Arus kas keluar netto (Net outflow of cash), yaitu: arus kas yang diperlukan untuk
investasi baru.
b. Arus kas masuk netto (Net inflow of cash), yaitu: sebagai hasil dari investasi baru
tersebut, yang sering disebut “Net cash proceeds
Adapun serangkaian skenario masa depan tersebut biasanya dibagi dalam 3 (tiga) kondisi:
1. Kondisi Terburuk ( Worst Condition) : Kondisi ini merupakan kondisi yang
diperkirakan terjadi ketika situasi perusahaan dan perekonomian sedang berada
dalam situasi yang sulit sehingga angka-angka yang dipakai dalam perencanaan
adalah angka-angka yang pesimistis.
2. Kondisi Normal (Normal Condition): Kondisi ini merupakan kondisi dimana dianggap
situasi perusahaan dan perekonomian yang biasa terjadi dan berjalan seperti
sebelumnya.
3. Kondisi Terbaik ( Best Condition): Kondisi ini merupakan kondisi ketika situasi
perusahaan atau perekonomian sedang berada dalam situasi terbaiknya sehingga
angka –angka yang dipakai dalam perencanaan adalah angka –angka yang
optimistik.
Bertisch (1994) mengatakan bahwa : “Financial Planning can be defined as the careful
preparation and coordination of plans necessary to prepare for future financial needs and
goals. It is not investment analisys. It involves mapping strategies to achieve your defined
goals”.
Jadi dengan kata lain, perencanaan keuangan merupakan kegiatan untuk memperkirakan
posisi dan kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang (bisa jangka panjang
ataupun jangka pendek).
Yang harus disiapkan dalam merancang keuangan
1. Pendapatan
Menentukan Volume Penjualan
Menentukan Permintaan
2. Pengeluaran
Menentukan kebutuhan bahan mentah
Menentukan Kebutuhan tenaga kerja
‘14 4 Manajemen Keuangan
Pusat Bahan Ajar dan eLearningNurhasan Wiradjegha, S.E.,M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Menentukan jam kerja dan kebutuhan mesin
Pengeluaran Modal (Modal Expenditure)
a. Arus kas keluar netto (Net outflow of cash), yaitu: arus kas yang diperlukan untuk
investasi baru.
b. Arus kas masuk netto (Net inflow of cash), yaitu: sebagai hasil dari investasi baru
tersebut, yang sering disebut “Net cash”
Fungsi Perancangan Keuangan
Perencanaan keuangan jangka pendek, berfungsi menjaga tingkat liquiditas
perusahaan, oleh karena itu yang perlu dipersiapkan saat merancang keuangan
jangka pendek adalah membuat anggaran kas.
Perancangan keuangan jangka panjang, berfungsi untuk mempertahankan
eksistensi perusahaan, oleh karena itu langkah yang perlu dipersiapkan adalah
menyusun strategi perusahaan, dan mengikuti visi misi perusahaan.
Model Persentase Penjualan dan LainnyaModel presentase penjualanAdalah suatu model yang sering menggunakan dasar pemikiran bahwa perusahaan
tentunya memerlukan dana yang makin besar jika akivitasnya meningkat.
Ukuran aktivitas ini adalah penjualan. Asumsi > bahwa rekening-rekening yang berubah
sesuai dengan penjualan, diasumsikan proporsinya tetap tidak berubah. Untuk
menggunakan model tersebut diperlukan :
a. Identifikasi rekening-rekening yang berubah apabila penjualan berubah.
b. Kebijakan keuangan yang dianut oleh perusahaan.
Model lainnyaKritik yang diberikan pada metode presentase penjualan adalah bahwa rekening-rekening
diasumsikan berubah secara proporsional dengan pejualan. Umumnya diakui bahwa jika
penjualan meningkat, suatu aktiva tentunya meningkat. Masalahnya adalah bahwa
peningkatan tersebut bisa saja tidak proporsional. Misalnya, bisa saja dirumuskan bahwa
hubungan antara suatu aktiva (missal persediaan) dengan penjualan dinyatakan :
‘14 5 Manajemen Keuangan
Pusat Bahan Ajar dan eLearningNurhasan Wiradjegha, S.E.,M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Y=20 + 0,04X
Y : Nilai persediaan dan X : Penjualan.
Model-model perencanaan keuanganMenurut Stephen A. Ross dkk., bahwa “Masing-masing model dapat memiliki kompleksitas
yang bervariasi, tetapi hampir semuanya akan memiliki unsur-unsur sebagai berikut :
a. Ramalan penjualan. Hampir semua rencana keuangan meminta adanya ramalan
penjualan yang diberikan secara eksternal.
b. Laporan Pro Forma. Sebuah rencana keuangan akan memiliki ramalan neraca,
laporan laba rugi, dan laporan arus kas.
c. Persyaratan asset. Suatu rencana keuangan akan menguraikan proyeksi belanja
modal.
d. Persyaratan keuangan. Suatu rencana keuangan akan memuat satu bagian tentang
ketentuan pendanaan yang dibutuhkan. Bagian ini hendaknya mendiskusikan
masalah kebijakan dividend dan kebijakan utang.
e. Penyeimbang (plug). Setelah perusahaan memiliki ramalan penjualan dan estimasi
mengenai belanja asset yang dibutuhkan, seringkali akan dibutuhkan sejumlah
pendanaan baru karena proyeksi total asset akan melebihi proyeksi total kewajiban
dan ekuitas. Dengan kata lain neraca telah tidak seimbang lagi.
f. Asumsi-asumsi perekonomian. Rencana tersebut akan harus menyatakan secara
ekplisit lingkungan perekonomoian di mana perusahaan berharap akan berada
sepanjang umur rencana.
Secara umum perencanaan keuangan dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Perencanaan keuangan jangka pendek
Perencanaan keuangan umumnya berdimensi satu tahun. Tujuan utama seringkali
untuk menjaga likuiditas perusahaan. Alat yang sering digunakan adalah dengan
menyususun angaran kas. Anggaran kas merupakan taksiran tentang kas masuk dan
kas keluar pada periode waktu tertentu (Suad Husnan 2006: 93)
2. Perencanaan keuangan jangka panjang
Perusahaan perlu mengetahui bagaimana posisi keuangan perusahaan dimasa yang
akan datang, kalau melakukan keputusan strategis tertentu (misal melakukan
‘14 6 Manajemen Keuangan
Pusat Bahan Ajar dan eLearningNurhasan Wiradjegha, S.E.,M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
investasi modal dalam jumlah besar disertai dengan keputusan pendanaan tertentu).
Pada perencanaan keuangan jangka panjang dengan menggunakan model model
keuangan tertentu perusahaan bisa memperkirakan posisi keuangannya apabila
suatu keputusan keuangan diambil (Suad Husnan 2006:96).
Beberapa model keuangan yang sering digunakan antara lain model presentase
penjualan (sales percentage method). Model ini menggunakan dasar pemikiran
bahwa perusahaan tentunya memerlukan dana yang makin besar kalau aktivitasnya
semakin meningkat. Ukuran aktivitas yang digunakan adalah penjualan. Salah satu
asumsi penting dalam model ini adalah bahwa rekening rekening berubah sesuai
dengan penjualan.
Diasumsikan proporsinya tetap tidak berubah, karena itu untuk menggunakan model
ini diperlukan :
1. Identifikasi rekening rekening yang berubah apabila penjualan berubah
2. Kebijakan keuangan yang dianut perusahaan
Kritik yang diberikan pada metode presentase penjualan adalah bahwa rekening-
rekening diasumsikan berubah secara proporsional dengan pejualan. Umumnya
diakui bahwa jika penjualan meningkat, suatu aktiva tentunya meningkat.
Masalahnya adalah bahwa peningkatan tersebut bisa saja tidak proporsional.
Misalnya, bisa saja dirumuskan bahwa hubungan antara suatu aktiva (missal
persediaan) dengan penjualan dinyatakan :
Y=20 + 0,04X
Y : Nilai persediaan
X : Penjualan.
Melalui model tersebut kemudian bisa ditaksir apakah perusahaan perlu menambah
dana dari luar atau tidak, bagaimana posisi keuangan dimasa yang akan datang dan
sebagainya (Suad Husnan 2006:89).
Menurut Stephen A. Ross dkk., bahwa “Masing-masing model dapat memiliki
kompleksitas yang bervariasi, tetapi hampir semuanya akan memiliki unsur-unsur
yang akan dibahas sebagai berikut :
‘14 7 Manajemen Keuangan
Pusat Bahan Ajar dan eLearningNurhasan Wiradjegha, S.E.,M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
- Ramalan penjualan. Hampir semua rencana keuangan meminta adanya ramalan
penjualan yang diberikan secara eksternal.
- Laporan Pro Forma. Sebuah rencana keuangan akan memiliki ramalan neraca,
laporan laba rugi, dan laporan arus kas.
- Persyaratan asset. Suatu rencana keuangan kan menguraikan proyeksi belanja
modal.
- Persyaratan keuangan. Suatu rencana keuangan akan memuat satu bagian
tentang ketentuan pendanaan yang dibituhkan. Bagian ini hendaknya
mendiskusikan masalah kebijakan dividend dan kebijakan utang.
- Penyeimbang (plug). Setelah perusahaan memiliki ramlan penjualan dan estimasi
mengenai belanja asset yang dibituhkan, seringkali akan dibutuhkan sejumlah
pendanaan baru karena proyeksi total asset akan melebihi proyeksi total
kewajiban dan ekuitas. Dengan kata lain neraca telah tidak seimbang lagi.
- Asumsi-asumsi perekonomian. Rencana tersebut akan harus menyatakan secara
ekplisit lingkungan perekonomoian di mana perusahaan berharap akan berada
sepanjang umur rencana.
Model Sederhana dari Perencanaan Keuangan
Adapun sebuah contoh dari model perencanaan keuangan sederhana sebagai
berikut :
PT. Campur
Laporan Keuangan
Laporan Rugi Laba Neraca
Penjualan Rp.1000 Aset Rp. 500 Hutang Rp.250
Biaya 800
Modal
Sendiri Rp.250
Laba bersih Rp.200 Total Rp.500 Total Rp.500
Perencanaan keuangan PT.Campur berasumsi bahwa semua variabel terikat pada
penjualan dan hubungan yang sekarang adalah optimal. Artinya semua item akan
‘14 8 Manajemen Keuangan
Pusat Bahan Ajar dan eLearningNurhasan Wiradjegha, S.E.,M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
berkembang dengan persentase yang sama dengan penjualan. Misalkan penjualan
meningkat 20 persen dari Rp.1000 menjadi Rp.1200. Perencana juga akan
meramalkan bahwa terdapat peningkatan biaya sebesar 20 persen, dari Rp. 800
menjadi Rp.800X1,2=Rp.960. Laporan Pro forma akan menjadi:
Pro Forma
Laporan Laba Rugi
Penjuala
n Rp. 1200
Biaya 960
Laba bersih Rp. 240
Asumsi bahwa seluruh variabel akan meningkat sebesar 20 persen, membuat kita
juga dapat membuat neraca pro forma.
Pro Forma Neraca
Aset Rp.600(+100) Hutang Rp. 300(+50)
Modal
Sendiri 300(+50)
Total Rp.600(+100) Total Rp.600 (+100)
Sekarang kita harus merekonsiliasi kedua pro forma. Contohnya dapatkah Laba
bersih sama dengan Rp.240 dan Modal Sendiri meningkat hanya Rp.50? Jawabannya
adalah bahwa PT.Campur harus membayar perbedaan sebesar Rp.240-
Rp.50=Rp.190,kemungkinan sebagai dividen. Dalam kasus ini dividen adalah plug
variable.
Misalkan PT.Campur tidak membayar Rp.190 tersebut. Dalam kasus ini, tambahan ke
Laba ditahan adalah sejumlah Rp.240. Pos Modal Sendiri PT.Campur akan
‘14 9 Manajemen Keuangan
Pusat Bahan Ajar dan eLearningNurhasan Wiradjegha, S.E.,M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
bertambah menjadi Rp.490(Rp.250 sebagai starting income+Rp.240 sebagai net
income), dan hutang harus dilunasi untuk menjaga jumlah asset tetap Rp.600.
Dengan Rp.600 di total Aset and Rp.490 di Modal Sendiri, maka Hutang harus
Rp.600-Rp.490=Rp.190. Karena saldo awal Hutang adalah Rp.250, maka PT.Campur
harus melunasi hutang sebesar Rp.250-Rp.110=Rp.140. Maka neraca pro forma akan
menjadi:
Pro Forma Neraca
Aset $600(+100) Hutang $ 110(-140)
Modal
Sendiri 490(+240)
Total $600(+100) Total $600 (+100)
Dalam kasus ini, Hutang adalah plug variable yang digunakan untuk
menyeimbangkan proyeksi total aset dan Kewajiban. Contoh ini menunjukkan
interaksi diantara pertumbuhan penjualan dan kebijakan keuangan. Ketika penjualan
meningkat, total aset juga meningkat. Hal ini terjadi karena perusahaan harus
berinvestasi pada modal kerja bersih (net working capital) dan Aset tetap (fixed
asset) untuk mendukung tingkat penjualan yang lebih tinggi. Karena Aset
berkembang, total Modal Sendiri dan Kewajiban (Hutang) juga akan berkembang.
Hal yang harus kita perhatikan dari contoh di atas adalah cara Kewajiban (Hutang)
dan Modal Sendiri berubah berubah bergantung pada pada kebijakan pendanaan
dan kebijakan dividen perusahaan. Pertumbuhan asset ditentukan bagaimana
perusahaan mendanai pertumbuhan tersebut.
Kondisi Perencanaan KeuanganKondisi buruk : Kondisi buruk dalam dunia bisnis bisa dipengaruhi oleh berbagai sebab,
seperti resesi ekonomi, krisis moneter, peperangan dan lain sebagainya. Dalam kondisi
‘14 10 Manajemen Keuangan
Pusat Bahan Ajar dan eLearningNurhasan Wiradjegha, S.E.,M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
buruk ini suatu rencana bisnis harus dibuatkan asumsi-asumsi dalam rangka mengantisipasi
jika kondisi seperti itu akan terjadi di kemudian hari.
Kondisi normal dan biasa : Pada kondisi normal suatu perusahaan diminta membuat
suatu rencana dengan menempatkan asumsi-asumsi yang akan terjadi dalam kondisi
normal. Namun tetap dengan menempatkan analisa kehati-hatian yang mendalam jika
suatu saat terjadi kondisi yang buruk.
Kondisi baik dan bertumbuh : Pada kondisi ini dunia bisnis berkembang dengan baik,
karena setiap perencanaan bisnis dapat dijalankan dengan baik. Pada konteks ini
Stephen A. Ross, dkk., mengatakan, “Masing-masing divisi akan diminta untuk membuat
kasus berdasarkan asumsi-asumsi yang optimis. Kasus ini data melibatkan produk-
produk dan ekspansi baru dan kemudian akan merinci pada pendanaan yang
dibutuhkan untuk mendanai eksapansi tersebut.”.
Pendekatan Persentase Penjualan
Metode Persentase Penjualan adalah metode untuk mengembangkan laporan laba rugi
proforma yang menyatakan harga pokok penjualan, biaya operasi dan biaya bunga sebagai
presentase dari penjualan yang sudah di proyeksikan (Sundjaja dan Barlian, 2003:173).
Metode ini meramal aktiva dan pasiva untuk periode mendatang sebagai prosentase dari
ramalan penjualan. Prosentase yang dipergunakan bisa diambil dari laporan keuangan yang
terbaru dari penjualan berjalan (current sales), atau dari perhitungan rata-rata beberapa
tahun, atau dari penilaian analis, atau dari kombinasi sumber-sumber tersebut. Setelah
ramalan untuk pos-pos yang terkait dengan penjualan didapat, hasil tersebut diterapkan
pada formula ,matematis yang telah ditetapkan untuk menentukan kebutuhan dana. Rumus
untuk meramal kebutuhan dana menggunakan metode prosentase penjualan sebagai
berikut: (Weston dan Copeland, 1992:320).
Pendekatan presentase piutang dapat diterapkan dengan menggunakan tariff gabungan
yang mencerminkan estimasi piutang tak tertagih. Tujuan utama pendekatan ini adalah
untuk melaporkan piutang pada nilai bersihnya dalam realisasi neraca. Pendekatan ini
memfokuskan pada penentuan jumlah penyisihan piutang tak tertagih yang diinginkan.
Jumlah tersebut disajikan sebagai pengurangan piutang.
Berdasarkan pendekatan ini, besarnya persentase kerugian penghapusan piutang
ditetapkan berdasarkan rata-rata piutang penjualan bersih selama periode yang sama.
‘14 11 Manajemen Keuangan
Pusat Bahan Ajar dan eLearningNurhasan Wiradjegha, S.E.,M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Rumus untuk menentukan persentase taksiran piutang tak tertagih, sebagai berikut :
Total Piutang tak tertagih periode tertentu
Taksiran penghapusan piutang = X 100%
Total penjualan periode tertentu
Pencatatan jurnal taksiran piutang tak tertagih sebagai berikut :
31\12\2008 Kerugian Penghapusan Piutang Rp. xxx
Cadangan Penghapusan Piutang Rp. xxx
(Ahmad Syafi’i Syakur : 2009 : 104)
Prinsip dasarnya adalah untuk memisahkan Laporan Rugi-Laba dan Neraca menjadi 2 grup,
dimana yang satu langsung terkait penjualan dan yang satunya tidak langsung terkait. Jika
suatu ramalan penjualan ditetapkan,maka akan dapat mengitung berapa banyak dana yang
dibutuhkan perusahaan untuk menopang prediksi tingkat penjualan.
Laporan Laba Rugi (The Income Statement)
Dimulai membahas dengan menggunakan laporan Laba -Rugi milik PT.HaLe, seperti yang
ditunjukan dalam tabel 4.1. Disini masih menyederhanakan hal – hal berikut seperti : biaya,
penyusutan, dan bunga dalam satu bentuk pos atau akun : biaya.
PT.HaLe telah memproyeksikan 25% peningkatan dalam Penjualan untuk tahun yang akan
datang, jadi mengantisipasi penjualan sejumlah Rp.1000 x 1.25 = Rp.1250. Untuk
menghasilkan pro forma laporan Rugi Laba, kita asumsikan bahwa total biaya akan terus
berjalan pada level (Rp.800/1000 )= 80% dari penjualan. Dengan asumsi ini, pro forma
laoran Rugi Laba PT.HaLe ditampilkan pada tabel 4.2. Konsekwensi dari mengasumsikan
bahwa biaya itu memiliki persentase yang konstan dengan Penjualan adalah profit margin
itu akan konstan. Untuk memeriksanya,profit marginnya Rp.132/1000 = 13.2%. Di pro forma
milik PT.HaLe, profit marginnya Rp.165/1250 = 13.2%, jadi itu tidak berubah.
Selanjutnya, kita butuh memproyeksikan pembayaran dividen. Jumlahnya tergantung pihak
manajemen PT.HaLe. Kita akan mengasumsikan PT.HaLe memiliki kebijakan untuk
membayar dividen secara tunai.
‘14 12 Manajemen Keuangan
Pusat Bahan Ajar dan eLearningNurhasan Wiradjegha, S.E.,M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
TABLE 4.1
PT.HaLe
Laporan Laba Rugi
Penjualan Rp. 1,000
Biaya-biaya Rp. 800
Laba kena pajak Rp. 200
Pajak (34%) Rp. 68
Laba bersih Rp. 132
Dividend
Rp.
44
Tambahan Laba ditahan
Rp.
88
TABLE 4.2
PT.HaLe
Laporan Laba Rugi Pro Forma
Penjualan(proyeksi) Rp. 1,250
Costs (80% dari penjualan) Rp. 1,000
Laba kena pajak Rp. 250
Pajak (34%) Rp. 85
Laba bersih Rp. 165
Untuk sebagian besar dari tahun sekarang, dividend payout ratio adalah :
Dividend payout ratio = Cash Dividens/Net Income
= Rp.44/132 = 33 1/3%
Kita juga dapat menghitung ratio dari tambahan laba ditahan terhadap laba bersih :
Tambahan Laba ditahan/Laba ditahan = Rp.88/132 = 66 2/3%
Ratio ini biasa disebut dengan retention ratio atau plowback ratio, dan itu sama dengan 1
dikurangi dengan dividend payout ratio, karena sisa yang tidak dibayarkan menjadi laba
yang ditahan. Dengan asumsi bahwa payout ratio konstan, berikut ini adalah proyeksi
dividen dan tambahan pada Laba yang ditahan:
‘14 13 Manajemen Keuangan
Pusat Bahan Ajar dan eLearningNurhasan Wiradjegha, S.E.,M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Proyeksi dividen untuk pemegang saham= Rp.165X1/3 = Rp. 55
Proyeksi tambahan Laba yang ditahan =Rp.165X2/3 =Rp.110
=Rp.165
Neraca ( The Neraca)
Untuk menghasilkan pro forma Neraca, dimulai dengan statements yang paling baru. Dalam
neracadi asumsikan bahwa beberapa pos atau akunnya dapat mempengaruhi penjualan
dan juga ada yang tidak. Untuk pos atau akun yang memliki hubungan dengan penjualan,
dinyatakan persentase penjualan pada tahun yang baru saja telah selesai.Ketika sebuah
pos tersebut tidak mempengaruhi penjualan secara langsung, dituliskan “n/a” (not
applicable).
Tabel 4.3
Rp Persentase Rp Persentase (juta) terhadap (juta) terhadap