Top Banner
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam komunikasi, bahasa berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep, atau juga perasaan (Chaer, 1995: 19). Saat berinteraksi, penutur bahasa memiliki maksud atau pesan yang ingin disampaikan kepada mitra tutur melalui bahasa sebagai alat komunikasi verbal. Bahasa juga mengalami banyak perubahan akibat berbagai alasan yang kemudian memunculkan variasi kebahasaan. Salah satunya adalah jargon. Pemakaiannya pun tak hanya dipengaruhi oleh faktor linguistik, namun juga faktor nonlinguistik seperti faktor sosial maupun situasional. Faktor-faktor sosial yang dapat mempengaruhi pemakaian bahasa antara lain adalah status sosial, tingkat pendidikan, umur, tingkat ekonomi, jenis kelamin, dan lain sebagainya (Suwito, 1985: 3). Sementara itu, faktor-faktor situasional mengacu pada siapa yang berbicara, dengan bahasa apa, kepada siapa, kapan, di mana, dan mengenai masalah apa. Penjelasan ini dengan ringkas dirumuskan oleh Fishman dalam pernyataannya, “who speaks what language to whom and when(Fishman dalam Suwito, 1985: 3) yang bisa dijabarkan menjadi “siapa berbicara dengan bahasa apa, kepada siapa, kapan, dimana, dan mengenai masalah apa”.
30

PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71792/potongan/S2-2014...Dalam komunikasi, bahasa berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan,

Mar 06, 2019

Download

Documents

vohuong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71792/potongan/S2-2014...Dalam komunikasi, bahasa berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan,

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam komunikasi, bahasa berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan

pikiran, gagasan, konsep, atau juga perasaan (Chaer, 1995: 19). Saat berinteraksi,

penutur bahasa memiliki maksud atau pesan yang ingin disampaikan kepada mitra

tutur melalui bahasa sebagai alat komunikasi verbal. Bahasa juga mengalami

banyak perubahan akibat berbagai alasan yang kemudian memunculkan variasi

kebahasaan. Salah satunya adalah jargon. Pemakaiannya pun tak hanya

dipengaruhi oleh faktor linguistik, namun juga faktor nonlinguistik seperti faktor

sosial maupun situasional.

Faktor-faktor sosial yang dapat mempengaruhi pemakaian bahasa antara

lain adalah status sosial, tingkat pendidikan, umur, tingkat ekonomi, jenis

kelamin, dan lain sebagainya (Suwito, 1985: 3). Sementara itu, faktor-faktor

situasional mengacu pada siapa yang berbicara, dengan bahasa apa, kepada siapa,

kapan, di mana, dan mengenai masalah apa. Penjelasan ini dengan ringkas

dirumuskan oleh Fishman dalam pernyataannya, “who speaks what language to

whom and when” (Fishman dalam Suwito, 1985: 3) yang bisa dijabarkan menjadi

“siapa berbicara dengan bahasa apa, kepada siapa, kapan, dimana, dan mengenai

masalah apa”.

Page 2: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71792/potongan/S2-2014...Dalam komunikasi, bahasa berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan,

2

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), wartawan adalah orang

yang pekerjaannya mencari dan menyusun berita untuk dimuat di surat kabar,

majalah, radio, dan televisi. Wartawan sering pula disebut sebagai juru warta atau

jurnalis. Dalam menjalankan profesinya, wartawan memerlukan kecekatan serta

ketepatan dalam berkomunikasi dengan rekan seprofesinya. Atas dasar kebutuhan

tersebut, kemudian muncul berbagai leksikon khas wartawan yang bisa

diklasifikasikan menjadi jargon wartawan. Penggunaan leksikon tersebut bisa

secara langsung ketika para wartawan tengah berkomunikasi secara lisan, melalui

telepon, layanan pesan singkat (short message service), ataupun layanan

percakapan telepon selular lainnya, seperti BlackBerry Messenger, WhatsApp, dan

lainnya.

Sama dengan profesi lain, wartawan juga membutuhkan kesamaan

pemahaman terkait berbagai tuturan yang terjadi dalam lingkup komunitas

mereka, dan penggunaaan leksikon atau kosakata khusus yang mencerminkan

kekhasan profesi mereka. Wartawan saling berkomunikasi dengan berbagai

pertimbangan, mulai dari kelancaran, kerahasiaan, serta efisiensi komunikasi di

antara mereka. Para pelibat tutur di dalam komunitas wartawan ini menyepakati

pemakaian bahasa dengan berbagai ungkapan khas dengan tuturan yang ringkas

(restricted speech). Komunikasi pun bisa berjalan lancar karena sudah ada

kesepakatan tak langsung terkait pemakaian jargon dan kesamaan pengalaman

masing-masing pelibat tutur.

Jargon wartawan yang dimaksud dalam penelitian ini mengacu pada

istilah-istilah yang berbentuk kata atau frase, yang mengandung makna tertentu

Page 3: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71792/potongan/S2-2014...Dalam komunikasi, bahasa berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan,

3

berdasarkan lingkungan pemakaiannya, yakni dalam kegiatan wartawan saat

melakukan peliputan di lapangan. Wartawan yang dijadikan sampel atau

responden dalam penelitian ini berasal dari beberapa media massa yang bertugas

di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Tengah, dan Daerah Khusus

Ibukota (DKI) Jakarta. Pemilihan ketiga wilayah tersebut dilakukan dengan

pertimbangan kemudahan akses dalam pengumpulan data.

Pemakaian leksikon jargon wartawan menunjukkan karakteristik tertentu

yang dapat dilihat dari segi bentuk maupun struktur pengungkapannya, makna

serta maksud penuturnya, dan fungsi penyampaiannya. Kosakata di dalamnya

mencerminkan referensi makna tertentu dalam konteks pemakaiannya. Sebagai

contoh, kata nggoreng (menggoreng) tentu akan berbeda maknanya ketika

digunakan dalam kalimat “Ibu sedang menggoreng pisang” dengan kalimat

“Wartawan harian A itu udah lebih dulu nggoreng isu pernikahan siri bupati”.

Pada kalimat pertama, menggoreng tentu dimaknai sebagai kegiatan memasak.

Namun, pada kalimat kedua, makna tersebut berubah menjadi ‘mengangkat

sebuah isu yang belum panas atau belum muncul ke permukaan’.

Dalam jargon wartawan juga ada kecenderungan perubahan makna

ungkapan-ungkapan yang saling dipahami oleh kalangan wartawan meskipun

mereka tidak merumuskan aturannya secara tertulis. Hal tersebut dapat dilihat

dalam contoh kalimat berikut:

- “Di pojok sebelah kanan ada bodrex”.

Kata bodrex di atas sebetulnya adalah merek sebuah tablet pereda sakit

kepala, namun dalam register wartawan, kata tersebut diartikan sebagai ‘wartawan

Page 4: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71792/potongan/S2-2014...Dalam komunikasi, bahasa berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan,

4

gadungan yang biasa memeras narasumber’. Istilah ini bukan tanpa sejarah,

karena bodrex konon sudah muncul sejak tahun 1980-an. Istilah ini muncul dari

iklan obat sakit kepala di televisi, yang di dalamnya terdapat seruan “Pasukan

Bodrex datang”. Secara faktual, wartawan bodrex biasanya datang beramai-ramai

seperti pasukan dalam iklan obat sakit kepala tersebut. Versi lain mengatakan,

istilah bodrex berasal dari narasumber yang merasa “sakit kepala” jika didatangi

wartawan palsu. Untuk menghilangkan “sakit kepala” itu, ia memberi amplop

berisi uang sebagai “obat” penangkalnya (www.achsinov.multiply.com).

Wartawan bodrex sebenarnya tidak bekerja pada sebuah media, atau mengaku

berasal dari sebuah media fiktif, dan biasa memeras narasumber.

Pemakaian jargon wartawan ini juga merupakan hasil dari bilingualisme

para wartawan. Leksikon dalam jargon wartawan banyak berasal dari kosakata

bahasa asing maupun bahasa daerah yang dipakai dalam bentuk asalnya atau telah

mengalami proses-proses perubahan lingual, misalnya proses naturalisasi.

Misalnya istilah doorstop yang bermakna ‘mencegat narasumber untuk

wawancara’ (bisa di depan pintu ruangan, di jalan, atau di depan kendaraan).

Istilah bahasa asing lain yang sering digunakan wartawan adalah floating. Dalam

bahasa Inggris, floating adalah kata sifat (adjective) yang diartikan ‘mengambang,

mengapung’ (Echols, 1995: 248). Dalam jargon wartawan, floating digunakan

untuk menyebut posisi seorang wartawan yang tidak memiliki desk atau bidang

peliputan yang tetap. Ia bukan wartawan khusus bidang pendidikan, kriminal,

ekonomi, atau lainnya, namun biasa ditugaskan untuk menggantikan wartawan

yang berhalangan hadir di berbagai bidang peliputan.

Page 5: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71792/potongan/S2-2014...Dalam komunikasi, bahasa berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan,

5

Selain itu, ada juga bentuk-bentuk kata dari bahasa asing yang tidak

digunakan begitu saja, tetapi mengalami proses penyesuaian atau adaptasi dengan

lafal bahasa Indonesia. Contoh kata dari bahasa Inggris yang mengalami proses

naturalisasi adalah release yang dituliskan menjadi rilis dan dimaknai ‘siaran pers

(press release), dan deadline yang menjadi dedlen.

1.2 Rumusan Masalah

Di dalam pemakaian bahasa, termasuk jargon, sering terjadi penyampaian

makna. Tak semua ungkapan dalam jargon wartawan ini tidak dimengerti oleh

masyarakat di luar kelompok. Ada ungkapan yang rahasia, namun ada yang sudah

umum diketahui oleh masyarakat.

Uraian pada latar belakang masalah di atas memunculkan permasalahan

yang akan dikemukakan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Apa bentuk-bentuk satuan kebahasaan leksikon jargon wartawan?

2. Bagaimana pemaknaan leksikon jargon wartawan dan mengapa

mereka menggunakannya?

3. Seperti apa gambaran kehidupan wartawan jika dilihat dari leksikon

khas yang mereka gunakan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan bentuk-bentuk satuan kebahasaan leksikon jargon wartawan

serta menjelaskan pemaknaan dan fungsi penggunaan leksikon jargon wartawan.

Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menggambarkan kehidupan

Page 6: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71792/potongan/S2-2014...Dalam komunikasi, bahasa berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan,

6

wartawan melalui leksikon-leksikon khas yang mereka gunakan dalam aktivitas

mereka sehari-hari.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat, baik secara

teoretis maupun praktis. Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat

memperkaya khazanah penelitian kebahasaan, khususnya penelitian jargon dari

segi kajian bidang sosiolinguistik. Secara praktis, penelitian ini diharapkan akan

dapat menambah pengetahuan bahasa masyarakat luas, terutama mengenai

register wartawan serta membuka cakrawala dan menambah pemahaman

masyarakat mengenai dunia kewartawanan.

1.5 Tinjauan Pustaka

Penelitian tentang jargon memang sudah banyak dilakukan, akan tetapi

penelitian khusus mengenai jargon yang digunakan oleh profesi wartawan sejauh

ini belum pernah penulis temukan.

Luriawati (2010) dalam penelitian berjudul “Bentuk dan Faktor Penyebab

Penggunaan Jargon Masyarakat Nelayan di Rembang” menjelaskan, jargon adalah

kosakata khusus yang digunakan dalam setiap bidang kehidupan, keahlian, dan

lingkungan pekerjaan yang tidak dimengerti oleh kelompok lain. Dalam

komunikasi sehari-hari, masyarakat nelayan di Rembang menggunakan jargon

yang tidak dipahami oleh masyarakat di luar komunitas mereka. Dari penelitian

yang ia lakukan, ada beberapa faktor yang memunculkan penggunaan jargon,

Page 7: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71792/potongan/S2-2014...Dalam komunikasi, bahasa berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan,

7

yakni faktor kebiasaan turun-temurun serta faktor keinginan masyarakat nelayan

Rembang untuk menunjukkan identitas mereka.

Dalam penelitian berjudul “Music Jargon and Language”, Njchan (2012)

mengungkapkan fakta bahwa dalam sebuah kelompok profesi, terkadang sulit atau

bahkan tidak mungkin untuk mengkomunikasikan ide-ide dan ucapan-ucapan

secara tepat dengan menggunakan bahasa sehari-hari. Hal inilah yang kemudian

memunculkan kebutuhan untuk menggunakan jargon, bahasa teknis yang pada

awalnya digunakan untuk menyampaikan ide atau gagasan secara efektif dan

efisien. Dalam penelitiannya, ia mengambil contoh ranah musik untuk

menunjukkan betapa pentingnya mengetahui tentang jargon tertentu dalam suatu

kelompok.

Penelitian tersebut menjelaskan beberapa jargon leksikal yang umum

diketahui oleh kalangan musisi, yang digunakan untuk menjelaskan secara cepat

tentang masalah musik. Misalnya, istilah seperti accelerando dan ritardando tidak

akan bermakna apa-apa bagi orang yang tidak sedang belajar teori musik. Akan

tetapi, bagi orang yang sedang atau telah belajar teori musik secara memadai, dua

istilah tersebut masing-masing memiliki makna ‘to gradually get faster’ dan ‘to

gradually get slower’.

Menurutnya, kosakata dalam jargon musik yang digunakan oleh sebagian

besar musisi membantu mereka untuk bermain dalam gaya bermusik tertentu

sesuai dengan arahan komposer atau konduktor. Namun, adanya keragaman jenis

musik membuat seorang musisi tidak akan tahu setiap jargon musik yang ada.

Page 8: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71792/potongan/S2-2014...Dalam komunikasi, bahasa berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan,

8

Beberapa jargon yang digunakana oleh seorang musisi bisa saja asing bagi musisi

lainnya.

Dalam penelitian “ Pemakaian Peristilahan Bahasa Inggris dalam Bidang

Internet”, Widagsa (2011) menjelaskan, terdapat perbedaan dan kesamaan

mengenai konsep register dan jargon. Jargon menggunakan kosakata khusus yang

hanya dipakai dalam suatu bidang tertentu dan tidak dipakai dalam bidang

lainnya, sedangkan register menggunakan kosakata yang mungkin umum dipakai

oleh masyarakat dalam semua bidang tetapi memiliki makna yang berbeda-beda,

tergantung bidang pemakaiannya.

Berdasarkan analisis morfologis, bentuk data yang diteliti digolongkan

menjadi dua, yakni bentuk dasar yang meliputi nomina, verba, dan adjektiva, serta

bentuk jadian yang mencakup afiksasi, reduplikasi, komposisi, penggabungan

(blending), singkatan, dan akronim. Istilah bahasa Inggris dalam bidang internet

tidak hanya dikaji dari segi bentuk saja, namun juga dari perspektif makna.

Maknanya pun mengalami perubahan makna, baik berupa perluasan maupun

penyempitan makna.

1.6 Landasan Teori

1.6.1 Sosiolinguistik

Landasan utama penelitian tentang register wartawan ini adalah

sosiolinguistik. Definisi sosiolinguistik secara sederhana dijelaskan oleh Nababan

(1984:2). Menurutnya, sosiolinguistik adalah studi atau pembahasan bahasa

sehubungan dengan penutur bahasa sebagai anggota masyarakat.

Page 9: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71792/potongan/S2-2014...Dalam komunikasi, bahasa berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan,

9

Sosiolinguistik menempatkan kedudukan bahasa dalam hubungannya

dengan pemakaiannya di dalam masyarakat. Ini berarti bahwa sosiolinguistik

memandang bahasa pertama-tama sebagai sistem sosial dan sistem komunikasi,

serta merupakan bagian dari masyarakat dan kebudayaan tertentu (Appel dalam

Suwito, 1985: 2).

Sosiolinguistik timbul dari berbagai ancangan pemikiran. Ancangan

sosiologi bahasa, misalnya, berasal dari pemikiran para sosiolog yang berminat

memerikan bagaimana bahasa dan penutur bahasa disikapi dan diperlakukan oleh

masyarakatnya. Ancangan etnografi pertuturan timbul dari tradisi etnografi pada

umumnya dalam ilmu antropologi. Malinowsky, yang pemikirannya tentang

bahasa mempengaruhi aliran linguistik London, menyatakan bahwa bertutur

bukan saja “to tell” tetapi juga “to do”. Dengan demikian, kata-kata pun menjadi

alat untuk bertindak (Sampson via Oetomo, 1987: 169).

Menurut Sampson, ciri utama sosiolinguistik yang membedakannya dari

ilmu linguistik adalah penekanannya pada peringkat “kontekstual’ dari bahasa.

Bahasa dilihat sebagai alat komunikasi yang dipakai dalam interaksi antara paling

tidak dua orang, dan karenanya bersifat sosial. Dengan kata lain, konteks sosial

penggunaan bahasa merupakan pokok yang sangat sentral dalam analisis

sosiolinguistik.

Chaer (1995:1-2) menjelaskan, sosiolinguistik merupakan gabungan antara

disiplin sosiologi dan linguistik dan merupakan kajian bahasa secara eksternal.

Kajian tersebut dilakukan terhadap hal-hal atau faktor-faktor di luar bahasa dan

berkaitan dengan pemakaian bahasa oleh penuturnya di dalam kelompok-

Page 10: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71792/potongan/S2-2014...Dalam komunikasi, bahasa berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan,

10

kelompok sosial kemasyarakatan. Hal tersebut senada dengan pendapat Alwasilah

(1985:1) yang menyebut sosiolinguistik merupakan perpaduan antara sosiologi

dan linguistik, bahkan ada pula yang menyebutnya sebagai linguistik plus.

Dibandingkan dengan sosiologi bahasa, sosiolinguistik lebih berhubungan dengan

perincian-perincian (details of language) dalam penggunaan yang sebenarnya

yang oleh Hymes disebut the etnography of speaking.

1.6.1.1 Jargon

Hampir setiap bidang ilmu, profesi, perdagangan, dan pekerjaan lain

memiliki kumpulan istilah atau kata-kata mereka sendiri, sebagian kata

merupakan kata “gaul” atau slang dan sebagian kata lainnya merupakan istilah-

istilah teknis. Kata-kata tersebutlah yang oleh sebagian linguis disebut bukan

sebagai register, kadang juga disebut jargon atau bahkan disebut sebagai argot

atau dialek (Fromkin, 1993: 301).

Melalui penggunaan jargon, penutur tidak menginginkan suatu

kerahasiaan, oleh karena itu mereka samasekali tidak mutlak memisahkan diri dari

masyarakat, mereka hanya ingin mengungkapkan dirinya dengan cara lain. Dalam

konsep jargon, ada dua jenis jargon yakni jargon profesi yang timbul karena

orang-orang menjadi bagian dalam suatu kesibukan profesi-sosial bersama, dan

apa yang disebut jargon kelompok yang digunakan orang-orang yang bersatu

karena suatu kesibukan bersama yang tidak menyangkut profesi, misalnya bahasa

remaja. Ada pula yang disebut argot yang berasal dari bahasa Perancis yang

berarti bermacam-macam jargon golongan pinggir (pencuri, penipu, dan

Page 11: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71792/potongan/S2-2014...Dalam komunikasi, bahasa berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan,

11

sebagainya) yang khusus dan rahasia. Di Jerman disebut rotwelsch dan dalam

bahasa Inggris disebut cant.

Hartmann dan Stork (via Alwasilah, 1990: 61), batasan jargon adalah

seperangkat istilah-istilah dan ungkapan-ungkapan yang dipakai satu kelompok

sosial atau kelompok pekerja, tapi tidak dipakai dan sering tidak dimengerti oleh

masyarakat secara keseluruhan.

Dalam disiplin ilmu, profesi, perdagangan, dan jabatan selalu ada

seperangkat istilah yang seringkali dipergunakan dalam lingkungan sendiri dan

tidak dimengerti oleh orang luar (outsider) (Alwasilah, 1990: 51). Ada yang

menyebut jargon sama dengan argot, namun ada pula yang membuat perbedaan di

antara keduanya. Terkait hal tersebut, Alwasilah berpendapat bahwa jargon, argot,

dan cant pada pokoknya sama-sama mengacu pada bahasa yang khusus dalam

kelompok sosial tertentu. Menurutnya, banyak jargon yang lolos lalu masuk ke

dalam bahasa standar. Awalnya, ia dipakai secara terbatas dalam kelompok-

kelompok kecil, kemudian berangsur-angsur dimengerti oleh masyarakat luas lalu

dipergunakan kelompok besar. Sama seperti yang sering dialami oleh slang. Pada

tahap akhirnya, hilanglah status slang dan jargon.

Chaer (1995: 89) menjelaskan, yang dimaksud dengan jargon adalah

variasi sosial yang digunakan secara terbatas oleh kelompok-kelompok sosial

tertentu. Ungkapan yang digunakan seringkali tidak dapat dipahami oleh

masyarakat umum atau masyarakat di luar kelompoknya. Namun, ungkapan-

ungkapan tersebut tidak bersifat rahasia. Misalnya, ungkapan-ungkapan dalam

Page 12: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71792/potongan/S2-2014...Dalam komunikasi, bahasa berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan,

12

kelompok montir atau perbengkelan seperti roda gila, didongkrak, dipoles, dan

lainnya.

Di dalam kepustakaan ilmu bahasa, bahkan ada konsep jargon profesi

yang jika dipahami sebetulnya sama dengan register. Konsep jargon tersebut

bahkan dicampuradukkan dengan konsep slang. Beberapa leksikolog Inggris dan

Amerika bahkan mengakui adanya slang umum (general, standard slang)¸ dan

juga istilah student’s slang, war slang, lawyer’s slang, dan sebagainya (Tim

Penyusun, 1995: 166). Di sisi lain, dalam kelompok orang-orang yang melakukan

pekerjaaan atau profesi secara bersamaan, yang bergaul satu sama lain terus-

menerus atau hidup bersama yang erat, muncul kata-kata dan ungkapan-ungkapan

yang digunakan penutur untuk menggantikan ungkapan-ungkapan yang lazim

yang disebut jargon.

Salah satu ciri jargon yang penting ialah bahwa orang, benda, dan

perbuatan yang memegang peran istimewa dalam lingkup kelompok yang

bersangkutan, memperoleh istilah-istilah yang mencolok dan biasanya tidak

lazim. Ungkapan-ungkapan jargon ini digunakan secara paralel dengan kosakata

profesi atau dengan ungkapan-ungkapan bahasa sehari-hari yang lazim sebagai

sejenis sinonim. Dengan menggunakan jargon, penutur tidak menginginkan suatu

kerahasiaan. Mereka hanya ingin mengungkapkan diri mereka, bukan mutlak

memisahkan diri dari masyarakat. (Tim Penyusun, 1995: 168-169). Dalam konsep

jargon, ada dua macam jargon, yakni jargon profesi yang timbul karena orang-

orang yang menjadi bagian dalam kesibukan profesi-sosial bersama, dan apa yang

Page 13: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71792/potongan/S2-2014...Dalam komunikasi, bahasa berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan,

13

disebut jargon kelompok (twenjargon) yang digunakan orang-orang yang bersatu

karena kesibukan bersama yang tidak menyangkut profesi.

Caudle (1999) mengatakan, salah satu definisi jargon terkini adalah bahasa

teknis profesi tertentu, kelompok, atau bidang perdagangan. Akan tetapi,

jargonaut atau orang yang mempelajar jargon mengklaim bahwa jargon tercipta

karena alasan kepraktisan dalam pekerjaan tertentu demi kenyamanan

berkomunikasi.

Menurutnya, jargon adalah “ucapan teknis” yang dapat digunakan sebagai

penghalang agar orang di luar profesi atau kelompok mereka tidak memahaminya,

meskipun hal tersebut tidak selalu menjadi tujuan penggunaannya. Pada

umumnya, jargon digunakan oleh kelompok orang yang memiliki minat atau

profesi yang sama seperti dunia perdagangan atau profesi tertentu. Seseorang atau

sebuah kelompok menggunakan jargon biasanya untuk memberikan kesan

kecerdasan atau sekedar untuk membingungkan orang di luar kelompok mereka.

Ives (via Caudle) menjelaskan, sebagian besar profesi saat ini

membutuhkan jargon milik mereka sendiri. Jargon adalah sebuah aspek dalam

kehidupan seseorang, baik dalam pekerjaan, hobi, maupun olahraga. Jargon

adalah cara sebuah kelompok masyarakat untuk menunjukkan bahasa khusus

mereka, dan bisa memunculkan rasa memiliki dalam diri anggota kelompok

tersebut. Jargon juga mempermudah seseorang untuk berkomunikasi dengan

rekan sesama profesi maupun dengan teman lainnya.

Sementara itu, Ebbers (2011) menjelaskan, jargon adalah terminologi

khusus yang digunakan untuk mendukung pekerjaan atau hobi. Hal tersebut

Page 14: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71792/potongan/S2-2014...Dalam komunikasi, bahasa berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan,

14

terkait dengan semantik, pragmatik, morfem, fonem, analogi, konseptual,

kontekstual, dan lain-lain. American Heritage Dictionary (via Ebbers)

mendefinisikan jargon sebagai sebuah bahasa-- terutama kosakata-- yang khas

dalam perdagangan, profesi, atau kelompok tertentu yang bisa ditandai dengan

kosakata yang tidak biasa dan terkadang memiliki makna yang samar. Seperti

slang, jargon juga memungkinkan anggota kelompok untuk berkomunikasi

tentang minat atau kepentingan mereka.

Tannen membedakan konsep register dengan jargon. Menurutnya, register

adalah variasi bahasa khusus tergantung pada situasi tertentu, misalnya variasi

bahasa formal dan informal. Sementara itu, jargon atau kadang disebut argot

adalah kumpulan kosakata unik dalam ilmu tertentu, profesi, atau perdagangan.

Di kalangan pakar linguistik, ada banyak pendapat atau pandangan yang

menyamakan jargon dengan register, maupun membedakan antara keduanya.

Poedjosoedarmo membagi variasi bahasa menjadi lima, yakni idiolek, dialek,

undha-usuk, ragam, dan register. Di dalam sosiolinguistik, maksud yang

bermacam ragam biasanya disampaikan melalui variasi tutur yang bernama

register atau jenis wacana yang sifatnya khas (Poedjosoedarmo, 2001: 171).

Register adalah variasi tutur untuk menyampaikan bermacam-macam maksud.

Register merupakan jenis bahasa yang sifatnya khas. Ia dapat dianalisis dari sudut

bunyinya, bentuk bahasanya, atau bentuk tuturnya jika ditinjau dari

kesantunannya.

Sementara itu, menurut Holmes (1992: 276), sebagian linguis menyebut

bahwa variasi bahasa yang berkaitan dengan perubahan faktor-faktor situasional

Page 15: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71792/potongan/S2-2014...Dalam komunikasi, bahasa berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan,

15

seperti penerima, setting, tugas, dan topik sebagai variasi register. Linguis

lainnya menggunakan istilah register lebih sempit, yakni untuk menggambarkan

kosakata khusus yang terkait dengan kelompok pekerjaan tertentu. Perbedaan

tersebut tidak selalu jelas, bahkan banyak pakar sosiolinguistik yang

mengabaikannya.

Holmes menambahkan, ketika dibedakan dari gaya bahasa, register

cenderung dihubungkan dengan kelompok orang tertentu atau situasi tertentu.

Bahasa surat kabar, baby talk, bahasa hukum, bahasa lelang, komentator olahraga,

bahasa pilot, penjahat, politisi, disc jockey, bahasa di ruang sidang, bahasa di

ruang kelas, semua bisa dianggap sebagai contoh register yang berbeda. Istilah

register di sini menggambarkan bahasa kelompok tertentu dengan kepentingan

atau pekerjaan yang sama, atau bahasa yang digunakan dalam situasi tertentu yang

berhubungan dengan kelompok tersebut.

Menurutnya, pada awalnya register digunakan oleh kelompok-kelompok

profesi tertentu karena adanya keinginan orang-orang untuk berkomunikasi secara

cepat, tepat, dan efisien sehingga muncullah ungkapan-ungkapan khusus. Setiap

anggota kelompok beranggapan sudah bisa saling memahami karena mereka

memiliki pengetahuan, pengalaman, dan kepentingan yang sama. Oleh karena

itulah, ciri-ciri tuturan dalam sebuah register akan mencerminkan identitas

kelompok dan menggambarkan kegiatan apa yang mereka lakukan.

Linguis yang berkiblat pada Halliday pasti akan setuju dengan

pendapatnya tentang register. Halliday berpendapat: “register is what you are

speaking (at the time) determined by what you are doing and expressing diversity

Page 16: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71792/potongan/S2-2014...Dalam komunikasi, bahasa berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan,

16

of social process (social division of labor)”. Artinya, register adalah bahasa yang

digunakan saat ini, tergantung pada apa yang sedang dikerjakan dan sifat

kegiatannya. Register dapat didefinisikan sebagai variasi atau ragam bahasa

berdasarkan pemakaiannya. Dengan kata lain, register adalah bahasa yang

digunakan saat ini, tergantung pada apa yang sedang dikerjakan dan sifat

kegiatannya.

Suwito (1985: 25) mendefinisikan register sebagai variasi bahasa yang

disebabkan karena sifat-sifat khas kebutuhan pemakaiannya. Dalam bahasa lisan

kita kenal variasi seperti itu misalnya bahasa khotbah, bahasa pidato, bahasa doa,

bahasa lawak, dan sebagainya. Sementara itu, Wardhaugh (1986: 48) menjelaskan

register sebagai berikut:

“Register is another complicating factor in any study of languagevarieties. Registers are sets of vocabulary items associated with discreteoccupational or social groups. Surgeons, airline pilots, bank managers,sales clerk, jazz fans, and pimps use different vocabularies”.

Pada intinya, Wardhaugh mendefinisikan register sebagai faktor lain yang

rumit dalam setiap kajian variasi bahasa. Register adalah seperangkat kosakata

yang dikaitkan dengan kelompok-kelompok kerja atau sosial yang berlainan. Ahli

bedah, pilot, manajer bank, pramuniaga, penggemar jazz, dan mucikari

menggunakan kosakata yang berbeda.

Pateda mengungkapkan, register adalah pemakaian bahasa yang berkaitan

dengan pekerjaan seseorang. Setiap jenis pekerjaan memaksa orang untuk

mempergunakan bahasa yang berhubungan dengan pekerjaannya. Ia merinci

register menjadi lima bentuk, yakni register beku, register formal, register usaha,

Page 17: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71792/potongan/S2-2014...Dalam komunikasi, bahasa berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan,

17

register casual atau santai, dan register intim. Pembagian ini sejalan dengan

pembagian variasi bahasa yang dilakukan oleh Martin Joos (dalam Chaer, 1995:

92). Joos membagi variasi bahasa menjadi lima macam, yakni ragam beku

(frozen), ragam resmi (formal), ragam usaha (consultative), ragam santai (casual),

dan ragam akrab (intimate).

Beberapa linguis dari Amerika dan Inggris menggunakan istilah register

dalam arti yang sangat terbatas, yaitu mengacu pada tuturan profesi tertentu yang

terutama ditandai dengan variasi leksikon (Platt, 1975: 55).

Platt menjelaskan tiga dimensi dalam pengklasifikasian register, yakni

field of discourse, mode of discourse, dan style of discourse. Field of discourse

mengacu pada wilayah aktivitas berbahasa, mode of discourse membagi aktivitas

berbahasa menjadi bahasa tulis dan bahasa lisan, sedangkan style of discourse

mengacu pada hubungan antarpenutur. Misalnya, kegiatan kuliah Biologi di

sebuah perguruan tinggi secara teknis dapat diidentifikasi sebagai berikut: field:

ilmiah, mode: oral atau lisan, style: formal atau sopan.

Menurut Zwicky (1982: 214), dalam linguistik kita akan menemukan

variabel-variabel yang dikaitkan dengan usia, jenis kelamin, kelompok etnis, kelas

sosial, asal daerah, pekerjaan, kepribadian, keyakinan, serta sikap. Secara khusus,

register bisa disebut terkait erat dengan gaya bahasa, namun terkait pula dengan

konteks atau situasi tertentu dan dengan fungsi tertentu pula.

Register dalam bahasa di sebuah kelompok masyarakat tertentu ditentukan

oleh penggunaannya secara tepat dengan serangkaian fitur yang membedakannya

dengan bentuk register lain yang digunakan oleh kelompok masyarakat lainnya

Page 18: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71792/potongan/S2-2014...Dalam komunikasi, bahasa berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan,

18

(Ferguson via Zwicky, 1982: 214). Sementara itu, Galperin (via Zwicky, 1982:

214) mendefinisikan register sebagai sebuah sistem bahasa yang saling terkait

untuk sebuah tujuan khusus dalam komunikasi.

Pembahasan mengenai register seringkali juga menyangkut variasi atau

gaya bahasa dengan fungsi khas, misalnya bahasa ayat, bahasa rahasia atau bahasa

sandi, teka-teki, peribahasa, dan lainnya. Apapun definisi gaya bahasa yang

dijelaskan para linguis, ia adalah bagian dari sebuah sistem perbedaan. Untuk

menjelaskan karakteristik sebuah gaya bahasa, perlu dilakukan pengamatan

terhadap fitur-fitur dan menghubungkannya dengan fungsi-fungsinya (Irvine,

2001: 23).

Menurut Southerland (1993: 467), sosiolinguistik adalah subdisiplin

linguistik yang mengkaji aspek-aspek sosial dari bahasa. Dalam penjelasannya, ia

menggambarkan empat jenis variasi atau ragam bahasa yakni bahasa standar atau

baku, dialek atau sosiolek, dialek regional, dan ragam bahasa fungsional atau

lazim disebut register. Ia mendefinisikan register sebagai ragam bahasa fungsional

yang sesuai dengan situasi atau konteks tertentu. Ada bermacam-macam register

yang dapat dicirikan dari sisi fonologis, sintaktis, maupun leksikal.

1.6.1.2 Etnografi Komunikasi

Secara sederhana, komunikasi adalah proses pertukaran informasi (Danesi,

2011: 314). Komunikasi adalah penghantaran, penyiaran, atau pemancaran pesan

dengan suatu cara. Istilah informasi pasti akan muncul dalam pembahasan

Page 19: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71792/potongan/S2-2014...Dalam komunikasi, bahasa berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan,

19

mengenai komunikasi. Informasi dapat didefinisikan secara sederhana sebagai

data yang dapat diterima manusia atau mesin.

Semula etnografi komunikasi (ethnography of communication) disebut

etnografi wicara atau etnografi pertuturan (ethnography of speaking). Kajian ini

merupakan salah satu kajian sosiolinguistik yang memperoleh perhatian cukup

besar. Etnografi komunikasi secara luas adalah penjelasan tentang semua faktor

yang relevan dalam proses pemahaman mengenai bagaimana sebuah peristiwa

komunikasi tertentu mencapai tujuan yang dimaksud.

Menurut Hymes (http.//www.ohio.edu/people/thompsoc/Hymes.html),

linguistik yang dapat memberikan sumbangan terhadap etnografi komunikasi

itulah yang kini dikenal dengan nama sosiolinguistik. Bagi Hymes, sosiolinguistik

memberikan sumbangan terhadap kajian komunikasi pada umumnya melalui

kajian tentang organisasi alat-alat verbal dan tujuan akhirnya. Pendekatan di

dalam sosiolinguistik itulah yang disebut etnografi komunikasi.

Sebagai cabang dari sosiolinguistik, etnografi komunikasi bertujuan untuk

menjelaskan bentuk dan fungsi sikap komunikadi baik verbal maupun nonverbal

dalam sebuah lingkup sosial budaya tertentu. Berbeda dengan teori strukturalisme

dan tata bahasa transformasional, etnografi komunikasi didasarkan pada premis

bahwa makna sebuah ucapan atau tuturan hanya dapat dipahami dalam kaitannya

dengan peristiwa tutur atau peristiwa komunikasi dimana tuturan tersebut terjadi

(Torabi via www.SID.ir).

Sementara itu, Fitch (http://www.uiowa.edu/-c036001e/fitch.html)

menjelaskan:

Page 20: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71792/potongan/S2-2014...Dalam komunikasi, bahasa berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan,

20

“The ethnography of speaking is an approach to the study of discoursewhich focuses on particular ways of seeing and experiencing the worldand how these are reflected in particular ways of speaking.”

Menurutnya, etnografi komunikasi adalah sebuah pendekatan kajian

wacana yang berfokus pada caa-cara tertentu dalam mengamati dan menjalani

kehidupan dan bagaimana hal tersebut tercermin dalam cara-cara tertentu dalam

berkomunikasi. Peneliti etnografi komunikasi mengkaji pola-pola komunikasi,

simbol beserta maknanya, premis, serta aturan yang diterapkan dalam aktivitas

berbicara dalam sebuah kelompok tertentu. Lebih lanjut, ia memaparkan beberapa

hal yang menonjol dalam kajian ini: cara berbicara atau bertutur (ways of

speaking), masyarakat tutur (speech communities), istilah-istilah asli untuk

“bicara” (native terms for talk).

Menurut Hymes, ada beberapa konsep-konsep dasar dalam etnografi

komunikasi, yaitu:

a. Tata cara bertutur (ways of speaking)

Di satu pihak, tata cara ini mengacu pada hubungan antara peristiwa

tutur, tindak tutur, dan gaya, serta kemampuan dan peran seseorang,

konteks dan institusi, serta kepercayaan, nilai, dan sikap di lain pihak.

Tata cara bertutur ini berbeda dari budaya yang satu ke budaya yang

lain, antara kelompok masyarakat yang satu dengan kelompok

masyarakat yang lainnya.

b. Komunitas atau kelompok tutur (speech community)

Hymes berpendapat bahwa semua warga kelompok tutur saling terpaut

bukan hanya oleh kaidah wicara yang sama, tapi juga oleh setidaknya

Page 21: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71792/potongan/S2-2014...Dalam komunikasi, bahasa berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan,

21

satu ragam bahasa. Sementara itu, Saville-Troike menganggap

persamaan bahasa itu tidak perlu, yang penting terdapat persamaan

kaidah wicara.

c. Situasi, peristiwa, dan tindak tutur (speech situation, speech event,

speech act)

Untuk melakukan penelitian tentang kebiasaan berkomunikasi dalam

sebuah kelompok tutur, seorang peneliti bahasa harus mengamati

beberapa unit interaksi, yakni situasi tutur, peristiwa tutur, dan tindak

tutur. Situasi tutur adalah situasi yang dikaitkan dengan tuturan.

Peristiwa tutur memiliki ciri komunikatif dan terikat dengan aturan

cara bertutur. Sementara itu, tindak tutur merupakan tataran yang

sederhana namun rumit. Kedudukannnya di dalam komunikasi

merupakan yang terendah, namun menjadi rumit karena harus dikaji

dengan sudut pandang pragmatik. Menurut Hymes, tindak tutur sangat

dipengaruhi oleh konteks sosial, bentuk gramatikal, dan intonasi.

d. Komponen tutur

Komponen tutur ini meliputi situation (S) yang mencakup latar dan

suasana, participant (P) yang mencakup tidak hanya penutur dan mitra

tutur, tapi juga juru bicara (addressor) dan pendengar (audience), ends

(E) yang mencakup maksud dan hasil yang akan dipilah atas tujuan

dari sebuah peristiwa tutur. Selain itu juga ada act sequence (A) yang

mencakup bentuk pesan, bagaimana pesan itu disampaikan dan isi

pesan apa yang disampaikan, key (K) mengacu pada bagaiaman sebuah

Page 22: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71792/potongan/S2-2014...Dalam komunikasi, bahasa berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan,

22

tuturan disampaikan, misalnya secara serius, sinis, atau lainnya.

Kemudian ada instrumentalities (I) yang mencakup saluran baik lisan,

tulis, atau lainnya, serta bentuk tutur misalnya mengacu pada bahasa,

dialek, register, dan lainnya, norms (N) mencakup norma interaksi dan

interpretasi, serta genre (G) mengacu pada jenis-jenis wacana yang

dipakai, misalnya pidato, ceramah, kegiatan perkuliahan, atau lainnya.

e. Nilai di balik tuturan

Menurut Purnanto (2009: 6), di balik sebuah tuturan ada nilai-nilai

sosial budaya yang tercermin. Maksudnya, dengan melihat tuturan

seseorang atau sekelompok orang, bisa ditentukan atau diterka siapa

orang tersebut, berasal dari kelompok mana, apa makna sosial tindak

tutur yang terkandung di dalamnya, apa nilai, ajaran, dan pandangan

hidupnya, dan sebagainya.

Cara-cara alternatif dalam berbicara atau berkomunikasi bisa digunakan

untuk mencapai tujuan yang sama. Pada dasarnya, variasi cara berbicara berasal

dari pemilahan atau segmentasi kelompok tutur berdasarkan kelas, jenis kelamin,

ras, dan sejenisnya, serta berdasarkan perbedaan-perbedaan konteks peristiwa

tutur (Bonvillain, 2008: 79)

Ia mengutip pendapat Hymes yang membuat daftar beberapa komponen

komunikasi yang perlu dideskripsikan, yakni 1) partisipan, yang setidaknya terdiri

atas penutur dan lawan tutur, 2) kode yang digunakan oleh lawan tutur atau teman

wicara, 3) saluran, misalnya lisan, tulisan, atau tanda nonverbal, 4) konteks, 5)

Page 23: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71792/potongan/S2-2014...Dalam komunikasi, bahasa berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan,

23

bentuk peristiwa tutur, misalnya perbincangan, dongeng, nyanyian, debat, serta 6)

topik dan sikap tutur (Bonvillain, 2008: 79).

Sementara itu, Wardhaugh berpendapat, jika seseorang belajar

menggunakan sebuah bahasa, ia akan belajar bagaimana mengggunakannya untuk

melakukan hal-hal tertentu yang dilakukan orang dengan bahasa tersebut (1990:

241). Ia mengutip pendapat Hymes bahwa etnografi komunikasi adalah penjelasan

dari seluruh faktor yang terkait dalam memahami bagaimana sebuah peristiwa

komunikasi tertentu mencapai tujuan yang diinginkan. Itulah sebabnya, untuk

memudahkannya, Hymes menggunakan akronim SPEAKING yang merupakan

penjabaran faktor-faktor yang ia anggap relevan.

Aturan berbicara adalah berbagai cara seorang penutur atau pembicara

menghubungkan atau menyatukan cara-cara tertentu dalam berbicara, topik

tertentu, atau bentuk pesan yang ingin disampaikan, dengan kondisi dan aktivitas

tutur tertentu (Hymes, 1972: 36).

Menurutnya, baik linguis maupun pakar sosiolinguistik berurusan dengan

bentuk-bentuk linguistik, namun mereka melakukannya dalam berbagai

perspektif atau sudut pandang yang berbeda. Para linguis secara umum

mernguraikan masalah linguistik dengan makna-makna yang terdapat di dalam

kamus yakni makna denotasi, sedangkan para pakar yang mengkhususkan diri

pada bidang sosiolinguistik berurusan dengan makna yang tergantung situasi, atau

makna yang bisa diubah oleh berbagai aturan berbicara yang mencerminkan sikap

pembicara satu sama lainnya, dan terkait topik yang mereka bicarakan.

Page 24: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71792/potongan/S2-2014...Dalam komunikasi, bahasa berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan,

24

Sarana komunikasi yang digunakan dalam sebuah kelompok sangat

mungkin terdiri atas berbagai bahasa yang berbeda, variasi regional dan sosial

yang berbeda dari satu bahasa atau lebih, register yang berbeda (pada umumnya

bervariasi dalam ranah formal dan informal), serta saluran atau wahana

komunikasi yang berbeda, misalnya lisan atau tertulis (Saville-Troike, 2003: 41).

Sifat dan tingkat keragaman ini berkaitan dengan organisasi sosial dalam

kelompok atau masyarakat tersebut, yang kemungkinan juga akan mencakup

perbedaan dalam usia, jenis kelamin, dan status sosial, serta perbedaan dalam

hubungan antarpenutur atau pembicara, tujuan interaksi, serta lokasi komunikasi

itu terjadi.

Komunikasi yang efektif membutuhkan satu kesatuan yang utuh yang

terdiri atas berbagai faktor, baik faktor linguistis, budaya, kognitif, dan lainnya.

Etnografi dan sosiolinguistik sangat mungkin meningkatkan pemahaman

bagaimana faktor-faktor tersebut saling berinteraksi. Sebab, etnografi adalah

sebuah studi kualitatif tentang budaya, termasuk budaya dasar keterampilan

linguistik dan konteks komunikatif (Ochs and Schieffelin via Centeno, 2007: 1).

Di sisi lain, sosiolinguistik fokus pada penggunaan bahasa yang dibentuk

oleh kekuatan individu dan sosial (Coulmas via Centeno, 2007: 1). Sebagai

contoh, penelitian etnografi bisa mengkaji tren wacana dan kosakata dalam

kelompok budaya tertentu, sedangkan sosiolinguistik fokus pada perbedaan

bahasa dalam perkembangan masyarakat bilingual maupun variasi bahasa

berdasarkan usia.

Page 25: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71792/potongan/S2-2014...Dalam komunikasi, bahasa berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan,

25

Hymes menekankan perlunya perubahan orientasi peneliti terhadap

bahasa, yang mencakup tujuh butir, yakni struktur atau sistem (la parole), fungsi

yang lebih daripada struktur, bahasa sebagai tatanan (dalam arti banyak

mengandung fungsi, dan fungsi yang berbeda menunjukkan perspektif dan tatanan

yang berbeda), ketepatan unsur linguistik dengan pesan (yang hendak

disampaikan), keanekaragaman fungsi dari berbagai bahasa dan alat-alat

komunikasi lainnya, komunitas atau konteks sosial lainnya sebagai titik tolak

pemahaman, serta fungsi-fungsi yang dikuatkan atau dibenarkan dalam konteks.

Sebagai cabang dari sosiolinguistik, etnografi komunikasi bertujuan untuk

menjelaskan bentuk dan fungsi sikap komunikasi baik verbal maupun nonverbal

dalam sebuah lingkup sosial budaya tertentu. Berbeda dengan teori strukturalisme

dan tata bahasa transformasional, etnografi komunikasi didasarkan pada premis

bahwa makna sebuah ucapan atau tuturan hanya dapat dipahami dalam kaitannya

dengan peristiwa tutur atau peristiwa komunikasi dimana tuturan tersebut terjadi.

(Torabi via www.SID.ir).

Sementara itu, Oetomo (1987: 162) berpendapat, etnografi komunikasi

atau etnografi pertuturan (ethnography of speaking) merupakan salah satu bidang

utama dalam sosiolingusiti yang berkenaan dengan pengkajian terhadap rincian

penggunaan bahasa dalam konteks sosial-budaya. Penelaahan terhadap

penggunaan bahasa di sini didasarkan pada asumsi bahwa pilihan bahasa tidaklah

semata-mata merupakan pilihan pribadi melainkan dipengaruhi oleh kendala-

kendala tertentu. Jadi, etnografi komunikasi yang ia sebut sebagai “etnografi

Page 26: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71792/potongan/S2-2014...Dalam komunikasi, bahasa berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan,

26

pertuturan” berupaya memerikan dan menganalisis pola-pola penggunaan bahasa

atau ragam-ragam bahasa dalam budaya tertentu.

1.6.2 Semantik

Secara singkat, semantik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari

bagaimana makna disusun dan diungkapkan di dalam bahasa (Wijana, 2010: 4).

Cabang ilmu bahasa ini membicarakan segala sesuatu yang berhubungan dengan

makna satuan lingual, baik kata, frase, maupun kalimat (Wijana, 2011: 107).

Makna adalah hubungan antara bentuk satuan lingual dengan segala hal yang

ditunjuknya.

Sebagai ilmu tentang makna, semantik merupakan pusat dari segala kajian

tentang komunikasi, dan karena komunikasi menjadi faktor yang semakin penting

dalam sebuah organisasi sosial, kebutuhan untuk memahami perihal komunikasi

pun menjadi semakin mendesak (Leech, 1974: ix). Menurutnya, semantik juga

merupakan pusat kajian atau penelitian tentang proses pikiran manusia, kognisi,

konseptualisasi yang kesemuanya terikat dengan cara-cara kita

mengklasifikasikan dan menyampaikan pengalaman melalui bahasa. Semantik

juga telah menjadi titik pertemuan berbagai lintas arus pemikiran serta berbagai

disiplin ilmu, mulai dari filsafat, psikologi, dan linguistik.

Pendapat sama juga diungkapkan oleh Jackson (1988: 49) yang

mengatakan bahwa ilmu tentang bagaimana cara bahasa bermakna disebut

semantik. Ada saat di mana kita tidak akan dapat mempelajari bagian apapun dari

bahasa, baik itu bunyi, tata bahasa, kata, maupun wacana, tanpa menyadari bahwa

Page 27: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71792/potongan/S2-2014...Dalam komunikasi, bahasa berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan,

27

bahasa memang bermakna dan semua bagiannya bisa menjadi bagian dari

komunikasi yang bermakna.

Menurut Jackson, hal pertama yang harus diperhatikan adalah secara

umum tidak ada alasan intrinsik mengapa sebuah kata tertentu mereferensikan

sebuah hal tertentu. Hubungan antara kata dan apa yang ia referensikan bersifat

arbitrer. Sebuah kelompok tertentu memiliki kosakata khusus untuk berbicara

tentang bidang mereka, dan orang di luar kelompok tersebut tidak mengetahuinya.

Ketika seseorang menjadi bagian dari sebuah kelompok tertentu, ia harus belajar

kosakata atau jargon yang tepat untuk melukiskan kehidupan mereka dalam cara

yang berbeda dengan kelompok lainnya.

Sementara itu, Lyons (1995: 3) berpendapat, semantik biasa didefinisikan

sebagai ilmu tentang makna, dan definisi itulah yang mulanya diamini semua

orang. Sebagian tuturan bahasa, baik lisan maupun tertulis, tergantung pada

interpretasi masing-masing orang, konteks ucapan, dan lainnya.

Semantik atau ilmu tentang makna, dalam bidang yang lebih luas,

menyentuh sebagian besar aspek struktur dan fungsi bahasa serta masalah dalam

psikologi, filsafat, dan juga antropologi (Lehrer, 1974: 1). Dalam semantik,

makna kadang cukup ambigu. Biasanya, makna digunakan untuk menunjukkan

kesamaan ungkapan dalam sebuah bahasa. Fakta bahwa setiap penutur bahasa

memiliki respon yang berbeda terhadap unsur leksikal individual membuat para

linguis menyimpulkan bahwa tidak ada satu kata pun yang memiliki makna yang

sama dan kata yang sama pun tidak akan bermakna sama dalam dua ujaran yang

berbeda.

Page 28: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71792/potongan/S2-2014...Dalam komunikasi, bahasa berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan,

28

Soal semantik, menurut Pateda (2001: 14-15), bukan saja dapat

dihubungkan dengan psikologi, logika, dan filsafat, tapi juga dengan politik.

Misalnya, istilah menyesuaikan tarif, mengapa tidak dikatakan saja menaikkan

harga? Sebab, ada pertimbangan politik sebagai alasannya meskipun makna

keduanya sebenarnya sama.

Sebagai ilmu, semantik mempelajari kemaknaan di dalam bahasa

sebagaimana apa adanya (das sein), dan terbatas pada pengalaman manusia.

Semantik membicarakan kebermaknaan kata dan kalimat yang lebih bersifat

verbal, karena orang yang mengerutkan dahi tanda tidak setuju tidak memiliki

makna apa-apa sebagai seseorang yang mempelajari semantik. Jika

ketidaksetujuan itu ditampilkan dalam kalimat Saya tidak setuju, maka ujaran ini

akan menarik bagi seseorang yang mempelajari semantik. Pateda berpendapat,

makna ditentukan oleh situasi yang berarti juga ditentukan oleh lingkungan. Oleh

karena itu, makna hanya dapat dipahami jika ada data yang dapat diamati yang

berada dalam lingkungan pengalaman manusia.

Ada tiga hal penting dalam upaya para linguis untuk menjelaskan makna,

yakni menjelaskan makna kata secara alamiah, mendeskripsikan kalimat secara

alamiah, dan menjelaskan makna dalam proses komunikasi (Kempson via Pateda,

2001: 79). Dalam kaitannya dengan hal tersebut, Kempson berpendapat bahwa

penjelasan tentang makna harus dilihat dari beberapa segi, yakni kata, kalimat,

dan apa yang dibutuhkan oleh pembicara untuk berkomunikasi.

Page 29: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71792/potongan/S2-2014...Dalam komunikasi, bahasa berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan,

29

1.7 Metode Penelitian

Ada tiga tahap metode dan teknik dalam penelitian ini, yakni penyediaan

data, analisis data, dan penyajian hasil. Objek kajian penelitian adalah leksikon

jargon wartawan. Datanya berupa satuan lingual baik kata maupun frase yang

dituturkan wartawan saat berkomunikasi langsung maupun melalui pesan singkat

dengan sesama wartawan.

Data primer penelitian diperoleh melalui wawancara yang dilakukan

terhadap sejumlah wartawan. Langkah ini dilakukan sekaligus menanyakan

penjelasan makna ungkapan kepada wartawan yang bersangkutan. Data tersebut

berbentuk ucapan lisan yang ditranskripsikan ke dalam tulisan maupun bentuk

tertulis yang biasa digunakan wartawan melalui berbagai fitur percakapan dan

layanan pesan singkat telepon selular. Selain itu, data tambahan diperoleh dari

pengalaman pribadi penulis sebagai wartawan serta studi pustaka.

Selanjutnya, data yang diperoleh berupa kata atau frasa kemudian

dikreasikan dalam kalimat-kalimat dengan cara memberikan konteks bentuk-

bentuk ungkapan tersebut dan menganalisisnya dalam bangunan kalimat. Untuk

lebih memudahkan membaca, sebagian data tersebut juga terlebih dahulu

diklasifikasikan berdasarkan asal kata maupun bentuknya.

Setelah data tersedia, selanjutnya data dianalisis sesuai dengan rumusan

masalah dan tujuan penelitian. Pada tahap ini, penulis juga menggunakan metode

konstekstual untuk menguraikan konteks yang mempengaruhi penggunaan

bahasa. Metode kontekstual ini mengandalkan konteks sebagai unsur yang

Page 30: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71792/potongan/S2-2014...Dalam komunikasi, bahasa berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan,

30

mempengaruhi corak penggunaan bahasa dalam berkomunikasi antara pengirim

pesan, pesan, dan penerima pesan.

Tahap selanjutnya yaitu tahap penyajian hasil analisis data. Penyajian hasil

analisis data dilakukan dengan metode informal dan formal. Menurut Sudaryanto

(1993: 145), metode informal dilakukan dengan menggunakan kata-kata biasa,

sedangkan metode formal menggunakan beberapa lambang dan tanda, bisa juga

melalui tabel.

1.8 Sistematika Penyajian

Hasil penelitian ini akan disajikan dalam lima bab. Bab I adalah

pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian,

dan sistematika penyajian. Bab II berisi analisis bentuk-bentuk satuan kebahasaan

jargon wartawan. Bab III berisi tentang pemaknaan serta fungsi penggunaan

leksikon jargon wartawan. Bab IV berisi pemaparan sekaligus cerita tentang

kehidupan wartawan dilihat dari leksikon khas yang mereka gunakan dalam

aktivitas mereka sehari-hari. Bab V merupakan kesimpulan yang diambil

berdasarkan bab-bab sebelumnya.