Top Banner
Penatua GKI dalam tradisi Calvinis GKI KOTA WISATA
50

Penatua GKI dalam tradisi Calvinis...Kelima poin itu berfungsi sebagai ringkasan perbedaan antara Calvinisme dan Arminianisme, tetapi bukan sebagai ring-kasan lengkap dari tulisan

Feb 22, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Penatua GKI dalam tradisi Calvinis...Kelima poin itu berfungsi sebagai ringkasan perbedaan antara Calvinisme dan Arminianisme, tetapi bukan sebagai ring-kasan lengkap dari tulisan

Penatua GKIdalam tradisi Calvinis

GKI KOTA WISATA

Page 2: Penatua GKI dalam tradisi Calvinis...Kelima poin itu berfungsi sebagai ringkasan perbedaan antara Calvinisme dan Arminianisme, tetapi bukan sebagai ring-kasan lengkap dari tulisan

Penatua GKI dalam tradisi Calvinis 2

Pengantar

Seseorang yang terpanggil dan diproses untuk menjadiseorang penatua pada hakikatnya dia sedang mengemban suatu“panggilan spiritual” (rohani). Sebab dalam mengemban tugassebagai seorang penatua, seseorang dipercaya untuk secara for-mal melaksanakan tugas panggilan sebagai hamba Tuhan yangmelayani jemaat. Pelayanan seorang penatua tidak bersifat indi-vidual, tetapi dilaksanakan bersama-sama dengan para penatuayang lain dan pendeta. Karena itu syarat utama untukmelaksanakan jabatan penatua adalah mengutamakan kualitasrohani yang baik dan dapat diteladani, serta mampu bekerja sa-ma dengan para penatua dan pendeta.

Faktor-faktor utama untuk mengemban tugas dan pela-yanan seorang penatua adalah kesediaan untuk menyisihkanwaktu secara khusus bagi seluruh pelayanan gerejawi, pola ber-pikir yang konseptual spiritual dan visioner, keikhlasan untukmembagi ide/gagasan, dan juga kemampuan untuk menerimaperbedaan (tidak memaksakan kehendak), bertanggungjawabpenuh terhadap pelaksanaan seluruh pelayanan kebaktian danprogram-program pelayanan gerejawi, mengawasi pengajarandan perkembangan pemikiran teologis dalam kehidupan jemaatagar tetap sesuai dengan firman Tuhan dan pengajaran gereja,kesediaan untuk terus belajar, dibina, dan diperlengkapi menurutpengajaran firman Tuhan dan Tata Gereja GKI.

Booklet ini disusun untuk memperlengkapi wawasan pe-natua, memahami tugas dan fungsinya yang berakar dari tradisiCalvinis dan bermuara pada pembangunan umat. Dengan mem-baca booklet ini diharapkan, para penatua mengerti sejarah ha-

Page 3: Penatua GKI dalam tradisi Calvinis...Kelima poin itu berfungsi sebagai ringkasan perbedaan antara Calvinisme dan Arminianisme, tetapi bukan sebagai ring-kasan lengkap dari tulisan

Penatua GKI dalam tradisi Calvinis 3

dirnya jabatan gerejawi yang disebut Penatua, apa saja tuntutanyang dihadapi dalam jabatan tersebut sehingga motivasi untukterus belajar dan mengembangkan diri semakin terbentuk demipelayanan yang lebih baik.

Soli Deo Gloria.

Cibubur, 22 Juni 2019

Pnt. Meida E. Andel

Page 4: Penatua GKI dalam tradisi Calvinis...Kelima poin itu berfungsi sebagai ringkasan perbedaan antara Calvinisme dan Arminianisme, tetapi bukan sebagai ring-kasan lengkap dari tulisan

Penatua GKI dalam tradisi Calvinis 4

Calvin dan Calvinis

Calvinisme (Calvinis) adalah sebuah sistem teologis danpendekatan kepada kehidupan Kristen yang menekankan kedau-latan pemerintahan Allah atas segala sesuatu. Gerakan ini di-namai sesuai dengan nama reformator gereja dari Perancis Yo-hanes Calvin, dan merupakan varian dari Kekristenan Protestanyang disebut sebagai tradisi Hervormd, iman Hervormd, atauteologi Hervormd.

Tradisi Hervormd dikembangkan oleh teolog-teolog sep-erti Martin Bucer, Heinrich Bullinger, Peter Martyr Vermigli,dan Huldrych Zwingli dan juga dipengaruhi oleh para reformatorInggris seperti Thomas Cranmer dan John Jewel. Namun karenapengaruh Yohanes Calvin yang besar dan peranannya dalamperdebatan konfesional dan gerejawi sepanjang abad ke-17,tradisi ini kemudian dikenal sebagai Calvinisme. Kini, istilah inijuga merujuk kepada doktrin dan praktik dari Gereja Hervormd,dengan Calvin sebagai salah satu pemimpin pertamanya, dansistem ini paling dikenal karena doktrin predestinasi dan kerusa-kan total.

Pengaruh Yohanes Calvin dalam perkembangan doktrin-doktrin Reformasi Protestan dimulai saat ia berusia 25 tahun,ketika ia mulai menulis edisi pertama dari buku Institusi AgamaKristen “Institutes of the Christian Religion” pada tahun 1534(diterbitkan pada tahun 1536). Karya ini mengalami sejumlahrevisi pada masa hidupnya, termasuk terjemahan yangmengesankan ke dalam bahasa Perancis sehari-hari. Lewat bukuInstitusi bersama dengan karya-karya polemik dan penggemba-

Page 5: Penatua GKI dalam tradisi Calvinis...Kelima poin itu berfungsi sebagai ringkasan perbedaan antara Calvinisme dan Arminianisme, tetapi bukan sebagai ring-kasan lengkap dari tulisan

Penatua GKI dalam tradisi Calvinis 5

laan Calvin, sumbangannya berupa dokumen-dokumen kon-fesional untuk digunakan di gereja-gereja, dan sumbangannyayang besar dalam bentuk tafsiran Alkitab, Calvin secara pribadimemberikan pengaruh yang besar terhadap Protestanisme.

Gereja-gereja Hervormd, dan juga Calvin, termasuk go-longan tahapan kedua dari Reformasi Protestan, ketika gereja-gereja Injili mulai terbentuk setelah Martin Luther dikucilkandari Gereja Katolik. Calvin adalah seorang pengungsi Perancisdi Geneva. Ia telah menandatangani Pengakuan Augsburg Lu-theran setelah direvisi oleh Melancthon pada 1540, tetapipengaruhnya pertama-tama dirasakan dalam Reformasi Swiss,yang tidak bersifat Lutheran, melainkan lebih mengikuti UlrichZwingli. Sejak awal telah jelas bahwa doktrin gereja-gerejaHervormd berkembang dalam arah yang bebas dari Luther, dibawah sejumlah penulis dan pembaru, termasuk Calvin yang ke-lak menjadi sangat menonjol. Jauh di kemudian hari, ketika ke-mashyurannya dihubungkan dengan gereja-gereja Hervormd,seluruh kumpulan ajarannya kemudian disebut sebagai“Calvinisme”.

PenyebaranMeskipun banyak dari praktik Calvin dilakukan di Gene-

va, gagasan-gagasannya tentang gereja reformasi yang benar ter-sebar ke banyak bagian Eropa. Calvinisme menjadi sistem teolo-gis dari gereja mayoritas di Skotlandia (lihat John Knox), Bel-anda, dan bagian-bagian dari Jerman (khususnya daerah-daerahtetangga Belanda) dan berpengaruh pula di Perancis, Hongaria,Transilvania yang saat itu independen, dan Polandia. Calvinismesempat populer di Skandinavia, khususnya Swedia, namunkemudian ditolak setelah sinode Uppsala pada 1593 lebih me-

Page 6: Penatua GKI dalam tradisi Calvinis...Kelima poin itu berfungsi sebagai ringkasan perbedaan antara Calvinisme dan Arminianisme, tetapi bukan sebagai ring-kasan lengkap dari tulisan

Penatua GKI dalam tradisi Calvinis 6

milih Lutheranisme.Kebanyakan pemukim di Atlantik Tengah dan New Eng-

land, AS, adalah kaum Calvinis, termasuk orang-orang Puritandan Huguenot Perancis dan para pemukim Belanda di NewYork. Para pemukim Calvinis Belanda juga merupakan kolonis-kolonis Eropa pertama yang sukses di Afrika Selatan, mulai dariabad ke-17. Mereka kemudian dikenal sebagai orang-orang Boeratau Afrikaner.

Sebagian besar wilayah Sierra Leone dihuni oleh parapemukim Calvinis dari Nova Scotia, yang umumnya adalah lo-yalis kulit hitam, yakni orang-orang kulit hitam yang berjuanguntuk Britania pada masa Perang Kemerdekaan Amerika. JohnMarrant mendirikan sebuah jemaat di sana di bawah asuhanKoneksi Huntingdon.

Sebagian dari gereja-gereja Calvinis besar dimulai olehtenaga-tenaga misi abad ke-19 dan 20; khususnya gereja-gerejadi Indonesia, Korea dan Nigeria

Ajaran PokokTeologi Calvinis kadang-kadang diidentifikasi dengan

lima poin Calvinisme, atau disebut juga doktrin rahmat, yangmerupakan sebuah respon poin demi poin terhadap lima poindari Remonstrans Arminian dan yang berfungsi sebagai sebuahringkasan dari keputusan yang dihasilkan oleh Sinode Dort ta-hun 1619.

Kelima poin itu berfungsi sebagai ringkasan perbedaanantara Calvinisme dan Arminianisme, tetapi bukan sebagai ring-kasan lengkap dari tulisan Calvin atau teologi gereja-gereja Re-formed pada umumnya. Dalam bahasa Inggris, kadang-kadangdikenal dengan singkatan TULIP:

Page 7: Penatua GKI dalam tradisi Calvinis...Kelima poin itu berfungsi sebagai ringkasan perbedaan antara Calvinisme dan Arminianisme, tetapi bukan sebagai ring-kasan lengkap dari tulisan

Penatua GKI dalam tradisi Calvinis 7

1) Total Depravity (Kerusakan total)2) Unconditional Election (Pemilihan tanpa syarat)3) Limited Atonement (Penebusan terbatas)4) Irresistible Grace (Anugerah tidak dapat ditolak)5) Perseverance of the Saints (Ketekunan orang-orang kudus)

Inti dari penegasan kanon ini adalah bahwa Allah mampumenyelamatkan setiap orang yang kepadanya telah diberikanrahmat dan bahwa apa yang dilakukan-Nya tidak dapat digagal-kan oleh kefasikan atau ketidakmampuan manusia.

Tata Ibadah dan Cara HidupMenurut Calvin, ada empat jabatan dalam gereja yaitu

gembala atau pendeta (pastor), pengajar (doctor), penatua(presbyter) dan syamas (diacon). Pendeta bersama para penatuamerupakan Konsistori yaitu majelis gereja yang memimpinjemaat dan yang menjalankan disiplin gereja.

Pendeta, memiliki tugas:1) Memberitakan Firman dan melayankan sakramen2) Bersama para penatua mengawasi kehidupan jemaat3) Menegur warga gereja yang menyimpang dari ajaran dan

peraturan gerejaPengajar adalah semua orang yang terlibat dalam tugas

pengajaran, yaitu guru (agama) di sekolah, guru katekisasi, paradosen teologi. Tugas pengajar adalah mengajarkan hal-hal yangberhubungan dengan iman Kristen.

Penatua (bersama-sama pendeta) bertugas mengawasikehidupan gereja. Kewajiban utama penatua adalah melayankanFirman. Dalam pemerintahan gereja, Calvin memberi tempat danwewenang terbesar kepada pendeta daripada kepada penatua.

Page 8: Penatua GKI dalam tradisi Calvinis...Kelima poin itu berfungsi sebagai ringkasan perbedaan antara Calvinisme dan Arminianisme, tetapi bukan sebagai ring-kasan lengkap dari tulisan

Penatua GKI dalam tradisi Calvinis 8

Diaken (syamas) bertugas mengurus orang sakit, miskindan menderita. Pada saat itu syamas tidak termasuk anggotasidang majelis. Ada dua jenis syamas:1) Syamas yang memegang keuangan gereja.2) Syamas yang ditugasi merawat orang-orang sakit dan orang-

orang miskin misalnya di rumah sakit dan penampunganorang-orang lanjut usia.

Diaken (syamas) tidak hanya membagikan uang kepadaorang-orang miskin tetapi juga memelihara beberapa lembagayang melayankan kasih.

Tradisi Calvinis menekankan perlunya pejabat atau ja-batan gerejawi. Salah satu warisan tradisi Calvinis adalah sistempemerintahan presbiterial yang terdiri dari presbiterial sinodal.Kata Presbiterial menunjukkan adanya otonomi gereja setempatyang dipimpin oleh Majelis Jemaat. Majelis Jemaat menjadipimpinan yang mengatur dan mengambil keputusan atas pel-bagai hal kehidupan jemaat lokal. Kata Sinodal menjelaskanbahwa gereja-gereja yang telah menggabungkan diri pada sinodeharus tunduk pada Sinode perihal yang umum dan yang tidakdapat diselesaikan sendiri oleh gereja setempat. Secara ringkas,dalam sistem pemerintahan presbiterial-sinodal, semua kepu-tusan jemaat diambil pada tingkat majelis (presbyterium), se-dangkan perkara-perkara yang menyangkut kepentingan seluruhgereja diputuskan pada tingkat sinode yang diikuti oleh wakil-wakil presbyterium dari setiap jemaat.

Gereja mengungkapkan imannya melalui ibadah. Adahubungan yang erat antara keyakinan atau ajaran dengan ibadah.Oleh karena itu ibadah dan tata ibadah merupakan satu kesatuan,dengan pokok-pokok ajaran mendasar. Calvin memberikan per-hatian yang seimbang terhadap penataan ibadah, tata gereja dan

Page 9: Penatua GKI dalam tradisi Calvinis...Kelima poin itu berfungsi sebagai ringkasan perbedaan antara Calvinisme dan Arminianisme, tetapi bukan sebagai ring-kasan lengkap dari tulisan

Penatua GKI dalam tradisi Calvinis 9

jabatan gerejawi.Dalam gereja-gereja Calvinis, ibadah gereja berpusat pa-

da pemberitaan Firman atau khotbah dan perjamuan kudus (tidakberpusat pada sakramen seperti dalam Gereja Katolik Roma).

Gereja terpisah dari negara. Masing-masing memilikiotoritasnya. Gereja bisa berbicara dalam segala bidang ke-hidupan, termasuk politik dan pemerintahan, namun negara tidakboleh berbicara tentang hal-hal yang berkaitan dengan urusankeagamaan.

Dari segi kuantitas, aliran Calvinis ini memiliki penganutterbesar di antara gereja-gereja di Indonesia. Paling tidak hal inidapat dilihat dari jumlah gereja anggota PGI.

Page 10: Penatua GKI dalam tradisi Calvinis...Kelima poin itu berfungsi sebagai ringkasan perbedaan antara Calvinisme dan Arminianisme, tetapi bukan sebagai ring-kasan lengkap dari tulisan

Penatua GKI dalam tradisi Calvinis 10

Yohanes Calvin

Hidup dan Karya CalvinCalvin memiliki nama asli Jean Cauvin lahir 10 Juli

1509, di kota Noyon yang berjarak sekitar 95 km di sebelahutara kota Paris. Semula ia direncanakan oleh keluarganya men-jadi imam di Gereja Katolik Roma. Namun ketika ia memper-siapkan diri untuk studi teologi di Paris, ayahnya berselisih pa-ham dengan keuskupan di Noyon sehingga rencana itu dibatal-kan. Ayahnya seorang yang memiliki keyakinan teguh dancenderung keras hati, namun ibunya seorang yang lembut danmemberikan kemesraan perasaan keagamaan dan kehalusan rohyang peka kepada Calvin.

Pada tahun 1523, Calvin belajar bahasa Latin di Collegede la Marche, Paris. Beberapa waktu kemudian, dia pindahsekolah ke College Montaigu yang memberinya kesempatanbelajar kepada John Mair tentang: (1) Filsafat abad pertengahan;(2) Bapa-bapa gereja termasuk Agustinus.

John Mair menerbitkan tafsiran empat Injil, sekaligus diaberusaha mempertahankan ajaran Roma melawan inovasi dariWycliffe, Huss, dan Luther. Ada kemungkinan tulisan tersebutmenjadi salah satu bahan mata kuliah yang diikuti Calvin yangmemengaruhi pemikirannya dan menjadikan Calvin mengenalnama Wycliffe, Huss, dan Luther.

Setelah lulus sebagai magister, Calvin pindah dari kotaParis ke kota Orleans untuk belajar Ilmu Hukum, Kitab Suci,Sastra, dan Filsafat. Calvin belajar bahasa Yunani pada MelchiorWolmar, seorang pengikut Luther. Kepadanya, Calvin belajar

Page 11: Penatua GKI dalam tradisi Calvinis...Kelima poin itu berfungsi sebagai ringkasan perbedaan antara Calvinisme dan Arminianisme, tetapi bukan sebagai ring-kasan lengkap dari tulisan

Penatua GKI dalam tradisi Calvinis 11

mengenai pikiran humanis dan reformatoris. Setahun kemudian,Calvin pindah ke kota Bourges dan mendapatkan gelar ahlihukum, dia mulai berkhotbah menyampaikan suara-baru kekris-tenan humanis. Sebelum ayahnya meninggal, Calvin dengan se-mangat termurni dari humanisme yaitu murah hati, melakukanpembelaan kepada ayahnya di hadapan Dewan Paroki, memintahukuman pengucilan ayahnya yang telah berlangsung selamadua tahun dicabut. Namun yang terjadi, Charles, kakaknya justruikut dikucilkan gereja. Tindakan tersebut semakin mendorongCalvin melepaskan diri dari persekutuan Gereja Roma Katolik diNoyon dan kembali ke Paris mengabdikan diri pada studi literertanpa melepaskan studi hukum.

Di Paris, Raja Francis I baru saja mendirikan institusibaru yang memiliki semangat termurni dari humanisme. Padasaat yang sama, Calvin melakukan studi Helenis dengan mengi-kuti mata kuliah dari Pierre Danes, salah satu sosok yang palingterkenal dari Royal Readers baru. Calvin kuliah bahasa Ibrani,untuk mempelajari prinsip-prinsip bahasa Ibrani yang sangatmembantu Calvin mempertajam pandangan-pandangannya.

Pada tahun 1531-1532, Calvin menyelesaikan buku per-tamanya, yakni tentang karya Seneca De Clementia. Ini adalahbuku pertama yang ditulis Calvin pada tahun 1531-1532 danditerbitkan pada tanggal 04 April 1532. Karya ini diharapkanmendorong Raja Francis I mempertimbangkan kebijakan fleksi-bilitas dan kemurahan hati terhadap kaum Protestan. PandanganCalvin mula-mula berbicara mengenai murah hati dan diamenyatakan sikapnya membela kaum Protestan.

Calvin mempunyai pendirian kuat, dia memiliki sikaphormat terhadap Gereja Roma tempat dia dibesarkan. Dia be-rusaha menjaga hubungan baik dengan Gereja Roma meskipun

Page 12: Penatua GKI dalam tradisi Calvinis...Kelima poin itu berfungsi sebagai ringkasan perbedaan antara Calvinisme dan Arminianisme, tetapi bukan sebagai ring-kasan lengkap dari tulisan

Penatua GKI dalam tradisi Calvinis 12

tetap bersikap kritis terhadap berbagai kelemahan yang munculdalam pemerintahan gereja yang harus dibenahi melalui tindakanyang didasarkan pada sikap rendah hati, tetapi tidak berhasil,sehingga Calvin mengambil keputusan untuk berpihak kepadareformasi. Meskipun demikian, sebenarnya Calvin tidak pernahmeninggalkan gereja. Yang terjadi ialah cara berjuang yang ber-beda. Semula perjuangannya dilakukan dari dalam gereja,kemudian perjuangannya dilakukan dari luar gereja melaluireformasi.

Pada bulan Mei 1534, Calvin kembali ke Gereja Roma diNoyon, dia harus menyerahkan jabatan gerejawinya, meninggal-kan Perancis, dan tinggal di kota Basel-Swiss yang penduduknyatelah menerima ajaran reformasi. Pada tahun yang sama, ke-lompok Anabaptis yaitu kelompok yang tidak puas danmelakukan kritik kepada Pemerintah Gereja Roma Katolik danmemberontak serta mendirikan Kerajaan Seribu Tahun di kotaMunster-Jerman Barat telah menimbulkan kekacauan bidangkeagamaan. Karena kelompok Anabaptis dan pengikut reformasitidak dapat dibedakan, pemerintah Jerman mengambil tindakantegas kepada mereka yang menjadi anggota kelompok Anabaptismaupun pengikut reformasi.

Pada tahun 1535, Calvin merevisi tulisannya Psychi-pannychia, sekaligus menyelesaikan tulisannya Institutes of theChristian Religion yang diterbitkan pada tahun 1536. Tujuanditulis dan diterbitkan buku Institutes of the Christian Religionadalah memberikan ikhtisar ajaran Kristen sekaligus memper-tahankan kebenaran ajaran dan membela penganut-penganutreformasi. Itulah sebabnya karya itu dipersembahkan juga kepa-da Raja Francis I, dengan harapan Raja Francis akan mengambilsikap lunak kepada para penganut reformasi. Konsistensi pan-

Page 13: Penatua GKI dalam tradisi Calvinis...Kelima poin itu berfungsi sebagai ringkasan perbedaan antara Calvinisme dan Arminianisme, tetapi bukan sebagai ring-kasan lengkap dari tulisan

Penatua GKI dalam tradisi Calvinis 13

dangan dan sikap rendah hati Calvin tetap dipertahankan sampaipada tahun 1536 saat diterbitkan pertama kali buku Institutes ofthe Christian Religion yang dipersembahkan untuk Raja FrancisI. Penerbitan selanjutnya terjadi pada tahun 1539, 1543, dan1559. Setiap kali buku tersebut diterbitkan isinya bertambah luaskarena Calvin melakukan revisi. Karya ini merupakan karya Cal-vin yang paling dikenal dan paling dihargai.

Setelah karyanya diterbitkan pertama kali, Calvinmeninggalkan Basel pergi ke Italia dan sesudah itu ke Paris danakan melanjutkan ke Strasburg, tetapi dia mengambil jalan me-lalui Jenewa karena keadaan militer. Pada waktu Calvin sampaidi Jenewa, Farel, pengkhotbah Injili mengundangnya untukmembantu penerapan reformasi di Jenewa. Tahun 1535, Jenewamembebaskan diri dari Uskup Jenewa dan daerah Savoye, lalupemerintah Jenewa memihak pada gerakan reformasi. Calvinmengawali karirnya sebagai reformator di Jenewa dengan statussebagai pengajar Kitab Suci bagi Gereja Jenewa, bertugasberkhotbah dan mengambil bagian dalam organisasi gerejawi.Menjelang akhir 1536, dia diangkat pemerintah Jenewa menjadipendeta kota.

Awal tahun 1537, Calvin menyerahkan serangkaian arti-kel kepada dewan kota untuk dipakai sebagai dasar organisasigerejawi yang baru. Pada bulan Maret usulan tersebut diterimadewan kota. Konsekuensi atas diterimanya usulan tersebut ada-lah harus diberlakukan kepada penduduk di Jenewa. Salah satuusulan yang menimbulkan perlawanan adalah ketika kemurnianiman melalui disiplin para penduduk kota diawasi secara ketatoleh para pendeta. Para penentang mendapat suara mayoritassehingga Farel dan Calvin dibuang dari Jenewa. Keinginannyatinggal di Basel untuk mengubah karyanya menjadi sebuah buku

Page 14: Penatua GKI dalam tradisi Calvinis...Kelima poin itu berfungsi sebagai ringkasan perbedaan antara Calvinisme dan Arminianisme, tetapi bukan sebagai ring-kasan lengkap dari tulisan

Penatua GKI dalam tradisi Calvinis 14

ajaran tidak kesampaian karena Bucer memintanya secara lang-sung dan juga melalui Farel supaya Calvin bersedia menjadipendeta jemaat pelarian Perancis yang tinggal di Strasburg.

Pada tanggal 12 September 1541, Calvin kembali keJenewa atas undangan Pemerintah Jenewa guna menghadapiuskup Carpentias yang mengajak penduduk Jenewa kembalikepada Gereja Katolik Roma. Pengalamannya memimpin gerejadi Strasburg berpengaruh besar dalam menata kehidupan ge-rejawi di Jenewa yang ditulisnya sebagai Tata Gereja yang dapatditerima Dewan Kota. Kehidupan kota diawasi secara ketat olehgereja dan pemerintah kota supaya Tata Gereja dilaksanakansecara murni. Terhadap siapa pun yang bersikap tidak sejalandengan kehidupan gerejawi yang diaturnya, Calvin bertindaktegas. Michael Servet, seorang teolog yang berseberangan pan-dangan dengan Calvin tentang Trinitas dibakar sampai matidemi menegakkan dan menjaga kemurnian ajaran Calvin.

Selain menulis Tata Gereja, Calvin menulis Institutio danbanyak karangan teologis lain khususnya buku-buku tafsiran Al-kitab. Ajaran Calvin memengaruhi tokoh-tokoh gerakan Injili diluar Jenewa antara lain Perancis, Inggris, Skotlandia, Polandiadan Hongaria yang nantinya memengaruhi kehidupan gerejamereka. Usaha Calvin dan rekan-rekannya berdampak padasebutan bahwa kota Jenewa sebagai pusat Reformasi. Calvinbekerja di Jenewa sampai ia meninggal, pada 27 Mei 1564.

Pemikiran CalvinTeologi Calvin sebagaimana diringkaskan di dalam Insti-

tutio, dibentuk oleh keyakinannya akan kedaulatan Allah dalampenciptaan dan keselamatan dan kemuliaan Allah sebagai tujuandari karya-Nya maupun dari hidup dan tugas manusia. Pokok-

Page 15: Penatua GKI dalam tradisi Calvinis...Kelima poin itu berfungsi sebagai ringkasan perbedaan antara Calvinisme dan Arminianisme, tetapi bukan sebagai ring-kasan lengkap dari tulisan

Penatua GKI dalam tradisi Calvinis 15

pokok besar lainnya dalam teologi Calvin, seperti predestinasiatau penebusan yang terbatas, dibangun di atas keyakinan akankedaulatan dan kemuliaan Allah. Karena itu tak salah kalau ba-nyak pengamat menyebut teologi Calvin sebagai teologi kedau-latan dan kemuliaan Allah.

Pemahaman Calvin tersebut didasarkan pada Alkitab ka-rena ia sangat menegaskan bahwa reformasi adalah merumuskankembali sebuah teologi yang didasarkan pada Alkitab. Calvinmenekankan otoritas Alkitab sebagai satu-satunya sumber ajarangereja yang benar karena itu Calvin menolak penghargaan Ge-reja Katolik Roma atas tradisi sebagai sumber keyakinan danajaran yang setara dengan Alkitab.

Calvin sangat menekankan aspek pedagogis dari Alkitab.Menurut Calvin, yang harus dicari dari dalam Alkitab adalahpengetahuan tentang Allah dan pengetahuan itu hanya dapatditemukan di dalam Yesus Kristus. Alkitab tidak cukup hanyadibaca dan dipahami secara harafiah, melainkan harus diselidikisedalam-dalamnya, sambil mengingat bahwa penelitian itu harusberpusat pada Kristus yang adalah pusat Alkitab.

Berbicara mengenai kemuliaan Allah, Calvin menegaskanbahwa Allah menciptakan dunia dan manusia demi untukkemuliaan-Nya. Allah tidak hanya memberitahukan dan mengu-mumkan agar kita memuja Allah, tetapi juga agar Dialah yangdipuja. Dia tidak hanya mengajar orang-orang pilihan-Nya untukmemandang kepada Allah, tetapi sekaligus menyatakan diri-Nyasupaya Dialah yang mereka pandangi. Karena itu segala yangterjadi di dunia ini dan segala yang dikerjakan manusia bertujuanuntuk memuliakan Dia. Namun karena dunia dan manusia jatuhke dalam dosa, mereka tak mampu lagi melaksanakan tugas itu;karena itulah Allah harus terlebih dahulu mengampuni dan

Page 16: Penatua GKI dalam tradisi Calvinis...Kelima poin itu berfungsi sebagai ringkasan perbedaan antara Calvinisme dan Arminianisme, tetapi bukan sebagai ring-kasan lengkap dari tulisan

Penatua GKI dalam tradisi Calvinis 16

membenarkan manusia agar manusia kembali dapat memuliakanDia, kendati tidak secara sempurna. Penekanan Calvin ataskemuliaan Allah ini disusul dengan penekanan atas pengudusan.Manusia yang sudah diampuni dan dibenarkan karena iman ha-rus berusaha sedapat mungkin menjaga dan mengupayakankekudusan hidupnya, kendati kekudusan itu tak pernah sempur-na dan tidak dimaksudkan untuk memperoleh pengampunan danpembenaran dari Allah. Justru sebaliknya, manusia berupayamemelihara kekudusan karena sudah terlebih dahulu diampunidan dibenarkan.

Pembenaran oleh iman tidak bisa tidak adalah berdasarkanpengampunan (Ins. III.xxiv.1). Tentang keselamatan, Calvinmenekankan keyakinan bahwa keselamatan diperoleh hanya kare-na kasih karunia melalui iman. Karena itu ia melancarkan protesterhadap ajaran Gereja Katolik Roma yang memahami bahwakeselamatan sebagai hasil kerjasama antara karunia Allah danperbuatan baik manusia. Karena itu Gereja Katolik Roma me-nolak Calvin. Menurut Calvin, orang-orang yang diselamatkanAllah telah ditetapkan oleh Allah yang berdaulat sebelum duniadiciptakan. Calvin mendefinisikan keselamatan sebagai kepu-tusan Allah yang kekal, yang dengannya Ia menetapkan untukdiri-Nya sendiri, apa yang menurut kehendak-Nya akan terjadiatas setiap orang (Ins. III.xxiv.10). Dengan demikian penebusanKristus terbatas pada orang-orang yang telah terpilih itu, kesela-matan mustahil tersedia bagi semua manusia, itu hanya dise-diakan bagi mereka yang telah ditetapkan sebelumnya untukselamat.

Pemahaman Calvin tentang keselamatan itu menentukanpemahamannya tentang gereja. Gereja adalah persekutuanorang-orang yang telah diselamatkan berkat kasih karunia Allah

Page 17: Penatua GKI dalam tradisi Calvinis...Kelima poin itu berfungsi sebagai ringkasan perbedaan antara Calvinisme dan Arminianisme, tetapi bukan sebagai ring-kasan lengkap dari tulisan

Penatua GKI dalam tradisi Calvinis 17

di dalam Yesus Kristus, yang telah dibenarkan kendati tetapmerupakan manusia berdosa, yang semuanya disambut danditerima manusia melalui iman. Sejalan dengan pemahaman ten-tang Alkitab yang berpusat pada Injil Yesus Kristus, ditegaskanbahwa gereja adalah tempat yang bisa ditemukan di mana sajaasalkan di sana Firman Allah diberitakan dengan murni dandidengarkan, serta sakramen dilayankan menurut aturan Kristus(Ins. IV.i.9).

Sehubungan dengan pemberitaan firman dan pelayanansakramen, Calvin lebih lanjut menandaskan bahwa Allah me-manggil dan menyediakan orang-orang yang ditugaskan mem-beritakan Firman dan melayankan sakramen, serta gembala-gembala menuntun dan membina warga gereja. Itulah sebabnyagereja perlu pejabat gerejawi.

Dasar-dasar teoritis bagi sistem pemerintahan gereja te-lah dituangkan dalam Institutio, sedangkan penjabarannya di-tuangkan dalam tulisan kecilnya Ordonnances Ecclesiastiques(peraturan-peraturan gereja) yang ditulis pada tahun 1541. Pera-turan ini ditulis untuk kebutuhan jemaat Protestan di Jenewa dimana pejabat gereja dan pemerintah kota memiliki hubunganyang sangat erat. Jemaat yang dilayani oleh Calvin adalahjemaat Jenewa di mana gereja didukung dan dibiayai oleh nega-ra. Namun demikian, Calvin memiliki pemikiran bahwa gerejadan negara harus menjadi dua hal yang terpisah. Sumberkekuasaan negara dan gereja adalah Tuhan. Allah menjadi Rajadan Penguasa tertinggi dalam kehidupan negara maupun gereja.Negara mendukung dan melindungi penyembahan kepada Allahdari sudut lahiriah, mempertahankan ajaran yang sehat tentangagama, membela kedudukan gereja, mengatur kehidupan gerejadengan berpedoman pada pergaulan masyarakat, membina

Page 18: Penatua GKI dalam tradisi Calvinis...Kelima poin itu berfungsi sebagai ringkasan perbedaan antara Calvinisme dan Arminianisme, tetapi bukan sebagai ring-kasan lengkap dari tulisan

Penatua GKI dalam tradisi Calvinis 18

kesusilaan sesuai dengan keadilan seperti yang ditetapkan olehUndang-undang negara, merukunkan dan memupuk perdamaianserta ketentraman umum.

Gereja dipahami Calvin memiliki dua sisi, yaitu gerejakelihatan dan gereja-tidak-kelihatan. Gereja tidak kelihatan ada-lah gereja dalam arti sebenarnya, tubuh Kristus yang terdiri atasorang, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal,yang betul-betul dipanggil Allah untuk menjadi anak-Nya.Dengan kata lain, gereja yang tidak kelihatan adalah persekutuanorang-orang kudus yang terpilih dan keterpilihannya hanyadiketahui oleh Allah. Sedangkan gereja yang kelihatan adalahkomunitas orang Kristen.

Pemahaman Calvin tentang gereja yang kelihatan dantidak kelihatan ini dipengaruhi oleh Agustinus. Gereja kelihatandan gereja tidak kelihatan harus dibedakan tetapi tidak bisadipisahkan. Gereja yang kelihatan harus sebaik mungkin be-rusaha mencerminkan apa yang dipercayai mengenai gereja se-bagai tubuh Kristus yang tidak kelihatan. Pemahaman gerejakelihatan dan tidak kelihatan didefinisikan juga oleh Barth.Menurut Barth, gereja tidak kelihatan bersumber dari yangtersembunyi dari Allah Roh Kudus sehingga gereja tidak dapatdibandingkan dengan sebuah masyarakat. Karenanya, sifat danesensinya tidak dapat ditemukan pada tingkat manusia tetapi da-lam kenyataan spiritual dalam pertemuan dengan Allah dan ke-nyataan ini hanya dapat dilihat melalui iman. Itulah sebabnyagereja berbeda dengan lembaga lain.

Sedangkan gereja yang kelihatan menurut Barth adalahbentuk dari gereja yang tidak terlihat. Gereja yang kelihatan ada-lah representasi dari semua orang yang oleh karya ajaib dari RohKudus hidup dalam damai sejahtera dengan Allah. Meski pema-

Page 19: Penatua GKI dalam tradisi Calvinis...Kelima poin itu berfungsi sebagai ringkasan perbedaan antara Calvinisme dan Arminianisme, tetapi bukan sebagai ring-kasan lengkap dari tulisan

Penatua GKI dalam tradisi Calvinis 19

haman Calvin dan Barth tentang gereja tidak kelihatan dankelihatan terdapat perbedaan tetapi keduanya menekankan bah-wa gereja yang tidak kelihatan itu muncul terlebih dahulu,kemudian gereja yang kelihatan. Keduanya memahami bahwagereja yang kelihatan dan tidak kelihatan adalah dua hal yangtidak dapat dipisahkan. Baik Calvin maupun Barth memandangbahwa gereja tidak terlepas dari Alkitab. Pemahaman Barthmengenai gereja dan Alkitab diawali dengan pemahaman bahwaAlkitab merupakan satu-satunya sumber otoritas bagi gereja. Al-kitab menurut Barth, adalah tulisan suci yang ditegaskan danditerima oleh gereja sebagai proklamasinya.

Barth menguraikan Alkitab di dalam tiga hal:1) Alkitab adalah satu kesatuan. Meskipun Alkitab terdiri dari

66 kitab tetapi satu kitab dengan kitab lainnya tidak bisadipisahkan. Alkitab adalah satu kesatuan.

2) Alkitab adalah kesaksian dari wahyu. Alkitab harus dibacadan dipahami dalam ketaatan pada prinsip hermeneutisnya.

3) Alkitab adalah unik. Alkitab adalah Firman Tuhan kepadagereja sehingga ia memiliki otoritas dalam gereja. Gerejatidak memiliki kekuasaan untuk mengendalikan Alkitab. Al-kitab diakui sebagai Firman Allah kepada gereja hanya olehpekerjaan Roh Kudus.

Melalui tiga pemahaman tersebut maka prioritas pertamagereja adalah mendengarkan Alkitab. Prioritas kedua gereja ha-rus taat kepada Alkitab. Hal ini hendak memberikan gambarangereja akan disebut sebagai Gereja ketika Alkitab menjadi sum-ber otoritas gereja. Apabila Alkitab tidak lagi menjadi sumberotoritas, maka komunitas Kristen tidak dapat disebut sebagaigereja.

Calvin juga menggunakan unsur Alkitab dalam menen-

Page 20: Penatua GKI dalam tradisi Calvinis...Kelima poin itu berfungsi sebagai ringkasan perbedaan antara Calvinisme dan Arminianisme, tetapi bukan sebagai ring-kasan lengkap dari tulisan

Penatua GKI dalam tradisi Calvinis 20

tukan gereja yang sesungguhnya. Gereja akan disebut sebagaiGereja apabila Firman Allah (Alkitab) secara murni diajarkandan sakramen-sakramen dilaksanakan seturut dengan ketetapanKristus (Ins. 4.1.9). Alkitab menjadi ukuran untuk menilai pem-beritaan Firman dan pelayanan sakramen. Jadi, selama FirmanAllah diberitakan secara murni dan sakramen dilayankan, nama“gereja” tetap ada. Dengan demikian, bagi Calvin pemberitaanFirman Allah (Alkitab) merupakan hal yang pokok dan prioritas dalamkehidupan gereja.

Menurut Calvin, gereja itu satu sebagaimana dikatakandalam Pengakuan Iman Rasuli “yang am”. Kesatuan gereja-kelihatan dan gereja-tidak-kelihatan terletak pada Kristus se-bagai Kepala Gereja yang menghubungkan anggota-anggota ge-reja dalam tubuh yang satu (IV.1.2). Ketika Calvin berbicaratentang gereja yang kelihatan, ia menggambarkan bahwa gerejaadalah “ibu”, artinya nama “ibu” memberikan manfaat yang be-sar. Tidak akan ada jalan masuk ke dalam kehidupan kalau kitatidak dikandung di dalam rahimnya, dilahirkan olehnya, disu-suinya, dan akhirnya dilindungi dan dibimbingnya. Di luar diakita tidak dapat mengharapkan pengampunan dosa dan keba-hagiaan, sehingga siapa pun yang cara hidupnya menyimpangdari aturan gereja pasti akan menemui kebinasaan (IV.1.4).

Seluruh eklesiologi Calvin merupakan upaya untuk men-jadikan gereja sebagai institusi pembentukan pribadi danmasyarakat, karena manusia berada dalam kondisi yang tidaksempurna. Disiplin lembaga merupakan hal yang penting untukmenata kehidupan dan proses pendidikan. Calvin berpendapat bah-wa diperlukan tatanan dalam kelembagaan dan pejabat ge-rejawi.

Page 21: Penatua GKI dalam tradisi Calvinis...Kelima poin itu berfungsi sebagai ringkasan perbedaan antara Calvinisme dan Arminianisme, tetapi bukan sebagai ring-kasan lengkap dari tulisan

Penatua GKI dalam tradisi Calvinis 21

SISTEM GEREJA

Pada zaman Perjanjian Baru, jemaat-jemaat yang beradadi Palestina maupun yang berada di luar Palestina dipimpin olehrasul-rasul. Ketika rasul-rasul tidak ada lagi bersama mereka,jemaat-jemaat tersebut tidak lagi memiliki pemimpin. Dalamkondisi demikian mereka harus menghadapi berbagai macampersoalan di antaranya adalah mereka hidup di tengah masyara-kat kafir yang sangat memengaruhi segala bidang kehidupansampai bagian-bagian terkecil, sementara yang ada pada waktuitu penilik jemaat (episkopos). Realita demikian membawa padasebuah kebutuhan adanya pemimpin di tengah jemaat yang dapatmenjalankan fungsi demi perkembangan jemaat. Dari sini lahkepemimpinan jemaat mulai tumbuh dan terus berkembang.

Menurut Millard J. Erikson, sepanjang perjalanan sejarahgereja telah dipengaruhi oleh banyak sistem dan bentukpemerintahan. Kepemimpinan gereja sepanjang zaman adalahbentuk kepemimpinan: episkopal, presbiterial, congregational,dan non-pemerintahan/kepemimpinan. Episkopal berasal darikata Yunani episkopos yang berarti penilik (kata ini juga diter-jemahkan menjadi bishop. Dalam sistem pemerintahan gerejaepiskopal, otoritas dan kewenangan terletak pada bishop. Istilahpresbiterial berasal dari kata Yunani presbuteros yang berartipenatua. Dalam pemerintahan gereja sistem presbiterialkewenangan tertinggi terletak pada para presbiter (penatua) darisebuah gereja. Sistem kongregasional dapat disebut juga sebagaisistem independen karena sistem ini menegaskan bahwa “setiapgereja lokal adalah suatu badan lengkap, yang tidak tergantung

Page 22: Penatua GKI dalam tradisi Calvinis...Kelima poin itu berfungsi sebagai ringkasan perbedaan antara Calvinisme dan Arminianisme, tetapi bukan sebagai ring-kasan lengkap dari tulisan

Penatua GKI dalam tradisi Calvinis 22

dengan badan lain, bahkan tidak memiliki hubungan pemerinta-han dengan gereja yang lain. Dalam sistem ini, kekuasaan ge-reja sepenuhnya berada pada anggota jemaat, yang memilikikekuasaan untuk mengatur dirinya sendiri secara independendan penuh.” Otoritas pemerintahan gereja tidak terletak padaindividu maupun perwakilan individu melainkan seluruh jemaatlokal. Dua hal yang sangat ditekankan oleh sistem pemerintahangereja ini adalah otonomi dan demokrasi. Para pelayan gereja(pejabat gereja) adalah jabatan fungsional untuk melayankan Fir-man, mengajar dan melaksanakan urusan gereja semata-mata.

Ada jemaat Kristen yang mengatakan bahwa bentuk ter-baik bagi model kepemimpinan gereja adalah tanpa pemerinta-han. Yang paling kuat dan tegas menekankan ini adalah ke-lompok jemaat dari aliran Plymouth Brethern. Menurut merekakepemimpinan dalam jemaat merupakan buah refleksi batinmanusia dari karunia Roh Kudus. Mereka menolak konsep ge-reja kelihatan karena gereja yang eksis di tengah dunia ini adalahgereja tidak kelihatan yang dibentuk oleh semua orang percaya.Tidak ada pejabat khusus dalam gereja, yang mengatur gerejaadalah Roh Kudus.

Selain empat sistem pemerintahan tersebut di atas, ter-dapat juga sistem pemerintahan gereja papal dan sinodal. Padasistem pemerintahan papal kepemimpinan berada pada Paus.Sistem ini dipakai dalam Gereja Roma Katolik. Kata papal be-rasal dari kata latin “papa” diartikan sebagai Bapa. Paus diang-gap sebagai Bapa yang mempunyai kekuasaan tertinggi dalamgereja. Sedangkan sistem sinodal adalah sistem di mana gerejadipimpin oleh persidangan para pejabat gerejawi yang disebutsinode. Persidangan ini merupakan instansi tertinggi yang kepu-tusannya harus dilaksanakan oleh jemaat-jemaat yang tergabung

Page 23: Penatua GKI dalam tradisi Calvinis...Kelima poin itu berfungsi sebagai ringkasan perbedaan antara Calvinisme dan Arminianisme, tetapi bukan sebagai ring-kasan lengkap dari tulisan

Penatua GKI dalam tradisi Calvinis 23

dalam sinode tersebut.Sistem pemerintahan gereja Presbiterial Sinodal dikenal

sebagai sistem pemerintahan yang ”diciptakan” Calvin meskipunsebelum Calvin telah ada beberapa tokoh yang menggunakansistem pemerintahan gereja Presbiterial Sinodal. SistemPemerintahan gereja Presbiterial Sinodal ini ditetapkan padasidang Sinode di Paris pada tahun 1559.

Dalam Institutio, Calvin menguraikan tentang sistempemerintahan negara yang dibedakan menjadi tiga yaknimonarkhi, aristokrasi, dan demokrasi. Sistem pemerintahanmonarkhi dapat mengakibatkan kepemimpinan yang mengarahkepada kelaliman. Demikian juga sistem demokrasi dapat mero-sot menjadi kekacauan. Sistem pemerintahan yang diidealkanCalvin adalah aristokrasi, meskipun dalam sistem pemerintahanini dapat merosot pula karena persengkongkolan beberapa orang,namun ia memahami bahwa pemerintahan yang dikendalikanoleh lebih dari satu orang akan lebih aman dibanding satu orangatau semua orang (Ins. IV.xx.8). Masing-masing sistempemerintahan memiliki kekurangan, namun kekurangan yangminimal itu yang kemudian mewarnai pikiran Calvin dalammenetapkan sistem pemerintahan apa yang nantinya menjadi da-sar meletakkan tata gerejanya.

Sebelum diusir dari Jenewa, Calvin bersama denganFarel telah membuat Tata Gereja singkat yang berisi pasal-pasalmengenai organisasi gereja dan kebaktian. Sekembalinya dariStrasburg ia mendapat banyak gagasan baru dari Bucer dan daripengalaman pelayanan di jemaat Perancis yang tinggal di Stras-burg. Gagasan baru dan pengalaman pelayanan yang ia dapatkanmewarnai pemikiran dan konsepnya dalam memperbaiki orga-nisasi gereja. Di Strasburg Calvin menjadi pendeta orang-orang

Page 24: Penatua GKI dalam tradisi Calvinis...Kelima poin itu berfungsi sebagai ringkasan perbedaan antara Calvinisme dan Arminianisme, tetapi bukan sebagai ring-kasan lengkap dari tulisan

Penatua GKI dalam tradisi Calvinis 24

pelarian dari Perancis. Dalam banyak hal termasuk jabatan ge-rejawi, Calvin mengambil alih pemikiran Bucer sekalipun di sa-na-sini melakukan perubahan-perubahan kecil. Sungguhpundemikian, Calvin dan Bucer memiliki perbedaan. Calvin lebihberhasil melaksanakan apa yang ia rencanakan sekalipun sekali-sekali ia harus memberikan konsesi sedangkan Bucer lebihfleksibel, di mana jabatan pendeta, doktor, penatua, dan diakentidak limitatif. Hal ini erat hubungannya dengan anggapan bah-wa tiap-tiap anggota jemaat menerima kharisma dari Tuhan danbahwa kharisma itu harus ia gunakan untuk pembangunanjemaat. Calvin kurang melihat hal ini sehingga dalam praktikhampir-hampir tidak nampak keanekaragaman pelayananjemaat.

Perkembangan pemikiran Calvin juga dipengaruhi olehpolitik dan keadaan masyarakat pada saat itu. Ia mengakui bah-wa yang disebutnya sebagai Majelis Jemaat adalah analog dariDewan Kota, karena itu kadang-kadang ia menyebutnya sebagaisenat yang terdiri dari orang-orang saleh, sungguh-sungguh, dansuci yang diberi kuasa untuk membetulkan kejahatan. Pengaruhpraktek politik dan masyarakat pada waktu itu begitu besar se-hingga sifat diakonal dari jabatan gerejawi jauh terdesak kebelakang. Calvin mengetahui bahwa dalam gereja, jabatan ada-lah pelayanan tetapi seringkali ia menyebut dengan kata-katayang mengandung unsur kehormatan dan dignitas. Itulah sebab-nya ia menggolongkan jabatan gerejawi dalam rupa-rupa tingkat:rasul-rasul, pemberita-pemberita Injil, penatua, dan diaken.Tingkatan-tingkatan ini sebenarnya tidak jauh berbeda denganhirarki Gereja Katolik Roma.

Jabatan gerejawi bersifat fungsional untuk mengatur ke-hidupan gerejawi sebaik mungkin berdasarkan kebenaran Fir-

Page 25: Penatua GKI dalam tradisi Calvinis...Kelima poin itu berfungsi sebagai ringkasan perbedaan antara Calvinisme dan Arminianisme, tetapi bukan sebagai ring-kasan lengkap dari tulisan

Penatua GKI dalam tradisi Calvinis 25

man. Dalam menetapkan jabatan, Calvin mendasarkannya padasurat Efesus dan Roma. Melalui kesaksian dalam surat Efesusdan Roma, Calvin menyimpulkan bahwa terdapat empat jabatanyang ditetapkan oleh Kristus sendiri, yakni:1) Pendeta yang melayani Firman, Sakramen dan bersama pe-

natua mengawasi kehidupan Jemaat dan menegur bila perlu;2) Pengajar yang bertugas menafsirkan Alkitab sehingga ajaran

yang benar dapat dipelihara di tengah Jemaat.3) Penatua yang bertugas memimpin dan memberlakukan

disiplin gereja;4) Diaken yang memperhatikan orang-orang sakit dan miskin.

Munculnya jabatan penatua merupakan suatu hal yangpenting dalam sejarah Calvin karena memasukkan unsur“awam” dalam pemerintahan gereja. Para penatua di Jenewa di-angkat berdasarkan penunjukan dewan kota. Hal ini hendakmengatakan bahwa penatua di Jenewa adalah wakil pemerintahsehingga terciptalah suatu kerjasama antara pemerintah dan ge-reja dalam hal kesejahteraan penduduk kota. Calvin melibatkankaum awam oleh karena sebuah pemahaman bahwa di dalamgereja tidak ada imamat khusus, semua anggota gereja merupa-kan imamat am.

Pada abad pertengahan gereja dilihat sebagai lembaga dimana para pejabat atau kaum klerus membagi keselamatan kepa-da kaum awam. Sinonim dari gereja adalah hirarki. Pada satusisi Calvin menolak hirarki gereja, tetapi pada sisi lain Calvinmerasa keberatan untuk menerapkan ajaran mengenai imamatam orang-orang percaya dengan segala konsekuensi. Itulahsebabnya gereja dalam banyak segi disebut gereja pendeta. Wa-laupun Calvin tidak memakai istilah “klerus” -sebutan dalamgereja abad pertengahan, namun dalam prakteknya ia membagi

Page 26: Penatua GKI dalam tradisi Calvinis...Kelima poin itu berfungsi sebagai ringkasan perbedaan antara Calvinisme dan Arminianisme, tetapi bukan sebagai ring-kasan lengkap dari tulisan

Penatua GKI dalam tradisi Calvinis 26

atas pejabat-pejabat dan rakyat, dengan para pejabat sebagai ke-lompok istimewa tertutup yang menentukan sendiri siapa yanglayak menjadi anggota gereja dan mengadakan pengawasansendiri. Calvin terjebak pada kebutuhan struktur yang sebenar-nya tidak ia pikirkan sejak awal. Meski model pemerintahan ge-rejawi pemahaman Calvin berbeda dengan model pemerintahanGereja Roma Katolik, namun Calvin tidak dapat menghindardari struktur dan jabatan yang ada dalam kehidupan gereja.

Dalam Tata Gerejanya, Calvin juga mengatur tentangperkumpulan para pendeta dan penatua. Para pendeta memben-tuk kumpulan sendiri yang disebut dengan kumpulan yang ter-hormat dari para pendeta, yang bertemu sekali dalam semingguantara lain untuk menguji calon pendeta, menelaah Alkitab danmendalami ajaran gereja serta memeriksa penegakan disiplin dikalangan pendeta. Kumpulan pendeta dan penatua disebut con-sistorium atau majelis gereja yang berkumpul sekali dalam sem-inggu. Dalam peraturan tersebut, Calvin tidak mengikutkansyamas atau diaken di dalam majelis jemaat karena tugas majelisjemaat terutama untuk mengawasi kelakuan anggota jemaat ataumenegakkan disiplin gereja yang bukan urusan diaken.

Penegakan disiplin warga jemaat adalah kuasa gerejayang dalam hal ini akan dilakukan oleh majelis. Adapun tujuandisiplin yang hendak dicapai oleh gereja adalah:1) Supaya warga jemaat yang menempuh hidup memalukan dan

keji jangan sampai digolongkan sebagai orang Kristen, sebabhal itu akan menyebabkan penghinaan terhadap nama Allah.

2) Supaya orang-orang baik tidak dirusak karena terus menerusbergaul dengan orang-orang yang jahat.

3) Supaya orang yang jahat kemudian malu dan mulai menye-sali kejahatan mereka. Pelaksanaan disiplin harus disertai

Page 27: Penatua GKI dalam tradisi Calvinis...Kelima poin itu berfungsi sebagai ringkasan perbedaan antara Calvinisme dan Arminianisme, tetapi bukan sebagai ring-kasan lengkap dari tulisan

Penatua GKI dalam tradisi Calvinis 27

dengan sikap lemah lembut sehingga orang yang berdosaakan menyatakan kepada gereja bahwa ia bertobat. Denganpernyataan itu ia menghapuskan pelanggaran sejauh mung-kin baginya (Ins. IV.xii.5).

Dalam melaksanakan tindakan disiplin, Calvin mem-bedakan menjadi tiga: teguran dari majelis jemaat, laranganmengikuti perjamuan kudus, dan pengucilan dari jemaat yangdilakukan di depan seluruh jemaat dalam kebaktian umum. Da-lam hal-hal tertentu, terkait dosa yang tersembunyi atau belumdiketahui oleh umum, Calvin dapat menerima bahwa pengakuandosa dilaksanakan secara pribadi di hadapan pendeta, namun jikadosa yang dilakukan telah diketahui secara umum maka harusdilaksanakan di depan umum supaya tidak dicontoh oleh oranglain (Ins. IV.xii.6)

Jenewa sebagai kota dengan beberapa gereja reformasiberada dalam kendali langsung pemerintah kota dan pengawasanCalvin, sebab Calvin tinggal di kota tersebut. Dengan demikian,untuk mengawasi gereja-gereja di Jenewa dapat dilakukan secaraintensif baik oleh pemerintah kota maupun pemerintah gereja.Gereja-gereja di Jenewa berada di dalam pemerintahan yanglebih besar yang dilaksanakan oleh pemerintah kota sebagaiwujud konkrit adalah adanya visitasi. Pada gereja-gereja refor-masi di Jenewa tidak dikenal istilah klasis dan sinode, hal inidisebabkan jarak yang sangat dekat satu terhadap lainnya danpemerintah kota mampu menjangkau masing-masing gereja se-hingga tidak diperlukan tingkatan pemerintah yang lebih tinggibaik itu klasis atau sinode.

Page 28: Penatua GKI dalam tradisi Calvinis...Kelima poin itu berfungsi sebagai ringkasan perbedaan antara Calvinisme dan Arminianisme, tetapi bukan sebagai ring-kasan lengkap dari tulisan

Penatua GKI dalam tradisi Calvinis 28

Presiterial Sinodal GKIGKI dalam melaksanakan tugas panggilannya menganut

sistem Presbiterial Sinodal yang merupakan penggabungkan darisistem presbiterial dan sinodal. Sistem ini lebih cocok dengankondisi GKI yang berlatar belakang dari penyatuan secara bebasdari jemaat-jemaat lokal (presbiter) menjadi suatu Sinode. Da-lam konteks GKI, maka jemaat-jemaat lokal (presbiter) yangbersehati melahirkan satu Sinode, dan bukan Sinode yang me-lahirkan jemaat-jemaat lokal (presbiter).

Selanjutnya kita perlu memahami dengan benar bagaima-na teknis pelaksanaan dari sistem presbiterial sinodal ini. Untukmemudahkan pemahaman kita, maka terlebih dahulu kita ber-bicara mengenai Presbiterial itu sendiri; kemudian berbicara ten-tang Sinodal. Dan pada akhirnya kita akan memahami tata caraPresbiterial Sinodal.

PresbiterialPresbiterial berasal dari kata presbiter (Yunani),

atau Zaqen (Ibrani) yang berarti zhang lao (Tionghoa, baca: canglao), sesepuh (Sunda), ketua (Indonesia).Ada 3 macam Zaqen dalam Perjanjian Lama:1) Yang bertindak sebagai wakil-wakil seluruh bangsa (Kel.

3:16)2) Yang bertindak sebagai wakil-wakil suku (Hak. 11:5)3) Sebagai pemuka-pemuka kota (Hak. 8:14)

Dengan berbagai macam Zaqen ini maka merekamempunyai berbagai fungsi, misalnya:1) Membebaskan Israel dari Mesir (Kel. 3: 16)2) Mengusut perkara pembunuhan (Ul. 21: 22)

Page 29: Penatua GKI dalam tradisi Calvinis...Kelima poin itu berfungsi sebagai ringkasan perbedaan antara Calvinisme dan Arminianisme, tetapi bukan sebagai ring-kasan lengkap dari tulisan

Penatua GKI dalam tradisi Calvinis 29

3) Mengadili pembunuh (Ul. 19:12)4) Mengurus perkara cekcok dalam pernikahan (Ul.22:15; 25:7)

Fungsi Zaqen ini haruslah dilihat dalam konteks (situasikehidupan) bahwa bangsa Israel menyadari dirinya adalah umatpilihan Allah yang diperlengkapi dengan berbagai peraturanyang bertujuan untuk memelihara nilai-nilai dan norma-normakehidupan seperti yang dikehendaki Allah. Dalam rangka mem-pertahankan dan memelihara kehidupan, dalam kedudukannyaseperti yang disebutkan di atas maka bangsa Israel memer-lukan para Zaqen selaku pengontrol kehidupan sosial di dalamumat Allah.

Peranan para Zaqen ini tampaknya berlangsung sepan-jang sejarah kehidupan bangsa Israel itu sendiri: sejak keluardari Mesir, melalui para hakim, para raja, pembuangan ke Babel,kembali dari pembuangan Babel sampai pada zaman PerjanjianBaru. Walaupun pada zaman raja-raja, para raja mempunyaikepemimpinan atas umat Israel, namun para raja pun mengakuiperanan dan kedudukan Zaqen tersebut (1Raj. 8:1,3; 10:1, 2Raj.10:1; 19:2; 23:1).

Di dalam Perjanjian Baru, kata presbiter dalam kontek-snya masing-masing dapat dikelompokkan dalam empat ke-lompok pengertian:1) Yang menunjuk pada usia tua dalam artian umum (Kis.

2:17, 1Tim. 5:1-2, 1Pet.5:5, Luk. 15:27)2) Yang menunjuk kepada nenek moyang atau pemimpin aga-

ma di masa lampau (Mat. 15:2, Mrk. 7:3,5)3) Yang menunjuk kepada para penatua Yahudi (Mat. 16:21,

Kis. 4:4-5,8,23; 6:12; 23:14; 24:1)4) Yang menunjuk kepada penatua gereja (Kis. 11:30; 14:23;

15:2,4,6,22-23; 1Tim. 5:17,19; Tit. 1:5)

Page 30: Penatua GKI dalam tradisi Calvinis...Kelima poin itu berfungsi sebagai ringkasan perbedaan antara Calvinisme dan Arminianisme, tetapi bukan sebagai ring-kasan lengkap dari tulisan

Penatua GKI dalam tradisi Calvinis 30

Dengan demikian peranan presbiter dalam Perjanjian Ba-ru sangat penting dalam kaitannya dengan umat, yaitu dalam halkepemimpinan dan pengontrol sosial. Oleh sebab itu kita dapatmengatakan bahwa peranan presbiter tidak banyak berbedadengan peranan Zaqen dalam Perjanjian Lama.

Ketika gereja mula-mula mengalami perkembangan yangpesat, maka mau tidak mau peranan presbiter pun berkembang.Sehingga muncul beberapa jenis presbiter yang ditentukan olehpelayanannya, yaitu:1) Presbiter yang bertindak selaku gembala, selaku pemberi

teladan (1Pet. 5:1-3). Tekanan pelayanannya adalah padasoal penggembalan/pengabdian diri dan bukan padapemerintahannya.

2) Presbiter yang mengunjungi orang sakit dan mendoakannya(Yak. 5:14)

3) Presbiter yang bertugas berkhotbah dan mengajar (1Tim.5:17)

SinodalKata sinodal berasal dari kata Yunani sunhodos. Kata ini

tidak terdapat dalam Alkitab. Tetapi akar katanya terdapat dalamAlkitab, yaitu Sunodeuo (Kis. 9:7) dan Sunodia (Luk. 2:44) yangberarti seperjalanan.

Sinode berarti berjalan bersama, seperjalanan, berpikir ber-sama, bertindak bersama. Sebagai contoh dari hidup bersinodedapat kita lihat dalam Kisah 15. Pada zaman Paulus dan Barna-bas, dalam jemaat Anthiokia muncul suatu masalah yang harusdipecahkan yaitu apakah orang-orang kafir (bukan Yahudi) yangakan masuk Kristen harus menjalani proses proselitisasi Yahudi

Page 31: Penatua GKI dalam tradisi Calvinis...Kelima poin itu berfungsi sebagai ringkasan perbedaan antara Calvinisme dan Arminianisme, tetapi bukan sebagai ring-kasan lengkap dari tulisan

Penatua GKI dalam tradisi Calvinis 31

dahulu? Apabila hal ini merupakan keharusan maka berartiorang-orang bukan Yahudi ini harus tunduk kepada peraturansunat Yahudi.

Sehubungan dengan hal ini terdapat perbedaan pendapat.Juga antara Paulus dan Petrus. Paulus tidak setuju bahwa merekayang bukan Yahudi harus disunat terlebih dahulu sebelum men-jadi Kristen. Sedangkan Petrus sebaliknya. Maka kita dapatmembayangkan gejala perpecahan di tengah jemaat ini. JemaatAnthiokia adalah jemaat yang mandiri, artinya dapat mengambilkewenangan sendiri untuk menyelesaikan masalah tersebut. Ten-tu saja mereka akan dapat memecahkan masalah tersebut apalagidengan hadirnya tokoh seperti Paulus, Petrus dan Barnabas.Tetapi mereka tidak berusaha memecahkan masalah itu sendiriankarena berkeyakinan bahwa jemaat ini juga berada dalampersekutuan bersama dengan jemaat-jemaat lainnya. Itulahsebabnya mereka membawa masalah ini ke persidangan gerejawidi Yerusalem. Langkah kebersamaan inilah yang dikenal dengansebutan sinodal.

Ciri-ciri Sistem Presbiterial SinodalSetelah memperhatikan sistem presbiterial dan sinodal

serta penjelasan dari makna presbiterial dan sinodal itu sendiridalam Alkitab, maka kita dapat mengatakan bahwa dalam sistemPresbiterial Sinodal ini terdapat ciri sebagai berikut:

Gereja dipimpin oleh pejabat-pejabat gerejawi yangsecara kolektif disebut Majelis Jemaat. Pejabat-pejabat gerejawiini bukanlah wakil-wakil dari jemaat melainkan orang yang me-megang jabatan itu atas nama Tuhan Yesus Kristus dan berhada-pan dengan jemaat. Setiap anggota Majelis Jemaat mempunyaikedudukan yang sama; tidak ada seorang pun yang lebih tinggi

Page 32: Penatua GKI dalam tradisi Calvinis...Kelima poin itu berfungsi sebagai ringkasan perbedaan antara Calvinisme dan Arminianisme, tetapi bukan sebagai ring-kasan lengkap dari tulisan

Penatua GKI dalam tradisi Calvinis 32

atau lebih rendah dari yang lain. Masing-masing mempunyai tu-gasnya sendiri.

Jabatan gerejawi adalah untuk menekankan bahwaada orang atau orang-orang yang diberi kepercayaan oleh gerejauntuk mengatur, mengelola, mengarahkan, melayani dan mem-impin jemaatnya atau gereja. Gereja Kristen Indonesia (GKI)mengenal dua macam pejabat gerejawi, yaitu Penatua danPendeta. Penatua dan pendeta adalah anggota-anggota MajelisJemaat.

Ciri utama dari sistem Presbiterial Sinodal ialah kepe-nuhan dalam kesatuan. Tiap-tiap jemaat yang dipimpin olehMajelis Jemaat mempunyai kemandirian penuh; tetapi pada saatyang sama tiap-tiap jemaat yang ada berada dalam kesatuandengan jemaat-jemaat lain dalam satu sinode sebagai wujudnyata berjalan bersama para presbiter dalam memimpin gerejayang Tuhan percayakan kepada mereka.

Hal ini mempunyai implikasi positif sebagai berikut:Jemaat mempunyai otonomi (kemandirian penuh) tetapi terbatas;yang membatasinya ialah Sinode. Sebaliknya Sinode mempu-nyai kekuasaan tetapi terbatas; yang membatasinya ialah jemaat-jemaat. Dalam sistem Presbiterial sinodal semua keputusan yangdiambil berdasarkan kesepakatan bersama bukan berdasarkanwewenang yang ada pada salah satu pihak.

GKI sebagai satu kesatuan tubuh Kristus, secara or-ganisasi terdiri dari empat aras, yaitu: Jemaat – Klasis – SinodeWilayah – Sinode Am. Dalam sistem ini hubungan yang adabukanlah yang bersifat hirarkies (dari atas ke bawah), melain-kan lebih bersifat perluasan tanggung jawab pelayanan dan sela-lu mengarah kepada kesatuan sebagai keluarga besar.

Page 33: Penatua GKI dalam tradisi Calvinis...Kelima poin itu berfungsi sebagai ringkasan perbedaan antara Calvinisme dan Arminianisme, tetapi bukan sebagai ring-kasan lengkap dari tulisan

Penatua GKI dalam tradisi Calvinis 33

Kekuasaan tertinggi ada pada persidangan-persidanganpejabat gerejawi, baik di tingkat jemaat, klasis, sinode wilayahmaupun sinode Am. Persidangan yang satu tidak boleh men-guasai/memerintah persidangan yang lain; sebagaimana pejabatgerejawi yang satu tidak boleh menguasai/memerintah pejabatgerejawi yang lain Dengan demikian sistem ini mengharuskanbanyaknya terjadi dialog dan komunikasi yang intensif antarapengambil keputusan.

Page 34: Penatua GKI dalam tradisi Calvinis...Kelima poin itu berfungsi sebagai ringkasan perbedaan antara Calvinisme dan Arminianisme, tetapi bukan sebagai ring-kasan lengkap dari tulisan

Penatua GKI dalam tradisi Calvinis 34

Penatua GKI dalam Tradisi Calvinis

A. Penatua dari Tradisi Alkitab ke dalam TradisiGereja

Yesus sering disebut sebagai Kepala Gereja. Sebutan/gelar ini tidak digunakan oleh Yesus sendiri, melainkan berasaldari orang-orang Kristen yang membutuhkan satu acuan pokokdalam menyelenggarakan kepemimpinan di dalam kehidupangereja

Yesus sebagaimana yang kita kenal dalam Injil-injil tidakmemiliki status kepemimpinan apapun, namun Ia memiliki misi.Misi-Nya sering diungkapkan dalam pengajaran-Nya mengenaiKerajaan Allah. Kerajaan Allah adalah tujuan hidup-Nya.Tujuan hidup-Nya inilah yang menentukan cara hidup-Nya, cara-Nya bekerjasama dengan para murid, cara-Nya berkomunikasidengan orang-orang di sekeliling-Nya. Orang bisa menyebut-Nya sebagai apa saja: guru, nabi, penyesat, penghujat, Tuhan,Anak Allah, Anak Manusia, dsb. Bila kita menyebut-Nya se-bagai Kepala Gereja, maka seharusnya kita pun sebagai gereja-Nya di masa kini - hidup dan menjalankan misi yang telah dimu-lai-Nya. Yaitu mewartakan dan berusaha memberlakukan Kera-jaan Allah di tengah kehidupan pribadi kita dan di tengah dunia.

Sesudah Yesus wafat, bangkit dan meninggalkan paramurid-Nya, gereja pun lahir. Sejak awal gereja berusahamelanjutkan semangat dan pemberitaan Yesus itu. Mula-mulagereja sebagai persekutuan berkumpul di sekeliling para muridYesus (yang disebut sebagai para utusan/rasul). Orang-orangKristen mula-mula mendengarkan pengajaran mereka danmengakui kewibawaan rasuli mereka.

Page 35: Penatua GKI dalam tradisi Calvinis...Kelima poin itu berfungsi sebagai ringkasan perbedaan antara Calvinisme dan Arminianisme, tetapi bukan sebagai ring-kasan lengkap dari tulisan

Penatua GKI dalam tradisi Calvinis 35

Bersama dengan berjalannya waktu para rasul-pun wafatdan misi serta kepemimpinan gereja dilanjutkan oleh generasiyang kemudian. Gereja tidak hidup di dalam ruang hampa. Disekitar mereka telah ada berbagai bentuk organisasi yang bisamereka ambil dan gunakan dalam komunitas gereja. Karenakedekatan gereja mula-mula dengan ke-Yahudian, makadigunakanlah pola yang dikenal di dalam ke-Yahudian, sepertimisalnya adanya para nabi, guru, penatua, dlsb.

Dalam surat-surat rasul Paulus (dan juga surat-surat PBlainnya) kita menemukan berbagai nasihat mengenai bagaimanacaranya kehidupan komunitas ini diselenggarakan. Selain hal-halyang bersifat organisatoris, kita menemukan juga gagasan ten-tang Roh Kudus sebagai suatu prinsip utama di dalam komunitasKristiani. Inilah sebabnya sampai dengan hari ini, gereja senan-tiasa berdoa memohon pimpinan dan penerangan dari Roh Ku-dus dalam segala kegiatan yang dijalankannya, bahkan di dalamrapat-rapat (yang sepintas tampaknya sebagai hal yang duniawi).

Pada jemaat mula-mula sudah mulai berkembang fungsi-fungsi yang bertanggungjawab atas tugas-tugas tertentu di dalamjemaat. Kepelbagaian di antara berbagai fungsi ini juga terjadi.Belum ada fungsi yang seragam pada semua persekutuan Kris-tiani pada waktu itu. Khusus untuk fungsi kepemimpinan sangatmenonjol unsur-unsur kebebasan, kerjasama serta kesatuan.Umumnya sudah mulai dikenal kepemimpinan kolektif pada ma-sa paska-para rasul. Seperti dalam tradisi Yahudi, muncullahfungsi (yang kemudian berkembang menjadi jabatan) penatua.Dalam hubungan antara komunitas yang satu dengan komunitasyang lain, mereka umumnya dilihat sebagai suatu kesatuanjemaat yang dipimpin oleh para presbyter (penatua). Dari ma-sing-masing komunitas tersebut juga mulai dipilih orang-orang

Page 36: Penatua GKI dalam tradisi Calvinis...Kelima poin itu berfungsi sebagai ringkasan perbedaan antara Calvinisme dan Arminianisme, tetapi bukan sebagai ring-kasan lengkap dari tulisan

Penatua GKI dalam tradisi Calvinis 36

yang dinilai layak untuk melakukan fungsi-fungsi tertentu dalamhal peribadahan dan pengajaran serta kepemimpinan.

Bersama dengan perjalanan waktu dan perkembangangereja, fungsi penatua berkembang menjadi jabatan yang ber-tanggungjawab memelihara tradisi. Tradisi ini tercermin dalamhal-hal yang dilakukan oleh para penatua di dalam dan di luargereja. Oleh karena itu dalam formula liturgi peneguhan pena-tua, kita mendengar pertanyaan dan jawaban mengenai tanggungjawab penatua dalam menjaga kawanan domba milik Allah. Disini lah kita melihat fungsi penggembalaan yang melibatkan un-sur kepemimpinan dan pewarisan tradisi gereja.

Dalam perkembangan sejarah, perlahan-lahan jabatanpenatua berkembang menjadi jabatan gerejawi yang semakinkompleks. Dan semakin lama para pejabat gerejawi semakinmenjadi sekelompok elit yang mengendalikan gereja. Jurang an-tara para pejabat gereja dengan warga gereja (pada masa inilahmulai timbul polarisasi kaum klerus/pejabat gereja dan kaumawam) semakin lebar.

Reformasi pada abad XVI berusaha membalikkanperkembangan yang sudah berjalan sedemikian jauh, yang men-jadikan jabatan gerejawi lebih penting dan menentukan daripadafungsi-fungsinya, dan juga telah menjauhkan kaum yang berja-batan gerejawi dengan warga gereja secara keseluruhan.

B. Penatua dan Majelis Jemaat dalam TradisiCalvinis

Umumnya kita mengenal ada empat jabatan gerejawimenurut Calvin: gembala (pendeta), pengajar, penatua dan di-aken. Sebetulnya gagasan tentang jabatan dan fungsi penatuabaru muncul belakangan, setelah Calvin tinggal di Strasburg. Di

Page 37: Penatua GKI dalam tradisi Calvinis...Kelima poin itu berfungsi sebagai ringkasan perbedaan antara Calvinisme dan Arminianisme, tetapi bukan sebagai ring-kasan lengkap dari tulisan

Penatua GKI dalam tradisi Calvinis 37

sana ia belajar dari Bucer, yang menugaskan seorang pengawaskehidupan jemaat untuk masing-masing bagian kota.

Dalam gereja-gereja Calvinis di kemudian hari, jabatanpenatua ini merupakan unsur ‘awam’ yang bekerjasama denganpendeta dalam korps ke-majelis-jemaat-an. Tidak demikian padazaman Calvin sendiri, di mana para penatua adalah wakilpemerintah setempat. Lebih tepatnya, hal ini mencerminkan ker-jasama antara gereja dan negara untuk kesejahteraan masyarakat.

Calvin menyatakan bahwa jabatan-jabatan ini berkem-bang pada zaman Perjanjian Baru. Ia menunjukkan bahwa dalamjabatan ini terdapat dua fungsi: presbyteros dan episkopos(penilik/uskup) yang menunjuk pada tugas yang sama yaitumemimpin gereja dengan Firman. Dalam perkembangan sejarahyang rumit kedua jabatan ini telah dibedakan dalam Gereja Ro-ma Katolik, dan oleh Calvin keduanya kembali dipersatukan.

Selanjutnya dari jabatan penatua ini Calvin membedakanantara mereka yang memimpin jemaat sambil melayankan Fir-man dan mereka yang memimpin tanpa melayankan Firman. Iniberarti para pendeta dan para penatua memiliki tanggungjawabdan wewenang yang sama dalam mengawasi dan menilik ang-gota jemaat, tetapi juga sekaligus para pendeta memiliki tugastambahan, yaitu melayankan Firman dan sakramen-sakramen.

Para pengajar biasanya disejajarkan dengan para gem-bala/pendeta, karena tugasnya yang menyangkut pengajaraniman dan kehidupan orang Kristen. Sedangkan diaken (jabatanyang sudah tidak ada lagi di GKI SW Jabar) melakukan tugasdiakonia (dalam arti luas).

De Jonge mencatat beberapa kesimpulan sehubungandengan jabatan gerejawi ini:

1) Pertama, tugas-tugas gereja tidak lagi di tangan satu orang

Page 38: Penatua GKI dalam tradisi Calvinis...Kelima poin itu berfungsi sebagai ringkasan perbedaan antara Calvinisme dan Arminianisme, tetapi bukan sebagai ring-kasan lengkap dari tulisan

Penatua GKI dalam tradisi Calvinis 38

saja. Para pejabat yang ada bersama-sama bertanggungjawabatas pelaksanaan tugas di gereja. Karena adanya pembagiantugas, maka struktur hirarkis didobrak. Pendeta tidak lebihtinggi pangkatnya daripada penatua, demikian juga se-baliknya.

2) Kedua, ada aturan yang jelas mengenai proses pemilihan danpengangkatan seseorang ke dalam jabatan gerejawi. Merekaharuslah orang yang memiliki kemampuan, serta tingkahlaku dan kehidupan rohaninya sesuai dengan jabatan mereka.Oleh karena pengangkatan yang jelas dan dengan alasanyang jelas pula, maka mereka memiliki mandat yang sesuaidengan tugasnya.

3) Ketiga, ada struktur perundingan untuk mengambil keputusanyang jelas. Tidak boleh seorang pejabat mengambil kepu-tusan seorang diri saja dan secara sembunyi-sembunyi,menyangkut hal yang memengaruhi kehidupan seluruhjemaat. Di kemudian hari struktur ini terus-menerus dikem-bangkan sehingga tidak hanya perundingan pada tingkatjemaat (presbiterial) saja yang paling menentukan, tetapi ju-ga perundingan pada jenjang yang lebih luas (klasikal, si-nodal maupun sinode nasional/am). Dan biasanya pada jen-jang yang lebih luas dipikirkan dan diputuskan hal-hal yangmenyangkut ibadah, ajaran dan tata gereja.

Perlu juga diingat bahwa para pejabat ini dipanggil olehAllah melalui gerejanya, dan bukan semata-mata oleh anggotajemaat. Dan sesungguhnya dalam tradisi Calvinis, sekalipun kitamenemukan benih-benih untuk kehidupan masyarakat yangdemokratis, tetapi tata gerejanya sendiri bukanlah suatu sistemyang demokratis. Bukan suara jemaat, bukan pula suara terban-

Page 39: Penatua GKI dalam tradisi Calvinis...Kelima poin itu berfungsi sebagai ringkasan perbedaan antara Calvinisme dan Arminianisme, tetapi bukan sebagai ring-kasan lengkap dari tulisan

Penatua GKI dalam tradisi Calvinis 39

yak di jemaat yang menentukan. Majelis Jemaat tidak harus tun-duk kepada, apalagi mencari popularitas dari tengah-tengah ang-gota jemaat. Para pendeta dan penatua adalah pejabat gerejawiyang dipanggil oleh Allah. Ini berarti mereka pertama-tama ber-tanggungjawab kepada Allah dan Yesus Kristus, bukan kepadapara anggota jemaat. Bahkan justru para anggota jemaatlah yangseharusnya menaati mereka.

Bila ada kesalahan yang diperbuat oleh pendeta maupunpenatua, maka pertama-tama bukanlah jemaat yang harus‘menghakimi’ mereka. Tidak ada keharusan bagi mereka untukmengaku dosa di hadapan seluruh jemaat (seperti dalam gereja-gereja bertradisi kongregasionalis). Ada mekanisme penggemba-laan khusus yang dilaksanakan oleh Majelis Jemaat sebagai sua-tu korps terhadap anggota mereka yang ‘terjatuh’ ini.

C. Kompetensi Penatua (Berdampingan denganPendeta dalam ke-Majelis-Jemaat-an)

1. Kecakapan Organisasi dan AdministrasiUntuk melayani di dalam suatu komunitas dibutuhkan

kemampuan menata diri dan menata kehidupan bersama. Dalamproses pencalonan dan pemilihan para penatua (juga biasanyadalam proses pemanggilan seorang pendeta), aspek ini cukupmenjadi perhatian. Bahkan tidak jarang Majelis Jemaat (MJ) te-lah membuat komposisi sementara untuk struktur MJ yang baru,dengan memasukkan para calon anggota MJ, dengan harapankebutuhan organisasi dan administrasi pelayanan dalam gerejabisa berjalan berkesinambungan.

Hal ini tentu baik dan memperlihatkan betapa MJ menya-dari pentingnya penyelenggaraan pelayanan. Namun tidak kalah

Page 40: Penatua GKI dalam tradisi Calvinis...Kelima poin itu berfungsi sebagai ringkasan perbedaan antara Calvinisme dan Arminianisme, tetapi bukan sebagai ring-kasan lengkap dari tulisan

Penatua GKI dalam tradisi Calvinis 40

pentingnya dalam aspek kompetensi ini adalah kesadaran bahwaorganisasi gereja berbeda dengan organisasi modern lainnya(bahkan juga berbeda dengan non-profit organization lainnya).Kesungguhan dalam bekerja memang tidak berbeda, namunhasil atau kepuasan mereka yang telah bekerja pastilah tidak sa-ma dengan hasil atau kepuasan yang diperoleh dari organisasiyang lainnya.

Seperti apakah kepuasan dan hasil yang bisa diharapkanoleh para calon penatua dari pelayanannya dalam organisasi ge-reja?

Untuk sementara jawabannya kita simpan dulu. Dan padakesempatan lain ketika kita berjumpa lagi, setelah paling sedikitpara calon penatua menjalani masa pelayanannya selama duatahun, dapatlah kiranya kita kembali lagi kepada pertanyaan ini,dan berbagi jawaban atas pengalaman kita masing-masing.(Untuk saat ini baiklah kita menyadari pentingnya mengenal kul-tur kerja/pelayanan dalam jemaat/klasis/sinode kita masing-masing dan berusaha memberikan yang terbaik).

2. Kecakapan Hubungan antar Pribadi dan KerekananKepemimpinan dalam tradisi Calvinis yang dianut oleh

GKI adalah kepemimpinan kolektif. Proses pengambilan kepu-tusan dilakukan bersama-sama. Pelaksanaan bisa dipercayakankepada masing-masing bagian yang berwenang dan telah di-tugaskan untuk itu, namun tetap semuanya berada di bawahtanggung jawab dan pengawasan bersama.

Untuk itu selain teknis organisasi dan administrasi, kitajuga membutuhkan kematangan dan mengalami proses pende-wasaan pribadi khususnya menyangkut hubungan antar pribadidan semangat kerekanan di dalam ke-majelis-jemaat-an.

Page 41: Penatua GKI dalam tradisi Calvinis...Kelima poin itu berfungsi sebagai ringkasan perbedaan antara Calvinisme dan Arminianisme, tetapi bukan sebagai ring-kasan lengkap dari tulisan

Penatua GKI dalam tradisi Calvinis 41

Buruknya mutu hubungan antar pribadi dalam ke-majelis-jemaat-an akan memperlemah kemampuan pelayanan majelisjemaat secara keseluruhan. Persaingan yang tidak sehat dalampelayanan akan merusak bukan saja hubungan di antara yangbersaing, tetapi juga kesatuan di dalam majelis jemaat, bahkankeutuhan jemaat secara keseluruhan.

3. Kecakapan TeologisPara penatua di GKI cukup dimanjakan dengan tidak

adanya kewajiban untuk secara teratur memimpin ibadah, ber-gantian dengan pendeta. Hal ini menyebabkan urusan-urusanteologis seringkali dihindari oleh para penatua. Padahal tidak adahal yang tidak berdimensi teologis dalam gereja. Bahkan urusanuang pun ada aspek teologisnya. Dengan demikian para benda-hara GKI tidak boleh melihat urusan uang semata-mata dari segiekonomis dan bisnis saja.

Aspek kompetensi teologis ini tampaknya menjadi PRdan utang GKI. Pembinaan penatua tidak cukup hanya sekali-sekali saja dilakukan. Acara seperti yang sedang kita jalankanseharusnya lebih sering dan lebih banyak dilakukan serta lebihmendalam, menyangkut persoalan-persoalan teknis dan teologisyang dihadapi di lapangan pelayanan.

Lemahnya para penatua GKI dalam aspek kompetensi teolo-gis ini menyebabkan kita dengan mudah dipengaruhi bahkandiserang oleh berbagai tradisi dan aliran kekristenan yang lain.Tidak selalu yang lain itu berarti jelek. Tetapi juga tidak selaluyang kelihatannya bagus pada aliran yang lain itu sesuai denganjati diri dan tradisi teologis kita. Mulai dari hal yang kelihatan-nya sepele seperti bertepuk tangan dalam ibadah sampai kepadateologi di balik nyanyian-nyanyian itu sendiri, semuanya seha-

Page 42: Penatua GKI dalam tradisi Calvinis...Kelima poin itu berfungsi sebagai ringkasan perbedaan antara Calvinisme dan Arminianisme, tetapi bukan sebagai ring-kasan lengkap dari tulisan

Penatua GKI dalam tradisi Calvinis 42

rusnya dapat dihadapi dan diselesaikan dengan baik seandainyapara penatua GKI memiliki kompetensi teologis yang cukup.

4. Kecakapan Pengembangan DiriKesempatan pelayanan sesungguhnya berarti sebuah ke-

sempatan untuk mengembangkan diri. Di dalam pelayanan kitaakan menemukan begitu banyak hal yang baru. Dan juga adatuntutan supaya kita memperluas wawasan dan ketrampilan kitadalam pelayanan.

Betapa menyedihkannya kalau seseorang penatua yangsudah belasan, bahkan puluhan tahun menjadi penatua, wawasandan ketrampilan pelayanannya masih sama saja seperti tahun-tahun pertama masa pelayanan awalnya. Bukankah setelahberkali-kali menjadi penatua, ia sudah boleh dilihat sebagai fi-gur keteladanan? Teladan karena kerelaannya melayani Tuhandan gerejanya dalam waktu yang panjang, dan teladan karenakematangannya secara teologis dan penguasaan bidang pelaya-nannya.

Oleh karena itu seorang penatua bukan cuma rela bekerjadan melayani, tetapi juga perlu rela untuk belajar terus, agar iamengalami pertumbuhan dan pada waktunya dapat menjaditeladan. Sesuai dengan nama jabatan yang disandangnya. Pena-tua, orang yang dihargai pengalaman, pengetahuan dankearifannya yang berkembang bersama usianya.

Page 43: Penatua GKI dalam tradisi Calvinis...Kelima poin itu berfungsi sebagai ringkasan perbedaan antara Calvinisme dan Arminianisme, tetapi bukan sebagai ring-kasan lengkap dari tulisan

Penatua GKI dalam tradisi Calvinis 43

D. Hak dan Kewajiban Penatua, Tradisi Calvinisdalam Praktek (menurut Tata Gereja & TataLaksana GKI SW Jabar)

Secara umum para penatua (juga para pendeta) adalahanggota jemaat juga. Yang membedakan mereka dengan jemaatadalah dalam hal panggilan khusus yang mereka terima. Jadi apayang diberlakukan bagi anggota jemaat GKI, berlaku juga bagipara penatua dan pendeta.

Penatua sebagai Panggilan SpiritualSeseorang yang terpanggil dan diproses untuk menjadi

seorang penatua pada hakikatnya dia sedang mengemban suatu“panggilan spiritual” (rohani). Karena itu syarat utama untukmelaksanakan jabatan penatua adalah mengutamakan kualitasrohani yang baik dan dapat diteladani, serta mampu bekerja sa-ma dengan para penatua dan pendeta. Persekutuan yang menjadiwadah kepemimpinan para penatua dan pendeta tersebut dalampengajaran gereja Calvinis disebut dengan “Presbyterium” atauyang disebut dengan “Majelis Jemaat”. Dengan demikian,pengertian Majelis Jemaat menunjuk kepada suatu kelembagaanformal dari para pejabat gerejawi yang terdiri dari Pendeta danPenatua. Mereka bersama-sama berkomitmen dalam iman untukmelaksanakan panggilan rohaniah, yaitu menjadi para hambaTuhan Yesus Kristus yang saling melayani dengan penuh kasih.

Syarat-Syarat untuk Menjadi PenatuaSebenarnya setiap anggota jemaat memiliki hak untuk

menjadi seorang penatua, asalkan anggota jemaat tersebut dapat

Page 44: Penatua GKI dalam tradisi Calvinis...Kelima poin itu berfungsi sebagai ringkasan perbedaan antara Calvinisme dan Arminianisme, tetapi bukan sebagai ring-kasan lengkap dari tulisan

Penatua GKI dalam tradisi Calvinis 44

melaksanakan tugas panggilannya sebagai pejabat gerejawidengan setia dan bertanggungjawab. Untuk itu tentunya dibutuh-kan kriteria spiritualitas sesuai firman Tuhan agar seseorangyang berjabatan penatua dapat melaksanakan tugasnya denganbaik dan sesuai kehendak Tuhan. Kriteria yang ditetapkan ber-dasarkan 1 Timotius 1:3:1-7 adalah:

1) Moralitas yang tinggi: seorang yang tak bercacat, suami darisatu isteri, dapat menahan diri,

2) Temperamen atau karakter: bijaksana, sopan, suka memberitumpangan, bukan peminum, peramah dan bukan pemarah.

3) Kompetensi: cakap mengajar orang4) Integritas: seorang kepala keluarga yang baik, disegani dan

dihormati oleh anak-anaknya; mempunyai nama baik di luarjemaat.

Tentunya kriteria yang rinci dari 1Timotius 3:1-7 tidakhanya terbatas pada hal-hal yang telah disebutkan. Misalnyamakna “suka memberi tumpangan” lebih menunjuk kepada sikapkemurahan hati dan kepedulian seorang penatua kepada persoa-lan yang dihadapi oleh anggota jemaat. Juga kompetensi seorangpenatua tidaklah cukup hanya mengajar, tetapi juga apakah diadapat menjadi penasihat yang bijaksana dan memiliki semangatuntuk memberitakan firman Tuhan di berbagai bidang danpekerjaan sehari-hari. Karena makna seseorang yang dipanggiluntuk menjadi seorang penatua bukan hanya saat dia bertugas digereja; tetapi juga apakah dalam kehidupan sehari-hari diamencerminkan sebagai seorang hamba/pelayan Tuhan di tengah-tengah keluarga dan pekerjaannya. Nasihat Firman Tuhan yangperlu diperhatikan adalah: “Perhatikanlah semuanya itu, hi-duplah di dalamnya supaya kemajuanmu nyata kepada semua

Page 45: Penatua GKI dalam tradisi Calvinis...Kelima poin itu berfungsi sebagai ringkasan perbedaan antara Calvinisme dan Arminianisme, tetapi bukan sebagai ring-kasan lengkap dari tulisan

Penatua GKI dalam tradisi Calvinis 45

orang. Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu.Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuatdemikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orangyang mendengar engkau” (1Tim. 4:15-16).

Tugas dan Pelayanan Seorang PenatuaSebagaimana dipahami bahwa Gereja Kristen Indonesia

(GKI) menganut sistem “presbiterial-sinodal”. Dalam sistem inibentuk penataan gereja dikelola oleh para “presbiterium”, yaituMajelis Jemaat, yaitu para pendeta dan para penatua yangberkedudukan setara. Dengan demikian tugas dan pelayananseorang penatua pada prinsipnya saling melengkapi dan salingmendukung sehingga dapat terwujud suatu pola pelayananMajelis Jemaat yang efektif untuk melayani pekerjaan Tuhan.

Faktor-faktor utama untuk mengemban tugas dan pela-yanan seorang penatua adalah:

1) Kesediaan untuk menyisihkan waktu secara khusus seluruhpelayanan gerejawi.

2) Pola berpikir yang konseptual spiritual dan visioner.3) Keikhlasan untuk membagi ide/gagasan, dan juga kemampu-

an untuk menerima perbedaan (tidak memaksakan ke-hendak).

4) Bertanggungjawab penuh terhadap pelaksanaan seluruh pela-yanan kebaktian dan program-program pelayanan gerejawi.

5) Mengawasi pengajaran dan perkembangan pemikiran teolo-gis dalam kehidupan jemaat agar tetap sesuai dengan firmanTuhan dan pengajaran gereja.

6) Kesediaan untuk terus belajar, dibina, dan diperlengkapimenurut pengajaran firman Tuhan dan Tata Gereja GKI.

Page 46: Penatua GKI dalam tradisi Calvinis...Kelima poin itu berfungsi sebagai ringkasan perbedaan antara Calvinisme dan Arminianisme, tetapi bukan sebagai ring-kasan lengkap dari tulisan

Penatua GKI dalam tradisi Calvinis 46

Umumnya waktu yang paling banyak dipersembahkanoleh seorang penatua adalah menghadiri rapat atau persidangangerejawi dan juga menjadi pendamping di berbagai bidang pela-yanan yang dipercayakan Majelis Jemaat kepadanya. Karenaseorang penatua adalah pemimpin yang melayani, maka dia per-lu bersama-sama dengan seluruh anggota Majelis Jemaat terus-menerus memikirkan secara seksama berbagai hal yang akandilaksanakan dalam pelayanan gerejawi. Sehingga tidak terhin-darkan seorang penatua dipanggil untuk ikhlas mem-persembahkan waktunya dalam berbagai acara persidangan ge-rejawi dan juga sebagai pendamping di suatu bidang yang men-jadi tanggungjawabnya.

Masa Pelayanan PenatuaMasa pelayanan seorang penatua adalah 3 tahun. Dengan

demikian masa pelayanan seorang penatua di suatu jemaat tidakbersifat permanen seumur hidup, tetapi bersifat periodik.Menurut Tata Gereja GKI seorang penatua yang telah menjabatsatu periode (3 tahun) dapat dipilih kembali untuk satu periodeberikutnya (3 tahun), setelah itu dia harus berhenti dahulu sela-ma 1 tahun. Namun ketentuan tersebut tidaklah bersifat otoma-tis. Artinya setiap penatua yang telah melayani selama satu peri-ode tidak selalu harus dipilih kembali untuk satu periode beri-kutnya.

Dalam hal ini Majelis Jemaat sebagai lembaga perlumemperhatikan aspek regenerasi dan kesempatan para anggotajemaat yang lain untuk mengemban tugas seorang penatua. Kitaperlu memberi kesempatan yang seluas-luasnya kepada anggotajemaat dengan kriteria yang telah disebutkan di atas untukmengemban tugas pelayanan seorang penatua. Di samping itu

Page 47: Penatua GKI dalam tradisi Calvinis...Kelima poin itu berfungsi sebagai ringkasan perbedaan antara Calvinisme dan Arminianisme, tetapi bukan sebagai ring-kasan lengkap dari tulisan

Penatua GKI dalam tradisi Calvinis 47

Majelis Jemaat perlu memperhatikan aspek kualitas spiritualitas(rohani) dari setiap pejabat gerejawi sehingga dapat terbentuksuatu sinergi pelayanan yang semakin solid dalam memuliakannama Tuhan.

Idealnya seorang anggota jemaat yang diproses menjadiseorang penatua adalah seorang anggota jemaat yang sejak awalaktif di berbagai bidang pelayanan gerejawi dan yang dengansetia mengikuti berbagai pembinaan dan pelatihan yangdiselenggarakan oleh Majelis Jemaat, Majelis Klasis dan MajelisSinode. Sehingga pada saat seseorang diproses menjadi seorangpenatua, dia telah memahami dengan baik kehidupan dan pergu-mulan anggota jemaat, pengajaran dan teologi GKI, motivasipelayanan yang tulus dan kedewasaan sikap. Karena itu semakintinggi kualitas spiritualitas dan kompetensi para penatua danpendeta, maka makin efektif pula pelayanan gereja Tuhan untukmengarungi kehidupan dan persoalan di tengah-tengah dunia ini.Dalam pengertian ini tepatlah firman Tuhan yang berkata:“Orang yang menghendaki jabatan penilik jemaatmenginginkan pekerjaan yang indah” (1Tim. 3:1).

Page 48: Penatua GKI dalam tradisi Calvinis...Kelima poin itu berfungsi sebagai ringkasan perbedaan antara Calvinisme dan Arminianisme, tetapi bukan sebagai ring-kasan lengkap dari tulisan

Penatua GKI dalam tradisi Calvinis 48

KepustakaanAgustinus Batlajery, Konteks yang memengaruhi Eklesiologi

Calvin. Waskita. (April 2014)Agustinus M.L. Batlajery dan Th. Van den End (peny.), Ecclesia

Reformata Semper Reformanda: Dua Belas Tulisanmengenai Calvin dan Calvinisme, (Jakarta: BPK GunungMulia, 2014)

Alister E. MacGrath, Sejarah Pemikiran Reformasi, (Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1999)

B.J. van der Walt, From Noyon to Geneva: A piligrimage in thesteps of John Calvin, (Potchefstroom: Potchefstroom Univer-sity for CHE, 1979)

B.S. Mardiatmadja, Eklesiologi Makna dan Sejarahnya,(Yogyakarta: Kanisius, 1986)

Bruce Gordon. CALVIN. (New Haven and London: Yale Uni-versity Press, 1962)

Christian de Jonge, Apa itu Calvinisme? (Jakarta: BPK GunungMulia, 2008)

De Jonge. Chr & Aritonang Jan. S. Apa dan Bagaimana Gereja:Pengantar Sejarah Eklesiologi. Jakarta: BPK Gunung Mulia.1993

Douglas F. Kelly, The Emergence of Liberty in the ModernWorld, (New Jersey: Presbyterian and Reformerd PublishingCo, 1992)

Ebenhaizer I, Nuban Timo, The Eschatological Dimension onKarl Barth’s Thinking and Speaking about the Future. (ADessertation, Theologische Universiteit Van De Gere-formerde Kerken in Nederland te Kampen, 2001)

Francois Wendel, CALVIN: The Origins and development of his

Page 49: Penatua GKI dalam tradisi Calvinis...Kelima poin itu berfungsi sebagai ringkasan perbedaan antara Calvinisme dan Arminianisme, tetapi bukan sebagai ring-kasan lengkap dari tulisan

Penatua GKI dalam tradisi Calvinis 49

religious thought (trans.Philip Mairet), (New York and Ev-anston: Harper & Row Publisher, 1963)

J.L. Ch. Abineno, Johanes Calvin: Pembangunan Jemaat, TataGereja, dan Jabatan Gerejawi, (Jakarta: BPK Gunung Mulia)

Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan di Sekitar Ger-eja, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007)

Jansie van der Walt, Calvin and His Times. (Institute for Refor-mational Studies, 1985)

Johanes Calvin, Institutio: Pengajaran Agama Kristen (Institutiochristianae Religious) (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1980),xiii

Joseph A Komonchak dkk (ed.), The New Dictionary of Theolo-gy, (Gill and Macmillan, 1987)

Media:https://yohanesbm.com/2015/11/27/bagaimana-keduduk-an-dan-peran-jemaat-dan-majelis-jemaat-di-gki/

Media: https://nananggki.blogspot.com/2015/01/mengenal-jabatan-gerejawi-penatua.html

Media:https://ysoleiman.blogspot.com/2005/03/penatua-dalam-tradisi-calvinis.html

Millard J. Erickson, Christian Teology, (Michigan: Baker Book,2001)

Tata Gereja dan Tata Laksana Gereja Kristen Indonesia, BPMSGKI, 2009.

T.H.L. Parker, John Calvin: A Biography, (London: J.M. Dent &Sons Ltd London. 1975)

Th. Van den End, Enam Belas Dokumen Dasar Calvinisme,(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011 )

W.F. Dankbaar, Calvin: Djalan Hidup dan Karjanja, (Djakarta:BPK, 1967)

Page 50: Penatua GKI dalam tradisi Calvinis...Kelima poin itu berfungsi sebagai ringkasan perbedaan antara Calvinisme dan Arminianisme, tetapi bukan sebagai ring-kasan lengkap dari tulisan

Penatua GKI dalam tradisi Calvinis 50