I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan setiap bahan yang diberikan ke dalam tanah atau disemprotkan pada tanaman dengan maksud untuk menambah unsur hara yang diperlukan oleh tanaman. Pengertian lain dari pupuk adalah suatu bahan yang diberikan ke dalam tanah dan atau tanaman dengan maksud untuk mengubah kondisi fisik, kimia, dan hayati dari tanah dan atau tanaman sehingga sesuai dengan tuntutan tanaman. Demikian pula pemberian urea dalam tanah yang miskin akan meningkatkan kadar N dalam tanah tersebut. Semua usaha tersebut dinamakan pemupukan. Dengan demikian bahan kapur, legin, pembenah tanah dan urea disebut pupuk. Namun menurut beberapa pengertian pupuk dibatasi menjadi pengertian secara khusus. Pengertian pupuk secara khusus ialah suatu bahan yang mengandung satu atau lebih hara tanaman. Dengan demikian kapur tidak termasuk dalam kategori pupuk berdasarkan pengertian secara khusus.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pupuk merupakan setiap bahan yang diberikan ke dalam tanah atau
disemprotkan pada tanaman dengan maksud untuk menambah unsur hara
yang diperlukan oleh tanaman. Pengertian lain dari pupuk adalah suatu bahan
yang diberikan ke dalam tanah dan atau tanaman dengan maksud untuk
mengubah kondisi fisik, kimia, dan hayati dari tanah dan atau tanaman
sehingga sesuai dengan tuntutan tanaman.
Demikian pula pemberian urea dalam tanah yang miskin akan meningkatkan
kadar N dalam tanah tersebut. Semua usaha tersebut dinamakan pemupukan.
Dengan demikian bahan kapur, legin, pembenah tanah dan urea disebut pupuk.
Namun menurut beberapa pengertian pupuk dibatasi menjadi pengertian
secara khusus. Pengertian pupuk secara khusus ialah suatu bahan yang
mengandung satu atau lebih hara tanaman. Dengan demikian kapur tidak
termasuk dalam kategori pupuk berdasarkan pengertian secara khusus.
Bahan pupuk selain mengandung hara tanaman umumnya mengandung bahan
lain, yaitu:
1. Zat pembawa atau karier (carrier). Contoh: Double superfosfat (DS): zat
pembawanya adalah CaSO4 dan hara tanamannya fosfor (P).
2. Senyawa-senyawa lain berupa kotoran (impurities) atau campuran
bahan lain dalam jumlah relatif sedikit. Misalnya ZA (Zwavelzuure
Amoniak) sering mengandung kotoran sekitar 3% sekitar khlor, asam
sulfat (H2SO4).
3. Bahan mantel (coated) ialah bahan yang melapisi pupuk dengan maksud
agar pupuk mempunyai nilai lebih baik misalnya kelarutannya berkurang,
nilai higroskopisnya menjadi lebih rendah dan mungkin lebih menarik.
Bahan yang digunakan untuk selaput berupa aspal, lilin, malam, wax dan
sebagainya. Pupuk yang bermantel harganya lebih mahal dibandingkan
tanpa mantel.
4. Filler (pengisi). Pupuk majemuk atau pupuk campur yang kadarnya tinggi
sering diberi filler agar ratio fertilizernya dapat tepat sesuai dengan yang
diinginkan, juga dengan maksud agar mudah disebar lebih merata.
Berdasarkan pada proses terjadinya, pupuk dapatdi golongkan menjadi 2
golongan, ke 2 golongan itu adalah sebagai berikut:
1. Pupuk Buatan: Adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan meramu
bahan kimia (anorganik) dengan kadar hara yang tinggi.
2. Pupuk Alam: Adalah pupuk yang terjadi dari akibat mekanisme alam
terhadap bahan bahan alami melalui proses degradasi dan dekomposisi.
Berdasarkan pada kandungan kimia dari bahan pupuknya pupuk dapat
digolongkan menjadi 2, ke 2 golongan pupuk tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pupuk Organik: Yaitu pupuk yang terdiri dari senyawa-senyawa organik
seperti C, H, dan O.
2. Pupuk Anorganik: Yaitu pupuk yang tersusun atas senyawa-senyawa
anorganik.
Pengelompokan pupuk
Pupuk dapat dikelompokan menjadi 3 bagian, antara lain:
1. Pupuk alam dan buatan; Pupuk alam antara lain: pupuk kandang,
pupuk hijau, dan pupuk kompos. Pupuk buatan adalah pupuk yang
dibuat oleh pabrik dengan meramu bahan kimia (anorganik) dengan
kadar hara yang tinggi, sedangkan pupuk alam adalah pupuk yang
terbuat secara alami melalui proses degradasi dan dekomposisi.
2. Pupuk menurut unsur yang terkandung
Menurut unsur yang terkandung, pupuk dapat dibedakan sebagai
pupuk nitrogen. Contohnya, pupuk urea, ZA, NPK, dan lain-lain.
3. Pupuk organik dan anorganik
Pupuk organik yaitu terdiri atas senyawa-senyawa organik (C, H, O).
Sedangkan pupuk anorganik tersusun atas senyawa-senyawa
anorganik.
B. Tujuan
Makalah ini bertujuan agar mahasiswa dapat:
1. Mengenal berbagai macam pupuk dan dapat membedakannya
2. Mengetahui sifat masing-masing pupuk dalam hal warna, bentuk, pH,
sifat, higroskopis, kelarutan, kadar hara, macam pupuk.
3. Membuat pupuk campur dari pupuk tunggal yang ada.
4. Dapat melakukan pengapuran dengan metode SMP dan Al-dd
II TINJAUAN PUSTAKA
1. Pupuk dan Sifat-sifatnya
Pupuk mengenal istilah makro dan mikro. Meskipun belakangan ini
jumlah pupuk cenderung makin beragam dengan aneka merek, kita tidak akan
terkecoh. Apapun namanya dan Negara manapun pembuatnya, dari segi unsur
yang dikandungnya tetap saja hanya ada dua golongan pupuk yaitu pupuk
makro dan pupuk mikro.
Sebagai patokan dalam membeli pupuk adalah unsur yang
dikandungnya. Termasuk dalam pengertian ini adalah pemberian bahan kapur
dengan maksud untuk meningkatkan pH tanah yang masam, pemberian legin
bersama benih tanaman kacang-kacangan serta pemberian pembenah tanah
(soil conditioner) untuk memperbaiki sifat fisik tanah. Demikian pula pemberian
urea dalam tanah yang miskin akan meningkatkan kadar N dalam tanah
tersebut.
Semua usaha tersebut dinamakan pemupukan. Dengan demikian bahan
kapur, legin, pembenah tanah dan urea disebut pupuk. Dalam pengertian yang
khusus pupuk ialah suatu bahan yang mengandung satu atau lebih hara
tanaman. Dengan pengertian ini, dari kegiatan yang disebutkan di atas hanya
urea yang dianggap pupuk karena bahan tersebut yang mengandung hara
tanaman yaitu nitrogen. Bahan pupuk selain mengandung hara tanaman
umumnya mengandung bahan lain, yaitu:
1. Zat pembawa atau karier (carrier). Double superfosfat (DS): zat
pembawanya adalah CaSO4 dan hara tanamannya fosfor (P).
2. Senyawa-senyawa lain berupa kotoran (impurities) atau campuran
bahan lain dalam jumlah relatif sedikit. Misalnya ZA (zwavelzuure
amoniak) sering mengandung kotoran sekitar 3% berupa khlor, asam
bebas (H2SO4) dan sebagainya.
3. Bahan mantel (coated) ialah bahan yang melapisi pupuk dengan maksud
agar pupuk mempunyai nilai lebih baik misalnya kelarutannya berkurang,
nilai higroskopisnya menjadi lebih rendah dan mungkin agar lebih
menarik. Bahan yang digunakan untuk selaput berupa aspal, lilin,
malam, wax dan sebagainya. Pupuk yang bermantel harganya lebih
mahal dibandingkan tanpa mantel.
4. Filler (pengisi). Pupuk majemuk atau pupuk campur yang kadarnya tinggi
sering diberi filler agar ratio fertilizer nya dapat tepat sesuai dengan yang
diinginkan, juga dengan maksud agar mudah disebar lebih merata.
Higroskopisitas adalah mudah tidaknya pupuk menyerap uap air yang ada di
udara. Pupuk yang higroskopis kurang baik karena mudah menjadi basah atau
mencair bila tidak tertutup. Bila kelembapan udara menurun, pupuk dapat
menjadi kering kembali tetapi terjadi bongkah-bongkah yang keras. Pada suhu
udara rata-rata berbagai jenis pupuk mulai menarik uap air pada kelembapan
nisbi udara lebih dari 50 %. Di Indonesia kelembapan nisbi udara rata-rata
sekitar 80 %, sehingga pupuk yang mudah menarik air (higroskopis) seperti
urea akan menjadi rusak kalau tidak disimpan dengan baik. Untuk mengurangi
higroskopisitas tersebut biasanya pupuk dibuat menjadi butir-butiran sehingga
luas permukaan yang menarik air menjadi berkurang. Kadang-kadang butiran
tersebut juga diberi lapisan penahan air, yang hanya dapat menyerap air jika
kadar air cukup banyak.
Kelarutan, menunjukkan mudah tidaknya pupuk larut dalam air dan mudah
tidaknya unsur yang terdapat dalam pupuk diambil oleh tanaman. Umumnya
pupuk N dan K mudah sekali larut dalam air, sedangkan pupuk P dapat
dibedakan menjadi (1) mudah larut dalam air (superpospat), (2) larut dalam
asam sitrat atau ammonium sitrat (FMP – Fused Magnesium Phosphate) dan
(3) larut dalam asam keras (fosfat alam).
Daya Kristalisasi : Daya kristalisasi kelembaban dimana pupuk tersebut
disimpan. Apabila suhu dan kelembaban rendah maka daya pengkristalan
pupuk akan tinggi. Daya pengkristalan ini bisa dikurangi dengan pemakaian
bahanbahan yang disebut conditioner. Conditioner ini diberikan pada saat
pembentukan pupuk.
Pupuk Tunggal
Pupuk tunggal adalah pupuk yang tersusun atas senyawa-senyawa anorganik
dengan kandungan unsur hara utamanya (hara makro) satu macam, misalnya
N, P, atau K.
Pupuk Kompos
Pupuk kompos merupakan bahan-bahan organik yang telah mengalami
pelapukan, seperti jerami, alang-alang, sekam padi, dan lain-lain termasuk
kotoran hewan. Sebenarnya pupuk hijau dan seresah dapat dikatakan sebgai
pupuk kompos. Tetapi sekarang sudah banyak spesifikasi mengenai kompos.
Biasanya orang lebih suka menggunakan limbah atau sampah domestik yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan dan bahan yang dapat diperbaharui yang tidak
tercmpur logam dan plastik. Hal ini juga diharapkan dapat menanggulangi
adanya timbunan sampah yang menggunung serta megurangi polusi dan
pencemaran di perkotaan.
Pupuk Kandang
Pupuk kandang mempunyai keuntungan sifat yang lebih baik daripada pupuk
organik lainnya apalagi dari pupuk anorganik, yaitu :
1. Pupuk kandang merupakan humus banyak mengandung unsur-unsur
organik yang dibutuhkan di dalam tanah. Oleh karena itu dapat
mempertahankan struktur tanah sehingga mudah diolah dan banyak
mengandung oksigen. Penambahan pupuk kandang dapat
meningkatkan kesuburan dan poduksi pertanian. Hal ini disebakan tanah
lebih banyak menahan air lebih banyak sehingga unsur hara akan
terlarut dan lebih mudah diserap oleh bulu akar.
2. Sumber hara makro dan mikro dalam keadaan seimbang yang sangat
penting unuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Unsur mikro
yang tidak terdapat pada pupuk lainnya bisa disediakan oleh pupuk
kandang, misalnya S, Mn, Co, Br, dan lain-lain.
3. Pupuk kandang banyak mengandung mikrooganisme yang dapat
membantu pembentukan humus di dalam tanah dan mensintesa
senyawa tertentu yang berguna bagi tanaman, sehingga pupuk kandang
merupakan suatu pupuk yang sangat diperlukan bagi tanah dan tanaman
dan keberadaannya dalam tanah tidak dapat digantikan oleh pupuk lain.
Pupuk Cair
Pupuk oganik bukan hanya berbentuk padat dapat berbentuk cair seperti pupuk
anorganik. Pupuk cair sepertinya lebih mudah dimanfaatkan oleh tanaman
karena unsur-unsur di dalamnya sudah terurai dan tidak dalam jumlah yang
terlalu banyak sehingga manfaatnya lebih cepat terasa. Bahan baku pupuk cair
dapat berasal dari pupuk padat dengan perlakuan
perendaman. Setelah beberapa minggu dan melalui beberapa perlakuan, air
rendaman sudah dapat digunakan sebagai pupuk cair. Penggunaan pupuk cair
dapat memudahkan dan menghemat tenaga.
Keuntungan pupuk cair antara lain :
1. pengerjaan pemupukan akan lebih cepat
2. penggunaanya sekaligus melakukan perlakuan penyiraman sehingga
dapat menjaga kelembaban tanah
3. aplikasinya bersama pestisida organik berfungsi sebagai pencegah dan
pemberantas penggangu tanaman.
2. Pencampuran Pupuk
Kemampuan tanah untuk menyediakan nutrien tersedia bervariasi besar,
juga kebutuhan mineral tanaman yang berbeda cukup bervariasi. Dalam rangka
menyediakan nutrien bagi bermacam-macam tanaman dengan kebutuhan
berbeda, pupuk yang berisi dua atau lebih unsur penting disiapkan dalam
berbagai derajat yang berbeda. Mereka dikenal sebagai pupuk campuran, dan
dibuat dengan mencampur dua atau lebih pembawa pupuk yang terpisah.
Mempersiapkan pupuk campuran dapat di kerjakan dengan cara yang
relatif sederhana, khususnya bila campuran terdapat pada derajatr yang rendah
(misalnya pupuk yang mengandung presentase nitrogen yang rendah). Mereka
dibuat dari bahan campuran penting yang cocok dan yang besar menentukan
derajat atau susunan yang dinginkan. Terdapat perlengkapan yang mencampur
massa pupuk. Dalam pemakaiannya pupuk buatan terbukti mempunyai
kelebihan yang positif daripada pupuk organik, seperti pupuk kandang, air
kotoran dari kandang, kotoran manusia dan kompos sebagai berikut
(Hardjodinomo, 1970).
Dengan pupuk buatan kita dapat memberikan berbagai zat makanan
tanaman dalam jumlah dan perbandingan yang kita kehendaki. Pemberian
pupuk ke dalam tanah merupakan salah satu cara untuk mengatasi masalah
berkurangnya unsur hara dalam tanah yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk
dapat dibedakan menjadi pupuk alam dan pupuk buatan. Pupuk alam adalah
pupuk yang langsung didapat dari alam misalnya fosfat alam, pupuk organik
(pupuk kandang, kompos, pupuk hijau), sedangkan pupuk buatan adalah pupuk
yang dibuat di pabrik dengan jenis dan kadar unsur haranya sengaja
ditambahkan dalam pupuk tersebut dalam jumlah tertentu. Pupuk buatan yang
secara umum digunakan dalam usaha pertanian antara lain: Urea, ZK, SP-36,
KCl, ZA, dan TSP (Lingga P dan Marsono, 2000).
Keadaan unsur hara dalam tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain: kecepatan pelapukan mineral tanah, sifat bahan induk, keadaan
tanaman yang hidup di atasnya, dan laju pencucian oleh air hujan (Rosmarkam,
2002). Unsur hara dalam tanah dapat menjadi berkurang atau hilang karena
Terserap oleh tanaman dan selanjutnya terbawa keluar ketika panenan
berlangsung. Biasanya untuk memupuk beberapa jenis pupuk sengaja
dicampur yang tujuannya akan menghemat waktu, tenaga dan biaya yang
dikeluarkan. Perlu diingat bahwa untuk mencampur pupuk harus hati-hati,
karena beberapa pupuk menjadi rusak kalau dicampur atau tidak dapat
disimpan lama setelah pencampuran.
Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam membuat pupuk campur
adalah:
1. Pupuk yang akan di campur harus berfasa sama
2. Tidak menimbulkan efek campuran yang merugikan tanaman
3. Pencampuran pupuk harus dilakukan dalam keadaan kering
4. Kandungan haranya harus dihitung
5. Kekurangan bahan pupuk dapat diisi dengan bahan pengisi yang
berbentuk serbuk, tanah kering dan abu gosok.
Keuntungan dari pupuk campur ini antara lain:
1. Dapat menggantikan pupuk majemuk NPK yang relatif mahal
2. Dalam sekali pemupukan unsur hara yang diberikan sudah terlengkapi
3. Murah harganya, serta meningkatkan kreatifitas pemupukan
Unsur hara yg diperlukan tanaman adalah: Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen