Top Banner
Kelompok 5 : 1. Ajeng Puspita Sari 2. Fauziah 3. Ika Yuniarti 4. Emmanuel Konda PEMULASARAAN JENAZAH DENGAN AIDS
27

PEMULASARAAN JENAZAH AIDS.pptx

Jul 07, 2016

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

PEMULASAN JENAZAH AIDS

Kelompok 5 :1. Ajeng Puspita Sari2. Fauziah 3. Ika Yuniarti 4. Emmanuel Konda

PEMULASARAAN JENAZAH DENGAN AIDS

Diskriminasi dan stigma jelek terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA) masih saja terasa, bahkan sampai pasien meninggal dunia. sering terjadi stigma negatif dan diskriminasi yang berpengaruh terhadap kehidupan sosial dan psikologi keluarga yang ditinggalkan.Faktanya, memandikan jenazah tidak akan menularkan HIV/AIDS.Terdapat standar pemulasaran jenazah, sehingga jenazah aman dan tidak terlantar akibat stigma & diskriminasi.Yang perlu diperhatikan oleh keluarga adalah jika dimuka jenazah terdapat luka, maka keluarga tidak dibolehkan mencium jenazah.Prinsip dasar dari penanganan jenazah ODHA adalah sopan dan aman dari penularan. Perawatan jenazah penderita penyakit menular dilaksanakan dengan selalu menerapkan kewaspadaan universal tanpa mengakibatkan tradisi budaya dan agama yang dianut keluarganya.Setiap petugas kesehatan terutama perawat harus dapat menasehati keluarga jenazah dan mengambil tindakan yang sesuai agar penanganan jenazah tidak menambah risiko penularan penyakit seperti halnya hepatitis-B, AIDS, kolera dsb.Tradisi yang berkaitan dengan perlakuan terhadap jenazah tersebut dapat diizinkan dengan memperhatikan hal yang telah disebut di atas, seperti misalnya mencium jenazah sebagai bagian dari upacara penguburan. 4Jenazah adalah manusia juga yang berhak mendapatkan penghormatan terakhir setelah saat kematiannya.Setiap kasus kematian dengan resiko bahaya penularan yang tinggi mendapat perlakuan khusus dalam penanganannya.Setiap petugas yang bersinggungan dengan pasien atau jenazah dengan kasus aids wajib menggunakan alat pelindung diri (universal precaution)UNIVERSAL PRECAUTION5Lakukan prosedur baku kewaspadaan universal yaitu cuci tangan sebelum memakai sarung tangan.Petugas memakai alat pelindung diri (APD) :Baju bedah sekali pakaiSarung tangan karet yang panjang (sampai siku)Memakai sepatu boot sampai lututPelindung wajah (masker n95 dan kacamata / goggle)Apron atau celemek yang kedap air.ALAT YANG DIBUTUHKAN6Peralatan universal precautionKain bersih penutup jenazahKlem dan guntingPlester kedap airKapas, kasa absorben dan pembalutKantong jenazah kedap airWadah bahan infeksiusWadah barang berharga milik jenazahPERALATAN PEMULASARAAN7Fungsi ember :Ember i berisi larutan klorin untuk merendam pakaian jenazah yang telah dipakaiEmber ii berisi larutan klorin untuk memandikan jenazahEmber iii berisi larutan klorin untuk merendam alat dan bahan habis pakai (kapas dan kassa)

Fungsi toples :Berisi larutan klorin untuk merendam kapas yang akan digunakan

Prinsip Dalam Pemulasaraan Jenazah ODHA 1. Selalu menerapkan Kewaspadaan Universal 2. Pastikan jenazah sudah didiamkan selama kurang lebih 4 (empat) jam sebelum dilakukan perawatan jenazah. 3. Tidak mengabaikan budaya dan agama yang dianut keluarga. 4. Tindakan petugas mampu mencegah penularan.

Ketentuan Umum Penanganan Jenazah Semua petugas/keluarga/masyarakat yang menangani jenazah sebaiknya telah mendapatkan vaksinasi Hepatitis-B sebelum melaksanakan pemulasaraan jenazah (catatan: efektivitas vaksinasi Hepatitis-B selama 5 tahun). Hindari kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh lainnya.Luka dan bekas suntikan pada jenazah diberikan desinfektan.Semua lubang-lubang tubuh, ditutup dengan kasa absorben dan diplester kedap air.Badan jenazah harus bersih dan kering. Jenazah yang sudah dibungkus tidak boleh di buka lagi. Jenazah tidak boleh dibalsem atau disuntik untuk pengawetan atau autopsi, kecuali oleh petugas khusus. Dalam hal tertentu autopsi hanya dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari pimpinan Rumah Sakit.

Penanganan Alat-Alat Yang Sudah Terkontaminasi Dengan Cairan Tubuh ODHA DekontaminasiSuatu tindakan yang dilakukan agar alat-alat kesehatan dapat ditangani secara aman oleh petugas pembersih alat medis. Alat kesehatan yang dimaksud adalah meja pemeriksaan, meja operasi, alat-alat bedah, sarung tangan dan peralatan kesehatan lain yang terkontaminasi oleh cairan tubuh ODHA setelah pelaksanaan suatu prosedur atau tindakan medis. Alat kesehatan yang digunakan direndam dalam larutan desinfektan yaitu chlorine 0.5% selama 10 30 menit.Dekontaminasi peralatan yang tidak bisa direndam misalnya permukaan meja, dapat dilakukan dengan menggunakan lap yang dibasahi desinfektan.

2. Pencucian dan pembilasan Pencucian alat-alat kesehatan adalah proses secara fisik untuk menghilangkan darah, cairan tubuh atau benda-benda asing (debu atau kotoran). Setelah dicuci dengan deterjen, alat kesehatan dibilas dengan air bersih. 3. Sterilisasi Fisik - Pemanasan basah, untuk koagulasi dan denaturasi protein. Dilakukan pada suhu 121 derajat Celcius selama 20 30 menit. - Pemanasan kering, yaitu melalui oven, pembakar, sinar infra merah. Digunakan untuk membunuh spora. Pemanasan dilakukan pada suhu 150 170 derajat Celcius selama 30 menit. - Radiasi sinar gamma. b. Kimia - Glutaraldehyde 2% untuk merendam alat kesehatan 8 10 jam dan formaldehyde 8%. - Gas etiline oxide, merupakan gas beracun. Digunakan untuk alat yang tidak tahan panas

4. Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT) Desinfeksi tingkat tinggi adalah suatu proses yang menghilangkan sebagian besar mikro organisme namun tidak dapat membunuh endospora dengan sempurna seperti tetanus dan gas gangren. Cara melakukan DTT: - Merebus dalam air mendidih selama 20 menit. - Rendam dalam desinfektan kimiawi.

Perawatan Jenazah di Sarana Kesehatan 1. Perawatan jenazah di ruang perawatan dan pemindahan jenazah ke kamar jenazah. 2. Perawatan/pengelolaan jenazah di kamar jenazah. 3. Persiapan pemakaman/ke rumah duka.

Prosedur Petugas/orang yang menangani jenazah harus : a. Cuci tangan. b. Memakai sarung tangan, gaun, masker.c. Lepas selang infus dll, buang pada wadah infeksius. d. Bekas luka diplester kedap air. e. Lepaskan pakaian dan tampung pada wadah khusus lekatkan kasa pembalut pada perineum (bagian antara lubang dubur dan alat kelamin) dengan plester kedap air Letakkan jenazah pada posisi terlentang. f. Letakkan handuk kecil di belakang kepala. g. Tutup kelopak mata dengan kapas lembab, tutup telinga dan mulut dengan kapas/kasa. h. Bersihkan jenazah. 9i.Tutup jenazah dengan kain bersih disaksikan keluarga. j. Pasang label sesuai kategori di pergelangan kaki/ibu jari kaki. k. Beritahu petugas kamar mayat, bahwa pasien meninggal adalah penderita penyakit menular. l. Masukkan jenazah ke dalam kantong jenazah. m. Tempatkan jenazah ke dalam brankart tertutup dan dibawa ke kamar mayat. n. Cuci tangan dan lepas gaun untuk direndam pada tempatnya, buang bahan yang sekali pakai pada tempat khusus.

Persiapan Pemulasaraan/ Perawatan Jenazah di Kamar JenazahAlat pelindung petugas: sarung tangan karet sampai siku, sepatu boot dari karet, gaun, celemek plastik dan masker. Tempat memandikan jenazah. Washlap, handuk, waskom berisi air, desinfektan (larutan klorin 0,5%) dan sabun.Plester kedap air, kapas pembalut, sisir, pewangi. Kantong jenazah/plastik. Brankart jenazah. Kacamata pelindung.

Prosedur Pemulasaraan/Perawatan di Kamar JenazahSiapkan larutan Klorin 0,5%. Kenakan pakaian yang memenuhi standar kewaspadaan universal. Pindahkan jenazah ke meja tempat memandikan jenazah, tidak diperbolehkan memandikan jenazah dengan dipangku.Lepaskan semua baju yang dikenakan jenazah. Siram seluruh tubuh jenazah dengan larutan klorin 0,5% secara merata keseluruh tubuh mulai dari sela-sela rambut, lubang telinga, lubang hidung, mulut, tubuh dan kaki; kemudian tunggu hingga 10 menit.Mandikan jenazah dengan sabun dan air mengalir. Bilas jenazah dengan air mengalir.

8. Keringkan jenazah dengan handuk. 9. Sumbat semua lubang tubuh jenazah yang mengeluarkan cairan 10. Bungkus jenazah dengan kain kafan atau pembungkus lain sesuai dengan agama/kepercayaannya. 11. Selesai ritual keagamaan, jenazah dimasukkan ke dalam kantong plastik dengan ketebalan tertentu. 12. Pindahkan jenazah langsung ke peti jenazah disaksikan pihak keluarga, kemudian peti ditutup kembali (peti jenazah disesuaikan dengan kemampuan dan adat istiadat masyarakat atau agama yang dianut). 13. Jenazah diangkut ke dalam mobil jenazah untuk diantarkan ke rumah duka. 14. Siram meja tempat memandikan jenazah dengan larutan klorin 0,5% dan bilas dengan air mengalir. 15. Lepaskan perlengkapan kewaspadaan universal (sesuai protap pemakaian kewaspadaan universal).

Pemulasaraan Jenazah di Luar Sarana Kesehatan Tata cara perawatan jenazah dengan HIV & AIDS di luar sarana kesehatan sebaiknya tetap dilakukan oleh petugas kesehatan ataupun kelompok masyarakat yang sudah terlatih dengan tetap memperhatikan faktor-faktor penularan penyakit yang mungkin ditularkan oleh jenazah.Pada prinsipnya sama dengan prosedur pemulasaraan jenazah di sarana kesehatan. Tujuan: 1. Mencegah risiko penularan penyakit menular dari jenazah, misalnya: HIV & AIDS, Hepatitis, Tuberculosis dan Kolera. 2. Memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat di lingkungan tempat dirawatnya jenazah.

TAMBAHAN22Keluarga terdekat alm dibolehkan memeluk atau mencium jenazah jika tubuh badan jenazah masih utuh tanpa luka atau jenazah, tidak mengeluarkan cairan atau darah.Jenazah tidak boleh dibalsem atau disuntik untuk pengawetan kecuali oleh petugas khusus yang telah mahir.Jenazah tidak boleh diotopsi. Jika perlu otopsi lakukan setelah mendapat persetujuan pimpinan rumah sakit dan dilaksanakan oleh petugas yang telah mahir.

YANG PERLU DIPERHATIKAN ADALAH:23Segera cuci kulit dan permukaan lain dengan larutan klorin, kemudian dengan air mengalir bila terkena darah atau cairan tubuh lain.Dilarang memanipulasi alat suntik atau menyarungkan jarum suntik ke tutupnya. Buang semua alat/benda tajam dalam wadah yang tahan tusukan.Semua permukaan yang terkena percikan atau tumpahan darah dan/atau cairan tubuh lain segera dibersihkan dengan larutan klorin

Perda No 8/2011 ttg P2HIV/AIDSPemulasaraan jenazah adalah tata cara perawatan jenazah yang positif penyakit HIV/AIDS

Diambil dari Tata Cara Pemulasaran Jenazah Orang Dengan HIV dan AIDS, Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 TERIMAKASIH

TERIMAKASIH