Gagal Ikut Audisi Kelompok 10 Fasilitator: dr. Wijarni, SpA.
Gagal Ikut AudisiKelompok 10Fasilitator: dr. Wijarni, SpA.
Identitas KelompokKetua : Griselda Tanumas 405070134Sekertaris : Toni Periyanto405070018Penulis : Adrian Hartanto405070039Anggota : Adelia Melianti405070017Boyke Sitompul405070050Daniel Zaputra405070153Erik Aditya405070051Hari Darmawan405070155Julian405070095Marcella Dian405070096Nazrien405070133Novi Ayunita Santoso405070040
SkenarioCahaya, 17 tahun seorang gadis yang cantik, langsing, dan mempunyai warna kulit yang putih. Waktu antri ikut audisi Indonesian Idol mendadak merasa kepala pusing dan penglihatannya gelap, nyaris pingsan. Kemudian dia di bawa ke dokter. Dia mengatakan kejadian seperti ini sudah sering dialami yaitu setiap menstruasi, karena menstruasinya banyak, ganti pembalut 6 kali sehari, dengan lama menstruasi 1 minggu. Tadi pagi cahaya sudah sarapan mie instans 1 bungkus.
Dari pemeriksaan fisik didapat: BB= 42kg, TB= 165cm. Tensi 90/60mmHg. Nadi 100x/menit, Frekuensi pernapasan 30x/menit, konjunctiva anemis, sklera tidak ikterik , bibir pucat.
Dari pemerikasaan laboratorium didapat hasil: Hb= 8,2g/dL; Leukosit= 9000/L; Eritrosit= 3,5 juta/L; Trombosit= 150.000/L, Hematokrit= 27 Vol%, Laju endap darah= 2mm/jam; Hitung jenis didapat : Basofil 1%; Eosinofil 7%; Sel Batang Neutrofil 5%; Sel Segmen Neutrofil 54%; Limfosit 30%; Monosit 3%.
Kemungkinan apa yang dialami Cahaya???
Definisi AnemiaPenurunan konsentrasi eritrosit atau Hb dalam darah sampai di bawah normal, terjadi ketika keseimbangan antara kehilangan darah dan produksi darah terganggu. (Dorland, 29th ed.)Berkurangnya hingga di bawah nilai normal jumlah sel darah merah (eritrosit),kualitas hemoglobin dan volume packed red blood cells (hematokrit) per 100 ml darah.
Patofisiologi Anemia
Stem CellPrekursor EritrositSel ProgenitorEritroblastSirkulasiReticulum dibelah retikuloendotelial Eritrosit maturHancur di RESHancur lebih cepatAnemiaGF danCytokininRetikulosit1 hariSirkulasi120 hariAbnormal membran dan komposisi kimia Hb
Klasifikasi Anemia
Berdasarkan EtiopatogenesisProduksi eritrosit menurunKekurangan bahan untuk eritrositKekurangan zat besi Kekurangan vitamin B12 Kekurangan asam folat Kekurangan vitamin C Penyakit kronikGangguan utilisasi besi
Berdasarkan EtiopatogenesisKerusakan jaringan sumsum tulangkeganasan yang tersebar seperti kanker payudara, leukimia dan multipel mielomaobat dan zat kimia toksikpenyinaran dengan radiasi penyakit infeksidefisiensi endokrin anemia aplastikosteoporosismyelo fibrosis (penyakit ginjal kronis dan defisiensi vitamin D)
Berdasarkan EtiopatogenesisFungsi sumsum tulang kurang baik oleh karena sebab tidak diketahuiKekurangan eritropoetin pada gagal ginjal kronik
Kekurangan bahan untuk eritrositAnemia defisiensi besiAnemia defisiensi asam folatAnemia defisiensi vit B12Gangguan utilisasi besiAnemia akibat penyakit kronikAnemia sideroblastikKerusakan jaringan SSTLAnemia aplastikAnemia mieloptisikAnemia pada keganasan hematologiAnemia diseritropoetikAnemia pada sindrom mielodisplastik
Berdasarkan EtiopatogenesisKehilangan eritrosit dari tubuh (perdarahan)Anemia pasca perdarahan akut karena:Kecelakaan Pembedahan Persalinan Pecah pembuluh darahAnemia pasca perdarahan kronis karena:Perdarahan hidung Wasir (hemoroid) Ulkus peptikum Kanker atau polip di saluran pencernaan Tumor ginjal atau kandung kemih Perdarahan menstruasi yang sangat banyak
Berdasarkan EtiopatogenesisPeningkatan penghancuran eritrositFaktor ekstrakorpuskuler Antibodi terhadap eritrositAutoantibodi : AIHA (autoimmune hemolytic anemia)Isoantibodi : HDN (hemolytic disease of new born)HipersplenismePemaparan terhadapa bahan kimiaAkibat infeksi bakteri/parasitKerusakan mekanis
Berdasarkan EtiopatogenesisFaktor intrakorpuskulerGangguan membran eritrosit (membranopati)Hereditary spherocytosisHereditary elliptocytosisGangguan enzim eritrosit (enzimopati) Defesiensi pyruvat kinaseDefesiensi G6PD (glucose-6 phosphate dehydrogenase)Ganggguan hemoglobin (hemoglobinopati)Hemoglobinopati structuralThalasemiaHb varian
Berdasarkan Morfologi
JENIS ANEMIA BERDASARKAN INDEKS ERITROSITTERJADI BILAAnemia hipokromik mikrositer anemia defisiensi besi thalasemia mayor anemia akibat penyakit kronik anemia sideroblastikMCV < 80 fl MCH < 27 pgAnemia normokromik normositer anemia pasca pendarahan akut anemia aplastik anemia hemolitik didapat anemia akibat penyakit kronik anemia pada gagal ginjal kronik anemia pada sindrom mielodiplastik anemia pada keganasan hematologikMCV 80-95 fl MCH 27-34 pg
Anemia makrositer bentuk megaloblastik anemia defisiensi asam folat anemia defisiensi vitamin B12 (anemia pernisiosa)
bentuk non-megalolastik anemia pada penyakit hati kronik anemia pada hipotiroidisme anemia pada sindrom mielodisplastikMCV > 95 fl
Kasus
MCH dan MCV < normalAnemia hipokromik mikrositer
Tanda dan GejalaSistem kardiovaskulerLesu, cepat lelah, palpitasi, takikardi, sesak waktu kerja, angina pectoris, dan gagal jantungSistem sarafSakit kepala, pusing, telinga mendenging, mata berkunang-kunang, kelemahan otot, iritabel, lesu, perasaan dingin pada ekstremitasSistem urogenitalGangguan haid dan libido menurunEpitelWarna pucat pada kulit dan mukosa, elastisitas kulit menurun, rambut tupis dan halus
Tanda dan GejalaGejala dan tanda anemia ini timbul karenaanoksia organmekanisme kompensasi tubuh terhadap berkurangnya daya angkut oksigen.Anemia simtomatik apabila kadar hemoglobin telah turun dibawah 7g/dL. Berat ringannya gejala umum anemia tergantung pada : derajat penurunan hemoglobinkecepatan penurunan hemoglobinUsiaadanya kelainan jantung atau paru sebelumnya.
Gejala Penyakit dasarGejala anemia yang timbul akibat penyakit dasar.Seperti: gagal ginjal kronik, gagal jantung, infeksi parasit, kanker, dsb.
Gejala Khas dan Komplikasi Masing-Masing AnemiaGejala ini spesifik untuk masing-masing jenis anemia. Sebagai contoh:Anemia defisiensi besi : disfagia, atrofi papil lidah, stomatitis angularis, dan kuku sendok (koilonychia)Anemia megaloblastik : glositis, gangguan neurologik pada defisiensi Vit B12Anemia hemolitik : ikterus, splenomegali, dan hepatomegaliAnemia Aplastik : perdarahan dan tanda-tanda infeksi
DiagnosisPendekatan diagnostic untuk penderita anemia yaitu berdasarkan :anamnesispemeriksaan fisiklaboratoriumpemeriksaan penunjang lainnya
AnamnesisPada anamnesis ditanya mengenai riwayat penyakit sekarang dan riwayat penyakit dahulu, riwayat gizi, anamnesis mengenai lingkungan fisik sekitar, apakah ada paparan terhadap bahan kilia atau fisik serta riwayat pemakaian obat. Riwayat penyakit keluarga juaga ditanya untuk mengetahui apakah ada faktor keturunan.
Pemeriksaan fisikPemeriksaan dilakukan secara sistematik dan menyeluruhPerhatian khusus diberikan padaWarna kulit : pucat, sianosis, ikterus, kulit telapak tangan kuning seperti jeramiKuku : koilonychias (kuku sendok)Mata : ikterus, konjugtiva pucat, perubahan pada fundusMulut : ulserasi, hipertrofi gusi, atrofi papil lidahLimfadenopati, hepatomegali, splenomegali
Pemeriksaan Laboratorium HematologiTes penyaringKadar hemoglobinIndeks eritrosit (MCV,MCH, dan MCHC)Hapusan darah tepiPemeriksaan rutinLaju endap darahHitung deferensialHitung retikulosit
Nilai Normal Untuk Hitung Darah Lengkap Pada Dewasa
Laki-lakiWanitaHematokrit40 - 54%38 - 47%Hemoglobin13,5 - 18 g/dL12 - 16 g/dLSel darah merah/L4,6 - 6,2 x 1064,2 - 5,4 x 106Sel darah putih/L4,5 - 11 x 1034,5 - 11 x 103Trombosit/L150 - 450 x 103150 - 450 x 103Volume sel rerata(Mean Corpuscular Volume: MCV)80 - 98 fL81 - 99 fLHemoglobin sel rerata(Mean Corpuscular Hemoglobin: MCH)26 - 32 pg26 - 32 pgKonsentrasi hemoglobin sel rerata (MCHC)32 - 36%32 - 36%Lebar distribusi sel darah merah (RDW)11,6 - 14,6%11,6 - 14,6%Hitung retikulosit0,5 - 2,5%0,5 - 2,5%
KasusHematokrit= 27 %Hemoglobin= 8,2 g/dlSel darah merah/L= 3,5 x 1o6Sel darah putih/L= 9 x 103normalTrombosit/L= 150 x 103 normal
Nilai Normal Hitung Jenis Leukosit Dalam % dan Milimeter Kubik (Joice Leefever Kee, 1997)Keterangan :N = NORMAL
NO.JENIS LEUKOSITDEWASA(%)DEWASA(mm3)KASUS(%)HASIL1Neutrofil (total)50-702500-7000Segmen50-652500-650054NBatang 0-50-5005N2Eosinofil1-3100-3007Eosinofilia 3Basofil0,4-1,040-1001N4Monosit4-6200-6003N5Limfosit 25-351700-350030N
Penyebab Eosinofilia alergi :asma bronkialurtikariarinitis alergikapenyakit parasit :amubiasisankilostomiasisaskariasispenyakit kulit : dermatitispsoriasispemfigus
penyakit darah : LGKpolisitemia veraanemia pernisiosapenyakit lain : poliarteritis nodosaHodgkinpengobatan GM-CSF
Pemeriksaan Laboratorium HematologiPemeriksaan sumsum tulangHiperselulerEritropoesis hiperaktif
Defisiensi BesiThalasemiaAnemia SideroblastikmetarubrisitrubrisitsideroblastCad. besi
Pemeriksaan Laboratorium HematologiPemeriksaan atas indikasi khususAnemia defesiensi besi : serum iron, TIBC, saturasi transferinAnemia megaloblastik : asam folat darah/eritrosit, vitamin B12 Anemia hemolitik : tes Coomb, elektroforesis HbLeukemia akut: pemeriksaan sitokimiaDiatesa hemoragik : tes faal hemostasis
Anemia Defisiensi BesiAnemia akibat penyakit kronikThalasemiaAnemia SideroblastikDerajat anemiaRingan sampai beratRinganRinganRingan sampai beratMCV/ N / NMCH/ N/ NBesi Serum 50 g/LElektroforesis HbNNHb A2N
Pemeriksaan Laboratorium Non HematologiPemeriksaan faal ginjal, hati, endokrin, asam urat, kultur bakteri
Pemeriksaan Penujang LainnyaBiopsy kelenjar PARadiologi : foto Thoraksbone surveyUSGCT-Scan
Anemia Mikrositik HipokromCadangan FeSumsum tulangDiagnosisElektroforesa HbDeff besiHb-pathyA.sideroblastikNormalAb-NNormal
Anemia Normositik NormokromRetikulosit
Darah samar
Test coomb
SSTL
Diagnosis
Anemia MakrositerSSTL
Retikulosit
Pengobatan
PenatalaksanaanTerapi untuk mengatasi keadaan gawat darurata. Anemia dengan payah jantungb. Sebaiknya diambil dulu specimen untuk pemeriksaan sebelum terapi atau transfuse diberikanTerapi suportif : memperkuat daya tahun tubuhTerapi khas untuk masing-masing anemia, misalnya besi untuk anemia defesiensi besiTerapi untuk mengobati penyakit dasarTerapi ex juvantivus : terapi yang terpaksa diberikan sebelum diagnosis dapat dipastikan, jika terapi ini berhasil berarti diagnosis dapat dikuatkan. Terapi hanya dilakukan jika tidak tersedia fasilitas diagnosis yang mencukupi dan harus diawasi dengan ketat.
KesimpulanCahaya mengalami anemia mikrositik hipokrom kemungkinan karena perdarahan kronis, defisiensi gizi, dan infeksi parasit.
Saran Cahaya perlu mengkonsumsi makanan bergiziBila perlu berikan suplemen Berikan terapi untuk penyakit dasarLakukan pemeriksaan penunjang
Daftar PustakaSacher, Ronald A.2004.Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium.ed.11.Jakarta: EGCPrice, Sylvia Anderson.2005.Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.ed.6.Jakarta: EGCConrad,E Marcel, Anemia, available at: http://www.emedicine.com/med/topic132.htm last update : January 19,2007 accessed : December 19,2007Aru W. Sudoyo, Bambang Setiyohadi, Idrus Alwi, Marcellus S K, Siti Setiadi, editor. Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam.ed.4. Jakarta: IPD FKUI PUSAT,2006
*