PEMERIKSAAN FISIK PEMERIKSAAN FISIK AHMAD AMINUDDIN AHMAD AMINUDDIN
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PEMERIKSAAN FISIKPEMERIKSAAN FISIK
AHMAD AMINUDDINAHMAD AMINUDDIN
PEMERIKSAAN FISIKPEMERIKSAAN FISIK
MERUPAKAN JEMBATAN UNTUK MERUPAKAN JEMBATAN UNTUK MEMPELAJARI PENYAKIT DAN SAKIT.MEMPELAJARI PENYAKIT DAN SAKIT.
HUBUNGAN DOKTER DAN PASIENHUBUNGAN DOKTER DAN PASIEN - ETIKA KEDOKTERAN.- ETIKA KEDOKTERAN. - PROSEDUR DAN TEORI - PROSEDUR DAN TEORI KEDOKTERAN YANG BAKU DAN KEDOKTERAN YANG BAKU DAN BAIK.BAIK. SAKITSAKIT - SYMPTOM.- SYMPTOM. - SIGN.- SIGN.
PEMERIKSAAN FISIKPEMERIKSAAN FISIK
INSPEKSIINSPEKSI PALPASIPALPASI PERKUSIPERKUSI AUSCULTASIAUSCULTASI
DASAR : ANATOMIDASAR : ANATOMI
FISIOLOGIFISIOLOGI
PATOLOGI.PATOLOGI.
SARAT PEMERIKSAAN FISIKSARAT PEMERIKSAAN FISIK
HUBUNGAN DOKTER DAN PASIEN YANG HUBUNGAN DOKTER DAN PASIEN YANG BAIK.BAIK.
KEMANTAPAN CITRA SEORANG DOKTER.KEMANTAPAN CITRA SEORANG DOKTER. MENGUASAI KOMUNIKASI YANG BAIK.MENGUASAI KOMUNIKASI YANG BAIK. PENGETAHUAN TEORI DAN PRAKTIS YANG PENGETAHUAN TEORI DAN PRAKTIS YANG
BAIK.BAIK. SUASANA YANG NYAMAN.SUASANA YANG NYAMAN. PEMERIKSAANNYA KOMPREHENSIF ATAU PEMERIKSAANNYA KOMPREHENSIF ATAU
TERFOKUS.TERFOKUS.
PEMERIKSAAN FISIKPEMERIKSAAN FISIK TUJUANNYA : MENDAPATKAN GEJALA TUJUANNYA : MENDAPATKAN GEJALA
GEJALA YANG OBYEKTIP.GEJALA YANG OBYEKTIP. PENERIKSAAN FISIK UMUM.PENERIKSAAN FISIK UMUM. - keadaan umum.- keadaan umum. - tanda tanda vital.- tanda tanda vital. - t.b dan b.b.- t.b dan b.b. PEMERIKSAAN FISIK REGIONALPEMERIKSAAN FISIK REGIONAL - inspeksi.- inspeksi. - palpasi.- palpasi. - perkusi.- perkusi. - auskultasi- auskultasi
KEADAAN UMUMKEADAAN UMUM TAMPAK TAMPAK - SAKIT BERAT.- SAKIT BERAT. - SAKIT SEDANG.- SAKIT SEDANG. - SAKIT RINGAN.- SAKIT RINGAN.SAKIT BERATSAKIT BERAT - distress berat / keadaannya bahaya.- distress berat / keadaannya bahaya. - terikat pada tempat tidur.- terikat pada tempat tidur. - tidak dapat memenuhi kebutuhan vital.- tidak dapat memenuhi kebutuhan vital.SAKIT RINGANSAKIT RINGAN - aktivitasnya dapat dikatakan tak terham - aktivitasnya dapat dikatakan tak terham batbat
KESADARANKESADARAN
KOMPOSMENTIS.KOMPOSMENTIS. SOMNOLEN.SOMNOLEN. SOPOR.SOPOR. KOMA.KOMA.
KESADARANKESADARAN
KOMPOSMENTISKOMPOSMENTIS
sadar sepenuhnya.sadar sepenuhnya. SOMNLENSOMNLEN
- tampak ngantuk, selalu ingin tidur.- tampak ngantuk, selalu ingin tidur.
- memberi respon bila diberi rang- - memberi respon bila diberi rang-
sangan yang agak keras, kemudiansangan yang agak keras, kemudian
tidur lagi.tidur lagi.
KESADARANKESADARAN
SOPORSOPOR - hanya memberi respon pada rang-- hanya memberi respon pada rang- sangan yang kuat.sangan yang kuat. - reflek pupil +- reflek pupil + KOMAKOMA - respon terhadap rangsangan tidak - respon terhadap rangsangan tidak ada.ada. - reflek pupil -- reflek pupil -
GIZIGIZI
GIZI BAIK.GIZI BAIK. GIZI SEDANG.GIZI SEDANG. GIZI KURANGGIZI KURANG PERIKSA – TB/BB.PERIKSA – TB/BB. - KEADAAN KULIT.- KEADAAN KULIT. - PERTUMBUHAN OTOT- PERTUMBUHAN OTOT - KEADAAN RAMBUT.- KEADAAN RAMBUT. - OEDEMA.- OEDEMA.
POSISI/SIKAP TERPAKSAPOSISI/SIKAP TERPAKSA
BANTAL TINGGI / SETENGAH DUDUKBANTAL TINGGI / SETENGAH DUDUK JALAN MIRING KEKANAN.JALAN MIRING KEKANAN. TANGAN SATU MENYANGGA YG LAINTANGAN SATU MENYANGGA YG LAIN
SUHU BADANSUHU BADAN
SUHU ORAL RATA RATA 37 SUHU ORAL RATA RATA 37 °°C.C. SUHU RECTAL 0,5 SUHU RECTAL 0,5 °°C > ORAL.C > ORAL. SUHU ORAL 1 SUHU ORAL 1 °°C > AXILA.C > AXILA. SUBFEBRIL 37,5 SUBFEBRIL 37,5 °°C – 38 C – 38 °°C.C. FEBRIS > 38 FEBRIS > 38 °°C.C. HIPERPIREKSIA > 40 HIPERPIREKSIA > 40 °°C.C. HIPOTERMIA < 35 HIPOTERMIA < 35 °°CC
SUHU BADANSUHU BADAN
FEBRIS INTERMITENFEBRIS INTERMITEN - naik turun.- naik turun. - turun sampai normal.- turun sampai normal. FEBRIS REMITENFEBRIS REMITEN - naik turun.- naik turun. - suhu terndah > 37 C.- suhu terndah > 37 C. FEBRIS KONTINYUFEBRIS KONTINYU - febris dengan suhu hampir merata - febris dengan suhu hampir merata dengan perbedaan < 0,5 C.dengan perbedaan < 0,5 C.
NADINADI
FREKUENSI.FREKUENSI. KETERATURAN.KETERATURAN. AMPLITUDO.AMPLITUDO. KUALITAS.KUALITAS. TEKANAN NADITEKANAN NADI - perbedaan tekanan sistol dan - perbedaan tekanan sistol dan diastol.diastol. - kecil – isi sekuncup kurang.- kecil – isi sekuncup kurang. - resistensi perifer yang tinggi- resistensi perifer yang tinggi
GELOMBANG NADIGELOMBANG NADI PULSUS PARVUSPULSUS PARVUS - small peak pulse.- small peak pulse. - diminished left ventricular stroke - diminished left ventricular stroke volume.volume. - narrow pulse pressure.- narrow pulse pressure. - increased peripheral vascular resist- increased peripheral vascular resist PULSUS TARDUSPULSUS TARDUS - naiknya lambat, puncaknya lama.- naiknya lambat, puncaknya lama. - bila ada glb rendah dimukanya disebut - bila ada glb rendah dimukanya disebut ANAKROTIK.ANAKROTIK. - pada AS.- pada AS.
GELOMBANG NADIGELOMBANG NADI
PULSUS CELERPULSUS CELER - nail cepat, turun cepat.- nail cepat, turun cepat. PULSUS ALTERNANPULSUS ALTERNAN - nadi berselang seling antara kuat - nadi berselang seling antara kuat dan lemah.dan lemah. PULSUS BIGEMINUSPULSUS BIGEMINUS - perubahan volume denyut sehu-- perubahan volume denyut sehu- bungan adanya extrasistol.bungan adanya extrasistol.
GELOMBANG NADIGELOMBANG NADI
PULSUS PARVUS ET TARDUSPULSUS PARVUS ET TARDUS - nadi kecil dan naiknya lambat.- nadi kecil dan naiknya lambat. PULSUS PARADOKSUSPULSUS PARADOKSUS - lemah pada inspirasi dan kuat - lemah pada inspirasi dan kuat pada ekspirasi.pada ekspirasi. PULSUS DEFISITPULSUS DEFISIT - ada perbedaan antara nadi dan - ada perbedaan antara nadi dan denyut jantung.denyut jantung.
PERNAPASANPERNAPASAN
NORMAL 14 – 20 X / MENIT.NORMAL 14 – 20 X / MENIT. TAKIPNEATAKIPNEA - pernapasan dangkal dan cepat.- pernapasan dangkal dan cepat. HIPERPNEA, HIPERVENTILASIHIPERPNEA, HIPERVENTILASI - pernapasan dalam dan cepat- pernapasan dalam dan cepat CHEYNE-STOKESCHEYNE-STOKES - hiperpnea dan apnea bergantian- hiperpnea dan apnea bergantian BIOTBIOT - tidak teratur dalam dan frekuensinya.- tidak teratur dalam dan frekuensinya.
TEKANAN DARAHTEKANAN DARAH DIUKUR STELAH ISTIRAHAT YANG CUKUP.DIUKUR STELAH ISTIRAHAT YANG CUKUP. NORMAL, KURANG DARI 120/80 mmNORMAL, KURANG DARI 120/80 mm PREHIPERTENSIPREHIPERTENSI - sistol 120 – 139 mm Hg.- sistol 120 – 139 mm Hg. - diastol 80 – 89 mm Hg.- diastol 80 – 89 mm Hg. STAGE ISTAGE I - sistol 140 – 159 mm Hg.- sistol 140 – 159 mm Hg. - diastol 90 – 99 mmHg.- diastol 90 – 99 mmHg. STAGE IISTAGE II - sistol > 160 mmHg.- sistol > 160 mmHg. - diastol ≥ 100 mmHg.- diastol ≥ 100 mmHg. HIPOTENSI , sistol < 90 mmHgHIPOTENSI , sistol < 90 mmHg
BERAT BADANBERAT BADAN RELATIVE BODY WEIGHTRELATIVE BODY WEIGHT B.B/( T.B.-100 ) X 100%.B.B/( T.B.-100 ) X 100%. UNDER WEIGHT ; < 90 %.UNDER WEIGHT ; < 90 %. NORMOWEIGHT ; 90 – 100 %.NORMOWEIGHT ; 90 – 100 %. OVERWEIGHT ; > 120 %OVERWEIGHT ; > 120 % BODY MASS INDEXBODY MASS INDEX WEIGHT ( Kg )WEIGHT ( Kg ) ---------------------------------- HEIGHT ( M HEIGHT ( M ²² ) ) NORMAL < 25 Kg / M NORMAL < 25 Kg / M ²² . . OVER WEIGHT 25,0 – 29,9 Kg / M OVER WEIGHT 25,0 – 29,9 Kg / M ²² . . OBESITY ; > 30 Kg / M OBESITY ; > 30 Kg / M ²²..
Related Documents
