Top Banner

of 30

Pembuatan Pembentukan koloid dapat digambarkan secara skematis.docx

Oct 08, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

1. Pembuatan Pembentukan koloid dapat digambarkan secara skematis, sebagai berikut. Kondensasi Dispersi Larutan Koloid Suspensi2. Kondensasi pada prinsipnya adalah partikel-partikel halus (ion, atom, molekul) digumpalkan menjadi partikel berukuran koloid. Pembuatan koloid dengan cara kondensasi dilakukan melalui : Reaksi Redoks Reaksi Hidrolisis Reaksi substitusi / dekomposisi rangkap Penggantian pelarut3. Reaksi Redoks ----> reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi. Contoh : Pembuatan sol belerang dari reaksi gas H2S dengan SO2. Reaksi Hidrolisis ----> 3S(s) + 2H2O (l)Fe(OH)3 (koloid) + 3HCl (aq) 2H2S (g)+SO2 (aq) reaksi suatu zat dengan air. Contoh : Pembuatan sol Fe(OH)3 dengan cara meneteskan larutan FeCl3 dalam air mendidih. FeCl3(aq) + 3H2O (l) 4. Fe(OH)3 (koloid) + 3HCl (aq) Reaksi Substitusi/dekomposisi rangkap Contoh 1 : sol AgCl dibuat dengan mencampurkan larutan perak nitrat encer dengan larutan HCl encer. Contoh 2 : sol As2S3 dapat dibuat dari reaksi antara larutan H3AsO3 dengan larutan H2S. Penggantian Pelarut ----AgNO3(aq) + HCl (aq) > As2S3 (koloid) + 6H2O (l)dengan mengganti medium pendispersi. Contoh : apabila larutan jenuh kalsium asetat dicampur dengan alkohol akan terbentuk suatu koloid bentuk gel. 2H3AsO3(aq) + 3H2S (l) 5. AgCl (koloid) + NaNO3 (aq)Reaksi Pengendapan Pembuatan sistem koloid dengan cara ini dilakukan dengan mencampurkan larutan elektrolit sehingga menghasilkan endapan. Contoh: Ketika NaCl ditambahkan ke dalam larutan perak nitrat, terbentuk agregat AgCl AgNO3 (aq)+ NaCl (aq) 6. Cara Dispersi Dispersi pada prinsipnya adalah mendapatkan partikel koloid dengan menghaluskan partikel kasar (suspensi). Cara ini dapat dilakukan melalui : Cara Mekanik Cara Peptisasi Cara Busur Bredig7. Cara Mekanik Cara ini dilakukan dari gumpalan partikel yang besar kemudian dihaluskan dengan cara penggerusan atau penggilingan. Contoh : sol belerang dapat dibuat dengan menggerus serbuk belerang bersama-sama dengan gula pasir, kemudian mencampur serbuk halus tersebut dengan air.8. INDUSTRI-INDUSTRI YANG MENGGUNAKAN CARA MEKANIK9. untuk membuat pasta gigi, semir sepatu, deterjen, dan sebagainya. untuk membuat jus buah, selai, krim, es krim,dan sebagainya. krim - jus buah - es krimmesin pembuat es krim Industri kimia rumah tangga Industri makanan 10. untuk membuat pelumas padat, cat dan zat pewarna. Industri-industri lainnya seperti industri plastik, farmasi, tekstil, dan kertas.Industri kimia 11. SISTEM KERJA ALAT PENGGILINGAN KOLOID : Alat ini memiliki 2 pelat baja dengan arah rotasi yang berlawanan. Partikel-partikel yang kasar akan digiling melalui ruang antara kedua pelat baja tersebut. Kemudian, terbentuklah partikel-partikel berukuran koloid yang kemudian didispersikan dalam medium pendispersinya untuk membentuk sistem koloid. Contoh koloid yang dibuat adalah; pelumas, tinta cetak, sol belerang dan sebagainya.12. Cara Peptisasi Cara Peptisasi adalah pembuatan koloid dari butir-butir kasar suatu endapan dengan bantuan zat pemeptisasi (pemecah). Contoh : Pembuatan agar-agar (agar-agar dipeptisasi oleh air) Endapan NiS dipeptisasi gas H2S menghsilkan belerang yang dapat membentuk sol belerang. Endapan Al(OH)3 oleh AlCl3 terpeptisasi menjadi koloid Al(OH)313. Beberapa zat mudah terdispersi dalam pelarut tertentu dan membentuk sistem koloid. Contohnya; gelatin dalam air. Bahan 1) Tulang 2) Larutan kapur 10 %. Terbuat dari 1 m3 larutan kapur 10% adalah sebagai berikut: 100 kg kapur dimasukkan ke dalam bak, kemudian ditambahkan air sampai volumenya menjadi 1 m3. Campuran ini diaduk-aduk sampai kapurnya larut.14. Pembuatan Gelatin Gelatin adalah protein yang diperoleh dari jaringan kolagen hewan yang terdapat pada kulit, tulang dan jaringan ikat. Gelatin yang ada di pasaran umumnya diproduksi dari kulit dan tulang sapi atau babi. Gelatin digunakan pada industri makanan, farmasi, obat-obatan, dan industri lainnya. Penggunaan di bidang pangan diantaranya untuk produk permen, coklat, hasil olah susu, es krim dan produk daging. Gelatin juga digunakan dalam produk kosmetik, tablet, kapsul, perekat (lem), pelapis kertas dan pembuatan film untuk fotografi. Dalam produk-produk pangan gelatin terutama karena kemampuannya sebagai penstabil dan pengemulsi produk-produk pangan. Sebagai pengemulsi artinya gelatin dapat membuat atau mencampur minyak dan air menjadi campuran yang merata. Sebagai penstabil, artinya campuran tersebut stabil atau tidak pecah selama penyimpanan.15. 1) Keranjang semprotan. Alat ini digiunakan untuk meletakkan tulang yang dicuci dengan semprotan air. Dasar wadah berlobang-lobang untuk meniriskan air. 2) Wadah perendaman. Wadah ini digunakan sebagai tgempat merendam serpihan tulang. Untuk itu dapat digunakan bak semen, bak serat gelas (fiber glass), baskom plastik, atau ember plastik. 3) Mesin penggiling tulang. Alat ini digunakan untuk menggiling tulang hingga menjadi sepihan dengan ukuran 1-3 cm. 4) Palu dan kayu landasan. Alat ini digunakan jika tidak tersedia mesin penggiling tulang. 5) Wadah perebusan. Alat ini digunakan untuk merebus tulang. Drum bekas yang dipotong dua dapat digunakan untuk keperluan ini. 6) Wadah ekstraksi gelatin. Alat ini digunakan untuk merendam tulang pada suhu panas setelah tulang tersebut direndam dengan larutan kapur. Wadah ini terbuat dari logam tahan karat, seperti aluminium dan stainless steel. Alat16. 7) Wadah penguapan larutan gelatin. Wadah ini digunakan untuk penguapan larutan gelatin. Wadah ini terbuat dari logam tahan karat, seperti aluminium dan stainless steel. Bentuknya berupa bak dangkal dengan permukaan luas. 8) Tungku atau kompor 9) Cetakan. Cetakan terbuat dari plat aluminium atau stainless steel yang bersekat-sekat. Bahan 1) Tulang 2) Larutan kapur 10 %. Terbuat dari 1 m3 larutan kapur 10% adalah sebagai berikut: 100 kg kapur dimasukkan ke dalam bak, kemudian ditambahkan air sampai volumenya menjadi 1 m3. Campuran ini diaduk-aduk sampai kapurnya larut.17. Cara Pembuatan 1) Pencucian. Tulang dimasukkan ke dalam ember atau bak dan diaduk-aduk, kemudian airnya dibuang. Hal ini dilakukan beberapa kali. Pencucian tulang dapat juga dilakukan penyemprotan air tekanan tinggi agar kotoran-kotoran yang menempel kuat pada tulang terlepas. 2) Pemotongan. Tulang dipotong-potong dengan kampak sehingga ukurannya menjadi 5-10 cm. Potongan tulang ini kembali dicuci dengan semprotan air sampai bersih. 3) Perebusan I. Potangan yang telah bersih direbus di dalam air mendidih selama 4-5 jam. Kotoran yang mengambang dan buih dibuang. Setelah itu tulang ditiriskan, kemudian dijemur atau dikeringkan dengan alat pengering. 4) Penggilingan Kasar. Tulang digiling kasar sehingga ukuran menjadi 1-3 cm. Pengecilan ukuran ini dapat juga dilakukan18. Cara Busur Bredig19. Bidang Industri Cat, sabun, detergen, pasta gigi, peptisida, insektisida, tinta, lem. Bidang Makanan Keju, mentega, saus, agar-agar, es krim, sirup, kecap, susu. Bidang Farmasi Minyak ikan, penisilin untuk suntikan, obat batuk sirup, salep. Bidang Kosmetik Body lotion, krim minyak rambut, parfum.

MAKALAH SISTEM KOLOID

KATA PENGANTAR

Asslamualaikum Wr. WbPuji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah kami yang membahas Sistem Koloid. Untuk kedua kalinya sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan nabi Muhamad SAW semoga selalu terlimpahkan. Amien.

Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada Bapak/ Ibu guru yang telah membimbing saya dalam menyelesaikan makalah ini. Dimana makalah ini sayamengupas sekelumit tentang Sistem Koloid dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.Semoga makalah ini bermanfaat bagi siswa siswa atau bagi pembacanya. Tiada gading yang tak retak, demikian pula dengan penyusunan makalah ini yang masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak maupun bagi pembaca makalah ini.

Wasalam

Mns. Meucat,Mei 2013

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................i

DAFTAR ISI .....................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................1A. Latar Belakang ...............................................................................1B. Rumusan Masalah ........................................................................1C. Tujuan ............................................................................................1D. Manfaat2BAB II PEMBAHASAN ..................................................................3A.Pengertian Koloid3B.Jenis-Jenis Koloid3C.Sifat-Sifat Koloid4D.Pembuatan Sistem Koloid6E.Kegunaan Koloid7

BAB III PENUTUPA. Kesimpulan ......................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA10

BAB IPENDAHULUAN

A.Latar BelakangSistem koloid merupakan suatu bentuk campuran dua atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1 - 100 nm), sehingga terkenaefek Tyndall. Bersifat homogen berarti partikel terdispersi tidak terpengaruh olehgayagravitasiatau gaya lain yang dikenakan kepadanya; sehingga tidak terjadi pengendapan, misalnya. Sifat homogen ini juga dimiliki olehlarutan, namun tidak dimiliki oleh campuran biasa (suspensi).Koloid mudah dijumpai di mana-mana:susu,agar-agar,tinta,sampo, sertaawanmerupakan contoh-contoh koloid yang dpat dijumpai sehari-hari.Sitoplasmadalamseljuga merupakan sistem koloid.Kimia koloidmenjadi kajian tersendiri dalamkimiaindustri karena kepentingannya.

B.Rumusan Masalaha. Apa yang dimaksud dengan system koloid?b. Jelaskan macam-macam system koloid?c. Bagaimana sifat-sifat koloid?dBagaimana proses pembuatan sistem koloid?e. Apa saja komponen system koloid, bentuk partikel dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari?

C.Tujuana. Agar pembaca dapat mengetahui system koloid.b. Agar pembaca mengetahui macam-macam system koloid.c. Agar pembaca mengetahui sifat-sifat koloid.d. Agar pembaca mengetahui proses pembuatan sistem koloid.e. Agar pembaca mengetahui komponen sistem koloid, bentuk partikel dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari.

D.Manfaata.Pembaca dapat mengetahui system koloid.b.Pembaca mengetahui macam-macam system koloid.c.Pembaca mengetahui sifat-sifat koloid.d.Pembaca mengetahui proses pembuatan sistem koloid.e. Pembaca mengetahui komponen sistem koloid, bentuk partikel dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian KoloidKoloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih di mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi/yang dipecah) tersebar secara merata di dalam zat lain (medium pendispersi/ pemecah). Ukuran partikel koloid berkisar antara 1-100 nm. Ukuran yang dimaksud dapat berupa diameter, panjang, lebar, maupun tebal dari suatu partikel. Contoh lain dari sistem koloid adalah adalah tinta, yang terdiri dari serbuk-serbuk warna (padat) dengan cairan (air). Selain tinta, masih terdapat banyak sistem koloid yang lain, seperti mayones, hairspray, jelly, dll. Keadaan koloid atau sistem koloid atau suspensi koloid atau larutan koloid atau suatu koloid adalah suatu campuran berfasa dua yaitu fasa terdispersi dan fasa pendispersi dengan ukuran partikel terdispersi berkisar antara 10-7 sampai dengan 10-4 cm. Besaran partikel yang terdispersi, tidak menjelaskan keadaan partikel tersebut. Partikel dapat terdiri atas atom, molekul kecil atau molekul yang sangat besar. Koloid emas terdiri atas partikel-partikel dengan bebagai ukuran, yang masing-masing mengandung jutaan atom emas atau lebih. Koloid belerang terdiri atas partikel-partikel yang mengandung sekitar seribu molekul S8. Suatu contoh molekul yang sangat besar (disebut juga molekul makro) ialah haemoglobin. Berat molekul dari molekul ini 66800 s.m.a dan mempunyai diameter sekitar 6 x 10-7.

B. Jenis-Jenis KoloidSistem koloid tersusun dari fase terdispersi yang tersebar merata dalam medium pendispersi. Fase terdispersi dan medium pendispersi dapat berupa zat padat, cair, dan gas. Berdasarkan fase terdispersinya, sistem koloid dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu:1.Sol (fase terdispersi padat)a. Sol padat adalah sol dalam medium pendispersi padaContoh: paduan logam, gelas warna, intan hitamb. Sol cair adalah sol dalam medium pendispersi cairContoh: cat, tinta, tepung dalam air, tanah liatc. Sol gas adalah sol dalam medium pendispersi gasContoh: debu di udara, asap pembakaran

2. Emulsi (fase terdispersi cair)a.Emulsi padat adalah emulsi dalam medium pendispersi padatContoh: Jelly, keju, mentega, nasib. Emulsi cair adalah emulsi dalam medium pendispersi cairContoh: susu, mayones, krim tanganc. Emulsi gas adalah emulsi dalam medium pendispersi gasContoh: hairspray dan obat nyamuk3. Buih (fase terdispersi gas)a. Buih padat adalah buih dalam medium pendispersi padat.Contoh: Batu apung, marshmallow, karet busa, Styrofoamb. Buih cair adalah buih dalam medium pendispersi cairContoh: putih telur yang dikocok, busa sabunUntuk pengelompokan buih, jika fase terdispersi dan medium pendispersi sama- sama berupa gas, campurannya tergolong larutan

C.Sifat-Sifat Koloida.Efek TyndallEfek Tyndall ialah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh partikel-partikel koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran molekul koloid yang cukup besar. Efek tyndall ini ditemukan oleh John Tyndall (1820-1893), seorang ahli fisika Inggris. Oleh karena itu sifat itu disebut efek tyndall.Efek tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat larutan sejati (gambar kiri) disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid (gambar kanan), cahaya akan dihamburkan. hal itu terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai partikel-partikel yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya, pada larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati.

b. Gerak BrownGerak Brown ialah gerakan partikel-partikel koloid yang senantiasa bergerak lurus tapi tidak menentu (gerak acak/tidak beraturan). Jika kita amati koloid dibawah mikroskop ultra, maka kita akan melihat bahwa partikel-partikel tersebut akan bergerak membentuk zigzag. Pergerakan zigzag ini dinamakan gerak Brown. Partikel-partikel suatu zat senantiasa bergerak.Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat cair dan gas, atau hanya bervibrasi di tempat seperti pada zat padat. Untuk koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas, pergerakan partikel-partikel akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel koloid itu sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah. Oleh karena ukuran partikel cukup kecil, maka tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang. Sehingga terdapat suatu resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak Brown. Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak Brown terjadi. Demikian pula, semakin besar ukuran partikel koloid, semakin lambat gerak Brown yang terjadi. Hal ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan tidak ditemukan dalam zat padat (suspensi). Gerak Brown juga dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu system koloid, maka semakin besar energi kinetic yang dimiliki partikel-partikel medium pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari partikel-partikel fase terdispersinya semakin cepat. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah suhu system koloid, maka gerak Brown semakin lambat.c. AbsorpsiAbsorpsi ialah peristiwa penyerapan partikel atau ion atau senyawa lain pada permukaan partikel koloid yang disebabkan oleh luasnya permukaan partikel. (Catatan: Absorpsi harus dibedakan dengan absorpsi yang artinya penyerapan yang terjadi di dalam suatu partikel). Contoh: (i) Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+. (ii) Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2.d. Muatan koloidDikenal dua macam koloid, yaitu koloid bermuatan positif dan koloid bermuatan negatif.e. Koagulasi koloidKoagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid. Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan.f. Koloid pelindungKoloid pelindung ialah koloid yang mempunyai sifat dapat melindungi koloid lain dari proses koagulasi.g. DialisisDialisis ialah pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu dengan cara ini disebut proses dialisis.h. ElektroforesisElektroferesis ialah peristiwa pemisahan partikel koloid yang bermuatan dengan menggunakan arus listrik.

D. Pembuatan Sistem KoloidReaksi dekomposisi rangkapMisalnya:Sol As2S3 dibuat dengan gaya mengalirkan H2S dengan perlahan-lahan melalui larutan As2O3 dingin sampai terbentuk sol As2S3 yang berwarna kuning terang;As2O3 (aq) + 3H2S(g) As2O3 (koloid) + 3H2O(l)(Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2-)Sol AgCl dibuat dengan mencampurkan larutan AgNO3 encer dan larutan HCl encer;AgNO3 (ag) + HCl(aq) AgCl (koloid) + HNO3 (aq)Pemanasan nitratJika dipanaskan, kebanyakan nitrat cenderung mengalami dekomposisi membentuk oksida logam, nitrogen dioksida berupa asap coklat, dan oksigen.Sebagai contoh, nitrat Golongan 2 yang sederhana seperti magnesium nitrat mengalami dekomposisi dengan reaksi sebagai berikut :Pada Golongan 1, ithium nitrat mengalami proses dekomposisi yang sama - menghasilkan lithium oksida, nitrogen dioksida dan oksigen.Akan tetapi, nitrat dari unsur selain lithium dalam Golongan 1 tidak terdekomposisi sempurna (minimal tidak terdekomposisi pada suhu Bunsen) - menghasilkan logam nitrit dan oksigen, tapi tidak menghasilkan nitrogen oksida.Semua nitrat dari natrium sampai cesium terdekomposisi menurut reaksi di atas, satu-satunya yang membedakan adalah panas yang harus dialami agar reaksi bisa terjadi. Semakin ke bawah golongan, dekomposisi akan semakin sulit, dan dibutuhkan suhu yang lebih tinggi.Pemanasan karbonatJika dipanaskan, kebanyakan karbonat cenderung mengalami dekomposisi membentuk oksida logam dan karbon dioksida.Sebagai contoh, karbonat Golongan 2 sederhana seperti kalsium karbonat terdekomposisi sebagai berikut :Pada Golongan 1, lithium karbonat mengalami proses dekomposisi yang sama menghasilkan lithium oksida dan karbon dioksida.Karbonat dari unsur-unsur selain lithium pada Golongan 1 tidak terdekomposisi pada suhu Bunsen, walaupun pada suhu yang lebih tinggi mereka akan terdekomposisi. Suhu dekomposisi lagi-lagi meningkat semakin ke bawah Golongan.

E. Kegunaan KoloidSistem koloid banyak digunakan pada kehidupan sehari-hari, terutama dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan sifat karakteristik koloid yang penting, yaitu dapat digunakan untuk mencampur zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara homogen dan bersifat stabil untuk produksi dalam skala besar.Berikut ini adalah tabel aplikasi koloid:Jenis industriContoh aplikasi

Industri makananKeju, mentega, susu, saus salad

Industri kosmetika dan perawatan tubuhKrim, pasta gigi, sabun

Industri catCat

Industri kebutuhan rumah tanggaSabun, deterjen

Industri pertanianPeptisida dan insektisida

Industri farmasiMinyak ikan, pensilin untuk suntikan

Berikut ini adalah penjelasan mengenai aplikasi koloid :1. Pemutihan GulaGula tebu yang masih berwarna dapat diputihkan. Dengan melarutkan gula ke dalam air, kemudian larutan dialirkan melalui sistem koloid tanah diatomae atau karbon. Partikel koloidakan mengadsorpsi zat warna tersebut. Partikel-partikel koloid tersebut mengadsorpsi zat warna dari gula tebu sehingga gula dapat berwarna putih.2.Penggumpalan DarahDarah mengandung sejumlah koloid protein yang bermuatan negatif. Jika terjadi luka, maka luka tersebut dapat diobati dengan pensil stiptik atau tawas yang mengandung ion-ion Al3+ dan Fe3+. Ion-ion tersebut membantu agar partikel koloid di protein bersifat netral sehingga proses penggumpalan darah dapat lebih mudah dilakukan.3. Penjernihan AirAir keran (PDAM) yang ada saat ini mengandung partikel-partikel koloid tanah liat,lumpur, dan berbagai partikel lainnya yang bermuatan negatif. Oleh karena itu, untuk menjadikannya layak untuk diminum, harus dilakukan beberapa langkah agar partikel koloid tersebut dapat dipisahkan. Hal itu dilakukan dengan cara menambahkan tawas (Al2SO4)3.Ion Al3+ yang terdapat pada tawas tersebut akan terhidroslisis membentuk partikel koloid Al(OH)3 yang bermuatan positif melalui reaksi:Al3+ + 3H2O Al(OH)3 + 3H+Setelah itu, Al(OH)3 menghilangkan muatan-muatan negatif dari partikel koloid tanah liat/lumpur dan terjadi koagulasi pada lumpur. Lumpur tersebut kemudian mengendap bersama tawas yang juga mengendap karena pengaruh gravitasi. Berikut ini adalah skema proses penjernihan air secara lengkap.

BAB IIIPENUTUP

A. Kesimpulan-Partikel koloid dapat menghamburkan cahaya sehingga berkas cahaya yang melalui sistem koloid. Dapat diamati dari samping sifat partikel koloid ini disebut efek Tyndall.-Jika diamati dengan mikroskop ultra ternyata partikel koloid senantiasa bergerak dengan gerak patah-patah yang disebut gerak Brown. Gerak Brown terjadi karena tumbukan tak simetris antara molekul medium dengan partikel koloid.-Koloid dapat mengadsorpsi ion atau zat lainpada permukaannya, dan oleh karena luas permukaannya yang relatif besar, maka koloid mempunyai daya adsorpsi yang besar.-Adsorpsi ion-ion oleh partikel koloid membuat partikel koloid menjadi bermuatan listrik. Muatan koloid menyebabkan gaya tolak-menolak di antara partikel koloid, sehingga menjadi stabil (tidak mengalami sedimentasi).-Muatan partikel koloid dapat ditunjukkan dengan elektroforesis, yaitu pergerakan partikel koloid dalam medan listrik.-Penggumpalan partikel koloid disebut koagulasi. Koagulasi dapat terjadi karena berbagai hal, misalnya pada penambahan elektrolit. Penambahan elekrolit akan menetralkan muatan koloid, sehingga faktor yang menstabilkannya hilang.-Koloid yang medium dispersinya berupa cairan dibedakan atas koloid liofil dan koloid liofob. Koloid liofil mempunyai interaksi yang kuat dengan mediumnya; sebaliknya, pada koloid liofob interaksinya tersebut tidak ada-Koloid dapat dibuat dengan cara dispersi atau kondensasi. Pada cara dispersi, bahan kasar dihaluskan kemudian didispersikan ke dalam medium dispersinya. Pada cara kondensasi, koloid dibuat dari larutan di mana atom atau molekul mengalami agregasi (pengelompokan), sehingga menjadi partikel koloid.-Asbut adalah suatu bentuk pencemaran yang merupakan sistem koloid.

DAFTAR PUSTAKA

Purba, Michael.2010.Kimia Untuk SMA Kelas XI . Jakarta: ERLANGGAParning, dkk. 2006. Kimia SMA Kelas XI Semester Kedua. Jakarta : Yudhistira. Suharsini,Maria. 2005. Kimia dan Kecakapan Hidup. Jakarta : Ganesa Exact.

Diposkan olehMahdawi Mdi08.31Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinteresthttp://tekanlagi.blogspot.com/2013/05/makalah-sistem-koloid.html

MAKALAH SISTEM KOLOIDPOSTED ONJUNE 18, 2011BYTHAFRANSISCA1KATA PENGANTARSegala puji dan syukur yang tiada hentinya bagi TUHAN yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan, rahmat dan karunia-Nya, kami tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik.Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas akhir semester untuk bidang study kimia, dan lebih lanjut semoga makalah ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan seputar Sistem Koloid.Dalam penyusunan makalah ini, kami tim penyusun telah berusaha semaksimal mungkin sesuai kemampuan kami. Namun sebagai manusia biasa, kami tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan baik dari segi teknik penulisan maupun tata bahasa.Tetapi walaupun demikian kami berusaha sebisa mungkin menyelesaikan makalah ini meskipun tersusun sangat sederhana.Kami menyadari tanpa kerja sama antara guru pembimbing dan pihak lain yang memberi berbagai masukan yang bermanfaat bagi kami demi tersusunnya makalah ini. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada pihak tersebut di atas yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan saran demi kelancaran makalah ini.Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca . Seperti pribahasa tiada gading yang tak retak, makalah ini juga tidak sempurna, memiliki kelebihan dan kekurangan.Oleh sebab itu kami mohon untuk saran dan kritiknya yang membangun.Atas kesediaan waktunya untuk membaca makalah ini, kami ucapkan terima kasih.Ingatlah pepatah Tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri Cina, artinya teruslah berlatih dan belajar. Jangan mudah menyerah.Purwakarta, 16 Juni 2011PenyusunDAFTAR ISIJUDULTIM PENYUSUNPENGESAHANMOTTOPERSEMBAHANKATA PENGANTARDAFTAR ISIBAB I PENDAHULUANI.1. Latar Belakang Pemilihan JudulI.2. Maksud dan TujuanI.3. Metode yang DigunakanI.4. Sasaran yang DitujuI.5. Ruang Lingkup PermasalahanBAB II SISTEM KOLOIDII.1. Pengertian Sistem KoloidII.2. Macam-macam KoloidII.3. Koloid SolII.4. Koloid EmulsiII.5. Koloid BuihII.6. Kestabilan KoloidII.7. Koloid Liofil dan Koloid LiofobII.8. Pembuatan KoloidII.9. Koloid Dalam Kehidupan Sehari-hariBAB III KESIMPULAN DAN SARANIII.1. KesimpulanIII.2. SaranDAFTAR PUSTAKABAB I PENDAHULUANI.1. Latar Belakang Pemilihan JudulTema yang kami angkat pada makalah ini adalah mengenai sistem koloid.Telah kami ketahui bahwa kimia ada di segala tempat dan waktu serta sangat berhubungan jelas, dekat dan nyata dalam kehidupan kami.Ketertarikan kami mengenai sistem koloid ini mengundang keingintahuan yang lebih besar pada diri kami sehingga menarik diri kami untuk mencari sebanyak-banyaknya data yang akurat mengenai sistem koloid ini.I.2. Maksud dan TujuanMaksud pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas akhir semester bidang study Kimia. Selain itu tujuan kami membuat makalah ini adalah untuk menambah wawasan para pembaca mengenai sistem koloid yang sangat berhubungan dengan kehidupan kita sehari-hari. Diharapkan makalah ini dapat membantu para pembaca untuk lebih memahami penjelasan mengenai sistem koloid ini.I.3. Metode yang DigunakanMetode yang kami gunakan dalam pembuatan karya ilmiah ini adalah dengan study pustaka. Kami mencari berbagai data yang akurat yang berasal dari internet dan bertanya pada guru di bidang study kimia. Dan melakukan perbandingan atara data yang satu dengan yang lain sehingga akan memudahkan pembaca untuk lebih mengerti mengenai sistem koloid ini.I.4. Sasaran yang DitujuMakalah ini dibuat untuk kalangan murid sekolah juga para pembaca yang membutuhkan agar lebih mengerti penjelasan mengenai sistem koloid. Diharapkan setelah membaca makalah ini, para pembaca dapat membedakan secara jelas mengenai larutan, koloid maupun suspensi.I.5. Ruang Lingkup PermasalahanSistem koloid berhubungan dengan proses proses di alam yang mencakup berbagai bidang. Hal itu dapat kita perhatikan di dalam tubuh makhluk hidup, yaitu makanan yang kita makan (dalam ukuran besar) sebelum digunakan oleh tubuh. Namun lebih dahulu diproses sehingga berbentuk koloid. Juga protoplasma dalam sel sel makhluk hidup merupakan suatu koloid sehingga proses proses dalam sel melibatkan sitem koloid.Dalam kehidupan sehari-hari ini, sering kita temui beberapa produk yang merupakan campuran dari beberapa zat, tetapi zat tersebut dapat bercampur secara merata/ homogen. Misalnya saja saat ibu membuatkan susu untuk adik, serbuk/ tepung susu bercampur secara merata dengan air panas. Kemudian, es krim yang biasa dikonsumsi oleh orang mempunyai rasa yang beragam, es krim tersebut haruslah disimpan dalam lemari es agar tidak meleleh. Kesemuanya merupakan contoh koloid.Udara mengandung juga sistem koloid, misalnya polutan padat yang terdispersi (tercampur) dalam udara, yaitu asap dan debu. Juga air yang terdispersi dalam udara yang disebut kabut merupakan sistem koloid. Mineral mineral yang terdispersi dalam tanah, yang dibutuhkan oleh tumbuh tumbuhan juga merupakan koloid. Penggunaan sabun untuk mandi dan mencuci berfungsi untuk membentuk koloid antara air dengan kotoran yang melekat (minyak).Campuran logam selenium dengan kaca lampu belakang mobil yang menghasilkan cahaya warna merah merupakan sistem koloid.BAB II Sistem KoloidII.1. Pengertian Sistem KoloidKoloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih di mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi/yang dipecah) tersebar secara merata di dalam zat lain (medium pendispersi/ pemecah).Dimana di antara campuran homogen dan heterogen terdapat sistem pencampuran yaitu koloid, atau bisa juga disebut bentuk (fase) peralihan homogen menjadi heterogen.Campuran homogen adalah campuran yang memiliki sifat sama pada setiap bagian campuran tersebut, contohnya larutan gula dan hujan.Sedangkan campuran heterogen sendiri adalah campuran yeng memiliki sifat tidak sama pada setiap bagian campuran, contohnya air dan minyak, kemudian pasir dan semen.Ukuran partikel koloid berkisar antara 1-100 nm.Ukuran yang dimaksud dapat berupa diameter, panjang, lebar, maupun tebal dari suatu partikel.Contoh dari sistem koloid adalah tinta, yang terdiri dari serbuk-serbuk warna (padat) dengan cairan (air). Contoh lainnya yaitu mayones, hairspray, jelly, dll.Larutan adalah campuran homogen antara zat terlarut dan pelarut.Zat terlarut dinamakan juga dengan fasa terdispersi atau solut, sedangkan zat pelarut disebut dengan fasa pendispersi atau solvent.Contohnya larutan gula atau larutan garam.Suspensi adalah campuran heterogen yang terdiri dari partikel partikel kecil padat atau cair yang terdispersi dalam zat cair atau gas. Misalnya, tepung beras dilarutkan dalam air dan dikocok dengan kuat; apabila campuran tersebut dibiarkan beberapa saat, campuran tersebut akan mengendap ke bawah.Tabel Perbandingan antara Larutan, Koloid, dan SuspensiLarutan Koloid SuspensiHomogenSecara makroskopis bersifat homogen tetapi heterogen jika diamati dengan mikroskop ultra HeterogenSemua partikel berdimensi100 nm1 fase 2 fase 2 faseStabil Pada umumnya stabil Tidak stabilTidak dapat disaringTidak dapat disaring kecuali dengan penyaring ultra Dapat disaringContoh : larutan gula, larutan garam, spiritus, alkohol 70%, larutan cuka, air laut, udara yang bersih, bensin.Contoh : sabun, susu, jeli, mentega, dan mayonaise. Contoh : air sungai yang keruh, campuran air dengan pasir, campuran kopi dengan air, dan campuran minyak dengan air.II.2. Macam-macam KoloidKoloid merupakan suatu sistem campuran metastabil (seolah-olah stabil, tapi akan memisah setelah waktu tertentu).Koloid berbeda dengan larutan; larutan bersifat stabil.Di dalam larutan koloid secara umum, ada 2 zat sebagai berikut : Zat terdispersi, yakni zat yang terlarut di dalam larutan koloid Zat pendispersi, yakni zat pelarut di dalam larutan koloidBerdasarkan fase terdispersinya, sistem koloid dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu:1. Sol (fase terdispersi padat)a. Sol padat adalah sol dalam medium pendispersi padatContoh: paduan logam, gelas warna, intan hitamb. Sol cair adalah sol dalam medium pendispersi cairContoh: cat, tinta, tepung dalam air, tanah liatc. Sol gas adalah sol dalam medium pendispersi gasContoh: debu di udara, asap pembakaran2. Emulsi (fase terdispersi cair)a. Emulsi padat adalah emulsi dalam medium pendispersi padatContoh: Jelly, keju, mentega, nasib. Emulsi cair adalah emulsi dalam medium pendispersi cairContoh: susu, mayones, krim tanganc. Emulsi gas adalah emulsi dalam medium pendispersi gasContoh: hairspray dan obat nyamuk3. Buih (fase terdispersi gas)a. Buih padat adalah buih dalam medium pendispersi padatContoh: Batu apung, marshmallow, karet busa, Styrofoamb. Buih cair adalah buih dalam medium pendispersi cairContoh: putih telur yang dikocok, busa sabunUntuk pengelompokan buih, jika fase terdispersi dan medium pendispersi sama-sama berupa gas, campurannya tergolong larutan.FASE TERDISPERSI FASE PENDISPERSI NAMA CONTOHPadat Padat Sol padat Gelas berwarna, intan hitamCair Sol Sol emas, sol belerang, tinta, catGas Aerosol padat Asap, debu di udaraCair Padat Emulsi padat Jelly, mutiara, opalCair Emulsi Susu, santanGas Aerosol cair Kabut dan awanGas Padat Buih padat Karet busa, batu apungCair Buih Buih sabun, krim kocokII.3. Koloid SolSifat sifat koloid sol:1. Gerak BrownGerak Brown ialah gerakan partikel-partikel koloid yang senantiasa bergerak lurus tapi tidak menentu (gerak acak/tidak beraturan).Jika kita amati koloid dibawah mikroskop ultra, maka kita akan melihat bahwa partikel-partikel tersebut akan bergerak membentuk zigzag.Pergerakan zigzag ini dinamakan gerak Brown. Partikel-partikel suatu zat senantiasa bergerak. Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat cair dan gas( dinamakan gerak brown), sedangkan pada zat padat hanya beroszillasi di tempat ( tidak termasuk gerak brown ).Untuk koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas, pergerakan partikel-partikel akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel koloid itu sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah.Oleh karena ukuran partikel cukup kecil, maka tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang. Sehingga terdapat suatu resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak Brown.Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak Brown yang terjadi. Demikian pula, semakin besar ukuran partikel koloid, semakin lambat gerak Brown yang terjadi. Hal ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan tidak ditemukan dalam campuran heterogen zat cair dengan zat padat (suspensi). Gerak Brown juga dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu sistem koloid, maka semakin besar energi kinetik yang dimiliki partikel-partikel medium pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari partikel-partikel fase terdispersinya semakin cepat. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah suhu sistem koloid, maka gerak Brown semakin lambat.Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2-2. Efek TyndallEfek Tyndall ialah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh partikel-partikel koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran molekul koloid yang cukup besar. Efek tyndall ini ditemukan oleh John Tyndall (1820-1893), seorang ahli fisika Inggris. Oleh karena itu sifat itu disebut efek tyndall.Efek tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat larutan sejati disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid cahaya akan dihamburkan. hal itu terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai partikel-partikel yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya, pada larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati.3. Adsorpsi koloidAdsorpsi ialah peristiwa penyerapan partikel atau ion atau senyawa lain pada permukaan partikel koloid yang disebabkan oleh luasnya permukaan partikel. Dimana partikel-partikel sol padat ditempatkan dalam zat cair atau gas, maka pertikel-partikel zat cair atau gas tersebut akan terakumulasi pada permukaan zat padat tersebut. Beda halnya dengan absorpsi. Absorpsi adalah fenomena menyerap semua partikel ke dalam sol padat bukan di atas permukaannya, melainkan di dalam sol padat tersebut.Partikel koloid sol memiliki kemampuan untuk mengadsorpsi partikel-partikel pada permukaannya, baik partikel netral atau bermuatan (kation atau anion) karena mempunyai permukaan yang sangat luas. Contoh : (i) Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+. (ii) Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2.4. Muatan koloid solSifat koloid terpenting adalah muatan partikel koloid. Semua partikel koloid memiliki muatan sejenis (positif dan negatif). Maka terdapat gaya tolak menolak antar partikel koloid. Partikel koloid tidak dapat bergabung sehingga memberikan kestabilan pada sistem koloid. Sistem koloid secara keseluruhan bersifat netral. Berikut penjelasan tentang sumber muatan koloid, kestabilan, lapisan bermuatan ganda, elektroforesis koloid sol, dan proses proses lainnya pada koloid sol :Sumber muatan koloid solPartikel-partikel koloid mendapat mutan listrik melalui dua cara, yaitu :Proses adsorpsiPartikel koloid dapat mengadsorpsi partikel bermuatan dari fase pendispersinya. Jenis muatan tergantung dari jenis partikel yang bermuatan. Partikel sol Fel (OH)3 kemampuan untuk mengadsorpsi kation dari medium pendisperinya sehingga bermuatan positif, sedangkal partikel sol As2S3 mengadsorpsi anion dari medium pendispersinya sehingga bermuatan negatif.Sol AgCI dalam medium pendispersi dengan kation Ag+ berlebihan akan mengadsorpsi Ag+ sehingga bermuatan positif. Jika anion CI- berlebih, maka sol AgCI akan mengadsorpsi ion CI- sehingga bermuatan positif.Proses ionisasi gugus permukaan partikelBeberapa partikel koloid memperoleh muatan dari proses ionisasi gugus-gugus yang ada pada permukaan partikel koloid. Contohnya adalah koloid protein dan koloid sabun/ deterjen. Berikut penjelasannya:Koloid proteinKoloid protein adalah jenis koloid sol yang mempunyai gugus yang bersifat asam (-COOH) dan biasa (-NH2). Kedua gugus ini dapat terionisasi dan memberikan muatan pada molekul protein. Pada ph rendah , gugus basa NH2 akan menerima proton dan membentuk gugus NH3. Ph tinggi, gugus COOH akan mendonorkan proton dan membentuk gugus COO-. Pada ph intermediet partikel protein bermuatan netral karena muatan NH3+ dan COO- saling meniadakan.Koloid sabun dan deterjenPada konsentrasi relatif pekat, molekul ini dapat bergabung membentuk partikel berukuran koloid yang disebut misel. Zat yang molejulnya bergabung secara spontan dalam suatu fase pendispersi dan membentuk partikel berukuran koloid disebut koloid terasosiasi. Sabun adalah garam karboksilat dengan rumus R-COO-Na+. Anion R-COO- terdiri dari gugus R- yang bersifat non pola. Gugus R- atau ekor non-polar tidak larut dalam air sehingga akan terorientasi ke pusat.Lapisan Bermuatan GandaPada awalnya, partikel-partikel koloid mempunyai muatan yang sejenis yang didapatkannya dari ion yang diadsorpsi dari medium pendispersinya. Apabila dalam larutan ditambahkan larutan yang berbeda muatan dengan system koloid, maka sistem koloid itu akan menarik muatan yang berbeda tersebut sehingga membentuk lapisan ganda.Lapisan pertama ialah lapisan padat di mana muatan partikel koloid menarik ion-ion dengan muatan berlawanan dari medium pendispersi. Sedangkan lapisan kedua berupa lapisan difusi dimana muatan dari medium pendispersi terdifusi ke partikel koloid. Model lapisan berganda tersebut tijelaskan pada lapisan ganda Stern. Adanya lapisan ini menyebabkan secara keseluruhan bersifat netral.ElektroforesisElektroforesis adalah suatu proses untuk menghitung berpindahnya ion atau partikel koloid bermuatan dalam medium cair yang dipengaruhi oleh medan listrik. Yaitu, pergerakan partikel partikel koloid dalam medan listrik ke masing masing elektrode. Prinsip kerja elektroforesis digunakan untuk membersihkan asap hasil industri dengan alat Cottrell.KoagulasiKoagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid. Koloid akan mengalami koagulasi dengan cara:1. Mekanik.Cara mekanik dilakukan dengan pemanasan, pendinginan atau pengadukan cepat.2. Kimia.Dengan penambahan elektrolit (asam, basa, atau garam).Contoh: susu + sirup masam > menggumpallumpur + tawas > menggumpalDengan mencampurkan 2 macam koloid dengan muatan yang berlawanan.Contoh: Fe(OH)3 yang bermuatan positif akan menggumpal jika dicampur As2S3 yang bermuatan negatif.Koloid pelindung Sistem koloid dimana partikel terdisperesinya mempunyai daya adsorpsi yang relatif besar disebut koloid liofil. Sistem koloid dimana partikel terdisperesinya mempunyai daya adsorpsi yang relatif kecil disebut koloid liofob. Koloid lioil bersifat stabil, sedangkan koloid liofob kurang stabil. Koloid liofil yang berfungsi sebagai koloid pelindung.Pemurnian Koloid SolSeringkali terdapat zat-zat terlarut yang tidak diinginkan dalam suatu pembuatan suatu sistem koloid. Partikel-partikel tersebut haruslah dihilangkan atau dimurnikan guna menjaga kestabilan kolid. Ada beberapa metode pemurnian yang dapat digunakan, yaitu:DialisisDialisis adalah proses pemurnian partikel koloid dari muatan-muatan yang menempel pada permukaannya. Pada proses dialisis ini digunakan selaput semipermeabel. Pergerakan ion-ion dan molekul molekul kecil melalui selaput semipermiabel disebut dialysis. Suatu koloid biasanya bercampur dengan ion-ion pengganggu, karena pertikel koloid memiliki sifat mengadsorbsi. Pemisahan ion penggangu dapat dilakukan dengan memasukkan koloid ke dalam kertas/membran semipermiabel (selofan), baru kemudian akan dialiri air yang mengalir. Karena diameter ion pengganggu jauh lebih kecil daripada kolid, ion pengganggu akan merembes melewati pori-pori kertas selofan, sedangkan partikel kolid akan tertinggal.Proses dialisis untuk pemisahan partikel-partikel koloid dan zat terlarut dijadikan dasar bagi pengembangan dialisator. Salah satu aplikasi dialisator adalah sebagai mesin pencuci darah untuk penderita gagal ginjal. Jaringan ginjal bersifat semipermiabel, selaput ginjal hanya dapat dilewati oleh air dan molekul sederhana seperti urea, tetapi menahan partikel-partikel kolid seperti sel-sel darah merah.ElektrodialisisPada dasarnya proses ini adalah proses dialysis di bawah pengaruh medan listrik. Cara kerjanya; listrik tegangan tinggi dialirkan melalui dua layer logam yang menyokong selaput semipermiabel. Sehingga pertikel-partikel zat terlarut dalam sistem koloid berupa ion-ion akan bergerak menuju elektrode dengan muatan berlawanan. Adanya pengaruh medanlistrik akanmempercepat proses pemurnian sistem koloid.Elektrodialisis hanya dapat digunakan untuk memisahkan partikel-partikel zat terlarut elektrolit karena elektrodialisis melibatkan arus listrik.Penyaring UltraPartikel-partikel kolid tidak dapat disaring biasa seperti kertas saring, karena pori-pori kertas saring terlalu besar dibandingkan ukuran partikel-partikel tersebut. Tetapi, bila kertas saring tersebut diresapi dengan selulosa seperti selofan, maka ukuran pori-pori kertas akan sering berkurang. Kertas saring yang dimodifikasi tersebut disebut penyaring ultra.Proses pemurnian dengan menggunakan penyaring ultra ini termasuklambat, jadi tekanan harus dinaikkan untuk mempercepat proses ini. Terakhir, partikel-pertikel koloid akan teringgal di kertas saring. Partikel-partikel kolid akan dapat dipisahkan berdasarkan ukurannya, dengan menggunakan penyaring ultra bertahap.II.4. Koloid EmulsiSeperti yang telah dijelaskan, emulsi merupakan jenis koloid dimana fase terdispersinya merupakan zat cair.Kemudian, berdasarkan medium pendispersinya, emulsi dapat dibagi menjadi: Emulsi GasEmulsi gas dapat disebut juga aerosol cair yang adalah emulsi dalam medium pendispersi gas. Pada aerosol cair, seperti; hairspray dan obat nyamuk dalam kemasan kaleng, untuk dapat membentuk system koloid atau menghasilkan semprot aerosol yang diperlukan, dibutuhkan bantuan bahan pendorong/ propelan aerosol, anatar lain; CFC (klorofuorokarbon atau Freon). Aerosol cair juga memiliki sifat-sifat seperti sol liofob; efek Tyndall, gerak Brown, dan kestabilan denganmuatan partikel. Contoh: dalam hutan yang lebat, cahaya matahari akan disebarkan oleh partikel-partikel koloid dari sistem koloid kabut merupakan contoh efek Tyndall pada aerosol cair. Emulsi CairEmulsi cair melibatkan dua zat cair yang tercampur, tetapi tidak dapat saling melarutkan, dapt juga disebut zat cair polar &zat cair non-polar. Biasanya salah satu zat cair ini adalah air (zat cair polar) dan zat lainnya; minyak (zat cair non-polar). Emulsi cair itu sendiri dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu; emulsi minyak dalam air (cth: susu yang terdiri dari lemak yang terdispersi dalam air,jadi butiran minyak di dalam air), atau emulsi air dalam minyak (cth: margarine yang terdiri dari air yang terdispersi dalam minyak, jadi butiran air dalam minyak).Beberapa sifat emulsi yang penting: DemulsifikasiKestabilan emulsi cair dapat rusak apabila terjadi pemansan, proses sentrifugasi, pendinginan, penambahan elektrolit, dan perusakan zat pengemulsi. Krim atau creaming atau sedimentasi dapat terbentuk pada proses ini. Pembentukan krim dapat kita jumpai pada emulsi minyak dalam air, apabila kestabilan emulsi ini rusak,maka pertikel-partikel minyak akan naik ke atas membentuk krim. Sedangkan sedimentasi yang terjadi pada emulsi air dalam minyak; apabila kestabilan emulsi ini rusak, maka partikel-partikel air akan turun ke bawah. Contoh penggunaan proses ini adalah: penggunaan proses demulsifikasi dengan penambahan elektrolit untukmemisahkan karet dalam lateks yang dilakukan dengan penambahan asam format (CHOOH) atau asam asetat (CH3COOH). PengenceranDengan menambahkan sejumlah medium pendispersinya, emulsi dapat diencerkan. Sebaliknya, fase terdispersi yang dicampurkan akan dengan spontan membentuk lapisan terpisah. Sifat ini dapat dimanfaatkan untuk menentukan jenis emulsi. Emulsi Padat atau GelGel adalah emulsi dalam medium pendispersi zat padat, dapat juga dianggap sebagai hasil bentukkan dari penggumpalan sebagian sol cair. Partikel-partikel sol akan bergabung untuk membentuk suatu rantai panjang pada proses penggumpalan ini. Rantai tersebut akan saling bertaut sehingga membentuk suatu struktur padatan di mana medium pendispersi cair terperangkap dalam lubang-lubang struktur tersebut. Sehingga, terbentuklah suatu massa berpori yang semi-padat dengan struktur gel. Ada dua jenis gel, yaitu:1. Gel elastisKarena ikatan partikel pada rantai adalah adalah gaya tarik-menarik yang relatif tidak kuat, sehingga gel ini bersifat elastis. Maksudnya adalah gel ini dapat berubah bentuk jika diberi gaya dan dapat kembali ke bentuk awal bila gaya tersebut ditiadakan. Gel elastis dapat dibuat dengan mendinginkan sol iofil yang cukup pekat. Contoh gel elastis adalah gelatin dan sabun.2. Gel non-elastisKarena ikatan pada rantai berupa ikatan kovalen yang cukup kuat, maka gel ini dapat bersifat non-elastis. Maksudnya adalah gel ini tidak memiliki sifat elastis, gel ini tidak akan berubah jika diberi suatu gaya. Salah satu contoh gel ini adalah gel silica yang dapat dibuat dengan reaksi kia; menambahkan HCl pekat ke dalam larutan natrium silikat, sehingga molekul-molekul asam silikat yang terbentuk akan terpolimerisasi dan membentuk gel silika.Beberapa sifat gel yang penting adalah: HidrasiGel non-elastis yang terdehidrasi tidak dapat diubah kembali ke bentuk awalanya, tetapi sebaliknya, gel elastis yang terdehidrasi dapat diubah kembali menjadi gel elastis dengan menambahkan zat cair. Menggembung (swelling)Gel elastis yang terdehidrasi sebagian akan menyerap air apabila dicelupkan ke dalam zat cair. Sehingga volum gel akan bertambah dan menggembung. SineresisGel anorganik akan mengerut bila dibiarkan dan diikuti penetesan pelarut, dan proses ini disebut sineresis. TiksotropiBeberapa gel dapat diubah kembali menjadi sol cair apabila diberi agitasi atau diaduk. Sifat ini disebut tiksotropi. Contohnya adalah gel besi oksida, perak oksida, dsb.II.5. Koloid BuihBuih adalah koolid dengan fase terdisperasi gas dan medium pendisperasi zat cairatau zat padat. Berdasarkan medium pendisperasinya, buih dikelompokkanmenjadi dua, yaitu: Buih Cair (Buih)Buih cair adalah sistem koloid dengan fase terdisperasi gas dan dengan medium pendisperasi zat cair. Fase terdisperasi gas pada umumnya berupa udara atao karbondioksida yang terbetuk dari fermentasi. Kestabilan buih dapat diperoleh dari adanya zat pembuih (surfaktan). Zat ini teradsorbsi ke daerah antar-fase dan mengikat gelembung-gelembung gas sehingga diperoleh suatu kestabilan.Ukuran kolid buih bukanlah ukuran gelembung gas seperti pada sistem kolid umumnya, tetapi adalah ketebalan film (lapisan tipis) pada daerah antar-fase dimana zat pembuih teradsorbsi, ukuran kolid berkisar 0,0000010 cm. Buih cair memiliki struktur yang tidak beraturan. Strukturnya ditentukan oleh kandungan zat cairnya, bukan oleh komposisi kimia atau ukuran buih rata-rata. Jika fraksi zat cair lebih dari 5%, gelembung gas akan mempunyai bentuk hamper seperti bola. Jika kurang dari 5%, maka bentuk gelembung gas adalah polihedral.Beberapa sifat buih cair yang penting:Struktur buih cair dapat berubah dengan waktu, karena: pemisahan medium pendispersi (zat cair) atau drainase, karena kerapatan gas dan zat cair yang jauh berbeda, terjadinya difusi gelembung gas yang kecil ke gelembung gas yang besar akibat tegangan permukaan, sehingga ukuran gelembung gas menjadi lebih besar, rusaknya film antara dua gelembung gas.Struktur buih cair dapat berubah jika diberi gaya dari luar. Bila gaya yang diberikan kecil, maka struktur buih akan kembali ke bentuk awal setelah gaya tersebut ditiadakan. Jika gaya yang diberikan cukup besar, maka akan terjadi deformasi.Contoh buih cair: Buih hasil kocokan putih telurKaren audara di sekitar putih telur akan teraduk dan menggunakan zat pembuih, yaitu protein dan glikoprotein yang berasal dari putih telur itu sendiri untukmembentuk buih yang relative stabil. Sehingga putih telur yang dikocok akan mengembang. Buih hasil akibat pemadam kebakaranAlat pemadam kebakaran mengandung campuran air, natrium bikarbonat, aluminium sulfat, serta suatu zat pembuih. Karbondioksida yang dilepas akan membentuk buih dengan bamtuam zat pembuih tersebut. Buih PadatBuih padat adalah sistem kolid dengan fase terdisperasi gas dan denganmedium pendisperasi zat padat. Kestabilan buih ini dapat diperoleh dari zat pembuih juga (surfaktan). Contoh-contoh buih padatyang mungkin kita ketahui: RotiProses peragian yang melepas gas karbondioksida terlibat dalam proses pembuatan roti. Zat pembuih protein gluten dari tepung kemudian akan membentuk lapisan tipis mengelilimgi gelembung-gelembung karbondioksida untuk membentuk buih padat. Batu apungDari proses solidifikasi gelas vulkanik, maka terbentuklah batu apung. StyrofoamStyrofoam memiliki fase terdisperasi karbondioksida dan udara, serta medium pendisperasi polistirena. OID DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARIII.6. Kestabilan KoloidTerdapat beberapa gaya pada sistem koloid yang menentukan kestabilan koloid, yaitu sebagai berikut :Gaya pertama ialah gaya tarik menarik yang dikenaln dengan gaya London Van der Waals. Gaya ini menyebabkan partikel partikel koloid berkumpul membentuk agregat dan akhirnya mengendap.Gaya kedua ialah gaya tolak menolak. Gaya ini terjadi karena pertumpangtindihan lapisan ganda listrik yang bermuatan sama. Gaya tolak menolak tersebut akan membuat dispersi koloid menjadi stabil.Gaya ketiga ialah gaya tarik menarik antara partikel koloid dengan medium pendispersinya. Terkadang, gaya ini dapat menyebabkan terjadinya agregasi partikel koloid dan gaya ini juga dapat meningkatkan kestabilan sistem koloid secara keseluruhan.Salah satu faktor yang mempengaruhi stabilitas koloid ialah muatan permukaan koloid. Besarnya muatan pada permukaan partikel dipengaruhi oleh konsentrasi elektrolit dalam medium pendispersi. Penambahan kation pada permukaan partikel koloid yang bermuatan negatif akan menetralkan muatan tersebut dan menyebabkan koloid menjadi tidak stabil.Banyak koloid yang harus dipertahankan dalam bentuk koloid untuk penggunaannya. Contoh: es krim, tinta, cat. Untuk itu digunakan koloid lain yang dapat membentuk lapisan di sekeliling koloid tersebut. Koloid lain ini disebut koloid pelindung. Contoh: gelatin pada sol Fe(OH)3.Untuk koloid yang berupa emulsi dapat digunakan emulgator yaitu zat yang dapat tertarik pada kedua cairan yang membentuk emulsi. Contoh: sabun deterjen sebagai emulgator dari emulsi minyak dan air.II.7. Koloid Liofil dan Koloid LiofobBerdasarkan sifat adsorpsi dari partikel koloid terhadap medium pendispersinya,kita mengenal dua macam koloid :Koloid liofil yaitu koloid yang senang cairan (bahasa Yunani : liyo = cairan;philia = senang). Partikel koloid akan mengadsorpsi molekul cairan, sehinggaterbentuk selubung di sekeliling partikel koloid itu. Contoh koloid liofil adalahkanji, protein, dan agar-agar.Koloid liofob yaitu koloid yang benci cairan (phobia = benci). Partikel koloidtidak mengadsorpsi molekul cairan. Contoh koloid liofob adalah sol sulfida dansol logam.Tabel Perbandingan Koloid Liofil dan Koloid LiofobKOLOID LIOFIL KOLOID LIOFOBDapat dibuat langsung dengan mencampurkan fase terdispersi dengan medium terdispersinya Tidak dapat dibuat hanya dengan mencampur fase terdispersi dan medium pendisperinyaMempunyai muatan yang kecil atau tidak bermuatan Memiliki muatan positif atau negativePartikel-partikel sol liofil mengadsorpsi medium pendispersinya. Terdapat proses solvasi/ hidrasi, yaitu terbentuknya lapisan medium pendispersi yang teradsorpsi di sekeliling partikel sehingga menyebabkan partikel sol liofil tidak saling bergabung Partikel-partikel sol liofob tidak mengadsorpsi medium pendispersinya. Muatan partikel diperoleh dari adsorpsi partikel-partikel ion yang bermuatan listrikViskositas sol liofil > viskositas medium pendispersi Viskositas sol hidrofob hampir sama dengan viskositas medium pendispersiTidak mudah menggumpal dengan penambahan elektrolit Mudah menggumpal dengan penambahan elektrolit karena mempunyai muatanReversibel, artinya fase terdispersi sol liofil dapat dipisahkan dengan koagulasi, kemudian dapat diubah kembali menjadi sol dengan penambahan medium pendispersinya. Irreversibel artinya sol liofob yang telah menggumpal tidak dapat diubah menjadi solMemberikan efek Tyndall yang lemah Memberikan efek Tyndall yang jelasDapat bermigrasi ke anode, katode, atau tidak bermigrasi sama sekali Akan bergerak ke anode atau katode, tergantung jenis muatan partikelContoh : protein, sabun, detergen, agar-agar, kanji, dan gelatin. Contoh : susu, mayonaise, sol belerang, sol Fe(OH)3, sol-sol sulfida, dan sol-sol logam.II.8. Pembuatan Koloid1. Cara KondensasiPembuatan koloid sol dengan metode ini pada umumnya dilakukan dengan cara kimia (dekomposisi rangkap, hidrolisis, dan redoks) atau dengan penggatian pelarut. Cara kimia tersebut bekerja dengan menggabungkan partikel-partikel larutan (atom, ion, atau molekul) menjadi pertikel-partikel berukuran koloid.a. Reaksi dekomposisi rangkapMisalnya: Sol As2S3 dibuat dengan gaya mengalirkan H2S dengan perlahan-lahan melalui larutan As2O3 dingin sampai terbentuk sol As2S3 yang berwarna kuning terang;As2O3 (aq) + 3H2S(g) As2O3 (koloid) + 3H2O(l)(Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2-) Sol AgCl dibuat dengan mencampurkan larutan AgNO3 encer dan larutan HCl encer; AgNO3 (ag) + HCl(aq) AgCl (koloid) + HNO3 (aq)b. Reaksi redoksMisalnya: Sol emas atau sol Au dapat dibuat dengan mereduksi larutan garamnya denganmelarutkan AuCl3 dalam pereduksi organic formaldehida HCOH;2AuCl3 (aq) + HCOH(aq) + 3H2O(l) 2Au(s) + HCOOH(aq) + 6HCl(aq) Sol belerang dapat dibuat dengan mereduksi SO2 yang terlarut dalam air denganmengalirinya gas H2S ; 2H2S(g) + SO2 (aq) 3S(s) + 2H2O(l)c. Reaksi hidrolisisHidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Misalanya: Sol Fe(OH3) dapat dibuat dengan hidrolisis larutan FeCl3 dengan memanaskanlarutan FeCl3 atau reaksi hidrolisis garam Fe dalam air mendidih;FeCl3 (aq) + 3H2O(l) Fe(OH) 3 (koloid) + 3HCl(aq)(Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+) Sol Al(OH)3 dapat diperoleh dari reaksi hidrolisis garam Al dalam air mendidih;AlCl3 (aq) + 3H2O(l) Al(OH) 3 (koloid) + 3HCl(aq)d. Reaksi pergantian pelarutCara ini dilakukan dengan mengganti medium pendispersi sehingga fasa terdispersiyang semulal arut setelah diganti pelarutanya menjadi berukuran koloid. Misalnya; Untuk membuat sol belerang yang sukar larut dalam air tetapi mudah larut dalam alkohol seperti etanol dengan medium pendispersi air, belerang harus terlebih dahulu dilarutkan dalam etanol sampai jenuh. Baru kemudian larutan belerang dalam etanol tersebut ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam air sambil diaduk. Sehingga belerang akan menggumpal menjadi pertikel koloid dikarenakan penurunan kelarutan belerang dalam air. Sebaliknya, kalsium asetat yang sukar larut dalam etanol, mula-mula dilarutkan terlebih dahulu dalam air, kemudianbaru dalam larutan tersebut ditambahkan etanol maka terjadi kondensasi dan terbentuklah koloid kalsium asetat.2. Cara DispersiMetode ini melibatkan pemecahan partikel-partikel kasar menjadi berukuran koloid yang kemudian akan didispersikan dalam medium pendispersinya. Ada 3 cara dalam metode ini, yaitu:a. Cara mekanikCara mekanik adalah penghalusan partikel-partikel kasar zat padat dengan proses penggilingan untuk dapat membentuk partikel-partikel berukuran koloid. Alat yang digunakan untuk cara ini biasa disebut penggilingan koloid, yang biasa digunakan dalam: Industri makanan untuk membuat jus buah, selai, krim, es krim,dsb. Industri kimia rumah tangga untuk membuat pasta gigi, semir sepatu, deterjen, dsb. Industri kimia untuk membuat pelumas padat, cat dan zat pewarna. Industri-industri lainnya seperti industri plastik, farmasi, tekstil, dan kertas.b. Cara peptisasiCara peptisasi adalah pembuatan koloid / sistem koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan / proses pendispersi endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah). Zat pemecah tersebut dapat berupa elektrolit khususnya yang mengandung ion sejenis ataupun pelarut tertentu.Contoh: Agar-agar dipeptisasi oleh air ; karet oleh bensin. Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S ; endapan Al(OH) 3 oleh AlCl3. Sol Fe(OH) 3 diperoleh dengan mengaduk endapan Fe(OH) 33 yang baru terbentuk dengan sedikit FeCl3. Sol Fe(OH) 3 kemudian dikelilingi Fe+3 sehingga bermuatan positif Beberapa zat mudah terdispersi dalam pelarut tertentu dan membnetuk sistem kolid. Contohnya; gelatin dalam air.c. Cara busur bredigCara busur Bredig ini biasanya digunakan untuk membuat sol-sol logam, sperti Ag, Au, dan Pt. Dalam cara ini, logam yang akan diubah menjadi partikel-partikel kolid akan digunakan sebagai elektrode. Kemudian kedua logam dicelupkan ke dalam medium pendispersinya (air suling dingin) sampai kedua ujungnya saling berdekatan. Kemudian, kedua elektrode akan diberi loncatan listrik. Panas yang timbul akan menyebabkan logam menguap, uapnya kemudian akan terkondensasi dalam medium pendispersi dingin, sehingga hasil kondensasi tersebut berupa pertikel-pertikel kolid. Karena logam diubah jadi partikel kolid dengan proses uap logam, maka metode ini dikategorikan sebagai metode dispersi.II.9. Koloid Dalam Kehidupan Sehari-hariSistem koloid banyak digunakan pada kehidupan sehari-hari, terutama dalam kehidupan sehari-hari.Hal ini dikarenakan sifat karakteristik koloid yang penting, yaitu sangat bermanfaat untuk mencampur zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara homogen dan bersifat stabil untuk produksi skala besar.Oleh karena sifat tersebut, sistem koloid menjadi banyak kita jumpai dalam industri (aplikasi kolid untuk produksi cukup luas).Beberapa contoh koloid dalam bidang industri :Industri makanan : Keju, mentega, susu, saus saladIndustri kosmetika dan perawatan tubuh : Krim, pasta gigi, sabunIndustri cat : CatIndustri kebutuhan rumah tangga : Sabun, deterjenIndustri pertanian : Peptisida dan insektisidaIndustri farmasi : Minyak ikan, pensilin untuk suntikanTetapi selain industri, sistem koloid juga banyak dapat kita jumpai dalam kehidupan kita sehari-hari, contohnya saja di alam, kedokteran, pertanian, dsb;- Penggumpalan darahDarah mengandung sejumlah kolid protein yangbermuatan negative. Jika terdapat luka kecil, maka luka tersebut dapat doibati dengan pensil stiptik atau tawas yang mengandung ion-ion Al+3 dan Fe+3, dimana ion-ion tersebut akan membantu menetralkan muatan-muatan partikel koloid protein danmembnatu penggumpalan darah.- Pembentukan delta di muara sungaiAir sungai mengandung partikel-partikel koloid pasir dan tanah liat yang bermuatan negatif. Sedangkan air laut mengandung ion-ion Na+, Mg+2, dan Ca+2 yang bermuatan positif. Ketika air sungai bertemu di laut, maka ion-ion positif dari air laut akanmenetralkan muatan pasir dan tanah liat. Sehingga, terjadi koagulasi yang akan membentuk suatu delta.- Pengambilan endapan pengotorGas atau udara yang dialirkan ke dalam suatu proses industri seringkali mangandung zat-zat pengotor berupa partikel-partikel koloid. Untukmemisahkan pengotor ini, digunakan alat pengendap elektrostatik yang pelat logamnya yang bermuatan akan digunakan untuk menarik partikel-partikel koloid.- Pemutihan gulaDengan melarutkan gula ke dalam air, kemudian larutan dialirkan melalui sistem koloid tanah diatomae atau karbon, partikel-partikel koloid kemudian akan mengadsorbsi zat warna tersebut. Sehingga gula tebu yang masih berwarna dapat diputihkan.- Penjernihan AirAir keran (PDAM) yang ada saat ini mengandung partikel-partikel koloid tanah liat,lumpur, dan berbagai partikel lainnya yang bermuatan negatif. Oleh karena itu, untuk menjadikannya layak untuk diminum, harus dilakukan beberapa langkah agar partikel koloid tersebut dapat dipisahkan. Hal itu dilakukan dengan cara menambahkan tawas (Al2SO4)3.Ion Al3+ yang terdapat pada tawas tersebut akan terhidroslisis membentuk partikel koloid Al(OH)3 yang bermuatan positif melalui reaksi: Al(OH)3 + 3H+Al3+ + 3H2O Setelah itu, Al(OH)3 menghilangkan muatan-muatan negatif dari partikel koloid tanah liat/lumpur dan terjadi koagulasi pada lumpur. Lumpur tersebut kemudian mengendap bersama tawas yang juga mengendap karena pengaruh gravitasi.BAB III PENUTUPIII.1.KesimpulanKoloid dapat ditemukan dalam kehidupan sehari hari untuk proses apapun. Koloid juga saling berhubungan antara larutan dan suspensi. Partikel koloid dapat menghamburkan cahaya sehingga berkas cahaya yang melalui sistem koloid. Dapat diamati dari samping sifat partikel koloid ini disebut efek Tyndall. Koloid dibedakan menjadi 3 macam, yaitu sol, emulsi, dan buih.Koloid dapat mengadsorpsi ion atau zat lain pada permukaannya, dan oleh karena luas permukaannya yang relatif besar, maka koloid mempunyai daya adsorpsi yang besar. Penggumpalan partikel koloid disebut koagulasi.Koagulasi dapat terjadi karena berbagai hal, misalnya pada penambahan elektrolit. Penambahan elekrolit akan menetralkan muatan koloid, sehingga faktor yang menstabilkannya hilang.Koloid yang medium dispersinya berupa cairan dibedakan atas koloid liofil dan koloid liofob. Koloid liofil mempunyai interaksi yang kuat dengan mediumnya; sebaliknya, pada koloid liofob interaksinya tersebut tidak ada atau sangat lemah.Koloid dapat dibuat dengan cara dispersi atau kondensasi.Pada cara dispersi, bahan kasar dihaluskan kemudian didispersikan ke dalam medium dispersinya.Pada cara kondensasi, koloid dibuat dari larutan di mana atom atau molekul mengalami agregasi (pengelompokan), sehingga menjadi partikel koloid. Sabun dan detergen bekerja sebagai bahan aktif permukaan yang fungsinya mengelmusikan lemak ke dalam air.III.2.SaranKami tim penyusun sekaligus bagian dari SMAN 1 Purwakarta ingin mengajukan saran kepada pihak guru SMAN 1 Purwakarta khususnya dalam bidang study kimia agar lebih menekankan pengajaran koloid ini melalui berbagai latihan praktek agar murid dapat lebih mengerti mengenai sistem koloid ini. Teori dalam kelas saja tidak cukup menunjang kemampuan siswa untuk dapat mengerti dan memahami sistem koloid ini. Praktikum yang diadakan dapat menunjang dan mendorong kemampuan berpikir siswa dan menghasilkan daya ingat yang cukup tinggi.Kami berharap agar saran kami dipertimbangkanDAFTAR PUSTAKAhttp://sistemkoloid11.blogspot.com/http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_koloidhttp://thafransisca.wordpress.comSHARE THIS: Share RelatedMerry Christmas GreetingsMakalah Kultur JaringanIn "IPA"Bosan Berumah TanggaPOSTED INIPAOne thought on MAKALAH SISTEM KOLOID1. Miesyellah Adinda GunawanMAY 15, 2013 AT 2:34 PMThaNks Bngetttt yacH soB ::)TingKaaaaatKanNdtReplyLeave a ReplyTop of Form

Bottom of FormPOST NAVIGATIONKARYA TULIS PENGOLAHANSAMPAHSENAMFollow Me On Twitter :) RT @GagasMedia: Boys look cool when they concentrate#CrushOnYouFollow me 33minutesago RT @jokoanwar: In memoriam.#ShameOnYouSBYhttp://t.co/hrjouTyM0XFollow me1dayago Done! Bye neurology Follow me2daysago Lots of human beings but less humanity. Poor earthFollow me 2daysago Yakale orangtuanya kaya anaknya pasti kaya kalo cuma ngabisin sih ujungujungnya ngegelandangFollow me2daysagoTop of FormSearchBottom of Formhttp://thafransisca.wordpress.com/2011/06/18/makalah-sistem-koloid/