A. Latar Belakang Perkembangan di bidang teknologi dan informasi saat ini sangat pesat dan berpengaruh sangat signifikan terhadap pribadi maupun komunitas, segala aktivitas, kehidupan, cara kerja, gaya hidup maupun cara berpikir. Media dan teknologi tidak hanya mengubah dunia kerja dan hiburan, namun seharusnya juga dunia pendidikan. Jika di rumah anak-anak telah menikmati media dan teknologi terutama untuk hiburan, dapatkah kita menghadirkan media dan teknologi di sekolah untuk proses pendidikan dan pengajaran? Oleh karena itu, pemanfaatan media teknologi harus diperkenalkan kepada siswa agar mereka mempunyai bekal pengetahuan dan pengalaman yang memadai untuk bisa menerapkan dan menggunakannya dalam kegiatan belajar, bekerja serta berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Komputer sebagai salah satu bagian dari rekayasa teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat. Inovasi dan rekayasa hardware dan software telah 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
A. Latar Belakang
Perkembangan di bidang teknologi dan informasi saat ini sangat pesat
dan berpengaruh sangat signifikan terhadap pribadi maupun komunitas, segala
aktivitas, kehidupan, cara kerja, gaya hidup maupun cara berpikir. Media dan
teknologi tidak hanya mengubah dunia kerja dan hiburan, namun seharusnya
juga dunia pendidikan. Jika di rumah anak-anak telah menikmati media dan
teknologi terutama untuk hiburan, dapatkah kita menghadirkan media dan
teknologi di sekolah untuk proses pendidikan dan pengajaran? Oleh karena
itu, pemanfaatan media teknologi harus diperkenalkan kepada siswa agar
mereka mempunyai bekal pengetahuan dan pengalaman yang memadai untuk
bisa menerapkan dan menggunakannya dalam kegiatan belajar, bekerja serta
berbagai aspek kehidupan sehari-hari.
Komputer sebagai salah satu bagian dari rekayasa teknologi
mengalami kemajuan yang sangat pesat. Inovasi dan rekayasa hardware dan
software telah menciptakan perubahan yang sangat pesat, misalnya komputer
generasi sekarang yang dilengkapi dengan hardware yang canggih dan
didukung oleh software yang canggih pula sehingga dapat melakukan
pekerjaan manusia jauh lebih cepat, sederhana dan akurat.
Sangat disadari bahwa banyak tafsiran yang dikemukakan orang
mengenai kualitas pendidikan, mulai dari persentase kelulusan suatu jenjang
sekolah sampai dengan dampak peran serta subyek didik lulusan sekolah
didalam kehidupan bermasyarakat dan pembangunan. Tentu saja, semua
gagasan tersebut mempunyai kebenaran. Akan tetapi, tidak semua
1
memberikan acuan langsung untuk mengupayakan peningkatan kualitas
pendidikan, terutama peningkatan kualitas belajar-mengajar di sekolah.
Padahal kegiatan belajar-mengajar itulah yang merupakan titik temu
keberhasilan proses belajar subyek didik dalam menuai ilmu pengetahuan dan
teknologi yang dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat yang dinamis.
Pengertian kualitas belajar-mengajar, menggambarkan peran serta guru dan
subyek didik didalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar.
Sejauh ini, mata pelajaran fisika merupakan salah satu mata pelajaran
yang kurang diminati. Hal ini dapat dipahami karena mata pelajaran sains
fisika diajarkan materi yang tidak mudah dilihat atau diraba, tapi harus dinalar.
Oleh karena itu membutuhkan alat peraga atau demo untuk penerapannya.
Kehadiran komputer dapat membantu untuk mengatasi permasalahan
tersebut. Komputer tidak hanya dapat digunakan sebagai pengolah kata,
pengolah data dan sebagai mesin untuk hiburan, namun peranan komputer
juga dapat digunakan sebagai alat bantu belajar. Sebagai alat bantu, komputer
sangat cocok digunakan untuk materi sains fisika yang memerlukan simulasi,
animasi dan visualisasi.
Sejak lama para pakar psikologi dan pendidikan telah
mengemukakan suatu model pengajaran yang membantu guru mengkaitkan isi
mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat
hubungan antara pengetahuan dengan penerapannya dalam kehidupan mereka
sebagai anggota keluarga, warga negara dan tenaga kerja. Salah satu peran
penting yang dimainkan media adalah menyediakan referent konkret dari
2
suatu ide. Kata-kata tidak dapat dilihat, dan suara biasanya diterima apa
adanya. Namun, media adalah pengalaman ikonik, sehingga siswa mudah
mengaitkan materi pelajaran dengan ide-ide di otaknya. Media juga
memotivasi siswa dengan mengarahkan perhatiannya, mempertahankan
perhatian, dan menciptakan respon emosional. Selain itu media juga dapat
menyederhanakan informasi yang sulit dipahami.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk
menerapkan suatu model pembelajaran yang didalam penerapannya peneliti
menggunakan media komputer untuk mengajarkan materi fisika yang terkait
dengan pokok bahasan yang akan diajarkan dan pengaruhnya terhadap hasil
belajar siswa dalam suatu penelitian yang berjudul : ” Penerapan Pembelajaran
Berbantuan Komputer Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X
SMA Negeri 2 Kendari Pada Pokok Bahasan Kinematika Gerak Lurus”.
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti mengangkat
1) Menyusun persiapan mengajar (RP) sesuai dengan materi kajian
yaitu pokok bahasan Kinematika gerak Lurus
2) Menyiapkan alat, bahan dan perlengkapan lain yang diperlukan
untuk mendukung proses pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan eksperimen/proses pembelajaran, pokok
bahasan Kinematika Gerak Lurus diajarkan baik pada kelas
eksperimen maupun pada kelas kontrol. Perbedaannya, pada kelas
eksperimen diajar dengan Pembelajaran Berbantuan Komputer,
sedangkan pada kelas kontrol diajarkan secara konvensional.
1) Pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen dilakukan
dengan Pembelajaran Berbantuan Komputer. Langkah-langkah
pembelajaran disajikan dalam rencana pembelajaran (RP).
2) Pelaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol berlangsung secara
konvensional.
24
c. Evaluasi
Setelah seluruh materi pelajaran pada pokok bahasan
Kinematika Gerak Lurus diajarkan, maka peneliti melakukan tes akhir
baik pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol dengan
menggunakan tes yang sama guna mengetahui hasil belajar kedua
kelas penelitian.
8. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan
instrumen penelitian berupa tes hasil belajar (tes tertulis/obyektif), yaitu
memberikan post test kepada kedua kelas secara bersamaan untuk
mengukur penguasaan siswa pada pokok bahasan Kinematika Gerak
Lurus. Sebelum dilakukan pengumpulan data, dilakukan beberapa
kegiatan sebagai berikut:
a. Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu diawali dengan survei
pandahuluan untuk memperoleh informasi mengenai karakteristik
populasi guna penentuan sampel penelitian.
b. Melaksanakan pembelajaran pada pokok bahasan Kinematika Gerak
Lurus dengan perlakuan penerapan pembelajaran berbantuan komputer
pada kelas eksperimen, sedang pada kelas kontrol diberikan dengan
menggunakan model pembelajaran konvensional.
c. Setelah selesai pembelajaran pada pokok bahasan Kinematika Gerak
Lurus, maka selanjutnya memberikan tes hasil belajar pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
d. Menganalisis data hasil tes sebagai data penelitian.
25
9. Teknik Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan akan dianalisis secara statistik
deskriptif dan statistik inferensial.
Langkah-langkah analisis secara deskriptif sebagai berikut :
a. Membuat tabulasi data dalam bentuk skor perolehan dari hasil tes.
b. Mengkonversi skor kenilai, menggunakan persamaan :
(Usman dan Setiawati,
2001)
dimana :
Yi = nilai yang diperoleh siswa ke-i
Spi = skor yang diperoleh siswa ke-i
Sm = skor maksimum yang dapat dicapai oleh setiap
siswa
c. Menentukan nilai rata-rata, dengan rumus :
(Sudjana,
1996)
dimana :
∑Yi = total nilai
N = total responden
d. Menentukan standar deviasi, dengan rumus :
26
(Sudjana,
1996)
Langkah-langkah analisis inferensial, sebagai berikut :
a. Melakukan uji pendahuluan atau dasar-
dasar analisis, meliputi :
1) Uji Normalitas Data
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang
diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji
statistik yang digunakan adalah chi-kuadrat (χ2) dengan rumus :
(Sudjana,
1996)
dimana : Oi =Frekuensi pengamatan ke-i
Ei = Frekuensi harapan ke-i
Pasangan hipotesis yang diuji :
lawan (k = banyaknya kelas
interval)
Pengujian dilakukan pada α = 0,05, dengan kriteria :
a. Jika χ2hitung ≤ χ2
tabel berarti data berdistribusi normal
b. Jika χ2hitung > χ2
tabel berarti data berdistribusi tidak normal
27
2) Uji homogenitas varians data
Pengujian homogenitas varians data ini bertujuan untuk
mengetahui apakah kedua varians data homogen atau tidak karena terkait
dengan adanya dua tipe uji t yang digunakan yaitu tipe varians data
homogen dan tipe varians data tidak homogen. Uji yang digunakan adalah
uji F, dengan rumus :
(Sudjana,
1996)
pasangan hipotesis yang diuji :
lawan
pengujian yang dilakukan pada α = 0,05 dengan kriteria :
a. Jika Fhitung ≤ F tabel berarti kedua varians data bersifat homogen
b. Jika Fhitung > F tabel berarti kedua varians data bersifat tidak homogen
b. Melakukan pengujian hipotesis penelitian
Untuk keperluan pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan
menggunakan statistik Uji t.
- Uji tipe varians data homogen, digunakan rumus :
dimana :
28
dk = N1 + N2 - 2 (Sudjana,
1996)
pengujian dilakukan pada α = 0,05 dengan kriteria :
- Terima H0 atau menolak Hi, jika thit ≤ ttab
- Tolak H0 atau menerima Hi untuk harga yang lainnya.
- Uji tipe varians data tidak homogen, digunakan rumus :
pengujian dilakukan pada α = 0,05 dengan kriteria :
- Terima H0 jika: ; dengan ,
; t2 = t(1 – ½ α; n2 – 1) dan t1 = t(1 – ½ α; n1 – 1)
- Tolak H0 atau terima Hi pada harga yang lain (Sudjana, 1996)
29
DATAR PUSTAKA
Arief, S.S., dkk. 1993. Media pendidikan. Jakarta: Pustekkom Dikbud dan PT. Raja Grafindo Persada.
Arikunto, S., 1998. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Dimyati, Mudjiono, 1994. Belajar dan Pembelajaran. Depdikbud. Jakarta.
Fidia, 2002. Penerapan Model Pembelajaran Koperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA – Fisika Siswa pada Topik Kalor Cawu I SLTP Negeri 2 Kusambi. FKIP Unhalu. Kendari.
Hamda, 1998. Pengembangan Paket Tutorial Berbantuan Komputer Materi Penjumlahan Pecahan Penyebut Berbeda untuk Murid Kelas IV SD Laboratorium, IKIP Malang, Tesis S2, Malang; PPS IKIP Malang
Hudoyo, Herman, 1984. Teori Belajar Mengajar Matematika. P3G Dipdikbud. Jakarta.
Issac, S. Dan Michal, W.B., 1971. Hand Book in Research and Evaluation: A Collection of Principles, Method and Strategies Useful in the Planning. Disegn and Evaluation of Studies in Education and the Behavioral Science. USA: McGraw Hill Book Co.
Kadir,S., dan Nur, 2000. Pengajaran Lansung. Pusat sains dan Metematika sekolah Program Pascasarjana universitas Negeri Surabaya. Surabaya.
Kamisa, 1997. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Kartika, Surabaya.