Matakuliah: MASALAH PERENCANAAN & PEMBANGUNAN Dosen Pembimbing: Dr. APRIYAN DINATA, M.Env Disusun Oleh: BUDI GINANDA 073410046 UNIVERSITAS ISLAM RIAU FAKULTAS TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 2014 P P E E M M B B A A N N G G U U N N A A N N D D A A N N K K E E M M I I S S K K I I N N A A N N
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Soelaeman,Munandar.1987. Ilmu Sosial Dasar Teori dan Konsep Ilmu
Sosial. Bandung: Eresco
http://www.wikipedia.com
17
Badan Pusat Statistik Provinsi Riau
Tingkat Kemiskinan Riau September 2013
Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan) di Riau September 2013 sebesar 522,53 ribu jiwa (8,42 persen). Jika dibandingkan dengan penduduk miskin pada September 2012 yang berjumlah 481,31 ribu jiwa (8,05 persen), jumlah penduduk miskin di Riau mengalami kenaikan sebanyak 41,22 ribu jiwa.
Secara relatif terjadi kenaikan persentase penduduk miskin dari 8,05 persen pada September 2012 menjadi 8,42 persen pada bulan September 2013. Terjadi kenaikan sebesar 0,37 persen.
Selama periode September 2012- September 2013, penduduk miskin di daerah perdesaan diperkirakan bertambah 34,92 ribu jiwa, sementara di daerah perkotaan diperkirakan bertambah 6,3 ribu jiwa.
Distribusi persentase penduduk miskin di Riau pada Bulan September 2012 di perdesaan sebesar 8,94 persen, sedangkan di perkotaan sebesar 6,68 persen. Distribusi ini mengalami pergeseran yang cukup berarti pada September 2013, dimana persentase penduduk miskin di daerah perdesaan mengalami kenaikan menjadi 9,55 persen dan perkotaan tetap dalam persentase yang sama yaitu 6,68 persen.
Selama periode September 2012-September 2013, Garis Kemiskinan (GK) naik sebesar 12,73 persen, yaitu dari Rp 310.603,- perkapita perbulan pada September 2012 menjadi Rp 350.129,- perkapita perbulan pada September 2013. Peran komoditas makanan terhadap GK jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditas bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Sumbangan Garis Kemiskinan Makanan (GKM) terhadap GK pada September 2013 mencapai 73,72 persen. Pada September 2013 GKM Riau adalah sebesar Rp 258.100,- dan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM) sebesar Rp 92.029,-.
Pada periode September 2012-September 2013, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) mengalami kenaikan sedangkan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami penurunan. Pada bulan September 2012, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) sebesar 1,128 naik menjadi 1,177 di September 2013, sedangkan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) nya pada September 2012 sebesar 0,246 turun menjadi 0,243 pada September 2013. Ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin relatif menjauh pada garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin relatif menurun.
Riau24.coSabtu, 05 Di Riau, A PEKANBAPBD tahrakyat ma Kepala Bamendata, Asekitar 8,0 "Sesuai PeUjarnya. Ironi memPON, semharus prio
om Januari 201Angka Kem
ARU, (R24hun anggarasih menjadi
adan Pusat SAngka kem05% atau 48
endataan ya
mang, saat pmentara kemoritaskan kes
13 15:32 wibmiskinan M
4) -- Jumlahan 2013 puni kendala.
Statistik (BPmiskinan di R81,31 ribu ji
ang dilakuka
emerintah mmiskinan sem
sejateraan r
b Meningkat T
h investasi dn bertambah
PS) ProvinsRiau semenjiwa.
an BPS data
meanggarkamakin meninrakyat darip
Tajam
di Riau terush, namun pe
si Riau, Mawjak tahun 20
a kemiskina
an 7,5 Miliangkat, harusada bentuk
s mengalamersoalan kes
wardi Arsya012 lalu terj
an naik pada
ar untuk pemsnya pemeriprestise sem
mi peningkatejahteraan
ad, Juma't (rjadi kenaika
a tahun lalu
mbangunan intah Provinmata.
18
tan,
(4/1) an
u"
tugu nsi
19
Riau Pos 17 Oktober 2012 Kemiskinan Masih Menjadi Masalah Serius PEKANBARU (RP) ‐ Data Badan Pusat Statistik (BPS) Maret 2012 bahwa angka kemiskinan di Indonesia masih cukup tinggi mencapai 29,13 juta jiwa atau 11,96 persen. Provinsi Riau sejak 2004 sudah mengalami penurunan sebesar 15,25 persen dan 2011 menjadi 8,47 persen. Meski begitu tingkat kemiskinan ini masih merupakan masalah yang serius untuk segera dientaskan. Penanggulangan permasalahan tersebut, pemerintah membentuk Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Tim ini melakukan rapat kerja tertuang dalam Rapat Tim Koordinasi Penanggulngan Kemiskinan (TKPK) Provinsi Riau. Rapat tersebut di buka Selasa (16/10) oleh Wakil Gubernur Riau (Wagubri) H Mambang Mit MM yang diwakili Kepala Bappeda Provinsi Riau Dr Ramli Walid SE MSi di Hotel Mutiara Merdeka Pekanbaru. Peserta sebanyak 55 orang, terdiri 24 TKPK kabupaten/kota dan 31 peserta yang berhubungan dengan penanggulangan kemiskinan se‐Riau. Dalam sambutan pembukaan rapat tersebut Ramli menyebutkan, perlu adanya komitmen dari semua unsur pemangku kepentingan baik swasta maupun perintahan termasuk lembaga pendidikan mesti merapatkan barisan dengan menyusun formulasi strategis dan teknik fasilitasi program pemberdayaan masyarakat. Dikatakannya, program yang sudah berjalan atau sedang berjalan untuk penanggulangan kemiskinan ini seperti Program Keluarga Harapan (PKH), PNPM Pedesaan, PNPM Perkotaan maupun PNPM lainnya, Kredit Usaha Rakyat (KUR) mesti ditingkatkan. ‘’Perlu digaris bawahi, program‐program pengentas kemiskinan harus mampu menjamin adanya proses sosial yang nyata untuk mengungkit perubahan pola pikir, sikap dan prilaku kemandirian rakyat. Sehingga menjadikan suatu potensi dan kemampuan untuk berdikari,’’ ujarnya. Dalam rapat tersebut ada beberapa nara sumber diantaranya, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Riau Dr Ramli Walid SE MSi, TNP2K Sekretaris Wakil Presiden M Arif Tasrif SP MSe (Ketua Pokja Advokasi TNP2K), PMD Kementerian Dalam Negeri Wisnu Graha.
20
Riau Terkini Inhil Termiskin, Jumlah Penduduk Miskin Riau 1.008.321 Jiwa Jum’at, 25 Pebruari 2005 Inhil menjadi kabupaten dengan jumlah penduduk miskin tertinggi. Sementara secara umum jumlah penduduk miskin di Riau lebih dari 1 juta jiwa (22.19 %). Riauterkini-PEKANBARU- Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Riau telah melakukan pendataan masyarakat miskin di seluruh Riau. Pendataan yang dilakukan sejak 2003 hingga 2004 itu menempatkan Kabupaten Indragiri Hilir sebagai kabupaten dengan jumlah penduduk miskin tertinggi, yakni 199.497 jiwa atau 31.95 % dari total penduduk 624.450 jiwa. Sementara Pekanbaru menjadi daerah dengan jumlah penduduk miskin terendah, yakni hanya 76.841 jiwa atau 10.91 % dari total penduduk 704.517 jiwa. "Memang secara umum daerah perkotaan memiliki tingkat jumlah penduduk miskin yang rendah, misalnya Dumai juga tak sampai 20 persen," ujar Kepala Balitbang Riau Hendrik FH Sitompul dalam jumpa pers di Kantor Humas Pemprop Riau, Jumat (25/2). Sementara secara akumulatif, jumlah penduduk miskin Riau sebanyak 1.008.321 jiwa atau 22.19 % dari total jumlah penduduk Riau yang mencapai 4.543.584 jiwa. Sementara dari sisi keluarga miskin di Riau terdapat 231.468 kepala keluarga atau 23.68 % dari total jumlah kepala keluarga sebanyak 977.288. Data kemiskinan yang dikeluarkan Balitbang Riau memang berbeda dengan angka kemiskinan yang dikeluarkan Badan Kesejahteraan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Riau, yakni sebesar 41.31 %. Karena angka tersebut merupakan akumulasi dari dua klasifikasi kemiskinan, yakni miskin karena faktor ekonomi 23.47 % dan miskin non ekonomi 17.84 %. "Artinya kalau miskin karena ekonomi, jumlahny hampir sama dengan kita," ujar Erik Sitompul. Hasil pendataan yang pelaksanaanya dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) Riau tersebut akan menjadi panduan bagi penyusunan program pengentasan kemiskinan di Riau.