PEMBUATAN DAN PEMBAKUAN KMnO 4 0.01 N DENGAN H 2 C 2 O 4 Metode : PERMANGANOMETRI Prinsip : Dalam suasana asam, Natrium oksalat dapat dioksidasi oleh KMnO 4 menjadi CO 2 dan H 2 O. Reaksi : C 2 O 4 2- 2CO 2 + H 2 O + 2e - BE C 2 O 4 = BM/2 MnO 4 - + 8 H + + 5e - Mn2 + + H 2 O BE KMnO 4 = BM/5 MnO 4 - +8H + +5e - Mn 2+ + 4 H 2 O ) x 2 C 2 O 4 2- 2CO 2 + H 2 O + 2e - ) x 5 + 2MnO 4- + 16 H + + 5C 2 O 4 2- 2Mn 2- +18 H 2 O + 10CO 2
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PEMBUATAN DAN PEMBAKUAN KMnO4 0.01 NDENGAN H2C2O4
Metode : PERMANGANOMETRI
Prinsip : Dalam suasana asam, Natrium oksalat dapat
dioksidasi oleh KMnO4 menjadi CO2 dan H2O.
Reaksi :
C2O42- 2CO2 + H2O + 2e-
BE C2O4 = BM/2
MnO4- + 8 H+ + 5e- Mn2+ + H2O
BE KMnO4 = BM/5
MnO4- +8H++5e- Mn 2+ + 4 H2O
) x 2
C2O42- 2CO2
+ H2O +
2e-) x 5
+
2MnO4- + 16 H+ + 5C2O42- 2Mn2- +18 H2O +
10CO2
Bahan :
1. Asam oksalat
2. Larutan KMnO4 0,01 N
3. H2SO4 2-4
Alat-alat :
1 Buret 8. Labu ukur
2 Statif buret 9. Beaker glass
3 Labu Erlenmeyer 10. Pipet volume
4 Corong gelas 11. Gelas ukur
5 Pemanas / kompor 12. Kertas timbang
6 Tibangan Teknis 13. Spatle
7 Timbangan Analitik 14. Botol semprot
Prosedur :
A. Pembuatan KMnO4 0,01 N
1. Ditimbang kristal KMnO4 sebanyak ( gr = N KMnO4 x V KMnO4 x
BE KMnO4 = 0,01 x 1 x 31,6 = 0,316 gr ) larutkan kedalam 1 L
aquadest, kemudian didihkan, dinginkan, dan kemudian saring.
B. Pembakuan KMnO4 dengan Asam Oksalat
1 Dibuat 100,0 ml larutan Asam oksalat 0,01 N dengan menimbang
secara teliti pada neraca analitik sebanyak ( gr = N H2C2O4 x V
H2C2O4 x BE H2C2O4 = 0.01 x 0.1 x 63 = 0.63 gr ). Masukkan
kedalam labu ukur 100,0 ml, larutkan dengan aquadest,
tambakan aquadest sampai tanda 100,0 ml.
2 Pipet 10,0 ml larutan tersebut kedalam Erlenmeyer tambahkan +
25ml aquadest dan 10 ml H2SO4 2-4 N, kemudian panaskan pada
suhu 70-80oC jangan sampai mendidih.
3 Titrasi dengan KMnO4 sampai warna merah jambu yang mantap
( pertahankan suhu selama titrasi ).
4 Catat volume KMnO4 yang digunakan untuk titrasi.
5 Percobaan dilakukan 2 kali ( duplo ).
C. Pembakuan KMnO4 dengan Asam Oksalat ( Cara II )
1. Pipet 10,0 ml laruten H2C2O4 masukkan ke Erlenmeyer,
tambahkan + 25 ml aquadest, tambah 10 ml H2SO4 2-4 N,
kemudian tambahkan dari buret 70-80 % KMnO4 ( dari volume
titrasi I ), panaskan pada suhu 70-80 C. Catat volume KMnO4
yang digunakan.
2. Titrasi lagi dengan KMnO4 sampai warna merah jambu yang
mantap ( sediakan botol semprot yang berisi aquadest panas ).
a. Data percobaan
BE H2C2O4.2H2O = BM/2 = 126/2 = 63
Gram = N x V x BE
= 0,01 x 0,1 x 63
= 0,63 gr
b. Data penimbangan H2C2O4.2H2O
Kertas + zat = 0.8000
Kertas + zat = 0.1737
Berat zat = 0.6263 gr = 626.3 mg
c. Volume titrasi I = 40.20 ml
Volume titrasi I = 40,20 ml
Pengenceran = 10/100
d. Perhitungan
Pembakuan KMnO4 0,01 N
a. Normalitas As Oksalat = gram penimbangan
BE x vol (L)
= 0.6263
63 x 0.1
= 0.0994 N
b. mgrek KMnO4 = mgrek H2C2O4
N x V = mgram H2C2O4 x P
BE
N KMnO4 = 626,3 x 10/100
63x 40.20
= 0.9941 = 0,0247 N 40.20
c. Normalitas I dan II sama jadi Normalitas rata-rata KMnO4 =
0,0247 N.
Kesimpulan :
1 Normalitas Asam Oksalat yang sebenarnya 0,0994 N.
2 Normalitas KMnO4 yang sebenarnya dapat diketahui dengan cara
membakukan KMnO4 dengan asam lemah H2C2O4, jadi normalitas
KMnO4 adalah 0,0247 N.
PEMBUATAN DAN PEMBAKUAN AgNO3 0,05 N
DENGAN NaCl
Metode : ARGENTOMETRI ( Cara MOHR )
Prinsip : Bila larutan klorida netral direaksikan dengan
larutan AgNO3, maka akan terbentuk endapan AgCl.
Untuk menunjukkan titik akhir titrasi digunakan
indicator K2Cr2O4 yang dapat membentuk endapan
merah bata dari Ag2Cr2O4.
Reaksi :
AgNO3 + NaCl AgCl + NaNO3
Putih
2AgNO3 + K2CrO4 Ag2CrO4 + 2KNO3
Merah bata
Bahan :
1. Kristal NaCl
2. Larutan AgNO3 0,05 N
4. Larutan K2CrO4 5 % ( Indikator )
Alat-alat :
1. Buret 8. Labu ukur
2. Statif buret 9. Beaker glass
3. Labu Erlenmeyer 10. Pipet volume
4. Corong gelas 11. Gelas ukur
5. Botol semprot 12. Kertas timbang
6. Timbangan teknis 13. Spatle
7. Timbangan analitik
Prosedur :
A. Pembuatan larutan AgNO3 0,05 N
1. Ditimbang kristal AgNO3 di neraca teknis sebanyak ( gr = N
AgNO3 x V AgNO3 x BE AgNO3 = 0,05 x 1 x 170 = 8,5 gr )
Larutkan dengan aquadest sampai volume 1 L.
B. Pembakuan AgNO3 dengan NaCl
1. Dibuat 500,0 ml larutan NaCl 0,05 N dengan menimbang secara
teliti pada neraca analitik sebanyak ( gr = N NaCl x V NaCl x BE
NaCl = 0.05 x 0.5 x 58,5 = 1,4625 gr ) Masukkan ke dalam labu
ukur 500,0 ml, larutkan dengan aquadest, tambahkan aquadest
sampai garis tanda 500,0 ml.
2. Pipet 10,0 ml larutan tersebut, masukkan kedalam Erlenmeyer.
Tambahkan + 25ml aquadest dan 0,5-1 ml indicator K2CrO4 5 %.
3. Titrasi dengan AgNO3 sambil dikocok terus menerus sampai
terbentuk endapan coklat kemerahan yang stabil.
4. Catat volume AgNO3 yang digunakan untuk titrasi.
5. Percobaaan dilakukan 2 kali ( duplo ).
a. Data percobaan
BE NaCl = BM = 58,5
Gram = N x V x BE NaCl
= 0,05 x 0,5 x 58,5
= 1,4625 gr
b. Data penimbangan NaCl
Kertas + zat =
Kertas + zat =
Berat zat = 1,5060 gr = 1506,0 mg
c. Volume titrasi I = 10,10 ml
Volume titrasi I = 10,20 ml
Pengenceran = 10/500
d. Perhitungan
Pembakuan AgNO3 0,05 N
a. Normalitas NaCl= gram penimbangan
BE x vol (L)
= 1,5060
58,5 x 0,5
= 0,0515 N
b. mgrek AgNO3 = mgrek NaCl
N x V = mg NaCl x P
BE NaCl
N x 10,10 = 1506,0 x 10/500
58,5
N = 15060 = 0,0510 N 295425
c. mgrek AgNO3 = mgrek NaCl
N x V = mg NaCl x P
BE NaCl
N x 10,2 = 1506,0 x 10/500
58,5
N = 15060 = 0,0505 N
298350
d. Normalitas rata rata = Normalitas I + Normalitas II
2
= 0,0510 + 0,0505 = 0,0508 N
2
Kesimpulan :
1. Normalitas NaCl yang sebenarnya 0,0515 N.
2. Normalitas AgNO3 yang sebenarnya dapat diketahui dengan cara
membakukan AgNO3 dengan larutan NaCl, jadi normalitas AgNO3
adalah 0,0508 N.
PEMBUATAN DAN PEMBAKUAN Na2S2O3 0,1 N
DENGAN KIO3
Metode : IODOMETRI
Prinsip : Dalam suasana asam, Kalium Iodat akan
mengoksidasi Kalium Iodida menjadi Iod Bebas
yang dapat dititrasi dengan Na2S2O3. Untuk
mengetahui titik akhir titrasi digunakan indicator
kanji / amylum.
Reaksi :
IO3- + 6 H+ + 6e- I- + 3H2O
2I- I2 + 2e-
2S2O32- + I2 S4O6
2- + 2I-
+
IO3- + 6 H+ + 6 S2O3
2- I- + 3 H2O + 3 S4O62-
Bahan :
1. Serbuk KIO3
2. Larutan Na2S2O3 0,1 N
3. Larutan KI 10 %
4. Larutan H2SO4 2-4 N
5. Larutan Kanji 1 %
Alat-alat :
1. Buret 8. Labu ukur
2. Statif buret 9. Beaker glass
3. Pipet volume 10. Erlenmeyer tutup asah
5. Corong gelas 11. Gelas ukur
6. Botol semprot 12. Kertas timbang
7. Timbangan teknis 13. Spatle
8. Timbangan analitik
Prosedur :
A. Pembuatan larutan Na2S2O3 0,1 N
Ditimbang kristal Na Thiosulfat di neraca teknis sebanyak ( gr =
N x V x BE Na2S2O3 = gr ) Larutkan dengan 500 ml aquadest
bebas CO2, tambahkan 200 mg Na2CO3, lalu tambahkan aquadest
bebas CO2 sampai volume 1 L.
B. Pembakuan Na2S2O3 dengan KIO3
1. Dibuat 100,0 ml larutan KIO3 0,1 N dengan menimbang secara
teliti pada neraca analitik sebanyak ( gr = N KIO3 x V KIO3 x BE
KIO3 = 0,1 x 0.1 x 35,6 = 0,356 gr ) Masukkan ke dalam labu
ukur 100,0 ml, larutkan dengan aquadest, tambahkan aquadest
sampai garis tanda 100,0 ml.
2. Dipipet 10,0 ml larutan tersebut, masukkan kedalam Erlenmeyer
tutup asah, tambahkan + 25 ml aquadest, 10 ml KI 10 %, dan 2
ml H2SO4 2-4 N, segera tutup Erlenmeyer.
3. Titrasi dengan Na2S2O3 sampai berwarna kuning pucat / kuning
jerami, kemudian tambahkan 1 ml kanji 1 %, titrasi dilanjutkan
sampai warna biru tepat hilang.
4. Catat volume Na2S2O3 yang digunakan untuk titrasi.
5. Percobaaan dilakukan 2 kali ( duplo ).
a. Data percobaan
BE KIO3 = 35,6
Gram = N x V x BE KIO3
= 0,1 x 0,1 x 35,6 = 0,356 gr
b. Data penimbangan KIO3
Kertas + zat = 0,5065 gr
Kertas + zat = 0,1510 gr
Berat zat = 0,3555 gr = 355,5 mg
c. Volume titrasi I = 10,10 ml
Volume titrasi I = 10,20 ml
Pengenceran = 10/100
d. Perhitungan
Pembakuan Na2S2O3 0,1 N
a. Normalitas KIO3= gram penimbangan
BE x vol (L)
= 0,3555
35,6 x 0,1
= 0,09985 N
b. mgrek Na2S2O3 = mgrek KIO3
N x V = mg KIO3 x P
BE KIO3
N x 10,20 = 355,5 x 10/100
35,6
N = 3555 = 0,0979 N 36312
c. mgrek Na2S2O3 = mgrek KIO3
N x V = mg KIO3 x P
BE KIO3
N x 10,1 = 355,5 x 10/100
35,6
N = 3555 = 0,0989 N
35956
d. Normalitas rata rata = Normalitas I + Normalitas II
2
0,0979 + 0,0989 = 0,0984 N
2
Kesimpulan :
1. Normalitas KIO3 yang sebenarnya 0,09985 N.
3. Normalitas Na2S2O3 yang sebenarnya dapat diketahui dengan
cara membakukan Na2S2O3 dengan larutan KIO3, jadi normalitas
Na2S2O3 adalah 0,0984 N.
PEMBUATAN DAN PEMBAKUAN FERRO AMMONIUM
SULFAT ( FAS ) 0,1 N DENGAN K2Cr2O7
Metode : FAS
Prinsip : Dalam suasana asam, bikromat akan
mengoksidasikan ferro menjadi ferri yang dapat
dititrasi dengan FAS. Untuk mengetahui titik akhir
titrasi digunakan indicator ferroin.
Reaksi :
6 Fe2+ + Cr2O72- + 14 H+ 6 Fe3+ + 2 Cr3+ + 7 H2O
Fe3+ + Ferroin Kompleks merah coklat
Bahan :
1. Larutan FAS ( Fe(NH4)2(SO4)2.6H2O )
2. Larutan K2Cr2O7
3. Larutan ferroin
4. Larutan H2SO4 pekat
Alat-alat :
1. Buret 8. Labu ukur
2. Statif buret 9. Beaker glass
3. Pipet volume 10. Erlenmeyer
4. Corong gelas 11. Gelas ukur
5. Botol semprot 12. Kertas timbang
6. Timbangan teknis 13. Spatle
7. Timbangan analitik
Prosedur :
A. Pembuatan larutan FAS 0,1 N
Ditimbang kristal FAS di neraca teknis sebanyak ( gr = N x V x
BE FAS = gr ) Larutkan dengan 500 ml aquadest, homogenkan,
lalu tambahkan aquadest lagi sampai volume 1 L.
B. Pembuatan indicator Ferroin
Larutkan 1,485 gr 1,1 Fenantrolin monohodrat bersama dengan
695 mg FeSO4.7H2O dalam aquadest dan encerkan sampai 100
ml.
C. Pembakuan larutan FAS dengan K2Cr2O7
1. Dibuat 100,0 ml larutan K2Cr2O7 0,1 N dengan menimbang secara
teliti pada neraca analitik sebanyak ( gr = N K2Cr2O7 x V K2Cr2O7
x BE K2Cr2O7 = 0,1 x 0.1 x 49 = 0,49 gr ) Masukkan ke dalam labu
ukur 100,0 ml, larutkan dengan aquadest, tambahkan aquadest
sampai garis tanda 100,0 ml.
2. Dipipet 10,0 ml larutan tersebut, masukkan kedalam Erlenmeyer,
tambahkan + 25ml aquadest, 5 ml H2SO4 pekat, serta 2 tetes
indicator ferroin.
6. Titrasi dengan FAS hingga terjadi perubahan warna dari kuning,
hijau, biru, dan akhirnya merah coklat.
7. Catat volume FAS yang digunakan untuk titrasi.
8. Percobaaan dilakukan 2 kali ( duplo ).
a. Data percobaan
BE K2Cr2O7 = BM/6 = 294/6= 49
Gram = N x V x BE K2Cr2O7
= 0,1 x 0,1 x 49
= 0,49 gr
b. Data penimbangan K2Cr2O7
Kertas + zat = 0,7500 gr
Kertas + zat = 0,1576 gr
Berat zat = 0,5924 gr = 592,4 mg
c. Volume titrasi I = 12,00 ml
Volume titrasi I = 11,90 ml
Pengenceran = 10/100
d. Perhitungan
Pembakuan Na2S2O3 0,1 N
a. N K2Cr2O7 = gram penimbangan
BE x vol (L)
= 0,5924
49 x 0,1
= 0,1209 N
b. mgrek FAS = mgrek K2Cr2O7
N x V = mg K2Cr2O7 x P
BE K2Cr2O7
N x 12,00 = 592,4 x 10/100
49
N = 5924 = 0,1007 N 58800
c. mgrek FAS = mgrek K2Cr2O7
N x V = mg K2Cr2O7 x P
BE K2Cr2O7
N x 11,90 = 592,4 x 1 0/100
49
N = 5924 = 0,1016 N
58310
d. Normalitas rata rata = Normalitas I + Normalitas II
2
0,1007 + 0,1016 = 0,10115 N
2
Kesimpulan :
1. Normalitas K2Cr2O7 yang sebenarnya 0,1209 N.
2. Normalitas FAS yang sebenarnya dapat diketahui dengan cara
membakukan FAS dengan larutan K2Cr2O7, jadi normalitas FAS
adalah 0,10115 N.
PEMBUATAN DAN PEMBAKUAN EDTA 0,01 M
DENGAN CaCO3
Metode : KOMPLEKSOMETRI
Prinsip : Prinsip titrasi kompleksometri adalah terbentuknya
senyawa kompleks yang kuat antara zat yang akan
dititrasi dengan pereaksi yang digunakan.
Reaksi :
L + Ind L-Ind
Logam Indikator kompleks logam indicator
L-Ind + + EDTA L-X + Ind
kompleks logam EDTA
Bahan :
1. Larutan EDTA 0,01 M
2. Serbuk CaCO3
3. Indikator BHN 1 %
4. Larutan HCl 10 %
5. Larutan NaOH 1 N
Alat-alat :
1. Buret + statif buret 7. Labu ukur
2. Gelas ukur 8. Beaker glass
3. Pipet volume 9. Erlenmeyer
4. Corong gelas 10. Kertas timbang
5. Botol semprot 11. Timbangan teknis
6. Spatle 12. Timbangan analitik
Prosedur :
A. Pembuatan larutan EDTA 0,01 M
Ditimbang serbuk EDTA di neraca teknis sebanyak ( gr = M x V x
BM EDTA = 0,01 x 1 x ? = gr ) Larutkan dengan 500 ml
aquadest, homogenkan, lalu tambahkan aquadest lagi sampai
volume 1 L.
B. Pembakuan larutan EDTA dengan CaCO3
1. Dibuat 100,0 ml larutan CaCO3 0,01 M dengan menimbang secara
teliti pada neraca analitik sebanyak ( gr = M CaCO3 x V CaCO3 x
BM CaCO3 = 0,01 x 0.1 x 100 = 0,1 gr ). Masukkan ke dalam labu
ukur 100,0 ml, larutkan dengan 50 ml aquadest, tambahkan
beberapa tetes HCl 10 % sampai jernih, tambahkan aquadest
sampai garis tanda 100,0 ml.
2. Dipipet 10,0 ml larutan tersebut, masukkan kedalam Erlenmeyer,
tambahkan + 20 ml aquadest, 5 ml NaOH 1 N, dan 200-300 mg
( sepucuk spatle ) indicator BHN.
3. Titrasi dengan EDTA hingga terjadi perubahan warna dari merah
anggur ke biru yang stabil.
4. Catat volume EDTA yang digunakan untuk titrasi.
9. Percobaaan dilakukan 2 kali ( duplo ).
a. Data percobaan
BM CaCO3 = 100
Gram = M x V x BM CaCO3
= 0,01 x 0,1 x 100
= 0,1 gr
b. Data penimbangan CaCO3
Kertas + zat = 0,5067 gr
Kertas + zat = 0,3210 gr
Berat zat = 0,1857 gr = 185,7 mg
c. Volume titrasi I = 21,20 ml
Volume titrasi I = 21,30 ml
Pengenceran = 10/100
d. Perhitungan
Pembakuan EDTA 0,01 M
a. M CaCO3 = gram penimbangan
BM x vol (L)
= 0,1857
100 x 0,1
= 0,0186 M
b. mgrek EDTA = mgrek CaCO3
M x V = mg CaCO3 x P
BM CaCO3
N x 21,20 = 185,7 x 10/100
100
N = 1857 = 0,0087 M 212000
c. Molaritas I dan II sama jadi Molaritas rata-rata EDTA = 0,0087
M.
Kesimpulan :
1. Molaritas CaCO3 yang sebenarnya 0,0186 M.
2. Molaritas EDTA yang sebenarnya dapat diketahui dengan cara
membakukan EDTA dengan larutan CaCO3, jadi Molaritas EDTA
adalah 0,0087 M.
PEMBUATAN DAN PEMBAKUAN Br2 0,1 N
Dengan Na2S2O3 yang Telah Dibakukan dengan KIO3
Metode : BROMOMETRI
Prinsip : KBrO3 dalam suasana asam akan bereaksi dengan
KBr membentuk Br2. Br2 yang terbentuk akan
bereaksi dengan KI membentuk I2 bebas. I2 yang
terbentuk akan dititrasi dengan natrium thiosulfat
menggunakan indicator amylum.
Reaksi :
KBrO3 + 5KBr + 6HCl 3Br2 + 3 H2O
( merah )
Br2 + 2 KI 2KBr + I2
( coklat )
I2 + 2 Na2S2O3 2NaI + Na2S4O6
Bahan :
1. Larutan Br2 0,1 N
2. Larutan Na2S2O3 0,1 N
3. Serbuk KIO3
4. H2SO4 8 N dan H2SO4 2-4 N
5. Larutan KI 10 %
6. Larutan Amylum 1 %
Alat-alat :
1. Buret + statif buret 7. Labu ukur
2. Gelas ukur 8. Beaker glass
3. Pipet volume 9. Erlenmeyer
4. Corong gelas 10. Kertas timbang
5. Botol semprot 11. Timbangan teknis
6. Spatle 12. Timbangan analitik
Prosedur :
A. Pembuatan larutan Br2 0,1 N
Ditimbang di neraca teknis, kristal KBrO3 sebanyak 3 gram dan
kristal KBr sebanyak 15 gram larutkan dalam aquadest sampai
volume 1 L ( untuk Br2 0,1 N )
B. Pembakuan larutan Na2S2O3 dengan KIO3
1. Dibuat 100,0 ml larutan KIO3 0,1 N dengan menimbang secara
teliti pada neraca analitik sebanyak ( gr = N KIO3 x V KIO3 x BE
KIO3 = 0,1 x 0.1 x 35,7 = 0,357 gr ). Masukkan ke dalam labu
ukur 100,0 ml, larutkan dengan 50 ml aquadest, tambahkan
aquadest sampai garis tanda 100,0 ml.
2. Dipipet 10,0 ml larutan tersebut, masukkan kedalam Erlenmeyer
tutup asah, tambahkan + 25 ml aquadest, 10 ml KI 10 %, dan 2
ml H2SO4 2-4 N, segera tutup Erlenmeyer.
3. Titrasi dengan Na2S2O3 sampai berwarna kuning pucat / kuning
jerami, kemudian tambahkan 1 ml kanji 1 %, titrasi dilanjutkan
sampai warna biru tepat hilang.
4. Catat volume Na2S2O3 yang digunakan untuk titrasi.
C. Pembakuan larutan Br2 dengan Na2S2O3 yang sudah
dibakukan
1. Pipet 10,0 ml larutan Br2 masukkan kedalam Erlenmeyer tutup
asah.
2. Tambahkan + 20 ml aquadest, 5 ml H2SO4 8 N, segera tutup
Erlenmeyer dan diamkan selama 5 menit.
3. Tambahkan 20 ml KI 10 %
4. Titrasi dengan larutan Na2S2O3 sampai warna kuning pucat, lalu
tambahkan 10 tetes amylum 1 %. Titrasi dilanjutkan sampai
warna biru hilang.
5. Catat volume Na2S2O3 yang digunakan untuk titrasi.
6. Percobaan dilakukan 2 kali ( duplo ).
a. Data percobaan
BE KIO3 = 35,7
Gram = N x V x BE KIO3
= 0,1 x 0,1 x 35,7
= 0,357 gr
b. Data penimbangan KIO3
Kertas + zat = 0,7324 gr
Kertas + zat = 0,3115 gr
Berat zat = 0,4205 gr = 420,5 mg
c. Volume titrasi pembakuan Na2S2O3
Volume titrasi I = 11,40 ml
Volume titrasi II = 11,40 ml
Pengenceran = 10/100
d. Volume titrasi pembakuan Br2
Volume titrasi I = 9,80 ml
Volume titrasi II = 9,80 ml
e. Perhitungan
1. Pembakuan Na2S2O3 0,1 N
a. N KIO3 = gram penimbangan
BE x vol (L)
= 0,4205
35,7 x 0,1
= 0,1178 N
b. mgrek Na2S2O3 = mgrek KIO3
N x V = mg KIO3 x P
BE KIO3
N x 11,40 = 420,5 x 10/100
35,7
N = 4205 = 0,1033 N 40698
c. Normalitas I dan II sama jadi Normalitas rata-rata Na2S2O3 =
0,1033 N.
2. Pembakuan Br2 0,1 N
a. Mgrek Br2 = mgrek Na2S2O3
N1 x V1 = N2 x V2
N1 x 10,0 = 0,1033 x 9,80
N1 = 0,1033 x 9,80
10,0
= 0,1012 N
b. Normalitas I dan II sama jadi Normalitas rata-rata Br2 =
0,1012 N
Kesimpulan :
1. Normalitas KIO3 yang sebenarnya 0,1178 N.
2. Normalitas Na2S2O3 yang sebenarnya dapat diketahui dengan
cara membakukan Na2S2O3 dengan larutan KIO3, jadi Normalitas
Na2S2O3 adalah 0,1033 N.
3. Normalitas Br2 yang sebenarnya dapat diketahui dengan cara
membakukan Br2 dengan larutan Na2S2O3 yang sebelumnya
sudah dibakukan dengan larutan KIO3, jadi Normalitas Br2 adalah