BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Didalam dunia geologi dan pertambangan untuk mengidentifikasi suatu jenis ataupun lokasi bahan galian tidak bisa terlepas dari kemampuan untuk memahami ganesa suatu bahan galian. Dengan pengetahuan akan ganesa dari suatu bahan galian akan sangat membantu dalam suatu proses pencarian/eksplorasi suatu bahan galian. Didalam ganesa bahan galian sendiri terdapat beberapa proses pengendapan bahan galian, yaitu : endapan primer, endapan sekunder, endapan sedimenter dan endapan metamorf. Endapan sekunder itu sendiri adalah endapan- endapan bijih yang tidak berasosiasi langsung dengan aktivitas magma, tetapi merupakan hasil dari proses pelapukan-transfortasi-sedimentasi, yang merupakan proses kimia, fisika atau gabungan dari 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Didalam dunia geologi dan pertambangan untuk mengidentifikasi
suatu jenis ataupun lokasi bahan galian tidak bisa terlepas dari kemampuan
untuk memahami ganesa suatu bahan galian. Dengan pengetahuan akan
ganesa dari suatu bahan galian akan sangat membantu dalam suatu proses
pencarian/eksplorasi suatu bahan galian. Didalam ganesa bahan galian
sendiri terdapat beberapa proses pengendapan bahan galian, yaitu : endapan
primer, endapan sekunder, endapan sedimenter dan endapan metamorf.
Endapan sekunder itu sendiri adalah endapan-endapan bijih yang
tidak berasosiasi langsung dengan aktivitas magma, tetapi merupakan hasil
dari proses pelapukan-transfortasi-sedimentasi, yang merupakan proses
kimia, fisika atau gabungan dari kedua proses tersebut. Biasanya ketika
deposit mineral tersingkap kepermukaan, maka proses konsentrasi sekunder
dipermukaan mulai bekerja. Terkhusunya di Indonesia endapan sekunder
tersebar di pulau Sumatera, Kalimantan , Papua.
Pada makalah kali ini yang akan dibahas adalah mengenai endapan
sekunder terutama sebaran beberapa bahan galian yang merupakan endapan
sekunder yang terdapat di Kalimantan Tengah. Endapan sekunder itu sendiri
terdiri dari endapan konsentrasi residu dan endapan konsentrasi mekanis.
1
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas, tim penulis memaparkan
beberapa rumusan masalah yang akan menjadi pokok bahasan, yaitu :
Apa yang dimaksud dengan endapan sekunder ?
Terdiri dari apa saja endapan sekunder ?
Apa saja contoh bahan galian endapan sekunder dan sebaranya di
Kalimantan Tengah ?
1.3 Tujuan penulisan
Menjeleskan mengenai apa itu endapan sekunder
Menjelaskan macam – macam endapan sekunder
Mendeskripsikan bahan galian yang merupakan hasil dari endapan
sekunder?
Memberi gambaran mengenai beberapa sebaran bahan galian hasil
proses endapan sekunder ?
1.4 Manfaat Penulisan
Dengan mempelajari mengenai endapan sekunder kita bisa lebih
mengetahui mengenai proses suatu bahan galian bisa terbentuk dan juga bisa
membantu kita untuk mengidentifikasi suatu bahan galian ketika sedang
melakukan kegiatan eksplorasi dilapangan.
BAB II
PEMBAHASAN
2
1.5 Endapan Sekunder
Endapan sekunder adalah endapan-endapan bijih yang tidak
berasosiasi langsung dengan aktivitas magma, tetapi merupakan hasil dari
proses pelapukan-transfortasi-sedimentasi, yang merupakan proses kimia,
fisika atau gabungan dari kedua proses tersebut. Setelah suatu deposit
mineral tersingkap kepermukaan, maka proses konsentrasi sekunder
dipermukaan mulai bekerja. Pelapukan melepaskan mineral berharga dari
batuan asal (scarce rock) membentuk endapan residual atau memicu
terjadinya redistribusi elemen-elemen berharga dalam proses pengayaan
supergen. Sebagian lagi tertransportasi secara mekanik membentuk endapan
placer atau sebagian larutan yang terbawa hingga kesuatu cekungan dan
terbentuk sebagai endapan sedimen konvensional. Proses terakhir bukan
hanya menghasilkan batuan sedimen, tapi juga endapan logam dan berbagai
material industri yang bersifat ekonomik. Unsur–unsur yang mudah larut
dalam air terakumulasi pada suatu lingkungan yang tertutup dimana unsure-
unsur tersebut terkonsentrasi sebagai endapan evaporasi.
Proses organik juga memegang peranan yang cukup penting, baik
sebagai katalisator maupun sebagai sumber bahan organik misalnya dalam
pembentukan endapan hidrokarbon. Proses non-magmatik lain yang
berperan dalam pembentukan deposit bahan galian adalah proses
metamorfisme yang tidak hanya merubah bentuk dan tekstur deposit mineral
yang sudah ada sebelumnya, tapi juga membuat deposit mineral yang baru.
Di bawah pengaruh tekanan dan temperatur yang tinggi, ditambah air pada
3
sejumlah kasus, mineral metamorfik yang stabil pada lingkungan yang baru
terbentuk. Perubahan bukan hanya berupa rekristalisasi, tapi juga berupa
rekombinasi material yang menghasilkan mineral baru.
Proses pelapukan yang terjadi:
• Disintegrasi
• Oksidasi
• Hidrasi
• Reaksi antara larutan dengan larutan
• Reaksi antara larutan dengan gas
• Reaksi antara larutan dengan zat padat
• Penguapan
• Atau gabungan dari beberapa hal diatas.
Umumnya proses pelapukan merupakan gabungan dari kedua proses
tersebut (kimia + mekanis) Pelapukan mekanis banyak terjadi di daerah
yang kering (padang pasir) atau arid region dimana perbedaan panas dan
dingin sangat besar, juga didaerah kutub. Sedangkan pelapukan kimia dapat
berjalan dengan baik didaerah yang lembab atau daerah tropis. Agen-agen
yang mempercepat dekomosisi adalah : air, oksigen, CO2, panas, asam-
asam, alkali-alkali, vegetasi, bakteri. Hasil daripada pelapukan batuan dapat
berupa sisa-sisa pelapukan yang berupa mineral-mineral yang stabil (sukar
larut) dan mudah larut, yang sukar larut bisa menjadi endapan konsentrasi
residu atau endapan-endapan placer, sedangkan yang mudah larut akan
mengendap lagi ditempat yang lebih jauh (membentuk mineral-mineral
baru) .
1.6 Jenis – Jenis Endapan Sekunder
4
A. Endapan konsentrasi residu
Endapan konsentrasi residu merupakan hasil dari pengumpulan
mineral-mineral berharga setelah mineral-mineral tidak berharga
tersingkirkan oleh proses pelapukan. Contoh endapan konsentrasi residu
adalah bijih besi yang terkandung dalam gamping murni dalam bentuk
besi karbonat, oleh proses pelarutan (pelapukan kimia) gampingnya
akan larut dan besinya tertinggal.
Untuk dapat terbentuknya endapan-endapan jenis ini diperlukan
sarat-sarat:
1. Terdapat batuan asal atau endapan-endapan yang
mengandung mineral / unsur-unsur mineral berharga,
disana mineral berharga sukar larut dan gangue mineralnya
mudah larut pada kondisi atmorfis.
2. Kondisi/ iklim yang memungkinkan terjadinya proses-
proses kimia.
3. Morfologi yang landai / tidak terlalu curam sehingga
mineral-mineral region tidak tercuci habis oleh erosi
(pelapukan kimia lebih kuat daripada erosi pada daerah
tersebut)
4. Kestabilan permukaan yang continue dan dalam waktu
lama (tidak ada pengangkatan / penurunan) sehingga bisa
terjadi pengumpulan mineral-mineral baerharga yang cukup
besar.
Endapan yang berbentuk dari konsentrasi residual adalah
endapan yang terakumulasi atau terkonsetrasi di dekat atau di atas
batuan sumbernya melalui proses pelapukan. Endapan residual hanya
dapat terbentuk pada permukaan yang relatif datar, bila permukaan
berubah menjadi miring, maka endapan tersebut akan mengalami
transportasi dan membentuk endapan placer eluvial.
Pelapukan sebagai proses yang memegang peranan penting
dalam konsentrasi residual merupakan suatu kejadian komplek dan
5
meliputi berbagai proses yang bisa bekerja sendiri-sendiri atau bersama-
sama dengan proses yang lain. Misalnya pelapukan batuan bisa terjadi
dalam bentuk desintegrasi mekanik atau dekomposisi kimiawi atau
kedua-duanya. Mineral yang tidak stabil pada saat pelapukan
berlangsung akan larut dan terbawa ketempat lain, sedangkan mineral
stabil menjadi residu dan kemudian terakumulasi membentuk
konsentrasi residual.
Pelapukan (weathering) dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal
seperti air, angin, perubahan temperatur, tumbuhan dan bakteri.
Pelapukan adalah tahapan awal dari proses denudasi, dimana hasil
lapukan biasanya tidak langsung mengalami transportasi. Pelapukan
dapat dibagi menjadi :
a. Pelapukan mekanik yang menyebabkan terjadinya
desintegrasi/penghancuran batuan terutama disebabkan oleh ekspansi
air dalam pori atau kekar batuan akibat perubahan temperatur.
Ekspansi air ini dikenal dengan istilah Frost Action. Pelapukan
mekanik tidak menghasilkan mineral baru, tapi aksinya yang
mereduksi ukuran dan memperluas permukaan partikel
menyebabkan pelapukan kimiawi dapat bekerja lebih efektif.
Desintegrasi mekanik umumnya terbentuk pada daerah kering.
b. Pelapukan kimiawi yang menyebabkan terjadinya perubahan
komposisi oleh aksi unsur-unsur yang terbawa dalam air hujan.
Pelapukan kimiawi ini sangat aktif terutama pada daerah beriklim
tropis atau lembab dimana air hujan lebih banyak mengandung CO2.
Syarat utama pembentukan deposit mineral dari konsentrasi residual
adalah :
1. kehadiran batuan yang mengandung mineral berharga yang
resisten, sedang unsur-unsur yang tidak berharga mudah larut
pada saat pelapukan erlangsung.
2. kondisi iklim yang memungkinkan berlangsungnya
pelapukan kimiawi; dalam hal ini iklim tropik dan subtropik
6
adalah kondisi yang sangat tepat untuk pembentukan endapan
residual.
3. kemiringan lereng relatif landai
4. stabilitas lahan yang cukup lama sehingga residu yang
terkumpul tidak terganggu oleh erosi.
Deposit berharga yang dapat terbentuk dari suatu proses
konsentrasi residual diantaranya adalah :
1. Endapan bauksit residual; merupakan endapan laterit
didominasi oleh alumunium hidroksida (bauksit) yang