I. Dasar Teori
Sediaan farmasetik semi solida meliputi satu kelompok produk
yang diaplikasikan pada kulit atau pada membrane mukosa. Produk
semisolida ini cenderung meringankan, mengobati kondisi patologis,
atau memberikan perlindungan terhadap lingkungan yang merusak.
Termasuk sediaan semi solida ini, antara lain salep, krim, pasta,
gel, dan suppositoria. Kegunaan terapeutik dari sediaan yang
diaplikasikansecara topical ini terkait dengan sifat lengket pada
kulit atau lapisan mukosa selama periode waktu yang cukup lama,
serta menunjukan efek terapeutiknya melalui perlindungan dan
penutupan serta efek local dan transdermal bahan
berkhasiat(1).Salep (unguenta, unguentum, ointment) adalah sediaan
setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat
luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi secarahomogen dalam
dasar salep yang cocok.Persyaratan salep adalah pemeriannya tidak
boleh berbau tengik . Kadar kecuali dinyatakan lain dan untuk salep
yang mengandung obat keras atau narkotik, kadar bahan obat adalah
10%. Dasar salep, kualitas dasar salep yang baik, yaitu stabil,
tidak terpengaruh oleh suhu dan kelembapan, dan harus bebas dari
inkompatibilitas selama pemakaian; lunak, harus halus, dan
homogeny; mudah dipakai; dasar salep yang cocok; serta dapat
terditribusi secara merata. Homogenitas nya jika salep dioleskan
pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok, harus
menunjukkan susunan yang homogen. Kemudian penandaan pada etiket
harus tertera obat luar (2).Kecuali dinyatakan lain, sebagai bahan
dasar salep (basis salep) digunakan vaselin putih (vaselin album).
Tergantung dari sifat bahan obat dan tujuan pemakaian salep, dapat
dipilih beberapa bahan dasar salep sebagai berikut :a.Ds. Senyawa
hidrokarbon : vaselin putih, vaselin kuning (vaselin flavum), malam
putih (cera album), malam kuning (cera flavum), atau
campurannya.b.Ds. Serap : lemak bulu domba (adeps lanae), campuran
3 bagian kolesterol, 3 bagian stearil-alkohol, 8 bagian mala putih
dan 86 bagian vaselin putih, campuran 30 bagian malam kuning dan 70
bagian minyak wijen.c.Ds. Yang dapat dicuci dengan air atau Ds.
Emulsi, misalnya emulsi minyak dalam air (M/A)d.Ds. Yang dapat
larut dalam air, misalnya PEG atau campurannya.4. Homogenitas :
jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang
cocok, harus menunjukkan susunan yang homogen.5.Penandaan : pada
etiket harus tertera obat luar(2).Basis salep pada umunya hanya
mampu memenuhi sebagian persyaratan yang telah ditetapkan. Sifat
mikrobiologis salep sebagai sediaan obat topical , sebagai pembawa
untuk bahan obat, system ini dapat dimodifikasi dan disesuaikan
dengan cara memformulasikan berbagai sediaan sebagai sediaan
topical untuk tujuan kosmetika. Sediaan ini diklasifikasikan
sebagai system hidrokarbon, emulsi, dan system larut air,
bergantung pada komposisinya. Pasta, gel dan suppositoria
masing-masing system ini menunjukkan beberapa keuntungan sebagai
pembawa system penghantaran obat sebagai pelindung(1).Sifat umum
sediaan ini adalah mampu melekat pada permukaan tempat pemakaian
dalam waktu yang cukup lama sebelum sediaan ini dicuci atau
dihilangkan.Pelekatan ini disebabkan oleh sifatr heologis plastic
sediaan ini, yang memungkinkan sediaan semi padat tersebut tetap
bentuknya dan melekat sebagailapisan tipis sampai ada suatu
tindakan, yaitu dengan sesuatu kekuatan dari luar, yang
mengakibatkan bentuk sediaan semi-padat ini akan rusak bentuknya
dan mengalir(3).Umumnya salep terdiri dari hidrokarbon cair yang
dicampur dalam suatu kelompok hidrokarbon padat dengan titik leleh
yang lebih tinggi. Selama ini basis salep umumnya adalah minyak
mineral dan petrolatum; sebenarnya ada bermacam-macam jenis basis
salep yang dapat dipilih. Polietilen dapat dimasukkan dalam minyak
mineral untuk menghasilkan suatu matriks plastic. Campuran
polietilenglikol-polietilen glikol dapat menghasilkan produk-produk
salep dengan konsistensi yang larut dalam air. Umumnya salep-salep
dibuat dengan melelehkan komponen-komponennya secara
bersamaan(3).Sediaan semi padat digunakan pada kulit, dimana
umumnya sediaan tersebut berfungsi sebagai pembawa pada obat-obat
topical, sebagai pelunak kulit, atau sebagai pembalut pelindung
atau pembalut penyumbat. Sejumlah kecil bentuk sediaan semi padat
topical ini digunakan pada membrane mukosa, seperti jaringan
rektal, jaringan bukal, mukosa vagina, membrane uretra, saluran
telinga luar, mukosa hidung dan kornea. Membrane mukosa
memungkinkan penyerapan yang lebih baik kesirkulasi sistemik,
karena kulit normal bersifat relative tidak dapat
ditembus(3).Tujuan umum penggunaan obat pada terapi dermatologi
adalah untuk menghasilkan efek terapeutik pada tempat-tempat
spesifik di jaringan epidermis. Daerah yang terkena umumnya
epidermis dan dermis, sedangkan obat-obat topical tertentu
sepertiemoliens, anti mikroba, dan deodorant terutama bekerj apa
daper mukaan kulit saja. Hal ini memerlukan penetrasi difusi dari
kulit atau absorbs perkutan(3).Salep unguenta adalah gel dengan
perubahan bentuk plastis, yang di gunakan pada kulit sehat, sakit
atau terluka atau pada selaput mukosa. Bahan obat atau bahan-bahan
obat dapat berada dalam keadaan terlarut atau tersuspensi didalam
basisnya. Peracikan air, cairan obat atau larutan bahan obat
kedalam basis mengandung emulgator menyebabkan terbentuknya salap
emulsi. Salap dengan jumlah bahan padat tinggi dinyatakan sebagai
pasta.Krima dalah salap yang mengandungair(4).Salap terdiri dari
basis salap, yang dapat berupa system sederhana (misalnya vaselin)
atau dari komposisi yang lebih kompleks (misalnya system yang
mengandung emulgator), bersama dengan bahan aktif atau kombinasi
bahan aktif. Jika dibandingkan dengan seluruh bahan dasar dan bahan
pembantulainnya dalam pembuatan sediaan obat, dasar salap memiliki
kerja sendiri. Oleh karena itu sifatnya tidak netral ,dan turut
mengambil bagian yang sangat menentukan terhadap keberhasilan atau
kegagalan terapi salap. Bahkan sering kali basis memainkan peran
yang paling dominan(4).Basis salep yang universal tidak terdapat.
Pada pemilihan medium penyangga, pertama kali diperhatikan
sifat-sifat fisika dan kimia-fisika bahan aktif (misalnya
kelarutan, pola distribusinya), yang lainnya adalah aspek
dermatologis, seperti jenis lokasi pemakaian (kulit luka atau sakit
atau kulit sehat), stadium penyakit (proses akut atau kronis),
jenis kulit (seboroiker atau sebostatiker) dan sifat-sifat alami
dari daerah kulit (selaput mukosa, kulit berambut)(4).Basis dan
bahan pembantu salap harus memenuhi persyaratan umum.Mereka harus
memiliki stabilitas yang memuaskan dan tidak tak tersatukan dengan
bahan pembantu lainnya dan juga dengan bahan obat yang digunakan
dalam terapi salap. Basis salap sebaiknya memiliki daya sebar yang
baik dan menjamin pelepasan bahan obat yang memuaskan.Daya menyerap
air yang memuaskan dan sedikit atau tidak menghambat fungsi-fungsi
fisiologis kulit harus juga terjamin. Hal lain yang penting adalah
tersatukannya secara fisiologis. Hal ini dapat dideteksi dengan
tesakantose dan epikutan (teskain)(4).II. KajianFormulasiA.
Monografi Bahan
1. Propylene glycol
RumusMolekulCH3CH(OH)CH2OH(1)
RumusStruktur
Sinonim1,2-Dihydroxypropane; E1520; 2-hydroxypropanol; methyl
ethyleneglycol; methyl glycol; propane-1,2-diol;
propylenglycolum.
FungsiPengawet; antimikroba;desinfektan;humektan;bahan
penstabil; platisizer; pelarut; cosolvent yang membantu kelarutan
dalam air.
PemerianBahanCairan kental; jernih; tidak berwarna; rasa khas;
praktis tidak berbau; menyerap air pada udara lembab.
Data KelarutanDapat bercampur dengan air, dengan aston dan
dengan kloroform; larut dalam eter dan dalam beberapa minyak
esensial; tetapi tidak dapat bercampur dengan minyak lemak.
pH7
StabilitasterhadapCahayaTidak boleh terkena sinar matahari
langsung.
Stabilitas terhadap AirLarut dalam air
Stabilitasterhadap Suhudi temperatur dingin dan dalam wadah
tertutup baik propilenglikol stabil, tapi dalam temperatur tinggi
dan tempat terbuka mudah teroksidasi dan menghasilkan produk
seperti propionaldehid, asam laktat, asam piruvat dan asam
asetat.
Kerapatan / BJ1.036 g/cm
Titikleleh/lebur-59oC
InkompatibilitasInkompatibel dengan reagen oksidasi seperti
kalium permanganat.
PenyimpananDalam wadah tertutup rapat(5).
2. Air
RumusMolekulH2O
RumusStruktur
SinonimAqua; aqua purificata; hydrogen oxide
FungsiPelarut
PemerianBahanCarian jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan
tidak mempunyai rasa
Data KelarutanLarut hampir pada semua pelarut polar.
pHAntara 5 dan 7
Stabilitasterhadap pH7
StabilitasterhadapCahayaStabil pada tempat yang tidak terkena
cahaya matahari langsung.
Kerapatan / BJ1gr/ml
Titikleleh/lebur0C
Inkompatibilitasair dapat bereaksi dengan obat-obatan
daneksipien lain yang rentan terhadap hidrolisis (dekomposisi
dalamadanya air atau kelembaban) dan peningkatansuhu.Air dapat
bereaksi dengan logam alkali dan sangat cepatbereaksi dengan logam
yang bersifat alkali danoksidanya, seperti kalsium oksida
danmagnesium oksida. Air juga bereaksi dengan garam anhidrat untuk
membentukhidrat berbagai komposisi, dan dengan organik
tertentubahan dan kalsium karbida.
PenyimpananDalamwadahtertutuprapat(5)
3. TEA ( Triethanolamine)
RumusMolekulC6H15NO3
RumusStruktur(3)
SinonimTEA; Tealan; triethylolamine; trihydroxytriethylamine;
tris(hydroxyethyl)amine; trolaminum.
FungsiAlkalizing agent; bahan pengemulsi.
PemerianBahanTriethanolamine jernih tak berwarna ; cairan kental
berwarna kuning pucat , memiliki bau amonia sedikit.
Data KelarutanLarut dalam aseton , larut dalam 24 bagian benzene
, larut dalam 63 bagian etil eter , larut dalam karbon tetra
klorida, larut dalam air dan methanol.
pHpH = 10.5 (larutan 0.1 N)
StabilitasterhadapSuhuStabil pada suhu ruang
StabilitasterhadapCahayaWarna berubah menjadi kecoklatan ketika
terpapar cahaya dan udara.
Stabilitasterhadap AirSangat higroskopik
Kerapatan / BJ1,075 gram / cm 3
Titikleleh/lebur2021 o C
ADI0,5 %
InkompatibilitasTEA akan bereaksi dengan asam mineral membentuk
Kristal garam dan ester. Dengan asam lemak yang tinggi, TEA
membentuk garam yang larut dalam air dan memiliki karakteristik
sabun. TEA juga akan bereaksi dengan tembaga untuk membentuk
kompleks garam. Perubahan warna dan curah hujan dapat terjadi
dengan adanya logam berat. TEA dapat bereaksi dengan reagen seperti
klorida tionil untuk menggantikan gugus hidroksi dengan halogen.
Reaksi produk inisangant beracun, menyerupai mustard nitrogen
lainnya.
PenyimpananTriethanolamine harus disimpan dalam wadah kedap
udaraterlindung dari cahaya, di tempat yang sejuk dan
kering(5).
4. Metil paraben
Rumus MolekulC8H8O3.
RumusStruktur
SinonimAseptoform M; CoSept M; E218; 4-hydroxybenzoic acid
methylester; metagin; Methyl Chemosept; methylis
parahydroxybenzoas;methyl p-hydroxybenzoate; Methyl Parasept;
Nipagin M; SolbrolM; Tegosept M; Uniphen P-23.
FungsiAntimicrobial preservative.
PemerianBahanMethylparaben berbentuk seperti kristal berwarna
atau kristal putihbubuk. Sedikit tidak berbau atau hampir tidak
berbau dan memiliki rasa terbakar .
Data KelarutanSukar larut dalam air, dalam benzene, mudah larut
dalam etanol, eter
pH3-6
Stabilitas terhadap pHStabil pada ph 3-6
Stabilitas terhadap AirSolubility at 25 oC unless otherwise
stated
Kerapatan / BJ1,352 g/cm3
Titik leleh/lebur125128 O C
InkompatibilitasAktivitas antimikroba paraben methylparaben dan
lainnya adalahsangat menurun pada surfaktan nonionik,
sepertiseperti polisorbat 80, sebagai akibat dari
micellization.(10,11)Inkompatibel dengan bentonit,Mg
trisilikat,tragarant,sorbitol,Na alginate dan minyak esensial.
Selain itu dapat terhidrolisis oleh basa lemah atau asam kuat.
PenyimpananDalam wadah tertutup(5).
5. Magnesium Aluminium SilikatRumus Molekul
Rumus StrukturKompleks ini terdiri dari tiga lapisan-kisi
oktahedralalumina dan dua lembar silika tetrahedral
Sinonim Aluminii magnesii silicas; aluminosilicic acid,
magnesium salt;aluminum magnesium silicate; Carrisorb; Gelsorb;
Magnabrite;magnesium aluminosilicate; magnesium aluminum silicate,
colloidal;magnesium aluminum silicate, complex colloidal;
Neusilin;Pharmasorb; silicic acid, aluminum magnesium salt;
Veegum.
Fungsi Adsorben, agen stabilisasi, zat pensuspensi, tablet dan
kapsulpenghancur, tablet binder, agen peningkat viskositas.
Pemerian BahanThe USP32-NF27 menjelaskan aluminium magnesium
silikat sebagai campuran montmorilonit koloid dan saponite yang
telahdiproses untuk menghilangkan komponen bijih grit dan
nonswellable.
Data KelarutanPraktis tidak larut dalam alkohol, air, dan
organikpelarut.
pH9.010.0
Stabilitas terhadap CahayaTidak terkena matahari secara
langsung
Kerapatan / BJ2.418 g/cm3
Titik leleh/lebur
InkompatibilitasKarena sifat lembam nya, magnesium aluminium
silikat memiliki sedikit kompatibel tetapi pada umumnya tidak cocok
untuk larutan asam dengan pH di bawah 3,5. Magnesium aluminium
silikat, mungkin menyerap beberapa obat. Ini dapat mengakibatkan
bioavailabilitas rendah jikaobat ini terikat erat atau lambat
desorbed, misalnya amfetaminesulfat, tolbutamid, warfarin sodium,
diazepam, dannatrium diklofenak.
Penyimpanandalam kondisi kering stabil pada rentang pH yang
luas, menyerap beberapa zat organik, dankompatibel dengan pelarut
organik.Magnesium silikat aluminium harus disimpan di tempat
tertutup, di tempat yang sejuk dan kering(5).
6. Propyl Parabe
Rumus Molekul
Rumus StrukturC10H12O3
Sinonim Aseptoform P; CoSept P; E216; 4-hydroxybenzoic acid
propylester; Nipagin P; Nipasol M; propagin; Propyl Aseptoform;
propylbutex; Propyl Chemosept; propylis parahydroxybenzoas; propyl
phydroxybenzoate;Propyl Parasept; Solbrol P; Tegosept P;
UniphenP-23.
Fungsi Pengawet Antimicrobial.
Pemerian BahanPropylparaben berwujud putih, kristal, tidak
berbau, hambar,bubuk.
Data KelarutanBebas larut AsetonEtanol (95%) 1 di 1,1Etanol
(50%) 1 dalam 5,6Bebas larut eterGliserin 1 dalam 250Minyak mineral
1 di 3330Minyak kacang 1 di 70Propilen glikol 1 di 3,9Propylene
glycol (50%) 1 di 110Air 1 di 4350 pada 158C
pH3-6
Stabilitas terhadap CahayaHindari sinar matahari langsung
Kerapatan / BJ1.288 g/cm3
Titik leleh/lebur96.099.08C
InkompatibilitasAktivitas antimikroba propylparaben berkurang
jauh pada surfaktan nonionik sebagai akibat dari micellization.
Penyerapan propylparaben oleh plastik di catat dengan jumlah
diserap tergantung pada jenis plastik dan Magnesium silikat
aluminium, magnesium trisilikat, besi oksida kuning, dan biru laut
biru juga telah dilaporkan kepada menyerap propylparaben, sehingga
mengurangi efektivitas pengawet. Propylparaben berubah warna dengan
adanya besi dan lemah terhadap hidrolisis oleh alkali lemah dan
asam kuat.
PenyimpananPropylparaben berair pada pH 3-6 dapat disterilisasi
oleh autoklaf, tanpa dekomposisi(5) .
B. Formula Acuan (6)
Bill of MaterialsScale (g/100 g)ItemMaterial NameQuantity/kg
(g)
3,oo1Carbopol 93430,00
0,152Methylparaben1,50
0,153Propylparaben1,50
q.s4Monoethanol amineq.s
q.s5Propylene glycol: water purified (50:50)To 1 kg
C. Formula Modifikasi
Nama% TeoritisDalam 150g% Terpakai
Veegum1-10128 %
Methylparaben0,02-0,30,30,2%
Propylparaben0,01-0,60,0750,05%
Triethanolamine2-4q.sq.s
Propylene glycol: Air (50:50)50 : 5068,8 : 68,850 : 50
D. Formula OptimasiBahanFormula 1
Per 150gPenimbangan
Veegum12 g12 g
Methylparaben0,3 g0,3 g
Propylparaben0,075 g0,075 g
Triethanolamineq.s q.s
Propylene glycol: Air (50:50)68,8 : 68,8 g68,8 : 68,8 g
III. Alat dan BahanA. Alata. Batang Pengadukb. Cawan Porseleinc.
Gelas Beakerd. Gelas Ukure. Homogenizerf. Kertas PHg. Mortirh.
Penangas airi. Pipet Tetesj. Stamperk. Viskometer Rion
B. Bahanb. Airc. Metil Parabend. Propil Parabene. Propilen
Glikolf. TEAg. Veegum
IV. Prosedur Kerja
Ditimbang semua bahan sesuai bobot masing-masing
Disiapkan Beaker Gelas
Disiapkan veegum
Dimasukkan dalam Gelas beaker
Ditambahkan Propil Paraben dan metil paraben
Diaduk hingga homogen
Propilen Glikol dan Air disiapkan
Diaduk hingga homogen sampai berbentuk oinmentDitambahkan
TEA
Sediaan Basis OinmentV. Evaluasi
a. Uji Pemerian Produk
Diamati secara langsung warna, bau dan bentuk gel.Dicatat
hasilnya.Dibuat dokumentasi.
b. Uji Penyebaran
Ditimbang kaca polos (kaca penutup) di catat beratnya.
Diambil Salep Sampel 0.5 gram dan diletakkan diatas dua
lempengan kaca
Di tutup dengan kaca polos, didiamkan selama 1 menit tanpa beban
diatas kaca.
Diamati dan dihitung luaspenyebaran yang terjadi.
Diamati dan dihitung luaspenyebaran yang terjadi setelah
penambahan beban.Penyebaran permukaan yang dihasilkan merupakan
karakteristik daya sebarnya.Ditambah beban 50 gram, 100 gram, 200
gram, 300 gram, 500 gram di atas kaca, didiamkan selama 1
menit.
c. Uji Viskositas
Salep dimasukkan ke dalam wadah yang berada pada viskometer atau
ditempatkan di gelas beaker.Diatur spindel dan kecepatan putarannya
(rpm) dan didiamkan beberapa saat untuk proses. Viskometer
dinyalakan.Dicatat hasilnya.
d. Uji Homogenitas
Salepdi ambil dan ditempatkan pada suhu yang berbeda beda secara
kontinu dan waktu yang sudah ditentukan (misalnya 20 jam pada 37o C
dan 4 jam padasuhu 10o C).Diamati sampel salep tersebut, selama
tidak terjadi penurunan kualitas seperti kerusakan konsistensi
danhomogenitas.Sampel salep dimasukkan dalam wadah yang tertutup
(kedap udara).
VI. Spesifikasi ProdukA. Nama Produk: Basis SalapB. Bentuk
Sediaan: SalapC. Kemasan: PotVII. OrganoleptisA. Wujud: Semisolid
(Salap/ointment)B. Warna: KuningC. Aroma: Bau khas basisVIII.
Dataa. Uji ViskositasA. Formula 1
ReplikasiNo. SpindelViskositas
1115
2111
3110
Rata Rata-12
SD =
SD=
=
=
=
= 2,65
CV =
CV = = 22,08%
b. Uji pH
A. Formula 1
ReplikasipH
18
28
39
Rata Rata8,3
SD =
SD=
=
= 0,579
CV =
CV =
= 6,9 %
c. Uji Daya Sebar
A. Formula 1 Replikasi 1
Beband1d2d3d4daya sebar1daya sebar2daya sebar3daya
sebar4rata-rata daya sebar
Tanpa beban5.05.14.95.0 19.63 20.42 18.85 19.63 19.63
50 g5.15.15.05.0 20.42 20.42 19.63 19.63 20.02
100 g5.35.25.25.1 22.05 21.23 21.23 20.42 21.23
200 g5.55.55.45.323.75 23.7522.8922.0523.11
300 g5.85.85.75.626.4126.4125.5024.6225.74
500 g6.16.26.05.929.2130.1828.2627.3328.75
* Bobot Kaca = 161 gB. Formula 1 Replikasi 2
Beband1d2d3d4daya sebar1daya sebar2daya sebar3daya
sebar4rata-rata daya sebar
Tanpa beban5.14.85.15.020.4218.0920.4219.6319.64
50 g5.15.15.25.0 20.42 20.42 21.23 19.63 20.43
100 g5.35.25.45.2 22.05 21.23 22.89 21.23 21.85
200 g5.55.45.55.323.75 22.8923.7522.0523.11
300 g5.85.75.75.626.4125.5025.5024.6225.51
500 g6.26.26.16.030.1830.1829.2128.2629.46
* Bobot Kaca = 161 g
C. Formula 1 Replikasi 3
Beband1d2d3d4daya sebar1daya sebar2daya sebar3daya
sebar4rata-rata daya sebar
Tanpa beban5.15.15.25.0 20.42 20.42 21.23 19.63 20.43
50 g5.25.25.35.2 21.23 21.23 22.89 22.05 21.85
100 g5.35.25.45.4 22.05 21.23 22.89 22.89 22.27
200 g5.65.45.65.524.62 22.8924.6223.7523.97
300 g5.95.75.95.927.3325.5027.3327.3326.87
500 g6.36.06.26.031.1228.2630.1828.2629.46
* Bobot Kaca = 161 g
IX. Pemeriksaan PenandaanA. Nama Produk: Basis Salap/OintmentB.
Volume: 150 mgC. Komposisi: Veegum, Metilparaben, Propilparaben,
Trietanolamin, Propilen Glikol : AirD. Cara Penyimpanan: Terhindar
dari cahaya matahari langsung, simpan di tempat yang terjaga
kelembabannyaE. No. Registrasi: DBL 131235566 22A1F. No. Batch:
998799G. Tanggal Kadaluarsa: 04-09-2016H. Nama Pabrik: A4I. Alamat
Pabrik: Jalan Kaliurang Km 15 JogjakartaX. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan basis salap.
Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mampu membuat kajian
literatur sediaan basis salap dan mampu melakukan percobaan
pembuatan basis salap beserta evaluasinya. Salep (unguenta,
unguentum, ointment) adalah sediaan setengah padat yang mudah
dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus larut
atau terdispersi secara homogen dalam dasar salep yang cocok(7).
Persyaratan salep adalah pemeriannya tidak boleh berbau tengik .
Kadar kecuali dinyatakan lain dan untuk salep yang mengandung obat
keras atau narkotik, kadar bahan obat adalah 10%. Dasar salep,
kualitas dasar salep yang baik, yaitu stabil, tidak terpengaruh
oleh suhu dan kelembapan, dan harus bebas dari inkompatibilitas
selama pemakaian; lunak, harus halus, dan homogeny; mudah dipakai;
dasar salep yang cocok; serta dapat terditribusi secara merata.
Homogenitas nya jika salep dioleskan pada sekeping kaca atau bahan
transparan lain yang cocok, harus menunjukkan susunan yang homogen.
Kemudian penandaan pada etiket harus tertera obat luar(7).
Formulasi yang digunakan dalam pembuatan ointment ini yaitu yang
pertama Adeps lanae, White petrolatum, paraffin cair, TEA, dan zat
aktif itu sendiri yaitu Sulfasetamid Natrium. Sulfasetamid dibuat
dalam bentuk salep karena zat aktif ini larut dalam 1,3 bagian air
yang berarti sisanya masih dapat larut dalam minyak karena sediaan
salep yang dibuat berbasis minyak. Adeps lanae dan white petrolatum
berfungsi sebagai basis dari minyak, paraffin cair sebagai pelarut
dalam sediaan. Triethanolamin berperan sebagai senyawa pengental
dan pembasa atau agen alkali. Perlakuan masing-masing bahan
dilarutkan terlebih dahulu karena bahan-bahan berwujud semipadat
kecuali paraffin cair berwujud liquid. Pertama basis diletakkan
diatas penangas, ini bertujuan untuk memepercepat perubahan wujud
dari semipadat ke cair. Setelah cair, keduanya dicampurkan sambil
diaduk diatas mortar yang telah dipanaskan untuk mencegah penurunan
suhu secara tiba-tiba. Dimasukkan sulfasetamid dan paraffin cair,
dihomogenkan dengan pengadukan dan dilanjutkan dengan homogenizer
yang bertujuan supaya sediaan lebih homogen.Hasil bentuk dari
sediaan setelah dihomogenkan tidak terlarut secara sempurna, masih
terdapat partikel-partikel yang tidak larut. Hal ini disebabkan
karena zat aktif yang dimasukkan dalam sediaan berbentuk garam
natrium sehingga ia hanya akan larut sempurna dalam air, tetapi
karena ia larut dalam 1,3 bagian air sulfasetamid natrium masih
dapat larut sebagian dalam fase minyak. Pada prosedur kerja yang
telah dilakukan, sulfasetamid tidak dilarutkan lebih dahulu pada
paraffin cair, sehingga menyebabkan kurang larutnya zat aktif pada
sediaan yang dibuat. Penambahan TEA tidak diperlukan untuk sediaan
apabila hanya bertujuan untuk menurunkan pH sediaan. Sebagai
pengental pun tidak terlalu diperlukan karena basis dari ointment
yang dibuat sudah cukup bagus. Pada formulasi sediaan yang dibuat
tidak diberikan pengawet karena sulfasetamid atau zat aktifnya
sudah merupakan zat antibakteri atau antibiotic dan pada sediaan
tidak menggunakan air yang dapat dijadikan sebagai tempat tumbuhnya
mikroba atau bakteri.Dilakukan tiga evaluasi uji, yaitu evaluasi
pH, evaluasi viskositas, dan evaluasi daya sebar. Evaluasi uji pH
menggunakan kertas universal. Hasil SD pada uji pH adalah 0,579.
Hasil tersebut baik karena SD yang baik adalah mendekati
0(8).Kemudian CV yang diperoleh adalah 6,9%. Hasil CV percobaan
tersebut kurang baik , karena CV yang baik adalah kurang dari
2%(8).Evaluasi yang dilakukan lainnya adalah evaluasi viskositas.
Uji ini dilakukan dengan menggunakan viskosimeter rion. Hasil SD
pada uji viskositas adalah 2.65. Berarti hasil tersebut buruk
karena SD yang baik adalah mendekati 0(8).Kemudian CV yang
diperoleh adalah 22,08%. Hasil CV percobaan tersebut buruk, karena
CV yang bagus adalah kurang dari 2% (buku kimia analisis).Evaluasi
selanjutnya adalah uji daya sebar. Uji daya sebar dilakukan dengan
mengambil sedikit sediaan ointment, kemudian ditutup dengan kaca,
kemudian dihitung daya sebarnya. Setelah itu diberi beban 50 g, 100
g, 200 g, 300 g, dan 500 g. Hasil paling kecil rata-rata daya sebar
adalah 19,63 dan hasil paling besar rata-rata daya sebar adalah
29,46.
XI. Kesimpulan
Hasil dari percobaan pembuatan Ointment berbasis veegum yaitu
bentuk sediaan cukup baik hanya sedikit telalu encer ditunjukkan
dengan uji viskositas yang bernilai sangat rendah dan rentang pH
kurang sesuai dengan yang diharapkan yaitu antara 5 6 sedangkan
sediaan percobaan yaitu pH rata-rata 8,3.
XII. Daftar Pustaka
1. Agoes, G., 2008, Pengembangan Sediaan Farmasi, Penerbit ITB,
Bandung, 171.2. Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 33.3. Lachman,
L., Lieberman, H.A., Kanig, J.L., 1994, Teori dan Praktek Farmasi
Industri, UI-Press, Jakarta, 1091,1095.4. Voigt, R., 1995, Buku
Pelajaran Teknologi Farmasi, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta, 311-313.5. Sheng, JJ., 2009, R.C., Sheskey, P.J.,
Quinn, M.E., Handbook Pharmaceutical of excipients sixth edition,
Phamarceutical Press, America, 445-446.6. Niazi,S.K., 2009,Handbook
of Pharmaceutical Manufacturing Formulations Second Edition Vol 4,
Informa Healthcare, USA, 197.