PEMBAHASAN
1. Sebutkan penyakit-penyakit pada Sistem Endokrin yang memiliki
gejala Polifagia, Polidipsi, dan Poliuria ?
Diabetes MelitusDiabetes Melitus memiliki ketiga gejala
tersebut. Diabetes Melitus merupakan suatu kelompok penyakit
metabolic dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena
kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.
Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan dengan kerusakan
jangka panjang, disfungsi atau kegagalan beberapa organ tubuh,
terutama mata, ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah.Diabetes
InsipidusDiabetes insipidus adalah suatu penyakit yang jarang
ditemukan. Penyakit ini diakibatkan oleh berbagai penyebab yang
dapat menganggu mekanisme neurohypophyseal-renal reflex sehingga
mengakibatkan kegagalan tubuh dalam mengkonversi air. Kebanyakan
kasus-kasus pernah ditemui merupakan kasus idiopatik yang dapat
bermanifestasi pada berbagai tingkatan umur dan jenis
kelaminHipertiroidTirotoksikosis adalah keadaan hipermetabolik yang
disebabkan oleh meningkatnya T3 dan T4 bebas, karena terutama
disebabkan hiperfungsi kelenjar tiroid, maka tirotoksikosis sering
disebut dengan hipertiroidisme. Namun pada keadaan tertentu
peningkatan tersebut berkaitan dengan pengeluaran berlebihan hormon
tiroid yang sudah jadi (misal, pada tiroiditis) atau yang berasal
dari sumber di luar tiroid, dan bukan karena hiperfungsi jaringan.
Oleh karena itu, sebenarnya hipertiroidisme hanyalah salah satu
(walaupun yang tersering) kategori tirotoksikosis.Sindrom
ChusingPenyakit Cushing disebabkan oleh hiperplasia dari kelenjar
pituitari. Kelenjar ini terletak di dasar otak. Orang dengan
penyakit Cushing ACTH memiliki terlalu banyak. ACTH merangsang
produksi dan pelepasan kortisol, hormon stres. ACTH terlalu banyak
berarti kortisol terlalu banyak. Kortisol biasanya dilepaskan
selama situasi stres. Ini mengontrol penggunaan tubuh dari
karbohidrat, lemak, dan protein dan juga membantu mengurangi respon
sistem kekebalan tubuh terhadap pembengkakan (inflamasi).
1. Jelaskan anatomi, histologi, patohistologi, dalam sistem
endokrin !
Anatomi Sistem EndokrinKelenjar Endokrin :1. Kelenjar endokrin
atau kelenjar yang tidak mempunyai saluran keluar ( ductus
exretorius) adalah kelenjar yang mengirim hasil sekresinya langsung
ke dalam darah yang beredar dalam jaringan dan menyekresi zat kimia
yang disebut hormon. Hormon adalah zat yang dilepaskan ke dalam
aliran darah dari suatu kelenjar atau organ yang mempengaruhi
kegiatan di dalam sel. Meliputi : Mempengaruhi pertumbuhan,
metabolisme, reproduksi dll
1. Adapun fungsi kelenjar endokrin adalah sebagai berikut :1.
Menghasilkan hormon yang dialirkan kedalam darah yang yang
diperlukan oleh jaringan tubuh tertentu.2. Mengontrol aktivitas
kelenjar tubuh3. Merangsang aktivitas kelenjar tubuh4. Merangsang
pertumbuhan jaringan5. Mengatur metabolisme, oksidasi, meningkatkan
absorbsi glukosa pada usus halus6. Memengaruhi metabolisme lemak,
protein, hidrat arang, vitamin, mineral, dan air.
Histologi Sistem EndokrinHormon merupakan molekul mediator yang
dikeluarkan oleh salah satu bagian tubuh (sel pensinyal) tetapi
mengatur aktivitas sel pada bagian tubuh lainnya (sel target).
Hormone tersebut dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Oleh karena
itu, hormone akan memasuki cairan interstisial untuk selanjutnya
berdifusi ke dalam pembuluh darah.Sebagian besar hormone endokrin
adalah hormone yang bersirkulasi melalui aliran darah untuk
mencapai sel target yang jauh. Beberapa lainnya bekerja secara
local dan disebut sebagai :1. Sekresi parakrin ketika bekerja
mempengaruhi sel yang berdekatan, contoh ketika gastrin dihasilkan
oleh sel G dan mencapai sel target di fundus.1. Sekresi jukstakrin
ketika molekul sinyal berada di permukaan sel penyekresi atau
matriks ekstraseluler dan baru mempengaruhi sel lainnya ketika
berkontak. Fungsi dari pensinyalan dengan cara ini penting untuk
pensinyalan perkembangan jaringan.1. Sekresi autokrin ketika
molekul sinyal bekerja pada sel pensinyal itu sendiri, contoh IGF
(insulin growth factor) yang bekerja pada sel penghasilnya itu
sendiri.
Kelenjar endokrin di dalam tubuh manusia terdiri dari kelenjar
pituitary (hipofisis), tiroid, paratiroid, adrenal dan pineal.
Selain kelenjar endokrin, terdapat pula sel pada organ atau
jaringan yang menghasilkan hormone yaitu hipotalamus, timus,
pancreas, ovarium, testis, ginjal, lambung, hati, usus halus,
jantung dan kelenjar adiposa.
Dalam Tubuh Manusia Ada Tujuh Kelenjar Endokrin yang Penting,
Yaitu :
1. Thyroid Gland (Kelenjar Tioroid )1. Kelenjar endokrin yg
terdiri dari dua buah Lobus yg simetris 1. Berbentuk konus, cranial
kecil dan caudal besar 1. Antara ke-2 lobus dihubungkan dengan
isthmus dari tepi superior isthmus berkembang ke cranial lobus
pyramidalis yg dapat mencapai os. Hyoideum yang setiap lobusnya
berukuran 5 cm dan dibungkus oleh true capsula ( fascia propria )1.
Kelenjar ini terdapat di bawah jakun di depan trakea1. Kelenjar
tiroid menghasilkan hormon tiroksin dan Hormon tiroksin berfungsi
untuk mempengaruhi metabolisme sel tubuh dan pengaturan suhu
tubuh.Histologi Kelenjar TiroidBerbentuk kupu-kupu dan terletak di
servikal tepatnya di anterior laring. Kelenjar ini berasal dari
endoderm usus depan berdekatan dengan bakal lidah. Lobus lateral
kanan dan kiri dihubngkan oleh isthmus yang terletak di anterior
trakea. Terkadang, lobus piramidalis yang berukuran kecil dapat
menonjol ke atas dari isthmus. Berat normal tiroid adalah 30 g dan
kaya vaskularisasi dengan suplai darah 80-120 ml per menit.Hormone
yang dihasilkan adalah tirosin (T4) dan triiodotironin (T3) yang
berperan penting dalam pertumbuhan, diferensiasi sel, control laju
metabolisme basal, dan konsumsi oksigen. Selain itu, hormone ini
berperan pula dalam metabolism lipid, karbohidrat, dan protein.
Secara mikroskopik, parenkim tiroid disusun oleh struktur
epithelial berbentuk lingkaran yang disebut folikel tiroid. Setiap
folikel berisi koloid yang terdiri dari glikoprotein tiroglobulin,
precursor untuk hormone yang aktif. Kelenjar tiroid merupakan
satu-satunya kelenjar dengan simpanan terbanyak. Pada manusia,
simpanan tersebut cukup untuk digunakan lebih dari tiga bulan tanpa
adanya sintesis yang baru.Bentuk sel folikular yang gepeng dan
lumen penuh berisi koloid menandakan bahwa kelenjar inaktif.
Sebaliknya, jika sel folikular berbentuk kuboid dan lumen kososng
maka kelenjar aktif. Selain itu, sel folikular memiliki inti yang
bulat dengan daerah basal yang kaya dengan reticulum endoplasma
kasar dan apical (yang menghadap ke lumen), terdapat kompleks Golgi
dan granul sekretorik berisi koloid.
2. Glandula Parathyroidea 1. Merupakan 4 buah benjolan kecil
yang terletak pada permukaan dorsal ujung-ujung gld, thyroidea. 1.
Mempunyai kapsul sendiri dan berada di dalam capsula gld.
Parathyroidea 1. Berasal dari kantong brankhial 1. Pada orang
dewasa kel. Ini berupa tonjolan bersimpai, berwarna kuning coklat
berbentuk ovoid1. Paratiroid menempel pada kelenjar tiroid1.
Kelenjar ini menghasilkan parathormon.dan Parathormon berfungsi
mengatur kandungan fosfor dan kalsium dalam darah.
Histologi Kelenjar ParatiroidEmpat buah kelenjar dengan berat
total 0,4 g terletak di belakang kelenjar tiroid. Kelenjar ini
berasal dari endoderm tepatnya kantung faringeal ke-3 (kelenjar
superior) dan ke-4 (kelenjar inferior).Selain sel folikular,
terdapat sel parafolikular yang berasal dari krista neuralis yang
berukuran lebih besar dan terpulas lebih pucat. Di samping itu, sel
ini lebih sedikit mengandung reticulum endoplasmic kasar dan granul
hormone polipeptida. Sel tipe ini menghasilkan kalsitonin yang
menghambat resorpsi tulang oleh osteoklas.Dua jenis sel yang
menyusun kelenjar paratiroid adalah :1. Sel principal (chief cells)
: jumlahnya banyak, berbentuk polygonal kecil dengan inti bulat,
sitoplasma sedikit, dan pucat. Sel ini menghasilkan PTH
(parathyroid hormone) yang mengatur kadar kalsium, magnesium, dan
fosfat.1. Sel oksifil : terkadang dijumpai dalam jumlah sedikit,
berukuran lebih besar dengan sitoplasma asidofilik dan bentuk
mitokondria abnormal. Beberapa sel oksifil menunjukkan kadar PTH
yang rendah.
3. Thymus 1. Berasal dari endoderm, yaitu celah brachial ke-3
dan ke-4, kelenjar ini membesar perlahan-lahan sampai membesar pada
masa pubertas. Lalu akan mengalami atrofi sehingga waktu dewasa
menghilang dan hanya tersisa berupa jaringan ikat lemak dan jika
jaringan ikat lemak ini menetap bisa terjadi misal pada
hyperthyroidisme atau pada penyakit Addison disease.1. Terletak di
sepanjang rongga trachea di rongga dada bagian atas.1. Timus
membesar sewaktu pubertas dan mengacil setelah dewasa.1. Kelenjar
ini merupakan kelenjar penimbunan hormon somatotrof atau hormon
pertumbuhan dan setelah dewasa tidak berfungsi lagi.1. Menghasilkan
timosin yang berfungsi untuk merangsang limfosit
4. Pineal Gland1. Berupa kel. yang kecil sekali terletak pd
bagian belakang ventrikel tertius. Kelenjar ini terdiri dari stroma
jar. Ikat 1. Menghasilkan salah satu hormon melatonin yg berasal
dari serotonin, mempunyai efek antagonis terhadap
melanocyt-stimulating hormon ( msh). Juga menghasilkan bahan yg
menghambat fungsi gonade 1. Hyperfungsi pineal berhubungan dengan
pubertas yg terlambat dan hypofungsi dg pubertas yg terlalu cepat
(precox)1. Beberapa tumor kel pineal dpt menimbulkan perubahan-2
dalam pematangan seksual dan kelainan dalam tingkah laku
seksual.
Histologi Badan PinealDisebut pula epifisis serebri dan berasal
dari neuroektoderm di bagian atap di ensefalon. Kelenjar ini
berbentuk biji pinus, berat 150 g, dan terletak di dekat ventrikel
3. Ciri khas dari kelenjar ini adalah adanya corpora arenacea yang
terbentuk dari matriks kalsifikasi (dari garam kalsium dan
magnesium).Terdiri dari dua jenis sel yaitu :1. Pinealosit :
basofilik, berukuran besar, inti regular, banyak mitokondria. Sel
ini menghasilkan melatonin yang berfungsi menciptakan irama
sikardian, antioksidan, dan mengatur onset pubertas serta
kematangan seksual.1. Astroglia : memiliki prosesus sitoplasmik
yang panjang, ditemukan pada area perivaskuler, dan diantara
pinealosit. 1. glukosa ke dalam sel, meningkatkan glikogenesis,
meningkatkan lipogenesis, dan sintesis protein.1. Sel delta :
menghasilkan somatostatin dan letaknya tersebar. Fungsi hormone ini
adalah menghambat sekresi insulin dan glucagon serta absorpsi
nutrient.1. Sel F : menghasilkan polipeptida pancreas yang
berfungsi menghambat sekresi somatostatin, kontraksi kandung
empedu, dan sekresi dari enzim pancreas.
5. Hipofise Gland1. Lobus anterior berasal dari evaginasi atap
kantong rathke.1. Evaginasi ini bersatu dg suatu tonjolan yg
berasal dari dasar ventrikel tertius yg membentuk lobus posterior1.
Pars intermedia di bentuk oleh bagian posterior kantong rathke. 1.
Lobus posterior tetap mempertahankan hubungan dg ventrikel tertius
atau hypothalamus1. Terletak pada dasar otak besar.1. Menghasilkan
bermacam-macam hormon yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya. Oleh
karena itu kelenjar hipofisis disebut master gland.1. Kelenjar
hipofisis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian anterior, bagian
tengah, dan bagian posterior.
Histologi Kelenjar Pituitary (Hipofisis)Terletak dibawah otak
dalam rongga resesus sphenoid, tepatnya di sella turcica. Berbentuk
seperti kacang polong dengan panjang 1-1,5 cm dan berat 0,5 g pada
orang dewasa. Kelenjar ini dikenal sebagai master gland meskipun
belakangan diketahui bahwa kelenjar ini bekerja di bawah pengaruh
hipotalamus. Hipotalamus pula yang menghubungkan antara ystem saraf
dan endokrin. Keduanya terhubung melalui struktur seperti tangkai
yaitu infundibulum dan membentuk system portal
hipotalamo-hipofisis. Suplai darah berasal dari arteri carotid
interna yang kemudian bercabang menjadi arteri hipofisis superior
(memperdarahi eminens mediana dan tangkai infundibular) dan arteri
hipofisis inferior (memperdarahi terutama neurohipofisis).Kelenjar
pituitary terdiri dari 2 bagian yaitu :A.1. Kelenjar Hipofisis
Anterior (adenohipofisis, 75% dari berat total kelenjar)Berasal
dari ectoderm atap mulut primitive dan tumbuh secara kranial
membentuk kantung Rathke. Selanjtunya, kantung ini berkonstriksi
sehingga terpisah dari faring.
A.2. Kelenjar Hipofisis Posterior (neurohipofisis)Neurohipofisis
berasal dari tunas yang tumbuh dari dasar di ensefalon. Oleh karena
itu, mengandung 100.000 akson tidak bermielin (dari neuron
sekretorik) yang terletak nucleus supraoptikus dan nucleus
paraventrikularis hipotalamus. Neurohipofisis terdiri dari pars
nervosa (tidak mengandung sel sekretorik) dan tangkai infundibular.
Selain akson, terdapat pula sel glia bercabang yang disebut
pituisit dengan jumlah sel yang terbanyak.
Adapun hormone yang dihasilkan adalah :1. ADH (antidiuretic
hormone/vasopressin) oleh nucleus supraoptikus : menurunkan
produksi urin dengan cara meningkatkan permeabilitas duktus
koligens terhadap air.1. Oksitosin oleh nucleus paraventrikularis :
meningkatkan kontraksi uterus ketika melahirkan dan menstimulasi
pengeluaran air susu.Setelah dihasilkan di hipotalamus, kedua
hormone ini akan ditransportasikan ke pars nervosa dan terakumulasi
di badan Herring (badan neurosekretorik) yang bersifat granul
eosinofilik. Di permukaan granul tersebut terdapat protein pembawa
yang disebut neurophysin I dan II. Nantinya, impuls saraf akan
merangsang pengeluaran peptide dari badan Herring sehingga beredar
di dalam aliran darah.6. Pancreas Gland 1. Merupakan kelenjar
exocrine dan endocrine yg sedikit mengandung jar. Ikat. Terdiri
dari caput, corpus dan cauda pancreatic dan terletak pada bagian
concaf dari duodenum, antara caput dan corpus terdapat collum
pancreatic sebelah dorsal collum terletak vena portae1. Pancreas
ditutupi oleh peritonium (retroperitoneal) 1. Saluran keluar
kelenjar dimulai dari cauda pancreatis, berjalan di bagian cranial
disebut ductus pancreaticus wirsungi . Kadang-kadang terdapat
ductus pancreaticus accessorius santorini yg berada disebelah
cranial ductus wirsungi 1. Menghasilkan hormon insulin dan Hormon
insulin ini berfungsi mengatur konsentrasi glukosa dalam darah.
Kelebihan glukosa akan dibawa ke sel hati dan selanjutnya akan
dirombak menjadi glikogen untuk disimpan. dan Kekurangan hormon ini
akan menyebabkan penyakit diabetes.
Histologi PulauBerbentuk telur yang berasal dari endoderm yang
berada dekat dengan duktus biliaris dan terdiri dari ratusan pulau.
Tiap pulau disusun oleh sel polygonal atau bulat, lebih kecil, dan
pucat dibandingkan sel asinar di sekelilingnya. Pulau Langerhans
dillihat secara imunohistokimia terdiri dari :1. Sel alfa :
menghasilkan glucagon dan biasanya berada di pinggir pulau. Fungsi
glucagon adalah memecah glikogen di hati.1. Sel beta : menghasilkan
insulin dan terletak di bagian tengah pulau. Fungsi insulin adalah
mempercepat transport
7. Supradrenal Gland1. Kel. Ini tidak termasuk sistem
uropoetica, melainkan bagian dari sistem endokrin. Beratnya
mencapai 3-6 gram. Terletak pd puncak extremitas superior ren,
tepatnya bagian ventro-superio-media1. Yang dextra berbentuk
pyramid, berada disebelah ventral diaphragma thoracis.1. Kelenjar
ini berbentuk bola, menempel pada bagian atas ginjal. Pada setiap
ginjal terdapat satu kelenjar suprarenal dan dibagi atas dua
bagian, yaitu bagian luar (korteks) dan bagian tengah (medula).1.
Menghasilkan hormon Adrenalin.1. Terletak di kutub atas ginjal
berbentuk bulan sabit pipih dengan panjang 4-6 cm dan lebar 1-2 cm.
Berat keduanya adalah 8 g. Tiap kelenjar ditutup oleh kapsula
jaringan ikat yang padat dan bagian stroma kaya akan serat
retikularis yang mendukung sel sekretorik.
1. Jelaskan fisiologi dari sistem endokrin !
Fisiologi Hormon
Hormon adalah zat yang dilepaskan ke dalam aliran darah dari
suatu kelenjar atau organ, yang mempengaruhi kegiatan di dalam
sel-sel. Sebagian besar hormon merupakan protein yang terdiri dari
rantai asam amino dengan panjang yang berbeda-beda. Sisanya
merupakan steroid, yaitu zat lemak yang merupakan derivat dari
kolesterol. Hormon dalam jumlah yang sangat kecil bisa memicu
respon tubuh yang sangat luas.
Hormon terikat kepada reseptor di permukaan sel atau di dalam
sel. Ikatan antara hormon dan reseptor akan mempercepat,
memperlambat atau merubah fungsi sel. Pada akhirnya hormon
mengendalikan fungsi dari organ secara keseluruhan:1. Hormon
mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan, perkembangbiakan dan
ciri-ciri seksual1. Hormon mempengaruhi cara tubuh dalam
menggunakan dan menyimpan energy1. Hormon juga mengendalikan volume
cairan dan kadar air dan garam di dalam darah.
Beberapa hormon hanya mempengaruhi 1 atau 2 organ, sedangkan
hormon yang lainnya mempengaruhi seluruh tubuh. Misalnya, TSH
dihasilkan oleh kelenjar hipofisa dan hanya mempengaruhi kelenjar
tiroid. Sedangkan hormon tiroid dihasilkan oleh kelenjar tiroid,
tetapi hormon ini mempengaruhi sel-sel di seluruh tubuh. Insulin
dihasilkan oleh sel-sel pulau pankreas dan mempengaruhi metabolisme
gula, protein serta lemak di seluruh tubuh.
Pengendalian Endokrin
Jika kelenjar endokrin mengalami kelainan fungsi, maka kadar
hormon di dalam darah bisa menjadi tinggi atau rendah, sehingga
mengganggu fungsi tubuh. Untuk mengendalikan fungsi endokrin, maka
pelepasan setiap hormon harus diatur dalam batas-batas yang tepat.
Tubuh perlu merasakan dari waktu ke waktu apakah diperlukan lebih
banyak atau lebih sedikit hormon.
Hipotalamus dan kelenjar hipofisa melepaskan hormonnya jika
mereka merasakan bahwa kadar hormon lainnya yang mereka kontrol
terlalu tinggi atau terlalu rendah. Hormon hipofisa lalu masuk ke
dalam aliran darah untuk merangsang aktivitas di kelenjar target.
Jika kadar hormon kelenjar target dalam darah mencukupi, maka
hipotalamus dan kelenjar hipofisa mengetahui bahwa tidak diperlukan
perangsangan lagi dan mereka berhenti melepaskan hormon.
Sistem umpan balik ini mengatur semua kelenjar yang berada
dibawah kendali hipofisa. Hormon tertentu yang berada dibawah
kendali hipofisa memiliki fungsi yang memiliki jadwal tertentu.
Misalnya, suatu siklus menstruasi wanita melibatkan peningkatan
sekresi LH dan FSH oleh kelenjar hipofisa setiap bulannya. Hormon
estrogen dan progesteron pada indung telur juga kadarnya mengalami
turun-naik setiap bulannya. Mekanisme pasti dari pengendalian oleh
hipotalamus dan hipofisa terhadap bioritmik ini masih belum dapat
dimengerti. Tetapi jelas terlihat bahwa organ memberikan respon
terhadap semacam jam biologis.
Faktor-faktor lainnya juga merangsang pembentukan hormon.
Prolaktin (hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofisa)
menyebabkan kelenjar susu di payudara menghasilkan susu. Isapan
bayi pada puting susu merangsang hipofisa untuk menghasilkan lebih
banyak prolaktin. Isapan bayi juga meningkatkan pelepasan oksitosin
yang menyebabkan mengkerutnya saluran susu sehingga susu bisa
dialirkan ke mulut bayi.
Kelenjar semacam pulau pakreas dan kelenjar paratiroid, tidak
berada dibawah kendali hipofisa. Mereka memiliki sistem sendiri
untuk merasakan apakah tubuh memerlukan lebih banyak atau lebih
sedikit hormon. Misalnya kadar insulin meningkat segera setelah
makan karena tubuh harus mengolah gula dari makanan. Jika kadar
insulin terlalu tinggi, kadar gula darah akan turun sampai sangat
rendah1. Jelaskan substansi biokimia hormon yang terlibat pada
sistem endokrin !.
Fisiologi dan substansi biokimia endokrin dari hormone yang
terlibat dalam penyakit dengan gejala bayak kencing dan banyak
minum !Metabolisme karbohidrat1. Glikolisis : oksidasi glukosa
untuk energy.1. Glikogenesis : sintesis glikogen dari glukosa.1.
Glikogenolisis : perubahan glikogen menjadi glukosa.1.
Glukoneogenesis : perubahan glukosa dari zat non karbohidrat.1. HMP
SHUNT : menghasilkan NADPH dan ribose sebagai reduksi, tidak
terjadi stress oksidatif.
Piruvat (erobik)Laktat (anerobik)
Berlangsung di semua sel dan memiliki mitondriaBerlangsung di
sel-sel yang tidak memliki mitondria seperti eritrosit dan sel otot
putih (tipe 2) atau anoksia (infark miokard)
Memerlukan OksigenTidak memerlukan oksigen
Menggunakan NAD+ sebagai oksidator dimana NAD+ tereduksi menjadi
NADH dan NADH dioksidasi kembali menjadi NAD+ melalui rantai
pernapasan di mitokondriaMenggunakan NAD+
Pada oksidasi NADH menjadi NAD+ akan terbentuk 3 ATP per NADH
yang di oksidasi.NADH yang terbentuk tidak dapat direoksidasi
melalui rantai pernapasan, tetapi melalui reduksi piruvat menjadi
laktat pada saat yang sama NADH teroksidasi menjadi NAD+.
Glikolisis merupakan penghasil energi. Glikolisis merupakan
oksidasi glukosa menjadihormon yang terkait dalam scenario adalah
hormone insulin. Hormon insulin diproduksi oleh kalenjar pankreas.
Dalamkalenjar pankreasmengandung kurang lebih 100.000 pulau
Langerhans dan setiap pulau mengandung 100 sel beta.Oleh sel
beta-lahhormon insulin diproduksi, dimana sel beta dapat
diibaratkan sebagai anak kunci yang dapat membuka pintu masuknya
glukosa ke dalam sel. Untuk kemudian di dalam sel, glukosa tersebut
dimetabolisasikan menjadi tenaga energi.Jika hormon insulin tidak
ada, maka glukosa tak dapat masuk ke sel dengan akibat glukosa akan
tetap berada di dalam pembuluh darah yang artinya kadar glukosa di
dalam darah meningkat. Sebaliknya, disamping sel beta, terdapat
juga sel alfa yang memiliki fungsi memproduksi glukagon yang
bekerja sebaliknya dari hormon insulin, yakni meningkatkan kadar
glukosa darah.Pada penyakit diabetes mellitus tipe 1 adalah
penyakit auto imun yang ditentukan secara genetik dengan
gejala-gejala yang pada akhirnya menuju proses bertahap
pengerusakan imunologik sel-sel yang memproduksi insulin. Individu
yang peka secara genetic tampaknya memberikan respon terhadap
kejadian-kejadian pemicu yang diduga berupa infeksi virus, dengn
memproduksi autoantibody terhadap sel-sel beta, yang akan
berkurangnya sekresi insulin yang di rangsang oleh glukosa. Jika
terjadi kelainan, fungsi limfosit T yang terganggu akan berperan
dalam pathogenesis perusakan sel-sel pulau langerhands yang
ditujukan terhadap komponen antigenic tertentu dari sel beta.
Kejadian pemicu yang memicu proses autoimun pada individu yang peka
secara genetic berupa infeksi virus coxsackie B4 atau gondongan
atau virus lain.Di kelenjar hipofisis hormone TRH merangsang TSH
dan mempengaruhi kerja tiroksin di kelenjar thyroid untuk
menghasilkan T3 dan T4. Yang terjadi dalam tubuh tiroksin normal
tetapi merasa mengalami kekurangan dalam memproduksi T3 dan T4
sehingga TRH dan TSH terangsang terus untuk meningkatkan kerjanya
yang selanjutnya mengalami hipertrofi pada tiroksin yang
mengakibatkan tyroid mengalami hiperttiroid.
1. Jelaskan patomekanisme gejala-gejala pada skenario !
POLIURIAPoliuria adalah keadaan di mana volume air kemih dalam
24 jam meningkat melebihi batas normal disebabkan gangguan fungsi
ginjal dalam mengkonsentrasi air kemih. Definisi lain adalah volume
air kemih lebih dari 3 liter/hari, biasanya menunjukkan gejala
klinik bila jumlah air kemih antara 4-6 liter/hari. Poliuria
biasanya disertai dengan gejala lain akibat kegagalan ginjal dalam
memekatkan air kemih antara lain rasa haus, dehidrasi, dll.Menurut
Brenner poliuria dibagi 2 macam :1. Poliuria non fisiologis : pada
orang dewasa dengan konsumsi diet Eropa, poliuria didapatkan bila
air kemih lebih dari 3 liter/hari.1. Poliuria berbasis fisiologi :
volume air kemih dibandingkan dengan volume air kemih yang
diharapkan karena rangsangan yang sama, dikatakan poliuri bila
volume air kemih lebih besar dari volume yang
diharapkan.PatofisiologiPoliuria merupakan hasil dari satu dari
empat mekanisme ini : 1. peningkatan cairan yang masuk, 1.
peningkatan GFR (glomerular filtration rate), 1. peningkatan bahan
seperti sodium chlorida dan glukosa yang keluar, dan 1.
ketidakmampuan ginjal untuk mereabsorpsi air di tubulus
distalEtiologi1. cuaca dingin1. intake cairan berlebih1. gangguan
sekresai ADH oleh berbagai sebab (trauma kepala, tumor hipofisis)1.
psikogenik1. gangguan sistem urinariusPenyebab poliuria yang sering
adalah diabetes mellitus, diabetes insipidus sentral (diabetes
insipidus neurogenik, diabetes insipidus kranial atau hipotalamik),
diabetes insipidus nefrogenik (diabetes insipidus renal, diabetes
insipidus resisten ADH), polidipsi primer atau diabetes insipidus
dipsogenik. Diantara berabagai penyebab di atas yang, penyebab yang
paling utama adalah diabetes mellitus dan diabetes insipidus.
Selain itu dalam beberapa keadaan fisiologik dapat meningkatkan
pengeluaran urin misalnya : stress, latihan, dan cuaca panas dengan
minum yang berlebihan.POLYDIPSIEtiologi umum: kekurangan cairan
tubuh secara bermaknaPatomekanisme :Terjadinya polidipsi
berhubungan erat dengan adanya poliuri yang ditemukan pada kasus.
Poliuri (pengeluaran cairan tubuh secara berlebih) mengakibatkan
terjadinya perangsangan pusat haus di hipotalamus yang kemudian
menuntun kita mengkonsumsi air sebanyak-banyaknya untuk menghindari
deplesi air yang berlebih dan membahayakan hidup seseorang.
Pembahasan ini lebih lanjut akan dibahas selanjutnya.Haus dan
mekanismenyaJika terjadi peningkatan osmolalitas plasma terjadi
perangsangan pusat haus.Karena ambang rangsang haus lebih tinggi
dari ambang rangsang AVP, kondisi ini disebut mekanisme
perlindungan dari deplesi yang berlebihan. Haus sebagai reaksi
fisiologisSistem Umpan Balik Osmoreseptor-AdhBila osmolaritas
(konsentari natrium plasma) meningkat diatas normal akibat
kekurangan air , maka sistem umpan balik ini akan bekerja sebagai
berikut :1. peningkatan osmolaritas cairan ekstrasel (yang secara
praktis berarti peningkatan konsentrasi natrium plasma) menyebabkan
sel saraf khusus yang disebut sel osmoreseptor, yang terletak di
hipotalamus anterior dekat nukleus supraoptik, mengkerut.1.
Pengerutan sel osmoreseptor menyebabkan sel tersebut terangsang,
yang akan mengirimkan sinyal saraf ke sel saraf tambahan di nukleus
supraoptik, yang kemudian meneruskan sinyal ini menelusuri
infundibulum hipofisis ke hipofisis posterior.1. potensial aksi
yang disalurkan ke hipofisis posterior akan merangsang pelepasan
ADH, yang disimpan dalam granula sekretorik (atau vesikel) di ujung
saraf.1. ADH memasuki aliran darah dan ditranspor ke ginjal, tempat
ADH meningkatkan permeabilitas air di bagian akhir tubulus distal
dan tubulus koligentes. peningkatan permeabilitas air di segmen
nefron distal menyebabkan peningkatan reabsorsi air dan ekskresi
sejumlah urin yang pekat.Kekurangan air Peningkatan Osmolaritas
ekstraselPenurunan H2O yang dieksresiPeningkatan Permeabilitas
tubulus distal, duktus koligentes terhadap airPeningkatan
Reabsorbsi H2OPeningkatan Sekresi ADHPeningkatan ADH plasma
Peranan Rasa Haus dalam Mengatur Osmolaritas Cairan Ekstrasel
dan Konsentrasi NatriumGinjal meminimalkan kehilangan cairan selama
terjadi kekurangan air, melalui sistem umpan balik osmoreseptor
ADH. Akan tetapi, asupan cairan yang adekuat diperlukan untuk
mengimbangi kehilangan cairan yang terjadi melalui keringat dan
nafas serta melalui pencernaan. Asupan cairan diatur oleh mekanisme
rasa haus, yang bersama dengan mekanisme osmoreseptor ADH,
mempertahankan kontrol osmolaritas cairan ekstrasel dan konsentrasi
natrium secara tepat. Banyak faktor yang sama yang merangsang
sekresi ADH juga akan meningkatkan rasa haus, yang akan
didefinisikan sebagai keinginan sadar terhadap air. Pusat Rasa Haus
di Sistem Saraf PusatTerdapat suatu daerah kecil yang terletak
anterolateral dari nucleus peroptik, yang bila distimulasi secara
listrik, menyebabkan kegiatan minum dengan segera dan berlanjut
selama rangsangan berlangsung. Semua daerah ini bersama-sama
disebut pusat rasa haus. Neuron-neuron dipusat rasa haus memberi
respons terhadap penyuntikan larutan garam hipertonik dengan cara
merangsang perilaku minum. Sel-sel ini hampir berfungsi sebagai
osmoreseptor untuk mengaktivasi mekanisme rasa haus, dengan cara
yang sama saat osmoreseptor merangsang pelepasan ADH.Peningkatan
osmolaritas cairan serebrospinal di ventrikel ketiga memberi
pengaruh yang pada dasarnya sama, yaitu menimbulkan keinginan untuk
minum. Organum vasculosum lamina terminalis yang terletak tepat
dibawah permukaan ventrikel pada ujung inferior daerah AV3V,
agaknya ikut diperantarai respons tersebut.Stimulus terhadap rasa
hausSalah satu yang terpenting adalah peningkatan osmolaritas
cairan ekstrasel, yang menyebabkan dehidrasi intrasel di pusat rasa
haus, yang akan merangsang sensasi rasa haus. Kegunaan respons ini
sangat jelas; membantu mengencerkan cairan ekstrasel dan
mengembalikan osmolaritas ke dalam normal. Penurunan volume cairan
ekstrasel dari tekanan arteri juga merangsang rasa haus melalui
suatu jalur yang tidak bergantung pada jalur yang distimulasi oleh
peningkatan osmolaritas plasma. Jadi, kehilangan volume darah
melalui pendarahan akan merangsang rasa haus walaupun mungkin tidak
terjadi perubahan osmolaritas plasma. Hal ini mungkin terjadi
akibat input netral dari baroreseptor kardiopulmonal dan
baroreseptor . Stimulus rasa haus yang ketiga yang penting adalah
angiotensin II. Penelitian terhadap binatang telah menunjukkan
bahwa angiotensin II bekerja pada organ subfornikal dan pada
organus vaskulosum lamina terminalis. Karena angiotensin II juga
distimulasi oleh faktor-faktor yang berhubungan dengan hipovolemia
dan tekanan darah rendah, pengaruhnya pada rasa haus membantu
memulihkan volume darah dan tekanan darah kembali normal, bersama
dengan kerja lain dari angiotensin II pada ginjal untuk menurunkan
eksresi cairan.Kekeringan pada mulut dan membran mukosa esofagus
dapat mendatangkan sensasi rasa haus. Akibatnya seseorang yang
kehausan dapat segera melepaskan rasa hausnya setelah ia minum air
walaupun air tersebut belum diabsorbsi dari saluran pencernaan dan
belum memberi efek terhadap osmolaritas cairan ekstrasel.Stimulus
gastrointerstinal dan faring mempengaruhi timbulnya rasa haus.
Contohnya pada binatang yang memiliki pintu oesophagus ke arah
eksterior, sehingga air tidak pernah diabsrobsi ke dalam darah,
kelegaan yang terjadi setelah minum hanya bersifat sebagian,
walaupun kelegaan itu bersifat sementara. Akan tetapi penurunan
sensasi haus melalui mekanisme gastrointestinal atau faringeal
hanya bertahan singkat, keinginan untuk minum hanya dapat dipuaskan
sepenuhnya bila osmolaritas plasma dan/atau volume darah kembali
normal.POLIFAGIA Polifagia berasal dari bahasa Yunani yang terdiri
atas dua suku kata; poli (yang berarti banyak) dan fago (yang
berarti makan). Secara umum, polifagia bisa diartikan sebagai suatu
gejala kelainan sistem metabolisme pada kondisi tertentu dimana
penderitanya mengalami rasa lapar yang berkelanjutan sehingga
menyebabkan dirinya mengkonsumsi makanan secara berlebih. Hal ini
disebabkan menyusutnya kadar kaloridalam tubuh yang dikeluarkan
lewat saluran air kemih dalam jumlah yang cukup besar, sehingga
penderita akan mengalami penurunan berat badan secara drastis.
Akibatnya si penderita akan mengalami rasa lapar yang dahsyat dan
terjadi secara kontinyu (terus menerus) sehingga menuntutnya untuk
lebih sering mengkonsumsi makanan tanpa henti.Jadi kesimpulan dari
Patomekanisme dari gejala di atas adalah :Poliuria pada Diabetes
MelitusKelebihan glukosa pada darah (hiperglikemi) yang melewati
amabang ginjal, ginjal akan membuangkelebihan tersebut melauli urin
atau yang disebut glikosuria. Glikosuria ini akan menyebabkan
dieresis osmotic, karena pengenceran glukosa membutuhkan air, yang
meningkatkan pengeluaran urin.Polidipsia pada Diabetes
MelitusAkibat pemakaian air dalam tubuh untuk pengenceran glukosa
dalam urin pada proses poliuria,akibatnya air di dalam tubh akan
berkurang, sehingga akan menimbulkan efek haus
terhadappenderitanya.Polifagia pada Diabetes Melituskarena glukosa
hilang bersama urin, ditambah glukosa tidak dapat masuk ke dalam
sel maka berat tubuh akan berkurang. Hal ini akanmenyebakan
timbulnya rasa lapar.
1. Adakah hubungan antara gejala utama pada skenario dengan
penurunan berat badan ?
Poliuri : pada penderita DM, insulin tak dapat mengubah glukosa
menjadi glikogen, akibatnya banyak sekali glukosa yang masuk
keginjal dan menyebabkan hiperfiltrasi pada ginjal dan akhirnya
kecepatan filtrasi di ginjal meningkat, sehingga pembuangan
glukosa, natrium dan zat zat pada urine lebih cepat. Hal itulah
yang menyebabkan penderita menjadi lebih sering kencing.Polidipsi :
pada gejala ini, ginjal yang biasanya melakukan proses difusi
berubah menjadi osmosis dikarenakan kadar glukosa yang tinggi dalam
darah. Untuk menyeimbangkannya ginjal mengambil kadar air pada
darah, dan mengakibatkan darah menjadi pekat dan sel menjadi
kekurangan cairan, sehingga merangsang penderita untuk sering
minumPolifagi : glukosa setelah dirubah menjadi glikogen, sebagian
akan disimpan di hati sebagai cadangan energy. Tapi sayangnya pada
penderita DM, hal itu tidak terjadi dikarenakan adanya kerusakan
organ pembuat insulin, atau insulin yang di hasilkan menjadi
sedikit, akhirnya glukosa seperti jadi sia sia karena tidak dapat
menjadi energy untuk sel dalam tubuh, sehingga otak merespon dengan
memberikan sinyal lapar ke pada tubuh dan menyebabkan penderita
menjadi banyak makan.Hubungan dengan berat badan menurun :Ketika
tidak ada glukosa yang diubah menjadi glikogen oleh insulin, tubuh
mulain memecah protein untuk sumber energy alternative. Sehingga
secara otomatis juga akan mempengaruhi penurunan berat badan. Di
samping itu, ginjal yang berusaha menurunkan kadar gula bekerja
keras dan membutuhkan kalori yang lebih banyak dan mengambilnya
dari dalam sel sel tubuh1. Adakah hubungan gejala dengan faktor
jenis kelamin dan usia pada skenario ?
Kasus pada skenario :Wanita 20 tahun, menderita 3p (polouria,
polidipsia, polifagia), adanya penurunan berat badan.Faktor risiko
Wanita :1. Kehamilan1. Abortus1. Menopouse1. Penyakit degeneratif1.
Penyakit infeksi1. Pemakaian obat obatan1. Penyakit keturunan
(genetik)Kesimpulan, ada hubungan usia dan jenis kelamin dengan
keluhan yang diderita, karena adanya faktor risiko yang dapat
mempengaruhi hidup penderia tersebut.
1. Sebutkan nilai-nilai normal pemeriksaan penunjang pada sistem
endokrin !
Pemeriksaan Endokrin :
1. Pemeriksaan Glukosa
TesSampelBukan DM (mg/dl)Belum pasti DM (mg/dl)DM (mg/dl)
GDSPlasma vena< 100110 199 200
Darah kapiler< 9090 199 200
GDPPlasma vena< 100110 125 126
Darah kapiler< 9090 109 110
GD2PPDarah vena< 140140 200> 200
Darah kapiler< 120120 200> 200
1. Tes Toleransi Glukosa OralKriteriaGDP (mg/dl)2 Jam TTGO
(mg/dl)
GDPT 110 serta < 126< 140
TGT< 126 140 serta > 200
DM 126 200
1. Tes HbA1cKriteria pengendalianKriteria A1c (%)
Baik< 6,5
Sedang6,5 8
Buruk> 8
1. Tes urin (Mikroalbuminuria), Nilai rujukan : < 20 mg/L (,
0,02 g/L) atau 30 mg/24 jam ( 0,03 g/24 jam)
1. Tes Tiroid-stimulating hormone
1. T es T 4Nilai Rujukan : 1. Dewas a : 50- 113 ng/L
(4,5mg/dl)1. Anak- anak : diat as 15,0 mg/dl1. Us ila : menurun s
es uai penurunan kadar pro t ein plas ma1. Wanit a hamil, pemberian
ko nt ras eps i o ral : 16,5 mg/dl
1. Tes T3Nilai Rujukan :1. Dewasa : 0,8 2,0 ng/ml (60 118
ng/dl)1. Wanita hamil, pemberian kontrasepsi oral, infant dan anak
anak : meningkat
1. Te s FT4 (Free Thyro xin), Nilai Rujukan : 10 27 pmo l/L
1. Tes FT 3 (Free Triiodotiro nin), Nilai Rujukan : 4,4 9,3 pmo
l/L
1. Tes TSH (Tiroid Stimulating Hormone), Nilai Rujukan : 0,4 5,5
mIU/l
1. T es T SHs (TSH 3rd Generation)Nilai rujukan : 0,4 5,5
mIU/l
1. Jelaskan alur pemeriksaan untuk kasus pada skenario !
ALUR DIAGNOSTIK Diabetes Melitus1. AnamnesisDiabetes melitus
bisa timbul akut berupa ketoasidosis diabetik, koma hiperglikemia,
disertai efek osmotik diuretik dari hiperglikemia (poliuria,
polidipsi, nokturia), efek samping diabetes pada organ akhir (IHD,
retinopati, penyakit vaskular perifer, neuropati perifer), atau
komplikasi akibat meningkatnya keretanan terhadap infeksi (misalnya
ISK, ruam kandiada). Keadaan ini juga bisa ditemukan secara tidak
sengaja saat melakukan pemeriksaan darah atau urin. Maka hal di
atas harus ditanyakan secara lengkap! 1. Riwayat Penyakit
DahuluApakah pasien diketahui mengidap diabetes? Jika ya, bagaimana
manifestasinya dan apa obat yang didapat? Bagaimana pemantauan
untuk kontrol: frekuensi pemeriksaan pemeriksaan urin, tes darah,
HbA1C, buku catatan, kesadaran akan hipoglikemia? Tanyakan mengenai
komplikasi sebelumnya.1. Riwayat masuk rumah sakit karena
hipoglikemia/hipergikemia.1. Penyakit vaskular: iskemia jantung
(MI, angina, CCF), penyakit vaskular perifer (klaudikasio, nyeri
saat beristirahat, ulkus, perawatan kaki, impotensi), neuropati
perifer, neuropati otonom (gejala gastroparesis muntah, kembung,
diare).1. Retinopati, ketajaman penglihatan, terapi laser.1.
Hiperkolesterolemia, hipertrigliserida.1. Disfungsi ginjal
(proteinuria, mikroalbuminuria).1. Hipertensi tetapi.1. Diet/berat
badan/olahraga.
1. Riwayat Pengobatan
1. Apakah pasien sedang menjalani terapi diabetes: diet saja,
obat-obatan hipoglikemia oral, atau insulin? 1. Tanyakan mengenai
obat yang bersifat diabetogenik (misalnya kortikosteroid,
siklosporin)? 1. Tanyakan riwayat merokok atau penggunaan
alkohol?1. Apakah pasien memiliki alergi?
1. Riwayat Keluarga dan Sosial
1. Adakah riwayat diabetes melitus dalam keluarga?1. Apakah
diabetes mempengaruhi kehidupan?1. Siapa yang memberikan suntikan
insulin/tes gula darah, dan sebagainya
(pasangan/pasien/perawat)
1. Faktor Risiko1. Pola makan yang banyak mengandung Karbohidrat
dan Fastfood1. Aktifitas fisik1. Usia1. Obesitas1. Kehamilan1.
Riwayat DM1. Riwayat Kehamilan dengan DM1. Kadar Trigliserin
Tinggi1. Jenis Kelamin1. Ras2. Pemeriksaan FisikDiabetes melitus
merupakan penyakit yang memiliki efek kepada seluruh tubuh. Maka
dalam pemeriksaan fisik harus dialkukan pemeriksaan secara
lengkap.
3. Pemeriksaan Penunjang3.1. Pemeriksaan PenyaringPemeriksaan
penyaring dikerjakan pada kelompok dengan salah satu resiko DM
sebagai berikut:1. Usia > 45 tahun1. Berat badan lebih: BBR >
110% BB idaman atau IMT > 23 kg/m2. 1. Hipertensi (> 140/90
mmHg)1. Riwayat DM dalam keluarga1. Riwayat abortus berulang,
melahirkan bayi cacat atau BB lahir bayi > 4000 gram1.
Kolesterol HDL 35 mg/dl dan atau TG 250 mg/dlPemeriksaan penyaring
berguna untuk menjaring pasien DM, TGT dan GDPT, sehingga dapat
ditentukan langkah yang tepat untuk mereka. Pasien dengan TGT dan
GDPT merupakan tahap sementara menuju DM. setelah 5-10 tahun
kemudian 1/3 kelompok TGT akan berkembang menjadi DM. 1/3 tetap TGT
dan 1/3 lainya kembali normal. Adanya TGT sering berkaitan dengan
resistensi insulin. pada kelompok TGT ini resiko terjadinya
aterosklerosis lebih tinggi dibandingkan kelompok normal. TGT
sering berkaitan dengan penyakit kardiovaskular, hipertensi dan
dislipidemia. Peran aktif para pengelola kesehatan sangat
diperlukan agar deteksi DM dapat ditegakkan sedini mungkindan
penegahan primer dan skunder dapat segera diterapkan. Pemeriksaan
penyaring dapat dialakukan melalui pemeriksaan kadar glukosa darah
sewaktu atau kadar glukosa darah puasa, kemudian dapat diikuti
dengan tes toleransi glukosa oral (TTGO) standar.
Tabel : Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai patokan
penyaring dan diagnosis DM.Bukan DMBelum pasti DMDM
Kadar glukosa darah sewaktu (mg/dl)Plasma Vena
< 110110-199200
Plasma Kapiler
126 mg/dl (7 mol/L) pada sekurang-kurangnya 2 kesempatan1. Kadar
glukosa plasma selama tes toleransi glukosa oral (TTGO) > 200
mg/dl pada 2 jam dan
PatofisiologiHiperglikemia, tanda utama diabetes melitus,
terjadi akibat penurunan penyerapan glukosa oleh sel-sel, disertai
oleh peningkatan glukosa oleh hati.Karena sebagian besar sel tubuh
tidak dapat menggunakan glukosa tanpa bantuan insulin, terjadi
kelebihan glukosa ekstrasel sementara terjadi defisiensi glukosa
intrasel. Kadar glukosa darah meninggi ke tingkat pada saat jumlah
glukosa yang difiltrasi melebihi kapasitas sel-sel tubulus
melakukan reabsorpsi, sehingga glukosa akan timbul dalam urin
(glukosuria). Glukosa diurin menimbulkan efek osmotik yang menarik
H20 bersamanya, sehingga menimbulkan diuresis osmotik yang ditandai
dengan poliuria( sering berkemih). Cairan yang keluar belerbihan
dati tubuh menyebabkan dehidrasi yang pada gilirannya menyebabkan
kegagalan sirkulasi perifer karena volume darh turun.
Manifestasi Klinis
1. poliuria1. Polidipsi1. Polifagi1. Parestesi1. Pruritus1.
Letih, lesu, dan Lemah badan1. Berat badan menurunKriteria
Diagnosis DM
1. Gejala klasik DM + glukosa plasma sewaktu 200 mg/dl.1. Gejala
klasik DM + glukosa plasma puasa 126 mg/dl1. Glukosa plasma 2 jam
pada TTGO 200 mg/dl
Penatalaksanaan
1. Medika Mentosa
1. Pemicu sekresi insulin1. SULFONILUREA : Khlorpropamid,
Glibenklamid, Glikasid, Glikuidon, Glipisid, Glimepirid1. GLINID :
Repaglinid, Nateglinid
2. Penambah Sensitivitas terhadap Insulin1. BIGUANID
:Metformin1. THIAZOLIDINDION / GLITAZON : Pioglitazon,
Rosiglitazon
1. Non Medika Mentosa, Terapi dietetik bertujuan mengurangi
masukan kalori dan menurunkan berat badan khusunya pada DM tipe
2
Komplikasi
Komplikasi jangka lama termasukpenyakit kardiovaskular(risiko
ganda),kegagalan kronis ginjal(penyebab utamadialysis),
kerusakanretina yang dapat menyebabkankebutaan, serta
kerusakansaraf yang dapat menyebabkan impotensidan gangrendengan
risikoamputasi.
1. DD 2 ( Diabetes Insipidus )
DIABETES INSIPIDUS
Diabetes insipidus adalah penyakit yang jarang di temukan.
Diakibatkan oleh berbagai penyebab yang dapat mengganggu mekanisme
neurohypophyseal-renal reflex sehingga mengakibatkan kegagalan
dalam tubuh mengkonversi air. Etiologi 1. Kegagalan pelepasan
hormon ADH 1. Kerusakan nukleus supraoptik, paraventikular, dan
filiformis hipotalamus yang menisntesis ADH1. Ganguan pengangkutan
ADH1. Kegagalan melepaskan vasopressin
Gejala KlinisKeluhan dan gejala utama diabetes insipidus adalah
poliuria dan polidipsia. Jumlah cairan yang diminum maupun produksi
urin per 24 jam sangat banyak, dapat mencapai 510 liter sehari.
Berat jenis urin biasanya sangat rendah, berkisar antara 10011005
atau 50200 mOsmol/kg berat badan. Selain poliuria dan polidipsia,
biasanya tidak terdapat gejalagejala lain kecuali jika ada penyakit
lain yang menyebabkan timbulnya gangguan pada mekanisme
neurohypophyseal-renal reflex. Selama pusat rasa haus pasien tetap
utuh , konsentrasi zat zat yang terlarut dalam cairan tubuh akan
mendekati nilai normal bahayanya baru timbul jika intake air tidak
dapat mengimbangi pengeluaran urin yang ada, dengan akibat pasien
akan mengalami dehidrasi dan pengingkatan konsentrasi zat zat
terlarut.PatofisiologiVasopresin arginin merupakan suatu hormon
antidiuretik yang dibuat di nucleus supraoptik, paraventrikular,
dan filiformis hipotalamus, bersama dengan pengikatnya yaitu
neurofisin II. Vasopresin kemudian diangkut dari badan-badan sel
neuron tempat pembuatannya, melalui akson menuju ke ujung-ujung
saraf yang berada di kelenjar hipofisis posterior, yang merupakan
tempat penyimpanannya. Secara fisiologis, vasopressin dan
neurofisin yang tidak aktif akan disekresikan bila ada rangsang
tertentu. Sekresi vasopresin diatur oleh rangsang yang meningkat
pada reseptor volume dan osmotic. Suatu peningkatan osmolalitas
cairan ekstraseluler atau penurunan volume intravaskuler akan
merangsang sekresi vasopresin. Vasopressin kemudian meningkatkan
permeabilitas epitel duktus pengumpul ginjal terhadap air melalui
suatu mekanisme yang melibatkan pengaktifan adenolisin dan
peningkatan AMP siklik. Akibatnya, konsentrasi kemih meningkat dan
osmolalitas serum menurun. Osmolalitas serum biasanya dipertahankan
konstan dengan batas yang sempit antara 290 dan 296 mOsm/kg
H2O.Gangguan dari fisiologi vasopressin ini dapat menyebabkan
pengumpulan air pada duktus pengumpul ginjal karena berkurang
permeabilitasnya, yang akan menyebabkan poliuria atau banyak
kencing.Selain itu, peningkatan osmolalitas plasma kan merangsang
pusat haus, dan sebaliknya penurunan osmolalitas plasma akan
menekan pusat haus. Ambang rangsang osmotic pusat haus lebih tinggi
dibandingkan ambang rangsang sekresi vasopresin. Sehingga apabila
osmolalitas plasma meningkat, maka tubuh terlebih dahulu akan
mengatasinya dengan mensekresi vasopresin yang apabila masih
meningkat akan merangsang pusat haus, yang akan berimplikasi orang
tersebut minum banyak (polidipsia).Secara patogenesis, diabetes
insipidus dibagi menjadi 2 yaitu diabetes insipidus sentral, dimana
gangguannya pada vasopresin itu sendiri dan diabetes insipidus
nefrogenik, dimana gangguannya adalah karena tidak responsifnya
tubulus ginjal terhadap vasopresin.
1. Diabetes insipidus sentral (DIS) DIS disebabkan oleh karena
gagalnya pelepasan hormon Antidiuretik hormon yang secara
fisiologis dapat merupakan kegagalansintesis attau penyimpanan.
Secara anatomis kelainan tersebut bisa terjadi akibat kerusakan
nukleus supraoptik, peraventrikular dan filiformis hipotalamus yang
mensisntesis ADH. Selain itu DIS juga timbul karena gangguan
pengangkutan ADH akibat kerusakan pada akson traktus
supraoptikohipofisealis dan akson hipofisis posterior dimana ADH di
simpan untuk sewaktu waktu di lepaskan ke dalam sirkulasi jika
dibutuhkan. Secara Biokimia, DIS tejadi karena tidak adanya
sintesis ADH atau sintesis ADH yang kuantitatif tidak mencukupi
kebutuhan, atau kuantitatif cukup tetapi ADH tidak dapat berfungsi
sebagaimana ADH yang normal. Sintesis neurofism suatu binding
protein yang abnormal uga dapat menggangu pelepasan ADH. Selain itu
DIS di duga akibat adanya antibodi terhadap ADH. Karena pada
pengukuran kadar ADH dalam dalam serum secara radio immunoassay,
yang menjadi marker bagi ADH adalah neurofisin yang secara
fisiologis tidak berfungsi, maka kadar ADH yang normal atau
meingkat belum dapat memastikan bahwa fungsi ADH itu adalah normal
atau meningkat. Termasuk dalam klasifikasi DIS adalah diabetes
insipidus yang diakibatkan kerusakan osmoreseptor yang terdapat
pada hipotalamus anterior yang disebut verney.s omoreseptor yang
berada di luar sawar darah otak.EtiologiAda beberapa keadaan yang
mengakibatkan diabetes insipidus sentral, termasuk di dalamnya
adalah tumor-tumor pada hipotalamus, tumor-tumor besar hipofisis
dan menghancurkan nucleus-nukleus hipotalamik, trauma kepala,
cedera operasi pada hipotalamus, oklusi pembuluh darah pada
intraserebral, dan penyakit-penyakit granulomatosa.Gejala
klinikKeluhan dan gejala utama diabetes insipidus adalah poliuria
dan polidipsia. Jumlah produksi urin maupun cairan yang diminum per
24 jam sangat banyak. Selain poliuria dan polidipsia, biasanya
tidak terdapat gejala-gejala lain, kecuali bahaya baru yang timbul
akibat dehidrasi yang dan peningkatan konsentrasi zat-zat terlarut
yang timbul akibat gangguan rangsang haus1. Diabetes Insipidus
Nefrogenik (DIN)DIN adalah diabetes insipidus yang tidak responsif
terhadap ADH eksogen. Diabetes insipidus yang tidak responsif
terhadap ADH eksogen. Secara fisiologis dapat di sebabkan oleh : 1.
kegagalan pembentukan dan pemeliharaan gradient osmotik dalam
medula renalis1. kegagalan utilisasi gradient pada keadaan dimana
ADH berada dalam jumlah yang cukup dan berfungsi normal.
EtiologiDiabetes Insipidus Nefrogenik dapat disebabkan oleh
beberapa hal yaitu1. Penyakit ginjal kronik1. Penyakit ginjal
polikistik1. Medullary cystic disease1. Pielonefretis1. Obstruksi
ureteral1. Gagal ginjal lanjut
1. Gangguan elektrolit1. Hipokalemia1. Hiperkalsemia
1. Obat-obatan1. Litium1. Demeklosiklin1. Asetoheksamid1.
Tolazamid1. Glikurid1. Propoksifen1. Amfolarasin1. Vinblasin1.
Kolkisin
1. Penyakit sickle cell anemia
1. Gangguan diet (intake air yang berelebihan, penurunan intake
Nacl dan protein)
DiagnosisAnamnesis 1. Menanyakan keseringan dan banyaknya
kencing pasien perhari?1. Apakah disertai rasa haus serta bagaimana
timbulnya? 1. Apakah pasien sering bangun dan tidurnya terganggu
karena buang air kecil?1. Apakah ada riwayat keluarga DM?1.
Bagaimana dengan riwayat trauma kepala 3 bulan yang lalu?1. Apa
penyebab ketidaksadarannya selama 5 hari?1. Sebelum mengalami
kecelakaan, apakah memang sudah mengalami rabun pada mata?
Pemeriksaan PenunjangJika kita mencurigai penyebab poliuria ini
adalah Diabetes Insipidua, maka harus melakukan pemeriksaan untuk
menunjang diagnosis dan untuk membedakan apakah jenis Diabetes
Insipidus yang dialami, karena penatalaksanaan dari dua jenis
diabetes insipidus ini berbeda. Ada beberapa pemeriksaan pada
Diabetes Insipidus, antara lain:1. Hickey Hare atau
Carter-RobbinsPemberian Cairan infus NaCl hipertonis diberikan
intravena dan akan menunjukkan bagaimana respon osmoreseptor dan
daya pembuatan ADH. Caranya (Williams) 1. Infuse dengan dextrose
dan air sampai terjadi dieresis 5 ml/menit (biasanya 8-10
ml/menit).1. Infuse diganti dengan NaCl 2,5 % dengan jumlah 0,25
ml/menit/kgbb. Dipertahankan selama 45 menit.Pada orang normal akan
menurunkan jumlah urin, sedangkan pada diabetes insipidus urin akan
menetap atau bertambah. Pemberian pitresin akan menyebabkan
turunnya jumlah urin pada pasien DIS dan menetapnya jumlah urin
DIN. Pada orang normal , pembebanan larutan garam akan menyebabkan
terjadinya diuresis solute yang akan mengeluarkan efek ADH.
Interpretasi pengujian coba ini adalah all or none. Sehingga tidak
dapat membedakan defect partial atau komplit.
1. Fluid deprivation1. Sebelum pengujian dimulai, pasien diminta
untuk mengosongkan kandung kencingnya kemudian ditimbang berat
badannya, diperiksa volum dan jenis atau osmolalitas urin oertama.
Pada saat ini pasien diambil sampel plasma untuk diukur
osmolallitasnya.1. Pasien diminta buang air kecil sesering mungkin
paling sedikit setiap jam.1. Pasien ditimbang setiap jam bila
dieresis lebih dari 300ml/jam atau setiap 3 ja bila dieresis kurang
dari 300ml/jam.1. Setiap sampel urin sebaiknya diperiksa
osmolalitasnya dalam keadaan segar atau kalau hal ini tidak mungkin
dilakukan semua sampel harus disimpan dalam botol yang tertutup
rapat serta disipan dalam lemari es. 1. Pengujian dihentikan
setelah 16 jam atau berat badan menurun 3-4% tergantung mana yang
terjadi lebih dahulu.
1. Uji nikotin1. Pasien diminta merokok dan menghisap
dalam-dalam sebanyak 3 batang dalam waktu 15-20 menit. 1. Teruskan
pengukuran volume, berat jenis dan osmolalitas/berat jenis urin
menurun dibandingkan dengan sebelum diberi nikotin
1. Uji Vasopressin1. Berikan pitressin dalam minyak 5m, IM. 1.
Ukur volume, BJ, dan osmolalitas urin pada diuresis berikutnya atau
1 jam kemudian.Apapun pemeriksaannya, prinsipnya adalah untuk
mengetahui volume, berat jenis, atau konsentrasi urin. Sedangkan
untuk mengetahui jenisnya, dapat dengan memberikan vasopresin
sintetis, pada Diabetes Insipidus Sentral akan terjadi penurunan
jumlah urin, dan pada Diabetes Insipidus Nefrogenik tidak terjadi
apa-apa.PENATALAKSANAANPengobatan pada Diabetes Insipidus harus
disesuai dengan gejala yang ditimbulkannya. Pada pasien DIS parsial
dengan mekanisme rasa haus yang utuh tidak di perlukan terapi apa
apa selama tidak menggangu aktivitas sehari-hari. Pada pasien DIS
parsial mekanisme haus yang tanpa gejala nokturia dan poliuria yang
mengganggu tidur dan aktivitas sehari-hari tidak diperlukan terapi
khusus.Pada DIS yang komplit, biasanya diperlukan terapi hormone
pengganti (hormonal replacement) DDAVP (1-desamino-8-d-arginine
vasopressin) yang merupakan pilihan utama. Obat ini merupakan
analog arginine vasopressin manusia sintetik, mempunyai lama kerja
yang panjang dan hanya mempunyai sedikit efek samping jrang
menimbulkan alergi dan hanya mempunyai sedikit pressor effect.
Vasopressin tannate dalam minyak (campuran lysine dan arginine
vasopressin)memerlukan suntikan 3-4 hari. Lama kerja nya pendek.
Selain tearapi hormon dapat juga dilakukan adjuvant yang secara
fisiologis mengatur keseimbangan air dengan cara:1. Mengurangi
jumlah air ke tubulus distal dan collecting ductmemacu penglepasan
ADH endogen1. Meningkatkan efek ADH endogen yang masih ada pada
tubulus ginjal.itu, bisa juga digunakan terapi adjuvant yang
mengatur keseimbangan air, seperti:1. KlorpropamidMeningkatkan efek
ADH yangmasih ada terhadap tubulus ginjal dan mungkin pula dapat
meningkatkan penglepasan ADH dari hipofisis. Dengan demikian obat
ini tidak dapat dipakai pada diabetes inipidus sentral komplit atau
diabetes insipidus nefrogenik. Efek samping yang harus dipehatikan
adalah timbulnya hipoglikemia. Dapat dikombinasi dengan tiazid
untuk mencapai efek ,aksimal. Tidak ada sulfonylurea yang lebih
efektif dan kurang toksik dibandingkan dengan klorpropamid
pengobatan diabetes insipidus.1. KlofibratSeperti klopropamid,
klofibrat juga meningkatkan penglepasan ADH endogen. Kekurangan
klofibrat dibandingkan dengan klorpropamid adalah harus diberikan 4
kali sehari, tetapi tidak menimbulkan hipoglikemia. Efek gangguan
fungsi hati. Dapat di kombinasi dengan tiazid dan klopropamid untuk
dapat memperoleh efek maksimal dan mengurangi efek samping pada DIS
parsial.1. KarbamazepinAntikonvulsan yang terutama efektif dalam
pengobatan tic doulourex, mempunyai efek seperti klofibrat tetapi
hanya mempunyai sedikit kegunaan dan tidak di anjurkan untuk di
pakai secara rutin
KomplikasiKonsumsi cairan yang tidak memadai dapat menyebabkan
komplikasi berikut :0. DehidrasiMulut keringKulit keringMembran
mukosa kering
Tampilan cekung mata
cekung fontanalles (soft spot) pada bayi
Denyut jantung cepat
DemamBerat badanHipernatremia
Tekanan darah rendah (hipotensi)Kelemaha otot
0. Ketidakseimbangan elektrolit 1. Kelelahan1. Kelesuan1. Sakit
kepala1. Sifat lekas marah1. Nyeri otot
PrognosisDiabetes insipidus nefrogenik primer merupakan penyakit
seumur hidup dengan prognosis baik jika dehidrasi hipernatremik
dapat dihindari. Konseling genetic harus diberikan pada
keluarganya. Prognosis bentuk penyakit sekunder tergantung pada
sifat gangguan primer. Sindrom ini dapat sembuh sesudah koreksi
lesi obstruktif.