62 BAB IV PEMBAHASAN Perbedaan konsumsi penggunaan energy listrik oleh konsumen, akan mengakibatkan perbedaan besaran pembebanan antar fasa pada transformator distribusi, yang mana ini akan mengakibatkan susut teknis pada trafo menjadi berkurang dan akibat terbesar yang bisa ditimbulkan adalah trafo bisa mengalami kerusakan. Untuk menanggulangi hal tersebut, sangat perlu diadakannya pemerataan beban pada trafo distribusi . Dalam melakukan proses pemerataan beban ini, ada beberapa prosedur pekerjaan yang perlu dilakukan, sehingga pekerjaan dalam pemerataan beban yang dilakukan supaya mendapatkan hasil yang diinginkan. Prosedur-prosedur yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Pemetaan (mapping) Pemetaan atau mapping ini bertujuan untuk mendapatkan data-data mengenai gardu mana saja yang memiliki nilai arus tiap fasanya tidak rata atau menunjukan nilai unbalance diatas 20%, sehingga perlu dilakukan pemerataan beban tiap fasanya. Pemetaan atau mapping ini dilakuakan saat waktu beban puncak antara jam 18.00- 21.00. 2. Pemerataan beban Apabila dalam pemetaan atau mapping didaptkan nilai pengukuran pada suatu gardu mengalami ketimpangan (nilai antar fasanya memiliki perbedaan nilai yang signifikan atau unbalncenya diatas 20%), maka perlu dilakukan pemerataan beban
31
Embed
PEMBAHASAN distribusi, yang mana ini akan mengakibatkan ...eprints.unram.ac.id/2448/10/10.BAB IV.pdflainnya seperti data spesifikasi trafo, data pengaman trafo, data pentanahan, data
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
62
BAB IV
PEMBAHASAN
Perbedaan konsumsi penggunaan energy listrik oleh konsumen, akan
mengakibatkan perbedaan besaran pembebanan antar fasa pada transformator
distribusi, yang mana ini akan mengakibatkan susut teknis pada trafo menjadi
berkurang dan akibat terbesar yang bisa ditimbulkan adalah trafo bisa mengalami
kerusakan. Untuk menanggulangi hal tersebut, sangat perlu diadakannya pemerataan
beban pada trafo distribusi .
Dalam melakukan proses pemerataan beban ini, ada beberapa prosedur pekerjaan
yang perlu dilakukan, sehingga pekerjaan dalam pemerataan beban yang dilakukan
supaya mendapatkan hasil yang diinginkan. Prosedur-prosedur yang perlu dilakukan
adalah sebagai berikut:
1. Pemetaan (mapping)
Pemetaan atau mapping ini bertujuan untuk mendapatkan data-data mengenai
gardu mana saja yang memiliki nilai arus tiap fasanya tidak rata atau menunjukan
nilai unbalance diatas 20%, sehingga perlu dilakukan pemerataan beban tiap fasanya.
Pemetaan atau mapping ini dilakuakan saat waktu beban puncak antara jam 18.00-
21.00.
2. Pemerataan beban
Apabila dalam pemetaan atau mapping didaptkan nilai pengukuran pada suatu
gardu mengalami ketimpangan (nilai antar fasanya memiliki perbedaan nilai yang
signifikan atau unbalncenya diatas 20%), maka perlu dilakukan pemerataan beban
63
dengan cara pembagian nilai tiap fasa sehingga mendapatkan nilai fasa (R, S, T) yang
seimbang.
3. Pengukuran setelah pemerataan beban
Setelah pemerataan beban dilakukan, maka diperlukan lagi proses pengukuran
pada gardu distribusi yang telah dilakukan perataan beban, ini berujuan untuk melihat
hasil apakah pemerataan beban yang dilakukan sudah menunjukan nilai arus tiap
fasanya sudah seimbang. Jika hasil yang didapatkan nilai arus tiap fasanya masih
belum seimbang, maka perlu dilakukan lagi proses pemerataan beban sehingga bisa
menghasilkan nilai arus tiap fasanya seimbang.
Untuk mempermudah melakukan monitoring pada setiap Gardu di area kerja
PLN Rayon Ampenan, maka digunakanlah sebuah aplikasi khusus untuk monitoring
setiap Gardu yang ada. PLN sendiri memiliki aplikasi untuk memonitor gardu yang
dinamakan Aplikasi Manajemen Gardu atau yang biasa disingkat AMG.
Pada aplikasi ini, bisa dilihat berapa jumlah gardu per rayon, serta data gardu
lainnya seperti data spesifikasi trafo, data pengaman trafo, data pentanahan, data
pengukuran tegangan (tegangan per jurusan), data sekunder trafo (Arus ; tengan fasa-
fasa ; tegangan fasa-netral), denah gardu. Dapat juga dilihat data trafo distribusi yang
terpasang per daya serta per merk nya pada tiap-tiap rayon. Untuk semua datanya
dapat diupdate setiap 1 bulan sekali, sehingga tiap bulan data yang ditampilkan.
Dalam pembahasan kali ini akan dibahas mengenai proses pemeratan beban
yang dilakukan di salah tiga (3) gardu distribusi di mataram, dengan nomor Gardu
AM048, AM233, dan AM dengan data sebagai berikut:
64
4.1 Pemerataan pada gardu Distribusi AM048
Gambar 4.1. Data Gardu AM048 dari AMG
65
Gambar 4.2 Gardu AM048
Data Gardu
Nomor Gardu : AM048
Alamat : Lingkar Selatan BTN Kopa Jali
Kapasitas Trafo : 160kVA, Unindo
Tegangan MV/LV : 20KV/400V
Jurusan Gardu : Tersedia 4 Line (jurusan), terpakai 3 Line(jurusan)
Tabel 4.1 Pengukuran sebelum dilakukan pemerataan gardu AM048
PENGUKURAN ARUS BEBAN (A)UNBALANCE
FASALINE / JURUSAN
A B C D TOTAL A B C D TOT
R 53 32 137 225 17.78% 18.47% 36.34% 26.50%
S 33 20 45 98
T 49 31 84 165
N 35 26 70 116
66
Dari data diatas dapat dilihat bahwa selisih beban antara fasa yang satu
dengan yang lainnya pada Line C cukup besar. Ini mengakibatkan pada penghantar
netral memiliki arus total 70 A dan Unbalnce yang dihasilkan sebesar 36.34% , tentu
ini menjadi losses teknis. Namun pada peraktek dilapangan sangat sulit untuk
mendapatkan nilai arus penghantar netral yang ideal. Sehingga pekerjaan untuk
pemindahan phase pada beban yang bersangkutan hanya berupa pendekatan nilai.
Untuk nilai Unblance yang dihasilkan pada Aplikasi Manjemen Gardu
(AMG), didapatkan dengan rumus : (Sumber : Buku Diktat PLN Rayon Ampenan).
1. Menentukan arus rata-rata beban pada trafo
= + +3 ……………………… . (4.1)Dimana :
IAVG = Arus rata-rata beban (A)
IR = Arus beban R (A)
IS = Arus beban S (A)
IT = Arus beban T (A)
2. Menentukan koefisien masing-masing fasa :(Sumber : Buku Diktat PLN Rayon