1 Pembacaan Jurnal I Meta-analisis dari Penggunaan Terapi Akupunktur pada Penurunan Fungsi Kognitif Setelah Stroke Sumber : The Journal of Alternative and Complementary Medicine Volume 20, Number 7, 2014, pp. 535–544 Penulis : dr. Lydwina Juvanni Callestya Pembimbing : dr. H. Kemas Abdurrohim, MARS, M. Kes, Sp. Ak Hari/ Tanggal : Senin, 29 Februari 2016 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA PROGRAM STUDI SPESIALIS-1 AKUPUNKTUR MEDIK JAKARTA 2016
A Meta-Analysis of Acupuncture Use in the Treatment of Cognitive Impairment After Stroke
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
Pembacaan Jurnal I
Meta-analisis dari Penggunaan Terapi
Akupunktur pada Penurunan Fungsi Kognitif
Setelah Stroke
Sumber : The Journal of Alternative and Complementary Medicine
Volume 20, Number 7, 2014, pp. 535–544
Penulis : dr. Lydwina Juvanni Callestya
Pembimbing : dr. H. Kemas Abdurrohim, MARS, M. Kes, Sp. Ak
Hari/ Tanggal : Senin, 29 Februari 2016
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA
PROGRAM STUDI SPESIALIS-1 AKUPUNKTUR MEDIK
JAKARTA 2016
2
Abstrak
Tujuan: Meta-analisis dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas terapi
akupunktur pada penurunan kognitif (fungsi) setelah stroke.
Desain: Beberapa uji klinik acak terkontrol (RCTs) yang membandingkan
akupunktur dan tanpa akupunktur sebagai tambahan pada terapi menggunakan
obat atau rehabilitasi yang diidentifikasi dari database (PubMed, Cochrane
Central Register of Controlled Trials, Chinese National Knowledge Infrastructure,
VIP Chinese Periodical Database, Wangfang Chinese Periodical Database,
Chinese Bio-medicine Database, Cochrane Library, dan Chinese medical
literature databases) dan dua jurnal lain yang relevan (Akupunktur dan Moksibusi
Cina dan Journal of Shanghai Akupunktur dan Moksibusi). Meta-analisis
dilakukan pada uji klinik acak terkontrol (RCT) yang memenuhi syarat.
Hasil: Dua puluh satu uji coba dengan total 1.421 pasien yang memenuhi kriteria
inklusi. Random efek yang dikumpulkan diestimasikan pada perubahan di Mini-
Mental State Examination (MMSE) yang dihitung untuk perbandingan
akupunktur dan tanpa akupunktur sebagai tambahan pada terapi menggunakan
obat atau rehabilitasi. Setelah 4 minggu dan 8 minggu intervensi dengan
akupunktur, penggabungan semua mean difference (MD) adalah 3.14 (95%
interval kepercayaan [CI], 2,06-4,21; p <0,00001) dan 2,03 (95% CI, 0,26-3,80; p
= 0,02), berturut-turut. Sebagai perbandingan setelah 3-4 minggu pemberian terapi
akupunktur dan tanpa akupunktur sebagai tambahan pada terapi menggunakan
obat atau kelompok rehabilitasi, skor total gabungan dari MD di Neurobehavioral
Cognitive State Examination (NCSE) adalah 5,63 (95% CI, 3,95-7,31; p
<0,00001). Sebagai perbandingan setelah 8-12 minggu pemberian terapi
akupunktur dan tanpa akupunktur sebagai tambahan pada terapi menggunakan
obat atau kelompok rehabilitasi, P300 laten yang bergabung dengan MD adalah -
12,80 (95% CI, - 21,08 ke - 4,51; p <0,00001), sedangkan amplitudo P300 yang
bergabung dengan MD adalah 1,38 (95% CI, 0,93-1,82; p <0,00001). Secara
3
keseluruhan, kualitas penelitian dinilai sebagai moderat pada Cochrane Handbook
for Systematic Reviews of Interventions (bagian 2: 8,5).
Kesimpulan: Meta-analisis ini menunjukkan bahwa akupunktur memiliki efek
positif pada perbaikan fungsi kognitif setelah stroke dan mendukung keperluan
penelitian tambahan yang memiliki potensi yang bermanfaat pada pendekatan
terapi ini.
Pendahuluan
Stroke adalah penyakit serebrovaskular yang umum dari sistem saraf pusat
yang terjadi meningkat secara dramatis sesuai usia. Stroke dapat menyebabkan
komplikasi kesehatan yang serius, sehingga menyebabkan tingkat kematian yang
tinggi dan peningkatan tingkat kecacatan. Sekitar 70% -80% dari penderita stroke
berakibat mengalami pengalaman yang berkepanjangan, termasuk disfungsi
motorik, disfungsi sensorik, dan gangguan kognitif. Bukti menunjukkan stroke
iskemik meningkatkan risiko demensia atau penurunan kognitif, terutama pada
orang tua. Gangguan kognitif adalah akibat yang sering pada stroke, dengan
perkiraan 35% dari pasien dengan penurunan kognitif dalam 3 bulan setelah
stroke1 dan sampai dengan 32% pasien menunjukkan penurunan kognitif persisten
sampai 3 tahun setelah timbulnya stroke pertama.2
Beberapa pasien dapat
mengalami penurunan kognitif ringan setelah mengalami stroke. Sebuah studi
baru memberikan bukti bahwa gangguan vaskular pada penurunan kognitif yang
ringan berjalan progresif, mengingat bahwa kejadian demensia didiagnosis pada
24,4% dari tiap individu setelah 3 tahun, sehingga tingkat rata-rata sekitar 8% per
tahun.3
Untuk saat ini, definisi dan klasifikasi penurunan kognitif bervariasi di
berbagai studi. Pengertian kognisi biasanya mencakup seperti perhatian dan
konsentrasi, memori, dan fungsi eksekutif;4 beberapa peneliti juga mencakup
persepsi visual-spatial dan apraxia sebagai penurunan fungsi kognitif.5 Pasien
yang fungsi kognitifnya tetap baik, dilihat pada stroke indeks, dan berdasarkan
4
penelitian berbasis rumah sakit dan populasi6,7
telah mengungkapkan risiko yang
signifikan akan berkembangnya demensia yang tertunda. Namun, kecacatan fisik
lebih sering menunjukkan gejala yang mendalam dibandingkan dengan defisit
kognitif setelah stroke, dan individu yang mengalami sedikit defisit kognitif
umumnya tidak mendapatkan pengobatan. Dengan pertimbangan bahwa 40% dari
pasien tidak mampu mengurus diri sendiri, defisit kognitif ini tidak hanya
membawa rasa sakit untuk pasien tetapi juga menjadi beban keluarga dan
masyarakat.
Teknik rehabilitasi stroke berkembang dengan cepat. Organisasi
Kesehatan Dunia8 melaporkan bahwa terapi rehabilitasi aktif dapat membantu
hingga 60% dari semua pasien stroke yang masih bertahan hidup untuk
melanjutkan kegiatan sehari-hari tanpa bantuan; sekitar 30% dari penderita stroke
usia produktif dapat kembali bekerja dalam waktu 1 tahun setelah stroke. Di
negara barat, pengobatan yang ditujukan untuk rehabilitasi stroke biasanya
termasuk fisioterapi, terapi okupasi, dan terapi wicara, selain perawatan medis dan
asuhan keperawatan yang diklasifikasikan sebagai rehabilitasi stroke
konvensional. Upaya yang dilakukan pada penelitian telah difokuskan pada
peningkatan banyaknya teknologi pengobatan. Namun, tidak ada intervensi
rehabilitasi tunggal yang dinilai menguntungkan untuk pemulihan. Hal ini
menyebabkan dilakukan penelitian yang lebih baru dengan menggunakan
pendekatan pengobatan lain untuk rehabilitasi stroke, seperti akupunktur dan obat
herbal China.
Akupunktur adalah salah satu terapi yang paling penting dari pengobatan
tradisional China dan dapat ditelusuri kembali lebih dari 2000 tahun di China.9
Terapi yang relatif sederhana, murah, dan pengobatan yang aman dibandingkan
dengan intervensi konvensional lainnya, akupunktur telah diterima oleh pasien-
pasien di China dan banyak digunakan untuk meningkatkan fungsi neurologis
pasien yang telah mengalami stroke, termasuk fungsi motorik, sensasi, dan
wicara. Sebagai terapi intervensi, akupunktur juga menjadi lebih sering digunakan
antara negara-negara barat.10,11
Utilitas pengobatan akupunktur masih di bawah
5
investigasi, walaupun sudah dengan banyak bukti yang mendukung
penggunaannya di penyakit-penyakit. Banyak penelitian12-15
yang mendukung
efikasi klinis akupunktur dalam rehabilitasi stroke, terutama di Cina; namun
demikian, ada beberapa bukti yang bertentangan.16
Ulasan sistematis akan uji
coba akupunktur pada rehabilitasi stroke telah dilakukan, termasuk uji coba
pada13,17-21
pasien stroke akut, subakut, atau tahap kronis. Satu ulasan sistematis
terbaru yang dilakukan oleh penelitian kelompok China menunjukkan bahwa
akupunktur merupakan tindakan yang aman tetapi tidak memberikan manfaat
tambahan untuk pasien dengan stroke akut.22
Sebagai metode terapi tradisional, terapi akupunktur adalah terapi
alternatif yang sudah diakui secara luas pada praktek klinis. Selama beberapa
dekade, banyak studi klinis telah dievaluasi efikasi dan keamanan dari akupunktur
pada pasien dengan gangguan kognitif, lebih khususnya pada pasien dengan
vaskular demensia dan gangguan kognitif setelah stroke. Peneliti-peneliti
melakukan percobaan terkontrol acak (RCT) untuk menilai khasiat akupunktur
pada pasien dengan gangguan kognitif setelah stroke, tetapi hasilnya tidak
konsisten. Beberapa ulasan artikel23,24
ini menyimpulkan penggunaan akupunktur
pada pasien yang mengalami stroke. Sebagian besar ulasan ini menyoroti
potensial dari akupunktur sebagai pengobatan yang menjanjikan untuk pasien
dengan gangguan kognitif setelah stroke, namun tidak ada kesimpulan yang
dibuat mengenai efisiensinya.
Tidak ada ulasan sistematis yang meneliti khusus tentang efikasi dan
keamanan akupunktur pada pasien dengan penurunan kognitif setelah stroke.
Sebuah tinjauan sistematis dan meta-analisis dilakukan untuk mengevaluasi
efektivitas dan keamanan dari terapi akupunktur pada penurunan setelah stroke.
Ulasan ini menggunakan klasifikasi penurunan kognitif yang telah distandarisasi
di uji klinis terkontrol acak yang berkualitas tinggi dari efek akupunktur pada
penurunan kognitif setelah stroke. Tujuan dari review ini adalah untuk
menganalisis secara sistematis semua uji klinis terkontrol acak tentang akupunktur
untuk penurunan kognitif setelah stroke, dengan tujuan menyediakan pengobatan
6
yang berbasis bukti ilmu kedokteran untuk praktek klinis dan membantu untuk
penelitian di masa depan.
Material dan Metoda
Kriteria inklusi dan eksklusi
Termasuk dalam ulasan ini adalah laporan asli yang diterbitkan di China
atau Inggris yang menggambarkan akupunktur sebagai suatu intervensi dan
tersedia cukup detail metodologi dan data yang spesifik pada fungsi kognitif.
Kriteria inklusi untuk meta-analisis ini adalah sebagai berikut: (1) RCT, 2)
perbandingan akupunktur apapun dengan tanpa akupunktur, (3) diagnosis stroke
yang dikonfirmasi oleh computed tomography atau magnetic resonance imaging
(MRI); dan (4) pengukuran penurunan kognitif dan disabilitas yang diakui secara
internasional atau disetujui oleh badan akademik nasional di China. Jika pada satu
studi terdapat tiga kelompok eksperimen dengan hanya satu kelompok yang
menerima perlakuan dengan akupunktur, kelompok akupunktur dan satu
tambahan kelompok yang mendapat intervensi konsisten dipilih dari studi lainnya.
Jika ada tiga kelompok eksperimen dengan dua kelompok akupunktur, kelompok
akupunktur yang mendapat terapi rutin terpilih sebagai kelompok yang menerima
intervensi dan kelompok non akupunktur dipilih sebagai kelompok kontrol.
Uji akan dikeluarkan jika bertemu salah satu dari kriteria berikut: (1) tidak
ada kelompok kontrol dalam artikel asli; (2) akupunktur digunakan dalam kedua
kelompok, yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol; (3) tidak terdapat
indikator terstandar untuk efek kuratif atau perincian dari hasil pengobatan tidak
dimasukkan; dan (4) perbandingan dari kelompok intervensi dengan kelompok
kontrol selain metode pengobatan selain akupunktur, seperti obat atau bentuk lain
dari pengobatan tradisional China.
7
Strategi Pencarian
Pencarian literatur elektronik dilakukan pada delapan database dari awal
pertama hingga Februari 2012 (PubMed, Cochrane Central Register of Controlled
Trials, Foreign Medical Journal Service, Foreign Evidence-based Medicine, Vip
Chinese Periodical Database, Chinese National Knowledge Infrastructure,
Wangfang Chinese Periodical Database, dan Chinese Bio-medicine Database)
dan dua jurnal yang relevan (Chinese Acupunture and Moxibustion and the
Journal of Shanghai Acupuncture and Moxibustion). Pencarian dalam cakupan
yang luas dari laporan dan studi prospektif dalam bidamgnya dalam rangka
memberikan data yang cukup untuk analisis.
Istilah pencarian yang digunakan adalah “acupuncture/
electroacupuncture/ auricular acupuncture, cognitive” AND “stroke/ CVA/