PENGELOLAAN LABORATORIUM AGAMA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah: Pengembangan Media PAI Dosen: Dr. Sukiman Disusun oleh: Tri Widiyanto (10411056) Mir’atun Nur Arifah (10411057) Dwi Utami (10411058) PAI B Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga 1
18
Embed
Pemanfaatan Laboratorium Agama Sebagai Media Pendidikan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGELOLAAN LABORATORIUM AGAMA
SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
Mata kuliah: Pengembangan Media PAI
Dosen: Dr. Sukiman
Disusun oleh:
Tri Widiyanto (10411056)
Mir’atun Nur Arifah (10411057)
Dwi Utami (10411058)
PAI B
Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta
2012/2013
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama Islam merupakan suatu agama yang mayoritas dipeluk masyarakat
Indonesia. Oleh karena itu, Agama Islam dijadikan suatu mata pelajaran pokok
disetiap sekolah, karena Agama Islam diharapkan dapat memberikan pedoman pada
siswa supaya dapat berperilaku sesuai dengan syari’at Islam dan membentuk
kepribadian siswa, supaya menjadi siswa yang berbudi pekerti luhur. Untuk itu, dalam
pembelajaran agama Islam disekolah tidak hanya mendengarkan guru berceramah
tanpa melibatkan aktifitas siswa dalam setiap materi yang diajarkan. Untuk
menunjang keefektifan siswa dalam belajar Agama Islam, oleh karena itu diharapkan
setiap guru PAI dapat menggunakan laboratorium Agama Islam, supaya siswa dapat
lebih memahami dan praktik ibadah langsung, sehingga hal ini dapat membiasakan
siswa beribadah diluar jam pelajaran dan melaksanakan apa yang dianjurkan oleh
Islam. Secara tidak langsung, hal ini dapat memberikan kesadaran bahwa mengelola
laboratorium sangat penting. Pengelolaan masjid harus dilakukan dengan manajemen
modern dan professional, jika masjid hanya dikelola secara tradisional maka masjid
tidak akan mengalami kemajuan dan akan tertinggal. Untuk itu perlu adanya
manajemen masjid atau Idarah dengan meningkatkan kualitas dalam pengorganisasian
kepengurusan masjid dan pengadministrasian yang rapi, transparan, mendorong
partisipasi sehingga tidak terjadi penyalahgunaan wewenang didalam pengurusan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian media pendidikan agama?
2. Apa pengertian laboratorium agama?
3. Bagaimanakah prodesur penggunaan laboratorium agama sebagai media
pendidikan?
4. Bagaimana konsep pengelolaan laboratorium agama?2
5. Apa saja fungsi laboratorium agama?
6. Apa saja kelebihan dan kelemahan penggunaan laboratorium agama sebagai
media pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian media pendidikan agama.
2. Untuk mengetahui pengertian laboratorium agama.
3. Untuk mengetahui prodesur penggunaan laboratorium agama sebagai media
pendidikan.
4. Untuk mengetahui konsep pengelolaan laboratorium agama.
5. Untuk mengetahui fungsi laboratorium agama.
6. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan penggunaan laboratorium agama
sebagai media pendidikan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Media Pendidikan Agama
Media pendidikan agama adalah semua aktivitas yang ada hubungannya
dengan materi pendidikan agama, baik yang berupa alat yang dapat diragakan maupun
teknik atau metode yang secara efektif dapat digunakan oleh guru agama dalam
rangka mencapai tujuan tertentu dan tidak bertentangan dengan agama Islam.1
Dengan demikian media pendidikan agama merupakan segala sesuatu, baik berupa
benda ataupun tempat dimana benda atau tempat tersebut dapat digunakan untuk
mengajarkan materi yang ada kaitannya dengan pendidikan agama. Misalnya: papan
tulis, buku pelajaran, radio pendidikan, karyawisata, masjid, dan lain sebagainya.
Mengenai pemilihan media pengajaran agama haruslah disesuaikan dengan
berbagai hal, diantaranya:
1. tujuan pengajaran agama itu sendiri
2. bahan atau materi yang akan disampaikan
3. kesediaan alat yang tersedia
4. pribadi guru
5. minat dan kemampuan siswa
6. situasi pengajaran yang akan berlangsung.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan media bukan sekedar
upaya untuk membantu guru dalam mengajar, tetapi lebih daripada itu sebagai usaha
yang ditujukan untuk memudahkan siswa dalam mempelajari pengajaran agama.2
B. Pengertian Laboratorium Agama
1Basyiruddin Usman, Media Pendidikan Agama, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hal. 1172 Ibid, hal. 121
4
Lingkungan buatan adalah lingkungan yang sengaja diciptakan atau dibangun
manusia untuk tujuan-tujuan tertentu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.3
Sedangkan laboratorium agama adalah segala macam tempat yang dapat
memungkinkan untuk menjadi media belajar materi-materi keagamaan untuk siswa.
Tempat yang dimaksud bukan terbatas hanya ruang kelas saja, namun dapat di masjid,
musholla, dan tempat-tempat lainnya. Dari kedua pengertian diatas dapat dilihat
bahwa laboratorium agama adalah salah satu bentuk lingkungan buatan. Meskipun
bisa juga termasuk dalam lingkungan alam, namun penggunaan laboratorium agama
yang langsung bersentuhan dengan alam jumlahnya masih jauh lebih sedikit daripada
penggunaan lingkungan buatan, seperti kelas dan masjid, sebagai salah satu bentuk
laboratorium agama.
Pada pembahasan makalah ini laboratorium agama sebagai lingkungan buatan
merujuk pada tempat-tempat diluar ruang kelas yang dapat digunakan sebagai media
pembelajaran agama. Ruang kelas tidak di ikut sertakan karena dianggap sudah lazim
digunakan untuk proses belajar-mengajar. Terlebih lagi karena ruang kelas memang
sudah di desain khusus untuk kegiatan tersebut.
Hal-hal yang dapat dipelajari siswa dari lingkungan buatan mencakup
berbagai macam bidang, diantaranya adalah: pemanfaatan dan fungsi lingkungan,
pemeliharaan lingkungan, daya dukung masyarakat sekitar untuk lingkungan ataupun
sebaliknya, serta aspek lain yang berhubungan dengan pembangunan dan kepentingan
manusia serta masyarakat pada umumnya. Sehingga hal-hal yang dapat dipelajari
siswa pada lingkungan buatan tersebut dapat dikaitkan dengan berbagai bidang studi.
Penggunaannya, dapat digunakan sebagai media maupun sebagai sumber belajar
dalam hubungannya dengan materi bidang studi yang relevan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa fungsi laboratorium agama sebagai salah satu
bentuk lingkungan buatan dapat memperkaya materi pengajaran, memperjelas prinsip
dan konsep yang dipelajari dalam bidang studi, serta sebagai laboratorium belajar bagi
siswa.
C. Prodesur Penggunaan Laboratorium Agama Sebagai Media Pendidikan
3 Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran: penggunaan dan pembuatannya, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2009), hal. 214
5
1. Langkah persiapan
Tanpa perencanaan yang matang, kegiatan belajar siswa bisa menjadi tak
terkendali, sehingga tujuan pengajaran tidak tercapai dan siswa tidak melakukan
kegiatan kegiatan belajar yang diharapkan
a. Guru dan siswa menentukan tujuan belajar yang diharapkan diperoleh para
siswa berkaitan dengan penggunaan lingkungan sebagai media dan sumber
belajar.
b. Tentukan objek yang harus dipelajari dan dikunjungi. Penentuan objek harus
dipertimbangkan atas relevansinya terhadap tujuan belajar, akses mudah,
tersedia sumber- sumber belajar, keamanan bagi siwa dalam mempelajarinya,
menungkinkan untuk dikunjungi dan dipelajari siswa.
c. Menentukan cara belajar siswa pada saat kunjungan dilakukan. Misal:
mencatat, observasi
d. Mempersiapkan perizinan bila diperlukan
e. Persiapan teknis yang diperlukan untuk kegiatan belajar
2. Langkan pelaksanaan : melakukan kegiatan belajar di tempat yang telah di
tentukan sesuai dengan rencana yang telah dipersiapkan.
3. Tindak lanjut: kegiatan belajar dikelas untuk membahas dan mendiskusikan hasil
belajar dari lingkungan.
D. Konsep Pengelolaan Laboratorium Agama (Masjid)
Ada 3 bidang pembinaan yang harus dilaksanakan diantaranya4 :
1. Pembinaan bidang Idarah (manajemen)
Dengan luasnya fungsi masjid, pengelolaan masjid harus dilakukan dengan
manajemen modern dan professional, jika masjid hanya dikelola secara
tradisional maka masjid tidak akan mengalami kemajuan dan akan tertinggal.
Untuk itu perlu adanya manajemen masjid atau Idarah dengan meningkatkan
kualitas dalam pengorganisasian kepengurusan masjid dan pengadministrasian
4 http://arienurdiansyah.wordpress.com/2012/01/03/4/. Di unduh pada tanggal 3 Desember 2012, pukul 16.00