PEMANFAATAN HASIL LITBANGYASA BPPT DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN Dr. Tatang A. Taufik Deputi Kepala BPPT Bidang PKT BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI APEC UNTHINKABLE WEEK 2013 Sosialisasi Kebijakan Perniagaan dan Kewirausahaan Nasional “FORUM PATENT PROMOTOR” Bali, 3 Oktober 2013
51
Embed
Pemanfaatan Hasil Litbangyasa BPPT 3 oktober 2013 Tatang A. Taufik
Paparan di acara APEC UNTHINKABLE WEEK 2013 di Bali, 3 Oktober 2013, membahas pemanfaatan hasil penelitian, pengembangan dan perekaysaan dengan contoh dari Badan Pengkajian dan penerapan Teknologi (BPPT)
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PEMANFAATAN HASIL LITBANGYASA BPPTDALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN
Dr. Tatang A. TaufikDeputi Kepala BPPT Bidang PKT
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
APEC UNTHINKABLE WEEK 2013Sosialisasi Kebijakan Perniagaan dan Kewirausahaan Nasional
1. SDM yang terdidik, kreatif, dan terampil2. Infrastruktur komunikasi yang dinamis3. Sistem inovasi yang efektif4. Pemerintahan, insentif ekonomi dan rejim
kelembagaan yang mendukung
Knowledge Economy Knowledge Society
1. Sistem informasi dan komunikasi2. Pembelajaran seumur hidup dan budaya inovasi 3. Sistem inovasi yang efektif 4. Modal sosial 5. Kepemimpinan/kepeloporan dalam pemajuan
sosial budaya masyarakat6. Rejim kebijakan yang kondusif
TANTANGAN : PEMBANGUNAN BERBASIS PENGETAHUAN
MP3EI
PENGUATAN SISTEM INOVASI UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN
• Mewujudkan tujuan pembangunan semakin memerlukan pembangunan (nasional & daerah) yang lebih cerdas & bijaksana berbasis pengetahuan (knowledge-based development ~ knowledge-based economy & knowledge-based society)
• Perkembangan inovasi terobosan signifikan bagi percepatan dan perluasan pembangunan
• Proses dinamis & berkelanjutan : IPTEKIN ~ perkembangan inovasi, difusi & pembelajaran
• Tujuan PSI : mendukung pembangunan yang progresif & berkualitas, inklusif, dan berkelanjutan.
ARAH PROGRAM BPPT
• Meningkatkan kontribusi teknologi dan inovasi hijau/bersih (green/clean technology & innovation) untuk mendukung pembangunan berkelanjutan (green/sustainable development);
• Kerangka : Penguatan sistem inovasi (PSI) dengan tujuan utama mendukung pembangunan yang progresif & berkualitas, inklusif, dan berkelanjutan;
• Orientasi PSI : memperkuat daya dukung & jejaring IPTEKIN untuk 1. peningkatan pemenuhan kebutuhan dasar & kepentingan
publik; 2. peningkatan daya saing & penguatan kohesi sosial; serta 3. penguatan kemandirian Bangsa & NKRI.
(Basic Needs, Protection/ Security - Public Interests)
Daya Saing &Kohesi Sosial
(Enabling & Strengthening : Nilai
Tambah - Produktivitas)
Penguatan Sistem Inovasi
Untuk percepatan pembangunan (nasional &
daerah) yang lebih “berbasis pengetahuan/ teknologi”
pertumbuhan tinggi & berkualitas, inklusif, dan
berkelanjutan
ORIENTASI PENGUATAN SISTEM INOVASIDALAM PEMBANGUNAN (NASIONAL & DAERAH)
KERANGKA STRATEGIS PENGUATAN SISTEM INOVASI
Visi & Misi Pembangunan –
“Tema Besar”
Flagship Programs
Kerangka Kebijakan Inovasi
Tema InisiatifStrategis SID Klaster
IndustriJaringanInovasi
Teknoprener
Kerangka Umum
Kelembagaan, Daya Dukung, Kap. Absorpsi
Interaksi/Keterkaitan, Pelayanan
Budaya Inovasi
Fokus, Keterpaduan Rantai Nilai
Perkembangan Global
Pilar-pilarTematik
Elemen Penguatan Sistem
1. Mengembangkan kerangka umum yang kondusif bagi inovasi dan bisnis.2. Memperkuat kelembagaan dan daya dukung iptek/litbangyasa dan
mengembangkan kemampuan absorpsi oleh industri, khususnya UKM. 3. Menumbuhkembangkan kolaborasi bagi inovasi dan meningkatkan difusi
inovasi, praktik baik/terbaik dan/atau hasil litbangyasa serta meningkatkan pelayanan berbasis teknologi.
4. Mendorong budaya inovasi.5. Menumbuhkembangkan dan memperkuat keterpaduan pemajuan
sistem inovasi dan klaster industri nasional dan daerah.6. Penyelarasan dengan perkembangan global.
4
5
1
6 2
3
Kerangka Kebijakan Inovasi : Heksagon
AGENDA POKOK PENGUATAN SISTEM INOVASI DI INDONESIA
INISIATIF (PRAKARSA) STRATEGIS PENGUATAN SISTEM INOVASI
1. Penguatan Sistem Inovasi Daerah : sebagai wahana untuk memperkuat pilar-pilar bagi penumbuhkembangan kreativitas-keinovasian di tingkat daerah, di mana penguatan sistem inovasi daerah merupakan bagian integral dari penguatan sistem inovasi nasional.
2. Pengembangan Klaster Industri : sebagai wahana untuk mengembangkan potensi kolektif terbaik kewilayahan dan meningkatkan daya saing industrial.
3. Pengembangan Jaringan Inovasi : sebagai wahana membangun keterkaitan dan kemitraan antar aktor utama, serta mendinamisasikan aliran pengetahuan, inovasi, difusi, dan pembelajaran.
4. Pengembangan Teknoprener : sebagai wahana modernisasi bisnis/ekonomi & sosial, serta mengembangkan budaya inovasi.
5. Penguatan Pilai-pilar Tematik SI : sebagai wahana memperbaiki elemen-elemen penguatan sistem yang bersifat tematik dan kontekstual.
MEKANISME TRANSAKSI (PELAYANAN TEKNOLOGI & DIFUSI)
1. “Jual-beli konvensional” (termasuk misalnya jasa sewa penggunaan fasilitas, jasa pengujian yang telah baku, dan sebagainya).
2. “Jual-beli dengan value added fee” (termasuk misalnya kombinasi pemanfaatan fasilitas dan keahlian/expertise tertentu; penyediaan faktor produksi yang memiliki keunggulan).
3. Lisensi.4. Kontrak kerjasama:
Sharing pembiayaan (dan/atau sumber daya lain) untuk kolaborasi litbangyasaWaivers & Elections:
• Waivers: pemerintah (pemberi biaya) menyerahkan haknya atas aset intelektual yang diperoleh kepada pihak pengguna secara luas.
• Elections: pemerintah (pemberi biaya) menyerahkan haknya atas aset intelektual yang diperoleh kepada pihak pengguna tertentu yang dinilai berhak menurut peraturan perundangan yang berlaku, seperti misalnya organisasi pemerintah lain atau organisasi nirlaba.
Kontrak litbangyasa independen ataupun sponsored R&D agreement.Turn-key project, BOT, dan sejenisnya.Marketing and Distribution Agreement.
MEKANISME TRANSAKSI (PELAYANAN TEKNOLOGI & DIFUSI) (lanjutan)
5. Pengembangan perusahaan baru (start-up company) dengan:Lisensi.Joint venture atau equity transactions yang melibatkan
lembaga penyedia teknologi.Spin-off “unit” atau “personil” lembaga penyedia
6. Material Transfer Agreements. 7. Kombinasi sebagian atau seluruhnya.
OUTLINE
PENDAHULUAN1
PENDEKATAN PENGUATAN SISTEM INOVASI2
BEBERAPA CONTOH IMPLEMENTASI OLEH BPPT3
PENUTUP4
CONTOH PENGUATAN SISTEM INOVASI DI DAERAH OTONOM
Visi & Misi Pembangunan Daerah –
“Tema Besar”
Kerangka Kebijakan Inovasi
Tema InisiatifStrategis SID Klaster
IndustriJaringanInovasi
Teknoprener
Kerangka Umum
Kelembagaan, Daya Dukung, Kap. Absorpsi
Interaksi/Keterkaitan, Pelayanan
Budaya Inovasi
Fokus, Keterpaduan Rantai Nilai
Perkembangan Global
Pilar-pilarTematik
CONTOH PENGUATAN SISTEM INOVASI DI DAERAH OTONOM :Penguatan Sistem Inovasi Kota Pekalongan
Penguatan SID Jaringan Inovasi
Klaster Industri BatikPengembangan Teknoprener
CONTOH PENGEMBANGAN JARINGAN INOVASI :TEKNOPOLITAN PELALAWAN - RIAU
Visi & Misi Pembangunan Daerah –
“Tema Besar”
Kerangka Kebijakan Inovasi
Tema InisiatifStrategis SID Klaster
IndustriJaringanInovasi
Teknoprener
Kerangka Umum
Kelembagaan, Daya Dukung, Kap. Absorpsi
Interaksi/Keterkaitan, Pelayanan
Budaya Inovasi
Fokus, Keterpaduan Rantai Nilai
Perkembangan Global
Pilar-pilarTematik
Research & Dev’t
Industri
Jasa & KomersialPerumahan Pekerja
Main Gate Teknopolitan
Pendidikan Tinggi
Sport Center
Perkantoran Pengelola
Peta Illustrasi Pengembangan Pola Ruang Teknopolitan Pelalawan.
KERANGKA STRATEGIS PENGUATAN SISTEM INOVASI
Visi & Misi Pembangunan –
“Tema Besar”
Kerangka Kebijakan Inovasi
Tema InisiatifStrategis SID Klaster
IndustriJaringanInovasi
Teknoprener
Kerangka Umum
Kelembagaan, Daya Dukung, Kap. Absorpsi
Interaksi/Keterkaitan, Pelayanan
Budaya Inovasi
Fokus, Keterpaduan Rantai Nilai
Perkembangan Global
Pilar-pilarTematik
PengembanganBisnis Baru
PerbaikanBisnis yang Ada
(Existing)
InvestasiDari Luar
Faktor keunggulanlokalitas
Keterkaitan
Investasi (& perdagangan)
Ke Luar
RantaiNilai Inovasi
& Difusi
Pengetahuan &Kompetensi
Penyediaan pengetahuan/ teknologi
Pembelajaran, termasuk Litbangyasa
Daya Saing yang Lebih Tinggi Investasi untuk Inovasi
ROI yang Lebih Tinggi
RantaiNilai
Produksi
Interaksi & Keterkaitan
Siklus yang Makin Menguat(Dari vicious cycle menjadi
virtuous cycle)
PI UMKM
IN
KU
BA
TO
R
PJPB (BDSP)
• PJPB (BDSP) : Penyedia Jasa Pengembangan Bisnis (Business Development Service Provider)
• Inkubator : Inkubator bisnis berbasis teknologi
INOVASI & MODERNISASI SUMBER PERKEMBANGAN EKONOMI
PI UMKM
PI UMKM
PI UMKM
PI UMKM
PI UMKM
PI UMKM
PI UMKM
PI UMKM
Center of Excellence (Competence)
Pusat Inovasi memiliki suatu fungsi “antarmuka” yang bisa dibentuk dari:• Peningkatan lembaga yang telah ada (mis. Litbangyasa, perguruan tinggi, dll.);
dan/atau• Pembentukan organisasi yang baru.
Pemda setempat
BPPT & Mitra
Lembaga Pembiayaan
Lembaga Litbangyasa
Lembaga Terkait
Entitas Lain
UMKM
Kerangka
SI / KI
Stakeholders KunciSI : Sistem Inovasi
KI : Klaster Industri
HUBUNGAN ANTARA BPPT DENGAN PUSAT INOVASI UMKM (PI UMKM)
PUSAT INOVASI
Bentuk :1. PI-UMKM BDSP (Penyedia Jasa Pengembangan Bisnis)
PUSAT INOVASI (PI)• adalah suatu organisasi atau unit organisasi yang berfungsi
sebagai simpul, hub atau gateway dari jaringan kemitraan yang memberikan jasa layanan terpadu untuk menumbuhkembangkan UMKM inovatif.
• sebagai salah satu “ujung tombak” aktivitas litbangyasa yang bermuara pada dampak ekonomi, sosial & budaya (inovasi & kewirausahaan, difusi & pembelajaran)
PELAYANAN “MINIMUM” SEBAGAI PI
1. Jasa Layanan Berbasis Teknologi/Pengetahuan (mis. : desain, prototyping, pengujian, inkubasi bisnis berbasis teknologi, pengembangan bisnis, dsb.)
2. Pengembangan SDM UMKM.3. Intermediasi/Jejaring Bisnis UMKM.4. Fasilitasi Akses Pembiayaan.
PI (PI UMKM) wajib memberikan layanan terpadu di bidang :
Catatan :1 & 2 : pelayanan teknis dari “kompetensi inti” PI UMKM3 & 4 : peran intermediasi/fasilitasi PI UMKM
MEMBANGUN “KEBERLANJUTAN (SUSTAINABILITY)”
UKMatau Calon
PI
UKM InovatifRp +
4 Iayanan
Rp ++ APBN/D, CSR, Lisensi, BH, dsb...
+++
“MODEL BISNIS” PUSAT INOVASI
PENGEMBANGAN TEKNOPRENER DI PERGURUAN TINGGI:PERGESERAN PERAN PERGURUAN TINGGI
KNOWLEDGEPOOL
Pengembangan Iptek
Pengembangan SDM
Solusi Pembangunan
PERCONTOHAN
1. Balai Inkubator Teknologi (BIT) – BPPT2. FAKULTAS TEKNIK – UNS ~ “Kurikulum Teknoprener” &
Pusat Inovasi3. Beberapa PI berbentuk Inkubator Bisnis & BDSP di
Perguruan Tinggi dan Daerah Otonom:– Koridor Ekonomi (KE) Sumatera : Kab. Pelalawan – Riau; – KE Jawa : Kota Cimahi – Jabar; Kota Pekalongan – Jateng;– KE Kalimantan : Kab. Kapuas Hulu – Kalbar;– KE Bali-NT : Kab. Bangli – Bali.
4. Gerakan Nasional : GIN (GERBANG INDAH NUSANTARA)– Jaringan GIN Daerah Otonom– Relawan Indonesia Berinovasi
PENGEMBANGAN 1 : AMEDIC
Products :• Neonatal Care• Medical Fridge• Hospital Furniture• Disposal• Medical Clinic in Container• Engineering Design service in equipment
customization
PENGEMBANGAN 2 : SALAM BERKAH SEJAHTERA, PT.
Roof Solar CellBiomass Gasification to
Electricity
Water Treatment Mobile Floating Reverse Osmosis
KERANGKA STRATEGIS PENGUATAN SISTEM INOVASI
Visi & Misi Pembangunan –
“Tema Besar”
Kerangka Kebijakan Inovasi
Tema InisiatifStrategis SID Klaster
IndustriJaringanInovasi
Teknoprener
Kerangka Umum
Kelembagaan, Daya Dukung, Kap. Absorpsi
Interaksi/Keterkaitan, Pelayanan
Budaya Inovasi
Fokus, Keterpaduan Rantai Nilai
Perkembangan Global
Pilar-pilarTematik
36
PENDAFTARAN HKI OLEH BPPT
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
2 23
7
17
1213
9
56
10
4
109
16
18
1 1 1
3
6 6
2 2 2
44
1 1 12
PATENDESAINHAK CIPTAMEREK
Paten = 143; Desain = 18; Hak Cipta = 10; Merek = 9Per : 14 Desember 2012
{Paten = 72; Desain Industri = 12; Hak Cipta = 4; Merek = 5}
Per : 14 Desember 2012
CONTOH TEKNOLOGI AGROINDUSTRI DAN BIOTEKNOLOGI
38
Mikroba penambat nitrogen, pengurai fosfat dan pengurai sampah organik dapat digunakan untuk biofertilizer. Mikroba penghasil enzim yang toksin bagi hama dapat digunakan sebagai biopestisida. Mikroba pengurai organochlorin dapat digunakan untuk meremediasi lahan tercemar pestisida kimia. Mikroba dalam rumen dikembangkan untuk probiotik.
Akumulasi penggunaan pupuk kimia menyebabkan kerusakan lahan sehingga penggunaan pupuk menjadi semakin boros. Pestisida kimia juga menimbulkan cemaran lahan.
Biodecomposer, Organic fertilizer, Biofertilizer, Bioremediant, Biopesticide, Biocontrol and Probiotics.
Pemanfaatan mikroorganisme untuk menyuburkan lahan serta pengendalian hama dan penyakit
CONTOH TEKNOLOGI KESEHATAN
TEKNOLOGI PRODUKSI EKSTRAK TERSTANDAR
Merupakan pencapaian misi BPPT : 1. perekayasaan teknologi untuk peningkatan
daya saing industri 2. perekayasaan teknologi untuk peningkatan
pelayanan publik instansi pemerintah
Kerjasama antara KEMENKES – BPPT – PT. INDOFARMA
• BPPT telah melakukan kegiatan teknologi produksi ekstrak terstandar untuk 5 jenis tanaman obat pada skala pilot.
• *Kemenkes – BPPT - PT. Indofarma dalam rangka mendorong program nasional pengembangan Bahan Baku Obat Tradisional (BBOT), Saintifikasi Jamu dan berkembangnya industri ekstrak nasional.
Capaian 2012 Selesainya pilot project 10.000 tpyOptimasi proses dan peralatanIntegrasi SRF dan pupuk mineralMitra : PT. Pupuk Kujang Cikampek
Pabrik Pupuk PKT-V
44
CONTOH TEKNOLOGI PERTAHANAN DAN KEAMANAN
Tahun 2012 merupakan sejarah bagi kegiatan pengembangan teknologi PUNA BPPT dengan mulai beralihnya proses pengembangan Puna dari teknologi development ke pemanfaatan hasil teknologi. Demo flight di Halim Perdana Kusumah pada tanggal 11 Oktober 2012 berhasil sukses diikuti dengan keputusan Menhan agar PUNA-BPPT segera digunakan untuk memperkuat skuadron PTTA TNI AU di Kalimantan.
Bapak Presiden RI mendengarkan penjelasan tentang Puna Wulung
(Saat setelah demo flight )
PUNA WULUNG BPPT AKAN MASUK JAJARAN SQUADRON TNI AU
45
CONTOH TEKNOLOGI LINGKUNGAN
Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca untuk Penanganan Bencana Kebakaran, Banjir, dan Kekeringandi Riau, Sumsel, Kalteng, Jabar, Jakarta, SoroakoMitra: BNPB, Pemda, TNI AU, TNI AD, PLN, Jasa TirtaPNBP: Rp 15, 6 miliar
Pemasangan Tsunameter Kabel di Pameungpeuk, Jabar
OUTLINE
PENDAHULUAN1
PENDEKATAN PENGUATAN SISTEM INOVASI2
BEBERAPA CONTOH IMPLEMENTASI OLEH BPPT3
PENUTUP4
BEBERAPA ISU POTENSIAL KEBIJAKAN
1. Keterbatasan media yang mendukung formasi kemitraan IPTEKIN. 2. Perbedaan/kesenjangan karakteristik spesifik para pihak (aktor) kemitraan
IPTEKIN. a. Perbedaan/kesenjangan budaya. Budaya peneliti/perekayasa di perguruan
tinggi (lembaga litbangyasa) yang umumnya lebih mengedepankan pertimbangan akademis dan kepentingan umum biasanya menjadi penghambat dalam berhubungan dengan pelaku dari kalangan bisnis yang lebih mengutamakan segi kepraktisan dan kemanfaatan nyata bagi bisnis, serta kerahasiaan bisnisnya untuk dapat bersaing.
b. Perbedaan/kesenjangan manajemen. Demikian halnya gaya manajemen yang lebih mengikuti hirarki birokrasi sering tidak sejalan dengan manajemen bisnis yang memerlukan pola pengambilan keputusan yang serba cepat.
c. Perbedaan/kesenjangan orientasi dan prioritas tujuan organisasi. Perbedaan orientasi dan prioritas tujuan masing-masing pihak yang bermitra juga sering menjadi penghambat efektifitas dan kelancaran dalam praktik kemitraan IPTEKIN.
3. Keterbatasan yang terkait dengan “cara pandang (mindset), sikap, perilaku, dan kemampuan” pelaku.
4. Keterbatasan sumber daya.
BEBERAPA ISU POTENSIAL KEBIJAKAN (lanjutan)
5. Keterbatasan investasi bagi aktivitas inovatif dalam pasar. 6. Kelemahan insentif:
a. Lemahnya insentif dalam sistem inovasi nasional bagi para pihak, yang berkaitan dengan banyak faktor seperti misalnya kultur dalam masyarakat yang “kurang saling percaya,” kondisi pasar, regulasi (misalnya perpajakan) dan lainnya, yang akhirnya turut mempengaruhi kurang/belum berkembangnya perilaku sosial bagi kemajuan inovasi yang diharapkan, termasuk kehendak berkolaborasi antara industri dan perguruan tinggi atau lembaga litbangyasa.
b. Insentif organisasi/kelembagaan pelaku. Struktur pengakuan/penghargaan di masing-masing (atau salah satu) pihak yang bermitra sering kurang/tidak memberikan insentif yang efektif bagi pengakuan/penghargaan dan/atau “imbalan” atas keberhasilan kemitraan IPTEKIN.
7. Hak kepemilikan (proprietary rights). 8. Eksternalitas positif dari kemitraan IPTEKIN yang berkembang.
INOVASI SEMAKIN PENTING DALAM PENCIPTAAN/PENINGKATAN NILAI TAMBAH (VALUE ADDED)Ukuran “Kesejahteraan” yang diciptakan oleh entitas bisnis (perusahaan)
Penjualan(Sales)
Penjualan(Sales)
Biaya-biaya:• Pembelian• Biaya lain
Biaya-biaya:• Pembelian• Biaya lain
KeuntunganKeuntungan
DepresiasiDepresiasi
PajakPajak
BungaBunga
“Biaya” Tenaga Kerja
“Biaya” Tenaga Kerja
Aset Tangible(mis. Kapital Tetap)
Aset Tangible(mis. Kapital Tetap)
Aset Intangible(mis. Knowledge, Kapasitas
Inovasi)
Aset Intangible(mis. Knowledge, Kapasitas
Inovasi)
Semakin Penting
“Biaya” Kemitraan“Biaya” Kemitraan
Nilai Output(Produk Barang dan/atau Jasa)
Catatan : lihat model BSC
Nilai lainNilai lain
Nilai Tambah (Value Added)
Nilai Tambah (Value Added)
TETAPI . . . : TANTANGAN TERKAIT ASET INTELEKTUAL (HKI)DI LEMBAGA PEMERINTAH DAN/ATAU SDM IPTEKIN BERSTATUS PNS
1. “Kepemilikan”2. “Kelembagaan & Mekanisme Anggaran” - Model bisnis ~
termasuk pelinsesian & royalty fee3. Apresiasi bagi inventor (aktor IPTEKIN) :
a. reward/insentif, b. pengakuan (acknowledgement), dsb.