PELUANG USAHA AIR MINUM DALAM KEMASAN (kajian pendahuluan) LATAR BELAKANG Way Kanan adalah suatu kabupaten yang telah berusia 11 tahun pada saat ini, dimana memiliki berbagai potensi yang tinggi pada daerahnya dengan kekayaan daerah yang belum di eksploitasi baik yang berasal dari sumber daya alam dan sumber daya manusianya. Kondisi ini sangat memungkinkan sekali untuk kabupaten ini tumbuh dan berswadaya mandiri dimana potensi-potensi tersebut dapat dikelola dan dimanfaatkan secara proporsional dan profesional sehingga dapat secara langsung memberi kontribusi pada Pendapatan Asli Daerah dengan pengelolaan yang baik dan benar. Pemerintah tidak memproteksi hal ini bahkan memberikan peluang bagi pelaku usaha mikro untuk mengembangkan usaha menjadi wira usaha di semua aspek dan akses kabupaten, dari keterbukaan ini diharapkan masyarakat dapat mengambil bagian dan peranan dalam memicu pertumbuhan ekonomi di kabupaten way kanan. KONDISI DAERAH Kabupaten Way Kanan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota di Propinsi Lampung, yang memiliki luas wilayah seluas 3.921,63 km 2 atau sebesar 11,11 persen dari luas Propinsi Lampung, dan dibatasi oleh : 1. Propinsi Sumatera Selatan, di sebelah Utara 2. Kabupaten Lampung Utara, di sebelah Selatan 3. Kabupaten Tulang Bawang, di sebelah Timur 4. Kabupaten Lampung Barat, di sebelah Barat Ibukota Kabupaten Way Kanan adalah Blambangan Umpu yang merupakan salah satu kampung tua yang ada di Kabupaten Way Kanan. Secara geografis, Kabupaten Way Kanan
21
Embed
PELUANG USAHA AIR MINUM DALAM KEMASAN · PDF filePELUANG USAHA AIR MINUM DALAM KEMASAN (kajian pendahuluan) LATAR BELAKANG Way Kanan adalah suatu kabupaten yang telah berusia 11
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PELUANG USAHA AIR MINUM DALAM KEMASAN
(kajian pendahuluan)
LATAR BELAKANG
Way Kanan adalah suatu kabupaten yang telah berusia 11 tahun pada saat ini, dimana
memiliki berbagai potensi yang tinggi pada daerahnya dengan kekayaan daerah yang belum di
eksploitasi baik yang berasal dari sumber daya alam dan sumber daya manusianya. Kondisi ini
sangat memungkinkan sekali untuk kabupaten ini tumbuh dan berswadaya mandiri dimana
potensi-potensi tersebut dapat dikelola dan dimanfaatkan secara proporsional dan profesional
sehingga dapat secara langsung memberi kontribusi pada Pendapatan Asli Daerah dengan
pengelolaan yang baik dan benar.
Pemerintah tidak memproteksi hal ini bahkan memberikan peluang bagi pelaku usaha
mikro untuk mengembangkan usaha menjadi wira usaha di semua aspek dan akses kabupaten,
dari keterbukaan ini diharapkan masyarakat dapat mengambil bagian dan peranan dalam
memicu pertumbuhan ekonomi di kabupaten way kanan.
KONDISI DAERAH
Kabupaten Way Kanan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota di Propinsi Lampung,
yang memiliki luas wilayah seluas 3.921,63 km2 atau sebesar 11,11 persen dari luas Propinsi
Lampung, dan dibatasi oleh :
1. Propinsi Sumatera Selatan, di sebelah Utara
2. Kabupaten Lampung Utara, di sebelah Selatan
3. Kabupaten Tulang Bawang, di sebelah Timur
4. Kabupaten Lampung Barat, di sebelah Barat
Ibukota Kabupaten Way Kanan adalah Blambangan Umpu yang merupakan salah satu
kampung tua yang ada di Kabupaten Way Kanan. Secara geografis, Kabupaten Way Kanan
terletak pada posisi :
Timur – Barat, berada antara : 104,17o - 105,04o Bujur Timur
Utara – Selatan, berada antara: 4,12o - 4,58o Lintang Selatan
TOPOGRAFI
Secara topografi, Kabupaten Way Kanan dapat dibagi menjadi 2 (dua) unit
topografis, yaitu
a. Topografi Berbukit Sampai Bergunung
Lereng-lereng yang curam atau terjal dengan ketinggian bervariasi antara 450 -
1500 m dari permukaan laut. Daerah ini meliputi Bukit Barisan yang umumnya ditutupi
oleh vegetasi hutan primer atau sekunder dengan puncak-puncaknya antara lain:
Bukit Barisan dan Bukit Pesagi.
b. Daerah River Basin
Di Kabupaten Way Kanan terdapat river basin sungai-sungai kecil, Pada
umumnya bentuk medan topografi Kabupaten Way Kanan terbagi atas 2 (dua)
bagian, yaitu :
- Sebelah barat lebih kurang 7 persen dari luas wilayah Kabupaten Way Kanan
merupakan rangkaian pegunungan Bukit Barisan, yang terdiri dari lereng-lereng
yang curam atau terjal dengan ketinggiannya bervariasi antara 450 - 1500 m dari
permukaan laut, dan pada umumnya ditutupi oleh vegetasi hutan primer
atau sekunder.
- Sebelah timur lebih kurang 93 persen dari luas wilayah Kabuapten Way Kanan
terbentang dataran yang sebagian besar tertutup vulkanis awan gelap dan
terbentang sawah serta perkebunan dataran rendah.
GEOLOGI
Data tentang endapan mineral di Kabupaten Way Kanan belum banyak
ditemukan sehingga besarnya potensi endapan bahan tambang belum banyak diketahui secara
pasti. Dari literatur dan peta geologi dapat diinventarisir bahwa bahan tambang utama yang ada
di Kabupaten Way Kanan adalah bahan galian C, diantaranya Andesit (176,9 juta m3), Riodasit
(3 juta m3 ), Marmer (15,8 juta m3 ), Zeolit (16,8 juta m3 ), Phospat, Kaolin (7,5 juta m3),
Benthonite (60 juta m3), Tufa (123,6 juta m3), Pasir Batu (1,3 juta m3), Batu Gamping,
Lempung/Tanah Liat (0,4 juta m3), Basalt (0.4 juta m3). Daerah Kabupaten Way Kanan memilki
iklim tropis dengan 2 (dua) musim yang selalu berganti sepanjang tahun, yaitu musim
penghujan dan musim kemarau. Temperatur rata-rata di daerah ini pada 30° C.
PEMERINTAHAN
Pemekaran wilayah kecamatan berdasarkan Keputusan Bupati Way Kanan
Nomor :2 Tahun 2003 dan Peraturan Daerah Nomor : 2 Tahun 2005, sehingga jumlah
kecamatan menjadi 14 (empat belas) kecamatan dengan jumlah desa atau kampung
sebanyak 210 kampung. Keempatbelas kecamatan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Kecamatan Banjit dengan ibukota di Kampung Pasar Banjit, luas wilayahnya 331,6
km2 terdiri dari 20 kampung.
2. Kecamatan Baradatu dengan ibukota di Kampung Tiuh Balak Pasar, memiliki luas
wilayah 152,03 km2 terdiri dari 22 kampung.
3. Kecamatan Gunung Labuhan dengan ibukota di Kampung Gunung Labuhan,
memiliki luas wilayah 115,22 km2 terdiri dari 19 kampung
4. Kecamatan Kasui dengan ibukota Kampung Jaya Tinggi, luas wilayahnya 150,20 km2
dengan jumlah kampung sebanyak 18 kampung.
5. Kecamatan Rebang Tangkas dengan ibukota Kampung Gunung Sari, memiliki luas
wilayah 207,18 km2 terdiri dari 10 kampung
6. Kecamatan Blambangan Umpu beribukota di Kampung Blambangan Umpu yang
sekaligus merupakan ibukota Kabupaten Way Kanan. Kecamatan ini luasnya 533,06
km2 dengan jumlah kampung sebanyak 24 kampung.
7. Kecamatan Way Tuba beribukota di Kampung Way Tuba, luas wilayahnya 206,25 km2
terdiri dari 12 kampung.
8. Kecamatan Negeri Agung dengan ibukota di Kampung Negeri Agung, luas
wilayahnya 562,98 km2 terdiri dari 18 kampung.
9. Kecamatan Bahuga dengan ibukota di Kampung Mesir Ilir, luas wilayahnya 81,92 km2
terdiri dari 8 kampung.
10. Kecamatan Buay Bahuga dengan ibukota di bumi Harjo,luas wilayahnya 100,83 km2
terdiri dari 7 kampung
11. Kecamatan Bumi Agung dengan ibukota di Bumi Agung,luas wilayahnya 189,25 km2
terdiri dari 9 kampung
12. Kecamatan Pakuan Ratu dengan ibukota di Kampung Pakuan Ratu, luas wilayahnya
580,34 km2 terdiri dari 19 kampung.
13. Kecamatan Negara Batin dengan ibukota di Kampung Negara Batin, luas
wilayahnya 348,4 km2 terdiri dari 14 kampung.
14. Kecamatan Negeri Besar dengan ibukota Kampung Negeri Besar, luas wilayah
362,37 km2 terdiri dari 10 kampung.
KEPENDUDUKAN
Jumlah penduduk Kabupaten Way Kanan pada tahun 2000 berdasarkan hasil Sensus
Penduduk 2000 adalah sebanyak 349,8 ribu jiwa. Jika dibandingkan dengan keadaan tahun
1990, dimana pada saat itu kecamatan-kecamatan yang ada di Kabupaten Way Kanan masih
merupakan bagian dari Kabupaten Lampung Utara, maka pertumbuhan penduduknya
relatif rendah yaitu hanya sebesar 0,15 persen per tahun pada periode tahun 1990-2000.
Penduduk Kabupaten Way Kanan pada tahun 2007 berdasarkan hasil Survei Sosial
Ekonomi Nasional (Susenas) 2007 tercatat sebanyak 362.749 jiwa, jika dibandingkan dengan
tahun 2006 maka terjadi peningkatan jumlah penduduk sebanyak 939 jiwa atau dengan
pertumbuhan sebesar 0,26 persen.
Kepadatan penduduk Kabupaten Way Kanan tahun 2007 adalah sebesar 92 jiwa per km2.
Berdasarkan kecamatan di Kabupaten Way Kanan, maka Kecamatan Baradatu memiliki tingkat
kepadatan penduduk tertinggi yaitu 245 jiwa per km2, sedangkan Kecamatan Negeri Agung
tercatat sebagai kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk terendah, yaitu sebesar 35
jiwa per km2.
Kepadatan Penduduk Per Km2 Dan Rata-rata Penduduk Per Rumah Tangga Di Kabupaten Way Kanan, 2008
Kecamatan Luas Jumlah Jumlah Kepadatan Rata-rata(Ha) RT Pend Pend per Km2 Pend per RT
a. Undang – Undang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
b. Undang – Undang No.12 tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang – Undang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
c. Undang – Undang No.5 tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah
VISI dan MISI PEMERINTAH KABUPATEN WAY KANAN
A. VISI
" Terwujudnya Masyarakat Way Kanan yang Sejahtera, Demokratis, Berbudaya dan Religius"
B. MISI
1. Mewujudkan Penuntasan Kemiskinan dan Kesejahteraan Masyarakat dengan
Prioritas pada Pemberdayaan Ekonomi kerakyatan, Peningkatan kesehatan dan
Infrastruktur Daerah Guna Mendukung Secara Optimal Pembangunan Daerah
2. Mewujudkan Penyelenggaraan Pemerintahan yang Baik dan yang Bertanggungjawab
bagi Percepatan Pemabangunan Daerah
3. Mewujudkan Demokrasi dalam segala Aspek Kehidupan, Menghormati Hak Asasi
Manusia dan Menjamin Tegaknya Supremas Hukum
4. Pemanfaatan Potensi Daerah dan Lingkungan hidup Secara Bijaksana Guna Menuju
Pemberdayaan Masyarakat
5. Membentuk Moralitas, SDM dan Sumber Daya Pembangunan yang Profesional
Unggul dan Berdaya Saing Melalui Penguasaan Teknologi dan Kewirausahaan
6. Meningkatkan Budaya Daerah dan Masyarakat yang Berkarakter Positif dan Religius
Pabr ik Pem as aran
Sales Distribu tion
distrib
Retailer
Finance
Busines U ni t HeadStruktur Pem asaran
FAKTOR PENDUKUNG
1. PROFIL DAN SEBARAN USAHA KECIL
Ada dua definisi usaha kecil yang dikenal di Indonesia. Pertama, definisi usaha kecil
menurut Undang-Undang No. 9 tahun 1995 tentang Usaha Kecil adalah kegiatan ekonomi
rakyat yang memiliki hasil penjualan tahunan maksimal Rp 1 milyar dan memiliki kekayaan
bersih, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, paling banyak Rp 200 juta
(Sudisman & Sari, 1996: 5). Kedua, menurut kategori Biro Pusat Statistik (BPS), usaha
kecil identik dengan industri kecil dan industri rumah tangga. BPS mengklasifikasikan
industri berdasrakan jumlah pekerjanya, yaitu: (1) industri rumah tangga dengan pekerja 1-
4 orang; (2) industri kecil dengan pekerja 5-19 orang; (3) industri menengah dengan
pekerja 20-99 orang; (4) industri besar dengan pekerja 100 orang atau lebih (BPS, 1999:
250).
2. PERMINTAAN DAN PENAWARAN
Variable bebas dan variable tak bebas dapat diperoleh dari pengembangan dan atribut
yang di sajikan dalam item di bawah ini :
• Struktur Pemasaran
Kab. Way kanan terdiri dari 14 kecamatan yang berjumlah 210 kampung dengan dayabeli produk ± 96% penduduknya dengan non period
• Analisa Penduduk terhadap Daya Beli dalam Jumlah Bulan (resistent market per kecamatan)
KECAMATAN JUMLAH PROBABILITY DAYA BELI BUYERPenduduk % jml bulan dus
1. Banjit 40.000 3 8 102. Baradatu 37.385 3.5 8 103. Gunung Labuhan 19.540 1.5 6 104. Kasui 29.847 4 8 105. Rebang Tangkas 26.615 1.5 5 106. Blambangan Umpu 43.078 3.5 8 107. Way Tuba 18.770 1.5 4 108. Negeri Agung 19.539 2.5 7 109. Bahuga 9.885 1.5 6 1010. Buay Bahuga 18.144 1.5 6 1011. Bumi Agung 25.357 2 6 1012 Pakuan Ratu 25.077 1.5 8 1013 Negara Batin 31.386 2 8 1014 Negeri Besar 20.155 2.5 8 10
JUMLAH / TOTAL 364.778
• Sosial ekonomi masyarakat
Kondisi masyarakat secara majemuk merupakan kondisi yang memprihatinkan di
tinjau dari sisi pendidikan, gaya hidup, pola bertani dan berkebun, pengembangan
potensi diri dan pemahaman sukuisme. Keadaan ini sangat situatif dan tergantung
pada momentum yang ada tetapi sangat frekuentif. Sehingga masyarakat tercipta
pola pikir yang pragmatis dan simple, apabila terbentur dengan problema maka
keputusan yang cepat dan sigap diambil adalah emotion dan efek yang timbul lari
dari tanggung jawab, sehingga pola sosial ini membawa dampak pada gaya hidup
yang tidak dinamis melainkan prestice sehingga membuat kondisi yang glamour, dan
pola hidup hanya terbawa dalam suasana eksistensi.
Dalam marketing situasi ini sangat menguntungkan karena masyarakat sudah
berpola gaya hidup yang praktis dan instan walau harus mengeluarkan cost yang
tinggi. Sehingga suatu produk akan tercipta market secara alami dengan sangat
mudah.
• Kebutuhan pasar terhadap Daya beli masyarakat
Opini masyarakat bergeser dari pola hidup gotong royong dan kekeluargaan
menjadi pola praktis yang hanya secara teknis sehingga membuat masyarakat
menjadi konsumtif, dan perkembangan saat ini masyarakat telah terbiasa
menggunakan fasilitas yang instan dan praktis. Perbandingan biaya terhadap
permintaan dan penawaran pun menjadi tidak seimbang dikarenakan permintaan
pasar yang tinggi pada pola produk instanitas dan pratis dari pada penawaran oleh
produk itu sendiri. Masalah yang ada penawaran mengalami kendala dengan
distribusi dan transportasi yang jauh sehingga memakan biaya tinggi untuk suatu
produk masuk pasar way kanan, tetapi disisi lain harga produk yang tinggi masih
tergolong murah dikarenakan biaya yang digunakan tanpa penggunaan pola praktis
masih terlalu tinggi.
Pendapatan keluarga dan alokasinya di sebutkan dalam Pareto Law
merupakan teori yang menyatakan bahwa pola distribusi pendapatan adalah
konstan, baik secara historis maupun geografis, tanpa memperhatikan kebijakan
perpajakan atau kesejahteraan. Dengan berbasis pendapatan pada setiap
keluarga dapat dibagi dalam beberapa kelompok mulai dari pendapatan
keluarga rendah, sedang dan tinggi. Dengan metode ini dapat diasumsikan sebagai
berikut :
I = g (C1, C2, C3, ...Cn) ......(1)
Dimana :I = Jumlah total pendapatan setiap keluarga.C = Alokasi biaya berdasarkan kepentingan.1, 2, 3,.. n = Merupakan tingkat kepentingan alokasi biaya tiap keluarga.
Nilai ATP umum diperoleh dari rasio alokasi pendapatan keluarga untuk biaya
air minum kemasan terhadap total pemakaian air minum kemasan seluruh
anggota keluarga, baik yang berpenghasilan maupun tidak.
ATP umum = ......(2)TxPI
t
pt
Dimana :It = Total pandapatan keluarga perbulan (Rp/bulan)PP = Prosentase pengeluaran untuk air minum kemasan per bulan dari total
pendapatan keluarga Tt = Total pemakaian air minum kemasan keluarga per bulan (m3/bulan)
• Peluang investasi
Badan Usaha Milik Pemerintah Daerah Way Kanan ini sebagian besar
permodalannya dimiliki oleh pemerintah daerah. Pengelolaan perusahaan
membutuhkan management yang professional sehingga dapat mencapai target yang
ingin dicapai. Management yang professional memerlukan sumberdaya manusia
yang terlatih ; bermotivasi dan berbudi luhur.
Unit Bisnis Air Minum Dalam Kemasan suatu kajian konsep untuk peningkatan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang bertujuan menyediakan air minum yang
berkualiitas kepada masyarakat Way Kanan dengan harga yang terjangkau.
Menambah lapangan kerja kepada masyarakat Way Kanan serta mendorong
timbulnya usaha baru dalam jaringan distribusi yang dikelola masyarakat Way
Kanan.
Piramida Ekonomi Indonesia
3. SEBARAN KAMPUNG/KECAMATAN
Distribusi pada rute target pemasaran dapat di tinjau dengan informasi di bawah ini :
PANJANG JALAN DIRINCI MENURUT JENIS PERKERASANDAN KECAMATAN KABUPATEN WAY KANAN TAHUN, 2008