-
ANALISA KADAR NITRAT DAN PH PADA AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK)
AIROLAS PTPN XII KEBUN
JATIRONO KALIBARU KABUPATEN BANYUWANGI
LAPORAN KULIAH KERJA MAGANG
Oleh:
ACH. HARIS EFENDY
NIM 101810301021
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DESEMBER, 2013
-
i
ANALISA KADAR NITRAT DAN PH PADA AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK)
AIROLAS PTPN XII KEBUN
JATIRONO KALIBARU KABUPATEN BANYUWANGI
LAPORAN KULIAH KERJA MAGANG
diajukan guna memenuhi salah satu persyaratan akademik pada
program S1 Jurusan
Kimia FMIPA Universitas Jember
Oleh:
ACH. HARIS EFENDY
NIM 101810301021
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DESEMBER, 2013
-
ii
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN KULIAH KERJA MAGANG
JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
1. Judul Kegiatan : Analisis Kadar Nitrat dan pH pada Air Minum
dalam Kemasan (AMDK) AIROLAS
PTPN XII Kebun Jatirono Kalibaru, Kabupaten Banyuwangi
2. Identitas Penyusun
2.1 Nama : Ach. Haris Efendy 2.2 Nim : 101810301021 2.3 Jurusan
: Kimia
2.4 Alamat a. Asal : Dusun Kaligoro, RT03/RW03, Desa
Sukomaju,
Kecamatan Srono, Kabupaten Banyuwangi b. Alamat di Jember : Jl.
Jawa 7 No. 116. Jember
3. Bidang Ilmu : Kimia
4. Informasi tentang KKM 4.1 Nama Instansi : Air Minum Dalam
Kemasan Airolas
4.2 Alamat : Kebun Jatirono, Desa Kajarharjo, Kecamatan
Kalibaru. Kabupaten Banyuwangi.
5. Waktu Pelaksanaan : 01 Juli s.d. 19 Agustus 2013
Jember, 19 Desember 2013 Penyusun
(Ach. Haris Efendy)
NIM. 101810301021
Mengetahui, Ketua Jurusan Kimia
(Dr. Bambang Piluharto, S.Si, M.Si)
NIP. 197107031997021001
Menyetujui, Dosen Pembimbing
( Drs. Sudarko, Ph.D ) NIP. 196903121992031002
Pembimbing Lapang
(A. Djamal Faruk) Kepala Bagian Produksi
-
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur bagi Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat
dan
karunia-Nya sehingga dapat terselesaikan laporan kuliah kerja
magang yang telah
dilaksanakan di AMDK Airolas pada tanggal 01 Juli 19 Agustus
2013 dengan
judul Analisis Kadar Nitrat dan pH pada Air Minum dalam Kemasan
(AMDK)
AIROLAS PTPN XII Kebun Jatirono Kalibaru, Kabupaten
Banyuwangi.
Terselesaikannya penulisan laporan KKM ini tidak terlepas dari
bantuan dan
arahan dari beberapa pihak. Untuk itu Kami menyampaikan ucapan
terima kasih
kepada :
1. Bapak Dr. Bambang Piluharto, S.Si, M.Si, selaku ketua Jurusan
Kimia
FMIPA Universitas Jember.
2. Bapak Drs. Sudarko, Ph.D selaku dosen pembimbing.
3. Bapak Achmad Djamal Faruk selaku kepala bagian produksi,
sekaligus
pembimbing lapang kuliah kerja magang di AMDK Airolas
Kalibaru,
Kabupaten Banyuwangi.
4. Rekan-rekan kerja di AMDK Airolas yang telah membantu
proses
pembelajaran selama kegiatan kuliah kerja berlangsung.
Penulis menyadari bahwa laporan hasil kuliah kerja magang ini
masih jauh
dari sempurna, sehingga adanya saran dan kritik yang konstruktif
sangat
diharapkan untuk membantu proses penyempurnaannya. Kami berharap
laporan
kuliah kerja ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
berkepentingan.
Jember, Desember 2013
Penyusun
-
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL...............................................................................
i
LEMBAR
PENGESAHAN.....................................................................
ii
KATA
PENGANTAR.............................................................................
iii
DAFTAR
ISI............................................................................................
iv
DAFTAR
GAMBAR...............................................................................
v
BAB I.
PENDAHULUAN.......................................................................
1
1.1Latar
Belakang.............................................................................
1
1.2
Permasalahan..............................................................................
3
1.3 Tujuan dan
Manfaat....................................................................
3
BAB II. PELAKSANAAN
KEGIATAN................................................ 4
2.1 Tempat dan
Waktu......................................................................
4
2.2 Selayang Pandang tentang
Airolas............................................. 6
2.3 Bidang atau Jenis
Kegiatan.........................................................
6
2.4 Teknik
Kegiatan..........................................................................
7
2.5 Kendala dan
Pemecahan.............................................................
10
BAB III. HASIL KEGIATAN DAN
PEMBAHASAN........................... 11
3.1
Hasil............................................................................................
11
3.2
Pembahasan................................................................................
13
BAB IV.
PENUTUP................................................................................
19
4.1
Kesimpulan.................................................................................
19
4.2
Saran...........................................................................................
19
DAFTAR
PUSTAKA..............................................................................
20
LAMPIRAN.............................................................................................
21
-
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Denah lokasi kuliah kerja magang di AMDK
Airolas............ 4
Gambar 2. Struktur kimia senyawa
nitrat................................................. 14
-
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Air merupakan senyawa kimia yang memiliki peranan penting
bagi
kehidupan mahluk hidup. Selain makanan dan udara, kebutuhan yang
paling
utama adalah air. Bagi manusia, air diperlukan untuk
melangsungkan kehidupan
sebagai air minum. Sekitar 75% komponen tubuh manusia terdiri
dari air, dan
kebutuhan air pada orang dewasa sebanyak 1,5 2 liter setiap hari
untuk menjaga
keseimbangan tubuh dan membantu proses metabolisme (Slamet,
2007). Manusia
dapat mengalami dehidrasi (kekurangan cairan) atau terserang
penyakit jika
kekurangan cairan dalam tubuh (Suriawiria, 1996). Manusia dapat
bertahan hidup
dua atau tiga minggu tanpa makan. Namun, hanya bisa bertahan dua
atau tiga hari
tanpa minum. Sehingga dapat dipastikan bahwa kebutuhan air minum
semakin
meningkat seiring dengan angka pertumbuhan masyarakat (Suripin,
2002).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan nomor 416 tahun 1990
meyebutkan
bahwa, air minum merupakan air yang kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan
dan dapat langsung diminum (Depkes RI, 1990). Bagi masyarakat
perkotaan atau
daerah gersang, sangat sulit untuk mendapatkan air minum yang
bersih dan
memenuhi syarat kesehatan. Salah satu solusi pemenuhan kebutuhan
air bersih
yaitu menggunakan Air Minum dalam Kemasan (AMDK).
Berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan
nomor
167 tahun 1997, pengertian AMDK adalah air yang telah diolah dan
dikemas serta
aman untuk dikonsumsi. Air minum dalam kemasan harus memenuhi
persyaratan
air minum dalam kemasan (AMDK) yang diatur sesuai dengan Standar
Nas ional
Indonesia (SNI) nomor SNI-01-3553-2006. Hingga saat ini
keberadaan AMDK
sangat diminati oleh masyarakat karena dinilai lebih higenis dan
praktis untuk
memenuhi kebutuhan air minum sehari hari. Sampai tahun 2010
tercatat
-
2
sebanyak 567 perusahaan AMDK di Indonesia mampu menjual air
minum
sebanyak 13,5 liter per tahun. Pemanfaatan AMDK sangat dirasakan
oleh
masyarakat, karena AMDK merupakan solusi bagi masyarakat
untuk
mengkonsumsi air siap pakai (Amrih, 2005).
Air juga dapat membawa dampak buruk bagi kehidupan manusia, jika
air
tersebut mengandung senyawa yang berbahaya bagi tubuh. Kandungan
zat
organik dan anorganik dalam air minum tidak boleh melebihi
standar yang sudah
ditentukan. Salah satu zat anorganik yang terdapat dalam air
adalah nitrat. Nitrat
(NO3) merupakan ion anorganik alami, nitrat termasuk dalam
siklus nitrogen.
Nitrat sering ditemukan di dalam air tanah maupun air permukaan
karena nitrat
merupakan hasil oksidasi dari nitrit. Senyawa yang mengandung
nitrat di dalam
tanah biasanya larut dalam air dan dapat bermigrasi dengan air
bawah tanah. Batas
normal kadar nitrat pada air bersih menurut Peraturan Menteri
Kesehatan No.
416/1990 adalah 50 mg/liter dan pada air minum adalah 10
mg/liter. Nitrat dalam
air minum dapat berbahaya bagi bayi dan anak kecil, dan dapat
mengakibatkan
penyakit Methemoglobinemia jika melebihi 10 mg/liter (Gustafon,
1993).
Selain kandungan nitrat, aspek lain yang juga perlu diperhatikan
adalah
pH (Power of Hydrogen) pada air minum dalam kemasan. Berdasarkan
Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
492/Menkes/Per/IV/20120, air
minum yang layak untuk dikonsumsi harus memiliki pH antara 6,5
8,5. Jika pH
berada di bawah 6,5 maka air akan memiliki sifat asam. Akibat
yang timbul dalam
tubuh jika meminum air yang bersifat asam antara lain: gangguan
pencernaan,
kekurangan energi, dan sakit pada persendian.
Berdasarkan permasalah diatas, dan melihat potensi
pengaplikasian ilmu
kimia pada masyarakat, maka dilakukanlah Kuliah Kerja Magang
(KKM)
mahasiswa Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam
Universitas Jember khususnya dalam hal analisis kadar nitrat dan
pH pada AMDK
Airolas Kebun Jatirono, Kalibaru. Kegiatan ini dilakukan sebagai
bentuk
kerjasama yang diharapkan dapat membawa manfaat antar perguruan
tinggi dan
AMDK Airolas, Kalibaru. Sebagai hasil kuliah kerja magang di
Airolas,
disusunlah laporan KKM dengan judul Analisis Kadar Nitrat dan pH
pada Air
-
3
Minum dalam Kemasan (AMDK) AIROLAS PTPN XII Kebun Jatirono
Kalibaru,
Kabupaten Banyuwangi ini.
1.2 Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan
sebagai berikut:
a. Bagaimana menghitung kadar nitrat pada AMDK Airolas?
b. Bagaimana menghitung pH air pada AMDK Airolas?
c. Bagaimana pengaruh kandungan nitrat dan pH terhadap kualitas
air
minum yang dihasilkan?
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan ini antara lain:
a. Mengetahui cara penentuan kadar nitrat dalam air minum
Airolas
menggunakan metode spektrofotometri.
b. Mengetahui penentuan pH dalan air minum menggunakan alat pH
meter.
c. Mengetahui kualitas air minum dalam kemasan Airolas
berdasarkan
kandungan nitrat dan kadar pHnya.
1.3.2 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh berdasarkan Kuliah Kerja
Magang
ini antara lain:
a. Mahasiswa memiliki wawasan dalam dunia kerja, khususnya
pengujian
kualitas air minum dalam kemasan.
b. Mahasiswa dapat menerapkan ilmu kimia untuk menguji kadar
nitra t dan
pH air minum.
c. Terciptanya kerjasama yang kondusif antara AMDK Airolas
dengan
perguruan tinggi.
d. Terciptanya kerjasama tim (team work) antar anggota KKM,
sehingga
tertanam sikap kerja sama sebagai bekal dalam dunia kerja.
-
4
BAB II. PELAKSANAAN KEGIATAN
2.1 Tempat dan Waktu
2.1.1. Tempat
Kuliah Kerja Magang (KKM) dilakukan di Pabrik Air Minum
dalam
Kemasan (AMDK) merk Airolas PT. Perkebunan Nusantara XII
(Persero)
Kebun Jatirono, Afdeling Sumber Salak, Desa Kajarharjo,
Kecamatan Kalibaru,
Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Pengujian zat organik, sulfat,
logam
Cadmium (Cd), dan zat anorganik yang terkandung di dalam air
minum Airolas
dilakukan di laboratorium Anorganik dan Analitik Jurusan K imia
Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jember.
Berikut merupakan denah lokasi kuliah kerja magang:
Gambar 1. Denah lokasi kuliah kerja magang di AMDK Airolas,
Kalibaru
Kampus UNEJ
AMDK Airolas
AMDK Airolas
Pasar
Kalibaru
-
5
2.1.2. Waktu
Kegiatan kuliah kerja ini dilaksanakan pada tanggal 01 Juli 2013
sampai
dengan 19 Agustus 2013. Terdapat 3 pembagian waktu pelaksanaan
kegiatan:
a. 01 08 Juli 2013 : Pengenalan industri, tes ozon, dan
produksi.
b. 09 26 Juli 2013 : Pengujian kadar nitrat di Jurusan Kimia
FMIPA Universitas Jember.
c. 29 Juli 19 Agustus 2013 : Pengujian pH dan TDS (Total
dissolved solid)
di laboratorium milik AMDK Airolas.
Jam kerja selama hari senin sampai dengan sabtu, dari pukul
07:00 hingga
pukul 15:00 WIB, atau diluar jam tersebut sesuai kesepakatan
yang telah
disepakati. Berikut ini merupakan jadwal kegiatan kuliah kerja
magang:
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Kuliah Kerja Magang di AMDK Airolas
No Hari, Tanggal Kegiatan
1 Senin, 01 Juli 2013 Pengenalan tampat magang
2 Selasa, 02 Juli 2013 Pengenalan laboratorium
3 Rabu, 03 Juli 2013 Pengujian kadar ozon
4 Kamis, 04 Juli 2013 Memasuki bagian produksi
5 05 sampai 08 Juli 2013 Pemrograman KRS
6 09 sampai 15 Juli 2013 Perijinan penggunaan laboratorium
Kimia
Analitik dan Anorganik, Jurusan Kimia
7 Selasa, 16 Juli 2013 Pengujian sulfat dan pH air
8 Rabu, 17 Juli 2013 Pengujian zat organik (titrasi)
9 Kamis, 18 Juli 2013 Uji logam Cd (AAS)
10 Jumat, 19 Juli 2013 Preparasi reagen untuk uji nitrat
11 Sabtu, 20 juli 2013 Preparasi reagen untuk uji nitrat
12 Senin, 22 Juli 2013 Preparasi alat untuk uji nitrat
13 Selasa, 23 Juli 2013 Uji nitrat dengan spektrofotometer
14 Kamis, 25 Juli 2013 Pengembalian alat
15 Jumat, 26 Juli 2013 Pengembalian alat
16 Senin, 29 Juli 2013 Uji pH dan TDS di lab. Airolas
17 Selasa, 30 Juli 2013 Uji pH dan TDS di lab. Airolas
18 Rabu, 31 Juli 2013 Uji pH dan TDS di lab. Airolas
19 Kamis, 01 Agustus 2013 Uji pH dan TDS di lab. Airolas
20 Jumat, 02 Agustus 2013 Uji pH dan TDS di lab. Airolas
21 Sabtu, 03 Agustus 2013 Uji pH dan TDS di lab. Airolas
22 Rabu, 14 Agustus 2013 Uji pH dan TDS di lab. Airolas
23 Kamis, 15 Agustus 2013 Uji pH dan TDS di lab. Airolas
24 Jumat, 16 Agustus 2013 Uji pH dan TDS di lab. Airolas
25 Senin, 19 Agustus 2013 Uji pH dan TDS di lab. Airolas
-
6
2.2 Selayang Pandang tentang Airolas
Pabrik Air Minum dalam Kemasan (AMDK) merk Airolas terletak di
PT.
Perkebunan Nusantara XII Kebun Jatirono, Afdeling Sumber Salak,
Desa
Kajarharjo, Kecamatan Kalibaru, Kabupaten Banyuwangi, Jawa
Timur. Pabrik
AMDK Airolas didirikan pada tahun 2009 dan bahan baku air
pengolahan pabrik
AMDK berasal dari Afdeling Sumber Salak di Kebun Jatirono yang
memiliki 7
buah mata air dengan total debit 324 liter/detik. Bahan baku Air
Minum dalam
Kemasan Airolas mengambil sumber mata air yang ke-7. Sumber mata
air ini
merupakan peninggalan Belanda yang memiliki debit 11
liter/detik.
Tahap pengolahan air baku menjadi air siap dikonsunmi melewati
tahapan
sebagai beriku: bahan baku, filtrasi, desinfeksi (ozonasi dan
ultraviolet), pengisian,
penyimpanan, dan pemasaran. Pemasaran produk AMDK Airolas
sudah
dipasarkan antara lain; di kebun kebun se PT. Perkebunan
Nusantara XII, pasar
wilayah Kabupaten Banyuwangi yang meliputi 22 kecamatan,
Kabupaten Jember,
Sidoarjo, dan Surabaya.
2.3 Bidang atau Jenis Kegiatan
Kegiatan yang dilakukan merupakan Kuliah Kerja Magang (KKM),
yang
dilakukan oleh mahasiswa Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan
Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Jember di AMDK Airolas Kalibaru.
Terdapat dua
bidang yang dilakukan mahasiswa selama kuliah kerja berlangsung.
Bidang
tersebut antara lain:
a. Produksi
Merupakan bagian yang melakukan proses pengemasan air minum
hasil
produksi dalam wadah atau kemasan (cup, botol, dan galon).
b. Laboratorium
Laboratorium yang digunakan ada 3 antara lain : Laboratorium
Anorganik,
Analitik, dan laboratorium AMDK Airolas. Bagian laboratorium
menguji
kandungan kimia senyawa nitrat pada air minum dalam kemasan
Airolas.
-
7
2.4 Teknik Kegiatan
2.4.1 Kegiatan Kuliah Kerja Magang Secara Umum
Kegiatan kuliah kerja magang yang telah dilakukan oleh
mahasiswa
Jurusan Kimia pada AMDK Airolas terbagi dalam 4 kategori:
a. Monitoring dan Survei Lokasi
Monitoring dilakukan awal sebelum pembuatan proposal kuliah
kerja
magang. Monitoring bertujuan untuk memilih lokasi yang sesuai
dalam
penerapan ilmu kimia didalam dunia kerja yang sebenarnya.
Setelah
kegiatan monitoring, maka perlu dilakukan survei untuk
pengenalan
lingkungan sekitar industri tempat kuliah kerja.
b. Pengenalan Industri
Pengenalan industri dilakukan saat pertama kali memasuki AMDK
Airolas.
Pengenalan mencakup proses pengolahan air (penyaringan,
desinfeksi, dan
pengemasan). Selain pengenalan proses produksi, juga
pengenalan
laboratorium di AMDK Airolas.
c. Pelaksanaan Kuliah Kerja
Pelaksanaan kuliah kerja dilaksanakan tanggal 01 Juli sampai 19
Agustus
2013. Pelaksanaan meliputi proses produksi dan pengujian air
minum
Airolas.
d. Penyusunan Laporan
Laporan kuliah kerja magang disusun saat kuliah kerja
berlangsung.
Laporan dibuat berdasarkan format yang sudah ditentukan. Hasil
laporan
yang sudah disetujui pembimbing eksternal dan internal
selanjutnya
diberikan kepada pihak AMDK Airolas dan Intitusi Pendidikan
sebagai
bahan koreksi dan dokumentasi.
2.4.2 Analisa Kadar Nitrat
Proses analisa nitrat berdasarkan metode uji kualitas air minum
dalam
kemasan yang mengacu pada SNI 01-3554-2006.
Tujuan : Mengetahuai kadar nitrat dalam air minum Airolas.
Prinsip : Penambahan sejumlah larutan asam klorida dalam
larutan
-
8
yang mengadung ion nitrat menyebabkan perubahan pada
spektrum absorben nitrat yang dapat diukur dengan
spektrofotometer ultraviolet pada panjang gelombang 220
nm dan 275 nm.
Alat dan Bahan
a) Alat
- Spektrofotometer ultraviolet
- Pipet ukur 10 ml
- Pipet volume 50 ml
- Labu ukur 50 ml
- Pipet tetes
- Kuvet
- Oven
- Timbangan digital
b) Bahan
- Aquades
- Kalium nitrat
- Kloroform
- HCl 1 molar
- Larutan sampel
- Larutan standar nitrat
Prosedur Kerja
a) Serbuk kalium nitrat dipanaskan dalam oven pada suhu 105oC
24
jam.
b) Dilarutkan dalam akuades sebanyak 0,722 gram dan diencerkan
hingga
1000 ml.
c) Larutan diawetkan dengan ditambahkan kalorofom.
d) Kurva kalibrasi dibuat dengan memipet larutan induk sebanyak
5, 10,
15, 20, dan 25 ml kedalam labu ukur 50 ml.
e) Dincerkan sampai tanda batas.
-
9
f) Masing masing variasi konsentrasi ditambahkan dengan 1 mL HCl
1
Molar.
g) Larutan standar diperiksa absorbansinya pada panjang
gelombang 220
nm dan 275 nm.
h) Dilakukan pengujian pada sampel dengan panjang gelombang 220
nm
dan 275 nm.
i) Dibuat kurva kalibrasi dari hasil pengurangan absorbansi
larutan
standar dari panjang gelomabang 220 nm dan 275 nm.
j) Absorbansi sampel dihitung berdasarkan pengurangan pada
panjang
gelombang 220 nm dan 275 nm.
k) Persamaan garis y = mx + c yang diperoleh digunakan untuk
perhitungan konsentrasi nitrat dalam air minum, dimana:
y = Absorbansi
x = konsentrasi
c = konstanta
2.4.3 Analisa kadar pH
Kadar pH dalam air diuji dengan alat pH meter.
Tujuan : Mengetahuai kadar pH dalam air minum Airolas.
Prinsip : Pengukuran aktivitas ion hidrogen dalam air minum
yang
diukur menggunakan alat pH meter.
Alat dan Bahan
a) Alat
- Gelas ukur
- Pipet tetes
- pH meter
b) Bahan
- Aquades
- Air minum dalam kemasan Airolas
- Larutan dengan pH 4
- Larutan dengan pH 7
-
10
Prosedur Kerja
a) Persiapan alat dan bahan
b) Kalibrasi alat pH meter dengan pH 4
c) Kalibrasi alat pH meter dengan pH 7
d) Pengukuran pH pada sampel air
e) Hasil yang diperoleh dicatat dan dilaporkan
2.5 Kendala dan Pemecahan
2.5.1 Kendala
Secara umum kegiatan kuliah kerja magang berlangsung secara
baik.
Namun tidak selamanya berjalan sesuai rencana yang sudah
ditentukan. Berikut
ini beberapa kendala yang dihadapi:
a. Kondisi laboratorium di Airolas yang cukup kotor dan tidak
terawat.
b. Keterbatasan alat uji di laboratorium AMDK Airolas, sehingga
tidak dapat
menguji nitrat.
c. Saat awal magang, alat ukur pH dan TDS milik AMDK Airolas
masih
berada di Surabaya untuk dikalibrasi.
d. Alat alat di laboratorium kimia analitik yang belum
terkalibrasi
mempengaruhi perhitungan kadar senyawa nitrat.
2.5.2 Pemecahan
Seberat apapun kendala yang hadapi pasti terdapat jalan keluar
atau
pemecahan masalah. Berikut merupakan pemecahan masalah yang
dilakukan:
a. Mahasiswa membersihkan laboratorium dan menginfentarisasi
alat dan
bahan yang ada di laboratoorium Airolas. Serta melengkapi bahan
atapun
alat yang digunakan untuk keperluan uji secara swadaya.
b. Pengujian senyawa nitrat dilakukan di Jurusan Kimia FMIPA
Universitas
Jember.
c. Pengukuran pH dilakukan minggu terkahir magang. Hal ini
dikarenakan
alat pH meter datang kurang lebih satu minggu sebelum kegiatan
usai.
d. Data pengukuran dilengkapi dengan SD (Standar deviasi) dan
RSD
(Standar deviasi relatif) serta kesalahan kesalahan yang mungkin
terjadi.
-
11
BAB III. HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
3.1.1 Analisa Kadar Nitrat
Analisa kadar nitrat menggunakan alat spektrofotometer
ultraviolet
dengan tingkat ketelitian 0,001. Prinsipnya berdasarkan
perubahan spektrum
absorben dalam larutan yang mengandung ion nitrat ketika
ditambahkan larutan
asam klorida. Perubahan spektrum absorben ini diukur pada
panjang gelombang
220 nm dan 275 nm. Konsentrasi sampel dan larutan standar
dihitung berdasarkan
pengurungan panjang gelombang 220 nm dan 275 nm.
a) Pengukuran Absorbansi Standar pada Panjang Gelombang 220
nm
Standar (ppm)
Pengulangan Rata-rata
1 2 3
5 0,537 0,540 0,541 0,539
10 0,702 0,700 0,701 0,701
15 0,943 0,943 0,945 0,944
20 1,149 1,149 1,148 1,149
25 1,411 1,415 1,413 1,413
b) Pengukuran Absorbansi Standar pada Panjang Gelombang 275
nm
Standar (ppm)
Pengulangan Rata-rata
1 2 3
5 0,031 0,031 0,031 0,031
10 0,029 0,028 0,028 0,028
15 0,028 0,028 0,028 0,028
20 0,027 0,027 0,027 0,027
25 0,025 0,026 0,026 0,026
-
12
c) Pengurangan Absorben Larutan Standar pada Panjang Gelombang
220 nm
dan 270 nm
Standar (ppm) 220 nm 275 nm Hasil Pengurangan
5 0,539 0,031 0,508
10 0,701 0,028 0,673
15 0,944 0,028 0,916
20 1,149 0,027 1,122
25 1,413 0,026 1,387
Kurva Kalibrasi
d) Pengukuran Asorbansi Sampel pada Panjang Gelombang 220 nm
Sampel Pengulangan
Rata-rata 1 2 3
1 0,602 0,602 0,602 0,602
2 0,599 0,600 0,600 0,600
3 0,601 0,601 0,601 0,601
4 baru 0,599 0,599 0,601 0,600
4 lama 0,602 0,601 0,601 0,601
e) Pengukuran Absorbansi Sampel pada Panjang Gelombang 275
nm
Sampel Pengulangan
Rata-rata 1 2 3
1 0,025 0,026 0,025 0,025
2 0,023 0,023 0,024 0,023
3 0,024 0,023 0,024 0,024
4 baru 0,025 0,025 0,025 0,025
4 lama 0,026 0,027 0,026 0,026
y = 0,0441x + 0,2591 R = 0,9948
0
0,5
1
1,5
0 5 10 15 20 25 30
Ab
sorb
ansi
Konsentrasi
Kurva Kalibrasi
-
13
f) Pengurangan Absorben Larutan Sampel pada Panjang Gelombang
220 nm
dan 270 nm
Sampel 220 nm 275 nm Hasil Pengurangan
1 0,602 0,025 0,577
2 0,600 0,023 0,576
3 0,601 0,024 0,577
4 baru 0,600 0,025 0,575
4 lama 0,601 0,026 0,575
g) Konsentrasi Nitrat
Berdasarkan kurva linear larutan standar diperoleh persamaan
garis y =
0,441x + 0,259. Maka diperoleh konsentrasi nitrat sebagai
berikut:
Sampel Absorbansi sampel Konsentrasi nitrat (ppm)
1 0,577 7,208
2 0,576 7,199
3 0,577 7,208
4 baru 0,575 7,154
4 lama 0,575 7,170
3.1.1 Analisa Kadar pH
Pengukuran kadar pH dilakukan di laboratorium AMDK Airolas
dengan
menggunakan alat merk Eutech dengan ketelitian 0,01. Berikut ini
data
hasil pengujian sampel air minum Airolas:
Hari Baku Filter Catridge UV Kemasan Suhu oC
1 5,68 5,78 5,80 5,93 6,20 24,8
2 5,74 5,91 5,78 5,78 5,77 25,0
3 5,47 5,56 5,56 5,84 5,96 25,1
4 5,47 5,43 5,42 5,50 5,56 24,9
5 5,45 5,50 5,51 5,57 5,57 25,2
6 5,40 5,45 5,46 5,54 5,59 24,1
7 5,40 5,39 5,43 5,66 6,01 23,5
8 5,41 5,70 5,74 5,93 6,03 23,3
9 5,43 5,64 5,71 5,81 5,90 23,3
10 5,31 5,40 5,44 5,47 5,54 24,1
Rata
rata 5,48 5,58 5,58 5,70 5,81 24,3
-
14
3.2 Pembahasan
Kualitas air perlu diperhatikan baik secara fisik, kimia, dan
juga
mikrobiologi. Secara fisik, air harus bersih dan tidak keruh,
tidak berbau, tidak
berasa, tidak meninggalkan adanya endapan. Secara mikrobiologi,
air tidak boleh
mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit. Sedangkan syarat
kimia yang
perlu diperhatikan antara lain tidak mengandung bahan kimia
beracun,
mengandung zat organik dan anorganik yang tidak melebihi kadar,
dan pH air
antara 6,8 8,5 (Depkes RI, 2002).
Parameter kualitas air minum dalam kemasan (AMDK) yang
berhubungan
dengan kimia anorganik adalah senyawa nitrat, Sedangkan
parameter yang tidak
berhubungan langsung dengan kesehatan adalah pH. Nitrat
merupakan senyawa
anorganik yang berasal dari ammonia melalui proses oksidasi
katalitik. Nitrat
adalah komponen yang mengandung atom nitrogen dan berikatan
dengan tiga
atom oksigen. Berikut merupakan struktur kimia nitrat:
Gambar 2. Struktur kimia senyawa nitrat.
Nitrat dalam tanah berasal dari siklus nitrogen. Nitrogen di
udara dirubah
menjadi amonia dalam proses fiksasi nitrogen. Amonia dioksidasi
menjadi nitrit
oleh bakteri Nitrosomonas dengan reaksi sebagi berikut:
2 NH3 + 3 O2 2 NO2- + 2 H+ + 2 H2O
Nitrit yang terbentuk dengan mudah teroksidasi dengan adanya
oksigen menjadi
nitrat oleh bakteri Nitrobacter dengan reaksi sebagai
berikut:
2 NO2- + O2 2 NO3
-
(Effendi, 2003).
Nitrat dalam tanah berupa ion yang mudah bergerak di dalam
tanah, hal ini
dikarenakan nitrat mudah larut dalam air (Mukhlis, 2003). Karena
sifatnya yang
N
O-
-O O-
-
15
mudah larut dalam air, maka dalam sumber mata air dapat
diindikasikan
mengandung nitrat. Sampel yang menjadi bahan uji adalah air
minum yang
dikelola oleh AMDK Airolas Kebun Jatirono, Kalibaru.
Kandungan nitrat dalam air bersih yang diperbolehkan menurut
Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 416/1990 adalah sebesar
50 mg/liter,
dan pada air minum adalah 10 mg/liter. Nitrat dalam tubuh
manusia dapat diubah
menjadi nitrit dengan adanya enzim spesifik. Nitrit yang
terbentuk dapat bereaksi
dengan hemoglobin (oxyHb) membentuk nitrat dan methahemoglobin
(metHb),
reaksi yang terjadi sebagai berikut:
NO2 + oxyHb(Fe2+) metHb(Fe3+) + NO3-
Bentuk hemoglobin normal yang teroksidasi menjadi
methahemoglobin membawa
dampak perubahan protein darah, sehingga protein darah tidak
dapat membawa
oksigen ke seluruh tubuh (Santamaria, 2006).
Parameter yang tidak berpengaruh secara langsung terhadap
kesehatan
adalah pH. pH merupakan derajat keasaman yang dimiliki oleh
suatu zat. pH
berkisar dari 0 hingga 14, nilai pH > 7 mengindikasikan zat
tersebut memiliki sifat
basa, pH < 7 bersifat asam, dan pH = 7 menunjukkan sifat
netral. Kadar pH dalam
air minum sebesar 6,5 sampai 8,5 (Depkes RI, 2002). Air yang
memiliki pH
dibawah 6,5 bersifat asam dan kurang baik bagi tubuh. Efek yang
timbul ketika
mengkonsumsi air asam antara lain: mudah lelah, terasa sakit
pada sendi, dan
gangguan pencernaan.
3.2.1 Diagram Alir Produksi Air Minum dalam Kemasan (AMDK)
Airolas
Sumber Air
Penampungan
Penyaringan I (sand filter)
Penyaringan II (carbon filter)
Penyaringan III (catridge filter) 5 mikron
-
16
Sumber: AMDK Airolas
a) Sumber Air
Sumber air di AMDK Airolas berasal dari Afdeling Sumber Salak
di
Kebun Jatirono yang memiliki 7 buah sumber mata air dengan total
debit
342 liter/detik. Bahan baku AMDK Airolas berasal dari sumber ke
7
dengan debit air 11 liter/detik dan sudah ada sejak jaman
Belanda.
b) Penampungan
Penampungan air (profil tank) dengan kapasitas 1500 liter,
dengan
diameter 1 meter dan tinggi 1,59 meter.
c) Penyaringan I
Penyaringan I berisi 50 kg silika dengan kapasitas 1000
liter/jam.
Memiliki diameter 300 mm dan tinggi 1000 mm.
d) Penyaringan II
Penyaringan II berisi 10 kg silika dan 15 kg karbon aktif dengan
kapasitas
1000 liter/jam. Memiliki diameter 300 mm dan tinggi 1000 mm.
e) Penyaringan III
Proses penyaringan ke III menggunakan catridge filter berukuran
5 mikron
f) Penyaringan IV
Proses penyaringan ke IV menggunakan catridge filter berukuran 1
mikron
g) Ozonisasi
Proses desinfeksi bertujuan untuk membunuh dan menghilangkan
bakteri
penyebab penyakit. Proses desinfeksi dilaukan menggunakan
ozon.
Penyaringan IV (catridge filter) 1 mikron
Ozonisasi (Ozon generator)
Sterilisasi (UV)
Pengemasan
-
17
h) Sterilisasi
Selain ozonisasi, proses desinfeksi juga dilakukan dengan
penyinaran pada
lampu ultraviolet dengan daya 55 watt.
i) Pengemasan
Proses pengemasan merupakan titik kritis dalam produksi AMDK
karena
dapat terjadi pencemaran biologi, kimia, dan fisika. Pencemaran
timbul
karena kondisi alat dan ruangan yang tidak steril akibat suasana
ruangan
yang lembab. Sehingga harus diperhatika keadaan alat, ruagan,
suhu, dan
kebersihan pekerja (AMDK Airolas, 2009).
3.2.2 Proses Pengambilan Sampel
Sampel yang digunakan untuk uji kadar nitrat terdiri atas air
baku, filter,
uv, ozon, dan air dalam kemasan. Khusus sampel air dalam kemasan
diambil di
pasaran. Sedangkan sampel air baku, filter, uv, dan ozon diambil
langsung dari
AMDK Airolas. Sampel yang diperoleh diuji kandungan nitratnnya
di
Laboratorium Kimia Analitik FMIPA Universitas Jember menggunakan
alat
spektrofotometer. Pengujian kadar pH dilakukan setelah pengujian
nitrat selesai
dilakukan. Sampel yang digunakan untuk uji kadar pH antara lain:
air baku, filter,
catridge, uv, dan cup.
3.2.3 Kadar Nitrat dalam AMDK Airolas
Pengukuran kandungan nitrat dalam air minum dilakukan
berdasarkan uji
nitrat dalam SNI 01-3554-2006. Alat yang digunakan adalah
spektrofotometer
ultraviolet. Spektrofotometer ultraviolet mengukur serapan
cahaya didaerah (200
nm sampai 350 nm). Pengukuran berdasarkan pada perubahan
spektrum absorben
nitrat saat penambahan sejumlah asam klorida. Perubahan spektrum
absorben ini
diukur pada panjang gelombang 220 nm dan 275 nm. Larutan standar
yang
digunakan memiliki variasi konsentrasi (5, 10, 15, 20, dan 25
ppm). Masing
masing larutan standar dan sampel diukur pada panjang gelomabang
220 nm dan
275 nm. Hasil pengurangan absorbansi larutan standar digunakan
untuk kurva
-
18
kalibrasi, sedangkan hasil pengurangan absorbansi sampel
digunakan untuk
menghitung konsentrasi nitrat dalam air minum.
Hasil perhitungan konsentrasi nitrat dalam AMDK Airolas
diperoleh
kandungan nitrat pada sampel air baku sebesar 7,208 ppm, pada
air hasil filtrasi
sebesar 7,199 ppm, pada air hasil ozonisasi sebesar 7,208 ppm,
sampel air
kemasan yang baru sebesar 7,154 pmm, dan sampel kemasan a ir di
pasaran
sebesar 7,170 ppm. Angka ini menunjukkan bahwa kadar nitrat pada
air minum
dalam kemasan Airolas masih dibawah batas normal, dimana pada
Permenkes No.
416/1990 kandungan nitrat pada air bersih maksimal sebesar 50
mg/liter, dan pada
air minum adalah 10 mg/liter. Kandungan nitrat yang terkandung
dalam air
minum Airolas disebabkan oleh proses daur nitrogen di alam.
Melihat kondisi
alam disekitar sumber mata air Airolas berada di daerah
perkebunan, sehingga
besar kemungkinan terjadinya proses fikasasi nitrogen dari
amonia menjadi nitrit
dan oksidasi nitrit menjadi nitrat. Nitrat itu sendiri sangat
mudah larut dalam air
dan terbawa oleh aliran air di dalam tanah. Sehingga nitrat
dapat ditemukan pada
air minum Airolas ini.
3.2.4 Kadar pH dalam AMDK Airolas
pH atau (power of hydrogen) merupakan kemasaman atau kebasaan
relatif
suatu zat. Kandungan pH pada air minum Airolas diukur
menggunakan alat pH
meter. Metode pengukuran pH berdasarkan aktivitas ion hidrogen
menggunakan
metode potensiometri dengan elektroda gelas. Besarnya pH yang
diperbolehkan
dalam air minum menurut Permenkes No. 416/1990 adalah 6,5 sampai
8,5. Hasil
perhitungan kadar pH di Laboratorium AMDK Airolas meunjukkan
nilai yang
jauh dari kisaran kadar standar. Perhitungan pH rata rata pada
air baku sebesar
5,47; pada filter 5,57; catridge 5,58; uv 5,70; dan pada kemasan
5,81. Rendahnya
kadar pH dari standar berakibat pada rasa air minum yang masam.
Padahal untuk
air minum yang normal tidak memiliki rasa. Penyebab rendahnya pH
dalam air
minum ini salah satunya karena kandungan senyawa sulfat atau
senyawa lain yang
bersifat asam.
-
19
BAB IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas, maka dapat ditarik
kesimpulan
bahwa:
a) Kandungan nitrat dalam air minum Airolas dapat diukur secara
kuantitatif
menggunakan spektrofotometer ultraviolet.
b) pH dalam air minum diukur secara langsung mengunkana alat pH
meter.
c) Kualitas air minum AMDK Airolas secara umum baik untuk
dikonsumsi.
Hal ini dikarenakan konsentrasi nitrat dalam AMDK Airolas pada
sampel
air baku sebesar 7,208 ppm, pada air hasil filtrasi sebesar
7,199 ppm, pada
air hasil ozonisasi sebesar 7,208 ppm, sampel air kemasan yang
baru
sebesar 7,154 pmm, dan sampel kemasan air di pasaran sebesar
7,170 ppm.
Perhitungan pH rata rata pada air baku sebesar 5,47; pada filter
5,57;
catridge 5,58; uv 5,70; dan pada kemasan 5,81. pH dapat
mempengaruhi
kesehatan tubuh secara tidak langsung.
4.2 Saran
Pengujian air minum dalam kemasan tidak harus pada aspek
kimia
maupun fisiknya saja. Karena bebas dari zat kimia berbahaya
belum bisa
memastikan kualitas dan kelayakan air minum untuk dikonsumsi.
Sehingga dalam
perkembangannya perlu dilakukan uji mikroba dalam air minum.
-
20
DAFTAR PUSTAKA
AMDK Airolas. 2010. Selayang Pandang Air Minum dalam Kemasan
Airolas.
Jatirono: PT. Rolas Nusantara Mandiri.
Amrih, Pitoyo. 2005. Dua Jam Anda Tahu Cara Memastikan Air yang
Anda
Minum Bukan Sumber Penyakit. Solo: e-buku 05 00001 100 0220
Distribusi Terbuka. [on line]. www.pitoyo.com. Diakses pada 09
Sepetember
2013.
Depkes RI, 1990. Peraturan Menteri Kesehatan RI No
416/Menkes/Per/IX/1990.
Jakarta.
Gustafson, D. I. 1993. Pesticides in Drinking Water, Van
Hostrand Reinhold,
New York, p. 241.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber
Daya Air dan
Lingkungan. Yogyakarta: Kanisius.
Mukhlis, Fauzi. 2003. Pergerakan Unsur Hara Nitrogen dalam
Tanah. Sumatera
Utara: Universitas Sumatera Utara.
Santamaria, P. 2006. Review nitrate in vegetables : toxicity,
content, intake and
EC regulation. J Sci Food Agric. 86 : 10-17.
Slamet, Soemirat. 2007. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gajah
Mada
University Press.
SNI 01-3554. 2006. Cara Uji Air Minum dalam Kemasan. Badan
Standarisasi
Nasional.
Suriawiria, U. 1996. Mikrobiologi Air dan Dasar-Dasar Pengolahan
Air Buangan
Secara Biologis. Bandung: Penerbit Alumni.
Suripin. 2002. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air.
Yogyakarta: Andi.
-
21
Lampiran :
-
22
y = 0,0441x + 0,2591 R = 0,9948
0
0,5
1
1,5
0 5 10 15 20 25 30
Ab
sorb
ansi
Konsentrasi
Kurva Kalibrasi
Pengurangan Absorbansi Larutan Standar
Kurva Kalibrasi
Pengurangan Absorbansi Sampel
Sampel 220 nm 275 nm Hasil Pengurangan
1 0,602 0,025 0,577
2 0,600 0,023 0,576
3 0,601 0,024 0,577
4 baru 0,600 0,025 0,575
4 lama 0,601 0,026 0,575
Mencari Nilai Konsentrasi Nitrat Menggunakan Persamaan Garis
Linear
Kurva Kalibrasi
y = mx + C dimana y = 0,044 x + 0,259
y adalah hasil pengurangan absorbansi sampel.
1. Sampel 1 (Air Baku)
y = 0,577
y = 0,044 x + 0,259
0,577 = 0,441 x + 0,259
Standar (ppm) 220 nm 275 nm Hasil Pengurangan
5 0,539 0,031 0,508
10 0,701 0,028 0,673
15 0,944 0,028 0,916
20 1,149 0,027 1,122
25 1,413 0,026 1,387
-
23
x = [(0,577-0,259)/0,441]
x = 7,208 ppm
2. Sampel 2 (Filter)
y = 0,576
y = 0,044 x + 0,259
0,576 = 0,441 x + 0,259
x = [(0,576-0,259)/0,441]
x = 7,199 ppm
3. Sampel 3 (Ozon)
y = 0,577
y = 0,044 x + 0,259
0,577 = 0,441 x + 0,259
x = [(0,577-0,259)/0,441]
x = 7,208 ppm
4. Sampel Cup (baru)
y = 0,575
y = 0,044 x + 0,259
0,575 = 0,441 x + 0,259
x = [(0,575-0,259)/0,441]
x = 7,154 ppm
5. Sampel Cup (lama)
y = 0,575
y = 0,044 x + 0,259
0,575 = 0,441 x + 0,259
x = [(0,575-0,259)/0,441]
x = 7,170 ppm
-
24
Menghitung SD (Standar Deviasi) dan RSD (Relatif Standar
Deviasi)
a) Standar Deviasi
Rumus untuk menghitung SD adalah:
1
)( 2
n
xxSD
Dimana:
x merupakan data hasil perhitungan dan n adalah banyaknya
pengulangan.
b) Relatif Standar Deviasi
Rumus untuk menghitung relatif standar deviasi adalah:
%100_
xSD
RSD
x
Berdasarkan perhitungan SD dan RSD diperoleh data sebagai
berikut:
a) Pengukuran absorbansi larutan satandar pada panjang gelombang
220 nm
Konsemtrasi Pengulangan Rata-
rata SD RSD
1 2 3
5 0,537 0,54 0,541 0,539 0,002 0,394 %
10 0,702 0,700 0,701 0,701 0,001 0,143 %
15 0,943 0,943 0,945 0,944 0,001 0,130 %
20 1,149 1,149 1,148 1,149 0,001 0,062 %
25 1,411 1,415 1,413 1,413 0,002 0,141 %
b) Pengukuran absorbansi larutan satandar pada panjang gelombang
275 nm
Konsentrasi Pengulangan Rata -
rata SD RSD
1 2 3
5 0,031 0,031 0,031 0,031 0,000 0,000 %
10 0,029 0,028 0,028 0,028 0,001 2,525 %
15 0,028 0,028 0,028 0,028 0,000 0,000 %
20 0,027 0,027 0,027 0,027 0,000 0,000 %
25 0,025 0,026 0,026 0,026 0,001 2,720 %
-
25
c) Pengukuran absorbansi sampel pada panjang gelombang 220
nm
Sampel Pengulangan Rata-
rata SD RSD
1 2 3
1 0,602 0,602 0,602 0,602 0,000 0,000 %
2 0,599 0,600 0,600 0,600 0,001 0,097 %
3 0,601 0,601 0,601 0,601 0,000 0,000 %
4 baru 0,599 0,599 0,601 0,600 0,001 0,193 %
4 lama 0,602 0,601 0,601 0,601 0,001 0,096 %
d) Pengukuran absorbansi sampel pada panjang gelombang 275
nm
Sampel Pengulangan Rata-
rata SD RSD
1 2 3
1 0,025 0,026 0,025 0,025 0,001 2,828 %
2 0,023 0,023 0,024 0,023 0,001 3,074 %
3 0,024 0,023 0,024 0,024 0,001 2,946 %
4 baru 0,025 0,025 0,025 0,025 0,000 0,000 %
4 lama 0,026 0,027 0,026 0,026 0,001 2,719 %
Kesalahan Kesalahan yang Terjadi pada Saat Pengukuran
a) Pengukuran Nitrat
Penentuan kadar nitrat dalam AMDK Airolas menggunakan alat
spektrofotometer ultraviolet. Pengukuran berdasarkan metode SNI
01-
3554-2006 dan alat alat yang digunakan harus terkalibrasi.
Namun, dalam
pengukuran tentu terdapat beberapa penyebab kesahan
perhitungan.
Penyebab kesalahan tersebut antara lain:
- Neraca digital yang digunakan untuk menimbang serbuk kalium
nitrat
tidak pernah dikalibrasi selama digunakan di laboratorium kimia
Fisik.
- Pengenceran larutan baku nitrat menggunakan aqua d-min yang
sudah
lama tidak terpakai (kurang lebih 1 tahun).
-
26
- Pipet volum 10 ml dan labu ukur 50 ml yang digunakan tidak
pernah
dikalibrasi selama berada di laborartorium Kimia Analitik,
Jurusan
Kimia.
- Alat yang digunakan kemungkinan besar masih terdapat
zat-zat
pengotor lain (belum steril 100%). Hal ini diakibatkan pencucian
yang
kurang bersih.
- Alat spektofotometer belum pernah dikalibrasi ulang selama
berada di
laboratorium Kimia Analitik, Jurusan Kimia.
- Kesalahan bisa terjadi akibat kesalahan dalam melakukan
prosedur
dalam SNI 01-3554-2006.
- Tidak adanya data pembanding pada hasil perhitungan yang
sama.
- Tidak ditentukan perhitungan menggunakan angka penting.
Sehingga
perlu direvisi menggunakan konsep perhitungan angka penting.
b) Pengukuran pH
Pengukuran pH menggunakan alat pH meter merek Eutech milik
PT. Rolas Nusantara Mandiri. Berikut ini beberapa penyebab
kesalahan
pengukuran yang terjadi:
- Buffer pH yang digunakan hanya terdapat pH 4 dan pH 7.
Sedangkan
pH 9 tidak ada, dan hal ini dapat mempengaruhi nilai
pengukuran.
- Dalam satu hari, pengukuran pH hanya dilakukan satu kali pada
setiap
sampel (baku, filter, catridge, Uv, kemasan baru, dan kemasan
lama di
pasaran). Seharusnya dalam satu hari dilakukan minimal sebanyak
3
kali pengulangan.
-
27
Foto Kegiatan
Proses Pengambilan Sampel
air untuk uji kadar nitrat
Sampel air yang terdiri atas
air baku, filter, uv, dan ozon
Preparasi sampel dan larutan
standar untuk uji nitrat dengan
metode spektrofotometri
Pengujian kadar nitrat dengan
spektrofotometer Alat pH meter, digunakan
untuk mengukur pH
Kegitan pada bagian
produksi
-
28
Proses kalibrasi pH meter
pada pH 4 dan pH 7
Sampel untuk uji pH air, dari
kanan air baku, filter,
catridge, uv, dan kemasan
Proses pengujian pH air
Proses pengambilan sampel air untuk uji
pH