BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangDengan kurangnya kesadaran akan kesehatan
mengakibatkan masyarakat di Indonesia terutama masyarakat awam
sangatlah mudah untuk terjangkit penyakit. Kesehatan merupakan
faktor yang sangat penting dalam tahapan hidup manusia. Dengan
kondisi yang sehat, manusia dapat melakukan aktivitas
sehari-harinya dengan baik, tanpa terganggu oleh kesehatan tubuh
yang kurang optimal. Masyarakat di Indonesia masih terbilang
terbelakang dalam hal menjaga kesehatan, mereka masih kurang
menyadari akan pentingnya untuk menjaga kesehtan diri, keluarga dan
lingkungannya, yaitu memahami akan pentingnya promotif dan
preventif atau lebih kita kenal dengan lebih baik mencegah dari
pada mengobati.
Melihat semua masalah kesehatan tersebut, perlu adanya perbaikan
dibidang kesehatan. Untuk itu, sangatlah perlu terselengaranya
berbagai upaya kesehatan, baik upaya kesehatan perorangan maupun
upaya kesehatan masyarakat yang sesuai dengan azas penyelenggaraan.
Manajemen puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara
sistematik untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan
efisien. Sehingga terciptalah masyarakat yang sehat dan produktiv.
Tidak gampang terjangkit penyakit dan selalu menjaga kesehatannya
dengan baik.
Yang mana hal tersebut merupakan salah satu fungsi dari
puskesmas, sehingga untuk memperbaiki kesehatan masyarakat
tersebut, perlu ditunjang oleh manajemen puskesmas yang baik agar
puskesmas benar-benar berfungsi sesuai dengan tugasnya.
1.2 Skenario
Perencanaan Promosi Kesehatan Puskesmas
Puskesmas C adalah salah satu Puskesmas di Kota Mataram yang
melayani kurang lebih 49.500 orang penduduk yang tersebar di 6
(enam) keluarahan yang sebagian besar bekerja sebagai buruh,
pedagang, dan pegawai (pemerintah/swasta). Pelayanan kesehatan yang
dilaksanakan oleh Puskesmas C ditunjang oleh 2 buah Puskesmas
Pembantu, 4 buah Poskesdes, 45 buah Posyandu, dan sebuah Puskesmas
keliling. Rumah Sakit Rujukan berjarak kurang lebih 5 km dengan
sarana prasarana transportasi yang baik dan lancer jumlah tenaga 50
orang, yang sebagian besar adalah tenaga paramedic sedangkan
pimpinan Puskesmas adalah dokter.
Upaya kesehatan yang dilaksanakan oleh Puskesmas C meliputi
upaya kesehatan perorangan (UKP) dan upaya kesehatan masyarkat
(UKM) tingkat pertama dan dikelompokkan lagi menjadi upaya
kesehatan essensial dan upaya kesehatan pengembangan. UKP tingkat
pertama meliputi rawat jalan, pelayanan gawat darurat, dan rawat
inap.
Setiap tahun Puskesmas berkewajiban menyusun rencana kegiatan
tahun berikutnya atas dasar hasil evaluasi pencapaian kinerja
Puskesmas tahun sebelumnya. Pada tahun 2015 Puskesmas C telah
melaporkan pencapaian kinerjanya sebagai berikut:
NoProgram/KegiatanTargetPencapaianKeterangan
1Penyuluhan PHBS pada rumah tangga/kelompok65%70%
2Posyandu Mandiri40%10%
3Cakupan LINAKES90%95%
4Cakupan Pelayanan Nifas90%95%
5Akseptor KB Aktif70%55%
6Cakupan ASI Ekslusif90%87%
7Balita yang datang menimbang100%95%
8Balita ditimbang yang naik berat badannya80%65%
9Balita BGM5%5%
10Rumah bebas jentik nyamuk Aedes aegypti95%75%
11Penemuan kasus baru TB Paru50%35%
12Penemuan kasus pneumonia dan pneumonia berat75% 45%
13Penemuan kasus diare80%41%
14Imunisasi BCG90%80%
15Imunisasi campak90%80%
16Kunjungan ibu hamil (K1)90%90%
17Kunjungan ibu hamil (K4)80%80%
18Kunjungan neonatus (KN-1)90%90%
19Kunjungan neonatus (KN-3)80%80%
20BBLR yang ditangani90%100%
Anda sebagai kepala Puskesmas C wajib menyusun perencanaan
program/kegiatan pelayanan kesehatan khususnya promosi kesehatan
berdasarkan masalah/prioritas masalah tahun sebelumnya.Self
Evaluation :1. Jelaskan prinsip penyelenggaraan upaya pelayanan
kesehatan di Puskesmas menurut Permenkes No. 75 Tahun 2014.
2. Lakukanlah identifikasi masalah-masalah kesehatan dan
susunlah prioritas masalah kesehatan.
3. Langkah-langkah manajemen apa yang harus dilakukan untuk
memecahkan prioritas masalah.
4. Susunlah perencanaan kegiatan puskesmas untuk tahun
berikutnya khususnya perencanaan promosi kesehatan
1.3 Terminologi
a. Puskesmas: Fasilitas pelayanan kes yang menyeleggarakan UKM
dan UKP yang mengutamakan promotif dan preventif.
b. Upaya kesehatan masyarakat esensial: pelayanan yang dianggap
sangat penting untuk mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan;
SPM (standar pelayanan minimal) untuk mengukur kinerja pelayanan
dasar.
c. Upaya kesehatan masyarakat pengembangan: upaya kesehatan
berdasarkan masalah kesehatan di masyarakat; upaya kesehatan masy.
Yang sifatnya inovatif,intensifikasi dan eksentifikasi yang
disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan dan potensi sumber
daya di masing-masing puskesmas
d. UKP (upaya kesehatan perseorangan): setiap kegiatan oleh
pemerintah, masyarakat, untuk memlihara kesehatan, mencegah, serta
untuk memulihkan kesehatan perseorangan
1.4 Permasalahan
1. Apa saja prinsip penyelenggaraan puskesmas menurut Permenkes
No. 75/2014?
2. Apa saja definsi, tujuan dan fungsi puskesmas?
3. Sebutkan kategori-kategori puskesmas!
4. Jelaskan mengenai manajemen puskesmas!
5. Identifikasi masalah yang ada di skenario
6. Prioritas masalah kesehatan pada skenario?
7. Sebutkan langkah-langkah manajemen yang dilakukan untuk
menyelesaikan prioritas masalah
8. Susunlah perencanaan kegiatan puskesmas untuk tahun
berikutnya!BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Prinsip Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas
Menurut Permenkes Nomor 75 Tahun 2014, prinsip penyelenggaraan
pelayanan Puskesmas meliputi :
1. paradigma sehat; Puskesmas mendorong seluruh pemangku
kepentingan untuk berkomitmen dalam upaya mencegah dan mengurangi
resiko kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
2. pertanggungjawaban wilayah; Puskesmas menggerakkan dan
bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya.
3. kemandirian masyarakat; Puskesmas mendorong kemandirian hidup
sehat bagi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
4. pemerataan; Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan
yang dapat diakses dan terjangkau oleh seluruh masyarakat di
wilayah kerjanya secara adil tanpa membedakan status sosial,
ekonomi, agama, budaya dan kepercayaan.
5. teknologi tepat guna; Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan
Kesehatan dengan memanfaatkan teknologi tepat guna yang sesuai
dengan kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan dan tidak berdampak
buruk bagi lingkungan.
6. keterpaduan dan kesinambungan; Puskesmas mengintegrasikan dan
mengoordinasikan penyelenggaraan UKM dan UKP lintas program dan
lintas sektor serta melaksanakan Sistem Rujukan yang didukung
dengan manajemen Puskesmas.
2.2 Definisi, Tujuan dan Fungsi PuskesmasA. Definisi
PuskesmasPengertian puskesmas yang akan diketengahkan disini
menunjukkan adanya perubahan yang disesuaikan dengan perkembangan
dan tuntutan pelayanan kesehatan, diantaranya1. Dr. Azrul Azwar,
MPH (1980)
Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) adalah suatu kesatuan
organisasi fungsional yang langsung memberikan pelayanan secara
menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu wilayah kerja tertentu
dalam bentuk usaha-usaha kesehatan pokok.
2. Permenkes No.75 Tahun 2014 Pusat Kesehatan Masyarakat yang
selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
B. Fungsi Puskesma menurut Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat
1. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama:a) melaksanakan
perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan masyarakat dan
analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan;
b) melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan
kesehatan;
c) melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan;
d) menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan
masyarakat yang bekerjasama dengan sektor lain terkait;
e) melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan
upaya kesehatan berbasis masyarakat;
f) melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia
Puskesmas;
g) memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan
kesehatan;
h) melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap
akses, mutu, dan cakupan Pelayanan Kesehatan; dan
i) memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat,
termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan
responpenanggulangan penyakit.
2. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama :a) menyelenggarakan
Pelayanan Kesehatan dasar secara komprehensif, berkesinambungan dan
bermutu;
b) menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya
promotif dan preventif;
c) menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat;
d) menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan
keamanan dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung;
e) menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip
koordinatif dan kerja sama inter dan antar profesi;
f) melaksanakan rekam medis;
g) melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap
mutu dan akses Pelayanan Kesehatan;
h) melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan;
i) mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
j) melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis
dan Sistem Rujukan.
C. Tujuan PuskesmasMenurut Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Puskesmas, tujuan puskesmas adalah untuk mewujudkan masyarakat
yang:
a. memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat;
b. mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
c. hidup dalam lingkungan sehat; dan
d. memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat.2.3 Kategori PuskesmasMenurut
Permenkes Nomor 75 Tahun 2014, dalam rangka pemenuhan pelayanan
kesehatan yang didasarkan pada kebutuhan dan kondisi masyarakat,
Puskesmas dapat dikategorikan berdasarkan:
A. Berdasarkan Karakteristik Wilayah
Pengelompokan puskesmas berdasarkan karakteristik wilayah
kerjanya terdiri dari 3, yaitu:
1. Puskesmas kawasan perkotaanPuskesmas kawasan perkotaan adalah
Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi
paling sedikit 3 (tiga) dari 4 (empat) kriteria kawasan perkotaan
sebagai berikut: Aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen)
penduduknya pada sektor non agraris, terutama industri, perdagangan
dan jasa;
Memiliki fasilitas perkotaan antara lain sekolah radius 2,5 km,
pasar radius 2 km, memiliki rumah sakit radius kurang dari 5 km,
bioskop, atau hotel;
Lebih dari 90% (sembilan puluh persen) rumah tangga memiliki
listrik; dan/atau
Terdapat akses jalan raya dan transportasi menuju fasilitas
perkotaan.
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas kawasan
perkotaan memiliki karakteristik sebagai berikut:
Memprioritaskan pelayanan UKM;
Pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi
masyarakat;
Pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan fasilitas
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah atau
masyarakat;
Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan
Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan; dan
Pendekatan pelayanan yang diberikan berdasarkan kebutuhan dan
permasalahan yang sesuai dengan pola kehidupan masyarakat
perkotaan.
2. Puskesmas kawasan pedesaanPuskesmas kawasan pedesaan
merupakan Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan yang
memenuhi paling sedikit 3 (tiga) dari 4 (empat) kriteria kawasan
pedesaan sebagai berikut:
Aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduk pada
sektor agraris;
Memiliki fasilitas antara lain sekolah radius lebih dari 2,5 km,
pasar dan perkotaan radius lebih dari 2 km, rumah sakit radius
lebih dari 5 km, tidak memiliki fasilitas berupa bioskop atau
hotel;
Rumah tangga dengan listrik kurang dari 90% (Sembilan puluh
persen; dan
Terdapat akses jalan dan transportasi menuju fasilitas
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas kawasan
pedesaan memiliki karakteristik sebagai berikut:
Pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi
masyarakat;
Pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan fasilitas
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakat;
Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan
Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan; dan
Pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola
kehidupan masyarakat perdesaan.
3. Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencilPuskesmas
kawasan terpencil dan sangat terpencil merupakan Puskesmas yang
wilayah kerjanya meliputi kawasan dengan karakteristik sebagai
berikut: Berada di wilayah yang sulit dijangkau atau rawan bencana,
pulau kecil, gugus pulau, atau pesisir;
Akses transportasi umum rutin 1 kali dalam 1 minggu, jarak
tempuh pulang pergi dari ibu kota kabupaten memerlukan waktu lebih
dari 6 jam, dan transportasi yang ada sewaktu-waktu dapat terhalang
iklim atau cuaca; dan
Kesulitan pemenuhan bahan pokok dan kondisi keamanan yang tidak
stabil.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas kawasan
terpencil dan sangat terpencil memiliki karakteristik sebagai
berikut:
Memberikan pelayanan UKM dan UKP dengan penambahan kompetensi
tenaga kesehatan;
Dalam pelayanan UKP dapat dilakukan penambahan kompetensi dan
kewenangan tertentu bagi dokter, perawat, dan bidan;
Pelayanan UKM diselenggarakan dengan memperhatikan kearifan
lokal;
Pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola
kehidupan masyarakat di kawasan terpencil dan sangat terpencil;
Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan
Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan; dan
Pelayanan UKM dan UKP dapat dilaksanakan dengan pola gugus
pulau/cluster dan/atau pelayanan kesehatan bergerak untuk
meningkatkan aksesibilitas.
B. Berdasarkan kemampuan penyelenggaraan
Berdasarkan kemampuan penyelenggaraan, Puskesmas dikategorikan
menjadi:
1. Puskesmas non rawat inap;
Puskesmas non rawat inap adalah Puskesmas yang tidak
menyelenggarakan pelayanan rawat inap, kecuali pertolongan
persalinan normal.2. Puskesmas rawat inap.
Puskesmas rawat inap adalah Puskesmas yang diberi tambahan
sumber daya untuk meenyelenggarakan pelayanan rawat inap, sesuai
pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan.
2.4 Manajemen Puskesmas
Manajemen Puskesmas
Manajemen puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja
secara sistematik untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif
dan efisien. Ada tiga fungsi manajemen puskesmas yakni perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian, serta pengawasan dan
pertanggungjawaban.
A. PerencanaanMerupakan proses penyusunan rencana tahunan
puskesmas untuk mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja
puskesmas. Rencana tahunan puskesmas dibedakan atas dua macam yaitu
rencana tahuna upaya kesehatan wajib. Kedua, rencana tahunan upaya
kesehatan pengembangan.
Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib
Langkah langkah perencanaan yang harus dilakukan puskesmas
adalah :
1. Menyusun Usulan Kegiatan
Usulan disusun dalam bentuk matriks (Gantt Chart) yang berisikan
rincian kegiatan, tujuan, sasarn, besaran kegiatan (volume), waktu,
lokasi, serta perkiraan kebutuhan biaya untuk setiap kegiatan.
Rencana ini disusun melalui pertemuan perencanaan tahunan puskesmas
yang dilaksanakan sesuai dengan siklus perencanaan kabupaten/kota
dengan mengikutsertakan BPP serta dikoordinasikan dengan
cermat.
2. Mengajukan usulan kegiatan
Langkah kedua adalah mengajukan usulan kegiatan ke dinas
kesehatan kabupaten/kota untuk persetujuan pembiayaan. Dalam
mengajukan usulan kegiatan harus dilengkapi dengan usulan kebutuhan
rutin, saran dan prasarana dan operasional puskesmas beserta
pembiayaannya.
3. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan
Langkah ketiga adalah menyusun rencana pelaksanaan kegiatan yang
telah disetujui oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (Rencana Kerja
Kegiatan/Plan of Action), dalam bentuk matriks (Gantt Chart) yag
dilengkapi dengan pemetaan wilayah (mapping)
Contoh Gantt Chart Rencana Pelaksanaan (POA)
No.KegiatanSasaranTargetVol.Rincian
pelaksanaanLokasiTenaga
PelaksanaJadwalKebutuhan
Pelaksanaan
Perencanaan Upaya Kesehatan Pengembangan
Langkah langkah yang harus dilakukan adalah :
1. Identifikasi upaya kesehatan pengembangan
Identifikasi dilakukan berdasarkan ada tidaknya masaah kesehatan
yang terkait dengan setiap upaya kesehatan pengembangan tersebut.
Apabila puskesmas memiliki kemampuan, identifikasi masalah
dilakukan bersama masyarakat melalui pengumpulan data secara
langsung di lapangan (Survei mawas Diri). Tetapi apabila kemampuan
pengumpulan data bersama masyarakat tidak dimiliki oleh puskesmas,
identifikasi dilakukan melalui kesepakatan kelompok (Delbecq
Technique).
Survei mawas diri adalah kegiatan pengumpulan data untuk
mengenali keadaan dan masalah yang dihadapi, serta potensi yang
dimiliki untuk mengatasi masalah tersebut. Tahap pelaksanaan
antaralain pengumpulan data (data primer maupun data sekunder),
pengolahan data dan penyajian data berupa data masalah dan
potensi.
Delbecq Technique merupakan perumusan masalah dan identifikasi
potensi melalui kesepakatan sekelopok orang yang memahami masalah
tersebut. Tahapannya berupa pembentukan tim, menyusun daftar
masalah, menetapkan criteria penilaian masalah, dan menetapkan
urutan prioritas masalah berdasarkan criteria penilaian dilengkapi
dengan urutan tentang potensi yang dimiliki.
2. Menyusun Usulan kegiatan
Langkah kedua adalah menyusun usulan kegiatan yang berisikan
rincian kegiatan, tujuan, sasaran, besaran kegiatan (volume),
waktu, lokasi serta perkiraan kebutuhan biaya untuk setiap
kegiatan. Rencana yang telah disusun diajukan dalam bentuk gantt
chart. Penyusunan rencana pada tahap awal pengembangan program
dilakukan melalui pertemuan yang dilaksanakan secara khusus bersama
dengan BPP dan dinkes kabupaten/kota dalam bentuk musyawarah
masyarakat.
3. Mengajukan Usulan kegiatan
Langkah ketiga mengajukan ususlan kegiatan ke dinas kesehatan
kabupaten/kota untuk pembiayaannya. Usulan kegiatan dapat pula
diajukan ke Badan Penyantun Puskesmas atau pihak pihak lainnya.
4. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan
Langkah keempat menyusun rencana pelaksanaan kegiatan yang telah
disetujui oleh dinas kesehatan kabupaten/kota atau penyandang dana
lain.
B. Pelaksanaan dan pengendalianPelaksanaan dan pengendalian
adalah proses penyelenggaraan, pemantauan serta penilaian terhadap
penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas, baik rencana tahunan
upaya kesehatan wajib maupun rencana tahunan upaya kesehatan
pengembangan, dalam mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja
puskesmas. Langkah langkah pelaksanaan dan pengendalian adalah
sebagai berikut :
Pengorganisasian
Untuk dapat terlaksanaya rencana kegiatan puskesmas perlu
dilakukan pengorganisasian. Ada dua macam pengorganisasian yang
harus dilakukan. Pertama, pengorganisasian berupa penentuan para
penanggungjawab dan para pelaksana untuk setiap kegiatan serta
untuk setiap satuan wilayah kerja. Kedua, pengorganisasian berupa
penggalangan kerjasama tim secara lintas sektoral.
Penyelenggaraan
Setelah pengorganisasian selesai dilakukan, kegiatan selanjutnya
adalah menyelnggarakan rencana kegiatan puskesmas, dalam arti para
penanggung jawab dan para pelaksana yang telah ditetapkan pada
pengorganisasian, ditugaskan menyelenggarakan kegiatan puskesmas
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Pemantauan
Penyelenggaraan kegiatan harus diikuti dengan kegiatan
pemantauan yang dilakukan secara berkala. Kegiatan pemantauan
mencakup hal halsebagai berikut :
1. Melakukan telaahan penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang
dicapai yang dibedakan atas dua hal yaitu telaahan internal dan
telaahan eksternal.
Telaahan internal yakni telaahan bulanan terhadap
penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai oleh puskesmas,
dibandingkan dengan rencana dan standar pelayanan. Telaahan
eksternal yakni telaahan triwulan terhadap hasil yang dicapai oleh
sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya serta sector
lain terkait yang ada di wilayah kerja puskesmas. Telaahan triwulan
ini dilakuka dalam lokakarya mini triwulan puskesmas secara lintas
sektoral.
2. Menyusun saran peningkatan penyelenggaraan keiatan sesuai
dengan pencapaian kinerja puskesmas serta masalah dan hambatan yang
ditemukan dari hasil telaahan bulanan dan triwulan.
Penilaian
Kegiatan penilaian dilakukan pada akhir tahun anggaran. Kegiatan
yang dilakukan mencakup hal hal berikut :
1. Melakukan penilaian terhadap penyelenggaraan kegiatan dan
hasil yang dicapai, dibandingkan dengan rencana tahunan dan standar
pelayanan.
2. Menyusun saran peningkatan penyelenggaraan kegiatan sesuai
dengan pencapaian serta masalahn dan hambatan yang ditemukan untuk
rencana tahun berikutnya.
C. Pengawasan dan PertanggungjawabanPengawasan dan
pertanggungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas
kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap
rencana dan peraturan perundang undangan serta berbagai kewajiban
yang berlaku. Untuk terselenggaranya pengawasan dan
pertanggungjawaban dilakukan kegiatansebagai berikut:
Pengawasan
Pengawasan dibedakan atas dua macam yakni pengawasan internal
dan pengawasan eksternal. Pengawasan internal dilakukan secara
melekat oleh atasan langsung. Pengawasan eksternal dilakukan oleh
masyarakat, dinas kesehatan kabupaten/kota serta berbagai institusi
pemerintah terkait. Pengawasan mencakup aspek administrative,
keuangan dan teknis pelayanan.
Pertanggungjawaban
Pada setiap akhir tahun anggaran, kepala puskesmas harus membuat
laporan pertanggungjawaban tahunan yang mencakup pelaksanaan
kegiatan serta perolehan dan penggunaan berbagai sumber daya
termasuk keuangan. Laporan tersebut disampaikan ke dinas kesehatan
kabupaten/kota serta pihak pihak terkait lainnya. Apabila terjadi
penggantian kepala puskesmas, maka kepala puskesmas yanglama
diwajibkan membuat laporan pertanggungjawaban masa jabatannya.2.5
Identifikasi Masalah di Skenario
Masalah adalah ketika realita tidak sesuai dengan ekspektasi
atau harapan atau target. Sesuai dengan skenario, program atau
kegiatan yang pencapaian nya di bawah 100% ada 19 program mulai
dari nomor 1 sampai dengan 19.Table 1, Besaran masalah (semua dalam
persen)
Penyuluhan PHBS7030
Posyandu Mandiri1090
Cakupan LINAKES955
Cakupan Pelayanan Nifas9010
Akseptor KB Aktif5545
Cakupan ASI Ekslusif8713
Balita yang datang menimbang955
Balita ditimbang yang naik berat badannya6535
Balita BGM595
Rumah bebas jentik7525
Penemuan kasus TB paru3565
Penemuan kasus pneumonia4555
Penemuan kasus diare4159
Imunisasi BCG8020
Imunisasi Campak8020
K19010
K48020
KN-19010
KN-38020
Program BermasalahPencapaian 86.39)Nilai
Penyuluhan PHBS0200002
Posyandu Mandiri0000066
Cakupan LINAKES1000001
Cakupan Pelayanan Nifas1000001
Akseptor KB Aktif0030003
Cakupan ASI Ekslusif1000001
Balita yang datang menimbang1000001
Balita ditimbang yang naik berat badannya0030003
Balita BGM0000066
Rumah bebas jentik0200002
Penemuan kasus TB paru0004004
Penemuan kasus penumonia0004004
Penemuan kasus diare0004004
Imunisasi BCG0200002
Imunisasi Campak0200002
K11000001
K40200002
KN-11000001
KN-30200002
Selanjutnya, kita akan menentukan kriteria b yaitu kegawatan
masalah.
Tingkat Kegawatan dengan score 5 dimana: Sangat gawat: 5
Gawat
: 4 Cukup gawat: 3 Kurang gawat: 2 Tidak gawat: 1Tingkat urgensi
dengan score 5 dimana: Sangat mendesak: 5 Mendesak
: 4 Cukup mendesak : 3 Kurang mendesak : 2 Tidak mendesak :
1Tingkat biaya yang di keluarkan dengan score 5 dimana: Sangat
murah : 5 Murah
: 4 Cukup murah : 3 Mahal
: 2 Mahal sekali : 1Table 3, Kriteria B, tingkat kegawatan
masalah
Program BermasalahKegawatanUrgensiBiayaNilai
Penyuluhan PHBS2248
Posyandu Mandiri53311
Cakupan LINAKES2226
Cakupan Pelayanan Nifas2338
Akseptor KB Aktif3339
Cakupan ASI Ekslusif2215
Balita yang datang menimbang2215
Balita ditimbang yang naik berat badannya3339
Balita BGM55111
Rumah bebas jentik2237
Penemuan kasus TB paru44210
Penemuan kasus pneumonia44210
Penemuan kasus diare44311
Imunisasi BCG2259
Imunisasi Campak2259
K12248
K42248
KN-12248
KN-32248
Setelah itu, kita tentukan Kriteria C mengenai kemudahan
menanggulangi masalah.
Kemudahan dalam penganggulangan masalah di ukur dengan system
scoring dengan nilai 1 5 dimana: Sangat mudah: 5 Mudah
: 4 Cukup mudah : 3 Sulit
: 2 Sangat sulit : 1Table 4, Kriteria C, tingkat kemudahan
penanggulangan masalah
Program bermasalahKemudahan
Penyuluhan PHBS5
Posyandu Mandiri5
Cakupan LINAKES5
Cakupan Pelayanan Nifas5
Akseptor KB Aktif3
Cakupan ASI Ekslusif3
Balita yang datang menimbang5
Balita ditimbang yang naik berat badannya4
Balita BGM3
Rumah bebas jentik2
Penemuan kasus TB paru3
Penemuan kasus penumonia3
Penemuan kasus diare3
Imunisasi BCG3
Imunisasi Campak4
K14
K44
KN-14
KN-35
Dan terakhir adalah menentukan Kriteria D, yaitu PEARL
factor.
Table 5, Kriteria D yaitu menentukan faktor PEARL
Program bermasalah P E A R L Nilai
Penyuluhan PHBS111115
Posyandu Mandiri111115
Cakupan LINAKES111115
Cakupan Pelayanan Nifas111115
Akseptor KB Aktif111115
Cakupan ASI Ekslusif111115
Balita yang datang menimbang111115
Balita ditimbang yang naik berat badannya111115
Balita BGM111115
Rumah bebas jentik111115
Penemuan kasus TB paru111115
Penemuan kasus penumonia111115
Penemuan kasus diare111115
Imunisasi BCG111115
Imunisasi Campak111115
K1111115
K4111115
KN-1111115
KN-3111115
2.6 Menentukan Prioritas Masalah
Setelah kita mengetahui besarnya masalah, selanjutnya adalah
menentukan prioritas masalah dengan menghitung nilai prioritas
dasar nilai prioritas total dengan rumus :
NPD=(A+B) x C
NPT=(A+B) x C x D
Table 6, Penentuan prioritas masalah
Program bermasalahPrioritas Masalah
Penyuluhan PHBS502503b
Posyandu Mandiri854251
Cakupan LINAKES3517510
Cakupan Pelayanan Nifas452255b
Akseptor KB Aktif361809c
Cakupan ASI Ekslusif189013b
Balita yang datang menimbang3015012
Balita ditimbang yang naik berat badannya482404
Balita BGM512552
Rumah bebas jentik189013a
Penemuan kasus TB paru422107b
Penemuan kasus penumonia422107a
Penemuan kasus diare452255a
Imunisasi BCG3316511
Imunisasi Campak442206
K1361809b
K4402008
KN-1361809a
KN-3502503a
NPD NPT Rank
2.7 Langkah-Langkah Manajemen Selanjutnya
Setelah mendapatkan proritas masalah, kita ambil 5 yang paling
menjadi prioritas. Jika mengacu pada tabel di atas maka akan
didapatkan :
1. Posyandu Mandiri
2. Balita BGM
3. Kunjungan neonatus 3
4. Penyuluhan PHBS
5. Bayi ditimbang dengan kenaikan berat badan
Kemudian kita lakukan analisis penyebab tiap masalah dengan
metode pendekatan system :
Sebenarnya, permasalahan di sini memiliki banyak persamaan
sepertiINPUTKelebihanKekurangan
ManTerdapat 50 orang SDMKualitas SDM rendah
MoneyTidak disebutkan di skenarioTidak disebutkan di
skenario
MethodTidak disebutkan di skenarioTidak disebutkan di
skenario
MaterialSebagian besar warga memiliki pekerjaan tetapData kurang
lengkap, tidak mencakup semua warga
MachineTerdapat 1 Puskesmas, 2 Puskesmas Pembantu, 4 buah
poskesdes 45 buah posyandu, dan 1 puskesmas keliling.Kurang
difungsikan
Setelah dilakukan analisis penyebab, kita akan membuat skala
prioritas, kelompok kami membuat beberapa alternatif solusi :
SolusiMIVCMxIxV/CUrutan
Membangun faskes tambahan22150.85
Peningkatan kualitas dan kuantitas promkes4332181
Memberikan pelatihan SDM323362
Peningkatan kuantitas SDM21231.34
Pemberian bingkisan bagi yang datang ke posyandu322433
2.8 Perencanaan Tahun Berikutnya
Dari hasil identifikasi, penentuan prioritas masalah yang
diambil dan sampai kepada solusi pemecahan masalah berdasarkan
prioritas masalah dan setelah kita tentukan skala prioritas solusi
dengan matriks pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa melakukan
peningkatan kuantitas dan kualitas promosi kesehatan di segala
bidang, khususnya pada 5 prioritas masalah di atas yaitu posyandu
mandiri, bayi BGM, KN-3, PHBS dan bayi ditimbang naik berat badan
dengan alasan :
1. Biaya terjangkau atau tidak memerlukan biaya yang besar bila
dibandingkan dengan alternative solusi yang lain.
2. Cukup mudah dilakukan.
3. Tidak memerlukan banyak tenaga.
4. Dapat menyelesaikan beberapa masalah sekaligus.
Untuk program bermasalah lain yang tidak menjadi prioritas saat
ini juga dapat ditingkatkan pencapaiannya melalui program promosi
kesehatan kecuali untuk beberapa hal seperti penemuan kasus TB paru
ataupun yang lainnya yang sekiranya membutuhkan tambahan sarana dan
prasarana.Hal ini juga harus dijadikan bahan renungan bagi pihak
puskesmas sendiri, khususnya kepada SDM pada diri puskesma yang
mungkin bekerja kurang ikhlas dan kurang rajin.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Jadi, dari proses identifikasi masalah sampai dengan pengambilan
keputusan dapat kami simpulkan bahwa Puskesmas C harus bekerja
lebih giat lagi, dan dapat memaksimalkan apa yang telah kita punya.
Tingkatkan program di bidang promosi kesehatan di segala bidang,
tingkatkan kuantitas dan juga kualitasnya. Mengingat kembali pada
definisi, tujuan dan fungsi puskesmas sebagai fasilitas kesehatan
yang mendorong kesehatan masyarakat melalu ranah promotif dan
preventif.DAFTAR PUSTAKA
Azwar, dr. Azrul., 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan.
Jakarta: Bina Rupa Aksara.
Notoatmojo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat.cetakan kedua.
Jakarta : Rineka Cipta
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Puskesmas
Sulaeman, ES. (2011). Manajemen Kesehatan di Puskesmas.
Yogyakarta:Gadjah Mada UP25