BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fasilitas umum merupakan suatu kebutuhan masyarakat, karena fasilitas umum menjadi sarana pendukung suatu kegiatan tertentu agar kegiatan tersebut dapat berjalan dengan optimal. Agar banyak orang bisa merasakan manfaat dari fasilitas tersebut, maka suatu fasilitas akan lebih baik jika diperhatikan persebarannya. Tentunya banyak kegiatan yang perlu memiliki sarana fasilitas. Salah satunya adalah kegiatan pendidikan. Ini menjadi sangat perlu mengingat pendidikan merupakan hal yang esensial bagi upaya mencerdaskan bangsa. Selain itu perlu adanya perhatian pada persebaran fasilitas pendidikan ini agar pendidikan di bangsa ini menjadi merata. Hal ini terkait dengan jangkauan pelayanan, bagaimana jangkauan pelayanan pendidikan pada suatu daerah atau wilayah baik sekolah negeri maupun swasta. Jumlah fasilitas pendidikan ini juga termasuk dalam indikator persebaran fasilitas tersebut. Dalam persebaran ini, kualitas fasilitas tersebut sendiri juga tidak luput dari perhatian. Karena fasilitas yang memiliki kualitas buruk akan menghasilkan sesuatu yang tidak produktif atau optimal. Perencanaan secara umum merupakan suatu proses mempersiapkan secara sistematis kegitan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu (Tjokromidjojo, 1977). Pengertian lain tentang perencanaan yang sering diperggunakan yaitu dalam konteks pembangunan perencanaan merupakan sebuah proses kontinu yang menyangkut pengambilan keputusan atau pilihan mengenai cara memanfaatkan sumberdaya yang ada semaksimal mungkin guna mencapai tujuan tertentu di masa depan (Conyer dan Hill, 1984). Dari dua
Analisis Jangkauan Pelayanan Puskesmas di Banyumanik
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB IPENDAHULUAN
1.1. Latar BelakangFasilitas umum merupakan suatu kebutuhan masyarakat, karena fasilitas umum
menjadi sarana pendukung suatu kegiatan tertentu agar kegiatan tersebut dapat berjalan
dengan optimal. Agar banyak orang bisa merasakan manfaat dari fasilitas tersebut, maka
suatu fasilitas akan lebih baik jika diperhatikan persebarannya. Tentunya banyak kegiatan
yang perlu memiliki sarana fasilitas. Salah satunya adalah kegiatan pendidikan. Ini
menjadi sangat perlu mengingat pendidikan merupakan hal yang esensial bagi upaya
mencerdaskan bangsa. Selain itu perlu adanya perhatian pada persebaran fasilitas
pendidikan ini agar pendidikan di bangsa ini menjadi merata. Hal ini terkait dengan
jangkauan pelayanan, bagaimana jangkauan pelayanan pendidikan pada suatu daerah
atau wilayah baik sekolah negeri maupun swasta. Jumlah fasilitas pendidikan ini juga
termasuk dalam indikator persebaran fasilitas tersebut. Dalam persebaran ini, kualitas
fasilitas tersebut sendiri juga tidak luput dari perhatian. Karena fasilitas yang memiliki
kualitas buruk akan menghasilkan sesuatu yang tidak produktif atau optimal.
Perencanaan secara umum merupakan suatu proses mempersiapkan secara
sistematis kegitan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu
(Tjokromidjojo, 1977). Pengertian lain tentang perencanaan yang sering diperggunakan
yaitu dalam konteks pembangunan perencanaan merupakan sebuah proses kontinu yang
menyangkut pengambilan keputusan atau pilihan mengenai cara memanfaatkan
sumberdaya yang ada semaksimal mungkin guna mencapai tujuan tertentu di masa
depan (Conyer dan Hill, 1984). Dari dua pengertian tersebut maka perencanaan
merupakan sebuah proses dalam menyusun, mempersiapkan secara sistematis kegiatan-
kegiatan yang akan dilakukan dalam konteks pembangunan untuk mencapai suatu tujuan
dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada.
Didalam illmu perencanaan menyangkut berbagai aspek disipilin ilmu. Salah satu
aspek yang di pertimbangkan yaitu aspek keruangan. Aspek keruangan tersebut
menyangkut interaksi antar keruangan. Interaksi keruangan tersebut merupakan sebuah
studi tentang keanekaragaman dalam keruangan muka bumi yang membahas tentang
masing-masin aspek keruangannya. Didalam analisis keruangan itu didasarkan oleh
keberadaan tempat atau bisa juga terdapatnya suatu lokasi didalam suatu kota.
Interaksi keruangan didalam analisis keruangan juga membahas tentang pelayanan
dari suatu fasilitas pelayanan yang berupa jasa atau lainnya. Didalam pelayanan tersebut
di butuhkan jangkauan pelayanan untuk mengetahui seberapa besar jangkauan
pelayanan dari suatu fasilitas tersebut. Dalam laporan ini fasilitas pelayanan yang
digunakan yaitu fasilitas pelayanan kesehatan yang berupa fasilitas puskemas yang
berada di kecamatan Banyumanik.
Kecamatan Banyumanik merupakan sebuah kecamatan yang berada di bagian
selatan Kota Semarang dan berbatasan dengan kabupaten Semarang. Di Kecamatan
tersebut terdapat beberapa puskemas yang berguna untuk melayani kebutuhan akan
kesehatan di kawasan Kecamatan Banyumanik. Oleh karena itu dalam laporan ini akan
membahas mengenai jangkauan pelayanan dari masing-masing puskesmas yang berada
di Kecamatan Banyumanik tersebut.
1.2. Tujuan dan Sasaran1.2.1.Tujuan
Tujuan dalam peyusunan laporan ini yaitu menganalisis lokasi suatu fasilitas
pelayanan yang berupa pelayanan puskemas. Selain itu menganalisis jangkauan
pelayanan untuk puskemas di kecamatan Banyumanik yang mempertimbangkan
jumlah penduduk dan luas wilayah di kecamatan tersebut.
1.2.2.SasaranSasaran yang akan dicapai untuk mencapai tujuan yaitu sebagai berikut:
1. Mengetahui standar minimum pelayanan puskemas pada tingkat kecamatan
2. Mengetahui jumlah penduduk dan luas wilayah di kecamatan Banyumanik
3. Menganalisis lokasi dan jangkauan pelayanan dari masing-masing puskesmas
di kecamatan Banyumanik
1.3. Ruang LingkupRuang lingkup didalam laporan ini terdiri dari ruang lingkup wilayah dan ruang
lingkup materi.
1.3.1.Ruang Lingkup WilayahKecamatan Banyumanik merupakan sebuah Kecamatan yang berlokasi di
bagian selatan dari Kota Semarang dan berbatasan dengan Kabupaten Semarang.
Di Kecamatan Banyumanik ini mempunyai luas wilayah 2.509,084 ha. Batas-batas
wilayah dari kecamatan Banyumanik yaitu sebagai berikut.
Sebelah Utara : Kecamatan Candisari dan Gajah Mungkur
Sebelah Timur : Kecamatan Tembalang
Sebalah Selatan : Kabupaten Semarang
Sebelah Barat : Kecamatan Gunungpati
1.3.2.Ruang Lingkup MateriMateri yang digunakan dalam laporan ini yaitu mengenai alokasi lokasi dan
jarak atau jangkauan pelayanan.
1.4. Sistematika PenulisanLaporan ini berisikan dari 5 BAB yaitu dapat dirinci sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUANBerisikan Latar belakang, tujuan dan sasaran, ruang lingkup yang meliputi
ruangl lingkup wilayah dan ruang lingkup materi dan sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN TEORIPada bab ini berisikan tentang penjelasan-penjelasan yang bersangkutan
dengan literatur-literatur yang menyangkut mengenai alokasi lokasi fasilitas dan
jangkauan pelayanan fasilitas.
BAB III GAMBARAN UMUM KECAMATAN BANYUMANIKPendeskripsian secara umum Kecamatan Banyumanik yang meliputi kondisi
geografis, demografi, dan jumlah puskesmas yang ada di kecamatan Banyumanik.
BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini berisikan tentang analisis alokasi lokasi fasilitas kesehatan
beserta jangkauan pelayanannya.
BAB V KESIMPULANBerisikan Kesimpulan yang berasal dari hasil analisis alokasi lokasi dan
jangkauan pelayanan puskesmas di Kecamatan Banyumanik.
BAB IIKAJIAN TEORI
Fasilitas dibedakan atas dua jenis, yaitu fasilitas umum dan fasilitas sosial. Fasilitas
umum berupa prasarana dasar seperti jalan, listrik, telepon, dan air, sedangkan fasilitas
sosial misalnya rumah sakit, pendidikan, perumahan, dan peribadatan. Semua jenis
fasilitas ini harus disediakan oleh pemerintah kota untuk menunjang kegiatan
masyaraktnya. Namun, tentu saja semua fasilitas, baik itu pelayanan maupun aksesibiltas
harus dapat dijangkau segala lapisan masyarakat. Aksesibiltas fasilitas dapat dijelaskan
dengan 5 pendekatan yaitu:
a. Jarak rata-rata: jarak total seluruh penduduk terhadap fasilitas terdekatnya
adalah minimum.
b. Jarak Minimal: jarak terjauh penduduk untuk menjangkau fasilitas dalam skala
pelayanan adalah minimum.
c. Pembebaan sama: tiap fasilitas memiliki beban pelayanan jumlah penduduk
yang sama dan seimbang.
d. Ambang batas: jumlah penduduk yang terdekat dengan fasilitas selalu lebih
besar.
e. Batas kapasitas: suatu fasilitas memiliki batas jumlah pelayanan penduduk yang
berbeda-beda.
Menurut Morlok, akibat adanya perbedaan tingkat kepemilikan sumberdaya dan
keterbatasan kemampuan wilayah dalam mendukung kebutuhan penduduk suatu wilayah,
menyebabkan terjadinya pertukaran barang, orang, dan jasa antar wilayah. Perpindahan
dari satu tempat ke tempat lain ini melalui jalur tertentu, yaitu suatu jaringan (network)
dalam ruang, yang dapat berupa jaringan jalan. Sedangkan menurut Hurst, interaksi antar
wilayah terlihat pada keadaan fasilitas transportasi serta aliran orang, barang, maupun
jasa. Transportasi merupakan hal terpenting karena sistem transportasi dikembangkan
untuk menghubungkan dua lokasi dan untuk memindahkan orang atau barang dari satu
tempat ke tempat lain, sehingga mempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi.
Sedangkan pergerakan pada dasarnya terjadi karena manusia senantiasa
bergerak karena proses pemenuhan kebutuhan. Pergerakan ini terjadi karena tidak
semua kebutuhan manusia tersedia di satu tempat, tetapi menyebar secara tidak merata
dalam suatu ruang. Untuk melakukan pergerakan tersebut, penduduk dapat
melakukannya dengan transportasi atau tanpa transpotasi (berjalan kaki). Pergerakan
yang dilakukan tanpa transportasi biasanya berjarak pendek, sedangkan pergerakan
dengan menggunakan transportasi biasanya berjarak sedang atau jauh.
Hal terpenting dari transportasi adalah aksesibilitas, artinya kemampuan atau
keadaan suatu wilayah untuk dapat diakses oleh pihak luar, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Dengan adanya aksesibilitas yang baik juga akan mendorong
pihak swasta untuk menanamkan modalnya dalam rangka pengembangan wilayah.
Pergerakan ini mempunyai dua variabel utama, yaitu asal dan tujuan. Asal
merupakan tempat awal dari pergerakan tersebut dimulai. Sedangkan tujuan adalah
tempat akhir yang ingin dituju dari pergerakan tersebut. Misalnya, asalnya dari rumah dan
tujuannya adalah bekerja. Perbedaan pergerakan dapat disebabkan karena adanya
perbedaan supply dan demand.
Menurut Ullman, terdapat tiga kondisi yang mendukung terjadinya interaksi
keruangan, yaitu :
o Complementarity atau ketergantungan karena adanya perbedaan supply dan demand
antar daerah. Semakin besar komplementaritas, maka semakin besar interaksi yang
terjadi.
o Intervening opportunity atau tingkat peluang yang merupakan daya tarik untuk dipilih
menjadi daerah tujuan perjalanan. Semakin besar intervening opportunity, maka semakin
kecil interaksi yang terjadi.
o Transferability atau tingkat peluang untuk diangkut atau dipindahkan dari suatu tempat
ke tempat lain, yang dipengaruhi oleh jarak dan berkaitan dengan biaya dan waktu.
Alokasi lokasi fasilitas adalah analisis penentuan lokasi suatu fasilitas agar mampu
melayani penduduk suatu kota atau wilayah. Analisis alokasi kegiatan ini bertujuan untuk
mengalokasi fasilitas pelayanan sedemikian rupa sehingga total biaya atau usaha
penduduk untuk memperoleh pelayanan tersebut adalah minimal. Jika di daerah tempat
tinggal mereka sudah terdapat fasilitas yang memadai maka tidak perlu ke tempat yang
lebih jauh lagi, di pusat kota mungkin. Namun tak semudah itu mengalokasi dan
menentukan lokasi fasilitas, terdapat banyak permasalahan umum seperti kapasitas atau
ukuran dari fasilitas tersebut, jumlah fasilitas yang diperlukan, dan lokasi-lokasi yang tepat
untuk fasilitas. Sebuah daerah tentunya luas dan cakupannya banyak, maka diperlukan
fasilitas yang ukuran dan cakupannya juga seimbang. Begitu pula jumlah yang diperlukan,
kadang satu fasilitas belum memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat di satu daerah
karena kurang jumlahnya.
Penempatan lokasi fasilitas juga harus strategis karena digunakan oleh umum.
Tidak hanya ukuran, jumlah dan lokasi yang menjadi permasalahan, namun juga
persebaran penduduk dalam wilayah tersebut. Penduduk harus mendapatkan beberapa
fasilitas yang berlokasi pada tempat-tempat terpisah, sedangkan jarak juga berpengaruh
pada biaya. Dalam analisis ini diberikan solusi yaitu dengan memaksimalkan aksesibilitas
masyarakat terhadap fasilitasnya baik dalam pelayanan maupun informasi dan
memaksimalkan kondisi keterbatasan sumberdaya. Untuk mengetahui alokasi yang tepat
kita dapat menggunakan analisis buffer peta atau menggunakan analisis p-median. Buffer
peta digunakan untuk melihat jangkauan layanan tiap fasilitas di suatu kota. Apabila buffer
fasilitas tersebut tidak memenuhi kota maka perlu untuk mengalokasikan fasilitas. Analisis
p-median menggunakan perhitungan koordinat yaitu mencari letak fasilitas p terhadap
permintaan yang ada.
BAB IIIGAMBARAN UMUM KECAMATAN BANYUMANIK
3.1 Kecamatan BanyumanikKecamatan Banyumanik adalah salah satu kecamatan yang berada di Kota
Semarang. Letaknya berada di pinggiran kota, tepatnya di selatan Kota Semarang.
Kecamatan Banyumanik merupakan daerah pemekaran yang saat ini menjadi CBD untuk
daerah di sekitarnya. Secara geografis, Kecamatan Banyumanik atau Kelurahan
Pedalangan adalah pintu masuk Kota Semarang dari arah selatan, sehingga
keberadaannya merupakan pintu gerbang bagi Kota Semarang. Selain itu terdapat
kecenderungan perkembangan Kota Semarang kearah selatan yang menjangkau
kawasan Banyumanik dan sekitarnya. Berikut adalah batas wilayah Kecamatan
Banyumanik:
Utara : Semarang Selatan
Timur : kecamatan candi sari
Selatan : kecamatan banyumanik
Barat : kecamatan semarang barat
Jumlah penduduk Kecamatan Banyumanik pada tahun 2012 adalah 128.225 jiwa
dibawah ini adalah tabel penduduk berdasarkan kelurahan yang ada di Kecamatan
Banyumanik.
Tabel III.1 Jumlah Penduduk per keluarahan di Kecamatan Banyumanik
No. Kelurahan Jumlah Penduduk Laki-laki
Jumlah Penduduk Perempuan
Total
1. Pudakpayung 10.626 10.240 20.866
2. Gedawang 2.814 2.858 5.672
3. Jabungan 1.625 1.549 3.174
4. Padangsari 6.071 6.531 12.602
5. Banyumanik 5.018 5.159 10.177
6. Srondol wetan 9.172 10.093 19.805
7. Pedalangan 5.208 4.986 10.194
8. Sumurboto 4.805 5.354 10.159
9. Srondol Kulon 5.769 6.030 11.799
10. Tinjomoyo 4.716 4.528 9.244
11. Ngesrep 7.307 7.266 14.533
Sumber : BPS Kota Semarang, 2012
Kecamatan Banyumanik yang terus berkembang seiring perkembangan jaman
ditandai dengan mulai banyaknya perumahan-perumahan elit yang berlokasi di wilayah
tersebut. Hal ini juga dapat mendorong tumbuhnya perdagangan dan jasa di Kecamatan
Banyumanik. Dengan tumbuhnya perdagangan dan jasa makan pemenuhan fasilitas –
fasilitas di dearah tersebit pun menjadi pertimbangan yang cukup penting terutama dalam
penentuan lokasi sarana prasarana penenunjang kehidupan masyarakatnya.
Dengan pertumbuhan perdangan dan jasa yang cukup pesat hal ini menjadika
daerah tersebut terdapat banyak permukiman-permukiman penduduk. Dengan jumlah
penduduk yang terhitung cukup padat maka sarana prasarana seperti sarana kesehatan
pada kecamatan tersebut harus diperhatikan. Misalnya pada penentuan lokasi dan
jangkauan pelayanan sarana kesehatan seperti rumah sakit Banyumanik dan puskesmas
yang berada diwilayah tersebut harus direncanakan memlalui perhitungan dan analisis
dengan baik agar setiap warganya mendapatkan pelayanan kesehatan tanpa harus ke
daerah lain dan menempuh jarak yang cukup jauh jika ingin menggunakan fasilitas
kesehatan.
3.2 Puskesmas di Kecamatan BanyumanikTerdapat 4 puskesmas yang ada di Kecamatan Banyumanik yakni sebagai berikut:
- Puskesmas Srondol di Jl. Setiabudi No. 209, Ds. Srondol, Kec. Banyumanik. Jenis
puskesmas adalah puskesmas perawatan
- Puskesmas Ngesrep di Jl. Teuku Umar 271, Ds. Ngesrep, Kec. Banyumanik. Jenis
puskesmas adalah puskesmas perawatan
- Puskesmas Padang Sari di Jl. Meranti Raya 389, Ds. Padang Sari, Kec.
Banyumanik. Jenis puskesmas adalah puskesmas non perawatan.
- Puskesmas Pudakpayung di Jl. Perintis Kemerdekaan, Kec. Banyumanik. Jenis
puskesmas adalah puskesmas non perawatan
BAB IVANALISIS JANGKAUAN DAN TINGKAT PELAYANAN PUSKESMAS
4.1 Distribusi PuskesmasDistribusi puskesmas yang ada di Kecamatan Banyumanik terdiri dari 4 puskesmas
yang tersebar di Ngesrep, Padangsari, Pudakpayung dan Srondol. Gambaran sebaran
dari puskesmas yang ada di Banyumanik dapat di lihat dari peta di bawah ini.
Gambar 4.1 Peta Sebaran Puskesmas di Kecamatan BanyumanikSumber : Hasil Analisis Kelompok 14A, 2014
4.2 Rasio Fasilitas Puskesmas BanyumanikBerdasarkan hasil perhitungan yang mengacu pada Syarat Pengadaan Fasilitas
Kesehatan (dalam SNI 03-1733-1989, mengenai Tata Cara Perencanaan Kawasan
Perumahan Kota), diperoleh jumlah puskesmas di tiap kelurahan sebagai berikut:
Tabel IV. 1 Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Kecamatan Banyumanik
No Kecamatan Luas Wilayah (Ha)
Jumlah Penduduk
Jumlah Puskesmas
1 Banyumanik 2.509,068 128.225 4
Sumber: BPS Kota Semarang 2010
Perhitungan awal dilakukan untuk mengetahui jumlah fasilitas puskesmas yang ada di
Kecamatan Banyumanik, melalui rumus berikut:
Jumlah Fasilitas = Jumlah Penduduk di Lapanganan / Jumlah Penduduk Standar
Jumlah Fasilitas = 128.225/120.000
= 1,014
= 1 puskesmas (induk)
Jadi di Kecamatan Banyumanik, untuk melayani 128.225 jiwa penduduknya maka
jumlah minimum fasilitas kesehatan (puskesmas) yang dibutuhkan adalah 1 buah. Namun
satu puskesmas tersebut merupakan puskesmas induk dimana dari segi fasilitas, luas
bangunan dan tenaga kesehatannya memadai dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan
semua penduduk di kecamatan tersebut. Dalam operasionalnya dalam satu kecamatan
tidak cukup jika pemenuhan kesehatan seluruh masyarakatnya harus dilayani oleh 1
puskesmas induk sehingga berdiri beberapa puskesmas pembantu. Di Kecamatan
Banyumanik tidak hanya tersedia 1 puskesmas saja, tetapi juga terdapat 3 puskesmas