Paradigma baru Penyuluhan: Komunikasi untuk INOVASI dan Analisis Kelembagaan Penyuluhan Pertanian 1 Syahyuti-20 Maret 2013
Nov 20, 2014
Paradigma baru Penyuluhan:
Komunikasi untuk INOVASI
dan Analisis Kelembagaan Penyuluhan Pertanian
1
Syahyuti-20 Maret 2013
Cees Leeuwis (Wageningen University). 2006. Communication for Rural Innovation: Rethinking Agricultural Extension. Blackwell Publishing.
Paradigma baru Penyuluhan:
Komunikasi untuk INOVASI
Diffusion of Innovations = ….is a theory that seeks to explain how, why, and at what rate new ideas and technology spread through cultures
Buku Everett Rogers (rural sociology) “Diffusion of Innovations “ tahun 1962. Berasal dari studi pada lebih dari 508 kasus.
Konsep “difusi” dipelajari awalnya oleh sosiologi Perancis Gabriel Tarde (1890), serta antropolog Jerman dan Austria Friedrich Ratzel and Leo Frobenius.[
Tahun 1971, EM Rogers mempublikasikan “Communication of Innovations; A Cross-Cultural Approach”, dari teori proses difunsi dan evaluasi sistem sosial.
Pola adopsi pada Petani menurut Teori adopsi inovasi EM Rogers
Adopsi DifusiAdoption = is an individual
process detailing the series of stages one undergoes from first hearing about a product to finally adopting it.
Diffusion process = a group of phenomena, which suggests how an innovation spreads among consumers.
Kritik terhadap Teori Adopsi Inovasi
Sumber teori berasal dari riset kegiatan pertanian dan praktek medis / kesehatan
Teknologi bukan lah sesuatu yang statispro-innovation biasindividual-blame biasrecall problemissues of equality.one-way flow of informationthere is little to no dialogue.In some cases, this is the best approach, but
other cases require a more participatory approach.
Perubahan paradigma penyuluhan:
◦ From diffusion to systems of agricultural innovation.
Alasannya: 1. inovasi teknologi bisa datang dari banyak sumber, 2. ada perubahan dari sustainable agriculture and
progress menuju ecological knowledge system, 3. berkembangnya interdependence model dan
innovation system framework, dimana yang terlibat tak hanya research and extension, tetap juga technology users, private companies NGO, dan supportive structures (pasar dan kredit).
4. pentingnya learning processes ( = a way of evolving new arrangements specific to local contexts).
7
Transformasi pemikiran ttg penyuluhan dari LAMA ke BARU:
From To
Looking at extension as national government service
Seeing extension as a set of functions, to be performed by a variety of players, at different levels
Looking at extension to transfer technologies
Seeing a wider mandate for extension, that also includes farmer mobilization, organization and education
Looking at extension as a distinct, separate institution
Seeing a coherent, comprehensive knowledge system for the generation, transfer and uptake of knowledge and technology, that includes the farmers, research, extension and education
Using a linear, sequential and one-directional model of technology transfer
A more realistic, cyclical and dynamic model of information exchange and knowledge dissemination (farmers, researchers, educators and extensionists)
Designing projects from a teaching perspective, and budgeting for teaching efforts
Allowing projects to develop a learning mode, engaging all major stakeholders.
Paying lip service to the potential of information technology for rural development
Taking some risks by including experimental information technologies in projects to link research institutes, extension managers, farmer organizations and others to each other and to the rest of the world.
8
Perubahan lingkungan yg dihadapi:1. Kebijakan sumber pendanaan yg baru.2. Hasil riset baru, dan perkembangan teori penyuluhan.3. Teknologi komunikasi baru (internet).4. Produksi pangan, keamanan pangan, dan intensifikasi.5. Pengentasan kemiskinan, upaya peningkatan
pendapatan.6. Keberlanjutan ekosistem, dan manajemen SDA baru.7. Globalisasi dan liberalisasi pasar.8. Pertanian multi fungsi.9. Reforma agraria baru.10. Intensitas pengetahuan, “masyarakat pengetahuan”,
komoditasi pengetahuan.11. Praktek profesioanl penyuluhan (misi, dasar pemikiran,
cara beroperasi, manajemen, pengorganisasian, isu-isu kolektif).
Penyuluhan vs Komunikasi untuk Inovasi
“Penyuluhan “ “Komunikasi untuk Inovasi”
Inovasi adalah proses keputusan individual
Inovasi memiliki dimensi kolektif (resolusi konflik, pembangunan organisasi, pembelajaran, negosiasi sosial)
Peran penyuluh = menyebarkan inovasi (blue print approach)
Penyuluh mendesain bersama, ada proses desain dan adaptasi inovasi, inovasi-inovasi kolektif. Bersifat kontekstual.
Inovasi diciptakan di penelitian
Inovasi lebih pragmatis, ada sisi teknis dan sosial, perlu menciptakan jaringan pendukung. Petani bisa menciptakan inovasi.
Sesuai Rogers (early adopter, dst) “semua petani bergerak ke arah yang sama”
Strategi dan aspirasi petani menyangkut lingkungan sosial dan alam mereka. Petani kecil vs petani besar berbeda masalah dan kemampuan dalam mengadopsi.
Ada petani yang lamban, mundur, dan stagnan (mono perspektif)
Penelitian di Irlandia (Leeuwis, 1989): petani lamban sesungguhnya juga mengadopsi sejumalh inovasi yg sama banyaknya. Mereka memiliki “dinamisme yg berbeda” (multi perspektif)
“Penyuluhan “ “Komunikasi untuk Inovasi”
Perubahan/inovasi dapat dan harus direncanakan
Mengelola kekomplekan, konflik, dan hal-hal yg tak terduga (misal penemuan tak sengaja, pengaruh jaringan informal, kreatifitas, antusiasme, hubungan personal)
Organisasi penyuluhan sesuatu yang stabil
Organisasi penyuluhan berbentuk “learning organization”. Anggota saling berbagi pengalaman positif dan negatif. Ada penyesuaian dalam hal misi, pelayanan, produk, kultur, dan prosedur organisasi.
Penyuluh terjepit di tengah antara lembaga donor dan petani
Manajemen penyuluhan lebih desentralisasi dan pendekatan partisipatif, dapat lebih mengedepankan petani
Penyuluhan hanya dijalankan pemerintah
Penyuluh dapat kerjasama dengan NGO, penyuluhan farmer to farmer, privatisasi organisasi penyuluhan
Penyuluh adalah aparat pemerintah
Penyuluhan bisa dijalankan oleh perusahaan, NGO dan petani (UU no 16 tahun 2006)
Agenda studi ke depan:
1. Bagaimana pengaruh lingkungan administratif dan politis yang beragam terhadap proses desain inovasi?
2. Bagaimana hubungan antara area perubahan kognitif yang berbeda dalam desain inovasi?
3. Pengaruh kondisi privatisasi dan komoditasi pengetahuan terhadap proses desain inovasi?
4. Bagaimana karakter dan proses pembentukan sosial dari pengetahuan?
5. Bagaimana interaksi antar pembangunan jaringan, pembelajaran sosial, dan negosiasi terhadap proses desain inovasi?
6. Bagaimana kelahiran dan negosiasi antara inovasi yang topdown (dari penelitian) dengan bottom up (dari petani)?
7. Bagiaman relasi dan integrasi antara pengetahuan dari komunitas dengan epistemik dan disiplin berbeda dalam proses desain inovasi?
8. Bagaimana rancangan dan peran organisasi intervensi komunikasi dan implikasi untuk desain inovasi?
9. Analisis jaringan antar aktor, dan jaringan antar peristiwa.10. Bagaimana konstruksi dan persepsi pengetahuan dalam jaringan?
Analisis KELEMBAGAAN (Institutional Analysis) Penyuluhan Pertanian
14
Richard Scott (Stanford University, USA.) 2008. Institutions and Organizations. Third Edition. SAGE Publications, Inc
Institution= “….are composed of cultured-cognitive, normative, and regulative elements that, together with associated activities and resources, provide stability and meaning of social live”.
Kekeliruan yang sering terjadi:
1. Menyebut “lembaga” sama dengan “organisasi”
2. Menganggap dengan membuat organisasi telah menyelesaikan masalah kelembagaan
3. Kajian kelembagaan biasanya hanya meneliti kebijakan-kebijakan
16
In English Biasa diterjemahkan
menjadi
Terminologi semestinya
Batasan dan materinya
1. institution Kelembagaan, institusi
Lembaga norma, regulasi, pengetahuan-kultural. Menjadi pedoman dalam berperilaku aktor
2. institutional Kelembagaan, institusi
Kelembagaan Hal-hal berkenaan dengan lembaga.
3. organization
Organisasi, lembaga
Organisasi social group, yg sengaja dibentuk, punya anggota, utk mencapai tujuan tertentu, aturan dinyatakan tegas. (kelompok tani, koperasi, Gapoktan)
4. organizational
Keorganisasian, kelembagaan
Keorganisasian Hal-hal berkenaan dengan organisasi (struktur org, anggota, kepemimpinannya, manajemennya, dll).
Rekonseptualisasi “Lembaga” dan “Organisasi”
17
Institutions (Lembaga) = norma + aturan + cultural cognitive
Organization = organisasi
Network
= individu
Salah Benar
Kelembagaan petani Organisasi petani, organisasi milik petani
Lembaga kelompok tani, lembaga Gapoktan, lembaga koperasi
Organisasi kelompok tani, organisasi Gapoktan, organisasi koperasi
Mengembangkan kelembagaan permodalan petani
Mengorganisasikan petani dalam pemenuhan permodalan
1.Regulative pillar “rules define relationship among role” rule setting, monitoring, sanksi kapasitas untuk menegakkan aturan reward and punishment melalui mekanisme informal (folkways) dan formal (polisi, pengeadilan) represi, constraint, dan meng-empower aktor
2.Normative pillar norma menghasilkan preskripsi (=lebih dari antisipasi dan prediksi), evaluatif, dan tanggung jawab
mencakup: value (= prefered and desirable) dan norm (how things should be done)
Gunanya agar tahu apa goal dan objectives kita, dan cara mencapainya meng-constraint dan meng-empower aktor
3.Cultural-cognitive pillar
Intinya meaning Konsep bersama tentang kehidupan sosial dan kerangka dimana makna-makna
diproduksi Sedimentasi makna dan kristalisasi makna dalam bentuk objektif Berisi proses interpretatif internal yang dibentuk oleh kerangka kultural eksternal Situation shared secara kolektif Bersifat individual dan variatif Culture = what is and what should be
Menurut New Institutionalism, ada 3 pilar dalam lembaga:
Penerapannya dalam Analisis Kelembagaan Penyuluhan Pertanian
Aspek Objek nya Analisis kelembagaan
1. Aspek regulatif
UU no 16 tahun 2006 merupakan pedoman
Apakah UU ini diterapkan, dijadikan pedoman, diterima, ditolak? Bagian mana yg diterima, kenapa?
Permentan No. 61 Tahun 2008 ttg Pedoman Pembinaan Penyuluh Pertanian SwadayaDan Penuyuh Pertanian Swasta
Persepsi penyuluh dan pihak lain terhadap aturan ini? Realisasi dan kendalanya bagaimana?
Peraturan daerah Pemda ttg penganggaran dan pengorganisasian
Kajian kebijakan, konsistensi nya dengan UU di atasnya, bagaimana realisasinya? Dll.
Pedoman untuk manajemen kerja penyuluh
Apakah pedoman dijalankan, apa masalahnya, bagaimana konsistensinya dengan teori dan kebijakan di atasnya?
Aspek Objeknya Analisis kelembagaan
2. Aspek normatif
Norma-norma kerja pada tenaga penyuluh
Bagaimana penyuluh memandang pekerjaannya, apakah sesuatu yang baik atau tidak? Pakah mereka bangga menjadi penyuluh?
Persepsi ttg peran penyuluh dalam pembangunan pedesaan
Apakah penyuluhan pertanian harus? Adakah opsi lain? Apakah metodenya masih efektif?
Nilai-nilai atau adab dalam komunikasi yang diterapkan
Apakah komunikasi menunjukkan dominansi, pemaksaan? Apakah itu boleh? Baik?
Nilai-nilai dalam materi penyuluhan
Apakah memberikan materi yang sesuai dengan etika petani?
Aspek Objeknya Analisis kelembagaan
3. Aspek kultural kognitif
Pengetahuan pengambil kebijakan ttg kegiatan penyuluhan
Bagaimana tingkat pengetahuan pengambil kebijakan tentang konsep dan teori penyuluhan? Apa agenda tersembunyi di belakangnya?
Pengetahuan tenaga penyuluh tentang kebijakan, organisasi, dan metode penyuluhan
Bagaimana pengetahuan dan persepsi tenaga penyuluh (tua, muda, laki-laki, perempuan) ttg kegiatan penyuluhan? Bagaimana dan mengapa persepsi itu terbentuk?
Pengetahuan petani tentang kegiatan penyuluhan, pembangunan pertanian, dll
Apa pengetahuan petani ttg kegiatan penyuluhan? Apakah perlu atau tidak? Apa latar sosial ekonomi sehingga itu terbentuk?
Pengetahuan petani tentang materi penyuluhan
Bagaimana persepsi petani tentang materi yang disampaikan? Sesuai dengan kebutuhan petani atau tidak? Bagaimana itu terbentuk? Bagaimana persepsi petani dapat menjadi feed back?
Aspek Objeknya Analisis kelembagaan
Aspek keorganisasian
Struktur keorganisasian pelaksana penyuluhan
Organisasi apa saja yang terlibat dari atas sampai bawah? Pusluh, Badan Penyuluhan Pemda, perguruan tinggi, NGO?
Kinerja organisasi Bagaimana kinerja organisasi penyuluhan yg eksis? Kuat, atau lemah? Dimana dan kenapa?
Kapasitas organisasi penyuluhan
Bagaimana kemampuan BPP menjalankan penyuluhan? Apakah Gapoktan mampu membantu nya? Mengapa?
Kondisi dan kinerja organisasi petani
Apa saja organisasi petani yang eksis? Apa perannya? Mengapa demikian? Bagaimana agar bisa membantu penyuluhan? Perlu kah bentuk baru
Hubungan antar organisasi
Bagaimana relasi antar organisasi? Adakah dominansi ataukah demokratis? Relasi horizontal dan vertikal? Integrasi dan koordinasinya bagaimana?
Analisis Keorganisasian Penyuluhan
TERIMA KASIH