Pelapisan piston
Pelapisan piston1.pelapisan
2.uji ketahanan thermal
3.kekerasan/uji mekanik
4.prestasi mesin
5.
Pelapisan
Uji
Kekerasan
Diterapno
CARA PELAPISAN LOGAM (CHROME) a. Electroplating Dalam teknologi
pengerjaan logam, secara sederhana, electroplating dapat diartikan
sebagai proses pelapisan logam, dengan menggunakan bantuan arus
listrik dan senyawa kimia tertentu guna memindahkan partikel logam
pelapis ke material yang hendak dilapis. Pelapisan logam dapat
berupa lapis seng (zink), galvanis, perak, emas, brass, tembaga,
nikel dan krom. Penggunaan lapisan tersebut disesuaikan dengan
kebutuhan dan kegunaan masing-masing material. Proses
electroplating mengubah sifat fisik, mekanik, dan sifat teknologi
suatu material. Salah satu contoh perubahan fisik ketika material
dilapis dengan nikel adalah bertambahnya daya tahan material
tersebut terhadap korosi, serta bertambahnya kapasitas
konduktifitasnya. Adapun dalam sifat mekanik, terjadi perubahan
kekuatan tarik maupun tekan dari suatu material sesudah mengalami
pelapisan dibandingkan sebelumnya. Karena itu, tujuan pelapisan
logam tidak luput dari tiga hal, yaitu untuk meningkatkan sifat
teknis/mekanis dari suatu logam, yang kedua melindungi logam dari
korosi, dan ketiga memperindah tampilan (decorative) b. Proses
Elektroplating Butting yaitu proses penghalusan permukaan barang
yang akan dilapisi. dalam proses penghalusan tersebut menggunakan
emery (amplas) yang berupa kain 120-130 kali putaran. . Preparasi
yaitu proses inspeksi keseluruhan kondisi barang yang akan di
elektroplating. setelah inspeksi dilakukan, barang yang akan
diplating ditempatkan pada rig yang disesuaikan dengan bentuk dan
dimensi barang tersebut. . Degreding yaitu proses pembersihana dari
kotoran, minyak, cat, ataupun lemak. dalam proses pembersihan ini
digunakan larutan NaOH (air sabun) sebagai metalcleaner. alat yang
digunakan dalam proses ini adalah bak yang terbuat dari plat seng
yang didalamnya berisi larutan NaOH yang dipanaskan selama 30-60
menit dengan suhu 60-70 derajat, dengan konsentrasi larutan 20
gr/liter-100 gr/liter. Bak yang digunakan 150x120x70 Cm. setelah
pelaksanaan proses ini, lalu dilaksanakan proses pembilasan dengan
menggunakan air. Pickling. yaitu proses pencelupan setelah
degreding ke larutan picking yang terbuat dari asam Klorida (HCL)
32% yang berfungsi untuk menghilangkan koral pada permukaan barang.
proses ini dilakukan selama 3-5 menit lalu dibilas dengan air
sebanyak 3 kali ditempat yang berbeda. Etching yaitu proses
pembukaan pori-pori dengan menggunakan larutan asam sulfat (H2SO4
10%) yang digunakan untuk mempercepat proses pelapisan nickel
chrome. proses ini dilakukan selama 3-5 menit. lalu dibilas dengan
menggunakan air yang mengalir. Nickel Plating yaitu proses
pelapisan logam dengan menggunakan logam nickel sebagai pelapisnya.
Tujuannya adalah untuk melindungi logam dasar dari serangan korosi
larutan elektrolit. Bahan yang digunakan adalah nickel sulfat.
benda yang akan dilapisi dicelupkan dalam larutan elektrolit selama
15 menit dengan temperatur 55-65 derajat celcius. Chrome Plating
yaitu proses finishing pada proses elektroplating Nickel. Fungsinya
sebagai usaha untuk meningkatkan ketahanan terhadap korosi, aus,
dan anti gores, serta meningkatkan aspek dekoratif terhadap benda
yang dihasilkan sehingga menjadi mengkilat dan halus permukaannya.
pencelupan selama 15-60 menit pada temperatur 40-55 derajat celcius
dalam larutan chromic acid. Drying yaitu proses pengeringan dari
chromplating yang terdiri dari 2 cara : dengan media pencelupan air
panas suhu 60 derajat celcius untuk pembersihan dan dengan cara
menganealing (mengoven) barang yang sudah dilapisi c. Prinsip Dasar
Electroplating Kita mengenal istilah anoda, katoda, larutan
elektrolit. Ketiga istilah tersebut digunakan seluruh literatur
yang berhubungan dengan pelapisan material khususnya logam dan
diilustrasikan seperti pada Gambar 1. Gambar 1. Anoda, Katoda dan
elektrolit Anoda adalah terminal positif, dihubungkan dengan kutub
positif dari sumber arus listrik. Anoda dalam larutan elektrolit
ada yang larut dan ada yang tidak. Anoda yang tidak larut berfungsi
sebagai penghantar arus listrik saja., sedangkan anoda yang larut
berfungsi selain penghantar arus listrik, juga sebagai bahan baku
pelapis. Katoda dapat diartikan sebagai benda kerja yang akan
dilapisi, dihubungkan dengan kutub negatif dari sumber arus
listrik. Elektrolit berupa larutan yang molekulnya dapat larut
dalam air dan terurai menjadi partikel-partikel yang bermuatan
positf atau negatif. Karena electroplating adalah suatu proses yang
menghasilkan lapisan tipis logam di atas permukaan logam lainnya
dengan cara elektrolisis, maka perlu kita ketahui skema proses
electroplating tersebut. d. Skema Proses Electroplating Perpindahan
ion logam dengan bantuan arus listrik melalui larutan elektrolit
sehinnga ion logam mengendap pada benda padat yang akan dilapisi.
Ion logam diperoleh dari elektrolit maupun berasal dari pelarutan
anoda logam di dalam elektrolit. Pengendapan terjadi pada benda
kerja yang berlaku sebagai katoda. Gambar 2. Skema Proses
Elektropating
Copy and WIN :http://ow.ly/KNICZElectroplatingDalam teknologi
pengerjaan logam, proses electroplating dikategorikan sebagai
proses pengerjaan akhir (metal finishing). Secara
sederhana,electroplatingdapat diartikan sebagai proses pelapisan
logam, dengan menggunakan bantuan arus listrik dan senyawa kimia
tertentu guna memindahkan partikel logam pelapis ke material yang
hendak dilapis.
Pelapisan logam dapat berupa lapis seng (zink), galvanis, perak,
emas, brass, tembaga, nikel dan krom. Penggunaan lapisan tersebut
disesuaikan dengan kebutuhan dan kegunaan masing-masing material.
Perbedaan utama dari pelapisan tersebut selain anoda yang
digunakan, adalah larutan elektrolisisnya. Dalam penelitian yang
baru belakangan ini (tahun 2004), dilakukan oleh Tadashi Doi dan
Kazunari Mizumoto, mereka menemukan larutan baru (elektrolisis)
yang dinamakan larutancitrate( kekerasan deposit mencapai 440
VHN)
Proseselectroplatingmengubah sifat fisik, mekanik, dan sifat
teknologi suatu material. Salah satu contoh perubahan fisik ketika
material dilapis dengan nikel adalah bertambahnya daya tahan
material tersebut terhadap korosi, serta bertambahnya kapasitas
konduktifitasnya. Adapun dalam sifat mekanik, terjadi perubahan
kekuatan tarik maupun tekan dari suatu material sesudah mengalami
pelapisan dibandingkan sebelumnya.
Karena itu, tujuan pelapisan logam tidak luput dari tiga hal,
yaitu untuk meningkatkan sifat teknis/mekanis dari suatu logam,
yang kedua melindungi logam dari korosi, dan ketiga memperindah
tampilan(decorative)Prinsip Dasar ElectroplatingKita mengenal
istilah anoda, katoda, larutan elektrolit. Ketiga istilah tersebut
digunakan seluruh literatur yang berhubungan dengan pelapisan
material khususnya logam dan diilustrasikan seperti pada Gambar
1.
Anoda adalah terminal positif, dihubungkan dengan kutub positif
dari sumber arus listrik. Anoda dalam larutan elektrolit ada
yang
Gambar 1. Anoda, Katoda, dan Elektrolit
larut dan ada yang tidak. Anoda yang tidak larut berfungsi
sebagai penghantar arus listrik saja., sedangkan anoda yang larut
berfungsi selain penghantar arus listrik, juga sebagai bahan baku
pelapis.
Katoda dapat diartikan sebagai benda kerja yang akan dilapisi,
dihubungkan dengan kutub negatif dari sumber arus listrik.
Elektrolit berupa larutan yang molekulnya dapat larut dalam air
dan terurai menjadi partikel-partikel yang bermuatan positf atau
negatif.
Karenaelectroplatingadalah suatu proses yang menghasilkan
lapisan tipis logam di atas permukaan logam lainnya dengan cara
elektrolisis, maka perlu kita ketahui skema
proseselectroplatingtersebut.
Skema ProsesElectroplatingPerpindahan ion logam dengan bantuan
arus listrik melalui larutan elektrolit sehinnga ion logam
mengendap pada benda padat yang akan dilapisi. Ion logam diperoleh
dari elektrolit maupun berasal dari pelarutan anoda logam di dalam
elektrolit. Pengendapan terjadi pada benda kerja yang berlaku
sebagai katoda.
Gambar 2. Skema proses electroplating
Reaksi kimia yang terjadi pada proses electroplating seperti
yang terlihat pada Gambar 2 dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pada KATODAPembentukan lapisan Nikel
Ni2+(aq)+ 2e-Ni(s)Pembentukan gas Hidrogen
2H+(aq)+ 2e-H2 (g)Reduksi oksigen terlarut
O2 (g)+ 2H+H2O(l)Pada ANODAPembentukan gas oksigen
H2O(l)4H+(aq)+ O2 (g)+ 4e-Oksidasi gas Hidrogen
H2 (g)2H+(aq)+ 2e-Mekanisme terjadinya pelapisan logam adalah
dimulai dari dikelilinginya ion-ion logam oleh molekul-molekul
pelarut yang mengalami polarisai. Di dekat permukaan katoda,
terbentuk daerahElectrical Double Layer(EDL) yang bertindak seperti
lapisan dielektrik. Adanya lapisan EDL memberi beban tambahan bagi
ion-ion untuk menembusnya. Dengan gaya dorong beda potensial
listrik dan dibantu oleh reaski-reaksi kimia, ion-ion logam akan
menuju permukaan katoda dan menangkap electron dari katoda, sambil
mendeposisikan diri di permukaan katoda. Dalam kondisi equilibrium,
setelah ion-ion mengalami discharge menjadi atom-atom kemudian akan
menempatkan diri pada permukaan katoda dengan mula-mula
menyesuaikan mengikuti susunan atom dari material katoda.
Demikianlah secara ringkas mekanisme pelapisan logam, pada
artikel berikutnya akan dibahas lebih dalam lagi tentang
proseschrome platingdan pelapisan lainnya.
PROSES PELAPISAN LOGAMDI SUSUN OLEHKELOMPOK INAMA :1.ARIS
SETIAWAN2.MARISA KUMALA AF3.NADIA RESMI ANANDA4.RISKA SISTIA5.SISCA
ANJALINA
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA SMA NEGERI 1 KOTAAGUNG
TANGGAMUSTAHUN AJARAN 2012/2013PROSES PELAPISAN LOGAMI. Tujuan
Percobaan1.Untuk mengetahui bagaimanakah cara pelapisanlogam2.Untuk
mengetahui prinsip kerja pelapisan logamII.Alat dan
BahanAlat:1.Tabung berbentuk huruf
U2.Standar3.StatifBahan:1.Kabel2.Batu baterai yang 1,5
volt3.Tembaga4.Logam5.Larutan CuSO4III. Landasan TeoriLogam
besi/baja mudah terkena korosi atau karat. Untuk melindungi besi
atau baja dari korosi, maka besi/baja dilapisi suatu logam yang
sukar teroksidasi, seperti nikel (Ni), timah (Sn), krom (Cr), perak
(Ag), atau emas (Au). Prinsip kerja pelapisan logam adalahsel
elektrolisis larutan dengan menggunakan electrode yang
bereaksi.Pada pelapisan, logam yang akan disepuh dijadikan katode
sedangkan logam penyepuhnya anode.Pada praktikum ini yang bertindak
sebagai katode adalah logam (Fe) sedangkan anodenya adalah tembaga
(Cu).Katode (Fe) :Cu2++ 2e-CuAnode (Cu) :CuCu2++ 2e-Logam tembaga
di anoda dioksidasi dan berubah menjadi ion Cu2+. Ion Cu2+yang
terjadi bergabung dengan ion Cu2+dalam larutan. Kemudian ion Cu2+di
katode direduksi membentuk endapan tembaga. Karena di katode
digunakan besi, maka endapan tembaga akan melapisi besi.IV .
Langkah Kerja1.Menyiapkan alat dan bahan2.Mengisi tabung U dengan
larutan CuSO43.Meletakan tabung U yang berisi larutan CuSO4di
statif dan kencangkan agar tabung U tidak bergerak4.Menyambungkan
salah satu sisi kabel ke tembaga dan yang satunya ke
logam5.Memasukan logam dan tembaga ketabung U yang berisi larutan
CuSO4secara terpisah6.Menyambungkan tembaga ke kutub positif
(anoda) dan logam ke kutub negative (katoda) pada baterai yang
mempunyai tegangan 1,5 volt7.Mengamati kondisi logam dan tembaga
tersebut.V. Data dan Hasil PengamatanBerdasarkan logam dan tembaga
yang telah kami uji, kami mendapatkan hasil sebagai berikut:Hasil
keLogamTembaga
1Warna berubah menjadi kehitamanWarna memudar
2Terdapat gelembungTerdapat gelembung
3Gelembung semakin banyakGelembung semakin banyak
4Logam terlapisi oleh tembaga dan berwarna kekuninganWarna
tembaga menjadi memudar dan mulai berwarna kehitaman
VI. PembahasanBerdasarkan pengamatan kami, logam yang
dielektrolisis pertama-tama berubah warna menjadi kehitaman dan
warna tembaga memudar.Lalu lama kelamaan logam dan tembaga
mengeluarkan gelembung yang semakin lama semakin banyak.Setelah
sepuluh menit logam diangkat dan warna logam berubah menjadi
kekuningan yang menandakan bahwa logam terlapisi oleh tembaga.
Sedangkan tembaga warnanya memudar dan berubah menjadi
kehitaman.Katode (Fe) :Cu2++ 2e-CuAnode (Cu) :CuCu2++ 2e-Itu semua
terjadi karena Logam tembaga di anoda dioksidasi dan berubah
menjadi ion Cu2+. Ion Cu2+yang terjadi bergabung dengan ion
Cu2+dalam larutan. Kemudian ion Cu2+di katode direduksi membentuk
endapan tembaga. Karena di katode digunakan logam, maka endapan
tembaga akan melapisi logam.Dalam elektrolisis yang mempengaruhi
banyaknya jumlah zat yang melapisi logam adalah kuat arus dan
waktu.Dengan kuat arus yang besar proses elektrolisis lebih cepat
berlangsung dan logam lebih cepat terlapisi juga massa tembaga yang
melapisi logam lebih banyak daripada yang kuat arusnya kecil,
tetapi hasilnya lebih bagus yang kuat arusnya kecil.Selain kuat
arus waktu juga mempengaruhi banyaknya jumlah zat yang melapisi
logam. Semakin lama proses elektrolisis dilakukan, massa tembaga
yang melapisilogam pun akan lebih banyak.Elektrolisis di manfaatkan
Untuk melindungi besi atau baja agar tidak mudah mengalami
korosi.VII. Kesimpulanlogam yang dielektrolisis pertama-tama
berubah warna menjadi kehitaman dan warna tembaga memudar.Lalu lama
kelamaan logam dan tembaga mengeluarkan gelembung yang semakin lama
semakin banyak.Kemudian logam berwarna kekuningan yang manandakan
bahwa logam mengalami pelapisan oleh tembaga. Dan tembaga memudar
menjadi berwarna kehitamanDalam elektrolisis yang mempengaruhi
banyaknya jumlah zat yang melapisi logam adalah kuat arus dan
waktuElektrolisis di manfaatkan Untuk melindungi besi atau baja
agar tidak mudah mengalami korosi.VIII. Daftar PustakaGiyarti,
Editor. 2009.Kimia Untuk SMA/MA Kelas XII Program Ilmu Alam.
Jakarta:Pelapisan Logam Hot Dip Galvanized
Pelapisan secara Hot Dip Galvanizing (pelapisan secara celup
panas) adalahsuatu proses pelapisan dimana logam pelapisnya
dipanaskan terlebih dahulu hingga mencair, kemudian logam yang akan
dilapisi yang biasa disebut logam dasar dicelupkan ke dalam bak
galvaniz yang telah berisi seng cair tadi, sehingga dalam beberapa
saat logam tersebut akan terlapisi oleh lapisan berupa lapisan
paduan antara logam pelapis (seng) dengan logam dasar dalam bentuk
ikatan metalurgi yang kuat dan tersusun secara berlapis-lapis yang
disebut fasa. Pelapisan dengan metode Hot Dip Galvanizing sering
juga disebut dengan proses pelapisan logam dengan logam lain yang
lebih anodik sesuai dengan deret galvanik.
Proses pelapisan dengan metode Hot Dip Galvanizing dapat dibagi
menjadi tiga tahap proses, yaitu:1. Tahap persiapan (pre
treatment)Tahap persiapan berfungsi untuk menghilangkan asam atau
basa yang merupakan bahan pengotor yang menempel pada spesimen, hal
ini dimaksudkan agar diperoleh kondisi permukaan yang bersih dan
diperoleh hasil lapisan yang baik. Proses pembersihan permukaan
yang akan dilapisi dapat dilakukan sesuai dengan jenis pengotor
yang menempel pada permukaan spesimen, namun proses pembersihan ini
dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:a. Proses pembersihan secara
fisik (mekanik)Pembersihan secara fisik dapat berupa pengamplasan
dengan menggunakan mesin gerinda, yang meliputi menghaluskan
permukaan yang tidak rata dan penghilangan goresan-goresan serta
beram-beram yangmenempel pada permukaan spesimen.
b. Proses pembersihan secara kimiawiProses pembersihan secara
kimiawi merupakan proses pembersihan pengotor yang menempel pada
permukaan spesimen dengan menggunakan bahan-bahan kimia. Proses
pembersihan ini meliputi:(1) DegreasingProses degreasing merupakan
proses yang bertujuan untuk menghilangkan kotoran, minyak, lemak,
cat dan kotoran padat lainnya yang menempel pada permukaan
spesimen. Proses pembersihan dilakukan dengan menggunakan larutan
NaOH (soda kaustik) dengan konsentrasi 5% 10% pada suhu 70oC 90oC
selama kurang lebih 10 menit.(2) Rinsing IProses rinsing I
bertujuan untuk membersihkan soda kaustik pada proses degreasing
yang masih menempel pada permukaan spesimen dalam dengan
menggunakan air bersih pada temperatur kamar.(3) PicklingProses
pickling bertujuan untuk menghilangkan karat yang melekat pada
permukaan spesimen dengan cara dicelupkan ke dalam larutan HCl
(asam klorida) atau larutan H 2 SO 4 (asam sulfat) dengan
konsentrasi 10% 15% selama 15 20 menit.(4) Rinsing IIProses rinsing
II bertujuan untuk membersihkan larutan HCl atau H2SO4 yang
menempel pada spesimen saat proses pickling dengan menggunakan air
bersih pada temperatur kamar.(5) FluxingProses fluxing merupakan
proses pelapisan awal dengan menggunakan Zinc Amonium Cloride (ZAC)
dengan konsentrasi 20% 30% selama 5 8 menit. Proses fluxing
dilakukan dengan tujuan:
(a) Sebagai lapisan dasar untuk memperkuat lapisan seng pada
saat dilakukan proses pelapisan.(b) Sebagai katalisator reaksi
terjadinya pelapisan Fe-Zn.(c) Untuk menghindari terjadinya proses
oksidasi sebelum proses galvanizing dilakukan.Proses fluxing
berlangsung pada temperatur 60oC 80oC, hal ini dimaksudkan agar
perpindahan panas pada spesimen berlangsung secara perlahan dan
bertahap sehingga dapat menghindari terjadinya deformasiplastis
yang dapat mengganggu proses pelekatan seng pada benda kerja saat
proses galvanizing berlangsung.(6) DryingProses drying merupakan
proses pengeringan dan pemanasan awal dengan menggunakan gas panas
yang suhunya kurang lebih 150oC, tujuannya untuk menghilangkan
cairan yang mungkin terdapat pada permukaan spesimen yang dapat
menyebabkan terjadinya ledakan uap saat proses galvanizing
berlangsung.
2. Tahap pencelupan (galvanizing)Spesimen yang telah mengalami
tahap persiapan (pre treatment) dan telah bersih dari segala
pengotor kemudian langkah berikutnya yaitu dilakukan proses
pencelupan (galvanizing). Selama proses galvanizing berlangsung,
cairan seng akan melapisi baja dengan membentuk lapisan baja seng
kemudian barulah terbentuk lapisan yang sepenuhnya berupa unsur
seng pada permukaan terluar baja, larutan yang digunakan minimal
adalah 98 % murni unsur seng. Tahap pencelupan dilakukan selama
kurang lebih 1,5 menit pada suhu 440oC 460oC. Ketebalan lapisan
seng pada pelapisan dengan metode Hot Dip Galvanizing dipengaruhi
oleh kondisi permukaan, lamanya pencelupan dantemperatur
pencelupan.
3. Tahap pendinginan dan tahap akhira. Tahap pendinginan
(quenching)Tahap pendinginan dilakukan dengan mencelupkan spesimen
ke dalam larutan sodium cromate dengan konsentrasi 0,015% pada suhu
kamar ataupun dengan menggunakan air. Proses ini bertujuan
untukmencegah terjadinya white rust.b. Tahap akhir
(finishing)Bagian akhir dari proses pelapisan berupa menghaluskan
permukaan yang runcing yang disebabkan oleh cairan seng yang hendak
menetes namun telah mengering terlebih dahulu.
Sumber:http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/2289014-pengertian-dan-proses-pelapisan-hot/#ixzz2H86p876PMengenal
Cara Pelapisan logam (Bagian 2)
16 January 201146,381 viewspenulis:Pria GautamaPrint This
Post
Chrome PlatingSebagian besar masyarakat umum menyamakan istilah
Chrome dengan semua jenis pelapisan logam. Ketika menyebutkan
electroplating yang mereka maksud adalah Chrome. Padahal, boleh
jadi pelapisan logam tersebut hanya menggunakan tembaga atau nikel
saja atau gabungan keduanya, dilapis tembaga kemudian dilapis
nikel, namun tidak menggunakan lapisan chrome.
Chrome plating adalah salah satu teknik melapis logam
(electroplating) menggunakan chromium sebagai pelapis ke permukaan
logam yang hendak dilapis. Chrome adalah ungkapan populer dari
Chromium yang merupakan salah satu senyawa kimia dengan symbol Cr
yang memiliki nomor atom 24 (Cr24) . Chrome adalah logam tapi dalam
aplikasi penggunaannya tidak efektif dalam bentuk solid.
Teknik pelapisan dasar chrome sangat bergantung pada pelapisan
dasar. Untuk apilkasi decorative seperti melapis velg mobil/motor,
tutup blok mesin, bumper, dan aksesoris lainnya, memerlukan
pelapisan dasar menggunkan nikel plating, yakni melapis logam
dengan bahan dasar nikel. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan
permukaan yang halus dan mengkilap. Nikel plating saja tidak
membuat permukaan logam yang dilapis mengkilap, akan tetapi masih
tampak pucat dan kekuning-kuningan. Setelah dilapis dengan chrome
barulah permukaan logam yang dilapis mengkilap dan bercahaya
seperti pada sebuah cermin.
Untuk aplikasi engineering seperti melapis silinder hidrolik,
ring piston, mata bor, permukaan cetakan, tidak mesti dilapis nikel
sebagai pelapisan dasar, cukup dengan memoles permukaan benda kerja
sampai halus dan mengkilap lalu dilapis dengan chrome.
Perbedaan mendasar anatara chrome plating ( untuk decorative)
dan hard chrome ( untuk aplikasi engineering) adalah tebal lapisan
dan konsentrasi larutan chrome. Hard chrome lapisannya lebih tebal
dibandingkan chrome plating biasa.
Gambar (1) dan ( 2) di bawah ini adalah contoh hasil chrome
plating
Mesin PolesMesin ini berfungsi untuk menghaluskan benda kerja
sekaligus mengkilapkan (buffing). Mesin ini dapat dibuat dari
sebuah dynamo motor berkekuatan minimal 1 PK dengan kecepatan 2.800
RPM
RectifierAlat ini sebagai sumber arus listrik. Trafo atau
rectifier yang digunakan minimal memiliki kuat arus 100 A untuk
mendapatkan kekutan pelapisan yang baik.
Bak PlatingWadah ini adalah tempat larutan electrolisis yang
berfungsi sebagai media penghantar dalam prorses perpindahan
partikel logam.
Plat LogamPlat inilah yang sering disebut anode, ditempatkan
mengapit benda kerja yang hendak dilapis. Anode ini sebagai pelapis
yang akan larut dan menempel pada benda kerja yang hendak
dilapis.
Electrolisis ChromeBahan untuk membuat larutan chrome terdiri
dari Aquades, chromic acid, Asam sulfat dan katalis
Proses PengerjaanDiagram alir proses pengerjaan chrome plating
dapat dilihat pada diagram di bawah ini
Benda kerja yang hendak di lapis biasanya masih memiliki cat
dasar, untuk memudahkan pada proses buffing maka cat ini harus
dihilangkan terlebih dahulu. Caranya bisa dengan mengoleskan paint
remover atau merendamnya di dalam larutan asam sulfat. Proses
berikutnya adalah buffing yakni mengkilapkan benda kerja dengan
mesin poles.
Setelah proses buffing selesai, untuk menghilangkan sisa-sisa
langsol pada permukaan benda kerja, maka dilakukan pencucian dengan
sabun dan metal cleaner. Proses ini penting dalam electroplating,
sebab jika masih ada sisa-sisa kotoran yang menempel dipermukaan
benda kerja walau satu titik, maka proses pelapisan akan cacat dan
menyebabkan lapisan chrome akan mudah lepas. Setelah memastikan
pencucian/pembersihan kita sempurna, saatnya benda kerja dicelupkan
ke dalam bak plating nikel. Setelah terlapisi nikel, benda kerja
diangkat lalu dibilas dengan air setelah itu dimasukkan ke dalam
bak chrome.
Selesai melapis benda kerja dengan chrome, proses selanjunya
adalah melakukan finishing dengan menghilangkan warna abu-abu pada
benda kerja akibat arus yang berlebih.
Untuk menambah referensi Anda tentang metode pelapisan logam
sebagai decorative maupun untuk aplikasi engineering, Anda dapat
mengunjungi situs www.engineerfocus.com
Refrence
:http://www.finishing.com/faqs/chrome.htmlhttp://en.wikipedia.org/wiki/Chromiumwww.google.com
Pengertian Anodize dan EtchingAnodizeAnodisasi adalah proses
pembentukan lapisan oksida pada logam dengan cara mereaksikan atau
mengkorosikan logam aluminium menggunakan oksigen (O2) yang diambil
dari larutan elektrolit sebagai media sehingga terbentuk lapisan
oksida. Proses ini juga disebut sebagai anodic oxidation yang
prinsipnya hampir sama dengan proses pelapisan dengan cara listrik
(elektroplatting). Proses utama, dalam oksidasi anoda alumunium
memerlukan larutan asam sulfat, asam kromat atau campuran asam
sulfat dan asam oksalat.
Guna meningkatkan nilai aluminium dari aspek dekoratif baik
untuk keperluan reklame, advertising ataupun yang lainnya perlu
dilakukan proses finishing, seperti pewarnaan dengan bahan dan
metode tersendiri misalnya screen printing yang kita kenal dengan
istilah sablon. Pewarnaan alumunium juga telah dikembangkan melalui
pelapisan anodizing yang membuat tampilan logam aluminium tersebut
lebih menarik agar menambah nilai ekonomis. Namun demikian perlu
diketahui bahwa tidak semua jenis alumunium dapat dianodize.
Selain ramah lingkungan sesuai arahan dari FDA, USDA, ELV, WEEE
dan RoHS, Anoda tidak memerlukan penggunaan logam berat sehingga
tidak menghasilkan limbah beracun. Substrat yang dapat anodized
adalah aluminium, titanium, dan magnesium. Seiring dengan
spesifikasi material, Hard anoda tentu lebih mahal karena kebutuhan
energi yang meningkat terkait dengan proses tersebut, biaya ini
dihitung sesuai ukuran bagian, instruksi proses, kemasan, dll.
Silahkan hubungi kami untuk mendapatkan penawaran terbaik.
EtchingEtching adalah teknik seni grafis yang dikenal sebagai
intaglio, Etching merupakan teknik untuk memberi dimensi atau
kedalaman pada material biasanya berupa pelat logam seperti
stainless dan kuningan. Dimensi atau kedalaman dimaksud hampir
serupa dengan grafir atau laser engrave, yaitu memunculkan lapisan
material yang ada di bawah permukaan. Perbedaan etching dengan
grafir atau laser engrave hanya pada teknik yang digunakan.
Kedalaman menggunakan teknik grafir dihasilkan oleh sinar laser,
sedangkan kedalaman menggunakan teknik Etching dihasilkan oleh
proses kimiawi dengan cara melarutkan material sehingga lapisan
akan nampak sesuai desain yang kita buat.
Ma'af Situs Masih Dalam PengembanganTerima kasih atas
kunjunganya, mohon ma'af situs masih dalam pengembangan, SALAM
0815 1444 8889
Polisi Online
Tipe AnodizingTerdapat 3 (tiga) tipe anodizing yang paling umum
digunakan antara lain :
Chromic Acid Anodizing (Tipe I)Tipe ini menggunakan larutan
elektrolit chromic acid dan menghasilkan lapisan yang paling tipis,
hanya sekitar 0,5 hingga 2,5 mikron. Pada saat proses berlangsung,
50% Al2O3 terintegrasi ke dalam substrat dan 50% pertumbuhan
lapisan kearah luar. Dapat meningkatkan ketahanan korosi pada
alumunium. Lapisan yang dihasilkan cenderung lebih ulet
dibandingkan tipe lainnya.
Sulfuric Acid Anodizing (Tipe II)Tipe ini adalah tipe yang
paling umum dilakukan yaitu dengan menggunakan larutan sulfuric
acid sebagai elektrolit dengan kemampuan menghasilkan lapisan
protektif hingga 25 mikron. Selama proses berlangsung, 67% oksida
protektif terintegrasi ke dalam substrat dan sisanya tumbuh kea rah
luar. Lapisan yang dihasilkan permeable dan porous sehingga dapat
dilakukan pewarnaan. Tipe II biasa digunakan untuk aplikasi
arsitektur, bagian pesawat terbang, otomotif, maupun komputer.
Hard Anodizing (Tipe III)Menggunakan larutan elektrolit yang
sama dengan tipe II namun dengan konsentrasi yang lebih tinggi pada
temperatur yang lebih rendah. Lapisan yang dihasilkan lebih
tangguh, memiliki ketahanan abrasi yang baik, ketahanan korosi,
anti pudar, tahan terhadap suhu tinggi, dan memiliki kekerasan yang
baik. Lapisan mencapai ketebalan 75 mikron sehingga juga dapat
menjadi insulator listrik yang baik. Umumnya digunakan pada
peralatan yang membutuhkan ketahanan aus yang sangat tinggi seperti
pada piston dan hydraulic gear.
Karakteristik Lapisan AnodizingAnodizing pada logam menghasilkan
suatu lapisan tipis yang terintegrasi dengan baik terhadap logam
dasarnya. Lapisan tersebut memiliki sifat-sifat sebagai berikut
:
Keras, dalam perbandingan dengan kekerasan sapphire
Transparan, dengan beberapa variasi warna
Terintegrasi dengan baik pada logam dasarnya, tidak dapat
mengelupas
Kelebihan Pelapisan Logam Dengan Cara AnodizingBerikut adalah
kelebihan proses pelapisan logam dengan cara anodizing dari
berbagai sumber :
KeandalanPada umumnya produk yang mengalami anodisasi memiliki
umur pakai yang lebih lama dan memiliki keandalan yang baik. Hal
ini merupakan implikasi positif dari sifat lapisan yang terikat
kuat dengan substrat logam dasarnya.
Stabilitas WarnaWarna yang diaplikasikan pada lapisan hasil
anodisasi tahan terhadap sinar ultraviolet sehingga tidak mudah
pudar.
Kemudahan Perawatan
Goresan dan cacat pada permukaan akibat logam melewati proses
produksi, pemindahan, instalasi, atau bahkan kesalahan akibat
pembersihan yang terlalu sering bukanlah suatu masalah besar.
Goresan maupun cacat tersebut dapat segera dihilangkan dengan
menggunakan sabun dan air yang dapat mengembalikan permukaan logam
seperti semula. Untuk endapan yang lebih sulit, dapat digunakan
mild abrasive cleaners.
EstetikaAnodizing dapat menghasilkan kilap yang sangat baik dan
juga pilihan warna yang menarik. Tidak seperti proses surface
treatment lainnya, anodizing tetap mengizinkan aluminium
mempertahankan tampilan khasnya sebagai logam.
Biayauntuk jangka waktu yang lama, anodizing merupakan pilihan
surface treatment yang dapat memberikan nilai awal dan nilai
perawatan yang lebih rendah dibandingkan proses lainnya. Kesehatan
dan keselamatan Anodizing merupakan proses yang sangat aman dan
tidak membahayakan kesehatan manusia. Hasil dari proses anodizing,
lapisan anodik, memiliki stabilitas kimia yang baik, tidak mudah
terdekomposisi, tidak beracun, dan tahan terhadap suhu tinggi
mencapai titik leleh aluminium itu sendiri.
Mengenal Bahan Pelat atau PlatPelat atau Plat terdiri dari
berbagai jenis bahan. Secara garis besar bahan pelat ini
dikelompokkan menjadi dua bagian besar yang memiliki sifat
berbeda-beda yakni : bahan pelat logam ferro dan pelat logam non
ferro. Bahan pelat logam ferro diantaranya adalah pelat baja
lembaran. Bahan pelat dari logam non ferro diantaranya bahan pelat
alumanium, tembaga, dan kuningan. Sifat-sifat bahan ferro dan non
ferro sangat mempengaruhi pembentukan maupun finishing yang akan
dilakukan pada bahan pelat tersebut. Secara umum bahan-bahan logam
mempunyai sifat fisik dan sifat kimiawi terhadap efek kualitas
pengerjaannya.
Plat AlumuniumAluminium diperoleh dari bahan-bahan paduan dengan
persenyawaan dari spaat kali (K Al Si3 O8), bauksit (Al2 O3 2H2O)
dan kreolit suatu aluminium natrium flourida (Al F3 NaF).
Pembuatannya dilebur dalam suatu dapur secara elektrolitis, titik
cair aluminium adalah 6590 C dan berat jenisnya 2,6 2,7. Aluminium
merupakan unsur kimia, lambang kimia aluminium adalah Al, dengan
nomor atom 13. Pelat atau Plat Alumunium adalah bahan logam
berbentuk lembaran ringan yang kuat, plat alumunium memiliki sifat
yang tahan terhadap segala cuaca, tidak mudah terbakar, tahan
terhadap karat mudah dibentuk serta memancarkan estetika sedap
dipandang. Karena sifat, keunggulan serta harganya yang lebih murah
dibandingkan dengan Stainless Steel, plat Alumunium menjadi
material pilihan dibanyak bidang industri. Aluminium terdapat dua
macam yaitu : Aluminium tuang yang mempunyai kekuatan tarik sebesar
10 kg/mm2 dengan regangannya 18 25%. dan Aluminium tempa yang
mempunyai kekuatan tarik sebesar 18 28 kg/mm2 dengan regangannya 3
5%.
Aluminium tahan terhadap udara akan tetapi tidak tahan terhadap
bahan-bahan alkalis seperti sabun atau soda dan juga tidak tahan
asam, selain asam sendawa (salpeterzuur) dan asam-asam organik yang
telah dilunakkan. Aluminium merupakan konduktor listrik dan panas
yang baik, aluminium digunakan dalam banyak hal. Untuk itu
penggunaan plat alumunium seperti name plate atau label, merek
mesin, merek perusahaan dan lain-lain (biasanya untuk kebutuhan
advertising atau reklame) plat alumunium memerlukan perlakuan
khusus seperti proses anodizing agar tidak menghantarkan listrik
yang kemudiannya dapat dipanaskan agar tahan terhadap panas air
maupun panas udara sehingga tidak merubah desain yang memerlukan
tinta.
Ukuran plat alumunium Standar pabrik antara lain 100 cm x 200
cm, 120 cm x 240 cm dan 122 cm x 244 cm, adapun standar
ketebalannya antara 0,3 mm s/d 5,0 mm. Bagi seorang desainer grafis
pengetahuan ukuran ini sangat perlu agar dalam mendisain tidak
perlu membuang-buang bahan atau material, meskipun bisa saja pesan
ukuran pelat alumunium dengan spesifikasi khusus.
Plat KuninganKuningan adalah logam yang merupakan campuran dari
tembaga dan seng. Tembaga merupakan komponen utama dari kuningan,
dan kuningan biasanya diklasifikasikan sebagai paduan tembaga.
Warna kuningan bervariasi dari coklat kemerahan, gelap hingga ke
cahaya kuning hal ini dipengaruhi oleh jumlah kadar senguntuk itu
tidak semua kuningan dapat di etching atau di grafir. Kuningan
lebih kuat dan lebih keras daripada tembaga, tetapi tidak sekuat
atau sekeras baja. Kuningan sangat mudah untuk di bentuk ke dalam
berbagai bentuk, kuningan juga merupakan konduktor panas yang baik,
dan umumnya tahan terhadap korosi dari air garam. Karena
sifat-sifat tersebut kuningan dapat digunakan untuk berbagai
keperluan. Kuningan tersedia dalam berbagai bentuk seperti pelat,
lembaran, strip, foil, batang, bar, kawat, dan billet tergantung
pada aplikasinya.Jenis-Jenis dan nama kuningan sangatlah banyak dan
beragam, semua penamaan logam kuningan dikontrol oleh Unified
system penomoran logam dan paduan. Dalam proses manufaktur produksi
pembuatan kuningan ada 4 tahap yaitu: Melting, Hot Rolling,
Anealling and Cold Rolling dan Finish Rolling. Kuningan dengan
kadar seng tertentu dapat diproses melalui metode etching maupun
metode grafir. Kuningan pertama kali dipublikasikan dan dipatenkan
di Inggris pada tahun 1781.
Plat Stainless SteelPlat Stainless Steel merupakan suatu jenis
baja dengan kemampuan daya tahan karat yang sangat tinggi dan
memiliki banyak kelebihan, hal ini menjadikan plat stainless banyak
dibutuhkan oleh industri-industri besar seperti : industry
otomotif, perlengkapan rumah tangga, pembangunan infrastruktur dan
industri lainnya.Sebagian besar plat stainless dapat dipotong,
dilas dibentuk dan diproses dengan mesin, spesifikasi Plat
stainless biasanya disebut dengan istilah grade yang kemudiannya
diberi polesan akhir atau finishing tersendiri. Misalnya Plat
Stainless grade 304 menggunakan finish : 2B, 1D, mirror, HL. Untuk
Plat Stainless grade 430 menggunakan finishing : BA (kilap). Untuk
Plat Stainless Grade 201 menggunakan finishing : 2B, 1D, mirror,
HL. yang tentunya istilah-istilah itu merupakan kode produksi yang
ditentukan oleh kebijakan produsen itu sendiri. Plat stainless juga
dapat diproses menggunakan metode etching untuk kebutuhan reklame
ataupun advertising.
Pengaruh pelapisan chrom pada ring piston motor dengan metoda
aktivasi lapisan tipis (ALT)
Penulis
Adril, Elvis
Pembimbing: Ir. Mudjijana, MEng
ABSTRACT :This research aims to investigate the effect of chrom
layer on ring piston of Super Cup 700 Honda with Thin Layer
Activation method (TLA). Piston ring chromed with pack cementation
technique for one hour and 15 minutes in 1O5O0C in temperature. The
hardness of piston ring and block cylinder was tested with Micro
Vickers. Then, the piston ring was activated using proton bundle
resulted from Siklotron in 1 p A for 20 minutes. The piston ring
was installed on Super Cup 700 Honda and operated for 60 hours,
then the wearing out was obseved by measuring the erosion activity
of the piston ring carried by the engine lubricating oil.The
measurment of the erosion activity uses MCA of Genie 2000 VDM
software. The result of the erosion testing IS presented in erosion
graph with operation time and show that the chromed piston ring has
4.6 ~ r m erosion, in whereas the unchromed one has 12.6 p m in
erosion. Thus, the chrom treatment can slow down the erosion of
63.5 %. Keworris: Wearing, piston ring, chrom, siclotron, thin
layer activation.
INTISARI :Penelitian ini bertujuan menyelidiki pengaruh
pelapisan chrom pada ring piston motor Honda Super Cup 700 dengan
metoda Aktivasi Lapisan Tipis (ALT) Ring piston di chrom dengan
teknik pack cementation selama 1 jam 1 5 rnenit pada temperatur
1050 'C. Kekerasan ring piston aan silinder blok diuli dengan Micro
Vickers. Selanjutnya ring piston di aktivasi menggunakanberkas
proton yang dihasilkan Siklotron dengan arus berkas 1 mikro amper
selama 20 meni! Ring piston dipasang pada motor Honda Super Cup 700
dan dioperasikan selama 60 jam. kemudian dipantau keausannya dengan
cara mengukur aktivitas kikisan dari ring piston yang terbawa oleh
oli pelumasan mesin. Pengukuran aktivitas kikisan menggunakan MCA
dengan software Genie 20G0 VDM. Hasil pengujian keausan disajikan
dalam bentuk grafik cacah keal;san dengan wahtu operasi dan
menunjukkan bahwa ring piston yang di chrom keaiJSannya adalah 4.6
p m , sedangkan ring piston yang tidak di chrom 26 keatisannya
adalah : . p m. Jadi perlakuan chrom dapat memperlarnbat kaeausan
sebesar 63.5 %.
Pengaruh pelapisan chrom pada ring piston motor dengan metoda
aktivasi lapisan tipis (ALT)
Penulis
Adril, Elvis
Pembimbing: Ir. Mudjijana, MEng
ABSTRACT :This research aims to investigate the effect of chrom
layer on ring piston of Super Cup 700 Honda with Thin Layer
Activation method (TLA). Piston ring chromed with pack cementation
technique for one hour and 15 minutes in 1O5O0C in temperature. The
hardness of piston ring and block cylinder was tested with Micro
Vickers. Then, the piston ring was activated using proton bundle
resulted from Siklotron in 1 p A for 20 minutes. The piston ring
was installed on Super Cup 700 Honda and operated for 60 hours,
then the wearing out was obseved by measuring the erosion activity
of the piston ring carried by the engine lubricating oil.The
measurment of the erosion activity uses MCA of Genie 2000 VDM
software. The result of the erosion testing IS presented in erosion
graph with operation time and show that the chromed piston ring has
4.6 ~ r m erosion, in whereas the unchromed one has 12.6 p m in
erosion. Thus, the chrom treatment can slow down the erosion of
63.5 %. Keworris: Wearing, piston ring, chrom, siclotron, thin
layer activation.
INTISARI :Penelitian ini bertujuan menyelidiki pengaruh
pelapisan chrom pada ring piston motor Honda Super Cup 700 dengan
metoda Aktivasi Lapisan Tipis (ALT) Ring piston di chrom dengan
teknik pack cementation selama 1 jam 1 5 rnenit pada temperatur
1050 'C. Kekerasan ring piston aan silinder blok diuli dengan Micro
Vickers. Selanjutnya ring piston di aktivasi menggunakanberkas
proton yang dihasilkan Siklotron dengan arus berkas 1 mikro amper
selama 20 meni! Ring piston dipasang pada motor Honda Super Cup 700
dan dioperasikan selama 60 jam. kemudian dipantau keausannya dengan
cara mengukur aktivitas kikisan dari ring piston yang terbawa oleh
oli pelumasan mesin. Pengukuran aktivitas kikisan menggunakan MCA
dengan software Genie 20G0 VDM. Hasil pengujian keausan disajikan
dalam bentuk grafik cacah keal;san dengan wahtu operasi dan
menunjukkan bahwa ring piston yang di chrom keaiJSannya adalah 4.6
p m , sedangkan ring piston yang tidak di chrom 26 keatisannya
adalah : . p m. Jadi perlakuan chrom dapat memperlarnbat kaeausan
sebesar 63.5 %.