BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangPembangunan erat kaitannya
dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat agar tercipta sebuah
kesejahteraan. Dalam mewujudkan sebuah kesejahteraan masyarakat,
pemerintah harus juga memperhatikan masalah kemiskinan. Karena
kemiskinan merupakan hal yang tidak dapat dilepaskan dari masalah
pemenuhan kebutuhan hidup. Kesejahteraan masyarakat dapat diukur
dengan kemampuan masyarakat memenuhi kebutuhan hidupnya.Rendahnya
kualitas hidup penduduk miskin berakibat pada rendahnya tingkat
pendidikan dan kesehatan sehingga dapat mempengaruhi produktivitas.
Dengan kondisi seperti ini menyebabkan dapat meningkatkannya beban
ketergantungan bagi masyarakat. Penduduk yang masih berada di bawah
garis kemiskinan mencakup mereka yang berpendapatan rendah, tidak
berpendapatan tetap atau tidak berpendapatan sama sekali. Dengan
demikian maka pengentasan dan penanggulangan kemiskinan yang
diupayakan berbagai pihak diharapkan dapat mengangkat taraf hidup
masyarakat miskin.Kartasasmita (1996, h.241) menyebutkan bahwa
kebijakan penanggulangan kemiskinan dapat tertuang dalam tiga arah
kebijakan. Pertama, kebijakan tidak langsung yang diarahkan pada
penciptaan kondisi yang menjamin kelangsungan setiap upaya
penanggulangan kemiskinan; kedua, kebijakan langsung yang ditujukan
kepada golongan masyarakat berpenghasilan rendah; dan ketiga,
kebijakan khusus yang dimaksudkan untuk mempersiapkan masyarakat
miskin itu sendiri dan aparat yang bertanggung jawab langsung
terhadap kelancaran program, dan sekaligus memacu dan memperluas
upaya penanggulangan kemiskinan.Program-program yang dilaksanakan
dalam upaya pengentasan kemiskinan selama ini belum mampu
memberikan dampak besar sehingga sampai saat ini tujuan dari
pembanguanan nasional terkait dengan masalah pemerataan dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat masih menjadi masalah yang
berkepanjangan. Oleh karena itu dalam rangka penanggulangan
kemiskinan berbasis rumah tangga, Pemerintah meluncurkan program
khusus yang diberi nama Program Keluarga Harapan (PKH). Menurut
Dirjen Bantuan dan Jaminan Sosial (Depsos, 2010) PKH dirancang
untuk membantu penduduk miskin kluster terbawah berupa bantuan
bersyarat.Berkaitan dengan pelaksanaan Program Keluarga Harapan
(PKH) banyak daerah-daerah yang telah tersentuh oleh program ini
salah satunya adalah Kabupaten Bantul. Melihat kenyataan tentang
pelaksanaan PKH di Kabupaten Bantul maka salah satu kecamatan yang
telah menjalankan program ini adalah Kecamatan Kasihan. Hal ini
dikarenakan bahwa jumlah rumah tangga miskin relatif cukup
banyak.Tujuan penelitian untuk mengetahui, mendeskripsikan, dan
menganalisis pelaksanaan Program Keluarga Harapan di Kecamatan
Kasihan Kabupaten Bantul. Penelitian ini diharapkan dapat memberi
sumbangan pemikiran kepada pihak terkait dan sebagai referensi bagi
pembaca secara umum maupun para praktisi akademik khususnya.
B. Rumusan Masalah1. Bagaimana pelaksanaan Program Keluarga
Harapan di Kecamatan Kasihan2. Apa saja faktor pendukung dan
penghambat dari pelaksanaan Program Keluarga Harapan di Kecamatan
Kasihan
C. Tujuan Penelitian1. Mengetahui pelaksanaan Program Keluarga
Harapan di Kecamatan Kasihan2. Mengetahui faktor pendukung dan
penghambat dari pelaksanaan Program Keluarga Harapan di Kecamatan
Kasihan
D. Manfaat1. Memberikan saran mengenai pelaksanaan Program
Keluarga Harapan sehingga dapat digunakan untuk pengembangan
Program Keluarga Harapan sekaligus digunakan sebagai pertimbangan
untuk merumuskan kebijakan pengentasan kemiskinan ke depannya. 2.
Masyarakat mendapatkan informasi mengenai Program Keluarga Harapan
sehingga informasi terbuka bagi masyarakat sehingga mampu
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menyukseskan Program
Keluarga Harapan.3. Meningkatkan kemampuan menuliskan hasil
penelitian ke dalam tulisan yang sistematis dan dapat menerbitkan
jurnal.
BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Definisi Kesejahteraan
SosialKesejahteraan sosial adalah suatu institusi atau bidang
kegiatan yang melibatkan aktivitas terorganisir yang
diselenggarakan baik oleh lembaga-lembaga pemerintah maupun swasta
yang bertujuan untuk mencegah, mengatasi atau memberikan kontribusi
terhadap pemecahan masalah sosial dan peningkatan kualitas hidup
individu, kelompok dan masyarakat. Masalah kesejahteraan sosial
tidak bisa ditangani oleh sepihak dan tanpa teroganisir secara
jelas kondisi sosial yang dialami masyarakat perubahan sosial yang
secara dinamis menyebabkan penanganan masalah sosial ini harus
direncanakan dengan matang dan berkesinambungan. Karena masalah
sosial akan selalu ada dan muncul selama pemerintahan masih
berjalan. (diakses dari internet
http://tesisdisertasi.blogspot.com/2010/09/pengertian-kesejahteraansosial.html
pada tanggal 6 April 2015). Sedangkan menurut undang-undang No. 11
tahun 2009 tentang kesejahteraan dan sosial mendefinisikan
Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan
material, spiritual, dan sosial warganegaraagar dapat hidup layak
dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi
sosialnya.
B. Definisi KemiskinanMenurut Sudarwati dalam Kartasasmita
(2006, h.22), kemiskinan merupakan masalah dalam pembangunan yang
ditandai dengan pembangunan dan keterbelakangan kemudian meningkat
menjadi ketimpangan. Masyarakat miskin umumnya lemah dalam
kemampuan berusaha dan terbatas aksesnya kepada kegiatan ekonomi
tertinggal jauh dari masyarakat lainnya yang mempunyai potensi
lebih tinggi. Dengan menggunakan perspektif yang lebih luas lagi,
David Cox dalam Suharto (2009, h.18-19) membagi kemiskinan kedalam
beberapa yaitu kemiskinan yang diakibatkan globalisasi, kemiskinan
yang berkaitan dengan pembangunan, kemiskinan sosial dan kemiskinan
konsekuensial.Pengertian kemiskinan disampaikan oleh beberapa ahli
atau lembaga, diantaranya adalah BAPPENAS (1993) mendefisnisikan
keimiskinan sebagai situasi serba kekurangan yang terjadi bukan
karena kehendak oleh si miskin, melainkan karena keadaan yang tidak
dapat dihindari dengan kekuatan yang ada padanya. Levitan (1980)
mengemukakan kemiskinan adalah kekurangan barang-barang dan
pelayanan-pelayanan yang dibutuhkan untuk mencapai suatu standar
hidup yang layak. Faturchman dan Marcelinus Molo (1994)
mendefenisikan bahwa kemiskinan adalah ketidakmampuan individu dan
atau rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Menurut Ellis
(1994) kemiskinan merupakan gejala multidimensional yang dapat
ditelaah dari dimensi ekonomi, sosial politik. Menurut Suparlan
(1993) kemiskinan didefinisikan sebagai suatu standar tingkat hidup
yang rendah, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada
sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan standar
kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan.
Reitsma dan Kleinpenning (1994) mendefisnisikan kemiskinan sebagai
ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya, baik yang
bersifat material maupun non material. Friedman (1979) mengemukakan
kemiskinan adalah ketidaksamaan kesempatan untuk memformulasikan
basis kekuasaan sosial, yang meliptui : asset (tanah, perumahan,
peralatan, kesehatan), sumber keuangan (pendapatan dan kredit yang
memadai), organisiasi sosial politik yang dapat dimanfaatkan untuk
mencapai kepentingan bersama, jaringan sosial untuk memperoleh
pekerjaan, barang atau jasa, pengetahuan dan keterampilan yang
memadai, dan informasi yang berguna. Dengan beberapa pengertian
tersebut dapat diambil satu poengertian bahwa kemiskinan adalah
suatu situasi baik yang merupakan proses maupun akibat dari adanya
ketidakmampuan individu berinteraksi dengan lingkungannya untuk
kebutuhan hidupnya.
C. Definisi Program Keluarga Harapan (PKH)Salah satu kebijakan
sosial yang dikembangkan oleh pemerintah adalah Program Keluarga
Harapan (PKH). Program Keluarga Harapan (PKH) adalah program yang
memberikan bantuan tunai kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM).
Sebagai imbalannya RTSM diwajibkan memenuhi persyaratan yang
terkait dengan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia
(SDM), yaitu pendidikan dan kesehatan. Tujuan utama dari PKH adalah
untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas sumber daya
manusia terutama pada kelompok masyarakat miskin. Tujuan tersebut
sekaligus sebagai upaya mempercepat pencapain target MDGs.Secara
khusus, tujuan PKH terdiri atas:1) Meningkatkan kondisi sosial
ekonomi RTSM;2) Meningkatkan taraf pendidikan anak-anak RTSM;3)
Meningkatkan status kesehatan dan gizi ibu hamil, ibu nifas dan
anak di bawah 6 tahun dari RTSM;4) Meningkatkan akses dan kualitas
pelayanan pendidikan dan kesehatan, khususnya bagi RTSM. RTSM yang
menjadi sasaran PKH adalah sekelompok orang yang tinggal satu atap,
baik yang terikat oleh pertalian darah (keluarga batih) maupun
tidak (keluarga luas) yangmemiliki pendapatan per kapita per bulan
di bawah garis fakir miskin Rp. 92.192. (Direktorat jaminan
kesejahteraan sosial 2009: 10).
BAB IIIMETODE PENELITIANA. Tempat dan Narasumber Tempat:
Kecamatan KasihanNarasumber: Pendamping UPPKH Dinas Sosial
Kabupaten Bantul
B. Jenis PenelitianJenis penelitian yang digunakan adalah metode
penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Lokasi
penelitian di Kecamatan Ngestiharjo dan situs penelitian di UPPKH
Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul. Data primer diperoleh dengan
wawancara. Data sekunder diperoleh dengan mencari dokumen-dokumen
yang sesuai tema penelitian. Adapun yang menjadi fokus penelitian
adalah: (1) Pelaksanaan PKH di Kecamatan Kasihan (2) Faktor
pendukung dan faktor penghambat pelaksanaan PKH di Kecamatan
Kasihan. Analisis data menggunakan metode analisis model interaktif
yang menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2011, h.247) ada
tahapan yang harus dilalui yakni: reduksi data, penyajian data, dan
menarik kesimpulan.
C. Teknik Pengumpulan dan Analisa Data1. Teknik Pengumpulan
Dataa. Wawancara, dilakukan dengan memberi seperangkat pertanyaan
secara lisan kepada responden dengan subjek yaitu Pendamping
Kecamatan Kasihan UPPKH Dinas Sosial Kabupaten Bantulb. Tabel data
sekunder, dilakukan dengan mencari data berupa tabel-tabel
pendukung sebagai instrumen pengamatan. Pengamatan meliputi tabel
cakupan keluarga harapan, besaran bantuan, dan lain-lain.
2. Teknik analisa dataAdapun dalam penelitian ini penulis
menggunakan analisis data kualitatif. Proses analisis data secara
kualitatif dimulai dengan menelaah data yang diperoleh dari
berbagai sumber atau informasi,baik melalui wawancara maupun studi
dokumentasi. Data tersebut terlebih dahulu
dibaca,dipelajari,ditelaah,kemudian dianalisis. Setelah itu
menganalisis isi ekspresi baik verbal maupun non verbal sehingga
dapat ditemukan temanya,kata kunci dan alur kontekstual yang
menjelaskan apa yang terjadi di balik suatu fenomena ataupun
ucapan. Untuk meminimalisir kesalahan yang mungkin terjadi
berkaitan dengan pengambilan sampel dan teknik wawancara digunakan
triangulasi. Teknik ini bertujuan untuk melakukan pengecakan ulang
dengan cara mengkombinasikan berbagai jenis metode kualitatif
sehingga data yang diperoleh akan lebih konsisten,tuntas dan
pasti.
BAB IVPEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) Dalam Meningkatkan
Kualitas Hidup RTSM di Kecamatan KasihanSebagai salah satu program
pengentasan kemiskinan yang digulirkan oleh Kementrian Sosial,
Program Keluarga Harapan (PKH) merupakan program bantuan yang baik
dalam memberikan konstribusi sebagai upaya menurunkan angka
kemiskinan. Berkaitan dengan Program Keluarga Harapan (PKH), tujuan
yang terdapat dalam pelaksanaan program ini sangat jelas dan
detail. Adapun tujuan dari pelaksanaan PKH yaitu sesuai yang
tercamtum dalam Pedum PKH (2008, h.12) yaitu:1. Meningkatkan
kondisi sosial ekonomi RTSM;2. Meningkatkan taraf pendidikan
anak-anak RTSM;3. Meningkatkan status kesehatan dan gizi ibu hamil,
ibu nifas, dan anak di bawah 6 tahun dari RTSM;4. Meningkatkan
akses dan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan, khususnya
bagi RTSM.Hasil penelitian menunjukan bahwa proses yang menjadi
penentu pelaksanaan PKH di Kecamatan Kasihan salah satunya yaitu
adanya langkah-langkah persiapan pelaksanaan terlebih dahulu agar
tujuan yang diinginkan tercapai.Proses persiapan Pelaksanaan
Program Keluarga Harapan meliputi proses persiapan pelaksanaan
mulai dari pemilihan kabupaten/kota oleh BPS (Badan Pusat
Statistik), penentukan lokasi penerima PKH, pemilihan pendamping,
dan menentukan peserta PKH. Selain itu, dalam proses pengumpulan
data dan informasi harus ada kerja sama antar satuan kerja terkait.
Dengan adanya kerjasama maka tujuan program akan tercapai sesuai
dengan yang diharapkan.Berkaitan dengan pelaksanaan Program
Keluarga Harapan di Kecamatan Kasihan yaitu dengan membuat strategi
dan melakukan sosialisasi. Adapun strategi pelaksanaan yang
dilakukan oleh pelaksana program yaitu dengan melakukan kunjungan
rutin pada setiap RTSM dan memantau kebutuhan sekolah maupun
kondisi Ibu hamil peserta PKH, pemantauan penggunaan dana setiap
kali pencairan agar sesuai dengan fungsinya, memantau penggunaan
kartu PKH agar sesuai dengan penggunaannya, dan sering mengadakan
rapat koordinasi. Dengan sikap pendamping yang demikian, strategi
dalam mesukseskan pelaksanaan PKH di Kecamatan Kasihan dapat
berjalan dengan baik. Sedangkan proses sosialisasi yaitu dengan
melakukan sosialisasi secara rutin di rumah ketua kelompok atau
pada salah satu rumah peserta dengan seorang pendamping sebagai
pemberi arahan.Dengan melakukan musyawarah bersama keikutsertaan
atau partisipasi setiap peserta PKH maupun pendamping dan aktor
tekait dapat membantu melancarkan pelaksanaanya. Dalam
pelaksanaannya, Program Keluarga Harapan (PKH) di Kecamatan Kasihan
ini yang menjadi sasaran utama adalah Rumah Tangga Sangat Miskin
(RTSM) yang sesuai kriteria yang telah ditetapkan yaitu ibu hamil,
ibu menyusui, memiliki balita dan anak usia sekolah setingkat
SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA. Berdasarkan peraturan
perundang-undangan PKH dijalankan sebagai pelaksanaan dari UU No.
40 Tahun 2004 tentang jaminan sosial nasional, UU No. 11 Tahun 2009
tentang kesejahteraan sosial, Inpres No. 3 Tahun 2010 tentang
Rencana Tindak Percepatan Pencapaian Sasaran Program ProRakyat, dan
Perpres No. 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan
Kemiskinan.Merujuk pada Sistem Jaminan Sosial Nasional berdasarkan
UU No. 40 Tahun 2004 tersebut, PKH menjadi sebuah model jaminan
yang unik. Disatu sisi, PKH merupakan bantuan sosial yang
dimaksudkan demi mempertahankan kehidupan dalam pemenuhan kebutuhan
dasar terutama pendidikan dan kesehatan.Besaran bantuan yang
diberikan kepada peserta PKH berdasarkan skenario besaran bantuan
terdiri dari bantuan tetap, bantuan bagi RTSM pada usia tertentu,
rata-rata bantuan per RTSM, bantuan minimum per-RTSM, serta bantuan
maksimum per RTSM. Ada catatan penting bahwa untuk bantuan terkait
kesehatan berlaku bagi RTSM dengan anak di bawah 6 tahun dan/atau
ibu hamil/nifas. Besar bantuan ini tidak dihitung berdasarkan
jumlah anak. Besar bantuan adalah 16% rata-rata pendapatan RTSM per
tahun. Batas minimum dan maksimum adalah antara 15-25% pendapatan
rata-rata RTSM per tahun.Dalam setiap pelaksanaan suatu program
yang menjadi salah satu unsur terpenting adalah pencapaian sebuah
target. Dalam penelitian ini bardasarkan pernyataan dari pendamping
berkaitan dengan hal tersebut target yang harus dicapai dalam
pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) ini yaitu terbantunya
masyarakat tidak mampu khususnya RTSM dalam memenuhi kebutuhan
hidup berkaitan dengan pendidikan anaknya dan kesehatan ibu hamil
dan balita. Sampai saat ini pelaksanaan PKH diKecamatan Kasihan
mulai dari pertama pelaksanaan program telah terdapat peningkatan
mulai dari status pendidikan dan status peningkatan gizi ibu hamil
dan balita.Peningkatan partisipasi masyarakat juga menjadi salah
satu target dalam pelaksanaan PKH ini. Untuk meningkatkan
partisipasi para peserta program yaitu dengan meningkatkan angka
partisipasi wajib belajar bagi peserta didik dan meningkatkan
partisipasi kesehatan bagi para ibu hamil dan balita dengan
memeriksakan keadaan kesehatannya di posyandu maupun bidan desa.
Jika partisipasi masyarakat tinggi maka secara tidak langsung akan
berpengaruh pula pada peningkatan kualitas hidupnya. Oleh karena
itu dengan adanya partisipasi atau peran serta masyarakat dalam
pelaksanaan PKH ini akan dapat meningkatkan pembangunan yang pada
akhirnya dapat mensejahterakan masyarakat khususnya masyarakat
miskin.Hasil dari evaluasi pelaksanaan Program Keluarga Harapan
(PKH) bertujuan untuk memberikan bukti nyata dalam pelaksanaan
program terkait dengan pembiayaan maupun pencapaian tujuan. Dengan
mengetahui hasil dari pelaksanaan PKH dalam beberapa tahun ini maka
pendamping akan dapat mengetahui apakah pelaksanaannya sudah
berjalan dengan baik atau belum. Seperti yang dijelaskan oleh
pendamping PKH di Kecamatan Kasihan bahwa dalam melakukan evaluasi,
sebelumnya dilakukan monitoring terhadap pelaksanaanya di wilayah
PKH berlakukan,dari situ didapatkan beberapa beberapa hal yaitu
perubahan kondisi jika dilihat dari sebelum menerima dan sesudah
menerima program, adanya anggapan bahwa penerima PKH mau melakukan
dan memenuhi komitmennya karena takut dengan adanya sanksi yang
diberikan. Dan juga kurang pahamnya masyarakat terhadap sanksi yang
disosialisasikan menyebabkan munculnya masalah yaitu penggunaan
kartu yang ditidak sesuai atau melanggar kesepakatan. Jika
kesepakatan dilanggar oleh peserta PKH maka sanksi yang diberikan
yaitu pemotongan uang pada saat pencairan. Inilah memang seharusnya
yang dilakukan bagi peserta yang melanggar komitmen karena PKH
merupakan bantuan bersyarat yang menyaratkan bagi RTSM untuk
mematuhi peraturan yang sudah menjadi kesepakatan bersama.Oleh
karena itu, sebuah monitoring yang dilakukan oleh para pendamping
sangatlah penting agar dalam pelaksanaannya di Kecamatan Kasihan,
PKH dapat berjalan sesuai dengan tujuan. Pemberian sanksi yang
tegas dapat memberikan efek jera maupun rasa takut kepada RTSM
untuk tidak melakukan kesalahan dalam keikutsertaannya. Selain
terkait dengan masalah sanksi dalam pelanggarannya, pendamping juga
melakukan monitoring kepada peserta PKH baik dalam bidang kesehatan
maupun pendidikan. Dalam pelaksanaan monitor evaluasi pelaksanaan
PKH di Kecamatan Kasihan, beberapa pihak yang ikut serta antara
lain BPK, lembaga pendidikan seperti Unair, Bapeda dan perwakilan
staf UPPKH pusat. Yang paling penting dalam melaksanakan evaluasi
harus didasarkan pada indikator hasil dan dampak yang diberikan
oleh program. Berdasarkan hasil penelitian, program ini telah mampu
membantu mengurangi kebutuhan hidup RTSM. Tidak hanya itu jumlah
peserta PKH juga mengalami penurunan penerima program yang pada
awal pelaksanaan 692 peserta dan pada tahun 2013 berkurang menjadi
528 peserta saat ini. Secara tidak langsung hal ini membuktikan
pelaksanaan PKH di Kecamatan Kasihan mampu memberikan hasil yang
baik dengan berukurangnya peserta PKH sebanyak 164 peserta walaupun
hasil ini dirasa masih belum signifikan mengurangi angka kemiskinan
yang ada. Dengan ini dapat di katakan bahwa program PKH ini juga
memberikan konstribusi dalam memberikan bantuan pemenuhan kebutuhan
hidup terutama dalam hal kesehatan dan pendidikan anak. Oleh karena
itu, diharapkan dengan adanya program yang masih berjalan sampai
saat ini, nantinya rumah tangga miskin yang menjadi sasaran utama
dapat berkurang.
B. Faktor pendukung dan penghambat dari pelaksanaan Program
Keluarga Harapan di Kecamatan KasihanTerlepas dari adaya faktor
pendukung. Dalam penelitian ini faktor pendukung program ini yaitu
adanya koordinasi yang bagus dari aktor yang terlibat. Aktor
tersebut meliputi perangkat desa, di bidang pendidikan yaitu
guru/wali kelas yang harus melakukan absensi rutin agar partisipasi
siswa dalam kegiatan belajar mengajar dapat terpantau, sedangkan di
bidang kesehatan yaitu bidan desa yang berada didesa lokasi peserta
PKH menetap. Perwakilan bidan desa harus selalu memantau
perkembangan kondisi kesehatan dan gizi dari ibu hamil, ibu nifas,
dan balita ketika melakukan posyandu. Dengan adanya partisipasi
dari pihak-pihak terkait maka program ini akan berjalan dengan
baik. karena itu dukungan dari berbagai aktor inilah yang
diharapkan nantinya akan lebih mampu meningkatkan kualitas hidup
RTSM.Selain itu, faktor pendukung pelaksanaan program adalah
dukungan finansial yang mencukupi sehingga dapat menentukan
kesuksesan tujuan. Dalam pelaksanaan PKH, proses pembayaran atau
pendanaan merupakan hal terpenting sebagai penentu keberhasilan.
Disamping itu pendanaan menjadi hal penting sehingga diperlukan
pengelolaan maupun pengawasan yang baik agar dalam pendanaannya
sesuai dengan ketentuan.Oleh karena itu dengan anggaran yang cukup,
pelaksanaan program keluarga harapan ini dapat berjalan dengan baik
dan pada akhirnya kualitas hidup RTSM sebagai tujuan program dapat
meningkat. Sedangkan penelitian diketahui bahwa bahwa faktor
penghambat merupakan sebuah acuan bagi pelaksanaan program sebagai
hasil evaluasi. Adapun yang menjadi faktor penghambat dalam
pelaksanaan PKH ini yaitu kurang pahamnya RTSM terhadap sanksi yang
diberikan. Hal ini dibuktikan dengan penggunaan kartu PKH diluar
fungsi yaitu digunakan sebagai kartu jaminan. Sehingga ketika
melakukan pencairan peserta PKH mengalami kesulitan pada saat
pencairan dana. Selain itu bahwa faktor penghambat yang ada dalam
pelaksanaan PHK di Kecamatan Kasihan yaitu adanya data yang tidak
benar. Hal ini dikarenakan peserta RTSM melakukan pemalsuan data
pada saat verifikasi. Adapun pemalsuan data ini terjadi misalnya
ketika tahun ajaran baru salah seorang anak RTSM yang mana sudah
didaftarkan SD tapi ketika didata oleh pendamping, data tersebut
tidak sesuai. Beberapa diantara mereka masih menggunakan data lama
ebagai data baru agar peserta PKH tetap mendapatkan uang tunai
lebih besar. Karena dalam pelaksanaanya bantuan untuk balita dan
SMP lebih besar daripada untuk SD.
BAB VKESIMPULAN DAN SARANA. KesimpulanDari penelitian yang telah
dilakukan peneliti tentang pelaksanaan Program Keluarga Harapan
(PKH) dalam meningkatkan kualitas hidup RTSM maka dapat disimpulkan
bahwa target pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) di
Kecamatan Kasihan yaitu terbantunya masyarakat tidak mampu
khususnya RTSM dalam memenuhi kebutuhan hidup berkaitandengan
pendidikan anaknya dan kesehatan ibu hamil dan balita. Hasil
Evaluasi membuktikan bahwa penerima PKH mau melakukan dan memenuhi
komitmennya dikarenakan takut dengan adanya sanksi yang diberikan.
Berdasarkan data yang ada diketahui bahwa setiap tahun nya peserta
PKH mengalami penurunan. Terbukti dengan menurunnya jumlah peserta
PKH dari 692 pada tahun 2009 dan menurun dari tahun ketahun sampai
pada tahun 2013 ini dengan jumlah 528.B. Saran1. Dalam hal ini
penulis menyarankan yaitu peran pendamping terus ditingkatkan.
Begitu juga peran dari peserta PKH diharapkan untuk tetap semangat,
serius, cepat beradaptasi, serta meningkatkan peran aktifnya dalam
proses berjalannya program, diskusi maupun pertemuan lain yang
sifatnya mendukung.2. Keberhasilan Program Keluarga Harapan (PKH)
ada dalam peranan pendamping dan pemerintah daerah. Pendamping
dalam menjalankan tugas hendaknya memberikan pendekatan yang lebih
intensif.3. Peran dari pemerintah daerah diharapkan memberikan
motivasi kepada RTSM sehingga dalam jangka panjang akan membawa
dampak yang baik bagi generasi selanjutnya. Koordinasi dan
komunikasi antar pihak-pihak terkait juga menjadi faktor yang
terwujudnya tujuan dari implementasi program.
Daftar Pustaka
Emil, Salim. (1996) Aspek Sikap Mental dalam Manajemen SDM.
Jakarta, Ghalia Indonesia.Kartasasmita, Ginandjar. (2006)
Pembangunan untuk Rakyat: Memadukan Pertumbuhan dan Pemerataan.
Jakarta, Pustaka Cakra.Pedoman Umum Pelaksanaan Program Keluarga
Harapan (PKH) tahun 2008. Jakarta, Kementrian Sosial RI.Ndraha,
Taliziduhu. (1999) Pengantar Teori Pengembangan Sumber Daya
Manusia. Jakarta, Rineka Cipta.Sedarmayanti (2001) Sumber Daya
Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung, Mandar Maju.Siagian,
Sondang P. (2003). Administrasi Pembangunan, Konsep, Dimensi dan
Strateginya. Jakarta,Suharto, Edi. (2005) Membangun Masyarakat
Memberdayakan Rakyat, Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan
Sosial dan Pekerjaan Sosial. Bandung, Refika Aditama.Suryono, Agus.
(2004) Pengantar Teori Pembangunan. Malang, UM Press.Todaro,
Michael, P. (2004) Pembangunan Ekonomi Dunia ke-3 Jilid1 Edisi 8.
Jakarta, Erlangga.Zainun, Buchori. (1993) Manajemen Sumber Daya
Manusia, Cet. II. Jakarta, Gunung Agung.Laporan Pelaksanaan
Penanggulangan Kemiskinan Daerah. (2012).
http://bappeda.bantulkab.go.id/filestorage/dokumen/2014/07/allLP2KD%202012.pdf.
Diakses pada tanggal 12 April 2015.
http://tesisdisertasi.blogspot.com/2010/09/pengertian-kesejahteraansosial.html.
Diakses tanggal 6 April 2015.
Lampiran 1. Daftar Pedoman WawancaraDaftar Pertanyaan Kepada
Instansi Bersangkutan Mengenai Pelaksanaan Program Keluarga Harapan
Kecamatan Kasihan di Kantor Kecamatan Kasihan Tahun 2015I. WAKTU
PELAKSANAANTanggal: 26 April 2015Waktu: 13.02 WIB
II. DATA RESPONDENNama Responden : Rini NatalinaInstansi/Program
: UPPKH Dinas Sosial Kabupaten BantulPosisi/jabatan : Pendamping
Kecamatan Kasihan
III. PERTANYAAN WAWANCARA1. Apakah di Kecamatan Kasihan sudah
melaksanakan Program Keluarga Harapan?Sudah2. Bagaimana paparan
singkat mengenai Program Keluarga Harapan?PKH itu kan bantuan
langsung tunai tapi bersyarat mbak, jadi syaratnya harus ada
komponen kesehatan, ada komponen pendidikan, jadi boleh salah satu.
Jadi kalo di kesehatan harus ada ibu hamil atau anak balita, itu
yang komponen kesehatannya. Terus yang pendidikannya harus ada anak
usia sekolah yang bersekolah, SD sampai SMP, cuma untuk 2015 ini
PKH sampai ke jenjang SMA gitu. Terus.. jadi rumah tangga yang ada
komponen tersebut dan masuk dalam daftar penerima program ini
nantinya akan mendapat bantuan tunai mbak. Jadi eee.. ini kan
berdasarkan survey BPS datanya. Jadi memang tidak bisa diusulkan
dari bawah, itu memang ada survey khusus yang untuk program
keluarga harapan namanya PPLS 2011. Tapi untuk kecamatan kasihan
kan sudah ada dari tahun 2008 mbak, jadi survey yang dipakai
kemarin SPDKP 2007. Jadi terus setelah ada data, meluncurlah by
name untuk penerima PKH.Untuk program PKH kan memberi bantuan
tunai, jadi skenario bantuannya kebetulan dari tahun ke tahun
selalu berubah mbak jadi ngga ada patokan khusus tahun sekian
sampai tahun sekian jadi selalu ada revisi. Untuk tahun 2015
bantuan untuk balita atau ibu hamil 1.000.000 tiap tahun itu ya
mbak ya, anak usia SD Rp 450.000/tahun, anak SMP Rp 750.000/tahun,
untuk anak SMA itu 1.000.000 per tahunnya, itu diterimakan 4 kali
mbak dalam setahun, jadi tiap triwulan.Jadi program ini kan
mensyaratkan peserta PKH itu untuk mempunyai komitmen. Jadi untuk
pendidikan wajib 85% kehadiran di sekolah kalo nggak ya mendapat
sanksi 10% dalam tiap bulannya, ibu hamil harus mengikuti protokol
ibu hamil yaitu memeriksakan 4x dan untuk anak balita tiap bulan
harus menimbang. Itu yang membedakan PKH dengan program yang lain,
karena tiap penerima harus memiliki komitmen kalo program yang lain
kan enggak mbak. Seperti itu.3. Di desa mana saja lokasi
pelaksanaan Program Keluarga Harapan Kecamatan Kasihan?Ada di empat
desa, dan ada semua. Desanya satu Tamantirto, dua Bangunjiwo, tiga
Tirtonirmolo dan Ngestiharjo. Dan semuanya sudah ada PKH nya.4.
Bagaimana proses pelaksanaan dan strategi dari Program Keluarga
Harapan di Kecamatan Kasihan?Proses alhamdulillah mbak lancar, dari
tahun 2008 lancar walaupun pada awal ada banyak kendala mbak,
seperti pengaduan kenapa saya tidak mendapat PKH? Kenapa mereka
dapat. Seperti itu, taunya mereka itu usulan dari bawah. Mereka
meributkan tentang data. Namun setelah sosialisasi di tingkat desa
dukuh atau kecamatan, mereka tahu datanya dari BPS. Strategi
pelaksanaannya di kecamatan kasihan, mungkin ya kita dalam
pendampingan kita lakukan tiap bulan melalui pertemuan kelompok,
kita kelompokkan pertemuannya, disitu saya mendampingi, menanyakan
apakah memiliki permasalahan di keluarga, ada yang broken, ada yang
anaknya terlibat tindak kriminal mbak, didampingi agar mereka bisa
diterima di masyarakat jadi jangan sampai mereka terkucil karna
miskin, karena kelakuan anaknya, karena statusnya. Jadi tugas kita
membesarkan mereka agar mereka tidak minder atau malu dan agar
semua sama. Program PKH ini sebetulnya adalah reward mba bagi
penerima karena mereka sudah komitmen misalnya sudah menyekolahkan
anaknya, sebetulnya bukan untuk biaya sekolah karena pemerintah
sudah mempertimbangkan bahwa PKH merupakan hadiah untuk membeli tas
membeli sepatu atau sepeda, jadi salah besar jika dikatakan bahwa
PKH itu meruupakan beasiswa karena sudah ada BOS dll. Sehingga
tidak ada alasan lagi untuk tidak sekolah!5. Siapa saja sasaran
penerima manfaat dari Program Keluarga Harapan?Itu tadi, keluarga
yang sangat miskin yang dari strata paling bawah, terus harus ada
salah satu komponen misalnya anak balita, ibu hamil atau anak
sekolah.6. Berapa banyak peserta Program Keluarga Harapan yang ada
di Kecamatan Kasihan? Setiap tahunnya cenderung bertambah atau
berkurang?Tamantirto 49, Bangunjiwo 87, Tirtonirmolo 17, dan
Ngestiharjo 15, itu posisi sekerang. Dari awal 203 dari tahun 2008
tapi kan selalu berkurang. Jumlahnya dari tahun ke tahun cenderung
berkurang karena satu persatu lepas, karena sudah tidak ada
komponennya. Kemarin kan ada namanya kegiatan resertifikasi,
seperti pendataan lagi pada KSM, kemudian data diolah apakah KSM
tersebut masih layak atau tidak menerima PKH.7. Bagaimana mekanisme
bantuan Program Keluarga Harapan?Jadi kalau dia komitmen, form
komitmennya dicek apakah pemeriksaannya rutin atau tidak, jika
komitmen sesuai skenario .Selain itu ada bantuan tetap ya mbak,
yaitu sebesar Rp 500.000 di tahap kedua.8. Apa saja hak dari
peserta Program Keluarga Harapan?Sebetulnya peserta PKH itu berhak
semua bantuan perlindungan sosial. Karena mereka kan dari strata
paling bawah, logikanya mereka pasti menerima Raskin, Jamkesmas,
PSKS, dan lain lain. Tetapi kenyataan nya tidak mbak, karena data
yang dipakai bukan data yang terpadu jadi masih banyak peserta 9.
Apa saja kewajiban dari peserta Program Keluarga Harapan? Dan
bagaimana jika peserta Program Keluarga Harapan tidak memenuhi
kewajibannya?Balita menimbangkan tiap bulan, Ibu hamil memeriksakan
4x minimal, Anak sekolah kehadiran 85%.Jika tidak memenuhi
kewajibannya, sanksi 10% itu. Jika pelanggaran satu bulan 10, 20,
30, dan seterusnya, kalau masih melanggar akan diberhentikan
sementara, jika 3 bulan lagi melanggar maka akan diberhentikan
permanen.10. Berapa lama jangka waktu dari Program Keluarga
Harapan?Oh sebetulnya program PKH itu kan awalnya selama 6 tahun
mbak, misal masuk 2008 akan berakhir tahun 2014, nah tahun 2014 itu
akan dilakukan resertifikasi maka akan ditinjau ulang, jika masih
perlu pendampingan PKH maka akan diperpanjang selama 3 tahun. Namun
jika sudah siap tanpa PKH ya kami lepaskan. Ya beda-beda juga mbak,
tergantung pesertanya juga, misal saat didata ia posisi hamil, ia
akan masuk program namun karena keguguran maka tidak ada
komponennya, maka terpaksa kita cabut.Jadi jatah memang 6 tahun,
jika masih butuh kita perpanjang 3 tahun. Kecuali yang secara
natural tadi mbak misal hanya 2 tahun11. Berapa besaran bantuan
yang diperoleh peserta Program Keluarga Harapan?Tadi sudah
disebutkan di awal :Ibu hamil atau balitaRp 1.000.000 per tahunAnak
usia SDRp 450.000 per tahunAnak usia SMPRp 750.000 per tahunAnak
usia SMARp1.000.000 per tahun12. Program Keluarga Harapan sudah
berjalan berapa periode dalam satu tahun? Apakah bisa dikatakan
berhasil?Ada 4 tahap pemberian bantuan. Menurut saya bagus program
ini karena ada pendampingan, mereka akan kita kawal, misal saat
presensi di sekolah, maka akan ketahuan jika tidak bayar LKS, uang
les, atau tidak pakai sepatu maka akan saya tegur. Bantuannya untuk
apa?Jadi menurut saya program ini bagusnya disitu, sekarang kan PKH
menjadi program nasional, program paling bagus.13. Apakah program
ini sudah merata di seluruh kecamatan?Kalau di Kasihan sudah mbak,
tapi di seluruh Indonesia belum.14. Apa saja faktor pendukung dan
penghambat dari pelaksanaan Program Keluarga Harapan di Kecamatan
Kasihan?Alhamdulillah selama ini tidak ada hambatan, karena di
Bantul ini sudah ada tim koordinasi yang memperlancar bantuan ini.
Kalau dulu kan masalahnya di tingkat kesehatan, pendidikan itu,
karena kita kan merepotkan kader untuk mengabsenkan.Di kabupaten
termasuk di kecamatan sudah memiliki tim koordinasi, jadi hal
tersebut yang mempermudah. Sudah tercover, terkoordinasi, menjadi
tim yang solid yang sudah harus terjun di lapangan. PKH lebih bisa
dikendalikan dibanding dengan program yang lain, kita bisa ....
agar tidak ada cemburu di lapangan.Kita sebulan dua kali ada rapat
koordinasi selama sebulan dua kali.
Lampiran 2. Data Sekunder1. Tabel Cakupan Program Keluarga
Harapan oleh Kementrian Sosial200720082009201020112012
Jumlah Rumah Tangga (juta)0,3880,6210,7260,7741,0521,454
Anggaran (juta USD79,244133,065126,688146,049210,181228,287
Provinsi (dari total 33)71313202533
Kabupaten/Kota (dari total 497 pada tahun
2010)48707088119169
Kecamatan3376377819461.3872.001
Desa43117654929510.99816.15425.032
Sumber: Kementrian Sosial, PKH, 2013
2. Tabel Jumlah Bantuan Program Keluarga Harapan di Indonesia
dari Buku Panduan Program Keluarga HarapanJumlah Bantuan PKHRincian
BantuanJumlah bantuan (Rp) 2007-2012Jumlah bantuan
(USD)2007-2012Jumlah bantuan (Rp) 2013Jumlah bantuan (USD) 2013
Bantuan dana tunai tetap200.00020,75300.00031,13
Variasi Bantuan untuk tiap penerima manfaat:
a. Anak hingga usia 5 tahunb. Ibu hamilc. Anak SDd. Anak
SMP800.000
800.000400.000800.00083,01
83,0141,5183,011.000.000
1.000.000500.0001.000.000103,77
103,7751,88103,77
Bantuan minimal per tahun600.00062,26800.00083,01
Bantuan maksimal per tahun2.200.000228,292.800.000290,55
Rata-rata bantuan per rumah tangga per
tahun1.390.000144,241.800.000186,78
Sumber: Buku Pedoman PKH
3. Data Kepala Keluarga Miskin Kabupaten BantulData Kepala
Keluarga Miskin Kabupaten BantulBerdasarkan Jenis
KelaminNo.KecamatanJumlahJenis KelaminPersentase
Kepala KeluargaLaki-lakiPerempuanLaki-lakiPerempuan
1KRETEK154296357962.4537.55
2SANDEN1322100831476.2523.75
3SRANDAKAN126779846962.9837.02
4PANDAK2641187476770.9629.04
5B.LIPURO160498162361.1638.84
6PUNDONG1968129867065.9634.04
7IMOGIRI32782207107167.3332.67
8DLINGO2405192048579.8320.17
9JETIS31001930117062.2637.74
10BANTUL2010133068066.1733.83
11PAJANGAN1528104048868.0631.94
12SEDAYU2497184964874.0525.95
13KASIHAN3777281596274.5325.47
14SEWON3744279295274.5725.43
15PIYUNGAN2248153171768.1031.90
16PLERET1837127356469.3030.70
17B.TAPAN37832696108771.2728.73
TOTAL40551283051224669.8030.20
Sumber: Bappeda 2013, diolah.4. Data Realisasi Bantuan Tunai
Program Keluarga HarapanRealisasi Bantuan Tunai PKHTahunJumlah
Pembayaran
2008Rp1.053.399.000,- (5kecamatan)
2009Rp2.167.931.000,- (7kecamatan)
2010Rp2.036.400.000,- (7kecamatan)
2011Rp4.140.950.000,- (17kecamatan)
2012Rp3.977.910.000,- (17kecamatan)
JumlahRp13.376.590.000,-
Sumber: Dinas Sosial, 2012.
16 | Evaluasi Program Keluarga Harapan