Top Banner
METODE KONSTRUKSI “PELAKSANAAN PEKERJAAN” Kelompok 3 : 1. Ferry D. : I1111034 2. Lanjar Aji N. : I1113053 3. Sekti H.R : I1113079 4. Syaeful Karim : I1113083 5. Toni Ulinnuha : I1113087
24

Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi

Jun 29, 2015

Download

Education

jajankjos

Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi

METODE KONSTRUKSI

“PELAKSANAAN PEKERJAAN”

Kelompok 3 :

1. Ferry D. : I1111034

2. Lanjar Aji N. : I1113053

3. Sekti H.R : I1113079

4. Syaeful Karim : I1113083

5. Toni Ulinnuha : I1113087

Page 2: Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi

A.INVENTARISASI PEKERJAAN

Untuk menentukan alat yang akan dipakai baik jenis kapasitas maupun

jumlah dari tiap jenis, kita harus mengetahui secara terperinci kondisi pekerjaan

yang akan dikerjakan. Biasanya untuk hal ini dibentuk suatu tim dari ahli sipil dan

ahli mesin yang harus membuat inventarisasi pekerjaan yang memuat :

1. Lokasi daerah pekerjaan

2. Hasil pekerjaan pemetaan untuk mengetahui :

a. Luas daerah pekerjaan

b. Keadaan medan ( datar, berbukit atau rawa )

3. Jenis pekerjaan yang membeda-bedakan antara lain :

a. Pengerukan atau galia basah

b. Galian tanah biasa

c. Timbunan

d. Perataan

e. Pemadatan, dan lain sebagainnya

4. Jenis material yang akan dikerjakan ( tanah bias a, cadas, tanah liat , pasir,

lumpur, atau batu keras ).

5. Volume Pekerjaan

Page 3: Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi

A.INVENTARISASI PEKERJAAN

6. Keadaan prasarana yang ada :

a. Jalan kerja di lokasi pekerjaan,

b. Pelabuhan untuk mobilisasi peralatan, atau

c. Jalan darat untuk mobilisasi peralatan

7. Rencana waktu pelaksanaan

8. Rencana Biaya Pelaksanaan

Page 4: Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi

B.ALOKASI PEKERJAAN

Alokasi pekerjaan disini terutama ditujukan kepada pekerjaan yang mungkin atau harus dikerjakan dengan peralatan. Untuk menetapkan bagian-bagian pekerjaan sipil yang memenuhi syarat untuk dikerjakan dengan peralatan, perlu dipertimbangkan faktor – faktor sebagai berikut :

1. Macam dan jenis pekerjaan yang memenuh syarat, misalnya :

Galian basah

Pemindahan tanah jarak jauh

Pemadatan tanggul

Galian saluran induk

2. Volume Pekerjaan ( besar, sedang atau kecil )

Biasanya diambil patokan, bahwa pekerjaan dengan peralatan memerlukan waktu penyelesaian selama umur ekonomis peralatanya, barulah investasi perlatan padat dianggap ekonomis, atau apabila ada jaminan bahwa peralatan tersebut bisa digunakan untuk pekerjaan – pekerjaan lain, pada suatu lokasi lainnya.

3. Lokasi pekerjaan ( terpusat atau terpencar )

Pada umumnya lokasi pekerjaan yang terpusat relatif lebih menguntungkan. Bila lokasi pekerjaan tersebar dibeberapa tempat, maka harus diperhatikan hal – hal yang menyangkut mobilisasi perlatan dari lokasi lainnya.

Page 5: Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi

B.ALOKASI PEKERJAAN

4. Jumlah tenaga manusia.

apakah dilokasi tersebut cukup tersedia tenaga manusia terutama tenaga

terampilnya. Bila cukup tenaga manusia di proyek maka tentulah jumlah

peralatan yang diperlukan akan lebih sedikit, demikian pula sebaliknya.

5. Keadaan prasarana

Terutama prasarana untuk mendatangkan peralatan ke lokasi proyek, baik itu

berupa jalan darat ataupun pelabuhan laut.

6. Fasilitas penunjang operasi perlatan, misalnya :

a. Penentuan letak base-came, termasuk perbengkelan untuk perawatan dan

perbaikan peralatan

b. Gudang persediaan dan gudang kerja untuk tempat penyimpanan bahan –

bahan dan suk cadang

c. Crew peralatan yaitu : operator, mekanik dan pengawas.

7. Kemampuan Pemborong dalam penyediaan perlatan beserta suku cadangnya.

8. Jadwal Penyelesaian Proyek

Dengan menentukan target waktu penyelesaian proyek, maka jumlah peralatan

akan bisa dihitung , untuk menunjang agar pekerjaan bisa selesai tepat pada

waktunya.

Page 6: Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi

B.ALOKASI PEKERJAAN

9. Hal – hal lain yang perlu mendapat pertimbangan antara lain :

a. Apakah daerah kerja merupakan daerah banjir atau bukan,

b. Apakah pelaksanaan pekerjaan dengan peralatan akan menganggu

penduduk sekitar atau tidak

c. Bagaimana hubungan kerja dengan pemerintah setempat dan bagaimana

keadaan sosial ekonomi masyarakat sekitar proyek.

Page 7: Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi

C.PEMILIHAN PERALATAN

Berdasarkan inventarisasi pekerjaan dan alokasi pekerjaan yang harus dan

mungkin dikerjakan dengan peralatan, maka perlu diadakan pemeliharaan peralatan

yang paling sesuai dengan pekerjaan dan jenis peralatan. Pemilihan peralatan harus

didasarkan pula pada pertimbangan teknis dan ekonomis, agar diperoleh perlatan yang

betul – betul sesuai untuk menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya dan tercapai

pula target biaya yang telah ditetapkan.

Dalam pemilihan perlatan tersebut harus sudah didapatkan pula kepastian –

kepastian sebagai berikut :

1. Jenis alat dan perlengkapannya yang diperlukan

Karena pekerjaan terdiri dari berbagai jenis kegiatan dimana tiap – tiap kegiatan

memerlukan alat serta perlengkapan yang berbeda - beda pula, maka tiap jenis alat

yang dipilih tersebut harus betul - betul sesuai dengan , jenis kegiatannya. Misalnya :

a. Untuk jenis pekerjaan tanah kering dibutuhkan alat – alat besar sesuai tiap – tiap

jenis kegiatan antara lain :

o Untuk jenis pekerjaan stripping, penggusuran akan diperlukan jenis Bulldozer

o Untuk jenis pekerjaan menabur dan menggusur diperlukan jenis alat Bulldozer

atau Scrapper

o Untuk Jenis Pekerjaan pemdatan diperlukan bermacam –macam Compactor

antara lain : Sheep foot, Roller, Vibrator Roller, atau Grip Roller

o Untuk Jenis pekerjaan hauling digunakan Dump truck, scrapper dan lain –

lain.

Page 8: Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi

C.PEMILIHAN PERALATAN

2. Model atau Type

Model ataupun type alat harus sesuai dengan kondisi medan kerja, jenis material ,

ketinggian daerah kerja dan lain – lain :

a. Untuk jenis pekejaan dozing ( Penggusuran ) di daerah rawa – rawa digunakan

model (Type) swamp dozer, sedang bila medan berbukit – bukit diperlukan model

Bulldozer tertentu yang diperlengkapi dengan Turbo Charger,

b. Untuk jenis pengerukan di daerah tanah berpasir dengan pembuangan agak jauh,

diperlukan kapal keruk type Cutter Dredger dan tergantung dari besar kecilnya

saluran akan menentukan pula besar kecilnya kapasitas alat yang diperlukan,

c. Untuk jenis pekerjaan pengangkutan tanah – tanah di daerah yang licin akan

diperlukan jenis Dump Truck dengan Four Wheel Drive Sedang pada daerah pasir

kerikil dengan dump truck biasa,

3. Jumlah dan Ukuran Alat

Berdasarkan jumlah volume pekerjaan yang harus diselesaikan, dalam jangka waktu

tertentu makan penentuan jumlah dan ukuran alat perlu mempertimbangkan faktor –

faktor sebagai berikut :

a. Produksi alat yang paling menguntungkan sesuai dengan keadaan medan, jenis

material dan jarak pemindahan tanah yang diinginkan misal : Pemindahan tanah

dengan scrapper pada jarak lebih dari 150 meter, Produksinnya lebih

menguntungkan daripada menggunakan Bulldozer dengan ukuran yang sama .

Page 9: Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi

C.PEMILIHAN PERALATAN b. Harga satuan pekerjaan yang terkecil atau biaya investasi dan biaya operasi yang

terkecil dari kombinasi peralatan yang bersama – sama melaksanakan suatu jenis pekerjaan , Misalnya ;

Untuk menggusur dan menabur secara berlapis suatu timbunan kita dapat memilih jenis alat :

Bulldozer saja

Kombinsi Bulldozer, Dump truck, Loader

Scrapper

Hal ini tergantung kepada jarak pemindahan tanah serta syarat – syarat lain.

Untuk pekerjaan penggalian tanah keras, bisa dilaksanakan dengan menggunakan alat :

Bulldozer yang diperlengkapi dengan ripper

Mesin bor ( Drilling machine ) yang diikuti dengan peledakkan ( blasting ). Hal ini tergantung pada kekerasan tanahnya ( batunya )

c. Jumlah peralatan yang paling minimum dan tepat dari kombinasi beberapa jenis peralatan, misalnya : kita bisa mengganti 50 buah Dump truck @ 50 ton, di mana kemungkinan mengurusi 50 buah Dump truck akan memerlukan biaya yang lebih tinggi. Tetapi dengan pertimbangan Dump truck dengan kapasitas 50 ton tidak bisa beroperasi berhubung dengan kondisi lapangan,

d. Kombinasi, Peralatan yang terdiri dari alat-alat yang sederhana dalam operasi maupun pemeliharaannya, misalnya : mengoperasikan Bulldozer jauh lebih sederhana dari pada mengoperasikan scrapper.

Page 10: Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi

C.PEMILIHAN PERALATAN

4. Hal – hal lain

Dalam penentuan jenis dari jumlah peralatan tersebut di atas perlu pula

dipertimbangkan hal-hal berikut :

a. Pemilihan peralatan dari persediaan yang telah dimiliki.

b. Pemilihan jenis, Model/Type standard yang ada di pasaran ataukah

peralatan khusus yang memerlukan pemesanan khusus pula berdasarkan

syarat – syarat tertentu.

c. Tersediannya suku cadang serta kemampuan agen-agen pelayanan purna

jua.

Page 11: Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi

D.PEGADAAN PERALATAN

Pengadaan perlatan yang dimksud disini adalah usaha untuk menyiapkan

peralatan siap bekerja ( beroperasi ) di lokasi pekerjaan. Pemikiran dalam

pengadaan perlatan ditujukan pada :

1. Asal Peralatan

Peralatan yang akan dibawa ke suatu lokasi pekerjaan bisa berasl dari :

a. Pemindahan dari tempat lain, tetapi masih dalam penguasaan satu instansi

(perusahaan),

b. Peminjaman sementara dari dalam lingkungan sendiri ,

c. Peminjaman/sewa dari instansi lain,

d. Pembelian baru/bekas,

e. Buatan sendiri,

f. Modifikasi atau rekondisi peralatan yang telah ada.

Asal peralatan ini biasannya memegang peranan penting juga dalam pemilihan

alternatifnya.

Karena tentunya tidak akan lepas dari beasrnya biaya pekerjaan, kemampuan

permodalan dan mendesak atau tidaknya peekerjaaan ( jadwal pelaksanaan

pekerjaan ).

Page 12: Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi

D.PEGADAAN PERALATAN

2. Sumber Biaya

Sumber biaya yang dimaksud disini adalah khusus untuk pengadaan peralatan saja, bukan biaya seluruh pekerjaan. Ada 2 ( dua ) sumber biaya pokok yang biasanya diperoleh :

a. Biaya sendiri. Biasanya prosedurnya lebih sederhana karena syarat – syarat hanya diputuskan atau digariskan berdasrkan aturan-aturan yang telah ada di lingkungan sendiri.

b. Biaya dari pinjaman. Di sini biasanya memerlukan studi kelayakan akan pemakaian peralata tersebut, apakah kiranya si peminjam betul-betul bisa memanfaatkan peralatan tersebut dengan menguntungkan sehingga pinjaman bisa kembali tepat pada waktunya, dan si peminjam sendiri bisa mengembangkan usahanya lebih besar dengan peralatan tersebut. Untuk ini si pemberi pinjaman biasanya juga akan menilai tentang kondisi peralatan tersebut, antara lain yang menyangkut :

Jumlah alat yang diperlukan

Spesifikasi umum dan khusus

Buku-buku manual tentang : operator, Perbaikan, Pemeliharaan, daftar suku cadang (Part catalog).

Fast Moving Part ( Suku cadang yang diperkirakan cepat rusak ) untuk tiap alat harus disediakan dalam jangka waktu pemakaian tertentu.

Jaminan dari penjual untuk “ After sales service “

Page 13: Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi

D.PEGADAAN PERALATAN

3. Biaya – Biaya Lain

Selain biaya untuk pengadaan alat itu sendiri masih diperlukan biaya –biaya

lain untuk menunjang operasi alat lain :

a. Untuk peralatan yang berasal dari tempat lain perlu diperhitungkan biaya-

biaya angkutan perakitan (assembling)

b. Untuk perlatan yang dipinjam (sewa) juga diperlukan biaya-biaya lainnya

sesuai dengan perjanjian sewa-menyewa.

c. Untuk perlatan yang direkondisi, biaya modifikasi juga harus

diperhitungkan. Sehingga biaya-biaya untuk bagian ini sangat sulit untuk

dipastikan.

Page 14: Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi

E.CARA PELAKSANAAN PEKERJAAN DENGAN

PERALATAN

dalam Sub ini akan dibahas mengenai dua cara pandang pelaksanaan pekerjaan yaitu:

1. Dipanadang dari pihak pemberi kerja dalam hal ini pemerintah dikenal istilah cara pelaksanaan pekerjaan

Dikerjakan sendiri ( Swakelola atau Force Account/Eigen Beheer ), Di borongkan (Contracting/Kontaktueel)

2. Dipandang dari Pihak yang telah memperoleh pekerjaan dari pemberi tugas yaitu kontraktor :

Dikerjakan sendiri (Kontrak ),

Diborongkan kepada pihak ke tiga ( Sub Kontrak )

Tetapi sbenarnya dalam pelaksanaan, a dan b mempunyai kondisi yng sama. Di sini hanya ada perbedaan istilah saja. Maka dalam pembahasan selanjutnya hanya akan dibahas salah satu dari a dan b saja. Untuk suatu pekerjaan (Proyek) yang memerlukan waktu pelaksanaan panjang, cara “Swakelola” akan lebih menguntungkan sedangkan bila pekerjaan hanya dalam jangka waktu pendek maka cara diborongkan akan lebih menguntungkan . Tentunya di sini masih ada perkecualian, miasalnya pekerjaan yang dikerjakan hanya memerlukan waktu yang singkat, tetapi bila masih ada jaminan kemungkinan peralatan bisa dioperasikan pada pekerjaan lain, tentu cara dikerjakan sendiri masih bisa dipertimbangkan. Sehingga untuk penentuan untung rugi dalam pemilihan alternatif perlu diadakan studi perbandingan yang lebih teliti lagi. Berikut ini diuraikan tentang aspek-aspek yang perlu perhatian dari masing-masing cara pelaksanaan.

Page 15: Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi

E.CARA PELAKSANAAN PEKERJAAN DENGAN

PERALATAN

1. Cara Swakelola

Di dalam pelaksanaan cara ini memerlukan :

a. Design pekerjaan yang akan dikerjakan sudah ada dan penempatan alat

yang dipunyai harus tepat dengan jenis pekerjaan maupun kondisi medan.

b. Skema operasi alat harus baik dan terperinci baik dari segi biaya maupun

tenaga. Organisasi personaliannya harus kuat dan jelas tentang pembagian

tugas dan tanggungjawabnya.

c. Biaya untuk menunjang operasi peralatan harus betul-betul siap.

Pembiayaan cara swakelola biiasanya terdiri dari :

o Gaji dan Upah pegawai

Pengadaan bahan untuk menunjang operasi peralatan antara lain : bahan

bakar, atau pelumas pengadaan alat-alat teknik dan suku cadang.

o Pemindahan alat dari suatu tempat ke temapat lain.

o Keperluan lainnya, misalnya pembuatan jalan kerja, jembatan darurat,

perlengkapan kerja, atau penampungan personil.

Page 16: Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi

E.CARA PELAKSANAAN PEKERJAAN DENGAN

PERALATAN

d. Adminis trasi yang teratur meliputi:

Laporan harian/mingguan tentang exploitasi peralatan

Laporan bulanan dan triwulan tentang exploitasi peralatan

Laporan hasil produksi peralatan tiap bulan dan triwulan

Laporan jumlah biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan tiap

bulan dan triwulan.

Administrasi ketatausahaan mengenai personil dan pegawai.

e. Personil (Tenaga kerja) yang jumlahnya besar, antara lain :

o Operator

o Mekanik ( montir )

o Pengawas ( Foreman )

o Kepala bagian dan unit

o Tenaga-tenaga administrasi

o Pembantu/pesuruh.

Page 17: Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi

E.CARA PELAKSANAAN PEKERJAAN DENGAN

PERALATAN

Pembinaan dan pengendalian tenaga kerja merupakan faktor yang penting

dalam berhasil dan tidaknya melaksanakan pekerjaan sesuai dengan target yang

ditetapkan.

adapun untung rugi dari cara ini adalah :

a. Keuntungan :

o Harga satuan pekerjaan relatif lebih rendah karena keuntungan dari

kontraktor (Sub Kontraktor) bisa dihilangkan.

o Dapat meningkstksn ketrampilan para tenaga kerja baik operator, mekanik,

atau tenaga administrasi .

o Penggunaan dan perawatan peralatan bisa dikerjakan sesuai dengan

keinginan pemilik

b. Kerugian :

o Pekerjaan administrasi dan pertanggungjawaban keuangan relatif lebih

berat.

o Biaya upah akan relatif lebih besar.

o Perlu organisasi yang benar dan luas.

o Kurang bisa membina kontraktor ( sub kontraktor ).

Page 18: Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi

E.CARA PELAKSANAAN PEKERJAAN DENGAN

PERALATAN

2. Cara Diborongkan

a. Alat sepenuhnya disediakan oleh kontraktor (sub kontraktor)

b. Alat disediakan pemberi tugas diperbantukan kepada kontaktor (sub kontraktor). Pelaksanaan cara ini terjadi karena hal-hal sebagai berikut :

1) Sejak semula memang disebutkan dalam dokumen tender (pelelangan)

2) Semula tidak dicantumkan dalam dokumen tender, tetapi keudian terpaksa diperbantukan pada kontraktor (Sub kontraktor) karena pertimbangan kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Hal ini bisa terjadi karena:

o Kontraktor (Sub Kontraktor) tidak mampu menyediakan sejumlah peralatan yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan tepat pada waktunya.

o Adanya crash program dari pemberi tugas (rencana mendadak) untuk menyelesaikan pekerjaan lebih cepat dari waktu yang telah ditetapkan dalam kontrak.

o Peralatan diperbantukan langsung kepada kontraktor (sub kontraktor) dengan penunjukkan tanpa melalui proses pelelangan. Hal ini biasanya terjadi bila:

Lokasi dan lingkup pekerjaan merupakan kelanjutan dari pekerjaan terdahulu dan sulit untuk dipisahkan, sehingga mungkin menimbulkan beberapa hambatan bila dikerjakan kontraktor lain.

Jadwal waktu pelaksanaan yang medesak

Terjadi bencana alam

Sebab sebab lain yang perlu segera diatasi

Page 19: Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi

E.CARA PELAKSANAAN PEKERJAAN DENGAN

PERALATAN

Cara pelaksanaan dengan diorongkan memerlukan beberapa hal sebagai berikut:

a) Organisasi yang diperlukan hanya bersifat pengawasa pekerjaan, bukan organisasi pelaksanaan.

b) Biaya pekerjaan ini biasanya diikutkan dalam biaya pekerjaan sipil yang diborongkan

c) Pekerjaan administrasi dan pertanggungjawaban keuangan lebih sederhana dan lebih ringan

d) Perlu pekerjaan administrasi lain yaitu administrasi pra tender (pra kualifikasi) untuk menentukan kontraktor yang bisa ikut tender dan administrasi tender (pelelangan), evaluasi pemenang dan pembuaan dokumen kontrak

e) Tenaga kerja yang diperlukan relatif lebih sedikit.

Adapun untung rugi dari cara ini adalah:

a) Keuntungan

o Meningkatkan kemampuan kontraktor (Sub kontraktor) dalam bidang penggunaan peralatan.

o Biaya pelaksanaan sudah tetap (kecuali terjadi hal-hal yang diluar dugaan)

o Pekerjaan lebih ringan

Page 20: Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi

E.CARA PELAKSANAAN PEKERJAAN DENGAN

PERALATAN

b) Kerugian

o Harga satuan pekerjaan lebih besar

o Kurang bisa meningkatkan kemampuan tenaga kerja sendiri

o Kurang luwes (Flexible) bila terjadi perubahan design

C. Tenaga pelaksana pekerjaan

Berhasil tidaknya suatu pelaksanaan pekerjaan tergantung pada sasaran yang diinginkan sangat tergantung pada tenaga kerja, organisasi, dan fasilitas kerja yang tersedia. Tugas dari tenaga pelaksana pekerjaan terutama dalam pengendalian, agar tidak menyimpang dari sasaran yang telah ditetapkan. Pada umumnya pengendalian terdiri atas:

1) Pengendalian pelaksanaan konstruksi (Operationa Control )

2) Pengendalian pemeliharaan (maintenance and repair control )

3) Pengendalian administrasi ( Administration Control )

Tugas Pengendalian pelaksanaan konstruksi

1) Pengawasan pekerjaan sipil

2) Pengawasan pekerjaan menggunakan peralatan terhadap target/sasaran :

Kualitas pekerjaan

Kuantitas pekerjaan

Rencana waktu pelaksanaan

Page 21: Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi

E.CARA PELAKSANAAN PEKERJAAN DENGAN

PERALATAN

Tugas pengendalian unit mekanik

1) Pengendalian operasional

o Pengawasan dan pengaturan operasi peralatan

o Menyelenggarakan administrasi operasi peralatan

o Mengadakan survey bersama tenaga sipil untuk menyusun rencana penggunaan peralatan

o Mengatur perawatan dan perbaikan peralatan di lapangan agar bisa beroperasi dengan baik

o Mengatur seluruh tenaga operasional peralatan antara lain: operator, atau tenaga administrasi pembantu

2) Pengendalian pemeliharaan

o Mengatur pelaksanaan pemeliharaan dan perbaikan peralatan, baik yang beroperasi maupun yang tidak.

o Menyelenggarakan administrasi pemeliharaan dan perbaikan antara lan dengan membuat laporan

o Memelihara tempat dan alat-alat perbngkelan

o Mengumpulkan data-data mengenai bagian alat yang temudah rusak serta kelemahan alat tersebut

o Mengkoordinasi seluruh kegiatan pemeliharaan baik personil, tempat, serta sasarannya.

Page 22: Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi

E.CARA PELAKSANAAN PEKERJAAN DENGAN

PERALATAN

3) Pengendalian Administrasi

o Mengatur terselenggarakanya administrasi mekanik yang meliputi

ketatausahaan, SPJ atas biaya-biaya yang dikeluarkan dan membuat laporan

bulanan alat-alat.

o Mengatur gudang kerja mekanik agar barang yang disimpan selalu terawat

dan diadministrasikan dengan baik.

o Menjaga kebersihan dan tata tertib administrasi dalam lingkungan mekanik

Page 23: Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi

DAFTAR PUSTAKA

Haryanto, Hendra. 1993. PTM (Pemindahan Tanah

Mekanis) Bagian I. Yogyakarta: Penerbitan Universitas

Atma Jaya Yoyakarta

Widi Hartono. 2008. Pemindahan Tanah Mekanik (Alat-

Alat Berat). Surakarta: UNS Press

Page 24: Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi

“SEKIAN

DAN

TERIMAKASIH”