Top Banner
i PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN MUSLIM ANAK YATIM PIATU DI YAYASAN BAITUL MA’MUR DESA WARINGIN JAYA KEC. BOJONG GEDE KAB. BOGOR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Sosial Islam Oleh : MAHMUD DALAJI NIM : 101052022643 JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1426 H / 2005
63

PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

Mar 03, 2019

Download

Documents

vantu
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

i

PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN

KEPRIBADIAN MUSLIM ANAK YATIM PIATU

DI YAYASAN BAITUL MA’MUR

DESA WARINGIN JAYA KEC. BOJONG GEDE

KAB. BOGOR

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai

Gelar Sarjana Sosial Islam

Oleh :

MAHMUD DALAJI

NIM : 101052022643

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1426 H / 2005

Page 2: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

ii

PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN

KEPRIBADIAN MUSLIM ANAK YATIM PIATU

DI YAYASAN BAITUL MA’MUR

DESA WARINGIN JAYA KEC. BOJONG GEDE

KAB. BOGOR

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai

Gelar Sarjana Sosial Islam

Oleh :

MAHMUD DALAJI

NIM : 101052022643

Dibawah Bimbingan

Dra. Hj. Zorina Yuniar

NIP: 150 198 858

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1426 H / 2005

Page 3: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul “PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM

PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN MUSLIM ANAK YATIM DAN PIATU”

telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 16 Maret 2006. skripsi ini telah diterima

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1)

Pada Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam.

Jakarta, 16 Maret 2006

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota

Dr.Muradi, MA Dra.Musyfiroh Nurlaily

M.ag

NIP:150254102 NIP:150299324

Anggota:

Penguji I Penguji II

Drs.M.Lutfi, MA Nasichah,

MA

NIP.150268782 NIP.

Page 4: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan keharibaan

baginda Rosulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga akhir

zaman.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Sosial Islam (S1) pada Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Universitas Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi yang sederhana ini, tidak akan

terselesaikan tanpa bantuan semua pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dra.Hj. Zorina Yuniar, Selaku dosen pembimbing, yang telah memberikan

arahan dan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.

4. Dra.Hj. Nurana, selaku pengasuh Yayasan Baitul Ma’mur, yang telah

memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

5. Ust. Lukman Hakim, selaku setaf pengajar (Sie. Pendidikan) yang telah

memberikan masukan dan data dalam penulisan skripsi ini.

Page 5: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

v

6. Bapak dan ibu dosen serta Civitas Akademika Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Orang tua tercinta yang telah memberikan dorongan moril dan materil

sehingga penulis dapat menyelesaikan study di Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Rekan-rekan seperjuangan yang telah membantu menyelesaikan skripsi

ini.

Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat bagi

penulis sendiri khususnya dan umumnya para pembaca, dalam rangka

mengembangkan proses pendidikan dan pengajaran agama dimasyarakat.

Bogor, 10 Januari 2006

Penulis

Page 6: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................. 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................... 4

D. Metode Penelitian .......................................................................... 5

E. Sistematika Penulisan .................................................................... 9

BAB II LANDASAN TEORITIS

A. Bimbingan Agama ......................................................................... 10

1. Pengertian Bimbingan Agama .................................................. 10

2. Tujuan Bimbingan Agama ........................................................ 15

3. Fungsi Bimbingan Agama ........................................................ 15

4. Metode Bimbingan Agama ...................................................... 17

B. Kepribadian Muslim ...................................................................... 19

1. Pengertian Kepribadian ............................................................ 19

2. Pengertian Muslim .................................................................. 21

3. Pengertian Kepribadian Muslim ............................................... 21

Page 7: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

vii

4. Faktor Kepribadian Muslim ..................................................... 22

5. Ciri-ciri Kepribadian Muslim ................................................... 26

6. Proses Pembantukan Kepribadian Muslim ............................... 28

C. Yatim Piatu .................................................................................... 31

1. Pengertian yatim dan Piatu ....................................................... 31

2. Pandangan Islam Terhadap Yatim dan Piatu ............................ 32

3. Pembinaan Yatim dan Piatu Menurut Ajaran Islam .................. 36

BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN BAITUL MA’MUR

A. Latar Belakang Berdirinya Yayasan Baitul Ma’mur ...................... 38

B. Visi, Misi dan Tujuannya Yayasan Baitul Ma’mur ......................... 43

C. Kondisi Fisik Yayasan Baitul Ma’mur ........................................... 43

D. Letak Geografis ............................................................................. 45

BAB IV PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA

A. Kegiatan Bimbingan Agama di Yayasan Baitul Ma’mur ................ 46

B. Beberapa Metode Bimbingan Agama ............................................. 47

1...............................................................................................M

etode Bimbingan Agama .......................................................... 47

2...............................................................................................M

etode Pelaksanaan Pembentukan Kepribadian Muslim ............ 48

C. Faktor Pendukung dan Penghambat di Yayasan Baitul Ma’mur ..... 49

1...............................................................................................F

aktor Pendukung ...................................................................... 49

Page 8: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

viii

2...............................................................................................F

aktor Penghambat .................................................................... 49

D. Analisis Penelitian ......................................................................... 50

1...............................................................................................U

paya yang di lakukan Yayasan baitul Ma’mur .......................... 50

2...............................................................................................A

nalisis Keberhasilan Yayasan Baitul Ma’mur dalam Upaya

Pembentukan Kepribadian Muslim Anak Yatim Piatu ............. 52

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................... 60

B. Saran ............................................................................................. 61

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Page 9: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

ix

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap anak perlu mendapatkan kasih sayang, pendidikan dan

bimbingan dari kedua orang tua, karena hal itu, merupakan kewajiban yang

paling urgen dan harus dimiliki oleh kedua orang tua terhadap anaknya.

Seberapa pedulinya kedua orang tua terhadap anaknya, akan menjadi

tolak ukur bagi perkembangannya, baik itu perkembangan jasmani atau

rohani.

Keluarga merupakan himpunan terkecil yang menentukan anggota

keluarga menjadi manusia berkepribadian, akan tetapi hal itu semua perlu

dijaga dan mendapatkan pendidikan dan bimbingan dari orang tua.

Syamsu Yusuf LN dalam bukunya Psikologi Perkembangan Anak dan

Remaja, berpendapat bahwa:

Menurut Al. Ghozali, setiap anak dilahirkan dengan membawa fitrah yang seimbang dan sehat, kedua orang tualah yang memberikan agama kepada

mereka. Demikian pula anak dapat terpengaruhi oleh sifat-sifat yang buruk dari

lingkungannya, dari corak hidup yang memberikan peranan kepadanya dan dari kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan ketika dilahirkan, keadaan tubuh

anak belum sempurna, kekurangan ini diatasinya dengan latihan dan pendidikan yang ditunjang dengan makanan.

Demikian pula dengan tabi’at yang difitrahkan kepada anak, yang merupakan

kebajikan yang diberikan Allah SWT kepadanya.

Tabi’at ini dalam keadaan berkekurangan, (dalam keadaan belum berkembang

dengan sempurna), dan mungkin dapat disempurnakan serta diperindahkan

dengan pendidikan yang baik.

Kelurga mempunyai fungsi sebagai tempat pendidikan dan kasih sayang, yang

secara serempak berusaha mengembangkan amal shaleh dan anak yang shaleh.

Page 10: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

x

Kebesaran suatu agama perlu didukung oleh besarnya jumlah keluarga yang

menjalankan syari’at agamanya, bukan jumlah penganutnya saja.1

Secara sosiologis, keluarga muslim merupakan bagian dari masyarakat

sekitarnya dan anggota keluarga yang satu dapat berinteraksi dengan anggota

keluarga yang lain, hubungan antar keluarga memungkinkan terjadi karena

kekerabatan atau keturunan, persekutuan wilayah seperti rukun tetangga,

rukun wilayah, desa, daerah dan sebagainya.2

Rasa prihatin timbul bila menyaksikan lewat media masa dan media

elektronik kejadian-kejadian yang menimpa bangsa ini. Dari kejadian gunung

meletus, banjir, tanah longsor di berbagai daerah, busung lapar yang sungguh

sangat memalukan dan memilukan sangat ironis sekali suatu bangsa yang kaya

akan rempah-rempah dan minyak bumi masih ada masyarakat yang kelaparan.

Dan kejadian yang masih melekat di hati , gempa bumi dan tsunami

yang menimpa warga Aceh. Dari kejadian itu semua berapa ribu anak yang

ditinggalkan oleh orang tuanya.

Rasa tanggung jawab bersama yang akan menentukan nasib mereka

baik berupa kasih sayang, santunan dan sebagainya sehingga mereka tegar dan

ceria dalam menatap masa depan.

Faktor lingkungan sekitar menjadi pengaruh besar bagi mereka dalam

menjalani roda-roda kehidupan, bila lingkungan pergaulan rusak, maka rusak

pula generasi penerus harapan bangsa, dan bila hal ini terjadi merupakan

kerugian yang cukup besar.

1 Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja ( Bandung: P.T. remaja

Rosdakarya, 2000), Cet. ke-1, h.93 2 Jalaludin Rahmat, Muhtar Bada’at Maja, Keluarga Muslim Dalam Masyarakat Modern,

(Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993), Cet. ke-1, h.13

Page 11: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

xi

Dengan demikian perlu disyukuri ada beberapa lembaga, yayasan atau

badan yang memberikan sumbangsi yang cukup besar manfaatnya,

diantaranya Yayasan Panti Asuhan Yatim Piatu Baitul Ma’mur yang berlokasi

di Desa Waringin Jaya Kec. Bojong Gede Kab. Bogor, yang sampai saat ini,

menampung para anak-anak Yatim Piatu, dengan memberikan pembinaan

berupa pendidikan dan bimbingan agama, agar menjadi manusia yang

berkpribadian dan berguna bagi dirinya sendiri serta orang lain.

Kegiatan bimbingan agama dalam pembentukan kepribadian muslim

di maksudkan untuk menciptakan atau melahirkan generasi-generasi

berkualitas, baik kualitas intelektual, emosi, maupun kualitas spiritual

(keagamaan), sehingga ia menjadi generasi yang sukses dalam hidupnya.

Pertanyaan yang timbul dari seorang penulis sejauh mana Yayasan

Baitul Ma’mur sudah memberikan hal terbaik bagi para anak asuh yatim piatu

dalam pembentukan kepribadian muslim.

Dan bagaimana kegiatan pelaksanaan bimbingan dan metode yang

sudah diberikan terhadap anak asuh yatim piatu di Yayasan tersebut.

Pertanyaan dan peristiwa inilah yang melatar belakangi penulis untuk

mengadakan penelitian dengan judul:

“ Pelaksanaan Bimbingan Agama Dalam Pembentukan

Kepribadian Muslim Anak Yatim Piatu Di Yayasan Baitul Ma’mur Desa

Waringin Jaya Kec. Bojong Gede Kab. Bogor”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Page 12: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

xii

Fokus masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini, hanyalah pada

analisis tentang Pelaksanaan Bimbingan Agama dalam dalam Pembentukan

Kepribadian Muslim Anak Yatim Piatu di Yayasan Baitul Ma’mur.

Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka masalah yang akan diteliti

dan dirumuskan dengan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana Pelaksanaan Bimbingan Agama Dalam Pembentukan

Kepribadian Muslim Anak Yatim Piatu di Yayasan tersebut.

2. Metode Apakah Bimbingan Agama di berikan Kepada Anak Yatim Piatu

di Yayasan tersebut.

3. Hambatan-hambatan apa saja, yang dialami di Yayasan tersebut.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun yang hendak dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah

sebagai berikut :

a) Untuk mengetahui kondisi real bentuk pelaksanaan bimbingan agama

di “Yayasan Panti Asuhan Yatim Piatu Baitul Ma’mur”.

b) Untuk mengetahui metode bimbingan yang diterapkan di “Yayasan

Panti Asuhan Yatim Piatu Baitul Ma’mur”.

c) Untuk mengetahui Faktor penghambat dalam pelaksanaan bimbingan

agama di“Yayasan Panti Asuhan Yatim Piatu Baitul Ma’mur”.

2. Manfaat Penelitian

a. Secara Akademis, sebagai :

Page 13: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

xiii

1) Syarat untuk meraih gelar Sarjana Strata 1 (S1)

2) Sebagai bahan referensi dalam peningkatan wawasan dakwahnya,

lebih khusus bimbingan agama serta sebagai pijakan dalam

melakukan penelitian selanjutnya.

b. Secara Praktis, diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menjadi acuan

mendasar khususnya bagi pihak Yayasan Baitul Ma’mur atau elemen

lainnya terutama dalam menumbuh kembangkan nilai-nilai keagamaan

terhadap anak asuh agar memiliki kepribadian muslim.

D. Metodelogi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah :

a. Penelitian Lapangan (Field Research), yaitu penelitian yang

dilaksanakan dengan terjun langsung ke lokasi penelitian, dengan

pendekatan kualitatif.Dalam hal ini berlokasi di Yayasan Baitul

Ma’mur Bojong gede Bogor.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa instrumen

pengumpulan data, yaitu :

a. Observasi

Yaitu mengadakan kunjungan dan pengamatan secara langsung

terhadap objek yang akan diteliti serta pencatatan yang sistematis.

Guna memperoleh gambaran yang jelas tentang Pelaksanaan

Page 14: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

xiv

Bimbingan dan kegiatan-kegiatan yang lainnya yang dilaksanakan di

Yayasan tersebut.

b. Wawancara

Adalah suatu bentuk komunikasi, untuk memperoleh informasi

dari responden, yang dalam hal ini adalah pengasuh yayasan, ustadz

yang dapat memberikan informasi tentang masalah yang akan dibahas.

c. Angket

Yaitu merupakan cara pengumpulan data dalam bentuk

pertanyaan tersruktur yang diberikan oleh peneliti dan diisi oleh

responden.Dalam hal ini yakni para anak asuh yatim piatu, dimana

responden memilih jawaban-jawaban yang sudah disediakan.

d. Studi Dokumentasi

Yaitu suatu cara yang digunakan untuk mengambil data dari

berbagai dokumen, baik yang merupakan pembukuan ataupun yang

lainnya.

Adapun untuk penulisan skripsi ini penulis menggunakan desain

penelitian deskriftif, yaitu melukiskan dan menafsirkan keadaan yang ada

sekarang. Penelitian ini berkenaan dengan kondisi/ hubungan yang ada

praktek-praktek yang sedang berlaku, keyakinan, sudut pandang, atau

sikap yang dimiliki , proses-proses yang sedang berlangsung, pengaruh-

Page 15: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

xv

pengaruh yang sedang dirasakan, atau kecenderungan-kecenderungan

yang sedang berkembang.3

3. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak asuh Yatim

Piatu Yayasan Baitul Ma’mur Periode 2005-2006 yang berjumlah 33.

b. Sampel

Adalah bagian atau wakil populasi yang diteliti dan dianggap dapat

menggambarkan populasinya. Dalam pengambilan sampel penulis

mengambil pendapat dari Suharsimi Arikunto, beliau mengatakan

bahwa apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semuanya

sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya,

jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%

atau lebih, tergantung pada kemampuan peneliti.4 Dalam pengambilan

sample penulis mengambil seluruhnya sebanyak 100% (33 orang),

merupakan jumlah keseluruhan populasi.

4. Teknik Pengolahan Data

Data-data yang telah diperoleh melalui angket, kemudian diproses

melalui beberapa tahap, yaitu :

3 Arief Furchan, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional,

1982), h.50 4 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2002), Cet. ke-12, h.112

Page 16: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

xvi

a. Editing, yaitu memeriksa jawaban-jawaban responden untuk diteliti,

ditelaah dan dirumuskan pengelompokannya untuk memperoleh data

yang benar-benar sempurna.

b. Tabulating, yaitu mentabulasikan atau memindahkan jawaban-jawaban

responden dalam table, kemudian dicari prosentase untuk dianalisa.

Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut :

N

100%)Fx(P = P = Prosentase

F = Frekuensi

N = Responden5

5. Teknik Penulisan

Untuk teknik penulisan skripsi ini disesuaikan dengan teknik

penulisan yang didasarkan pada buku pedoman penulisan skripsi, tesis dan

disertasi yang diterbitkan oleh UIN Jakarta Press 2002.

E. Sistematika penulisan

Bab I, Pendahuluan, meliputi tentang Latar Belakang Masalah,

Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metode

Penelitian, serta Sistematika Penulisan.

Bab II. Landasan Teoritis tentang Pengertian Bimbingan Agama,

Kepribadian, Muslim, Anak Yatim Piatu, yang terdiri atas Pengertian, Faktor-

faktor, Prinsif -prinsif dan Pandangan Dasar.

5 Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

1999), h.40

Page 17: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

xvii

Bab III. Gambaran Umum Tentang “Yayasan Panti Asuhan Yatim

Piatu Baitul Ma’mur”, meliputi, Sejarah singkat Berdirinya, Visi, dan Misi

serta Tujuan, Kondisi Fisik, dan Letak Geografis Yayasan Baitul Ma’mur.

Bab IV. Temuan Lapangan dan Analisis Data, meliputi Pelaksanaan

Bimbingan Agama dalam Pembentukan Kepribadian Muslim Anak Yatim

Piatu,

Metode Bimbingan Agama dalam pembentukan Kepribadian Muslim pada

Anak Yatim Piatu, Metode Pelaksanaan Bimbingan Agama Untuk membentuk

kepribadian Muslim Bagi Anak Yatim piatu.

Bab V. Penutup, berisi Kesimpulan dan Saran-saran.

BAB II

LANDASAN TEORITIS

Bimbingan Agama

1. Pengertian Bimbingan Agama

a. Pengertian Bimbingan

Page 18: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

xviii

Dalam kehidupan sehari-hari seringkali mendengar kata-kata

bimbingan, yang dalam pratiknya di masyarakat di identikkan dengan

pendidikan ataupun mendidik. Kata bimbingan berasal dari kata kerja

bimbing, yang berarti pimpin, asuh, atau tuntun.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Bimbingan berarti

petunjuk ataupun penjelasan tentang cara mengerjakan sesuatu.1

Secara harfiah, bimbingan adalah menunjukkan, memberi jalan, atau

menuntun orang lain kearah tujuan yang bermanfaat bagi

kehidupannya dimasa kini dan masa yang akan datang.2

Istilah bimbingan merupakan terjemahan dari kata “Guidance”.

Bimbingan dalam arti “guidance” menunjukan kepada dua hal, yang masing-

masing berdiri sendiri, yaitu sebagaimana dikatakan oleh W.S Wingkel adalah

:

a) Memberi informasi, yakni memberikan petunjuk, bahkan memberikan nasihat kepada seorang atau kelompok. Maka atas

dasar pengetahuan tersebut orang dapat menentukan pilihan dan

mengambil keputusan.

b) Menuntun atau mengarahkan kepada sesuatu tujuan yang akan

dituju, yang mungkin tempat tersebut hanya diketahui orang yang

menuntun saja.3

Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan

kepada individu atau sekumpulan individu-individu dalam

menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan didalam hidupnya.4

1 Tim Penyusun Kamus, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), Edisi. Ke-2, h. 133 2 H.M Arifin., Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Agama, (Jakarta: Golden Terayon

Press), h.1 3 W.S. Winkel, FKIP, IKIP, Senata Darma, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah,

(Jakarta: P.T Gramedia, 1999), h. 18 4 Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Yogyakarta: Andi Offset,

1993), h. 4

Page 19: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

xix

Dalam pengertian lain disebutkan, bimbingan adalah bantuan

yang diberikan seseorang kepada orang lain dalam menetapkan pilihan

dan penyelesaian diri, serta dalam menyelesaikan masalah-

masalahnya. Bimbingan bertujuan membantu penerimanya untuk dapat

tumbuh dan berkembang secara bebas dan mampu bertanggung jawab

terhadap dirinya sendiri.5

Jadi secara singkat bimbingan adalah suatu proses bantuan

kepada seseorang maupun kepada kelompok agar dapat memahami

dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan dirinya sesuai dengan

lingkungannya dan dapat memperbaiki tingkah lakunya pada masa

yang akan datang.

Bimbingan yang dilaksanakan dalam rangka menuntun

seseorang kearah kehidupan yang bermanfaat, merupakan suatu

kebutuhan yang tak dapat ditinggalkan karena dalam kehidupan ini

tidak ada manusia yang hidup dengan sempurna.

b. Pengertian Agama

H.M.Arifin menjelaskan pengertian agama sebagai istilah yang

sering dipakai sehari-hari dapat dilihat dari dua aspek, yaitu:

1. Aspek subjektif. Agama mengandung pengertian tentang tingkah

laku manusia, yang dijiwai oleh nilai-nilai keagamaan, berupa

gerakan batin, yang mengatur, dan mengarahkan tingkah laku

5 Dewa Ketut Sukardi, Sartono, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: P.T. Bina Aksara,

1988), Cet. Ke-1, h. 8

Page 20: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

xx

tersebut, kepada pola hubungan dengan masyarakat serta alam

sekitarnya.6

2. Aspek objektif. Agama dalam hal ini mengandung nilai-nilai ajaran

Tuhan yang bersifat menuntun manusia kearah tujuan yang sesuai

dengan kehendak ajaran tersebut. Agama dalam hal ini belum

masuk kedalam batin manusia, atau belum membudaya dalam

tingkah laku manusia. Oleh karena itu secara formal agama dilihat

dari aspek objektif dapat diartikan sebagai peraturan yang bersifat

Ilahi, yang menuntun orang berakal budi, ke arah ikhtiar untuk

mencapai kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat.

Agama sebagai sebuah keyakinan diyakini sebagai sebuah

sarana bagi manusia dalam berhubungan dengan Tuhan (Allah).

Seperti yang dikatakan oleh William James, sebagai mana dikutip oleh

Zakiah Daradjat: “Agama adalah perasaan dan pengalaman Bani Insan

secara individual, yang menganggap bahwa mereka berhubungan

dengan apa yang dipandangnya sebagai Tuhan”.7 Dikatakan pula

bahwa agama adalah kebutuhan jiwa (psikis) manusia, yang akan

mengatur dan mengendalikan sikap, pandangan hidup, kelakuan, cara

menghadapi tiap-tiap masalah.8

Jadi pengertian agama dapat dirumuskan sebagai berikut:

agama merupakan sebuah keyakinan manusia kepada tuhan, yang

6 H.M.Arifin., Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Agama, (Jakarta: Golden Terayon

Press), h.1

7 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), Cet. Ke-5, h.18

8 Zakiah Darajadjat, Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental, (Jakarta: Bulan

Bintang, 1982), Cet. Ke-3, h.52

Page 21: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

xxi

dapat membantu kita dalam mengatur sikap dan pandangan hidup.

Agama sebagai suatu kebutuhan manusia dalam memberikan suatu

aturan atau norma-norma yang dapat memberikan ketenangan dalam

jiwanya, selain itu juga agama dapat menjadikan seseorang dalam

melakukan sesuatu akan terikat kepada ketentuan antara yang

dibolehkan dan yang tidak dibolehkan, menurut agama yang dianut.

Hal ini tak lepas dari kenyataan bahwa manusia adalah

makhluk sosial yang selalu berinteraksi dan senantiasa mengikuti

perkembangan zamannya. Jika manusia tidak dapat mengontrol segala

keinginannya maka dikhawatirkan akan dapat menimbulkan ketidak

puasan dalam dirinya. Jika hal ini terjadi, akan timbullah tekanan batin

yang dapat mengganggu dalam kehidupannya. Disinilah, agama yang

telah diyakini oleh seseorang dirasakan sebagai sebuah pondasi yang

kokoh dalam mengantisipasi segala macam tantangan-tantangan hidup

yang ada, namun tak dapat dipungkiri pula jika banyak manusia yang

kurang begitu memperhatikan akan nilai-nilai ajaran agama disaat

mereka menerima berbagai macam cobaan dan masalah yang

dihadapinya.

c. Pengertian Bimbingan Agama

Pengertian bimbingan agama adalah “Proses pemberian

bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan

dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di

dunia dan di akhirat”.9 Bimbingan agama dilaksanakan dalam upaya

9 Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, (Yogyakarta: UII

Press, 2001), Cet. ke-2, h.4

Page 22: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

xxii

memberikan kecerahan batin kepada seseorang dalam menghadapi

segala macam persoalan. Dan bimbingan agama yang dilakukan sesuai

dengan ajaran agama individu.10

Dengan demikian, bimbingan agama merupakan suatu upaya

untuk memberikan pertolongan kepada seseorang dalam memecahkan

segala persoalannya, dengan dilandasi nilai-nilai agama untuk

memberikan ketenangan batin, agar seseorang dapat hidup sesuai

dengan apa yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.

2. Tujuan Bimbingan Agama

Secara umum, tujuan bimbingan agama adalah membantu individu

mewujudkan dirinya sebagai manusia seutuhnya agar mencapai

kebahagiaan hidup di dunia dan diakhirat.11

Dalam menjalankan kehidupannya manusia pasti mengalami

hambatan-hambatan dalam mewujudkan keinginannya sehingga

diperlukan bimbingan agama. Untuk itulah bimbingan agama berusaha

untuk membantu individu agar mampu menghadapi masalah dalam

hidupnya.

Secara khusus bimbingan agama memiliki tujuan-tujuan, antara lain :

1) Membantu Individu agar tidak menghadapi masalah.

2) Membantu individu mengatasi masalah yang sedang dihadapinya.

3) Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan

kondisi yang baik atau yang telah baik agar tetap baik atau menjadi lebih baik, sehingga tidak akan menjadi sumber masalah bagi dirinya

dan orang lain.12

10

H.M.Arifin, Pokok-pokok tentang Bimbingan Penyuluhan Agama, (Jakarta: Bulan

Bintang, 1976), h.25 11

Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, op.cit, .h.35 12 Ibid., h.36

Page 23: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

xxiii

Dengan memperhatikan tujuan-tujuan tersebut, diharapkan

bimbingan agama yang dilaksanakan akan membantu individu agar dapat

menjadi hidup mandiri, dengan mengenal dan menerima diri sendiri dan

lingkungannya, mengarahkan, mengambil keputusan serta mewujudkan

diri sendiri.

3. Fungsi Bimbingan Agama

Dengan memperhatikan tujuan umum dan khusus bimbingan agama diatas, dapatlah dirumuskan fungsi dari bimbingan agama, yakni sebagai berikut:

a. Fungsi Preventif, yakni membantu individu menjaga atau mencegah timbulnya masalah bagi dirinya.

b. Fungsi Kuratif/Korektif, yakni membantu individu memecahkan masalah yang sedang dihadapi atau dialami.

c. Fungsi Preservatif, yakni membantu individu menjaga agar situasi dan kondisi yang semula tidak baik (mengandung masalah) menjadi baik

(terpecahkan) dan kebaikan itu bertahan lama. d. Fungsi Developmental, yakni membantu individu memelihara dan

mengembangkan situasi dan kondisi yang telah baik agar tetap baik atau menjadi baik, sehingga tidak memungkinkannya menjadi sebab

munculnya masalah baginya.13

Untuk mencapai tujuan yang sejalan dengan fungsi-fungsi

bimbingan agama, maka bimbingan agama melakukan kegiatan-kegiatan

sebagai berikut:

a) Membantu individu dalam mengingatkan kembali akan fitrahnya

sebagai makhluk Allah, agar memahami dirinya yang memiliki

berbagai potensi dan kelemahan memahami dirinya sebagai makhluk

Tuhan, Riligius, Sosial dan juga sebagai makhluk pengelola alam

semesta atau makhluk berbudaya. Dengan demikian individu akan

lebih mudah mencegah timbulnya masalah, memecahkan masalah dan

menjaga berbagai kemungkinan timbulnya kembali masalah.

13

Ibid, . h.37

Page 24: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

xxiv

b) Membantu individu tawakkal atau berserah diri kepada Allah, berarti

meyakini bahwa nasib baik buruk dirinya itu semua, merupakan

cobaan dari Allah, kesemuanya itu ada hikmahnya dan dapat diambil

hikmahnya itu.

c) Membantu individu memahami keadaan situasi dan kondisi yang

dihadapinya. Seringkali seseorang menghadapi masalah yang tidak

dapat dipahami atau tidak menyadari bahwa dirinya sedang

menghadapi masalah.

d) Membantu individu menemukan alternatif pemecahan masalah.

Dalam hal ini, bimbingan agama yang diberikan kepada individu

bukanlah untuk memecahkan atau menentukan pemecahan masalah,

melainkan sekedar memberikan alternatif pemecahan masalah yang

sedang dihadapi oleh individu. Selanjutnya individu itu sendiri yang

dapat memilih dan menentukan alternatif pemecahan masalah yang

sesuai dengan keinginan dan keadaan dirinya.14

4. Metode Bimbingan Agama

Metode berasal dari kata “Meta” yang berarti melalui dan “Hodos”

berarti jalan. Dengan demikian metode secara harfiyah adalah adalah jalan

yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan secara istilah

metode adalah sarana yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang

diinginkan, baik sarana tersebut bersifat fisik maupun non fisik.15

Ada beberapa metode yang lazim dipakai dalam bimbingan agama,

diantaranya yaitu:

14

Ibid., h.41 15 H.M. Arifin, Pokok-pokok tentang Bimbingan Penyuluhan Agama, op. cit,. h.43

Page 25: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

xxv

1) Wawancara adalah salah satu cara memperoleh fakta-fakta kejiwaan

yang dapat dijadikan bahan pemetaan tentang bagaimana sebenarnya

hidup kejiwaan klien pada saat tertentu yang memerlukan bantuan.

2) Metode kelompok (group Guidance), yaitu cara pengungkapan jiwa

atau batin serta pembinaannya melalui kegiatan kelompok. Seperti

ceramah, diskusi, seminar dan sebagainya.

3) Metode non direktif. Pada metode ini pembimbing memberikan

kesempatan seluas-luasnya kepada klien untuk bercerita

mengungkapkan rahasia pribadinya. Pada akhirnya, pembimbing

memberikan petunjuk-petunjuk tentang usaha apa sajakah yang

sebaiknya dilakukan oleh klien.

4) Metode Psikoanalisis. Pembimbing menganalisa gejala tingkah laku

klien untuk mengetahui masalah sebenarnya yang menimpa pribadi

klien. Setelah terungkap, selanjutnya disadarkan kembali (dicerahkan)

agar masalah tersebut dianggap telah selesai dan tidak perlu dianggap

suatu hal yang memberatkan. Disinilah perlunya nilai-nilai iman dan

taqwa dibangkitkan dalam pribadi klien, sehingga terbentuklah dalam

pribadinya sikap tawakal dan optimisme dalam menempuh kehidupan

baru yang lebih cerah lagi.

5) Metode direktif, metode ini mengarahkan klien untuk berusaha

mengatasi problema yang dihadapi, yaitu dengan memberikan secara

langsung jawaban-jawaban terhadap permasalahan-permasalahan yang

menjadi sebab kesulitan yang dihadapi atau dialami klien.

Page 26: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

xxvi

6) Metode sosiometri, yaitu suatu cara yang dipergunakan untuk

mengetahui kedudukan anak bimbing dalam hubungan keluarga.16

Metode ini digunakan tergantung dari masalah yang sedang

dihadapinya. Metode bimbingan agama ini digunakan untuk mendekati

masalah sehingga dapat diperoleh hasil yang memuaskan.

Kepribadian Muslim

1. Pengertian Kepribadian

Kepribadian berasal dari kata “personality” yang diambil dari kata

persona (bahasa latin) yang berarti “kedok” atau “topeng”.17

Dalam

Kamus Umum Bahasa Indonesia disebutkan bahwa kepribadian adalah

keadaan manusia sebagai perseorangan, keseluruhan sifat-sifat yang

merupakan watak.18 Pengertian ini mengandung arti bahwa kepribadian itu

adalah “keseluruhan hidup manusia lahir dan batin, yang menampakkan

corak wataknya dalam amal perbuatan atau tingkah laku sehari-hari”.19

Sementara itu Drs. Ahmad D. Marimba memberikan pendapat

sebagai berikut: kepribadian adalah lebih luas artinya, “meliputi kualitet

keseluruhan dari seseorang. Kualitet akan tampak dalam cara-caranya

berbuat, cara-caranya mengeluarkan pendapat, sikapnya, filsafat hidupnya

serta kepercayaannya”.20

16 Ibid., h.45 17

Agus Sujanto. et. al., Psikologi Kepribadian, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), Cet. ke-

8, h.10 18

W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,

1989), Cet. ke-11, h.768 19

H.M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis

Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), Cet. Ke-4, h.9 20

Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma’arif,

1986), Cet. Ke-6, h.67

Page 27: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

xxvii

Menurut Dr. Singgih D. Gunarsa, bahwa kepribadian adalah “suatu

kesatuan aspek-aspek jiwa dan badan yang menyebabkan adanya kesatuan

dalam tingkah laku serta tindakan seseorang”.21

Kedua pengertian diatas yang dikatakan oleh Drs. Ahmad D.

Marimba dan Drs. Singgih D. Gunarsa, lebih menekankan pengertian

kepribadian tersebut kepada prilaku atau perbuatan seseorang.

Menurut Alport sebagaimana dikutip oleh Agus Sujanto

“kepribadian adalah organisasi dinamis dalam individu sebagai system

psychophysis yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan

diri terhadap sekitar”.22

Dari keempat definisi diatas, terlihat jelas bahwa kepribadian itu

adalah hasil dari suatu proses kehidupan yang dijalani seseorang,

mempunyai sifat yang stabil di dalam nilai kebaikan pada diri seseorang

yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari.

Akan tetapi karena hidup ini mempunyai tujuan tertentu dan

kepribadian itu sendiri ternyata dapat dibentuk, maka dengan usaha-usaha

yang sistematis dan berencana dapat diusahakan terbentuknya kepribadian

yang diharapkan, yaitu kepribadian muslim yang utuh dan menyeluruh,

melalui pembinaan dan pengajaran.

Setelah diketahui apa arti kepribadian secara umum, penulis mencoba untuk

menerangkan pengertian kepribadian muslim menurut konsep Islam, agar

dapat kejelasan tentang kepribadian muslim yang di maksud.

2. Pengertian Muslim

21

Singgih D. Gunarsa, Psikologi Untuk Membimbing, (Jakarta: Gunung Mulia, 1988),

Cet. Ke-4, h.71 22 Agus Sujanto. et.al., Psikologi Kepribadian, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), h.94

Page 28: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

xxviii

Muslim ialah “orang yang berserah diri kepada tuhan dari kata, “aslama”

menyerah, mencari kedamaian”. Kata ini mengisyaratkan makna penuh

ketundukan terhadap kehendak tuhan, idealnya seorang muslim adalah orang

yang tunduk. Menjadi muslim bukanlah merupakan perbuatan muslim sendiri

melainkan hal itu suatu petunjuk tuhan. Dan perbuatan seorang muslim

senantiasa patuh dan tunduk akan ketetapan takdir tuhan YME.

3. Pengertian Kepribadian Muslim

Menurut Dr. Fadhil Al-Djamaly, sebagaimana dikutip oleh H.M.

Arifin, “ kepribadian muslim adalah sosok seseorang muslim yang

berbudaya, yang hidup bersama Allah dalam tiap-tiap langkah hidupnya,

dia hidup dalam lingkungan yang luas tanpa batas kedalamannya dan

tanpa akhir ketinggiannya”.23

Dari pengertian kepribadian muslim diatas tersirat suatu maksud

yang menekankan pada diri seseorang muslim untuk berkreativitas di

muka bumi ini, sehingga dapat mewarnai hidup. Keimanan yang tinggi

kepada Allah harus dijadikan pengawasan diri atau dasar berpijak di dalam

setiap prilaku hidup seorang muslim, sehingga dapat membentuk dirinya

menjadi seorang muttaqin.

Dengan kata lain kepribadian muslim akan nampak dalam cara-

cara berbuat, berfikir, mengeluarkan gagasan, sikapnya, minat, filsafat

hidupnya serta kepribadiannya, yang semua itu akan nampak pada tingkah

laku yang diarahkan semata-mata untuk mengabdi kepada Allah SWT.

Dari berbagai teori yang telah dikemukakan oleh para ahli di atas,

penulis merumuskan pengertian kepribadian muslim yaitu kepribadian

muslim adalah memiliki nilai-nilai agama Islam, memilih dan

23 H.M.Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bina Aksara, 1987), Cet. Ke-1, h.170

Page 29: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

xxix

memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai ajaran Islam dan

bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.

Dengan nilai-nilai yang utuh, manusia mempertahankan prinsip

hidupnya, sebagai penganut Islam tentu prinsip hidup yang dimaksud

adalah prinsip hidup yang berdasarkan aqidah Islamiyah.

4. Faktor-faktor Kepribadian Muslim

Kepribadian manusia bukan terjadi dengan sendirinya, akan tetapi

terbentuknya melalui proses kehidupan yang panjang. Adapun faktor-

faktor yang mempengaruhi kepribadian manusia itu adalah faktor internal

atau kekuatan dari dalam dan faktor eksternal atau faktor dari luar berupa

lingkungan, baik lingkungan keluarga, sekolah, maupun lingkungan

masyarakat, ekonomi dan budaya.

“kekuatan dari dalam yang sudah dibawa sejak lahir, berwujud benih, bibit

atau sering juga disebut kemampuan-kemampuan dasar. Ki Hajar

Dewantara menyebutnya faktor dasar dan faktor dari luar, atau yang oleh

beliau disebut faktor ajar”.24

Untuk melatar belakangi bagaimana usaha membentuk pribadi seseorang,

ada baiknya menengok sejenak ke sejarah psikologi yang membahas

masalah ini.

Sejak dahulu ada dua aliran yang saling bertentangan, aliran

“nativisme” berpendapat bahwa faktor pembawaan lebih kuat dari pada

faktor yang datang dari luar. Dilain pihak, aliran “empirisme” berpendapat

anak sejak lahir, masih bersih seperti tabula rasa dan baru akan dapat

24 Agus Sujanto. et. al., Psikologi Kepribadian, Jakarta: Bumi Aksara, 1999), h.3

Page 30: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

xxx

berisi bila ia menerima sesuatu dari luar, lewat alat inderanya. Karena itu

pengaruh dari luarlah yang lebih kuat dari pada pembawaan manusia.25

Melihat pertentangan kedua aliran ini, W. Stern mengajukan

teorinya yang terkenal dengan teori perpaduan atau teori konvergensi,

yang berpendapat bahwa kekuatan itu sebenarnya berpadu menjadi satu.

Keduanya saling memberi pengaruh bakat yang ada pada anak, ada

kemungkinan tidak akan berkembang kalau tidak dipengaruhi oleh segala

sesuatu yang ada dilingkungannya. Demikian pula pengaruh dari

lingkungan juga tidak akan dapat berfaedah apabila tidak ada yang

menanggapi di dalam jiwa manusia.26

Demikian uraian tentang sejarah psikologi yang membahas tentang

masalah ini. Menurut H.M.Arifin, dalam pandangan Islam, kemampuan

dasar atau pembawaan itu disebut dengan “fitrah” yang dalam pengertian

etimiologisnya mengandung arti “kejadian”, oleh karena kata fitrah itu

berasal dari kata kerja “fathara” yang artinya menjadikan.27

Kata fitrah ini disebutkan dalam Al-Qur’an Surat Ar Rum ayat 30 :

Artinya :

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah),fitrah

Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu, tidak ada

perubahan pada fitrah Allah. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan

manusia tidak mengetahuinya”. (Q.S. Ar-Rum: 30)

25

Ibid.,h.4 26

Ibid., h.5

27

H.M.Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bina Aksara, 1987), Cet. Ke-1,

h.88

Page 31: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

xxxi

Sabda Nabi SAW yang diriwayatkan Abu Hurairah :

Artinya:

“Setiap orang dilahirkan oleh ibunya atas dasar fitrah (potensi dasar untuk

beragama), maka setelah itu, orang tuanya mendidik menjadi beragama Yahudi, dan Nasrani atau majusi; jika orang tua keduanya beragama Islam,

maka anaknya menjadi muslim (pula).” (H.R. Muslim).

Dari uraian diatas, jelaslah bahwa terbentuknya kepribadian

seseorang dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal atau faktor

dasar yang dibawa sejak lahir dan faktor eksternal yang keduanya saling

mempengaruhi.

Walaupun sebagai individu masing-masing kepribadian itu

berbeda-beda, tapi dalam pembentukan kepribadian muslim sebagai

ummah, perbedaan-perbedaan itu dipadukan. Hal itu memungkinkan

karena baik pembentukan kepribadian secara individu atau kelompok

(ummah) diwujudkan atas dasar yang sama yaitu ajaran Islam (Al-Qur’an

dan As-Sunnah) dengan tujuan yang sama pula yaitu ingin menjadi

pengabdi Allah yang setia sebagai Tuhan yang wajib disembah.

Dalam pembentukan kepribadian muslim, upaya yang diperlukan

adalah dengan mengarahkan kepada peningkatan dan pengembangan

faktor dasar (pembawaan) dan faktor ajar (lingkungan, baik lingkungan

keluarga, sekolah dan masyarakat) pada nilai-nilai keIslaman. Faktor

dasar dikembangkan dan ditingkatkan kemampuannya melalui bimbingan

dan pembinaan berfikir, bersikap dan bertingkah laku menurut norma-

Page 32: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

xxxii

norma Islam. Sedangkan faktor lingkungan dilakukan dengan cara

mempengaruhi individu melalui usaha membentuk kondisi yang

mencerminkan pola kehidupan yang sejalan dengan norma Islam seperti

keteladanan dan lingkungan serasi.

5. Ciri-ciri Kepribadian Muslim

Pada umumnya manusia sebagai makhluk hudup mengalami

perubahan dan perkembangan, baik dari segi jasmani maupun dari segi

rohani. Pada perubahan dan perkembangan melalui proses akan nampak

ciri-ciri yang membedakan antara satu manusia dengan yang lainnya,

melalui pengalaman yang diperolehnya.

Islam menganjurkan kepada setiap muslim supaya

berusahamemiliki kepribadian yang sempurna, baik lahir maupun batin,

sehingga segala sesuatu yang dilakukannya sesuai dengantuntunan Islam.

Ketika mengalami kesulitan diluar dugaannya ia selalu sabar dan

menenangkan hatinya, karena di balik itu mungkin mengandung hikmah.

Sebagaimana di jelaskan dalam Al-Qur’an surat An-Nisaa’ ayat 19,

sebagai berikut:

Artinya:

Page 33: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

xxxiii

“….Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah),

karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan

padanya kebaikan yang banyak”. (Q.S. An-Nisaa:19).

Menurut A. Sadali bahwa:

Kehidupan muslim adalah kehidupan yang mengidentifikasi diri

pada peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT, dengan

memanisfestasikan di dalam keyakinan yang terdapat dalam rukun iman

dan dilaksanakan dalm rukun Islam, sehingga sampai ketingkat muttaqin

dan muhsiniin.28

Iman tidaklah berarti percaya atau tidak membantah, akan tetapi

iman itu mengucapkan dengan lisan, membenarkan dengan hati dan

dilakukan dengan perbuatan, sedangkan ibadah merupakan bukti

keimanan kepada Allah dengan menjalankan segala ketentuan perbuatan

yang harus dilakukan oleh manusia dalam rangka berhubungan dengan

Allah (syahadat, shalat, zakat, puasa, dan haji bagi yang mampu). Jadi

kepribadian muslim merupakan hasil dari pada mempraktekkan dari

segala rukun iman, rukunIslam dan tuntutan ihsan.

Lebih lanjut bagi Barmawy Umary mengatakan bahwa ciri-ciri

pribadi muslim itu adalah:

a) Mudah menghadapi segala problema hidup.

b) Gemar menunaikan yang haq dan benar.

c) Menjauhi segala yang bathil dan salah.

d) Suka mengakui kekhilafan diri dan tidak segan minta maaf.

e) Selektif dalam segala tindakan

28

A. Sadali, et.al., Islam Untuk Disiplin Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Bulan Bintang.

1987), Cet. Ke-1, h.89

Page 34: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

xxxiv

f) Memiliki perangai dan sifat-sifat keutamaan.29

Itulah sebagian dari ciri-ciri pribadi muslim atau hal-hal yang

harus dimiliki oleh seorang muslim. Disamping itu masih banyak ciri-

cirinya yang pada dasarnya melakukan hal-hal yang terpuji dimata

masyarakat terutama disisi Allah SWT dan menjauhi segala perbuatan

tercela yang membawa kepada kerusakan dunia dan akhirat.

6. Proses Pembentukan Kepribadian Muslim

Pembentukan kepribadian muslim pada dasarnya diarahkan

kepada pembentukan pandangan hidup yang mantap yang didasarkan

pada nilai-nilai keIslaman. Dengan demikian setiap pribadi manusia akan

memiliki pandangan yang sama, walaupun masing-masing mempunyai

faktor bawaan yang berbeda, yaitu kebenaran yang mengandung nilai-

nilai keIslaman.

Islam sebagai agama yang lurus mengajarkan pemeluknya untuk

senantiasa melakukan perintah dan larangan-Nya yang didasarkan pada

Al-Qur’an dan hadits. Hal itu dapat dilihat dari bagaimana seseorang

yang mengaku sebagai muslim yang baik akan berusaha melakukan

perbuatan yang didasarkan pada nilai-nilai Islam menjadi pilihan dalam

bagaimana seseorang muslim bercermin.

Pembentukan kepribadian seseorang dimulai sejak dini, tentunya

bukan hal yang mudah, akantetapi memerlukan ketekunan dan kesabaran

dalam jangka waktu yang cukup lama serta pendidikan moralpun harus

29 Barmawy Umary, Materi Akhlak, (Solo:1 Ramadhani, 1991), Cet. Ke-10, h.6

Page 35: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

xxxv

diberikan secara intensif. Berakumulasi dan konsisten baik di rumah,

sekolah maupun masyarakat.

a) Pendidikan Moral dalam Rumah Tangga

Keluarga merupakan lapangan pendidikan yang pertama, dan

pendidiknya adalah kedua orang tua. Dalam hal ini diharapkan orang

tua mengetahui cara mendidik dan harus mengerti ciri-ciri khas dari

setiap umur yang dilalui anak-anaknya, agar dalam usaha

pembentukan kepribadian si anak dapat berhasil serta diterima

penamaan nilai-nilai keagamaan oleh sianak sesuai dengan kadar

kemampuannya.

Pendidikan moral yang paling baik sebenarnya terdapat dalam

agama, karena beragamalah yang dapat dipatuhi dengan kesadaran

sendiri tanpa ada pelaksanaan dari luar. Keyakinan itu ditanamkan

sejak si anak lahir, sehingga menjadi bagian dari kepribadian si anak.

Pendidikan dan perlakuan orang tua terhadap anak-anaknya

hendaknya juga menjamin segala kebutuhan-kebutuhan baik fisik, jiwa

dan sosialnya perlu di perhatikan pula agar si anak merasa aman dan

tentram serta hidup tenang tanpa adanya kekecewaan.30

b) Pendidikan Moral di Sekolah

Sekolah dapat diusahakan supaya menjadi lapangan yang baik

bagi pertumbuhan dan perkembangan mental, moral anak-anak didik,

disamping tempat pemberian pengetahuan, pengembangan bakat dan

30

Zakiah Daradjat, Peranan Agama dalam Kesehatan Mental, (Jakarta: PT. Gunung

Agung, 1996), Cet. Ke-15, h.70

Page 36: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

xxxvi

kecerdasan. dengan kata lain, sekolah seharusnya menjadi lapangan

sosial bagi anak-anak, dimana pertumbuhan mental, moral dan segala

aspek kepribadian dapat berjalan dengan baik.

Pendidika agama haruslah dilakukan secara intensif supaya

ilmu dan amal dapat dirasakan oleh anak didik di sekolah, maka

pendidikan agama yang telah diterimanya dirumah akan dapat

berkembang.

Pergaulan anak didik hendaklah mendapat perhatian dan

bimbingan dari guru-guru, supaya pendidik itu betul-betul merupakan

pembinaan yang sehat bagi anak-anak. Sekolah harus dapat dapat

memberikan bimbingan dalam pengisian waktu luang, dengan

pendidikan atau kegiatan yang menyenangkan, tetapi tidak merusak

dan tidak berlawanan dengan ajaran agama.31

c) Pendidikan Moral di Masyarakat

Sejalan dengan pendidikan anak-anak, maka masyarakat yang

telah rusak moralnya perlu segera di perbaiki, karena kerusakan

masyarakat itu akan besar pengaruhnya terhadap usaha pembentukan

kepribadian muslim ini.

Bimbingan agama adalah unsur terpenting dalam pendidikan moral

dan pembentukan kepribadian muslim, karana itu bimbingan agama

31 Ibid., h.71

Page 37: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

xxxvii

harus dilaksanakan secara intensif di rumah tangga, sekolah dan

masyarakat.32

Yatim Piatu

1. Pengerian Yatim Piatu

Kata yatim berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata:

Dimana artinya: Telah menyendiri, menyendiri.33 �ي���- ����- ����

Sedangkan pada kamus Al-Munjid yatim adalah :

Artinya:

“Anak yang kehilangan ayahnya sedangkan ia belum sampai pada batas

orang dewasa”.34

Adapun pengertian yatim menurut istilah adalah tidak berbapak

atau tidak beribu, atau tidak beribu bapak, tetapi sebagian orang memakai kata yatim untuk anak yang bapaknya meninggal dunia.35

Kemudian dipertegaskan lagi oleh Hasan Shadaly bahwa yatim adalah anak yang belum dewasa dan yang tidak berbapak lagi.36

Sedangkan dalam Kamus Bahasa Indonesia, makna yatim adalah anak yang beribu dan tidak berbapak; setengah orang memakai kata yatim

untuk anak yang bapaknya meninggal, sedangkan piatu adalah anak yang

tidak yatim saja, juga tidak ada yang mmeliharanya.37

Dengan demikian, anak yatim adalah anak yang ditinggal wafat

ayahnya sedangkan ia masih belum berada dalam usia balig dan belum

dapat mengurus dirinya dengan baik. Dalam ajaran Islam, balig adalah

batas usia dari masa kanak-kanak kepada masa dewasa. Untuk dapat

mengetahui tanda-tanda balig dan batas umur seorang anak yang disebut

yatim adalah sebagai berikut :

a) Telah berumur 15 tahun.

b) Telah keluar mani.

32

Ibid., h.72 33 Muhammad bin Abi Bakar bin Abd. Qodir Ar-Razi, Muhtarus Shihab, h.741 34

Luis Al-Ma’luf, Al-Munjid Fill Lughat Wal-A’lam, (Beirut. Libanon: Dar El.

Masyrek, 1986), Cet ke-28, h.923 35

Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus B. Indonesia Kontemporer, ( Jakarta: Modern

English, 1991), h. 1727 36

Hasan Shadaly, Ensiklopedi Indonesia, (Jakarta: Ikhtisar Baru Van Hoeve, 1984,),

Jilid 7, h.3977 37

W.J.S. Poerwadarminta. Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : PN. Balai

Pustaka, 1985), h.1152

Page 38: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

xxxviii

c) Telah haid bagi anak perempuan.38

2. Pandangan Islam Terhadap Yatim dan Piatu

Anak yatim adalah anak yang patut diperhatikan dan dikasihihani

serta disayangi, terutama mereka yang keluarganya kurang mampu, sebab

mereka telah kehilangan kasih sayang dan perhatian dari orang tuanya

yang telah meninggal dunia. Selain itu mereka membutuhkan bimbingan

dan pengawasan untuk kemajuan bagi masa depannya. Karena kedudukan

anak yatim mendapatkan tempat yang sangat istimewa di ajaran Islam,

ayat-ayat al-Qur’an maupun hadits-hadits Nabi Muhammad Saw banyak menyinggung dan mencontohkan tentang bagaimana tata cara

memperlakukan dan menyantuninya anak yatim. Memperlakukan dan menyantuninya akan mendapatkan pahala yang sangat besar.

Menurut Prof. Dr. Mutawalli As-Sya’rawi dalam bukunya yang berjudul “Dosa-dosa Besar” mengemukakan bahwa anak yatim adalah

individu yang kehilangan keluarganya dan oleh karena itu dikatakan sebagai Durratun Yatiimah”, yang artinya seseorang yang sendirian.

Dengan demikian, anak yatim merupakan simbol dari kelemahan dalam

kehidupan manusia yang perlu mendapatkan pertolongan. Maka dari itu,

harus menyayangi mereka, sebagaimana dalam firman Allah Swt dalam

surat Al-Maun, ayat 1-4 yang berbunyi :

Artinya :

“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan Agama ? itulah orang-orang

yang menghardik anak yatim dan tidak menganjurkan memberi makan

orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi bagi orang-orang yang shalat,

yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya”, (Q.S. Al-Ma’un; 1-4).39

38

Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam, (Bandung: Sinar Batu Al-gensindo, 1994), Cet. Ke-

27, h.316 39 Al-Qur’an dan Terjemahannya, Ayat 1-7, h.1108

Page 39: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

xxxix

Ayat di atas menjelaskan bahwa setiap muslim harus memperhatikan dan menyayangi anak-anak yatim karena mereka merupakan titipan kepada umat yang harus diberikan santunan, diurus, dan didik dengan baik, sehingga mereka dapat merasakan yang sama sewaktu masih ada orang tuanya.

Sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw :

, �� أ�ن ا� ���م او ����� ( �ا� ا��� �� ا�� ) ������ ��� آنت أ�� وه��� ا

Artinya :

“Orang yang paling baik kepada anak yatim laki-laki atau perempuan,

maka saya dengan orang itu di kemudian hari didalam surga seperti jari

telunjuk dan jari tengah”, (H.R. Hakim dari Anas).40

Dari hadits di atas dapat diambil kesimpulan bahwa agama islam

begitu besar perhatiannya terhadap anak-anak yatim, sehingga Nabi

Muhammad dengan sendirinya menegaskan bahwa orang yang

menyantuni dan melindungi anak-anak yatim maka mereka akan masuk

surga bersama beliau, dan kedekatannya bagaikan jari telunjuk dan jari

tengah. Artinya tidak akan terpisahkan.

Jadi, demikian sangat besar penghargaan Nabi terhadap mereka

(umat) yang menyantuninya.

Akan tetapi sebaliknya, jika ada yang memperlakukan sewenang-

wenang, melantarkan, dan memakan harta anak yatim, maka Allah Swt

akan memasukan mereka kedalam api neraka.

40

As-Sayyid Ahad Al-Hasyimiy, Terjemah Muhktarul Ahadits, Hikamil

Muhammadiyah, (Bandung: Alma’arif, 1996), Cet. ke-6, h.734

Page 40: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

xl

Sebagaimana Firman Allah Swt dalam surat An-Nisaa, ayat 10

yang berbunyi:

Artinya :

“Sesugguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara

zalim, sebenarnya mereka menelan api sepenuh perutnya dan mereka

akan masuk ke dalam api neraka yang menyala-nyala”.41

Kutipan-kutipan ayat suci al-Qur’an diatas menunjukan betapa

besarnya perhatian Allah Swt kepada anak yatim dan tentunya merupakan

tuntunan yang harus dipatuhi oleh manusia. Betapapun beratnya

menyantuni atau menyayangi anak yatim, tetapi lebih berat lagi bahaya

yang ditimbulkan akibat membiarkannya hidup terlantar tanpa ada seorang

pun yang memperdulikannya.

Karena menyantuni anak yatim identik dengan membangun masa

depan bangsa secara nyata, yaitu dengan menanamkan harapan para anak

yatim di masa kini agar dapat menuai masa depan mereka yang lebih

cerah. Selain itu, pemerintah harus bertanggung jawab terhadap nasib-

nasib mereka karena bagaimanapun pemerintah adalah bagian yang tak

dapat dipisahkan dari anggota masyarakat di suatu negara.

Sebagaimana yang tertera dalam UUD 1945 yang berbunyi : “Fakir

miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara”.42

3. Pembinaan Yatim Dan Piatu Menurut Ajaran Islam

41

Al-Qur’an dan Terjemahannya, Ayat 10, h.116 42 UUD, 1945, Pasal 34 ayat 2

Page 41: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

xli

Adapun beberapa hal yang pokok dalam pembinaan anak yatim

piatu, penulis dapat kemukannya sebagai berikut :

a) Menjamin Makan dan Minumnya.

Makan dan minum merupakan kebutuhan pokok bagi

kehidupan manusia, tanpa makan dan minum manusia akan lemah baik

fisik maupun daya fikirnya, oleh karena itu pahala yang cukup besar

bagi orang yang memberi makan dan minum bagi anak yatim.

Sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw yang berbunyi : � أ ن ���ن "��� �د �ك ��� ; ا ��� ا���م وأ ��� �أ ��, �أ ��م� �� ����� ; ���ن ����, � ر� �

( ��ا) ا�'��ا &$ %� أ �$ ا�د ر دا ) أ�#Artinya: “Apakah engkau menyukai supaya lunak hatimu dan engkau akan

memperoleh keinginanmu kalau begitu, kasihilah anak yatim dan

usaplah kepalanya dan berikan makanlah dia dari pada

makananmu, nanti hatimu akan lunak (lembut) dan akan engkau

capai kehendakmu”, (H.R. Thabrani dari abid Darda). 43

b) Memelihara Hartanya.

Adakalanya anak yatim yang di tinggal (wafat) bapaknya,

meninggalkan warisan untuk anak tersebut baik harta itu banyak

ataupun sedikit haruslah dijaga dan digunakan untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya.

c) Memberikan Kasih Sayang.

Sebagaimana kita ketahui anak yatim piatu adalah anak yang

kehilangan kasih sayang dari orang tuanya, karena meninggal dunia.

Oleh karena itu patutlah kita sayangi mereka seperti anak kandung

sendiri, sekaligus sebagai pengganti orang tuanya yang telah tiada. Hal itu diperlukan agar mereka tidak putus asa dalam menjalani

hidupnya, sebagai realisasi atau bukti nyata dalam pemberian kasih sayang, misalnya dengan memberikan santunan baik berupa uang,

pakaian, atau makanan pada hari raya besar umat Islam, atau mengajaknya ke tempat rekreasi atau tempat bersejarah untuk

menambah wawasan dan pengalamannya. d) Memberikan Pendidikan.

Selain memberikan kasih sayang dan memberikan nafkah

terhadap anak yatim, kita juga wajib memberikan pendidikan yang

berorientasi kepada akhlak dan ilmu pengetahuan baik berupa

pendidikan formal dan informal, diantaranya mengajarkan tata cara

shalat, membaca Al-Qur’an (mengaji) dan sebagainya. Sehingga

didalam jiwa mereka tumbuh pribadi-pribadi muslim yang

berlandaskan agama Islam.

43

As. Sayyid Al-hasyimiy, Terjemah Mukhtarul Hadits, Hikamil Muhammadiyah,

(Bandung: Al-Ma’arif, 1996) Cet-6,.h.734

Page 42: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

xlii

BAB III

GAMBARAN UMUM YAYASAN BAITUL MA’MUR

Latar Belakang Berdirinya Yayasan Baitul Ma’mur

Yayasan Baitul Ma’mur berdiri dari cetusan hati seorang manusia

muslim, setelah mengalami cobaan Allah SWT dalam melaksanakan

usahanya. Orang ini adalah bapak Drs.H. Rusmam Ma’mur yang dalam

usahanya sehari-hari sebagai pimpinan swalayan Titop Jakarta.

Usaha ini dirintis dengan mendirikan satu toko swalayan sederhana

dengan luas 200 meter, bertempat di Jalan Balai Pustaka. Perjalanan usahanya

pada awalnya berkembang dengan baik, namun sesudah 2 tahun berjalan,

usaha beliau ini mendapat musibah dengan terbakarnya toko swalayan oleh si

jago merah. Pada saat menghadapi bencana yang datang tiba-tiba tersebut,

beliau bukan menghadapi kekecewaan dan putus asa dengan berlarut-larut,

tanpa di sadari langkah beliau ditujukan ke sebuah masjid dan melakukan

mujahadah dengan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah dengan

melaksanakan shalat dan berdo’a sehingga beliau menyadari bahwa semua itu

merupakan peringatan atau ujian, karena pada pada waktu beliau menjalankan

usahanya mungkin beliau lupa akan hak-hak fakir miskin dan anak-anak yatim

piatu.

Setelah beliau menyadari musibah tersebut, tidak ada henti-hentinya

beliau memanjatkan do’a mungkin di balik ini semua ada hikmah yang begitu

besar.

Page 43: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

xliii

Niat yang tulus dari hati beliau untuk memberikan sebagian rizki

dalam usahanya kepada fakir miskin dan anak-anak yatim piatu tercapai pula,

sehingga dalam jangka waktu singkat do’a beliau di izabah dengan datangnya

sodoran bantuan dari berbagai instansi-instansi diantaranya Bank dan Pemda

DKI.

Setelah dana mencukupi dicarilah lahan tempat untuk mendirikan

yayasan yang di dapat didaerah Bojong Gede Bogor dengan seluas 3 hektar.

Pada awal bulan ramadhan tahun 1995 mulailah kehidupan panti

dengan jumlah 5 anak asuh dan 2 orang pengajar dan pada bulan berikutnya

dapatlah tambahan anak asuh yang berjumlah 21 dari daerah depok sehingga

keseluruhanya berjumlah 26 anak asuh.

Kehidupan panti yang pada awalnya dilindungi perorangan oleh Bapak

Drs.H.Rusman Ma’mur pada akhirnya beliau berkeinginan untuk dibentuk

suatu badan resmi yang bernama Yayasan Baitul Ma’mur Akte Notaris

No.08/03/10/1995 oleh Notaris Ny. Djunawati Soetarmono SH.1. Dengan

pendirinya Bapak Drs.H. Rusman Ma’mur.

Adapun Susunan Pengurus Yayasan Baitul Ma’mur periode 2005-2006

adalah sebagai berikut :

1. Penasehat : H. Abdul Karim

2. Pimpinan : Drs. H. Rusman Ma’mur

3. Pengasuh : Dra. Hj. Nurana

4. Sekretaris : Hj. Hamdah Hamidah

5. Bendahara : Drs. Mustofa

1 Hasil Wawancara dengan Pengasuh Yayasan Baitul Ma’mur Ibu Dra. Hj. Nurana :

pada tanggal 14 September 2005, pukul 09.00-selesai di sekretariat Yayasan Baitul Ma’mur

Page 44: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

xliv

6. Sie Usaha Dana : Taisyir

7. Sie. Pendidikan : Ust. Lukman

8. Sie. Humas : Kamrizal

9. Olah raga : Jezen Zaelani

10. Ketua DKM : H. Syaifuddin

11. Koor. Majlis Taklim : Hj. Cholilah2

Mereka yang berada dalam susunan pengurus Yayasan tersebut adalah

sukarelawan, tanpa mengharapkan suatu imbalan atau santunan semacamnya.

TABEL I

REKAPITULASI DATA TINGKAT PENDIDIKAN

ANAK YATIM PIATU YAYASAN BAITUL MA’MUR

TH 2005-2006

TINGKAT

PENDIDIKAN L P JUMLAH

SD/MI 9 5 14

SLTP/MTS 4 7 11

SLTA/MA 3 5 8

JUMLAH 16 17 33

Adapun sumber dana yayasan berasal dari masyarakat luas sebagai

donatur tetap atau tidak tetap, dimana donatur tetap adalah mereka yang

memberikan santunan secara rutin dalam satu bulan sekali, baik itu diantar

langsung ke yayasan atau dijemput oleh pihak yayasan kepada donatur yang

bersangkutan. Sedangkan donatur tidak tetap adalah mereka yang kapan saja

mereka berniat atau mempunyai rizki yang lebih dan ingin memberikannya ke

yayasan, maka pada waktu itu pula sumbangan tersebut menjadi masukan

dana yayasan, baik diantarkan sendiri atau dijemput oleh pihak yayasan.

2 Sumber dari Pengurus Yayasan Baitul Ma’mur

Page 45: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

xlv

Untuk kegiatan sehari-hari di yayasan dari mulai mereka bangun pagi

dan melaksanakan shalat subuh berjamaah yang diteruskan dengan pengajian

rutin pagi, setelah itu setiap anak melakukan aktivitasnya setiap hari dari pagi

sampai malam hari.

Kegiatan sehari-hari yatim piatu Yayasan Baitul Ma’mur diantaranya

sebagai berikut :

TABEL II

NO JAM KEGIATAN

1 04.00-05.30 1. Bangun Tidur

2. Sholat Shubuh berjamaah

3. Mengulang Pelajaran Sekolah ( saat ke masjid

buku pelajarannya di bawa)

2 05.30-06.30 1. Membersihkan Kamar

2. Persiapan pergi ke Sekolah

3. Makan pagi (Sarapan)

4. Berangkat ke Sekolah

3 06.30-13.30 1. Di sekolah masing-masing

4 13.30-15.00 1. Makan siang

2. Istirahat

5 15.00-17.30 1. Sholat Ashar berjamaah

2. Olah Raga

3. Kegiatan masing-masing

6 17.30-20.00 1. Persiapan Shalat Magrib

2. Shalat Magrib berjamaah

3. Pengajian, baca Al-Qur’an, Hafalan Surath

4. Sholat Isya berjamaah

7 20.00-21.30 1. Makan malam

2. Belajar bersama

8 21.30-04.00 1. Istirahat (tidur)

Page 46: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

xlvi

2. Shalat Tahajud (bagi yang mau)

Yayasan Baitul Ma’mur mewajibkan sholat wajib secara berjama’ah

dan dilakukan di masjid kecuali shalat dzuhur.

Satu waktu shalat wajib ini tidak diwajibkan sholat secara berjama’ah

karena waktu pulang sekolah anak asuh tidak bersamaan. Apabila anak asuh

tidak melaksanakan sholat berjamaah kecuali sholat dzuhur, anak asuh akan

mendapatkan sanksi. 3X tidak melaksanakan sholat berjamaah mendapatkan

sanksi berupa menghafal al-Qur’an dan membersihkan masjid.3

Kegiatan tersebut harus mereka laksanakan dengan sungguh-sungguh.

Apabila ada anak asuh yang melanggar dari program-program tersebut,

maka mereka akan mendapatkan sanksi sesuai dengan jenis pelanggaran yang

mereka langgar. Pemberian sanksi tersebut dimaksudkan agar para anak asuh

dapat menyadari pentingnya menjalankan peraturan yang telah dibuat oleh

pihak pengelola dan pembina Yayasan Baitul Ma’mur dan agar mereka selalu

disiplin.

Visi, Misi dan Tujuan Yayasan Baitul Ma’mur

1. Visi

♦ Terwujudnya anak asuh yatim piatu yang kreatif, bermotivasi,

berakhlak, disiplin, terampil, serta dapat melanjutkan jenjang yang

lebih tinggi.

2. Misi

♦ Menanamkan nilai-nilai keimanan.

3 Ust. Lukman, Staf Pengajar / Pembimbing Yayasan Baitul Ma’mur, Wawancara

Pribadi, Bojong gede, 15 September 2005

Page 47: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

xlvii

♦ Membangun semangat disiplin, terampil serta mandiri.

♦ Menyiapkan anak asuh yatim piatu agar dapat menciptakan lapangan

kerja sendiri.

3. Tujuan

♦ Membantu pemerintah dalam mengembangkan dan meningkatkan

mutu pendidikan serta memperluas kesempatan kepada anak usia

sekolah untuk dapat sekolah.

Kondisi Fisik Yayasan

Luas tanah lingkungan Yayasan Baitul Ma’mur Luas 3 hektar, dengan

perincian gedung bangunan sebagai berikut :

♦ Gedung Asrama Yatim piatu Putra Yayasan Baitul Ma’mur

Luas : 7 X 21 M2.

♦ Gedung Asrama Yatim piatu Putri Yayasan Baitul Ma’mur

Luas : 16 X 18 M2.

Kapasitas 30 sampai 50 orang anak asuh yang mukim putra dan putri

♦ Gedung Masjid Jami Baitul Ma’mur (sarana umum)

Luas : 15 X 24 M2.4

Selanjutnya sisa dari luas tanah di gunakan sebagian lapangan sepak

bola, bulu tangkis, dan lahan pertanian.

Secara garis besarnya kondisi fisik Yayasan baitul Ma’mur masih

layak, baik dari sekretariatnya maupun gedung asrama dan masjid. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat dari Tabel berikut :

4 Sumber dari Pengurus Yayasan Baitul Ma’mur

Page 48: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

xlviii

TABEL III

KONDISI FISIK YAYASAN BAITUL MA’MUR

KONDISI

NO FASILITAS BAIK

KURANG

BAIK BURUK

1 Sekretariat

X

2 Asrama Putra dan Putri X

3

Masjid X

4 Musholla

X

5 Lapangan Sepak Bola X

6 Lapangan Badminton X

7 Ruang Belajar X

8 Tempat Wudhu X

9 Gudang Konsumsi

X

10 Dapur Umum X

Letak Geografis

Yayasan Panti Asuhan Baitul Ma’mur terletak di Jl. Raya Bojong gede –

Bogor, dekat antara Stasiun Kereta Api Bojong Gede dengan Stasiun Kereta

Api Cilebut. Tepatnya di Kp. Gelonggong RT.02/05 No.07 Desa Waringin

Jaya Kec. Bojong gede Kab. Bogor.

Page 49: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

xlix

BAB IV

TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS DATA

DI YAYASAN BAITUL MA’MUR

A. Pelaksanaan Bimbingan Agama Dalam

Pembentukan Kepribadian Muslim Pada Anak Yatim

Piatu

Secara umum pelaksanaan bimbingan agama di yayasan Baitul

Ma’mur ini sudah diprogramkan, yaitu setiap anak di panti harus mengikuti

pelajaran tambahan, di samping sistem pembelajaran yang wajib yaitu di

sekolahnya masing-masing. Termasuk pelajaran agama, yang secara inklusif.

Para pembimbing yang aktif dalam memberikan pembelajaran

terhadap anak yatim piatu terdiri dari dua pembimbing yaitu; Dra.Hj.Nurana

(pengasuh yayasan) yang merupakan lulusan dari STAI al-Ridwan, dan

Ust.Lukman, lulusan dari ponpes Ulumudin Padang.

Tujuan bimbingan agama yang dilaksanakan di yayasan baitul Ma’mur

agar membantu individu mewujudkan dirinya sebagai manusia seutuhnya

untuk mencapai kehidupan di dunia dan di akhirat. Dan menjadi individu yang

memiliki kepribadian muslim sejati.

Materi yang diberikan dalam seminggu 6 kali pertemuan yang

dilaksanakan setelah ba’dha magrib.

Page 50: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

l

Selanjutnya pengjian khusus, dilaksanakan pada malam jum’at yang

didalamnya dibahas mengenai Akidah dan Akhlak.

Adapun buku pedoman yang digunakan dalam pelaksanaan bimbingan

agama yang berhubungan dengan pembentukan kepribadian muslim adalah :

“akhlaqul Lil baniin, Riyadus Sholihin, dan buku kisah-kisah para

Nabi dan sahabat”.

B. Metode Bimbingan Agama Dalam Pembentukan kepribadian

Muslim Bagi Anak Yatim Piatu

Dalam melaksanakan bimbingan agama di Yayasan baitul Ma’mur

memnggunakan metode sebagai berikut :

1. Metode Direktif ( cara mengarahkan )

a. Individual, yaitu jika ada anak asuh yang menghadapi

masalah anak asuh datang datang kepada ustadz atau

pengasuh yayasan hanya memeberikan alternatif-

alternatif pemecahan masalah tersebut dan anak asuhlah

yang dapat mengambil keputsan dari alternatif-alternatif

yang telah diberikan oleh ustadz atau pengasuh

yayasan.

b. Kelompok, para anak asuh mendapatkan bimbingan

agama melalui ceramah, diskusi, tanya jawab.

2. Metode Non direktif (cara tidak mengarahkan), pada metode ini

pembimbing memeberikan seluas-luasnya kepada anak asuh untuk bercerita

Page 51: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

li

mengungkapkan rahasia pribadinya. Pada akhirnya pembimbing memberikan

petunjuk-petunjuk tentang usaha yang akan dilakukan oleh anak asuh.

C. Metode Pelaksanaan Bimbingan Agama Dalam Membentuk

Kepribadian Muslim Bagi Anak Yatim Piatu

Pelaksanaan bimbingan agama dalam pembentukan kepribadian muslim

anak yatim piatu adalah sebagai berikut :

1. Pembentukan kepribadian muslim yang dilakukan dengan adanya pembiasaan,

anak asuh harus menerapkan apa yang telah didapatkan dibangku formal dengan

cara mengikuti program-program yang dijadwalkan oleh lembaga sekolahnya

masing-masing dan mengikuti pelajaran tambahan “Plus” yang dijadwalkan oleh

pengelola dan pembina yayasan. Tujuan dari metode ini untuk mencetak anak

asuh yatim yang berkepribadian muslim (Akhlakul karimah).

2.Pembentukan kepribadian muslim diberikan secara formal, yaitu dengan cara

memberikan pelajaran kepada anak asuh tentang penanaman nilai-nilai keislaman

diantaranya yaitu mengkaji kitab-kitab yang berhubungan dengan keagamaan,

selain mengkaji kitab-kitab keagamaan para anak asuh mendapatkan pelajaran

umum yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan di sekolahnya, hal ini

dimaksudkan agar dapat meningkatkan kreativitas anak asuh dalam pendidikan

agama maupun umum, agar lebih percaya diri dalam mengamalkan ilmu

pengetahuan duniawi dan ukhrawi.5

5 Ust. Lukman H, Staf Pengajar/ Pembimbing Yayasan Baitul Ma’mur, Wawancara Pribadi,

Bojong Gede, 15 Agustus 2005

Page 52: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

lii

C. Analisis Penelitian

1. Upaya Yayasan Baitul Ma’mur Dalam Pembentukan Kepribadian Muslim pada

Anak Yatim Piatu

Kegiatan Bimbingan Agama dalam Pembentukan Kepribadian

Muslim pada Anak Yatim Piatu di Yayasan Baitul Ma’mur sangat

bervarian bentuknya, masalah-masalah ibadah sampai penerapan akhlak

dalam kehidupan sehari-hari, serta peningkatan sosialisasi kepada

lingkungan luar panti/asrama, hal tersebut yang penulis jadikan penelitian

utama dan dituangkan dalam sebuah tabel sesuai dengan angket yang telah

dibagikan kepada responden, yaitu :

a. Bimbingan Ibadah :

TABEL V

Pelatihan Ibadah

NO KATEGORI JAWABAN F P

1 Selalu 21 64%

2 Kadang-kadang 12 36%

3 Tidak pernah diadakan - -

Jumlah 33 100%

Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa 64% dari responden

menyatakan bahwa pihak yayasan selalu mengadakan pelatihan ibadah,

36% menyatakan kadang-kadang dan tidak ada yang menyatakan tidak

pernah diadakan. Hal ini menjelaskan bahwa yayasan ini sering

mengadakan pelatihan ibadah yang juga akan berimplikasi pada

pembentukan kepribadian muslim anak yatim piatu tersebut.

TABEL VI

Mengadakan shalat berjamaah

Page 53: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

liii

NO KATEGORI JAWABAN F P

1 Selalu 19 58%

2 Kadang-kadang 14 42%

3 Tidak pernah - -

Jumlah 33 100%

Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa 58% dari responden

menyatakan bahwa pihak yayasan selalu mengadakan sholat berjamaah,

42% menyatakan kadang-kadang dan tidak ada yang menyatakan tidak

pernah. Hal ini menjelaskan bahwa yayasan ini selalu mengadakan sholat

berjamaah yang juga akan berimplikasi pada pembentukan kepribadian

muslim anak yatim piatu tersebut.

TABEL X

Keinginan untuk meninggalkan shalat

NO KATEGORI JAWABAN F P

1 Selalu ada 1 3%

2 Kadang-kadang 7 21%

3 Tidak pernah ada 25 76%

Jumlah 33 100%

Dari tabel diatas bahwa 3% anak panti menyatakan keinginan

untuk meninggalkan sholat wajib, yang menyatakan kadang-kadang

sebanyak 21% sisanya mereka yang tidak pernah mempunyai keinginan

untuk meninggalkan sholat wajib sebanyak 76% hal ini menunjukkan

bahwa dampak dari pelatihan ibadah yang dilakukan oleh pengurus/pihak

yayasan dapat berpengaruh pada anak-anak panti.

b. Akhlak (sikap)

TABEL XI

Memberikan salam kepada setiap orang yang dikenal

NO KATEGORI JAWABAN F P

Page 54: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

liv

1 Selalu 11 33%

2 Kadang-kadang 19 58%

3 Tidang pernah 3 9%

Jumlah 33 100%

Tabel di atas menunjukkan 33% anak panti selalu memberikan

salam kepada orang yang di kenal, yang menyatakan kadang-kadang

adalah 58% hal ini menjelaskan bahwa mereka kadang-kadang

memberikan salam kepada orang yang di kenal dan kadang-kadang tidak

melakukannya, oleh karena itu mereka harus membiasakan diri untuk

memberikan salam kepada orang yang dikenal terlebih dahulu. Dan

sisanya 9% mereka tidak pernah memberikan salam kepada setiap orang

yang dikenalnya.

TABEL XII

Menjawab salam dari orang lain

NO KATEGORI JAWABAN F P

1 Selalu 27 82%

2 Kadang-kadang 6 18%

3 Tidak pernah - -

Jumlah 33 100%

Tabel di atas menjelaskan bahwa sebesar 82% selalu menjawab

salam dari orang lain, menunjukkan sikap sopan santun anak panti kepada

orang yang memeberikan salam kepada mereka dengan menjawab salam

tersebut, tetapi masih ada 18% mereka kadang-kadang menjawab atau

tidak menjawab salam dari orang lain. Dan tidak ada yang menyatakan

tidak pernah menjawab salam dari orang lain.

TABEL XIII

Berbicara dengan kata-kata yang baik

Page 55: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

lv

NO KATEGORI JAWABAN F P

1 Selalu 13 39%

2 Kadang-kadang 20 61%

3 Tidak pernah - -

Jumlah 33 100%

Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa sebesar 39% menyatakan

selalu berbicara dengan kata-kata yang baik, dan 61% menyatakan

kadang-kadang berbicara dengan kata-kata yang baik, hal ini menunjukkan

bahwa mereka perlu membiasakan diri untuk selalu berbicara dengan kata-

kata yang baik dan sopan kepada siapa saja, karena itu dapat

mencerminkan kepribadian seseorang. Dan tidak ada yang menyatakan

tidak pernah berbicara dengan menggunakan kata-kata yang baik.

TABEL XIV

Sikap terhadap nasehat atau bimbingan

NO KATEGORI JAWABAN F P

1 Selalu menolak 3 9%

2 Kadang-kadang menolak 12 36%

3 Tidak pernah menolak 18 55%

Jumlah 33 100%

Tabel di atas dapat dilihat bahwa 9% menyatakan sikap selalu

menolak nasehat atau bimbingan yang diberikan oleh pengurus/pihak

yayasan, yang kemungkinan disebabkan karena kurangnya pengawasan

terhadap mereka (anak panti), dan 36% menyatakan kadang menerima dan

kadang menolak terhadap nasehat atau bimbingan tersebut, sisanya 55%

mereka tidak pernah menolak terhadap semua nasehat yang diberikan,

karena hal tersebut untuk kebaikan mereka sendiri.

Page 56: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

lvi

TABEL XV

Sikap terhadap Peraturan Yayasan

NO KATEGORI JAWABAN F P

1 Selalu mematuhi 28 85%

2 Kadang-kadang mematuhi 5 15%

3 Tidak pernah mematuhi - -

Jumlah 33 100%

Tabel di atas menyatakan bahwa 85% anak panti selalu mematuhi

peraturan yang ada di yayasan, hal ini menunjukan kepatuhan mereka

terhadap tata tertib yang berlaku di yayasan, dan sisanya 15% mereka

menyatakan kadang-kadang mematuhi peraturan yang ada di yayasan. Dan

tidak ada yang menyatakan tidak pernah mematuhi peraturan yang ada di

yayasan.

TABEL XVI

Melaksanakan sholat lima waktu setiap hari berjama’ah

NO KATEGORI JAWABAN F P

1 Selalu 8 24%

2 Kadang-kadang 24 73%

3 Tidak pernah 1 3%

Jumlah 33 100%

Tabel di atas menjelaskan bahwa dalam sholat lima waktu setiap

hari berjamaah sebanyak 24% anak panti selalu melaksanakannya, 73%

menyatakan kadang-kadang melaksanakannya, yang kemungkinan

dikarenakan aktifitas setiap anak yang berbeda-beda, yang menyebabkan

kegiatan sholat berjamaah di panti dilakukan pada sholat wajib tertentu

saja. Dan 3% menyatakan tidak pernah melaksanakan sholat lima waktu

setiap hari berjamaah dan lebih cenderung melaksanakan sholat sendiri.

Page 57: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

lvii

TABEL XVII

Membaca Al-Qur’an

NO KATEGORI JAWABAN F P

1 Selalu 26 79%

2 Kadang-kadang 7 21%

3 Tidak pernah - -

Jumlah 33 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebesar 79% anak panti

selalu membaca al-Qur’an setiap hari, 21% menyatakan kadang-kadang

melakukannya dan sisanya tidak ada. Hal ini menunjukkan bahwa

sebagian kecil anak panti ada yang tidak membaca al-Qur’an setiap

harinya, dan yang mereka lakukan hanya pada waktu tertentu saja.

TABEL XVIII

Sikap terhadap kesalahan orang lain

NO KATEGORI JAWABAN F P

1 Selalu memaafkan 27 82%

2 Kadang-kadang memaafkan 5 15%

3 Tidak pernah memaafkan 1 3%

Jumlah 33 100%

Tabel di atas menjelaskan bahwa 82% anak panti menyatakan

selalu memaafkan kesalahan orang lain, karena hal tersebut menunjukan

kepribadian yang baik seseorang, dan 15% menyatakan kadang-kadang

memafkan kesalahan orang lain, sisanya 3% tidak pernah memaafkan

kesalahan orang lain.

TABEL XIX

Cara bergaul dengan orang lain

NO KATEGORI JAWABAN F P

1 Selalu memilih-milih 2 6%

2 Kadang-kadang memilih 2 6%

3 Tidak pernah memilih-milih 29 88%

Page 58: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

lviii

Jumlah 33 100%

Tabel di atas menjelaskan bahwa 6% anak

panti selalu memilih-milih teman bergaul,

prosentase yang sama anak panti kadang-

kadang memilih-milih teman dalam bergaul,

sisanya 88% tidak pernah memilih-milih teman

dalam bergaul. Hal ini menunjukkan bahwa

mereka bergaul dengan siapa saja tetapi harus

tetap menjaga sikap dan tingkah laku yang

baik dan terpuji.

Page 59: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

lix

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil penulis dan juga sebagai

jawaban dari perumusan masalah skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Adapun pelaksanaan kegiatan bimbingan agama dalam pembentukan

kepribadian muslim pada anak yatim piatu di Yayasan Baitul Ma’mur

diantaranya adalah sering diadakannya pelatihan ibadah, selalu

melaksanakan sholat berjamaah, dan pihak yayasan juga selalu

memberikan bimbingan untuk selalu bertingkah laku baik. Dimana

semuanya itu adalah kegiatan yayasan mudah-mudahan akan tercipta

pembentukan kepribadian muslim anak yatim piatu.

Bahwasanya bimbingan agama dalam pembentukan kepribadian

muslim anak yatim piatu di yayasan Baitul ma’mur sangat berperan,

dilihat dari pembimbing atau ustadz yang berada di yayasan, yang telah

memberikan bimbingan terhadap anak-anak panti yang disampaikan

dengan metode ceramah yang berkenaan dengan bertingkah laku baik atau

terpuji yang sesuai dengan kepribadian muslim.

2. Metode yang digunakan pada Yayasan Baitul Ma’mur terhadap anak yatim

dan piatu, seperti ceramah, tanya jawab dan diskusi. Melalui mengkaji kitab-kitab

kuning dan buku-buku cerita para sahabat Nabi serta hapalan surath atau ayat

pendek, latihan praktik ibadah ahalat.

3. Hambatan atau kendala yang dihadapi yayasan Baitul Ma’mur pada

pelaksanaan bimbingan agama dalam pembentukan kepribadian muslim anak

Page 60: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

lx

yatim piatu ini diantaranya adalah kurangnya seorang pembimbing yang

memantau terus kegiatan dan prilaku anak-anak sehari-hari, selain itu juga

tidak adanya sarana lembaga sekolah yang mandiri (milik Yayasan), sehingga

anak-anak panti tidak usah mengikuti pendidikan formal di luar.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian diatas, ada beberapa hal yang penulis

sarankan yaitu:

1. Untuk Yayasan Baitul Ma’mur, harus meningkatkan kwalitasnya, baik dari

segi pembangunnya, pelayanan terhadap masyarakat ataupun SDM

(Sumber Daya Manusia) baik anak-anak panti ataupun lapisan

pengurusnya. Misalnya tidak hanya mengadakan pengajian di dalam panti

saja, akan tetapi mulai di rencanakan kunjungan ke yayasan atau panti

asuhan lain, yang di jadikan sebagai ajang untuk studi banding dalam

rangka meningkatkan kwalitas yayasan masing-masing, sekaligus menjalin

tali silaturahim yang lebih luas lagi. Kemudian lebih merealisasikan

program kerja yang telah di sepakati bersama antar pengurus dan tidak

hanya tertulis diatas kertas saja, akan tetapi dapat dilaksanakan demi

peningkatkan kesejahteraan bersama.

2. Kepada seluruh pengurus Yayasan Baitul Ma’mur, harus lebih

memeberikan perhatian, mencurahkan kasih sayangnya dan lebih

mendekatkan diri kepada anak-anak panti, agar anak-anak yang tinggal di

panti lebih merasakan keberadaan pengurus dilingkungannya, yang dalam

kenyataannya pengurus ini sangat berperan sebagai pengganti orang tua

Page 61: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

lxi

bagi mereka (anak-anak panti) karena sebagian dari pengurus lebih

cenderung sibuk dan memusatkan perhatiannya kepada pekerjaannya

terhadap aktifitasnya masing-masing, walaupun seluruh pengurus tidak

mendapatkan tunjangan dari yayasan.

3. Hendaknya Yayasan baitul ma’mur lebih melibatkan para pemuda-pemuda

di sekitar lingkungan panti dalam mengurusi dan menjaga yayasan ini.

4. Hendaknya Yayasan baitul ma’mur sekiranya dapat membangun sebuah

perpustakaan untuk anak-anak panti agar dapat menambah wawasan dan

memancing minat membaca kepada anak asuh.

5. Untuk anak-anak panti (yatim piatu), senantiasa harus lebih meningkatkan

prestasi belajar di sekolahnya masing-masing, karena dengan begitu nama

baik dan citra Yayasan Baitul ma’mur akan harum dimata mereka

(masyarakat), dan lebih memupuk kepercayaan masyarakat terhadap

yayasan. Selain itu juga setiap anak harus selalu menjaga sikap, tingkah

laku dan tutur kata dalam bergaul di mana saja berada baik dilingkungan

yayasan ataupun dilingkungan masyarakat, sehingga akan tercipta

pandangan masyarakat terhadap anak-anak panti khususnya dan yayasan

Baitul Ma’mur pada umumnya akan tetap baik dan terjaga.

Page 62: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

lxii

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an Dan Terjemah

Arifin H. M, Filsafat Pendidikan Islam,(Jakarta: Bina Aksara, 1987), Cet. ke-1

__________, Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Teoristis dan Praktis

Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, (Jakarta : Bumi Aksara, 1996),

Cet. ke-4

__________, Pokok-Pokok tentang Bimbingan Penyuluh Agama, (Jakarta: Bulan

Bintang, 1976), h. 25

__________, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Agama, (Jakart : Golden Terayon Press), h. 1

Marimba, ahmad D, Drs., Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-

Ma’arif, 1986), Cet. ke-6

Walgito, Bimo, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Yogjakarta: Andi Offset,

1993), h.4

Umary, Barmawy, Materi Akhlak, (Solo: 1 Ramadhan, 1991), Cet. ke-10

Gunarsa, Singgih D., Dr., Psikologi Untuk Membimbing, (Jakarta: Gunung Mulia,

1998), Cet. ke-4

Sadali, A, et, al., Islam Untuk Disiplin Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Bulan Bintang,

1987), Cet. ke-1

Daradjat, Zakiah, Prof., Dr., Peranan Agama dalam Kesehatan Mental, (Jakarta:

PT. Gunung Agung, 1996), Cet. ke-15

_____________________, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), Cet. ke-15

_____________________, Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental,

(Jakarta: Bulan Bintang, 1982), Cet. ke-3

Faqih, Aunur Rahim, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, (Yogjakarta: UII

Press, 2001), Cet. ke-2

Poerwadarminta, W.J.S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

pustaka, 1989), Cet. ke-11

Sujanto, Agus, et, al., Psikologi Kepribadian, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), Cet.

ke-8

Page 63: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19195/1/MAHMUD...Akhirnya mudah-mudahan skripsi sederhana ini, dapat bermanfaat

lxiii

Winkel, W.S, FKIP, IKIP, Senata Darma, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah,

(Jakarta: P.T Gramedia, 1998), h.18

Jumhur, Bimbingan di Sekolah Menengah, (Jakarta: 1987), h.25

Shadaly, Hasan, Ensiklopedi Indonesia, (Jakarta: Ikhtisar Baru Van Hoeve, 1984),

Jilid 7

Al-Ma’luf, Luis, Al-Munjid Fill Lughat Wal-a’lam, (Beirut. Libanon :Dar El.

Masyrek, 1986), Cet. ke-28

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan

Disertasi, (Jakarta, 2002), Cet. ke-2

Arikunto, Suharsimi, Prof., Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,

(Jakarta: Rineka Cipta, 2002), Cet. ke-12

Sudjono, Anas, Drs., Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: P.T Raja Grafindo

Persada, 1999), h.40

Jalaluddin, Dr., Keluarga Muslim Dalam masyarakat Modern, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1993), Cet. ke1

Yusuf LN, Syamsu, H., Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya, 2002), Cet. ke1

Yenny Salim, Peter, Kamus Bahasa Indonesia kontemporer, (Jakarta: Modern

English,1991), h,1727.