Sahabat Disaat Sehat Dan Sakit
VISI, MISI, TUJUAN DAN MOTTO
RSIA PKU MUHAMMADIYAH ROGOJAMPI
visi:Rumah sakit yang terpercaya, professional dan islami.
Misi: Mengupayakan keselamatan dan kepuasan pasien secara
optimal Mengembangkan sumber daya pelayanan yang berkapabilitas dan
berkomitmen tinggi, dalam mencapai upaya kesehatan yang bersifat
promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dengan manajemen yang
akuntable . Konsep layanan islami sebagai sarana dakwah, dengan
Sumber Daya Manusia yang berakhlakul Karimah dan peduli kaum
dhuafa
TUJUAN:Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan
menurunkan angka kesakitan dan kematian.
Motto:SAHABAT DISAAT SEHAT DAN SAKIT
KATA PENGANTAR
Dalam pelaksanaan akreditasi rumah sakit sangatlah diperlukan
berbagai dokumen rumah sakit. Dokumen tersebut dapat dalam bentuk
regulasi maupun sebagai bukti pelaksanaan kegiatan.Untuk dapat
terjadinya persamaan persepsi dalam penyusunan dokumen yang terkait
dengan pelaksaan akreditasi rumah sakit, maka disusunlah Panduan
Penulisan Dokumen Rumah sakit ini.
Dengan adanya panduan ini, diharapkan dapat membantu rumah sakit
menyiapkan dokumen yang merupakan bagian yang cukup penting dari
proses akreditasi rumah sakit. Pada dasarnya, dokumen akreditasi
terdiri dari 2 jenis, yaitu :
1. Regulasi yang terdiri dari kebijakan, pedoman/panduan,
prosedur dan program.
2. Bukti pelaksanaan kegiatan.
Semoga Pedoman penulisan Dokumen Rumah Sakit ini dapat
bermanfaat bagi rumah sakit dan pihak-pihak lainnya yang terkait
dengan penyelenggraan akreditasi rumah sakit.
Akhirnya saran dan koreksi demi perbaikan panduan ini sangat
kami harapkan.
Terima kasihPenulis.
DAFTAR ISI :Cover
.......................................................................................................................1
VISI MISI RS
........................................................................................................2
KATA PENGANTAR
..........................................................................................3
Daftar Isi4
Bab I PENDAHULUAN.5
BAB II DOKUMEN AKREDITASI.6
BAB III KEBIJAKAN DAN PEDOMAN/PANDUAN.7
BAB IV PROSEDUR.10
BAB V PROGRAM..18
BAB VI PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL21
BAB VII PENUTUP.32
BAB I PENDAHULUANAkreditasi RS merupakan upaya peningkatan mutu
pelayanan rumah sakit yang dilakukan dengan membangun sistem dan
budaya mutu. Melalui akreditasi RS diharapkan ada perbaikan sistem
di RS yang meliputi input, process dan product output (meliputi
output dan outcome).
Sebagai dasar dimulainya pembangunan sistem di rumah sakit,
diperlukan dokumen yang merupakan regulasi di RS. Regulasi ini
sebaiknya diatur dalam bentuk Panduan Tata Naskah Rumah Sakit, yang
akan menetapkan ada 2 jenis naskah di RS, yaitu yang merupakan
produk hukum (regulasi) dan yang bukan merupakan produk hukum
(surat dinas).
Di dalam Panduan Penyusunan Dokumen Akreditasi RS ini yang akan
dibahas hanyalah acuan untuk penyusunan regulasi. Hal ini menjadi
penting, karena selain sebagai panduan RS dalam menyusun dokumen,
RS juga menyiapkan dokumen yang terkait dengan aspek hukum. Dengan
telah diterbitkannya Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009, dan telah
berlaku efektif sejak tanggal 28 Oktober 2011, maka RS harus
mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya dalam aspek hukum. Aspek
hukum tersebut dalam kaitan kewajiban RS untuk memberikan bantuan
hukum kepada staf RS maupun karena harus bertanggung jawab secara
hukum sesuai ketentuan UU RS.
Pelaksanaan survei akreditasi RS versi 2012 yang dilakukan oleh
KARS akan lebih di titik beratkan pada implementasi di RS, yang
dilakukan dengan cara :
Wawancara kepada pasien dan atau keluarganya, serta kepada
Pimpinan RS dan atau staf RS.
On-site observasi terhadap kegiatan pelayanan, maupun untuk
melihat bukti secara fisik, baik berupa dokumen maupun fasilitas
rumah sakit.
Implementasi tersebut, tentunya harus didasarkan pada regulasi
yang telah ditetapkan oleh Pimpinan RS (Kepala/Direktur RS).
Berdasarkan hal tersebut diatas, untuk membantu RS dalam
menyusun dokumen akreditasi, yang juga dalam upaya membangun sistem
manajemen RS, maka Komisi Akreditasi Rumah Sakit memandang perlu
untuk membuat Panduan Penyusunan Dokumen Akreditasi RS ini.
Tujuan disusunnya Panduan Penyusunan Dokumen Akreditasi
adalah:
a. Tersedianya panduan bagi RS dalam penyusunan dokumen yang
berbentuk regulasi RS;
b. Tersedianya panduan bagi pembimbing dalam melakukan bimbingan
akreditasi;
c. Tersedianya panduan untuk pelatihan surveior akreditasi.
Sasaran dari buku Pedoman ini adalah pimpinan rumah sakit,
pembimbing dan surveior dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit.
Penulis
BAB II DOKUMEN AKREDITASIYang dimaksud dokumen akreditasi adalah
semua dokumen yang harus disiapkan RS dalam pelaksanaan akreditasi
RS. Dalam hal ini dokumen dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu
dokumen yang merupakan regulasi dan dokumen sebagai bukti
pelaksanaan kegiatan. Untuk dokumen yang merupakan regulasi, sangat
dianjurkan untuk dibuat dalam bentuk Panduan Tata Naskah Rumah
Sakit.
Dokumen regulasi di RS, dapat dibedakan menjadi:
1. Regulasi pelayanan RS, yang terdiri dari:
Kebijakan Pelayanan RS
Pedoman/Panduan Pelayanan RS
Standar Prosedur Operasional (SPO)
Rencana jangka panjang (Renstra, Rencana strategi bisnis, bisnis
plan, dll)
Rencana kerja tahunan (RKA, RBA atau lainnya)
2. Regulasi di unit kerja RS yang terdiri dari:
Kebijakan Pelayanan RS
Pedoman/Panduan Pelayanan RS
Standar Prosedur Operasional (SPO)
Program (Rencana kerja tahunan unit kerja)
Kebijakan dan pedoman dapat ditetapkan berdasarkan keputusan
atau peraturan Direktur sesuai dengan panduan tata naskah di masing
masing RS.
Dokumen sebagai bukti pelaksanaan, terdiri dari:
1. Bukti tertulis kegiatan/rekam kegiatan
2. Dokumen pendukung lainnya : misalnya Ijazah, sertifikat
pelatihan, serifikat perijinan, kaliberasi, dll.
Kebijakan, pedoman/panduan, dan prosedur merupakan kelompok
dokumen regulasi sebagai acuan untuk melaksanakan kegiatan, dimana
kebijakan merupakan regulasi yang tertinggi di RS, kemudian diikuti
dengan pedoman/panduan dan kemudian prosedur (SPO). Karena itu
untuk menyusun pedoman/panduan harus mengacu pada
kebijakan-kebijakan yang sudah dikeluarkan oleh RS, sedangkan untuk
menyusun SPO harus berdasarkan kebijakan dan pedoman/panduan.
Program kerja RS dimulai dengan rencana stratrejik (renstra)
untuk selama 5 tahun, yang dijabarkan dalam rencana kerja tahunan
(misalnya RKA, RBA atau lainnya). Program kerja termasuk dalam
regulasi karena memiliki sifat pengaturan dalam rencana kegiatan
beserta anggarannya. Oleh karena itu program kerja selalu dijadikan
acuan pada saat dilakukan evaluasi kinerja.
BAB III
KEBIJAKAN DAN PEDOMAN/PANDUAN3. .1
KEBIJAKANKebijakan RS adalah penetapan Direktur/Pimpinan RS pada
tataran strategis atau bersifat garis besar yang mengikat.Karena
kebijakan bersifat garis besar maka untuk penerapan kebijakan
tersebut perlu disusun pedoman/panduan dan prosedur sehingga ada
kejelasan langkah langkah untuk melaksanakan kebijakan tersebut.
Kebijakan ditetapkan dengan peraturan atau keputusan
Direktur/Pimpinan RS. Kebijakan dapat dituangkan dalam pasal-pasal
di dalam peraturan/keputusan tersebut, atau merupakan lampiran dari
peraturan/keputusan.
Contoh format dokumen untuk Kebijakan adalah format
peraturan/keputusan Direktur RS/Pimpinan RS sebagai berikut :
a. Pembukaan Judul : Peraturan/Keputusan Direktur RS tentang
Kebijakan pelayanan .........
Nomor : sesuai dengan nomor surat peraturan/keputusan di RS.
Jabatan pembuat peraturan/keputusan ditulis simetris, diletakkan
di tengah margin serta ditulis dengan huruf kapital.
Konsiderans.
1. Konsiderans Menimbang, memuat uraian singkat tentang
pokok-pokok pikiran yang menjadi latar belakang dan alasan
pembuatan peraturan/keputusan. Huruf awal kata menimbang ditulis
dengan huruf kapital diakhiri dengan tanda baca titik dua ( dan
diletakkan di bagian kiri;
2. Konsiderans Mengingat, yang memuat dasar kewenangan dan
peraturan perundang-undangan yang memerintahkan pembuatan
peraturan/keputusan tersebut. Peraturan perundang undangan yang
menjadi dasar hukum adalah peraturan yang tingkatannya sederajat
atau lebih tinggi. Konsiderans Mengingat diletakkan di bagian kiri
tegak lurus dengan kata menimbang.
b. Diktum
1. Diktum Memutuskan ditulis simetris di tengah, seluruhnya
dengan huruf kapital, serta diletakkan di tengah margin;2. Diktum
Menetapkan dicantumkan setelah kata memutuskan disejajarkan ke
bawah dengan kata menimbang dan mengingat, huruf awal kata
menetapkan ditulis dengan huruf kapital, dan diakhiri dengan tanda
baca titik dua;
3. Nama peraturan/keputusan sesuai dengan judul (kepala),
seluruhnya ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda
baca titik.
c. Batang TubuhA. Batang tubuh memuat semua substansi
peraturan/keputusan yang dirumuskan dalam 10diktum-diktum, misalnya
:
KESATU : KEDUA
: dst
B. Dicantumkan saat berlakunya peraturan/keputusan, perubahan,
pembatalan, pencabutan ketentuan, dan peraturan lainnya, dan
C. Materi kebijakan dapat dibuat sebagai lampiran
peraturan/keputusan, dan pada halaman terakhir ditandatangani oleh
pejabat yang menetapkan peraturan/keputusan.
d. Kaki
Kaki peraturan/keputusan merupakan bagian akhir substansi
peraturan/keputusan yang memuat penanda tangan penetapan
peraturan/keputusan, pengundangan peraturan/keputusan yang terdiri
atas tempat dan tanggal penetapan, nama jabatan, tanda tangan
pejabat, dan nama lengkap pejabat yang menandatangani.
e. Penandatanganan
Peraturan/Keputusan Direktur/Pimpinan RS ditandatangani oleh
Pimpinan RS.
f. Lampiran peraturan/keputusan :
Halaman pertama harus dicantumkan judul dan nomer
peraturan/keputusan.
Halaman terakhir harus ditandatangani oleh Direktur/Pimpinan RS
.
3.2 PEDOMAN/PANDUAN
Pedoman adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah
bagaimana sesuatu harus dilakukan, dengan demikian merupakan hal
pokok yang menjadi dasar untuk menentukan atau melaksanakan
kegiatan. Sedangkan panduan adalah merupakan petunjuk dalam
melakukan kegiatan. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa pedoman
mengatur beberapa hal, sedangkan panduan hanya meliputi 1 (satu)
kegiatan. Agar pedoman/panduan dapat dimplementasikan dengan baik
dan benar, diperlukan pengaturan melalui SPO.
Mengingat sangat bervariasinya bentuk dan isi pedoman/panduan
maka sulit untuk dibuat standar sistematikanya atau format bakunya.
Oleh karena itu RS dapat menyusun/membuat sistematika buku
pedoman/panduan sesuai kebutuhan. Namun, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan untuk dokumen pedoman/panduan ini yaitu :
Setiap pedoman/panduan harus dilengkapi dengan
peraturan/keputusan Direktur/Pimpinan RS untuk pemberlakukan
pedoman/panduan tersebut. Bila Direktur/Pimpinan RS diganti,
peraturan/keputusan Direktur/Pimpinan RS untuk pemberlakuan
pedoman/panduan tidak perlu diganti. Peraturan/Keputusan
Direktur/pimpinan RS diganti bila memang ada perubahan dalam
pedoman/panduan tersebut.
Setiap pedoman/panduan sebaiknya dilakukan evaluasi minimal
setiap 2-3 tahun sekali.
Bila Kementerian Kesehatan sudah menerbitkan pedoman/panduan
untuk suatu kegiatan/pelayanan tertentu maka RS dalam membuat
pedoman/panduan wajib mengacu pada pedoman/panduan yang diterbitkan
oleh Kementerian Kesehatan tersebut.
Walaupun format baku sistematika pedoman/panduan tidak
ditetapkan, namun ada sistematika yang lazim digunakan sebagai
berikut :
a. Format Pedoman Pengorganisasian Unit Kerja :
BAB I Pendahuluan
BAB II Gambaran Umum RS
BAB III Visi, Misi, Falsafah, Nilai dan Tujuan RS BAB IV
Struktur Organisasi RS
BAB V Struktur Organisasi Unit Kerja
BAB VI Uraian Jabatan
BAB VII Tata Hubungan Kerja
BAB VIII Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil
BAB IX Kegiatan Orientasi BAB X Pertemuan/rapat BAB XI
Pelaporan
1. Laporan Harian
2. Laporan Bulanan
3. Laporan Tahunan
b. Format Pedoman Pelayanan Unit Kerja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar BelakangB. Tujuan PedomanC. Ruang
Lingkup Pelayanan
D. Batasan OperasionalE. Landasan Hukum
BAB II STANDAR KETENAGAANA. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
B. Distribusi Ketenagaan
C. Pengaturan Jaga
BAB III STANDAR FASILITAS A. Denah Ruang
B. Standar FasilitasBAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN BAB V
LOGISTIKBAB VI KESELAMATAN PASIEN BAB VII KESELAMATAN KERJA BAB
VIII PENGENDALIAN MUTU BAB IX PENUTUP
c. Format Panduan Pelayanan RSBAB I DEFINISIBAB II RUANG LINGKUP
BAB III TATA LAKSANA BAB IV DOKUMENTASI
Sistematika panduan pelayanan RS tersebut diatas bukanlah baku
tergantung dari materi/isi panduan. Pedoman/panduan yang harus
dibuat adalah pedoman/panduan minimal yang harus ada di RS yang di
persyaratkan sebagai regulasi yang diminta dalam elemen
penilaian.
Bagi rumah sakit yang telah menggunakan e-file tetap harus
mempunyai hard copy pedoman/panduan yang dikelola oleh Tim
Akreditasi Rumah Sakit atau bagian Sekretariat RS, sedangkan di
unit kerja bisa dengan melihat di intranet rumah sakit.
BAB IV PROSEDUR4.1 BEBERAPA ISTILAH PROSEDUR YANG SERING
DIGUNAKAN YAITU :
Standard Operating Procedure (SOP), istilah ini lazim digunakan
namun bukan merupakan istilah baku di Indonesia.
Standar Prosedur Operasional (SPO), istilah ini digunakan di
Undang- undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran dan
Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.
Prosedur tetap (Protap)
Prosedur kerja
Prosedur tindakan
Prosedur penatalaksanaan
Petunjuk teknis.
Walaupun banyak istilah, namun istilah digunakan adalah SPO
karena sesuai dengan yang tercantum di dalam undang-undang. Oleh
karena itu untuk selanjutnya istilah yang digunakan di buku panduan
ini adalah SPO.
4.2. PENGERTIAN
Yang dimaksud dengan SPO adalah : Suatu perangkat instruksi/
langkah-langkah yang dibakukan untuk menyelesaikan proses kerja
rutin tertentu.
4.3. TUJUAN PENYUSUNAN SPO
Agar berbagai proses kerja rutin terlaksana dengan efisien,
efektif, konsisten/ seragam dan aman, dalam rangka meningkatkan
mutu pelayanan melalui pemenuhan standar yang berlaku.
4.4. MANFAAT SPO
Memenuhi persyaratan standar pelayanan RS/Akreditasi RS.
Mendokumentasi langkah-langkah kegiatan.
4.5. FORMAT SPO
1. Format SPO sesuai dengan lampiran Surat Edaran Direktur
Pelayanan Medik Spesialistik nomer YM.00.02.2.2.837 tertanggal 1
Juni 2001, perihal bentuk SPO.
2. Format mulai diberlakukan 1 Januari 2002.
3. Format merupakan format minimal, format ini dapat diberi
tambahan materi misalnya nama penyusun SPO, unit yang memeriksa
SPO, dll, namun tidak boleh mengurangi item- item yang ada di SPO
.4. Format SPO sebagai berikut :
RUMAH SAKIT ISLAM PKU MUHAMMADIYAH ROGOJAMPIJUDUL SPO
No. DokumenNo. RevisiHalaman
Standar Prosedur OperasionalTanggal terbitDitetapkan : Direktur
RS
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
Penjelasan :Penulisan SPO yang harus tetap di dalam tabel/ kotak
adalah : nama RS dan logo, judul SPO, SPO, no dokumen, no revisi,
tanggal terbit dan tanda tangan Direktur RS, sedangkan untuk
pengertian, tujuan, kebijakan, prosedur dan unit terkait boleh
tidak diberi kotak/tabel.
4.6. Petunjuk Pengisian SPOKotak Heading: masing-masing kotak
(Rumah Sakit, Judul SPO, No. dokumen, No. Revisi, Halaman, Prosedur
Tetap, Tanggal terbit, Ditetapkan Direktur) diisi sebagai berikut
:
1. Heading dan kotaknya dicetak pada setiap halaman. Pada
halaman pertama kotak heading harus lengkap, untuk halaman-halaman
berikutnya kotak heading dapat hanya memuat : Kotak Nama RS, Judul
SPO, No. Dokumen, No. Revisi dan Halaman.2. Kotak RS diberi nama RS
dan logo RS (bila RS sudah mempunyai logo).
3. Judul SPO : diberi judul/nama SPO sesuai proses kerjanya.4.
No. Dokumen : diisi sesuai dengan ketentuan penomoran yang berlaku
di RS yang bersangkutan, yang dibuat sistematis agar ada
keseragaman.5. No. Revisi : diisi dengan status revisi, dianjurkan
menggunakan huruf. Contoh : dokumen baru diberi huruf A, dokumen
revisi pertama diberi huruf B dan seterusnya. Tetapi dapat juga
dengan angka, misalnya untuk dokumen baru dapat diberi nomor 0,
sedangkan dokumen revisi pertama diberi nomor 1, dan seterusnya.6.
Halaman: diisi nomor halaman dengan mencantumkan juga total halaman
untuk SPO tersebut. Misalnya : halaman pertama: 1/5, halaman kedua:
2/5, halaman terakhir : 5/5.7. SPO diberi penamaan sesuai ketentuan
(istilah) yang digunakan RS, misalnya : SPO, prosedur, prosedur
tetap, petunjuk pelaksanaan, prosedur kerja dan sebagainya.8.
Tanggal terbit : diberi tanggal sesuai tanggal terbitnya atau
tanggal diberlakukannya SPO tersebut.9. Ditetapkan Direktur :
diberi tanda tangan Direktur dan nama jelasnya.
Isi SPO :
1. Pengertian: berisi penjelasan dan atau definisi tentang
istilah yang mungkin sulit dipahami atau menyebabkan salah
pengertian.
2. Tujuan: berisi tujuan pelaksanaan SPO secara spesifik. Kata
kunci : Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
...................................
3. Kebijakan: berisi kebijakan Direktur/Pimpinan RS yang menjadi
dasar dibuatnya SPO tsb. Dicantumkan kebijakan yang mendasari SPO
tersebut, kemudian diikuti dengan peraturan/keputusan dari
kebijakan terkait.
4. Prosedur: bagian ini merupakan bagian utama yang menguraikan
langkah-langkah kegiatan untuk menyelesaikan proses kerja
tertentu.
5. Unit terkait: berisi unit-unit yang terkait dan atau prosedur
terkait dalam proses kerja tersebut.
4.6. TATA CARA PENGELOLAAN SPOa. RS agar menetapkan siapa yang
mengelola SPO
b. Pengelola SPO harus mempunyai arsip seluruh SPO RS
c. Pengelola SPO agar membuat tata cara penyusunan, penomoran,
distribusi, penarikan, penyimpanan, evaluasi dan revisi SPO
4.7. TATA CARA PENYUSUNAN SPO
a. Hal-hal yang perlu diingat :
Siapa yang yang harus menulis atau menyusun SPO.
Bagaimana merencanakan dan mengembangkan SPO.
Bagaimana SPO dapat dikenali.
Bagaimana memperkenalkan SPO kepada pelaksana dan unit
terkait.
Bagaimana pengendalian SPO nya (nomor, revisi dan
distribusi).
b. Syarat penyusunan SPO :
Identifikasi kebutuhan yakni mengidentifikasi apakah kegiatan
yang dilakukan saat ini sudah ada SPO belum dan bila sudah ada agar
diidentifikasi, apakah SPO masih efektik atau tidak.
Perlu ditekankan bahwa SPO harus ditulis oleh mereka yang
melakukan pekerjaan tersebut atau oleh unit kerja tersebut, Tim
atau panitia yang ditunjuk oleh Direktur/Pimpinan RS hanya untuk
menganggapi dan mengkoreksi SPO tersebut. Hal tersebut sangatlah
penting, karena komitmen terhadap pelaksanaan SPO hanya diperoleh
dengan adanya keterlibatan pesonel/unit kerja dalam penyusunan
SPO.
SPO harus merupakan flow charting dari suatu kegiatan.
Pelaksana atau unit kerja agar mencatat proses kegiatan dan
membuat alurnya kemudian Tim/Panitia diminta memberikan tanggapan.
Didalam SPO harus dapat dikenali dengan jelas siapa melakukan apa,
dimana, kapan dan mengapa.
SPO jangan menggunakan kalimat majemuk. Subyek, predikat dan
obyek harus jelas.
SPO harus menggunakan kalimat perintah/instruksi dengan bahasa
yang dikenal pemakai.
SPO harus jelas ringkas dan mudah dilaksanakan. Untuk SPO
pelayanan pasien maka harus memperhatikan aspek keselamatan,
keamanan dan kenyamanan pasien. Untuk SPO profesi harus mengacu
kepada standar profesi, standar pelayanan, mengikuti perkembangan
IPTEK dan memperhatikan aspek keselamatan pasien.
c. Proses penyusunan SPO SPO disusun dengan menggunakan format
SPO sesuai dengan lampiran Surat Edaran Direktur Pelayanan Medik
Spesialistik nomer YM.00.02.2.2.837 tertanggal 1 Juni 2001, perihal
bentuk SPO. Penyusunan SPO dapat dikelola oleh suatu Tim dengan
mekanisme sebagai berikut :
1. Pelaksana atau unit kerja menyusun SPO dengan melibatkan unit
terkait.
2. SPO yang telah disusun oleh pelaksana atau unit kerja
disampaikan ke Tim/Panitia SPO.
3. Fungsi Tim/Panitia SPO :
Memberikan tanggapan, mengkoreksi dan memperbaiki terhadap SPO
yang telah disusun oleh pelaksana/unit kerja baik dari segi bahasa
maupun penulisan.
Sebagai koordinator dari SPO yang sudah dibuat oleh
masing-masing unit kerja sehingga tidak terjadi duplikasi
SPO/tumpang tindih SPO antar unit.
Melakukan cek ulang terhadap SPO-SPO yang akan di tanda tanagni
oleh Drektur RS
Peyusunan SPO dilakukan dengan mengidentifikasi kebutuhan SPO.
Untuk SPO pelayanan dan SPO admnistrasi, untuk melakukan
identifikasi kebutuhan SPO bisa dilakukan dengan menggambarkan
proses bisnis di unit kerja tersebut atau alur kegiatan dari kerja
yang dilakukan di unit tersebut. Sedangkan untuk SPO Profesi
identifikasi kebutuhan dilakukan dengan mengetahui pola penyakit
yang sering ditangani di unit kerja tersebut. Dari identifikasi
kebutuhan SPO maka di suatu unit kerja dapat diketahui berapa
banyak dan macam SPO yang harus dibuat/disusun. Untuk melakukan
identifikasi kebutuhan SPO dapat pula dilakukan dengan
memperhatikan elemen penilaian pada standar akreditasi rumah sakit,
minimal SPO-SPO apa saja yang harus ada. SPO yang dipersyaratkan di
elemen penilaian adalah SPO minimal yang harus ada di rumah sakit.
Sedangkan identifikasi SPO dengan menggambarkan terlebih dahulu
proses bisnis di unit kerja adalah seluruh SPO secara lengkap yang
harus ada di unit kerja tersebut. Mengingat SPO merupakan flow
charting dari proses kegiatan maka untuk memperoleh pengertian yang
jelas bagi subyek, penulisan SPO adalah dimulai dengan membuat flow
chart dari kegiatan yang dilaksanakan. Caranya adalah membuat
diagram kotak sederhana yang menggambarkan langkah penting dari
seluruh proses.
Contoh : diagram kotak untuk pembelian bahan yang digunakan di
RS.
Setelah dibuatkan diagram kotak maka diuraikan kegiatan di
masing- masing kotak dan dibuat alurnya.
Semua SPO harus ditandatangani oleh Direktur/Pimpinan RS. Untuk
SPO pelayanan dan SPO administrasi, sebagian memerlukan uji
coba
Agar SPO adapat dikenali oleh pelaksana maka perlu dilakukan
sosialisasi SPO-SPO tersebut dan bila SPO tersebut rumit maka untuk
melaksanakan SPO tersebut perlu dilakukan pelatihan.
d. Yang mempengaruhi keberhasilan penyusunan SPO
Ada komitmen dari pimpinan RS yang terlihat dengan adanya
dukungan fasilitas dan sumber daya lainnya
Ada fasilitator/petugas yang mempunyai kemampuan dan kemauan
untuk menyusun SPO, jadi ada aspek pekerjaan dan aspek
psikologis.
Ada target waktu yaitu ada target dan jadwal yang disusun dan
disepakati Adanya pemantauan dan pelaporan kemajuan penyusunan
SPO4.8 TATA CARA PENOMORAN SPO
1. Semua SPO harus diberi nomor
2. RS agar membuat kebijakan tentang pemberian nomor untuk
SPO.3. Pemberian nomor bisa mengikuti tata persuratan RS atau
ketentuan penomoran yang khusus untuk SPO (bisa menggunakan garis
miring atau dengan sistem digit). Pemberian nomor sebaiknya secara
sentral.4. Kode-kode yang dpergunakan untuk pemberian nomor :
Kode unit kerja : masing-masing unit kerja di RS mempunyai kode
sendri-sendiri, kode bisa berbentuk angka bisa juga bebentuk huruf.
Sebagai contoh Instalasi gawat darurat mempunyai kode 08 (bila kode
berbentuk angka) atau huruf : g (bila kode berbentuk huruf)Dengan
ketentuan menurut susunan struktur organisasi Rumah Sakit Islam PKU
Muhammadiyah Rogojampi:
a. Kotak Heading
1. Heading dicetak pada setiap halaman.
2. Kotak RS diberi nama RSI PKU MUHAMMADIYAH ROGOJAMPI ,dan
diberi logo RSI PKU Muhammadiyah Rogojampi.
3. Judul SPO : diberi judul sesuai proses kerjanya, misal :
KONSULTASI MEDIS, PERSIAPAN PASIEN OPERASI, dsb, ditulis dengan
huruf Kapital Bold dengan ukuran Font 14.
4. No.dokumen : sesuai dengan ketentuan penomoran RSI PKU
Muhammadiyah Rogojampi yaitu :
No.dokumen : Kode Unit kerja/Kode SPO/Nomor SPO/Bulan/Tahun
5. KODE UNIT KERJA :a) Kode unit kerja : masing-masing unit
kerja di RS mempunyai kode sendri-sendiri, kode bisa berbentuk
angka bisa juga bebentuk huruf. Sebagai contoh Instalasi gawat
darurat mempunyai kode 08 (bila kode berbentuk angka) atau huruf :
g (bila kode berbentuk huruf) Dengan ketentuan menurut susunan
struktur organisasi Rumah Sakit Islam PKU Muhammadiyah Rogojampi:
Nomor 01 : Kode SPO untuk Direktur
Nomor 02 : Kode SPO untuk Komite-Komite RS
2.1: Komite Medis
2.2: Komite Keperawatan
2.3: Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit
2.4: Komite PPI
dst
Nomor 3: Kode SPO Administrasi dan Keuangan
Nomor 3.1: Kode SPO Kepegawaian
Nomor 3.1.1: Kesekretariatan
Nomor 3.1.2: Diklat
Nomor 3.1.3: Bina Rohani
Nomor 3.2: Kode SPO Rekam Medis
Nomor 3.2.1: Pendaftaran
Nomor 3.2.2: BPJS
Nomor 3.3: Kode SPO Keuangan
Nomor 3.3.1: Kasir
Nomor 3.3.2: Perpajakan
Nomor 3.4: Kode SPO Umum
Nomor 3.4.1: Sarana dan prasarana
Nomor 3.4.2: K3 RS
Nomor 3.4.3: Security RS Nomor 3.4.4 : Cleaning service Nomor
3.4.5: Rumah tangga
Nomor 3.5: Kode SPO Logistik
Nomor 3.5.1: Pembelian
Nomor 3.5.2: Penerimaan
Nomor 3.5.3: Gudang
Nomor 3.5.4: Distribusi
Nomor 4 : Kode SPO Keperawatan
Nomor 4.1: Kode SPO Keperawatan UGD
Nomor 4.2: Kode SPO Rawat Jalan
Nomor 4.3: Kode SPO Rawat Inap
Nomor 4.3.1 : Ruang HCU
Nomor 4.3.2 : Ruang Perinatologi
Nomor 4.3.3 : Ruang VIP/I
Nomor 4.3.4 : Ruang Rawat II
Nomor 4.3.5 : Ruang Rawat III Dewasa
Nomor 4.3.6 : Ruang Rawat III Anak
Nomor 4.3.7 : Ruang Isolasi
Nomor 4.4: Kode SPO Kebidanan
Nomor 4.4: Kode SPO Kamar Operasi
Nomor 5 : Kode SPO Pelayanan Medis
Nomor 5.1: Kode SPO YANMED UGD
Nomor 5.2: Kode SPO YANMED Rawat Jalan
Nomor 5.3: Kode SPO Rawat Inap
Nomor 5.4: Kode SPO YANMED Kebidanan
Nomor 5.5: Kode SPO YANMED Kamar Operasi
Nomor 6 : Kode SPO Penunjang Medis
Nomor 6.1: Kode SPO Unit Farmasi
Nomor 6.2: Kode SPO Unit Laboratorium
Nomor 6.3: Kode SPO Unit Radiologi
Nomor 6.4: Kode SPO Unit Gizi
Nomor 6.5: Kode SPO Unit Rehabilitasi Medis
Nomor 6.6: Kode SPO Unit Sanitasi Rumah sakit
Nomor 6.7: Kode SPO Unit Linen laundry
Kode SPO : adalah didalam tata persuratan RS yang diberikan
untuk SPO, kode bisa berbentuk angka atau huruf. Sebagai contoh :
kode untuk SPO adalah 03 (bila kode berbentuk angka) atau c (bila
kode berbentuk huruf) Kode SPO di RSI PKU Muhammadiyah Rogojampi
mengacu pada 15 bab standar akreditasi RS 2012 sebagai berikut:
Nomer urut SPO adalah urutan nomer SPO di dalam unit kerja.
6. Revisi : merupakan status revisi, menggunakan angka, untuk
dokumen baru diberi angka 0, dokumen revisi pertama diberi angka 1,
dst.7. Halaman : diisi nomor halaman ybs dari total halaman, contoh
: halaman pertama : 1 dari 5, halaman kedua : 2 dari 5, halaman
terakhir : 5 dari 5.8. Standar Prosedur Operasional : ditulis
dengan huruf Kapital, ukuran Font 14. 9. Tanggal terbit : diberi
tanggal sesuai dengan SK direktur/terbitnya.10. Ditetapkan direktur
: diberi tanda tangan Direktur, namanya dan stempel RSI PKU
Muhammadiyah Rogojampi.
b. Penulisan heading tidak untuk Lembar SK., format kop untuk SK
sudah berupa header c. Footer dicetak pada semua bagian d. ISI SOP
:
1. pengertian : berisi penjelasan tentang istilah yang mungkin
sulit dipahami dan atau definisi operasional /batasan pengertian
atas judul.
2. Tujuan : berisi tujuan spesifik dari pelaksanaan SPO /judul
SPO, (ada benang merahnya)
3. Kebijakan : berisi kebijakan yang telah di SK kan oleh
direktur,
4. Prosedur : bagian ini merupakan bagian utama yang menguraikan
langkah-langkah kegiatan untuk menyelesaikan proses kerja tertentu,
dan staf / petugas yang berwenang. Dapat dicantumkan alat/
formulir/ fasilitas yang digunakan, waktu, frekwensi dalam proses
kerja tsb. Bila memungkinkan diuraikan secara lengkap unsur-unsur/
rinci/ detil ; SIAPA, APA, DIMANA, KAPAN dan BAGAIMAN
(who,what,where,how ),menggunakan kalimat perintah serta tidak
berupa kalimat mengambang yang perlu penjelasan atau SPO lagi.
Langkah-langkah ditulis dengan menggunakan no urut
(1,2,3........dst) dan uraian menggunakan tanda:-
5. Unit terkait : berisi unut-unit yang terkait dan atau
prosedur terkait dalam proses kerja tsb, Unit terkait ada, apabila
SPO tersebut mengatur tata kerja hubungan/kooordinasi dengan unit
lain, dan unit terkait tidak ada apabila SPO tersebut dikerjakan
oleh intern unit itu sendiri tanpa melibatkan unit kerja lain dalam
proses pelaksanaan.
Kode SPO : adalah didalam tata persuratan RS yang diberikan
untuk SPO, kode bisa berbentuk angka atau huruf. Sebagai contoh :
kode untuk SPO adalah 03 (bila kode berbentuk angka) atau c (bila
kode berbentuk huruf)Kode SPO di RSI PKU Muhammadiyah Rogojampi
mengacu pada 15 bab standar akreditasi RS 2012 sebagai berikut: 1.
Kode 01: APK (Akses ke Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan)2. Kode
02: HPK ( Hak Pasien dan Keluarga)
3. Kode 12: KPS( Kualifikasi dan Pendidikan Staf)
4. KOde 13: PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi) Nomer urut
SPO adalah urutan nomer SPO di dalam unit kerja.Contoh penomoran
SPO di Instalasi Gawat Darurat :08.03.15 (artinya SPO dari
Instalasi Gawat Darurat dengan nomer urut SPO = 15) atau g.c.15
(bila penomoran dengan huruf )Contoh penomoran SPO lainnya :
SPO yang khusus untuk satu unit, misalnya IGD :
...../IGD/bulan/tahun; Satu SPO dipergunakan oleh 2 unit yang
berbeda misalnya SPO rujukan pasien maka penomoran bisa sebagai
berikut : ...../IGD/Keperawatan/bulan/tahun
Satu SPO dipergunakan oleh 2 unit yang berbeda misalnya SPO
rujukan pasien maka penomoran bisa sebagai berikut :
...../IGD/Keperawatan/bulan/tahun
4.9 TATA CARA PENYIMPANAN SPOa. Yang dimaksud penyimpanan adalah
bagaimana SPO tersebut disimpan.b. SPO asli agar disimpan di
sekretariat Tim akreditasi RS atau Bagian sekretariat RS, sesuai
dengan kebijakan yang berlaku di RStersebut tentang tata cara
pengarsipan dokumen. Penyimpanan SPO yang asli harus rapi, sesuai
metode pengarsipan dokumen sehingga mudah dicari kembai bila
diperlukan.c. SPO foto copy ada di simpan di masing-masing unit
kerja dimana SPO tersebut dipergunakan. Bila SPO tersebut sudah
tidak berlaku lagi atau tidak dipergunakan lagi karena di revisi
atau hal lainnya maka unit kerja wajib mengembalikan SPO yang sudah
tidak berlaku tersebut ke sekretariat Tim Akreditasi/Bagian
sekretariat RS sehingga di unit kerja hanya ada SPO yang masih
berlaku saja. Sekretariat Tim Akreditasi/Bagian sekretariat RS
dapat memusnahkan foto copy SPO yang tidak berlaku tersebut, namun
untuk SPO nya yang asli agar tetap disimpan, dengan lama
penyimpanan sesuai ketentuan dalam pengarsipan dokumen di RS.d. SPO
di unit kerja harus harus diletakkan ditempat yang mudah dilihat,
mudah diambil dan mudah dibaca oleh pelaksana.e. Bagi rumah sakit
yang sudah menggunakan e-file maka penyimpanan SPO sebagai berikut
:
Setiap SPO harus di print-out dan disimpan sebagai SPO asli .
SPO di unit kerja tidak perlu hard copy, SPO bisa dilihat di
intranet di rumah sakit. Namun untuk SPO penanganan gawat darurat
tetap harus dibuatkan hard copynya.
4.10 TATA CARA PENDISTRIBUSIAN SPO
a. Yang dimaksud dengan distribusi adalah kegiatan atau usaha
menyampaikan SPO kepada unit kerja dan atau pelaksana yang
memerlukan SPO tersebut agar dapat sebagai panduan dalam
melaksanakan kegiatannya. Kegiatan ini dilakukan oleh Tim
Akreditasi RS atau Bagian sekretariat RS sesuai kebijakan RS dalam
pengendaian dokumen.b. Distribusi harus memakai buku ekspedisi dan
atau formulir tanda terimac. Distribusi SPO bisa hanya untuk unit
kerja tertentu tetapi bisa juga untuk seluruh unit kerja. Hal
tersebut tergantung jenis SPO tersebut, bila SPO tersebut merupakan
acuan untuk melakukan kegiatan di semua unit kerja maka SPO
ddistribusikan ke semua unit kerja. Namun bila SPO tersebut hanya
untuk unit kerja tertentu maka distribusi SPO hanya untuk unit
kerja tertentu tersebut dan unit terkait yang tertulis di SPO
tersebut.d. Bagi rumah sakit yang sudah menggunakan e-file maka
distribusi SPO bisa melalui intranet dan diatur kewenangan
otorisasi di setiap unit kerja, sehingga unit kerja dapat
mengetahui batas kewenangan dalam membuka SPO
4.11 TATA CARA EVALUASI
a. Evaluasi SPO dilaksanakan sesuai kebutuhan dan maksimal 3
tahun sekali.b. Evaluasi SPO dilakukan oleh masing-masing unit
kerja yang dipimpin oleh kepala unit kerja.c. Hasil evaluasi : SPO
masih tetap bisa dipergunakan atau SPO perlu diperbaiki/direvisi.
Perbaikan/revisi bisa isi SPO sebagaian atau seluruhnya.d.
Perbaikan/revisi perlu dilakukan bila :
Alur di SPO sudah tidak sesuai dengan keadaan yang ada
Adanya perkembagan IPTEK
Adanya perubahan organisasi atau kebijakan baru.
Adanya perubahan fasilitas
e. Pergantian direktur/pimpinan RS, bila SPO memang masih
sesuai/dipergunakan maka tidak perlu di revisi.
4.12 INSTRUKSI KERJA
Pada akreditasi RS tidak dikenal istilah instruksi kerja. Hal
ini sesuai dengan yang tercantum, baik pada Undang-undang 29 Tahun
2004 Tentang Praktik Kedokteran maupun Undang-undang Nomor 44 Tahun
2009 Tentang Rumah Sakit tentang penjelasan SPO. Pada akreditasi RS
instruksi kerja adalah SPO karena instruksi kerja juga merupakan
suatu perangkat instruksi/langkah-langkah yang dibakukan untuk
menyelesaikan proses kerja rutin tertentu.
BAB V PROGRAM5.1. PENGERTIAN PROGRAM
Ada banyak pengertian tentang PROGRAM sebagai berikut :
a. Menurut Collins Cobuild English Language Dictionary PROGRAM
adalah:
Rencana berskala besar dan terperinci yang dibuat untuk suatu
tujuan tertentu.
Sebuah rencana kegiatan atau pekerjaan yang akan dilaksanakan,
termasuk waktu kapan setiap kegiatan itu harus terjadi atau akan
dilaksanakan.
b. Menurut Longman PROGRAM adalah : Sebuah rencana yang baku
tentang rangkaian kegiatan, daftar tugas dan lain sebagainya.
c. Menurut American Heritage Dictionary PROGRAM adalah : Sebuah
prosedur untuk menyelesaiakan masalah (problem solving), termasuk
pengumpulan data, memprosesnya dan presentasi hasilnya.d. Menurut
Oxford Advanced Leaners Dictionary of Current English , program
adalah : Sebuah rencana tentang apa yang akan dikerjakan.
e. Buku Panduan Perencanaan Strategis dan pengukuran kinerjayang
dikeluarkan oleh Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi, yang
dimaksud program adalah : Penjabaran terperinci tentang strategi
dan langkah-langkah yang dipergunakan untuk mencapai tujuan
lembaga.
f. KesimpulanBerdasarkan beberapa pengertian tersebut diatas
maka dapat disimpulkan bahwa PROGRAM berisi rencana kegiatan yang
akan dilaksanakan yang disusun secara rinci yang dipergunakan untuk
mencapai tujuan lembaga/unit kerja..
5.2. KETENTUAN PROGRAM DI DALAM STANDAR AKREDITASI RS A. Tujuan
programUmum : Sebagai panduan dalam melaksanakan kegiatan unit
kerja sehingga tujuan program dapat tercapai.Khusus :
1. Adanya kejelasan langkah-langkah dalam melaksanakan
kegiatan.2. Adanya kejelasan siapa yang melaksanakan kegiatan dan
bagaimana melaksanakan kegiatan tersebut sehingga tujuan dapat
tercapai.
3. Adanya kejelasan sasaran, tujuan dan waktu pelaksanaan
kegiatan.
B. Sistematika/Format ProgramSistematika atau format program
sebagai berikut :
1. Pendahuluan
2. Latar belakang
3. Tujuan umum dan tujuan khusus
4. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
5. Cara melaksanakan legiatan
6. Sasaran7. Skedul (Jadwal) pelaksanaan kegiatan
8. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
9. Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan
Sistematika/format tersebut diatas adalah minimal, RS dapat
menambah sesuai kebutuhan, tetapi tidak diperbolehkan mengurangi.
Contoh penambahan : ditambah point untuk pembiayaan/anggaran.
C. PETUNJUK PENULISAN PendahuluanYang ditulis dalam pendahuluan
adalah hal-hal yang bersifat umum yang masih terkait dengan
program.
Latar belakang
Latar belakang adalah merupakan justifikasi atau alasan mengapa
program tersebut disusun. Sebaiknya dilengkapi dengan data-data
sehingga alasan diperlukan program tersebut dapat lebih kuat.
Tujuan umum dan tujuan khusus
Tujuan disini adalah merupakan tujuan program. Tujuan umum
adalah tujuan secara garis besarnya, sedangkan tujuan khusus adalah
tujuan secara rinci.
Kegiatan pokok dan rincian kegiatanKegiatan pokok dan rincian
kegiatan adalah langkah-langkah kegiatan yang harus dilakukan
sehingga tercapainya program tersebut. Karena itu antara tujuan dan
kegiatan harus berkaitan dan sejalan.
Cara melaksanakan kegiatan
Cara melaksanakan kegiatan adalah metode untuk melaksanakan
kegiatan pokok dan rincian kegiatan. Metode tersebut bisa antara
bisa dengan membentuk ti, melakukan rapat, melakukan audit, dan
lain-lain.
Sasaran
Sasaran program adalah target per tahun yang spesifik dan
terukur untuk mencapai tujuan-tujuan program Sasaran program
menunjukkan hasil antara yang diperlukan untuk merealisir tujuan
tertentu. Penyusunan sasaran program perlu memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
Sasaran yang baik memenuhi SMART yaitu :
1. Specific : sasaran harus menggambarkan hasil spesifik yang
diinginkan, bukan cara pencapaiannya. Sasaran harus memberikan arah
dan tolok ukur yang jelas sehingga dapat dijadikan landasan untuk
penyusunan strategi dan kegiatan yang spesifik pula.
2. Measurable : sasaran harus terukur dan dapat dipergunakan
untuk memastikan apa dan kapan pencapaiannya. Akuntabilitas harus
ditanamkan kedalam proses perencanaan. Oleh karenanya metodologi
untuk mengukur pencapaian sasaran (keberhasilan program) harus
ditetapkan sebelum kegiatan yang terkait dengan sasaran tersebut
dilaksanakan.
3. Aggressive but Attainable : Apabila sasaran harus dijadikan
standard keberhasilan, maka sasaran harus menantang, namun tidak
boleh mengandung target yang tidak layak. Umpamanya kita bisa
menetapkan sebagai suatu sasaran pengurangan kematian misalnya di
IGD hanya sampai ketingkat tertentu namun meniadakan kematian
merupakan hal yang tidak dapat dipastikan kelayakannya.
4. Result oriented : sedapat mungkin sasaran harus
menspesifikasikan hasil yang ingin dicapai. Misalnya : mengurangi
komplain pasien sebesar 50 %
5. Time bound : sasaran sebaiknya dapat dicapai dalam waktu yang
relatif pendek, mulai dari beberapa minggu sampai ke beberapa
bulan, sebaiknya kurang dari 1 tahun. Kalau ada program 5 (lima)
tahun dibuat sasaran antara. Sasaran akan lebih mudah dikelola dan
dapat lebih serasi dengan proses anggaran apabila dibuatnya sesuai
dengan batas-batas tahun anggaran di rumah sakit.
Seni didalam penentuan sasaran adalah menimbulkan tantangan yang
dapat dicapai. Sasaran yang terbaik adalah sasaran yang dapat
mendorong peningkatan kapasitas rumah sakit, namun dalam
batas-batas kelayakan. Sasaran yang baik itu tidak hanya akan
meningkatkan program dan jasa pelayanan yang dihasilkan, namun juga
menumbuhkan kebanggaan Dan rasa percaya diri pada para pelaksanya.
Sebaliknya penerapan target kinerja yang tidak mungkin dicapai akan
melemahkan motivasi, membunuh inisiatif dan menghambat daya inovasi
para karyawan.
Skedul (Jadwal) pelaksanaan kegiatan
Skedul atau jadwal adalah merupakan perencanaan waktu
melaksanakan langkah-langkah kegiatan program. Lama waktu
tergantung rencana program tersebut dilaksanakan. Untuk program
tahunan maka jadwal yang dibuat adalah jadwal untuk 1 tahun,
sedangkan untuk program 5 tahun maka jadwal yang harus dibuat
adalah jadwal 5 tahun. Skedul (jadwal) dapat dibuat time tabel
sebagai berikut :NONAMA KEGIATANBULANKET
123456789101112
Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporannya
Yang dimaksud dengan evaluasi pelaksanaan kegiatan adalah
evaluasi dari skedul (jadwal ) kegiatan. Skedul (jadwal) tersebut
akan dievaluasi setiap berapa bulan sekali (kurun waktu tertentu),
sehingga bila dari evaluasi diketahui ada pergeseran jadwal atau
penyimpangan jadwal maka dapat segera diperbaiki sehingga tidak
mengganggu program secara keseluruhan. Karena itu, yang ditulis
dalam kerangka acuan adalah kapan (setiap kurun waktu berapa lama)
evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan dan siapa yang
melakukan.
Yang dimaksud dengan pelaporannya adalah bagaimana membuat
laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan tersebut. Dan kapan laporan
tersebut harus dibuat. Jadi yang harus ditulis di dalam kerangka
acuan adalah cara atau bagaimana membuat laporan evaluasi dan kapan
laporan tersebut harus dibuat dan ditujukan kepada siapa. .
Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan
Pencatatan adalah catatan kegiatan, karena itu yang ditulis di
dalam kerangka acuan adalah bagaimana melakukan pencatatan kegiatan
atau membuat dokumentasi kegiatan
Pelaporan adalah bagaimana membuat laporan program dan kurun
waktu (kapan) laporan harus diserahkan sera kepada siapa saja
laporan tersebut harus ditujukan.
Evaluasi kegiatan adalah evaluasi pelaksanaan program secara
menyeluruh. Jadi yang ditulis di dalam krangka acuan bagaimana
melakukan evaluasi dan kapan evaluasi harus dilakukan.BAB VI
PEDOMAM PENYUSUNAN
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
I. DEFINISI
Standar Prosedur Operasional (SPO) adalah suatu perangkat
instruksi / langkah-langkah yang dibakukan untuk menyelesaikan
suatu proses kerja rutin tertentu.
II. TUJUAN
1. Umum
Agar bebagai proses kerja rutin terlaksana dengan efesien,
efektif, konsisten dan aman dalam rangka meningkatkan mutu
pelayanan melalui pemenuhan standar yang berlaku.
2. Khusus
a. Untuk menjaga konsistensi tingkat penampilan kinerja atau
kondisi tertentu dan keamanan petugas dan lingkungan dalam
melaksanakan sesuatu tugas/pekerjaan.
b. Sebagai acuan (check list) dalam melaksanakan kegiatan
tertentu bagi sesama pekerja, supervisor, surveior dsb.
c. Untuk menghindari kegagalan/kesalahan, (dengan demikian
menghindari/mengurangi konflik), keraguan, duplikasi serta
pemborosan dalam proses pelaksanaan kegiatan.
d. Merupakan parameter untuk menilai mutu pelayanan.
e. Untuk lebih menjamin penggunaan tenaga dan sumber daya secara
efesien dan efektif.
f. Untuk menjelaskan alur tugas, wewenang dan tanggung jawab
dari peyugas yang terkait.
g. Sebagai dokumen yang akan menjelaskan dan menilai pelaksanaan
proses kerja bila terjadi suatu kesalahan atau dugaan malpraktek
dan kesalahan administrasi lainnya, sehungga sifatnya melindungi
rumah sakit dan petugas.
h. Sebagai dokumen yang digunakan untuk pelatihan.
i. Sebagai dokumen sejarah bila telah dibuat revisi SPO yang
baru.
III. MANFAAT
1. SPO memberikan langkah-langkah yang benar dan terbaik untuk
melaksanakan berbagai kegiatan dan fungsi,
2. SPO merupakan konsensus bersama untuk jalan yang terbaik
dalam memberikan pelayanan.
3. SPO membantu mengurangi kesalahan dan pelayanan dibawah
standar dengan memberikan langkah-langkah yang diuji dan disetujui
dalam melaksanakan berbagai kegiatan.
IV. LANGKAH-LANGKAH DAN PRINSIP PENULISAN SPO
1. Tetapkan,telaah kebijakan yang mendasari suatu
prosedur/proses kerja2. Pertimbangkan prosedur merupakan suatu
prosedur menyeluruh atau terdiri dari kumpulan beberapa prosedur
yang lebih kecil3. SPO di buat, sedapatnya sebelum sesuatu proses
kerja baru dilaksanakan.4. Cari literatur dan informasi lain yang
terkait 5. Cari masukan dari staf/petugas /unit kerja terkait.6.
Prosedur tersebut bersifat wajib, dilaksanakan oleh unit terkait.7.
Tuliskan peralatan/fasilitas yang diperlukan.8. Untuk SPO
Medis/Keperawatan tulis indikasi dan kontra indikasi,garis bawahi
resiko-resiko, peringatan-peringatan/hal-hal yang perlu
diwaspadai.9. Langlah-langkah disusun berdasarkan logika dan
keilmuan untuk menyelesaikan proses kerja secara efektif, efisien
dan aman.10. Dapat ditambahkan bagan arus untuk
mempermudah/mempercepat pemahaman uraian langkah-langkah.11. Dibuat
sistem penomoran SPO yang terorganisir dan indenpenden.12. Gunakan
bahasa sehari-hari, istilah harus konsisten,susun kata-kata
sependek dan sesederhana mungkin dan memudahkan pemakaian, gunakan
bahasa yang aktif / perintah .13. Jelaskan bahan bacaan acuan yang
perlu dibaca termasuk SPO lain.14. SPO agar diuji coba, apa mudah
dipahami,mudah pemakaiannya oleh petugas terkait.15. Sesudah uji
coba, dapat dilakukan penyempurnaan bila diperlukan.16.
Sosilisasikan SPO.17. Revisi SPO dilakukan sesuai kebutuhan
perkembangan:ilmu ,informasi lain, perubahan tata hubungan kerja,
dan harus dikoordinasikan dengan unit terkait.18. Sebaiknya SPO
disusun oleh tim yang terdiri dari unit yang terkait.V. FORMAT
SPOFormat SPO Rumah Sakit Islam Islam PKU Muhammadiyah Rogojampi
menyesuikan dengan standar format SPO Bentuk Standar Prosedur
Operasional intern Rumah Sakit Islam Islam PKU Muhammadiyah
Rogojampi .Dengan ketentuan sebagai berikut:
Ukuran kertas : F4 Margins : Atas: 2 cm, Bawah : 3 cm, Kiri: 2
cm, kanan: 2 cm Header : pojok kanan atas moto RSI PKU Muhammadiyah
Rogojampi yaitu sahabat disaat sehat dan sakit, dengan hurus cetak
miring ukuran font 12
Footer : pojok kiri bawah ditulis SPO unit/tim. (Contoh format
terlampir) Font jenis times new roman
VI. PETUNJUK PENGISIAN SPO
Format memo internal
MEMO INTERNAL
Nomer
:
Dari:
Kepada Yth. : ....................................
...
Tembusan:
1.
Bag:2. ..........................................
......................
3. Arsip
Tanggal:
.......................
Assalaamualaikum Wr. Wb.
Isi memo........Wasalmualaikum Wr Wb.
.
Mengetahui,
..
()
Disposisi: Juknis pengisian memo internal :
Kop surat bertuliskan memo internal RSI ( Rumah Sakit Islam PKU
Muhammadiyah Rogojampi)
Nomor
: diisi dengan nomor urut memo internal/ MI. bag /bulan dengan
romawi/ tahun
Kepada yth : diisi kepada siapa memo interna di tujukan
Dari
: diisi dari siapa memo interna dibuat
Tanggal ditulis tanggal pengajuan memo interna
Tembusan : diisi tembusan memo interna diharapkan kesiapa saja,
selalu ada untuk arsip
Perihal
: diisi dengan maksud dari memo interna
Salam pembuka memo : diisi dengan assalamualaikum wr,wb
Isi memo : diisi dengan landasan dan harapan serta maksud
diajukan memo interna untuk mendapatkan apa
Penutup memo : diisi ucapan salam penutup wassalamualaikum.
Mengetahui : diisi dengan memo interna dibuat oleh siapa
Disposisi: diisi keterangan tindak lanjut secata instruksional
oleh pejabat tinggi atau direktur Rumah sakit Islam PKU
Muhammadiyah RogojampiVII. Format Evaluasi Program
EVALUASI PROGRAM KERJA BAGRSI PKU MUHAMMADIYAH ROGOJAMPI
NOKEGIATANKRITERIA PELAKSANAANEVALUASI REKOMENDASITINDAK
LANJUT
CATATAN :
......................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Rogojampi, Tanggal Hijriah
Tanggal Masehi
Juknis pengisian format evaluasi program
Bagian paling atas dituliskan program kerja bagian apa, RSI PKU
Muhammadiyah Rogojampi
Dibuat dengan pengisian table
Nomor : diisi point kegiatan
Kegiatan : diisi nama kegatan yang dilakukan
Kriteria pelaksanaan : diisi dengan langkah-langkah pelaksanaan
program yang telah ditentukan
Evaluasi : diisi dengan evaluasi pelaksanaan program
Rekomendasi : diisi rekomendasi dari atasan untuk melakukan
langkah selanjutnnya
Tindakn lanjut dari hasil evaluasi
Catatan diisi dengan hal-hal yang perlu diperhatikan untuk
keberhasilan kegiatan
Tanggal diisi tanggal dibuatnya
Mengetahui bagian yang membuat dan tertanda pengesahan dari
direktur
VIII. Format Undangan Rapat
Rogojampi, tanggal..Nomor:
Lampiran : -
Perihal : UNDANGAN
Kepada Yth :
Di .
Mengharap kehadiran Bapak dan saudara dalam pertemuan yang
dilaksanakan besuk pada :
Hari : .
Tanggal :
Waktu : Pkl. ..
Tempat: ..
Acara: ..
Catatan : .
Demikian untuk menjadikan perhatian dan disampaikan terima
kasih.
Kepala
..
Juknis pengisian format undangan
Kop surat bertuliskan RSI ( Rumah Sakit Islam PKU Muhammadiyah
Rogojampi) terdapat logo
Tanggal diisi dengan tanggal pembuatan surat undangan
Nomor : diisi dengan nomor surat undangan masing-masing
bagian
Lampiran diisi dengan jumlah lampiran dalam satu undangan, misal
satu berkas
Kepada diisi dengan kepada siapa surat undangan ditujukan,
missal bapak/ ibu/ saudara, dengan nama lengkap beserta gelar bila
ada
Di diisi dengan alamat orang yang dituju berada
Perihal diisi dengan maksud dari undangan untuk apa
Salam pembuka ditulis dengan ucapan assalamualaikum wr,wb
Isi dituliskan alasan dilakukan pengundangan
Hari diisi dengan hari pertemuan nyang diinginkan
Tanggal diisi dengan tanggal pelaksanaan pertemuan
Waktu diisi dengan pukul berapa pertemuan diharapkan
Tempat diisi dengan tempat diadakannya pertemuan
Acara diisi dengan acara yang direncanakan dalam undangan
Catatan berisi tentang penekanan terhadap kehadiran undangan
Penutup diisi dengan ucapan terima kasih dan wassalam
Pemohon undangan diisi dengan tanda tangan
IX. Format Absensi DAFTAR HADIR RAPAT KARYAWAN
BAGIAN.RSI PKU MUHAMMADIYAH ROGOJAMPI
Hari :
Tanggal:
Tempat:
Agenda:
NoNamaJabatanTanda tanganKeterangan
Mengetahui,
Pimmpinan Rapat,
..
Juknis penulisan daftar hadir rapat
Daftar hadir rapat karyawan bagian apa yang melakukan rapat RSI
PKU Muhammadiyah Rogojampi Hari diisi dengan hari diadakannya rapat
Tanggal diisi tanggal pelaksanaan rapat Tempat diisi dengan tempat
pelaksanaan rapat Agenda diisidengan agenda rapat untuk membahas
apa Nomer diisi poin nomer urut absensi Nama diisi dengan nama
peserta rapat Jabatan diisi jabatan peserta yang hadir Tanda tangan
diisi dengan tanda tangan peserta rapat Keterangan diisi dengan
keterangan bila ada bpeserta yang seharusnya hadir tidak bisa
hadir, dengan alasannya Mengetahui diisi dengan nama dan tanda
tangan pimpinan rapatX. Format Notulensi Rapat
Notulensi RapatBagian.RSI PKU Muhammadiyah Rogojampi
Hari / Tanggal: .,.
Waktu
:
Tempat
:
Peserta
:
NOMASALAHHASILP. JAWABRENCANA PELAKSANAANKETERANGAN
Pimpinan Rapat
Rogojampi,
Notulen
Juknis penulisan risalah rapat
Daftar hadir rapat karyawan bagian apa yang melakukan rapat RSI
PKU Muhammadiyah Rogojampi Hari diisi dengan hari duatnya risalah
rapat Tanggal diisi tanggal pembuatan risalah rapat Tempat diisi
dengan tempat pelaksanaan rapat Peserta diisi dengan jumlah peserta
yang hadir di rapat Nomor diisi dengan urutan poin yang mau di
bahas Masalah diisi dengan masal;ah-masalah yang mau dibahas dalam
rapat Hasil diisi dengan kesepakatan hasil rapat Penanggung jawab
diisi dengan penanggung jawab hasil kesepakatan Rencana pelaksanaan
diisi dengan kapan tindak lanjut hasil rapat diterapkan Keterangan
diisi tentang catatan khusus yang diharapkan oleh semua audien
rapat Kolom tempat dan tanggal penulisan risalah rapat Notulen
diisi dengan nama notulen dan tanda tangan Pimpinan rapat diisi
dengan nama pimpinan rapat dan tanda tanganI. Format Program
Kerja
PROGRAM KERJA BAG.. RSI PKU MUHAMMADIYAH ROGOJAMPI TAHUN
NOKEGIATANTARGETANGGARANSASARANWAKTU PELAKSANAANKET
KUALITASKUANTITAS123456789101112
Juknis penulisan Program Kerja
Program kerja bagian apa yang membuat program kerja RSI PKU
Muhammadiyah Rogojampi Nomor diisi dengan urutan poin Kegiatan
diisi dengan kegiatan yang diprogramkan Target diisi dengan
kuantitas dari jumlah kegiatan yang dilakukan dan kualitas dari
kegiatan Angaran diisin dengan jumlah dana yang dikeluarkan untuk
kegiatan Sasaran diisi dengan kepada siapa kegiatan itu ditujukan
Waktu diisi kapan waktu kegiatan itu dilakukan Penanda tanganan
bagian dan kepala bagian disertai juga dengan pemberian tanda
tangan
II. Format Kerangka Acuan Program
Dibuat Dengan Format Sebagai Berikut :
1. PENDAHULUAN
2. LATAR BELAKANG
3. TUJUAN UMUM DAN KHUSUS
4. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
5. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
6. SASARAN
7. SKEDUL ( JADWAL) PELAKSANAAN KEGIATAN
8. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORANNYA
9. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Juknis penulisan kerangka acuan program
Program kerja bagian apa yang membuat program kerja RSI PKU
Muhammadiyah Rogojampi Nomor diisi dengan urutan poin
Pendahuluan
Diisi dengan penahuluan kerangka program yang menjadi alas an
dibuatnya kerangka program
Latar Belakang
diisi dengan latar belang dibuatnya kerangka acuan program
Dituliskan tujuan umum dan khusus
Tujuan Umum Dan Khusus mengapa dibuat kerangka acuan program
Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan
Dituliskan tentang pokok dan rincian kegiatan yang akan
dilakukan sesuai dengan rencana yang akan dilakukan pada periode
satu tahun kedepan
Cara Melaksanakan Kegiatan
Dituliskan tentang cara dan strategiuntuk melakukan kegiatan
Sasaran : ditulis tentang kepada sasaran kegiatan di berikan
Skedul ( Jadwal) Pelaksanaan Kegiatan
Diisi dengan jadwal pelaksanaan kegiatan dengan matrik
Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Dan Pelaporannya
Dituliskan evaluasi tentang hasil pelaksanaan kegiatan dan bukti
pelaporannya
III. Format Surat Keputusan
Format Surat Keputusan Direktur Berisi :
SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RSI PKU MUHAMMADIYAH ROGOJAMPI
Nomor : .......................................
Tentang
..............................................................................................
Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Rogojampi setelah :
Menimbang :1.
2.
3.
4.Bahwa .............
Bahwa.
Bahwa.dst.
Bahwa untuk itu perlu ditetapkan .
Mengingat:1.
2.
3.
4.Keputusan
...
Memperhatikan:Tentang.
M E M U T U S K A N
Menetapkan:
Pertama:
Kedua:
Ketiga:
DITETAPKAN DI : ROGOJAMPI
PADA TANGGAL :
Tindasan disampaikan kepada Yth :
1. .
2. Unit terkait
DIREKTUR
RSI PKU MUHAMMADIYAH
ROGOJAMPI
..
NBM :
Juknis penulisan Surat Keputusan
Kop RSI PKU Muhammadiyah Rogojampi pada bagian paling atas
dengan format header Dengan setting senter dituliskan surat
keputusan tentang apa di RSI PKU Muhammadiyah Rogojampi Ucapan
bismillah menandakan surat keputusan dibuat dengan ummul kitab
dasar alquran sesuai dengan misi rumah sakit.
Pernyataan dari direktur setelah menimbang dari beberapa
ketetapan
Mengingat diisi dengan keputusan yang sudah dikeluarkan
Memperhatikan diisi dengan memperhatikan terhadap memo atau
surat keputusan yang pernah dibuat
Memutuskan dan menetapkan tentang maksud yang diinginkan
Ditetapkan dimana
Tanggal ditetapkan surat keputusan
Tembusan diisi dengan kearah siapa saja surat keputusan yang
dimaksud dan untuk arsip
Tertanda direktur dengan nama lengkap dan gelar serta nomer
induk dari ke Muhammadiyahan
Juknis penulisan Surat Keputusan
Kop RSI PKU Muhammadiyah Rogojampi pada bagian paling atas
dengan format header Risalah rapat ditulis risalah rapat bagian apa
Hari / Tanggalditulis hari dan pelaksanaan rapat Waktu pelaksanaan
rapat Tempat dilaksanakan rapat Jumlah peserta rapat Notulen rapat
ditulis nama terang dengan tanda tangan Pimpinan rapat dengan tanda
tanganBAB VII
PENUTUP
I. Kesimpulan
Pada prinsipnya dokumen akreditasi adalah TULIS YANG DIKERJAKAN
DAN KERJAKAN YANG DITULIS DAN BISA DIBUKTIKAN, namun pada
penerapannya tidaklah semudah itu. Penyusunan kebijakan,
pedoman/panduan, standar prosedur operasional dan program selain
diperlukan komitmen Direktur/Pimpinan RS juga perlu staf yang mampu
dan mau menyusun dokumen akreditasi tersebut. Dengan adanya Panduan
Penyusunan dokumen Akreditasi, diharapkan dapat membantu RS dalam
menyusun dokumen-dokumen yang terkait dengan akreditasi RS. Hal ini
dapat diambil kesimpulan bahwa perlunya keseragaman dalam penulisan
Format, dimaksudkan untuk lebih menata lagi sistem pendokumentasian
yang ada di Rumah Sakit Islam PKU Muhammadiyah Rogojampi.
II. Saran
Penulis merasa pedoman penulisan standar prosedur operasional
RSI PKU muhammadiyah Rogojampi ini sangat jauh dari sempurna maka
saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat diharapkan penulis
untuk perbaikan di belakang hari
.
************
PEMILIHAN PEMASOK
MENGKOMUNIKASIKAN PERSYARATAN
PENERIMAAN BARANG
PERIKSA BARANG
MENEMPATKAN DI GUDANG
RUMAH SAKIT ISLAM
PKU MUHAMMADIYAH ROGOJAMPI
Jalan Diponegoro No. 20 Telp / Fax 0333-631149 Rogojampi
Banyuwangi
Perihal :
.........................................................................................................
Mengetahui
Direktur
...............................................
Ketua Komite ..
...................................................
RUMAH SAKIT ISLAM
PKU MUHAMMADIYAH ROGOJAMPI
Jalan Diponegoro No. 20 Telp / Fax 0333-631149 Rogojampi
Banyuwangi
RUMAH SAKIT ISLAM
PKU MUHAMMADIYAH ROGOJAMPI
Jalan Diponegoro No. 20 Telp / Fax 0333-631149 Rogojampi
Banyuwangi
RUMAH SAKIT ISLAM
PKU MUHAMMADIYAH ROGOJAMPI
Jalan Diponegoro No. 20 Telp / Fax 0333-631149 Rogojampi
Banyuwangi
RUMAH SAKIT ISLAM
PKU MUHAMMADIYAH ROGOJAMPI
Jalan Diponegoro No. 20 Telp / Fax 0333-631149 Rogojampi
Banyuwangi
Mengetahui,
Kepala Bagian. ..
Rogojampi,..
Bag
RUMAH SAKIT ISLAM
PKU MUHAMMADIYAH ROGOJAMPI
Jalan Diponegoro No. 20 Telp / Fax 0333-631149 Rogojampi
Banyuwangi
PEDOMAN PENULISAN DOKUMEN AKREDITASI RUMAH SAKIT ISLAM PKU
MUHAMMADIYAH 2015
27