PAROTITIS EPIDEMIKA (Gondongan, Mumps) Dr. B. Gebyar Tri B., SpA
PAROTITIS EPIDEMIKA(Gondongan, Mumps)
Dr. B. Gebyar Tri B., SpA
Parotitis epidemika: Tujuan Pembelajaran
Menentukan definisi parotitis, mengetahui epidemiologi dan patogenesisnya
Memahami bahwa parotitis merupakan penyakit menular dan salah satu penyebab kesakitan anak di Indonesia
Melakukan anamnesis untuk mengidentifikasi faktor risiko dan gejala parotitis
Melakukan pemeriksaan fisik untuk mengenali tanda parotitis Menduga virus penyebab parotitis Menggunakan uji laboratorium yang tepat untuk diagnosis Memutuskan perawatan spesifik yang sesuai dan mendukung.
Epidemiologi
Tersebar di seluruh dunia Epidemi sepanjang tahun terutama musim
semi dan dingin, endemis di pedesaan Sebelum vaksinasi, insiden usia 5-9 thn Setelah vaksinasi bergeser usia muda Penyakit pada anak 5-10 thn (85% <15 thn,
jarang < 2 tahun) Kematian sangat jarang sekitar 1,4% karena
komplikasi ensefalitis
……….epidemiologi
Virus menyebar dari reservoir manusia melalui kontak langsung lewat droplet
Sumber infeksi: saliva atau benda tercemar saliva
Isolasi virus: 6-7 hari seselum sakit dan 9 hari setelah terjadi pembengkakan
Penularan: 24 jam sebelum sampai 3 hari setelah hilang pembengkakan
Definisi
Infeksi kelenjar ludah/parotis dan saraf akut menular Oleh Paramyxovirus Pembesaran kelenjar ludah (pembengkakan sel
epitel & penyumbatan saluran) Kadang ada degenerasi & nekrosis jaringan lemak di
pankreas dan nyeri Hipokrates: bengkak, nyeri pada telinga dan
pembesaran satu/dua testis
Paramikso virus
Oleh Johnson dan Goodpasture. Untaian RNA tunggal terdiri dari 7 gena mengkode 7
protein, terbungkus selaput lemak dan protein, ukuran 100-600 nm, panjang 15.000 nukleotida
Genus: Rubulavirus, subfamili Paramyxovirinae, famili Paramyxiviridae
Strain terdiri dari 10 genotipe: A-J, berbeda virulensi Sifat virus sitopatik, berhubungan dengan antigenik
Myxovirus Bisa diisolasi dari: saliva, LCS, darah, urin, otak,
dapat dikultur dari jaringan manusia dan kera
Patogenesis dan patologi
Multiplikasi di sal nafas lewat darah ke kelenjar ludah, jaringan lain yang rentan
Hipersensitivitas jaringan lokal oleh multipiklasi virus terjadi pembengkakan
Edema periduktal dan infiltrasi limfosit pada jaringan ikat
Kerusakan saluran: pembengkakan sel epitel, infiltrasi PMN, deskuamasi epitel lengkap, lumen melebar
………patogenesis
Pembengkakan sitoplasma sel epitel berisi badan inklusi basofilik, kerusakan pada asinus
Testis: edema, kerusakan fokal epitel, penutupan ektensif perivaskuler oleh limfosit, tanpa gangguan spermatogenesis (epitel germinal normal)
Manifestasi klinis
Masa inkubasi 14-24 hr (puncak hari 17-18), riwayat kontak 2-3 mgg sblmnya
Demam ringan - ↑, nyeri otot leher Pembengkakan kelenjar parotis unilateral → bilateral Nyeri daerah parotis (terutama bila makan/ minum yg
asam) & leher Anoreksia, disfagia, trismus Sakit kepala, muntah, malaise Pembesaran kelenjar submandibularis & sublingualis
……….manifestasi
25-30% penderita nyeri ketika mengunyah atau menelan, terutama menelan cairan asam (misalnya jus jeruk).
Kelenjar liur disentuh, timbul nyeri. Suhu naik sampai 38,9-40° Celsius Pembengkakan terjadi pada hari kedua: berbentuk
lonjong atau setengah lonjong Gejala lain yang mungkin ditemukan:
- nyeri testis - benjolan di testis - pembengkakan skrotum (kantung zakar).
KOMPLIKASI
Komplikasi bisa terjadi setelah masa pubertas, terjadi sebelum, selama maupun sesudah kelenjar liur membengkak, atau tanpa pembengkakan
Orkitis ; peradangan pada salah satu atau kedua testis (setelah sembuh testis mungkin akan menciut, jarang kerusakan permanen sehingga terjadi kemandulan)
Ovoritis : peradangan pada salah satu atau kedua indung telur ( nyeri perut ringan dan jarang mandul)
KOMPLIKASI
Ensefalitis atau meningitis (5-10%) : peradangan otak atau selaput otak (sakit kepala, kaku kuduk, mengantuk, koma atau kejang, kebanyakan akan sembuh total). 1 per 400-6.000 penderita mengalami kerusakan otak atau saraf permanen (tuli, lumpuh otot wajah).
Pankreatitis pada akhir minggu (mual dan muntah, nyeri perut, menghilang dalam 1 minggu, sembuh total).
Peradangan ginjal (air kemih kental dan jumlah banyak) Peradangan sendi (satu atau beberapa) Miokarditis Mastitis Trombositopenia purpura
Diagnosis
Pemeriksaan fisik dan manifestasi klinis Faktor yang harus diperhatikan:
– Riwayat kontak 2-3 minggu sebelumnya– Pembengkakan parotis dan keterlibatan kelenjar lain– Tanda meningitis aseptik
Laboratorium rutin: tidak spesifik menunjukkan leukopeni dengan limfositosis relatif
Bisa peningkatan CRP Serologi: CF, HI, ELISA dan virus neutralisation
Isolasi virus Uji kulit kurang dapat diandalkan Amilase serum meningkat pada 70% kasus PCR lebih sensitif dari ELISA
Diff Diagnosa
Paorotitis supurativa Radang kelenjar limfe leher Sumbatan/kalkulus saluran kelenjar ludah Limfadenopati akibat radang di mulut &
sekitarnya
Komplikasi
Ketulian unilateral dimulai dari tinitus, ataksia dan muntah (1 per 15.000 kasus)
Neurologis: mielitis, neuritis saraf fasialis, komplikasi lain akibat ensefalitis
Diabetes: patogenesis belum jelas Hepatitis: masih sulit dibuktikan Jarang: Trombositopenia, anemia hemolitik,
artritis, tiroiditis
Penatalaksanaan
Istirahat Intake makanan & cairan cukup disesuaikan
Analgetika-antipiretika (k/p)
- Metampiron : >6 th → 250-500mg/x, max
2g/hr
- Paracetamol 10-15 mg/kgBB/hr
…….penatalaksanaan
Karena terdapat gangguan menelan/mengunyahn (makanan lunak dan hindari minuman asam yg menimbulkan nyeri).
Daerah pipi/leher dikompres bergantian panas dan dingin.
Aspirin tidak boleh diberikan (sindroma Reye). Pembengkakan testis (tirah baring untuk mengurangi
nyeri), bisa dikompres dengan es batu. Mual dan muntah akibat pankreatitis, bisa diberikan
cairan melalui infus.
PENCEGAHAN
Antivirus tidak ada, efikasi imunoglobulin masih diperdebatkan
Vaksin gondongan biasanya terdapat dalam bentuk kombinasi dengan campak dan rubella (MMR), yang disuntikkan melalui otot paha atau lengan atas (> 15 bulan).