1 TEKNOLOGI ALAT PENGERING SURYA UNTUK HASIL PERTANIAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR BERPENUTUP MIRING Egi Yuliora 1 , Maksi Ginting 2 , Salomo Sinuraya 2 [email protected]1 Mahasiswa Program S-1 Fisika FMIPA-Universitas Riau 2 Dosen Jurusan Fisika-FMIPA- Universitas Riau Jurusan Fisika-Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya Pekanbaru, 28293, Indonesia. Abstract A solar drier instrument has been succesfully made with the main component from solar collector modification. The instrument can be applied to dry agricultural produces, such as cassava and banana. In order to test the instrument , the cassava was cut transversally and the banana was cut ovally with the same thickness of 2 mm. The main collector of this instrument is namely a inclined cover collector, that connected to drier room. Hot air from the main collected moved to the drier room accelerated by a ventil ator on top of the drier room. Drying process was accured between 9 am to 3 pm with a one hour interval time. The experiment data show that at empty drier room resulted the lowest temperature was 43 o C ( 9 am ) at tray 1, and the highest temperature was 50,5 o C ( 12 am ) at tray 2. The main of cassava in the drier room after 4 days was 219,5 g , with water content of 2,73 %, and for the tray outside the drie r room had mass of 241,83 g, with water content 5,9 % ( from 500 g of mass material ). The main of banana in the drie room after 3 days was 144,66 g, with water content of 5,75 %, and for the tray outside the drier room had mass of 159,83 g, with water content 8,12 % ( from 500 g of mass material ) . Keywords: Solar drier, collector, ventilator. Abstrak Telah dapat dibuat alat pengering surya untuk hasil pertanian seperti singkong dan pisang. Pada penelitian ini singkong tersebut diiris membujur dan pisang diiris melintang dengan ketebalan sama, yaitu 2 mm. Pada alat ini sebagai pengumpul utama panasnya adalah kolektor berpenutup miring yang di hubungkan ke ruang pengering. Udara panas di kolektor bergerak ke ruang pengering dan dipercepat oleh ventilator yang ada di at as ruang pengering. Met ode pengeringan dilakukan mulai pukul 08.00 WIB hingga 15.00 W IB dalam selang waktu satu jam, untuk ruang pengering dalam keadaan kosong dan berisi bahan. Hasil penelitian pada saat ruang peng ering kosong suhu terendah 43 o C terjadi p ada dulang No.1, pada pukul 09.00 WIB dan tertinggi 50,5 o C pada dulang No.2, pada pukul 1 2.00 WIB. Massa bahan di dalam ruang untuk dulang tetap berada di dalam ruang pengering pada malam hari (bahan singkong) setelah 4 (empat) hari pengamatan adalah 219,5 g dengan kandungan air 2,73 % dan di luar ruang p engering berma ssa 24 1,83 g dengan kandungan air 5,9 % (dari 500 g bahan yang dikeringkan). Massa bahan di dalam ru ang untu k semua dulang dimasukkan ke dalam rumah pada malam hari (bahan pisang) setelah 3 (tiga) hari pengamatan adalah 144,66 g dengan kandungan air 5,75 % dan di luar ruang pengering bermassa 159,83 g dengan kandungan air 8,12 % (dari 500 gr bahan yang dikeringkan).
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
1 Mahasiswa Program S-1 Fisika FMIPA-Universitas Riau2 Dosen Jurusan Fisika-FMIPA- Universitas Riau
Jurusan Fisika-Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau
Kampus Binawidya Pekanbaru, 28293, Indonesia.
Abstract
A solar drier instrument has been succesfully made with the main component from
solar collector modification. The instrument can be applied to dry agricultural produces,
such as cassava and banana. In order to test the instrument , the cassava was cut
transversally and the banana was cut ovally with the same thickness of 2 mm. The main
collector of this instrument is namely a inclined cover collector, that connected to drier room.
Hot air from the main collected moved to the drier room accelerated by a ventilator on top of
the drier room. Drying process was accured between 9 am to 3 pm with a one hour interval
time. The experiment data show that at empty drier room resulted the lowest temperature was
43oC ( 9 am ) at tray 1, and the highest temperature was 50,5
oC ( 12 am ) at tray 2. The
main of cassava in the drier room after 4 days was 219,5 g , with water content of 2,73 %,
and for the tray outside the drier room had mass of 241,83 g, with water content 5,9 % ( from
500 g of mass material ). The main of banana in the drie room after 3 days was 144,66 g,
with water content of 5,75 %, and for the tray outside the drier room had mass of 159,83 g,with water content 8,12 % ( from 500 g of mass material )
.
Keywords: Solar drier, collector, ventilator.
Abstrak
Telah dapat dibuat alat pengering surya untuk hasil pertanian seperti singkong dan
pisang. Pada penelitian ini singkong tersebut diiris membujur dan pisang diiris melintang
dengan ketebalan sama, yaitu 2 mm. Pada alat ini sebagai pengumpul utama panasnya
adalah kolektor berpenutup miring yang di hubungkan ke ruang pengering. Udara panas di
kolektor bergerak ke ruang pengering dan dipercepat oleh ventilator yang ada di atas ruang
pengering. Metode pengeringan dilakukan mulai pukul 08.00 WIB hingga 15.00 WIB dalam selang waktu satu jam, untuk ruang pengering dalam keadaan kosong dan berisi bahan.
Hasil penelitian pada saat ruang pengering kosong suhu terendah 43 oC terjadi pada dulang
No.1, pada pukul 09.00 WIB dan tertinggi 50,5oC pada dulang No.2, pada pukul 12.00 WIB.
Massa bahan di dalam ruang untuk dulang tetap berada di dalam ruang pengering pada
malam hari (bahan singkong) setelah 4 (empat) hari pengamatan adalah 219,5 g dengan
kandungan air 2,73 % dan di luar ruang pengering bermassa 241,83 g dengan kandungan
air 5,9 % (dari 500 g bahan yang dikeringkan). Massa bahan di dalam ruang untuk semua
dulang dimasukkan ke dalam rumah pada malam hari (bahan pisang) setelah 3 (tiga) hari
pengamatan adalah 144,66 g dengan kandungan air 5,75 % dan di luar ruang pengering
bermassa 159,83 g dengan kandungan air 8,12 % (dari 500 gr bahan yang dikeringkan).